SILABI USUL AL-FIQH 2 GENAP 16/17 Kode Mata Kuliah Komponen Jurusan Program Studi
: : : SYARI'AH : Muamalah
Jenjang Bobot Dosen
: S1 : 2 SKS : Abdul Mun'im Saleh
1. Tujuan:
Mahasiswa memahami hakikat hukum Islam Mahasiswa memahami kaidah penafsiran terhadap wahyu (al-Kitab dan Sunnah) untuk mendapatkan hukum. Mahasiswa memahami prosedur menemukan hukum yang tidak memiliki sandaran sumber wahyu.
1. Topik Inti 2. Konsep Hukum dalam Islam (al-h}ukm, al-h}a>kim, al-mah}ku>m fi
m 'alayh) 3. Kaidah Penafsiran 1 (Klasifikasi Kata/aqsa>m al-lafdh) 1. Pembagian kata dari segi Kekuatan Makna: Wa>dlih al-Dala>lah dan Ghayr al-
Wa>dlih} al-Dala>lah.
2. Pembagian kata dari Segi Cakupan Makna: 'a>mm-kha>ss, muthlaq-muqayyad,
amr-nahy. 3. Pembagian kata dari segi makna yang dipakai: h}aqizi<. 4. Kaidah Penafsiran 2 (al-Dala>lah): 'iba>rat al-nass, isya>rat al-nass dala>lat al-nass dan
iqtidla>' al-nass. 5. Ijtiha>d 6. Kaidah Perundang-undangan: Teori Tujuan Hukum Islam 1. Problematika ta'li
Pengertian dan Pembagian mas}lah}ah Sektor dan Peringkat mas}lah}ah
1. Menegakkan Syari'at Islam
Praktikum Mahasiswa:
1. Menemukan kesimpulan-kesimpulan hukum tertentu dalam teks-teks kitab yang telah melewati prosedur penafsiran sebagaimana yang ditetapkan dalam silabi. 2. Mengkaji ayat dan/atau hadis tertentu dan menganalisa implikasi pemahaman dengan pisau analisis kaidah penafsiran sebagaimana telah diajarkan. 3. Buku Rujukan 1. 'Abd al-Wahha>b Khalla>f, 'Ilm Ushu>l al-Fiqh/terjemah 2. Muh}ammad Abu> Zahrah, Ushu>l al-Fiqh/terjemah 3. Amir Syarifuddin, Usul Fiqh 2 4. Departemen Agama RI, Fiqh dan Ushul Fiqh 2. 5. Muhammad Hashim Kamali, Teori-teori Hukum Islam. 4. Tugas: hafalan dan penilaian.
1. Semua mahasiswa wajib menghafalkan 10 materi yang diangsur satu-persatu setiap tatap muka mulai dari tatap muka ke 2. 2. Setiap mahasiswa mempunyai kesempatan 10 kali menyetorkan hafalannya, tidak lebih. 3. Mahasiswa tidak dibenarkan menyetorkan hafalan berikutnya jika masih mempunyai tanggungan hafalan sebelumnya. 4. Nilai mata kuliah diambil dari nilai kehadiran (10%), hafalan (40%), UTS (25%) dan UAS (25%). 5. Ketentuan Lain: Akan dianggap mengundurkan diri dari perkuliahan mereka yang: 1. tidak mengikuti kuliah 4 kali/lebih berturut-turut 2. tidak mengikuti kuliah 6 kali/lebih walaupun tidak berturut-turut. 3. Tidak ada perbaikan nilai selain mengikuti kuliah lagi.
MATERI HAFALAN MATERI HAFALAN 1 · Di dalam us}u>l al-fiqh, al-h}ukm (hukum) selalu didefinisikan: · ًال ْالـ ُم َكلَّفِ ْينَ طَلَباً أَوْ ت َْخيِيْراً أَوْ َوضْ عا ُ ِِّخطاَبُ هللاِ ْالـ ُمتَ َعل ِ ق بِأ َ ْف َع Artinya: Hukum adalah komunikasi dari Allah yang berkaitan dengan perbuatan orang mukallaf, baik berupa tuntutan, pilihan atau kondisi. · Al-h}a>kimالحا( )كمadalah Penguasa Hukum, yaitu Allah. Dia adalah satu-satunya penguasa hukum dalam Islam. Jadi di dalam Islam, hakikat hukum adalah HUKUM ALLAH. Hukum adalah cerminan kehendak Allah. · Al-mah}ku>m fim ‘alayh adalah mukallaf atau subyek hukum (orang yang menerima beban hukum) yaitu muslim, dewasa dan sehat jiwanya. · Hukum dibagi dua, hukum takli
· Hukum taklijib, sunnah, h}ara>m, makru>h dan muba>h}. Hukum wadl'i< dibagi menjadi tiga, yaitu sabab, syarth dan ma>ni'.
