Orasi Bisnis Edisi ke-2
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG) Marieska Lupikawaty Administrasi Niaga – Politeknik Negeri Sriwijaya
Abstract This article was my summary from many sources, started when crisis financial United State of America made crisis global began at kuartal I 2008 until now at the last 2009, especially made impacts in our country Indonesia. Financial crisis in US to come to surface because Credit Default Swap (CDS) system that goverment released their people bought anything with credit. CDS was a system in shaped a guarantee letter that derivative in one bank to another, and the value weren’t same as alike in the banks. Financial crisis in United State made global impacts in the world, included our country. The impacts is disturbing our international trade, makes domino effects in economics such as decrease income trader who played in export import trading. Big impacts when crisis hit our economics was depreciated rupiah and decreased many value of share in stock market. Indonesia’s government made some regulation to anticipate financial global crisis become large and become negative impacts. Many insentif financial from government helped business people to stand up. The global crisis still happened. Official website from secretary minister of Indonesia said that global crisis do not influenced too much in Indonesia. Our international trade still calculated surplus although relative decrease in amount. Our perbankan still tought and streght. Indonesia is one of three country in Asia, can survive in global financial crisis. Key words: Indonesia and global crisis
PENDAHULUAN Dunia sekarang sedang mengalami krisis global. Krisis global bermula pada kwartal pertama tahun 2008 di Amerika Serikat, sedangkan Indonesia sendiri, mulai mengalami dampaknya pada kwartal terakhir tahun 2008. Krisis global bermula dari krisis keuangan di Amerika Serikat. Gaya hidup orang Amerika yang suka belanja (konsumtif) membuat tingkat tabungan masyarakat AS termasuk yang paling rendah didunia yaitu rata-rata hanya 2 persen dari pendapatan. Terlalu banyak orang yang hidupnya bergantung pada kartu kredit, artinya keuangan masyarakat sering deficit per bulan sehingga lembaga-lembaga keuangan di AS kesulitan dana karena banyaknya kredit perumahan yang macet (subprime mortgage). Sedangkan lifestyle masyarakat di Eropa kebalikannya. Orang Eropa lebih konservatif. Mereka tidak terlalu senang spekulasi bermain saham, mereka lebih senang mendepositokan uang di bank-bank Eropa sehingga bank-bank di Eropa umumnya kelebihan dana. Jadi bank Eropa harus membayar bunga deposito kepada masyarakat terlalu banyak, maka bankbank Eropa mencari akal untuk memutar uang tersebut agar bisa menghasilkan bunga yang lebih besar. Keadaan ini telah terjadi sejak tahun 1990-an. (Sumeks, selasa 18 November 2008).
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
104
Orasi Bisnis Edisi ke-2
Disaat seperti keadaan tersebut tercipta, adalah seorang pimpinan usaha American International Group (AIG) di London bernama Joseph J Cassano, datang menawarkan solusi. Cassano menciptakan sebuah system yang dinamakan credit default swaps (CDS). Bank-Bank Eropa bisa meminjamkan uang kepada lembaga-lembaga keuangan besar seperti Lehman Brothers, Goldman Sachs dan lainnya dengan swap atau jaminan atau perlindungan dari AIG, yaitu sebuah perusahaan asuransi terbesar didunia. Tawaran system Cassano diterima. Disinilah mulai menuai masalah. Lembagalembaga keuangan AS yang dipinjamkan dana dari bank-bank Eropa mulai tidak sanggup lagi bayar hutang Alhasil pada akhir tahun 2007, tagihan bank-bank Eropa dialamatkan kepada AIG sebagai penjamin atas pinjaman dana. Total tagihan kepada penjamin adalah US $11M atau sama dengan Rp 100 triliun lebih. AIG ternyata tidak siap dengan tagihan mendadak yang begitu besar. Ternyata lembaga penjamin pun juga bobrok, akibatnya AIG hilang kepercayaan dari masyarakat, rating AIG turun (semula peringkat teratas AAA). Kepercayaan juga runtuh, kerugian mulai menganga. Akhir tahun 2007 unit usaha dibawah Cassano saja rugi US $25M. Rakyat Amerika tidak percaya lagi pada lembaga keuangan, disitu mulai terjadi kepanikan. Dan kepanikan itulah yang memperparah krisis. Kepanikan mencapai puncaknya ketika Lehman Brothers, perusahaan keuangan terbesar didunia menyatakan diri bangkrut pada pertengahan September 2008. Krisis keuangan Amerika Serikat berimbas krisis global didunia. Krisis ini tentu saja menghantam pasar saham global. Pasar saham saat itu sedang banyak disorot berbagai kalangan. Penjualan saham secara membabi buta (panic selling) merupakan pemandangan sehari-hari. Indeks harga saham terus tertekan. Jumlah saham yang mengalami penurunan harga lebih banyak dibandingkan saham yang meningkat harganya. Kalaupun sempat naik sedikit dengan susah payah, dalam sekejap bisa hancur lagi dengan sebab tak jelas juntrungannya. Pemain saham menyaksikan nilai uangnya menyusut didapan mata. Harga saham yang tadinya sangat tinggi kemudian terus mengempis dalam waktu singkat. Bahkan, ada selembar saham yang harganya lebih murah daripada sebiji permen. Optimisme yang semula mekar di setiap sudut lantai perdagangan saham kini sulit mencari ekspektasi positif di labirin bursa. Menaruh sedikit harapan harga saham tidak turun hari ini atau besok terasa amat sulit. (Kompas.com, selasa 25 Nov 2008) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) misalnya terus tertekan mencapai titik terendah baru setiap hari. Ditimpali pula melemahnya kurs rupiah. Bukan hanya pasar saham Jakarta yang terpuruk. Seluruh dunia juga mencatat keterpurukan. Bahkan banyak indeks saham yang jatuh lebih dalam, lebih besar, ketimbang indeks dan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis dapat mengidentifikasikan masalah untuk penulisan ini yaitu: 1. Krisis keuangan Amerika Serikat berdampak krisis global 2. Krisis global mendepresiasikan Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika 3. Krisis global menghantam pasar saham global termasuk pasar saham Indonesia Dari identifikasi beberapa point diatas, penulis menyimpulkan suatu pokok permasalahan yaitu DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA.
