SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id
Kinerja Ekspor Bulan Agustus Mencapai Rekor Tertinggi di Tengah Kekhawatiran Dampak Krisis Global Jakarta, 3 Oktober 2011 – Kinerja ekspor Indonesia di bulan Agustus 2011 kembali menguat, mencapai US$ 18,8 miliar, meningkat 37,1 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya atau naik 8 persen dari bulan sebelumnya. Total ekspor di bulan Agustus ini merupakan ekspor bulanan tertinggi selama ini, memecahkan rekor tertinggi sebelumnya yang terjadi di bulan Juni 2011 sebesar US$ 18,4 miliar. Pencapaian kinerja ekspor yang baik ini didukung oleh meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 25,5 persen (yoy) menjadi US$ 14,7 miliar. Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar dalam konperensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (3/10). Grafik 1. Kinerja Ekspor Bulanan Periode Agustus US$ Miliar
Non Migas (US$ Miliar)
Migas (US$ Miliar)
Pertumbuhan Total (Persen/yoy)
Persen
Pertumbuhan Total (Persen/m to m)
20.0
40.0
17.5
4.09
35.0
15.0
30.0
12.5
25.0
10.0
20.0
7.5
14.72 15.0
5.0
10.0
2.5
5.0
0.0 -2.5
0.0
1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
-5.0
-5.0
-10.0
-7.5
-15.0
-10.0
-20.0
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Wamendag menjelaskan, dengan kinerja ekspor periode Agustus, maka secara kumulatif total ekspor Indonesia selama Januari-Agustus 2011 mencapai US$ 134,8 miliar, meningkat 36,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, terdiri dari nonmigas sebesar US$ 107,4 miliar (naik 31,4%) dan migas sebesar US$ 27,4 miliar (naik 61,3%). Apabila dilihat dari pergerakannya, pertumbuhan ekspor nonmigas maupun migas terus berada di atas 30%. Secara total, moving average annual growth rate mengalami pertumbuhan 33,8 persen (Grafik 2). “Jika pergerakan ekspor tahunannya terus dapat dijaga tumbuh diatas 30 persen sampai akhir 2011, maka total ekspor kita akan menembus lebih dari US$ 200 miliar,” tegas Mahendra.
Grafik 2. Perkembangan Ekspor Bulanan 2010-2011 US $ Milliar
Persen
Non Migas
20.0
70.0
Migas
18.0
60.0
4.1
Growth rate (yoy)
16.0
50.0
14.0
40.0
12.0 30.0 10.0 20.0 8.0
14.7
Growth Rate (m to m)
6.0
Moving p.a. growth
4.0
10.0 (10.0)
2.0 -
(20.0)
Jan'10 Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Ags
Sept
Okt
Nov
Des Jan'11 Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Juli
Agst
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Kinerja ekspor nonmigas selama tahun 2011 ini ditopang oleh diversifikasi pasar ekspor nonmigas terutama ke negara mitra FTA dan emerging market lainnya. RRT merupakan negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia selama periode Januari-Agustus 2011. Selama Januari-Agustus 2011 ekspor nonmigas ke RRT meningkat sebesar 56,2 persen, tumbuh jauh lebih cepat daripada ekspor ke negara-negara lain. Selain RRT, ekspor nonmigas ke India juga mengalami peningkatan signifikan pasca FTA. Ekspor Indonesia ke India meningkat sebesar 49,3 persen, menggeser Singapura dan Malaysia, menjadi posisi ke-4. Selain RRT dan India, negara-negara ASEAN serta Asia lainnya merupakan pasar utama ekspor nonmigas Indonesia. Kontribusi ekspor ke pasar ASEAN, RRT, India, Jepang dan Korea Selatan saja menyumbang sebesar 56,8 persen terhadap ekspor nonmigas nasional. “Dengan struktur pasar seperti ini, apabila krisis melanda Eropa dan AS tidak banyak mempengaruhi kinerja ekspor kita, meskipun kita tetap harus mewaspadainya,” tegas Mahendra. Pangsa negara CR5 mengalami penurunan menjadi 46,04%. Angka ini sesuai dengan target pangsa CR5 selama 2010-2014 sebesar 43%47% (Grafik 3). Hal ini mengindikasikan adanya diversifikasi pasar tujuan ekspor nonmigas Indonesia yang semakin baik. Grafik 3. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas Jan-Agst 2011