MATERI HAFALAN 2 · Seluruh mazhab dalam Islam sepakat bahwa hakikat hukum adalah Hukum Allah. Tetapi mereka berselisih pendapat tentang bagaimana cara mengetahui hukum Allah seandainya Allah tidak mengutus Rasul dan tidak pula menurunkan wahyu. · Mazhab Asy'ari< yang dipimpin oleh Abu> al-H}asan al-Asy'ari< mengatakan bahwa hukum Allah mengenai baik dan buruk hanya dapat diketahui dari informasi yang disampaikan oleh Rasul dan dari wahyu dalam Kitab Suci. Akal manusia secara mandiri tidak dapat mengetahui hukum tentang baik dan buruk yang dimaksudkan Allah. Jadi, tidak ada wahyu atau Rasul, berarti tidak ada hukum Allah. · Mazhab Mu'tazilah yang dipimpin oleh Wa>shil bin 'Atha>' mengatakan bahwa akal manusia secara mandiri dapat mengetahui hukum tentang baik dan buruk yang dimaksudkan Allah. Jadi, walaupun tidak ada wahyu atau Rasul, tetap ada hukum Allah. · Mazhab Ma>turi Manshu>r al-Ma>turi
MATERI HAFALAN 3 · Ayat-ayat tentang hakikat hukum: 40 يوسف,57 )إٍ ِن ال ُح ْك ُم إالَّ لِـلَّـ ِه (األنعام Artinya: hukum hanyalah milik Allah. 48 )فَاحْ ُك ْم بَ ْينَهُ ْم ب ِماَ أَ ْنزَ َل هللاُ (المائدة Artinya; maka putuskan hukum di antara mereka dengan apa yang diturunkan Allah. 39 يح ُك ْم بِماَ أَ ْنزَ َل هللاُ فَأُولَِهَ ُُ ُم ْال َكافِرُوْ نَ (المائدة َ ) َو َم ْن ل َم {Artinya: dan barangsiapa yang tidak memberikan hukum dengan apa yang diturunkan Allah, mereka adalah orang yang kafir. · Karena hakikat hukum adalah hukum Allah, maka tugas akal adalah memahami kehendak Allah tentang perbuatan manusia. Kehendak Allah tertuang dalam al-Qur'an dan Sunnah.
· Maka diciptakan banyak sarana untuk memahami al-Qur'an dan Sunnah dengan tujuan agar akal tidak keliru dalam memahami kedua wahyu tersebut. Sarana itu antara lain adalah klasifikasi kata (aqsa>m al-lafdh). Kata-kata dibagi dalam tiga cara pembagian, yaitu menurut kekuatan makna, menurut daya cakup makna dan menurut makna mana yang dipakai.
MATERI HAFALAN 4 · Menurut kekuatan maknanya, kata dibagi menjadi dua, yaitu al-wa>dlih} al-dala>lah dan ghayr al-wa>dlih} al-dala>lah. · الواضح الداللةberarti "kata yang jelas maksudnya", yaitu kata yang secara mandiri telah menunjuk maknanya sehingga tidak memerlukan keterangan dari luar. Pada prinsipnya, الواضح الداللةsudah tidak memerlukan penafsiran karena sudah begitu jelasnya atau hanya memerlukan sedikit penafsiran. Dalam menghadapi jenis الواضح الداللةini, muslim tinggal melaksanakan apa yang ditentukan. · الواضح الداللةdigolongkan ke dalam 4 peringkat, yaitu (mulai dari yang relatif tidak begitu jelas sampai yang paling tegas) dha>hir, nashsh, mufassar dan muh}kam. Secara mudah, ظاُرberarti sedikit jelas, نصberarti jelas, مفسرberarti sangat jelas, dan محكم berarti amat sangat jelas.
PENGAYAAN MATERI 4
Dha>hir adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya, tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu merupakan makna yang dimaksudkan oleh pembicaraan, tetapi bukan tema pokok pembicaraan, makna itu masih bisa dita’wil (ditafsirkan) dan tidak mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
Nashsh adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya, tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu merupakan makna yang dimaksudkan oleh pembicaraan dan menjadi tema pokok pembicaraan, makna itu masih bisa dita’wil (ditafsirkan) dan tidak mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
Mufassar adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya, tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu tidak bisa dita’wil (ditafsirkan) dan tidak mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
Muh}kam adalah makna yang jelas oleh dirinya sendiri, yang diambil dari susunan kalimatnya, tidak membutuhkan penafsiran dari luar, makna itu tidak bisa dita’wil (ditafsirkan) dan mustahil terkena naskh (penghapusan hukum).
