40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
BABIV HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian
1.
Hasil Tahap Putaran Pertama Pelaksanaan putaran pertama bertujuan untuk mengidentifikasi
berbagai jenis program tayangan, kriteria/ syarat pemilihan dan produksi program, penggunaan tekhnik dubbing dan subtitling dalam penayangan program dari luar dan penayangan ulang program yang dapat menjadikan program tayangan televisi bermanfaat dan menunjang penyelenggaraan program wajar sembilan tahun. Tujuan tersebut dicapai dengan jalan mengklasifikasi atau mengkategorisasikan semua jawaban yang berasal dari 51 orang responden untuk kuesioner terbuka yang disebarkan pada tahap pertama ini. Sebagai telah dijelaskan dalam bab III di atas, hasil klasifikasi terhadap jawaban kuesioner putaran kuesioner terstruktur
pertama menjadi
untuk putaran kedua. Daftar lengkap hasil
klasifikasi jawaban responden untuk kuesioner putaran pertama ini tercantum dalam Lampiran II yang merupakan wujud kuesioner putaran kedua. Secara ringkas hasil klasifikasi jawaban tersebut adalah sebagai berikut: a. Program TV yang bermanfaat untuk menunjang program wajar sembilan tahun adalah: (1)
Program pendidikan/ instruksional yang dapat menunjang,
102
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
melengkapi dan memperkaya materi pelajaran di sekolah (f = 27 atau 52,94% ). (2)
Program yang mendidik dan dapat mengembangkan watak dan kepribadian anak (f = 31
(3)
a tau 60,78% ).
Program yang dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (f=24 a tau 47% ).
(4)
Program yang mengandung pengetahuan umum dan dapat memperluas wawasan dan
cakrawala pengetahuan anak
(f = 38 atau 74,50% ). (5)
Program yang dapat mengembangkan imajinasi, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah (f = 12 atau 23,53% ).
(6)
Program yang dapat menumbuhkan
motivasi, semangat
dan budaya anak-anak untuk sekolah/belajar (f
= 10 atau
19,60% ). (7)
Program mengenai keterampilan praktis (f = 11 a tau 21,56% ).
(8)
Program yang memberi informasi tentang wajib belajar sembilan tahun (f
(9)
= 6 atau 11,76% ).
Program pengajaran bahasa (asing dan Indonesia) (f = 7 atau 13,72% ).
(10) Program yang berhubungan dengan pendidikankesehatan/ jasmani/ olah raga (f = 3 atau 5,88% ). (12) Program yang dinamis, mengandung petualangan (f = 1 a tau 1,96% ). b.
Program-program TV dari negara-negara lain, seperti Amerika Serikat, Jepang, Meksiko, Brasil, India dan lain-lain bila dikaitkan dengan pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, dapat dikatakan : (1)
Memperluas pengetahuan dan wawasan anak, mempengaruhi
103
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
perkembangan daya pikir anak, mempengaruhi perkembangan pribadi, tingkah laku dan watak anak, misalnya kejujuran, disiplin, kerja keras, kemandirian, persahabatan, gotong royong, menghargai orang tua dan sebagainya. Program-program dari luar tersebut harus diseleksi dengan ketat agar sesuai dengan kebudayaan, kepribadian
dan
norma-norma masyarakat dan bangsa Indonesia, sehingga dapat dicegah timbulnya dampak negatif dari program TV tersebut (f = 31 atau 60.78% ). (2)
Orang tua berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan pada anaknya yang sedang menonton televisi (f= 6 atau 11,76% ).
c.
Jenis program dari luar yang dapat menunjangpenyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun adalah: (1)
Program yang dapat mengembangkan
akal/ nalar I
kecerdasanl daya tangkap I pikir, kreativitas dan imajinasi anak (f=12 atau 23,52). (2)
Program yang dapat mengembangkan jiwa petualangan yang positif (f=3 a tau 5,88% ).
(3)
Program yang mengandung pendidikan keagamaan dan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (f=7 atau 13,72%).
(4)
Program yang merangsang kecintaan pada alam (lingkungan, tumbuh-tumbuhan dan binatang) (f= 7 a tau 13,72% ).
(5)
Program yang dapat memberi pengajaran dan pendalaman pelajaran di sekolah (f= 8 atau 15,68% ).
(6)
Program
yang
dapat
memperkaya
pengetahuan,
pengembangan konsep dan wawasan anak, seperti IPTEK,
104
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
lingkungan hidup, pengetahuan komputer, pengetahuan alam, satelit, kelautan dan sebagainya (f= 18 a tau 35,29% ). (7)
Program yang mengandung unsur pendidikan atau dapat mengembangkan watak dan kepribadian anak, seperti kejujuran, keberanian, percaya diri, kebaikan dan lain-lain (f=16 atau 31.37% ).
(8)
Program yang dapat memotivasi anak untuk belajar I sekolah (f=4 atau 7,84%).
d. Kriteria
yang perlu diperhatikan dalam
memilih
dan
menayangkan program televisi yang berasal dari negara lain adalah: (1)
Tidak bertentangan dengan falsafah, nilai dan norma-norma sosial dan keagamaan yang hidup di dalam masyarakat dan Pancasila, misalnya menampilkan sikap hormat pada orang tua, sopan santun, gotong royong dan tidak menampilkan sadisme, brutalisme, kehidupan seks secara bebas, kekerasan dan sebagainya (f=36 a tau 70,58% ).
(2)
Dapat memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman anak, misalnya IPTEK, pengetahuan populer, lingkungan hid up (f=ll atau 21,56% ).
(3) Dapat menumbuhkan jiwa petualangan yang positif (f=2 a tau 3,72). (4)
Mengandung unsur pendidikan, menunjang pembinaan moral dan watak serta kepribadian, seperti kejujuran, kerja keras, kebenaran, keadilan, kesederhanaan, jiwa patriotisme dan lain-lain.(f=17 a tau 33,33% ).
(5)
Dapat memotivasi anak untuk belajar I sekolah (f= 6 atau 11,76%).
105
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(6)
Sesuai dengan tingkat usia perkembangan anak (f= 4 atau 7,84%).
(7)
Sederhana, mudah dipahami, tidak menggurui, menghibur, menarik perhatian dan minat anak (f=ll atau 21,56% ).
(8)
Merangsang pertumbuhan imajinasi, kreativitas dan kecerdasan anak (f=4 atau 7,84% ).
e.
Agar dapat menunjang program wajar sembilan tahun, penayangan program yang berasal dari luar negeri sesudah memenuhi kriteria di atas, sebaikmya dilakukan dengan teknik
dubbing (dengan mengalih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia) dengan alasan: (1) Anak dapat memahami pesan yang disampaikan dengan lebih jelas terutama untuk program yang bukan berbahasa Inggris (f=25 a tau 49,0% ). (2) Tidak memecah perhatian anak (f= 14 a tau 27,45% ). (3) Bahasa Indonesia yang digunakan harus mengikuti kaidah yang benar, volume dan intonasi suara hendaknya sesuai dan menarik (f=3 atau 5,88% ). f.
Penayangan program televisi dari luar negeri lebih baik dilakukan dengan teknik subtitling (memberikan teks dalam bahasa Indonesia) daripada teknik dubbing, alasannya: (1) Agar murid-murid terbiasa mendengar bahasa asing, khususnya bahsa Inggris, dan terangsang untuk belajar bahasa Inggris (f=20 a tau 39,21% ). (2) Anak terlatih membaca secara cepat (f=7 atau 13,72% ). (3) Bahasa non verbal (melalui visual) dalam menonton televisi berperan cukup penting dan dominan (f=1 atau 1,96% ). (4) Teknik
subtitling yang dibuat dengan akurat dan
106
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
pemunculannya secara tepat dapat membantu penonton (khususnya siswa SO, SLTP) dalam memahami isi/ pesan yang disampaikan (f=10 atau 19,60%). (5) Tidak menimbulkan kejanggalan, seperti yang terdapat pada teknik dubbing, misalnya cowboy berbahasa Indonesia) (f=1 atau i,96% ). g. Jenis-jenis program yang sebaiknya diproduksi di dalam negeri agar dapat menunjang penyelenggaraan wajar sembilan tahun adalah: (1) Program yang mengandung unsur pendidikan dan dapat mengembangkan pembentukan watak dan kepribadian. Termasuk pendidikan keagamaan dan budi pekerti (f=28 atau 54,90%). (2) Program instruksional bidang studi yang dapat memperkaya dan memperdalam pelajaran di sekolah (f=18 atau 35,29% ). (3) Program berbagai keterampilan praktis, seperti mencangkok, kerajinan kayu, batik dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai muatan lokal dalam kurikulum (f=6 atau 11,76% ). (4) Program yang mengandung unsur pengetahuan dan dapat menambah wawasan anak, misalnya IPTEK, flora dan fauna, lingkungan hid up, satelit, kelautan, penerbangan dan lain-lain (f=13 atau 25.49% ). (5) Program untuk memotivasi anak agar belajar /bersekolah dan memotivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya (f=6 atau 11,76% ). (6) Program pengajaran bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing (f=2 atau 3,92%). (7) Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak (f=6 atau 11,76% ). 107
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(8) Program yang memberi informasi tentang wajib belajar dan operasionalisasinya kepada orang tua dan masyarakat (f=3 a tau 5,88%). (9) Program yang dapat menumbuhkan nasionalisme dan patriotisme (cinta tanah air) (f=2 atau 3,92%). h. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih program dari luar negeri dan dalam memproduksi program-program di dalam negeri agar dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun adalah: (1)
Sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia 6-15 tahun (f=14 atau 27,45% ).
(2)
Merangsang perkembangan imajinasi, daya pikir dan kreativitas anak (f=5 a tau 9,80% ).
(3)
Sesuai dengan norma-norma kebudayaan dan kepribadian bangsa dan kondisi yang ada di Indonesia dan Pancasila, misalnya jangan menonjolkan kekerasan, kehidupan seks bebas, permusuhan, mendiskreditkan golongan tertentu dan sebagainya (f=18 atau 35,29% ).
(4)
Dapat memotivasi anak untuk belajar I sekolah (f= 6 atau 11,76% ).
(5) Tidak menonjolkan gaya/ pola hid up yang tidak bersifat membangun, misalnya kemewahan, konsumeristis, hedonistis, bersantai-santai, boros dan lain-lain (f=3 atau 5,88% ). (6)
Mengandung unsur petualangan, namun bukan kekerasan a tau perkelahian fisik (f=2 a tau 3, 92% ).
(7)
Menumbuhkan wawasan nasionalisme dan patriotisme, tidak menimbulkan SARA (f=4 atau 7,84% ).
(8)
Mengandung unsur pendidikan (pendidikan moral, pengembangan watak dan kepribadian, pendidikan 108
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
keagamaan) (f=15 atau 29,41% ). (9)
Memberikan pengayaan dan pendalaman terhadap materi pelajaran di sekolah (f=6 a tau 11,76% ).
(10) Menambah wawasan pengetahuan anak (f=11 atau 21,56% ). (11) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (f=4 atau 7,84%). (12) Tldak terlalu sarat pesan, menarik, menghibur, tidak menggurui, mudah dipahami, tidak bertele-tele dan wajar (tidak dibuat-buat) (f=21 atau 41,17% ). 1.
Agar dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun, penayangan ulang perlu dilakukan untuk jenisjenis program , seperti: (1)
Program yang menunjang pelajaran di sekolah (dapat memperkaya, memberikan pendalaman) (f=13 atau 25,49% ).
(2)
Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak (f=2 a tau 3,92% ).
(3)
Program yang mengandung unsur pendidikan (pendidikan moral, budi pekerti, keagamaan, watak), misalnya dalam sinetron atau film cerita (f=8 a tau 15,68% ).
(4)
Program informasi yang berdampakluas dan positif, misalnya tentang serba-serbi operasionalisasi kegiatan wajib belajar (f=2 atau 3,92% ).
(5)
Film-film perjuangan (f=1 atau 1,96% ).
(6)
IPTEK, termasuk pengetahuan praktis (f=4 atau 7,84% ).
(7)
Program yang mengandung pesan kampanye untuk masyarakat khususnya para orang tua agar mereka menyekolahkan anaknya (f=1 atau 1,96% ).
j.
Alasan perlunya penayangan ulang untuk jenis program di atas adalah: 109
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(1) Adanya tiga daerah perbedaan waktu di Indonesia (£=3 atau 5,88%). (2) Banyak murid atau orang tua belum menonton pada penayangan pertama (£=22 a tau 43,13% ). (3) Memberikan
penguatan (reinforcement)
dan pemahaman
pesan yang disampaikan secara lebih baik (£=12 atau 23,52% ). (4) Adanya sekolah pagi dan sekolah petang (f=2 atau 3,92%). k. Penayangan ulang untuk program sebaiknya dilakukan : (1) satu sampai tiga kali dengan interval waktu satu sampai em pat minggu, kecuali untuk film dokumenter untuk membangun jiwa nasionalisme dan patriotisme (f=12 atau 23.52%). (2) Satu kali dengan interval waktu enam bulan sampai satu tahun. (f=2 atau 3,92%). (3) Pengulangan secara tanpa batas dengan interval waktu antara enam bulan sampai satu tahun (f=2 atau 3,92%). 2.
Hasil Tahap Putaran Kedua Pelaksanaan kegiatan tahap putaran kedua bertujuan untuk
memperoleh konsensus di antara para pakar mengenai berbagai masalah penelitian yang berkaitan dengan tayangan program televisi, yaitu jenis program, kriteria pemilihan dan produksi program, penggunaan teknik dubbing dan subtitling dalam penayangan program dari negara lain dan penayangan ulang program tertentu yang diperlukan hingga menjadikan program televisi bermanfaat untuk program wajar sembilan tahun. Setelah dilakukan tabulasi terhadap jawaban 46 orang responden dalam putaran kedua (seluruhnya ada 51 orang yang diberi kuesioner dalam putaran kedua ini) tercapai
110
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
konsensus untuk beberapa hal (masalah) yang ada kaitannya dengan tayangan televisi dalam membantu program wajar sembilan tahun. Secara lengkap konsensus yang dicapai melalui kuesioner putaran kedua ini tercantum dalam Lampiran III. Secara singkat konsensus yang telah diperoleh melalui putaran kedua adalah sebagai berikut: a. Program TV yang bermanfaat dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun adalah : (1)
Program instruksional yang dapat menunjang, melengkapi dan memperkaya materi pelajaran di sekolah. Termasuk untuk membantu mata pelajaran yang sulit di bidang IPA, IPS, Matematika, dan sebagainya (f= 44 a tau 95.75%)
(2)
Program yang mengandung unsur pendidikan atau yang bersifat mendidik dan dapat membina perkembangan watak dan kepribadian anak, misalnya dapat mengembangkan percaya diri, kejujuran, ketekunan, kebenaran, keyakinan, kerja keras, pengenalan diri, disiplin, gotong royong, kemandirian, pola hid up hemat, hormat pada orang tua, cinta tanah air dan sebagainya (f=45 a tau 97,8% ).
(3)
Program yang dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk pembinaan sikap toleransi beragama (f=42 atau 91.3% ).
(4)
Program yangmengandungilmu pengetahuan umum untuk memperluas wawasan dan cakrawala pengetahuan anak dan dapat mendorong perkembangan intelek I nalar dan berfikir secara kritis serta kepedulian terhadap lingkungan dan sosial, misalnya kependudukan, wawasan nusantara, kelautan, kebhinekaan tanah air, flora dan fauna, teknologi satelit,
111
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
teknologi penerbangan, IPTEK dan sebagainya (f=45 atau 97,8%). (5)
Program yang dapat merangsang perkembangan imajinasi, kreativitas, kemarnpuan memecahkan masalah dan rasa ingin tahu anak (f=41 atau 89,1% ).
(6)
Program yang dapat menumbuhkan rnotivasi, semangat dan budaya anak untuk belajar/bersekolah, misalnya film/ sinetron yang menggambarkan anak yang berpendidikan dapat lebih berhasil dari anak yang tidak berpendidikan, program penyuluhan bagi orang tua tentang pentingnya menyekolahkan anaknya dan sebagainya (f=41 a tau 89.1% ).
(7)
Program mengenai berbagai keterampilan praktis, misalnya kerajinan batik, kayu, peternakan, pertanian, industri rumah tangga dan sebagainya (f=41 atau 89,1% ).
(8)
Program yang mernberikan informasi tentang wajib belajar pendidikan dasar sernbilan tahun, operasionalisasi wajib belajar, alternatif cara-cara pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun, misalnya dengan SD atau Madrasah lbtidaiyah, SMP Negeri atau Swasta, Madrasah Tsanawiyah, SMP Terbuka, Paket B (f=42 atau 91,3% ).
(9)
Program pengajaran bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing) (f=42 a tau 91,3% ).
(1 0) Program yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan/ jasmani/ olahraga (f=39 atau 84,8% ). b. Program-program TV dari negara lain (misalnya Amerika Serikat, Jepang, Meksiko, Brasil, India dan lain-lain) dalarn kaitannya dengan pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, dapat dikatakan :
112
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(1) Dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak, serta dapat meningkatkan daya pikir anak Di samping itu dapat juga mempengaruhi perkembangan pribadi, tingkah laku dan watak anak, misalnya kejujuran, kerja keras, disiplin, kemandirian, kerjasama, gotong royong, persahabatan, menghargai orang lain dan sebagainya. Tentu saja programprogram tersebut harus diseleksi dengan ketat agar sesuai dengan kebudayaan, kondisi kepribadian dan norma-norma masyarakat dan bangsa Indonesia, sehingga dampeul.: negatif dari program-program tersebut dapat dihindari, misalnya tidak atau jangan ditayangkan hal-haL seperti kekerasan, kehidupan seks bebas, kebrutalan, pemerkosaan dan sebagainya (f = 44 atau 95,6% ). (2) Orang tua berkewajiban memberikan pengaraaan dan bimbingan kepada anaknya yang menonton berbag:ai paket televisi dari negara lain, hal mana dimaksudkm untuk menghindari ak.ibat-akibat negatif dari televisi yang mungkin timbul (f=36 atau 78,2% ). c. Jenis-jenis program dari luar negeri yang dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun adalah: (1) Program yang dapat mengembangkan akal
(nalar),
keceradasan, daya tangkap, kreativitas dan imajinasi anak (f=45 atau 97,8% ). (2) Program yang mengandung pendidikan keagamaan cian dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tlli~
Yang
Maha Esa (f=38 atau 82,6% ). (3) Program yang dapat merangsang kecintaan anak pad a alam,
113
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
tumbuh-tumbuhan dan binatang, serta dapat mengembangkan wawasan lingkungan (f=44 a tau 95,6% ). (4) Program yang berisi pengajaran akademis (mata pelajaran) yang dapat memberi pengayaan dan pendalaman pelajaran di sekolah (f=39 atau 84,8% ). (5) Program untuk pengayaan pengetahuan, untuk pengembangan konsep dan wawasan untuk pengembangan aspek kognitif anak, seperti
IPTEK, lingkungan
hidup, kesehatan,
pengetahuan populer, pengetahuan alam, pengetahuan ten tang satelit, kedirgantaraan, kelautan dan lain-lain (f=45 atau 97,8% ). (6) Program yang mengandung unsur pendidikan dan atau pengembangan watak dan kepribadian, misalnya kejujuran, keberanian, ketekunan kerja, kerja keras, disiplin, kasih sa yang terhadap sesama manusia, toleransi, rasa kebersamaan dan sebagainya (f=40 atau 86,8% ). (7) Program yang dapat memotivasi anak untuk belajar atau bersekolah (f=40 a tau 86,8% ). d. Kriteria yang perlu diperhatikan di dalam memilih dan menayangkan program yang berasal dari negara lain adalah sebagai berikut: (1) Tidak bertentangan dengan falsafah, nilai dan norma sosial dan masyarakat serta Pancasila. Dengan kata lain harus sesuai dengan kondisi sosial budaya dan kepribadian bangsa Indonesia, seperti hormat pada orang tua, sopan santun, gotong royong, tidak menampilkan sadisme, brutalisme, kehidupan seks bebas, kekerasan dan lain-lain (f=45 a tau 97,8% ). (2) Dapat memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman
114
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
anak, misalnya IPTEK, pengetahuan populer, lingkungan hidup dan lain-lain (f=46 atau 100% ). (3) Mengandung unsur pendidikan dalam arti luas, menunjang pembinaan moral dan watak serta kepribadian, misalnya merangsang inisiatif, kejujuran, nasionalisme, prestasi, kebenaran, keadilan, kesederhanaan, menghargai orang lain dan sebagainya (f=43 atau 93,4% ). (4) Dapat memotivasi anak untuk belajar atau bersekolah (f=42 atau 91,3% ). (5) Sesuai dengan tingkat usia perkembangan anak (f= 40 atau 86,9%). (6) Penyajiannya sederhana, mudah dipahami, tidak bertele-tele, tidak menggurui, menghibur, manarik perhatian dan minat anak (f=42 a tau 91,3% ). (7) Dapat merangsang pertumbuhan imajinasi, kreativitas dan kecerdasan anak (f=39 atau 84,7% ). e.
Agar dapat menunjang program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, penayangan program dari luar negeri sesudah memenuhi kriteria di atas lebih baik digunakan teknik dubbing (mengalih bahasakan dalam bahasa Indonesia) dari pada teknik subtitling (memberikan teks dalam bahasa Indonesia)
dengan
alasan: (1) Dapat memahami pesan dengan lebih baik, terutama untuk program yang bukan berbahasa Inggris (f= 37 atau 80,4% ). (2) Tidak memecah perhatian anak, seperti dalam teknik subtitling di mana anak harus membaca teksnya dan melihat pro-
gram sekaligus (f=33 a tau 71,7% ). (3) Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teknik dubbing
115
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
hendaknya mengikuti kaidah yang baik dan benar, volume dan intonasi suaranya menarik dan sesuai dengan gerakan bibir orang yang berbicara (f=35 a tau 76,1% ). f.
Penggunaan teknik subtitling lebih baik digunakan untuk program yang berbahasa Inggris, dengan alasan: (1) Agar murid terbiasa mendengar bahasa Inggris dan dapat merangsang anak untuk belajar bahasa Inggris (f=30 atau 65.2%). (2) Teknik subtitling yang dibuat dengan tepat dan akurat dapat membantu penonton khususnya anak-anak SD dan SLTP dapat memahami pesan program dengan baik (f=31 atau 67,4%). (3) Melatih anak membaca dengan cepat (f=26 atau 56.5% ). (4) Bahasa visual (non verbal) mempunyai peranan penting dalam menonton televisi (f=25 atau 54.3% ).
g. Jenis-jenis program yang sebaiknya diproduksi di dalam negeri agar dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun adalah : (1) Program yang mengandung unsur pendidikan dan dapat mengembangkan pembentukan watak dan kepribadian. Termasuk disini program-program (misalnya film, sinetron) yang dapat membina pendidikan budi pekerti atau pendidikan moral, pembinaan kerohanian, pendidikan keagamaan (f=43 atau 93,4% ). (2) Program instruksional dalam mata pelajaran yang dapat memperkaya dan memperdalam pelajaran di sekolah (f=42 atau 91,2% ). (3) Program berbagai keterampilan praktis, seperti mencangkok, kerajinan kayu, kerajinan batik dan lain-lain (f=41 atau 89,1% ).
116
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(4) Program tentang ilmu pengetahuan guna memperluas wawasan anak, misalnya pengetahuan praktis, flora fauna, IPTEK, lingkungan hidup, pengetahuan satelit, kelautan, kedirgantaraan, teknologi penerbangan dan lain-lain (f=46 a tau 100% ). (5) Program untuk memotivasi anak untuk bel ajar a tau bersekolah dan juga memotivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya (minimal sampai SLTP) (f=39 a tau 84,7% ). (6) Program pengajaran bahasa (bahasa Indonesia maupun bahasa asing) (f = 43 a tau 93,4% ). (7) Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak, termasuk petualangan yang positif (f=39 atau 84,7% ). (8) Program yang memberikan informasi mengenai wajib belajar dan cara-cara operasionalisasinya kepada orang tua dan masyarakat pada umumnya (f=36 atau 78,3% ). (9) Program yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme (cinta tanah air), misalnya alam lingkungan daerahdaerah di Indonesia, adat istiadat dan berbagai peninggalan budaya warisan nenek moyang, cerita kepahlawanan (f=39 a tau 84,7% ). h. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memproduksi programprogram di dalam negeri sendiri, agar dapat menunjang pelaksanaan program wajar sembilan tahun yaitu: (1) Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia 6-15 tahun (f=45 atau 97,8% ). (2) Merangsang perkembangan imaginasi, daya pikir dan kreativitas anak (f=43 atau 93,8% ). (3)
Sesuai atau berpijak pada norma-norma kebudayaan dan
117
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
kepribadian bangsa dan kondisi yang ada di Indonesia, termasuk nilai-nilai keagamaan, kenyataan-kenyataan sosial yang hidup di masyarakat dan Pancasila, misalnya tidak menonjolkan kekerasan, kehidupan seks bebas, permusuhan, mendiskreditkan golongan tertentu dan sebagainya (f=43 a tau 93,8%). (4)
Dapat memotivasi anak untuk belajar atau bersekolah agar menjadi orang yang maju (f=40 atau 86,9% ).
(5)
Tidak menonjolkan pola atau gaya hid up yang tidak bersifat membangun, misalnya kemewahan, konsumeristis, hedonistis, tidak menghargai nilai bekerja (hid up bersantaisantai) dan sebagainya (f=40 atau 86,9% ).
(6)
Menumbuhkan wawasannasionalisme dan patriotisme (cinta tanah air) dan tidak menimbulkan SARA (f=42 atau 91,2% ).
(7)
Mengandung unsur pendidikan, yaitu pendidikan moral, pengembangan watak dan kepribadian dan pendidikan keagamaan atau kerohanian (f=43 atau 93,4% ).
(8)
Memberikan pengayaan dan pendalaman terhadap pelajaran di sekolah (f=41 a tau 89,1% ).
(9)
Dapat menambah wawasan pengetahuan anak, misalnya lingkungan, kesehatan, kedirgantaraan, kelautan, satelit dan sebagainya (f=43 a tau 93,4% ).
(10) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (f=44 atau 95,6% ). (11) Tidak terlalu sarat pesan, menarik, menghibur, tidak menggurui, mudah dipahami, tidak bertele-tele dan tidak dibuat-buat (wajar) (f=41 a tau 89,1% ). i.
Agar dapat menunjang pelaksanaan wajib belajar pendidikan
118
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
dasar sembilan tahun, penayangan ulang perlu dilakukan untuk jenis-jenis program berikut: (1) Program yang menunjang pelajaran di sekolah, seperti matematika, IPS, IPA, bahasa Inggris dan lain-lain (f=42 atau 91,2% ). (2) Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak (f=36 atau 78,3% ). (3) Program yang mengandung unsur pendidikan (pendidikan moral, budi pekerti dan pendidikan keagamaan) (f = 36dan 78.3 %). (4) Program yang memberikan informasi yang berdampak luas dan positif, misalnya pengoperasian kegiatan wajib belajar (f=35 a tau 76,0% ). (5) Film-film perjuangan (f=35 a tau 76% ). (6) IPTEK, termasuk pengetahuan praktis (f=39 a tau 84,8 %). j.
Alasan perlunya dilakukan penayangan ulang jenis program tertentu, seperti disebut di atas adalah: (1) Adanya tiga daerah perbedaan waktu di Indonesia, sehingga menimbulkan perbedaan waktu sekolah dan belajar anak-anak (f=39 a tau 84,7% ). (2) Banyak murid-murid dan orang tua yang belum sempat menonton pada penayangan pertama, sehingga dengan penayangan ulang dapat membuat lebih banyak orang yang menonton (f=43 atau 93,4% ). (3) Memberikan penguatan dan pemahaman pesan yang disampaikan secara lebih baik (f=39 atau 84,8% ). (4) Adanya sekolah pagi dan sekolah petang (f=35 atau 76,0% ).
k. Penayangan ulang program sebaiknya dilakukan:
119
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(1) sebanyak satu sampai tiga kali dengan interval waktu antara satu sampai empat minggu (kecuali untuk film dokumenter untuk membangun jiwa nasionalisme dan patriotisme) (f = 28 atau 60,8% ). 3.
Hasil Tahap Kegiatan Terakhir: Diskusi Panel Diskusi panel dimaksudkan untuk memperoleh pemantapan
konsensus yang sudah dicapai pada tahap putaran kedua yang sudah disebutkan di atas terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jenis-jenis program televisi, yang perlu ditayangkan, kriteria untuk memilih dan memproduksi program televisi, penggunaan teknikdub-
bing dan subtitling dalam penayangan program televisi yang berasal dari negara lain dan bagaimana kaitan kebijakan pemerintah open
sky policy dengan penayangan program televisi sehingga menjadikan program televisi dapat menunjang penyelenggaraan program wajar sembilan tahun. Hasillengkap diskusi panel yang diselenggarakan pada tanggal13 Agustus 1994 di gedung program pascasarjana IKIP Jakarta terdapat pada Lampiran VIII. Secara singkat dapat disarikan sebagai berikut : a. Program tayangan televisi yang dapat menunjang program wajar sembilan tahun adalah jenis-jenis program televisi yang sudah menjadi konsensus para responden pada tahap putaran kedua yaitu: (1) program yang dapat menunjang, melengkapi dan memperkaya materi pelajaran di sekolah. Program ini hendaknya tidak saja mementingkan penyampaian isi (materi) saja, tetapi juga memperhatikan proses pemikiran yang tinggi.