Jan-Agst 2010 FILIPINA 2.52% JEPANG 12.73%
INGGRIS 1.41%
LAINNYA 21.87%
HONG KONG 2.06%
AS 10.61%
5 NEGARA TUJUAN UTAMA 46.90%
SPANYOL 1.72%
SING 7.53%
TAIWAN 2.48% JERMAN 2.33% THAILAND 3.30% BELANDA 2.53%
RRT 10.06%
MALAY 5.97%
KORSEL 5.45%
INDIA 7.43%
FILIPINA 2.27%
RRT 11.95%
LAINNYA 22.31%
JEPANG 11.15%
INGGRIS 1.07%
5 NEGARA TUJUAN UTAMA 46.04%
HONG KONG 1.93%
AS 9.92% SING 7.18%
SPANYOL 1.66%
MALAY 5.84%
TAIWAN JERMAN 2.47% 2.17%
THAILAND 3.59% BELANDA 3.37%
KORSEL 4.70%
INDIA 8.44%
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
2
Surplus Perdagangan di Bulan Agustus 2011 Tertinggi Selama ini Neraca perdagangan Indonesia di bulan Agustus kembali mencatatkan surplus baik migas maupun nonmigas. Surplus perdagangan nonmigas Indonesia pada Agustus 2011 mencapai US$ 3,5 milliar, mencatat rekor tertinggi selama ini, sementara surplus perdagangan migas sebesar US$ 282,7 juta (Grafik 4). Dengan pencatatan neraca perdagangan ini, maka surplus perdagangan pada bulan Agustus 2011 ini mengalami kenaikan sebesar 41,0 persen dibandingkan surplus bulan yang sama tahun 2010. Grafik 4. Neraca Perdagangan Indonesia
4.0 Migas
3.5
3.48
Non Migas
3.07 2.76
US$ Miliar
3.0
2.44
2.25
2.5 2.0
1.89
1.70
1.12
1.99
1.72 1.21
1.06
1.0
0.6
0.5
0.4
0.4
2.98
2.60
2.40 1.82
1.77
1.54
1.5
0.5
3.03
0.1
0.09
0.7
0.5 0.1
0.1
0.1
0.3
0.0
-0.1
-0.5
-0.3
-0.5
-1.0
Jan'10
Feb
Mar
Apr
Mei
-0.2
Jun
Jul
-0.1
-0.2 Ags
Sep
Okt
Nov
0.3 0.0
-0.3 Des
Jan'11
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Jul
Agst
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Ekspor Nonmigas Didominasi Sektor Industri Ekspor nonmigas Indonesia terutama didominasi oleh barang-barang industri. Pada periode Januari-Agustus 2011, pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor sektor industri sebesar 33,6 persen, dari US$ 61,3 miliar menjadi US$ 81,9 miliar. Pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 31,5% selama Januari-Agustus 2011 bersumber dari pertumbuhan produk industri sebesar 25,2%, pertambangan 6,0%, dan pertanian 0,2%. Dominasi dan kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri, menurut Wamendag, bisa menjadi salah satu indikator bahwa industri di Tanah Air telah on track, seiring digalakkannya hilirisasi industri. Selama Januari-Agustus 2011, hampir seluruh nilai ekspor 10 produk utama nonmigas mengalami peningkatan, kecuali produk kakao. Pelemahan ekspor produk kakao dipicu oleh menurunnya volume ekspor biji kakao sebesar 50,5% sedangkan ekspor kakao olahan mengalami peningkatan 58,0%. “Kenaikan ekspor kakao olahan dan produk manufaktur lainnya seperti TPT, Karet dan Produk karet, Alas kaki dan Otomotif mengindikasikan peningkatan output sektor industri manufaktur tersebut yang juga mencerminkan perkembangan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi industri,” kata Wamendag. Komoditas yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor terbesar adalah sawit dan kopi dengan masing-masing tumbuh sebesar 31,6 persen dan 27,7 persen (Grafik 5). Pertumbuhan ekspor sawit didorong oleh peningkatan harga, sedangkan pertumbuhan ekspor kopi didorong oleh pertumbuhan volume ekspor.