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
105
Orasi Bisnis Edisi ke-2
TINJAUAN PUSTAKA Definisi pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak berwujud secara fisik, yang mempertemukan antara penjual dan pembeli dan adanya transaksi diantara keduanya. (Sadono: 1996: 65) Manfaat penting pasar adalah: 1. Memberikan informasi bagi manajemen perusahaan, tentang pihak-pihak yang merupakan pesaing nyata dan pesaing potensial untuk komoditas-komoditas yang berbeda atau sama dengan komoditas yang diusahakannya dikemudian hari 2. Memberi acuan kepada pihak manajemen perusahaan tentang batas-batas dari sifat komoditas dan batas geografis pasarnya untuk keperluan penetapan harga, diskriminasi harga, penetapan anggaran belanja, atau keperluan investasi. 3. Memberi masukan yang berharga bagi pemerintah dalam penetapan kebijakan yang terkait dengan kepentingan public. Pasar dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan komoditas yang diperjualbelikan, yaitu : 1. Pasar faktor-faktor produksi, berbentuk hal-hal yang mendasar diperlukan untuk berproduksi/menghasilkan barang/jasa yang dibutuhkan manusia 2. Pasar barang dan jasa, berbentuk komoditas yang dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memuaskan kebutuhan manusia. 3. Pasar modal, berbentuk surat-surat berharga seperti saham dan obligasi Selanjutnya, pembahasan akan lebih banyak membahas tentang pasar modal, khususnya pasar saham karena pada pasar saham inilah terlihat sekali fluktualisasi nilai saham akibat dari krisis global. Definisi saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu bentuk perusahaan Perseroan Terbatas (PT), dimana saham merupakan sumber modal extern yang berasal dari pemilik perusahaan. Sedangkan sumber modal intern adalah dalam bentuk kentungan yang dihasilkan perusahaan. (Riyanto:199:240) Bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah merupakan penanaman yang permanen, karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya. Di Bursa Efek Indonesia ada 4 jenis indeks. Indeks (Indeks Harga Saham) merupakan indicator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham di pasar saham. Keempat indeks tersebut adalah: 1. Indeks Harga Saham Individual 2. Indeks Harga Saham Sektoral 3. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 4. Indeks LQ45, saham-saham yang popular Jenis-jenis saham adalah sebagai berikut : Saham biasa (common stock) Saham preferen (preferred stock) Saham kumulatif preferen (cumulative preferred stock)
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
106
Orasi Bisnis Edisi ke-2
Teori-teori atau landasan pemikiran yang dapat digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham di pasar modal adalah: 1. Teori Ekonomi Permintaan Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli suatu komoditas dan juga menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga serta pembentukan kurva permintaan. Faktor-faktor penentu permintaan yaitu Harga komoditas itu sendiri, Harga kommoditas lain yang berkaitan erat dengan komoditas tersebut, Tingkat pendapatan perkapita, Selera atau kebiasaan, Jumlah penduduk, Ramalan mengenai keadaan dimasa mendatang, Distribusi pendapatan dan Usaha-usaha produsen meningkatkan penjualan. Hukum permintaan berbunyi, “semakin rendah harga suatu komoditas semakin banyak jumlah komoditas tersebut diminta, sebaliknya semakin tinggi harga suatu komoditas semakin sedikit komoditas tersebut diminta” (asumsi ceteris paribus) 2. Teori Ekonomi Penawaran Teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan komoditas yang akan dijualnya. Faktor-faktor penentu penawaran yaitu Harga barang itu sendiri, Harga barang lain yang terkait, Harga faktor produksi, Biaya produksi, Teknologi produksi, Jumlah pedagang atau penjual, Tujuan perusahaan dan Kebijakan pemerintah. Hukum penawaran berbunyi, “ semakin tinggi harga suatu komoditas semakin banyak jumlah komoditas yang ditawarkan, sebaliknya semakin rendah harga suatu komoditas semakin sedikit jumlah komoditas yang ditawarkan” (asumsi ceteris paribus) Manfaat dalam menganalisis teori permintaan dan teori penawaran adalah sebagai alat untuk: (Sugiarto: 2002: 45) 1. Memahami respon harga dan kuantitas suatu komoditas terhadap perubahan variablevariabel ekonomi (faktor-faktor penentu permintaan dan penawaran) 2. Menganalisis interaksi yang kompetitif antara penjual dan pembeli dalam menghasilkan harga dan kuantitas suatu komoditas 3. Menunjukkan kebebasan yang diberikan pasar kepada konsumen dan produsen 4. Menganalisis efek berbagai intervensi kebijakan pemerintah dipasar (seperti pengendalian harga, kuota, pajak, subsidi, penetapan upah minimum, insentif produksi, dan lain-lain). PEMBAHASAN Krisis Keuangan Amerika Serikat Berawal dari krisis keuangan di Negara super power yaitu Amerika Serikat yang mengalami krisis keuangan hingga krisis kepercayaan terhadap lembaga-lembaga keuangan. Latar belakangnya adalah gaya hidup masyarakat Amerika Serikat yang suka belanja (konsumtif) membuat tingkat tabungan masyarakat AS termasuk yang paling rendah didunia : rata-rata hanya 2 persen dari pendapatan. Terlalu banyak orang yang hidupnya bergantung pada kartu kredit, artinya keuangan masyarakat sering defisit per bulan. Termasuklah rumah-rumah masyarakatnya tentunya dibeli juga dengan kredit sehingga lembaga-lembaga keuangan di AS kesulitan dana karena banyaknya kredit perumahan yang macet (subprime mortgage).
