SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id
Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011 Jakarta, 2 Agustus 2011 – Ekspor Bulan Juni 2011 Mencapai Rekor Baru Mendukung Tercapainya US$ 200 Miliar Tahun 2011. Ekspor nonmigas di bulan Juni 2011 mencapai US$ 14,8 miliar, rekor tertinggi yang pernah dicapai selama ini, dan naik 42,1 persen dibanding bulan Juni tahun lalu. Dengan demikian, secara kumulatif pada semester I tahun ini, total ekspor Indonesia di Semester I 2011 sebesar US$ 98,6 miliar, meningkat 36% dibanding Semester I 2010. Ekspor nonmigas Semester I 2011 mencapai US$ 79,1 miliar, meningkat 33,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2010. Kinerja ekspor di semester pertama ini memperkuat optimisme tercapainya ekspor secara total sebesar US$ 200 milliar tahun 2011. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu dalam konperensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (1/8). “Pemerintah mengupayakan ekspor tahun ini mencapai US$ 200 miliar atau jauh lebih tinggi dari target semula yang ditetapkan pada awal tahun sebesar US$ 168 miliar”, kata Menteri Perdagangan. Optimisme pencapaian target ekspor tahun ini didasarkan atas track record kinerja ekspor selama ini, yang biasanya diparuh kedua setiap tahun selalu lebih tinggi dibanding paruh pertama. Di tahun ini, pergerakan ekspor tahunan (moving average p.a.) cenderung tumbuh ratarata diatas 30 persen (Grafik 1). “Jika pergerakan ekspor tahunan tumbuh diatas 30 persen maka ekspor tahun ini dapat menembus lebih dari US$ 200 miliar”, jelas Mari Pangestu. Grafik 1. Perkembangan Ekspor Migas dan Nonmigas Migas
US $ Milliar
Total Export Growth rate (yoy)
20
Persen 70
Non Migas
18
60
4.11
16
3.59 50
14
40
12 30 10 20 8
14.2
Total Export Growth Rate (mom)
14.8
6
10 -
4 2
(10)
Total Export Moving average p.a. growth
-
(20) Jan'10
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
Jan'11
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Pencapaian kinerja ekspor nonmigas selama Semester I 2011, ditopang oleh diversifikasi pasar ekspor nonmigas terutama ke negara mitra FTA dan emerging market lainnya. Sampai saat ini, Jepang masih merupakan negara utama tujuan ekspor nonmigas Indonesia pada Semester I 2011, walaupun hanya berbeda tipis dengan RRT. Sementara itu, pangsa ekspor nonmigas ke negara CR5 turun menjadi 46,06 persen dari 47,33 persen di tahun 2010. Hal ini sesuai dengan target pangsa CR5 selama 2010-2014 sebesar 43-47 persen (Grafik 2). Negara-negara mitra FTA memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan Ekspor Nonmigas Indonesia pada
Semester I 2011 yang totalnya mencapai US$ 45 miliar atau 57% dari seluruh ekspor nonmigas. Ekspor nonmigas Indonesia ke ASEAN tumbuh 31,56%, RRT sebesar 47,96%, India sebesar 57,35%, Jepang sebesar 17,35% dan Korea Selatan sebesar 12,41%. Grafik 2. Diversifikasi Pasar Ekspor Nonmigas
Semester I 2011
Semester I 2010 FILIPINA 2.64% INGGRIS 1.41%
LAINNYA 21.59% 5 NEGARA TUJUAN UTAMA 47.33%
SPANYOL 1.62% TAIWAN 2.62%
THAILAND 3.32% BELANDA 2.24%
FILIPINA 2.26%
JEPANG 12.87%
HONG KONG 2.16%
JERMAN 2.34%
AS 9.99%
AS 10.52%
KORSEL 5.62%
LAINNYA 22.16%
JEPANG 11.35%
INGGRIS 1.08%
SING 7.83%
HONG KONG 1.92%
RRT 10.19%
SPANYOL 1.60%
MALAY 5.92%
TAIWAN 2.57%
5 NEGARA TUJUAN UTAMA 46.06%
SING 7.12% RRT 11.33% MALAY 6.28%
JERMAN 2.21% THAILAND 3.78% BELANDA 3.23%
INDIA 7.10%
KORSEL 4.74%
INDIA 8.40%
