REVITALISASI BUDAYA LOKAL KOTA KUDUS DALAM PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI SEKOLAH DASAR Mutohhar1), Imaniar Purbasari2), Nur Fajrie3) 1 Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Muria Kudus 2 PGSD FKIP Universitas Muria Kudus
[email protected] 3 PGSD FKIP Universitas Muria Kudus
[email protected] Abstrak Perwujudan budaya lokal terdapat pada tradisi, religi, sosial, teknologi dan seni. Penelitian ini bertujuan memberikan model pelestarian budaya melalui dunia pendidikan untuk mengembangkan visualisasi yang baru terhadap karakter-karakter budaya lokal di Kudus dengan cara melakukan kajian ilmu pengetahuan dan seni, melalui rekonstruksi serta melakukan visualisasi ulang terhadap karakter budaya lokal dengan gaya visual dan cerita yang baru agar bisa diterima khususnya oleh siswa-siswa di Sekolah Dasar. Jenis metode penelitian ini yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development atau R&D). Hasil yang dikembangkan dalam pengembangan bahan ajar terdiri dari: (1) Kajian tentang kondisi, persepsi dan kebutuhan bahan ajar berupa cerita bergambar budaya lokal Kudus; (2) Kajian hasil pengembangan bahan ajar berupa cerita bergambar budaya lokal kota Kudus, dan (3) Kajian hasil uji coba produk.Selama proses pembelajaran budaya lokal Kudus, hasil penilaian sikap diambil dari kemampuan kognitif dan psikomotorik melalui keaktifan siswa dan hasil pengamatan siswa. Aspek kognitif yang dimiliki yaitu pengetahuan tentang cerita budaya lokal Kudus, mennganalisis cerita budaya lokal Kudus dari segi makna yang terkandung Kata Kunci : Budaya lokal, Bahan Ajar, Kota Kudus Abstract Embodiments of the local culture found in tradition, religious, social, technology and art. This study aims to provide a model of cultural preservation through education to develop new visualization of the characters in the Kudus local culture in a way to study science and art, through reconstruction and visualization on the character of the local culture with the visual style and a new story that acceptable, especially by students in elementary school. This type of research method used Research and Development (Research and Development or R & D). The results developed in the development of teaching materials consist of: (1) The study of the conditions, perceptions and needs of teaching materials in the form of a picture story of the Kudus local culture; (2) The study of the development of teaching materials in the form of a picture story of Kudus local culture, and (3) study the test results product. Kudus local cultural learning process, the result
of attitude assessment drawn from cognitive and psychomotor abilities through student activity and student observations. Cognitive Aspects held that knowledge of Kudus local culture stories, analized Kudus local culture tory in terms of the meaning contained Keywords: Local Cultures, Materials, Kudus I.
keberadaan budaya lokal mudah
PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan
dilupakan oleh generasi muda di
jaman, tradisi dan budaya lokal
Indonesia. Budaya dari luar negeri
yang pada awalnya dipegang teguh,
menjadi konsumsi publik yang
dipelihara
dijaga
dianut oleh para generasi muda
keberadaannya, kini hampir tinggal
umumnya pada tingkat pelajar.
cerita.
masyarakat
Setidaknya langkah awal untuk
memilih untuk mengedepankan dan
usaha mengenalkan budaya-budaya
daerahnya
daerahnya
sendiri
harus
sesungguhnya justru budaya daerah
diupayakan
dengan
konsep
atau budaya lokal yang sangat
penyampaian di bidang pendidikan
sesuai
yang mudah diterima oleh generasi
dan
Kebanyakan
sendiri
dengan
yang
kepribadian
bangsanya.
penerus.. Salah satu usaha untuk
Membahas budaya lokal,
melestarikan budaya lokal melalui
secara pengertian luas dikatakan
sumber
oleh Judistira (2008:113) bahwa
pendidikan yang harapannya dapat
budaya
hanya
memberikan pemahaman tentang
dan
hasil-hasil budaya setempat kepada
pernyataan rasa keindahan melalui
peserta didik. Keberlangsungan itu
kesenian belaka; tetapi termasuk
ditandai oleh pewarisan budaya
segala
dan karakter yang telah dimiliki
lokal
terungkap
dari
bentuk,
bukan bentuk
dan
cara-cara
belajar
bidang
berperilaku, bertindak, serta pola
masyarakat
pikiran
jauh
karena
itu,
yang
tampak
proses
pewarisan
Merebaknya
budaya
karakter
bangsa
bagi
generasi
mancanegara yang dikemas dengan
muda
dan
juga
proses
media
pengembangan
yang
dibelakang tersebut.
apa
berada
komunikasi
membuat
dan
dalam
bangsa.
pendidikan
Oleh adalah
budaya
budaya
dan
dan
karakter bangsa untuk peningkatan
perkembangan
kualitas kehidupan masyarakat dan
Dasar.
bangsa di masa mendatang.