MATERI HAFALAN 5 · غير الواضح الداللةartinya adalah "kata yang tidak jelas maknanya" atau kabur, yaitu kata-kata yang masih memerlukan penjelasan dari luar. Kata-kata jenis ini memberikan kesempatan untuk penafsiran agar menjadi jelas maksudnya. Dalam menghadapi kata jenis ini, muslim melakukan ijtiha>d untuk memberikan tafsiran. Aspirasi manusia, tuntutan perkembangan zaman dan budaya bisa ditampung ketika manusia melakukan penafsiran jenis kata ini. Di sini juga terjadi perbedaan penafsiran antara satu mujtahid dengan mujtahid lainnya. · غير الواضح الداللةdibagi ke dalam 4 peringkat juga (mulai dari yang paling tidak kabur sampai yang paling kabur), yaitu khafi<, musykil, mujmal dan mutasya>bih. Secara mudah, خفيberarti sedikit kabur, مشكلberarti kabur, مجملberarti sangat kabur, dan متشابهberarti amat sangat kabur. PENGAYAAN MATERI 5
Khafi adalah kata yang pada dasarnya jelas maknanya, tetapi setelah makna itu diterapkan pada kasus-kasus hukum tertentu muncul kekaburan sehingga memerlukan penjelasan dari luar dan penjelasan ini dapat diperoleh dari hasil pemikiran akal.
Musykil adalah kata yang sejak semula memang kabur maknanya. Kekaburan ini memerlukan penjelasan dari luar dan dapat dijelaskan oleh akal.
Mujmal adalah kata yang tidak jelas maknanya, dan harus dijelaskan oleh wahyu sedangkan penjelasan itu memang ada di dalam wahyu. Mutasyabih adalah kata yang tidak jelas maknanya, dan harus dijelaskan oleh wahyu tetapi penjelasan itu ternyata tidak ada di dalam wahyu. Tetapi untungnya, tidak ada ayat mutasyabih tentang hukum.
MATERI HAFALAN 6 · Berdasarkan daya cakup maknanya, kata dibagi menjadi 'a>mm dan kha>shsh, serta muthlaq dan muqayyad . · عامartinya "yang umum" yaitu kata yang maknanya mencakup semua benda yang dimaksudkan oleh makna itu tanpa pembatasan jumlah. Misalnya, kata "mobil" yang bersifat عامakan mencakup semua benda yang bisa disebut mobil. · خاصberarti "yang khusus" yaitu kata yang maknanya hanya mencakup sebagian benda yang dimaksudkan oleh makna kata itu. Misalnya kata "mobil" akan berarti "sebagian benda yang disebut mobil", bukan seluruhnya. · تخصيصberarti mengkhususkan, yaitu penjelasan bahwa apa yang dimaksudkan oleh suatu kata yang berbentuk 'a>mm, sebenarnya sudah dikhususkan hanya menyangkut sebagian saja dari benda yang dimaksudkannya, bukan seluruhnya. Kata 'a>mm yang ditakhshish berarti tidak
bersifat umum lagi, tetapi telah menjadi terbatas daya cakupnya hanya pada sebagian saja dari keseluruhan satuannya. · مطلقyang berarti "tanpa keterangan" adalah kata yang tidak diberi keterangan. Misalnya kata "mobil" tanpa keterangan apakah merah maupun hijau, bagus atau jelek. · مقيدyang berarti dikualifikasikan atau diberi keterangan, adalah kata yang diberi keterangan, misalnya mobil merah, mobil hijau, mobil bagus, mobil jelek dan sebagainya.
MATERI HAFALAN 7 · Berdasarkan makna mana yang dipakai, kata-kata dibagi menjadi h}aqizi<. · H}aqizi< adalah makna kiasannya. · Amr atau perintah adalah permintaan untuk melakukan sesuatu dari pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah. · Pada asalnya, setiap perintah berarti kewajiban. Tetapi tidak semua perintah berarti kewajiban, melainkan bisa saja anjuran, penegasan, ancaman dan sebagainya, bahkan sebaliknya yaitu larangan. · Kata امرbisa berupa ( فعل امرkalimat perintah) maupun kalimat berita bermakna perintah. · Pada dasarnya, perintah cukup dilakukan sekali saja, kecuali jika ditentukan harus berkalikali. · Pada dasarnya, perintah tidak harus dilakukan seketika, kecuali jika ditentukan harus seketika. · Nahy adalah larangan, yaitu permintaan untuk meninggalkan suatu perbuatan dari pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah. · Kata نهيbisa berbentuk فِ ْع ُل نه ٍْيmaupun kalimat berita bermakna نَه ٍْي. Pelaksanaan نَ ْه ُيbaru sah jika orang menghentikan apa yang dilarang seketika dan selamanya.
