PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP BIAYA OPERASIONAL DAN PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Tekstil dan Garment yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 20112012) Devinta Angelia Artisa Yeterina Nugrahanti Ari Budi Kristanto Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
[email protected] Abstract This research aims to give additional empirical evidence about the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) to Operational Costs and Profitability. Corporate Social Responsibility (CSR) is measured by Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) which is according to the method used by Sembiring (2005). The Operational Costs is measured with the comparison between operational costs an operational income. Whereas, the profitability is measured by return rate on equity (Return On Equity – ROE). The textile companies and garment which is registered in Bursa Efek Indonesia in year 2011-2012 is used as the samples for this study. There is thirty two samples in this study. The method to test the hypothesis is double linear regression by using SIZE as the control variable, SIZE is measured by Log from the total asset. The result of this study showed that Corporate Social Responsibility (CSR) does not have influence to the Operational Costs and Profitability. Key Words: Corporate Social Responsibility (CSR), Operational Costs, Profitability, and SIZE. perusahaan yang berpijak pada triple bottom lines yaitu tanggung jawab perusahaan pada aspek sosial, lingkungan, dan keuangan.Perusahaan harus memperhatikan konsep triple bottom line dan secara langsung akan memberikan warna baru dalam implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) (Jalal, 2007). Banyak kasus sosial dan lingkungan di Indonesia yang menunjukkan pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR) antara lain kasus PT. Freeport Indonesia yang sejak memulai operasinya pada tahun 1969 sudah menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan, kasus pencemaran lingkungan Lapindo pada tahun 2006, serta kasus pencemaran di Teluk Buyat oleh PT. Newmont Minahasa Raya pada pertengahan tahun 2004. Hal ini yang mendorong pemerintah untuk menerbitkan regulasi mengatur tentang Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu UU No. 40 Tahun 2007 pasal 74 ayat (1) tentang perseroan terbatas yang menjalankan
PENDAHULUAN Industri tekstil merupakan salah satu industri yang di prioritaskan untuk dikembangkan karena memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyumbang devisa negara, menyerap tenaga kerja dalam jumlah cukup besar, dan sebagai industri yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sandang nasional. Hal ini dapat ditunjukkan melalui perolehan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir, bahkan saat krisis ekonomi melanda dunia, industri tekstil nasional masih dapat mempertahankan surplus perdagangannya dengan nilai tidak kurang dari US$ 5 Milyar, penyerapan tenaga kerja 1,34 juta jiwa, capaian tenaga kerja dalam negeri hingga 63 persen dan berkontribusi memenuhi kebutuhan domestik sebesar 46 persen (Biro Umum dan Humas, Kementrian Perindustrian, 2010). Dengan dapat bertahannya sektor indusri tekstil ini tidak lepas dari tanggung jawab 1
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
usahanya dengan mengeksploitasi sumber daya alam diwajibkan melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Perusahaan yang melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya akan mengungkapkannya dalam laporan tahunan (annual report). Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) juga telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 yang menyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri, faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Manfaat dari pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan (annual report) adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung dalam keuangan di masa mendatang, sebagai wujud dialog antara manajemen dengan stakeholder, serta citra baik yang dihasilkan oleh perusahaan yang melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) sehingga perusahaan mendapatkan kepercayaan dari investor dan masyarakat (Anggraini, 2006). Sedangkan manfaat yang ditimbulkan untuk kinerja perusahaan adalah dapat memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi, sebagai dasar penentuan strategi perusahaan dimasa yang akan datang dan sebagai penentu kebijakan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan (Siswardani, 2012). Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap biaya operasional dan kinerja keuangan (profitabilitas). Kotler dan Lee (2005) dalam Solihin (2009) menyatakan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat menurunkan biaya operasi suatu perusahaan, karena setelah diterapkannya Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan akan mengurangi