Sekolah
Hubungan
Budaya lokal di Kota Kudus
peran
perkembangannya yang di dasari
diaplikasikan
perjuangan
Kurikulum
agama
antara
keberadaan budaya lokal dengan
terbentuk oleh sejarah asal usul dan
penyebaran
siswa
pendidikan dalam tahun
kurikulum. 2013
yang
islam di pulau Jawa. Perwujudan
selama
budaya lokal terdapat pada tradisi,
pendekatan
religi, sosial, teknologi dan seni.
mendekatkan sumber lingkungan
Dalam perkembangan budaya di
dalam aktivitas belajar kepada
Kota Kudus menjelma menjadi
siswa. Sebagai a plan for learning,
Kabupaten dagang dan industri.
kurikulum
Peninggalan-peninggalan
untuk dipelajari siswa serta harus
sejarah
ini
harus
mengacu
pada
scientific,
harus
artinya
direncanakan
dan benda cagar budaya yang
diletakkan
dalam
berhubungan dengan ajaran hindu-
pengalaman dan pengaruh yang
islam yang ada di pulau Jawa
ada
terdapat di Kota Kudus Salam
siswa.
dalam
(1977:5). Sumber materi belajar
segala
lingkungan
Pendidikan
sekitar
seperti
itulah dijadikan ciri khas yang
sasarannya
berbeda dengan daerah lain dan
mengandung banyak aspek dan
perlu
bahan
sifatnya sangat kompleks. Sebagai
mengenai
transformasi budaya, pendidikan
diangkat
menjadi
pembelajaran
yaitu
sifat
pengenalan budaya lokal Kudus
diartikan
terhadap generasi muda khususnya
pewarisan budaya dari generasi
siswa-siswa
satu ke generasi yang lain. Sebagai
Sekolah
Dasar.
sebagai
manusia.
kegiatan
Mengenalkan hasil-hasil budaya
proses
kepada peserta didik di ruang
pendidikan
lingkup bidang pendidikan juga
kegiatan
memerlukan strategi pembelajaran
sistematis dan sistemik terarah
yang sesuai berupa media dan
kepada terbentuknya kepribadian
metode
peserta didik (Tirtarahardja, 2005).
dengan
tingkat
pembentukan diartikan
pribadi,
suatu
kegiatan
sebagai yang
usaha
membantu kita untuk “melihat” di
pelestarian budaya lokal dalam
mana, bagaimana dan apa yang di
bidang
alami oleh pelaku cerita dari awal
Terkait
dengan
pendidikan,
disamping
peran kurikulum, tidak lepas juga
sampai
dari peran guru sebagai pelaku
kegiatan yang dia alami. Zaman
konsep dalam kurikulum untuk
dahulu
cerita
dapat
peserta didiknya. Dalam proses
secara
lisan.
Seiring
pendidikan,
perjalanannya,
guru
menjalankan
tidak
fungsi
alih
hanya ilmu
akhir
kejadian
atau
dituturkan dengan
cerita-cerita
dituangkan ke dalam tulisan yang
pngetahuan (transfer of knowledge)
kita
tapi
untuk
Sedangkan gambar (visual) dikenal
menanamkan nilai (value) serta
sebagai buatan manusia berupa
membangun karakter (Character
karya
Building)
mempunyai
juga
berfungsi
peserta
didik
berkelanjutan
secara dan
berkesinambungan. Untuk itu perlu
kenal
dengan
dua
karangan.
dimensi, kemiripan
yang dengan
suatu obyek biasanya obyeknya fisik atau manusia.
