Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian ESDM
www.litbang.esdm.go.id © 2013
BERGERAK DENGAN ENERGI TERBARUKAN
“Buku ini lebih dari sekedar menceritakan kisah sukses pengembangan, penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, tetapi memuat kisah-kisah inspiratif para inovator yang telah mempengaruhi dan mengajak orang mengembangan dan memanfaatkan energi terbarukan. Kita yakin, bahwa para inovator ini tidak berharap hadiah atau anugerah. Mereka mengerjakan dengan hati nurani. Menjadi inspirasi bagi masyakarat Indonesia yang lain untuk melihat, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber energi yang telah disediakan alam Indonesia. Melihat kerja para inovator dan perintis sebagai Penerima Penghargaan Energi menyadarkan kita kembali, bahwa Indonesia dianugerahi sumber energi yang melimpah. Tinggal kita yang harus menggali dan mengembangkannya…”
Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan
Bergerak dengan
energi
terbarukan
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan
Bergerak dengan
energi
terbarukan KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013
Success Story Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia ______________________________________
Penerbit : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ______________________________________
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit. ______________________________________
ii
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
daftar isi 1. Daftar Isi ........................................................... iii 2. Sambutan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ............................. iv 3. Ucapan Terima Kasih ............................... vi 4. Pendahuluan ................................................ vii 5. H.M. Dori Suhardi, Menuai Listrik 3 Dari Way Ilahan .......................................... 6. Geng Imut, Geng Motor Yang Dinanti Masyarakat ................................... 11 7. Sucipto, Tak Menyerah Sebarkan Turbin Mikrohidro ..................................... 19 8. KPSP Setia Kawan, Mengubah Limbah Jadi Berkah .................................. 27 9. PLN Silayang, Kemandirian Masyarakat Mengelola Energi .......... 33 10. PTP Nusantara IV, “Sang Raja” yang Kepincut Cangkang Sawit .................. 41 11. PT. Pertamina Geothermal Energy, Kamojang Tetap yang Terbaik ......... 49 12. Star Energy Geothermal, Panas Bumi Untuk Pembangunan Berkelanjutan ............................................... 57 13. Cihanjuang Inti Teknik, Mikrohidro untuk Memberdayakan ......................... 65 14. CV Qaryah Thayyibah, Memberdayakan Desa dengan Biogas ............................................................................... 73 15. PT Swen Inovasi Transfer “Paket Lengkap” Biogas untuk Pelosok Negeri ............................................................... 79 16. Sulawesi Barat Menuju Mandiri Energi ............................................................... 89 17. Lumbung Energi Hijau Sumatera Barat ................................................................. 97 18. Bayu, Yang Mengubah Bantul ........ 105 19. Gayo Lues, Mengelola Energi di Paru-paru Bumi ........................................... 113 Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
iii
Pengantar
Sambutan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah yang Mahakuasa atas tersusunnya buku “Bergerak dengan Energi Terbarukan: Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan”. Tahun ini adalah tahun kedua Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menggelar penghargaan kepada para peneliti, perintis, dan inovator energi baru terbarukan di Indonesia. Tradisi memberikan penghargaan adalah bagian dari budaya asli Indonesia. Walaupun pada saat ini di media kita lihat betapa sebagian kita saling mengecam, sejatinya budaya Indonesia yang ada adalah saling memberi apresiasi, saling mendukung. Bangsa kita perlu terus diingatkan kembali untuk lebih sering saling memberikan penghargaan. Apalagi dalam konteks energi. Energi dibutuhkan oleh dunia, dibutuhkan oleh kita semua. Kita tidak akan bisa hidup nyaman tanpa energi. Para peneliti, para perintis, para inovator energi Indonesia, kehidupannya mirip dengan budayawan dan seniman. Mereka sering kali sepi dari hiruk-pikuk kemeriahan, sering luput dari penglihatan kita. Oleh karena itu, kepeloporan dan inovasi di bidang energi sangat pantas diberikan penghargaan yang tinggi. Jika kita ingat, kita sering kali menganggap alam sebagai sumber keluhan, misalnya gunung api. Barangkali sebagian kita masih melihat gunung api itu sebagai sumber keluhan, karena dulu kita memaknai gunung api adalah bencana. Mengapa Tuhan memberikan banyak gunung api di Indonesia, di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali. Padahal dalam agama diajarkan dibalik musibah selalu ada manfaat, ada karunia. Banyak gunung api, berarti di bawah tanah Indonesia banyak mengandung magma. Di sekitar itulah terdapat potensi panas bumi. Panas bumi tidak boleh kita biarkan di bawah tanah. Mari kita ambil dan jadikan listrik. Kedua, sering kita mengeluh terhadap panas matahari. Dari pagi sampai sore negara kita disorot matahari. Ternyata, jika batubara harus iv
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Pengantar ditambang, diangkut kapal, kemudian dibakar dulu baru dapat dijadikan listrik, matahari tidak perlu semua itu. Pagi sekali Tuhan sudah mengangkutnya ke halaman kita dari sumber energi yang sampai kiamat akan masih ada di situ. Matahari diantarkan setiap hari ke halaman kita. Jika ini tidak bisa kita manfaatkan sebesar-besarnya sebagai sumber energi untuk kesejahteraan rakyat, kita yang salah. Keluhan yang lain misalnya soal angin. Ternyata di balik angin tadi kita lihat di Bantul, di Sulawesi Barat, ada angin yang menurut penelitian relatif konstan sepanjang tahun. Di sana kemudian dibangun kincir yang menghasilkan listrik. Kita juga saksikan bagaimana biomassa, cangkang kelapa sawit dan sebagainya di tangan para inovator dan pelopor bisa menjadi sumber energi. Melihat kerja para inovator, dan perintis pemenang penghargaan menyadarkan kembali, bahwa Indonesia dianugerahi sumber energi yang melimpah. Tinggal kita yang harus menggali dan mengembangkannya. Pada titik inilah, kita perlu berterima kasih kepada para inovator yang telah mempengaruhi dan mengajak orang mengembangan dan memanfaatkan energi baru dan terbarukan. Kita yakin, bahwa para inovator ini tidak berharap hadiah atau anugerah. Mereka mengerjakan dengan hati nurani, kita yang mempunyai kewajiban menghargai mereka. Penghargaan yang diberikan adalah bentuk apresiasi kecil yang juga diharapkan memberi dampak meluas, menjadi inspirasi bagi masyakarat Indonesia yang lain untuk melihat, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber energi yang telah disediakan alam Indonesia. Kita bisa saling belajar dari kerja keras dan kebaikan yang diawali oleh sikap saling menghargai, saling memberi apresiasi. Itulah budaya asli Indonesia, budaya yang lebih banyak mengutamana memberi apresiasi daripada mengecam dan mengeluh. Saya ucapkan terima kasih kepada kepada para pemenang, dan semua pihak yang telah berkontribusi. Mari kita jadikan Penghargaan Energi sebagai tradisi. Makin lama makin besar, sehingga kita pantas mendapat julukan bangsa yang berbudaya tinggi.
Jakarta,
2013
Jero Wacik
Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
v
Pendahuluan
UCAPAN TERIMAKASIH Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengucapkan terimakasih kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Jero Wacik yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjadi Panitia Pelaksana Penghargaan Energi tahun 2012. Ucapan terimakasih dan apresiasi yang tinggi juga kami sampaikan kepada Panitia Pelaksana dan Tim Teknis Penghargaan Energi tahun 2012 atas terselenggaranya kegiatan ini mulai dari sosialisasi, penjaringan, seleksi dan evaluasi administrasi calon penerima hingga dengan berlangsungnya Malam Penganugerahan Penghargaan Energi 2012. Dewan Juri Penghargaan Energi tahun 2012 yang telah bekerja mulai dari proses penilaian semua calon yang masuk melalui sidang-sidang di malam hari hingga terpilihnya para Penerima Penghargaan Energi 2012. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada Bapak Ir. Herman Afif Kusumo (Ketua), Bapak Dr. Ir. Surya Darma MBA (Wakil Ketua), Bapak Sammy Hamzah (Sekretaris), dan para Anggota Dewan Juri yaitu Bapak Rachmat Gobel, Bapak Prof. Dr. Hotman Siahaan, Bapak Prof. Dr. Ir. Widodo Wahyu Purwanto DEA, Bapak Prof. Mukhtasor Ph.D, dan Bapak Anton S. Wahjosoedibjo. Khusus pada penyelenggaraan Malam Penganugerahan Penghargaan Energi ke-2 tahun 2012 yang telah dilaksanakan pada 12 Oktober 2012 di The Dharmawangsa Hotel, kami menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi kepada Bapak Tossy A. Santoso dan Bapak Ali Rahman. Terimakasih dan apresiasi juga kami sampaikan kepada kepada para stakeholder yang telah berpartisipasi dan memberikan dukungan acara Malam Penganugerahan Penghargaan Energi ke-2 tahun 2012 yaitu Majalah Tambang, BPMIGAS, PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero) Tbk., Bukit Asam Tbk, PT Panasonic Gobel, PT Adaro Energy Tbk., PT Paiton Energy, Trinergy Group, dan PT Tanito Harum. Para Penulis dan Penyunting Kang Islaminur Pempasa, serta Staf Khusus Menteri ESDM Bapak I Ketut Wiryadinata, Bapak Pardamean Ronitua Harahap, dan Bapak William H. Sirait, kami ucapkan terimakasih atas kontribusinya baik pada saat penulisan, penyuntingan, revisi sampai dengan pencetakan. Terimakasih dan rasa hormat tersebut di atas juga kami sampaikan kepada semua pihak, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah berkontribusi sehingga buku ini ada di tangan kita semua.
vi
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Pendahuluan
PENDAHULUAN
E
nergi terbarukan adalah energi yang berasal dan dihasilkan dari proses alam yang berkelanjutan. Sumber daya alami yang dapat digunakan untuk membangkitkan energi terbarukan antara lain panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut. Dilihat dari definisi ini, Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber daya energi yang beraneka ragam dan cukup melimpah. Sayangnya, eksplorasi dan eksploitasi energi terbarukan saat ini relatif jauh lebih kecil dibanding dengan masifnya penggunaan energi fosil yang tak terbarukan. Padahal, saat ini penggunaan energi fosil mendapat sorotan akibat efek gas rumah kaca (GRK) yang ditimbulkan. GRK diketahui berkontribusi terhadap dugaan perubahan iklim dunia, sehingga memicu tekanan internasional dan nasional untuk secara bersama menurunkan emisinya. Selain itu, energi fosil tersebut juga suatu saat akan habis dengan eksploitasi secara terus-menerus. Padahal, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik pada tahun 2012 sebesar 6,2 - 3 persen (BPS, 2012), kebutuhan energi tetap tinggi. Di antara tarikmenarik meningkatnya kebutuhan energi dan upaya menurunkan emisi, energi
terbarukan bisa menjadi “jalan alternatif” bagi persoalan tersebut. Lebih dari itu, pengelolaan energi terbarukan relatif sesuai dengan sumber daya alam dan kondisi geografis ketika diterapkan dengan skala dan kesesuaian lingkungan spesifik beragam daerah di Indonesia. Pengalaman yang ada menunjukkan keberhasilan pengelolaan energi terbarukan juga telah mendorong terciptanya kemandirian energi sekaligus kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan, mengingat keberlanjutan suplai energi terbarukan bergantung dari keberlanjutan proses alam. Semua ini tentu sejalan dengan kebijakan energi nasional yaitu pengelolaan energi yang berdasarkan prinsip berkeadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna terciptanya kemandirian dan ketahanan energi nasional. Dari perspektif ini, kita tidak bisa tidak sepakat bahwa kebijakan energi nasional hingga pengalaman praktis di lapangan menjadi proponen alamiah pengembangan energi terbarukan. Kini, yang perlu dilakukan adalah percepatan agar energi terbarukan dapat mengejar dan menggapai ketinggalan dan ketertinggalan. Bergerak dengan Energi Terbarukan
| vii
Pendahuluan Buku ini adalah bukti kecil bahwa energi terbarukan telah bergerak dan menggerakkan masyarakat dari mulai individu, kelompok masyarakat, institusi swasta dan pemerintahan untuk terus maju menuju cita-cita bersama, mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Tentu saja, cerita mereka yang bergerak dengan energi terbarukan bukan sebuah cerita yang bergelimang fasilitas dan kemudahan. Dimulai dari kegelisahan Pak Dori melihat anak-anak yang tidak bisa belajar karena minimnya penerangan di malam hari. Obsesi Noverius untuk mewujudkan Kota Kupang dan NTT berdaulat atas energi. Kegalauan Sucipto melihat ketiadaan listrik di desanya, sementara ketersediaan air melimpah sepanjang musim. Upaya Kelompok Masyarakat Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan yang secara mandiri menghasilkan biogas dan mengubah limbah (kotoran sapi) menjadi pupuk. Pengelolaan dan penyediaan listrik murah bagi masyarakat sejak tahun 1997 oleh Kelompok Masyarakat Perusahaan Listrik Nagari Silayang (PLNS) yang berasal dari PLTMH. Dalam buku ini disajikan peran serta industri nasional dan daerah dalam mendukung dan menciptakan kemandirian dan ketahanan energi nasional. Kisahnya dimulai dari PTP Nusantara IV, “Sang Raja” yang Kepincut viii
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Cangkang Sawit. PGE Area Kamojang yang melakukan penghematan dan diversifikasi serta terus berinovasi. Star Energy Geothermal, mewujudkan panas bumi untuk pembangunan berkelanjutan. Peran Cintek memberdayakan mikrohidro untuk menyediakan energi listrik di desadesa, terutama di daerah yang memiliki banyak potensi air. Bagaimana Qaryah Thayyibah bergerak mewujudkan “Desa yang Berdaya” sesuai dengan arti nama yang disandangnya. Perjuangan PT Swen Inovasi Transfer dalam menyediakan “Paket Lengkap” Biogas untuk Pelosok Negeri. Tidak ketinggalan juga pada kesempatan ini disajikan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten dalam kegiatan usaha pengembangan, penyediaan, dan pemanfaatan energi dengan prinsip Konservasi Energi dan/ atau Diversifikasi Energi melalui kebijakan/ regulasi. Sumatera Barat mewujudkan lumbung energi hijau dengan mengupayakan berbagai cara memanfaatkan potensi besar alam yang dimiliki. Provinsi termuda di Indonesia, Sulawesi Barat mengandalkan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari hanya 37 persen pada tahun 2007, hingga mencapai 87,3 persen pada akhir tahun 2012. Kabupaten Bantul mengubah bayu menjadi energi untuk menggerakkan roda kehidupan masyarakat pesisir pantai. Kabupaten
Ucapan Terimakasih
Gayo Lues, mengelola energi di paru-paru bumi, mengembangkan regulasi sekaligus meningkatkan PAD dari produksi energi terbarukan. Kisah nyata para pelopor yang bergerak dengan energi terbarukan dalam buku ini diawali dengan masalah. Mereka tidak hanya berpikir, tetapi juga bertindak untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan memanfaatkan energi terbarukan. Tidak semata hasil yang telah dicapai yang membuat mereka layak mendapat apresiasi antara lain melalui “Penghargaan Energi”. Lebih jauh lagi, pengalaman para pelopor dan inovator ini mengatasi berbagai masalah dan kesulitan yang dialami membuat kisah mereka layak dibagi sebagai bentuk transfer pengetahuan. Berkaitan dengan itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Energi dan Sumber Sumber Daya Mineral sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor
4 tahun 2011 menjalankan tugas dari Menteri ESDM sebagai Panitia Pelaksana Penghargaan Energi. Pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan misi Badan Litbang ESDM, yaitu mendukung pelaksanaan kebijakan dan strategi sektor ESDM serta memfasilitasi terlaksananya perkembangan teknologi, transfer teknologi, peningkatan nilai tambah, dan peningkatan kapasitas di sektor ESDM. Dari pelaksanaan dan hasil yang telah diperoleh dari“Penghargaan Energi”sampai dengan saat ini, Badan Litbang ESDM terus mewujudkan terjadinya transfer teknologi dari hasil-hasil litbang yang dimiliki kepada para inovator di bidang energi. Selain itu juga ikut mendorong kepada perusahaan “penikmat” energi fosil untuk menyisihkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk ikut serta dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan, penyediaan, dan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia. ***
Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
ix
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Di beranda belakang rumahnya di tepi Way Ilahan, H.M Dori Suhardi sering merenung sambil memandangi sungai besar di Desa Air Bakoman, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tenggamus. Sebagai seorang pendidik, ia gelisah melihat prestasi anak didiknya yang tidak begitu menggembirakan. x
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
1
Penghargaan Energi Prakarsa
H.M. Dori Suhardi
Menuai Listrik Dari Way Ilahan D
i beranda belakang rumahnya di tepi Way Ilahan, H.M Dori Suhardi sering merenung sambil memandangi sungai besar di Desa Air Bakoman, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tenggamus. Sebagai seorang pendidik, ia gelisah melihat prestasi anak didiknya yang tidak begitu menggembirakan.
3
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Bagaimana mau berprestasi? Jika maghrib menjelang anak-anak tidak bisa belajar karena minimnya penerangan yang hanya menggunakan lampu sentir, pikirnya. Dari kegelisahan itu, muncul keinginan untuk memanfaatkan derasnya aliran sungai yang selalu dipandanginya itu menjadi sumber energi yang menerangi desanya.
Penghargaan Energi Prakarsa Pada tahun 1979 ide itu disambut baik seorang temannya yang memiliki dinamo bekas motor Honda CB 100 dan lahan yang strategis. Bersama mereka membuat pembangkit listrik mini (pikohidro) serta dapat melistriki 3 rumah dengan kincir kayu sederhana.
Cobaan tidak berhenti, muncul isu di masyarakat bahwa mesin truk yang digunakan adalah hasil curian. Pak Dori dituding menjadi penadah. Untungnya isu tersebut tidak terbukti, karena Pak Dori memiliki bukti kuat pembelian mesin truk tersebut di Jakarta. Namun, karena tidak mau menjadi masalah berkepanjangan maka tahun 1997 mesin truk tersebut dijual. Untuk mewujudkan cita-cita mengembangkan pikohidro, Pak Dori nekat menjual rumah. Hasil penjualan rumah digunakan sebagai modal melanjutkan niat mulianya memberikan listrik dari aliran sungai kepada masyarakat Desa Air Bakoman. Dedikasi dan kecintaan H Dori akan PLTMH tertularkan kepada salah satu putranya, Sarif Subhan yang lahir pada 19 September 1969. Dengan tekad dan semangat akan perlunya pendidikan, dengan segala susah payah Pak Dori membiayai kuliah putranya agar dapat memperdalam ilmu dibidang kelistrikan khususnya PLTMH. Usaha tersebut tidak sia-sia, Sarif berhasil menyelesaikan kuliahnya pada Jurusan
Tahun 1987 atas keinginan masyarakat, kapasitas dynamo ditingkatkan menjadi 3.000 watt dan dapat menerangi 30 rumah. Namun pada 1993, terjadi perpecahan dengan mitra kerjanya, hingga pikohidro yang dibangun dengan niat luhur itu harus dilepaskan. Pak Dori terpaksa kembali merintis pikohidro sendiri dengan membeli motor pengerak bekas mesin truk berkapasitas 12 PK.
Salah satu turbin mikrohidro yang sedang beroperasi Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
4
Penghargaan Energi Prakarsa
Pak Dori sedang memandang Bengkel BARAYA yang berlokasi disamping rumah seluas 25 m2
Elektro, Universitas Muhamadiah Lampung tahun 1997. Tugas akhir yang disusunnya adalah “Perencanaan Mikrohidro di desa Air Bakoman”. Sarif juga terjun mengembangkan cita-cita sang ayah untuk membuat turbin dengan biaya murah sehingga terjangkau oleh masyarakat luas.
membangun pikohidro untuk kebutuhan listrik kelompoknya, Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari 10 hingga 30 kepala keluarga. Masing-masing kelompok mengelola mikrohidronya secara swadaya dengan rata-rata biaya iuran Rp 30.000 perbulan, dan penjualan listrik hanya rata rata Rp 1.000 per Kilowatt.
