LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2012-2032
KLHS KABUPATEN TUBAN NO 1
1.
2.
ISU STRATEGIS 2
- Pada beberapa wilayah hinterland
RTRW KAB. 3
1. - penetapan fungsi wilayah untuk mengatur fungsi – fungsi pusat kawasan berkaitan dengan pelayanan dan distribusi fasilitas untuk mendukung simpul kegiatan industri terpadu dengan menggunakan strategi penetapan wilayah secara berhirarki sehingga meningkatkan efektivitas pelayanan dan optimalisasi fungsi wilayah - pengembangan sistem perkotaan - Beberapa kawasan perdesaan memiliki perkembangan yang lambat sehingga secara berjenjang dan bertahap melalui sukar mengejar ketertinggalan dengan penetapan Pusat Kegiatan Wilayah perdesaan dan perkotaan lain selain itu jg (PKW), Pusat Kegiatan Lokal promosi terdapat beberapa kawasan perdesaan (PKLp) dan Pusat Pelayanan Kawasan yang membentuk cluster dalam skala kecil (PPK ) sebagai pembentukan pusat sehingga pelayanannya terbatas; kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki; 1. Pengembangan infrastruktur - Pengembangan industri khususnya kawasan Pantura (Kec. Bancar, pendukung daerah industri yaitu Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang) Rencana Pelabuhan pengumpan di akan mendorong konsentrasi kegiatan Kecamatan Jenu yang besar, sehingga meningkatkan 2. Penyediaan lahan untuk daerah kesenjangan perkotaan yang selanjutnya berkembangan disekitar pelabuhan akan mendorong urbanisasi. sebagai kawasan perdagangan 3. Mempersiapkan Kecamatan Jenu sebagai pusat pertumbuhan karena didukung oleh pengembangan 4. Pengembangan jalur angkutan barang 5. Mempercepat terealisasinya jalan bebas hambatan 2. penyediaan prasarana wilayah di lakukan secara terpadu dan interkoneksi untuk mendorong pengembangan industri terpadu dan mendukung kegiatan pertanian, perikanan industri dan pertambangan melalui pengembangan dan penyediaan prasarana transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan. mempunyai keterbatasan aksesibilitas secara geografis dan administrasi ke pusat pelayanan mengakibatkan ketimpangan kondisi sosial ekonomi masyarakat Kabupaten Tuban.
PENGARUH POSITIF
NEGATIF
4
5
ALTERNATIF MITIGASI 6
REKOMENDASI 7
adanya pelimpahan adanya kesenjangan pembagian kewenangan dalam hal terkait pelayanan penanganannya
- Pengembangan pada masing-masing
Kebijakan program pada memerlukan kawasan pedesaan mekanisme yang tertinggal lebih kompleks cukup panjang
- Perkembangan perkotaan sebagai
ada pengembangan perkotaan baru dan berkembangnya pemukiman serta membuka kesempatan usaha yang cukup besar
- Tuban akan memiliki sistem
rawan konflik sosial dan timbulnya dampak lingkungan dari berbagai aspek
kecamatan lebih disesuaikan dengan fungsi dan perannya sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan pengembangan wilayah di Kabupaten Tuban, beberapa kawasan sudah menunjukkan fungsi khusus yang akan mendorong fungsi setiap WP.
pusat Wilayah Pengembangan (WP) atau Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL) akan mendorong keserasian pengembangan wilayah dalam jangka panjang.
permukiman perkotaan, yang terdiri dari Perkotaan Tuban sebagai PKW; Kemudian PKLp meliputi Perkotaan Bancar dan Rengel; serta perkotaan Palang, Bangilan, Jatirogo, Jenu dan Montong PKL), sedangkan PPK ibukota kecamatan masing-masing
1
2
a. prasarana transportasi darat yang masih
terpusat penggunaannya di wilayah utara menyebabkan perkembangan wilayah selatan lebih tertinggal.
