PENERAPAN METODE FMEA (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS) UNTUK KUANTIFIKASI DAN PENCEGAHAN RESIKO AKIBAT TERJADINYA LEAN WASTE Surya Andiyanto1), Agung Sutrisno2),Charles Punuhsingon3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi Jln. Kampus UNSRAT, Manado ABSTRAK Waste (pemborosan) merupakan sebuah kegiatan yang menyerap atau memboroskan sumberdaya seperti pengeluaran biaya ataupun waktu tambah tetapi tidak menambah nilai apapun dalam kegiatan tersebut. Setiap proses produksi umumnya memiliki peluang terjadinya waste, terutama pada perusahaan restoran cepat saji. Untuk menghindari maupun meminimalisir terjadinya waste tersebut maka perlu dilakukan analisis waste. Analisis wate yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan penerapan metode FMEA untuk mengetahui waste yang terjadi pada restoran cepat saji dan menentukan waste kritis yang terjadi pada restoran cepat saji sehingga dapat memberikan usulan tindakan penanganan waste. Dari hasil penelitian didapatkan waste kritis yaitu lamanya proses pengiriman dengan nilai WPN 99.16, Kata kunci: Waste, FMEA, WPN, Industri Makanan Cepat saji. ABSTRACK Waste is an activity that absorbs or wasting of resources such as time or added expenses but do not add any value in activities. Each production process generally have opportunities for waste generation, especially on fast-food restaurants. To avoid or minimize the occurrence of such waste, waste analysis is needed. Waste analysis performed in this study using the application of FMEA method to determine waste criticality. From the result of the study, waste related to delivery process is becoming the most criticality waste with WPN at 99.16. Keywords: Waste, FMEA, WPN (Waste Priority Number), Fast Food Industry.
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
45
1.
PENDAHULUAN
melakukan pendekatan FMEA untuk
1.1
Latar Belakang
mengelola
Pada
umumnya
perusahaan
proses
dalam
sistem
produksi agar lebih efektif dan efisien.
menginginkan laba/keuntungan yang
Konsep
maksimal, laba (profit) ialah selisih
kemungkinan
antara
dari
kegagalan dari sebuah sistem, desain,
pelanggan atas barang atau jasa yang
proses atau servis untuk dibuat langkah
dihasilkan
yang
penanganannya. Dalam FMEA, setiap
dikeluarkan untuk membeli sumberdaya
kemungkinan kegagalan yang terjadi
alam dalam menghasilkan barang atau
dikuantifikasi untuk dibuat prioritas
jasa tersebut. Dengan begitu perusahaan
penanganan.
harus memperhatikan aspek-aspek yang
prioritas dilakukan berdasarkan hasil
mempengaruhi
perkalian
jumlah
yang
dengan
diterima
jumlah
produktifitas
FMEA
mengevaluasi
terjadinya
kuantifikasi
antara
sebuah
penentuan
rating
frekuensi,
perusahaan, hingga terjadinya waste
tingakat kerusakan dan tingkat deteksi
(non value added), sehingga perusahaan
dari waste. Dalam pengetahuan prioritas
dapat meningkatkan produktifitas yang
waste, maka kontrol yang dibuat adalah
efektif dan efisien.
berdasarkan proses yang paling berisiko
Waste (pemborosan) merupakan
terjadinya waste.
sebuah kegiatan yang menyerap atau memboroskan
dengan
metode
waktu
penelitian
ini
tambahan tetapi tidak menambah nilai
menerapkan
metode
apapun dalam kegiatan tersebut.
kuantifikasi
dan pencegahan risiko
biaya
Setiap umumnya
ataupun
proses
memiliki
produksi
peluang
untuk
FMEA
kemampuan
seperti
pengeluaran
sumberdaya
Terkait
tersebut, diajukan FMEA
maka untuk untuk
akibat terjadinya lean waste pada proses produksi.
terjadinya waste. Salah satu cara yang dapat
dilakukan
adalah
dengan
1.2
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
Rumusan Masalah
46
Permasalahan
yang
menjadi
perawatan dan kegiatan operasional
pokok pembahasan pada penelitian
perusahaan. Dalam hal ini ada tiga hal
tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
yang
1.
