KOMUNIKASI MATA KULIAH : PERILAKU MANUSIA (2 SKS) DOSEN
I.
: Kuni Zu’aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt.
DEFINISI KOMUNIKASI Komunikasi berasal dari bahasa Yunani communicare atau communico yang
berarti untuk berbagi dan bahasa Latin communis yang berarti “umum atau bersama” Menurut beberapa ahli, komunikasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
Ruben (1984) komunikasi merupakan sebuah informasi terkait tingkah laku.
Dale (1969) proses berbagi ide dan perasaan dalam hubungan yang saling menguntungkan.
Berelson and Steiner (1964) proses perpindahan informasi, ide, emosi dan kemampuan dengan menggunakan simbol.
Theodorson and Theodorson (1969) proses perpindahan informasi, ide, sikap, atau emosi dari satu individu atau grup pada individu atau grup lainnya, terutama melalui simbol.
Secara umum, komunikasi juga dapat didefinisikan sebagai proses penyaluran informasi dan pemahaman bersama dari satu orang ke orang lain. Dari definisi tersebut dapat digarisbawahi sebuah fakta yaitu kecuali dihasilkan pemahaman bersama dari proses pertukaran informasi, proses komunikasi tidak terjadi.
II.
PROSES TERJADINYA KOMUNIKASI
Sender
: pihak yang menginisiasi terjadinya komunikasi
Encode
: proses penerjemahan idea menjadi kata-kata
Medium : cara pesan dari pengirim disampaikan. Bisa melalui lisan, bahasa tertulis, atau tanda Receiver : pihak yang menerima pesan Decode
: proses penerjemahan pesan oleh penerima.
Noise
: segala hal yang menghalangi atau mengganggu proses transformasi pesan. Noise dapat berasal dari lingkungan eksternal atau berada pada pengirim dan penerima pesan.
Feedback :
umpan balik muncul ketika penerima memberikan respon terhadap pesan yang dikirim pengirim dan mengembalikan pesan tersebut pada
pengirim.
Proses
ini
memungkinkan
pengirim
untuk
mengetahui apakah pesannya telah diterima dan dimengerti dengan baik. Ketika umpan balik tidak muncul, komunikasi tersebut dapat disebut sebagai komunikasi satu arah, sedangkan proses komunikasi
yang melibatkan umpan balik disebut komunikasi dua arah, yaitu jenis komunikasi yang lebih disukai.
III. KOMUNIKASI EFEKTIF Komunikasi disebut ideal ketika pesan yang diterima sama dengan pesan yang dikirim. Komunikasi efektif merupakan hubungan timbal balik dan interaktif antara sender dan receiver dan keduanya mempuyai tanggung jawab untuk memastikan pesan yang disampaikan telah diterima dan dipahami dengan baik. Komunikasi tidak hanya bergantung pada kemampuan untuk mengirim pesan, tetapi juga bergantung pada kemampuan menerima pesan, oleh karena itu kemampuan untuk mendengarkan secara efektif sangat berpengaruh dalam peningkatkan kualitas proses komunikasi.
Tugas dasar sender pesan: 1. Meneliti dan memahami receiver, baik individual maupun kelompok 2. Menyusun pesan dengan jelas 3. Mengidentifikasikan elemen prioritas tertinggi dalam pesan 4. Menyusun pesan sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan penerima pesan 5. Memilih metode komunikasi yang paling sesuai 6. Menyajikan pesan secara jelas dan menarik 7. Memastikan pesan telah diterima 8. Memastikan pesan telah diinterpretasikan dan dipahami dengan benar 9. Meminta umpan balik dari receiver
Tugas dasar receiver pesan 1. Memberikan perhatian lebih terhadap pesan 2. Menanyakan pertanyaan mengenai ketidakyakinan dan ketidakjelasan pesan 3. Memastikan pemahaman pesan 4. Menawarkan atau menegosiasikan pesan alternatif bila masih relevan 5. Memberikan umpan balik
Sepuluh aturan dalam mendengarkan yang baik: 1. Berhenti bicara 2. Kondisikan pembicara pada situasi yang nyaman 3. Tunjukkan pada pembicara bahwa anda bersedia untuk mendengarkan 4. Hilangkan gangguan. 5. Berempati dengan orang yang berbicara. 6. Sabar. 7. Tahan emosi. 8. Terbuka terhadap argument dan kritikan 9. Ajukan pertanyaan. 10. Berhenti bicara.
