KINERJA BPOM DALAM PELAKSANAAN PENGAWASAN DI TOKO SWALAYAN KOTA MANADO Oleh : Richard Adam
Abstrak Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerka Balai Besar POM dalam pengawasan toko swalayan di Manado dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu pengawasan pre market dan post marketdan pengawasan post market.Faktor pendukung kinerja Balai Besar POM Manado adalah partisipasi masyarakat serta pemilik usaha yang cenderung kooperatif. Sementara faktor penghambat yang menjadi kendalanya adalah keterbatasan SDM serta masih rendahnya kesadaran pemilik usaha untuk melindungi kepentingan konsumen.
Pendahuluan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan lembaga pemerintah yang bertugas melakukan regulasi, standardisasi, dan sertifikasi produk makanan serta obat yang mencakup keseluruhan aspek pembuatan, penjualan, penggunaan, maupun keamanan makanan, obat-obatan, kosmetik, dan produk lainnya. Salah satu tujuan utama dari upaya pengawasan tersebut adalah untuk memberikan kepastian perlindungan kepada konsumen masyarakat terhadap produksi, peredaran dan penggunaan sediaan farmasi dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan khasiat. Hal tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang pada Pasal 2 menyatakan salah satu asas terpenting perlindungan konsumen adalah asas keamanan dan keselamatan konsumen.
1
Masih terdapat permasalahan terkait dengan pengawasan yang dilakukan oleh BPOM di Kota Manado. Terutama berkaitan dengan pengawasan pre maupun post market padatoko swalayan di Kota Manado. Pengawasan pre maupun post market tersebut seharusnya dapat mencegah produk berbahaya masuk ke pasar, serta menarik produk berbahaya yang sudah terlanjur masuk ke pasar. Masih ditemukannya berbagai produk berbahaya tersebut di toko-toko swalayan dalam hal ini menunjukkan bahwa upaya pengawasan pre market yang dilakukan oleh BPOM belum cukup optimal.
Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat disusun adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja BPOM dalam pelaksanaan pengawasan di toko swalayan Kota Manado? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat bagi BPOM untuk mencapai kinerja optimal dalam pelaksanaan pengawasan di toko swalayan Kota Manado?
Tinjauan Pustaka Definisi Kinerja Organisasi Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut (Bastian, 2001:329). Sementara menurut Keban (2004: 43), kinerja dalam organisasi merujuk pada pencapaian hasil (the degree of accomplishment) atau merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan. Secara lebih spesifik, kinerja organisasi dapat dipahami sebagai efektivitas organisasi secara menyeluruhuntuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yangberkenaan melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkankemampuan
organisasi
secara
terus
menerus
mencapai
2
kebutuhannyasecara efektif (Fahmi, 2010: 3). Kinerja organisasi juga merujuk pada totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi (Surjadi,2009:7). Indikator Keberhasilan Kinerja Organisasi Belum terdapat kesatuan pemahaman mengenai ukuran kinerja organisasi publik. Hanya saja dalam hal ini terdapat beberapa kriteria yang secara umum harus dipenuhi dengan baik untuk dapat dijadikan dasar dalam menyatakan suatu organisasi publik telah memiliki kinerja baik. Berikut merupakan beberapa kriteria yang dimaksud (Dwiyanto, 2008: 50-51): 1. Produktivitas: Konsep produktivitas tidak hanya berkaitan dengan tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Hal ini lebih berkaitan dengan rasio antara input dengan output yang dihasilkan. 2. Kualitas Layanan: Kualitas layanan dalam hal ini terkait dengan kepuasan masyarakat dalam menilai kinerja organisasi publik. Informasi dari masyarakat secara langsung akan cenderung mudah diperoleh dari pada menilai kualitas layanan dengan media massa atau diskusi publik. 3. Responsivitas: Responsivitas merupakan kemampuan organisasi publik untuk mengenali kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan agenda atau prioritas pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 4. Responsibilitas: Responsiblitas menjelaskan pelaksanaan kegiatan organisasi publik. Baik secara eksplisit maupun implisit terkait kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip kebijakan organisasi. 5. Akuntabilitas: Akuntabilitas merujuk pada seberapa besar kegiatan organisasi tunduk pada pejabat publik. Asumsunya yaitu bahwa pejabat publik bekerja untuk rakyat, sehingga merepresentasikan kepentingan rakyat. Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2006: 6), jenis penelitian tersebut merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik. Pada 3
penelitian ini, fenomena yang dipahami adalah mengenai kinerja BPOM dalam melakukan pengawasan toko swalayan di Kota Manado. Lokasi dan Fokus Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kota Manado. Terutama yaitu di kantor BPOM wilayah tersebut.Sementara penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan Juni 2015 sampai dengan Oktober 2015. Jangka waktu tersebut meliputi estimasi waktu penelitian lapangan dan penulisan laporan penelitian. Fokus penelitian adalah kinerja BPOM dalam pengawasan toko swalayan Kota Manado.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah BPOM sebagai suatu instansi pemerintah. Sementara objek penelitian yaitu kinerja dari instansi tersebut dalam melakukan pengawasan toko swalayan di Kota Manado.
Teknik Pengumpulan Data Tteknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Staf Bidang Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen Balai Besar POM Manado 2. Staf Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar POM Manado 3. Pemilik toko swalayan di Kota Manado
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data berdasarkan model analisa interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Analisis pada model ini terdiri atas empat komponen yang saling berinteraksi, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.