3
4
sistem jaringan mengurangi titik A. Mengembangkan transportasi darat yang terpadu untuk kemacetan di wilayah pengembangan wilayah utara dan utara selatan, melalui :
5
6
7
timbulnya permasalahan dalam penggunaan jaringan transportasi darat
Peningkatan kegiatan dalam skala besar dan pengembangan perkotaan menjadikan beberapa jalan berpotensi untuk dilakukan peningkatan kelas jalan seperti Jalan Lingkar Utara Pantura dan Jalan Tuban serta pada kawasan pengembangan kegiatan industri
1) mengembangkan jalan hambatan dan jalan lingkar;
bebas membuka akses padatnya arus pengembangan jaringan transportasi dan jalan timbulnya kemacetan
Kemacetan yang terjadi di beberapa titik simpul transportasi karena merupakan jalan utama dan kepadatan pemusatan fasilitas. Pada umumnya terjadi di sekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi melintas di jalan raya, misalnya : di jalan utama Kecamatan Bancar, Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang (Pantura) demikian pula pada kawasan industri.
2) mengembangkan akses internal peningkatan kawasan yang menghubungkan simpul- perekonomian wilayah simpul kegiatan; sekitar
timbulnya permasalahan sosial yang kompleks
3) mengembangkan infrastruktur jalan dalam mendukung kegiatan industri terpadu serta pertumbuhan dan pemerataan wilayah;
menunjang kelancaran transportasi dan mendukung pertumbuhan wilayah
Timbulnya permasalahan arus lalu lintas
4) menghidupkan kembali jalur kereta menunjang kelancaran api untuk mendukung kegiatan industri transportasi dan mengoptimalkan pelayanan di sektor industri
Timbulnya permasalahan arus lalu lintas
5) mengembangkan infrastruktur peningkatan Timbulnya pendukung pertumbuhan wilayah perekonomian di wilayah permasalahan sosial berupa terminal dengan stasiun kereta baru yang kompleks api; dan 6) mendorong pengembangan sistem menunjang kelancaran transportasi massal dan infrastruktur transportasi dan pendukungnya untuk kereta api. mendukung pertumbuhan wilayah
Timbulnya permasalahan arus lalu lintas
Dengan menghidupkan kembali jaringan kereta api yang sudah tidak berfungsi Tuban – Plumpang – Babat maupun Tuban – Bojonegoro sangat mendorong aksesibilitas antar kawasan serta mendukung mobilisasi pekerja pada kawasan-kawasan potensial pengembangan kegiatan industri di Kabupaten Tuban; perlu dilengkapi studi kelayakan untuk mengaktifkan kembali jaringan kereta api yang sudah tidak berfungsi
1
2
b. kondisi fisik geografis kabupaten Tuban
yang potensial untuk pengembangan pelabuhan, perlu diupayakan pengelolaannya secara terintegrasi, berkelanjutan serta berwawasan lingkungan, selain itu pantai di Kabupaten Tuban merupakan daerah Pantura sehingga perkembangannya lebih pesat dibandingkan daerah lain.
3
2) mengembangkan pendukung untuk pelabuhan;
c. ketersediaan prasarana kelistrikan yang
masih kurang merata untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat serta upaya pemenuhan terhadap kebutuhan energi bagi kegiatan industri yang masih kurang.
4
sistem jaringan menunjang kawasan B. Mengembangkan transportasi laut yang terintegrasi industri di sepanjang dengan transportasi darat untuk pantura pengembangan wilayah pantura, meliputi : 1) mengembangkan pelabuhan umum dan khusus di kawasan pantura untuk berbagai kegiatan tertentu; dan
telekomunikasi secara merata bagi masyarakat kabupaten Tuban, masih kurang.