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
107
Orasi Bisnis Edisi ke-2
Keadaan ini makin diperparah dengan disetujuinya tawaran system dari Joseph J Cassano, yaitu system credit default swap (CDS) oleh pemerintahan AS. Sistem ini seolah-olah memberikan jalan terbuka semakin luasnya masyarakat AS untuk sering berbelanja dengan kartu kredit. Intinya walau tak ada uang, mereka masih dapat berbelanja. Tentu saja masyarakat senang karena system ini juga dijamin oleh American International Group (AIG), sebuah perusahaan asuransi terbesar didunia, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman karena ada jaminan dari lembaga asuransi terbesar tersebut. Jadilah system ini dijamin oleh perusahaan asuransi terbesar didunia dan pemerintah AS ikut menyetujui artinya pemerintahan AS mensyahkan masyarakatnya berbelanja dengan berhutang. Sebenarnya system CDS itu sudah baik diciptakan, tapi karena orang-orang yang memikul tanggungjawab itu tidak amanah maka timbullah kebobrokan. Sungguh suatu dilema yang sangat mencemaskan dan tidaklah mengejutkan peristiwa ini akhirnya terjadi. Selama ini kita tahu bahwa Amerika Serikat adalah Negara yang menguasai perekonomian dunia yang terbesar, karena banyak sekali campur tangan perekonomian dari masyarakat AS dimana bisnis perekonomian mereka sudah menggurita diseluruh belahan dunia. Sehingga tidak heran negara AS dikatakan Negara yang makmur dan kaya. Negara AS juga merupakan negara tujuan utama pasar ekspor didunia, sehingga negara-negara lain didunia berlomba-lomba untuk memasarkan produk mereka di Amerika Serikat dan apabila berhasil masuk pasar Amerika Serikat sudah pasti barang komoditas mereka termasuk berkualitas, karena orang Amerika memiliki standar kualitas barang ekspor yang tinggi. Bahkan untuk menjaring yang sangat berkualitas mereka selalu menerapkan manajemen produk dengan penetapan beberapa peraturan terstandarisasi seperti penetapan ISO. Sempat terjadi pemikiran ditanah air kita, bahwa penetapan standar barang komoditas yang sangat tinggi tersebut hanyalah sebagai prosedur yang sulit untuk secara halus menolak masuknya barang dari negara lain. Selain standar ekspor yang tinggi, pasar AS berpotensi besar karena selalu ada permintaan yang sangat besar dari masyarakat AS yang sangat konsumtif. Sehingga dapat dikatakan pasar AS menjadi parameter untuk keberhasilan ekspor suatu komoditas. Sekarang Amerika Serikat sedang menghadapi krisis keuangan. Mereka tidak punya cukup dana untuk berproduksi. Banyak perusahaan-perusahaan yang besar di AS yang merupakan perusahaan berskala internasional terancam bangkrut karena tidak bisa mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Di AS ada undang-undang yang mensyahkan suatu perusahaan jika perusahaan tersebut meminta lembaga yuridis untuk dinyatakan bangkrut karena tidak sanggup lagi beroperasional dan bertujuan menyelamatkan kekayaan perusahaan agar tidak bertambah hancur. Sebagai contoh perusahaan Lehman Brother, suatu perusahaan keuangan terbesar didunia sudah menyatakan diri bangkrut pada pertengahan September 2008. Saat itulah timbul kepanikan di AS. Bayangkan saja, perusahaan yang demikian besar bisa bangkrut, apalagi perusahaan yang lebih kecil. Seperti inilah pikiran masyarakat AS saat itu. Adapula perusahaan General Motors.Corp yang bergerak dibidang industri mobil terbesar di AS
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
108
Orasi Bisnis Edisi ke-2
juga menyusul kepailitannya dalam keuangan, sehingga kesulitan untuk beroperasi dan berproduksi. Perusahaan tidak beroperasi karena tidak memiliki cukup dana, berarti kegiatan untuk membeli material dan serangkaian kegiatan lainnya untuk berproduksi menghasilkan komoditas juga ikut terhenti. Praktis tidak ada kegiatan diperusahaan. Kalau tidak ada produksi menghasilkan komoditas atau kegiatan usaha perusahaan berarti tidak ada barang hasil usaha atau komoditas yang dapat dijual atau ditawarkan perusahaan. Ibaratnya life cycle suatu perusahaan ini akan terputus dan kemudian hal ini akan berakibat pada kelangsungan hidup perusahaan terhenti (bangkrut). Krisis Keuangan Amerika Serikat Menyebabkan Krisis