biaya pemasaran dan menggantinya dengan biaya Corporate Social Responsibility (CSR) yang awalnya termasuk pada biaya pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Leki dan Christiawan (2013) menyatakan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku (reused, recycle) dan overhead (berpengaruh kepada penggunaan air dan listrik) sehingga mengurangi biaya operasional perusahaan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sullivan (1998) menemukan bahwa reputasi perusahaan dapat dijadikan jaminan bagi pelanggan untuk menilai kualitas produk atau jasa yang diberikan olehperusahaan. Dengan demikian, semakin baik reputasi suatu perusahaan, maka semakin meningkat pula pembelian yang dilakukan oleh pelanggan sehingga mengakibatkan penjualan perusahaan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Gulsevim dan Gokhan (2009) menyebutkan bahwa, kegiatanCorporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan sebagai upaya meningkatkan reputasi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) perusahaan dalam kaitannya dengan sisi tenaga kerja, keselamatan kerja dan kesehatan tenaga kerja yang merupakan isu penting dalam industri bidang tekstil. Penelitian yang dilakukan oleh Eriana (2009) yang menyimpulkan bahwa dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaa yang diukur melalui rasio tingkat pengembalian aset (Return on Asset – ROA). Paul dan Siegel (2006) dalam Apridita (2009) menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dapat berdampak pada perbaikan persepsi dan perilaku konsumen, termasuk meningkatnya keputusan dalam pembelian yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Permanasari (2010) meneliti pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan (Return on Asset – ROA) maupun biaya operasional (BOPO) dan besaran pajak penghasilan. Hasil menunjukan bahwa Corporate 2
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
Social Responsibility (CSR) berpengaruhpositif dengan kinerja keuangan (Return on Asset – ROA) dan biaya operasional (BOPO) dan tidak berpengaruh terhadap besaran pajak penghasilan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Leki dan Christiawan (2013) menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh dengan biaya operasional (BOPO). Karena adanya hasil penelitian yang berbeda dan tidak sejalan maka peneliti tertarik untuk meneliti ulang untuk mengkonfirmasi hasil penelitian yang berbeda tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010), namun dalam penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian terdahulu, yaitu penelitian ini hanya fokus pada perusahaan garment, kinerja Corporate Social Responsibility (CSR) diukur melalui tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) dengan variabel kontrol ukuran perusahaan (SIZE). Dalam penelitian ini digunakan variabel kontrol karena variabel kontrol merupakan variabel yang diduga dapat berpengaruh terhadap variabel dependent, dimana variabel ukuran perusahaan (SIZE) yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dari total aset perusahaan yang menunjukkan skala ekonomis sebuah perusahaan (Margaretta, 2010). Semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar skala produksi perusahaan itu, serta mampu untuk mengefisienkan/menurunkan biaya operasional (Leki dan Christiawan, 2013). Perusahaan dengan ukuran besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil (Sunarto dan Budi, 2009). Selain itu penelitian Permanasari (2010) menggunakan variabel pajak penghasilan tetapi dalam penelitian ini tidak, karena dari penelitian Permanasari(2010) disimpulkan bahwa penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap besaran pajak penghasilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap biaya operasional dan profitabilitas pada perusahaan tekstil yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan tekstil dipilih karena merupakan perusahaan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa negara dan wajib melakukan Corporate Social Responsibility (CSR). Menurut Apridita (2009), ada beberapa faktor yang mendukung tentang penggunaan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity – ROE) sebagai ukuran kinerja profitabilitas antara lain: (1) Dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income. (2) Untuk mengukur tingkat hasil investasi (laba) dari pemegang saham. (3) Merupakan rasio pengukuran perusahaan dalam menghasilkan lama selama periode tertentu (tidak hanya berfokus pada jangka pendek) dan (4) Dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan garment sehubungan dengan penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) dan pengungkapannya dimasa mendatang. Diharapkan akan memberikan wacana baru bagi investor dalam mempertimbangkan aspek-aspek dalam investasi. KONSEP DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori yang digunakan untuk mendasari penelitian ini adalah teori stakeholder. Menurut Daniri (2007) dalam Oktaviani (2011), salah satu alasan mengapa konsep CorporateSocial Responsibility(CSR) didasarkan pada StakeholderTheory bahwa keberadaan perusahaan bukansemata-mata bertujuan untuk melayanikepentingan pemegang saham (sharehoder)melainkan juga kepentingankepentingan pihaklainnya (stakeholder) termasuk masyarakat.Dengan demikian cukup jelas bahwa masyarakatmenjadi bagian yang tidak terpisahkan dariperusahaan dan begitu juga sebaliknya. Menurut Freeman (1984) dalam Oktaviani (2011), yang dimaksud dengan pemangkukepentingan adalah kelompok atau individu yangmendapatkan keuntungan dan atau kerugian,dan yang hak-haknya dilanggar atau dihargai olehtindakan korporasi. 3
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
Penggunaan teori inimenekankan bahwa perusahaan memilikitanggungjawab sosial yang menuntut merekamempertimbangkan semua kepentingan berbagaipihak (stakeholders) yang terkena pengaruh dari tindakannya.
perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu (Sari, 2012). Pengukuran dalam pengungkapan CSR yang akan dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Rahayu (2010), yang mengelompokkan Corporate Social Responsibility (CSR) kedalam tujuh kategori pengungkapan, yaitu: lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum. Hasil penelitian di berbagai negara membuktikan, bahwa laporan tahunan (annual report) merupakan media yang tepat untuk menyampaikan tanggung jawab sosial perusahaan (Eriana, 2011).
Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut The World Business Council on Sustainable Development (WBCSD) adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk melaksanakan etika keprilakuan (behavioural ethnics) dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development). Sedangkan menurut ISO 26000, Corporate Social Responsibility (CSR) adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak dari keputusankeputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta integrasi dengan organisasi secara menyeluruh (Jalal, 2007). Tanggung jawab perusahaan juga harus berpijak pada triple bottom lines, yang terdiri atas aspek finansial, aspek sosial, dan aspek lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutannya perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Biaya Operasional Penelitian yang dilakukan oleh Earnhart dan Lizal (2010) dalam Leki dan Christiawan (2013)dan penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010) menunjukkan bahwa corporateenvironmental performancesebagai proksi dari Corporate Social Responsibility (CSR)dapat mempengaruhi penurunan biaya operasional perusahaan. Aktifitas Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan akan mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran produk dan menggantinya dengan biaya Corporate Social Responsibility (CSR) yang secara tidak langsung juga akan membangun brand image bagi masyarakat. Biasanya kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan merupakan suatu bentuk tanggungjawab perusahaan yang dilakukan untuk karyawan, masyarakat dan atau lingkungan atas kegiatan operasional perusahaan. Namun, kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dapat juga dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya untuk melakukan penghematan sumber daya yang digunakan. Ketika perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai upaya melakukan penghematan sumber daya atau sering disebut dengan eko-efisiensi secara jangka panjang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, yaitu
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pengungkapan tanggung jawab social (Corporate Social Responsibility Disclosure) adalahsuatu bentuk pertanggungjawaban yang seharusnya dilakukan perusahaan atas dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari aktifitas operasionalnya dan berpengaruh terhadap masyarakat internal maupun eksternal dalam lingkungan perusahaan (Sofa, 2010). Tujuannya agar 4
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
dapat menciptakan efisiensi produksi yang dapat menurunkan biaya operasional perusahaan. Menurut Praswanto (2002), eko-efisiensi adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan produk dengan menggunakan sumber daya secara lebih hemat, serta menghasilkan limbah yang minimal atau sama sekali tidak ada limbah. Corporate Social Responsibility (CSR) juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat melalui upaya peningkatan sarana pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta dapat juga dilakukan melalui pengembangan ekonomi dengan cara memberikan bantuan modal dan pemngembangan usaha lokal, sehingga dapat mengurangi biaya iklan dan promosi (Kolter dan Lee, 2005 dalam Leki dan Christiawan, 2013). Dari pengertian yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1: Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh negatif terhadap biaya operasional.
kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta perusahaan mampu melakukan inovasi produk yang ramah lingkungan maka hal ini akan membetuk brand image perusahaan yang dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk yang dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan (Hokerts et al, 2007 dalam Leki dan Christiawan, 2013). Corporate Social Responsibility (CSR) dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Semakin besar kegiatanCorporate Social Responsibility (CSR) maka semakin besar pula biaya yang dikeluarkan, semakin besar kegiatanCorporate Social Responsibility (CSR), maka semakin luas pula jangkauan masyarakat yang akan mempengaruhi citra perusahaan di mata konsumen dan masyarakat. Peningkatan citra inilah yang diharapkan perusahaan dapat mendukung kegiatan operasional mereka dan membantu memperoleh profitabilitas (Setyo, 2005). Untuk mengukur rasio profitabilitas digunakan rasio Return On Equity (ROE). ROE dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu (tidak hanya berfokus pada jangka pendek) dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung dalam keuangan di masa mendatang, serta citra baik yang dihasilkan oleh perusahaan yang melaksanakan kegiatanCorporate Social Responsibility (CSR) sehingga perusahaan mendapatkan kepercayaan dari investor dan masyarakat. Dari pengertian yang telah diuraikan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Permanasari (2010) telah melakukan penelitian terhadap pengaruh penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap tingkat profitabilitas, besaran pajak penghasilan, dan biaya operasi pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Paul dan Siegel (2006) dalam Apridita (2009) menemukan bahwa aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) berdampak pada produktifitas, perubahan teknologi dan skala ekonomi. Secara keseluruhan eksekutif dan praktisi Corporate Social Responsibility (CSR) percaya bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dapat berdampak pada perbaikan persepsi dan perilaku konsumen, termasuk meningkatnya keputusan dalam pembelian yang pada akhirnya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Selain itu ketika perusahaan melakukan 5