6
7
Peningkatan infrastruktur di kawasan pantura untuk mendukung pengembangan pelabuhan Internasional Jenu
prasarana pelayanan
C. Strategi untuk mengembangkan sistem jaringan energi melalui optimalisasi jangkauan pelayanan mendukung kegiatan industri, meliputi :
meningkatnya usaha konsumsi energi usaha baru dan listrik meningkat membuka peluang usaha sebagai pendukung kawasan industri
a. meningkatkan kapasitas dan pelayanan melalui sistem koneksi Jawa – Bali guna menunjang kebutuhan listrik di seluruh wilayah Kabupaten Tuban; dan b. meningkatkan konservasi dan pemenuhan akan BBM mengembangkan jalur pipa minyak dapat terlayani dengan bumi. cepat
d. Kebutuhan akan teknologi informasi dan
5
Timbulnya permasalahan sosial yang kompleks
timbulnya dampak lingkungan
tidak terkendalinya D. Strategi untuk mengembangkan sistem kemudahan dalam jaringan telekomunikasi dilakukan bertransaksi dalam sektor pembangunan tower melalui peningkatan dan perluasan perdagangan tower BTS jaringan sistem terestrial selular secara efisien serta mendukung perkembangan teknologi informasi, meliputi : 1. meningkatkan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi telepon rumah tangga, telepon umum, jaringan telepon seluler di wilayah pelosok perdesaan dan kawasan yang baru dikembangkan; 2. meningkatkan efisiensi pelayanan jaringan telepon seluler melalui penggunaan secara bersama BTS antar provider ; 3. meningkatkan sistem informasi telekomunikasi pembangunan daerah melalui informasi berbasis teknologi modern/teknologi internet; dan 4. membentuk jaringan telekomunikasi dan informasi yang menghubungkan setiap wilayah pertumbuhan dengan ibukota kabupaten.
Pengembangan prasarana telematika akan terus dikembangkan dengan persaingan pasar yang kuat sehingga akan mampu menjangkau segenap pelosok serta terdapat peluang yang besar untuk memanfaatkan prasarana secara bersama
1
2
e. Masyarakat secara umum merasakan
gejala-gejala berkurangnya pasokan air yang timbul, mulai dari berkurangnya debit mata air, berkurangnya volume aliran sungai dan saluran-saluran, mengecilnya/tidak terawatnya badan air, mengeringnya sumur dimusim kemarau dan yang paling ekstrim adalah mengeringnya mata air.
3
E. Strategi untuk mengembangkan sistem jaringan sumber daya air dilakukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan melalui wilayah sungai, penyediaan jaringan irigasi, air baku untuk air bersih dan pengendalian banjir, meliputi :
4
5
tumbuhnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan dan penghematan pemanfaatan air
aktivitas kegiatan masyarakat se hari hari terhambat sehingga akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan hidup
6
7
1. Perbaikan irigasi yang nonteknis dan semi teknis menjadi sistem irigasi teknis 2. Pemisahan yang jelas antara fungsi sungai dan irigasi 3. Pengoptimalan pemanfaatan Sungai Bengawan Solo dan Kali kening sebagai sumber untuk irigasi
1. mengembangkan pemanfaatan wilayah sungai untuk penyediaan cadangan air irigasi dengan peningkatan konservasi sempadan sungai; 2. meningkatkan jaringan irigasi dan sarana prasarana pendukung; 3. mengembangkan jaringan air baku untuk air bersih melalui pengoptimalan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air tanah; 4. meningkatkan tampungan/resapan air melalui pengoptimalan fungsi tampungan untuk wisata air, penataan lingkungan, konservasi serta pengendalian banjir; dan
1. Memperluas jaringan pelayanan PDAM 2. Menjaga kelestarian sumbersumber mata air yang ada
5. mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan air bersih.
f. Sistem pengelolaan jaringan prasarana
lingkungan yang dilaksanakan masih kurang terpadu, utamanya pada sistem jaringan persampahan, sumber air minum kota, air limbah dan jalur evakuasi bencana
F. Strategi untuk mengembangkan sistem jaringan prasarana lingkungan dilakukan secara terpadu sesuai dengan fungsi wilayah melalui sistem jaringan persampahan, sumber air minum kota dan jalur evakuasi bencana, meliputi :
1. mengelola sistem persampahan dengan sistem pengurangan volume, penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah (3R), optimalisasi fungsi TPA, TPS dan sarana prasarana kebersihan, serta pengembangan teknologi persampahan;
timbulnya kesaadara masyarakat akan pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan
timbulnya permasalahan dalam penanganan sampah secara terpadu
1. Penanganan sampah terutama di kawasan perdesaan dapat dilakukan secara mandiri dan diolah menjadi bahan kompos; 2. Melalui peningkatan kesadaran lingkungan dan pemanfaatan daur ulang sampah, maka volume sampah dapat direduksi sejak lebih awal; 3. Terdapat peluang mengelola sampah secara modern dengan skala besar melalui industri kompos dan pupuk organik.