Global Lalu apa hubungannya krisis keuangan Amerika Serikat hingga menyebabkan krisis keuangan global (dunia)? Jawabannya bisa dianalisis berdasarkan teori suplay dan demand. Seperti telah diuraikan diatas bahwa pasar Amerika Serikat merupakan fokus utama ekspor dunia dari berbagai belahan dunia. Alasan pertama, perusahaan Amerika banyak yang berskala internasioanl sehingga jaringan bisnisnya telah menggurita dan Amerika dinyatakan sebagai raksasa ekonomi pertama didunia.Alasan kedua dikarenakan life style masyarakat Amerika yang konsumtif, selalu ada permintaan (demand) untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat Amerika, seiring dengan produksi perusahaan internsional yang kuantitas produksi berskala besar, sehingga penawaran (supply) komoditas juga selalu ada karena tingginya demand dimasyarakat. Sebagai gambaran alur asumsi kita dapat dilihat dari contoh kasus efek domino berikut. Maksudnya karena satu sebab berakibat/berimbas pada yang lain dan berdampak luas. Perusahaan yang bertaraf internasional dengan produksi yang massal, membutuhkan material yang standar kualitasnya tinggi, karena mereka menjaga mutu hasil produksi mereka yang telah dikenal dunia. Adalah perusahaan General Motors Corp. yang termasuk tiga besar perusahaan mobil di Amerika Serikat.Bahkan dinegaranya dikenal sebagai Golden Triangle-nya Amerika, dikabarkan bangkrut karena kepailitannya dalam keuangan. Berimbas juga kepada rekanan kerja mereka yaitu industri pembuat ban mobil. Karena tidak ada produksi mobil, artinya demand terhadap ban mobil juga menurun. Perusahaan pembuat ban tersebut juga mengurangi produksi ban mobil. Bahan utama ban mobil adalah karet. Sehingga penurunan produksi ban juga berimbas kepada penurunan demand terhadap karet. Karet diimpor dari Indonesia, karena harga karet Indonesia murah dan berkualitas dibandingkan Negara lain. Juga seperti kita ketahui memang Negara kita ini banyak sekali perkebunan karetnya seperti Sumsel, Jambi, Riau dan sebagainya. Akibatnya demand dari Amerika terhadap hasil perkebunan ini menurun bahkan terputus akibat krisis keuangan Negara AS, maka pabrik pengolah karet mentah menjadi kasur karet ikut mengurangi membeli karet mentah dari petani karet. Berakibat berkurangnya tempat penadah karet mentah. Petani karet tidak mendapatkan pembeli potensial mereka lagi. Sebelum terjadi krisis, demand selalu ada dan mendapatkan keuntungan yang besar karena harga beli karet termasuk tinggi. Selama itu pula para petani karet termasuk makmur karena pendapatan mereka tinggi dari penjualan karet. Sehingga para petani karet ikut pula merasakan krisis keuangan AS, tidak ada lagi demand yang tinggi, karena
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
109
Orasi Bisnis Edisi ke-2
tidak ada lagi pabrik yang bersedia membeli akibatnya harga jual karet jatuh. Dari sisi petani karet, pasokan karet bertambah banyak karena tidak ada yang beli, akibatnya persediaan karet mentah menumpuk mengakibatkan petani menurunkan harga karet sehingga jatuhnya harga jual karet. Lalu berakibat pendapatan petani berkurang bahkan menderita kerugian karena tidak mampu menutupi biaya operasional seperti memberikan upah kepada penjaga kebun atau buruh pengambil karet. Atau bahkan tidak bisa membayar bunga kredit apalagi pokoknya yang telah jatuh tempo kepada pemberi kredit. Saat harga jual karet tinggi, pemberi kredit sangat gencar sekali membujuk petani karet untuk ambil kredit. Seperti contohnya BRI, jaringannya luas karena mempunyai kantor unit yang terbanyak di Indonesia. Nasabah potensial mereka adalah petani karet dan petani sawit, karena harga jual komoditas mereka tinggi dan termasuk yang makmur. Saat masa krisis, petani tidak punya pendapatan lagi, sehingga pembayaran kredit yang biasanya lancar menjadi tertunda bahkan menjadi kredit macet. Bukan hanya satu atau dua orang tapi ratusan petani karet maupun sawit, menyebabkan pihak bank BRI ikut menjadi pusing karena besarnya piutang tak tertagih kepada nasabah mereka. Ini merupakan masalah besar karena dampaknya sudah merata ke unit-unit kerja BRI yang lain. Bahkan masalah ini sudah berdampak nasional, karena tidak