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Neraca Perdagangan Indonesia Neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni kembali mencatatkan surplus. Surplus total perdagangan bulan ini mencapai US$ 3,4 miliar, terdiri dari surplus perdagangan nonmigas sebesar US$ 2,99 miliar dan migas sebesar US$ 0,3 miliar. Dibandingkan Semester I tahun 2010, surplus Semester I 2011 sebesar US4 16,1 miliar merupakan peningkatan sebesar 67,9 persen (Grafik 3). Dengan pencatatan neraca perdagangan bulan Juni ini, maka neraca perdagangan pada semester I 2011 mengalami surplus sebesar US$ 16,1 miliar, meningkat 67,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. “Surplus ini diperoleh dari surplus perdagangan nonmigas yang meningkat sebesar 54,4 persen, dari US$ 9,5 miliar di tahun 2010 menjadi 14,7 miliar di tahun ini” , jelas Menteri Perdagangan. Grafik 3. Neraca Perdagangan Indonesia
3.5 Migas
US$ Miliar
3.0
3.1
Non Migas
2.5 2.0
2.4
2.2 1.7
1.9
2.4
2.0
1.8
1.8 1.1
1.7
1.1
1.0 0.4
2.99
2.6
1.5
1.5
0.5
3.03
2.8
0.6
0.5
0.4 0.1
0.1
0.7
0.1
0.5
0.1
0.4
0.1
0.0 -0.1
-0.5
-0.2
-0.3
-0.1
-0.2
-0.3
-0.5
-1.0 Jan'10
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan'11
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
2
Ekspor Nonmigas Didominasi Sektor Industri Meskipun Peningkatannya Ditopang oleh Seluruh Sektor Ekspor nonmigas Indonesia didominasi oleh barang-barang industri. “Namun demikian, seperti bulan-bulan sebelumnya”, kata Menteri Perdagangan, “peningkatan ekspor nonmigas Semester I tahun ini didorong oleh seluruh sektor”. Pada Semester I 2011, pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor sektor industri sebesar 36,7 persen, dari US$ 44,4 miliar menjadi US$ 60,7 miliar. Pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 33,2% selama Semester I 2011 bersumber dari pertumbuhan produk industri sebesar 27,5%, pertambangan 5,1%, dan pertanian 0,7%. Dominasi dan kenaikan ekspor barang-barang dari sektor industri, menurut Mari Pangestu, bisa menjadi salah satu indikator bahwa industri di Tanah Air telah on-track, seiring digalakkannya hilirisasi industri (Grafik 4). Grafik 4. Perkembangan Ekspor Nonmigas Menurut Sektor Ekspor Non Migas Menurut Sektor (US$ Miliar)
Pertumbuhan (%) 23.50
15.8 Pertambangan
66.71
12.8
36.74
60.7 Industri
33.43
44.4
17.79
2.6 Pertanian 2.2
Jan-Jun'11
11.53
Jan-Jun'10
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Selama Semester I 2011, hampir seluruh nilai ekspor 10 produk utama nonmigas mengalami peningkatan, kecuali produk kakao. Ekspor manufaktur seperti TPT, Alas kaki dan otomotif juga tetap menunjukan pertumbuhan. Hal ini mengindikasikan peningkatan output sektor industri manufaktur yang juga mencerminkan perkembangan yang sesuai dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi industri. Komoditi yang mengalami pertumbuhan nilai ekspor terbesar adalah kopi sebesar 116,8 persen, yang didorong oleh peningkatan volume dan harga, suatu pembalikan dari tahun 2010 yang anjlok tajam. (Grafik 5). Sementara itu, terkait dengan hilirisasi industri, beberapa produk olahan mengalami peningkatan ekspor. Selama Januari-Mei 2011 volume ekspor kakao olahan, produk karet, dan pakaian dari kulit masing-masing meningkat 103,4%; 6,4%; dan 8,6%. Demikian pula nilai ekspornya masing-masing meningkat 60%; 27,2%; dan 18,2%. Sejak pengenaan Bea Keluar Biji Kakao April 2010, volume ekspor kakao olahan terus mengalami peningkatan.