1
2
Limbah dari industri mulai mengganggu masyarakat sekitar
3
2. mengembangkan sistem pengelolaan sampah secara mandiri untuk wilayah perdesaan untuk mendukung pertanian; 3. mengelola limbah industri dan rumah tangga untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, melalui penyediaan IPAL dan IPAL Komunal;
4
timbulnya kesaadaran masyarakat dan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya membuang limbah baik limbah rumah tangga maupun limbah idustri
4. meningkatkan sanitasi lingkungan untuk permukiman, perdagangan dan jasa, serta kegiatan sosial ekonomi lainnya di wilayah perkotaan dan perdesaan; 5. meningkatkan perlindungan terpeliharanya sumber air terhadap sumber-sumber mata air dan guna berbagai keperluan daerah resapan air, perluasan cakupan dan meningkatkan pelayanan air minum serta peningkatan pelayanan air minum kuantitas dan kualitas air menjadi layak oleh PDAM dan siap minum; dan 6. menyediakan jalur evakuasi Tertanganinya korban bencana khususnya bencana banjir di bencana dengan cepat kawasan – kawasan yang rawan bencana.
5
6
7
timbulnya permasalahan dalam pengelolaan dan penanganaan limbah baik domestik maupun limbah rumah tangga
membutuhkan waktu yang cukup dan anggaran yang cukup besar
menimbulkan permasalahan dalam penggunaan ruang yang terbatas
Kebijakan pemantapan kawasan lindung, dilakukan dengan menetapkan berbagai fungsi lindung wilayah dan melestarikannya yang dilakukan secara terpadu meliputi kawasan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya , kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi, dan kawasan lindung lainnya.
3.
- Masih banyak dilakukan penebangan,
mengingat batas antara hutan lindung dan hutan produksi tidak jelas;
- Adanya penambangan batuan secara liar di lokasi kawasan hutan lindung
A. Strategi untuk memantapkan kawasan hutan lindung, dilakukan dengan menetapkan fungsi kawasan hutan lindung dalam mendukung keseimbangan fungsi ekologis, meliputi : 1. mengembalikan fungsi pada kawasan yang mengalami kerusakan, melalui penanganan secara teknis dan vegetatif; dan
kontribusi terhadap bagi hasil tebangan meningkat dan adanya ketersediaan kayu untuk proses pembangunan
berkurangnya hutan di kabupaten Tuban yang berdampak pada perubahan iklim mikro
menjadikan matapencaharian penduduk bagi wilayah potensial tambang
adanya perubahan bentang alam dan berkurangnya daya dukung lahan
1. Memberikan batasan yang jelas di kawasan hutan antara hutan produksi dan hutan lindung 2. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung secara ketat 3. Merehabilitasi lahan – lahan yang ditambang secara liar 4. Memberikan sosialisasi terhadap masyarakat sekitar hutan tentang perlunya pelestarian hutan lindung
1
2
3
4
5
6
7
2. meningkatkan reboisasi untuk mengembalikan fungsinya menjadi hutan lindung secara bertahap; B. Strategi untuk memantapkan fungsi lindung pada kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya , dilakukan dengan menetapkan fungsi kawasan dalam mendukung keberlanjutan lingkungan wilayah, meliputi : 1. menetapkan kawasan resapan air berupa hutan lindung, hutan produksi dan kawasan sempadan; 2. mengembalikan fungsi pada kawasan yang mengalami kerusakan, melalui penanganan secara teknis dan vegetatif; 3. membatasi pengembangan kawasan terbangun di kawasan resapan air; Adanya alih fungsi di beberapa kawasan resapan air, terutama untuk kegiatan pertambangan.
4. mempertahankan kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan resapan air; dan
5. melestarikan kawasan yang termasuk hulu DAS dengan pengembangan hutan atau perkebunan tananaman keras tegakan tinggi.