Perjuangan panjang tersebut akhirnya membuahkan kesadaran masyarakat, pengelola pesantren, sekolah, dan instansi pemerintah mengenai pentingnya pikohidro. Listrik dari Way Ilahan terus dibangun dan sosialisasi terus dilakukan sehingga sambutan dari berbagai elemen masyarakat sangat antusias.
Seiring dengan semakin meluasnya virus pikohidro menyebar ke beberapa desa di sekitar Air Bakoman serta antusias masyarakat pengguna, kapasitas turbinpun terus ditingkatkan yang semula hanya 0,3 - 1 kW meningkat menjadi 2-3 kW dengan teknologi masih sederhana.
Masyarakat secara individu membuat kelompok-kelompok dengan nama sesuai kesepakatan, bergotong royong 5
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Tertantang dengan permintaan masyarakat yang terus meningkat akan kebutuhan turbin, dibangunlah bengkel kecil bernama Baraya Mikrohidro pada tahun 1997,
Penghargaan Energi Prakarsa dengan modal awal hasil dari penjualan rumah, untuk melayani kebutuhan turbin masyarakat. Bermodalkan mantra terus belajar dan berinovasi, pada 1998 Baraya Mikrohidro mampu memproduksi turbin sederhana dari bahan logam dengan kapasitas 5-20 kW. Usaha yang terus menerus tanpa putus asa Pak Dori yang dibantu oleh sang anak, akhirnya tercium oleh Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Lampung. Pada 2004, Pak Dori mendapatkan pembinaan intensif dan dipercaya untuk membuat pembangkit listrik di berbagai lokasi. Sejak 2008, Pak Dori mulai mendapatkan kepercayaan dari PNPM Mandiri untuk bermitra membuat mikrohidro di Desa Talang Sebelas, Lampung Barat, dan Desa Talang Mulya, Pesawaran. Pada 2010 bekerja sama dengan LSM Watala, Pak
Dori juga dipercaya membangun mikro hidro di Desa Srimenanti dan Sidomulyo, Lampung Utara. Permintaan akan pembuatan mikro hidro tidak saja datang dari Propinsi Lampung namun juga sudah merambah ke desa Suka Maju, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Provinsi Sumatera Selatan. Sejak awal pembangunan PLTMH secara terorganisir mulai tahun 1999 hingga 2003, sudah sebanyak 80 rumah dan sebuah bengkel mendapat energi listrik. Biaya dikeluarkan secara swadaya oleh kepala keluarga yang dihimpun dalam kelompok sesuai dengan kapasitas turbin yang dipasang. Total kapasitas terpasang seluruh turbin kurang lebih 21 kW. Perkembangan pesat populasi PLTMH terjadi sejak tahun 2004 hingga 2012, setelah mendapat bimbingan dan kerjasama
Pertumbuhan dan perkembangan turbin mikrohidro Produk Bengkel BARAYA dan daya dihasilkan serta jumlah rumah/pengguna
Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
6
Penghargaan Energi Prakarsa dari Distamben Propinsi Lampung, kerjasama dengan PNPM Mandiri dan Lembaga Swadaya masyarakat, sehingga mampu melistriki 2.432 rumah dengan kapasitas seluruhnya kurang lebih 664 kW. Daya terpasang lainnya adalah untuk Laboratorium Komputer SMP, Sekolah Dasar, Pondok Pesantren, Puskesmas, Balai Desa, Puskesmas Pembantu, di wilayah perdesaan Provinsi Lampung dengan total daya 7 kW. Jawaban kegelisahan Listrik yang mengaliri ke sekolah-sekolah seperti menjadi jawaban kegelisahan Pak Dori dulu. Sekolah setempat, MTS Nurul Islam di Air Putih III sudah dapat memasang 10 unit komputer untuk kebutuhan anak didiknya pada 2003. Gairah belajar siswa meningkat dengan diperkenalkan pada teknologi informasi. Bukan hanya soal penerangan, keberadaan listrik juga memberikan akses informasi yang sangat cepat bagi masyarakat melalui internet, maupun telepon seluler. “Pekerjaan administrasi dan komunikasi dengan luar pesantren dapat dilaksanakan
dengan rapih dan cepat serta para santri terbuka wawasan dengan memperoleh informasi tambahan melalui media elektronik,” kata H. Mubarak (61), pengelola pesantren Pesantren Nurul Islam. Sekretaris Desa Air Bakoman, Jeje (47) menceritakan bagaimana dia dengan mudah berkomunikasi dengan berbagai elemen masyarakat melalui pesan singkat (SMS) dalam menunjang tugasnya sebagai sekdes setelah ada listrik di desanya, selain peluang ekonomi yang menyertainya. ”Banyak sekali peluang bisnis yang dimanfaatkan oleh masyarakat seperti jualan pulsa, es, pengeringan pisang sale, reparasi barang barang elektronik, warung makan dll, yang jelas perekonomian ikut terdorong,” katanya. Agus koordinator salah satu PLTMH dusun Desa Air Putih II menghimpun diri bersama 30 kepala keluarga masingmasing mendapat pasokan 300 watt menceritakan, kini istrinya memanfaatkan waktu luangnya untuk berjualan es batu dari lemari es yang dimiliki. Lain lagi cerita Pak Sujono, yang sejak tahun 1984 sampai saat ini masih setia memanfaatkan generasi kedua kincir dari bahan kayu buatan Pak Dori. ”Kami dapat mengirit biaya untuk penerangan lampu minyak tanah yang rata-rata sebulan bisa menghabiskan 15 liter mitan dengan biaya 90 ribu rupiah. Saat ini kami hanya butuh biaya untuk penerangan sekitar 35 ribu rupiah perbulan,” katanya. Ibu-ibu PKK Air Bakoman lain lagi ceritanya. Sekarang banyak ibu RT memiliki kegiatan sampingan seperti menjahit, membuat
7
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa pisang sale, serta lebih intensif melakukan pengajian. ”Kami memiliki penghasilan tambahan untuk membantu biaya rumah tangga semenjak adanya Piko Hidro,” kata Ibu Mubarok (43). Kepala Desa Sumber Mulya, Surtam (44) berkisah bahwa keluhan ibu-ibu di desanya berkaitan dengan kelangkaan minyak tanah sudah sangat berkurang semenjak adanya Piko Hidro. ”Kalau satu rumah tangga memakai penerangan yang paling sederhana yaitu lampu sentir diperlukan mitan sekitar 15-17 liter perbulan atau memerlukan biaya sekitar Rp. 136.000,/bulan. Namun bila keluarga tertentu menggunakan petromak diperlukan sekitar 30-35 liter/bulan atau sekitar Rp. 280.000,-. Setelah adanya piko hidro maka hanya diperlukan biaya untuk penerangan sekitar 35-40 ribu/bulan,” paparnya.
Tentu saja, masih ada harapan tersisa dari Haji Dori dan anaknya. Keduanya sangat menginginkan pembinaan pemerintah khususnya dalam membuat turbin yang berbiaya murah sehingga harganya terjangkau oleh masyarakat luas baik itu secara berkelompok maupun perorangan. Ia berharap bisa memperoleh kredit lunak dalam mengembangkan usaha turbin, sehingga harganya menjadi sangat murah. Saat ini turbin berikut kelengkapan dengan daya 10 kW memerlukan biaya sekitar 30 juta tidak termasuk pekerjaan sipilnya. Pak Dori masih punya mimpi, memanfaatkan turbin tanpa dinamo untuk mengolah hasil pertanian seperti kopi, kakao, pisang. Semoga berhasil Pak Haji.***
Pemrakarsa, pelopor masyarakat Provinsi Lampung, dan berkomitmen tinggi dengan mewujudkan 82 Unit Turbin dengan teknologi sederhana pada Bengkel mandiri untuk PLTMH Pikohidro/455,5 kW/2101 KK selama 33 tahun, berdampak besar untuk pelaksanaan pendidikan dan kesehatan, lembaga desa dan perumahan serta meningkatkan perekonomian dan penyediaan tenaga kerja operator/teknisi yang profesional Alamat: Dusun Air Putih 1 RT/RW 02/04 Desa Air Bakoman, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus Lampung 35379
Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
8
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Jika di daerah lain geng motor adalah sesuatu yang mengancam dan mungkin menakutkan. Di Kupang, ada geng motor yang kedatangannya malah diharapkan penduduk. Namanya Geng Motor Imut, singkatan dari Aliansi Masyarakat Peduli Ternak yang dipimpin oleh Noverius H. Nggili, S.Pt..
8
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
|
9
Penghargaan Penghargaan Energi Energi Prakarsa Prakarsa 2012
GENG IMUT,
GENG MOTOR YANG DINANTI MASYARAKAT
N
overius adalah alumnus Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana yang saat ini bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, yang salah satu tugasnya sehari-hari adalah pemberdayaan perekonomiaan rakyat. Di luar jam dinasnya, ia memiliki hobi menjadi “raja jalanan”, berkeliling naik motor baik di kota Kupang, maupun touring ke kampung kampung di Timor Barat sejak 2005
Noverius H. Nggili
11
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa
Berkeliling dengan sepeda motor, melihat dan mendengar langsung apa yang dirasakan masyarakat, Noverius menemukan dua hal yang sangat merisaukannya. Sejak dulu NTT dikenal sebagai gudang ternak unggul baik itu sapi maupun babi, namun hal itu juga banyak dipertanyakan keberadaannya dengan menurunnya jumlah ternak di provinsi NTT. Ia juga melihat di daerahnya sering terjadi kelangkaan minyak tanah. Kondisi tersebut mengusik pikiran Noverius dan menjadi bahan obrolan di antara sesama “raja jalanan”. Mereka melihat, selama ini petani dan peternak tradisional hanya bergelut dengan kegiatan rutinitas tanpa ada yang berarti untuk pengembangan ternak maupun pemanfaatan limbahnya. Obrolan berujung pada keinginan untuk mewujudkan Kota Kupang dan NTT
berdaulat atas energi, berbasis energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi setempat. Di titik inilah mereka kemudian bersepakat bersatu dan membentuk Geng Motor Imut pada 2010. Anggota geng awalnya hanya terdiri dari 50 orang anggota aktif, yang memiliki 30 motor pribadi. Jumlah ini diluar 460 anggota pasif sebagai kawan diskusi di Facebook. Anggota komunitas geng ini beragam, mulai dari pegawai negeri, pegawai bank, aktivis lembaga swadaya masyarakat, dan pegawai swasta. Geng motor Imut memulai langkah, dengan melakukan visioning komunitas berbasis apresiative inquiry untuk menemukan target kerja dalam bentuk mimpi komunitas, menggali kekuatan komunitas, baik itu kekuatan pribadi maupun jaringan, hingga menentukan peta jalan perubahan dalam bentuk tahapan prioritas agenda kerja selama lima tahun sejak Januari 2010 di Kantor Perkumpulan PIKUL.
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 12
Penghargaan Energi Prakarsa menyalakan kompor secara non stop selama 90 menit. Penampung gas yang dibuat dari ban dalam truk fuso dapat digunakan masak selama 45 menit secara nonstop.
Penampung gas yang dibuat dari ban dalam truk fuso
Mantra komunitas yang dipilih yaitu “Tapaleuk Urus Ternak” atau dalam arti singkatnya keluyuran mengurus ternak, . Dengan mantra ini, selain sebagai identitas, juga sekaligus memotivasi anggota untuk mencintai dan berkarya dalam bidang peternakan sesuai prioritas agenda kerja, walaupun sebagian dari anggota yang aktif bukan berprofesi sebagai peternak aktif. Inovasi pertama yang dilakukan adalah membuat Digester Biogas Portable skala Rumah Tangga dari drum bekas kapasitas 220 liter (DePo BiMut S-001 dan S-002). Selanjutnya Geng Imut melengkapinya dengan sarana pemanfaatan biogas seperti kompor gas (BiMuTy-004 generasi ke-4) dari besi bekas, penampungan gas dari ban mobil bekas dan memodifikasi lampu petromak berbahan bakar mitan menjadi gas. Uji coba hasil inovasi dilakukan di kediaman Noverius di Desa Oebufu, Kec. Oebobo, Kota Kupang, yang sekaligus merupakan sekretariat Geng Motor Imut. Gas yang dihasilkan per digester dalam sehari dapat dimanfaatkan untuk
13
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Sejak pertama pengisian kotoran ternak ke dalam digester sampai dengan menghasilkan gas diperlukan waktu dua hari dengan ditambahkan zat aditif tertentu. Penambahan zat aditif ini mempercepat proses dibanding proses alamiah yang membutuhkan waktu lima hari. Biaya pembuatan untuk seluruh perangkat biogas sebesar Rp. 2.500.000,awalnya berasal dari iuran anggota geng. Sekolah Jalanan Memasyarakatkan hasil inovasi dilakukan sambil menjalankan hobi bermotor. Keluyuran dengan motor yang tadinya tidak terarah kini menjadi sangat bermanfaat bagi desa di Kabupaten Timor Barat. Area jelajah Geng Imut kemudian meluas dengan menyeberangi selat dari satu pulau ke pulau yang lain di gugus kepulauan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ciri khas dari cara komunitas ini mensosialisasikan inovasinya adalah dengan membuat sekolah jalanan Geng Motor Imut. Cara tersebut sangat efektif, sampai 2012 telah digelar sekolah jalanan di lebih dari 46 lokasi di 31 Desa di 8 kabupaten di NTT, melalui berbagai kelompok masyarakat, tani, wanita dan juga gereja.
Penghargaan Energi Prakarsa Uniknya sistem sekolah jalanan tersebut sampai menarik perhatian salah satu televisi swasta nasional yang kemudian menayangkan cara tersebut dalam acara Manusia Indonesia. Hasil sekolah jalanan itu kini telah terpasang 24 digester portable di delapan kabupaten berikut kelengkapannya berupa penampung gas, kompor dan petromak. Setelah berhasil memasyarakatkan produk digester portabel berikut kelengkapanya, beberapa lembaga swadaya masyarakat dan juga salah satu Badan PBB bersedia mengucurkan dana untuk produksi selanjutnya. Pembuatan digester dilakukan di salah satu bengkel sederhana milik anggota, dan untuk memperoleh bahan bahan dilakukan kerja sama dengan para pengumpul barang bekas.
Anggota GMImut bersama petromak biogas
Di kelompok masyarakat pengguna, perkembangan penggunaan digester portable sangat pesat dengan sistem arisan melalui kelompok masyarakat wanita usaha tani, kelompok tani dan juga komunitas ternak secara swadaya.
Pesanan akan digester biogas portabel terus berdatangan baik dari masyarakat secara perorangan maupun lembaga swadaya masyarakat untuk diberikan kepada masyarakat. Ketika tim penulis mengunjungi sekeratriat geng, terdapat 14 set pesanan yang telah dikemas untuk dikirim kepada pemesan. GM Imut mentargetkan tahun 2012 akan dipasang sekitar 30 digester. Mengatasi Masalah Limbah Lurah Pertama yang memanfaatkan Digester Portabel adalah Lurah Bakunase, Bustaman. Bustaman mengaku membeli digester untuk mengatasi limbah 33 usaha pabrik tahu dan tempe di Kelurahan tersebut. Keberhasilan tahap awal, membuat Pak Lurah sangat antusias untuk menargetkan bahwa tahun Anggaran 2013 Kelurahan Bakunase akan membangun 80 digester portable. Sementara itu, Ibu Dokas Faot Rohi ketua Kelompok Wanita Tani ”Damai” Desa Kiuteta, Kecamatan Noelbaki, Kabupaten Kupang, yang telah memanfaatkan Digester Portable selama lebih dari 8 bulan untuk keperluan masak memasak. “Selama ini saya sehari-hari memasak dengan kompor minyak tanah dan juga kayu bakar yang semakin susah diperoleh. Masalah utama yang saya hadapi adalah sering terjadi kelangkaan minyak tanah di Kota Kupang dan kalaupun ada harganya bisa dua kali lipat dari harga eceran,” kata Bu Dokas, seraya menyebut penghematan Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 14
Penghargaan Energi Prakarsa mencapai 45-60 ribu rupiah per bulan setelah menggunakan biogas.
tambah kebutuhan di rumah, lumayan dapet 25-35 ribu rupiah per hari,” katanya.
Ibu Herlince Padeda, Ketua Jaringan Usaha Kecil Ina Foa, di Kampung Matani, Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang, mengaku menghemat pengeluaran Minyak Tanah sekitar Rp. 45.000 per bulan. Keluhannya adalah digester portable yang digunakan kurang besar.”Saya berharap mempunyai digester portable yang besar, dan memohon subsidi dari pemerintah agar biaya digester dan kompor gas disubsidi pemerintah sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat lebih luas,” katanya.
Tambahan penghasilan juga dinikmati oleh Bapak Oke di Kelurahan Naikoten I, Kota Kupang, karena bengkel kecilnya yang baru dirintis sekitar enam bulan kebanjiran pesanan dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat untuk membuat kompor untuk digester portable. ”Saat ini pendapatan saya bertambah dari yang sebelumnya, dan tidak perlu lagi memikirkan pelanggan untuk 10 hari ke depan.”
Lebih dari sekadar menghemat, Elisa Da Costa (49 tahun), anggota Kelompok Wanita Tani Kampung Silang, Noelbaki, Kabupaten Kupang memiliki kegiatan baru berjualan gorengan, mie rebus dan minuman panas. “Sudah sekitar 6 bulan saya berdagang, hasilnya b u a t
15
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Bukan hanya peralatan biogas, Geng Imut juga membuat inovasi lain, seperti membuat briket arang dan kompor biomasa dari semen/beton, Desalinator iMuT, Blok Suplemen Pakan Gula Lontar (BSPGL) untuk ternak ruminansia, Pembuatan VCO, Pupuk cair dan Pupuk Organik Bokashi semak bunga putih, Pestisida Organik, Ramuan tradisional untuk pencegahan dan pengobatan ternak.
Penghargaan Energi Prakarsa Bapak Salmun Aboe, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Oebofu, Kota Kupang yang menggalakkan penggunaan briket dari sisa ranting dan batok kelapa. Pada kegiatan tahap pertama telah melibatkan 42 anggota masyarakat yang mengikuti pelatihan pembuatan briket dan tungku beton dan hasilnya masyarakat mempraktekkan di rumah masing-masing untuk pemanfaatan briket sebagai salah satu alternatif bahan bakar memasak menggunakan tungku beton. Masih ada mimpi Sampai saat ini mimpi Noverius memang masih belum dapat direalisasikan secara masal karena terbentur masalah biaya.