3
Grafik 5. Perkembangan Ekspor Produk Utama Nilai Ekspor (US$ juta)
Pertumbuhan (%)
KARET DAN PRODUK KARET
6,385.5
3,548.8
SAWIT
6,199.8
3,822.0
TPT
4,189.5
ELEKTRONIK
62.2 53.1
29.1
0.7
28.2
3.9
-6.4
11.0
4,033.4 3,669.9
PRODUK HASIL HUTAN
54.5
6.0
5,577.4
4,318.7
79.9
16.5
-3.1
1.1 4.3
Nilai
3,630.7 ALAS KAKI
922.5
1,307.9 11.8
1,129.9 920.1
OTOMOTIF
8.6 13.1
26.8
Volume
41.8
Nilai Satuan 22.8 116.8
KOPI KAKAO UDANG
474.7 219.0
Jan-Mei 2011
41.2 -17.4 -22.2
Jan-Mei 2010
456.9 553.0
53.6
6.2
445.4 354.2
12.7 11.6
25.7
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Lonjakan Impor Bahan Baku/Penolong Mengkonfirmasi Peningkatan Output Industri Dalam Negeri Selama Semester I 2011, impor Indonesia tetap didominasi oleh impor bahan baku/penolong sebesar US$ 62,9 miliar atau naik 36 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Impor barang modal mengalami peningkatan 19,6 persen menjadi US$ 14,4 miliar. Impor barang konsumsi selama Semester I tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 35,1 persen, “Namun, kenaikannya masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010 (62,7 persen),” kata Menteri Perdagangan. Grafik 6. Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang Pertumbuhan (%)
Impor Menurut Golongan Penggunaan Barang (Miliar US$) 14.4
Barang Modal
19.6
12.0
62.9
Bahan Baku/Penolong
Barang Konsumsi
35.9
36.0
46.2
55.9
6.3 4.7
35.1 Semester I 2011 Semester I 2010
62.7
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Proporsi impor bahan baku/penolong selama Semester I 2011 mengalami peningkatan dari 73,5 persen menjadi 75,2 persen (Grafik 7). Pada periode yang sama, proporsi impor barang konsumsi mengalami peningkatan dari 7,5 persen menjadi 7,6 persen. Di sisi lain, terjadi penurunan dalam proporsi impor barang modal selama Semester I 2011 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010, menjadi 17,2 persen.
4
Grafik 7. Struktur Impor Nonmigas Barang Konsumsi 7.59%
Barang Konsumsi 7.46% Barang Modal 17.18%
Barang Modal 19.09%
Bahan Baku/ Penolong 73.45%
Bahan Baku/ Penolong 75.22%
Semester I 2011
Semester I 2010 Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Kerja Sama FTA Mendukung Peningkatan Ekspor Kinerja ekspor nonmigas yang tumbuh solid selama ini didorong oleh perkembangan ekspor ke negara-negara mitra FTA. Pasca FTA (2004-2010), pangsa ekspor Indonesia ke negara mitra FTA mengalami peningkatan. Pangsa sebelum FTA (1996-2003) sebesar 56 persen, meningkat menjadi 63 persen pasca FTA. Sebaliknya, proporsi ekspor Indonesia ke negara mitra non FTA menurun, dari 44 persen menjadi 37 persen. Selain itu, FTA diberlakukan ekspor Indonesia ke negara mitra FTA meningkat 14 persen per tahun, lebih cepat dibandingkan sebelum FTA diimplementasikan (4 persen per tahun). Sedangkan pertumbuhan ekspor ke negara non FTA sebesar 10 persen (2004-2010). Ekspor sektor industri ke negara mitra FTA meningkat lebih tinggi daripada negara non FTA dan tumbuh rata-rata 12,5 persen per tahun sedangkan negara non FTA tumbuh 9,8 persen (Grafik 8). Grafik 8. Struktur Ekspor ke Negara Mitra FTA dan Non FTA Struktur Total Ekspor, 1996-2003 NEGARA-NEGARA MITRA FTA