1. Perlindungan terhadap kawasan resapan air 2. Peningkatan kegiatan pariwisata alam dikawasan resapan air 3. Pengolahan tanah secara teknis (misalnya membuat embung, cekungan tanah, bendung) sehingga kawasan ini memberikan kemampuan peresapan air yang lebih tinggi) 4. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan; 5. Pembuatan sumur-sumur resapan; 6. Pengendalian hutan dan tegakan tinggi pada wilayah-wilayah hulu; serta 7. Pengolahan sistem terasering dan vegetasi yang mampu menahan dan meresapkan air
1
2
3
4
5
C. Strategi untuk memantapkan fungsi lindung pada kawasan perlindungan setempat, dilakukan dengan membatasi perkembangan kawasan terbangun untuk sempadan setempat pada sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk dan kawasan sekitar mata air, meliputi :
1. Terumbu karang sudah banyak yang rusak 2. Sampah yang berserakan dilokasi sempadan pantai 3. Gelombang pasang yang terjadi mengakibatkan rusaknya kawasan permukiman di kawasan pantai 4. Hutan bakau yang sudah banyak mengalami kerusakan 5. Lemahnya pengelolaan kawasan pesisir yang pada dasarnya rawan bencana gelombang pasang; serta 6. Terjadi peningkatan penggunaan kawasan terbangun dan penambangan pasir pada kawasan perlindungan sekitar sungai
1. membatasi kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan setempat; 2. mengamankan kawasan perlindungan setempat sepanjang pantai dengan mempertahankan ekosistem pantai yang meliputi hutan mangrove , terumbu karang, dan estuaria;
3. membatasi pengembangan kawasan fungsional yang meliputi kawasan pariwisata, pelabuhan, dan permukiman di sempadan pantai dengan memperhatikan kaidah lingkungan dan ekosistem pesisir;
6
7
1. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air 2. Pengendalian penambangan pada kawasan sekitar mata air 3. Menjaga kelestarian hutan lindung agar kelestarian mata air ikut terjaga sehingga debit airnya tidak menurun.
adanya kebijakan program secara terpadu guna mengatasi permasalahan di area pantai dan sekitarnya
adanya ego sektoral dalam penanganan permasalahan di area pantai dan sekitarnya
1. pembatasan perluasan kegiatan pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perlindungan setempat. 2. Pembuatan tanggul untuk mencegah terjadinya kerusakan karena adanya gelombang pasang. 3. Budidaya terumbu karang 4. Peningkatan kegiatan perikanan di lokasi sempadan pantai 5. Pelestarian hutan bakau 6. Pengembangan kegiatan pantai yang menyatu dengan pengembangan prospek pengelolaan perikanan dan pariwisata sangat mendukung pengembangan kegiatan kawasan, mengingat potensi pantai yang sangat panjang di Kabupaten Tuban
1
2
1. Di beberapa Sempadan sungai banyak yang dimanfaatkan sebagai permukiman 2. Dibeberapa sempadan sungai tidak terdapat tanggul sehingga pada saat terjadi hujan deras airnya meluap dan merusak kawasan pertanian 3. Banyak warga yang masih membuang sampah dan tinja pada sungai 4. Luasan Kawasan sempadan sungai cenderung berkurang karena adanya alih fungsi lahan 5. Terjadi peningkatan penggunaan kawasan terbangun dan penambangan pasir pada kawasan perlindungan sekitar sungai
3
4. membatasi kawasan perlindungan setempat sepanjang sungai untuk kepentingan pariwisata, pertambangan dan mengupayakan sungai sebagai latar belakang kawasan fungsional;
5. mengelola DAS Bengawan Solo untuk kegiatan irigasi dan air baku bagi masyarakat Tuban;
1. Mata air yang ada debitnya berkurang karena adanya perluasan pertambangan yang tidak memperhatikan kawasan mata air 2. Adanya eksplotasi air tanah yang berlebihan
Penggunaan air baku
6. membatasi kawasan perlindungan setempat sekitar mata air untuk pariwisata dan pertambangan serta menghindari bangunan radius pengamanan kawasan dan mengutamakan vegetasi yang memberikan perlindungan waduk dan mata air; dan 7. memanfaatkan sumber air untuk irigasi dengan tetap memperhatikan keseimbangan pasokan air dan kebutuhan masyarakat setempat.
