Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |1
KINERJA DISPERINDAGKOP & UMKM DALAM UPAYA MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI KOPERASI DI KABUPATEN KLATEN THE PERFORMANCE OF DISPERINDAGKOP & UMKM IN THE EFFORT TO MAINTAIN THE EXISTENCE OF COOPERATIVES IN KLATEN DISTRICT Oleh : Dyah Retnowati, FIS, UNY(
[email protected]) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Disperindagkop & UMKM dalam upaya mempertahankan eksistensi koperasi di Kabupaten Klaten dan faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambatnya. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teori. Teknik analisis data dilakukan secara interaktif menurut Miles dan Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Disperindagkop & UMKM dalam upaya mempertahankan eksistensi koperasi di Kabupaten Klaten belum baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan beberapa indikator pengukuran kinerja yaitu: (1) struktur organisasinya sudah baik; (2) kebijakan pengelolaannya sudah baik; (3) sumber daya manusianya belum baik; (4) sistem informasi manajemennya sudah cukup; (5) sarana dan prasarananya belum baik. Dari kurang maksimalnya beberapa indikator tersebut sehingga upaya untuk mempertahankan eksistensi koperasi di Kabupaten Klaten belum dapat terealisasi dengan baik. Faktor-faktor yang menjadi pendukung internal yaitu: (1) tujuan organisasi, (2) tersedianya anggaran pemerintah, (3) pelayanan yang fleksibel. Faktor pendukung eksternal yakni adanya kerjasama dengan Assosiasi Koperasi Sekunder. Faktor penghambat internal yaitu: (1) kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia, (2) kurangnya anggaran dan (3) fasilitas. Faktor penghambat eksternal yakni kurangnya kesadaran koperasi. Kata Kunci : Kinerja, Disperindagkop & UMKM, Koperasi. Abstract This research aims are to know the performance of Disperindagkop & UMKM in the effort to maintain the existence of cooperatives in Klaten District and the factors that being stalwart and inhibitors. The design research is qualitative descriptive. The source of the data used was a source of primary and secondary data. Data collection techniques use interviews, observation, and documentation. The research instruments is researchers. The techniques of examination of the validity of the data using triangulation of sources and theories. Data analysis technique used interactive technique according to Miles and Huberman.The research results show that the performance of Disperindagkop & UMKM in the effort to maintain the existence of cooperatives in Klaten District is not yet good. This is shown with several indicators performance measurement i.e. (1) the organization structure is already good; (2) the management policy is already good; (3) the human resources is not yet good; ( 4 ) management information system is enough; ( 5 ) facilities and their infrastructures have not good . Less maximum of some of these indicators so that an effort for maintaining existence cooperatives in Klaten District could not yet be well-realized . The factors that being stalwart internally by: ( 1 ) the purpose of the organization as ( 2 ) budget availability the government ( 3 ) service flexible. A supporter of external factors namely the existence of cooperation with Assosiasi Cooperatives Secondary. Factors that hampers internally by: ( 1 ) the quantity and quality of human resources ( 2 ) a lack of budget and ( 3 ) facilities. External factors that hampers namely to lack of awareness of cooperatives. Keywords: Performance, Cooperative.
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |2
adalah
PENDAHULUAN
yang
koperasi-koperasi
yang
berada
di
Koperasi di Indonesia memiliki peran
Kabupaten Klaten yang merupakan salah satu
penting
kabupaten di Jawa Tengah.
dalam
perekonomian.
Peran
Data
koperasi selama ini antara lain sebagai pembuka
dari
pintu gerbang usaha kecil dan menengah,
Perdagangan
menciptakan
(Disperindagkop
masyarakat
yang
mandiri,
Dinas
Perindustrian
Koperasi &
dan UMKM)
UMKM Klaten
penggerak perekonomian, menciptakan pasar
menyebutkan jumlah koperasi di Klaten hingga
baru, mengurangi tingkat pengangguran yang
Mei 2011 tercatat ada sebanyak 814 unit
tinggi, meningkatkan pendapatan rumah tangga
koperasi. Dari keseluruhan tersebut terdapat 588
dan juga memperkecil
kemiskinan
unit koperasi yang aktif dan 226 unit koperasi
masyarakat. Saat ini jumlah koperasi semakin
dalam keadaan pasif dengan perbandingan
tingkat
bertambah pesat yakni 6,72% per tahun yaitu
sebagai berikut.
177.482 unit pada tahun 2010, dan 188.181 unit
Perbandingan koperasi di Kabupaten Klaten yang aktif dan tidak aktif tahun 2011
pada tahun 2011, dan 192.443 unit pada tahun 2012.(http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/20 12/09/04/koperasi-di-indonesia-berjumlah
Aktif = 588 unit (72,24%)
27.76%
192443unit484232.html. Diunduh tanggal 9
72.24%
Tidak Aktif = 226 unit (27,76%)
Maret 2014). Namun, masih terdapat beberapa kendala untuk pengembangannya sebagai badan usaha
serta
dalam
mempertahankan
eksistensinya dalam perekonomian Indonesia. Permasalahan yang sering terjadi pada koperasi di
Indonesia
antara
lain
yaitu
Sumber:http://www.timlo.net/baca/11811/226unit-koperasi-di-klaten-bermasalah/. Diunduh tanggal 9 Maret 2014. Gambar 1. Perbandingan koperasi di Kabupaten Klaten yang aktif dan tidak aktif tahun 2011.