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
peraturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan disesuaikan item tersebut untuk diaplikasikan di Indonesia, maka penyesuaian dilakukan. Dua belas item dihapuskan karena kurang sesuai untuk diterapkan dengan kondisi di Indonesia sehingga secara total tersisa tujug puluh delapan item pengungkapan. Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikan kembali dengan masing-masing 3sektor industri sehingga item pengungkapan yang diharapkan setiap sektor berbeda-beda dalam (Sembiring, 2005 dalam Setyandaru 2011). Item pengungkapan yang dikeluarkan oleh GRI merupakan item pengungkapan CSR yang bersifat internasional, jumlah item pengungkapannya juga lebih banyak dibandingkan dengan item pengungkapan yang diadopsi oleh Sembiring (2005) (Setyandaru, 2011). Sehingga peneliti lebih memilih item pengungkapan yang diadopsi oleh Sembiring (2005) karena 78 item pengungkapan CSR telah sesuai dengan kondisi perusahaan di Indonesia dibandingkan dengan item penungkapan GRI yang bersifat internasional. Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diukur dengan metode Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI), dengan rumus:
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2012. Penelitian ini memilih perusahaan tekstil dan garment sebagai sampel penelitian disebabkan karena perusahaan tekstil dan garment banyak menimbulkan efek lingkungan dalam proses produksinya seperti pencemaran limbah sehingga perusahaan perlu menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai timbal balik kepada lingkungan disekitarnya (Indrawan, 2011). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposivesampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative dengan kriteria perusahaan tekstil dan garment yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR) tahun 2011-2012 dan yang melaporkan program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan dan data yang dibutuhkan dalam penelitian lengkap. Teknik Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang berupa laporan tahunan (annual report) tahun 2011-2012 yang diakses melalui website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id
Keterangan: CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j. nj : Jumlah item pengungkapan untuk pengungkapan perusahaan j, nj = 78 Xij : 1 = jika item I diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan. Dengan demikian 0 < CSRDIj< 1 (Hapsoro, 2012).
Variabel Penelitian Variabel Independen Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Social Responsibility Disclosure Index (CSRDI) dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005). Penelitian Hackston dan Milne (1996) yang diadopsi oleh Eddy Rismanda Sembiring (2005). Penggungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam tujuh kategori yaitu: lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, dan umum.Ketujuh kategori tersebut terbagi dalam Sembilan puluhitem pengungkapan. Berdasarkan
Variabel Dependen 1. Biaya Operasional Dalam penelitian ini biaya operasional dapat dihitung secara matematis menggunakan rumus: 6
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
(Permanasari, 2010) 2. Profitabilitas Profitabilitas perusahaan diukur melalui tingkat pengembalian atas ekuitas (Return On Equity – ROE).
yang lain menggunakan uji Glejser. Setelah didapat hasil dari model regresi tersebut, selanjutnya dilakukan uji multikolinearitasdigunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang kuat diantara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam pembentukan model (Gujarati, 2003 dalam Rahayu, 2010). Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami multikoleniaritas dapat diperiksa dengan menggunakan variance inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel independen, yaitu jika suatu variabel independen mempunyai nilai VIF>10 (Santoso, 2010) berarti telah terjadi multikolenaritas. Selanjutnya akan dilanjutkan dengan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk menganalisis pengaruh variable independen terhadap variable dependen dengan menggunakan variabel kontrol. Model Penelitian
(Hutami, 2012) Variabel kontrol Ukuran Perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrol adalah untuk mengontrol hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, karena variabel kontrol diduga ikut berpengaruh terhadap variabel independen. Perusahaan dengan ukuran besar akan dapat menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah. Dimana tingkat biaya yang rendah merupakan unsur untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Akbar dan Kinanti, 2009). Semakin besar perusahaan akan semakin mudah mengakses pasar modal sehingga mudah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dari kreditor, sehingga perusahaan dapat berinvestasi seperti membeli asset untuk memenuhi permintaan produk dan memperluas pangsa pasar, dengan demikian penjualan akan meningkat dan profitabilitas perusahaan akan semakin meningkat (Akbar, 2009).