4
adanya kebijakan program secara terpadu guna mengatasi permasalahan di area pantai dan sekitarnya
5
adanya ego sektoral dalam penanganan permasalahan di area pantai dan sekitarnya
6
7
1. Sungai besar di luar kawasan permukiman ditetapkan sekurangkurangnya 100 meter 2. Pada anak sungai besar diluar kawasan permukiman ditetapkan sekurang-kurangnya 50 meter 3. Pada sungai besar dan anak sungainya di kawasan pemukiman ditetapkan 15 meter. 4. Untuk sungai bertanggul diukur dari kiri dan kanan kaki tanggul bagian luar sepanjang tanggul sungai 5. Untuk sungai yang tidak bertanggul diukur dari titik banjir ke arah daratan 6. Pemanfaatan yang dilarang Misalnya saja pada kawasan sempadan sungai, tidak diperbolehkan adanya pembangunan terutama permukiman penduduk. Karena keberadaannya sangat mengganggu estetika lahan dan akan menimbulkan bencana apabila tidak diperhatikan kegiatan yang berjalan di dalamnya.
1. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air 2. Pengendalian penambangan pada kawasan sekitar mata air 3. Menjaga kelestarian hutan lindung agar kelestarian mata air ikut terjaga sehingga debit airnya tidak menurun. 1. Pembuatan sempadan irigasi disepanjang saluran irigasi agar kelestariannya terjaga 2. Perbaikan irigasi semi teknis dan non teknis menjadi irigasi teknis. 3. Pelarangan permukiman atau kegiatan lain di sempadan irigasi
1
2
3
D. Strategi untuk memantapkan fungsi lindung pada kawasan suaka alam, pelestrian alam dan cagar budaya, dilakukan dengan meningkatkan fungsi lindung yang dapat digunakan juga untuk pariwisata dan penelitian meliputi kawasan cagar alam, kawasan pantai berhutan bakau dan cagar budaya, meliputi : 1. mempertahankan fungsi ekologis kawasan alami baik biota maupun fisiknya melalui upaya pencegahan pemanfaatan kawasan pada kawasan cagar alam dan upaya konservasi; 2. meningkatkan kegiatan konservasi dan rehabilitasi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia; 3. meningkatkan nilai dan fungsi kawasan dengan menjadikan kawasan sebagai tempat wisata, obyek penelitian, dan kegiatan pecinta alam; 4. melaksanakan kerjasama pengelolaan kawasan hutan melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) serta; 5. mempertahankan fungsi kawasan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan budidaya masyarakat; dan 6. memelihara nilai dan fungsinya sebagai peninggalan sejarah, objek penelitian dan pariwisata; E. Strategi untuk memantapkan fungsi lindung kawasan rawan bencana, dilakukan melalui meningkatkan fungsi lindung dengan memberikan zonasi kawasan rawan bencana, meliputi rawan bencana banjir dan rawan bencana gelombang pasang, meliputi: 1. membatasi pengembangan kawasan terbangun pada kawasan rawan bencana banjir dan gelombang pasang; 2. memberikan peringatan dini dari kemungkinan adanya bencana alam;
4
5
6
7
1
2
3
3. mengembangkan hutan mangrove dan bangunan yang dapat meminimalisasi bencana bila terjadi gelombang pasang; 4. menyediakan jalur-jalur evakuasi bencana dengan menyiapkan peta daerah rawan banjir dilengkapi dengan rute pengungsian, lokasi pengungsian sementara, dan lokasi pos pengamat ketinggian muka air di sungai penyebab banjir; 5. konservasi tanah dan air di daerah pengaliran sungai (DPS) hulu untuk menekan besarnya aliran permukaan dan mengendalikan besarnya debit puncak banjir serta pengendalian erosi untuk mengurangi pendangkalan di dasar sungai; dan 6. menata ruang dan rekayasa di daerah pengaliran sungai hulu sehingga pemanfaatan lahan tidak merusak kondisi hidrologi daerah aliran sungai (DAS) dan tidak memperbesar masalah banjir dengan program percepatan rehabilitasi hutan dan lahan;
4.