Namun usahanya yang terus menerus dan tidak mengenal lelah telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Ia berharap pemerintah dapat memberikan subsidi atau kredit sangat lunak kepada masyarakat calon peminat/pengguna digester portable dengan sistem pengembalian/ cicilan yang besarnya dikonversikan dengan biaya yang dikeluarkan untuk minyak tanah. Kalau mimpi ini terwujud dia yakin bahwa NTT berdaulat atas energi berbasis energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi setempat menjadi kenyataan, paling tidak ketergantungan masyarakat terhadap minyak tanah dan gas untuk memasak dapat diatasi.***
Pemrakarsa, inisiator utama komunitas GM iMUT Kota Kupang dan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan berkomitmen tinggi melebihi kapasitasnya sebagai seorang PNS dengan mewujudkan 24 Unit Instalasi Biogas Portable skala rumah tangga, penampung biogas portable, kompor biogas dan Sekolah Jalanan GM iMUT di 46 Lokasi di 8 Kabupaten Provinsi NTT, berdampak besar pada kemandirian/kedaulatan pengelolaan energi baru terbarukan dengan memanfaatkan potensi setempat Alamat : Jl. Souverdi No. 72 RT/RW 006/01, Desa Oebufu, Kec. Oebobo, Kota Kupang - NTT
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 16
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Sucipto, pemrakarsa, motivator yang berkomitmen tinggi dengan mewujudkan 120 pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dengan total 608 kW dan dimanfaatkan oleh 3.308 KK. Ia juga mengelola dua unit PLTMH skala kecil (18 kW/87 KK) dan bengkel turbin secara berkelanjutan selama 20 tahun. Dampaknya dirasakan khususnya penyediaan lapangan kerja, peningkatan perekonomian masyarakat melalui home industry, serta kemandirian masyarakat dalam pengelolaan energi dan lingkungan, hingga melintasi batas-batas provinsi. 16
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 17
Penghargaan Energi Prakarsa
Sucipto,
Tak Menyerah Sebarkan Turbin Mikrohidro
S
ucipto — yang akrab dipanggil Pak Cip — mencoba mengembangkan turbin mikrohidro setelah melihat ketiadaan listrik di desanya. Sementara di desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang tersebut ketersediaan air melimpah sepanjang musim. Sumberwuluh memiliki sumber mata air yang mengalir dengan
19
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
kecetapan 700 liter/detik dan mengalir ke irigasi sebesar 300 liter/detik bahkan di saat kemarau panjang. Pak Cip melihat hal ini sebagai peluang untuk mulai memproduksi turbin mikrohidro di tahun 1985. Pada kenyataannya, turbin buatan Pak Cip
Penghargaan Energi Prakarsa justru menarik beberapa desa lain untuk membeli dan memanfaatkan turbin tersebut sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Akibatnya, Pak Cip mendapat protes dari warga di sekitar rumahnya karena dinilai tidak mau mengembangkan listrik di kampung halamannya sendiri. Inilah yang membuat Pak Cip akhirnya mendirikan PLTMH skala kecil pada tahun 1992. Jangan dulu dibayangkan kisah Pak Cip dalam mengembangkan PLTMH langsung mulus. Pada 1998, jaringan listrik nasional telah masuk ke Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh. Warga mencoba mengajukan sambungan listrik, namun setelah empat kali masih gagal. Berlanjut hingga 2010, sekitar 100 KK bersepakat memasang listrik di rumahnya dengan sistem kWh meter. Untuk memasang instalasi listrik yang terhubung ke PLTMH, warga diminta membayar biaya pemasangan jaringan sebesar Rp 1.200.000 yang dapat dicicil selama satu
tahun. Pak Cip akan segera memasang instalasi listrik di rumah warga jika warga telah membayar separuhnya. Pada kenyataannya, setelah 6 bulan kesepakatan tersebut hanya 46 rumah yang membayar. “Warga yang membayar protes kepada saya, kamu jangan mainmain kenapa kamu harus menunggu warga yang belum membayar, bagaimana uang kami?” kenang Pak Cip. Akhirnya Pak Cip harus memasang kembali satu per satu instalasi listrik lengkap dengan kWh meter bagi warga yang telah membayar. Kejadian buruk terjadi ketika lebaran 2010, warga yang belum tersambung ke jaringan listrik nasional dan belum membayar ke Pak Cip, tidak terlistriki. Saat itu rumah mereka gelap, dan diduga timbul iri terhadap rumah-rumah yang telah terlistriki dari PLTMH. Celakanya, menurut Pak Cip, sebagian warga malah menganggap PLTMH sebagai penghalang tersambungnya jaringan listrik nasional dirumah mereka. “Akhirnya
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 20
Penghargaan Energi Prakarsa pada pukul setengah satu malam PLTMH kami dibakar.” Kini, sebagian dari mereka yang sudah terlanjur kecewa listriknya tak kunjung dipasang dan sudah membakar PLTMH Pak Cip memilih menunggu dipasang PLN. Sebagian warga yang memang tidak mendaftar ke Pak Cip sejak awal memilih untuk dipasang listrik dari PLN dengan alasan bisa diwariskan ke anak cucu. ”Saya memilih aliran listrik dari PLTMH Pak Cip karena pertama, relatif jauh lebih murah waktu pemasangan pertama. Kedua, saya bisa pakai listrik selama 24 jam. Saya tetap bisa menyalakan TV, istri saya menyetrika baju juga tidak ada masalah. Ketiga, saya hanya menghabiskan sembilan belas ribu rupiah satu bulan. Jadi iuran atau bayaran bulanannya pun murah,” kata Pak Japen, salah seorang konsumen listrik PLTMH.
turbin menjadi tersendat karena butuh energi listrik yang sangat besar sehingga arus naik turun tidak stabil. Namun, semua masih terkendali dengan baik,” kata Pak Cip kembali. Produksi turbin listrik
Bersama itu, Pak Cip terus berupaya memperbaiki pelayanan kepada warga dan hingga tahun 2012 telah terpasang 87 KK. Dua unit PLTMH yang dikelola memiliki kapasitas 12 kW dan 6 kW untuk dengan tarif Rp 300 per kWh. Listrik yang terpasang dapat digunakan 24 jam setiap hari kecuali pada hari Minggu Pak Cip mematikan pembangkit selama 3 jam untuk perawatan alat.
Sejalan dengan pengelolaan PLTMH, Pak Cip terus berupaya meningkatkan kualitas dan kekuatan turbin yang dibuat untuk berputar tanpa henti selama 3-4 tahun dan meningkatkan energi agar tercukupi penggunaan listrik. Mulai 2009, Pak Cip mengadakan pendampingan kepada para pemasang turbin produksinya. Ia selalu memantau kelayakan turbin dan terus melakukan komunikasi dengan para konsumennya sehingga mengetahui turbinnya masih terpasang dengan baik atau tidak.
“Pada siang hari, kami memanfaatkan listrik untuk produksi turbin dengan bantuan 7 karyawan. Kadang-kadang kami mengalami kendala, yaitu proses produksi
“Alhamdulillah, ibarat penjual minyak, saya tidak perlu memasarkan dengan berkeliling ke daerah-daerah. Pada suatu saat, secara kebetulan di tahun ‘90-an di
21
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa
daerah perbatasan Kabupaten Trenggalek, Pacitan, dan Ponorogo terdapat daerah yang sangat luas di suatu pegunungan dan sangat terisolasi. Saya diminta untuk memasang turbin di sana dan berhasil hingga akhirnya daerah-daerah sekitarnya terus meminta untuk dipasang turbin. Bahkan, hingga hampir 100-an unit turbin apalagi seluruh warga di tiga kabupaten tersebut sangat kompak untuk membangun secara bersama-sama,” kata Pak Cip.
Sumatera. Setelah melihat turbin tersebut, mereka serta-merta membeli untuk dibawa ke daerah Bengkulu dan Lampung karena dinilai sangat cocok dengan daerah tersebut. Akhirnya, warga di sana pun mengenal Pak Cip dan juga membeli turbin hasil produksinya saat itu. Pemesanan turbin bahkan terus berlanjut hingga ke daerah Kalimantan dan Papua. Jika dihitung, sejak tahun 1985 hingga sekarang Sucipto menjadi produsen PLTMH dengan kapasitas
Jejaringnya bertambah luas ketika ada warga di daerah yang telah menjadi konsumennya bertransmigrasi ke
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 22
Penghargaan Energi Prakarsa 5 unit per tahun telah membangun 120 mikrohidro yang tersebar di Jawa Timur, Lampung, Bengkulu, Kalimantan, dan Papua dengan total daya terpasang 608 kW. Sucipto menerima pesanan turbin 13 kali rata-rata per tahun. Pak Cip juga menerima mahasiswamahasiswa dari perguruan tinggi di Jawa Timur bahkan luar Jawa Timur untuk belajar di bengkelnya dan menyusun tugas akhir mereka. Dengan adanya pembangunan PLTMH di Gunung Sawur Desa Sumberwuluh tersebut, Pak Cip telah mendorong perubahan pola pikir bagi masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan energi secara mandiri. Keberadaan turbin yang terpasang di irigasi dan dalam
kondisi terus berputar dapat mengangkat air sehingga membantu warga mengairi sawah hingga ke ujung desa. Bahkan dengan adanya listrik yang telah terpasang, masyarakat dapat menggunakan listrik untuk home industry untuk pengisian aki dan cuci motor. Pak Cip berencana terus mengembangkan bengkelnya dan mendirikan perpustakaan mikrohidro agar warga memiliki ruang belajar tentang mikrohidro serta membangun replika turbinnya. Selain itu, ia ingin terus meningkatkan jumlah pengadaan kWh dan meningkatkan kapasitas 4 kW dengan cara meninggikan head karena banyak kebutuhan masyarakat sekitar yang belum terpenuhi apalagi turbin yang kini terpasang sudah tidak mencukupi. Apalagi citacita besarnya adalah membuat sentra home industry berbasis mikrohidro dan menginterkoneksikan listrik dari turbinnya ke PLN. ”Pak Cip itu gigih, dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mementingkan p e m b e r d a y a a n masyarakatnya dengan tetap tinggal di daerah asalnya. Teknologi piko dan mikro yang dia kuasai dan
Ir. Nurul Huda, Kepala Bagian Ekonomi, Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang
23
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa tidak komersial sehingga sangat patut untuk mendapat penghargaan dari pemerintah atas jasa dan integritasnya kepada pemenuhan energi untuk masyarakat dengan ilmunya, waktunya, pengabdiannya,” kata Ir. Nurul Huda, Kepala Bagian Ekonomi, Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang.
kembangkan membuatnya sangat luar biasa. Dia sangat terbuka untuk berbagi dengan masyarakat apalagi memberi penyuluhan dan jasa survei tanpa memungut biaya sama sekali,
Perjalanan pantang menyerah Pak Cip mengembangkan energi terbarukan inilah yang menjadi pertimbangan ia mendapat Penghargaan Energi Prakarsa 2012 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.*
Pemrakarsa, motivator yang berkomitmen tinggi dengan mewujudkan 120 PLTMH/608 kW/3308 KK sekaligus mengelola 2 Unit PLTMH skala kecil/ 18kW/87 KK, bengkel turbin secara berkelanjutan selama 20 tahun, berdampak besar pada Provinsi lain di Wilayah Indonesia khususnya penyediaan lapangan kerja, peningkatan perekonomian masyarakat melalui home industry, serta kemandirian masyarakat dalam pengelolaan energi dan lingkungan. Alamat: Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh RT/RW 01/09, Kec Candipuro, Kab Lumajang-Jawa Timur.
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 24
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Di tengah kelangkaan energi dan masalah limbah kotoran sapi, anggota Koperasi Peternak Sapi Perah (KPSP) Setia Kawan yang berlokasi di Dusun Mesagi, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mendorong masyarakat yang secara mandiri menghasilkan energi alternatif biogas dan mengubah limbah menjadi pupuk.
24
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 25
Penghargaan Energi Prakarsa
KPSP Setia Kawan,
Mengubah Limbah Jadi Berkah
D
engan biogas, memasak tidak lagi memerlukan minyak, tidak menggunakan listrik, tidak beli tabung gas, tetapi cukup dengan mengumpulkan limbah kotoran sapi. Biogas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi ini aromanya tidak seperti bau kotoran sapi. Biogas ini dapat langsung digunakan untuk menyalakan kompor untuk kebutuhan memasak, sebagai pengganti minyak tanah, bisa juga digunakan sebagai bahan bakar lampu petromaks.
27
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
“Saya menggunakan biogas sudah 6 tahun. Sejak menggunakan biogas, saya bisa menghemat pengeluaran untuk pembelian bahan bakar sebesar Rp 350.000-Rp 400.000 per bulan. Selain itu, saya menggunakan biogas untuk lampu penerangan dan pemanas air buat mandi,” kata Endang Trisilawati, petani/peternak di Dusun Krajan, Gendro. “Dapur ngebul ruangan terang” itu dampak langsung yang diterima oleh pengguna
Penghargaan Energi Prakarsa
biogas di KPSP Setia Kawan walaupun sebenarnya sisa pembakaran dari biogas ini sama sekali tidak menimbulkan kepulan asap seperti halnya memasak dengan kayu bakar. Bahkan, api yang dihasilkan biogas ini berwarna biru seperti layaknya menggunakan gas elpiji. Di samping penggunaannya untuk keperluan penerangan dan memasak keperluan sehari-hari, biogas yang dihasilkan masih dapat digunakan untuk memasak air panas yang diperlukan dalam pemeliharaan sapi perah, bahkan sekaligus untuk keperluan mandi keluarga. “Saya menggunakan biogas selama 4 tahun, sejak itu saya sudah tidak menggunakan kayu bakar dan elpiji, baik untuk masak maupun untuk memanaskan air untuk kebutuhan nyombor dan merah sapi. Tenaga mencari kayu bisa kami alihkan pada pekerjaan lain,” kata Kasan, Ketua Kelompok Peternak di Desa Gendro.
sudah lima tahun. Sejak menggunakan biogas saya bisa mengembangkan usaha dengan menjual keripik dan gorengan. Selain itu, limbah biogas jadi lahan usaha saya dengan cara dikeringkan, dikemas dan saya jual ke petani bunga krisan dan petani bunga lainnya,” kata Lulu, peternak di Desa Wonosari Nongkojajar. Sapi perah Belanda Saat ini pengelolaan dan pemanfaatan biogas memang sudah mencapai titik yang menguntungkan. Namun, lahirnya KPSP Setia Kawan merupakan proses perjalanan panjang yang dimulai pemeliharaan sapi perah untuk memenuhi kebutuhan
Energi yang tersedia juga memungkinkan warga untuk melakukan usaha lain, selain sapi dan pupuk.“Saya menggunakan biogas Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 28
Penghargaan Energi Prakarsa Desa Gendro. Sejak saat itu, biogas dikembangkan sehingga biogas dirasakan masyarakat mampu “menyelesaikan masalah jadi berkah”.
susu orang-orang Belanda sejak 1911. Berkembangnya peternakan sapi perah di Nongkojajar ini ternyata tidak selamanya berjalan mulus. KPSP Setia Kawan yang saat ini mengelola 18.200 ekor sapi yang tersebar dan dipelihara oleh 7.970 orang anggota ini sempat mengalami masalah dengan pencemaran dari tumpukan kotoran sapi yang mencapai 20-30 kg per ekor sapi setiap hari. “Masalah lain adalah kebiasaan masyarakat menebang kayu bakar di hutan, sementara minyak tanah yang kala itu merupakan bahan bakar utama harganya yang terus meningkat,” kata M. Hariyanto, SE, Pengurus KPSP Setia Kawan Nongkojajar. Sebagai jalan keluar masalah energi dan lingkungan yang timbul tersebut, pada 1989 dibangun dua reaktor biogas skala rumah tangga untuk dimanfaatkan oleh dua keluarga di Desa Tutur dan
29
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Agar seluruh masyarakat merasakan manfaat dengan adanya biogas, KPSP Setia Kawan terus melakukan penyuluhan pengembangan biogas. Hasil sampingan biogas digunakan sebagai pupuk organik bioslurry. Sampai saat ini sudah bisa diproduksi pupuk organik sebanyak 2.710 ton. Pembelajaran biogas dan pupuk organik ini diselenggarakan oleh lembaga bernama Bhakti Alam yang didirikan KPSP Setia Kawan sejak 2010. “Saat ini telah terbangun 891 unit digester biogas untuk 1.223 kepala keluarga. Banyaknya digester yang sudah dibangun, menjadi semangat bagi kami tim untuk terus mengembangkan biogas,” kata Hariyanto, Penanggung Jawab Pengembangan Biogas di KPSP Setia Kawan.
Penghargaan Energi Prakarsa Berkat pengalamannya dalam pengembangan biogas, KPSP Setia Kawan sering kali di datangi tamu untuk konsultasi mengenai pengembangan biogas ini. Bukan hanya dalam negeri, beberapa negara lain juga berguru di Nongkojajar. Jasa dan komitmen tinggi untuk berpartisipasi aktif mengampanyekan biogas secara terus-menerus, serta sehingga terwujud produk nyata secara fisik yang merupakan hasil inovasi dan
pengembangan teknologi baru. Hal ini berdampak besar dan positif terhadap pembangunan rnaupun peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dalam pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien. Hal inilah yang mengantarkan KPSP Setia Kawan sebagai Penerima Penghargaan Prakarsa dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral 2012.*
Pemrakarsa, inisiator, penggerak masyarakat Kabupaten Pasuruan meluas di Provinsi Jawa Timur, dan berkomitmen tinggi dengan mewujudkan Reaktor Biogas 891 unit/1.223 KK, memanfaatkan buangan Reaktor Biogas menjadi Bio Slurry 2710 ton, dan terus aktif melakukan penyuluhan dan sosialisasi energi baru terbarukan, berdampak besar untuk peningkatan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan kesadaran pengendalian lingkungan masyarakat serta mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Alamat: Jl. Raya Nongkojajar No. 38, RT/RW 03/02, Dusun Pasar Baru, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur .
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 30
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Perusahaan Listrik Nagari Silayang (PLNS) merupakan organisasi masyarakat yang mengelola pengadaan listrik untuk Nagari atau Desa Silayang yang berasal dari PLTMH dengan daya 35 kW. Telah lebih dari 15 tahun PLN Silayang konsisten dalam menyediakan listrik murah bagi masyarakat sejak didirikan tahun 1997 silam.
30
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 31
Penghargaan Energi Prakarsa
PLN Silayang,
Kemandirian Masyarakat Mengelola Energi
P
erusahaan Listrik Nagari Silayang (PLNS) merupakan organisasi masyarakat yang mengelola pengadaan listrik untuk Nagari atau Desa Silayang yang berasal dari PLTMH dengan daya 35 kW. Telah lebih dari 15 tahun PLN Silayang konsisten dalam menyediakan listrik murah bagi masyarakat sejak didirikan tahun 1997 silam.
33
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
PLTMH Silayang yang terletak di Jorong Batang Silayang, Nagari Silayang, Kabupaten Pasaman mulai dibangun pada 1995 di atas tanah hibah seluas 1.500 meter persegi dan disokong dana kerja sama Indonesia–Jerman (GTZ). Proses pembangunan dibantu swadaya masyarakat Silayang dalam bentuk gotong royong pembersihan lahan, tenaga kerja, mobilisasi material, dan lain-lainnya.
Penghargaan Energi Prakarsa
Setelah diresmikan pada tahun 1997, pengelolaan PLTMH diserahkan kepada masyarakat setempat, dalam bentuk organisasi yang diberi nama Perusahaan Listrik Nagari Silayang (PLNS) yang berkantor di Pasar Silayang. Saat itu jumlah konsumen hanya 17 kepala keluarga. Dengan pengelolaan yang profesional, transparan, akuntabel, dan mengedepankan kepentingan masyarakat, konsumen terus bertambah sampai saat ini. PLNS mulai menggunakan meterisasi setelah disepakati pada musyawarah masyarakat tahun 2010. Setiap pelanggan PLTMH PLNS diwajibkan menggunakan kWh meter. Dana pembelian kWh meter
diambil dari kas PLNS. Pelanggan membeli kWh meter dengan cara mencicil kepada PLNS. Meterisasi ini berdampak positif luar biasa terhadap PLTMH dan pelanggan. Efisiensi PLTMH meningkat sehingga mampu mengaliri 306 pelanggan.
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 34
Penghargaan Energi Prakarsa Lebih jauh dari itu, PLNS juga merupakan sumber pendapatan bagi Nagari Silayang. Dengan penggunaan hasil pendapatan (kas), PLNS dapat berkontribusi terhadap pembangunan Nagari Silayang.