Keterangan : ROE : Return On Equity CSRDI : Corporate Social Responsibility Disclosure Index BOPO : Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional koefisien yang diestimasi Error Term, yaitu tingkat kesalahan penyesuaian yang diduga
(Waryanto, 2010)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian Berdasarkan data dari BEI populasi perusahaan garment sebanyak 18 perusahaan, namun berdasarkan kriteria dengan mengungkapkan laporan tahunan (annual report) maka dalam penelitian ini hanya digunakan sampel sebanyak 16 perusahaan, sehingga jumlah sampel yang diperoleh peneliti pada tahun 2011 dan 2012 sebanyak 32 sampel. Proses pengambilan sampel dapat dilihat pada tabel 1.
Teknik Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan analisis regresi linear untuk pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian keabsahan regresi berdasarkan asumsi klasik, pertama dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, yang akan menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang telah berdistribusi secara normal, setelah sampel yang dihasil berdistribusi normal maka selanjutnya akan dilakukan uji heteroskedatisitas yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan 7
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
Tabel 1 : Proses Pemilihan Sampel KETERANGAN JUMLAH 18 Perusahaan Tekstil dan Garment yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 18 Perusahaan Tekstil dan Garment yang terdaftar di BEI pada tahun 2012 Perusahaan Tekstil dan Garment yang tidak mengungkapkan laporan (2) tahunan tahun 2011 Perusahaan Tekstil dan Garment yang tidak mengungkapkan laporan (2) tahunan tahun 2012 32 Total sampel penelitian Sumber Data : Data Sekunder 2013
standar deviasi. Berdasarkan analisis statistik Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk deskriptif diperoleh gambaran perusahaan sebagai mengetahui deskripsi data yang dilihat dari nilai berikut: maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan nilai Tabel 2 : Analisis Statistik Deskriptif CSRDI
N 32
Minimum 0.44
Maximum 0.76
Mean 0.6109
BOPO ROE SIZE Valid N (listwise)
32 32 32 32
0.60 0.11 11.22
1.17 0.95 12.84
0.9991 0.3347 12.0441
Sumber Data: Data setelah diolah dengan SPSS.
biaya operasional sebesar 99% dari pendapatan operasional diluar pendapatan lain-lain yang diperoleh perusahaan. Variabel ROE dalam penelitian ini memiliki rata-rata sebesar 0,33, yang artinya perusahaan memiliki laba bersih sesudah pajak sebesar 33% dari modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mengetahui rata-rata item Corporate Social Responsibility (CSR) yang diungkapkan oleh seluruh perusahaan, dapat dilihat melalui tabel tiga.
Variabel CSRDI memiliki rata-rata sebesar 0.61, yang artinya bahwa rata-rata perusahaan melakukan pengungkapan item-item Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 61%. Dalam pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terdapat 78 sub item pengungkapan yang harus diungkapkan artinya rata-rata setiap perusahaan mengungkapkan 48 sub item dari 78 sub item yang ada. Sedangkan BOPO memiliki rata-rata sebesar 0.99, yang artinya perusahaan memiliki
8
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
Tabel 3 : Rata-rata Item-item Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Item yang Rata-rata diungkapkan pengungkapan Lingkungan 0.62 Energi 0.71 Kesehatan dan 0.63 Keselamatan Kerja Lain-lain Tenaga Kerja 0.55 Produk 0.9 Keterlibatan Masyarakat 0.44 Umum 0.5 Sumber Data: Data diolah 2013. Dari tabel tiga dapat diketahui bahwa ratarata pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tertinggi adalah sebesar 0.9 pada item produk. Artinya, 90% dari keseluruhan item produk telah diungkapkan. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan cenderung lebih memperhatikan aspek produknya dalam melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).Hal ini terjadi karena kebanyakan perusahaan tekstil dangarmentingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dimiliki. Dengan adanya kualitas yang baik maka akan mendorong terjadinya peningkatan penjualan dalam perusahaan. Sedangkan nilai terendah adalah sebesar 0.44 pada item keterlibatan masyarakat. Artinya, dari keseluruhan sub item yang ada hanya 44%, yang diungkapkan perusahaan dari 9 sub item yang ada dalam item keterlibatan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kurang memperhatikan aspek keterlibatan masyarakat. Uji Asumsi Klasik Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Suatu regresi mengandung multikolinearitas jika nilai VIF-nya lebih dari 10.