kegiatan
operasional tidak berdasarkan prinsip, nilai dan
Dari data tersebut sebanyak 72,24%
azas koperasi, buruknya manajemen koperasi
koperasi
baik manajemen keuangan maupun manajemen
kepengurusan maupun laporan transaksi yang
Sumber Daya Manusia (SDM) serta minimnya
diberikan kepada Disperindagkop & UMKM
partisipasi anggota akibat kurangnya pendidikan
Klaten, sedangkan sisanya dalam keadaan pasif
akan perkoperasian.
dan
tak
masih
aktif
berfungsi
atau
selama
eksis
secara
bertahun-tahun,
Provinsi Jawa Tengah sebagai provinsi
diketahui dari kelembagaan yang buruk, karena
dengan jumlah koperasi terbanyak kedua di
beroperasinya koperasi-koperasi ini hanya pada
Indonesia setelah Provinsi Jawa Timur yakni
waktu-waktu tertentu. Selain itu visi, misi dan
berjumlah 26.604 unit koperasi juga tidak lepas
program kerja dari koperasi-koperasi tersebut
dari masalah-masalah tersebut. Salah satunya
tidak jelas, terlebih menyangkut keanggotaan
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |3
dan
pengurus
yang
tidak
menampakkan
kinerjanya.
hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
Permasalahan koperasi di Kabupaten
konsumen, dan memberikan kontribusi pada
Klaten tersebut bahkan berlarut hingga tahun
ekonomi. Kinerja suatu organisasi dipengaruhi
2015.
di
oleh indikator yaitu sesuatu yang memberikan
Kabupaten Klaten hingga awal 2015 masih
petunjuk atau keterangan dapat berpengaruh
mengalami pasang surut. Dari kurang lebih 980
terhadap kinerja dari organisasi.
Perkembangan
perkoperasian
unit koperasi yang berdiri hanya 75% yang
Untuk
mengukur
kinerja
dari
masih bertahan, sedangkan 25% mengalami
Disperindagkop & UMKM Kabupaten Klaten,
kebangkrutan. 75% koperasi yang bertahan
peneliti menggunakan teori indikator kinerja
masih aktif secara kepengurusan dan laporan
organisasi oleh Soesilo (dalam Hessel Nogi,
transaksi. Tahun 2011 lalu Disperindagkop dan
2005:180). Dalam teori ini indikator yang
UMKM Pemkab Klaten melakukan pencarian
berpengaruh
terhadap koperasi yang mati suri untuk diberikan
struktur
organisasi,
pendampingan akan tetapi hasilnya belum
Sumber
Daya
tampak
Manajemen,
serta
sarana
Disamping
adanya
lima
dikarenakan
anggaran.
terbentur
kekurangan
(http://krjogja.com/read/243346/
pada
kinerja
organisasi
kebijakan
Manusia,
yaitu
pengelolaan,
Sistem dan
Informasi prasarana.
indikator
dalam
ratusan-koperasi-di-klaten-bangkrut.kr. Diunduh
pengukuran kinerja organisasi tersebut, ada
tanggal 14 Januari 2015).
faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
Maka dari itu saat ini Disperindagkop &
kinerja Disperindagkop & UMKM dalam upaya
UMKM Kabupaten Klaten membentuk tim
mempertahankan
untuk diterjunkan di lapangan yang bertugas
Kabupaten Klaten.
eksistensi
koperasi
di
memberikan motivasi kepada semua koperasi yang ada. Dari beberapa hal tersebut inilah yang menjadi latar belakang peneliti ingin mengetahui kinerja Disperindagkop & UMKM dalam upaya mempertahankan
eksistensi
koperasi
di
Kabupaten Klaten. Kinerja
merupakan sebagai
Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan ini digunakan untuk mengungkap
terjemahan
dari
performance yang sering diartikan oleh para cendekiawan
METODE PENELITIAN
“penampilan”,“unjuk
kerja”, atau “prestasi” (Yeremias T. Keban, 2004:191). Menurut Armstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2007:7) kinerja merupakan
secara
Disperindagkop mempertahankan Kabupaten Klaten.
&
mendalam UMKM
eksistensi
Kinerja
dalam koperasi
upaya di
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |4
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
Instrumen Penelitian di
Dinas
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah. Penelitian dilaksanakan dalam jangka 3 bulan terhitung dari bulan Desember 2014 sampai bulan Februari 2015.
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama. Lexy J. Moleong (2005:168) menjelaskan peneliti merupakan perencana, pengumpul data, analis data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Subjek Penelitian Subjek penelitian yang terdiri atas : 1. Kepala Sub Bidang Perencanaan dan Pelapora n Kantor Disperindagkop & UMKM Kabupat
instrumen
Dalam
utama,
perannya
peneliti
sebagai
membutuhkan
instrumen tambahan dalam proses pengumpulan data
yaitu
pedoman
wawancara,
pedoman
observasi, dan dokumentasi.
en Klaten, sebagai informan kunci. 2. Kepala Seksi Pemberdayaan Koperasi Kantor Disperindagkop & UMKM Kabupaten Klaten , sebagai informan pendukung.
Teknik Keabsahan Data Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian
ini
menggunakan
triangulasi.
3. Ketua Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Asli
Triangulasi data menurut Moleong, teknik
Motor Kabupaten Klaten, sebagai informan p
pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
endukung.
yang lain di luar data tersebut yang berguna
4. Ketua Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Arofa
untuk pengecekan atau sebagai pembanding
h Haji Kabupaten Klaten, sebagai informan pe
terhadap data. Peneliti menggunakan teknik
ndukung
keabsahan data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teori. Triangulasi sumber berarti
Teknik Pengumpulan Data
membandingkan dan memeriksa kembali derajat
Dalam penelitian ini diperlukan data atau
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
keterangan dan informasi. Untuk itu penelitian
melalui waktu dan alat yang berbeda (Moleong,
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai
2005:330). Sedangkan triangulasi teori yaitu
berikut:
mengecek kembali hasil penelitian dengan
1. Wawancara
membandingkan dengan teori yang ada.
