PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO Oleh : Lucen Rotinsulu Abstrak Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan diKecamatan Mapanget yaitu: faktor intern, tingkat pendidikan masyarakat, penghasilan/pendapatan, dan yang paling penting adalah adanya kesadaran diri masyarakat secara pribadi. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar diluar diri masyarakat yang meliputi kepemimpinan pemerintah (Camat beserta aparatnya) dan peralatan.
PENDAHULUAN Dalam menjalankan roda pemerintahannya setiap negara selalu berpedoman pada kebijakan politik yang dianut negara itu, sehingga prosedur birokrasi yang ditempuh juga mengacu kepada paradigma sistem politik yang dianutnya. Seiring dengan dikeluarkannya undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah yang kemudian diperbaiki menjadi undang-undang nomor 32 tahun 2004, paradigma birokrasi di Indonesia mengalami perubahan dari paradigma pemerintahan yang sentralistik ke arah desentralistik. Partisipasi publik dalam kebijakan pembangunan di negara-negara yang menerapkan demokrasi termasuk di Indonesia bukanlah hal yang baru. Sebagai suatu konsep dan praktek pembangunan, konsep partisipasi baru dibicarakan pada tahun 60-an ketika berbagai lembaga internasional mempromosikan partisipasi dalam praktek
perencanaan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
pembangunan.
Di
Indonesia, landasan hukum pelaksanaan partisipasi masyarakat adalah UUD 1945 yang menyebutkan bahwa partisipasi adalah hak dasar warga negara, dan partisipasi politik sebagai prinsip dasar demokrasi. Perlunya keterlibatan masyarakat ini dianggap sangat penting, karena
1
pembangunan yang terlalu menekankan peranan pemerintah birokrasi (bercirikan top down) mendapat kritikan tajam, dimana kurang peka terhadap kebutuhan lokal Korten (1988:87). Dari pada itu, pelaksanaan pembangunan yang mengutamakan masyarakat dalam pelaksanaan program-program pembangunan, berarti memberikan peluang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengarahkan sumber daya, potensi, merencanakan serta membuat keputusan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan pembangunan yang akan mensejahterakan mereka, sehingga mereka berdaya. Kecamatan Mapanget merupakan salah satu Kecamatan yang berada pada wilayah Kota Manado dalam menunjang kegiatan pembangunannya, maka visi dan misi yang harus dicapai adalah peningkatan kinerja pembangunan daerah. Oleh karena itulah, dalam menunjang visi dan misi tersebut, maka keterlibatan atau partisipasi dari masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi hasil pembangunan sangat penting utamanya di tingkat Kelurahan. Terkait hal sebagai masyarakat kota, tentunya dapat diketahui bahwa lebih cenderung untuk bersifat individualistis, berkuarangnya nilai-nilai kekeluargaan dan toleransi. Hal tersebut di atas kemudian memunculkan pertanyaan di Kecamatan Mapanget, apakah partisisipasi masyarakat di dalam pelaksanaan pembangunan telah terlaksana dengan baik, di mana masyarakat tidak lagi menjadi objek pembangunan, akan tetapi telah menjadi subyek pembangunan. Dengan maksud bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan bukan hanya sekedar dilihat dari antusiasme masyarakat dalam menghadiri Musrenbang, akan tetapi, bagaimana kepentingan mereka telah direspon oleh pemerintah, serta bagaimana proses pelibatan mereka baik dalam tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaan proyek pembangunannya. Karena antusiasme masyarakat kemudian lahir ketika substansi dari proses pembangunan itu telah tercipta. Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan di Kecamatan Mapanget Kota Manado? Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini, yakni: Untuk Mengetahui
Bagaimana
Partisipasi
Masyarakat
dalam
Pelaksanaan
Pembangunan Kecamatan Mapanget. Sedangkan mafaat penelitian adalah
2
Secara praktis, yakni memberikan data dan informasi yang berguna bagi semua kalangan terutama mereka yang secara serius mengamati jalannya implementasi perencanaan partisipatif, serta memberikan masukan bagi masyarakat khususnya di tempat penelitian ini dilaksanakan agar dapat terus meningkatkan peran aktifnya dalam membangun daerahnya. Secara akademis, yakni penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi baik secara langsung atau tidak bagi kepustakaan jurusan Ilmu Pemerintahan dan bagi kalangan penulis lainya yang tertarik untuk mengeksplorasi kembali kajian tentang model partisipasi publik dalam proses perencanaan pembangunan di daerah lain.