Penggunaan listrik oleh masyarakat menjadi lebih adil, jumlah yang dibayar sesuai dengan kWh listrik yang dipakai. Jumlah pelanggan yang bertambah tentu membuat pendapatan PLNS juga meningkat. Keberhasilan pengelolaan PLTMH oleh masyarakat Nagari Silayang melalui wadah organisasi masyarakat setempat (OMS) yang diberi nama PLNS memberikan peningkatan terhadap PLTMH itu sendiri dan kesejahteraan masyarakat Silayang. Setidaknya secara langsung terjadi peningkatan efisiensi listrik termanfaatkan oleh konsumen dan peningkatan pendapatan PLNS. Secara tidak langsung telah memberikan pembelajaran kepada masyarakat setempat akan arti penting penyediaan dan pengelolaan energi terbarukan yang berkelanjutan dan efisien sebagai sumber energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. PLNS tidak hanya berdampak pada pemenuhan kebutuhan listrik semata bagi masyarakat Silayang. 35
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Partisipasi masyarakat pelanggan yang tinggi dalam membayar iuran listrik telah banyak berkontribusi terhadap pembangunan Nagari Silayang. PLN Silayang secara rutin per bulan menyisihkan 15% dari pendapatan bersihnya untuk membantu pemerintahan Nagari Silayang, Kerapatan Adat Nagari (KAN), dan Badan Musyawarah Nagari (Bamus). PLN Silayang pernah memberi bantuan uang sebanyak Rp 35 juta untuk pembebasan lahan pembangunan SMA Nagari Silayang, pembebasan tanah pembangunan kantor camat (Rp 10 juta), hingga pembangunan masjid. Sampai saat ini PLN Silayang telah memiliki uang kas sebanyak Rp 62 juta yang berasal dari iuran masyarakat Nagari Silayang sebesar Rp 350/watt dan biaya beban Rp 5.000. Disepakati iuran tarif pelanggan
Penghargaan Energi Prakarsa dengan sistem paket dan tarif daya per watt. Paket memakai elektronik Rp. 30.000 per bulan dan paket nonelektronik Rp 15.000/bulan. Jika menggunakan tarif daya per watt, harga per watt sebesar Rp 350 dengan biaya beban Rp 1.500/bulan. Keberadaan PLN Silayang memberikan perubahan besar dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Nagari Silayang. Mulai dari pemakaian perlengkapan listrik rumah tangga dan juga kegiatan usaha rumah tangga, seperti kerajinan menjahit, bengkel sepeda motor, pembuatan perabot rumah tangga, warung makan dan minum.
Selain itu, berdampak secara regional di tingkat kecamatan untuk mendorong masyarakat memanfaatkan energi terbarukan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik yang tersedia melimpah di wilayah tersebut dan menjadikan Kecamatan Mapat Tunggul Selatan sebagai Pelopor Kecamatan Mandiri Energi di Kabupaten Pasaman. PLTMH mempunyai arti penting dan strategis bagi perekonomian masyarakat Silayang. Listrik di Nagari Silayang hanya disuplai dari PLTMH. Keberhasilan pengelolaan PLTMH berdampak langsung
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 36
Penghargaan Energi Prakarsa terhadap peningkatan perekonomian masyarakat Silayang. Dengan adanya listrik yang berkelanjutan di Nagari Silayang menumbuhkan kegiatan usaha kecil di tengah masyarakat. Kegiatan usaha yang tumbuh ini memanfaatkan listrik dari PLTMH, yaitu pembuatan perabot/furnitur (1), penjahit pakaian (4), bengkel sepeda motor (4), dan warung-warung makan/ minum (6). Di samping itu, ada industri rumahan lainnya seperti penyediaan es batu, sewa dan sarana permainan atau hiburan. Masyarakat Silayang sangat menyadari arti penting keberadaan PLTMH di daerah mereka karena merupakan satu-satunya sumber energi listrik yang ada. Apabila sumber energi yang ada ini tidak dikelola dengan baik dan berkelanjutan, mereka sendiri yang akan merasakan akibatnya. Masyarakat Silayang sangat memahami arti penting penyediaan dan pengelolaan energi yang ada secara berkelanjutan dan efisien guna memenuhi kebutuhan listrik mereka. Pengorganisasian kegiatan pengelolaan PLTMH difasilitasi dan dimotori oleh Pemerintahan Nagari Silayang dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat Silayang, serta mendapatkan arahan dan bimbingan yang konsisten dari Pemerintah Kabupaten Pasaman (Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral), dengan cara memberikan pelatihan administrasi dan operasi.
37
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Pengelolaan PLTMH Silayang akan terus ditingkatkan dan dikembangkan, sisi manajerial organisasi maupun sisi operasional PLTMH, misalnya dilakukan pengembangan dalam bentuk badan usaha komersial sosial, seperti Koperasi. Selain itu dilakukan penyempurnaan Apresiasi Pemerintah Kabupaten Pasaman kepada PLN Silayang Keberhasilan masyarakat Silayang dalam mengelola PLTMH secara baik dan terus menerus selama lebih dari 15 tahun ini merupakan sebuah upaya yang sangat membanggakan dan perlu ditularkan kepada kelompok masyarakat lainnya. Pemerintah Kabupaten Pasaman telah memberikan apresiasi atas keberhasilan ini dengan menambah 1 unit PLTMH baru guna mendukung PLTMH yang ada saat ini. Pemerintah Kabupaten Pasaman akan terus memberikan pendampingan dan pembinaan yang merupakan titik awal yang nyata dalam mewujudkan Kecamatan Mandiri Energi (KME).
Penghargaan Energi Prakarsa dalam tahun 2012. Dengan demikian, penyediaan dan pemanfaatan energi dari PLTMH Silayang dapat berkelanjutan dan efisien.
jaringan distribusi dan mengaktifkan kembali fungsi pengatur beban (ELC) serta rencana operasi sinkronisasi dengan PLTMH Aur Kuning yang akan beroperasi
Keberhasilan kelompok masyarakat Silayang dalam mengelola PLTMH juga telah menjadi motivasi bagi masyarakat dari kecamatan lain seperti Tombang, Jorong Rotan Getah, Nagari Muaro Sungai Lolo, Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman. Mereka meniru model pengelolaan PLTMH oleh Masyarakat Silayang melalui organisasi PLNS.
Pemrakarsa, penggerak masyarakat Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Kabupaten Pasaman dengan mewujudkan pengelolaan PLTMH 35 kW/306 KK melalui secara swadaya, berkelanjutan lebih dari 15 tahun, berdampak besar untuk peningkatan ekonomi melalui kegiatan usaha kecil, pendidikan, dan pelestarian lingkungan masyarakat dengan menjaga hutan di sekitar sumber air. Alamat: Jl. Pasar Silayang – Jorong Batang Silayang - Nagari Silayang, Kecamatan Mapat Tunggul Selatan, Pasaman, Sumatera Barat
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 38
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
PTPN IV adalah raja kebun kelapa sawit di Sumatera Utara. Di tingkat nasional, PTPN IV menjadi raja kelapa sawit untuk BUMN karena merupakan produsen CPO terbesar diantara BUMN lainnya. Namun, sang raja seringkali tersandung masalah ketersediaan listrik, sebelum berpaling pada limbah cangkang kelapa sawit.
38
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 39
Penghargaan Energi Pratama
PTP Nusantara IV,
“Sang Raja” yang Kepincut Cangkang Sawit
P
T Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berdiri pada tahun 1996. Dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 009 Tahun 1996 sebagai wadah bagi persatuan beberapa kebunkebun yang ada di Sumatera Utara. Memiliki unit usaha yang mencakup di sembilan kabupaten/ kota yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Ratu, Padang Lawas Utara, Batubara dan Mandailing Natal. Areal lahan yang
41
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
dimiliki hingga saat ini seluas 175.735 Ha dan sebagian besarnya merupakan lahan kelapa sawit seluas 139.700 Ha. PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengelolaan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman, pengolahan menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.
Penghargaan Energi Pratama
Saat ini, PTPN IV adalah “raja” kebun kelapa sawit di Sumatera Utara. Di tingkat nasional, PTPN IV menjadi raja kelapa sawit untuk BUMN, karena merupakan produsen CPO terbesar dibanding BUMN lainnya.
produksi minyak dan inti sawit sebesar 637.379 ton. Sedangkan untuk produksi turunan inti sawit, produksi Palm Kernel Oil (PKO) sebesar 43.013 ton dan produk Palm Kernel Meal (PKM) adalah 49.904 ton.
Produksi kelapa sawit PTPN IV pada tahun 2012 adalah 2.272.267 ton tandan buah segar (TBS) atau 23.787 kg per hektar lahan. Untuk produksi turunan kelapa sawit,
Keseluruhan produk dihasilkan oleh 15 unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berkapasitas total 560 ton TBS per jam, 3 buah pabrik teh berkapasitas 226 ton Daun Teh Basah (DTB)
Kinerja keuangan PTPN IV khususnya laba bersih sejak tahun 2007 terus meningkat, kecuali pada tahun 2009 karena pada saat itu seluruh dunia terkena krisis perekonomian.
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 42
Penghargaan Energi Pratama
per hari dan 1 buah Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) dengan kapasitas 400 ton per hari. Kinerja keuangan PTPN IV khususnya laba bersih sejak tahun 2007 terus meningkat, kecuali pada tahun 2009 karena pada saat itu seluruh dunia terkena krisis perekonomian. Permasalahan Saat ini, PTPN IV mengoperasikan Pabrik Pengolahan Inti Sawit (PPIS) yang menghasilkan minyak inti sawit PKO dan ampas inti sawit PKM. Kapasitas terpasang PPIS adalah 400 ton inti sawit per hari. Lokasinya menyatu dengan PKS
43
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Pabatu yang berkapasitas 30 ton TBS per jam. Kinerja PPIS ditunjang oleh mesin kempa sebanyak 66 unit yang secara total memerlukan daya listrik sebesar 2,4 MW. Sumber listrik PPIS awalnya dirancang dipasok dari PLN setempat. Kendalanya, aliran listrik di wilayah Sumatera Utara pada tahun 2006/2007 sangat buruk, sehingga sering mengalami pemadaman listrik secara tidak terduga. Selama tahun 20052007, pasokan listrik terganggu sebanyak 13.334 jam sehingga sangat mengganggu operasi PPIS. Padahal PPIS dirancang untuk bekerja secara kontinu agar mesin kempa dapat bekerja secara efektif dan efisien. Berhentinya proses pengempaan karena
Penghargaan Energi Pratama pemadaman listrik yang mendadak dapat berakibat kepada pemadatan cake, sehingga pada saat aliran listrik hidup kembali mesin kempa harus berhadapan dengan material padat. Oleh karena itu material padat harus dibersihkan lebih dahulu dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Menghadapi tantangan tersebut, PTPN IV menyediakan dua unit genset berbahan bakar solar sebagai cadangan dengan kapasitas masing-masing 1.280 kW sebagai solusi awal. Sayangnya, biaya operasional PPIS semakin meningkat karena harga solar industri semakin mahal. Biaya untuk PLN dan operasional genset rata-rata per tahun sekitar 7,3 s/d 8,6 milyar. Ditambah menurunnya efisiensi dan produktivitas PPIS. “Ide awalnya dari direksi PTPN IV saat itu. Prihatin melihat kondisi listrik masyarakat yang sering padam, sementara daya listrik PLN terbatas. Sementara potensi cangkang kelapa sawit banyak dan hingga kini belum ada aturannya boleh
dijual,” kata Aminudin, Kepala Dinas Teknik Pengolahan Daerah Pabatu PTPN IV. Pembangkit Listrik Tandan Kosong Kelapa Sawit Manajemen PTPN IV kemudian mengambil langkah strategis dengan membangun satu unit pembangkit listrik (PLTU) yang menggunakan bahan baku Tandan Kosong Kelapa Sawit dan cangkang. Langkah ini sejalan dengan misi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional unit kegiatan perusahaan serta sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan di PPIS. PLTU berkapasitas 3 MW dibangun dengan biaya investasi sebesar Rp 41,4 milyar, meskipun pembelian peralatan PLTU tidak dilakukan sekaligus. “Alhamdulillah kami bisa lakukan sendiri untuk perakitannya meskipun unit-unitnya dibeli terpisah, hanya untuk otomatisasinya memerlukan bantuan pihak luar,” kata Hidayat Darpo, staf Direktorat dan Pengembangan Usaha yang terlibat penuh dalam perencanaan dan pembangunan PLTKS. Keberadaan PLTU ini sangat membantu menstabilkan kinerja operasi PPIS. Penggunaan tandan kosong dan cangkang hasil pengolahan di PKS yang selama ini diolah sebagai mulsa terbukti menguntungkan. Jika dihitung, PPIS mengolah 100.000 ton per tahun dengan konsumsi listrik adalah 120 KWH per ton, dengan hanya menggunakan PLN akan
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 44
Penghargaan Energi Pratama membutuhkan biaya sebesar Rp 8 milyar per tahun. Sementara penggunaan mesin genset berbahan baku solar bisa menelan biaya Rp 22,9 milyar dan melalui PLTU hanya akan membutuhkan biaya Rp 3,1 milyar per tahun. Penghematan biaya listrik yang sangat signifikan.
Kedua, berpotensi menambah pendapatan perusahaan andaikan berhasil memperoleh Certified Emission Reductions (CER) dari negara donor.
Penghargaan Energi 2012
Keempat, meningkatkan nilai tambah material sisa PKS khususnya tandan kosong/cangkang dan kelima suplay listrik untuk masyarakat bertambah. Oleh karena itulah PTPN IV dianugrahi Penghargaan Energi 2012 untuk kategori Pratama atau perusahaan. Keberhasilan PTPN IV ini sangat diapresiasi oleh Direktur Utama PTPN IV Erwin Nasution dalam sambutannya di acara tahunan perusahaan tahun 2012.
Keberhasilan PTPN IV mengoperasikan PLTU 3 MW membawa banyak dampak positif khususnya bagi perusahaan. Pertama, perusahaan dapat mengurangi beban keuangan dan meningkatkan kinerja PPIS.
Ketiga, mendukung program pemerintah khususnya dalam pengembangan energi terbarukan dan kemandirian energi.
Tindak lanjut Berkat inovasi ini, PTPN IV yang memiliki visi menjadi pusat keunggulan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan menjadi contoh pengelolaan limbah sawit. Keberhasilan PLTU 3 MW dicoba diterapkan oleh rekanrekannya sesama BUMN perkebunan. Salah satunya adalah PTPN I yang berencana hendak membangun PLTU Kelapa Sawit berkapasitas 10 MW dengan memanfaatkan sisa olahan PKS-nya PTPN IV sendiri, didukung penuh oleh jajaran direksi memulai projek-projek baru dalam optimalisasi potensi limbah 45
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Pratama kelapa sawit yang sebelumnya tidak dimanfaatkan melalui kerjasama dengan pihak lain ataupun secara mandiri. Proyek pembangkit listrik akan diperluas melalui pembangunan power plant di lokasi PKS lain sesuai dengan potensi bahan bakar sesuai kapasitas PKS yang tersedia. Inovasi bahan baku pembangkit listrik saat ini sedang diteliti agar dapat menggunakan tandan kosong kelapa sawit dengan kadar air tinggi (>50%) sehingga cangkangnya dapat digunakan untuk keperluan lain. Potensi limbah cair PKS (POME) sedang diupayakan kerjasamanya adalah memanfaatkan gas methane yang ditangkap dari kolam limbah untuk membangkitkan listrik. Potensinya
diperkirakan sekitar 1-2 MW. PTPN IV selanjutnya berencana memanfaatkan potensi air di lingkungan perkebunannya melalui pembangunan PLTMH yang memiliki potensi hingga 7 MW. Seluruh produksi listrik yang dihasilkan akan dijual ke PLN. Gabungan antara kemauan yang kuat untuk berinovasi serta potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh PTPN IV akan berdampak sangat positif bagi perekonomian nasional pada umumnya dan masyarakat Sumatera Utara pada khususnya. Penghargaan Energi di masa mendatang adalah apresiasi inovasi tersebut.*
Berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif mempelopori secara swadaya/swakelola sejak tahun 2009 mewujudkan pembangunan Power Plant 2 sampai 3 MW dengan memanfaatkan/ meningkatkan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), pabrik biodiesel 8000 liter/hari, optimalisasi PLTA 4 x 840 kW, dan audit energi listrik yang diikuti oleh PTPN III di Kebun Sei Mangke, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, serta diharapkan berdampak besar terhadap pembangunan sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Lokasi : Kabupaten Serdang Bedagai 100 km dari Kota Medan arah P. Siantar; Alamat: Letjend. Suprapto No. 2 Maimun, Medan Polonia, Medan, Sumatera Utara 20151
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 46
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Saat ini, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang merupakan yang terbaik di Indonesia, karena uap alam yang dikeluarkan sangat kering (very dry) dengan kelembaban yang amat rendah, sehingga uap dapat langsung masuk ke turbin. Tidak ada emisi karbon, tidak ada hujan asam. Panas bumi Kamojang adalah sumber energi ramah lingkungan
46
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 47
Penghargaan Energi Pratama
PT. Pertamina Geothermal Energy Kamojang Tetap yang Terbaik S
aat pertama kali memasuki daerah wisata Kamojang, Garut Jawa Barat, kita akan disuguhi dengan kenampakan pipa-pipa besar dan panjang yang saling terhubung menuju ke beberapa bangunan. Pipa-pipa tersebut adalah milik PT. Pertamina Geothermal Energi (PGE), perusahaan yang bergerak dan mengembangkan 15 Wilayah Kerja Pengusahaan Geothermal di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2006, anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) ini diamanatkan pemerintah untuk menyediakan energi
49
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
tanpa polusi. Kamojang menjadi perusahaan geothermal terbesar di dunia dengan kapasitas terpasang lebih dari 2.000 Mega Watt (MW) atau setara 100.000 barel minyak per hari.
Energi bersih, terbarukan dan ramah lingkungan Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik tidak
Penghargaan Energi Pratama
Asal Usul Usulan JB Van Dijk (warga negara Belanda) pada tahun 1918 untuk memanfaatkan sumber energi panas bumi di daerah kawah Kamojang, Garut, Jawa Barat, menandai titik awal sejarah perkembangan panas bumi di Indonesia. Tahun 1926, eksplorasi pertama panas bumi dilakukan oleh pemerintah Belanda, dan berhenti pada tahun 1928 sampai dengan 1964. Penyelidikan komprehensif di Kamojang mulai dilakukan pada 1972 hingga saat ini. Era baru Kamojang sebagai daerah penghasil panas bumi diawali dengan peresmian Lapangan Geothermal Kamojang pada tanggal 29 Januari 1983 dan diikuti dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit-1 (30MW) pada tanggal 7 Februari 1983.
dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. Berbeda dengan energi fosil seperti minyak bumi dan batubara, energi panas bumi dapat diperbaharui dengan menjaga kandungan air yang berinteraksi dengan panas yang berasal dari dalam bumi. Pemanfaatan panas bumi relatif ramah lingkungan, terutama karena tidak memberikan kontribusi gas rumah kaca, sehingga perlu didorong dan dipacu perwujudannya. Pemanfaatan panas bumi juga akan mengurangi
ketergantungan terhadap bahan bakar minyak sehingga dapat menghemat cadangan minyak bumi. Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40 persen potensi panas bumi dunia. Potensi ini tersebar pada 251 lokasi di 26 provinsi dengan total potensi energi lebih kurang 27.140 MW atau setara 219 milyar ekuivalen barrel minyak. Sementara kapasitas terpasang saat ini baru 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada. PT. Pertamina Geothermal Energi (PGE) sendiri memiliki 14 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). WKP Kamojang adalah salah satu yang dioperasikan sendiri dengan empat Unit
“...bila ingin eksis menjadi benchmark bagi lainnya, harus tetap menelurkan inovasi-inovasi baru..” (Tavip Dwikorianto)
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 50
Penghargaan Energi Pratama PLTP. Total kapasitas saat ini sebesar 200 MW, terdiri atas PLTP Unit 1,2,3 (total 140 MW) yang dioperasikan oleh PLN, serta PLTP Unit 4 (60 MW) yang dioperasikan sejak tahun 2008 oleh PT. PGE. Saat ini sedang dibangun PLTP Unit 5 berkapasitas 30 MW yang peresmiannya oleh Menteri ESDM Jero Wacik pada bulan Januari 2013 lalu. Wilayah Kerja Panas Bumi Kamojang memiliki prospek sumber daya sekitar 300 MW. Keberhasilan membangun PLTP Unit 5 Kamojang dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara) kian mengukuhkan PT. Pertamina Geothermal Energy (PGE) mendominasi dalam menggarap potensi panas bumi di Indonesia dan berpacu menuju posisi perusahaan geothermal terbesar dunia pada tahun 2014.