2. Pengamatan atau Observasi 3. Dokumentasi
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, pencatatan lapangan, dan dokumentasi
dengancara mengorganisasikan
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |5
data kedalam kategori yang telah di tentukan,
meliputi perindustrian, perdagangan, koperasi,
menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun dalam
dan usaha mikro, kecil dan menengah.
pola, memilih mana data yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan. Miles
dan
Huberman
Dalam
struktur
organisasi
Disperindagkop & UMKM terbagi dalam tiga
(Sugiyono,
bidang
yakni
Perindustrian,
Perdagangan,
2011:246) mengemukakan bahwa aktivitas
Koperasi dan UMKM, yang masing-masing
dalamanalisis data kualitatif dilakukan secara
terdiri atas tiga seksi dan terdapat pula tiga sub
interaktif dan berlangsung secara terus-
bidang di bawah secretariat yakni Perencanaan
menerus sampai tuntas, sehingga datanya
dan Pelaporan, Keuangan, serta Umum dan
sudah jenuh. Proses analisis data terdiri dari
Kepegawaian.
empat alur kegiatan:
Pegawai Disprindagkop & UMKM yang
1. Pengumpulan data,
bertugas
dalam
pemberdayaan
koperasi
2. Reduksi data,
berjumlah enam orang yang berpendidikan
3. Penyajian data
minimal SMA atau sederajat. Dengan tugas
4. Menarik kesimpulan dan verifikasi
pokoknya yaitu sebagai penyedia data informasi tentang koperasi kepada konsumen melalui
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
berbagai media penguat kelembagaan dan jalinan pasar.
Deskripsi Lokasi Penelitian Dinas Koperasi
&
Perindustrian UMKM
Perdagangan
Kabupaten
Klaten
Diskripsi Data Penelitian 1. Kinerja
Disperindagkop
&
UMKM
merupakan salah satu Satuan Kerja Pemerintah
dalam upaya mempertahankan eksistensi
Daerah (SKPD) Kabupaten Klaten yang terletak
koperasi di Kabupaten Klaten
di Jalan Pemuda No. 220 Klaten, Jawa Tengah.
Kinerja Disperindagkop & UMKM
Disperindagkop & UMKM Kabupaten Klaten
dalam upaya mempertahankan eksistensi
terletak di kawasan perkotaan
yang sangat
koperasi di Kabupaten Klaten dilakukan
strategis karena berlokasi dekat jalan raya yang
dengan latarbelakang banyaknya koperasi di
menghubungkan kota Surakarta dan Yogyakarta.
Kabupaten
Cakupan wilayah kerja Disperindagkop &
kebangkrutan. Disperindagkop & UMKM
UMKM
mengidentifikasi
Kabupaten
Klaten adalah
seluruh
Klaten
yang
ketidakaktifan
mengalami
koperasi
wilayah di Kabupaten Klaten. Disperindagkop &
yang terjadi dengan berbagai alasan mereka
UMKM berkedudukan sebagai unsur pelaksana
tidak aktif karena ketidak-tahuan Dinas atau
otonomi daerah di bidang perekonomian yang
memang sengaja tidak lapor tetapi tetap berjalan operasinya atau memang benar-
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |6
benar
tidak
aktif.
Disperindagkop Klaten
&
Maka UMKM
menargetkan
dari
itu
Kabupaten
penyelesaian
atas
memberikan
motivasi
melalui pemberian motivasi diharapkan perkoperasian di
dikarenakan
berkembang.
perekonomian
koperasi
masyarakat
terhadap Kabupaten
Klaten sangat penting. Sebelumnya
semua
koperasi yang ada. Dengan pendekatan
koperasi-koperasi tersebut di tahun 2015 peran
kepada
Klaten akan tumbuh
Sebagai salah satu upaya yang telah dimulai Diperindagkop & UMKM terkait
banyaknya
upaya mempertahankan eksistensi koperasi
koperasi yang bangkrut, Disperindagkop &
di Kabupaten Klaten, Disperindagkop &
UMKM Kabupaten Klaten belum berani
UMKM berusaha memberikan pelayanan
mengambil resiko untuk menutup koperasi-
terbaik untuk menarik dan mendorong
koperasi tersebut sehingga hal tersebut
koperasi-koperasi
berlarut hingga tahun 2015. Disperindagkop
beroperasi. Meskipun begitu, selama ini
&
kinerja
UMKM
terkait
Kabupaten
Klaten
mulai
untuk
tetap
Disperindagkop
&
eksis
UMKM
melakukan identifikasi terhadap koperasi
Kabupaten Klaten menurut pendapat pihak
yang
mengetahui
petugas sendiri maupun masyarakat masih
penyebab tidak aktifnya koperasi itu dengan
beragam, karena ada yang berpendapat baik
rincian berapa banyak yang tidak aktif
dan ada juga yang masih merasa kurang
karena memiliki pinjaman, berapa yang
memuaskan.
bersangkutan
untuk
tidak aktif karena situasi, berapa yang
Dari hasil paparan data tersebut
tinggal papan namanya saja, dan berapa
menunjukkan bahwa kinerja organisasi di
yang
Disperindagkop
tinggal
orang-orangnya
pengurusnya
saja.