gangguan antara lain:
Seperti apa tipe-tipe waste yang dijumpai
di
dalam
industri
membantu
menentukan
dari
FMEA
PENE 2. Bagaimana cara penerapan metode RAPA Tingkat Frekuensi Tingkat FMEA untuk menganalisis proses N Kerusakan (Occurrence Deteksi (Severity) ) produksi pada restoran X? METParameter FEMA Gambar 1. Skema 3. Dari hasil penerapan FEMA, waste ODE Frekuensi (occurrence) manakah yang paling kritis? Dalam menentukan FME occurrence ini dapat ditentukan A seberapa banyak 2. LANDASAN TEORI gangguan yang dapat menyababkan (FAIL 2.1 FMEA (Failure Mode Effect sebuah kegagalan pada operasi URE Analysis) perawatan dan kegiatan operasional MOD FMEA adalah sebuah metode pabrik. E evaluasi kemungkinan terjadinya Tingkat Kerusakan (severity) sebuah kegagalan dari sebuah sistem, AND Dalam menentukan tingkat desain, proses atau servis untuk dibuat EFFE kerusakan (severity) ini dapat langkah penanganannya (Yumaida. CT ditentukan seberapa serius kerusakan 2011). Dalam FMEA, setiap ANALdengan terjadinya yang dihasilkan kemungkinan kegagalan yang terjadi YSIS)dalam hal operasi kegagalan proses dikuantifikasi untuk dibuat prioritas UNT perawatan dan kegiatan operasional penanganan. pabrik. UK Dalam penelitian ini FMEA Tingkat Deteksi (detection) KUA dilakukan untuk melihat risiko-risiko Dalam menentukan NTIFI tingkat deteksi yang mungkin terjadi pada operasi ini dapat KASI ditentukan bagaimana DAN Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1 47 PENC EGA HAN pengolahan makanan?
(Detection)
kegagalan tersebut dapat diketahui
2.
sebelum terjadi. tingkat deteksi juga dapat dipengaruhi dari banyaknya kontrol
yang
mengatur
Melakukan
brainstrom
waste
potensial 3.
jalanya
Membuat daftar waste, penyebab dan efek potensial
proses. semakin banyak kontrol dan
4.
Menentukan tingkat severity
prosedur yang mengatur jalanya
5.
Menentukan tingkat occurrence
sistem
operasional
6.
Menentukan tingkat detection
perawatan dan kegiatan operasional
7.
Menghitung WPN
pabrik
penanganan
maka
diharapkan
tingkat
Menghitung
WPN
yang
mana
deteksi dari kegagalan dapat semakin
WPN merupakan hasil perkalian
tinggi.
severity (S), occurrence (O), dan
Prosedur FMEA
detection (D), dimana persamaan
Bentuk kegiatan FMEA tidaklah
matematisnya
baku. Setiap perusahan memiliki bentuk
sebai berikut:
masing-masing untuk mencerminkan kepentingan
organisasi
dan
nilai
setiap
perusahaan
dinyatakan
WPN = (S) x (O) x (D).................. (1) 8.
permasalahan pada pelanggan. Arahan kriteria
dapat
Membuat
prioritas
waste
untuk di tindaklanjuti 9.
Mengambil
tindakan
untuk
mencerminkan kepentingan organisasi,
mengurangi atau menghilangkan
proses,
waste tertinggi waste kritis.
produk
dan
kebutuhan
pelanggan.
10.
Menurut Robin, Raymond dan
Menghitung
hasil
WPN
sebagai waste yang akan dikurangi
Michael (1996) lamgkah-langkah dalam
atau
pembuatan
dilakukan apabila kegiatan untuk
FMEA
adalah
sebagai
berikut: 1.
Mereview proses
dihilangkan.
langkah
ini
mengurangi waste kritis. 2.2
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
WASTE
48
Waste
atau
sering
disebut
dengan muda dalam bahasa Jepang merupakan
sebuah
yang menyerap
atau
3.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
kegiatan memboroskan
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 18 April sampai dengan 30
sumber daya seperti pengeluaran biaya
Agustus 2016 di outlet restoran cepat
ataupun waktu tambahan tetapi tidak
saji di restoran X.
menambahkan
nilai
apapun
dalam
kegiatan tersebut. Menurut
3.2 Sistem
Produksi
Prosedur Penelitian Proses
literatur
dimulai
Toyota, terdapat tujuh macam kategori
dengan
pemborosan antara diantaranya:
manajemen risiko, 9 (Sembilan) waste,
1.
studi
penelitian
mengenai
produksi yang berlebihan (Waste
dan teori FMEA. Proses selanjutnya
of Overproduction),
adalah
2.
iventori (Waste of Inventory),
diperoleh melalui kuisioner. Setelah
3.
Cacat / Kerusakan (Waste of
data dikumpulkan, data selanjutnya
Defects),
diolah untuk menentukan bobot waste.
Pemindahan/Transportasi
Tahap selanjutnya adalah pembahasan
(Waste of Transportation),
dan penarikan kesimpulan berdasarkan
5.
Gerakan (Waste of Motion),
hasil pengolahan yang telah dilakukan.
6.
Menunggu (Waste of Waiting),
3.3
7.
Proses yang berlebihan (Waste
4.
pengumpulan
data.
Data
Diagram Alir Penelitian
of Overprocessing), 8.
Penempatan
SDM
(Under
Utilization), 9.
Perilaku yang tidak produktif (Waste of Behavioral).
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
49
Karyawan
mencoba
memperbaiki mesin yang rusak 3.
Defects Tertinggalnya produk Pelayanan tidak tepat waktu Sarana hiburan tidak berfungsi dengan baik
4. Gambar
2.