hanya BRI saja tapi melanda kantor perbankan yang lain. Sehingga seluruh rangkaian usaha yang terkait didalamnya ikut terpengaruh. Inilah yang dinamakan efek domino dimana krisis keuangan Amerika Serikat berakibat krisis global. Krisis global mendepresiasikan Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Kita kembali kepada perdagangan internasional. Pada perdagangan internasional antara Negara didunia memakai mata uang Amerika Serikat yaitu dollar Amerika, yang merupakan mata uang yang dijadikan patokan bagi nilai mata uang dunia. Hal ini dimulai sejak perdagangan emas dunia dinyatakan dalam dollar AS pada 1930-an, disusul keputusan bahwa perdagangan minyak juga dinyatakan dalam dollar AS pada 1971. Hal ini mendorong Negara-negara didunia menerapkan system pencatatan uang bahkan neraca perdagangan dan neraca pembayarannya memakai kurs dollar sebagai patokan umum. Dikatakan pula bahwa AS merupakan Negara yang menduduki perekonomian pertama dan utama didunia, disusul Negara Jepang dan tempat ketiga ditempati Negara Cina (Beijing). Sehingga jelas AS merupakan kiblat perekonomian dunia. Peredaran uang dollar Negara AS di luar Negara AS lebih besar daripada di dalam Negara AS sendiri. Karena masa krisis keuangan AS, membuat pemerintah mengawasi secara ketat peredaran uang mereka, jangan sampai terlalu banyak aliran uang yang keluar dari AS. Ditambah keadaan dimana masyarakat AS menaruh ketidakpercayaan lagi kepada lembaga perbankan
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
110
Orasi Bisnis Edisi ke-2
mereka, yang menyebabkan kepanikan luar biasa saat itu. Pemerintah takut terjadinya penarikan dana besar-besaran (rush) oleh masyarakat dan terjadinya aliran dana keluar sangat besar dari Negara AS. Hal ini akan memperparah krisis keuangan AS sendiri bahkan dapat mengakibatkan jatuhnya perekonomian AS. Sehingga untuk mencegah hal terburuk terjadi, pemerintah AS menerapkan standar likuiditas yang tinggi kepada standar perbankan mereka disamping yang utama adalah berusaha menenangkan, menjelaskan dan menghimbau masyarakat AS sendiri untuk tidak memperkeruh keadaan. Pemerintah juga memperketat lalu lintas peredaran uang dan likuiditas mata uang dollar. Penerapan ketatnya likuiditas dollar sebagai dampak krisis ekonomi Amerika mengakibatkan hampir semua mata uang didunia, termasuk mata uang Indonesia yaitu rupiah terdepresiasi terhadap dollar. Peredaran mata uang dollar menjadi sedikit, demand terhadap dollar selalu ada, karena standar mata uang yang dipakai dalam perdagangan negara dunia. Karenanya harga nilai dollar menjadi melambung tinggi terhadap mata uang Negara lain, atau dengan kata lain nilai mata uang Negara lain menjadi jatuh dari dollar AS (terdepresiasi). Akibatnya dunia bisnis menjadi terganggu sehingga memaksa pengusaha ekspor impor mengatur startegi agar tetap bertahan ditengah krisis. Krisis Global menghantam pasar saham Indonesia Krisis ekonomi mengancam kelangsungan hidup perusahaanperusahaan di Amerika Serikat. Keadaan perekonomian mengalami kesusahan bernapas karena kinerja perusahaan dari segi indikator keuangan mereka tidak lagi mencukupi untuk mempertahankan hidup perusahaan. Bila ditinjau dari indicator keuangan yaitu rasio likuiditas, kebanyakan perusahaaan tersebut lebih besar hutang daripada akriva perusahaan, Rasio likuiditas ini menandakan bahwa perusahaan ini tidak lagi sehat dan dapat dinyatakan bangkrut. Sehingga kinerja perusahaan ini sudah tidak layak. Berakibat pada nila saham perusahaan, kinerja perusahaan yang jelek menyebabkan nilai saham perusahaan tersebut jatuh. Para pemegang saham perusahaan yang kinerjanya jatuh, berlomba-lomba untuk menjual saham mereka karena para investor saham tidak ingin menderita kerugian yang terlampau besar (capital loss). Secepat mungkin investor akan melepas/menjual saham tersebut. Sebagai pemegang saham, terutama mereka yang berinvestasi dalam jumlah yang besar, akan selalu memantau nilai saham mereka terutama isu-isu terkini yang menyangkut perusahaan dimana mereka berinvestasi. Nilai saham dapat bergerak naik atau turun terutama dari kinerja perusahaan secara keseluruhan. Faktor penentu pergerakan