Prestasi Kamojang yang terletak di ketinggian 1.500m dpl dan 23 km arah Barat Laut Kota Garut, Jawa Barat, masih menjadi unggulan bagi PT. PGE dalam menggapai Alat pemotong rumput dengan memanfaatkan tenaga uap hasil inovasi karyawan PT. PGE Area Kamojang memperoleh penghargaan Nasional CIP Gold dalam ajang lomba inovasi antar Unit PT. Pertamina. Dapat menghemat BBM sebesar 8 liter/hari untuk pemakaian satu alat. Harga alat ± 4 juta rupiah
51
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
“….menjadikan Area Kamojang sebagai Geothermal Information Center, Desa Wisata dan Area Konservasi Burung Elang..” (General Manager PT. PGE Area Kamojang) produksi dan menorehkan prestasi di berbagai bidang. Dengan jumlah karyawan sebanyak 337 orang (250 orang di antaranya merupakan karyawan outsourcing), sederet prestasi telah diraih. PGE mendapat penghargaan Proper Emas yang kedua, penghargaan ISRA, Penghargaan Aditama, Penghargaan Energi Pratama Tahun 2012 dan pengakuan internasional ISO (ISO 9001:2008, ISO 14001: 2004, ISO 9007:2008). Prestasi ini
Penghargaan Energi Pratama
penjadikan Kamojang menjadi ikon dan benchmark bagi perusahaan lainnya, terutama di lingkungan PT. Pertamina. “Usaha kami dalam hal penghematan dan diversifikasi energi dihargai yang dihargai dengan Penghargaan Energi Pratama, dan efeknya juga sampai ke penilaian Proper. Hal ini sebagai penilaian puncak kinerja di lingkungan korporat yang mendorong kami untuk terus berinovasi dalam upaya konservasi dan diversifikasi energi,” ujar Tavip Dwikorianto, General Manager PT. PGE Area Kamojang. Dalam bidang penelitian, melalui kerja sama litbang dengan BPPT pada PLTP Unit 3, PT. PGE Area Kamojang menyediakan uap untuk tujuan penelitian pengembangan
peralatan PLTP, seperti turbin, generator dan peralatan lainnya. Nantinya diharapkan dapat menumbuhkan industri dalam negeri yang dapat memproduksi peralatan utama PLTP dan mengurangi ketergantungan impor dari negara lain, selain membuka lapangan kerja. Serta pada akhirnya dapat dikembangkan PLTP skala kecil (kapasitas lebih kurang 3 MW) di seluruh wilayah Indonesia. Melalui inovasi, PT. PGE Area Kamojang pada tahun 2013 akan memanfaatkan buangan uap untuk sterilisasi bibit jamur bagi petani di sekitar area Kamojang. Sedangkan pada tahun 2012 lalu telah berhasil dibuat prototipe alat pemotong rumput yang tenaganya dengan
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 52
Penghargaan Energi Pratama memanfaatkan uap buangan dari stream trap di sepanjang jalur pipa. Untuk rencana ke depan, PT. PGE Area Kamojang bertekad untuk menjadi Geothermal Information Center (GIC) di Indonesia dengan konsep pengunjung saat masuk sudah bisa melihat proses geotermal sesuai dengan urutan atau proses mulai dari eksplorasi, produksi sampai dengan pembangkit listriknya. Sampel batuan dari seluruh area yang ada di Indonesia akan dikirim dan dikumpulkan di GIC Kamojang ini untuk dapat mudah diteliti dan dianalisa dengan peralatan lengkap.
53
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Untuk memberdayakan masyarakat lokal Kamojang dan Garut umumnya, PT. PGE Area Kamojang telah memulai kerja sama dengan Pemda Kabupaten Garut dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) akan menjadikan Area Kamojang sebagai salah satu tujuan desa wisata. “Selain dengan Pemda juga kerjasama dengan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) salah satunya adalah konservasi burung elang yang nantinya akan dilepas di kawasan ini,” kata Tavip. Kamojang tampaknya tak akan berhenti berinovasi. “...bila ingin eksis menjadi benchmark bagi lainnya, harus tetap menelurkan inovasi-inovasi baru..” kata Tavip Dwikorianto. ***
Penghargaan Energi Pratama
“….berjasa luar biasa dan berkomitmen tinggi mewujudkan keseimbangan pasokan energi dengan kebutuhan masyarakat melalui penyaluran uap panas bumi untuk Pembangkit Listrik 200 MW ke PT Indonesia Power dan PLTP Kamojang Unit 4 terkoneksi jaringan Jawa Bali Madura, konservasi serta membangun dan mengoperasikan PLTP produksi 1.638 GWh listrik/th setara 3,2 juta BOE/th , berdampak besar penghematan 18.707.107 kl/th dan dukungan ketahanan energi nasional dalam penyediaan listrik yang beroperasi konstan sepanjang tahun…” Alamat: Jalan Raya Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 54
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Berlokasi di Margamukti - Pangalengan, desa di lingkungan perkebunan teh yang asri berjarak 40 kilometer ke arah selatan kota Bandung, Provinsi Jawa Barat;, Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd mengoperasikan Pembangkit Listrik Panas Bumi Wayang Windu. Pada awal beroperasi tahun 2000, terdapat satu unit pembangkit berkapasitas 110 MW, - pembangkit listrik panas bumi terbesar di dunia saat itu. Kini, total kapasitas PLTP Wayang Windu telah mencapai 227 MW, melalui penambahan sebuah unit pembangkit kapasitas 117 MW yang beroperasi sejak 2009. 54
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 55
Penghargaan Energi Pratama
Star Energy Geothermal,
Panas Bumi Untuk Pembangunan Berkelanjutan
S
ebagai bagian perusahaan nasional Star Energy, Star Energy Geothermal Wayang Windu Ltd (SEG-WWL) memiliki komitmen tinggi untuk terus meningkatkan pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi. Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk mengembangkan panas bumi sebagai primadona sumber energi terbarukan di nusantara. Energi panas bumi, yang menjadi basis operasi, sudah diakui
57
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
oleh dunia sebagai bahan bakar yang — jika dikelola dengan tepat — dapat menyediakan listrik yang bersumber dari energi terbarukan yang bersih guna mendukung pembangunan negeri. Keberadaan Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pemenuhan kebutuhan listrik nasional khususnya Jawa Barat. Pada 2011, PLTP
Penghargaan Energi Pratama Wayang Windu yang terkoneksi ke jaringan listrik Jawa-Madura-Bali (JAMALI) telah menyuntikkan kurang lebih 1800 GWh kedalam jaringan listrik terbesar di Indonesia itu. Dengan memanfaatkan panas bumi sebagai sumber pembangkit listrik, Star Energy telah menghemat penggunaan bahan bakar setara batu bara sebesar 6400 BTU hanya pada tahun 2011 itu saja. Pemberdayaan Masyarakat Setempat Tidak hanya suntikan energi, kehadiran Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar lokasi pembangkit. SEG-WWL merupakan salah satu perusahaan energi di Indonesia yang berkomitmen untuk membangun kapasitas dan kemampuan masyarakat lokal di sekitar wilayah operasionalnya. Masyarakat telah menjadi
bagian integral dari seluruh kegiatan sejak dimulainya pembangunan PLTP tersebut. Komitmen Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd dalam membina lingkungan, mengembangkan dan memberdayakan masyarakatnya direalisasikan kerja sama antara perusahaan, pemerintah desa, kecamatan, kabupaten dan akademisi. Kerja sama dibangun dalam bentuk program pengembangan masyarakat guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar lokasi operasi perusahaan. Setiap tahun, dana pengembangan masyarakat Star Energy Geothermal terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan pemberdayaan dan pengembangan kualitas hidup masyarakat. Program pengembangan masyarakat yang dilakukan meliputi penyediaan lapangan kerja bagi penduduk lokal baik. Program
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 58
Penghargaan Energi Pratama
“Saya sudah bekerja di Star Energy sekitar 1,5 tahun dan merasa nyaman bekerja di bagian resepsionis ini. Saya suka bertemu dan bergaul dengan banyak orang, sehingga rasanya lebih enak melayani mereka secara langsung, terutama para tamu yang datang. Star Energy sudah merupakan bagian dari hidup saya karena sejak lulus sekolah dasar, saya sudah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan hingga hingga lulus dari D3 di politeknik TEDC (Technical Education Development Center) di Bandung. Saat magang tugas akhir, saya merasakan kenyamanan bekerja di Star Energy sehingga memutuskan bekerja disini. Sebagai putri daerah Pangalengan, saya bangga bisa mendapatkan beasiswa dari Star Energy dan bahkan kini bisa bekerja di Star energy. Bantuan Star energy yang meliputi uang sekolah, uang buku dan uang kost sangat berarti bagi saya. Kiranya keberadaan Star Energy menjadi inspirasi putra-putri Pangalengan untuk berprestasi lebih baik lagi, sehingga dapat berpacu mendapat beasiswa dan akhirnya membuahkan hasil yang baik”
ini dilakukan mulai dari tahap konstruksi PLTP maupun setelah PLTP beroperasi. Program lain berupa bantuan pendidikan bagi anak sekolah, hingga pemberian kesempatan sebagai pemasok kebutuhan dan peralatan operasional SEG-WWL. Titik berat program pengembangan masyarakat adalah pada bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Pada bidang peningkatan pendidikan, SEGWWL setiap tahun memberikan bantuan
59
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
beasiswa kepada siswa berprestasi khususnya siswa berprestasi yang kurang mampu di tingkat SD, SLTP, SLTA hingga Perguruan Tinggi. Penerima beasiswa dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi meningkat sebesar 8 persen setiap tahunnya. Total penerima manfaat bea siswa telah mencapai 1.697 orang sampai dengan tahun 2012. Pada penerima beasiswa tingkat perguruan tinggi, penduduk setempat diberi kesempatan melanjutkan pendidikan di beberapa
Penghargaan Energi Pratama
“Sejak menjadi pemasok Star Energy pada tahun 1997, saya merasakan bahwa SEG-WWL selalu mengutamakan pemasok lokal. Salah satunya adalah CV Delta Land yang saya miliki, yang selain merupakan perusahaan lokal, juga memiliki 100% pekerja penduduk lokal. Saat ini ada sekitar 20 pemasok, dan 10 di antaranya berasal dari Pangalengan. Hanya untuk barang yang harganya tinggi dan sulit diperoleh di daerah sekitar saja yang terpaksa dipasok oleh pemasok luar. Tidak hanya itu, Star Energy juga memberikan pelatihan dan bimbingan, misal safety induction dan pelatihan manajemen, terutama bila ada perubahan administrasi. Di dalam setiap kontrak selalu tertulis adanya anjuran untuk mempekerjakan karyawan dengan upah tidak kurang dari upah minimum regional (UMR), ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja, serta tidak mempekerjakan pekerja anak. Hal-hal seperti ini selalu kami patuhi sebagai salah satu pemasok Star Energy yang taat pada peraturan”.
universitas terkemuka di Bandung termasuk Politeknik Negeri Bandung (Polban) dan Universitas Padjadjaran (Unpad). SEG-WWL juga memberikan bantuan berupa pelatihan kerja, peningkatan dan pendampingan kesehatan, pengobatan gratis, serta pembangunan, perbaikan dan peningkatan infrastruktur dan fasilitas umum/sosial. Salah satu contoh bantuan pembangunan adalah penambahan ruang kelas baru di sekolah setempat.
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Pada bidang peningkatan ekonomi dan daya beli masyarakat, SEG-WWL merangkul ICSD dan SBM ITB dalam merancang serta menjalankan sebuah komitmen program jangka panjang selama enam tahun. Program yang telah memasuki tahun keempat ini, dilaksanakan melalui Koperasi UMKM Nurkayana. Pada Agustus 2011, pelaksanaan kegiatan Koperasi UMKM Nurkayana telah dilakukan sendiri oleh pengurus terpilih dan anggota yang merupakan warga asli Pangalengan.
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 60
Penghargaan Energi Pratama
Kemandirian Koperasi UMKM Nurkayana membuktikan adanya kepercayaan dan pembagian tanggung jawab yang baik antara anggota dan pengurus koperasi. Peningkatan Kinerja koperasi ditunjukkan melalui peningkatan perguliran, pertumbuhan anggota baru dan kreativitas pengurus dalam mengelola koperasi tanpa pendampingan sama sekali dari pihak ICSD dan SBM ITB.
61
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Di masa mendatang, SEG-WWL berkomitmen terus mendukung program pemerintah dalam subsektor panas bumi. Peningkatan kapasitas PLTP Wayang Windu melalui penambahan unit pembangkit akan terus dilakukan, dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (MP).
Penghargaan Energi Pratama
Berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif sejak tahun 2000 mewujudkan pemanfaatan panas bumi yang menghasilkan listrik 1878,32GWh serta upaya efisiensi energi dan operational excellence sehingga menghasilkan tambahan listrik 330,6 GWh yang keseluruhannya terkoneksi jaringan Jawa Bali, berdampak besar terhadap target program nasional percepatan pembangkit listrik 10.000 MW sebesar 2,27 % Alamat: Perkebunan Kertamanah Star Energy Geothermal Tromol pos 1, Kec. Pangalengan, Kab. Bandung, Propinsi Jawa Barat 40378
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 62
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Mikrohidro adalah jawaban, kata Ir. Eddy Permadi, M.Eng. Mikrohidro merupakan jawaban bagi pemerintah dalam menyediakan energi listrik di desa-desa, terutama di daerah yang memiliki banyak potensi air. Mikrohidro juga jawaban untuk membalik arus uang dari kota ke desa. Melalui Cihanjuang Inti Teknik atau Cintek, Eddy membuktikan hal ini.
62
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 63
Penghargaan Energi Pratama
Cihanjuang Inti Teknik
Mikrohidro untuk Memberdayakan
B
elajar dari negara maju yang mengutamakan pembangkitan energi dari berbagai sumber terutama yang terbarukan untuk meningkatkan ekonomi dan kemandirian, Eddy Permadi dan Cihanjuang Inti Teknik selama bertahuntahun mengembangkan berbagai alternatif teknologi pembangkit listrik skala kecil (PSK).
65
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
“Kalau pemerintah harus memasang listrik, yang akan besar investasinya itu di jaringan. Sangat jauh. Semakin panjang jaringan, semakin banyak juga loses-nya. Padahal, di daerah-daerah terpencil itu banyak potensi air. Sebetulnya teknologi ini sudah ada di daerah-daerah. Kami merancang satu turbin yang mudah dirawat, gampang dipasang, harganya terjangkau”.
Penghargaan Energi Pratama
CINTEK Visi: Energi sebagai sumber pemberdayaan ekonomi masyarakat Misi: Produk Hanjuang sebagai penggerak ekonomi pedesaan
Eddy meyakini mikrohidro adalah keunggulan kompetitif yang dimiliki Indonesia dalam soal energi. “Kalau kita mau berdagang teknologi kayaknya kalah sama Jepang, sama Jerman, tetapi kalau mau dagang listrik dari mikrohidro kayaknya kita paling unggul,” kata lulusan Politeknik Mekanik Swiss (Polman) tahun 1980 yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman ini. Dari segi kebijakan, Eddy menilai pemerintah sudah memberi kelonggaran. “Sudah ada Peraturan Menteri ESDM Nomor 211 Tahun 2002 tentang PSK tersebar, yakni masyarakat diizinkan, bahkan didorong untuk membangun pembangkit listrik mikrohidro. Masyarakat, koperasi, atau apa pun itu kalau membangun pembangkit listrik bisa didistribusikan ke masyarakat secara langsung atau kalau ada jaringan, dijual ke PLN dan itu wajib dibeli oleh PLN”.
Kebijakan yang ada diiringi potensi alam Indonesia, diyakini menjadi peluang untuk memberdayakan masyarakat, terutama masyarakat desa. Masa depan jaringan interkoneksi yang akan meluas, termasuk antarnegara merupakan peluang jika dimanfaatkan sejak dini. “Bisa interkoneksi satu sama lain itu pasti akan terjadi. Tidak usah melihat yang besar-besar karena yang kecil-kecil jika dikumpulkan juga akan menjadi besar. Lagian sekarang sudah bisa interkoneksi. Bapak punya 5.000 watt saya punya 2.000 watt, yang lain 1.000 watt disatukan kan jadi besar,” katanya. Jika setiap daerah memiliki pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik mikrohidro di desa, peluang menyejahterakan masyarakat desa sangat terbuka. “Uang itu mengalir bukan dari desa ke kota karena harus bayar listrik. Akan tetapi, pada saat ada mikrohidro di desa, uang
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 66
Penghargaan Energi Pratama akan mengalir dari kota ke desa karena listriknya dibeli oleh pemerintah”. Pengembangan Turbin Kecil Seluruh keyakinan itu tidak sekadar diucapkan. Eddy telah lama mengembangkan turbin skala kecil dengan tujuan menjadi semakin terjangkau, menjadi lebih mudah digunakan, produktif, dan banyak manfaatnya. “Kalau ingin maju, kalau ekonomi kita ingin tumbuh, energinya harus menjadi suatu poin yang kuat. Oleh karena itu, kami membuat percontohan.” Percontohan pertama adalah pembangkit listrik yang alhamdulillah sudah dikunjungi dua orang Menteri. Dari pengalaman ditemukan bahwa umumnya daya beli
yang rendah membuat masyarakat tidak mampu memiliki turbin dengan ukuran besar. Cintek mengambil posisi untuk mengembangkan turbin ukuran kecil sehingga bisa dibeli oleh individu atau beberapa keluarga. Inilah modal awal untuk membangun kekuatan ekonomi di lapis bawah, realistis, multifungsi, dan mudah dalam pengelolaan. Dengan semakin berkembangnya volume bisnis diiringi pula dengan berkembangnya divisi bisnis yang ada. Divisi yang ada saat ini adalah Divisi Teknik, Divisi Elektrikal dan Sistem Kontrol, Divisi Makanan dan Minuman, dan Divisi Pendidikan dan Pelatihan. Divisi Teknik Setelah melalui perjalanan panjang sebagai bengkel pengerjaan logam, sejak tahun 2003 Cihanjuang Inti Teknik
67
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Pratama telah memfokuskan kegiatan bisnisnya pada bidang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Salah satu prestasi yang berhasil ditorehkan adalah berhasilnya memproduksi dua unit turbin propeler jenis tubular dan mengirimkan tenaga ahlinya untuk melakukan pemasangan dan commissioning di Gassau Swizterland pada tahun 2006.
kebutuhan konsumen di lapangan. Selanjutnya berkembang ke arah yang lebih luas dalam pemenuhan kebutuhan segala perangkat elektrikal dan sistem kontrol baik di bidang elektronika daya maupun automatisasi industri.
Produk-produk yang telah dihasilkan antara lain:
1.
Produk yang secara dikembangkan adalah:
spesifik
telah
Electronic Load Controler (ELC) untuk PLTMH dengan generator sinkron.
1.
Turbin Cross Flow T-14
2.
Turbin Open Flume
2. Induction Generator Controler (IGC) untuk PLTMH dengan generator induksi.
3.
Turbin Propeller Tubular
3.
4.
Turbin Celup
Divisi Elektrikal dan Sistem Kontrol Divisi ini muncul berangkat dari tuntutan kebutuhan sistem kontrol untuk PLTMH yang mandiri, andal, dan mempunyai mobilitas yang tinggi dalam melayani
Perangkat kontrol pembangkit listrik tenaga angin (wind turbine).
4. Instalasi sistem jaringan distribusi listrik (TM-TR). 5.
Flow control & synchroniser.
6. Penyedia sistem pembangkitpembangkit kecil dengan perangkat pendukungnya seperti teknologi lampu LED, battery charger, dan inverter. 7. Automatisasi sistem mesin-mesin produksi pertanian. 8. Automatisasi sistem mesin-mesin industri berbasis PLC. 9. Perangkat stasiun pemancar radio FM. 10. Perangkat stasiun relay TV. 11. Perangkat komunikasi antarinstansi.
radio
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 68
Penghargaan Energi Pratama Maka dibuatlah bandrek dan bajigur dengan merek dagang “Hanjuang” dalam bentuk serbuk yang siap seduh, yang bermula dari proyek percontohan teknologi pascapanen yang dikemas secara modern. Dengan adanya produk tersebut, Bandrek Bajigur Hanjuang sedikit demi sedikit meningkatkan performa perusahaan, baik dari segi kelayakan proses produksi maupun segi pemasaran.