MATERI HAFALAN 8 · ِّارةُ النَّص َ َ ِعبadalah makna harfiah dari suatu ungkapan, atau makna yang paling mudah dipahami dari ungkapan tersebut. Bisa \juga disebut dengan arti eksplisit atau tersurat dari suatu ungkapan. · َِّارة النَّص َ إِشadalah makna yang diambil dari konsekuensi logis dari suatu ungkapan atau, makna tersirat yang diambil dari apa yang tidak diucapkan.
· ِّ َدالَلَةُ النَّصadalah makna yang diambil dari semangat suatu ungkapan. · ِّضا ُء النَّص َ ِ اِ ْقتadalah makna yang harus disisipkan ke dalam suatu ungkapan agar ungkapan itu bisa dipahami. Pengkaji ayat atau hadis harus menggunakan keempat macam dala>lah tersebut agar ia bisa memperluas dan memperkaya makna ayat dan hadis tersebut, serta agar terhindar dari kecenderungan dua ekstrem, yaitu terlalu tekstual dan terlalu kontekstual.
MATERI HAFALAN 9 · Ijtiha>d adalah mengerahkan segala kemampuan untuk menemukan hukum syar'i< dari dalilnya yang terinci. Bisa juga disebut dengan melakukan riset menemukan hukum syar'i<. · Orang yang melakukan ijtiha>d disebut mujtahid. Mujtahid haruslah orang yang menguasai al-Qur'an, Sunnah, Ijma', qiya>s, naskh-mansu>kh, mas}lah}ah, bahasa Arab. · Ijtihad tidak dilakukan jika suatu kasus hukum telah memiliki ketetapan dari dalil sharid dan dala>lahnya. Tugas manusia tinggal melaksanakan ketentuan yang terkandung dalam dalil sharid ada dua macam kasus. Pertama, kasus hukum yang sandaran nashshnya tidak sharid dan/atau dala>lahnya. Kedua, kasus hukum yang tidak memiliki landasan nashsh sama sekali. · Dalam hal dalil yang dhanni< wuru>dnya, tugas mujtahid adalah memastikan apakah dalil tersebut cukup kuat sebagai dalil ataukah tidak. · Dalam hal dalil yang dhanni< dala>lahnya, tugas mujtahid adalah mengungkap maksud sebenarnya dari pernyataan-pernyataan di dalam dalil tersebut.
MATERI HAFALAN 10 · Mas}lah}ah ()المصلحةsecara bahasa adalah manfaat atau guna, atau hal yang bermanfaat. Lawan katanya adalah mafsadah yang artinya adalah kerusakan atau kerugian. Menurut istilah, المصلحةadalah tujuan_hukum Islam. Sedangkan tujuan hukum Islam adalah memelihara keselamatan lima sektor kehidupan manusia, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Segala upaya untuk mencapai keselamatan lima_sektor itu disebut mas}lah}ah, sedangkan tindakan menerlantarkan lima sektor itu disebut mafsadah ( )المفسدة. Demikian juga menghentikan tindakan menerlantarkannya itu juga disebut mas}lah}ah.
Mas}lah}ah biasa digunakan oleh mujtahid sebagai pedoman berfikir dan sumber hukum nonnashsh ketika mujtahid tidak menemukan ketentuan nashsh dalam suatu kasus hukum. Kasus hukum yang tidak memiliki sandaran nashsh akan terus bermunculan sejalan dengan perkembangan kemajuan manusia, sehingga jika mujtahid tidak menggunakan mas}lah}ah, maka
ia tidak akan menemukan ketentuan tentang kasus hukum yang dihadapinya dan akan terjadi kekosongan hukum.
MATERI 11(TIDAK DIHAFALKAN) · Menurut tingkat kepentingannya, mas}lah}ah dibagi menjadi tiga, yaitu dlarujih dan mas}lah}ah mursalah. · مصلحة معتبرةadalah mas}lah}ah yang memiliki dukungan dari sya>ra’ (agama), artinya terdapat ketentuan sya>ra’ yang mendukung mas}lah}ah tersebut. · مصلحة ملغاةadalah mas}lah}ah yang jelas ditolak oleh sya>ra’, artinya terdapat ketentuan sya>ra’ yang menolaknya. · مصلحة مرسلةadalah mas}lah}ah netral, tidak didukung dan tidak juga ditolak oleh sya>ra’.