44.16%
NEGARA-NEGARA MITRA NON FTA
55%
NEGARA-NEGARA MITRA NON FTA
37.00% 55.84%
Struktur Ekspor Sektor Industri, 1996-2003 NEGARA-NEGARA MITRA FTA
Struktur Total Ekspor, 2004-2010 NEGARA-NEGARA MITRA FTA
NEGARA-NEGARA MITRA NON FTA
45%
63.00%
Struktur Ekspor Sektor Industri, 2004-2010 NEGARA-NEGARA MITRA FTA
48%
NEGARA-NEGARA MITRA NON FTA
52%
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Pemanfaatan Preferensi Tarif FTA di Negara Tujuan Ekspor “Perkembangan lain yang menggembirakan”, kata Menteri Perdagangan, “kini semakin banyak produk ekspor Indonesia yang memanfaatkan keringanan bea masuk di negaranegara tujuan” (Grafik 10). Dari tabulasi seluruh kantor yang menerbitkan Surat Keterangan
5
Asal (SKA), ekspor Indonesia ke mancanegara diperoleh informasi semakin banyak ekspor Indonesia yang memanfaatkan fasilitas keringanan bea masuk. Fasilitas itu merupakan bagian dari fasilitasi FTA (Free Trade Agreement) atau EPA (Economic Partnership Agreement). ”Pemanfaatan keringanan bea masuk itu diharapkan akan semakin meningkatkan daya saing produk ekspor kita di negara-negara tujuan,” kata Mari Pangestu. Grafik 9. Peningkatan Realisasi Pemanfaatan SKA ke Mitra FTA/EPA TOTAL
AFTA
AKFTA
ACFTA
IJEPA
AIFTA
63,1 56,0 45,8
44,2
43,4 40,6 39,7
40,5 31,0
%
31,1
29,2
22,1
20,7 16,0
12,4
9,2 6,9 3,1
4,6
2007
2008
2009
2010
Total Jumlah SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA 200.000
20.000
US$ juta
150.000 Total Jumlah SKA
Semester I 2011
Nilai SKA berdasarkan Tipe Preferensi FTA
25.000
250.000
Semester I 2010
100.000
15.000
10.000
50.000 5.000
-
-
(50.000) 2007
2008
2009
2010
Semester I 2010
Semester I 2011
Perub. Semester I 2011/2010 (%)
2007
2008
2009
2010
Semester I 2010
Semester I 2011
Perub. Semester I 2011/2010 (%)
Total
26.085
139.864
187.884
205.775
110.792
125.544
13,3
Total
1.907
15.884
13.106
19.867
9.824
18.289
86,2
AFTA
2.332
11.604
16.606
103.334
56757
55.578
-2,1
AFTA
1.360
9.434
6.417
8.710
4.497
6.645
47,8
AKFTA
4.262
22.937
27.210
28.622
15820
17.832
12,7
AKFTA
343
2.942
1.603
2.776
1.293
2.102
62,5
ACFTA
19.491
89.095
97.793
24.235
11853
17.125
44,5
ACFTA
204
1.804
2.607
5.287
2.671
3.883
45,4
10,7
IJEPA
0
1.705
2.479
2.642
1.364
2.621
92,2
0,0
AIFTA
0
-
0,0
452
-
3.038
IJEPA AIFTA
-
16.228 -
46.275 -
48.571
26362
1.013
0
29.193 5.816
Sumber: Kemendag dan BPS (diolah Puska Daglu, BP2KP)
Pada Semester I 2011 peningkatan realisasi pemanfaatan SKA preferensi ke negara mitra FTA/EPA mengalami peningkatan di hampir seluruh tipe preferensi FTA, kecuali ACFTA. Pemanfaatan SKA preferensi tertinggi terjadi pada AKFTA sebesar 56 persen yang disebabkan terutama oleh meningkatnya ekspor produk karet dan barang dari karet ke Korea Selatan yang menggunakan SKA form AK sebesar 625,6 persen. --selesai-Informasi lebih lanjut hubungi: Arlinda Plt. Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711 Email:
[email protected]
Kasan Muhri Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri BP2KP- Kementerian Perdagangan Telp/Fax : 021-23528683/021-23528693 Email :
[email protected]
6