Nilai tolerance dan nilai VIF dari semua variabel penelitian berkisar antara 0.936 sampai dengan 1.069, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas. Uji heterokedastitas dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen (Ghozali, 2005 dalam Hapsoro, 2012). Hasil uji Glejser semua variabel penelitian menunjukkan bahwa besarnya nilai signifikansi 0.238 sampai 0.644 (diatas 0.05) sehingga data terbebas dari masalah heterokedastisitas. Pengujian normalitas menghasilkan nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov pada variable ROE menunjukan 0.226 lebih besar dari taraf signifikansi 0.05 dan pada variable BOPO menunjukan 0.251 yang berarti variabel terdistribusi secara normal (Ghozali, 2006). Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Biaya Operasional
9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
promosi dan iklan yang dilakukan oleh perusahaan sebelumnya.Selain itu, kegiatan CSR perusahaan tekstil dan garment yang ada di Indonesia terbanyak dilakukan berupa peningkatan keamanan produk dan peningkatan kebersihan dalam pengolahan produk, bukan pada kegiatan penghematan dan efisiensi energi. Hal ini yang menyebabkan CSR perusahaan tektil dan garment yang ada di Indonesia tidak berpengaruh terhadap Biaya Operasional. Sebagai contoh dari data sampel PT. Nusantara Inti Corpora dan PT. Tifico Fiber Indonesia pada tahun 2011 yang telah melakukan 47% dan 59% item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dimana terdapat 37 item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan PT. Nusantara Inti Corpora dan 46 item CSR yang dilakukan oleh PT. Tifico Fiber Indonesia,dengan BOPO sebesar 0.95% dan 0.97%. Sedangkan pada tahun 2012 PT. Nusantara Inti Corporadan PT. Tifico Fiber Indonesia mengalami peningkatan pengungkapan item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu sebasar 56% item kegiatan dan 68% item pengungkapan, dimanaterdapat 44 item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan PT. Nusantara Inti Corpora dan 53 item kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Tifico Fiber Indonesiadengan BOPO yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0.98% dan sebesar 0.99%. Hasil yang diperoleh tabel sepuluh juga menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrol memiliki koefisien sebesar 2.860 dengan signifikansi sebesar 0.481. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.481 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, hal ini berarti variabel ukuran perusahaan (SIZE) tidak berpengaruh terhadap biaya operasional perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Campbell (2002) dalam Damayanti (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) tidak memiliki hubungan dengan BOPO. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) ternyata tidak dapat menjamin mendorongnya
Tabel 4: Output Persamaan Regresi
Variabel Dependen (Constant) CSRDI SIZE
Β
64.166 2.191 2.860
t Hitung 1.371 0.093 0.713
Sign.
0.181 0.926 0.481
Dependent variabel : BOPO, R-square = 1.8%, Adj R2 = -0.04 Sumber data: Data setelah diolah dengan SPSS. Dari pengujian hipotesis dapat diketahuiAdjusted R2 sebesar -0.049 berarti hanya sebesar 4.9% BOPO dijelaskan oleh variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE), sedangkan 93.4% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE) tidak memberikan pengaruh terhadap BOPO. Hasil yang diperoleh tabel sepuluh menunjukkan bahwa variabel CSRDI memiliki koefisien sebesar 2.191 dengan signifikansi sebesar 0.926. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.926 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti H1 ditolak. Hal ini berati bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap BOPO perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Bosch et al (1998) dalam Leki dan Christiawan (2012) yang mengungkapkan bahwa praktik program Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya operasional. KegiatanCorporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia sifatnya mandatory, sehingga motivasi utama perusahaan melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah untuk mematuhi undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) banyak dilakukan perusahaan untuk menghindarkan kegiatan perusahaan dari konflik dengan masyarakat maupun dengan karyawan atas dampak yang timbul dari kegiatan operasional perusahaan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan biaya pengganti untuk kegiatan 10
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
efisiensi biaya operasional. Karena perusahaanperusahaan yang menjadi sampel, cenderung belum dapat memanfaatkan ukuran perusahaannya (SIZE) dimana total aset yang dimiliki perusahaan tersebut belum dapat digunakan secara efisien untuk menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Profitabilitas Tabel 5: Output Persamaan Regresi Variabel Dependen (Constant) CSRDI SIZE
Β
t Hitung
Sign.
