Sejarah Fakultas Teknik
Gedung Fakultas Teknik Tempo Doeloe
KILAS BALIK
SEJARAH
FAKULTAS TEKNIK A. PERJALANAN SEJARAH FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERIODE (1963-1970)
U
niversitas Brawijaya pada awal berdirinya terdiri atas 3 Fakultas sosial dan 2 Fakultas eksakta, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ketatanegaraan & Ketataniagaan (FKK), Fakultas Pertanian serta Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Jumlah fakultas eksakta yang lebih sedikit dibandingkan dengan fakultas non eksakta menyebabkan pihak Universitas memandang perlu untuk membuka fakultas eksakta yang baru. Pembukaan fakultas eksakta yang baru tersebut di samping untuk menyeimbangkan proporsi fakultas eksakta dan non eksakta juga untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan. Selanjutnya dimulailah upaya mendirikan Fakultas Teknik di Universitas Brawijaya atas prakarsa Ir. Iman Soetjipto (Pegawai Pekerjaan Umum Kotapraja Malang) bersama-sama dengan Ir. Soemardi (Anggota Zeni Angkatan Darat) dan M. Soejadi (Kepala Pekerjaan Umum Kotapraja Malang). Ide pendirian Fakultas Teknik mendapat tanggapan yang positif dari Ir. Suryono, yang saat itu adalah Kepala Proyek Brantas, serta didukung oleh beberapa insinyur lain yang berdomisili di Malang dan sekitarnya, antara lain Ir. Soejoso, Ir. J. Tahir, Ir. Soebagio, Ir. Lud Soedarto dan Ir. Tan Poo Tjiang (Hariadi). Akhirnya, para tokoh perintis tersebut sepakat untuk membuka Fakultas Teknik di lingkungan Universitas Brawijaya dengan dua jurusan, yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin pada tahun 1963.
|1
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 167 tahun 1963 tanggal 23 Oktober 1963 Fakultas Teknik Universitas Brawijaya resmi dibuka sebagai bagian dari Universitas Brawijaya. Ir. Suryono dan Ir. Iman Soetjipto ditetapkan sebagai Dekan dan Sekretaris, memimpin Fakultas Teknik untuk pertama kalinya. Namun pada tahun 1966-1967 karena situasi politik pada saat itu, jabatan dekan untuk sementara digantikan oleh Ir. Lud Soedarto. Setelah itu, Ir. Suryono kembali menjabat Dekan sampai tahun 1982, dan di tahun yang sama peraturan mengharuskan jabatan Dekan dipegang oleh Dosen/Tenaga Tetap. Pada tahun-tahun pertama, pendidikan di Fakultas Teknik menggunakan sistem studi bebas. Berdasarkan sistem ini lama studi mahasiswa tidak dibatasi. Perkuliahan dilaksanakan selama satu tahun penuh kemudian baru dilakukan evaluasi dengan sistem gugur. Dalam sistem ini Fakultas Teknik menerbitkan tiga ijazah antara lain Ijazah Persiapan, Ijazah Sarjana Muda dan Ijazah Sarjana. Namun karena keterbatasan sarana dan prasarana terutama tenaga pengajar bidang teknik pada saat itu, Fakultas Teknik baru mewisuda 3 orang lulusan pertamanya tahun 1971. Tenaga pengajar tetap pada saat itu antara lain Wayan Widja Pagehgiri, S. Djasmin, Drs. M. Hasyim Baisoeni, Dra. Sri Oetari, Drs. Joewono Moekidam, Drs. Kapil, Ir. Soetiari, Ir. Kresno Sardjito dan Dr. Hardi. Kekurangan tenaga pengajar tetap diatasi dengan bantuan para insinyur dan tenaga teknik dari Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas serta para insinyur lain yang berdomisili di Kotapraja Malang. Peranan Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas sangat besar dalam perkembangan Fakultas Teknik terutama dalam penyediaan tenaga pengajar luar biasa serta fasilitas pendidikan.
PERIODE (1970-1980) Perjalanan sejarah Fakultas Teknik antara tahun 1970-1980 dapat disebut sebagai MASA PERTUMBUHAN. Pada masa ini didirikan beberapa lembaga yang mendukung organisasi Fakultas
Gedung Fakultas Teknik sampai dengan tahun 2012
2|
Teknik serta dibuka beberapa jurusan serta program studi baru. Sebagaimana dirumuskan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, selain kegiatan pendidikan dikembangkan pula kegiatan-kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut maka pada tahun 1970 atas prakarsa Ir. Mardjono Notodihardjo, didirikan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat sebagai bagian dari organisasi Fakultas Teknik. Sejak itu, kerjasama antara Fakultas Teknik dan instansi-instansi lain antara lain Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen PUTL, Pemerintah Daerah, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen PUTL, Perguruan Tinggi dan Industri mulai berkembang. Kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat semakin meluas seiring dengan perkembangan organisasi dan kerjasama. Mulai tahun 1976 lembaga ini dipecah menjadi dua, yaitu Lembaga Penelitian dan Afiliasi Teknik (LPAT) dan Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). LPAT melakukan kegiatan-kegiatan penelitian murni maupun terapan: penyelidikan tanah, perencanaan teknis, pengawasan dan jasa-jasa teknik lainnya. Sedangkan LPM mengkoordinasikan dan mengatur pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata dan kegiatankegiatan lain dalam rangka kegiatan pengabdian kepada masyarakat, terutama ditujukan untuk pengembangan masyarakat pedesaan. Sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional pada saat itu, Fakultas Teknik dituntut untuk dapat berkembang memenuhi kebutuhan sumber daya keteknikan. Untuk itu, berturut-turut dibuka beberapa jurusan baru yaitu jurusan Teknik Pengairan pada tahun 1976 dengan dukungan dan kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pengairan PUTL. Selanjutnya pada tahun 1978 atas kerjasama dan bantuan Proyek Induk Sebaguna Kali Brantas dan Perusahaan Listrik Negara dibuka Jurusan Teknik Elektro. Sejak tahun 1976 juga terjadi perubahan sistem pendidikan dari sistem studi bebas menjadi Sistem Kredit.
Gedung Fakultas Teknik sejak tahun 2012
Sejarah Fakultas Teknik
Dosen Teknik dalam suatu kegiatan pada tahun 1983
Periode 1980-1990
Periode 1990-2000
Pada masa tahun 1980-1990 laju perkembangan Fakultas Teknik semakin cepat. Secara berangsurangsur Fakultas Teknik tumbuh dan berkembang sebagai salah satu lembaga pendidikan terkemuka. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya kerjasama serta kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah maupun lembaga lain kepada Fakultas Teknik.
Pada Tahun 1990-2000 Fakultas Teknik semakin tumbuh dan berkembang. Pada masa ini terjadi peningkatan program studi menjadi Jurusan dan pembukaan Program Studi baru.