Disperindagkop Klaten
&
UMKM
mengambil
menyelesaikan
atau
&
UMKM
Kabupaten
Selanjutnya
Klaten dapat dilihat dari beberapa indikator
Kabupaten
yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi
langkah
untuk
birokrasi dari Soesilo (dalam Hessel Nogi,
permasalahan
2005:180)
tersebut.Keberadaan koperasi yang sudah
kebijakan
tidak berfungsi tersebar hampir merata di
manusia, sistem informasi manajemen, serta
Kabupaten Klaten. Kondisi itu berlangsung
sarana dan prasarana.
sudah
bertahun-tahun.
menghidupkan
kembali
Sebagai koperasi
upaya yang
yaitu
struktur
pengelolaan,
organisasi,
sumber
daya
a. Struktur Organisasi Struktur yang
organisasi
merupakan
mengalami mati suri, Disperindagkop dan
indikator
mempengaruhi
kinerja
UMKM Pemkab Klaten membentuk tim
organisasi yang merupakan hasil desain
untuk diterjunkan di lapangan. Tim bertugas
antara fungsi yang akan dijalankan oleh unit
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |7
organisasi dengan struktur formal yang ada.
b. Kebijakan Pengelolaan
Pengukuran indikator kinerja ini dilakukan
Kebijakan pengelolaan yang dimaksud
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
adalah berupa visi dan misi organisasi dan
Soesilo (dalam Hessel Nogi, 2005:180)
bagaimana visi dan misi tersebut dapat
dengan
ini
terealisasi. Indikator Kebijakan pengelolaan
dari
ini diukur sesuai dengan teori dari Soesilo
Kabupaten
(dalam Hessel Nogi, 2005:180) dengan
Struktur
kriteria hasil baik. Hal tersebut dikarenakan
organisasi Disperindagkop & UMKM tertera
selama ini pegawai Disperindagkop telah
pada lampiran Peraturan Daerah Kabupaten
berkerja sesuai pengetahuan, kesopanan, dan
Klaten
kriteria
dikarenakan
hasil
struktur
Disperindagkop Klaten
&
efektif
No.
Organisasi
baik.
Hal
organisasi
UMKM
dan
efisien.
18
Tahun
2008
tentang
kemampuannya, baik dalam hal pelayanan di
dan
Tata
Kerja
Dinas
kantor, pengawasan terhadap koperasi serta
Perindustrian Perdagangan Koperasi dan
penilaian
Usaha
mewujudkan visi dan misi organisasi.
Mikro,
Kabupaten
Kecil
Klaten.
dan Dalam
Menengah
kesehatan
koperasi
untuk
struktur
Dengan melalui pernyataan visi dan
organisasi tersebut menunjukkan bahwa
misi yang jelas dari Dinas, koperasi menjadi
Disperindagkop & UMKM menggunakan
yakin dan percaya tentang tujuan adanya
struktur organisasi fungsional.
Disperindagkop
Struktur organisasi yang dirancang Disperindagkop
&
UMKM
bertujuan
&
UMKM
Kabupaten
Klaten. Terutama dalam kinerjanya untuk mempertahankan
eksistensi
koperasi
di
mempermudah kinerja dari setiap bagian,
Kabupaten Klaten, visi dan misi ini menjadi
khususnya Seksi Pemberdayaan Koperasi
titik awal untuk memulai langkahnya.Dalam
dalam upaya mempertahankan eksistensi
mewujukan
koperasi. Dengan struktur organisasi yang
kebijakan pengelolaan tentang pembinaan
demikian, kinerja dari Seksi Pemberdayaan
koperasi, pembinaan yang dilakukan dapat
Koperasi memiliki peluang yang besar untuk
berupa
mengoptimalkan kinerjanya karena tidak ada
penyuluhan-penyuluhan. Selain pembinaan,
campur tangan dari-dan-ke bagian lainya,
Dinas juga melakukan fungsi pengawasan dan
Seksi Pemberdayaan Koperasi hanya fokus
penilaian terhadap koperasi. Pengawasan dan
pada
ini
penilaian yang dilakukan Disperindagkop &
Seksi
UMKM dilakukan melalui hasil laporan tiga
Pemberdayaan Koperasi Disperindagkop &
bulanan (triwulan) dan Rapat Akhir Tahun
UMKM Kabupaten Klaten dalam upaya
(RAT). Dalam pengawasan dan
mempertahankan eksistensi koperasi.
terhadap
koperasi.
mendukung
Sehingga kinerja
indikator dari
visi
dan
misi
Dinas
pelatihan-pelatihan
kesehatan
dari
atau
ataupun
penilaian
koperasi
yang
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |8
bersangkutan berisi 600 indikator penilaian
mengurusi sekitar 980 unit koperasi. jumlah
dan 600 pengawasan yang harus dilaksanakan
tersebut menunjukkan untuk setiap pegawai
namun yang terjadi adalah anggarannya
mengampu kurang lebih 163 unit koperasi.
terbatas dan personilnya juga terbatas.
Padahal
Perwujudan visi dan misi pada kinerja
pegawai
nyatanya
mampu
tidak
melakukan
semua
pembinaan
Disperindagkop & UMKM dalam upaya
terhadap koperasi, hanya tiga pegawai yang
mempertahankan
memiliki
Kabupaten
eksistensi
Klaten
koperasi
dilakukan
di
kemampuan
dan
pengetahuan
dengan
tentang pembinaan koperasi sehingga setiap
pengawasan, pembinaan, serta penilaian yang
pegawai mengampu sekitar 326 unit koperasi.
hasilnya menjadi umpan balik pada formulasi
Kekurangan dari kuantitas dan kualitas SDM
kebijakan Dinas.
tersebut oleh kedua koperasi yang menjadi informan
c. Sumber Daya Manusia (SDM) SDM adalah sumber dari kekuatan
bukan
pelayanannya.
menjadi
Dan
penghalang
sebagai
pendukung
organisasi. SDM memberikan inovasi dan
kekurangan SDM tersebut Dinas memberikan
intelegensi serta menentukan reputasi dan
waktu
vitalitas organisasi. Indikator SDM ini diukur
konsultasi
sesuai dengan teori dari Soesilo (dalam
fleksibel dapat diluar jam kerja.