IV. TIPE KOMUNIKASI Berdasarkan channels yang digunakan, komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal A.
Komunikasi Verbal Komunikasi verbal merupakan tipe komunikasi ketika proses perpindahan
pesan terjadi secara verbal, yaitu ketika pesan disampaikan secara lisan maupun melalui bahasa tertulis. Kata kunci pada komunikasi verbal adalah akronim KISS (Keep It Short and Simple). Komunikasi verbal selanjutnya dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi oral dan komunikasi tertulis. -
KOMUNIKASI ORAL : komunikasi dengan kata yang diucapkan secara langsung, baik melalui tatap muka, pidato, percakapan telepon, video, radio, televisi dan internet. Komunikasi oral dipengaruhi oleh nada, volume, kecepatan dan kejelasan bicara. Kelebihan : Umpan balik didapatkan dengan cepat Kebenaran informasi dapat diterka dari body language yang ditunjukkan sender, Kekurangan: Kemampuan dan kecepatan seseorang menerima informasi bermacam-macam, sehingga dalam komunikasi tatap muka berpotensi menimbulkan masalah komunikasi
-
KOMUNIKASI TERTULIS : pada komunikasi tertulis, tanda tertulis atau simbol digunakan untuk berkomunikasi. Pesan pada komunikasi tertulis sangat dipengaruhi oleh pemilihan kata, tata bahasa, cara penulisan serta ketepatan dan kejelasan bahasa yang digunakan. Contoh : memo, report, bulletin, deskripsi pekerjaan, email. Kelebihan : Pesan dapat diedit dan direvisi beberapa kali sebelum disampaikan. Komunikasi tertulis mempunyai rekaman setiap pesan yang dapat ditelusuri di lain waktu. Penerima pesan mempunyai waktu yang cukup untuk mencerna pesan. Kekurangan : Umpan balik tidak dapat langsung didapatkan. Waktu yang dibutuhkan untuk menyusun pesan lebih banyak, terutama pada individu dengan kemampuan menulis yang kurang.
B.
Komunikasi Non-Verbal Merupakan komunikasi yang melibatkan pesan tanpa kata-kata (wordless).
Beberapa bentuk komunikasi yang termasuk dalam komunikasi non verbal adalah gerakan/isyarat, bahasa tubuh, postur, nada bicara, dan ekspresi wajah. Komunikasi non verbal dapat merefleksikan pesan atau situasi lebih akurat bila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Dalam beberapa keadaan, respon komunikasi non verbal juga terkadang bertentangan komunikasi verbal, sehingga dapat mempengaruhi efektivitas pesan. Tiga elemen penting pada komunikasi non verbal: 1.
Penampilan Speakers : pakaian, tatanan rambut, kerapian, penggunaan kosmetik Lingkungan : ukuran ruangan, pencahayaan, dekorasi, perabotan.
2.
Bahasa tubuh : ekspresi wajah, gesture, postur
3.
Suara : nada suara, volume, kecepatan bicara.
Berdasarkan tujuan dan gaya bahasa, komunikasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal.
A.
Komunikasi Formal Individu yang terlibat dalam komunikasi formal harus memperhatikan
aturan-aturan tertentu, prinsip, dan menggunakan tata bahasa yang tepat. Jenis komunikasi ini secara umum terjadi pada kondisi profesional atau perkantoran. Terdapat dua jenis komunikasi formal, yaitu
downward dan upward
communication. -
Downward Communication Komunikasi yang terjadi dari individu dengan posisi atau jabatan lebih tinggi pada individu dengan posisi atau jabatan lebih rendah. Contoh : atasan memberikan perintah pada bawahannya.
-
Upward Communication Komunikasi yang terjadi dari individu dengan posisi atau jabatan lebih rendah pada individu dengan posisi atau jabatan lebih tinggi. Contoh : seorang karyawan menyampaikan laporan hasil kerja pada atasannya.