0.471 0.147 -0.019
0.459 0.285 -0.213
0.650 0.778 0.833
hal yang relatif baru di Indonesia. Selain itu, kegiatan CSR yang dilakukan di Indonesia bersifat mandatory sehingga CSR yang dilakukan merupakan sebuah upaya perusahaan untuk mematuhi undang-undang, bukan sebagai upaya untuk meyakinkan konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Sehingga banyak atau sedikitnya kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan perusahaan. Selain itu, kebanyakan perusahaan yang ada di Indonesia kurang memperhatikan tanggung jawab sosial pada aspek keterlibatan masyarakat dan lingkungan, sehingga perusahaan tidak memiliki keunggulan kompetitif dibanding kompetitor lain dimata masyarakat (Leki dan Christiawan, 2013). Sebagai contoh dari data sampel PT. Sunshon Textile Manufacturer dan PT. Nusantara Inti Corpora pada tahun 2011 telah melakukan 53% dan 47% item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dimana terdapat 41 item kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Sunshon Textile Manufacturer dan 37 item kegiatan telah dilakukan oleh PT. Nusantara Inti Corpora, dengan ROE sebesar 0.21 dan 0.25. Sedangkan pada tahun 2012 PT. Sunshon Textile Manufacturer dan PT. Nusantara Inti Corpora telah mengalami peningkatan pengungkapan item kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu sebesar 60% dan 56% item pengungkapan, dimana terdapat 47 item Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dilakukan oleh PT. Sunshon Textile Manufacturer dan 44 item kegiatan yang telah dilakukan oleh PT. Nusantara Inti Corpora dengan ROE yang tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya yaitu 0.26 dan 0.32. Hasil dari tabel sebelas menunjukkan bahwa variabel SIZE memiliki koefisien sebesar -0.019 dengan signifikansi sebesar 0.833. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.833 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti variabel kontrol tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wu (2006) dalam Damayanti (2012) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara
Dependent variabel : ROE, R-square = 4%, Adj R2 = -0.065Sumber data: Data setelah diolah dengan SPSS. Dari pengujian hipotesis R2 sebesar 0.04 dan Adjusted R2sebesar -0,065, Adjusted R2 bernilai negatif karena nilai R2 terlalu kecil dan disebabkan oleh jumlah sampel yang terbatas (Junaidi, 2010). Hal ini dapat diartikan bahwa hanya 6.5% ROE dapat dijelaskan oleh variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE) sementara 93.5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Sehingga dengan demikian variabel CSRDI dan variabel kontrol (SIZE) tidak memberikan pengaruh terhadap ROE.Tabel sebelas menunjukan bahwa variabel CSRDI memiliki koefisien sebesar 0.147 dengan signifikansi sebesar 0.778. Pada taraf signifikansi level 5 persen, nilai signifikansi sebesar 0.778 lebih besar dari taraf signifikansi yang ditentukan, yang berarti H2 ditolak. Hal ini berarti bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kurnianto dan Prastiwi (2009) dalam Sitanggang (2012) yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE (ukuran kinerja keuangan) perusahaan satu tahun mendatang. Pada penelitian Titisan et al (2010) dalam Yaparto (2013) menjelaskan bahwa hal ini kemungkinan disebabkan karena isu mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan 11
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
ukuran perusahaan (SIZE) dengan profitabilitas perusahaan.Perusahaan yang besar memang cenderung memiliki kemampuan produksi yang tinggi, akan tetapi profitabilitas sebuah perusahaan tidak hanya bergantung pada kemampuan perusahaan memproduksi barang, melainkan perusahaan harus mampu menjual produk tersebut. Volume penjualan dapat tercapai secara maksimal adalah saat harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh konsumen, produk memiliki kualitas bagus, dan jenis produk yang dihasilkan perusahaan beragam, bukan hanya semata-mata tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan jumlah produk (Kolter, 2000, p.55 dalam Leki dan Christiawan, 2013).
Penelitian ini dapat memberikan reverensi mengenai keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) disarankan bagi para manajemen perusahaan agar memposisikan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk investasi jangka panjang, bukan sebagai upaya peningkatan profit dan penurunan biaya operasional semata. Selain itu, Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilakukan sebagai wujud keharmonisan perusahaan dengan stakeholder. Keterbatasan dan Saran Untuk Penelitian Mendatang Penelitian ini mempunyai keterbatasan, yaitu: (1) Penilaian pengungkapan item Corporate Social Responsibility (CSR) terdapat unsur subjektifitas yang menggunakan metode dummy, sehingga tidak menjelaskan informasi atas kualitas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang disajikan. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan indeks pengukuran dengan bobot angka. (2) Dalam penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian selama 2 tahun, sehingga hasil jangka panjang diabaikan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode agar dapat memprediksi hasil penelitian jangka panjang. (3) Periode pengukuran tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sama dengan periode kinerja operasional perusahaan, sehingga tidak dapat merefleksikan manfaat Corporate Social Responsibility (CSR).