Hessel
Nogi,
termasuk
dalam
tersebut
sesuai
Atmosoeprapto
2005:180)
dengan
hasil
kategori
kurang.
Teori
teori
dari
dengan (dalam
Hessel
Nogi,
Sistem
koperasi
untuk
bantuan
lainnya
secara
Informasi
Manajemen
berhubungan dengan pengelolaan data base untuk kinerja
yaitu
organisasi
atau
bagi
d. Sistem Informasi Manajemen
2005:181) tentang Sumber Daya manusia, kualitas
pelayanan
digunakan
dalam
organisasi.
mempertinggi
Indikator
sistem
dan
pengelolaan
anggota
informasi manajemen Disperindagkop &
sebagai
penggerak
jalanya
UMKM Kabupaten Klaten dilakukan sesuai
organisasi secara keseluruhan.
degan teori dari Soesilo (dalam Hessel Nogi,
SDM Disperindagkop & UMKM ini
2005:180) dengan kriteria cukup. Sistem
dinilai kurang karena untuk masalah kuantitas
informasi manajemen Disperindagkop &
dan kualitas SDM Seksi Pemberdayaan
UMKM
Koperasi Disperindagkop & UMKM tidak
software Microsoft Office oleh pegawai.
sebanding dengan jumlah koperasi yang ada.
Sehingga segala data-data penting terkait
Untuk
Seksi
perkembangan koperasi yang berguna dalam
Pemberdayaan Koperasi Disperindagkop &
pengambilan kebijakan-kebijakan, evaluasi
UMKM tidak sebanding dengan jumlah
maupun
koperasi yang ada. Dari enam pegawai harus
mudah diperoleh karena selalu direkap
masalah
kuantitas
SDM
didukung
pemantauan
dengan
penguasaan
koperasi
dengan
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |9
setiap ada Rapat Anggota Tahunan (RAT)
pedulinya pemerintah pusat dan pimpinan
melalui
dan selanjutnya
dalam mendukung program pemberdayaan
langsung di input kedalam Microsoft Excel.
koperasi oleh Seksi Pemberdayaan Koperasi
Dalam hal input data, tidak pernah menemui
Disperindagkop & UMKM.
laporan RAT
masalah
karena
kecermatan
pegawai
Disperindagkop & UMKM sudah baik.
Kurangnya
fasilitas
pendukung
pelayanan tak lain dapat menghambat proses
Terkait sistem informasi manajemen
pelayanan itu sendiri. Bahkan fasilitas yang
dalam hal pemberian informasi Dinas selalu
dimiliki juga masih sangat standar tidak
mendatangi satu persatu koperasi untuk
menunjukkan sesuatu yang menonjol dari
memberikan surat pemberitahuan dan juga
Dinas untuk mempermudah akses pelayanan
melalui Short Message Service (SMS).
yang saat ini mulai dikenal khalayak umum
Dengan sistem informasi yang demikian,
dengan sistem online seperti yang telah
data menjadi akurat karena mampu sampai
dilakukan oleh beberapa instansi pemerintah
tujuan yang dikehendaki hanya saja hal ini
dan
tidak efisien dan efektif baik ditinjau dari
Penggunaan
waktu, tenaga dan biaya. Dinas sudah tahu
mempertahankan
dan paham bahwa tidak semua koperasi
menjadi hal yang penting karena dapat
akan mendapatkan pemberitahuan dengan
mempermudah
tepat
Sistem
keterbatasan SDM. Kenyamanan publik
Informasi Manajemennya ini tidak terlalu
dalam mendapatkan pelayanan menjadi
mendukung
Disperindagkop
terganggu dengan sarana dan prasarana dari
&UMKM dalam upaya mempertahankan
Disperindagkop & UMKM yang secara
eksistensi koperasi.
keseluruhan belum baik.
waktu.
Sehinga
dalam
kinerja
koperasi-koperasi
binaannya.
teknologi eksistensi
pelayanan
dalam koperasi
dengan
e. Sarana dan Prasarana Indikator sarana dan prasarana dilihat dari
fasilitas-fasilitas
teknologi
yang
infrastruktur penggunaannya
operasional
dan
dipakai,
keadaan
pendukung
serta
dalam
pelayanan.
2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat kinerja Disperindagkop &
UMKM
dalam
mempertahankan
eksistensi koperasi di Kabupaten Klaten Dari hasil penelitian diketahui faktor-
Pengukuran indikator kinerja ini dilakukan
faktor
yang
menjadi
pendukung
sesuai dengan teori yang diungkapkan
penghambat
Soesilo (dalam Hessel Nogi, 2005:180)
Baik faktor pendukung maupun penghambat
dengan kriteria hasil belum baik. Keadaan
sama-sama berpengaruh terhadap kinerja
yang demikian tersebut dikarenakan kurang
suatu organisasi. Baik faktor pendukung
penyelenggaraan
dan
pelayanan.