120
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(2)
program yang dapat membina perkembangan watak dan kepribadian anak.
(3)
program yang dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk pembinaan sikap dan perilaku toleransi beragama.
(4)
program yang dapat memperluas cakrawala dan pengetahuan anak dan mendorong perkembangan intelek (nalar) dan berfikir secara kritis serta kepedulian terhadap lingkungan dan sosial.
(5)
program yang dapat merangsang perkembangan imaginasi, kreativitas, kemampuan memcahkan masalah dan rasa ingin tahu anak.
(6)
program yang dapat menumbuhkan motivasi dan semangat serta budaya anak untuk belajar, termasuk program penyuluhan bagi orang tua mengenai pentingnya menyekolahkan anaknya minimal sampai dengan tingkat pendidikan SLTP.
(7)
program yang dapat mengembangkan keterampilan praktis, seperti kerajinan kayu, kerajinan batik, industri rumah tangga dan sebagainya.
(8)
program yang memberikan informasi tentang wajib belajar sembilan tahun, operasionalisasinya termasuk alternatif cara pelaksanaannya, seperti Madrasah Ibtidaiyah, SMP Terbuka, Madrasah Tsanawiyah dan Paket B (di sam ping SD dan SMP baik negeri maupun swasta).
(9)
program pengajaran bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bahasa sebagai alat komunikasi untuk
121
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
menyatakan pendapat, pikiran dan perasaan dengan baik dan benar. (10) program yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan dan pendidikan olah raga untuk mengembangkan tubuh yang sehat dan juga untuk mengembangkan kejujuran (fair-
ness) kerjasama, sportivitas dan sebagainya. (11) program yang dinamis, mengandung petualangan yang positif (namun bukan perkelahian fisik) untuk mengembangkan inisiatif, eksploratif dan kemandirian. b. Kebijakan open sky policy yang dianut oleh pemerintah tidak dapat dipisahkan dengan adanya keterbatasan kemampuan pemerintah untuk membangun transmitter televisi secara besar-besaran agar lebih banyak lagi warga masyarakat dapat menonton tayangan televisi. Kebijakan open sky policy tersebut memungkinkan warga masyarakat memasang antena parabola yang berarti mereka membangun transmitternya sendiri untuk menonton tayangan televisi dan bahkan dimungkinkan dapat menonton lebih banyak lagi saluran televisi dari yang dapat diberikan oleh transmitter yang dibangun oleh pemerintah. Dan ini berarti makin bertambah maraknya "tamu" yang datang di rumah dan keluarga. c.
Televisi adalah "tamu" dalam kehidupan anak dan keluarga dan juga merupakan "jendela" untuk melihat apa yang terjadi di luar rumah. Disadari bahwa televisi mempunyai pengaruh yang besar bagi kehidupan individu khususnya anak-anak, maka ditekankan pentingnya peranan orang tua untuk meredam dampak a tau pengaruh negatif tayangan program televisi dengan melaksanakan fungsi sensor, bimbingan dan pengawasan terhadap anak-anaknya di dalam mereka menonton televisi.
122
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
d. Beberapa pihak yang bertanggung jawab untuk menjadikan program televisi sebagai sarana yang mendidik dan menunjang program wajar sembilan tahun, di samping sebagai sarana untuk hiburan adalah: (1) Pengelola stasiun televisi. Para pengelola stasiun televisi perlu memberi peluang atau kesempatan, kalau perlu pengulangan, untuk penayangan program-program televisi yang menunjang wajar sembilan tahun, seperti telah disebutkan di atas. Agar diusahakan program-program terse but tidak saja bermakna untuk mencapai tujuan yang diinginkan bagi anak-anak tetapi juga perlu menarik, tidak bertele-tele, tidak menggurui
dan mudah
dipahami. Selain itu para pengelola perlu mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku yang telah ditetapkan pemerintah. sementara Undang-Undang tentang siaran yang resmi masih belum ada, misalnya menyangkut ketentuan untuk menyiarkan program lokal sebanyak 80% berbanding dengan 20% untuk program dari luar. Juga memberlakukan sungguh-sungguh jam penyiaran program sesuai dengan ketentuan yang ada, misalnya tidak menayangkan film a tau program pada siang atau sore hari yang menurut ketentuan harus ditayangkan pada malam hari. (2) Sekolah Sekolah dalam hal ini para guru hendaknya dapat memberi tahu siswanya dan orang tua mereka tentang program-program televisi yang baik untuk ditonton oleh anak dan keluarga di rumah. Apabila sekolah mempunyai sarana untuk merekam
123
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
program televisi (video cassette recorder), maka sekolah dapat merekam beberapa program televisi yang mempunyai nilai edukatif yang ditayangkan oleh stasiun televisi tertentu. Kemudian rekaman program tersebut dapat diputar kembali
(playback) bersama murid-murid dan dilanjutkan dengan diskusi mengenai isi program tersebut. Selain itu, sekolah perlu memberikan semacam pendidikan pengendalian diri kepada murid-murid dengan jalan memberikan tugas-tugas yang cukup menyibukkan muridmurid sehingga menyebabkan mereka harus lebih dahulu mengutamakan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya daripada harus menonton televisi terlebih dahulu. (3) Orang tua Para orang tua perlu memberikan
kesempatan kepada
anaknya untuk menonton program TV yang baik, jika perlu dengan memberikan toleransi untuk mengadakan penundaan beberapa saat di dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Orang tua hendaknya bersedia menampung dan menjawab pertanyaan yang dimajukan oleh anaknya sehubungan dengan program yang mereka tonton dan orang tua bersedia mendampingi anaknya pada waktu menonton televisi. Peran orang tua yang teramat penting adalah melaksanakan fungsi sensor, pengawasan dan bimbingan terhadap anaknya di dalam menonton tayangan televisi. e.
Penggunaan teknik dubbing dan subtitling Penggunaan kedua teknik ini ditentukan oleh tujuan penayangan program yang hendak dicapai. Teknik dubbing digunakan bila tujuan yang hendak dicapai adalah pemahaman atau penguasaan terhadap
124
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
materi yang disajikan, untuk memperlihatkan berlangsungnya suatu proses tertentu, penggunaan secara operasional suatu alat tertentu dan sebagainya. Tujuan yang demikian ini memerlukan perhatian yang terfokus terhadap sajian visual yang sedang berlangsung tanpa mendapatkan gangguan, misalnya harus membaca teks di layar televisi, seperti terdapat dalam teknik
subtitling. Sebaliknya teknik subtitling lebih baik digunakan bila tujuan yang hendak dicapai adalah lebih berhubungan dengan belajar bahasa asing yang digunakan dalam program televisi tersebut. Karena itu dalam diskusi panel dicapai suatu konsensus bahwa tekniksubtitling lebih baik digunakan untuk menayangkan program-program dari luar yang berbahasa Inggris, karena dapat membantu anak dan penonton untuk belajar bahasa Inggris. Penayangan program-program
dari
luar
yang
tidak
menggunakan bahasa Inggris sebaiknya digunakan teknik dub-
bing.
B.
Diskusi Diskusi yang akan dilakukan berikut ini berkaitan dengan
beberapa hal yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu (a) Program yang bermanfaat untuk menunjang penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun (baik yang berasal dari luar maupun yang diproduksi di dalam negeri sendiri); (b) Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih dan memproduksi program tayangan televisi agar dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun; (c) Teknik dubbing a tau subtitling dalam menayangkan pro-
125
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
televisi, maka terhadap program yang dinilai baik dan sekolah mempunyai peralatannya (yaitu VCR atau Video Cassette Recorder), sebaiknya direkam, sehingga dapat diputar kembali bersama murid pada waktu yang memungkinkan untuk kemudian diadakan diskusi mengenai isi program yang ditayangkan tersebut.
C.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas dapat
diberikan sara-saran sebagai berikut: 1.
Perlu dilakukan suatu penelitian-penelitian lanjutan, antara lain dengan melalui observasi langsung di lapangan untuk mengetahui sejauh mana jenis-jenis program dan kriteria pemilihan dan produksi program yang menjadi konsensus para pakar dalam penelitian ini benar-benar dapat menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
2. Walaupun konsensus para pakar mengenai jenis-jenis program televisi dan kriteria pemilihan dan produksi program yang telah mereka nilai mampu memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun di dasarkan pada pertimbangan subyektif melalui proses komunikasi kelompok secara tertulis, dan karenanya masih perlu pengecekan lebih lanjut di lapangan, namun konsensus mereka mengenai berbagai jenis program dan kriteria pemilihan dan produksi program dapat dijadikan acuan di dalam memilih, mengadakan dan memproduksi program-program yang akan ditayangkan di televisi.
155
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
gram dari luar, hingga dapat lebih bermanfaat bagi penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun dan (d) Penayangan ulang program televisi untuk menunjang penyelenggaraan wajib belajar sembilan tahun. 1.
Program yang bermanfaat untuk menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (baik yang berasal dari luar maupun yang diproduksi di dalam negeri). Belajar adalah kegiatan hakiki makhluk manusia. Belajar tidak
saja berlangsung pada masa anak-anak (muda), tetapi akan berlangsung seumur hidup. Miarso (1994) mengatakan bahwa masyarakat Indonesia perlu dikembangkan ke arah masyarakat gemar belajar, yaitu dimana setiap warga masyarakat senantiasa siaga untuk dan melakukan tindak belajar. Untuk itu perlu diusahakan agar berbagai program pendidikan tersedia dan tersebar sesuai dengan keperluan, kemampuan dan kesempatan para warga belajar, serta mempunyai daya pikat dan mengandung kesegaran. Belajar itu sendiri terjadi dimana saja, kapan saja, dari siapa saja dan berlangsung seumur hidup. Untuk itu diperlukan bahan belajar, untuk semua tingkat manusia sesuai dengan tingkat kesiagaan dan kemampuan mereka dalam menerima pelajaran, menarik perhatiam, dan yang dapat disebarkan secara luas. Medium televisi mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan belajar ini. Dalam GBHN 1993-1998 disebutkan tentang pembangunan bidang pendidikan sebagai berikut (Ketetapan-ketetapan MPR RI 1993:94):
126
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas man usia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi masa depan. lklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju. Apa yang telah disebutkan dalam GBHN 1993-1998 di atas merupakan arah dan tujuan pembangunan di bidang pendidikan. Setiap kegiatan pendidikan dan pembelajaran harus senantiasa memperhatikan dan berusaha untuk mencapai tujuan di atas. Salah satu komponen sistem pembelajaran yang berfungsi penting dalam mencapai tujuan di atas adalah pesan yang dinyatakan dalam kurikulum yang berlaku. Program tayangan televisi dapat menyampaikan pesan-pesan pembelajaran tertentu untuk membantu mencapai tujuan di atas, seperti manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin dan sebagainya. Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian yang telah disajikan di bagian A di atas, baik yang berasal dari putaran kedua maupun melalui diskusi panel, menunjukkan bahwa para pakar yang menjadi responden penelitian ini telah memperoleh konsensus atas jenis-jenis program televisi yang dapat menunjang penyelenggaraan program
127
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
wajib belajar sembilan tahun, yaitu program-program yang dapat : (a) memberikan peningkatan, pendalaman dan pengayaan materi pelajaran sekolah melalui kurikulum yang berlaku (f
= 44 atau
95,7% ), (b) mengandung unsur pendidikan dan dapat membina perkembangan watak dan kepribadian anak (f
= 45 a tau 97,8%)
(c) menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (f
= 42 a tau 91,3%)
(d) memperluas wawasan dan cakrawala pengetahuan anak dan mendorong perkembangan intelek dan berfikir secara kritis, (f = 45 a tau 97,8% ), (e) merangsang
perkembangan
imaginasi, kreativitas dan
kemampuan memecahkan masalah (f = 41 a tau 89% ), (f) menumbuhkan motivasi, semangat dan budaya anak untuk belajar
(bersekolah) (f
= 41 a tau 89% ),
(g) mempelajari berbagai keterampilan praktis (misalnya kerajinan batik, kayu, pertanian, peternakan dan sebagainya) (f = 41 atau 89%) (h) memperoleh informasi tentang wajib belajar sembilan tahun dan operasionalisasinya (f
= 42 a tau 91,3%)
(i) meningkatkan penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi baik bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris (f = 42 a tau 91,3%) 0) memperoleh pendidikan kesehatan/jasmani (f = 39 atau 84,8%)
(Lampiran III, no. 1a - k, no. 3 a-h dan no. a-i) Jenis-jenis program di atas merupakan hasil konsensus para pakar yang menjadi responden dalam penelitian ini yang mereka pertimbangkan dapat menunjang program wajar sembilan tahun. Konsensus tersebut menunjukkan bahwa program-program televisi yang dianggap dapat menunjang program wajar sembilan tahun jauh
128
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
lebih luas dan beragam daripada hanya berupa program televisi pembelajaran (instructional television} yang secara khusus ditayangkan untuk kegiatan pembelajaran di sekolah dalam mata pelajaran tertentu. Hal yang demikian ini amat penting untuk diperhatikan, karena jenis-jenis program yang bersifat non instruksional yang bermacammacam jenisnya itu sangat bermanfaat untuk menunjang pengembangan manusia Indonesia seutuhnya sebagai yang disebut dalam GBHN 1993-1998 yang meliputi di antaranya manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mandiri, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, bertanggung jawab, cinta tanah air dan sebagainya. Konsensus para pakar mengenai jenis-jenis program televisi yang dianggap bermanfaat untuk program wajar sembilan tahun dan tidak hanya berupa program pembelajaran (instructional) adalah tepat juga apabila dikaitkan dengan hasil sensus penduduk tahun 1990 (BPS, 1990) yang menunjukkan bahwa sebesar 60,44% pend ud uk daerah perkotaan dan pedesaan usia 10 tahun ke atas yang menonton televisi seminggu yang lalu mengatakan menonton acara hiburan dan kesenian sebagai acara yang paling menarik, disusul dengan 31,25% menyebutkan acara warta berita, 2,77% menyebutkan acara olah raga, 1,69% menyebutkan acara ilmu pengetahuan, 1,61% menyebutkan acara agama, dan 2,24% menyebutkan acara lainnya sebagai acara yang paling menarik. Dengan kata lain bagi sebagian besar masyarakat Indonesia (60,44%) televisi merupakan alat hiburan yang penting di samping sebagai sarana untuk mendapatkan informasi atau berita (31,25% ). Berbagai jenis program yangjauh lebih luas dari hanya berupa program instruksional (pembelajaran) yang menjadi konsensus responden dan dianggap dapat menunjang program wajar sembilan tahun dapat dikemas dalam program hiburan yang akan dilihat oleh 129
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
sebagian besar anggota masyarakat, temasuk anak-anak usia SD dan SLTP karena hanya program hiburan saja yang mereka lihat sebagai program yang paling menarik untuk ditonton. Melalui berbagai program film a tau sinetron, misalnya dapat dimasukkan pesan pendidikan dalam rangka pendidikan watak, seperti kerjasama, tanggung jwab, insiatif, kreativitas dan lain sebagainya. Berbagai jenis program yang merupakan hasil konsensus para responden dalam penelitian ini dapat dijadikan kriteria bagi para pengelola stasiun televisi dalam memilih program-program televisi yang ditayangkan agar dapat menunjang program wajar sembilan tahun. Pada saat ini memang dapat dijumpai adanya program-program tayangan televisi yang kurang mendidik, misalnya film-film dari luar yang terlampau banyak menampilkan adegan kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, kejahatan dan lain-lainnya. Sebaliknya juga terdapat banyak program-program televisi, baik dari luar maupun yang diproduksi lokal, yang dapat mendidik, misalnya kuis, film serial, sepertiLittle house in the Prairie, Medicine Woman, Highway to Hear:-2n dan sebagainya. Berbagai jenis program yang menjadi konsensus para responden dapat menunjang penyelenggaraan program wajar 9-tahun perlu mendapatkan tindakan lanjutan (follow-up activities) berupa interaksi antara siswa dengan pendidik (orang tua, guru dan sebagainya) untuk lebih memantapkan nilai-nilai yang ditanamkan, khususnya untuk dua jenis program berikut, yaitu program untuk pembinaan watak dan kepribadian dan program untuk menumbuhkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Interaksi antara individu dan stimuli amat diperlukan untuk semua kegiatan pendidikan dan pembelajaran termasuk yang disampaikan melalui berbagai jenis program tayangan
130
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
televisi yang menjadi konsensus responden penelitian di atas. Apalagi jika dikaitkan dengan sifat medium televisi yang penyampaiannya bersifat satu arah dan cenderung membuat siswa menjadi pasif dalam menonton televisi, maka tindakan lanjutan seusai menonton televisi yang berupa diskusi mengenai pesan yang disampaikan antara anak dengan pendidik perlu dilakukan. Lebih-lebih lagi untuk kedua jenis program yang disebutkan di atas yaitu program pembinaan watak dan kepribadian dan program untuk menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sangat memerlukan
internalisasi nilai-nilai yang disampaikan hingga memerlukan proses interaksi lebih ban yak daripada program lainnya. Interaksi antara guru atau orang tua dengan siswa tersebut dapat dilakukan dengan jalan melakukan tindakan lanjutan (follow up activities), misalnya dalam kegiatan diskusi tentang isi atau pesan program yang telah disampaikan. Dengan demikian untuk menjawab salah satu pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu agar televisi dapat berperan sebagai sumber belajar yang dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun, maka perlu ditayangkan berbagai jenis program hasil konsensus responden yang sudah disebutkan di atas. Mikarsa (1994) mengatakan bahwa televisi dapat digunakan sebagai alat untuk, misalnya mengembangkan kemampuan kognitif anak-anak; juga untuk menyampaikan dan mengajarkan nilai-nilai pro sosial yang positif, misalnya menolong dan berbagi dengan orang lain, perasaan simpati, koperasi dan sebagainya. Hal yang terakhir ini juga dikatakan oleh Noble (1983:122) yang mengatakan bahwa learning through feelings from
television supplements the learning through thoughts which school provides. Hal ini berlaku baik untuk program-program yang berasal dari luar
131
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
rnaupun yang diproduksi sendiri di dalam negeri. Pandangan atau pendapat yang demikian ini sesuai dengan realita yang ada, yaitu (1) rnasyarakat termasukanak-anaksudah terbiasa (akrab) dengan televisi; (2) sernua tayangan televisi yang ada (TVRI, RCTI, SCTV, TPI, ANTEVE, Indosiar) bersifat nasional yang dapat diterirna oleh sebagian besar wilayah dan masyarakat Indonesia, apalagi dengan antene parabola, dapat ditonton lebih banyak saluran lagi dari luar negeri, misalnya CNN, SBO, ISBN. Discovery, ABCAustralia, RTM I dan RTM II dan sebagainya; (3) masih amat terbatasnya sarana pendidikan di sebagain besar sekolah-sekolah kita, terutama di daerah terpencil (misalnya rnasih kurangnya guru yang berwewenang di berbagai rnata pelajaran, seperti matematika, biologi, fisika, bahasa Inggris dan sebagainya), belum memadainya buku pelajaran, media pembelajaran dan sebagainya). Dengan memilih program yang tepat berdasarkan kriteria yang akan didiskusikan dalam pembahasan berikutnya, TV yang menurut salah seorangpanelist sudah merupakan tamu di rumah atau keluarga, benar-benar dapat menjadi sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan wajar sembilan tahun. Narnun yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana peran para pendidik di dalarn rnemanfaatkan tayangan program televisi untuk kegiatan pendidikan yang dilaksanakan, termasuk kegiatan wajib belajar sembilan tahun. Dalam diskusi panel yang dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan penelitian ini diperoleh suatu kesepakatan bahwa pihak orang tua dan sekolah, di samping para pengelola stasiun televisi, disebut sebagai pihak yang harus bertanggung jawab untuk selalu aktif rnernantau program TV yang layak ditonton oleh anak-anaknya. Orang tua harus melaksanakan fungsi sensor dan pengawasan terhadap
132
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
program-program televisi yang ditonton anak-anaknya. Dengan demikian orang tua terpanggil untuk ikut meredam dampak negatif yang mungkin timbul melalui tayangan televisi. Hal ini juga dikemukakan oleh 95,6 % responden yang mengatakan bahwa program televisi dari luar dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak, serta dapat meningkatkan daya pikir anak, mempengaruhi perkembangan kepribadian, tingkah laku dan watak anak, seperti kejujuran, kerja keras, disiplin, kemandirian, persahabatan, gotong royong, menghargai orang tua dan sebagainya. Sudah tentu program dari luar itu harus diseleksi dengan ketat agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisi lingkungan, kebudayaan dan kepribadian dan norma-norma masyarakat dan bangsa Indonesia dan Pancasila (periksa Lampiran III no. 2a).
Namun demikian sebagian
besar responden (78,2 %) juga mengemukakan bahwa orang tua berkewajiban memberikan pengarahan dan bimbingan kepada anaknya yang menonton berbagai paket program yang berasal dari luar. (Lampiran III, No. 2b). Namun sesungguhnya pengarahan dan bimbingan orang tua kepada anaknya yang menonton TV ini, dalam rangka menangkal kemungkinan adanya dampak negatif dari tayangan TV, juga perlu diberikan terhadap program-program yang diproduksi di dalam negeri sendiri. Selain membimbing dan mengawasi anak-anaknya dalam menonton TV ini Miarso (1994) mengemukakan bahwa orang tua seyogyanya membatasi waktu menonton serta macam acara yang dapat ditontonnya. Namun untuk itu orang tua perlu memberikan contoh jangan sampai anaknya dilarang menonton sementara orang tuanya asyik menonton. Mikarsa (1994) juga mengemukakan bahwa pengaruh positif a tau
133
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
negatif TV dapat diperkuat (diperlemah) dengan bantuan orang tua dan orang dewasa lainnya. Orang tua perlu membimbing anaknya dan mengajarkan mereka untuk menonton TV dengan kritis, sehingga anak bisa membedakan antara fantasi dan realitas. Orang tua sebaiknya menonton TV bersama anak, dan memberikan interpretasi serta mendiskusikan acara TV yang baru saja ditonton anak untuk mengkoreksi pandangan yang, misalnya berat sebelah, dan membicarakan perbedaan antara yang pura-pura dan hidup yang sebenarnya. Mendiskusikan acara TV juga bisa memperkuat belajar dari program yang baik, karena untuk belajar diperlukan partisipasi dan usaha dari pihak anak. Di pihak lain media televisi sendiri cenderung mendorong timbulnya sikap pasif pada diri anak. Selanjutnya ada beberapa hal lain menurut Mikarsa yang dapat dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa untuk membuat TV sebagai pengaruh yang positif dalam hidup anak untuk mengembangkan television literacy, sebagai berikut: (a) Batasi waktu menonton anak dengan cara membuat rencana menonton sebelumnya. Televisi hanya dihidupkan untuk a car a tertentu yang akan dilihat dan setelah acara selesai TV dimatikan. Diskusikan program setelah selesai. (b) Jadilah contoh yang baik bagi anak. Anak seringkali meniru orang dewasa, karena itu periksalah kebiasaaan menonton anda sendiri. (c) Televisi bukanlah pengasuh anak; berikan kegiatan lain kepada anak, misalnya membaca, hobi, olahraga, jalan-jalan keluar, bermain-main dan lainnya. (d) Bantu anak untuk menahan diri terhadap serangan iklan dan menjadi konsumen yang baik. Ajarkan mereka untuk mengenali
134
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
bermacam-macam tipuan dagang dan bicarakan bahaya atau kelebihan dari produk tertentu, misalnya makanan atau minuman yang banyak mengandung gula/ lemak. Ten tang bagaimana peran orangtua dalam memanfaatkan televisi untuk kegiatan pendidikan, salah seorang panelist mengemukakan antara lain bahwa orang tua harus memberi kesempatan pada anak untuk menonton program-program yang baik, jika perlu dengan rnernberikan suatu toleransi terhadap jadwal kegiatan anak sehari-hari. Artinya orangtua jangan terlalu kaku dengan melarang anak menonton program karena masih ada pekerjaan rumah, padahal ada program yang baik dan harus ditonton. Orangtua juga bersedia menampung pertanyaan anak mengenai program yang dilihat, bahkan kadangkadang dengan mendampingi anak untuk menonton bersama. Jadi kesimpulannya adalah orang tua perlu dan wajib rnernbimbing, mengarahkan dan mendiskusikan program TV yang ditonton anak-anak agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi pendidikan anak-anaknya, termasuk untuk pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun. Sekolah dipandang sebagai pihak kedua yang dapat berperan di dalarn upaya untuk memanfaatkan tayangan program televisi untuk kegiatan pendidikan termasuk penyelenggaraan wajib belajar sernbilan tahun. Peran yang telah disetujui dalam diskusi panel yang telah diadakan mengenai hal ini adalah:
(1) Mengupayakan agar program yang mempunyai makna edukatif pada waktu-waktu tertentu dapat ditayangkan di sekolah, sehingga sesudah siswa melihatnya dapat dilanjutkan dengan diskusi di dalam kelas. (2) Memberi tahu kepada siswa dan orangtua tentang program-pro-
135
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
gram yang baik untuk dilihat anak dan keluarga di rumah. (3) Memberi umpan balik dan saran-saran kepada perancang program dan pengelola stasiun TV mengenai respons siswa terhadap program tertentu. (4) Melaksanakan pendidikan pengendalian diri yang intinya adalah mengusahakan bagaimana sekolah menjadikan anak terikat untuk melakukan kegiatan belajar dan tidak mudah terpancing untuk menonton program TV, misalnya bila anak memilih terlebih dahulu mengerjakan pekerjaan rumah daripada menonton TV dan ini dilakukan bukan karena disuruh orangtua atau siapapun tetapi karena dia membayangkan bahwa gurunya akan menghukumnya bila tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Sekolah jangan sampai menjadi less demanding untuk anak-anak, agar mereka akan menggunakan waktunya lebih banyak untuk belajar daripada untuk menonton televisi. Pihak ketiga yang perlu juga bertanggungjawab untuk mencegah terjadinya dampak negatif program tayangan televisi adalah para pengelola stasiun sendiri. Selain perlu memilih dan menayangkan program-program yang dapat menunjang program wajar pendidikan dasar sembilan tahun, pengelola TV hendaknya menayangkan program televisi dalam waktu tayangan yang tepat, misalnya film yang seharusnya ditayangkan pada jam 22.00 malam atau minimal bila orang tua sudah berada di rumah hendaknya jangan ditayangkan pada pagi atau siang hari pada saat anak-anak tidak berada dalam pengawasan orang tuanya. 2. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih dan memproduksi
program
televisi
agar
dapat
menunjang
136
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Tidak diragukan lagi TV adalah media elektronik yang sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sebagian besar masyarakat dan juga anak-anak di Indonesia. Televisi mempunyai potensi sebagai suatu sumber belajar bagi kegiatan pendidikan pada umumnya dan penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada khususnya. Televisi bisa memberikan dampak positif maupun negatif, tergantung dari jenis-jenis program yang ditayangkan dan bagaimana cara memanfaatkannya. Namun sebelum upaya pemanfaatan tayangan program TV dilaksanakan, baik melalui bimbingan sekolah maupun orang tua, maka pertama-tama perlu dilakukan seleksi terhadap program-program yang hendak ditayangkan berdasarkan kriteria tertentu agar sedapat mungkin dapat dihindari pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin timbul akibat penayangan program tersebut. Dalam Lampiran III no. 2 a dapat diketahui bahwa terdapat 95,6% responden yang mengatakan bahwa program luar negeri yang ditayangkan di televisi dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak, dapat meningkatkan daya pikir anak, mempengaruhi perkembangan pribadi, tingkah laku dan watak anak, misalnya kejujuran, kerja keras, disiplin, kemandirian, persahabatan, respek pada orang tua dan sebagainya. Untuk itu maka program-program dari luar (tentunya dari dalam negeri juga), harus diseleksi dengan ketat agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan juga sesuai dengan kondisi, kebudayaan, kepribadian dan norma-norma masyarakat dan bangsa Indonesia dan Pancasila. Hal-hal yang sebaiknya tidak ditayangkan adalah kekerasan, kebrutalan, sadisme, seks bebas,
137
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
pemerkosaan, unsur budaya negatif dan sebagainya. Secara lebih rinci, kriteria yang disepakati responden dalam memilih dan menayangkan program televisi, baik dari negara lain maupun yang diproduksi dari dalam negeri, agar dapat menunjang penyelenggaraan wajar 9-tahun, sebagai yang terdapat pada Lampiran III no. 4 a-h dan no. 8 a-j adalah sebagai berikut: (a) Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia 6-15 tahun (f
= 45 atau 97,8% ).
(b) Merangsang perkembangan imajinasi, kecerdasan a tau daya pikir dan kreativitas (f
= 39 tau 84,7% ).
(c) Sesuai dengan norma-norma kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia dan Pancasila (f
= 45 atau 97,8% ).
(d) Dapat memotivasi anak untuk belajar /bersekolah (f
= 42
a tau
91,3% ). (e) Tidak menonjolkan gaya hidup yang bersifat tidak membangun, seperti kemewahan, konsumeristis, hedonistis, bersantai-santai dan sebagainya (f
= 42 atau 86,9% ).