Makanan dan Minuman Bentuk pembuktian kedua, adalah pemanfaatan energi untuk mengolah hasil bumi. Banyak yang bisa diperbuat jika masyarakat memiliki energi seperti menjalankan mesin penggiling, pengiris, pencacah, pendingin, penggerak pompa, pengering, pemipil dan berbagai mesin pascapanen lainnya. “Kemudian kami juga membuat percontohan bagaimana listrik ini bisa mengolah sesuatu hasil bumi sehingga memberikan hasil tambah. Makanya, kami membuat minuman khas jawa barat. Alhamdulillah telah melibatkan tenaga kerja yang banyak,” katanya. 69
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Dari segi produksi Cihanjuang Inti Teknik sudah mampu menyerap tenaga kerja kurang lebih 34 orang dan lebih dari 50 orang masyarakat sekitar pabrik terlibat produksi yang dikerjakan di rumah masingmasing. Sudah sembilan jenis produk yang telah dikembangkan yaitu bandrek, kopi bandrek, enteh bandrek, bandrek spesial, coklat bandrek, bajigur, kopi bajigur, beas cikur, dan sakoteng. Penghargaan dari pemerintah dan instansi di antaranya: 1. Penghargaan sebagai Produk Makanan dan Minuman dengan kemasan terbaik pada Pekan Raya Produk Unggulan Koperasi & UKM tingkat Nasional, Agustus 2004. 2. Penghargaan dari Gubernur Jawa Barat sebagai Pengusaha Makanan dan Minuman Tradisional pada Pameran Gelar Produk Unggulan III KUKM se-Jawa Barat, Juli 2004. Labolatorium PLTMH “Hanjuang” Cintek juga tidak lupa ikut meningkatkan sumber daya manusia, khususnya
Penghargaan Energi Pratama bagi calon operator pengguna turbin PLTMH. Cintek menyediakan fasilitas untuk pendidikan dan latihan di bidang teknologi mikrohidro. Laboratorium Pengujian PLTMH Hanjuang dengan fasilitas pemondokan bagi peserta. Sarana percontohan mikrohidro dipasang dengan memanfaatkan saluran irigasi Sungai Leuwi Layung Kampung Babut Girang Cimahi Utara. Fasilitas ini telah menjadi pusat pembelajaran, mulai dari TK sampai mahasiswa program S-2, juga masyarakat umum. Kami sedang mengembangkan sarana ini tidak sekadar percontohan, tetapi menjadi laboratorium dan museum energi yang kelak menjadi tempat wisata teknologi.
Teknologi untuk Pemberdayaan Keyakinan dan pembuktian tersebut dilandasi oleh filosofi bahwa teknologi itu untuk memberdayakan bukan untuk memperdayai masyarakat. Teknologi mikrohidro menjadi pilihan Cintek untuk memberdayakan ekonomi masyarakat, memanfaatkan potensi yang terabaikan, mendorong upaya penyelamatan lingkungan, dan mengembangkan ekonomi kerakyatan. Cihanjuang mampu memberi manfaat bagi orang banyak. “Harapan saya sederhana. Jadikanlah potensi alam kita ini menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Eddy.***
Berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif mengembangkan serta mendorong perubahan dalam mewujudkan pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien melalui penyediaan peralatan Turbin untuk PLTMH dan PLT Bayu, merk “HANJUANG” dengan kemudahan aplikasi, sehingga berdampak besar dalam memberdayakan masyarakat pedesaan untuk berwirausaha sekaligus menyediakan lapangan kerja, pembelajaran dan tempat wisata teknologi PLTMH Alamat: Jl. Cihanjuang 204, Kecamatan Cimahi Utara - Cimahi 40513
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 70
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
CV Qaryah Thayyibah bergerak dalam pembuatan reaktor biogas. Walaupun baru didirikan pada tahun 2010, hasil reaktornya telah tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Qaryah Thayyibah bergerak mewujudkan “Desa yang Berdaya” sesuai dengan arti nama yang disandangnya.
70
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 71
Penghargaan Energi Pratama
CV Qaryah Thayyibah,
Memberdayakan Desa dengan Biogas
C
V Qaryah Thayyibah bergerak dalam pembuatan reaktor biogas dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Hasil reaktornya tersebar di Jawa Tengah dan Yogyakarta, antara lain di Rembang, Kendal, Temanggung, Magelang, dan Wonosobo. Walaupun baru didirikan pada tahun 2010, Qaryah Thayyibah merupakan bagian dari organisasi masyarakat dan petani Qaryah Thayyibah yang berdiri
73
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
sejak 1999. Qaryah Thayyibah bergerak mewujudkan “Desa yang Berdaya” sesuai dengan arti nama yang disandangnya. Qaryah Thayyibah merupakan paguyuban dari petani-petani yang membentuk kelompok tani. Organisasi ini membawahi paguyuban di tingkat desa yang beranggotakan kelompok tani di tiap dusun. Saat ini, jumlahnya sekitar 16.000
Penghargaan Energi Pratama dilakukan melalui produksi pengolah limbah ternak menjadi biogas yang dilakukan melalui CV Qaryah Thayyibah. CV Qaryah Thayyibah secara terusmenerus mengampanyekan dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan program pembuatan reaktor biogas digester. Setiap bulannya selalu dilakukan sosialisasi tentang pemanfaatan biogas lewat pertemuan rutin paguyuban petani maupun kelompok tani anggota Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. anggota dari 109 paguyuban yang membawahi 650 kelompok tani yang berasal dari 11 kabupaten. Organisasi ini memiliki visi terbangunnya peradaban baru bangsa Indonesia berbasis kepada pertanian sehingga terbentuk masyarakat yang adil dan makmur bagi petani dan seluruh rakyat Indonesia. Dalam misinya disebutkan, bahwa Qaryah Thayyiban bercita-cita mewujudkan masyarakat tani yang tangguh yang mampu mengelola dan mengontrol segala sumber daya yang tersedia beserta seluruh potensinya sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan kelestarian lingkungan serta keadilan relasi laki-laki dan perempuan.
Sosialisasi dilakukan lewat pertemuan kelompok gapoktan, pertemuan khusus yang diadakan oleh CV Qaryah Thayyibah. Pertemuan lewat kelompok perempuan juga dilakukan lewat dinas-dinas terkait, Dinas ESDM Prov. Jateng, Dinas Peternakan Prov. Jateng, dan dinas kabupaten melalui kelompok peternak pendamping. Salah satu puncaknya adalah workshop koordinasi dan implementasi program
Visi dan misi tersebut diupayakan melalui kepemilikan dan penguasaan tanah yang adil, pertanian organik, pemberdayaan masyarakat petani, jaringan gerakan petani, lumbung tani dan upaya lain. Pemberdayaan petani salah satunya Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 74
Penghargaan Energi Pratama Biogas Rumah (Biru) yang diprakarsai oleh Dirjen EBTKE (Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi) Kementerian ESDM di Yogyakarta. Program ini bertujuan untuk menyebarluaskan teknologi Biogas Rumah (Biru) sebagai sumber energi lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui pengembangan sektor yang komersial dan berorientasi pasar di Indonesia. Program Biru yang dikelola oleh lembaga HIVOS juga menjadi fasilitator dan penyedia sebagian dana dari reaktor biogas yang akan dibangun oleh masyarakat desa, khususnya para petani dan peternak yang tergabung dalam paguyuban petani. Mekanisme Mekanisme yang dijalankan dalam pembuatan reaktor biogas lokasinya bisa disesuaikan dengan kondisi petani. CV Qaryah Thayyibah menjamin (garansi) selama 3 tahun dan setiap pengguna
dilatih cara mengelola reaktor biogas dan pengelolaan limbahnya. Kontrol rutin kualitas dilakukan setiap 6 bulan sekali melalui kunjungan ke pengguna. Kontrol juga dilakukan bersama oleh HIVOS, Prov. Jawa Tengah dan CV Qaryah Thayyibah. Evaluasi dan monitoring dilakukan oleh UNDIP Semarang dan HIVOS bersama perwakilan yang ada di Jakarta. Pembangunan biogas kebanyakan di pedesaan dan pegunungan, tetapi yang terpenting masyarakat khususnya petani dan peternak saat ini sadar dan memahami manfaat biogas sebagai energi alternatif dan kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang tidak dipisahkan hingga terwujud kesejahteraan dan keselarasan sesuai dengan harapan. Setiap wilayah Kabupaten dibentuk paguyuban biogas dalam rangka untuk menjalin persaudaraan dan membangun pemasaran, baik pasar bioslury dan penanganan pascapanen. Biaya pembuatan reaktor biogas 95% swadaya masyarakat dan mendapat subsidi
75
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Pratama terus-menerus tidak heran Menteri BUMN Dahlan Iskan sempat berkunjung di pusat kegiatan CV Qaryah Thayyibah di Salatiga pada 15 Mei 2012. Menteri berdialog langsung dengan paguyuban petani, meninjau sistem reaktor biogas yang telah dibuat dan sempat menyalakan langsung lampu biogas.
Rp2 juta dari HIVOS melalui CV Qaryah Thayyibah, sedangkan 5% dari bantuan Pemerintah Dinas Peternakan dan Dinas ESDM Prov. Jateng. Berdasarkan prestasi yang telah dilakukan dan upaya yang berkesinambungan dan
Atas dasar prestasi dan komitmennya tersebut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menganugerahkan Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2012. Penghargaan yang hanya diberikan kepada mereka yang menjadi teladan dan pelopor pembangunan energi di daerahnya.*
Berkomitmen tinggi dan berpartisipasi aktif mengembangkan serta mendorong perubahan dalam mewujudkan pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien melalui pembentukan 1600 “Paguyuban Petani”di Provinsi Jawa Tengah untuk membangun reaktor biogas 203 Unit selama 3 tahun, satu Unit PLTMH dan pupuk organik dari limbah biogas, berdampak besar meningkatnya perekonomian dan terwujudnya kemandirian energi masyarakat. Alamat: Jalan Ja’far Shodiq No. 25 RT 01/ RW 01 Desa Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga , Provinsi Jawa Tengah
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 76
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Pertamina BUMN menghasilkan gas BUMN dipimpin oleh Dahlan Iskan Marilah kita mengolah limbah menjadi biogas Untuk mewujudkan energi terbarukan… (sri wahyuni)
76
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 77
Penghargaan Energi Pratama
PT Swen Inovasi Transfer
“Paket Lengkap” Biogas untuk Pelosok Negeri
P
antun itu diciptakan oleh Sri Wahyuni SE MP, ‘penemu’ alat pengubah aneka kotoran menjadi sumber energi yang dikenal dengan biogas. Sri Wahyuni tidak sekadar berpantun, bersama PT Swen Inovasi Transfer (Swen IT) ia mempelopori, mengembangkan dan mendorong perubahan pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien. Sudah tercatat 3.000 Unit Reaktor Biogas dirancang dan dibangun, sekaligus pengadaan peralatan biogas pada 230 Kabupaten di 32 Provinsi di Indonesia. Upaya ini berdampak besar meningkatnya lapangan kerja dan perekonomian serta implementasi mewujudkan Desa Mandiri Energi. Kerja besar Swen IT ini, terpicu oleh kesulitan yang dialami masyarakat di pelosok dalam memperoleh minyak tanah, serta diiringi keinginan untuk bisa memanfaatkan energi yang ramah lingkungan dan mudah didapat hingga di pelosok negeri. Swen IT kemudian memulai dengan riset untuk mengembangkan energi baru terbarukan, biogas agar bisa dimanfaatkan secara mudah dan murah.
79
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Riset tersebut berfokus untuk merancang dan mengembangkan reaktor biogas dari serat kaca (fiber glass) pada 2007. Dalam soal mengembangkan reaktor biogas dari serat kaca, Swen adalah salah satu pelopornya di Indonesia. Riset itu kemudian ditindaklanjuti dengan produksi reaktor dan peralatan rumah tangga untuk bahan bakar biogas, yang tentu saja dibarengi sosialisasi penggunaan reaktor dan peralatannya. Sosialisasi ini berlangsung cukup lancar, karena masyarakat seperti mendapatkan “paket lengkap” dalam memanfaatkan limbah kotoran sapi. “Yang jelas tak ada yang terbuang dari kotoran sapi. Kotoran
Penghargaan Energi Pratama cair organik. Kita dapat memanfaatkan semua potensi yang ada di masyarakat dengan memberikan teknologi yang bermanfaat untuk masyarakat,” kata Sri Wahyuni, yang menjabat Direktur PT Swen IT. Dalam melayani masyarakat, Swen memasang langsung instalasi biogas dan memastikan bahwa instalasi yang terpasang dapat diimplementasikan dengan baik dengan memberikan jaminan selama 5 tahun. Selain pemasangan instalasi penyaluran biogas, Swen IT juga memberikan pembinaan sumber daya manusia (SDM) apabila daerah membeli produk tersebut minimal sebanyak 10 unit. Bonus pelatihan gratis mengenai aplikasi biogas, hingga pengolahan pupuk organik dan integrasinya dengan pertanian juga ditawarkan. ”Kami siap membantu 24 jam untuk para petani, peternak, maupun industri kecil yang memanfaatkan biogas untuk berkonsultasi melalui telepon maupun secara langsung,” kata Sri.
sapi ditampung dalam biodigester. Gas dapat disalurkan menjadi listrik dan bahan bakar kompor gas. Kotoran kering untuk pupuk tanaman dan pakan ikan, cairan dari kotoran untuk pupuk, urine untuk pupuk
Hingga pertengahan tahun 2012, Swen IT berhasil memasang instalasi biogas yang telah tersebar hampir di seluruh Indonesia di 230 Kabupaten, 32 Provinsi, dengan total jumlah 3.000 unit. Produk Reaktor Biogas dari fiber glass yang dihasilkan kedap suara dengan berbagai tipe ukuran kapasitas mulai 4 m3 untuk skala rumah tangga sampai dengan 100 m3.
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 80
Penghargaan Energi Pratama
Produksi dilakukan secara kontinu dengan frekuensi 10 unit per hari. Standarisasi reaktor buatan PT Swen IT juga telah mendapat Uji Report dari Balai Pengujian Mutu dan Alat Mesin Pertanian (BPMA), Departemen Pertanian pada tahun 2010 dan memenuhi SNI. Swen IT juga memenuhi kebutuhan dengan melakukan pengadaan peralatan dan perlengkapan yang memanfaatkan biogas, seperti kompor biogas, rice cooker biogas, lampu biogas, kantong biogas, generator biogas, oven biogas, mesin pasteurisasi susu bahan bakar biogas, hingga peralatan penunjang (sekop, arco/ gerobak dorong, tempat sampah) dari fiber glass. Semakin hari, tentu saja semakin banyak permintaan masyarakat maupun pemerintah daerah untuk memasang reaktor biogas. Kebutuhan ini juga mendorong tersedianya tenaga kerja, dan
81
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Swen IT memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat sekitar. “Selain meningkatkan penyerapan tenaga kerja, kami juga melaksanakan program CSR (Corporate Social Responsibility) dengan membantu penduduk setempat membangun jalan dan jembatan di desa sekitar untuk memudahkan transportasi bersama, sunatan masal maupun bantuan sosial lainnya,” jelas Sri. Perubahan Pola Pikir “Paket lengkap” biogas yang diberikan Swen, mulai dari produksi reaktor, peralatan rumah tangga, pertanian, dan terutama pelatihan aplikasi teknologi biogas di daerah-daerah sekaligus mengubah cara pandang masyarakat terhadap kotoran. Masyarakat yang semula jijik berubah menjadi lebih memahami bahwa kotoran mampu menghasilkan sumber energi
Penghargaan Energi Pratama terbarukan yang murah, mudah diperoleh dan ramah lingkungan. “Kami pernah bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Bangka Barat. Di sana harga LPG 12 kg sangat tinggi, yaitu Rp 170 ribu, hampir dua lipat dengan harga di pulau Jawa. Dengan adanya peternakan sapi sebanyak 70 ekor sapi dan pengadaan 30 kantong biogas, kini masyarakat di sana sangat bersemangat untuk menggunakan biogas. Mau tidak mau dengan keterbatasan yang ada, tantangan harus kami taklukan dan masyarakat Bangka Barat akhirnya melakukan tukar menukar,
yaitu para petani yang tidak memiliki sapi membawa rumput ke peternakan sapi, kemudian peternak mengisi biogas ke tabung gas 3 kg, sehingga hal itu kami jadikan slogan ‘Datang Membawa Rumput, Pulang Membawa Gas’,” kenang direktur PT Swen IT. Dengan terpasangnya biogas di daerahdaerah membuka peluang para petani dan peternak untuk membuka usaha lain sehingga menambah penghasilan, masyarakat tidak perlu lagi membeli minyak tanah, menghemat penggunaan listrik, memperoleh penghasilan tambahan
Produk Swen IT mulai DIGESTER biogas sampai dengan tempat sampah dari fiber glass
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 82
Penghargaan Energi Pratama dari pengolahan pupuk organik dan mewujudkan masyarakat yang mandiri energi dan membangun Desa Mandiri Energi (DME). “Kegiatan yang dilakukan PT Swen IT akan terus berlanjut selama bahan baku tersedia, baik dari kotoran ternak, manusia, dan sampah organik,” kata Sri penuh semangat. Terus Berkembang Menyusul beberapa penghargaan yang diterima, termasuk dari Kementerian UKM dan Kementerian ESDM, Swen IT semakin mendapat kepercayaan dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan
83
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
UKM, dan Kementerian ESDM maupun pemerintah daerah untuk memasang instalasi biogas. Pemasangan biogas yang semula 3000 unit kini terus bertambah mencapai 4500 unit, dan telah terpasang di 292 kabupaten di 33 provinsi. Pada tahun 2013 akan dilaksanakan sosialisasi di 10 Provinsi di Indonesia. Untuk terus mensosialisaikan produknya, telah dikirim brosur ke 450 kabupaten di seluruh Indonesia. Pada awal tahun 2013 juga telah dilaksanakan kerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi (DME) berbasis biogas di 48 kabupaten.
Penghargaan Energi Pratama
Biogas yang sebagai bahan bakar generator, listrik yang dihasilkan untuk mengisi baterai sepeda motor.
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 84
Penghargaan Energi Pratama Kementerian UKM dan Koperasi bermitra untuk melaksanakan pengadaan biogas bagi usaha industri kecil dengan memanfaatkan limbah tahu berintegrasi dengan limbah gula di 10 provinsi. Tidak mau kalah, Kementerian Pertanian menggandeng Swen IT untuk melaksanakan pengadaan biogas di 30 kabupaten di 17 provinsi. Selain Kementerian, kerja sama dilakukan dengan Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Selatan untuk melaksanakan pengadaan 150 unit biogas. Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur meminta Swen IT mendukung pembangunan DME di Bulungan (20 unit biogas), dan Dinas ESDM Provinsi Jambi 30 unit biogas. “Kami masih akan terus berjuang untuk pengembangan energi baru terbarukan
Sri Wahyuni bersama karyawan Swen IT
85
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
dengan mengembangkan peralatanperalatan yang menggunakan biogas, seperti setrika, water heater, maupun sepeda motor ke pelosok negeri.” Sri juga berharap Kementerian ESDM terus mengembangkan energi baru terbarukan di daerah pelosok yang sulit terjangkau, di perbukitan, pegunungan, pinggiran sungai sampai pelosok hutan. Hal ini, kata Sri, tentu akan membantu program konservasi dan diversifikasi energi sehingga Indonesia menjadi negara mandiri energi seperti yang menjadi tujuan pemberian Penghargaan Energi. Seperti dikutip dalam pantunnya, Marilah kita mengolah limbah menjadi biogas Untuk mewujudkan energi terbarukan
Penghargaan Energi Pratama
Berkomitmen tinggi mempelopori dan mengembangkan serta mendorong perubahan dalam mewujudkan pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien melalui perancangan sampai pembangunan 3000 Unit Reaktor Biogas sekaligus pengadaan peralatan biogas pada 230 Kabupaten/32 Provinsi di Indonesia, berdampak besar meningkatnya lapangan kerja dan perekonomian serta implementasi mewujudkan Desa Mandiri Energi. Alamat: Jl. Cikerti No.25 RT/RW 03/06 Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor – Jawa Barat
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 86
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Energi Baru dan Terbarukan (EBT) seringkali dipandang sebagai sumber energi “alternatif” ketika sumber energi yang dianggap “utama” sulit didapat. Pandangan itu seperti terbantahkan di Provinsi Sulawesi Barat. Provinsi termuda di Indonesia ini, mengandalkan energi terbarukan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari hanya 37 persen pada tahun 2007, hingga mencapai 87,3 persen pada akhir tahun 2012.