PENUTUP Kesimpulan Penelitian ini dilakukan adalah untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap biaya operasional dan profitabilias. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwaCorporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap biaya operasional dan profitabilitas perusahaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) sebagai variabel kontrol tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya operasional dan profitabilitas. Implikasi Berdasarkan hasil analisis, maka implikasi teoritis dari penelitian ini adalah penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Leki dan Christiawan (2013) yang menemukan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) tidak berpengaruh terhadap biaya operasionall dan profitabilitas. Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Permanasari (2010), Kotler dan Lee (2005) dalam Solihin (2009), Eriana (2009), Earnhart dan Lizal (2010) dalam Leki dan Christiawan (2013), Setyo (2005) yang menyimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap biaya operasional dan profitabilitas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr Reni R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Tahunan (Studi empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal SNA IX, Padang, 23-26 Agustus 2006. 12
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
Newsletter, vol 1, p. 1-15 from
[email protected]. Junaedi. 2010. Makalah Nilai Adjusted R square. Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. Leki, Rambu dan Christiawan, Y. Jogi. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Penjualan dan Biaya Operasional Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011. Akuntansi Bisnis Universitas Kristen Petra. Margaretta, Yenni. 2009. Analisis Rasio Keuangan, Kebijakan Deviden Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Bariabel Kontrol Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. STIE Perbanas, Surabaya. Oktaviani, Rachmawati Meita. 2011. FENOMENOLOGI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SEBAGAI REALITA STRATEGI PERUSAHAAN STUDY KASUS PADA PT APAC INTI CORPORA BAWEN SEMARANG. Universitas Stikubank, Semarang. Permanasari, Mirra. (2010). Pengaruh penerapan CSR terhadap tingkat profitabilitas, besaran pajak pengasilan dan biaya operasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Universitas Gunadarma, Depok. Permanasari, Wien Eka. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional dan CSR Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Diponegoro. Semarang. Pradipta, Dyah Hayu dan Purwaningsih, Anna. 2011. Pengaruh Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan terhadap Earning Response Coefficient (ERC), Dengan Ukuran Perusahaan dan Leverage sebagai variabel kontrol. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Rahayu, Sri. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social
Akbar, Nasrizal dan Kinanti, Lexinta. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Leverage Keuangan, Ukuran dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Apridita, Nurina. 2009. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Damayanti, Pupik. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran (size), Capital Adequacy Ratio (CAR), Pertumbuhan Deposit, Loan To Deposit Ratio (LDR), Terhadap Profitabilitas Perbankan Go Publik Di Indonesia Tahun 2005-2009 (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). STIE Totalwin, Semarang. Eriana, Dewi. 2011. Perbandingan Efektivitas Strategi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan Dalam SRI-KEHATI INDEX (Studi pada Metode Cause Branding, Venture Philantrophy dan Mix Method). Universitas Negeri Surabaya. Fitriyani. 2012. Keterkaitan Kinerja Lingkungan, Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR) dan Kinerja Finansial. Universitas Diponegoro Semarang. Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi ke 4, Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. Hapsoro, Dody. 2012. Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. STIE YKPN, Yogyakarta. Indrawan, Danu Chandra. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Perusahaan. Universitas Diponegoro Semarang. Jalal. 2007. Antara ISO 26000 dan pasal 74 UU perseroan terbatas. CSR Indonesia 13
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS Kinerja Perbankan, Bisnis dan Ekonomi Indonesia SEMARANG Menghadapai Asean Economic Community 2015
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS STIKUBANK
Responsibilitydan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Universitas Diponegoro. Semarang. Sari, Rizkia Anggita. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Coeporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Negeri Yogjakarta. Setyandaru, Setyaki. 2011. Analisis Perbandingan Pengungkapan Sustanability Reporting Pada PT. Telkom Indonesia dan PT. Kaltim Prima Coal Tahun 2006-2009. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya. Siswardani, Fahmi. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Perusahaan Sektor Perbankan di Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Sitanggang, Ester Wartini. 2012. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia
Dengan Size Perusahaan Sebagai Variabel Moderating. Universitas Negeri Medan. Setyo. 2005. Media Akuntansi Edisi 47. Sofa. 2010. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. massofa.wordpress.com. Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat. Sunarto dan Budi, Agus Prasetyo. 2009. Pengaruh Leverage, Ukuran dan Pertumbuhan Perusahaan Tehadap Profitabilitas. Program Pasca Sarjana Universitas Stikubank, Semarang. Waryanto. 2010. “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) Di Indonesia”. Skripsi. Universitas Diponegoro. Yaparto, Marissa. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 20102011. Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya.
14