(f) Menumbuhkan wawasan nasionalisme dan patriotisme serta tidak
menimbulkan SARA (f
= 42 atau 91,3% ).
(g) Mengandung pendidikan moral, pengembangan watak dan kepribadian (f
= 43 a tau 93,4% ).
(h) Memberikan pengayaan dan pendalaman terhadap pelajaran di
sekolah (f = 41 atau 89,1% ). (i) Memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman anak, seperti IPTEK, lingkungan dan seterusnya (f
= 46 atau 100%).
(j) Penyajiannya sederhana, tidak sarat pesan, jelas, tidak bertele-tele,
mudah dipahami, tidak menggurui, menghibur, menarik perhatian dan minat anak, tidak dibuat-buat atau wajar (f
= 42 atau 91,3% ).
138
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(k) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (f = 44 atau 95,6%). Kriteria dalam memilih dan menayangkan program televisi agar dapat menunjang penyelenggaraan wajar sembilan tahun, yang disebut dalam butir a-k di atas pada umunya menyerupai berbagai jenis program yang sudah dibahas diatas agar program televisi dapat menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, kecuali tiga hal yang tidak menunjukkan program, yaitu (a) sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia 6-15 tahun (butir a), (b) penyajiannya sederhana, jelas, tidak bertele-tele, menghibur, menarik perhatian dan minat anak dan sebagainya (butir j) dan (c) menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (butir k). Dengan demikian konsensus jawaban respond en untuk jenis-jenis program yang menunjang pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada hakekatnya sama dengan konsensus jawaban responden untuk kriteria pemilihan program yang akan ditayangkan agar dapat menunjang pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Hal ini dapat dimengerti karena kriteria yang harus diperhatikan adalah tidak dapat dipisahkan dengan dan tertuju kepada jenis-jenis program yang sebaiknya ditayangkan di televisi agar dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Terdapat satu kriterium dan juga jenis program yang tidak termasuk konsensus jawaban responden karena hanya dikemukakan oleh sebanyak 73,9% responden (Lampiran III no. 8 f) atau oleh 67,4% (Lampiran III no. 3 b) atau dikemukakan oleh 43,6% responden (Lampiran III no. 1 k), yaitu program yang dapat mengembangkan
139
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
jiwa petualangan yang positif dan dinamis. Jiwa petualangan yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang dapat mengembangkan inisiatif, eksploratif dan kemandirian. Ketiga sifat ini (inisiatif, eksploratif, dan kemandirian) amat penting dalam pengembangan kemampuan individu ke arah pribadi yang bertanggungjawab dan mandiri. Karena itu jenis program yang demikian ini sangat penting untuk ditayangkan di televisi hingga memberikan sumbangan yang berarti bagi penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Terdapat beberapa kriteria program televisi yang sudah disebutkan di atas yang sudah merupakan kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bryant, Alexander dan Brown (1983) yang mengatakan bahwa produksi program televisi yang bersifat mendidik, disajikan dengan menarik, mudah dimengerti, menarik perhatian dan bertujuan untuk memperoleh perubahan-perubahan dalam aspek afektif, kognitif, sikap dan tingkah laku anak, maka program yang demikian ini terbukti dapat mencapai keterampilan menmbaca, keterampilan matematika, kesiapan untuk belajar, keterampilan untuk memproses bahan visual, keterampilan dalam mengamati tata ruangan
(spatial) secara lebih baik, pengetahuan tentang kesehatan dan anatomi tubuh, sikap terhadap orang yang berlainan suku atau kebangsaan, penghargaan terhadap dirinya dan masih banyak lagi. Jadi berdasarkan penelitian Bryant, Alexander dan Brown tersebut, keempat kriteria yang sudah menjadi konsensus para pakar dalam penelitian ini terbukti telah memberikan manfaat bagi anak dalam mencapai keterampilan membaca, keterampilan untuk memproses bahan visual, keterampilan dalam mengamati tata ruang dengan lebih baik, pengetahuan ten tang kesehatan dan anatomi tubuh dan sebagainya. Keempat kriteria tersebut adalah (a) program bersifat
140
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
mendidik, (b) disajikan dengan menarik, (c) mudah dimengerti, (d) menarik perhatian dan (e) bertujuan memperoleh perubahanperubahan dalam aspek afektif, kognitif dan tingkah laku anak. Kriteria lainnya memang baru merupakan konsensus para pakar dalam penelitian ini yang perlu dikaji kebenarannya melalui penelitian lapangan dengan menggunakan tehnik observasi langsung. 3. Teknik dubbing atau subtitling dalam penayangan program yang berasal dari luar negeri agar bermanfaat bagi penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Sudah menjadi kenyataan bahwa penayangan program-program TV, baik pemerintah (TVRI) maupun swasta (RCTI. SCTV, TPI, ANTEVE, Indosiar), untuk sebagian besar adalah program paket jadi (caned product) dari luar negeri. Alasan mengapa hal ini terjadi dapat
dijelaskan sebagai berikut : a.
Televisi adalah media siaran yang melaksanakan pola acara program tayangannya secara ketat sehingga menghendaki adanya kesinambungan program tayangan yang sudah terjadwal. Sekali suatu program ditayangkan pada hari dan jam tertentu maka haruslah selalu tersedia program yang siap ditayangkan pada hari dan jam tersebut. Karena itu media televisi pernah dikatakan sebagai media yang "selalu haus dan lapar".
b. Untuk menjamin adanya kesinambungan tayangan acara program terse but, akan jauh lebih murah dan mudah dengan menayangkan program jadi yang berasal dari luar negeri. Berdasarkan penjelasan Drs. Ishadi K. M.Sc, mantan direktur televisi Ditjen Radio, Televisi dan Film Departemen Penerangan, pada saat diskusi panel
141
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
diadakan, proporsi penayangan program produksi dalam negeri berbanding dengan produksi dari luar negeri menurut ketentuan adalah 80% untuk program lokal berbanding 20% untuk program dari luar. Namun pada saat ini penayangan di stasiun televisi masih lebih berat proporsinya pada penayangan paket-paket program dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena program dari luar negeri lebih murah dan lebih bagus kualitasnya jika dibandingkan dengan program-program produksi dalam negeri, seperti diketahui ada beberapa program-program yang ditayangkan di televisi berasal dari negara lain, seperti Australia, Inggris, Am erika Serikat, Jepang, Brasil, India, Hongkong, Meksiko, Cina dan sebagainya. Teknik mana yang lebih baik digunakan dalam menayangkan program yang berasal dari luar tersebut agar dapat bermanfaat bagi penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, teknik dubbing (mengalih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia) atau teknik subtitling (menuliskan teks berbahasa Indonesia dilayar di atas gambar yang ditonton) ? Berdasarkan hasil penelitian sebagai yang tercantum dalam Lampiran III no.S, dan 6 dan Lampiran VIII yang merupakan hasil lengkap kegiatan diskusi panel yang secara singkat sudah di deskripsikan di bagian A 3 dalam bab IV ini, dapat disusun matriks mengenai kapan sebaiknya digunakan dubbing dan kapan digunakan
subtitling dalam menayangkan program televisi dari luar negeri sebagai yang tercantum dalam Tabel 4 berikut:
142
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
TAB E L IV MATRIKS PENGGUNAAN TEKNIK DUBBING DAN
SUBTITLING DALAM PENAYANGAN PROGRAM TELEVISI DARI LUAR NEGERI
Kapan digunakan teknik dubbing 1. Tujuan utama: a. Untuk menguasai atau atau memahami materi yang disajikan b. Untuk memperlihatkan berlangsungnya proses/ pengoprasian alat tertentu 2. Bila diperlukan adanya perhatian terfokus pada apa yang ditontonnya
Kapan digunakan teknik subtitling 1. Tujuan utama: mempelajari bahasa asing yang digunakan dalam program (dalam hal ini adalah bahasa Inggris ), selain untuk memahami materi yang disajikan, berlatih membaca cepat 2. Perhatian penonton dapat terpecah antara membaca teks dan melihat gambar
visualnya 3. Penggunaan bahasa Indonesia pada apa yang dilihat tidak menjadi janggal. 4. Terdapat kemiripan orang yang menjadi pelaku dalam program dengan orang Indonesia (misalnya orang
3. Bila penggunaan bahasa Indonesia menjadi aneh/ janggal (misalnya cowboy berbahasa Indonesia ) 4. Tidak terdapat kemiripan antara pelaku di film dengan bangsa Indonesia (mis. orang kulit putih)
Thailand) 5. Volume suara harus cocok dengan ciri-ciri pelaku di film yang di dubbed 6. Untuk penonton anak kecil 7. Untuk melindungi program dalam negeri yang ciri utamanya menggunakan bahasa Indonesia
5. Bahasa non verbal atau visual berperan dominan dalam proses komunikasi 6. Untuk orang dewasa
143
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Berdasarkan matriks preskripsi penggunaan dubbing dan subtitling di atas dapatlah disimpulkan bahwa: (1) Film-film yang berbahasa Inggris dari manapun datangnya, lebih baik digunakan teknik subtitling dalam penayangannya. Hal ini selain dapat berguna bagi anak untuk belajar berbahasa Inggris (misalnya, kosa kata, intonasi, ucapan dan lain-lain), juga anak akan berlatih membaca cepat, anak dapat mengerti film melalui visualisasinya. Di sam ping itu pengggunaan teknik
subtitling dapat melindungi program produksi dalam negeri, karena ciri utama yang menonjol program produksi dalam negeri adalah menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. (2) Penayangan film-film dari luar yang berbahasa non-English dapat digunakan teknikdubbing, asalkan bahasa Indonesia yang digunakan baik dan pengucapannya sama dengan gerakan bibir yang sedang mengucapkannya. 4. Penayangan ulang program untuk menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Apabila dikaitkan dengan penyelenggaraan program pendidikan khususnya program wajar pendidikan dasar sembilan tahun, program TV memang mempunyai beberapa keuntungan dan juga kelemahan. Hal ini telah dibahas dalam Bab II di muka. Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penayangan program TV dalam kegiatan pendidikan adalah antara lain dapat menyajikan berbagai hal yang tidak mungkin dibawa ke sekolah (misalnya ruang angkasa, lautan, bahaya nuklir, kemiskinan dan sebagainya), dapat
144
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
menjadikan pengajaran bersifat konkrit, dapat digunakan untuk mencapai tujuan instruksional (seperti mendorong penafsiran individual, mendorong berpikir kreatif, menyajikan sintesis atau pandangan yang bersifat menyeluruh (overview), menunjukkan proses yang kontinyu, meningkatkan kesadaran), menyampaikan bahan belajar kepada siswa di daerah terpencil, sebagai sarana pengajaran dan sumber belajar yang penting, dapat memperluas kesempatan belajar, dapat mengatasi tenaga pengajar yang langka dalam mata pelajaran tertentu (seperti matematika, fisika dan sebagainya). Di pihak lain kerugian a tau kekurangan TV bagi penyelenggaraan pendidikan antara lain adalah kesulitan menyesuaikan program pelajaran yang diberikan melalui televisi (khususnya TV instruksional) dengan pelaksanaan pelajaran di sekolah, kebiasaan anak untuk menghabiskan waktunya untuk menonton televisi sehingga dapat menggeser waktunya untuk belajar, sikap pasif dalam menerimastimuli yang disampaikan, banyaknya program yang ditayangkan kurang memiliki nilai edukatif namun menyita cukup banyak waktu anak bahkan dapat mempengaruhi perkembangan sikap dan tingkah laku mereka (misalnya kekerasan, perkosaan dan lain-lain), adanya keharusan menonton yang tak dapat ditunda (sifat tirani tayangan televisi), kesulitan merancang program yang cocok untuk semua pem1rsa. Selain keuntungan dan kekurangan media televisi, seperti yang sudah disebutkan di atas, dalam bab II juga diuraikan sifat-sfat (attributes) media televisi, antara lain bahwa media televisi memberikan
informasi dengan tidak memberikan kemampuan pada penonton untuk dapat dengan bebas mengontrol terhadap kecepatan dalam mengikuti tayangan program tersebut dan terhadap urutan (sequence)
145
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
penyajian program. Ak.ibatnya adalah setiap anak harus mengikutinya dalam tempo/kecepatan dan urutan yang sama dalam menerima informasi/pesan yang disampaikan oleh media televisi tersebut. Sehubungan dengan sifat (attributes) media televisi yang demik.ian, ditambah dengan sifat tirani tayangan televisi sebagai salah satu kelemahan di atas, maka penayangan ulang program tertentu yang memiliki nilai edukatif, di samping mengadakan rekaman terhadap program tersebut bila dimungkinkan, dapat mengatasi kekurangan (kelemahan) media televisi. Program yang perlu dilakukan penayangan ulang yang merupakan konsensus para responden penelitian (Larnpiran Ili no. 9 a-g) adalah sebagai berikut: (a) program yang menunjang pelajaran di sekolah, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris dan lain-lain (f = 4 1 atau 91,2% ). (b) program yang dapat mengembangkan kreativitas anak (f=41 a tau 89,1% ). (c) program yang mengandung unsur pendidikan (pendidikan moral, budi pekerti dan keagamaan) (f=42 atau 91,2% ). (d) program informasi ten tang operasionalisasi kegiatan wajib belajar (f=44 a tau 95,6% ). (e) film-film perjuangan (f=41 atau 89,1%) (f) IPTEK, termasuk pengetahuan praktis (f=40 atau 86,8%)
Di sam ping jenis-jenis program yang perlu dilakukan penayangan ulang, seperti telah disebutkan di atas, penayangan ulang programprogram televisi di atas diperlukan karena beberapa alasan yaitu adanya tiga daerah perbedaan waktu di Indonesia sehingga menimbulkan perbedaan waktu bersekolah dan belajar bagi murid-
146
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
murid (f=39 a tau 84,7% ), banyaknya murid dan orang tua yang bel urn menonton pada kesempatan pertama (f=43 a tau 93,4% ), untuk memberikan penguatan (reinforcement) dan pemahaman yang lebih baik terhadap pesan yang disampaikan (f=39 atau 84,8% ). Berapa kali dan dengan interval waktu yang bagaimana penayangan ulang sebaiknya dilakukan, sebanyak 89,1% (f=41) responden mengatakan panayangan ulang dilakukan sebayak satu sampai tiga kali dengan interval waktu antara satu sampai empat minggu (kecuali untuk film dokumenter untuk membangun jiwa nasionalisme dan patriotisme).
C.
Keterbatasan penelitian Deskripsi hasil penelitian dan diskusi hasil penelitian yang
terdapat dalam Bab IV ini akan diakhiri dengan menyebutkan beberapa keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini sehingga dapat berpengaruh terhadap proses pengumpulan data, analisis data dan pengambilan kesimpulan. Keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Keterbatasan di dalam pemilihan sampel penelitian. Sesuai dengan
tenaga, waktu dan biaya yang tersedia, pemilihan para pakar yang menjadi respond en penelitian ini hanya dibatasi pada empat bidang saja, yaitu pendidikan, psikologi, komunikasi dan agama dengan jumlah responden sebanyak 60 orang pakar. 2.
Keterbatasan dalam kemampuan mengumpulkan data. Untuk responden yang tinggal di Jakarta penyebaran kuesioner putara pertama dan putaran kedua maupun pengambilannya
147
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
kembali kuesioner yang sudah dijawab dilakukan dengan mendatangi mereka secara pribadi di tempat mereka masingmasing. Namun untuk responden yang tinggal di Bandung, Yogyakarta, Malang, Surabaya dan Ujung Pandang, pengiriman kuesioner untuk putaran pertama dan kedua dilakukan melalui pos. Khusus untuk responden yang tinggal di Malang dan di Surabaya, pengambilan kuesioner putaran kedua yang sudah terisi jawabannya dilaksanakan dengan mendatangani mereka secara pribadi di tempat mereka masing-masing. Walaupun waktu yang telah digunakan untuk pengumpulan data untuk dua putaran berlangsung selama lima bulan delapan belas hari, namun dari 60 buah kuesioner yang diedarkan pada putaran pertama dan kemudin menjadi 51 buah yang disebarkan pada putaran kedua, maka jumlah kuesioner yang dapat diperoleh kembali pada putaran kedua adalah 46 buah (76,66% ). 3. Keterbatasan yang terakhir adalah berhubungan dengan teknik yang digunakan (Delphz), yaitu bahwa data yang diperoleh dari putaran pertama dan yang kemudian diklasifikasi menjadi kuesioner terstruktur putaran kedua dan yang kemudian menjadi konsensus para responden melalui putaran kedua didasarkan pada pertimbangan subyektif para pakar dan tidak dihubungkan dengan penggunaan teknik observasi langsung dilapangan. Karena itu kesimpulan dan saran penelitian yang diberikan perlu dilanjutkan dengan suatu penelitian lanjutan untuk mengetahui sejauh mana kesimpulan dan saran hasil penelitian ini benar-benar menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
148
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
BABY
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan dengan teknik
Delphi beserta diskusi yang telah dilakukan dalarn bab rv,
dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Jenis-jenis program tayangan televisi yang dapat menunjang
penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun adalah sebagai berikut: a. Program instruksional yang dapat menunjang, mernperkaya dan melengkapi materi pelajaran di sekolah. b. Program yang mengandung unsur pendidikan atau bersifat mendidik dan dapat membina perkembangan watak dan kepribadian anak, misalnya percaya diri, kejujuran, ketekunan, kebenaran, keyakinan, kerja keras, pengenalan di.--1, disiplin, kemandirian, hidup hemat, hormat pada orang tua dan sebagainya. c.
Program yang dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk sifat toleransi beragama dan sebagainya.
d. Program yang dapat memperluas wawasan dan cakrawala pengetahuan anak dan mendorong perkembangan nalar (intelek) dan kemampuan berfikir secara kritis dan k.epedulian terhadap lingkungan dan sosial, misalnya kependudukan, wawasan nusantara, kelautan, flora dan fauna, teknologi satelit, IPTEK dan sebagainya. 149
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
e.
Program yang dapat merangsang perkembangan imaginasi, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah dan rasa ingin tahu anak.
f.
Program yang dapat menumbuhkan motivasi, semangat dan budaya untuk belajar /bersekolah.
g. Program mengenai berbagai keterampilan praktis, misalnya kerajinan batik, kayu, peternakan, pertanian, industri rumah tangga dan sebagainya. h. Program yang memberikan informasi ten tang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, termasuk operasionalisasi dan altematif cara-cara pelaksanaannya, baik cara konvensional maupun yang bersifat inovatif, seperti SMP Terbuka dan Paket B. i.
Program pengajaran bahasa (baik program bahasa Indonesia maupun bahasa asing).
j.
Program yang dapat mengembangkan jiwa petualangan yang bersifat positif untuk mengembangkan inisiatif, semangat
eksploratif dan kemandirian. 2. Kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan program televisi, baik yang berasal dari negara lain, maupun yang diproduksi di dalam negeri, agar dapat menunjang penyelenggaraan wajib bel ajar pendidikan dasar 9-tahun adalah sebagai berikut: a. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia 6-15 tahun. b. merangsang perkembangan imaginasi, day a pikir (kecerdasan) dan kreativitas. c.
sesuai dengan norma-norma kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia dan Pancasila.
150
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
d. dapat memotivasi anak untuk belajar /bersekolah. e.
tidak menonjolkan gaya hid up yang tidak membangun, seperti kemewahan, konsumeristis, hedonistis, bersantai-santai dan sebagainya.
f.
menumbuhkan wawasan nasionalisme dan patriotisme serta tidak menimbulkan SARA.
g. mengandung pendidikan moral, pengembangan watak dan kepribadian. h. memberikan pengayaan dan pendalaman terhadap pelajaran di sekolah. L
memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman anak, seperti IPTEK, lingkungan, flora dan fauna, kelautan, satelit dan sebagainya.
j.
penyajiannya sederhana, tidak sarat pesan, jelas, tidak berteletele, mudah dipahami, tidak menggurui, menghibur, menarik perhatian dan minat anak.
k. menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Agar program televisi dapat menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun, para orang tua perlu membimbing, mengarahkan, mengawasi dan membatasi waktu anak dalam menonton televisi, memberi contoh yang baik pada anak-anak di dalam menonton, memberi kesempatan untuk menonton program yang baik, bersedia menampung dan menjawab pertanyaan anak dan sebagainya. 4. Peranan sekolah (guru-guru) dalam pemanfaatan program televisi adalah sebagai berikut: a.
mengupayakan agar program yang mempunyai makna edukatif pada waktu-waktu tertentu dapat ditayangkan di
151
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
sekolah sehingga sesudah siswa menontonnya dapat dilakukan diskusi di dalam kelas. b. memberi tahu siswa dan orang tua tentang program-program yang baik untuk ditonton dirumah. c.
memberi umpan balik dan saran-saran kepada perancang program. dan pengelola stasiun televisi.
d. melakukan pendidikan penguasaan diri dengan jalan memberikan tugas tugas yang harus dikerjakan sehingga murid akan lebih memilih mengerjakan tugas sekolahnya daripada menonton televisi. 5. Mengingat penayangan program-program dari luar negeri relatif masih dominan dalam stasiun-stasiun televisi yang ada, maka: a. film-film yang berbahasa Inggris lebih baik ditayangkan dengan menggunakan tekniksubtitling. Alasannya adalah anak dapat belajar bahasa Inggris (mengenai kosa kata, pengucapan, intonasi, idiom dan lain sebagainya), anak dapat belajar membaca dengan cepat, anak dapatmemahami isi film melalui bahasa visual serta dapat melindungi program produksi dalam negeri yang ciri utamanya adalah menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia. b. Penayangan film-film dari luar yang menggunakan bahasa bukan bahasa Inggris dapat digunakan teknik dubbing, asalkan digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, di sam ping diucapkan dengan gerakan bibir yang sama dengan orang yang mengucapkannya. 6.
Mengingat bahwa televisi mempunyai tempo (kecepatan) dan urutan yang kaku, berlaku sama bagi semua penonton, termasuk bagi para siswa jenjang pendidikan SD dan SLTP, serta adanya ciri
152
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
tirani dari tayangan program televisi, maka sangat diperlukan adanya penayangan ulang sebanyak satu sampai tiga kali dengan
interval waktu antara satu sampai empat minggu, terutama untuk jenis-jenis program berikut: a. Program yang menunjang dan memperkaya pelajaran di sekolah, misalnya matematika, fisika, IPS, IPA. bahasa Inggris dan sebagainya. b. Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak. c.
Program yang mengandung unsur pendidikan (pendidikan moral, pendidikan budi pekerti dan pendidikan agama).
d. Program informasi tentang operasionalisasi kegiatan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
B.
e.
Film-film perjuangan.
f.
Program IPTEK, termasuk pengetahuan praktis.
Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, dapat
dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut: 1. Mengingat bahwa beberapa jenis program televisi yang menjadi
konsensus para responden yang disebutkan dalam kesimpulan diatas di dasarkan pada pertimbangan subyektif para pakar secara kolektif tanpa didukung melalui observasi langsung di lapangan sebagai telah diuraikan dalam bab III di muka, maka perlu diadakan penelitian lanjutan dengan metode observasi langsung di lapangan untuk mengetahui sejauh mana manfaat programprogram televisi hasil konsensus para pakar dalam penelitian ini
153
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
dalam menunjang program pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. 2. Bagi perancang program dan pengelola stasiun TV diharapkan dapat benar-benar memberikan peluang berupa kesempatan dan waktu, kalau perlu ulangan, dalam menayangkan berbagai macam/jenis program yang dapat menunjang wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Program dapat dipilih berdasarkan jenis-jenis program dan kriteria pemilihan program yang sudah dikemukakan dalam kesimpulan di atas. Ini berhubungan dengan kenyataan bahwa televisi yang sudah berada di tengah-tengah kehidupan masyarakat (termasuk anak-anak) hendaknya dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber belajar sehingga dapat memberikan sumbangan yang positif bagi penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. 3. Bagi para orang tua diharapkan dapat berfungsi sebagai lingkungan yang kondusif bagi anaknya di dalam mengambil manfaat sebanyak-banyaknya di dalam menonton televisi, misalnya dengan secara aktif membimbing, mengawasi, mengarahkan anaknya di dalam menonton televisi, termasuk memberikan kesempatan atau toleransi waktu kepada anak untuk menonton program televisi yang dinilai baik walaupun anak barangkali sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya, karena kalau tidak demikian anak akan kehilangan program yang amat baik untuk ditonton. 4. Bagi sekolah (dalam hal ini para guru) perlu mengidentifikasi dan kemudian memberitahukan kepada orang tua dan murid-murid sendiri program-program televisi yang mempunyai nilai edukatif dan baik untuk ditonton murid. Mengingat sifat tirani program
154
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
televisi, maka terhadap program yang dinilai baik dan sekolah mempunyai peralatannya (yaitu VCR atau Video Cassette Recorder), sebaiknya direkam, sehingga dapat diputar kembali bersama murid pada waktu yang memungkinkan untuk kemudian diadakan diskusi mengenai isi program yang ditayangkan tersebut.
C.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas dapat
diberikan sara-saran sebagai berikut: 1.
Perlu dilakukan suatu penelitian-penelitian lanjutan, antara lain dengan melalui observasi langsung di lapangan untuk mengetahui sejauh mana jenis-jenis program dan kriteria pemilihan dan produksi program yang menjadi konsensus para pakar dalam penelitian ini benar-benar dapat menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun.
2. Walaupun konsensus para pakar mengenai jenis-jenis program televisi dan kriteria pemilihan dan produksi program yang telah mereka nilai mampu memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun di dasarkan pada pertimbangan subyektif melalui proses komunikasi kelompok secara tertulis, dan karenanya masih perlu pengecekan lebih lanjut di lapangan, namun konsensus mereka mengenai berbagai jenis program dan kriteria pemilihan dan produksi program dapat dijadikan acuan di dalam memilih, mengadakan dan memproduksi program-program yang akan ditayangkan di televisi.
155
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
3. Dalam rangka lebih mengoptimalkan pemanfaatan program televisi sebagai salah satu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, disarankan agar: a. Para orang tua memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan kepada anaknya di dalam menonton program televisi, misalnya dengan membatasi waktu yang digunakan anaknya untuk menonton televisi, memberi contoh yang baik bagi anaknya di dalam menonton televisi yaitu dengan memilih program yang baik untuk ditonton, serta bersedia menampung dan menjawab pertanyaan anak waktu menonton. b. Mengingat keadaan latar belakang orang tua berbeda-beda dalam kemampuan mereka untuk melaksanakan saran 3 a di atas, disarankan agar dilaksanakan secara bertahap program penyuluhan kepada para orang tua mengenai bagaimana caracara yang dapat dilaksanakan dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan terhadap anak-anaknya di dalam menonton tayangan televisi dalam rangka meredam dampak negatif yang mungkin timbul dari menonton televisi. c.
Sekolah hendaknya memberi tahu siswa dan orang tua ten tang program yang baik untuk ditonton, memberi umpan balik dan saran-saran kepada perancang program dan pengelola stasiun televisi tentang program yang ditayangkan dan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya dampak yang negatif dari tayangan televisi sekolah hendaknya melaksanakan pendidikan pengendalian diri kepada para siswa dengan jalan memberikan tugas-tugas pekerjaan rumah kepada para siswa sehingga mereka akan terbiasa untuk tidak langsung menonton televisi
156
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
karena masih harus mengerjakan pekerjaan rumahnya terlebih dahulu. 4.
Karena program-program dari luar negeri masih dominan peranannya dalam penayangan program-program di berbagai stasiun televisi, disarankan agar dalam penayangan program dari luar negeri yang berbahasa Inggris digunakan teknik sub-
titling dengan catatan teks bahasa Indonesia yang digunakan tepat dan sesuai dengan dialog yang sedang berlangsung (artinya tidak mendahului ataupun tidak ketinggalan dari pembicaraan yang sedang berlangsung). Untuk program dari luar negeri yang tidak berbahasa Inggris dapat digunakan teknik dubbing, asalkan digunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan ucapannya muncul secara bersamaan waktu dengan gerakan bibir yang sedang mengucapkannya. 5.
Penayangan ulang suatu program dapat dilakukan sebanyak satu sampai tiga kali dengan interval waktu an tara satu sampai empat minggu, khususnya untuk dua jenis program berikut, yaitu program yang dapat menunjang dan memperkaya pelajaran di sekolah, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris dan sebagainya, program yang dapat mengembangkan kreativitas anak, program yang mengandung unsur pendidikan moral, budi pekerti dan agama, program tentang operasionalisasi kegiatan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, film-film perjuangan dan program tentang IPTEK, termasuk pengetahuan praktis.
157
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
KEPUSTAKAAN
Aldag, R.J. & Stearns, T.M. (1987). Management. Cincinnati: South Western Publishing Co .. Adler, M.J. (1978). Books, television, and learning. Dalam J.J. Cole (Ed.). Television, the book and the classroom (hal. 13-27). Washington D.C.: Library Congress. Amstrong, D.G., Henson, K.T. & Savage, T.V. (1981). Education an introduction. New York: Macmillan Publishing Co. Inc .. Anggadewi M. (1994). Proses informasi manusia dan efeknya menonton televisi. Dalam Pendidikan media televisi untuk anak. (hal. 31-35). Jakarta: Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia.