nilai saham, selain dari intern perusahaan dapat juga berasal dari extern perusahaan, seperti gejolak dari pasar saham global terutama dari pasar saham Asia Pasifik, rumor-rumor ekonomi maupun politik yang berkembang dilantai bursa hingga besarnya aliran dana yang masuk ke pasar saham karena adanya pembelian saham. Diantara faktor penentu ekternal yang utamanya dalah karena pergerakan harga minyak dunia. Hubungan antara harga saham dan harga minyak adalah negative. Apabila harga minyak dunia naik, IHSG akan melemah dan sebaliknya apabila harga minyak dunia turun, IHSG akan merespon naik atau terjadi penguatan. Sebagai contoh, pada perdagangan saham tanggal 17 Desember 2008, IHSG ditutup naik
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
111
Orasi Bisnis Edisi ke-2
1,57% ke posisi 1.363,984, didorong turunnya harga BBM dan menguatnya bursa regional. Faktor eksternal yang lain adalah faktor psikologis para pelaku saham. Pada saat AS mencapai puncak ketidakpercayaan kepada lembaga-lembaga keuangan, timbul kepanikan yang besar dari masyarakat dan terjadi kepanikan di masyarakat. Kepanikan ini memperparah krisis. Hal ini direspon pula oleh pasar, masing-masing lembaga maupun masyarakat berusaha menyelamatkan semampunya aktiva yang masih tersisa dan yang dapat diselamatkan. Yang masih ada saving dalam kas maupun dalam aktiva lain di lembaga keuangan berusaha menarik dana mereka, yang investasi saham berusaha melepas saham yang dipegang dengan harapan bisa memegang dana tunai yang dapat dipakai untuk menyelamatkan perusahaan mereka. Jadi masing-masing berpikir untuk menyelamatkan diri sendiri. Pasar saham Indonesia mayoritas pemain saham adalah orang asing. Jadi begitu orang asing panik karena krisis keuangan negara mereka, dimana orang asing beramairamai melepas saham mereka, maka pemain saham nasional ikut-ikutan panik. Pemain saham nasional selama ini masih belum terlalu paham bermain saham karena minimnya pengetahuan tentang saham, meresertaka masih mengekor permainan saham dari pemain asing. Kepanikan tersebut tidak diserati dengan pertimbangan rasional lagi, yang penting dijual berapa pun nilainya, entah rugi ataukah untung. Disisi lain momen ini dimanfaatkan oleh segelintir orang-orang yang benar-benar paham dengan pasar saham, mereka dapat membeli saham dengan harga yang rendah. Bahkan untuk lebih mendapatkan harga yang benar-benar rendah pihak-pihak tertentu ini juga ikut membuat rumor yang dapat lebih membuat panic pemegang saham. Keadaan ini benar-benar dapat membuat jatuh perekonomian suatu Negara. Apalagi bila saham-saham pemerintah dan saham perusahaan dinilai strategis posisinya bagi negara dapat tergadaikan dan menjadi milik orang asing. Bursa Efek Indonesia pada saat darurat tersebut atas perintah langsung dari presiden SBY, ditutup untuk sementara waktu. Penutupan BEI itu dengan tujuan agar saham-saham perusahaan Negara yang penting tidak ikut terjual dan dibeli mayoritas oleh orang asing. Apabila terlambat untuk melakukan penutupan BEI, dikhawatirkan Indonesia sudah tergadaikan semua dan menjadi milik asing. Dan bisa dibayangkan kita dapat diperintah dan dijajah kembali oleh asing karena perekonomian kita sudah dikuasai asing melalui pembelian mayoritas saham. Langkah pemerintah ini mendapat banyak pujian dari berbagai tokoh nasional Indonesia. Inilah langkah tepat yang membuat pemerintahan presiden SBY kembali dipercaya masyarakat Indonesia dan menaikkan kembali rating kepopuleran presiden SBY yang sempat jatuh. Hal ini yang merupakan modal politik presiden SBY untuk memenangi kembali pemilu pilpres yang sudah dekat. Nilai saham di pasar modal hingga saat ini masih naik turun. Para pemain saham dan pemerintah masih terus memantau pergerakan nilai saham setiap hari bahkan dalam hitungan menit dan jam. Informasi yang penulis dapatkan dari seorang pialang dikota Palembang, apabila seorang membeli saham pada pagi hari, saat nilai saham yang tadi ia beli mulai naik sedikit saja, maka ia tidak segan untuk menjualnya kembali. Dari fakta dilapangan ini dapat dilihat keadaan pasar saham sangat bergejolak karena belum stabilnya keadaan perekonomian dunia.