pengembangan bahan ajar yang
Media cerita bergambar
bertujuan mengaplikasikan budaya
dapat
lokal
dimana objek tersebut menjadi
Kudus dalam komponen
menirukan
suatu
pembelajaran melalui bahan ajar di
perilaku
Sekolah Dasar. Zulkarnaini (2009)
kegiatan atau kejadian. Menurut
menjelaskan bahan ajar merupakan
Sadiman
segala
media pembelajaran mempunyai
bentuk
bahan
yang
cerita
(2008:28)
digunakan membantu guru atau
karakteristik
instruktur
kemampuan
dalam
melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Apabila kita lihat kondisi
dalam
objek
rangsangan pendengaran,
yang
suatu
klasifikasi
dilihat
dari
membangkitkan indera
penglihatan, perabaan,
saat ini, media cerita dan gambar
pengecapan maupun penciuman
sudah menjadi bahan umum yang
atau sesuai dengan tingkat hirarki
menjangkau seluruh tingkatan usia,
belajar. Media pembelajaran cerita
tidak hanya anak-anak tetapi juga
bergambar berupa teks dan gambar
orang dewasa. Metode bercerita
membantu
menyampaikan
pembelajaran
untuk
siswa
di
Sekolah Dasar.
keefektifan produk tersebut. Dalam penelitian
Dengan dasar penjelasan
pengembangan
ini
menggunakan model prosedural
tersebut melatarbelakangi peneliti
yang
untuk merevitalisasi budaya lokal
yang
Kudus
menghasilkan produk bahan ajar
untuk
mengembangkan
bahan ajar di Sekolah Dasar. Penelitian
ini
memberikan
pelestarian
budaya melalui dunia pendidikan untuk mengembangkan visualisasi yang
baru
terhadap
karakter-
karakter budaya lokal di Kudus dengan cara melakukan kajian ilmu pengetahuan dan seni, rekonstruksi
serta
melalui
melakukan
visualisasi ulang terhadap karakter budaya lokal dengan gaya visual dan cerita yang baru agar bisa diterima khususnya oleh siswasiswa di Sekolah Dasar.
II.
Untuk
untuk
tahap
awal
penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan memperoleh lapangan
data
faktual
penelitian.
di
Alasannya
adalah permasalahan penelitian ini bersifat
holistik
kompleks,
(menyeluruh),
bermakna
dan
dinamis.Penelitian ini diterapkan pada guru kelas Sekolah Dasar di Kabupaten Kudus yang diharapkan dapat
mengaplikasikan
perencanaan
siswa
Jenis metode penelitian ini yang digunakan adalah metode dan
diikuti
pembelajaran
IPS
(Ilmu Pengetahuan Sosial) kepada
METODE
Penelitian
harus
tahapan
berupa media cerita bergambar.
bertujuan
model
mendeskripsikan
Pengembangan
(Research and Development atau
Sekolah
penelitian
Dasar.
pengembangan
Model yang
telah dikembangkan oleh peneliti, dengan tiga tahap yaitu : Tahap studi
pendahuluan,
tahap
pengembangan dan tahap validasi.
R&D). Penelitian Pengembangan (Research and Development atau R&D)
digunakan
peneliti
bermaksud menghasilkan produk tertentu,
sekaligus
menguji
III.
HASIL
PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Tahap pembahasan akan
Pada
tahap
hasil
disajikan hasil studi pendahuluan
pengembangan bahan ajar cerita
dan hasil pengembangan. Secara
bergambar budaya lokal Kudus
berurutan disajikan: (1) Kajian
melalui tahap perencanaan meliputi
tentang
studi lapangan di lokasi budaya
kondisi,
persepsi
dan
kebutuhan bahan ajar berupa cerita
Kabupaten
bergambar budaya lokal Kudus; (2)
dikumpulkan sumber rujukan untuk
Kajian hasil pengembangan bahan
pengembangan bahan ajar budaya
ajar
lokal
berupa
cerita
bergambar
Kudus.
Kudus.
budaya lokal kota Kudus, dan (3)
mengumpulkan data
Kajian hasil uji coba produk.
dan
Secara pelaksanaan
umum
kondisi
pembelajaran
Sekolah
Dasar
di
mempunyai
hambatan antara lain; (a) tidak adanya
acuan
atau
arahan
pembelajaran di Sekolah Dasar mengenai budaya lokal di Kota Kudus sebelumnya; (b) guru kelas Sekolah
Dasar
mempunyai
yang
latar
tidak belakang
sumber
budaya
dilapangan dibuatlah
ajar meliputi (a) pengelompokan jenis-jenis budaya lokal Kudus, (b) mengaitkan sumber lapangan dan sumber rujukan berupa literature dalam
materi bahan ajar,
(c)
menginterprestasi sumber bahan ajar, (d) membuat sinopsis bahan ajar, dan (e) membuat rancangan cerita bergambar. Perencanaan bentuk bahan
kota
ajar disusun berupa (1) pengenalan
kurang tersedianya
materi dan pemahaman materi, (b)
media pembelajaran berupa cerita
rancangan dasar gambar meliputi
bergambar
unsur-unsur desain, efek cerita
Kudus; (c)
budaya
lokal
Setelah
perencanaan peta kedudukan bahan
kemampuan dalam pembelajaran mengenai
rujukan
Selanjutnya
lokal
Kota
Kudus dan (d) Guru belum mampu
bergambar,
mengembangkan media, materi dan
tokoh,
evaluasi
penyesuaian kompetensi inti serta
pembelajaran
budaya lokal Kota Kudus.