Association for Educational Communication Technology (AECT). (1986). Definisi teknologi pendidikan (Penerjemah Yusufhadi Miarso). Jakarta: C.V. Rajawali. (Buku asli diterbitkan tahun 1977). Arnove, R.F. (1976). Sociopolitical implications of educational television. Dalam R. F. Arnove (Ed.) Educational television: A policy, critique and guide for developing countries (hal. 1-12). New York: Praeger Publishers. Bates, A. W. (1984). Broadcasting in education: An evaluation. London: Constable and Company Ltd. Bates, A.W. (Ed.). (1984). The Role of technology in distance education. New York: Croom Helm Ltd. St. Martin's Press. Bates, T. (1984). Broadcast television. Dalam A.W. Bates (Ed.). The role of technology in distance education (hal. 29-41). New York: Croom Helm Ltd. St. Martin's Press.
158
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Biro Pusat Statistik. (1990). Penduduk Indonesia, Hasil sensus penduduk 1990. Seri S.No 2. Jakarta: Biro Pusat Statistik. Boyer, E.U. (1978). Instructional media and the individual learner. London: Kogan Page. Brown, S. (1984). Video cassettes. Dalam A.W. Bates (Ed.). The role of technology in distance education (hal. 43-55). New York: Croom Helm Ltd. St. Martin's Press. Bryant,}., Alexander, A.F. & Brown,D.(1983). Learning from educational television. Dalam M.J.A.Howe (Ed). Learning from television programs: Educational & psychological research (hal. 23-31 ). London: Academic Press. A Subsidiary of Harcourt Brace Jovanovich Publishers. Cohen, E.G. (1978). Television mode for the classroom. Dalam J. Cole (Ed.). Television, the book, and the classroom (hal. 86-1 02). Washington D.C.: Library Congress. Cole, J. (Ed.). (1978). Television, the book and the classroom. Washington D.C.: Library Congress. Davis, A. (1976). Television: The first fourty years. London: Independent Television Publications Ltd .. Davies, I.K. (1986), Pengelolaan belajar, (Sudarsono Sudirdjo, Koyokarta Surya, dan Lily Rompas. Penerjemah). Jakarta: CV. Rajawali (Buku asli diterbitkan tahun 1971 ). Delbecq, A.L., Ven, A.H.V. & Gustafson, D.H. (1975). Group techniques
for program planning: A Guide to nominal group and delphi processes. Glenview, Illinois : Scott, Foresman and Company. Dick, W. and Reiser, R. A. (1989). Planning effective instruction. Boston: Allyn and Bacon.
159
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1990). Lima repelita pendidikan dan kebudayaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. - - , (1994). Pengembangan sekolah plus. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. - - , (1994). Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam (1994/95-1998/ 99). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Penerangan RI. (1975). Himpunan ringkasan hasil penelitian penerangan 1974/1975. Jakarta: Departemen Penerangan. Fothergill,R. (1988). Implications of new technology for the school curriculum. London: Kogan Page. Gagne', R.M. & Briggs, L.J. (1973). Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Gagne', R.M. & Driscoll, M.P. (1988). Essentials of learning for instruction. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall.
GBHN Rl 1993- 1998. (1993). Surabaya: Bina Pustaka Nama. Heinich, R., Molenda, M. & Russell, J.D. (1989). Instructional media and the new technology of instruction. New York: Macmillan Publishing Company. Helmer, 0. (1983). Looking forward: A guide to future research. Beverly Hills: Sage Publications.
Houts, P.R..Dikutip Stanton. F. (1978). Television and the book. Dalam J. Cole (Ed.). Television, the book, and the classroom (hal. 28-42). Washington D.C.: Library Congress.
160
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Ishadi, S.K. (1992). Pengembangan program televisi dengan pendekatan pembangunan. Disampaikan dalam Seminar Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan di Cipayung, Bogor. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kuboni, 0. (1992). Designing instructional television for concept learning in low achieving pupils in Trinidad and Tobago. Dalam British Journal of Educational Technology. 23 (2). (hal. 95-105). Levie, W. H. (1975). How to understand instructional media. Dalam View Points Bulletin of The School of Education, Indiana University, Nomor 51 (hal. 33-37). Linstone, H.A. & Turoff, M. (Eds). (1979). The Delphi method: Techniques and applications. London: Addison -Wesley Publishing Company. Loomis, H. (1978). The responsibility of public television. Dalam J. Cole (Ed.). Television, the book, and the classroom. (hal. 57-72). Washington D.C. :Library Congress. McNeil. J.D.(1977). Curriculum: A comprehensive introduction. Boston: Little Brown and Company. - - - - (1976). Designing Curriculum : Self-instructional modules. Boston: Little Brown Company. Mattews, J.B. & Norgaard, R. (1984). Managing the partnership between higher education and industry. Boulder, Colorado: National Center for Higher Education Management Systems. Miarso, Y., dkk. (1992). Review kurikulum teknologi pendidikan. Jakarta: Pascasarjana IKIP Jakarta. Miarso, Y. (1992). Landasan konsepsi dan operasi televisi pendidikan. Disampaikan dalam Seminar Lokakarya Nasional Teknologi
161
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Pendidikan di Cipayung, Bogar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. - - (1994). Usaha pendayagunaan medium televisi untuk belajar. Dalam Pendidikan media televisi untuk anak. (hal. 13-18). Jakarta: Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia. Mikarsa, H.L. (1994). Faktor-faktor yang memperkuat dan memperlemah pengaruh televisi pada anak-anak. Dalam Pendidikan media televisi untuk anak. (hal. 23-30). Jakarta: Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia. Mitroff, I.I. & Turoff, M. (1979). Philosophical and methodological foundations of delphi. Dalam H.A. Linstone & M. Turoff (Eds). The delphi method: Techniques and applications (hal. 17-18). London: Addison-Wesley Publishing Company. Moss,R., Jones,C. & Gunter, B. (1991 ). Television in schools. London: John Libbey & Company Ltd. Myrna, R.M., (1991 ). Film, televisi dan bioskop semakin sa dis, semakin digemari. Kompas, 21 April, hal. 6 Noble,G. (1983). Learning from everyday television. Dalam M.J.A. Howe (ed.).Learning from television: Educational and psychological research. (Hal. 120-132). London: Academic Press. A Subsidiary of Harcourt Brace Jovanovich Publishers. Nugent, G.C. (1987). Innovatives in telecommunications. Dalam R. M. Gagne' (Ed.). Instructional technology: Foundations (hal. 256-271 ). Hillsdale, New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. O'Connor, J.E. (Ed). (1985). American history I American television: Interpreting the video Past. New York: Frederick Ungar Publishing, Co.
162
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Percival, F. & Ellington, H. (1984). A handbook of educational technology. London: Kogan Page. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. (1994). Profil sumber daya manusia Indonesia (The human resources profile of Indonesia). Jakarta: Departemen Tenaga Kerja. Reigeluth, C.M. (Ed.). (1983). Instructional design theories and models: An overview of their current status. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Publishers. Robinson, G.O. (Ed.). (1978). Communications for tomorrow: Policy perspective for the 1980s. New York: Praeger Publishers Praeger Special Studies. Romiszowsky, A.J. (1981). Designing instructional systems, Decision making in course planning and curriculum design London: Kogan Page. Rowntree, D. (1982). Education technology in curriculum development. London: Harper & Row Publishers. Schneider, C. (1987). Children's television: The art, the business, and how it works. Lincolnwood, Chicago : NTC Business Books. Schumacher, E. (1973). Small is beautiful. New York: Harper & Row Publishers. Sharma, M. (1987). Issues in distance education. Dalam Asian development bank.Distance education in Asia and the Pacific. (hal.47). Manila: Asian Development Bank. Snelbecker,G.E. (1974). Learning theory, instructional theory, and psychoeducational design. New York: McGraw Hill Book Company. Stanton, F. (1978). Television and the book. Dalam J. Cole (Ed.). Televi-
163
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
sian, the book, and the classroom. (hal. 28-42). Washington D.C. : Library Congress. Suwardi, H. (1992). Kendala dan keuntungan pemanfaatan televisi pendidikan. Disampaikan dalam Seminar Lokakarya Nasional Teknologi Pendidikan di Cipayung, Bogor. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (1989). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Walinono, H. (1992). Sistem belajar jarak jauh menunjang wajib belajar pendidikan dasar. Disampaikan pada Seminar Lokakarya Teknologi Pendidikan di Cipayung, Bogor. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wilds, E. H. & Lottich, K. V. (1970). The foundations of modern education. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. The World Bank. (1980). Poverty and human development. Manila: Asian Development Bank.
164
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
KUESIONER TERBUKA PUTARAN PERTAMA
165
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Jakarta, 5 Januari 1994
Kepada Yth. Bapak/ Ibu
Dengan hormat, saya beritahukan bahwa saat ini saya sedang melaksanakan suatu penelitian untuk penulisan disertasi saya yang berjudul: "Televisi sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun". Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Delphi. Para pakar yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para ahli dalam bidang komunikasi, bidang psikologi, bidang pendidikan dan bidang agama. Pendapat para pakar tersebut dikumpulkan secara tertulis melalui kuesioner yang disampaikan dalam dua putaran. Pada putaran pertama digunakan kuesioner terbuka, sedangkan pada putaran kedua akan digunakan kuesioner terstruktur yang dikembangkan berdasarkan hasil-hasil jawaban pada putaran pertama. Berdasarkan hasil pengumpulan pendapat pada putaran kedua kemudian dilanjutkan dengan suatu diskusi panel yang akan diikuti sebagian pakar secara terbatas ditambah dengan peserta lainnya yang tidak termasuk dalam putaran pertama dan kedua, yang tujuannya adalah untuk memperoleh bahan /pendapat/ data yang dapat melengkapi hasil yang diperoleh pada putaran kedua. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai pakar dalam salah satu bidang yang saya sebutkan di atas bertindak sebagai responden dalam putaran pertama dan putaran kedua. Bersama ini saya menyampaikan kuesioner terbuka untuk putaran pertama. Saya mohon Bapak/ Ibu berkenan rnengisinya dan mengembalikannya dalam waktu secepatnya. Untuk memudahkan Bapak/Ibu dalam mengirimkan kern bali kuesioner yang sudah diisi jawabannya, bersama ini saya sertakan am plop beralamatkan saya yang sudah dibubuhkan perangko. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam membantu penelitian saya ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Hormat saya
Sudarsono Sudirdjo Mahasiswa S-3 !KIP Jakarta
166
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
KUESIONER TERBUKA (PUTARAN PERTAMA)
Pengantar Pad a saat ini, sebagian besar masyarakat termasuk anak-anak usia 6-15 tahun (siswa SD dan SLTP), dapat menonton siaran TV mulai dari jam 06.00 pagi sampai larut malam (kurang lebih jam 01.00 malam), melalui beberapa stasiun televisi , seperti TVRL TPI. SCTV, RCTI, ANTEVE, Indosiar dan sebagainya. Selain dapat memberikan hiburan dan informasi, beberapa jenis program yang ditayangkan oleh stasiunstasiun televisi tersebut dapat bermanfaat dan menunjang pendidikan SD dan SLTP. Dan tentunya terdapat juga program-program yang kurang bermanfaat a tau kurang menunjang pendidikan SD I SLTP terse but. Di bawah ini diberikan beberapa pertanyaan. Mohon Bapak/ Ibu menuliskan jawabannya pada tempat yang disediakan dan apabila tempatnya tidak cukup dapat ditulis dibaliknya.
Pertanyaan 1. Menurut pendapat Bapak/ Ibu, program-program televisi bagaimana yang dapat menunjang wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun yang akan dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1994 ini? (Catatan: Undang-Undang RI nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat (1), pada bagian penjelasan, mengemukakan tentang pendidikan dasar 9-tahun, antara lain sebagai berikut : Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 (sembilan) tahun, yang diselenggarakan selama 6 (enam) tahun di Sekolah Dasar (SD) dan 3 (tiga) tahun di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau satuan pendidikan yang sederajat. Pendidikan dasar diselenggarakan dengan memberikan pendidikan yang meliputi an tara lain penumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, pembangunan watak
167
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
dan kepribadian serta pemberian pengetahuan dan keterampilan dasar.
2. Mohon dapat dijelaskan secara singkat dalam hal apa programprogram tersebut dapat menunjang pendidikan 9- tahun (untuk siswa SD dan SLTP).
3. Bagaimanakah pendapat Bapak/ Ibu mengenai program-program TV yang berasal dari negara lain , seperti Am erika Serikat, Jepang, Meksiko, Brasil dan lainnya, apabila dihubungkan dengan pendidikan pada umumnya dan pendidikan dasar 9- tahun pada khususnya.
4.
Jenis program yang berasal dari negara lain bagaimana yang dapat menunjang pendidikan dasar 9-tahun dan dalam hal apa program tersebut menunjang pendidikan dasar 9-tahun?
5. Kriteria/ syarat-syarat apakah yang sebaiknya diperhatikan dalam menayangkan program-program yang berasal dari negara lain agar dapat menunjang terhadap pendidikan pada umumnya dan pendidikan dasar 9-tahun pada khususnya?
6. Selain syarat-syarat/ kriteria yang sudah disebutkan di atas, di dalam menayangkan program-program yang berasal dari negara lain, apakah sebaiknya digunakan teknik dubbing (mengalih bahasakan dialog/ narasi yang ada dalam program ke dalam bahasa Indonesia) ? Mohon penjelasan.
168
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
7. Bagaimanakah pendapat Bapak/ Ibu, bila penayangan programprogram yang berasal dari negara lain tersebut menggunakan teknik penulisan subtitling (membubuhkan teks dalam bahasa Indonesia pada layar)? Mohon penjelasan.
8. Jenis-jenis program apa sajakah yang sebaiknya diproduksi di dalam negeri agar dapat menunjang pendidikan pada umumnya dan pendidikan dasar 9-tahun pada khususnya ?
9. Apakah syarat/ syarat (kriteria) yang sebaiknya diperhatikan di dalam mengembangkan atau memproduksi program-program di dalam negeri tersebut agar dapat bermanfaat untuk pendidikan dasar 9-tahun?
10. Dalam rangka pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9- tahun, apakah diperlukan penayangan ulang program-program tertentu di televisi? Jika ya, apakah alasannya? Program apa saja yang perlu ditayangkan ulang tersebut? Berapa kali penayangan ulang suatu program dapat dilakukan dan berapa lama waktu interval Garak) penayangan ulang tersebut?
169
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
IISU 1-i'flil"l
KUESIONER TERSTRUKTUR PUTARAN KEDUA
170
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Jakarta, 13 April 1994
Kepada Yth. Bpk/lbu ............................... .
Dengan hormat, Terlebih dahulu saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/ lbu dalam memberikan jawaban pada kuesioner putaran pertama yang lalu mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan penayangan program televisi yang dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9- tahun, misalnya mengenai jenis program, kriteria untuk pemilihan, pengadaan dan produksi program, penggunaan teknik dubbing dan subtitling untuk penayangan program dari negara lain negeri dan sebagainya. Berdasarkan 51 buah kuesioner yang dapat diterima kembali dan sudah terisi jawabannya pada putaran pertama (semuanya ada 60 kuesioner yang disebarkan), dikembangkan kuesioner putaran kedua yang terstruktur sifatnya dengan jalan mengklasifikasi atau mengkategorisasikan jawaban yang diperoleh dari putaran pertama. Kuesioner putaran kedua tersebut adalah, seperti terlampir. Pertanyaan pada pu taran kedua ini adalah sam a dengan pertanyaan pad a putaran pertama. Perbedaan yang ada adalah bahwa pada kuesioner putaran kedua ini sudah diberikan alternatif jawaban untuk setiap pertanyaan yang dimajukan, yang sebenarnya merupakan hasil klasifikasi jawaban putaran pertama yang saya terima. Hal ini dapat dilihat adanya kode responden pada tiap-tiap alternatif jawaban yang menunjukkan dari mana jawaban terse but berasal. Kode respond en hanya diketahui oleh responden yang bersangkutan dan peneliti saja. Untuk itu, saya mahan kesediaan Bapak/ ibu untuk mengisi kuesioner putaran kedua terlampir dengan memberikan tanda check (V) pada kolom S (Setuju) a tau kolom TS (Tidak Setuju) pad a setiap alternatif jawaban yang diberikan dalam masing-masing pertanyaan yang dimajukan. Bagi Bapak/lbu yang tinggal di Jakarta saya akan mendatangi Bapak/lbu untuk mengambil kembali kuesioner yang sudah Bapak/lbu isi, sedangkan bagi Bapak/lbu yang tinggal di luar Jakarta saya mahan kesediaan Bapak/ lbu dapat mengirimkan kuesioner yang sudah terisi melalui pas dengan menggunakan amplop berprangko dan beralamatkan saya terlampir. Akhirnya atas bantuan Bapak/lbu dalam mengisi kuesioner putaran kedua ini saya sebelumnya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Sudarsono Sudirdjo
171
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
KUESIONER PUTARAN KEDUA
Petunjuk Di bawah ini diberikan 11 pertanyaan secara terstruktur. Pilihan (alternatif) jawaban pada masing-masing pertanyaan berasal dari klasifikasi (pengelompokan) atau kategorisasi jawaban Bapak/ Ibu pda kuesioner putaran pertama yang lalu. Di setiap pilihan (alternatif) jawaban dicantumkan kode-kode responden misalnya Ps5, Pdl8, Km3. AI2, APl dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa pilihan jawaban berasal dari responden dengan kode yang tercantum pada pilihan jawaban tersebut. Dalam kuesioner putaran kedua ini dicantumkan kembali nomer kode Bapak/Ibu yang sama dengan waktu pengisian kuesioner putaran pertama yang lalu. Kode responden hanya diketahui oleh responden yang bersangkutan dan peneliti sendiri. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu menj awab dengan memberikan tanda check (V) pada S (Setuju) atau TS (Tidak Setuju) pada semua pilihan (alternatif) jawaban yang tersedia pada masingmasing pertanyaan. Bapak/Ibu dapat mengubah jawaban Bapak/Ibu yang telah diberikan pada putaran pertama dengan menyetujui pendapat responden lain yang dianggap lebih tepat. Apabila diperlukan, Bapak/ Ibu dapat menuliskan jawaban baru di temp at yang disediakan. Akhirnya atas bantuan Bapak/ Ibu dalam menjawab pertanyaanpertanyaan dalam kuesioner putaran kedua ini, saya sebelumnya mengucapkan banyak terima kasih. Hormat saya Sudarsono Sudirdjo
172
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
KUESIONER PUTARAN KEDUA
NO
PERTANYAAN DAN
F
%
RESPOND EN
ALTERNATIF JAWABAN
PI
PI
PUTARAN I
Program TV yang bermanfaat dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun (tingkat SO dan SLTP) adalah: a. Program pendidikan I instruksional yang dapat menunjang, 27. melengkapi dan memperkaya materi pelajaran di sekolah. Termasuk untuk membantu mata pelajaran yang sulit di bidang IPA, IPS, Matematika, dan sebagainya, membimbing para guru tentang berbagai strategi pembelajaran yang efektif dan efisien,cara menanggulangi berbagai masalah belajar melalui pengajaran remedial dan sebagainya. b. Program yang mengandung 31 unsur pendidikan atau yang bersifat mendidik dan dapat membina perkembangan watak dan kepribadian anak, peningkatan budi pekerti, sikap dan perilaku yang positif, sesuai dengan nilainilai bangsa Indonesia , seperti percaya diri, kejujuran, ketekunan, kebenaran, keyakinan, kerja keras, pengenalan diri, kedisi p lin an, kego tong- royongan, kemandirian, pola hidup hemat, hormat pada orang tua, cinta pada budaya sendiri, cinta tanah air dan sebagainya. Termasuk dalam program ini adalah herbagai sinetron atau film cerita yang bertemakan pendidikan dan pembinaan watak dan kepribadian, misalnya bercerita tentang
52,94
PdlO, Pd30,Pd9 Pd7, Pd15, Ps2 Pd20, Pd5, Pd2 Pd26,Pd17, Ps1 Pd29,Km5, Pd18 Pd22,Pd12,Pd13 Pd21,Pd28, Pd8 AP1, Pd24,Pd23 Psll,Pdll,Pd27
60,78
Km8, Ps3, Pd9 Pd20,AP1,Pd 15 Km4, AH2, Km5 Ps5, Km6, AH1 Pd25,Km3,Ps10 Ps1,Pd22,Pd28 Km1,Pd18, AB1 Pd4,Pd17,Pd14 All, AB2,Pd23 Psll,Pdll,Ps4 Pd 1
s
TS
173
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN tokoh yang bijaksana, perbuatan baik/jahat selalu mendapatkan imbalan yang setimpal, dst, program tentang kesenian dan kebudayaan daerah, pembangunan di daerah-daerah dan sebagainya. c. Program yang dapat menumbuhkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME , pembinaan kerohanian/ mental spritual, dan mengandung unsur pendidikan keagamaan, termasuk pembinaan sikap dan perbuatan toleransi beragama. Termasuk mimbar agama yang dikemas dalam bentuk cerita anak. d. Program yang mengandung ilmu pengetahuan umum untuk memperluas wawasan dan cakrawala pengetahuan anak dan mendorong perkembangan intelek/ nalar dan berpikir secara kritis serta kepedulian terhadap lingkungan dan sosial, misalnya kependudukan, wawasan nusantara, kelautan I bahari, mengenal propinsi di Indonesia, kebhinekaan tanah air flora dan fauna, teknologi satelit, teknologi penerbangan, IPTEK, lingkungan hidup, kesehatan dan sebagainya. Termasuk dalam program ini, misalnya paket ilmu pengetahuan populer, berbagai macam kuis, cerdas cermat dan lain-lain. e. Program yang dapat merangsang perkembangan imajinasi, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah dan rasa ingin tahu anak yang
F PI
% PI
24
47,06
AB2, Km5, Pd4 Ps5, Pd15,AH1 APl,Pd18,Pd14 Km6, Pd26,AH2 KmlO, Pd9,AP1 Pd22,Pdl2,Pd13 Pd16,Ps3,Pd17 Kml, Km2, Pdl
38
74,50
Km5,Km3, Pd20 Pd26,Pd13 AH2 Pd7,AB2, Pd14 Pd21 KmlO ABl Pdl2,Pd2, Pd15Psl,Pdl8, Pd17 Pd24,Pd28 Km6 Pd22,AP1, Ps5,Pd 16, Pd 9, Pd25, Pd4, All, Ps2,Pd22,Ps3, Pd23, Ps 11, Pd 11 Pd27, Ps4,Pdl
12
23,53
Psl,Pd18, AHl Pd14,Ps3,Pd17 Ps5, ABl, Km3 APl, Psll,Ps4
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
174
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN positif, misalnya, Mac Gyver. f. Program yang dapat menumbuhkan motivasi, semangat dan budaya anak untuk belajar I bersekolah, misalnya sinetron I film bertemakan anak yang berpendidikan dapat lebih berhasil dari pada anak yang kurangl tidak berpendidikan. Termasuk disini program penyuluhan bagi orangtua tentang pentingnya menyekolahkan anak-anaknya, minimum sampai tamat SLTP. Hal ini dapat meningkatkan angka partisipasi dalam wajib belajar sampai tingkat SLTP. g. Program mengenai berbagai keterampilan praktis, misalnya kerajinan batik, kayu, pertanian, peternakan, industri rumah tangga dan sebagainya. h. Program yang memberikan informasi tentang wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun, operasionalisasi wajib belajar, termasuk berbagai alternatif cara-cara dalam melaksanakan wajib belajar 9 tahun, ,misalnya SO I Madrasah lbtidaiyah, SMP (negri dan swasta), Madrasah Tsanawiyah, Paket B, SMPT i. Program pengajaran bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing) untuk meningkatkan penguasaan bahasa sebagai bagai alat komunikasi untuk menyatakan pendapat, pikiran, perasaan dan lain-lain dengan benar. j. Program yang berhubungan dengan pendidikan kesehatanl jasmanilolah raga. k. Program yang dinamis, mengan-
F
%
PI
PI
10
19,60
AI2,Pd25,Pd21 Pd29,Km1,Pd24 Pd5, Ps2,Ps11 Pd27
11
21,56
AB1, AH1,Pd25 Pd9, Ps3, AH2 All,Pd26,Pd24 Pd23,Pd1
6
11,76
Pd5,Pd20, AI2 Pd16,Km10AP1
7
13,72
AP1,Pd15,Pd13 AB2,AH2, Pd20 Pd24
3
5,88
Ps5, AP1, Pd23
1
1,96
Pd14
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
175
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F
%
PI
PI
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
dung petualangan (namun bukan perkelahi- an fisik). 2. Program-program TV dari negara lain (misalnya Amerika Serikat, Jepang, Meksiko, Brasil, India dan lain-lain dalam kaitannya dengan pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun, dapat dikatakan sbb: a. Program-program tersebut 31 dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak,serta dapat meningkatkan daya pikir anak. Selain itu dapat mempengaruhi perkembangan pribadi, tingkah laku dan watak anak misalnya kejujuran, kerja keras, disiplin, kemandirian, persahabatan, gotong royong, menghargai orang tua dan sebagainya. Sudah tentu program-program dari luar tersebut harus diseleksi dengan ketat, agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisi, kebudayaan, kepribadian dan norma-norma masyarakat dan bangsa Indonesia dan Pancasila sehingga dapat dihindari/ dicegah timbulnya dampak negatif dari program tersebut. Hal-hal yang sebaiknya tidak ditayangkan adalah , seperti kekerasan yang tidak sesuai dengan asas perikemanusiaan, sadisme, seks bebas, kebrutalan, pemerkosaan, unsur budaya negatif dan sebagainya. 6 b. Orang tua berkewajiban memberikan pengarahan dan himbingan kepada anaknya yang menonton berbagai paket
60,78
Pd20, Pd8, Pd9 Pd14,Pdl0, Km4 Ps3, Pd7, Pd18 KmlO, Pd28,Ps." Pd2, Km8, Pd16 Psl, Km6, AB2 Pdl2, Pdl3,AP1 Pd15, Pd17,AB1 AH2,Pd27,Pd23 Psll,Pdll,Ps4 Pdl
11,76
Pd7,Pd2l,Pd15 Pd26, AI2,AB1
176
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
program dari negara lain ini, karena anak dalam usia SO dan SLTP ini wawasannya belum luas dan masih belum dapat berfikir secara kritis. Hal ini untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul akibat penayangan program terse but. 3. Jenis-jenis program dari luar negeri yang dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun adalah: a. Program yang dapat mengembangkan akal/nalar /kecerdasan/ daya tangkap kreativitas dan imaginasi anak. b. Program yang dapat mengembangkan jiwa petualangan yang positif. c. Program yang mengandung pendidikan keagamaan dan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menumbuhkan nilai-nilai mental spiritual. d. Program yang dapat merangsang kecintaan anak pada alam, tumbuh-tumbuhan dan binatang, serta dapat mengembangkan wawasan lingkungan. e. Program yang berisi pengajaran akademis (bidang studi) yang dapat memberi pengayaan dan pendalaman pelajaran sekolah. f. Program untuk pengayaan pengetahuan, pengembangan konsep dan wawasan untuk pengembangan aspek kognitif anak, seperti IPTEK, lingkungan hidup, kesehatan, pengehuan populer, pengetahuan
F PI
% PI
RESPOND EN PUTARAN I
12
23,52
3
5,88
Ps3, Pd21,Pd18 All, AP1, AB1 Ps5, AB2, Psll Pdll,Ps4, Pd27 Pd14, Pd25,Km3
7
13,72
Pd18,Pd25, Pd4 AH2,Ps10,Pd27 Pd 1
7
13,72
AP1, Pd25, Pd2 Pd9, Ps8, Psll Ps4
8
15,68
Pd18,Pd17,Pd10 Pd4, Pd15, Ps2 Pdll, Pd27
18
35,29
Ps5, Pd2, Pd10 Km5, Pd24,Pd17 Pd25, AP1, Ps8 Pd12,Pd20.Pd16 Pd18, AH2,Ps11 Pdll,Pd27, Km1
s
TS
177
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F PI
alam, pengetahuan tentang satelit, kedirgantaraan,dan lain-lain. g. Program yang mengandung 16 unsur pendidikan atau pengembangan watak dan kepribadian, misalnya dengan menonjolkan sikap dan perbuatan yang baik jahat akan memperoleh ganjaran yang setimpal, hubungan baik di dalam keluarga, percaya diri, kejujuran, keberanian, kebenaran, ketekunan, kerja keras,disiplin, kasih sayang sesama manusia, toleransi, rasa kebersamaan dan sebagainya. Program yang termasuk kategori ini, misalnya Medicine Wowan, Highway to Heaven, Little House on the Prairie, Oshin, dan sebagainya. h. Programa yang dapat memotiva- 4 si anak untuk belajar /bersekolah, misalnya dengan menunjukkan suasana belajar yang menyenangkan, penyelenggaraan pendidikan sambil bermain dan lain-lain. 4. Syarat/kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menayangkan program yang berasal dari negara lain adalah sebagai berikut: a. Tidak bertentangan dengan falsafah, nilai dan norma-norma sosial dan masyarakat serta Pancasila. Dengan kata lain harus sesuai dengan kondisi sosial budaya dan kepribadian bangsa Indonesia, misalnya hormat pada orangtua, sopan santun, gotong royong, tidak menampilkan sadisme, brutalisme, seks bebas, kekerasan dan
36
% PI
31,37
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
AP1, Pd4, Ps3 Km4, Km10,Ps5 Pd18, Pd17,AB2 Pd9, Ps14, Pd12 Pd23,Pd ll,Pd27 Ps4
7,84
PdS, Ps10, AI2 Pd16
70,58
AH2, Pd12, Pd8 Ps4, Ps1, Km3, Pd3, Pd27,Ps3 Pd17,Pd19,Km1 Km10,Pd4, Pd1 Pd21, Pd24,Ah1 Psll,Ps8, Pd14 Pd25,Ps1, Pd7 Pd20,Pd22 Km6 AB2,Km8, Pd9,
178
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F
PI
% PI
lain-lain. b. Dapat memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman anak, misalnya IPTEK, pengetahuan populer, lingkungan hidup dan lain-lain. c. Dapat menumbuhkan jiwa petualangan yang positif. d. Mengandung unsur pendidikan dalam arti yang luas, menunjang pembinaan serta kepribadian, misalnya merangsang inisiatif, jujuran, nasionalistis, prestasi, kebenaran, keadilan, kesederhanaan, positif terhadap lingkungan sosial dan alam, jiwa patriotisme dan lain-lain. e. Dapat memotivasi anak untuk belajar /bersekolah, misalnya nunjukkan pentingnya pendidikan (bersekolah) dalam kehidupan modern sekarang. f. Sesuai dengan tingkat usia perkembangan anak. g. Penyajiannya sederhana, jelas, tidak bertele-tele, mudah dipahami tidak menggurui, menghibur, menarik perhatian dan minat anak. h. Dapat merangsang pertumbuhan imajinasi, kreativitas serta kecerdasan anak.