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
112
Orasi Bisnis Edisi ke-2
Perusahaan yang sebelumnya memiliki kekayaan besar sebelum krisis global, karena ikut berinvestasi dalam saham menyebabkan nilai kekayaan perusahaan menjadi menurun drastis. Kita ambil contoh perusahaan Bakrie. Aburizal Bakrie menurut penilaian majalah ekonomi bergengsi Forbes, tahun lalu merupakan orang terkaya dan merupakan orang pribumi pertama yang terkaya se-Asia Tenggara. Tapi untuk tahun ini, masih menurut penilaian majalah Forbes, peringkat kekayaan Aburizal Bakrie melorot menjadi nomor lima terkaya. Penyebab turunnya kekayaan Aburizal Bakrie karena kemerosatan harga saham anak perusahaan andalan yaitu PT. Bumi Resources tbk (BUMI). Analisis Bhakti Securities Budi Ruseno, mengatakan saham-saham grup Bakrie, meski secara fundamental kinerjanya masih bagus, ikut turun menyesuaikan dengan penurunan harga saham-saham selama ini. Tekanan jual masih melanda Grup Bakrie karena investor juga masih menunggu kepastian semua transaksi yang diusahakan Grup Bakrie. Ramalan yang penulis catat dari analisis tokoh untuk tahun baru 2009, dimana diharapkan para pemain saham/investor nasional diharapkan tetap sabar, karena aura negatif krisis global masih membayangi bursa saham. Pergerakan saham bila dilihat dari IHSG masih naik turun. Seperti kita ketahui, harga minyak masih menjadi sentiment utama bagi pergerakan IHSG. Sebab, porsi saham berbasis komoditas massih mendominasi naik turunnya IHSG. Malah, potensi penurunan IHSG masih terbuka. Sebab, tidak ada sentiment positif yang bisa mengerek IHSG dan mengimbangi sentimenn buruk dari anjloknya harga minyak dunia. Ramalan tokoh ini mungkin tidak terlalu buruk karena lantai bursa mencatat bahwa terjadi penguatan pada hari terakhir perdagangan saham pada tahun 2008, yaitu pada hari Selasa 30 Desember 2008, dimana sesi pertama dibuka naik 0,7% dan ditutup naik pula sebesar 1,37%. Disebabkan Indeks harga saham Perbankan dan saham komoditas yang mengangkat indeks di hari terakhir perdagangan saham akhir tahun. Perkembangan dampak krisis global selama tahun 2009 di Indonesia Menurut website resmi dari menteri sekretaris Negara RI diberitakan tentang dampak krisis global di Indonesia. Setelah sempat mengguncang pasar modal dan valas Indonesia, agaknya krisis keuangan global mulai berdampak pada sector perdagangan luar negeri Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan data yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS) pusat pada awal Maret 2009 yang menunjukkan adanya penurunan ekspor impor. Nilai ekspor Indonesia Januari 2009 turun 17,7 persen dibanding Desember 2008 dan nilai impor Indonesia 2009 turun 17,6 persen disbanding Desember 2008. Namun berdasarkan kondisi perdagangan yang terjadi selama Januari 2009, perdagangan luar negeri Indonesia masih surplus sebesar USD 810 juta. Melemahnya kinerja perdagangan luar negeri Indonesia dapat dilihat beberapa indikator seperti penurunan permintaan barang ekspor nonmigas Indonesia yang berasal dari Negara tujuan ekspor yaitu Jepang, Taiwan, AS, Singapura dan Korea Selatan. Penurunan perdagangan luar negeri Indonesia erat kaitannya dengan krisis ekonomi yang melanda Negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Misalnya penurunan kinerja ekonomi secara signifikan dialami AS, Eropa, Jepang dan Asia Timur lainnya pada kuartal 1 tahun 2009.
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
113
Orasi Bisnis Edisi ke-2
Menghadapi krisis tersebut hampir seluruh pemerintah Negara didunia, termasuk pemerintah Indonesia, sudah mengumumkan paket-paket stimulus ratusan miliar dollar AS untuk menggerakkan perekonomian negaranya masing-masing. Bank-bank sentral juga sudah menurunkan suku bunga acuan untuk mempermudah likuiditas bagi dunia usaha. Sehubungan dengan terjadinya krisis global dan turunnya kinerja perdagangan luar negeri Indonesia, presiden RI menegaskan bahwa ekspor tetap perlu tetapi penguatan ekonomi domestik sangatlah penting terutama sebagai pengaman di dalam negeri jika terjadi gejolak perekonomian global. Jadi intinya adalah ketika dunia mengalami krisis dan ada gonjang ganjing, kita masih hidup dengan kekuatan ekonomi domestic kita sendiri. Bila kita mencermati nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga sekarang ini menunjukkan bahwa rupiah kita masih kuat karena rupiah dihargai 9348 per dolar atau dihargai dibawah 10000 per dolar selama bulan November 2009 ini. Hal ini disebabkan karena sekarang banyak dana asing yang masuk untuk membeli saham, obligasi dan instrumen surat berharga lainnya di pasar modal Indonesia. Orang asing menilai bahwa Indonesia masih merupakan kantong gemuk di Asia setelah India dan Cina. Indonesia mempunyai sector bisnis yang lebih bervariasi dibandingkan Negara tetangga seperti Singapura yang bergantung pada financial dan pariwisata. Indonesia punya industri pertambangan, perkebunan maupun perbankan yang masih solid walau ada krisis financial global. Sehingga Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri bagi orang asing. Tambahan lagi banyak perusahaan pertambangan, perkebunan dan perbankan tersebut yang mencatatkan sahamnya di BEI. Instrumen apapun yang dibeli asing dinegeri kita hamper dipastikan memberikan imbal hasil yang luar biasa (dibandingkan dengan menabung di AS dengan imbal bunga kecil, beli saham di DowJones sementara emitenemitennya harus rajin membukukan kerugian ataupun kalau ada untung, hanya tipis-tipis saja). Sedangkan di Indonesia, bunga yang ditawarkan masih tinggi, mau membeli saham di BEI masih cukup murah, belum lagi mengingat emiten di BEI walaupun masih krisis global tapi masih membukukan laba bersih yang mengesankan. Belum lagi pemerintah masih menerbitkan Surat Hutang Negara (SUN) dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan Negara lain. Inilah yang merupakan sederet kelebihan yang dimilik Indonesia yang membuat tergiur orang asing yang mempunyai uang banyak untuk lebih mempunyai return investasi lebih besar. Untungnya instrument-instrumen yang mau dibeli tersebut hanya bisa dibeli dengan mata uang rupiah jadi asing harus menukarkan mata uangnya dengan rupiah, mengakibatkan permintaan rupiah yang tinggi sehingga menyebabkan kurs rupiah menguat terhadap dolar AS. Sekarang keadaan makro Indonesia lumayan stabil. Tetapi dampak krisis global masih belum hilang, masih membayangi perekonomian kita. Terutama bila dilihat pada kondisi pasar modal, dimana pemain nasional masih dipengaruhi dampak psikologi, yaitu gampak sekali panic dan cenderung ikut-ikutan pemain asing. Bila nanti pemain asing banyak jual saham, maka pemain nasional cenderung mengikuti gejolak tersebut padahal emitten di BEI keadaannya tidak ada apa-apa seperti terjadi pada awal krisis global memasuki BEI pada akhir tahun 2008. Semoga perekonomian kita tetap tangguh dan stabil. KESIMPULAN Krisis global terjadi karena dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat. Berawal dari kehidupan masyarakat AS yang konsumtif dan berlakunya system CDS, dimana pemerintah AS mempermudah masyarakat untuk lebih konsumtif terutama dampaknya kredit macet pada pembelian rumah (subprime mortgage). Credits Default System (CDS) merupakan derivatif daripada surat jaminan kosong di lembaga-lembaga
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
114
Orasi Bisnis Edisi ke-2
penjamin kredit. Krisis keuangan AS berdampak global karena AS merupakan Negara superpower terutama dilihat dari segi ekonomi, yang merupakan raksasa ekonomi mempunyai bisnis yang menggurita di belahan dunia ditambah lagi adanya kebijakan bahwa perdagangan emas dunia dinyatakan dalam dollar AS pada 1930-an, disusul keputusan bahwa perdagangan minyak juga dinyatakan dalam dollar AS pada 1971. Hal ini mendorong Negara-negara didunia menerapkan system pencatatan uang bahkan neraca perdagangan dan neraca pembayarannya memakai kurs dollar sebagai patokan umum. Kebijakan pemerintah AS untuk menerapkan likuiditas yang ketat terhadap dollar, menyebabkan nilai mata uang Negara lain turun terhadap uang dolar AS (depresiasi). Hal ini karena AS memerlukan uang dolar untuk pemulihan Negara mereka sehingga pasokan dolar semakin menipis. Krisis keuangan AS berdampak terhadap pasar modal terutama pasar saham di Indonesia. Pada akhir tahun 2008, BEI bahkan sempat ditutup sementara adanya instruksi langsung dari presiden, karena dikhawatirkan dapat tergadainya saham-saham vital milik Negara. Disebabkan pemain asing ramai-ramai menjual saham mereka, diikuti pemain nasional karena secara psikologis gampang ikut panic, sehingga ikut-ikutan menjual saham mereka juga. Akibatnya suplay saham melimpah dengan harga yang relative murah, dapat secara mudah dibeli pihak asing. Kurun waktu tahun 2009, krisis global mengganggu perdagangan internasional Indonesia. Menurut website resmi menteri sekretaris Negara RI, ekspor Indonesia mengalami penurunan, tapi tidak terlalu buruk karena dicatat oleh BPS nasional masih membukukan surplusnya ekspor Indonesia. Pada bulan November 2009 ini, kurs rupiah berada dibawah 10000 terhadap dolar AS. Berarti dapat dikatakan secara makro perekomian Indonesia lumayan baik dan stabil. Masih adanya aliran dana asing yang masuk ke Negara Indonesia, karena menurut asing Indonesia memiliki bisnis yang relatif banyak dibandingkan negara tetangganya. Sehingga dikategorikan Indonesia merupakan negara yang relatif tidak terpengaruh terlalu besar oleh krisis global. Indonesia merupakan negara ketiga yang tangguh di Asia setelah India dan Cina. DAFTAR PUSTAKA Bursa Efek Jakarta. 2001. Panduan Pemodal Seri I. Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT. Bursa Efek Jakarta Eri.2008.”Aburizal Bakrie mundur”.Sumeks, Rabu, 19 November. Hadinata dan Franedya. 2008. “Saham bisa terpeleset harga minyak mentah”. Kompas.com. Selasa, 9 Desember. Iskan, Dahlan. 2008. “SBY berkelahi dengan caranya sendiri”. Sumeks, Selasa, 17 November. Iskan, Dahlan. 2008. “Rakyat AS geram dengan gaji eksekutif”. Sumeks, Selasa, 18 November. Purna, et al. 2009. “Dampak Krisis Keuangan Global terhadap Perdagangan Luar Negeri Indonesia”. www.setneg.go.id. Senin, 27 April. Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
115
Orasi Bisnis Edisi ke-2
Sadewa, Purbaya Yudhi. 2008. “Perekonomian di Persimpangan Jalan”. Tempo, 7 Desember. Sugiarto, et al. 2002. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Suruji dan Sanda. 2008. “Ketika krisis dan bursa global berjatuhan”. Kompas.com, Selasa, 25 November.
PERKEMBANGAN DAMPAK KRISIS GLOBAL DI INDONESIA (KEADAAN AWAL KRISIS SAMPAI SEKARANG)
116