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |10
maupun
penghambat
Disperindagkop
&
UMKM
kinerja
c. Pelayanan yang fleksibel. Kebutuhan
Kabupaten
koperasi akan pelayanan dari Dinas yang
Klaten dibedakan menjadi faktor pendukung
terkadang
internal
membuat pelayanan terhambat oleh jam
dan
eksternal,
dan
faktor
penghambat internal dan eksternal.
berusaha
yang
mendukung
penyelenggaraan
tidak
dalam
pelayanan
kapanpun kepada koperasi. Pelayanan yang seperti ini merupakan gaya dan
Kabupaten
identitas suatu organisasi dalam pola
Klaten terbagi menjadi dua, yakni faktor
kerja yang baku dan menjadi citra
internal dan eksternal. Faktor internal antara
organisasi
lain:
dengan
a. Tujuan organisasi. Tujuan awal dari
memperngaruhi kinerja organisasi yang
&
Disperindagkop
publik
memberikan
di
Disperindagkop
pelayanan
insidental
kerja kantor yang terbatas maka pegawai
1) Faktor pendukung Faktor
bersifat
UMKM
&
UMKM
dalam
pemberdayaan koperasi merupakan faktor
yang teori
diungkapkan
bersangkutan
sesuai
faktor-faktor
yang
Atmosoeprapto
(dalam
Hessel Nogi, 2005:181).
pendukung internal yang berasal dari
Pegawai
Disperindagkop
kesadaran pribadi dari pegawai untuk
UMKM
mempertahankan
sifatnya insidental bagi koperasi-koperasi
eksistensi
koperasi.
memberikan
yang
organisasi dimiliki oleh setiap pegawai
Kabupaten Klaten selama 24 jam apabila
untuk melaksanakan tugasnya dengan
memang dalam keadaan darurat ataupun
baik sesuai tujuan organisasi sesuai
karena keterbatasan waktu di kantor.
dengan
mempengaruhi
Pegawai Disperindagkop & UMKM akan
kinerja organisasi dari dalam/internal
senantiasa memberikan pelayanan setiap
oleh Atmosoeprapto (dalam Hessel Nogi,
waktu bagi koperasi bahkan di luar jam
2005:181).
kerja. Mereka juga tak segan menerima
yang
b. Tersedianya anggaran pemerintah. Aliran
binaannya
di
yang
Semangat untuk mewujudkan tujuan
faktor
menjadi
pelayanan
&
seluruh
koperasi yang butuh bantuan di rumah
dana dari pemerintah sebagai pihak
Sedangkan faktor eksternal yakni
internal secara langsung mendukung
adanya
kinerja
menjalankan
Koperasi Sekunder. Hubungan kerjasama
tupoksinya. Anggaran dari pemerintah ini
Disperindagkop & UMKM Kabupaten
memberikan kemudahan akses dalam
Klaten
memberdayakan
Sekunder mampu menguatkan upaya Dinas
pegawai
Kabupaten Klaten.
untuk
koperasi-koperasi
di
dalam
kerjasama
dengan
dengan
Assosiasi
mempertahankan
Assosiasi
Koperasi
eksistensi
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |11
koperasi.
Adanya
Assosiasi
Sekunder setidaknya
Koperasi
dapat membantu
a. Sumber
Daya
kuantitas
Manusia.
dan
Dari
kualitas
segi
memiliki
kinerja Dinas, salah satu contohnya dalam
kekurangan. Jumlah SDM yang hanya
hal adanya informasi tentang regulasi baru
enam orang, dan dari enam orang tersebut
atau
Koperasi
yang mampu dan benar-benar paham
Sekunder ini berperan untuk menyalurkan
akan koperasi hanya tiga orang untuk
informasi tersebut kepada anggotanya.
mengurus
Namun sampai saat ini koperasi di
sekitar 980 unit. Profesional kerja SDM
Kabupaten Klaten yang masuk dalam
menjadi tanggungan yang berat sehingga
Assosiasi Koperasi Sekunder baru sekitar
mereka sangat terbatas kemampuannya
sepertiga dari keseluruhan. Saat ini ada tiga
untuk
Assosiasi Koperasi Sekunder yakni:
secara maksimal terhadap koperasi.
penyuluhan
Assosiasi
1. Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI);
koperasi
dapat
b. Anggaran. dilakukan
yang
melakukan
Berbagai untuk
berjumlah
pengawasan
program
bisa
mempertahankan
2. Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah);
eksistensi koperasi namun anggaran yang
3. Koperasi Jasa Usaha Bersama (KJUB)
tersedia tidak cukup untuk merealisasikan
Puspetasari. Dinas
segala program. Kekurangan anggaran mudah
menjadi faktor vital Dinas, karena dalam
berkomunikasi dengan setiap koperasi
setiap satu kali penyuluhan dalam satu
yang telah bergabung dengan Assosiasi
tahun membutuhkan kurang lebih Rp.
Koperasi Sekunder. Dengan kerjasama
50.000.000,00. Apabila ada program lain
tersebut
yang di buat oleh Kementrian atau
untuk
menjadi
mendorong menjalin
lebih
koperasi-koperasi
kerjasama
sehingga
eksistensinya dapat dipertahankan.
kinerja
yang
menjadi
penghambat &
UMKM
Kabupaten Klaten sesuai dengan teori dari (dalam
Hessel
Nogi,
2005:181) yakni terdapat faktor internal dan eksternal
yang
mampu
mempengaruhi
kinerja organisasi. Faktor internal adalah sebgai berikut:
tergantung
untuk masing-
masing Kabupaten dengan fasilitas yang
Disperindagkop
Atmosoeprapto
anggaran
implementasinya
2) Faktor penghambat Faktor
Provinsi,
berbeda-beda. Anggaran yang terbatas menjadikan Dinas tak mampu bekerja maksimal menjalankan setiap program yang
diusung
untuk
dapat
mempertahankan eksistensi koperasi. c. Fasilitas. Kurangnya sarana pendukung pelayanan dan juga keadaan fasilitas yang sudah tidak baik lagi membuat Dinas bekerja lebih keras dan membuat ketidak
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |12
efektif dan efisiennya tenaga, waktu dan
Kabupaten Klaten belum dapat terealisasi
biaya.
dengan baik yang diuraikan sebagai berikut.