Sesuai dengan ketentuan Pemerintah maka pada tahun 1980 Fakultas Teknik menggantikan sistem Pendidikan yang sedang berlangsung dengan program pendidikan S1 (Strata 1). Sistem ini menerapkan beban studi sebanyak 160 sks, yang didistribusikan dalam sembilan semester. Lama studi maksimum adalah tujuh tahun dan hanya diterbitkan satu Ijazah Sarjana S1. Selama tahun 1981-1983 diberlakukan masa transisi bagi mahasiswa lama untuk beradaptasi dengan peraturan pendidikan yang baru, karena kurang mendapat penanganan yang terarah, cukup banyak mahasiswa yang terancam Drop Out (DO). Untuk mempersiapkan program lepas landas industrialisasi nasional, maka Pemerintah bekerjasama dengan Bank Dunia mengadakan program pengadaan insinyur dalam jumlah besar dengan kualitas yang memadai. Untuk itu, sejak tahun 1984 Pemerintah menunjuk 5 Universitas termasuk Fakultas Teknik Universitas Brawijaya untuk melaksanakan Proyek Percepatan Insinyur (P2I). Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik Elektro mendapat kepercayaan untuk melaksanakan program tersebut sampai tahun 1996. Melalui peran serta pihak Konsorsium Teknologi, dibuka Program Studi Teknik Arsitektur. Sebagai Ketua Program Studi yang pertama ditunjuk adalah Ir. Tundjung W Soeharso dan Sekretaris Program Studi Ir. Totok Sugiarto. Program Studi Teknik Arsitektur secara organisasi berada di bawah Jurusan Teknik Sipil.
Tahun 1993/1994 Program Studi Arsitektur resmi menjadi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Bidang studi Jurusan Arsitektur berkembang tidak hanya meliputi perencanaan dan perancangan bangunan namun juga pada perencanaan wilayah dan kota. Pada tahun kuliah 1998/1999, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota mulai dibuka dan berada di bawah Jurusan Arsitektur. Pada tahun 1997 Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mulai membuka Program Ekstensi. Program Ekstensi ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya tampung dan memperluas jangkauan pendidikan, terutama bagi jurusan selain Teknik Mesin dan Teknik Elektro. Pada tahun ajaran 1998/1999 mulai dibuka Program Pascasarjana di Fakultas Teknik. Program Studi S2 yang pertama adalah Program Magister Teknik Sipil. Semula program studi ini diusulkan sebagai bagian dari Jurusan Teknik Pengairan dengan nama Magister Teknik Sumberdaya Air. Selanjutnya pada tahun ajaran 1999/200 dibuka konsentrasi Transportasi pada Program Magister Teknik Sipil.
Periode 2000- sekarang Perjalanan sejarah Fakultas Teknik pada masa 2000-sekarang diwarnai dengan pembukaan program pasca sarjana S2 dan S3 baru. Program Pascasarjana yang dibuka antara lain program Magister Teknik Mesin, Magister Teknik Sipil, Magister Teknik Elektro hingga program Doktor Teknik Mesin dan Teknik Sipil
|3
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
B. PERAN PROYEK BRANTAS DALAM PENDIRIAN DAN PENGEMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Dalam perjalanan sejarah Fakultas Teknik peran Proyek Induk Serbaguna kali Brantas sangat besar. Tanpa mengecilkan arti para perintis yang lain, dapat dikatakan Proyek Induk Serbaguna Kali Brantas (Proyek Brantas) adalah inti dari Fakultas Teknik. Hal ini terlihat nyata sejak dari awal pendirian Fakultas Teknik hingga saat ini. Melalui Ir. Suryono pada tahun 1963, mulailah Proyek Brantas memberikan peran kepada Universitas Brawijaya, khususnya melalui pendirian Fakultas Teknik. Namun, beberapa catatan menunjukan bahwa melalui Drs. Suharno yang ketika itu menjabat sebagai salah satu pimpinan Proyek Brantas dan juga sekaligus sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Proyek Brantas telah pula memberikan bantuan pengembangan pendidikan di saat awal berdirinya Universitas Brawijaya. Dalam perkembangannya, kerjasama dan bantuan Proyek Brantas kepada Universitas Brawijaya tidak hanya kepada kedua fakultas tersebut (Teknik dan Ekonomi). Melalui beberapa kali kerjasama yang ditandatangani, berbagai kegiatan di Fakultas Pertanian, Fakultas MIPA dan Fakultas lain mendapat dukungan berarti dari Proyek Brantas. Namun demikian, tulisan ini hanya akan menjelaskan secara singkat peran Proyek Brantas dalam pengembangan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Keterkaitan Proyek Brantas dengan Fakultas Teknik Peran Proyek Brantas pada pengembangan pendidikan insinyur di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya telah dimulai pada periode sebelum 1963. Hal ini ditandai dengan sambutan positif Ir. Suryono selaku Kepala Proyek Brantas ketika dihubungi oleh Ir. Iman Soetjipto (Pegawai Pekerjaan Umum Kotapraja Malang) bersama-sama dengan Ir. Soemardi (Anggota Zeni Angkatan Darat) dan M. Soejadi (Kepala Pekerjaan Umum Kotapraja Malang) untuk mendirikan Fakultas Teknik di Universitas Brawijaya pada tahun 1960. Berbagai kegiatan nyata kemudian dilakukan di antaranya dengan kesediaan Ir. Suryono sebagai Dekan Fakultas Teknik yang pertama. Kewibawaannya sebagai Pemimpin Umum Proyek Brantas, membawa keikutsertaan banyak pihak di lingkungan Proyek brantas dalam pengembangan Fakultas Teknik. Para staf pimpinan Proyek Brantas yang lain
4|
turut menyumbangakan tenaga ke Fakultas Teknik, baik sebagai pengelola maupun sebagai staf pengajar luar biasa dalam bidang ilmu teknik. Pada tahun 1972 jumlah tenaga dosen di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mulai bertambah. Namun, sebagian besar dari mereka berasal dari lulusannya sendiri, dan belum banyak mempunyai pengalaman kerja lapangan. Proyek Brantas menyediakan diri untuk menerima para dosen muda itu dalam proyek “on the job training”. Beberapa dosen secara bergiliran dalam waktu 1-2 tahun diangkat sebagai tenaga honorer di Proyek Brantas. Keuntungan terbesar yang didapat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya adalah meningkatnya pengalaman lapangan para dosen tersebut, sehingga meningkatkan mutu bidang keilmuan yang diajarkannya dan membuat mereka makin percaya diri. Pada kurun waktu 1975-1983 sebanyak 8 dosen telah mengikuti program Job Training itu dengan rata-rata masa magang selama 12 bulan. Pada awal pendiriannya, fasilitas yang dimiliki Fakultas Teknik Universitas Brawijaya sangatlah terbatas. Perkuliahan dilakukan dengan meminjam berbagai ruangan, antara lain di IKIP Malang, STM Negeri, Sekolah PGAN di Jalan Bandung, Akademi Koperasi di Jalan Ijen dan Kantor Proyek Brantas Jalan Surabaya Malang yang juga dipergunakan sebagai ruang kuliah di malam hari selama 1-2 tahun. Mulai tahun 1966 Proyek Brantas juga memberikan fasilitas berupa ijin untuk menggunakan laboratorium lapangannya untuk kegiatan praktikum. Laboratorium beton dan mekanika tanah di Proyek Karangkates dan Proyek Selorejo dipakai untuk kegiatan praktikum beberapa angkatan sebelum Fakultas Teknik Universitas Brawijaya memiliki sendiri laboratoriumnya. Peran Proyek Brantas yang lain terhadap pengembangan Fakultas Teknik adalah memberikan tempat, fasilitas dan ijin untuk menggunakan proyek-proyeknya sebagai tempat kerja nyata. Pada tahun 1970-1980 sekitar 40% dari mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan 25% mahasiswa Jurusan Teknik Mesin yang telah berhak melakukan kerja nyata, melaksanakan kerja nyata di berbagai proyek dalam lingkup Proyek Brantas. Mereka tidak saja mendapat fasilitas tempat, tetapi juga pengalaman dan bimbingan yang sangat berharga.