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
Pd2, All, AP1, Km4, Pd16,Ps Pd14, Pd21,Ps3 Km4, Pd2, Ps1 Pd10, AP1, Ps2 Pd22, Pd 1
11
21,56
2
3,72
17
33,33
Km4, Pd19,Pd15 Ps3, Pd21, Pd22 Km6, Ps1, Pd7, Pd9, Pd2, AB2Pd23, Ps11, Pd1 Pd27, Pd 1
6
11,76
Pd25, A12, Ps2 Pd22, Pd26, Ps4
4
7,84
11
21,56
Pd25, Ps3,Pd16 AH2 Km 1, Pd5, Km8 Ps10, Km4, Ps3 Pd10, Km6, Ps1 Pd20, Pd26
4
7,84
Pd14, Km4
Pd21, Ps1, AH1 Ps3
5. Agar dapat menunjang program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, penayangan program yang berasal dari luar negeri sesudah memenuhi syarat/kriteria di atas sebaiknya dilakukan dengan menggunakan teknik dubbillg (mengalih-bahasakan ke dalam bahasa Indonesia) dan tidak meng-
179
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN gunakan teknik subtitling (memberikan teks dalam bahasa Indonesia) dengan alasan : a. Dengan teknik dubbing anak dapat memahami pesan lebih jelas, terutama untuk program yang bukan berbahasa Inggris
b. Tidak memecah perhatian anak, seperti dalam teknik subtitling dimana anak harus membaca teks dan melihat program sekaligus. c. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teknik dubbing harus mengi-kuti kaidah yang benar, volume dan intonasi suara hendaknya menarik dan cocok gerakan bibir orang yang berbicara (lipsing). Untuk itu penterjemahnya harus profesional, menguasai ungkapan/ idiom bahasa asing yang digunakan dalam program agar terjemahannya tidak janggal. 6. Penayangan program dari luar negeri lebih baik dilakukan dengan menggunakan teknik subtitling (memberikan teks dalam bahasa Indonesia daripada teknik dubbing dengan alasan sbb : a. agar anak/murid-murid terbiasa mendengar bahasa asing khussunya bahasa Inggris dan dapat merangsang anak untuk belajar bahasa Inggris.
F
%
PI
PI
25
49,15
14
27,45
3
5,88
20
39,21
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
Pd7, Pd18,Pd28 Ps10, Km8 Pd26 Km1, Pd5, Ps3 Ps4, Pd16, Pd13 Pd21, Pd27, Pd 20, Pd 22, Ps8 Pd 11, AH2, PS2, Pd8, Pd4, Pd9, AB2, Pd 1 Ps8, Pd6, Ps2 Km1, Pd16, Pd2 PslO, Km8, Pd22 AB2, Pd4, Pd20 Pd8, Pd 1 Pd22, Ps1, Pd7
Ps3, Pd17, AP2 Pd14, Km4, Ps5 Pd2, Km3, Km6 PS4, AB2, Ah2, Ps1,Pd7, KM10, Pd27,Pd15,Pd28 Pd23, AI2
180
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN b. Anak akan berlatih dan terbiasa membaca secara cepat. Tentu teks yang diperlihatkan harus cukup akurat/benar penterjemahannya dan munculnya teks tersebut sesuai dengan apa yang diucapkan. c. Bahasa non verbal (melalui visual) dalam menonton televisi berperanan cukup penting dan dominan. d. Teknik subtitling yang dibuat dengan akurat dan dimunculkan pada saat yang tepat dapat membantu penonton, khususnya anak-anak siswa SO dan SLTP ini, untuk memahami isi pesan program dengan baik. e. Teknik dubbing seringkali dapat menimbulkan kejanggalan kejanggalan, misalnya cowboy berbahasa Indonesia
7. Jenis-jenis program yang sebaiknya diproduksi di dalam negeri agar dapat menunjang penyelenggaraan wajibbelajar pendidikan dasar 9 tahun adalah : a. Program yang mengandung unsur pendidikan (sinetron, film cerita) dan dapat mengembangkan pembentukan watak dan kepribadian. Termasuk juga pendidikan budi pekerti (moral), pembinaan kerohanian, pendidikan keagamaan.
b. Program instruksional bidang studi yang dapat memperkaya pelajaran di sekolah. Termasuk juga program "remedial" dan pendalaman pelajaran sekolah.
%
F PI
PI
7
13,72
1
1,96
10
19,60
1
1,96
28
54,90
18
35,29
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
Pdl4,KmlO,Pd19 Ps3, Psll,Pdll Pd 1
Km4
Ps3, Pd15, Pd5 Pd7, Pd2, Pd19 AP2, Pd10, Psll Pdll
Ps1
Pd20, Pd7,Pd14 Ps8, Pd9, Pd2 Ps4, Ap1, Pd4, Km3,Pd27, PS1, AP2,Pd22,Pd 11 Pd12,Pd16,Pd25 AP1, Ps8, Km4, Psll,AH1, Ail, Pd21,Pd13,Km6, Ps3. Pd10,Pd15,Pd18 Pd25, Ps2, Pd2 Pd8, AB1, Pd22 Pd13,Pd21,Pd16 Pd7,Pd12, Pd17 AP2,Pd 11,PD27
181
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F PI
% PI
RESPOND EN PUTARAN I
c. Program mengenai berbagai keterampilan praktis, seperti mancangkok, kerajinan kayu, kerajinan batik dan lain-lain dan dapat menjadi muatan lokal dalam kuriklulum. d. Program yang mengandung unsur ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan anak, seperti pengetahuan praktis, flora dan fauna, IPTEK, lingkungan hidup, pengetahuan tentang satelit, kelautan, teknologi penerbangan,kebinekaan nusantara dan lain-lain. e. Program untuk memotivasi anak agar belajar /bersekolah serta memotivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya minimal sampai SLTP, karena betapa pentingnya peranan pendidikan/bersekolah untuk kehidupan modern sekarang ini. f. Programpengajaran bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing. g. Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak, termasuk petualangan anak secara positif. h. Program yang memberi informasi mengenai wajib belajar dan operasionalisasinya kepada orang tua dan masyarakat pada umunya. i. Program yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air (patriotisme), misalnya alam lingkungan daerah-daerah di Indonesia, adatistiadat dan berbagai peninggalan budaya warisan nenek moyang, cerita kepahlawanan.
6
11,76
Pd25, All, APl Pd4, Pd9, Pd24
13
25,49
APl, Ps8, Pd4 Pdl6, AHl, Ps3 Pd22, Km4,Pd12 Pdl2, Km5,Pd11 Ps4
6
11,76
Pd7, AI2, Ps2 Pd22,Pd5, PslO
2
3,92
6
11,76
Ps5, Pd2l,Pd14 Ps3, Ps11, Ps4
3
5,88
Pd20, Pd5, AI2
2
3,92
APl, Kml
s
TS
APl, Pd13
182
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
8. Syarat/kriteria yang sebaiknya di perhatikan dalam memproduksi program-program di dalam negeri agar dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun adalah : a. Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia 6-15 tahun.
b. dapat merangsang perkembangan imaginasi, daya pikir dan kreativitas anak. c. sesuai/berpijak pada normanorma kebudayaan dan kepribadian bangsa dan kondisi yang ada di Indonesia, termasuk nilai-nilai kEagamaan, kenyataan-kenyataan sosial yang hidup di masayarakat dan Pancasila, misalnya jangan menonjolkan kekerasan, kehidupan seks bebas, permusuhan, mendiskreditkan golongan tertentu dan sebagainya. d. dapat memotivasi anak untuk belajar atau bersekolah agar menjadi orang yang maju. e. tidak menonjolkan gaya/ pola hidup yang tidak bersifat membangun, seperti kemewahan, konsumeristis, hedonistis, tidak menghargai nilai bekerja (hidup bersantai-santai) dan sebagainya. f. mengandung unsur petualangan, namun bukan kekerasan atau perkelahian fisik. g. menumbuhkan wawasan nasionalisme, patriotisme (cinta tanah air) dan tidak menimbulkan SARA.
%
RESPOND EN PUTARAN I
F PI
PI
14
27,45
5
9,80
18
35,29
Pd25, All,Pd17 Pd22, AH1,Km 1 Kml, Pd19, Pd2 AP2, AB2. Km6 Psl, Pd21,Pd23 Pdll, Pd27,Ps4
6
11,76
Pd25, Pd5, Pd7 AP2, PS1l,Ps4
3
5,88
API, Pd22, Pd7
2
3,92
Pd14, Pd21
4
7,84
AP1, Km1, AI2 Pd20
s
TS
Pd14_ AP1,Pd15 Pd 13, AP2, AH1 Pd25,Pd17,Pd12 Pd22, Pd6,Psll Pdll, Pd27 Pd14, Pd21,Ps1 AH1, Ps3
183
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
%
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F PI
PI
h. mengandung unsur pendidikan, yaitu pendidikan moral, pengembangan watak dan kepribadian dan pendidikan keagamaan/kerohanian yang dapat mendorong sikap dan perilaku yang baik terhadap lingkungan sosial (keluarga, orang lain dan masyarakat) dan lingkungan alam. i. memberikan pengayaan dan pendalaman terhadap pelajaran disekolah, termasuk contoh/ model instruksional untuk para guru di kelas. j. dapat menambah wawasan pengetahuan anak, misalnya lingkungan, kesehatan, pengetahuan tentang kedirgantaraan, kelautan, satelit dan sebagainya. k. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. I. Tidak terlalu sarat pesan, menarik, menghibur, tidak menggurui, mudah dipahami, tidak bertele-tele dan tidak di buat-buat (wajar) ..
15
29,42
Pd4, Km4, Km3 AHl, AP2, AB2 Pd7, Km6, Pd2 Psl, Pdl5, PD23 Pdll, PD27,Ps4
6
11,76
Ps5, Pd21, Psl AHl, Pd8, POll
11
21,56
Pdl4, Pd21,Ps3 Pd2, Km4, Psl PdlO, API, Ps2 Pd22,Ps4
4
7,84
21
41,17
Pd7,Pd6,Pd17 Km6 Pd9, Pdl4, Psl Pd22, Km8, Ps5 Kml, PdS, AHl AB2, Ps3, Km6 Al2, Pdl7, Km7 Pd2,Pd20, Pd23 Psll,Pdll,Pd27
13
25,49
2
3,92
9. Agar dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun, penayangan ulang perlu dilaku-kan untuk jenis program berikut : a. Program yang menunjang pelajaran di sekolah (bidang studi) seperti matematika, IPA, IPS, bahasa, Inggris dan lain-lain. Termasuk di sini program pengayaan dan remedial pelajaran sekolah. b. Program yang dapat mengem-
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
Ps5, Pd2, Pd17 AB2, Pd15,Pd16 AP2, Pd7, Pd8 Ps2, Pd13,Pd22 Pdll
Ps5, Pd27
184
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN bangkan kreativitas anak. c. Program (misalnya berupa sinetron atau film cerita) yang mengandung unsur pendidikan (pendidikan moral/budi pekerti, pendidikan keagamaan) .. d. Program informasi yang berdampak luas dan positif, misalnya tentang serba-serbi operasionalisasi kegiatan wajib belajar. e. Film-film perjuangan. f. IPTEK termasuk pengetahuan praktis. g. Program yang mengandung pesan kampanye untuk masyarakat dan para orang tua kimsusnya agar menyekolahkan anaknya sehingga dapat meningkatkan angka partisipasi murid yang bersekolah.
10. Alasan perlunya dilakukan penayangan ulang jenis program yang disebutkan di atas adalah : a. Adanya tiga daerah perbedaan waktu di Indonesia, sehingga menimbulkan perbedaan waktu bersekolah dan belajar bagi murid-murid. b. Masih banyaknya murid dan atau orangtua yang bel urn menonton pada penayangan pertarna. Sehingga penayangan ulang dapat membuat lebih banyak orang yang menonton.
c. Memberikan penguatan dan pemahaman secara lebih baik terhadap pesan yang disampaikan. d. Adanya sekolah pagi dan sekolah petang.
F PI
% PI
RESPOND EN PUTARAN I
8
I5,68
Ps5, AHI, Krn3 Psi, Pd7, Krn6 Psll,Pd27
2
3,92
Pd9, Pd7
I 4
I,96 7,84
I
I,96
Km3 Pdi6, Ps4, Pd7 AHI Ps2
3
5,88
All, Krn7, Pd8
22
43,13
12
23,52
2
3,92
s
TS
All, Krn5, Ps8 AP2, Krn6, Krn8 Pd4, Pd5, Ps5 Ps3, Pd17, Pd9 Ps10, Psi, Ps2 Pd24, Pd22, Pd2 Pd 27, Pd 13, Pd23, Pdll Pd17, Pd9, Pd16 Ps5, Krn7, Pd2 Ps8, API, Pd22 Pdi9,Psll,Ps4 Pd4, Pd8
185
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
No
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
%
RESPOND EN PUTARAN I
F PI
PI
12
23,52
2
3,92
PdlS, AP2
2
3,92
Pd22, Pd27
s
TS
11. Penayangan ulang suatu program
sebaiknya dilakukan: a. sebanyak 1-3 kali dengan interval waktu antara 1-4 minggu (kecuali film dokumenter untuk membangun jiwa nasionalisme dan patriotisme). b. sebanyak 1 kali, dengan interval waktu antara 6 bulan - 1 tahun. c. pengulangan dapat dilakukan tanpa batas dengan interval waktu antara 6 bulan sampai 1 tahun.
Pd9, Pdl7, API Pd2, Ps3, Pd16 Pd7, Km6, AHl PsS, Pdl3,Pdll
186
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
HASIL TABULASI JAWABAN RESPONDEN KUESIONER PUTARAN KEDUA
187
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
HASIL TABULASI JAWABAN RESPONDEN KUESIONER PUTARAN KEDUA
NO
1.
PERTANYAAN DAN
F
%
RESPOND EN
ALTERNATIF JAWABAN
PI
pI
PUTARAN I
Program TV yang bermanfaa I dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun (tingkat SD dan SLTP) adalah: a. Program pendidikan/in27 slruksional yang dapal menunjang. melengkapi dan memperkaya materi pelajaran di sekolah. Termasuk untuk membantu mala pelajaran yang sulil di bidang IPA, IPS, Matematika dan sebagainya, membimbing para guru lenlang berbagai slralegi pembelajaran yang efektif dan efisien, cara menanggulangi berbagai masalah belajar melalui pengajaran remedial dan sebagainya. b. Program yang mengan31 dung unsur pendidikan alau yangbersifal mendidik dan dapal membina perkembangan walak dan kepribadian anal<. peningkalan budi pekerti, sikap dan perilaku yang posit if. sesuai dengan nilai-nilai bangs a Indonesia, seperti percaya diri, kejujuran, ketekunan, kebenaran, keyakinan, kerja keras, pengenalan diri, kedisiplinan, kegotong-royongan, kemandirian, pola hid up hemal, hormat pad a orangtua dnta pada budaya sendiri, dnta tanahair dan sebagainya. Termasuk dalam program ini adalah beroagai sineIron atau film cerita yang bertemakan pendidikan dan pembinaan walak dan kepribadian, misalnya bercerila lenlang lokoh
s F
Tdk.Menjwb
TS
% F
52,94 Pd 10, Pd30,Pd9 44 Pd7, Pd15, Ps2 Pd20,Pd5, Pd2 Pd26,Pd17, Ps1 Pd29,Km5, Pd18 Pd22,Pd 12,Pd 13 Pd21,Pd28, Pd8 APl. Pd24,Pd23 Psll,Pd 11,Pd27
95,
60,78 Km8, Ps3, Pd9 45 Pd20,AP1,Pd 15 Km4, AH2, Km5 Ps5, Km6, AH1 Pd25,Km3,Ps 10 Psl,Pd22,Pd28 Km1,Pd18,AB1 Pd4,Pd17,Pd14 All, AB2,Pd23 Ps11,Pd11,Ps4 Pd 1
97,8 1
2
%
F
%
4,~
-
-
2,
-
-
188
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN yang bijaksana, perbuatan baik/jahat selalu mendapatkan imbalan yang setim pal, dst, program tentang kesenian dan kebudayaan daerah, pembangunan di daerah-daerah dan sebagainya. c. Program yang dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, pembinaan kerohanian/ mental spritual, dan mengandung unsurpendidikan keagamaan, termasuk pembinaan sikap dan perbuatan toleransi beragama.Termasuk mimbar agama yang dikemas dalam bentuk cerita anak. d. Program yang mengandung ilmu pengetahuan umum untuk memperluas wawasan dan cakrawala pengetahuan anak dan mendorong perkembangan intelek/ nalar dan berpikir secara kritis serta kepedulian terhadap lingkungan dan sosial, misalnya kependudukan, wawasan nusantara, kelautan/bahari, mengenal propinsi di Indonesia, kebhinekaan tanah air flora dan fauna, teknologi satelit, teknologi penerbangan, IPTEK, lingkungan hid up, kesehatan dan sebagainya. Termasuk dalam program ini, misalnya paket ilmu pengetahuan populer, berbagai macam kuis, cerdas cermat dan lain-lain. e. Program yang dapat merangsang perkembangan imajinasi, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah dan rasa ingin tahu anak yang posit if misalnya, Mac Gyver. f. Program yang dapat menumbuhkan motivasi, se-
F PI
%
PI
RESPOND EN PUTARAN I
s F
TS % F
%
Tdk. Menjwb F %
24
47,06 AB2, Km5, Pd4 42 Ps5,Pd 15, AH1 AP1,Pd18,Pd14 Km6,Pd26, AH2 Km10,Pd9,AP1 Pd22,Pd12,Pd13 Pd 16, Ps3,Pd 17 Km1, Km2, Pd 1
91,3 3
6,5
1
2,2
38
74,58 Km5,Km3, Pd20 45 Pd26,Pd13,AH2 Pd21,Km10,AB1 Pd 12,Pd2,Pd 15 Ps1,Pd18,Pd17 Pd24,Pd28,Km6 Pd 10,AP1, Ps5 Pd 16,Pd 9,Pd25 Pd4, All, Ps2 Pd22,Ps3,Pd23 Ps 11, Pd 11, Pd27, Ps4,Pd 1
97,8 1
2,
-
-
12
23,53 Ps1,Pd18,AH1 Pd 14,Ps3,Pd 17 Ps5, ABl, Km3 API, Psll,Ps4
41
89 3
6,5
2
4,4
10
19,60 AI2,Pd25,Pd21 41 Pd29,Km 1,Pd24
89,1 3
6,5
2
4,4
189
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
g.
h.
i.
j.
k
mangat dan budaya anak untuk belajarlbersekolah, misalnya sinetronl film bertemakan anak yang berpendidikan dapat lebih berhasil daripada anak yang kurangl tidak berpendidikan. Termasuk di sini program penyuluhan bagi orangtua ten tang pentingnya menyekolahkan anak-anaknya, minimum sampai tamat SLTP. Hal ini dapat meningkatkan angka partisipasi dalam wajib belajar sampai tingkat SLTP. Program mengenai berbagai keterampilan praktis, misalnya kerajinan batik, kayu, pertanian, petemakan, industri rumah tangga dan sebagainya. Program yang memberikan informasi ten tang wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, operasionalisasi wajib belajar, termasuk berbagai altematif cara-cara dalam melaksanakan wajib belajar 9 tahun, misalnya SOl Madrasah Ibtidaiyah, SMP (r.egri dan swasta), Madrasah Tsanawiyah, Paket B, SMPT. Program pengajaran bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing) untuk meningkatkan penguasaan bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyatakan pend a pat, pikiran, perasaan dan lain-lain dengan benar. Program yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan I jasmani I olah raga. Program yangdinamis, mengandung petualangan (namun bukan perkelahian fisik).
F PI
% PI
RESPOND EN PUTARAN I
s F
TS
% F
%
Tdk.Menjwb F %
Pd5, Ps2,Ps11, Pd27
11
21,56 AB1, AH1,Pd25 41 Pd9, Ps3, AH2 AI1,Pd26,Pd24 Pd23,Pd1
89,1 4
8,7
1
2,2
6
11,76 Pd5,Pd20, AI2 42 Pd16,Km10,AP1
91,:1 3
6,'i
1
2,2
7
13,72 AP1,Pd15,Pd13 42 AB2,AH2, Pd20 Pd24
91,3 4
8,?
-
-
10,~
2
4,4
12
26
3
5,88 Ps5, AP1, Pd 23
39
84,E 5
1
1,96 Pd14
20
43,6 1430,4
190
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
2.
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F p I
Program-program TV dati negara lain (misalnya Ametika Setikat, Jepang, Meksiko, Brasil, India dan lain-lain) dalam kaitannya dengan pelaksanaan program wajib bel ajar pendidikan dasar 9-tahun, dapat dikatakan sbb: a. Program-program terse3I but dapat memperluas pengetahuan dan wawasan anak, serta dapat meningkatkan day a pikir anak. Selain itu dapat mempengaruhi perkembangan ptibadi, tingkah laku dan watakanak, misalnya kejujuran, kerja keras, disiplin, kemanditian, persahabatan, gotong-royong, menghargai orang tua, dan sebagainya. Sudah tentu program dati luar tersebut harus diseleksi dengan ketal, agar sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisi, kebudayaan, keptibadian dan norma-norma masyarakat dan bangsa Indonesia dan Pancasila sehingga dapat dihindati/ dicegah timbulnya dampak negatif dati program tersebut. Hal-hal yang sebaiknya tidak ditayangkan adalah seperti kekerasan yang tidak sesuai dengan asas perikemanusiaan, sad isme, seks be bas, kebrutalan, pemerkosaan, unsur budaya negatif dan sebagainya. b. Orang tua berkewajiban 6 memberikan pengarahan dan bimbingan kepada anaknya yang menonton berbagai paket program dari negara lain ini, karena anak dalam usia SO dan SLTP ini wawasannya bel urn Iuas dan masih be!urn dapat berfikir secara kritis. Hal ini untuk meng-
% p I
RESPOND EN PUTARAN I
s F
60,78 Pd20, Pd8, Pd9 44 Pdi4, PdiO,Km4 Ps3, Pd7, Pdi8 KmlO, Pd28,Ps5 Pd2, Km8, Pdi6 Psi, Km6, AB2 Pd I2, Pd I3, API PdiS, Pdi7,ABI AH2,Pd27,Pd23, Psll, Pdll, Ps4 Pd I
I1,76 Pd7,Pd2I,Pd IS Pd26, AI2,ABI
36
TS
Tdk.Menjwb F %
% F
%
95,6 2
4,4
-
-
78,2 7 I5,2
3
6,5
191
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F p I
% p I
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
Tdk.Menjwb F %
F
% F
%
45
97,8 1
2,2
-
-
hindari dampak negatif yang mungkin timbul ak.ibat penayangan program terse but.
3.
Jenis-jenis program dari luar negeri yang dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun adalah: a. Program yang dapat mengembangkan aka II nalar I kecerdasanl daya tangkap, kreativitas dan imaginasi anak. b. Program yang dapat mengembangkan jiwa petuaIangan yang posit if. c. Program yang mengandung pendidikan keagamaan dan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan menumbuhkan nilai-nilai mental spiritual. d. Program yang dapat merangsang kecintaan anak pad a alam, tumbuh tumbuhan dan binatang, serta dapat mengembangkan wawasan lingkungan. e. Program yang berisi pengajaran akademis (bidang studi) yang dapat memberi pengayaan dan pendalaman pelajaran sekolah. f. Program untuk pengayaan pengetahuan, pengembangan konsep dan wawasan untuk pengembangan aspek kognitif anak, seperti IP- TEK, lingkungan hid up, kesehatan, pengetahuan populer, pengetahuan alam, pengetahuan ten tang satelit, kedirgantaraan, kelautan dan lain-lain. g. Program yang mengandung unsur pendidikan atau pengembangan watak dan kepribadian, misalnya
12
23,52 Ps3, Pd21,Pd18 Al1, AP1, AB1 Ps5, AB2, Ps11 Pd 11,Ps4,Pd27
3
5,88 Pd14, Pd25,Km3 31
67,4 1226,(
3
6,6
7
13,72 Pd18,Pd25, Pd4 38 AH2,Ps 10,Pd27 Pd 1
82,6 510,E
3
6,6
7
13,72 AP1, Pd25, Pd2 Pd9, Ps8, Ps11 Ps4
95,6 2
4,4
-
-
8
15,68 Pd18,Pd17,Pd10 39 Pd4, Pd15, Ps2 Pd11, Pd27
84,8 510,8
2
4,4
18
35,29 Ps5, Pd2, Pd10 45 Km5, Pd24,Pd17 Pd25, AP1, Ps8 Pd12,Pd20.Pd16 Pd18, AH2,Ps11 Pd11, Pd27,kM1
97,8 1
2,2
-
-
16
31,37 AP1, Pd4, Ps3 40 Km4, Km10,Ps5 Pd18, Pd17,AB2 Pd9, Ps14, Pd12
86,E 4
8,E
2
4,4
44
192
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN dengan menonjolkan sikap dan perbuatan yang baik/ jahat akan memperoleh ganjaran yang setimpal, hubungan baik di dalam keluarga, percaya diri, kejuju ran, keberanian, kebenaran, ketekunan, kerja keras, disiplin, kasih sa yang sesama man usia, toleransi, rasa kebersamaan, dan sebagainya. Program yang termasuk kategori ini, misalnya Medici11e Wowa11, Highway to Heave11, little House 011 the Prairie, Oshi11, dan sebagainya. h. Program a yang dapat memotivasi anak untuk belajar /bersekolah, misalnya dengan menunjukkan suasana belajar yang menyenangkan, penyelenggaraan pendidikan sambil bermain dan lain-lain.
4.
Syarat/kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menayangkan program yang berasal dari negara lain adalah sebagai berikut: a. Tidak bertentangan dengan falsafah, nilai dan norrna-norma sosial dan masyarakat serta Pancasila. Dengan kala lain harus sesuai dengan kondisisosial budaya dan kepribad ian bangsa Indonesia, misalnya hormat pad a orangtua, sop an san tun, gotong royong, tidak menampilkan sadisme, brutalisme, seks bebas, kekerasan dan lain-lain. b. Dapat memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman anak, misalnya IPTEK,pengetahuan populer, lingkungan hid up, dan lain-lain. c. Dapat menumbuhkan jiwa petualangan yang positif. d. Mengandung unsur pendi-
F pI
% pI
RESPONDEN PUTARAN I
s
TS
Tdk. Menjwb F %
% F
%
40
86,8 3
6,E
3
6,6
36
70,58 AH2, Pd12, Pd8 45 Ps4, Ps1, Krn3, Pd3, Pd27,Ps3, Pd17,Pd19,Krn1, Krn10,Pd4, Pd11 Pd21, Pd24,Ah1 Ps11,Ps8, Pd14 Pd25,Ps1, Pd7, Pd20,Pd22, Krnl
97,8 1
2,
-
-
11
21,56 Pd14, Pd21,Ps3 Krn4, Pd2, Ps1 Pd10, AP1, Ps2 Pd22, Pd 1
46
IOC
-
-
-
35
76,0 7 15,:<
4
8,8
2,:<
2
4,4
F
Pd23,Pd 11,Pd27 Ps4
4
2 17
7,84 Pd5, Ps10, Al2 Pd16
3,72 Pd14, Krn4
33,33 Krn4, Pd19,Pd15 43
93,4 1
193
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNAT!F JAWABAN
e.
f. g.
h.
5.
dikan dalam arti yang luas, menunjang pembinaan moral dan watak serta kepribadian, misalnya merangsang inisiatif, kejujuran, nasionalistis, prestasi, kebenaran, keadilan, kesederhanaan, menghargai orang lain, positif terhadap lingkungan sosial dan alam, jiwa patriotisme dan lain-lain. Dapat memotivasi anak untuk belajar/bersekolah, misalnya menunjukkan pentingnya pendidikan (bersekolah) dalam kehidupan modem sekarang. Sesuai dengan tingkat usia perkembangan anak. Penyajiannya sederhana, jelas, tidak bertele-tele, mudah dipahami, tidak menggurui, menghibur; menarik perhatian dan minat anak. Dapat merangsang pertumbuhan imajinasi, kreativitas serta kecerdasan anak.