3
PEMBAHASAN Keberhasilan suatu proses pembangunan tidak dapat dilepaskan dari adanya partisipasi anggota masyrakatnya, baik sebagai kesatuan sistem maupun sebagai individu yang merupakan bagi yang sangat integral yang sangat penting dalam proses dinamika pembangunan, karena secara prinsip pembangunan ditunjukkan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Oleh sebab itu tanggung jawab berhasil tidaknya pembangunan tidak saja ditangan pemerintah tetapi juga ditangan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan, dalam hal ini mencapai target pembangunan perlu ditunjukkan oleh kebijaksanaan pemerintah. Sehubungan dengan itu didapat dikatakan bahwa pembangunan yang sedang dalam proses ditentukan oleh besar kecilnya partisipasi masyarakat yaitu : a. Partisipasi sebagai titik awal perubahan b. Partisipasi dalam memperhatikan,menyerap dan member tanggapan terhadap informasi. c. Partisipasi dalam perencanaan. d. Partisipasi dalam melaksanaan operasional. e. Partisipasi dalam menerima dan mengembangkan hasil pembangunan. f. Partisipasi dalam menilai pembangunan. Melihat bentuk partisipasi yang dikemukakan di atas, bagi masyarakat Kecamatan Mapanget dengan corak kehidupannya untuk mencapai sukses pembangunan hendaknya
lebih
mengetahui
kemampuan
dan
keadaan
nyata
dengan
memperhatikan aspek-aspek pokok yang berkaitan dengan pembangunan. Sebagaimana diketahui bahwa pembangunan tidak hanya merupakan usaha pemerintah semata atau masyarakat saja, akan tetapi suatu kegiatan bersama yang hasilnya diharapkan dapat membeerikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Keberhasilan pembangunan kecamatan Mapanget merupakan cermin dari keberhasilan pembangunan nasional, karena itu titik berat pembangunan nasional diletakkan pada pembangunan kecamatan. Apabila pembangunan tersebut dilaksanakan diwilayah kecamatan, maka
4
sudah jelas bahwa partisipasi masyarakat kecamatanlah yang menjadi kunci keberhasilannya. Namun demikian peran serta masyarakat dalam proses pembangunan tentunya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keterlibatannya dalam pembangunan, menurut hemat penulis faktor yang mempengaruhi peran serta masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan Mapanget adalah faktor intern yang meliputi kesadaran, pendidikan dan penghasilan/pendapatan. Sedangkan
faktor
ekstern
meliputi
kepemimpinan
pemerintah
dan
peralatan/fasilitas. Faktor Intern yang meliputi : Faktor Kesadaran/Kemauan, Keikutsertaan dalam suatu keguatan pembangunan bukan timbul begitu saja akan tetapi karena adanya yang mendorongnya untuk partisipasi. Salah satu diantaranya adalah faktor kesadaran masyarakat itu sendiri. Apabila warga masyarakat sudah sadar mengenai arti pentingnya pembangunan itu, maka jelas mereka juga akan lebih banyak melibatkan diri didalamnya. Hal ini dimaksudkan agar apa yang menjadi cita-cita pembangunan dapat tercapai yakni memberikan hidup sejahtera kepada semua warga masyarakat, demikian pula halnya dengan warga masyarakat Kecamatan Mapanget yang merupakan lokasi penelitian ini. Faktor Pendidikan, salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya berbagai perubahan di muika bumi ini adalah karena faktor pendidikan. Jika dihubungkan
dengan
tingkat
pendidikan
dengan
partisipasi
masyarakat
pembangunan, maka kenyataan menunjukkan adanya hubungan yang erat. Masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang tinggi biasanya mempunyai perhatian yang besar terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan, baik pembangunan yang dilakukan pemerintah maupun yang merupakan swadaya masyarakat. Melalui pendidikan yang tinggi itulah kemudian mereka mengerti tentang arti pentingnya pembangunan yang dilaksanakan dan mereka pada umumnya merasa senang terlibat dalam pembangunan tersebut, akan tetapi sebaliknya jika masyarakat mempunyai pendidikan yang rendah, maka mereka sulit untuk mengerti apa dan bagaimana pentingnya pembangunan yang dilaksanakan itu. Karena ketidaktahuan itulah kemudian timbul sikap yang acuh dan bermasa bodoh terhadap pembangunan. Kenyataan ini memberikan gambaran
5