Sejarah Fakultas Teknik Proyek Brantas merupakan sumber informasi dan permasalah keinsinyuran yang amat luas dan menarik sebagai objek penyusunan skripsi. Sejak tahun 1970 (saat mahasiswa angkatan pertama mulai menyusun skripsinya) Proyek Brantas telah memberikan kesempatan untuk menggunakan berbagai permasalahan di Proyek Brantas sebagai objek penelitian dalam rangka penyusunan skripsi. Pada periode 1970-1980 sekitar 45% dari mahasiswa Jurusan Teknik Sipil dan 30% mahasiswa Jurusan Teknik Mesin menyusun skripsi mereka tentang berbagai permasalahan di Proyek Brantas. Perhatian dan bantuan Proyek Brantas tidak saja pada bidang pendidikan, tatapi juga pada bidang yang lain. Pada tahun 1970 atas prakarsa Ir. Mardjono Notodihardjo berdirilah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Dengan berdirinya lembaga tersebut dimulailah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan berbagai instansi lain seperti Ditjen Cipta Karya, beberapa Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan Industri khususnya yang ada di Jawa Timur. Untuk meningkatkan peran Proyek Brantas terhadap pengambangan Fakultas Teknik, maka pada tahun 1973 secara resmi dilakukan kerjasama antara Menteri PU dengan Universitas Brawijaya sebagai program payung, dan antara Proyek Brantas dengan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Hasil nyata yang diperoleh dari kerjasama tersebut adalah bantuan pembangunan Laboratorium Hidrolika, pemberian hibah berbagai bangunan untuk membangun Laboratorium Hidrolika II dan Ruang Kemahasiswaan, hibah beberapa peralatan praktikum, kerjasama penggunaan perpustakaan dan berbagai bantuan lain. Ketua Jurusan Teknik Pengairan yang pertama pada tahun 1976 dijabat Ir. Husni Sabar, Dipl.HE, Kepala Staf Perencanaan Proyek Brantas dan Ir. Almizan Abdullah, Kepala Proyek Karangkates menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro pada tahun 1978. Seiring berjalannya waktu, sarana prasarana pendidikan dan tenaga pengajar Fakultas Teknik juga semakin berkembang. Hal ini menyebabkan kerjasama dan bantuan Proyek Brantas mulai beralih pada kegiatan penelitian dan pengambangan keilmuan. Berbagai penelitian bersama dilakukan baik di Laboratorium Fakultas Teknik maupun Laboratorium Proyek Brantas. Kegiatan pengambangan keilmuan dilakukan dengan mengadakan seminar, lokakarya, ceramah ilmiah, kuliah tamu dan berbagai pertemuan ilmiah lainnya tentang permasalahan pengambangan sumber daya air, pengembangan wilayah sungai dan sebagainya.
|5
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Perhatian Proyek Brantas kepada kehidupan kemahasiswaan juga besar. Sangat banyak kegiatan kemahasiswaan yang telah mendapat bantuan fasilitas dana dan bimbingan. Di antaranya yang menonjol adalah: (a) Kegiatan Nasional Penelusuran DAS Brantas yang dilaksanakan secara tetap setiap dua-tiga tahun sekali dan telah terlaksana selama 6 kali, (b) Pelaksanaan Seminar Nasional Bidang Keairan yang dilaksanakan secara rutin 2 tahun sekali, (c) Penerbitan majalah dan penyediaan informasi untuk keperluan skripsi, (d) Bantuan untuk kegiatan workshop mahasiswa, dan lain sebagainya.
Manfaat yang diperoleh Proyek Brantas sebagai hasil dari bantuannya Apabila pada awalnya Proyek Brantas sepenuhnya memberi bantuan, mulai dari pendirian sampai dengan pembinaan, maka setelah Fakultas Teknik mulai tumbuh dan berkembang, berbagai manfaat dapat pula diterima oleh Proyek Brantas. Sebelum tahun 1970 Fakultas Teknik di Indonesia yang telah mampu menghasilkan insinyur, belum terlalu banyak. Saat itu, sebagian terbesar insinyur di bidang teknik adalah lulusan dari ITB dan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. Sehingga sungguh tidak mudah bagi berbagai proyek pembangunan untuk memperoleh insinyur sebagai tenaga kerjanya. Kesulitan serupa terjadi pula di Proyek Brantas. Bertambahnya ragam dan jumlah proyek yang ada di lingkungan Proyek Brantas, menuntut tambahnya insinyur-insinyur baru. Untunglah, pada tahun 1970-an, sebagian dari mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya angkatan pertama, kedua dan ketiga telah hampir menyelesaikan studinya. Sebagian dari mereka,
6|
telah dipekerjakan di berbagai kegiatan di lingkungan Proyek Brantas. Pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1975 tercatat lebih dari 40 mahasiswa tingkat akhir, baik dari Jurusan Teknik Mesin maupun Jurusan Teknik Sipil yang bekerja di Proyek Brantas, dengan masih tetap menyelesaikan studinya. Sebagian besar dari para mahasiswa yang bekerja di Proyek Brantas tersebut, ternyata tetap menjadikan Proyek Brantas sebagai tempat kerjanya setelah mereka lulus. Dari data lulusan sampai dengan tahun 1993, terdapat sekitar 14% lulusan (72 lulusan dari jumlah keseluruhan lulusan yaitu 498 orang) yang bekerja dilingkungan Proyek Brantas. Sebagaimana diketahui sebelum tahun 1970-an, cukup banyak tenaga kerja di Proyek Brantas yang berkualifikasi Sarjana Muda Teknik. Tuntutan untuk meningkatkan diri dan kebutuhan pembangunan, menjadikan banyak di antara tenaga kerja Sarjana Muda itu berkehendak meningkatkan jenjang pendidikannya. Adanya Fakultas Teknik Universitas Brawijaya yang berada relatif tidak terlalu jauh dari berbagai lokasi proyek, memungkinkan cukup banyak tenaga sarjana muda Proyek Brantas yang melanjutkan studi mereka dan pada akhirnya berhasil menyelesaikan jenjang sarjana tekniknya. Tercatat pada periode 1970-1983 sebanyak 12 tenaga sarjana muda dari Proyek Brantas yang berhasil lulus sebagai insinyur sipil maupun mesin. Melalui berbagai penelitian, kerjasama ilmiah, pertemuan ilmiah dan kegiatan kemitraan lain, berbagai permasalahan dalam bidang keinsinyuran telah mampu diselesaikan. Manfaat tersebut akan makin meningkat di masa datang. *) disadur dari “Selintas Peran Projek Brantas Dalam Pengembangan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Menyambut 40 tahun Bakti Projek Brantas Kepada Negara.” Oleh Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE
Sejarah Fakultas Teknik
C. PIMPINAN DAN STAF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1963 – 2013 Sejak berdiri sampai saat ini Fakultas Teknik telah mengalami pergantian pimpinan sebagai berikut: Tahun 1963-1965 Dekan Sekretaris