untuk
(c)
kompetensi kepustakaan
latar belakang dan penyusunan
dan
dasar,
bahan
maupun
pedoman
penggunaan dalam pembelajaran di
dengan
Sekolah
(kontekstual);(c)
Dasar.
Untuk
tahap
kehidupan
sehari-hari membantu
pelaksanaan terdiri dari analisis
mengatasi kesulitan siswa dalam
kompetensi inti dan kompetensi
proses pembelajaran lingkungan
dasar, penyusunan jaringan materi
dan (e) memaknai hasil dari
dan penyusunan bahan ajar. Pada
pembelajaran
tahap ujicoba draft bahan ajar
Kudus.
menghasilkan dalam
berbagai
konsep
pembelajaran
yang
budaya
Selama
lokal
proses
pembelajaran
budaya
lokal
dilakukan di SD Demaan 3 Kudus
Kudus,
penilaian
sikap
meliputi
diambil
aspek
yang
(a)
mengidentifikasi
hasil dari
unsur-unsur budaya lokal Kudus
dilakukan oleh siswa SD Demaan
rupa melalui gambar dan teks cerita
3 Kudus yang meliputi aspek
menggunakan metode mendongeng
kemampuan
serta diskusi; (b) penguasaan bahan
psikomotorik melalui keaktifan
ajare dalam gambar dan teks cerita
siswa
dalam
siswa.
mengekspresikan
diri
kognitif
dan
hasil
Aspek
dan
pengamatan
kognitif
yang
pembelajaran budaya lokal Kudus;
dimiliki
(c) menentukan metode dan media
tentang
cerita
yang sesuai dengan karakteristik
Kudus,
mennganalisis
siswa
budaya lokal Kudus dari segi
Sekolah
kemampuan
Dasar;
siswa
(d)
melalui
kepekaan lingkungan.
yaitu
makna
budaya
yang
Kemampuan
pengetahuan lokal cerita
terkandung. tersebut
perlu
penguasaan
diimbangi dengan pemahaman
guru dalam pembelajaran budaya
tentang konsep dari unsur-unsur
lokal Kudus terletak pada: (a)
budaya dalam suatu cerita di alam
memotivasi
sekitarnya.
Sedangkan
siswa
untuk
merangsang pembelajaran budaya lokal Kudus dalam lingkungan sekitarnya; (b) menghubungkan pembelajaran budaya lokal Kudus
IV.
PENUTUP
Revitalisasi budaya lokal Kudus
dalam
DAFTAR PUSTAKA
pengembangan
bahan ajar di tingkat Sekolah
perencanaan yang meliputi studi
Abdullah, Taufik. 2010. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajahmada Press
lapangan, pengumpulan sumber
Judistira, K. Garna. 2008. Budaya
Dasar
terdiri dari (1)
rujukan,
perencanaan
kedudukan
bahan
ajar
tahap
peta
Sunda : Melintasi Waktu Menantang Masa Depan.
dan
Bandung : Lemlit Unpad.
perencanaan bentuk bahan ajar. Sedangkan terdiri
dari
tahap
pelaksanaan
(1)
penganalisis
kompetensi inti dan kompetensi dasar,
penyususna
jaringan
materi, penyusunan bahan ajar
Salam,
Solichin. 1977. Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam. Kudus: Penertbit Menara Kudus.
Tirtarahardja, Umar, S.L.LA Sulo.2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
budaya lokal Kudus. Pada tahap ujicoba kemampuan
meliputi kognitif
aspek dan
psikomotorik melalui keaktifan siswa dan hasil pengamatan siswa
Zulkarnaini. (2009). Teknik Penyusunan Bahan Ajar. (online). Tersedia : http://zulkarnainidiran. wordpress.com/2009/0 6/28/131/(09 September 2014).