3
Grafik 5. Perkembangan Ekspor Produk Utama Nilai Ekspor (US$ juta)
Pertumbuhan (%) 7,422.9
TPT
6,375.1
16.4
0.5
15.8
6,678.9
ELEKTRONIK
5,783.4
15.5
-5.5
22.2
5,921.0
KARET DAN PRODUK KARET
5,158.4
14.8 13.3
1.3 7,304.5
SAWIT
31.6 6.2
5,551.6
23.9
5,739.9
PRODUK HASIL HUTAN
5.5 8.3
5,020.9
1,633.7 1,413.2
ALAS KAKI
605.9 527.4
UDANG
1,028.7 898.8
KAKAO
-6.0 9.7 7.4
23.0
Nilai Satuan
17.8
14.9 9.2
Jan-Jul 2011
5.2
Jan-Jul 2010
14.5
-30.7
65.2
489.2 383.0
KOPI
Volume 15.6
1,577.6 1,339.3
OTOMOTIF
Nilai
14.3
16.5
27.7
9.6
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Lonjakan Impor Bahan Baku/Penolong Mengonfirmasi Peningkatan Output Industri Dalam Negeri Impor Indonesia pada periode Januari-Agustus 2011 tetap didominasi oleh impor bahan baku/penolong yang mengalami peningkatan sebesar 34,9 persen dari periode yang sama tahun lalu atau nilai impornya sebesar US$ 86,1 miliar (Grafik 6). Impor barang modal mengalami peningkatan 14,8 persen menjadi US$ 20 miliar. Impor barang konsumsi selama Januari-Agustus tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 34,8 persen, “Namun, kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010 (52,4 persen),” kata Wamendag Mahendra Siregar. Grafik 6. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Pertumbuhan (%)
Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang (Miliar US$) 20.0
Barang Modal
14.8
17.4
86.1
Bahan Baku/Penolong
Barang Konsumsi
31.2
34.9
63.8
51.1
8.8
6.5
34.8 Jan-Ags 2011 Jan-Ags 2010
52.4
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Struktur impor pada periode Januari-Agustus 2011 tetap didominasi oleh bahan baku/penolong (Grafik 7). Proporsi impor bahan baku/penolong selama periode JanuariAgustus 2011 mengalami peningkatan dari 73,5 persen menjadi 75,2 persen, sedangkan proporsi impor barang konsumsi mengalami peningkatan dari 7,4 persen menjadi 7,6 persen. Di sisi lain, terjadi penurunan dalam proporsi impor barang modal selama Januari-Agustus 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, menjadi 17,4 persen atau turun sebesar 2,2 persen.
4
Grafik 7. Struktur Impor Nonmigas Barang Konsumsi 7.62%
Barang Konsumsi 7.40% Barang Modal 17.42%
Barang Modal 19.85%
Bahan
Bahan
Baku/ Penolong 73.45%
Baku/ Penolong 75.22%
Jan -Ags 2011
Jan -Ags 2010 Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Pemanfaatan Preferensi Tarif FTA di Negara Tujuan Ekspor Dari tabulasi seluruh kantor yang menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA) ekspor Indonesia ke mancanegara diperoleh informasi semakin banyak ekspor Indonesia yang memanfaatkan fasilitas keringanan bea masuk (Grafik 8).”Pemanfaatan keringanan bea masuk itu diharapkan akan semakin meningkatkan daya saing produk ekspor kita di negara-negara tujuan,” kata Mahendra. Grafik 8. Peningkatan Realisasi Pemanfaatan SKA ke Mitra FTA/EPA TOTAL
AFTA
AKFTA
ACFTA
IJEPA
AIFTA
63.1 56.9 47.6 46.0
42.8
40.5
41.5 39.2
31.0
%
31.1
29.6
22.1
20.7 16.0
12.4 9.2 6.9 3.1
4.6
2007
2008
2009
2010
Jan-Ags 2010
Jan-Ags 2011
Nilai SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA
250,000
30,000
200,000
25,000
150,000
20,000
US$ juta
Total Jumlah SKA
Total Jumlah SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA
100,000 50,000
15,000 10,000
-
5,000
(50,000)
2007
2008
2009
2010
Jan-Ags 2010
Jan-Ags 2011
Perub. Jan-Ags 2011/2010 (%)
Total
1,907
15,884
13,106
19,867
13,138
25,300
92.6
2007
2008
2009
2010
Jan-Ags 2010
Jan-Ags 2011
Perub. Jan-Ags 2011/2010 (%)
Total
26,085
139,864
187,884
205,775
148,854
169,809
14.1
AFTA
2,332
11,604
16,606
103,334
76300
75,059
-1.6
AFTA
1,360
9,434
6,417
8,710
6,094
8,660
42.1
AKFTA
4,262
22,937
27,210
28,622
21018
23,536
12.0
AKFTA
343
2,942
1,603
2,776
1,712
2,869
67.6
ACFTA
19,491
89,095
97,793
24,235
16159
23,831
47.5
ACFTA
204
1,804
2,607
5,287
3,520
5,910
67.9
IJEPA
-
16,228
46,275
48,571
35377
39,112
10.6
IJEPA
0
1,705
2,479
2,642
1,811
3,550
96.0
AIFTA
-
-
-
1,013
0
8,271
0.0
AIFTA
0
-
0.0
452
-
4,311
Sumber: Kemendag dan BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
5
Pada Januari-Agustus 2011 realisasi pemanfaatan SKA preferensi ke negara mitra FTA/EPA mengalami peningkatan di semua tipe preferensi FTA. Pemanfaatan SKA preferensi tertinggi terjadi pada IJEPA sebesar 96 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan kenaikan nilai ekspor bahan bakar/minyak mineral, barang plastik dan makanan olahan. “Perkembangan ini sangat menggembirakan”, kata Menteri Perdagangan, “kini semakin banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negara-negara tujuan”. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Frank Kandou Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email:
[email protected]
Kasan Muhri Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri BP2KP- Kementerian Perdagangan Telp/Fax : 021-23528683/021-23528693 Email :
[email protected]
6