: :
Ir. Suryono Ir. Iman Soetjipto
Tahun 1965 Dekan Sekretaris
: :
Ir. Suryono Drs. M. Hasyim Baisoeni
Tahun 1966 (7 April) Dekan Sekretaris
: :
Ir. Lud Soedarto Drs. M. Hasyim Baisoeni
15 September 1966 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
: : : :
Ir. Suryono Ir. Lud Soedarto Drs. M. Hasyim Baisoeni Ir. Soemardi
: : : :
Ir. Suryono Ir. Lud Soedarto Drs. M. Hasyim Baisoeni Ir. Kresno Sardjito
Tahun 1967 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
Tahun 1968-1970 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
: : : :
Ir. Suryono Ir. Mardjono Notodiharjo Drs. M. Hasyim Baisoeni Drs. Kapil
18 Agustus 1970 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III Ketua LPPM
: : : : :
Ir. Suryono Ir. Kresno Sardjito Drs. M. Hasyim Baisoeni Drs. Kapil Ir. Mardjono Notodiharjo
: : :
Ir. Suryono Ir. Suhardjono Drs. M. Hasyim Baisoeni
: :
Drs. Kapil Ir. Suhardjono
Tahun 1973 Dekan Pembantu Dekan Bid. Akademis Pembantu Dekan Bid. Adm. dan Keuangan (merangkap Sekretaris) Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan Ketua LPPM
|7
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 14 Desember 1974 Dekan Sekretaris Kepala Biro Akademis Kepala Biro Administrasi dan Keuangan Kepala Biro Kemahasiswaan Ketua LPPM
: : : : : :
Ir. Suryono Drs. H. M. Hasyim Baisoeni Ir. Suhardjono Ir. Arifi Soenaryo Drs. Kapil Ir. Budiono Mismail
: : : : :
Prof. Ir. Suryono Drs. H. M. Hasyim Baisoeni Ir. Suhardjono Ir. Arifi Soenaryo Drs. Kapil
Tahun 1976 Dekan Sekretaris Kepala Biro Akademis Kepala Biro Administrasi dan Keuangan Kepala Biro Kemahasiswaan
SK Dekan No. FT/KPTS/48/76 Tanggal 4 Nopember 1976 Dekan Sekretaris Pjs. Kepala Biro Akademis Pjs. Kepala Biro Administrasi & Keuangan Kepala Biro Kemahasiswaan Ketua LPPM
: : : : : :
Prof. Ir. Suryono Drs. H. M. Hasyim Baisoeni Ir. Saifuddin Ir. Abdul Azis Hoesein Drs. Kapil Ir. Arifi Soenaryo
: : : : : : :
Prof. Ir. Suryono Drs. H. M. Hasyim Baisoni Ir. Saifuddin Ir. Abdul Azis Hoesein Ir. Masduki Ir. Arifi Soenaryo Drs. Kapil
SK Dekan No. FT/KPTS/8/77 Tanggal 15 Februari 1977 Dekan Sekretaris Pjs. Asisten Dekan Bid. Akademis Asisten Dekan Bid. Adm. Dan Keuangan Asisten Dekan Bid. Kemahasiswaan Asisten Dekan Bid. Penelitian dan Afiliasi Teknik Asisten Dekan Bid. Pengabdian Masyarakat
Kep. Menteri P&K RI Nomor 9446/C/1/1978 Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Dekan : Prof. Ir. Suryono Sekretaris : Drs. H. M. Hasyim Baisoeni SK Dekan tentang Pembantu Pelaksana Pimpinan Fakultas Teknik UNIBRAW Pembantu Dekan Bid. Akademis : Ir. Suhardjono, Dipl.HE Pembantu Dekan Bid. Adm. dan Keuangan : Ir. Abdul Azis Hoesein Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan dan Alumni : Ir. Saifuddin Ketua LPAT : Ir. Arifi Soenaryo Ketua LPM : Drs. Kapil
SK Dekan No. 54/Kpts/1979 Pembantu Pelaksana Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pembantu Dekan Bid. Akademis : Ir. Arifi Soenaryo Pembantu Dekan Bid. Adm. dan Keuangan : Ir. R. Noer Singgih Pembantu Dekan Bid. Kemahasiswaan dan Alumni : Ir. Abdul Hadi Djaelani Ketua LPAT : Ir. Indra Cahya Ketua LPM : Ir. Masduki
8|
Sejarah Fakultas Teknik
SK Dekan Fakultas Teknik No. 125/PT.13.6/Kpts/1983 tentang Struktur Organisasi dan Personalia di Lingkungan Fakultas Teknik UNIBRAW Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III Ketua LPAT Ketua LPM Ketua Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan
: : : : : : :
Ir. Suhardjono, Dipl.HE., M.Pd Ir. Masduki Ir. S. Wagiyanto Ir. Abdul Hadi Djaelani Ir. M. Hifni Ir. R. Noer Singgih Ir. Budiono Mismail
Tahun 1985-1988 Susunan Organisasi Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
: : : :
Ir. Arifi Soenaryo Ir. Rispiningtati, M.Eng Ir. Sentanu Ir. Masduki
: : : :
Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE., M.Eng.Sc Ir. Suroso, Dipl.HE., M.Eng Ir. Chairuzzaini Ir. H. Imam Zaky
: : : :
Ir. Suroso, Dipl.HE., M.Eng Ir. Budiono Mismail, MSEE., Ph.D Ir. Winarno Yahdi Atmodjo Ir. Totok Sugiarto
: : : :
Ir. Budiono Mismail, MSEE., Ph.D Ir. Sudjito, Ph.D Ir. Wardi Kasim Ir. Sujatmoko Amali
: : : :
Ir. Sudjito, Ph.D Ir. M. Julius St., MS Ir. Ibnu Rubianto (diganti Ir. Indra Cahya) Ir. Djoko Sutikno, M.Eng
: : : :
Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D Ir. Marsoedi Wirohardjo, MMT Ir. Unggul Wibawa, M.Sc
: : : :
Ir. Imam Zaky, MT Ir. Achmad Wicaksono, M.Eng., Ph.D Ir. Unggul Wibawa, M.Sc Tri Budi Prayogo, ST., MT
Tahun 1988-1992 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
Tahun 1992-1995 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
Tahun 1995-1998 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
Tahun 1998-2001 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
Tahun 2001-2005 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
Tahun 2005-2009 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
|9
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Tahun 2009-2013 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II
: : :
Pembantu Dekan III
:
Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc., Ph.D Ir. Ludfi Djakfar, MSCE., Ph.D Arief Andy Soebroto, ST., M.Kom (20092011) Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT (2011-2013) Ir. Ari Wahjudi, MT
: : : :
Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS Dr. Ir. Surjono, MTP Dr. Ir. Pitojo Tri Juwono, MT. Dr. Slamet Wahyudi, ST., MT
Tahun 2013-2017 Dekan Pembantu Dekan I Pembantu Dekan II Pembantu Dekan III
Silaturahmi Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya lintas periode kepemimpinan, 2 Juli 2013
Mantan Dekan Fakultas Teknik, dari kiri ke kanan: Sudjito, Budiono Mismail, Suroso, Azis Hoesein, Arifi Soenaryo, dan Suhardjono, berpose bersama dalam satu kesempatan pada tahun 1998
10 |
Sejarah Fakultas Teknik
D. PIMPINAN FAKULTAS TEKNIK SEPANJANG SEJARAH Dalam sejarah perjalanan 50 tahun Fakultas Teknik, telah ada 11 orang yang pernah menjabat sebagai pimpinan Fakultas Teknik. Berikut ini sekilas profil, kenangan dan harapan dari mantan-mantan Dekan Fakultas Teknik maupun Dekan aktif saat ini.