Agar dapat menunjang program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun, penayangan program yangberasal dari luar negeri sesudah memenuhi syarat/kriteria di atas sebaiknya dilakukan dengan menggunakan teknik dubbi11g(mengalih-bahasakan ke dalam bahasa lndonesia) dan tidak menggunakan tekniksubtitli11g (memberikan teks dalam bahasa Indonesia) dengan alasan : a. Dengan teknikdubbi11g anak dapat memahami pesan lebih jelas,terutama untuk program yang bukan berbahasa lnggris
b. lidak memecah perhatian
F p l
% PI
RESPOND EN PUTARAN l
s F
TS % F
%
Tdk.Menjwb F %
Ps3, Pd21,Pd22 Km6, Ps1, Pd7 Pd9,Pd2, AB2 Pd23,Ps11,Pd 11 Pd27, Pd 1
6
11,76 Pd25, Al2, Ps2 42 Pd22, Pd26, Ps4
91," 1
2,L
2
4,4
4
7,84 Pd25, Ps3,Pd16 AH2 21,56 Km1, Pd5, Km8 Ps10, Km4, Ps3 Pd10, Km6, Ps1 Pd20, Pd26
40
86,5 3
6,5
3
6,5
42
91,3 1
2,L
3
6,5
7,84 Pd21, Ps1, AH1 Ps3
39
84,
2,L
5
13,1
80,4 8 17,4
1
2,2
8 17,4
5
10,9
11
4
25
14
49,00 Pd7, Pd18,Pd28 37 Ps10, Km8 Pd26 Km1, Pd5, Ps3 Ps4, Pd16,Pd13 Pd21, Pd27,Pd 20, Pd 22, Ps8 Pd11, AH2, PS2, Pd8, Pd4, Pd9, AB2, Pd 1 33 27,45 Ps8, Pd6, Ps2
71,1
1
194
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
6.
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN anak, seperti dalam teknik subtitli11gdi mana anak harus membaca teks dan melihat program sekaligus. c. Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teknik dubbi11g harus mengikuti kaidah yang benar, volume dan intonasi suara hendaknya menarik dan cocokdengan gerakan bibir orang yang berbicara (lipsing). Untuk itu penterjemahnya harus profesional, menguasai ungkapan/ idiom bahasa asing yang digunakan dalam program agar terjemahannya tidak janggal. Penayangan program dari luar negeri lebih baik dilakukan dengan menggunakan tekniksubtitli11g (memberikan teks dalam bahasa Indonesia daripada teknik dubbi11g dengan alas an sbb: a. agar anak/ murid-murid terbiasa mendengarbahasa asing khususnya bahasa Inggris dan dapat merangsang anak untuk belajar bahasa Inggris. b. Anak akan berlatih dan terbiasa membaca secara cepat. Tentu teks yang diperlihatkan harus cukup akurat/benar penterjemahannya dan munculnya teks tersebut sesuai dengan apa yang diucapkan. c. Bahasa uon verbal (melalui visual) dalam menanton televisi berperanan cukup penting dan dominan. d. Tekniksubtitli11g yang di buat dengan akurat dan dimunculkan pad a saat yang tepat dapat membantu penonton, khususnya anak-anak siswa SD dan SLTP ini, untuk memahami
F pI
% pI
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
Tdk.Menjwb F %
F
% F
%
35
76,1 3
6,!'
8
17,4
65,2 1226,(
4
8,8
56,5 1430,!'
6
13,0
25
54,2 1328,2
8
17,4
31
67,4 9 19,(
6
13,0
Km1, Pd16,Pd21 Ps10, Km8,Pd22 AB2, Pd4, Pd20 Pd8, Pd 1 3
20
7
1
10
5,88 Pd22, Ps1, Pd7
39,21 Ps3, Pd17, AP2 30 Pd14, Km4, Ps5 Pd2, Km3, Km6 PS4, AB2, Ah2, Ps1,Pd7, KMIO, Pd27,Pd 15,Pd28, Pd23, Al2 13,72 Pdl4,Kml0,Pdl9 26 Ps3, Ps1l,Pd11 Pd 1
1,96 Km4
19,60 Ps3, Pd 15, Pd5 Pd7, Pd2, Pd19 AP2, PdlO,Psll Pdll
195
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN isi pesan program dengan baik. e. Teknikdubbi11g seringkali dapat menimbulkan kejanggalan-kejanggalan misalnya cowboy berbahasa Indonesia
7.
)enis-jenis program yang sebaiknya diproduksi di dalam negeri agar dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun adalah: a. Program yang mengandung unsur pendidikan (sinetron, film cerita) dan dapat mengembangkan pembentukan watak dan kepribadian.Tennasuk juga pendidikan budi pekerti (moral), pembinaan kerohanian, pendidikan keagamaan. b. Program instruksional bidang studi yang dapat memperkaya pelajaran di sekolah. Tennasuk juga program remedial dan pendalaman pelajaran sekolah. c. Program mengenai berbagai keterampilan praktis, seperti mancangkok, kerajinan kayu, kerajinan batik dan lain-lain dan dapat menjadi muatan Iokal dalam kuriklulum. d. Program yang mengandung unsur ilmu pengetahuan untukmenambah wawasan anak, seperti pengetahuan praktis, flora dan fauna, IPTEK, lingkungan hid up, pengetahuan ten tang satelit, kelautan, teknologi penerbangan, kebinekaan nusantara, dan lain-lain. e. Program untuk memotivasi anak agar belajar/bersekolah serta memotivasi orang tua untuk menyekoIahkan anaknya minimal
F PI
I
28
18
6
I3
6
% pI
RESPOND EN PUTARAN I
I,96 Psi
s F
TS
% F
%
Tdk.Menjwb F %
47,8 I226,1
I2
26,I
54,90 Pd20, Pd7,Pdi4 43 Ps8, Pd9, Pd2 Ps4, Api, Pd4, Km3, Pd27, PSI, AP2, Pd22, Pdll, Pd I2,Pd I6,Pd25 APl, Ps8, Km4, Psll,AHI, All, Pd21 ,Pd I3,Km6, Ps3. 35,29 PdiO,Pdi5,Pdi8 42 Pd25, Ps2, Pd2 Pd8, ABI, Pd22 Pdi3,Pd2I,Pdi6 Pd7,Pdi2, Pdi7 AP2,Pd II,PD27
93,4 2
4,4
I
2,2
9I,2 2
4,4
2
4,4
11,76 Pd25, All, API Pd4, Pd9, Pd24
4I
89,I -
5
10,9
25,49 API, Ps8, Pd4 46 Pdi6, AHI, Ps3 Pd22, Km4,Pdi3 Pdi2, Km5,Pd11 Ps4
100 -
-
-
5
I0,9
11,76 Pd7, Al2, Ps2 Pd22,Pd5, PsiO
22
39
84,7 2
4,4
196
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN sampai SLTP, karena betapa pentingnya peranan pendidikan/bersekolah untuk kehid up an modern sekarang ini. f. Program pengajaran bah asa, baik bahasa Indonesia maupunbahasa asing. g. Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak. termasuk petualangan anak secara positif. h. Program yang memberi informasi mengenai wajib belajar dan operasionalisasinya kepada orang tua dan masyarakat pada umunya. i. Program yang dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air (patriotism e), misalnya alam lingkungan daerahdaerah di Indonesia, ad atistiadat dan berbagai peninggalan budaya warisan nenek moyang, cerita kepahlawanan.
8.
Syarat/kriteria yang sebaiknya diperhatikan dalam memproduksi program-program di dalam negeri agar dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun adalah: a. Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak usia 6-15 tahun.
b. dapat merangsang perkembangan imaginasi, day a pikir dan kreativitas anak c. sesuai/berpijak pad a norrna-norma kebudayaan dan kepribadian bangsa dan kondisi yang ada di Indonesia, termasuk nilainilai keagamaan, kenyataan-kenyataan sosial yang hid up di masayarakat dan Pancasila, misalnya jangan
F PI
2
% PI
RESPOND EN PUTARAN I
3,92 API, Pdi3
s F
TS
% F
43
93,4 -
%
6
11,76 Ps5, Pd2I,Pdi4 Ps3, Psll, Ps4
39
84,7 2
3
5,88 Pd20, Pd5, Al2
36
78,.:> 5 IO,S
2
3,92 API, Kmi
39
84,1 3
27,45 Pd14, AP1,Pd15 45 Pd13, AP2, AH1 Pd25,Pd 17,Pd 12 Pd22, Pd6,Ps11 Pdll, Pd27 9,80 Pd14, Pd21,Ps1 43 AH1, Ps3
35,29 Pd25, AII,Pd17 43 Pd22, AHI,Km1 Km1, Pd19, Pd2 AP2, AB2, Km6 Ps1, Pd2I,Pd23 Pdll, Pd27,Ps4
93,4 1
14
5
18
4,4
6,E
Tdk.Menjwb F %
3
6,6
5
I0,9
5 I0,9
4
8,7
97,E -
1
2,2
93,4 -
3
6,7
2
4,4
2,~
197
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF )AWABAN menonjolkan kekerasan, kehidupan sek.s bebas, permusuhan, mendiskreditkan golongan tertentu, dan sebagainya. d. dapat memotivasi anak untuk belajar a tau bersekolah agar menjadi orang yang maju. e. tidak menonjolkan gaya/ pol a hid up yang tidak bersifat membangun, seperti kemewahan, konsumeristis, hedonistis, tidak menghargai nilai bekerja (hid up bersantai-santai) dan sebagainya. f. mengand ung unsur petuaIangan, namun bukan kekerasan a tau perkelahian fisik. g. menumbuhkan wawasan nasionalisme, patriotisme (cinta tanah air) dan tidak menimbulkan SARA. h. mengandung unsur pendidikan, yaitu pendidikan moral, pengembangan watak dan kepribadian dan pendidikan keagamaan I kerohanian yang d apat mendorong sikap dan perilaku yang baik terhadap lingkungan sosial (keluarga, orang lain dan rnasyarakat) dan lingkungan alam. i. memberikan pengayaan dan pendalaman terhadap pelajaran disekolah, termasuk contoh/ model instruksional untuk para guru di kelas. j. dapat menambah wawasan pengetahuan anak misalnya lingkungan, kesehatan, pengetahuan tentang kedirgantaraan, kelautan,satelit dan sebagainya. k. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. l. Ttdak terlalu sara! pesan, menarik. menghibur;
F pI
% PI
RESPOND EN PUTARAN I
s F
TS
% F
%
Tdk.Menjwb F %
6
11,76 Pd25,Pd5,Pd7 AP2, PS11,Ps4
40
86,9 2
4,4
4
8,8
3
5,88 AP1, Pd22, Pd7
40
86,9 4
8,8
2
2,2
2
3,92 Pd14, Pd21
34
73,9 7 15,E
5
10,9
4
7,84 AP1, Km1, Al2 Pd20
42
91,2 2
4,4
2
4,4
29,49 Pd4, Km4, Km3 43 AH1, AP2, AB2 Pd7, Km6, Pd2 Ps1, Pd15,Pd23 Pdll, Pd27,Ps4
93,4 2
4,4
1
2,2
6
11,76 Ps5, Pd21, Ps1 AH1, Pd8, Pd11
41
89,1 2
4,4
3
6,5
11
21,56 Pd14, Pd21,Ps3 Pd2, Km4, Ps1 Pd10, AP1, Ps2 Pd22,Ps4
43
93,4 2
4,4
1
2,2
4
7,84 Pd7, Pd6, Pd17 Km6
44
95,6 -
2
4,4
21
41,17 Pd9, Pd14, Ps1 Pd22, Km8, Ps5
41
89,1 -
5
10,9
15
198
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN
F p I
10.
Agar dapat menunjang peiaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun, penayangan ulang perlu dilakukan untukjenis program berikut: a. Program yang menunjang pelajaran di sekolah (bidang studi), seperti matematika, IPA, IPS, bahasa, Inggris dan lain-lain. Termasuk di sini program pengayaan dan remedial pelajaran sekolah. b. Program yang dapat mengembangkan kreativitas anak. c. Program (misalnya berupa sinetron a tau film cerita) yang mengandung unsur pendidikan (pendidikan moral/budi pekerti,pendidikan keagamaan). d. Program informasi yang berdampak luas dan positif, misalnya tentang serbaserbi operasionalisasi kegia tan wajib belajar. e. Film-film perjuangan. f. IPTEK termasuk pengetahuan praktis. g. Program yang mengandung pesan kampanye untuk masyarakat dan para orang tua khususnya agar menyekolahkan anaknya sehingga dapat meningkatkan angka partisipasi murid yang bersekolah. Alasan perlunya diiakukan penayangan ulang jenis program yang disebutkan di alas adalah: a. Adanya tiga daerah perbedaan waktu di Indonesia, sehingga menimbulkan perbedaan waktu berseko-
p I
RESPOND EN PUTARAN I
s
TS
Tdk.Menjwb F %
% F
%
91,2 3
6,(
1
2,2
41
89,1 4
8,E
1
2,2
42
91,2 2
4,4
2
4,4
F
Km 1, Pd5, AH1 AB2, Ps3, Km6 AI2, Pd17, Km7 Pd2, Pd20, Pd23 Ps11,Pd 11,Pd27
tidak menggurui, mudah dipahami, tidak berteietele dan tidak dibuat-buat (wajar).
9.
%
13
2
8
25,49 Ps5, Pd2, Pd17 42 AB2, Pd15,Pd16 AB2, Pd15,Pd16 AP2, Pd7, Pd8 Ps2, Pd 13,Pd22 Pd11
3,92 Ps5, Pd27
15,68 Ps5, AH1, Km3 Ps1, Pd7, Km6 Ps11,Pd27
2
3,92 Pd9, Pd7
44
95,6 1
2,
1
2,2
1 4
41 40
89,1 3 86,8 4
6,6 8,8
2 2
4,4 4,4
1
1,96 Km3 7,84 Pd16, Ps4, Pd7 AH1 1.96 Ps2
31
67,4 1021,/
5
10,9
3
5,88 AI1, Km7, Pd8
39
84,7 3
6,{
4
8,7
199
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN lah dan belajar bagi murid-murid. b. Masih banyaknya murid dan a tau orangtua yang belum menonton pad a penayangan pertama. Sehingga penayangan ulang dapat membuat lebih banyak orang yang menonton. c. Memberikan penguatan dan pemahaman secara lebih baik terhadap pesan yang disam paikan. d. Adanya sekolah pagi dan sekolah petang.
11.
Penayangan ulang suatu program sebaiknya dilakukan: a. sebanyak 1-3 kali dengan i11terva/ waktu antara 1-4 minggu (kecuali film dokumenter untuk membangun jiwa nasionalisme dan patriotisme). b. sebanyak 1 kali, dengan i111erva/ waktu antara 6 bulan 1 tahun. c. pengulangan dapat dilakukan tanpa batas dengan i111erva/ waktu an tara 6 bulan sampai 1 tahun.
F pI
22
12
2
12
% pI
RESPOND EN PUTARAN I
5
F
43,13 All, Krn5, Ps8 43 AP2, Krn6, Krn8 Pd4, Pd5, Ps5 Ps3, Pd17,Pd9 Ps10, Ps1,Ps2 Pd24,Pd22,Pd2 Pd 27, Pd 13, Pd23, Pd11 23,52 Pd17,Pd9,Pd16 39 Ps5, Km7, Pd2 Ps8, AP1,Pd22 Pd 19,Ps11,Ps4 3,92 Pd4,Pd8 35
25,49 Pd9,Pd17,AP1 41 Pd2, Ps3, Pd16 Pd2, Ps3, Pd16 Pd7, Km6, AH1 Ps5, Pd 13,Pd 11
TS
Tdk.Menjwb F %
% F
%
93,4 2
4,4
1
2,2
84,8 2
4,~
5
10,8
76,0 2
4,4
9
19,6
89.1 2
4,4
3
6,6
2
3,92 Pd15, AP2
7
15,1 2860,g
11
23,0
2
3,92 Pd22, Pd27
11
24,0 2350,0
12
26,0
200
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
!"d·Ji%'11"1 1 1
SURAT UNDANGAN KEPADA PARA PESERTA DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
201
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Jakarta, 8 Agustus 1994 Kepada Yth. Bapak/Ibu ................... .
Dengan hormat, Dalam rangka finalisasi penelitian saya dengan menggunakan teknik Delphi tentang "Televisi sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun", bersama ini saya mengundang kehadiran Bapak/lbu dalam suatu diskusi panel yang akan diselenggarakan pada: Hari I tang gal Jam Temp at
Sabtu, 13 Agustus 1994 10.00 - 13.00 Gedung M Lantai III Program Pascasarjana IKlP Jakarta
Topik
1.
2.
3.
Apa yang menjadi konsekuensi logis terhadap policy penayangan program TV akibat adanya open sky policy yang dianut oleh Pemerintah RI? Panelist: Prof. DR. R. Djayusman, M.A.(FISIP UI) Sejauh mana peranan TV dalam penye-lenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun? Apa yang harus dilakukan oleh pengelola stasiun TV, sekolah, masyarakat, orang tua dan anak sendiri? Panelist: Prof DR. Utami Munandar (F.Psi UI) Mana yang lebih tepat digunakan, teknik dubbing (mengalih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia) atau subtitling (memberi teks dalam bahasa Indonesia) dalam penayangan program-program televisi di berbagai stasiun televisi, baik pemerintaha maupun swasta? Panelist: DR. W. Simanjuntak (UT)
Mengingat pentingnya kegiatan diskusi panel ini dalam penulisan disertasi saya, maka saya mohon dengan hormat dan sangat kesediaan Bapak/Ibu untuk hadir dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi panel tersebut. Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu dalam diskusi panel tersebut, saya mengucapkan banyak terima kasih. Mengetahui: Promotor Utama
Wassalam Hormat saya
(Prof. Dr.H.A .R. Tilaar,M. Sc. Ed)
(Sudarsono Sudirdjo)
PS. Disediakan makan siang dan pengganti uang transport.
202
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
SURAT UNDANGAN KEPADA PANELIST I DALAM RANGKA DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
203
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Jakarta, 8 Agustus 1994
Kepada Yth. Bapak Prof.Dr.R. Djayusman, M.A. FISIP Universitas Indonesia Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelenggaraan diskusi panel sebagai kegiatan terakhir untuk penelitian dan penulisan disertasi saya yang berjudul "TV sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun" dengan menggunakan metode Delphi, maka dengan ini saya mohon bantuan kesediaan Bapak untuk menjadi panelist I (semuanya ada 3 orang panelist) dalam diskusi panel tersebut dengan tema (tema I) sebagai berikut: "Apa yang menjadi konsekuensi logis terhadap policy penayangan program TV akibat adanya open sky policy yang dianut oleh pemerintah RI ?" Diskusi panel tersebut akan diselenggarakan pada: Hari I tanggal Sabtu, 13 Agustus 1994 Jam 10.00 -13.00 Gedung M Lantai III Tempat Program Pascasarjana IKIP Jakarta Waktu yang disediakan bagi masing-masing panelist adalah 15 menit (maksimum). Atas bantuan dan kesediaan Bapak dalam memenuhi permohonan saya tersebut, saya mengucapkan banyak terima kasih. Ps. Disediakan makan siang dan pengganti uang transport
Wassalam Hormat saya
(Sudarsono Sudirdjo) Tembusan Yth.: 1. Bpk. Prof. DR. H.A.R. 1ilaar, M.Sc. Ed (sebagai undangan) 2. Bpk. Prof.Dr. Sudijarto, M.A. (sebagai undangan) 3. Bpk. Prof. DR. A.O.B. Situmorang, M.A. (sebagai undangan)
204
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
SURAT UNDANGAN KEPADA PANELIST II DALAM RANGKA DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
205
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Jakarta, 8 Agustus 1994
Kepada Yth. Ibu Prof. Dr. S.C. Utami Munandar Fak. Psikologi Universitas Indonesia
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelenggaraan diskusi panel sebagai kegiatan terakhir untuk penelitian dan penulisan disertasi saya yang berjudul "TV sebagai suatu sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan wajar pendidikan dasar 9-tahun" dengan menggunakan metode Delphi, maka dengan ini saya mohon bantuan kesediaan Ibu untuk menjadi Panelist II ( semuanya ada 3 orang panelist) dalam diskusi panel tersebut dengan tema (tema II) sebagai berikut: Sejauh mana peranan TV dalam penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun? Apa yang harus dilakukan oleh pengelola stasiun TV, sekolah, masyarakat, orang tua dan anak sendiri? Diskusi panel tersebut akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal Sabtu, 13 Agustus 1994 Jam 10.00 - 13.00 Temp at Gedung M Lantai III Program Pascasarjana IKIP Jakarta Waktu yang disediakan bagi setiap panelist adalah 15 menit. Atas bantuan dan kesediaan Ibu dalam memenuhi permohonan saya tersebut, saya mengucapkan banyak terima kasih. Hormat saya,
(Sudarsono Sudirdjo) PS. Disediakan makan siang dan pengganti uang transport Tembusan Yth.: 1. Bpk. Prof. DR H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed. (sebagai undangan) 2. Bpk. Prof.Dr. Sudijarto,M.A. (sebagai undangan) 3. Bpk. Prof. DR. A.O.B. Situmorang, M.A. (sebagai undangan)
206
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
SURAT UNDANGAN KEPADA PANELIST III DALAM RANGKA DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
207
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Jakarta, 8 Agustus 1994 Kepada Yth. Bapak Dr. W. Simanjuntak Universitas Terbuka Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelenggaraan diskusi panel sebagai kegiatan terakhir untuk penelitian dan penulisan disertasi saya yang berjudul "TV sebagai sumber belajar untuk menunjang penyelenggaraan program wajar pendidikan dasar 9-tahun" dengan menggunakan metode Delphi, maka dengan ini saya mohon bantuan kesediaan Bapak untuk menjadi panelist III (semuanya ada 3 orang panelist) dalam diskusi panel yang akan diselenggarakan pada: Hari I tang gal Jam Tempat
: Sabtu, 13 Agustus 1994 10.00 -13.00
Ged ung M Lantai III Program Pascasarjana IKlP Jakarta Adapun tema yang akan Bapak bawakan adalah tema ketiga, yaitu: "Manakah yang lebih tepat digunakan, teknik dubbing (mengalih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia) ataukahsubtitling (memberikan teks dalam bahasa Indonesia) terhadap penayangan program dari luar negeri yang sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam penayangan program-program TV di berbagai stasiun televisi, baik pemerintah maupun swasta?". Waktu yang disediakan bagi masing-masing panelist adalah 15 menit (maksimum). Atas bantuan dan kesediaan Bapak dalam memenuhi permohonan saya tersebut, saya mengucapkan banyak terima kasih. Ps. Disediakan makan siang dan pengganti uang transport
Wassalam Hormat saya
(Sudarsono Sudirdjo)
Tembusan Yth.: 1. Bpk. Prof. DR. H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed. (sebagai undangan) 2. Bpk. Prof.Dr. Sudijarto,M.A. (sebagai undangan) 3. Bpk. Prof. DR. A.O.B. Siturnorang,M.A. (sebagai undangan)
208
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Lampiran
"''
SURAT MEMINJAM PAKAI RUANGAN UNTUK DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
209
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Jakarta, 8 Agustus 1994
Hal : pinjam ruang seminar lantai III gedungM Kepada Yth. Bpk. Kepala Tata Usaha Program Pascasarjana IKlP Jakarta
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelenggaraan diskusi panel sebagai kegiatan terakhir untuk penelitian dan penulisan disertasi saya, maka dengan ini saya mengajukan permohonan kepada Bapak untuk meminjam pakai ruang seminar di Lantai III gedung M Program Pascasarjana IKlP Jakarta pada hari /tanggal/ jam, sebagai berikut: Hari I tanggal Jam Acara
Sabtu, 13 Agustus 1994 09.00 - 13.00 diskusi panel tentang pemanfaatan TV untuk penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun. kurang lebih 40 orang terdiri dari para pakar Peserta di bidang pendidikan, psikologi, komunikasi dan agama. Atas perhatian dan bantuannya saya mengucapkan banyak terima kasih. Wassalam Hormat saya
Sudarsono Sudirdjo Tembusan Yth: 1. Ibu Prof.Dr. Toeti Sukamto. M. Pd. (Ass. Direktur I PPS IKIP Jakarta)
210
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
I•E!id·Jifhfll
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN KUESIONER PUTARAN PERTAMA TANGGAL 7 JANUARI SAMPAI DENGAN 5 APRIL 1994
211
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN KUESIONER PUTARAN PERTAMA ( 7-1-1994 s/d 5-4-1994) NO
NAMA
INSTANSI
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
A. Bidang Pendidikan. 29 orang Prof. DR. Benny Suprapto Prof. DR. Setijadi, M.A. Prof. DR. Rachmat Prof. DR. Yusuf Enoch Prof. DR. Conny R. Semiawan DR. Santoso Murwani Prof. DR. M. Sardja DR. Sophia Jasin Prof. DR. I Wayan Ardhana Prof. DR M.Sunardi Djiwandono DR. Frans Mataheru DR. Sri Purnami I. Subekti DR. Susilowindradini Prof. DR. Budi Dharma DR. M. Dimiyati DR. Willem Mantja DR. Mulyono Drs.A.Tangyong MA,MA. Drs. A.Latif Zachrie, M.Ed. DR. Christine Mangindaan DR. Sumardi DR. W. Simanjuntak Prof. DR. H. Soenarto DR. H. Mudjiarto, MSc Prof. DR. Made Pidarta Drs. Budiman
27. 28. 29.
Prof. DR. Umar Tirtarahardjo Prof. DR. Soetinah Soewondo DR. Lili Rompas
Univ. Terbuka Univ. Terbuka Univ. Terbuka Univ. Terbuka IKIP Jakarta IKIP Jakarta IKIP Jakarta IKIP Jakarta IKIP Malang IKIP Malang IKIPMalang IKIP Jakarta IKIP Malang IKIP Surabaya IKIP Malang IKIP Malang IKIP Jakarta Balitbang Dikbud IKIP Jakarta Univ. Terbuka Univ. Terbuka Univ. Terbuka IKIP Surabaya IKIP Surabaya IKIP Surabaya Konsultan Wajar Ditjen Dikdasmen IKIP Ujung Pandang IKIP Ujung Pandang IKIP Ujung Pandang
30. 31. 32. 33. 34.
B. Bidang Psikologi : 11 orang Prof. DR. Sarlito Wirawan DR. Yahya Umar Prof. DR. SC.Utami Munandar Prof. DR. Yaumil A. Achir DR. Djamaludin Ancok
Univ. Indonesia Balitbang Dikbud Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Gajah Mada
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
NO KODE
Pd1 Pd2 Pd3 Pd4 Pd5 Pd6 Pd7 Pd8 Pd9 Pd10 Pdll Pd12 Pd13 Pd14 Pd15 Pd16 Pd17 Pd18 Pd19 Pd20 Pd21 Pd22 Pd23 Pd24 Pd25 Pd26
Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5
Pd27 Pd28 Pd29
212
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
NAMA
35. 36. 37. 38. 39.
Prof. DR. Masrun Prof. DR. Sumadi Suryabrata Prof. DR. Kusdwiratri Prof. DR. Djon Nimpuno DR. Ria Sugondo Warsito
40.
DR. Bernadette Setiadi
INSTANSI
NO KODE
Univ. Gajah Mada Univ. Gajah Mada Univ. Padjadjaran Univ. Padjadjaran Konsultan Bantuan Australia untuk Dikmenjur Univ. Indonesia
Ps6 Ps7 Ps8 Ps9 PslO
Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia/ Bappenas Institut Kesenian Jakarta Univ. Indonesia/ BP7 Univ. Diponegoro
Kml Km2 Km3 Km4 Km5 Km6 Km7
GKJ Nehemia STT Jakarta IKIP Jakarta Oepag RI STF Driyarkara STF Driyarkara Pura Cinere Bimas Hindu, Depag RI Kepala Biku Wihara Dharma Sunter Bimas Budha Depag RI
APl AP2 All AI2 AKl AK2 AHl AH2
Psll
c.
41. 42. 43. 44. 45. 46. 47.
Bidang komunikasi : 10 orang DR. Harsono Suwardi Drs. Zulkarimein Nasution,M.Sc. Prof. DR. R. Djayusman, M.A. DR. M. Budyatna DR. Sasa Djuhersa Ora. Ina Mariani, MA Prof. DR. Astrid S. Susanto
48.
Sutomo Gondosubroto
49.
DR. Alwi Dahlan
50.
Drs. Tandiyo Pradeksa, MA
D. Bidang Agama : 10 orang 51. DR. Sutarman, M.Th. 52. DR. Aritonang 53. DR. Zakhlul, SH 54. DR. Zamakhsyari Doufir 55. DR. Magnis Suseno 56. DR. Mudji Sutrisno 57. I De Pedande Wayan S 58. I Gusti Putu Astika 59.
Banti Sudawira
60.