86
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 87
Penghargaan Energi Prabawa
Sulawesi Barat
Menuju Mandiri Energi
K
ondisi geografis Sulawesi Barat membuat sebagian besar daerah belum dimasuki jaringan listrik, karena sulitnya transportasi dan relatif terpencil. Namun, sungai-sungai yang memisahkan wilayah-wilayah desa justru menjadi sumber energi yang menerangi puluhan desa terpencil. “Sungai yang banyak tersebar di Sulawesi Barat ini akan kita manfaatkan sebagai potensi energi untuk menerangkan, untuk
menyinari untuk pengembangan industri baik di pedesaan maupun di kota-kota, karena energi akan memberikan manfaat dalam mengembangkan ekonomi masyarakat,” kata Ir. Agussalim Tamaodjeo, M. Eng. Sc., Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sulawesi Barat. Pemerintah Sulbar kemudian mengembangkan infrastruktrur Desa Mandiri Energi (DME) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Sungai Batanguru & Turbin Penggerak
89
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prabawa “Pemanfaatan energi alternatif, dalam hal ini air sungai, dengan memberdayakan potensi yang ada di daerah ini untuk menimbulkan energi listrik sehingga masyarakat di desa bisa memenuhi kebutuhan listrik sendiri, oleh karena itu disebut desa mandiri energi,” papar Agussalim Hingga saat ini Sulbar telah memiliki sekitar 128 DME yang tersebar di lima kabupaten dan mampu memproduksi listrik sendiri dengan memanfaatkan energi terbarukan melalui PLTMH. “PLN telah memberi gelar Provinsi ini sebagai Provinsi PLTMH yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.” Agussalim menjelaskan bahwa komitmen pemerintah dalam memanfaatkan potensi energi terbarukan terus ditingkatkan. Pengembangan EBT selanjutnya
antara lain adalah rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Karama I dan II dengan kapasitas total 450 MW, PLTA Tumbuan, pembangunan PLTMH di desa-desa terpencil, pengembangan biomassa dengan mengembangkan limbah sawit, pengembangan energi biogas dengan memanfaatkan kotoran hewan dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kaluku dengan kapasitas 2 x 25 megawatt. Merintis DME Pengembangan DME di Sulawesi Barat tidak terlepas dari sosok Ir. Linggih, seorang ilmuwan yang merupakan alumni Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 90
Penghargaan Energi Prabawa Makassar, Sulawesi Selatan. Putra kelahiran Mamasa ini telah melatih masyarakat yang ada di desa terpencil dan tidak memiliki listrik untuk mengenal ilmu pengetahuan tentang teknik membuat PLTMH dengan memanfaatkan aliran sungai dan menggunakan turbin produksi lokal. Ilmuwan peraih Penghargaan Desa Mandiri Energi pada tahun 2008 dan Penerima Penghargaan Energi Prakarsa 2011, mengawali uji cobanya di Sungai Batanguru Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa. “Desa ini jauh dari jaringan PLN, dan sekalipun PLN bisa masuk, ekonomi masyarakat tidak menjangkau atau katakanlah keterjangkauan mereka untuk memanfaatkan listrik itu sangat minim, sehingga dengan potensi yang ada kita mencoba memanfaatkan,” katanya. Linggih kemudian membangun PLTMH sederhana untuk kebutuhan listrik terhadap 300 kepala keluarga di 40 desa Batanguru dengan total daya sebesar 30.000-40.000 watt. “Kini, warga di desa ini tidak lagi khawatir adanya pemadaman listrik PLN seperti yang dialami pelanggan PLN di sejumlah daerah. Selama pasokan air tetap ada, turbin ini akan terus bekerja 24 jam sehari, dan sampai saat ini belum ada keluhan tentang rancangan mutakhir yang dikembangkan di desa ini,” paparnya. Gerakan 40 DME di Batanguru selanjutnya berkembang berkat kerjasama dengan PKK dalam hal 91
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
pemberdayaan ekonomi keluarga dan mensukseskan bangun mandar, yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menurunkan kemiskinan. Keberhasilan desa mandiri di Batanguru dalam mengatasi krisis listrik melalui mesin turbin hasil rekayasa teknologi membuat Gubernur Sulbar, Drs. H. Anwar Adnan Saleh memberikan apresiasi dengan membuat kebijakan khususnya di bidang kelistrikan. “Saya bangga dengan prestasi yang dilahirkan oleh seorang anak dari desa terpencil karena bisa menciptakan satu teknologi yang tidak semua orang bisa, karena itu saya akan apresiasi dan tindak lanjuti untuk membuat suatu kebijkan khususnya di bidang kelistrikan, bagaimana ilmu itu bisa dimasukan dalam kurikulum sekolah/STM yang ada di Sumarorong ini sehingga ilmunya dapat menyebar kepada anaka n a k yang akan
Penghargaan Energi Prabawa datang dan akan berkembang lebih baik,” kata Gubernur. Kabupaten Mamasa merupakan daerah yang masih sulit dari jangkauan PLN namun kini telah mampu menikmati aliran listrik khususnya pada desa-desa terpencil. Pembangunan PLTMH selanjutnya terdapat di Desa Batu Ampat dan diharapkan tahun ini akan selesai, sehingga capaian Sulbar untuk DME sebanyak 129 Desa. Daerah tersebut menjadi prioritas, dan sebagai langkah awal adalah memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTMH dan PLTS diharapkan membangkitkan gerak dan laju ekonomi masyarakat sehingga tidak lagi terbebani dengan keterbatasan energi listrik seperti yang terjadi saat ini. Selain itu para stakeholder diajak untuk terus bekerja memanfaatkan potensi lokal tanpa mengesampingkan pelestarian lingkungan dalam rangka mencapai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Pengembangan Energi Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik dan mendorong pembangunan ekonomi daerah, Pemprov Sulbar membuka peluang bagi kalangan dunia usaha untuk berinvestasi dengan memanfaatkan potensi alam yang dimiliki. Untuk itu, pemerintah provinsi berjanji memberikan kemudahan-kemudahan yang diperlukan oleh dunia usaha sehingga sumber daya
alam dapat dikelola dengan sebaikbaiknya untuk kepentingan daerah dan nasional. “Potensi alam yang dimiliki bisa dipergunakan untuk menghasilkan energi-energi, termasuk energi terbarukan seperti sumber daya pembangkit tenaga air, yang mungkin satu-satunya terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Gubernur. Beberapa langkah konkret sudah dilakukan dalam memenuhi kebutuhan energi Sulbar. Pada Mei 2010, Pemerintah Sulbar telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan investor dari China, China Gezhouba Group International Engineering Co, LTD (CGGC) untuk membangun tiga proyek sekaligus. CGGC dikenal sebagai perusahaan yang telah berhasil membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terbesar di dunia, yakni PLTA The Three Gorges Project. Tiga proyek yang akan dibangun di Sulbar adalah pembangunan PLTA Karama yang terletak di Kecamatan Bonehau dan Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 92
Penghargaan Energi Prabawa Kalumpang, Kabupaten Mamuju, jalan arteri Mamuju Multi Mode Access Road dan pembangunan Pelabuhan Kontainer Internasional di Belangbelang. PLTA Karama berkapasitas 300-500 MW nantinya akan menjadi pembangkit listrik terbesar di Sulbar dan akan menjadi penyuplai listrik terbesar di Sulawesi. Selain bekerjasama dengan investor China, Pemprov Sulbar juga bekerjasama dengan perusahaan multinasional, Bukaka Group. Bukaka akan membangun pusat energi terbarukan di Kabupaten Mamuju dengan dana sebesar Rp 10 triliun. Dewan Pembina Bukaka Grup, Jusuf Kalla, telah menyatakan bahwa pembangunan pusat energi terbarukan terletak di Bonehau Kabupaten Mamuju. Untuk menunjang pembangunan (investasi) tersebut, PT. Bukaka terlebih dahulu akan membangun jalan menuju daerah investasi yang berada di daerah pegunungan Mamuju sepanjang 80 kilometer dalam rangka mempermudah akses transportasi. Pembangunan proyek tahap pertama akan dibangun dengan kapasitas 2x12,5 megawatt dan memanfaatkan Sungai Karama di Desa Tambi Tambi Kecamatan Kalumpang, yang terletak di perbatasan Provinsi Sulbar dan Sulsel. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut adalah maksimal lima tahun.
93
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) juga menyatakan bahwa Sulbar memiliki potensi mikro hidro dan akan menjadi proyek percobaan dalam pengembangan energi terbarukan selama tahun 2013-2015. Pengembangan energi terbarukan ini merupakan salah satu kegiatan dari Program Kemakmuran Hijau (Green Prosperity) yang dilaksanakan dengan menggunakan dana hibah dari Amerika Serikat. Dana hibah dari Amerika Serikat diberikan ke Indonesia melalui Millenium Challenge Corporation (MCC) sebesar USD 600 juta dalam bentuk Program Compact. Tujuan program tersebut adalah meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar fosil melalui pengembangan energi terbarukan (renewable energy), meningkatkan produktivitas dan menurunkan emisi gas
Penghargaan Energi Prabawa
rumah kaca berbasis daratan (reduce landbased greenhouse gas emissions). Upaya ini dilakukan dengan cara memperbaiki praktik-praktik penggunaan lahan dan pengelolaan sumber daya alam. Keberhasilan membangun dan mengembangkan kemandirian energi ini membawa Sulbar meraih Penghargaan Energi Prabawa 2012, yang diberikan langsung oleh Menteri ESDM, Jero Wacik
kepada Gubernur Sulbar, Drs. H. Anwar Adnan Saleh. Penghargaan ini diberikan karena Sulawesi Barat dinilai telah berjasa dan menjadi panutan serta pelopor aktif dalam mengkampanyekan pemanfaatan potensi energi baru terbarukan (EBT). Pemprov Sulbar dinilai telah menjadi contoh penggerak perubahan dalam mewujudkan kebijakan konservasi dan diversifikasi energi nasional.*
“Pemerintah Provinsi yang mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang utama Pemerintah Provinsi sebagai penggerak perubahan dalam mewujudkan kebijakan konservasi dan diversifikasi energi nasional melalui pembangunan inftrastruktur, Desa Mandiri Energi dan PLTMH dengan capaian rasio elektrifikasi 81% dan desa berlistrik 72%, yang berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan Masyarakat, Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, Bangsa dan Negara.” Alamat: Kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Jl. Ahmad Yani No.1, Mamuju, Sulawesi Barat
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 94
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Perwujudan Sumatera Barat sebagai lumbung energi hijau dilakukan dengan mengupayakan berbagai cara memanfaatkan potensi besar alam yang dimiliki, di antaranya mengembangkan kelistrikan bagi daerah terisolir melalui tenaga matahari, angin dan membangun sejumlah pembangkit mikrohidro, termasuk pengembangan teknologi biogas - Irwan Prayitno, Gubernur Sumatera Barat 94
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 95
Penghargaan Energi Prabawa
Sumatera Barat
Lumbung Energi Hijau
M
enjadi “lumbung energi hijau” seperti yang dinyatakan oleh Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno telah mendapat apresiasi berupa Penghargaan Energi Prabawa 2012. Kategori ini merupakan wujud apresiasi kepada Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang berjasa luar biasa dan dapat dijadikan panutan, pelopor serta memiliki komitmen yang tinggi dalam memacu program dan kegiatan usaha pengembangan, penyediaan dan pemanfaatan energi dengan prinsip
97
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
konservasi dan/atau diversifikasi melalui kebijakan/regulasi, sehingga terwujud produk nyata secara fisik yang merupakan hasil inovasi dan pengembangan teknologi baru, berdampak besar dan positif terhadap pembangunan maupun peningkatan peran dan kinerja sektor energi dan sumber daya mineral, bangsa, dan negara dalam pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien. Tentu saja, keberhasilan ini merupakan perjalanan yang tidak singkat. Kebijakan pengelolaan energi di Provinsi Sumatera
Penghargaan Energi Prabawa Barat dilakukan berkelanjutan dimulai dari tahun 1990. Keberlanjutan ini meningkatkan rasio elektrifikasi di Provinsi Sumatera Barat. “Kini rasio elektrifikasi Sumatera Barat sudah mencapai 71,54 persen atau berada di atas posisi nasional dan ratio desa berlistrik sudah 94 persen,” kata Irwan Prayitno dikutip media. Master plan pengembangan ketenagalistrikan dan permintaan energi listrik di Sumatera Barat diperkirakan tumbuh rata-rata sebesar 7,2 persen per tahun dengan asumsi pertumbuhan penduduk diperkirakan rata-rata 0,7 persen per tahun. Sedangkan pertumbuhan ekonomi untuk periode yang sama diproyeksikan sekitar 5,1 persen per tahun, pada upaya memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Sumatera Barat, perlu direncanakan tambahan sumber tenaga listrik setiap tahun.
keseluruhan Sumatera Barat menghasilkan 518,2 MW, terdiri atas 264 MW (51 persen) energi fosil dan 254,2 MW (49%) Energi Baru Terbarukan. Pada usaha pengelolaan energi dikeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi di Provinsi Sumatera Barat, sebagai berikut : 1. Promosi potensi sumber daya energi baru terbarukan Sumatera Barat ke dalam maupun luar negeri sebagai usaha mengundang investor lokal maupun multinasional untuk mengembangkan potensi energi baru terbarukan di Provinsi Sumatera Barat. 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Sumatera Barat dengan mengikutsertakan
Sekretaris Daerah Provinsi Sumbar, Ali Asmar menyatakan bahwa kebutuhan listrik terbanyak datang dari sektor industri. “Sektor industri sebesar 42 persen dan sektor transportasi sebanyak 41 persen, kemudian disusul dengan sektor rumah tangga sekira 16 persen, sektor komersial 14 persen, dan sektor lainnya kurang dari satu persen,” paparnya. Peningkatan rasio elektrifikasi di Sumatera Barat juga menunjukkan upaya untuk menyeimbangkan sumber energi fosil dan energi baru terbarukan. Secara Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 98
Penghargaan Energi Prabawa
pada pelatihan-pelatihan baik di dalam maupun luar negeri mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan. 3. Program percepatan pemanfaatan panas bumi di Sumatera Barat. 4. Program percepatan Pembangunan PLTU Teluk Sirih kapasitas 2 x 110 MW. 5. Program pembangunan PLTMH/ Pikohidro dan PLTS di Daerah yang belum terjangkau listrik PLN. 6. Program pembangunan instalasi Biogas untuk keperluan rumah tangga. 99
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
7. Program rehabilitasi PLTMH yang mengalami kerusakan. 8. Pembuatan dan implementasi Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah RUKD. 9. Pembuatan dan implementasi Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Dengan kebijakan yang tidak melulu pada pemenuhan energi listrik, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia dan menggali sumber energi baru terbarukan, keberhasilan yang telah dicapai dengan pengelolaan sektor energi dan sumber daya mineral di Provinsi Sumatera
Penghargaan Energi Prabawa Barat lebih dari meningkatnya rasio elektrifikasi. “Terbuka lapangan kerja baru untuk masyarakat Sumatera Barat pada pengelolaan pembangkit-pembangkit tenaga listrik dan tumbuh industri-industri besar di Provinsi Sumatera Barat,” kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat, Marzuki Mahdi. Marzuki menambahkan pada tahun 2012 dibangun 19 unit PLTMH/Pikohidro dan 100 unit PLTS yang nantinya akan dikelola oleh masyarakat sekitar dalam bentuk organisasi yang bertanggung jawab atas operasi dan pemeliharaan pembangkitpembangkit tersebut.
Pengembangan teknologi baru terbukti berdampak besar dan positif terhadap pembangunan maupun peningkatan peran dan kinerja sektor energi dan sumber daya mineral, masyarakat, bangsa dan Negara dalam pengelolaan energi yang berkelanjutan dan efisien. Penghargaan Energi Prabawa 2012 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini diterima Gubernur Irwan sebagai tambahan “energi” bagi pemerintah dan masyarakat Sumatera Barat. “Mudah-mudahan Penghargaan Energi ini menumbuhkan motivasi masyarakat untuk terus memanfaatkan energi secara baik.” (RV)
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 100
Penghargaan Energi Prabawa
101
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prabawa
Pemerintahan Provinsi yang mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang utama Pemerintah Provinsi sebagai penggerak perubahan, mewujudkan peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 72% melalui percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan setempat (PLTMH, PLTS, dan Biogas), yang berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan Masyarakat, Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, Bangsa dan Negara. Alamat : Jl. Jenderal Sudirman No. 51 Padang, Sumatera Barat
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 102
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Angin telah membawa perubahan pada Kabupaten Bantul. Dengan memanen energi angin atau disebut juga energi bayu, nyaris seluruh roda kehidupan dan ekonomi masyarakat pesisir pantai bergerak. Pariwisata, pendidikan, nelayan, hingga pertanian tumbuh dengan adanya energi terbarukan dari pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
102
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 103
Penghargaan Energi Prabawa
BAYU
yang Mengubah Bantul M
urjito, salah seorang pemilik warung di Pantai Baru Ngentak mengingat betul sepinya pantai wisata yang dibuka pada awal 2010 menyusul abrasi yang memaksa Tempat Pelelangan Iklan dipindahkan ke lokasi tersebut. “Pengunjung pantai sangat sepi waktu itu, dapat pembeli satu orang saja sudah bagus,” katanya. Pantai Baru Ngentak beruntung, karena kemudian dipilih sebagai tempat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). PLTB pertama dibangun pertengahan 2010 dan selesai pada 2011. Sejak itu, Murjito merasakan perubahan berarti bagi dirinya, dan masyarakat pesisir. “Sejak adanya ladang PLTB di 2011, selalu saja ada rombongan y a n g datang
setiap harinya. Jumlah warung meningkat dari 10 menjadi 90 warung belum lagi ratusan pedagang kaki lima yang datang ketika hari libur. Jam dagang pun menjadi lebih panjang karena telah ada listrik untuk pencahayaan di malam hari,” kata Murjito yang kini juga menjadi teknisi PLTB-hibrid. Pembangunan PLTB di pesisir pantai Bantul memang bukan kebetulan. Penyediaan energi bagi masyarakat di 17 kecamatan, 75 desa dan 933 dusun memang merupakan tantangan utama Pemerintah Kabupaten Bantul. Bahkan, sebagian kawasan pesisir pantai dan pegunungan masih belum terjangkau jaringan listrik sehingga rasio elektrifikasi baru di angka 80%. Permasalahan tidak hanya disitu karena Kabupaten Bantul merupakan tempat bernaung berbagai sentra industri kecil menengah seperti sentra batik, kerajinan gerabah, kerajinan kulit, kerajinan kayu dan sentra pengolah makanan yang kesemuanya membutuhkan bahan bakar sementara minyak tanah sudah sulit ditemukan di pasar, dan jika pun ada harganya sudah tidak ekonomis. Tidak berdiam diri dengan keterbatasan anggaran daerah, Pemkab Bantul aktif mengundang
105
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prabawa Implementasi Technology Hybrid di Pandansimo memanfaatkan tenaga angin dan matahari (panel surya) untuk sumber daya listrik. Pengembangan kawasan ini merupakan kemitraan bersama Kementerian Ristek, LAPAN, UGM dan Dirjen Dikti. Implementasi Technology Hybrid akan menjai saah satu insentif riset di bidang kincir dan solar cell yang akan menumbuh-kembangkan perekonomian melalui pemberdayaan masyarakat dalam mengelola Technology Hybrid.
berbagai pemangku kepentingan untuk memanfaatkan sumber potensi energi baru terbarukan yang tersedia lokal. Di pesisir pantai selatan, potensi energi terbarukan tersebut ada pada energi angin yang kecepatan rata-ratanya mencapai 4,5m per detik. Bekerjasama dengan berbagai Kementerian, Lembaga dan Universitas, Pemerintah Kabupaten Bantul membangun puluhan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), panel surya, biogas dan bahkan penerangan jalan umum (PJU) yang terintegrasi dengan turbin angin dan panel surya sekaligus.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membangun empat unit PLTB pertama pada tahun 2010, dan mulai beroperasi di pertengahan tahun 2011. Jumlah PLTB terus bertambah melalui berbagai program yang ada di kementerian dan lembaga seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang membangun PLTB terintegrasi panel surya untuk Tlau Sakti Santosa Kepala Bidang Data Litbang Bappeda – Pemkab Bantul
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 106
Penghargaan Energi Prabawa mengoperasikan pabrik es yang diperlukan nelayan setempat.
saat uji coba selama lima hari di Pantai Baru.