1.
Prof. Ir. Suryono (1963-1966 dan 1967-1982) “Kepala Proyek Brantas yang menjadi Dekan Pertama Fakultas Teknik Universitas Brawijaya ”. Sebelum Fakultas Teknik berdiri, Ir. Suryono merupakan Kepala Proyek Brantas. Bersama-sama dengan tokoh perintis lain seperti Ir. Soejoso, Ir. J. Tahir, Ir. Soebagio, Ir. Lud Soedarto, Ir. Iman Soetjipto, M. Sujadi dan Ir. Tan Pao Tjiang, beliau mendirikan Fakultas Teknik di lingkungan Universitas Brawijaya. Setelah berdiri, beliau dipercaya untuk mengemban tugas memimpin Fakultas Teknik untuk pertama kalinya. Masa awal kepemimpinannya merupakan masa-masa yang cukup sulit. Tidaklah heran, mengingat Fakultas Teknik berdiri dengan keterbatasan sarana dan prasarana. Fakultas teknik sempat menumpang di IKIP Malang, STM Negeri, Sekolah PGAN, Akademi Koperasi dan Kantor Proyek Brantas, karena pada awalnya belum memiliki gedung kuliah sendiri. Tenaga pengajar pun masih sangat terbatas dan dapat dihitung dengan jari.
Jabatan sebagai dekan sempat digantikan Ir. Lud Sudarto, pada masa transisi politik (1966). Karena gejolak politik tersebut, di tahun 1966 Fakultas Teknik tidak menerima mahasiswa baru. Tugas sebagai dekan kembali diembannya untuk jangka waktu yang cukup lama (1966-1982). Di bawah kepemimpinannya, Fakultas Teknik yang bagaikan bayi yang sedang tumbuh ini sedikit demi sedikit berkembang dan melengkapi diri dengan sarana dan prasarana. Bahkan pada tahun 1971, Fakultas Teknik telah mewisuda lulusan pertamanya. Banyak pihak yang berperan dalam perkembangan Fakultas Teknik di bawah kepemimpinan Pak Suryono. Peranan yang terbesar dalam pertumbuhan Fakultas Teknik disumbangkan oleh Proyek Brantas yang banyak membantu dalam penyediaan tenaga pengajar luar biasa serta fasilitas pendidikan. Pak Suryono merupakan pribadi yang disegani. Sepanjang kepemimpinannya, beliau dikenal dengan jiwa kepemimpinannya dan kepiawaiannya untuk memotivasi anak buahnya. Meskipun kini beliau telah tiada, namun jasa-jasanya terhadap perkembangan Fakultas Teknik yang sangat besar tetap akan dikenang sepanjang masa.
2.
Ir. Lud Soedarto (1966/masa transisi) “Pejabat pada masa transisi” Sama halnya dengan Ir. Suryono, Ir. Lud Sudarto termasuk dalam tokoh perintis yang berperan dalam pendirian Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Beliau sempat menerima tugas sebagai pejabat dekan pada kurun waktu 1966. Tidak banyak hal yang dapat dicatat dari masa kepemimpinan beliau yang cukup singkat, yaitu hanya beberapa bulan saja. Pada masa itu, kondisi politik di Indonesia mengalami kekacauan dan Universitas Brawijaya dipimpin oleh Dewan Presidium sehingga lebih dari 6 bulan tidak ada aktivitas perkuliahan. Ir Lud Sudarto hanya sempat menjabat selama beberapa bulan saja sebelum akhirnya jabatan Dekan kembali dijabat oleh Ir Suryono selama 15 tahun ke depan.
| 11
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 3.
Prof. Dr. Ir. Suhardjono, M.Pd., Dipl.HE (1982-1985 dan 2001-2005) “Peningkatan mutu tenaga pengajar” Menjabat dua kali sebagai dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Pak Suhardjono merupakan Dekan termuda di antara dekan-dekan Teknik yang pernah ada. Dekan yang merayakan ulang tahunnya tiap tanggal 23 Maret ini hingga kini masih aktif mengajar pada Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Masa jabatan beliau yang pertama diisi dengan usaha untuk menambah fasilitas gedung perkuliahan. Pengadaan sarana gedung perkuliahan ini dapat terpenuhi dengan bantuan program Percepatan Insinyur Indonesia untuk Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektro. Pada masa yang sama pula dengan bantuan dan bimbingan Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), dirintis Program Studi Arsitektur yang kemudian berkembang menjadi Jurusan Arsitektur. Tugas dekan untuk yang kedua kalinya dipercayakan kembali kepada beliau setelah berselang hampir 20 tahun. Meskipun saat ini kondisi Fakultas Teknik telah jauh lebih baik dari pada masa dahulu, namun ide-ide kreatif untuk terus meningkatkan mutu Fakultas Teknik tidak pernah habis dari benaknya. Pada masa jabatan kedua, bapak tiga anak yang selalu terlihat enerjik ini menggalakkan usaha peningkatan mutu sumber daya manusia, terutama tenaga pengajar. Menurut beliau, tersedianya dosen-dosen yang berkompeten di bidangnya akan sangat dibutuhkan untuk menghasilakan produk alumni yang berkualitas. Harapan beliau, Fakultas Teknik dapat menghasilkan sarjana yang benar-benar profesional dan berkualitas di bidangnya. Hal inilah yang penting bila Fakultas Teknik ingin menghasilkan sarjana yang mampu bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lainnya.
4.
Ir. Arifi Soenaryo (1985-1988) “Menyelematkan para mahasiswa yang terancam Drop Out” Dalam sejarah perjalanan Fakultas Teknik selama 50 tahun, selain pernah menjabat sebagai Dekan, beliau juga pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan I (1974-1976), Kepala LPAT, Pembantu Dekan II dan Ketua Jurusan Teknik Sipil (2001-2003). Dedikasi beliau terhadap Fakultas Teknik memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan sampai kini beliau masih aktif sebagai tenaga pengajar di Jurusan Teknik Sipil. Pada masa kepemimpinan beliau terjadi perubahan sistem pendidikan, dari yang tadinya menggunakan sistem studi bebas, menjadi sistem kredit semester. Dengan diberlakukannya sistem baru ini, banyak mahasiswa teknik pada masa itu yang terancam drop out. Demi menyelamatkan “nasib” mahasiswanya, pak Arifi sebagai Dekan mengusung program remedial class yang tujuannya memberikan latihan-latihan kepada para mahasiswa tersebut. Upaya ini ternyata membawa hasil yang memuaskan dengan dapat ditekannya jumlah mahasiswa yang terancam DO. Disaat situasi sulit, beliau memberikan ide brilian dengan memprakarsai berdirinya Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM) Fakultas Teknik dan mendapat izin dari Rektor Universitas Brawijaya saat itu Prof. Dr. Harsono, SE. Pada saat beliau menjabat sebagai Dekan dilaksanakan pula Proyek Percepatan Insinyur dalam rangka meningkatkan jumlah peminat, daya saing dan kualitas input mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektro. Pak Arifi rela mendatangi beberapa SMA di Malang dan sekitarnya untuk mengajak lulusan SMA tersebut masuk ke Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik Elektro di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Keberadaan Fakultas Teknik pada masa kini dan masa yang akan datang menurut beliau tidak terlepas dari kualitas sarana dan prasarana, hubungan yang solid antara jurusan dan alumni maupun antar alumni sendiri, serta sejarah masa lalu yang sudah banyak memberikan pelajaran berharga.
