KOLOID
26 April 2013
Linda Windia Sundarti
Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi, yang dilihat secara makroskopis tampak bersifat homogen namun secara mikroskopis tampak bersifat heterogen.
Larutan
Koloid homogen
heterogen
Suspensi
Contoh dari Koloid, Larutan dan Suspensi Larutan Larutan gula Larutan garam Larutan Cuka Spiritus Alkohol 70% Air Laut Bensin
Koloid Santan Asap Kabut Susu Agar-agar Tinta Awan Mentega Selai Sabun Sampo
Suspensi Air sungai yang keruh Campuran air dengan pasir Campuran kopi dengan air Campuran minyak dengan air
Sifat Koloid : • Sifatnya Heterogen namun terihat Homogen dari luar • Ukurannya antara 1 nm (10-9) sampai 100 nm (10-7) • Ada 2 fasa (padat, cair, atau gas) • Dapat disaring dengan penyaring ultra • Kurang stabil Sifat Larutan : • Sifatnya Homogen • Ukurannya kurang dari 1 nm (10 pangkat -9) • Hanya ada 1 fasa • Tidak dapat disaring • Sangat stabil Sifat Suspensi : • Sifatnya Heterogen • Ukurannya lebih besar dari 100 nm (10 pangkat -7) • Ada 2 fasa • Dapat disaring hanya dengan penyaring biasa • Tidak stabil
Linda Windia Sundarti
• Pada sistem koloid terdapat partikel yang berperan sebagai zat terdispersi (zat yang menyebar) dan zat pendispersi (medium pendispersi). • Kedua zat resebut bisa berupa gas, padat ,maupun cair.
8 Tipe Sistem Koloid
Linda Windia Sundarti
Sifat Sistem Koloid: 1. Efek Tyndall (Tyndall pada tahun 1869) ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar, Contoh: • sorot lampu mobil pada malam hari yang berkabut, • sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap atau berdebu • cahaya matahari yang masuk melalui celah kecil
Linda Windia Sundarti
2. Gerak Brown Yaitu gerak zig-zag partikel-partikel koloid (diamati dengan mikroskop ultra) akibat dari tumbukan antar partikel koloid. Adanya gerak Brown ini menyebabkan partikel koloid bersifat stabil. Semakin tinggi suhu, semakin cepat gerak Brown yang berlangsung.
3. Koagulasi Yaitu penggumpalan partikel-partikel koloid yang disebabkan beberapa faktor, yaitu adanya penambahan zat kimia, pengadukan atau muatan yang berlawanan. Contoh: penggumpalan lateks, pembuatan tahu dan yoghurt, penjernihan air sungai 4. Adsorpsi Yaitu penyerapan ion pada permukaan koloid sehingga koloid menjadi bermuatan. Partikel koloid dapat mengadsorpsi bukan hanya ion atau muatan listrik, tetapi juga zat lain yang bermuatan netral. Karena mempunyai permukaan yang luas, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar. Contoh: pewarnaan kain, pemutihan gula tebu, penjernihan air
Linda Windia Sundarti
Kestabilan Koloid (Liofil dan Liofob) : Liofob: • Memiliki kestabilan rendah • Liofob berasal dari bahasa Latin yang artinya menolak pelarut • Cenderung mudah mengendap. Liofil: • Memiliki kestabilan tinggi • Liofil menyukai pelarut • Tidak mudah mengendap Kedelai menjadi tempe (Kimia) Singkong menjadi tape (Kimia) Air membeku jadi es (Fisika)
Susu difermentasi menjadi keju (kimia)
Sifat Kimia: Nasi menjadi nasi basi (kimia)
Linda Windia Sundarti
Sifat Fisika/sifat fisis (Physical Property) : Sifat yang diperlihatkan sampel materi tanpa mengubah komposisinya. Contoh sifat fisis: warna,perubahan bentuk Perubahan Fisis: Beberapa sifat sampel berubah, namun komposisinya tidak berubah.Contoh: Bila air cair membeku menjadi air padat (es), namun tetap air tersebut terdiri dari 11,19% hidrogen dan 88.81% oksigen. Sifat Kimia (Chemical Property) : Kemampuan (atau ketidakmampuan) sampel suatu materi mengalami perubahan komposisi dalam kondisi yang ditentukan. Perubahan Kimia (Chemical Change) atau Reaksi Kimia: Satu atau beberapa jenis materi dikonversi menjadi jenis materi baru dengan komposisi berbeda. Perubahan Sifat fisika: hanya terjadi perubahan fisik, namun secara kimia tidak terjadi perubahan Perubahan Sifat Kimia: perubahan sifat kimia zat yang terkadang dibarengi dengan perubahan fisik
Linda Windia Sundarti