“Pemkab telah tambah satu unit PLTB lagi awal tahun ini. Pemkab juga sedang memfasilitasi investor asing yang berminat membangun ladang energi bayu berkapasitas total 50 MW,” kata Tlau Sakti Santosa, Kepala Bidang Data Litbang, Bappeda Pemerintah Kabupaten Bantul.
Pada tahun 2013, menggandeng Jenderal
Hingga saat ini telah ada 36 unit PLTB dan 3 sistem panel surya terpusat berkapasitas total 83 kW, 3 unit PJU terintegrasi turbin angin dan panel surya serta puluhan kompor biogas. “Kami sangat berterima kasih jika ada instansi yang ingin berkontribusi bagi pantai wisata teknologi EBT,” kata Tlau. Pantai Baru tersebut kemudian ditetapkan sebagai model Sistem Inovasi Daerah (SIDA) Pengembangan Energi Hibrid Kincir Angin dan Panel Surya. Penetapan tersebut tidak hanya sekedar slogan. Lomba Desain Bilah Turbin Pada 2012, bersama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Pemkab Bantul mengadakan lomba desain bilah turbin angin. Pendaftar lomba turbin angin tahun 2012 ada 85 tim, namun hanya 28 tim yang terseleksi. Tim tersebut mendapatkan dana satu juta rupiah per tim untuk pembuatan bilah turbin angin dan uang makan sebesar 100 ribu rupiah per orang per hari selama uji coba. Pemenang ditentukan berdasarkan produksi listrik paling besar 107
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Pemkab Bantul D i r e k t o r a t Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional dan Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan lagi lomba tersebut dengan persyaratan yang lebih ketat. Lingkup pekerjaan tidak hanya bilah turbin namun juga menara, generator, sistem kontrol dan sebagainya. Kinerja PLTB yang dibuat pun akan dimonitoring selama sebulan penuh. Dalam lomba ini, fasilitas turbin dan menara angin disiapkan oleh lembaga pengelola PLTB yang dinamai, Workshop Wind Turbine.
Dikelola Warga Lembaga pengelola yang dinamai Workshop Wind Turbine disiapkan oleh Kemenristek bersamaan dengan pembangunan ladang PLTB. Lembaga pengelola tersebut terus diupayakan untuk menjadi m a n d i r i , melalui proses transisi dari Kemenristek ke Pemkab Bantul sebelum ak hir nya d i k e l o l a masyarakat. Budi, Kepala Workshop Wind Turbine
Penghargaan Energi Prabawa Tenaga kerja yang direkrut sebanyak 16 orang mayoritas a d a l a h penduduk setempat. “Selain bertugas memelihara PLTB yang ada, kami juga melayani Aar, Operator PLTB masyarakat yang meminta informasi dan data seputar PLTB, termasuk pemberian pelatihan dan melakukan penelitian bersama,” kata Budi, Kepala Workshop Wind Turbin. Dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan kecil, workshop mengelola iuran listrik dari warung makan di pantai yang menggunakan penerangan dari PLTB. “Pelanggan listrik PLTB dikenakan biaya Rp 300 per kWh, dan itu pun sepenuhnya hasil musyawarah warga sendiri,” kata Aar, operator PLTB. Dengan iuran yang murah tersebut, tidak ada warung makan yang tertarik berlangganan listrik PLN walau jaringan
PLN telah masuk pada tahun 2012. Listrik dari PLTB dibatasi pada daya 1 hingga 2 ampere yang cukup untuk penanak nasi (rice cooker) dan lampu penerangan. Selain memenuhi kebutuhan listrik, workshop juga mencoba melayani kebutuhan penting nelayan yaitu memproduksi es untuk mengawetkan ikan tangkapan. Pabrik es dibangun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan panel surya dan PLTB sebagai sumber listriknya. “Kapasitas produksi es kristal sebesar 1.250 kg per hari dan 128 es balok per hari dengan berat 7 kg per balok,” kata Aar. Pabrik es yang digerakkan angin dan matahari ini meringankan beban nelayan dengan harga yang lebih kompetitif.“Harga jual es yang diproduksi lebih murah yaitu Rp 15.000 per kotak sterofoam sedangkan jika beli di luar sekitar Rp 20.000 per kotak,” lanjut Aar. Setelah energi hibrid, angin dan matahari, workshop juga akan mengelola instalasi biogas. Instalasi ini baru selesai dibangun oleh Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup.
Kompor biogas yang dibagikan ke pemilik warung
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 108
Penghargaan Energi Prabawa Ekplorasi Energi Terbarukan Komitmen Pemkab Bantul tidak berhenti pada energi angin di pesisir pantai. Bantul dilewati tiga sungai besar yaitu Oya, Opak dan Progo yang bermuara di pantai selatan. Sungai tersebut dialirkan ke 195 daerah irigasi untuk mengairi 4 ribu hektar sawah berpotensi untuk menghasilkan energi hidro. Tidak hanya itu, tercatat peternak di Bantul memiliki 59.789 ekor ternak yang terpusat pada 5.432 unit kandang sehingga cocok untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi biogas. Tegalan dan pekarangan di Bantul, diperkirakan seluas 6.758 ha dan 3.300 ha, berpotensi dimanfaatkan untuk menanam umbi-umbian sebagai bahan baku bioetanol. Beberapa pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dan sistem biogas telah dibangun untuk mendukung kegiatan produktif masyarakat desa.
109
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Selain itu, Pemkab Bantul mendorong pengembangan teknologi bioenergi di SMK Muhammadiyah 1 Bambanglipuro. Atas komitmennya dalam pembangunan sektor energi baru terbarukan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menganugerahkan Penghargaan Energi Prabawa Tahun 2012. Penghargaan yang hanya diberikan kepada Pemerintah Daerah yang melalui kebijakannya menjadi pelopor pembangunan energi nasional dan sebagai teladan di bidang energi. Bantul terus bergerak dengan energi baru dan terbarukan. Wisata pantai pesisir selatan Bantul tidak hanya menyediakan pasir dan laut semata. Pengunjung wisata pun dapat melihat secara langsung pemanfaatan listrik yang dihasilkan seperti untuk pabrik es, pompa air petani, lampu dan penanak nasi di warung makan hingga penerangan jalan umum yang bersumber dari energi terbarukan. (ali)***
Penghargaan Energi Prabawa
Pengembangan Desa Mandiri Energi di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan berbasis bio gas dari kotoran ternak sapi yang energinya dimanfaatkan untuk memasak dan penerangan.
Pemerintah Kabupaten yang mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang utama Pemerintah Kabupaten sebagai penggerak perubahan, mewujudkan kebijakan hemat energi listrik, BBM, dan air melalui pengembangan energi biogas rumah tangga di seluruh Kecamatan, produksi bioetanol pada SMK Muhammadiyah Bambanglipuro, merintis pembangunan Desa Mandiri Energi, yang berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan Masyarakat, Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, Bangsa dan Negara. Alamat: Jl. Robert Wolter Monginsidi No.1 Kabupaten Bantul – Daerah Istimewa Yogyakarta
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 110
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Terhampar pada ketinggian 400 sampai 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), sebagian besar wilayah Kabupaten Gayo Lues merupakan daerah perbukitan dan pegunungan hijau. Daerah yang terkenal dengan hawanya yang sejuk ini juga dikenal dunia sebagai ”paru-paru bumi”. Dengan mengelola energi baru terbarukan mikrohidro, Gayo Lues mendapat sumber energi sekaligus melibatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian bukit dan gunungnya. 110
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Penghargaan Energi Prakarsa 2012
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 111
Penghargaan Energi Prabawa
GAYO LUES,
Mengelola Energi di Paru-paru Bumi
K
abupaten Gayo Lues merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan UU No. 4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia.
113
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Mayoritas penduduk di Kabupaten Gayo Lues adalah suku Gayo. Potensi sumber daya alam yang melimpah dan kondisi alam yang berbukit-bukit, Gayo Lues kemudian lebih dikenal dengan nama “Negeri Seribu Bukit”. Kondisi alam ini tidak menjadi kendala bagi pemerintah dan masyarakat Gayo Lues untuk memperoleh sumber energi.
Penghargaan Energi Prabawa
Kapasitas PLTMH yang tersebar sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Gayo Lues
Sebaliknya, kondisi alam yang bergunung, hutan yang masih terjaga dan aliran sungai yang berada di bawah perbukitan dan pegunungan menjadikan Kabupaten Gayo Lues memiliki potensi besar bagi energi terbarukan sebesar 262,67MW. Potensi Hidro Power di Kabupaten Gayo Lues No 1
Lokasi Kla I
2 Tripa I 3 Tripa II 4 Tripa III 5 Tripa IV 6 Kenyaran I 7 Kenyaran II 8 Kungke/Agusen 9 Pantan Cuaca I 10 Pantan Cuaca II 11 Pantau Dedalu 12 Lesten 13 Waih Batu TOTAL
Catchment Debit Water Head Penstok Kapasitas Area Desain Way Koor Y Km2 m M3/s m m MW
Koordinat Koor X
96°57’38.7” 4010’43.3” 90°57’50.1” 90°56’53.8“ 96°52’19.03” 96°51’19.32” 97°10’23,81” 97°10’43,9” 97˚29’45” 97°08’10” 97˚06’25” -
04°9’58.7” 04°9’14.4” 04°1’19.03” 04°1’41.93” 04°9’16,4” 04°8’2,97” 03˚51’19” 04°11’5” 04˚11’45” -
165,13
75
1544,51 1544,51 2053,51 2053,51 144 160 645,06 72,8 54,89 -
50 50 50 50 100 100 75 100 100 170 -
6,77
350 1.264,00
3,91
64,78 214 2.411,00 64,78 214 2.411,00 86,13 114,46 4.536,00 86,13 192,85 2.859,60 5,92 250 1.600,00 6,56 196 2.900,00 9,22 213,3 1.625,00 2,99 304 2.486,00 2,25 150 2.486,00 75 250 3.000,00 -
25,67 25,67 34,13 34,13 4,62 6,12 5,48 2,34 2,10 22,50 90,00 6,00 262,67
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 114
Penghargaan Energi Prabawa Potensi ini dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik masyarakat dengan membangun pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Sebanyak dua kecamatan sudah 100 masyarakatnya menggunakan energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan ini, yaitu Kecamatan Putri Betung dan Kecamatan Tripe Jaya. Sementara di Kecamatan Terangun sudah 75% masyarakatnya memperoleh listrik dari PLTMH. “Pemanfaatan sumber air untuk energi listrik untuk kebutuhan masyarakat Gayo Lues adalah hal yang mutlak karena selain adanya potensi air juga karena kondisi masyarakat yang terpencar di balik pegunungan dan perbukitan yang sulit
115
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
dijangkau oleh jaringan listrik,” kata Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasjim Sejauh ini, dengan memiliki 11 PLTMH berkapasitas 1.3 MW, Kabupaten Gayo Lues mampu memenuhi 20 persen kebutuhan listrik daerah ini. Selain itu, dikantongi penghematan Rp 18,9 miliar per tahun. Tak hanya pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang dapat dijadikan energi listrik, tetapi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas ratusan megawatt pun dapat dibangun. Beberapa PLTMH juga telah menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah daerah. Sebagai contoh, PLTMH Rerebe di Kecamatan Tripe Jaya
Penghargaan Energi Prabawa sudah bisa menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah kabupaten sebesar Rp 70 juta per bulan. PLTMH Radebe dibangun dengan biaya Rp. 20,5 miliar yang berasal dari dana Otsus. Sementara APBK Gayo Lues menyediakan Rp 1,8 miliar untuk pemasangan meteran listrik bagi 1000 kepala keluarga. Dalam mengatur pendapatan dari penjualan energi listrik terbarukannya tersebut, Pemkab Gayo Lues menerbitkan pola bagi hasil yang menguntungkan yang dituangkan dalam Perbup. Peraturan tersebut yaitu Peraturan Bupati Gayo Lues Nomor 331 Tahun 2012 Tentang Bagi Hasil Jual Beli Excess Power Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) Rerebe Kecamatan Tripe Jaya Kabupaten Gayo Lues. Hasil penjualan listrik dibagi sebesar 60% untuk pemerintah kabupaten, 40 persen untuk kecamatan penghasil. Jatah untuk kecamatan selanjutnya dibagi untuk pengelola (40 persen), desa penghasil (40
persen), dan desa yang berada dalam kecamatan penghasil (20 persen). Selain itu, menurut Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Gayo Lues, Ir. Rasidin Porang, program PLTMH sangat efektif untuk menjaga hutan di lingkungan sekitarnya. ”Sudah kewajiban bagi masyarakat desa yang menggunakan listrik untuk menjaga sumber air,” kata Rasidin. “Bila hutan rusak, air pun menyusut. Warga desa yang sumber penerangannya dari PLTMH, dipastikan akan mengalami kesulitan. Setiap desa yang mendapatkan bantuan PLTMH wajib menjaga hutan sebagai sumber air dan tidak menunggu kehancuran alam,” kata Rasidin. Hutan sangat dibutuhkan sebagai sumber air bagi mikrohidro yang saat ini sudah dibangun di beberapa desa yang tidak terjangkau PLN. Bahkan, saat ini tinggal
Penerimaan PAD Kabupaten Gayo Lues dari Jual Beli Energi dengan PT. PLN (Persero)
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 116
Penghargaan Energi Prabawa
Model bagi hasil jual beli excess power PLTMH yang dikembangkan oleh Kabupaten Gayo Lues
satu desa lagi yang belum mendapatkan penerangan arus listrik, yaitu Desa Listen. Untuk membangun satu unit listrik PLTMH di Desa Listen dibutuhkan dana Rp 6 miliar. Pemerintah mengupayakan pendanaan pada Tahun Anggaran 2012.
dengan dana Rp 3,5 miliar. Proyek ini akan dijual kepada PLN Blangkejeren. Diharapkan, dengan PAD tahun 2013, semua arus PLN bersumber dari PLTMH milik Pemkab Gayo Lues.
Desa Listen merupakan desa terpencil. Untuk mencapai desa itu membutuhkan waktu satu hari dari kota Kecamatan Pining. Akses jalan menuju desa juga belum bisa dilalui oleh semua kendaraan, harus membutuhkan kendaraan khusus.
Kerja keras
Pada tahun 2011, Dinas Pertambangan dan Energi Pemkab Gayo Luse juga telah menerangi enam desa baik melalui PLTMH, maupun penambahan jaringan PLN. Desa-desa yang telah terjangkau listrik tersebut adalah Desa Bui Meluak, Tak Lengat, Transmigrasi Pantan Cuaca, Anak Reje, Pisang Abu. Rasidin mengatakan, untuk menambah PAD Kabupaten Gayo Lues kembali akan dibangun satu unit PLTMH di Wai Sejuk
117
|
Bergerak dengan Energi Terbarukan
Upaya mengelola energi bersumber dari energi baru terbarukan di Kabupaten Gayo Lues dikatakan Bupati Ibnu Hasjim merupakan hasil kerja keras yang dilakukan oleh Pemkab Gayo Lues selama beberapa tahun. Selain penghematan bahan bakar minyak dan kendala distribusinya, PLTMH juga ramah lingkungan, membuat listrik menjadi murah. Yang tidak kalah penting, hutan sebagai sumber air dapat terlindungi oleh masyarakat.*
Penghargaan Energi Prabawa
Pemerintah Kabupaten yang mengimplementasikan peran, tanggung jawab, dan wewenang utama Pemerintah Kabupaten sebagai penggerak perubahan, mewujudkan Desa Mandiri Energi dan kontribusi sebesar 21% dari total energi listrik terpakai dari pembangunan dan pengelolaan PLTMH, yang berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan Masyarakat, Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, Bangsa dan Negara. Alamat: Jl. Tgk Mahmud No. 1 Desa Blangkejeran – Gayo Lues - NAD
Bergerak dengan Energi Terbarukan
| 118
“Sangat Inspiratif dan sangat menarik, upaya mengangkat ‘mutiara-mutiara” yang ada dalam Buku ini merupakan kerja besar Dewan Juri Penghargaan Energi tahun 2012”
“Kisah sukses yang ada dalam buku ini, dapat memotivasi dan menginspirasi masyarakat/ Pemerintah Daerah di Indonesia untuk mengembangkan energi yang telah tersedia di alam/sekitar kita.” Rida Mulyana,
Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktur Jenderal EBTKE KESDM “METI sangat bangga dan senang dengan adanya buku ini, METI akan menyebarluaskan kisah inspiratif ini agar lebih banyak lagi pionir, pelopor, dan penggerak Energi Terbarukan di Indonesia.” Rachmat Gobel, Ketua METI “Kisah yang ada dalam buku ini merupakan salah satu bentuk aktualisasi sosial masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan terutama energi. Dengan energi tersebut kegiatan sosial ekonomi masyarakat juga ikut berkembang.”
Hak cipta © Badan Litbang ESDM, 2013 Cetakan 1, Juli 2013 Pengarah: F.X. Sutijastoto
BERGERAK DENGAN ENERGI TERBARUKAN
Herman Afif , Ketua Dewan Juri Penghargaan Energi 2012
“Buku ini lebih dari sekedar menceritakan kisah sukses pengembangan, penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia, tetapi memuat kisah-kisah inspiratif para inovator yang telah mempengaruhi dan mengajak orang mengembangan dan memanfaatkan energi terbarukan. Kita yakin, bahwa para inovator ini tidak berharap hadiah atau anugerah. Mereka mengerjakan dengan hati nurani. Menjadi inspirasi bagi masyakarat Indonesia yang lain untuk melihat, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber energi yang telah disediakan alam Indonesia. Melihat kerja para inovator dan perintis sebagai Penerima Penghargaan Energi menyadarkan kita kembali, bahwa Indonesia dianugerahi sumber energi yang melimpah. Tinggal kita yang harus menggali dan mengembangkannya…”
Kisah Sukses Pengembangan, Penyediaan dan Pemanfaatan Energi Terbarukan
Bergerak dengan
energi
terbarukan
www.litbang.esdm.go.id © 2013
Penulis: Hermansyah Mufdi ‘ed’ Firdaus I Wayan Lugra Herdiana Prasetyaningrum M. Indra Al Irsyad M. Irsan Imam Prayitno Arfi Ikhsan Firmansyah Tendi Rustendi Marlina Pandin Zulkifliani Umar Dani Gandhi Kurnia Hudaya Edi Saadudin Andy Hermanto Sianipar Editor: Islaminur Pempasa Diterbitkan oleh: Badan Litbang ESDM Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Jakarta www.litbangesdm.go.id www.penghargaanenergi.litbang.esdm.go.id
Prof. Dr. Hotman M. Siahaan, Guru Besar Sosiologi, Univ. Airlangga
Kementerian ESDM
Penanggung Jawab: Supirman
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013