12 |
Sejarah Fakultas Teknik
5.
Ir. Abdul Azis Hoesein, Dipl.HE., M.Eng.Sc (1988-1992) “Mendekatkan Islam pada pemikiran yang moderat dan akrab dengan teknologi” Pak Azis sudah mulai aktif di Fakultas Teknik sejak masih berstatus mahasiswa. Beberapa jabatan kemahasiswaan penting pernah beliau sandang, diantaranya sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (1969-1970) dan Ketua Umum Dewan Mahasiswa Universitas Brawijaya (1970-1971). Tak heran jika Bapak dua orang putri dan satu putra yang kini telah dikaruniai tujuh orang cucu, begitu mengetahui seluk beluk Fakultas Teknik. Beberapa prestasi pernah diraih pada saat menjadi aktifis mahasiswa, di antaranya keikutsertaan Dewan Mahasiswa Universitas Brawijaya pada Kongres Nasional Mahasiswa Indonesia di Bogor tahun 1970 serta penyelenggaraan Kongres Mahasiswa Teknologi Indonesia (KMTI) yang berlangsung sukses dan diikuti oleh perwakilan teknik seluruh Indonesia. Setelah lulus dari Fakultas Teknik, Ir. Abdul Azis Hoesein yang lahir pada 27 Desember 1946 di Bondowoso, mengabdikan diri pada almamaternya sebagai Dosen tetap Fakultas Teknik. Kariernya terus menanjak hingga pada tahun 1979-1985 terpilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Pengairan dan Dekan Fakultas Teknik periode tahun 1988-1992. Prestasi yang sangat membanggakan sewaktu menjabat Dekan, yaitu sebagai Ketua Penyelenggara Simposium Nasional Cendikiawan Muslim pada tahun 1990. Simposium ini melahirkan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia dimana beliau juga pernah menjabat sebagai salah satu Ketua ICMI Pusat periode 1995-2000. Simposium tersebut merupakan salah satu karya besar Universitas Brawijaya dalam sumbangsihnya bagi bangsa karena telah mendekatkan Islam pada pemikiran yang moderat dan akrab dengan teknologi. Di bidang pendidikan beliau melanjutkan studi pada International Institue for Hydraulics Engineering tahun 1978 di Delft Belanda dan tahun 1985 melanjutkan studi di Department of Water Engineering School of Civil Engineering University of New South Wales Australia dan lulus tahun 1987. Karena prestasinya beliau pernah menjabat Direktur Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan periode 1993-1998. Beliau juga pernah menjabat Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat pada Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dari tahun 1999-2005. Dalam rangka HUT Emas ke 50 FTUB, berikut pesan yang disampaikan Pak Azis, “persaingan global dewasa ini semakin ketat menuntut perencanaan dan kemauan untuk mampu bersaing dengan siapapun di tingkat global. Potensi yang ada di dalam tubuh FTUB sudah semakin terwujud dalam bentuk sumberdaya yang mumpuni, tinggal sekarang bagaimana karya nyata kita semakin bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan semakin dikenal di tingkat nasional dan dunia. Dirgahayu Fakultas Teknik Universitas Brawijaya pada ulang tahunnya yang ke 50!”
6.
Ir. Suroso, Dipl.HE., M.Eng (1992-1995) “Pembenahan
Struktur
Pendidikan
untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas sarjana” Tidak banyak kejadian monumental yang dapat dicatat pada masa kepemimpinan beliau. Program yang sempat dilaksanakan pada saat beliau bertugas sebagai Dekan adalah pembenahan Struktur Pendidikan. Upaya ini diarahkan untuk meningkatkan kuantitas sarjana yang dihasilkan Fakultas Teknik, tanpa mengurangi kualitasnya. Kualitas lulusan yang dihasilkan, menurut pria kelahiran 1 Maret ini, merupakan hal penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan Fakultas Teknik. Hal yang penting tandas beliau, adalah bagaimana alumni tersebut dapat terjun ke lapangan. Alumni harus dibekali agar siap terjun ke lapangan, tidak hanya yang sesuai dengan jurusannya,
| 13
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya namun juga siap untuk bidang lain. Mahasiswa sekarang sebenarnya memiliki kondisi yang jauh lebih “enak” dibandingkan dulu. Sarana dan prasarana telah tersedia, teknologi modern banyak membantu meringankan tiap tugas, tenaga pengajar pun memiliki kualitas yang jauh lebih baik. Beliau berharap kondisi yang baik ini akan lebih memotivasi para mahasiswa membuka wawasan dan menambah ilmu serta meningkatkan potensi diri sesuai dengan bidang yang diminati. Pak Suroso sampai saat ini masih aktif mengajar sebagai dosen Jurusan Teknik Sipil dan Teknik Pengairan, serta pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Brawijaya Komisariat Fakultas Teknik.
7.
Prof. Ir. Budiono Mismail, MSEE., Ph.D (1995-1998) “Perbaikan Sumber Daya Manusia melalui studi lanjut dosen” Bapak dari tiga orang anak ini sebenarnya pernah terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya pada tahun 1965, namun tidak pernah menyelesaikan. Perjalanan waktu telah membawanya kembali bergabung dengan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, kali ini sebagai dosen pada tahun 1973. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, beliau memimpin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya pada periode 1995-1998. Keahlian dan kiprah keilmuan mantan dosen jurusan Teknik Elektro ini sudah tidak diragukan lagi baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Semangat beliau yang tidak pernah berhenti menuntut ilmu di dalam negeri dan di mancanegara merupakan contoh yang patut diteladani. Sarjana Teknik Elektro lulusan ITB tahun 1973 ini melanjutkan studi S2 di University of Colorado, USA dan meraih gelar Ph.D dari University of New South Wales, Australia dalam bidang Electrical Power. Pada tahun 1997 beliau diangkat menjadi Guru Besar bidang Rangkaian Listrik. Karena semangat dan kiprahnya untuk mengembangkan ilmu, tidaklah heran jika program utama yang dijalankannya ketika bertugas sebagai dekan adalah meningkatkan sumber daya manusia Fakultas Teknik. Hal ini dilakukannya dengan menggalakkan studi lanjut, terutama untuk para dosen dan selalu memacu Fakultas Teknik Universitas Brawijaya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. Buah dari usahanya ini, pada periode 1995-1998 FTUB mulai unjuk gigi dan banyak memperoleh penghargaan di bidang ilmiah tingkat nasional. Selama menjadi Dekan pula, beliau banyak menghadapi mahasiswa yang kreatif, termasuk dalam melakukan demo. Namun semuanya ini masih dapat dikendalikan menuju hal yang positif. Setelah usai tugas sebagai Dekan, Beliau bergabung sebagai tim Pakar Bidang Elektronika di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sampai akhir Desember 1999. Setelah itu, beliau dipercaya untuk mengemban tugas Negara sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedubes RI di Bangkok Thailand, sampai dengan tahun 2004. Menurut Pak Bud, begitu beliau biasa dipanggil, kejayaan Fakultas Teknik akan tercapai jika alumninya menjadi orang-orang yang profesional dan mampu memberi andil yang besar kepada bangsa dan negaranya. Alumni harus mampu menciptakan lapangan kerja dan tidak hanya sebagai educated people namun juga educating people.