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya, dilakukan untuk meningkatkan fungsi setiap kawasan di Kabupaten Tuban meliputi : kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perkebunan, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman dan kawasan peruntukan lainnya. untuk mengembangkan A. Strategi kawasan peruntukan hutan produksi, dilakukan melalui pengembangan hutan produksi untuk menunjang perekonomian tersier wilayah, meliputi :
4
5
6
7
1
2
3
4
1. mengembangkan hutan yang memiliki nilai ekonomi tinggi tetapi tetap memiliki fungsi perlindungan kawasan; 2. melakukan penanaman penebangan secara bergilir mengolah hasil hutan;
dan serta
3. melakukan kerjasama dengan masyarakat dalam mengelola hutan melalui PHBM sebagai hutan kerakyatan; dan 4. memberikan insentif pada kawasan hutan rakyat untuk mendorong terpeliharanya hutan produksi.
untuk mengembangkan B. Strategi kawasan pertanian, dilakukan untuk mendukung industri terpadu, meliputi : 1. mempertahankan sawah beririgasi teknis untuk tidak dialih fungsikan; 2. memberikan disinsentif khususnya pada kawasan perkotaan apabila terjadi alih fungi sawah; 3. menetapkan lahan pertanian pangan yang berkelanjutan; dan 4. mengembangkan kawasan agropolitan; C.
Strategi untuk mengembangkan kawasan perkebunan, meliputi : 1. mengembangkan hortikultura dengan pengolahan hasil dan melakukan upaya eksport; 2. meningkatkan pelestarian kawasan hortikultura dengan mengembangkan sebagian lahan untuk tanaman tegakan tinggi yang memiliki fungsi lindung; 3. mengembalikan lahan yang rusak atau alih komoditas menjadi perkebunan seperti semula; dan 4. meningkatkan produktivitas pengolahan hasil perkebunan;
dan
untuk mengembangkan D. Strategi kawasan perikanan, meliputi :
5
6
7
1
2
3
1. meningkatkan produktivitas, pengolahan hasil perikanan dan melakukan upaya eksport; 2. mengembangkan kawasan minapolitan; 3. memelihara kualitas waduk dan sungai untuk pengembangan perikanan darat; 4. mengembangkan sistem mina padi; dan 5. meningkatkan kualitas ekosistem pesisir untuk menjaga mata rantai perikanan laut. untuk mengembangkan E. Strategi kawasan pertambangan, dilakukan untuk mendukung kegiatan industri, meliputi : 1. mengembalikan rona alam melalui pengembangan kawasan hutan, atau kawasan budidaya lain pada area bekas penambangan; 2. meningkatkan nilai ekonomis hasil pertambangan melalui pengolahan hasil tambang; 3. mencegah galian liar terutama pada kawasan yang membahayakan lingkungan; 4. melakukan kajian kelayakan ekologis dan lingkungan, ekonomis dan sosial bila akan dilakukan kegiatan penambangan pada kawasan tambang bernilai ekonomis tinggi yang berada pada kawasan lindung, permukiman dan kawasan pertanian irigasi teknis ; dan 5. menegakkan pengelolaan lingkungan kawasan pertambangan. F.
Strategi untuk mengembangkan kawasan industri, dilakukan untuk mendukung perwujudan kawasan industri terpadu wilayah pantura, meliputi : 1. mengembangkan dan pemberdayaan industri kecil dan rumah tangga untuk pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan laut; 2. mengembangkan kawasan industri di wilayah utara;
4
5
6
7
1
2
3
3. mengembangkan industri yang mengolah bahan dasar hasil tambang; 4. mengembangkan industri besar tambang minyak serta pengolahan semen 5. mengembangkan zona industri polutif berjauhan dengan kawasan permukiman; 6. mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil dan kerajinan; 7. mengembangkan kawasan industri secara khusus; 8. mengembangkan kawasan industri yang ditunjang pelabuhan eksport sekaligus memberikan otoritas khusus pengelolaannya; 9. menangani dan mengelola limbah yang dihasilkan industri dengan penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), baik secara individual maupun komunal; 10. menggunakan metode dan teknologi industri ramah lingkungan; dan 11. menyediakan jalur hijau sebagai zona penyangga pada tepi luar kawasan industri. untuk mengembangkan G Strategi kawasan pariwisata, meliputi : 1. mengembangkan obyek wisata andalan prioritas dengan mengkaitkan kalender wisata dalam skala nasional dan meningkatkan promosi wisata; 2. membentuk zona wisata dengan disertai pengembangan paket wisata; 3. mengadakan kegiatan festival wisata atau gelar seni budaya; dan 4. mengembangkan batik khas Tuban Gedog. untuk mengembangkan H Strategi kawasan permukiman, meliputi : 1. mengembangkan permukiman perdesaan disesuaikan dengan karakter fisik, sosial-budaya dan ekonomi masyarakat perdesaan;
4
5
6
7
1
2
3
4
2. menyediakan sarana dan prasarana permukiman perdesaan; 3. meningkatkan kualitas permukiman perkotaan; 4. mengembangkan perumahan terjangkau; 5. menyediakan sarana dan prasarana permukiman perkotaan; dan 6. mengembangkan mandiri.