Sedangkan
faktor
penghambat
a. Struktur
Organisasi
dari
eksternal yakni kurangnya kesadaran
Disperindagkop & UMKM termasuk
koperasi. Banyaknya koperasi yang tidak
dalam kriteria hasil baik. Hal ini
bertanggungjawab
konsisten
dikarenakan struktur organisasi dari
menjadikan koperasi semakin mudah
Disperindagkop & UMKM Kabupaten
bangkrut. Hal yang seperti ini adalah
Klaten efektif dan efisien karena terbagi
faktor yang tidak dapat dikendalikan
kedalam
secara langsung oleh Dinas. Koperasi
selanjutnya terbagi dalam seksi-seksi.
tidak
Sehingga tidak ada tumpang tindih
dan
memiliki
kesadaran
bidang-bidang
antar
yang
mempertahankan eksistensinya padahal
kewenangan
peran koperasi sangat berguna bagi
organisasi yang demikian mendukung
masyarakat Kabupaten Klaten.
kinerja
Disperindagkop
dalam
upaya
eksistensi
UMKM
mempertahankan
koperasi
b. Kebijakan
Simpulan
di
Kabupaten
dari
Disperindagkop & UMKM termasuk
pembahasan yang telah dilakukan mengenai
dalam kategori baik. Hal tersebut
kinerja Disperindagkop & UMKM dalam upaya
dikarenakan
mempertahankan
di
Disperindagkop telah berkerja sesuai
ini
pengetahuan,
kesopanan,
dan
ditunjukkan dengan indikator pengukuran kinerja
kemampuannya,
baik
hal
organisasi birokrasi oleh Soesilo yakni pada
pelayanan
indikator struktur organisasinya sudah baik, pada
terhadap
indikator kebijakan pengelolaannya sudah baik,
kesehatan koperasi untuk mewujudkan
pada indikator sumber daya manusia atau SDM
visi
nya belum baik, pada indikator sistem informasi
melalui pernyataan visi dan misi yang
manajemennya sudah cukup, dan pada indikator
jelas
sarana dan prasarananya belum baik.
kepekaan
1. Dari
penelitian
Pengelolaan
dan
Kabupaten
hasil
&
Struktur
Klaten.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
bagian.
eksistensi
Klaten
kurang
belum
koperasi baik.
maksimalnya
Hal
beberapa
dan
selama
di
misi
perkembangan
indikator tersebut sehingga upaya untuk
pertimbangan
mempertahankan
indikator
eksistensi
koperasi
di
pengawasan
serta
penilaian
organisasi.
Dinas Dinas
pegawai
dalam
kantor,
koperasi
dari
ini
serta
didukung
dengan koperasi
kebijakan kebijakan
Dengan
isu-isu dalam
menjadikan pengelolaan
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |13
memperlancar dan mendukung kinerja
pemerintah pusat dan pimpinan dalam
Dinas untuk mempertahankan eksistensi
mendukung
koperasi.
koperasi
c. Sumber Daya Manusia (SDM) dari Disperindagkop & UMKM termasuk
program
oleh
pemberdayaan
Seksi
Pemberdayaan
Koperasi Disperindagkop & UMKM. 2. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan
dalam kategori belum baik. SDM
penghambat
Disperindagkop & UMKM ini dinilai
UMKM
cukup karena untuk masalah kuantitas
eksistensi koperasi di Kabupaten Klaten
dan kualitas SDM Seksi Pemberdayaan
sebagai berikut:
Koperasi Disperindagkop & UMKM
kinerja
dalam
Disperindagkop
upaya
&
mempertahankan
a. Faktor pendukung internal yaitu: (1)
tidak sebanding dengan jumlah koperasi
Tujuan
yang ada. Keadaan yang demikian
anggaran pemerintah, (3) pelayanan
mengurangi atau melemahkan kinerja
yang
Dinas dalam upaya mempertahankan
eksternal
eksistensi koperasi.
dengan Assosiasi Koperasi Sekunder.
d. Sistem
Informasi
Manajemen
organisasi,
fleksibel. yakni
(2)
tersedianya
Faktor
pendukung
adanya
kerjasama
dari
b. Faktor penghambat internal yaitu: (1)
Disperindagkop & UMKM termasuk
kuantitas dan kualitas Sumber Daya
dalam kriteria cukup. Sistem informasi
Manusia
manajemen Disperindagkop & UMKM
anggaran dan (3) fasilitas.
didukung dengan penguasaan software
penghambat eksternal yakni kurangnya
Microsoft Office oleh pegawai. Namun
kesadaran koperasi.
terdapat beberapa aspek yang tidak
(SDM),
(2)
kurangnya Faktor
Saran
efisien dan efektif baik ditinjau dari waktu,
tenaga
menjadikan
dan
kinerja
yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
kurang
dilakukan mengenai kinerja Disperindagkop &
biaya Dinas
UMKM
maksimal. e. Sarana
dan
Prasarana
dari
Disperindagkop & UMKM termasuk dalam
kriteria
hasil
belum
baik.