8.
Ir. Sudjito, Ph.D (1998-2001) “Pelaksanaan 4 program kerja untuk meningkatkan layanan Fakultas Teknik” Cukup banyak perubahan yang terjadi pada saat beliau menjabat sebagai dekan periode 1998-2001. Program kerja yang dilaksakan mencakup peningkatan prasarana dan sarana, peningkatan kualifikasi dosen, peningkatan kesejateraan karyawan dan pembenahan administrasi. Ke 4 program tersebut tampak membawa hasil dengan pembangunan gedung baru, pembukaan program ekstensi, pembukaan program S2 untuk Teknik Sipil dan Teknik Mesin, serta pembenahan tata ruang dekanat.
14 |
Sejarah Fakultas Teknik Pelaksanaan program ekstensi yang dimaksudkan untuk meningkatkan daya tampung dan memperluas jangkauan pendidikan, sempat mendapatkan penolakan dari pihak mahasiswa Fakultas Teknik. Namun, pada akhirnya dukungan mahasiswa berhasil diperoleh setelah dijaminnya persamaan hak dalam menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan antara mahasiswa reguler dan ekstensi. Pada masa kepemimpinan beliau dibuka Program Studi baru di lingkungan Fakultas Teknik yaitu Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota yang berada di bawah Jurusan Arsitektur. Keberadaan program studi ini menambah ruang lingkup studi yang ditawarkan oleh Fakultas Teknik. Kurangnya kegiatan akademis sebagai bagian dari kegiatan kemahasiswaan secara keseluruhan saat ini cukup membuat beliau prihatin, karena hal tersebut menunjukkan kurangnya keinginan mahasiswa untuk lebih maju. Di sisi lain, keberlangsungan Fakultas Teknik yang lebih baik harus ditunjang oleh kinerja yang baik pula dari dosen dan karyawan. Perlu ada mobilisasi semua dosen dan karyawan, antara lain dengan penetapan jam kerja yang baku serta penerapan mekanisme untuk mengontrol kegiatan dan rencana kerja para dosen dan karyawan. Lebih lanjut, beliau juga mengharapkan agar perguruan tinggi yang telah memiliki kebebasan membuat kurikulum, dapat merancang dan menyusun materi kuliah yang inovatif bagi mahasiswa, sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan di masyarakat. Hal ini amat diperlukan apabila ingin dihasilkan lulusan yang berkualitas baik.
9.
Ir. Imam Zaky, MT (2005-2009) “Peningkatan Daya Saing dan Pemerataan Kesempatan Belajar” Pada saat pak Imam mengemban tugas sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, beliau mendapat kepercayaan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPP Teknologi) untuk meneliti tentang penggunaan/pemakaian bahan bakar Gasohol (campuran bahan bakar bensin dan alkohol) pada tahun 19811982. Saat itu beliau dipercaya sebagai Ketua Tim Pelaksana Uji Coba Kendaraan dengan Bahan Bakar Gasohol. Selepas sebagai Ketua Jurusan, Pak Imam pernah mendapat tugas sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan pada periode 1989-1992. Tugas sebagai Direktur Politeknik Universitas Brawijaya(saat ini bernama Politeknik Negeri Malang) diemban pada periode 1997-2001. Empat tahun berselang, tepatnya tahun 2005 beliau mengemban tugas sebagai orang nomor satu di almamaternya. Dengan gaya tegas dan lugas khas Fakultas Teknik, kakek dengan 4 orang cucu yang berulang tahun setiap tanggal 18 september ini mempunyai program berupa Peningkatan Kualitas Pendidikan, Peningkatan Kualitas Lulusan, Pengembangan Kurikulum, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Peningkatan Effisiensi Pendidikan, Peningkatan Sarana dan Prasarana, Peningkatan Pengelolaan Administrasi, Peningkatan Prestasi Non Kurikuler Mahasiswa serta Peningkatan Partisipasi Alumni. Bidang akademis, didukung sepenuhnya oleh Pak Imam dengan memberangkatkan staf dosen yang ada di Fakultas Teknik untuk dapat belajar di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Pada tahun 2008, lebih dari 80 orang staf dosen yang melanjutkan studi lanjut , Termasuk di dalamnya 24 orang staf dosen yang mendapat beasiswa Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional untuk melanjutkan pendidikan di negara Jepang, Australia, Inggris, Austria dan Korea Selatan. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak untuk tingkat fakultas dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pembangunan gedung kembar yang dipakai untuk perkuliahan Jurusan Arsitektur telah selesai dilaksanakan pada masa tugasnya. Pembangunan ini diteruskan dengan pembangunan gedung Dekanat baru yang direncanakan dibangun setinggi tujuh lantai. Gedung ini dirancang oleh para staf dosen dari Jurusan Arsitektur sendiri dan diharapkan desainnya akan menjadi landmark Fakutlas Teknik di Jalan MT
| 15
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Haryono Malang. Pembangunan gedung Dekanat baru ini harus membongkar Gedung Aula Fakultas Teknik, yang menurut Pak Imam mempunyai banyak kenangan yang sulit dilupakan sejak dibangun sekitar tahun 1969. Namun pembangunan tersebut belum selesai mengingat masa periode Dekan hanya sampai dengan tahun 2009 dan dilanjutkan oleh Dekan yang baru. Program studi baru banyak dibuka pada saat kepemimpinannya, antara lain Program Studi Teknik Industri yang berada di bawah Jurusan Teknik Mesin dan Program Studi Teknik Perangkat Lunak yang berada di Jurusan Teknik Elektro. Di Program Magister adalah Program Studi Teknik Elektro dan Teknik Industri. Program Studi Teknik Sipil dan Teknik Mesin membuka Program Doktoral. Di bidang kemahasiswaan telah banyak prestasi yang menonjol yang dihasilkan mahasiswa Fakultas Teknik baik di kancah lokal, regional, nasional. Kompetisi Robot Indonesia (KRI), Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI), Kompetisi Roket Air Indonesia (KRAI), Kejuaraan Nasional Gokart dan lain sebagainya merupakan suatu bukti kiprah mahasiswa Fakultas Teknik di masa kepemimpinan Pak Imam.