MATERI 12 (TIDAK DIHAFALKAN) Metode menemukan hukum dengan jalan mempertimbangkan tujuan hukum Islam. Sedangkan tujuan hukum Islam adalah mas}lah}ah. Dari kata mas}lah}ah ( )المصلحةdibentuklah kata االستصالح yang artinya mengusahakan mas}lah}ah. Mas}lah}ah menurut bahasa berarti manfaat yaitu langkah untuk mewujudkan keuntungan dan menghilangkan kerugian ” س ِد ُ ” َج ْل. َ َ ب ال ْمـ ِ ح َود َْر ُء ال ْمـَفَا ِ ِصال Sedangkan mas}lah}ah secara istilah berarti menjaga kelestarian 5 sektor kebutuhan manusia yaitu pemeliharaan agama (( ِحفظُ ال ِّدي ِْن, pemeliharaan jiwa ((س ِ ِح ْفظُ النَّ ْف, pemeliharaan intelektualitas ((ح ْفظُ ْال َع ْق ِل, ِ pemeliharaan keturunan/ kehormatan ((ض ِ ْ ِح ْفظُ النَّس ِْل= ِح ْفظُ ْال ِعر, dan ُ ْ َ ُ َّ ( ْال ُكلِّياkebutuhan pemeliharaan harta/ hak milik (( ِحفظ ال ْما ِل. Kelima sektor itu dinamakan ُت ْال َخ ْمس universal yang lima). Kelima sektor kebutuhan manusia ini sudah diatur oleh Islam dalam ajaran al-Qur’an dan alhadits akan tetapi ada yang belum disertai rinciannya. Di sini mujtahid bertugas menemukan aturan yang terperinci walaupun dia tidak mendapatkan rincian dalam al-Qur’an dan hadits tentang soal tersebut. Dalam keadaan demikian mujtahid dapat menggunakan sarana mas}lah}ah untuk membuat keputusan-keputusan hukum yaitu keputusan yang diambil menurut pertimbangan kemanfaatan bagi manusia asalkan tidak bertentangan dengan nas}s} al-Qur’an dan hadits. Cara penentuan hukum seperti ini dinamakan dengan metode istis}la
dan istis}la
Keturunan/ Agama
peringkat Dharuriyah(A) Hajiyah (B) Tahsiniyah(C)
IA IB IC
Jiwa/Nyawa IIA IIB IIC
Akal/Intelektual IIIA IIIB IIIC
Harta kehormatan IVA IVB IVC
Yang diisikan adalah aturan fiqh. KETERANGAN: IA
; Eksistensi agama, pelestarian agama(perang)
IB
; Ketentuan rukhsah / dispensasi dalam ibadah (jama’ qasar)
IC
; Ajaran thaharah dan menjaga diri dari najis
VA VB VC
IIA
;- Ajaran nikah; pelestarian spesies manusia
- Tersedianya makanan pokok - Penegasan sanksi ,Qisas(hukuman dengan balasan yang setimpal) IIB ; Diberikan rukhsah karean berbagai kebutuhan, seperti dihalalkannya thalaq, berburu dengan anjing, halalnya bangkai hewan air dan belalang. IIC
; Haramnya membunuh penduduk sipil dalam perang
IIIA
; Larangan minum khamr dan penegakan sanksinya (dicambuk).
IIIB
; - kewajiban mencari ilmu, -halalnya makanan bergizi
IIIC
; Ajaran tentang akhlaqul karimah, menjaga kesucian diri, menghindari pikiran buruk.
IVA
; Larangan zina dan penegakan sanksi zina (dirajam, dicambuk)
IVB
; Larangan bersunyi-sunyi dengan lawan jenis
IVC ; Ajaran tentang akhlaqul karimah, menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak pantas dan menjaga kesucian diri. VA ; tersedianya lapangan pekerjaan dan wajibnya bekerja,- penegakan sanksi pencurian (dipotong tangannya) VB dll.
; diperbolehkannya akad-akad khusus seperti salam, muzara’ah, mukhabarah, hiwalah
Salam adalah dalam jual beli dengan memberikan uangnya terlebih dahulu tapi belum ada barangnya.
Mukhabarah adalah pembagian setengah dari hasil pertanian, semacam maro sawah. VC ; Ajaran tentang akhlaqul karimah, menjaga kesucian diri, dan menjauhkan diri dari harta yang haram/ meragukan.
Ponorogo, 7 Maret 2017 Dosen:
Abdul Mun'im Saleh