bahwa betapa besar pengaruh pendidikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Pembangunan dalam bentuk ide dan pikiran biasanya dikeluarkan oleh orang-orang yang memiliki jenjang pendidika yang lebih tinggi. Dan juga banyak di antara yang hadir dalam rapat- rapat pembahasan pembangunan yakni orangorang yang memiliki pendikan yang tinggi, tingkat pendidikan masyarakat turut berpengaruh terhadap partisipasinya dalam pembangunan yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin tinggi pula partisipasinya dalam pembangunan, khususnya dalam pemberian ide-ide/pikiran. Menurut keterangan dari beberapa informan yang memberikan jawaban yang kurang aktif, hal itu dikarenakan adanya suatu pekerjaan tertentu yang tidak dapat ditinggalkan, jika dibandingkan dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah maka dapat dilihat dengan jelas meskipun mereka tidak dapat berpartisipasi dalam bentuk pemberian saran/ide tetapi mereka lebih aktif berpartisipasi dalam bentuk pemberian tenaga Faktor pendidikan
Penghasilan/Pendapatan,
sangat
berpengaruh
setelah
terhadap
mengetahui
partisipasi
bahwa
faktor
masyarakat
dalam
pembangunan, maka berikut ini akan diterangkan pula bagaimana pengaruh penghasilan/pendapatan
dalam
pembangunan,
khususnya
dalam
bentuk
sumbangan uang/dana. Berdasarkan penghasilan masyarakat dikecamatan Mapanget yang berbeda-beda,
maka
sangat
memungkinkan
pula
partisipasinya
dalam
pembangunan berbeda-beda. Samping penghasilan/pendapatannya yang tidak sama juga tingkat kesibukannya (waktu/kerja) berbeda-beda pula. Semua itu dapat mengurangi partisipasinya dalam pembangunan. Hal tersebut adalah merupakan pantauan penulis selama melakukan penelitian yang ditegaskan oleh beberapa informan yang diinterview secara langsung. Menurut keterangan dari beberapa informan serta pantauan langsung dari peneliti, maka diketahui bahwa penyebab perbedaan tingkat pertisipasi adalah perbedaan jumlah penghasilan dan kestabilan dari pada masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi penghasilan seseorang maka memungkinkan untuk partisipasi dalam pembangunan semakin tinggi pula, akan tetapi jika penghasilan /
6
pendapatan tidak stabil atau tidak rutin maka jelas akan menghambat orang untuk partisipasi, alasan yang lain diperoleh penulis sehingga informan jarang atau tidak pernah berpartisipasi dalam bentuk uang (dana) karena biasanya perhitungan hidupnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan penghasilan. Faktor Ekstern
yang meliputi: Kepemimpinan Pemerintah, telah
dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa partisipasi masyarakat dan pembangunan di Kecamatan Mapanget pada khususnya tidak timbul begitu saja melaikan terpengaruh oleh beberepa faktor dan salah satunya adalah kepemimpinan pemerintah setempat. Karena masyarakat adalah merupakan paduan dari beberapa individu yang mempunyai sifat/karakter yang berbeda-beda, maka untuk memadukannya diperlukan suatu kekuatan yakni kemampuan pendinamisan oleh pimpinan pemerintah, dalam hal ini adalah pemerintah desa. Kepemimpinan yang baik dan mampu menyatu dengan karakter masyarakat yang dipimpin dalam mambina dan mengarahkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Tetapi akan terjadi sebaliknya jika kepemimpinan yang diterapkan oleh pemerintah bertentangan dengan sifat dan karakter dari masyarakat yang dipimpinnya. Berhasilnya masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan diperlukan adanya kepemimpinan yang dapat menyatu dengan sikap dan karakter masyarakat setempat, karena dengan kepemimpinan yang baik dan terarah oleh pemerintah maka jelas akan mendorong masyarakat untuk patuh dan taat kepada pemerintah dan kebijksanaan dalam pembangunan akan dilaksanakn dengan baik tanpa merasa unsure paksaan atau keterpaksaan. Peralatan/Fasilitas, dalam pelasanaan tugas kepala Kecamatan dan perangkatnya, dibutuhkan kantor Kecamatan yang merupakan tempat untuk melakstanakan tugas pengelolaan, pelaporan, pencatatan dan berbagai kegiatan lainnya. Kantor Kecamatan sebagai pusat kegiatan pemerintah Kecamatan merupakan sarana yang sangat penting bagi kepala Kecamatan dalam melasanakan fungsi dan perannya sebagai seorang pemimpin harus dapat membarikan teladan yang baik sehingga dapat tercipta berbagai program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat di Kecamatan Mapanget Kota Manado.