dalam
upaya
mempertahankan
eksistensi koperasi di Kabupaten Klaten, peneliti memberikan saran sebagai berikut. 1. Disperindagkop
&
Klaten
keadaan
menangani koperasi-koperasi yang nakal,
kurang
baik,
dan
kelengkapan sarana dan prasarananya sangat kurang. Keadaan yang demikian tersebut dikarenakan kurang pedulinya
lebih
Kabupaten
Beberapa fasilitas pendukung dalam yang
hendaknya
UMKM
tegas
dalam
tidak hanya bertindak sederhana atau pasif. 2. Disperindagkop
&
UMKM
Kabupaten
Klaten meningkatkan fungsi pengawasan
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |14
terhadap
koperasi
dimulai
awal
6. Melakukan studi banding terhadap dinas-
hingga
dinas yang megurusi koperasi di daerah lain
perkembangannya setiap bulan, dinas harus
yang lebih sukses dalam mempertahankan
mengetahui,
eksistensi
pembentukan
sejak
koperasi
bila
perkembangan
tidak
yang
menunjukkan
baik
langsung
koperasi
guna
mendapatkan
informasi-informasi yang dapat diterapkan
melakukan tindakan pengendalian.
di koperasi-koperasi seluruh Kabupaten
3. Dalam mengatasi permasalahan kurangnya
Klaten .
sarana prasarana dan meningkatkan Sistem Informasi
Manajemen,
melakukan
perbaikan
sarana
prasarana
Dinas dan
perlu
kelengkapan
pelayanan
perlu
diperbaharui dan dibuat semodern mungkin untuk mempermudah pemberian pelayanan dan pengawasan. Dapat pula dibuat sistem online dengan pemasangan jaringan internet dan mampu menjangkau semua koperasi di Kabupaten Klaten. 4. Membuat jadwal yang secara rutin atau berkala bagi semua koperasi-koperasi di Kabupaten Klaten untuk koordinasi dan komunikasi
antar
DAFTAR PUSTAKA
pengurus
koperasi
Eti
Wahyu Hidayati. (2014).Kinerja Tim Pemulihan Dieng di Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Hanif Nurcholis. (2007). Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Hasan Alwi. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Hendar. (2010). Manajemen Perusahaan Koperasi Pokok-pokok Pikiran mengenai Manajemen dan Kewirausahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
terhadap kesulitan-kesulitan ataupun diskusi mengenai regulasi-regulasi terbaru. 5. Dalam mengatasi permasalahan SDM, Dinas hendaknya: a. Menambah
jumlah
pegawai
baik
kontrak maupun CPNS guna menutup kekurangan SDM. b. Meningkatkan kualitas SDM dengan mengadakan
pelatihan
serta
professional.
Moleong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Muhammad Firdaus & Agus Edhi Susanto. (2002). Perkoperasian Sejarah, Teori, & Praktek. Jakarta: Ghalia Indonesia.
penguasaan
teknologi dan pelatihan keterampilan penilaian
Kurnia Saniadi (2008). Analisis Kinerja Kantor Pelayanan Terpadu dan Perijinan Kbupaten Grobogan. Tesis. Universitas Diponegoro
pengawasan
secara
Ninik Widiyanti & Y. W. Sunindhia. (1989). Koperasi dan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara. Revrisond Baswir. (1997). Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA..
Kinerja Disperindagkop & UMKM (Dyah Retnowati) |15
Sugiyono. (2013). Memahami Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Penilaian
Tangkilisian, Hessel Nogi S., (2005). Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo. Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yeremias, T Keban. (2004). Enam Dimensi Straegis Administrasi Publik, Konsep, Teori, dan Isu. Yogyakarta: Gava Media. Website Disperindagkop & UMKM Klaten, “Koperasi simpan pinjam di Kabupaten Klaten wajib mempunyai SISP”, 11 Februari 2014, http://www.disperindagkop.klatenkab.go.id /web/content/koperasi-simpan-pinjam-dikabupaten-klaten-wajib-mempunyai-sisp, Dibuka tanggal 9 Maret 2014. Website Joglo Semar Prima Media, “226 Koperasi Mati Suri”, 12 Juli 2011, http://www.edisicetak.joglosemar.co/node/ 48579, Dibuka tanggal 7 Maret 2014. Website Kedaulatan Rakyat,”Ratusan Koperasi di Klaten Bangkrut”, 6 Januari 2015, http://krjogja.com/read/243346/ratusankoperasi-di-klaten-bangkrut.kr, Diunduh tanggal 14 Januari 2015. Website Kompasiana, “Koperasi di Indonesia Berjumlah 192.443 Unit”, 4 September 2012, http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/201 2/09/04/koperasi-di-indonesia-berjumlah192443-unit-484232.html, Dibuka tanggal 9 Maret 2014. Website Kompasiana, “Perkembangan Koperasi dan UKM di Indonesia”, 18 Desember 2013, http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/201 3/12/18/perkembangan-koperasi-dan-ukmdi-indonesia-617617.html, Dibuka tanggal 9 Maret 2014. Website Lampung Post, “Eksistensi Koperasi di Indonesia Mulai Terpinggirkan”, 14
September 2013, http://lampost.co/berita/eksistensikoperasi-di-indonesia-mulai-terpinggirkan, Dibuka tanggal 12 Mei 2014. Website Timlo. Net, “226 Unit Koperasi di Klaten Bermasalah”, 12 Juli 2011, http://www.timlo.net/baca/11811/226-unitkoperasi-di-klaten-bermasalah/, Dibuka tanggal 9 Maret 2014. Website Yahoo, “Ratusan Koperasi di Klaten Bermasalah”, 12 Juli 2011, http://id.berita.yahoo.com/ratusankoperasi-di-klaten-bermasalah032013074.html, Dibuka tanggal 7 Maret 2014. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan. Peraturan Bupati Klaten Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Klaten Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004Tentang Pemerintah Daerah.