B.
Komunikasi Informal Merupakan komunikasi yang terjadi tanpa memperhatikan jabatan atau
posisi individu yang terlibat, misalnya terjadi pada komunitas sosial, antar anggota pada sebuah organisasi. Tidak seperti komunikasi formal, komunikasi informal tidak harus mengikuti batasan-batasan aturan, sehingga lebih baik dalam membangun hubungan antar individu. Terdapat tiga tipe komunikasi informal, yaitu komunikasi lateral, diagonal dan grapevine -
Komunikasi Lateral Terjadi antar individu dengan level yang setingkat, misal dalam diskusi rekan seprofesi. Jenis komunikasi ini merupakan komunikasi yang paling efektif. Tujuan dari komunikasi lateral adalah koordinasi.
-
Komunikasi Diagonal Merupakan gabungan dari komunikasi vertikal dan horizontal
-
Grapevine Jenis perpindahan informasi melalui rumor atau gosip yang beredar dari mulut ke mulut
V.
HAMBATAN KOMUNIKASI Hambatan komunikasi atau noise adalah segala hal yang menghalangi atau
mengganggu proses transformasi pesan. Empat tipe halangan komunikasi (noise): A.
Halangan Proses Merupakan halangan komunikasi yang terjadi pada salah satu proses dalam siklus komunikasi. Terbagi menjadi sender barrier, encoding barrier, medium barrier,decoding barrier, receiver barrier, feedback barrier.
B.
Halangan Fisik Merupakan halangan fisik yang dapat mengganggu efektivitas dari komunikasi. Berbagai contoh halangan fisik antara lain panggilan telefon, adanya pengunjung, jarak diantara dua orang.
C.
Halangan Semantik Meliputi pemilihan kata, bagaimana kata tersebut digunakan, dan arti yang diinginkan dari kata tersebut. Kata yang sama dapat mempunyai arti yang berbeda bagi dua individu yang berbeda. Selain itu, ketika komunikasi terjadi antar komunikasi dengan budaya yang berbeda, perbedaan istilah juga dapat menimbulkan halangan dalam komunikasi.
D.
Halangan Psikososial Tiga konsep penting terkait dengan halangan psikologi dan sosial adalah bidang pengalaman, filtering, dan jarak psikologis. - Bidang Pengalaman Bidang pengalaman termasuk background individu, persepsi,nilai, biases, kebutuhan dan ekspektasi. Sender dan receiver akan mengirim dan menerima pesan hanya dalam konteks yang sesuai dengan bidang pengalamannya.
Proses
komunikasi
akan
sulit
terjadi
ketika
ketersinggungan bidang pengalaman antara sender dan receiver sangat kecil.
- Filtering Proses mengaburkan, menahan, atau mengurangi sebuah infromasi untuk mengendalikan reaksi seseorang. Proses ini lebih sering dilakukan pada komunikasi upward, terutama ketika berkaitan dengan informasi yang bersifat negatif. Walaupun tidak menutup kemungkinan proses ini terjadi pada komunikasi downward atau bahkan lateral. Selain itu proses filtering juga dapat terjadi dari pihak receivers. Dalam suatu komunikasi, pihak receiver menyaring apa yang dilihat dan didengar sehingga sesuai
dengan apa yang individu tersebut butuhkan. Proses ini pada umumnya terjadi tanpa disadari.
- Jarak Psikologis Komunikasi yang efektif membutuhkan pengirim dan penerima pesan yang saling terbuka walau dengan adanya kemungkinan perbedaan pendapat dan kepribadian. Ketika salah satu pihak melibatkan emosi dalam proses komunikasi, pihak tersebut cenderung mengaburkan atau mengabaikan suatu pesan.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Bauer, T., Erdogan, T. 2012. Communication. In : An Introduction to Organizational Behaviour. Creative Common.
2.
Lunenburg, F.C. 2010. Communication : The Process, Barrier, and Improving Effectiveness. Schooling ., Vol 1 (1)
3.
Hugman, B. 2009. Healthcare Communication. Pharmaceutical Press.