7
Perlengkapan kantor kecamatan adlah semua peralatan untuk menjamin kelancaran seluruh kegiatan pemerintah. Secara keseluruhan pada lokasi penelitian perlengkapan dikantor kecamatan sudah memadai. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi penyelenggaraan pemerintah, khususnya pada upaya peningkatan pelayanan administrative kepada masyarakat. Oleh skarena itu menurut
penulis,
peralatan/fasilitas
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi kepala kecamatan dan aparatnya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. KESIMPULAN Pada bab terdahulu telah diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang tingkat partisipasi mansyarakat dalam pembangunan diKecamatan Mapanget, disamping itu pula telah dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
diKecamatan
Mapanget. Dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan serta saransaran yang berhubungan dengan hasil penelitian. Adapun kesimpulan dan saransaran sebagai berikut : 1.
Tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan Mapanget dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang meliputi: Partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berbentuk ide/pikiran masih tergolong sedang, partisipasi dalam pembangunan yang berbentuk uang (dana) tergolong dalam kategori sedang, Partisipasi masyarakat dalam bentuk barang (materi) berada dalam kategori rendah, partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang disumbangkan secara fisik (tenaga) tergolong tinggi.
2.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan diKecamatan Mapanget yaitu: faktor intern, tingkat pendidikan masyarakat, penghasilan/pendapatan, dan yang paling penting adalah adanya kesadaran diri masyarakat secara pribadi. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar diluar diri masyarakat yang meliputi kepemimpinan pemerintah (Camat beserta aparatnya) dan peralatan.
8
SARAN 1.
Melihat tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan Mapanget yang kategorinya sedang, maka perlu adanya upaya-upaya oleh pemerintah untuk merangsang masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Sebagai salah satu contoh yang perlu ditempuh adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memilih cara bagaimana mereka mau berpartisipasi dalam pembangunan. Disamping itu pemerintah desa
harus
mampu
menjalankan
kepemimpinan
sesuai
karakter
masyarakatnya, dengan demikian akan terjalin adanya komunikasi dan kerjasama dalam pelaksanaan pembangunan. 2.
Berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dengan ini disarankan kepada pemerintah Kecamatan Mapanget agar senantiasa memperbaiki dan mengejar pendidikan dalam segala modelnya. Disamping itu perlu pula diadakan pembinaan terhadap masyarakat yang mata pencahariannya sebagai petani sehinggah mereka dapat hidup lebih layak lagi seperti kehidupan masyarakat pada umumnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abe, Alexander. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarta: Pustaka Jogja Mandiri. Adi, Isbandia Rukminto. 2001. Pemberdayaa, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Arif, Syaiful. 2006. Reformasi Birokrasi dan Demokratisasi Kebijaka. Malang: Averroes Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Lincoln. 2002. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE. Conyers, Diana. 1991. “An Introduction to Social Planning in The Third World” By Jhon Wiley & Sons Ltd. 1994. Terjemahan Drs. Susetiawan. SU: “Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar”. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Hadari, Nawawi. 2007. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hasan, Iqbal M. 2002. Metode Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Pembangunan Untuk Rakyat (Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan). Jakarta: CIDEAS. Ketaren, Nurlela. 2006. Bahan Kuliah Azas-Azas Manajemen. Medan. Khairuddin. 1992. Pembangunan Masyarakat. Tinjauan Aspek: Sosiologi, Ekonomi, dan Perencanaan. Yogyakarta: Liberty. Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga. Ndraha, Talizuduhu. 1987. Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta: PT. Bina Aksara. Nugroho, Riant. 2003. Reinventing Pembangunan. Jakarta: Gramedia. Sastropoetro, Santoso R.A. 1988. Partisipasi, Komunilasi, Persuasi, dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni. Supriatna, Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta: Rineka Cipta. 10
Sugiono. 2004. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suryono, Agus. 2001. Teori dan Isu Pembangunan. Malang: Universitas Malang Press. Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Tjokromidjojo, Bintoro. 1976. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta: LP3ES. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga Wrihatnolo, Randy R, dan Nugroho, Riant. 2006. Manajemen Pembangunan Indonesia: Sebuah Pengantar Panduan. Jakarta: Elekx Media Komputindo. Media Internet Aristo, D.A. 2004. Rejuvinasi Peran Perencana dalam Menghadapi Era Partispatif, “Sebuah Tahapan Awal dalam Pembentukan Kultur Masyarakat Partisipatif”. Disampaikan dalam: Seminar Tahunan ASPI (Asosiasi Sekolah Perencana Indonesia) Universitas Brawijaya, Malang. Teknik Planologi ITB. http://www.mirror.depsos.go.id/,. Indonesia arrived from google.co.id on "Turindra Corporation Indonesia (TCI): Pengertian Partisipasi". Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang
Nomor
25
Tahun
2004
Tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan Nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
11