Kasiba/Lisiba
untuk mengembangkan I Strategi kawasan peruntukan lainnya yang meliputi RTH perkotaan, kawasan pengembangan sektor informal dan kawasan pesisir, meliputi : 1. mengembangkan RTH pada tiap kawasan perkotaan dan kawasan industri; 2. mengembangkan kawasan sektor informal pada kawasan pemukiman, pusat perkotaan dan kawasan pariwisata; 3. mengembangkan kawasan pesisir sebagai kawasan pariwisata, pelabuhan, industri dan minapolitan yang ramah lingkungan serta melindungi wilayah sempadan pantai sehingga tetap terjadi keseimbangan pengembangan kawasan; 4. meningkatkan pemanfaatan dan pengembangan laut, pesisir dan perikanan darat secara terpadu; dan 5. meningkatkan nilai ekonomi kawasan lindung melalui pemanfaatan bakau dan terumbu karang sebagai sumber ekonomi perikanan dengan cara penangkapan yang ramah lingkungan dan mendukung keberlanjutan.
5
6
7
1
2
3
4
Kebijakan penetapan kawasan strategis wilayah, dilakukan melalui pengembangan dan/atau pembatasan fungsi kawasan sesuai dengan peruntukannya dalam skala kabupaten dan regional meliputi : kawasan strategis berdasarkan aspek : ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, aspek teknologi tinggi dan pertahanan dan keamanan
4.
A. Strategi mengendalikan perkembangan ruang sekitar kawasan strategis kabupaten, meliputi : 1. menetapkan batas pengaruh kawasan strategis Kabupaten Tuban; dan 2. menetapkan pola pemanfaatan lahan sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing kawasan. B
Strategi memantapkan strategis ekonomi, meliputi :
kawasan
1. mengembangkan fasilitas-fasilitas pendukung kawasan minapolitan dan agropolitan ; 2. mengembangkan industri terpadu yang ada di kawasan Pantura; 3. mengembangkan dan mengendalikan kawasan ekonomi berbasis industri menuju industri berteknologi tinggi yang ramah lingkungan; dan 4. menyiapkan kawasan pelabuhan Jenu untuk menjadi pelabuhan Pengumpan. C Strategi memantapkan fungsi lindung pada kawasan sosial budaya, meliputi : 1. mempertahankan dan melestarikan obyek wisata religi dan bangunan yang termasuk sebagai benda cagar budaya; 2. mempertahankan dan melestarikan situs yang ada di Kabupaten Tuban sebagai bagian sejarah kabupaten; dan 3. memanfaatkan dan merevitalisasi kawasan lama sebagai asset wisata dan penunjang pengembangan ekonomi kota memantapkan kawasan D Strategi strategis lingkungan, meliputi :
5
6
7
1
2
3
4
5
6
1. mengembangkan dan melestarikan kawasan lindung dan hutan mangrove 2. meningkatkan pemanfaatan bahan tambang mineral batuan dan mineral batuan non logam secara seimbang dan terpadu untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD); 3. mengendalikan pertambangan untuk mengurangi kerusakan lingkungan “bertentangan dengan huruf b”; dan 4. memanfaatkan lokasi bekas penambangan untuk kegiatan yang memberikan nilai ekonomi; E.
Strategi memantapkan teknologi tinggi meliputi :
kawasan
1. mengendalikan penggunaan teknoknologi yang berdampak terhadap lingkungan; dan 2. menggunakan teknologi yang tepat guna ramah lingkungan. F Strategi strategis meliputi :
memantapkan kawasan Pertahanan Keamanan,
1. mengendalikan kegiatan budidaya lain di sekitar kawasan militer; dan 2. memberikan buffer zone untuk pengamanan wilayah kawasan militer dengan pengembangan RTH atau hutan kota;
BUPATI TUBAN,
H. FATHUL HUDA
7