Sutha Yasa
Km8 Km9 KmlO
ABl AB2
213
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN KUESIONER PUTARAN KEDUA TANGGAL 13 APRIL SAMPAI DENGAN 25 JUNI 1994
214
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN KUESIONER PUTARAN KEDUA ( 13-4-1994 s/d 25-6-1994)
NO
NAMA
INSTANSI
NO KODE
A.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Bidang Pendidikan : 27 orang Prof. Dr. B. Suprapto Prof. DR. Setijadi, M.A. Prof. DR. Yusuf Enoch Prof. DR. Conny R. Semiawan DR. Santoso Muwarni Prof. DR. M. Sardja DR. Sophia Yasin Prof. DR. I. Wayan Ardhana Prof. DR. M. Sunardi Djiwandono DR. Frans Mataheru DR. Sri Purnami I Subekti DR. Susilowindradini Prof. DR. Budi Dharma DR. M. Dimiyati DR. Willem Mantja DR. Mulyono Drs. A. Tangyong, MA, MA. Drs. A Latif Zachrie, M Ed. DR. Christine Mangindaan DR. Sumardi DR. W. Simanjuntak Prof. DR. H Soenarto DR. H. Mudjiarto, MSc. Prof. Dr. Made Pidarta Drs. Budiman
26. 27.
28. 29. 30. 31. 32. 33.
Pd1 Pd2 Pd4 Pd5 Pd6 Pd7 Pd8 Pd9 Pd10 Pdll Pd12 Pd13 Pd14 Pd15 Pd16 Pd17 Pd18 Pd19 Pd20 Pd21 Pd22 Pd23 Pd24 Pd25 Pd26
Prof. DR. Umar Tirtarahardja Prof. DR. Soetinah Soewondo
Univ. Terbuka Univ. Terbuka Univ. Terbuka IKIP Jakarta IKIP Jakarta IKIP Jakarta IKIP Jakarta IKIP Malang IKIPMalang IKIP Malang IKIP Jakarta IKIP Malang IKIP Surabaya IKIP Malang IKIP Malang IKIP Jakarta Balitbang Dikbud IKIP Jakarta Univ. Terbuka Univ. Terbuka Univ. Terbuka IKIP Surabaya IKIP Surabaya IKIP Surabaya Konsultan Wajar Ditjen Dikdasmen IKIP Ujung Pandang IKIP Ujung Pandang
B. Bidang Psikologi: 8 orang Prof. DR. Sarlito Wirawan DR. Yahya Umar Prof. DR. S.C Utami Munandar Prof. DR. Yaumil A. Achir DR. Djamaludin Ancok Prof. DR. Kusdwiratri
Univ. Indonesia Balitbang Dikbud Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Gajah Mada Univ. Padjadjaran
Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 Ps8
Pd27 Pd28
215
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO
NAMA
34.
DR. Ria Sugondo Wasito
35.
DR. Bernadette Setiadi
36. 37. 38. 39. 40. 41.
c. Bidang Komunikasi : 8 orang DR. Harsono Suwardi Prof. ORR. Djayusman, M.A. DR. M. Budyatna DR. Sasa Djuharsa Ora Ina Mariani, M.A. Prof. DR. Astrid S. Susanto
42.
Sutomo Condo Subroto
43.
Drs. Tandiyo Pradeksa, M.A.
44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
D. Bidang Agama : 8 orang DR. Sutarman, M.Th. DR. Aritonang DR. Zakhlul, S.H DR. Zamakhsyari Doufir I De Pendande Wayan S. I Gusti Putu Astika Banti Sudawira
51.
Sutha Jasa
INSTANSI
NO KODE
Konsultan Bantuan Australian Untuk Dikmenjur Univ. Indonesia
PslO
Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia Univ. Indonesia/ Bappenas Institut Kesenian Jakarta Univ. Diponegoro
Kml Km3 Km4 Km5 Km6 Km7
GKJ Nehemia STT Jakarta IKIP Jakarta Dep. Agama RI Pura Cinere Bimas Hindu Depag Kepala Biku Wihara Dharma Suntu Bimas Budha Depag
APl AP2 All AI2 AHl AH2 ABl
Psll
Km8 KmlO
AB2
216
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
l•+!!d.J!fiiijiil
DAFTAR NAMA-NAMA PESERTA DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
217
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
DAFTAR NAMA-NAMA PESERTA DISKUSI PANEL TGL. 13-8-1994, HARI : SABTU JAM: 10.00 - 13.00 TEMPAT: GEDUNG M LT.3 PROGRAM PASCASARJANA IKIP JAKARTA
NO
NAMA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Abu Bakar, S.H. Prof. DR. R. Djayusman, M.A. Drs. Soedharto Era Soedharto Ora. Suprapti Widarto Drs. DL. Tobing Drs. Amos Kandola Ora. Dewi S.Prawiradilaga, M.Sc. Drs. J. Tampubolon, M.Sc. Drs. Ramelan Poniran Drs. Zuhdy HS Ora. Eveline Siregar Prof. Dr. Soedijarto, M.A.
14. 15.
Drs. Bambang Soetjipto Prof. Dr. Utami Munandar
16.
Ora. Gantiyowati P. Soedirdjo, M.A.
17. 18. 19. 20. 21. 22.
Dr. Mulyono A. Dr. W. Simanjuntak Darmadji Ora. Markamah, M.Pd. Ora. Roestiyah DR. Bernadette Setiadi
23. 24. 25. 26. 27.
Drs. Khaerudin Drs. Kautsar Mulyono DR. Zakhlul Jusuf, S.H. DR. Farida Mukti, M.Sc. DR. Sri Purnami I.S.
INSTANSI Dep. Agama RI FISIP Univ. Indonesia Kantor Menko POLKAM Unika Atmajaya TVRI FPMIPA IKIP Jakarta FPMIPA IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta Dirjen Diklusepora Depdikbud FIP IKIP Jakarta F-Psi Universitas Indonesia F.I.Kom. Universitas Prof. Dr. Mustopo FIP IKIP Jakarta Universitas Terbuka Garuda Indonesia S-3 PPS IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta F-Psi Universitas Indonesia FIP IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta FPIPS IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta FIP IKIP Jakarta
218
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
NO 28. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36.
NAMA Dra. Sulistyaweni, M.Pd. Dra. Sulistyaweni, M.Pd. Drs. Yahya Khan Dra. Diana Novida, M.Pd. Drs. Mulyoto MPd Dr. Santosa Murwani Drs. Ishadi SK, M.Sc. Drs. Sudarsono Sudirdjo, M.Sc. Neidy Yatno
INSTANSI 53 PPS !KIP Jakarta S-3 PPS !KIP Jakarta S-3 PPS !KIP Jakarta S-3 PPS !KIP Jakarta S-3 PPS !KIP Jakarta FPMIPA !KIP Jakarta TVRI FIP !KIP Jakarta Garuda Indonesia PSB !KIP Jakarta
Catatan:
Berhalangan hadir peserta dari responden putaran pertama dan putaran kedua yang juga diundang:
NO
NAMA
1. 2. 3. 4.
Drs. A. Latif Zachrie M.Ed. DR. Sutarrnan S.Th. DR. Zarnakhsyari Doufir Dr. Sasa Djuharsa
5. 6. 7.
Prof. DR. M. Sardja Dr. Surnardi Drs. Budirnan
8.
DR. Harsono Suwardi
9.
Ora. Ina Mariani, MA
10.
DR. M. Budyatna
11. 12.
I Gusti Putu Astika Sutha Yasa
INSTANSI FIP !KIP Jakarta GKJ N ehernia Depag RI FISIP Universitas Indonesia FIP !KIP Jakarta Universitas Terbuka Konsultan wajar Ditjen Dikdasrnen FISIP Universitas Indonesia FISIP Universitas Indonesia FISIP Universitas Indonesia Birnas Hindu Depag RI Birnas Budha Depag RI
219
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
HASIL LENGKAP DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
220
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
HASIL LANGKAP DISKUSI PANEL TANGGAL 13 AGUSTUS 1994
Panelist I (Prof. Dr. R.H.A.A. Djayusman S. MA)
Open sky policy memungkinkan setiap orang dapat memasang antena parabola di rumahnya. Dengan memasang antena parabola di rumahnya, orang dimungkinkan dapat menangkap berbagai saluran televisi yang dipancarkan dari negara lain. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana peranan BSF (Badan Sensor Film Departemen Penerangan) dengan adanya penggunaan parabola tersebut? Ditekankan bahwa TV adalah merupakan "tamu" dalam kehidupan anak dan keluarga, dan juga sebagai "jendela" bagi setiap keluarga untuk melihat apa yang terjadi di luar rumah mereka. TV mempunyai pengaruh yang amat besar terhadap kehidupan anak dan orang dewasa, misalnya ucapan selamat terhadap seorang ternan yang berhasil bukan dilakukan dengan berjabatan tangan, tetapi dengan saling beradu telapak tangan di udara. Pengaruh TV dapat dilihat, misalnya dapat dijumpainya para wanita yang suka mempercantik diri (ini pengaruh yang baik), terjadinya hubungan seks atau tindak pemerkosaan (contoh pengaruh negatif).
Panelist menekankan bahwa para orang tua terpanggil untuk mendidik anak-anaknya untuk menanggulangi/meredam dampak atau pengaruh yang negatif tayangan TV. Orang tua harus aktif memantau program-program TV yang layak ditonton anak-anaknya. Dengan kata lain, orang tua harus melaksanakan fungsi sensor dan pengawasan terhadap program-program televisi yang ditonton anak-
221
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
anaknya, karena dengan adanya open sky policy ini makin banyak saluran televisi yang mungkin dapat ditonton dan dengan demikian menjadi semakin maraknya "tamu" untuk rumah dan keluarga.
Panelist II (Prof. Dr. S.C. Utami Munandar) Prof. Utami Munandar menyebutkan bahwa peranan TV dalam penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun adalah berupa beberapa kategori jenis program TV, yang disebutnya sebagai kesimpulan hasil kuesioner putaran kedua yang berasal dari jawaban 46 orang pakar di bidang pendidikan, bidang psikologi, bidang komunikasi dan bidang agama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa panelist memberikan persetujuannya terhadap kategorisasi jenisjenis program televisi yang dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang telah menjadi konsensus para pakar di bidang pendidikan, psikologi, komunikasi dan agama pada putaran kedua. Jenis-jenis program TV yang dimaksud adalah sebagai berikut: a.
Program yang dapat menunjang, melengkapi dan memperkaya materi pelajaran a tau kurikulum di sekolah. Panelist menambahkan agar dalam hubungan ini tidak hanya mementingkan penyampaian materi (isi) saja, tetapi juga memperhatikan pula proses pemikiran yang tinggi.
b. Program yang dapat membina perkembangan watak dan kepribadian anak. Dalam hubungan ini ditambahkan agar ada kesinambungan antara nilai yang diharapkan oleh orang dewasa, rnisalnya inisiatif yang ingin dikembangkan pada diri anak-anak tidak perlu bertentangan dengan menanamkan kepatuhan pada
222
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
mereka, karena inisiatif juga perlu dimiliki pada waktu mereka tumbuh sebagai orang dewasa. c.
Program yang dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, termasuk disini pembinaan sikap dan perilaku toleransi beragama.
d. Program yang dapat memperluas cakrawala dan pengetahuan anak dan mendorong perkembangan intelek/ nalar dan berfikir secara kritis serta kepedulian terhadap lingkungan dan sosial. Hal ini penting untuk pengembangan potensi anak, disamping hal-hal yang sudah diberikan melalui kurikulum, seperti tercantum dalam butir a di atas. e.
Program yang dapat merangsang perkembangan imaginasi, kreativitas, kemampuan memecahkan masalah dan rasa ingin tahu anak. Kreativitas di sini bukan hanya berhubungan dengan seni, tetapi dengan semua aspek kehidupan anak dan perlu dirangsang sejak usia pra sekolah. Anak-anak usia pra sekolah mempunyai kreatipitas alamiah. TK sekarang sudah mengajarkan hal-hal akademis (menulis, berhitung, membaca) sehingga permasalahannya adalah bagaimana diupayakan pengembangan kreatipitas dan imajinasi anak.
f.
Program yang dapat menumbuhkan motivasi, semangat dan budaya anak untuk belajar, termasuk program penyuluhan bagi orang tua mengenai pentingnya menyekolahkan anaknya, hal ini dapat meningkatkan angka partisipasi dalam wajib belajar sampai tingkat SLTP. Hal ini merupakan aspek afektif dalam program pendidikan.
g. Program yang dapat mengembangkan keterampilan praktis, seperti kerajinan batik, kayu, industri rumah tangga dan sebagainya (aspek
223
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
psikomotor dalam pendidikan). h. Program yang memberikan irlformasi tentang wajib belajar sembilan tahun, operasionalisasi wajib belajar, termasuk berbagai alternatif cara dalam melaksanakan wajib belajar sembilan tahun, misalnya Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, SMP Terbuka, Paket B (disamping penyelenggaraan SD dan SMP, baik negeri maupun swasta yang bersifat reguler). i.
Program pengajaran bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, untuk meningkatkan pengetahuan bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyatakan pendapat, pikiran, perasaan dan lain-lain dengan benar. Ditambahkan bahwa bahasa dapat digunakan untuk mengembangkan nalar dan logika. Bahasa yang terdiri
dari
lambang-lambang
(simbul-simbul)
dapat
mengembangkan kemampuan berfikir abstrak. Penelitian psikologi menyebutkan bahwa banyak orang yang IQ nya tinggi berasal dari negara-negaraAsia. Mengapa? Diteliti, belajar aksara-aksara Kanji, Cina, Jepang dan sebagainya dengan kemampuan berfikir (inteligensi) ada hubungannya.
Kecerdasan memerlukan
kemampuan befikir abstrak, kemampuan menggunakan simbul, kemampuan berfikir logis, analogi dan sebagainya. Dalam belajar aksara-aksara Cina, Kanji dan sebagainya, anak sejak kecil sudah belajar untuk berfikir logis dengan melihat hubungan-hubungan yang terdapat dalam huruf Kanji.
J·
Program yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan/ jasmani/ olah raga. Selain bermanfaat untuk mengembangkan aspek tubuh yang sehat, juga diberikan pula unsur kejujuran (fairness), kerjasama dan sebagainya.
k. Program yang dinamis, mengandung petualangan (namun bukan perkelahian secara fisik). Yang dimaksud dengan petualangan disini 224
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
adalah kegiatan yang dapat mengembangkan inisiatif, eksploratif dan kemandirian. Mengenai peranan yang harus dilakukan oleh pengelola stasiun TV, sekolah, masyarakat dan orang tua agar tayangan program TV dapat menunjang program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dijelaskan oleh Prof Utami sebagai berikut: a. Pengelola Stasiun TV (1) memberi peluang (kesempatan, waktu, kalau perlu pengulangan) untuk penayangan program TV yang menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar 9-tahun. (2) mengusahakan agar program-program tersebut tidak saja hanya bermakna dan bermanfaat untuk tujuan yang hendak dicapai, tetapi juga menarik bagi anak, sehingga anak senang melihatnya (tidak bersifat menggurui, kering, membosankan, bertele-tele dan sebagainya). (3) mengusahakan agar program tertentu yang hendak ditayangkan sesuai dengan taraf perkembangan anak yang menjadi target audience. b. Sekolah (1) mengupayakan agar program yang mernpunyai rnakna edukatif pada kala-kala tertentu dapat ditayangkan di sekolah, sehinga sesudah siswa melihatnya dapat dilanjutkan dengan diskusi di dalarn kelas, atau kegiatan lain yang berkaitan dengan program tersebut. (2) rnemberi tahu siswa dan orang-orang tua ten tang programprogram yang baik untuk dilihat anak dan keluarga di 225
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
rumah (topik, tanggal dan waktu penayangan). (3) memberi umpan balik dan saran-saran kepada perancang program dan pengelola stasiun TV mengenai respon siswa terhadap program tertentu. c.
Masyarakat (1) Memungkinkan seluruh lapisan masyarakat termasuk mereka yang tinggal di daerah kumuh dan terpencil dapat melihat program yang mempunyai makna edukatif yang dapat menunjang penyelenggaraan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. (2) Memberi urn pan balik dan usul-usul kepada perancang program dan atau pengelola stasiun TV mengenai tanggapan masyarakat terhadap program tersebut.
d. Orang Tua (1) Orang tua menyadari pentingnya program TV yang mempunyai makna edukatif dan dapat meneruskannya kepada anak. (2) Memberi kesempatan kepada anak untuk menonton program-program yang baik, jika perlu dengan memberikan toleransi terhadap jadwal kegiatan anak sehari-hari. Orang tua jangan terlalu kaku melarang anak menonton, misalnya karena masih ada PR, padahal ada program televisi yang baik yang harus ditonton. (3) Bersedia menampung pertanyaan anak mengenai program yang dilihat, bahkan kadang-kadang mendampingi anak untuk menonton bersama.
226
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Panelist III (Dr. W. Simanjuntak) Menurut panelist, dubbing dan subtitling sama-sama mempunyai kebaikan dan kelemahan. Keduanya bertujuan membantu penonton agar dapat menyerap pesan atau informasi yang disampaikan. Namun sesungguhnya penggunaan teknikdubbing a tau subtitling itu tergaritung kepada apa tujuan yang ingin dicapai dari penayangan yang dilakukan. Penggunaan tekniksubtitling apabila yang menjadi tujuan utama adalah mempelajari bahasa asing yang digunakan dalam program tersebut, misalnya ingin belajar bahasa Inggris maka lebih baik digunakan teknik subtitling untuk penayangan program tersebut. Sedangkan teknik dubbing digunakan apabila tujuan penayangan program adalah penguasaan a tau pemahaman materi yang disajikan dalam program tersebut. Juga apabila tujuannya untuk memperlihatkan berlangsungnya "proses" sesuatu, misalnya yang ada kaitannya dengan gaya, mimik, tingkah laku, sikap tertentu, penggunaan operasional suatu alat, maka teknikdubbing lebih baik digunakan dari pada teknik
subtitling karena hal itu memerlukan adanya suatu perhatian terfokus untuk menonton program tersebut. Teknik subtitling dapat memecah perhatian penonton ke arah lebih banyak membaca teks yang terdapat dalam subtitling yang disajikan daripada memusatkan perhatiannya kepada program tayangan televisi yang ditontonnya. Sudah tentu, baik pengunaan teknik dubbing maupun teknik sub-
titling harus memenuhi syarat dan mutu sebaik-baiknya, misalnya ketepatan dalam penterjemahan, kesesuaian waktunya antara apa yang diucapkan dengan apa yang tertera dalam teks maupun yang dengan alih bahasanya. Sebab tanpa membaca teks, anak mempunyai lebih banyak waktu untuk mengamati proses di atas.
227
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Prof. Dr. Sudijarto, M.A.: Senang sekali membaca hasil putaran pertama dan kedua yang mendudukkan peranan TV dalam wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, bukan untuk memasyarakatkan, tetapi untuk mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan dasar dalam pengertian kualitatif. TV tidak pernah dilihat sebagai suatu media yang bersifat instruksional, tapi educational, karena itu pengaruhnya bukan linear, tetapi mempunyai pengaruh yang istilahnya mempunyai dampakdampak pengiring. Jarang orang nonton TV untuk belajar secara langsung, karena niat orang nonton TV adalah untuk hiburan atau menyenangkan diri. Umumnya orang non ton bola karena senang sepak bola, bukan ingin belajar sepak bola, dan seterusnya. U ntuk menghadapi open sky policy, di samping orang tua adalah sekolah. Bagaimana sekolah menjadikan anak itu terikat untuk belajar dan tidak mudah terpancing untuk mengikuti program TV. Ini merupakan bagian dari pendidikan penguasaan diri sebenarnya, misalnya jika anak memilih mengerjakan PR nya dari pada menonton TV, bukan karena disuruh orang tua atau siapapun tetapi karena dia membayangkan gurunya akan menghukumnya bila PR nya tidak dikerjakan, maka hal itu merupakan satu bagian pendidikan penguasaan diri. Sekolah jangan sampai less demanding bagi anak-anak sehingga mereka akan banyak menggunakan waktunya untuk belajar. Mengenai programmingnya, BSF sebenarnya setiap kali telah menentukan penonton umur berapa setiap program, termasuk untuk televisi, ditujukan. Tetapi kenapa sekarang siang hari semua ditayangkan, pada hal sebenarnya diperuntukkan hanya untuk malam
228
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
hari, kan itu menjadi kurang cocok untuk konsumsi anak-anak yang pulang sekolah. Ini sebenarnya adalah tanggungjawab masyarakat, termasuk tanggungjawab pengelola televisi di dalam menyiarkan program dengan benar-benar memperhatikan jam dan batas usia anak yang akan menonton program tersebut. Waktu rapat, BSF melarang (memotong) adegan ciuman, tetapi sesudah filmnya released (beredar), di gedung bioskop terpancang dengan jelas adegan cium yang sudah terpotong tadi pada papan pengumumannya, walaupun di filmnya sudah tidak ada lagi. Ten tang dubbing dan subtitling pembicara membenarkan pendapat pak Simanjuntak, tetapi karena jarang film yang memberikan informasi saja, maka subtitling lebih baik digunakan, agar dampak pengiringnya bertambah. Karena di pendidikan dasar ada pelajaran bahasa Inggris, mulai kelas V dan VI, maka peranan TV hanya stimulans (perangsang) saJa. Dr. Bernadette Setijadi Memberikan masukan a tau tambahan karena hasil putaran kedua sudah baik. Setuju TV sebagai sarana tarnbahan, karena sebagai sarana hiburan tidak bisa diingkari, apalagi stasiun TV sekarang beragam, ada pemerintah dan swasta. TV swasta sangat tergantung pada iklan sebagai unsur yang perlu dipertimbangkan. Peranan orang tua untuk meredam darnpak negatif memang ideal, tetapi kalau kita perhatikan semakin banyak orang tua yang harus bekerja dua-dua maka rasanya tidak cukup kalau hanya menekankan peranan orang tua saja. Pembicara setuju bila sekolah harus juga dilibatkan, dan ditambahkan satu lagi yaitu policy terhadap para
229
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
penyelenggara TV itu sendiri. Kelihatannya mereka terlalu bebas, sepertinya sudah tidak ada aturan untuk menayangkan program-program., misalnya film yang sepantasnya diputar pada jam 10.00 malam atau minimal bila orang tua sudah ada di rumah, diputar pada pagi/ siang hari pada saat anak-anak sedang tidak diawasi oleh orang tuanya. Mengenai dubbing dan subtitling, pembicara termasuk pro pada subti-
tling. Karena sifat TV adalah hiburan dan mendukung, maka sedikit sekali acara TV yang bertujuan memberi materi dalam arti yang sesungguhnya. Terlihat dari jawaban para pakar yang sudah disebutkan Prof. Utami, hanya satu saja yang memperkaya pelajaran di sekolah, sedangkan lainnya membina watak, keimanan, pengembangan nalar, merangsang imaginasi dan sebagainya, yang materinya tidak perlu terlalu ditil diterima penonton (anak-anak). Oleh karena itu, mengingat di masa yang akan datang diperlukan banyak devisa dari turisme, maka pemantapan penguasaan bahasa Inggris menjadi sangat penting untuk bangsa Indonesia. Secara keseluruhan beberapa negara di Eropa Barat , seperti Perancis dan Jerman itu menggunakan sistemdubbing. Belanda menggunakan substitling yang baik (tepat waktunya). Hal ini mengakibatkan anak-anak Belanda lebih pandai berbahasa Inggris daripada anak-anak Jerman, apalagi anak Perancis. Bila kita menonton acara-acara yang ditayangkan dengan teknik
dubbing, banyak unsur, misalnya karakter dan budayanya yang terdapat dalam film tersebut hilang, misalnya John Wayne bicara bahasa Indonesia kan tidak cocok. Jadi kalau setuju bahwa pad a dasarnya TV adalah untuk hiburan, maka minimal untuk program yang berbahasa Inggris sebaiknya digunakansubtitlinguntuk keuntungan yang diperoleh pada jangka panjangnya.
230
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Dra. Rustijah Peranan TV dampak negatifnya banyak. Masalahnya bagaimana kita membentuk sikap anak untuk bisa menangkal dampak-dampak negatif tersebut, karena pengaruhnya cepat sekali mempengaruhi tingkah laku mereka. Kalau diserahkan pada orang tua bagaimana caranya, untuk mengawasi, mengendalikan dan mengarahkan supaya anak ini bisa tahu sikap terhadap apa yang ditonton di TV, karena kebanyakan orang tua sendiri kurang punya waktu, kedua-duanya sibuk. Peranan TV sendiri dalam program siarannya perlu ada seleksi dan urutan dalam menayangkan acara, sehingga disetujui, misalnya pada saat-saat anak menonton acara TV, jangan sampai disiarkan program-program untuk orang dewasa, juga disamping memberi informasi tetapi juga edukatif. Peranan orang tua, anak sendiri, termasuk sekolah adalah bagaimana membentuk sikap untuk menseleksi acara TV dan menumbuhkan pengendalian diri, sehingga bisa memilih program mana yang baik dan mana yang tidak baik dilihat, Juga peranan pemerintah sendiri harus betul-betul memberikan arahan dan kesempatan pada pengelola TV untuk tidak seenaknya sendiri menyiarkan program hanya alasannya karena hal itu mendatangkan keuntungan dan sebagainya, sehingga kadang-kadang unsur edukatifnya kurang diperhatikan. Termasuk dari pesan-pesan sponsor (iklan) itu sendiri, kadang-kadang kurang mendidik, malahan rnemberikan kesan yang negatif atau membingungkan pada diri penonton sendiri. Semua unsur harus berperan agar terjadi kontrol terhadap moral masyarakat secara keseluruhan. Setuju dengan peranan TV dalam menunjang program wajib belajar yang dikemukakan oleh Prof. Utarni. Tetapi perlu ditekankan
231
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
dalam program TV itu sendiri bagaimana menggunakannya supaya betul mampu menunjang pendidikan anak baik yang diperoleh dari sekolah, orang tua maupun masyarakat. Teknik dubbing sering tidak tepat antara ucapannya dengan gerakan bibirnya sehingga kurang enak, lebih baik bahasa aslinya, tetapi terjemahannya juga harus tepat. Prof. Djayusman (jawaban terhadap floor) Tidak ban yak berbeda paham denganjloor. Memang tidak semua berhasrat untuk belajar melalui TV, tetapi sadar atau tidak, langsung atau tidak langsung, TV itu mengajar. Misalnya dalam suatu film Chips, ada sebuah bus jalan berkeliling terus dan di dalamnya ada orang sedang judi, dapat memberi ilham pada para penjudi disini bermain judi di dalam bus sambil berkeliling-keliling. A tau pengakuan anak muda memperkosa, alasannya karena melihat dari pemerkosaan di film. BSF menilai film serdadu Jerman mengejar seorang patriot berlari dari gerbong ke gerbong kereta api terus masuk ke kamar mandi dan tidak kelihatan. Di dalamnya ada orang telanjang. Apakah 'porno'? Kalau dipotong, ceritanya habis. Setuju sekolah dan guru harus mendidik. Dalam pendidikan harus ada proses sosialisasi. Dalam jaman Belanda guru hanya rnengajar, tidak mendidik. Drs. Sudharto
Dubbing dan subtitling tergantung dari terjadinya. Apa teknik sinopsis itu?, sepertinya pekerjaan itu menurut Profesor Jayusman
232
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
hanya insinyur, dokter dan presiden. Ini harus ada kerja sama antara universitas dan media masa, misalnya TV. Contoh, ITB tidak hanya teknik, IPB tidak hanya pertanian, IKIP tidak hanya guru. Orang tua dapat menyalurkan sekolah anaknya ke pilihan yang tepat, sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. Kenapa tidak menayangkan cerita-cerita yang bermuatan lokal, misalnya Gatot Kaca, cerita-cerita yang patriotik (seperti Rambo selalu menang, walaupunAmerika kalah). Jadi tidak hanya sa tria Baja hi tam, atau gerilyawan yang dikalahkan Belanda. Dra. Suprapti (TVRI) Semua film yang ditayangkan di TV (baik pemerintah dan swasta) harus mendapat surat STLS (Surat Tanda Lulus Sensor). Khusus untuk TVRI, ditambah sensor internal di TVRI sendiri, walaupun sudah di-
approved oleh BSF. Di lain pihak banyak TV dari luar nengeri masuk ke Indonesia dan laser disc yang dijual bebas yang tidak disensor oleh BSF. Sudah belasan saluran televisi melalui parabola, misalnya intelsat yang melalui Asia Pasifik region maupun Indian Ocean. Umumnya broadcaster memiliki semacam pendekatan: think globally, but act lo-
cally. Ada tuntutan untuk program anak-anak. Program untuk anak paling sedikit, pada hal mereka merupakan pemirsa terbanyak. Idealnya setiap stasiun penyiaran televisi mempunyai satu unit peneliti atau evaluasi yang bertugas untukmelakukanaudience research, untuk mendapatkan feedback, dan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan dan sebagainaya, hanya sekarang TVRI masih belum
233
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
mempunyai unit tersebut. Hakekat TV adalah entertainment (untuk mendapatkan hiburan), apapun isinya harus menghibur dan dikemas dalam bentuk hiburan, sehingga penonton tanpa disadari sebenarnya diajari sesuatu (diberi informasi). Sebenarnya paket-paket yang sebetulnya tidak sesuai dengan kondisi Indonesia sebenarnya sudah ada aturannya yaitu Kep Men Penerangan no. 111 tahun 1988. Iklan maksimal 20% dari total jam siaran. Produksi dalam negeri diharapkan 80%. TVRI menayangkan 36% asing. TPI menayangkan produksi dalam negeri sudah tinggi. Mengenai dubbing dan subtitling, TVRI sendiri bel urn mengambil sikap yang tegas. Yang jelas bila programnya bukan berbahasa Inggris TVRI memilih teknik dubbing (ini ada aturannya, dan TVRI konsisten mengikuti peraturan ini). Contoh film Oshin, yang disiarkan oleh TVRI adalah yang menggunakan bahasa Inggris (English Version), walaupun sebenarnya ditawarkan oleh NHK secara gratis dalam versi asli bahasa Jepang. Penayangan Oshin dalam versi bahasa Inggris itu disertai teknik subtitling. Demikian film Isaura yang aslinya bahasa Spanyol disiarkan dalam bahasa Inggris (English Version) dengan subtitling bahasa Indonesia. Prof. Utami Munandar (jawaban terhadap floor) Televisi terutama dimaksudkan sebagai sarana untuk entertain-
ment dapat diterima. tetapi tidak menolak juga peranan televisi sebagai instructional, selain educational. Mutu pendidikan di Indonesia tidak sama, bahkan ada sekolah-sekolah dimana kualifikasi guru dalam mengajar amat menyedihkan (amat kurang). Murid-murid di sekolah,
234
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
seperti ini dapat memperoleh pengalaman yang bermanfaat melalui program instruksional yang diberikan lewat televisi apabila hal itu memang dilakukan dengan baik. Mengenai teknikdubbing, sering dilihat adanya kejanggalan kalau orang Barat berbicara dalam bahasa Indonesia. Teknik dubbing di Jerman memang dilakukan dengan baik sekali, sehingga pas selalu apa yang diucapkan dengan gerak mulut dari pemainnya. bahkan dalam memilih nada, suara, kepribadian mereka juga mencari orang yang mempunyai voice dan kepribadian yang kurang lebih sama, sehingga sama sekali tidak dirasakan sebagai sesuatu yang asing. Bagi Prof. Utami pribadi teknik dubbing yang demikian bagus ini sangat membantunya dalam mempelajari penggunaan bahasa Jerman dengan cepat dan lancar, yang amat bermanfaat baginya untuk mengikuti pelajaran di universitas di Jerman pada waktu itu. Jadi penggunaan teknik dubbing atau subtitling itu tergantung kepada bagaimana dan untuk apa. Mungkin untuk program-program yang menggunakan bukan bahasa Inggris, apalagi kalau berasal dari Asia dimana orangorangnya cocok dengan ornag Indonesia, misalnya Thailand, India, mungkin bisa digunakan teknik dubbing daripada mendengar bahasa aslinya sambil membaca subtitling. Mengenai kekhawatiran program-program dari luar negeri, memang terdapat kejanggalan. Disatu pihak BSF begitu ketat sampai mencium saja tidak boleh, tetapi di lain pihak ada Laser Disc dan parabola yang tidak dikenakan sensor. Sehubungan dengan itu, apa yang dikatakan Ibu Suprapti dari TVRI, we have to think globally, but act lo-
cally, kiranya ada baiknya jika kita juga dapat menghargai apa-apa dari budaya lain. Karena sekarang sekolah-sekolah di luar negeri mulai banyak memberikan pendidikan globalisasi yaitu memperkenalkan
235
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
kepada anak-anak Bar at mengenai budaya negara-negara lain termasuk dari negara-negara yang bangsanya dalam keadaan kurang menguntungkan, misalnya menunjukkan bagaimana susahnya kehidupan anak-anak di padang pasir dan sebagainya. Meminta anakanak Barat itu memakai pakaian, seperti itu, berjalan melalui pasir yang mereka buat, sehingga mereka merasakan kehidupan di padang pasir itu. Prof. Utami berpendapat ada baiknya juga jika kita dalam pendidikan sekarang ini lebih ke arah globalisasi karena di masa depan mamang hubungan an tar bangsa makin dekat dengan makin cepatnya kita bisa mencapai suatu negara yang dulu hampir tidak mungkin. Lagipula sekarang makin banyak anak-anak Indonesia yang melanjutkan pelajarannya ke luar negeri, baik ke high school maupun ke universitas. Jadi kalau kita disini ingin menutup-nutupi segala sesuatu dari luar negeri yang kemungkinan ada dampak negatifnya, tetapi kemudian mereka lalu melihat itu tanpa persiapan dari sini, apakah hal itu justru tidak lebih merupakan culture shock daripada apabila di sini mereka memang melihatnya tetapi sekaligus mereka mendapat warning dari sekolah (guru) atau orang tua dalam mengemukakan kemungkinan dampak negatif dari hal itu. Yang paling penting adalah memberi mereka kekuatan pribadi untuk bisa menilai sendiri mana yang baik dan mana yang kurang baik. Dr. W. Simanjuntak (jawaban terhadap floor) Tidak perlu menentukan mana yang lebih baik, dubbing a tau sub-
titling, karena sangat tergantung kepada tujuannya. Film-film, misalnya flora dan fauna, kehidupan di dasar laut, aneh tetapi nyata, juga temuan teknologi baru tentang kesehatan, ruang angkasa yang sebetulnya
236
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
----------------
40019.pdf
merupakan penjelasan seseorang, sebaiknya dilakukan dengan dub-
bing, yang memang sudah banyak dilakukan. Kalau untuk belajar ya digunakan subtitling. Sinopsis adalah isi singkat apa yang ditayangkan, yang biasanya diceritakan secara singkat. Dr. Zakhlul, S.H. Televisi memang merupakan suatu sorotan, karena dapat membawa dampak terhadap kehidupan anak-anak, khususnya terhadap value education.