4
Kinerja Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan dalam Pengawasan di Toko Swalayan Kota Manado Balai Besar POM Manado melaksanakan tugasnya melalui sistem pengawasan full spectrum. Sistem pengawasan ini dilakukan mulai dari premarket hingga post-market control yang disertai dengan upaya penegakan hukum (law enforcement) dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment). Balai Besar POM Manado menjalankan tugas pengawasannya tidak hanya bertanggung jawab atas pengawasan obat dan makanan yang telah beredar di pasar swalayan saja. Lebih dari itu, tanggung jawab pengawasan ini juga dilaksanakan sebelum produk beredar di pasar swalayan (Wawancara dengan staf Bidang Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen Balai Besar POM Manado). Hal tersebut menunjukkan bahwa guna memastikan bahwa obat dan makanan yang dikonsumsi masyarakat benar-benar telah aman, terdapat dua lapis mekanisme kontrol yang dilakukan oleh Balai Besar POM. Mekanisme pengawasan dua lapis yang dimaksud adalah pengawasan pre market atau sebelum produk beredar dan post market atau pengawasan langsung di pasar pada produk-produk yang telah beredar. Terkait dengan hal tersebut, pengawasan post market dalam hal ini dilakukan karena saat ini pengawasan pre market masih memiliki keterbatasan. Artinya bahwa jika pengawasan pada produk-produk yang belum beredar di pasar telah berjalan dengan baik, maka pengawasan pada produk yang telah beredar menjadi mekanisme pengawasan pendukung (Wawancara dengan staf Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar POM Manado). Pada kenyataannya, saat ini pengawasan obat dan makanan yang dilakukan oleh Balai Besar POM Manado justru lebih banyak diarahkan pada pengawasan post market(Wawancara dengan staf Bidang Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen Balai Besar POM Manado).saat ini proporsi kegiatan pengawasanpre market dengan post market yang dilakukan masih lebih banyak pada kegiatan pengawasan post market. Pengawasan tersebut dilakukan dengan
5
cara turun langsung pada toko-tokok swalayan untuk melakukan pemeriksaan pada produk obat dan makanan yang beredar.
FaktorPendukung dan Penghambat Bagi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan untuk Mencapai Kinerja Optimal dalam Pengawasan di Toko Swalayan Kota Manado Partisipasi dari masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung utama capaian kinerja Balai Besar POM Manado. Unsur partisipasi masyarakat adalah salah satu faktor pendukung capaian positif kinerja Balai Besar POM Manado. Hal ini terkait dengan adanya sikap aktif masyarakat dalam memberikan pelaporan berupa pengaduan mengenai peredaran obat dan makanan di pasaran. Partisipasi masyarakat dapat mendukung kinerja Balai Besar POM dalam melakukan pengawasan toko-toko swalayan di Manado (Wawancara dengan staf Bidang Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen Balai Besar POM Manado). Selain itu, faktor pendukung lain berkaitan dengan dukungan dari para pemilik usaha toko swalayan sendiri yang selama ini dinilai cukup kooperatif. Peran serta dari para pengusaha dalam hal ini juga sangat berkontribusi pada capaian kinerja Balai Besar POM Manado. Dapat dilihat bahwa para pemilik usaha dinilai cukup mampu bekerja sama pada proses pengawasan di lapangan. Oleh sebab itu, pengawasan yang dilakukan pada obat dan makanan di toko-toko swalayan cenderung berjalan lancar (Wawancara dengan staf Bidang Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen Balai Besar POM Manado). Salah satu faktor penghambat dalam pencapaian kinerja Balai Besar POM adalah terkait dengan masih rendahnya kesadaran pemilik usaha untuk melindungi kepentingan
konsumen(Wawancara
dengan
stafBidang
Pemeriksaan
dan
Penyidikan Balai Besar POM Manado).Faktor penghambat lainnya adalah keterbatasan jumlah SDM yang tidak sebanding dengan jumlah toko swalayan pada area kerja Balai Besar POM Manado (Wawancara dengan staf Bidang Sertifikasi danLayanan InformasiKonsumen Balai Besar POM Manado). 6
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerka Balai Besar POM dalam pengawasan toko swalayan di Manado dibedakan menjadi dua kegiatan, yaitu pengawasan pre market dan post marketdan pengawasan post market.Faktor pendukung kinerja Balai Besar POM Manado adalah partisipasi masyarakat serta pemilik usaha yang cenderung kooperatif. Sementara faktor penghambat yang menjadi kendalanya adalah keterbatasan SDM serta masih rendahnya kesadaran pemilik usaha untuk melindungi kepentingan konsumen. Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kinerja Balai Besar POM Manado masih perlu ditingkatkan. Hal ini dikarenakan masih ditemuinya produkproduk makanan kadaluwarsa di toko swalayan. Kondisi tersebut menunjukkan capaian kinerja Balai besar POM Manado secara keseluruhan belum optimal. Saran 1. Bagi pemerintah, dapat meningkatkan perlindungan konsumen dari produk berbahaya melalui regulasi yang lebih ketat, terutama terkait dengan pemberian sanksi tegas bagi pemilik usaha yang secara sengaja mengabaikan perlindungan konsumen dari produk tidak aman konsumsi. 2. Bagi masyarakat, sebaiknya meningkatkan kemandirian sebagai konsumen. Misalnya dengan lebih teliti atas bahan-bahan dari setiap produk yang akan dibeli, serta selalu melakukan pengecekan tanggal kadaluwarsa produk sebelum melakukan pembelian. Daftar Pustaka Agus Dwiyanto. 2008. Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Indra Bastian. 2001. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Irham Fahmi. 2010. Manajemen Kinerja Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Lexy J. Moleong. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
7
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung. Rafika Aditama. Yeremias T. Keban. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik Konsep: Teori dan Isu. Yogyakarta: Gava Media.
8