10. Prof. Ir. Harnen Sulistio, M.Sc., Ph.D (2009-2013) “Kebersamaan Menuju Internasionalisasi” Harnen Sulistio adalah Dekan ke-10 di Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dari Ir. Imam Zaky, MT dengan masa jabatan 2009 hingga 2013. Ayah dari dua orang putra ini merupakan alumni Jurusan Teknik Sipil di tahun 1982. Dua tahun berselang, beliau mulai mengabdi sebagai Dosen di Fakultas Teknik. Pria kelahiran Ujung Pandang 56 tahun silam ini merupakan ahli di bidang Teknik Jalan Raya. Beliau menyelesaikan pendidikannya dan meraih Gelar Doctor of Philosophy dari Universiti Putra Malaya, Malaysia pada tahun 2004 dan setahun kemudian, beliau meraih predikat sebagai Guru Besar. Dengan pembawaan tenang, beliau berupaya membawa Fakultas Teknik menuju fakultas yang unggul di level Internasional. Langkah yang diambil di awal kepemimpinannya adalah membentuk tim untuk mengkaji Visi dan Misi Fakultas Teknik, menyelaraskan dengan Rencana Strategis Dirjen DIKTI dan Rencana Strategis Universitas Brawijaya. Dari hasil kajian direkomendasikan bahwa visi dan misi perlu disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal dan terdapat 7 bidang pengembangan dan program di Fakultas Teknik yang tertuang dalam Rencana Strategis FT 2011-2020. Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi pondasi kuat untuk mengantar Fakultas Teknik menuju level Internasional. Dalam kurun waktu 4 tahun tercatat 12 Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Asia dan Eropa mencakup bidang akademik dan penelitian, seperti kelas internasional (Double Degree), Joint Research, Publikasi, Visiting Professor, dan Student Exchange. Beliau juga mengeluarkan Kebijakan “Wajib Studi Lanjut” kepada tenaga pengajar untuk melanjutkan studi di dalam maupun di luar negeri, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas akademik tenaga pengajar yang akan selaras dengan peningkatan mutu pendidikan di Fakultas Teknik. Bidang penelitian dan pengabdian tak luput beliau kembangkan, mendorong secara aktif kepada dosen untuk menulis jurnal nasional dan internasional, dan mendorong aktif mahasiswa dalam kegiatan penelitian yang dilakukan Dosen. Tercatat dalam kurun waktu 2010 sampai 2012 terdapat 177 publikasi jurnal internasional dan 42 publikasi yang di presentasikan pada seminar internasional oleh Dosen Fakultas Teknik. Pendanaan yang bersumber dari DIPA FT melalui Badan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat FT sebesar Rp. 1.685.780.000 dikucurkan untuk membiayai 201 judul Penelitian dan Rp. 1.037.120.000 untuk 138 judul Pengabdian Kepada Masyarakat dari semua Jurusan/Program Studi dalam kurun waktu 2009-2012. Pengembangan kompetensi tenaga kependidikan dilakukan secara periodik dengan mengikutsertakan pelatihan teknis maupun manajerial untuk peningkatan pelayanan prima. Kegiatan kemahasiswaan di bidang penalaran, minat dan bakat difasilitasi dalam bentuk pendanaan atau sarana prasarana, yang tak lain demi berprestasi di tingkat regional, nasional maupun internasional. Semua yang beliau lakukan hanya untuk kemajuan Fakultas Teknik. Beliau memiliki prinsip bahwa setiap insan diciptakan untuk menjadi paripurna demi bersama-sama meraih dan menggapai masa depan yang lebih baik. Pakar Transportasi Nasional ini berharap Fakultas
16 |
Sejarah Fakultas Teknik Teknik kedepan akan semakin berkembang dan dapat mewujudkan visinya di tahun 2020 nanti. “Together, We Do The Best”.
11. Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS (2013-sekarang) “Peningkatan Manajemen Mutu” Mengemban amanah berupa Visi, Misi dan Rencana Strategis Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, kembali dilanjutkan pada periode ini. Mohammad Bisri, pria kelahiran 26 November 1958 adalah Dekan Fakultas Teknik ke-11. Karirnya dimulai pada tahun 1985 sebagai dosen di Jurusan Teknik Pengairan UB hingga sekarang. Predikat sebagai Guru Besar diraihnya pada tahun 2010 dengan judul orasi ilmiah Konservasi Air Suatu Upaya Untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim Global. Pria kelahiran Malang ini pernah menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Pengairan (1992-1996), Ketua Jurusan Teknik Pengairan (1999-2002), Ketua Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPP FT) (2009-2013). Beliau juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pengembangan Jaminan Mutu Internal PJM UB (2009-2011), Sekretaris Pusat Jaminan Mutu UB (20112012) dan yang terakhir sebagai Ketua Pusat Jaminan Mutu UB (2012-2013). Beliau dilantik menjadi Dekan Fakultas Teknik (2013-2017) pada tanggal 5 Juni 2013. Memberikan yang terbaik untuk Fakultas Teknik, beliau menancapkan lima sasaran yang harus dilakukan, yaitu peningkatan kualitas, penyehatan organisasi, peningkatan daya saing internasional, pengelolaan sumber daya, pendanaan yang akuntable dan transpran. Dalam implementasinya dipilih delapan skala program prioritas yaitu penyehatan organisasi, sistem informasi dan database berbasis teknologi informasi (Click Faculty), kurikulum pembelajaran dan suasana akademik, pengembangan sumber daya manusia, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta kerjasama, pendanaan yang akuntabel dan transparan, pelayanan prima dan Internasionalisasi (Akreditasi/sertifikasi internasional). Sentuhan awal beliau dalam melaksanakan program prioritas adalah membangun sistem organisasi, dimana diawal 17 hari kepemimpinan beliau Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Fakultas Teknik, tepat tanggal 2 Juli 2013 telah disahkan oleh Senat Fakultas Teknik. Berdasarkan OTK tersebut sistem-sistem lainnya mulai dikembangkan. Sistem informasi dan database melalui organisasi PSIK (Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan) telah mulai berjalan dengan baik, dengan harapan dalam waktu tidak terlalu lama semua pelayanan di fakultas maupun di jurusan sudah menjadi satu sistem berdasarkan sistem informasi yang dibangun (click faculty), sehingga efisiensi dan efektivitas manajemen dapat tercapai. Program lainnya sedang berjalan sesuai skala prioritas. Dalam menjalankan program kerja Fakultas, prinsip yang dibangun kakek dari satu orang cucu ini akan mengoptimalkan semua unit kerja sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing serta secara rutin melakukan komunikasi internal. Prinsip dan fungsi manajemen Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau Planning, Organizing, Actuating dan Controlling menjadi pegangan dalam menjalankan roda organisasi di Fakultas Teknik.
| 17
50 tahun Fakultas Teknik Universitas Brawijaya FOTO KENANGAN TEMPO DOELOE
Ir. Suryono (kanan) bersama Pak Sofyan Aman (kiri)
Ujian Skripsi tahun 1972, Pak Tahir, Pak Sur & Pak Imam
Mahasiswa Teknik Sipil pada tahun 1963
Wisuda 3 mahasiswa lulusan pertama Teknik tahun 1971
18 |
Dosen FTUB Pak Mulyadi dan beberapa dosen lain
Dosen FTUB Ibu Oetari dan beberapa dosen lain
Suasana Kegiatan Maperma Mahasiswa Baru tahun 1971
Suasana perayaan kelulusan dengan masuk kolam tahun 1972