Open sky policy yang dianut pemerintah merupakan suatu hal yang tidak bisa dicegah karena merupakan akibat adanya kemajuan teknologi, sehingga siaran-siaran dari luar yang nilainya berbeda dengan nilai-nilai bangsa Asean akan berpengaruh besar bagi anakanak kita. Perlu pemikiran bagaimana memecahkan perbedaan yang terjadi antara nilai yang berlaku di suatu daerah dengan nilai daerah lain. Oleh karena itu berkaitan dengan masalah pertelevisian, barangkali ada baiknya pakar-pakar pendidikan iku t membantu televisi dalam memberikan ulasan tentang suatu cerita yang ditayangkan umpamanya, sudah tentu dari berbagai aspek keilmuan, seperti agama, etika, sosial, keterampilan atau teknologi tertentu. Perlu dialog antar bermacam-macam bidang. Drs. Ramelan Poniran Dalam era globalisasi sekarang ini, pengembangan program siaran TV adalah condition sine quanon (syarat mutlak). Untuk
237
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
mengantisipasi pengaruh negatif dari tayangan televisi terhadap anak, mutlak orang tua hams memainkan peranannya sebagai kata hati anak, sebagai hati nurani anak, yaitu membantu anak memilih dengan memberikan penjelasan efek yang negatif itu, agar anak mengerti, sehingga anak patuh dan taat terhadap nasehat orang tuanya. Sehingga anak menjadi jati dirinya sendiri, bertumbuh sesuai dengan normanorma yang diceritakan oleh orang tua. Ini merupakan satu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh orang tua dalam memainkan peranan bimbingannya terhadap anak, yang selama ini dikatakan tidak sempat, tak mempunyai waktu untuk itu. Masih ada peluang bagi orangtua untuk berperan dalam membimbing anaknya untuk memilih program televisi yang baik. Dr. Mulyono Terdapat tarik menarik, tolak menolak an tara golongan pendidik dan golongan bisnis. Kadang-kadang ada orang yang memisahkan antara belajar dan bersenang-senang. Sebenarnya merupakan hal
kontinuum yang tidak terpisahkan satu sama lainnya. Belajar tanpa entertainment dan sebaliknya hanya memboroskan waktu. Education dan entertainment harus jalan sama-sama secara seimbang. Untuk itu ada mekanisme kontrol baik internal ataupun dipaksakan supaya ada keseimbangan antara kedua misi ini (misi edukatif dan misi finansial). Prof. Yusufhadi Miarso pernah mengusulkan hal ini di TPI tetapi tidak jalan, alasannya tidak jelas. Keseimbangan an tara kedua misi itu yang memungkinkan dampak positif siaran televisi terhadap pendidikan. Untuk dubbing dan subtitling, tidak bisa dipilih mana yang lebih
238
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
bagus antara dubbing dan subtitling. Kalau anak-anak dubbing lebih bagus, kalau dewasa subtitling lebih bagus. Diusulkan Pak Sudarsono mernbuat rnatriks, dapat dijadikan
preskripsi untuk ternan-ternan di televisi, kapan digunakan dubbing dan kapan digunakan teknik subtitling. Drs. J. Tarnpubolon, M.Sc Penangkalan darnpak negatif televisi dilakukan melalui: (1) orang tua sebagai benteng utama, walaupun keadaan orang tua bervariasi, artinya tidak sernua orang tua capable untuk itu. (2) sekolah dan guru-guru harus bekerja keras dengan mernilihkan program yang baik & cocok untuk anak, walaupun harus dicari bagairnana rnekanisrnenya. Drs. lshadi K. M.Sc Penelitian Pak Sudarsono dapat rnembantu pihak televisi di dalam mengantisipasi budaya televisi, khususnya dari sisi pendidikan.
Open sky policy bukan hanya. rnasalah Indonesia, tetapi juga masalah negara lain. Open sky policy diberlakukan karena merupakan satu-satunya cara bagi Indonesia yang geografisnya begitu luas, terdiri dari 17.000 pulau, rnernungkinkan seluruh penduduk bangsa Indonesia ini rnenangkap siaran TV. Tadinya, dari siaran TV yang dimulai 1962 sarnpai tahun 1970, pemerintah mencoba melakukan penyebaran siaran televisi itu melalui pembangunan transmitter-transmitter yang dilakukan oleh TVRI. Sampai 1970 telah dibangun 200 transmitter. Dengan transmitter itu
239
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
penduduk bisa rnenangkap siaran televisi di mana pun rnereka berada, asalkan transmitternya ada. Transmitter itu kernudian berkernbang setelah Indonesia rnerniliki Satelit Palapa. Dengan Satelit Palapa, pernbangunan transmitter lebih diperrnudah karena tinggal rnernbangun penerirna parabola disarnbungkan ke transmitter. Tetapi ternyata, pernerintah tidak rnarnpu rnernbangun transmit-
ter untuk seluruh Indonesia. Sarnpai tahun 1994, jurnlah transmitter TVRI baru 300 buah. Teorinya untuk rnencapai seluruh Indonesia, berdasarkan referensi di Jepang, diperlukan sekitar 6000-7000 trans-
mitter. Di Jepang terdapat 12.000 transmitter. Satu transmitter kornplit harganya 500 juta rupiah dan harus ditunggu tiga orang. Dengan dernikian, kalau kita terus rnengernbangkan konsep ini pernerintah tidak rnungkin rnarnpu rnengernbangkan siaran televisi ke seluruh Indonesia. Oleh karena itu setiap warga negara diberikan keleluasaan untuk berusaha sendiri rnenangkap siaran televisi dari Palapa dengan rnenggunakan parabola-parabola. Karena itu diijinkan yang dinarnakan
open sky policy. Tetapi akibatnya rnernang ada. Yaitu setelah Palapa juga disewa oleh negara-negara lain, sehingga yang tadinya niat pernerintah rnengijinkan parabola hanya untuk rnenangkap siaran TVRI saja, atau rnaksirnal siaran TV swasta yang juga rnenggunakan Satelit Palapa, rnaka rnau tidak rnau, boleh tidak boleh, parabola yang sarna juga rnenangkap siaran televisi dari luar. Sekarang ini sudah ada 28 stasiun televisi dari luar dan dalarn negeri yang rnenggunakan Palapa. Jadi secara teoritis, kalau parabolanya bagus, setiap orang yang punya parabola bisa rnenangkap 28 saluran televisi, 6 saluran dalarn negeri dan 22 saluran televisi luar negeri, seperti antara lain CNN, SBO,
ISBN, Discovery, ABC Australia, New Zealand, Thailand, RTM I!II, Philippine/Singapore Television International dan sebagainya. Inilah yang
240
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
menimbulkan reaksi. Tetapi tentu saja tidak dapat mengatakan hapus saja open sky policy, atau larang saja parabola digunakan. Kalau kita melarang penggunaan parabola berarti kita setback artinya, ada daerahdaerah yang tidak bisa menangkap siaran TV melalui transmitter dilarang menonton, mereka tidak punya akses bahkan untuk menonton TVRI atau RCTI dan stasiun swasta lain di dalam negeri. Ini akan menimbulkan permasalahan. Kemudian situasi yang berkembang adalah mereka yang menggunakan Palapa harus mengacak beberapa jenis programmnya. Hal ini bukannya diminta oleh Pemerintah tetapi dituntut oleh dis-
tributor-distributoryang menjual program siaran televisi ke RCTI, SCTV dan sebagainya. Mengapa? Karena distributor tersebut menjual program yang sama ke negara-negara lain, misalnya ke Malaysia, Philipina dan lain-lain. Mereka tidak mau film yang sudah dijual ke RCTI juga ditonton oleh orang Philipina. Maksudnya apa? Supaya kalau orang Philipina mau menonton harus menyewa sendiri filmnya. Itulah yang terjadi, sekarang ini RCTI, SCTV, ANTEVE mengacak program siarannya. TVRI tidak mengacak siarannya sebab TVRI tidak membeli program dari distributor-distributor yang sama dengan RCTI, SCTV a tau ANTEVE. Kemudian perkembangan lainnya lagi ada lima saluran TV yang juga diacak yaitu SBO, ISBN, Discovery, CNN dan MTV. Kelima saluran televisi yang diacak (di-scrambled) ini disebabkan karena yang mau menonton harus membayar sebesar empat juta rupiah untuk de-
coder dan membayar uang langganannya kira-kira 80 dollar setahun. Jadi dengan demikian terdapat lagi pembatasan-pembatasan dan akhirnya nanti bagi pemilik parabola hanya dapat menonton saluran televisi yang tidak diacak saja, yaitu pertama program-program lokal, seperti RCTI, misalnya Si Doel Anak Betawi, Pentas musik dan kuis.
241
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Kedua, TVRI, ketiga, siaran-siaran televisi yang memang tidak akan
di-scrambled (diacak), seperti ABC Australia, CFI Perancis, TV New Zealand. Dengan demikian pilihannya berkurang. Ada program-program yang baik juga dari luar untuk menambah pengetahuan, wawasan, misalnya CNN. CNN adalah satu kantor berita yang sangat luar biasa karena cepat, lengkap dan angka pantauannya berbeda sehingga kita punya perbandingan, misalnya ketika terjadi tabrakan kereta a pi di Citayam, kejadiannya pada pukul 07.30, di CNN sudah diberitakan pada pukul11.00, sedangkan RCTI pukul12.00 dan di TVRI baru pukul17.00 hari yang sama. Sejauh mana peran TV dalam menunjang wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun? Untuk itu digunakan penggambaran peta pertelevisian di Indonesia berdasarkan SK Menteri Penerangan no. 111 Tahun 1988 dalam tiga pilar: 1. Pilar pertama adalah TVRI, milik Pemerintah, jangkauan ke seluruh Indonesia, orientasinya nasional, missionnya Pemerintah. 2. Televisi pendidikan yang sekarang ini dikelola oleh Televisi Pendidikan Indonesia, menggunakan perangkat TVRI berarti nasional, misinya pendidikan, tetapi harus menghidupi dirinya sendiri. 3. Televisi swasta yang tidak terikat pada kaidah-kaidah, seperti yang diharuskan kepada TVRI & TPI. Karena itu pertanyaan yang besar adalah mau kemana televisi swasta? Kalau melihat tiga pilar pertelevisian di Indonesia tadi, dimana TV swasta diijinkan untuk melakukan usaha bisnis dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan atau keunggulan-keunggulan siaran televisi. Dan televisi swasta ini karena harus survive, makanya
242
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
mereka harus bersaing. Dalam persaingan ini kadang-kadang terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki selama ini, juga tidak dikehendaki oleh banyak pendidik di !legara-negara lainnya, yaitu persaingan yang sangat tajam. Persaingan itu diukur dalam bentuk rating program. Program dinilai berapa besar penontonnya setiap hari. Ada lembaga yang menilai, seperti itu, namanya "Survey Research Indonesia". Dia menggunakan random sampling untuk melakukan penelitian tersebut. Di Jakarta terdapat 1500 orang responden tetap. Dari sana dapat diketahui pada hari ini, jam ini, pendudukJakarta menonton apa. Lalu setiap minggu dibuat rating untuk 20 acara terbaik yang ditonton oleh masyarakat dan 20 acara yang tidak ditonton. Di antara acara yang paling banyak tidak ditonton oleh masyarakat adalah pendidikan. Buat TV swasta, program yang paling tidak ditonton atau paling rendah
ratingnya diletakkan pada temp at yang tidak menguntungkan (bukan prime time), karenaprime time itu harga jualnya mahal sekali (satu menit bisa 17 juta). Tetapi yang tidak prime time, misalnya jam 01.00 malam atau 14.00 siang harga jualnya satu juta atau satu setengah juta rupiah per menit. Jadi bisa dilihat sisi bisnisnya disini. Sebagai satu ilustrasi BASHO (Bagito Show) ratingnya selalu tinggi, kadang-kadang nomor satu atau nomaor dua, tetapi tidak pernah dibawah nomor empat. Mereka dibayar tinggi, naik 30%, jadi dua milyard rupiah setahun untuk 52 episode. Sebaliknya acara, seperti Gado-Gado yang tidak laku didrop. Ini sikap yang natural dari TV swasta. Mereka memang harus begitu. Bagaimana sikap kita? Sikap kita mari kita lihat peraturanperaturan atau hukum-hukumnya. Mereka kita paksa mengikuti aturan-aturan tersebut, misalnya proporsi produksi dalam negeri dibandingkan dengan produksi dari luar adalah 80% :20%. Asumsinya produksi dalam negeri sebanyak 80% ini bisa kita kontrol. Contoh Opi
243
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
di-banned oleh RCTI karena melecehkan ajaran agama walaupun sudah
rninta maaf. Apakah kita bisa melakukan hal itu terhadap Michael Jackson atau kepada para pemain Beverly Hills? Tentu tidak bisa. Jadi produk dalam negeri masih dapat dikontrol, masyarakat juga bisa rnengontrol, produksi luar negeri tidak bisa, misalnya pada waktu Michael Jackson melakukan pelecahan seks,lagu-lagunya tetap diputar disini. Tidak bisa melakukan protes apapun. Jadi untuk berjuang agar TV swasta mempunyai kesadaran terhadap pendidikan bangsa, mereka harus mengikuti peraturan-perautran yang telah digariskan dengan konsekuen, dimana sekarang ini mereka belum memenuhi peraturanperaturan tersebut. Kedua adalah dengan Undang-Undang siaran yang belum ada. SK Menteri Nomor 111, memang tidak punya dasar hukum. Untuk itu dimohon pemikiran dari pakar pendidikan untuk rancangan Undang Undang Siaran itu. Dengan adanya Undang-Undang Siaran tersebut kita dapat memberikan barrier guna menjaga TV swasta. Hal lain yang bisa dilakukan adalah, seperti yang sudah dilakukan oleh Pak Sudarsono seperti ini. Penelitian ini sangat berharga bagi para pengelola TV swasta. Sangat indah kalau Pak Sudarsono membuat resume yang perlu disampaikan kepada para pimpinan eksekutif TV swasta. Mengenai pertanyaan mana yang lebih baik digunakan, dubbing atau subtitling. Ini juga terdapat pro dan kontra pendapat. Pembicara secara pribadi setuju dengansubtitling, karenasubtitlingitu rnernbatasi. Subtitling memberi kesempatan pada orang untuk belajar bahasa
Inggris. Dari sisi produksi lokal subtitling menyebabkan produksi lokal tidak tersaingi. Kelebihan kita selama ini antara lain adalah alat komunikasi yang digunakan dalam produksi lokal adalah bahasa Indonesia yang bisa dimengerti.
244
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
Kita harus think globally but act locally. Ini harus ada penyesuaianpenyesuaian. Perlu peringatan terus-menerus kepada TVRI. agar selalu mengadakan reorientasi, karena sekarang adalah pendekatan televisi adalah sebagai alat entertainment. Dahulu kita selalu berpendapat bahwa televisi itu untuk memberikan (1) pendidikan, (2) informasi dan (3) baru hiburan. Sekarang dengan banyaknya saluran televisi, kalau orang ditanya untuk apa menonton televisi, maka selalu dijawab untuk hiburan. Karena itu semua program termasuk program pendidikan harus dibungkus dalam kemasan-kemasan yang menghibur (yang menarik), misalnya iklan kehutanan, iklan Indomie, iklan Xon-Ce dan sebagainya. Kemasan-kemasan instruksional TPI sudah maju, tetapi harus terus reorientasi agar lebih baik lagi. TVRI harus terus reorientasi, karena TVRI sebagai satu-satunya saluran yang bisa menghindarkan diri dari tarik menarik bisnis yang begitu kuat seperti pada saluran TV Swasta.
245
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
RIWAYAT HIDUP
1.
Nama
Drs. Sudarsono Sudirdjo,M.Sc.
2.
NIP
130 287 043
3.
Pangkat/ Golongan
Pembina Utama Madya/Lektor Kepala, IV I d.
4.
Tempat/Tgl.lahir
17Juli 1940.
5.
Agama
Kristen Protestan.
6.
Isteri
Rr. Sukismani Soeyono, B.A.
7.
Anak
Drh. Prima Kurnianto. Ir. Indiah Dwi Palimirmaningsih. Dyah Marwatri Nugrahani, S.S. Ratna Sakwanugrawati W., S. Sos. Endah Caratri Arum Palupiningsih, S.E.
8.
Alamat Rumah
Jl. Makmur (Cimandiri) 19, Rt.OOS/Rw.OS Cipayung, Ciputat, 15411.
9.
Riwayat Pekerjaan 9.1. ]abatan struktural/fungsional
a. 1991- sekarang : Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP IKIP Jakarta. b. 1984-1990
Kepala Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Depdikbud.
c. 1979- 1984
Kepala Bidang Produksi Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Depdikbud. 246
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
d. 1973- 1975
Koordinator Vak-Vak Keguruan IKIP Malang.
e. 1971 -1972
Pembantu Dekan III FIP IKIP Malang.
f. 1967-1971
Ketua Jurusan Pendidikan Sosial FIP IKIP Malang.
g. 1979- sekarang : Dosen Tetap FIP IKIP Jakarta. h. 1966-1979
Dosen Tetap FIP IKIP Malang.
9.2. ]abatan Proyek a. 1983-1984
Pemimpin Proyek Peningkatan Pengajaran Melalui TV dan Film (P3MTF) Jakarta.
b. 1981 -1983
Pemimpin Proyek Teknologi Komunikasi Pendidikan Luar Sekolah (TKPLS).
10.
Riwayat Pendidikan
10.1. Pendidikan jalur sekolah a. 1991 - 1995
Program Pascasarjana S-3 di IKIP Jakarta dengan disertasi di bidang Teknologi Pendidikan.
b. 1976- 1978
Program S-2 di Indiana University Bloomington, Indiana, Amerika Serikat dalam bidang instructional
systems technology (1ST). c. 1963-1965
Program S-1 di IKIP Malang jurusan Teori dan Sejarah Pendidikan.
247
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
d. 1960-1963
Program Sarjana Muda di IKIP Malang, Jurusan Pendidikan Umum.
e. 1957-1960
Sekolah Guru A Negeri Malang.
f. 1954-1957
Sekolah Guru B (3 Tahun) Negeri Sidoarjo.
g. 1950-1954
Sekolah Rakyat (SR) di Krembung, Sidoarjo (kelas II sampai VI).
1949-1950
Sekolah Rakyat (SR) di Caruban, Madiun (kelas I).
10.2. Penataran/pelatihan a. 1983
Penataran manajemen di Pusdiklat Depdikbud.
b. 1979
Penataran P4 Tipe A Pola 120 jam, angkatan ke VII Depdikbud.
c. 1972
Educational media and curriculum development non-degree training, di Macquarie University, Sydney, Australia.
d. 1967
Intensive English course di IKIP Malang.
10.3 Kegiatan Seminar/Workshop/Study visit a. 1974 - 1994
Hadir pad a berbagai seminar I
workshop mengenai teknologi pendidikan dan televisi pendidikan dalam upaya perluasan/ pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan
248
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi profesi dan instansi. b. 1989a
Workshop educational technology di Vancouver, Canada.
c. 1989b
Study visit pada beberapa Sekolah Dasar dan Menengah, baik negeri maupun swasta di beberapa kota di Jepang.
d. 1987
Seminar educational technology di Tokyo, Jepang.
e. 1986
Seminar educational technology di Tokyo, Jepang.
Training workshop on the use of
f. 1985
educational technologies for teachers di Seoul, Korea Selatan.
Production workshop on non formal
g. 1981
education broadcasting program di AIBD, Kualalumpur, Malaysia. Seminar educational technology di
h. 1980
Tokyo, Jepang. 11.
Karya Tulis
11.1 Buku (1987).
Pengelolaan Pembelajaran (Terjemahan bersama Drs. Koyo Kartasurya, M.A dan Dr. Lily Rompas). Diterbitkan oleh Pusat Antar UniversitasUniversitas Terbuka dengan kerja sama CV Rajawali.
249
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(1982a). Sistem instruksional. Modul Akta V-B (BJJ). Diperbanyak oleh Ditjen. Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1982b). Komunikasi pendidikan. Modul Akta V-B (BJJ). Diperbanyak oleh Ditjen. Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1982c). Disain pesan. Modul Akta-B. (BJJ). Diperbanyak oleh Ditjen. Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1981).
Teknologi instruksional. Buku IIIC. Untuk peserta Akta V-A (BJJ). (Sebagai anggota Tim). Diperbanyak oleh Ditjen. Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
11.2 Makalah-makalah untuk seminar, lokakarya dan atau pelatihan
(1993)
Pemanfaatan media sederhana bagi guru dalam proses belajar-mengajar.
(1991a) Upaya pencegahan/pengurangan terjadinya proses "informasi virus" dalam proses bela jar mengajar di Perguruan Tinggi. (1991b) Pemilihan metode pembelajaran. (1991c) Metode ceramah dan penugasan. (1991d) Metode tanya jawab dan diskusi. (1991e) Metode pembelajaran: pengertian dan jenisnya. (1991f)
Perumusan tujuan instruksional dan penentuan bahan instruksional.
(1991g) Strategi instruksional. (1990)
Teknik-teknik penyusunan program pendidikan luar sekolah untuk media massa. 250
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(1989a) Pengembangan sistem instruksional. (1989b) Pengembangan dan pembinaan kompetensi dan profesi teknologi pendidikan. (1989c) Radio pendidikan : Dasar konsepsi dan operasi onalisasi. (1989d) Siaran Radio Pendidikan untuk para guru SD sebagai suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan jarak jauh untuk peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar. (1989e) Film dan Televisi dan peranannya dalam peningkatan mutu pendidikan. (1989f)
Pola pengembangan media pendidikan.
(1988a) Pendayagunaan sumber belajar untuk pengembangan pendidikan dan pelatihan. (1988b) Komunikasi
pembangunan
melalui
film
dokumenter. (1987a) Pengembangan Pusat Sarana Belajar untuk meningkatkan mutu lulusan serta proses pengajaran di Perguruan Tinggi dengan tinjauan terhadap aspek-aspek konsep
dasar instruksional,
ketenagaan, pengelolaan, serta pandangan masa depan. (1987b) The use of educational technology in the educational
system in Indonesia. (1987c)
Kondisi dan Hambatan Belajar.
(1987d) Strategi belajar mengajar. (1987e) Belajar mengajar sebagai suatu proses. (1987f)
Prinsip Belajar.
251
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(1987g) Film seri ACI: Suatu media dan sumber belajar di samping alat hiburan. (1986a) Prospek penggunaan guru media untuk proses belajar-mengajar di Indonesia. (1986b) The importance of distance education in the national
educational system in Indonesia. (1986c) Aspek sosial budaya DBS (Direct Broadcast Satellite). (1985a) The use ofeducational technology by teachers in Indone-
sza. (1985b) Pengembangan media instruksional. (1983a) Fungsi Pustekkom Depdikbud dalam kaitannya dengan alternatif kegiatan penyajian pendidikan melalui televisi. (1981)
Pemanfaatan media untuk pendidikan dan latihan.
(1980)
Present state of teacher training for teacher performance competencies and current program of teacher training for instructional media in Indonesia.
11.3. Penelitian.
(1993)
Strategi teknik instruksional yang dapat memberi memberi kemudahan terhadap kegiatan belajar siswa (sebagai Ketua Tim).
(1992)
Pemanfaatan media sederhana (chart, diagram,
realia dan lain-lain) dalam proses belajar-mengajar oleh guru-guru SMA di Cilandak, Jakarta Selatan (sebagai Ketua Tim).
252
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka
40019.pdf
(1989)
Pendapat para mahasiswa IKIP Jakarta terhadap kualifikasi dosen yang diharapkan (sebagai Ketua Tim).
(1969)
Penelitian tentang motif-motif yang mendorong menjadi wanita tuna susila di Kebalen Kodya Malang (sebagai anggota Tim).
(1968)
Penelitian aspek sosial psikologis masyarakat Blitar Selatan setelah operasi Trisula (sebagai anggota Tim).
253
Koleksi Perpustakaan Universitas terbuka