Diagram
Alir
Proses
Inventory Habisnya bahan baku tanpa
Penelitian
terduga Kelebihan bahan baku sampai
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengumpulan Data Penelitian
mengalami expired 5.
Adapun data yang diperoleh dari
Transprotation Karyawan
perusahaan adalah data dari hasil wawancara.
Penulis
melakukan
dalam delivery produk 6.
wawancara untuk mengetahui masalahmalasah
waste
(pemborosan)
Motion Karyawan
yang
sering terjadi pada perusahaan. Dari
mondar-mandir
sering
bolak-balik
gudang 7.
Waiting
hasil wawancara, penulis mendapatkan
Menunggu bahan baku
beberapa item waste yang pernah terjadi
Menunggu teknisi & spear part
pada perusahaan, yang dikategorikan dalam macam-macam kategori waste: 1.
Overproduction Produk rusak
2.
Overprocessing
saat mesin rusak 8.
Under Utilization Kurangnya meeting Jam meeting tidak menentu Pengaturan
schedule
tidak
konsisten Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
50
9. Behavioral
terjadi lebih awal
sehingga dapat
karyawan terlambat masuk kerja
mengurangi
karyawan tidak masuk kerja/tidak
keterkejutan akibat dari waste tersebut.
atau
mengeliminir
Output yang diharapkan dari proses
hadir Data-data diatas dikumpulkan
identifikasi ini adalah daftar atau list
dari lapangan mulai dari tanggal 24
waste yang nantinya akan masuk dalam
Oktober sampai 28 Oktober 2016.
tahap penilaian waste. Identifikasi
4.2
waste
dilakukan
Pengolahan Data Penelitian
dalam kegiatan oprasional restoran X.
Pengolahan data menggunakan
Penulis melakukan beberapa tahapan
menggunakan metode FMEA bertujuan
dalam mengidentifikasi waste.
untuk mendapatkan waste kritis yang
Mengumpulkan
merupakan risiko-risiko
yang akan
dianalisis lebih lanjut. Risiko kritis
dan
mempelajari
kegiatan oprasional restoran X Melakukan
wawancara
dan
tersebut diperoleh setelah dilakukan
brainstorming untuk mengumpulkan
perhitungan Waste Priority Number
informasi
(WPN) untuk setiap waste yang telah
masalah yang sering terjadi pada
teridentifikasi. Berikut adalah langkah
kegiatan oprasional.
menentukan waste kritis menggunakan metode FMEA.
mengenai
masalah-
Menentukan standar ranting severity, occurrence, dan detection. Membuat kuesioner mengenai waste
4.2.1. Identifikasi Risiko Identifikasi risiko merupakan proses dalam menentukan apa, kenapa
Menyebarkan
kuesioner
pada
responden Pengumpulan kuesioner
dan bagaimana suatu risiko dapat
Semua
item
kegagalan
dan
terjadi. Tujuan dari proses ini adalah
masalah-masalah yang sering terjadi
untuk mengenali risiko yang mungkin
pada saat kegiatan oprasional yang
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
51
dengan
diperoleh dari hasil wawancara, dan
baik
brainstroming, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel
Kategori
Waste,
Daftar
Waste, Penyebab Waste, dan Efek
4
Waste
Invento
Habisny Kurangnya
Customer
ry
a bahan
pindah ke
informasi antar
baku tanpa karyawan
pesaing
No
Katego
Daftar
Penyabab
Efek
terduga
kurang
Keuntungan
Waste
ri
Waste
Waste
Waste
Kelebih
konsisten
berkurang
an bahan
dalam
Konsumen
Turunnya
baku
menjalankan
kecewa
prosedur FEFO
Waste 1
Over
Produk
Cara
product rusak
penyajian
laba
sampai
ion
kurang
Ketidakpuas
mengalami
sempurna
an karyawan/
expired
Kurang
menejer
Transpo Karyaw
Kurang
Mengurangi
konsisten
r
an
cermatnya
produktivitas
dalam
tation
mondar-
karyawan
Customer
menjalankan
mandir
Alamat
complain
prosedur FIFO
dalam
customer
Extra
Kurang
delivery
kurang jelas
transportation
konsisten
produk
5
cost
dalam
Kualitas
menjalankan
produk
prosedur FEFO 2
Over
Karyaw
Adanya
menurun Produktivitas
Karyaw
Kehabisan
Megnurangi
processi an
target penjualan menurun
an sering
bahan baku
produktivitas
ng
Suhu kompor Konsumen
bolak-
pada store
mencoba
memperba yang tidak
kecewa
iki mesin
Extra time
proper
yang rusak
untuk
6
balik gudang 7
menggoreng bahan baku 3
Defects
Motion
Waiting Menung Kurangnya gu bahan
tenaga ahli
baku
Lamanya
Ketingg
Kurang
Waktu
Menung proses
alan
telitinya
tunggu
gu teknisi
pengiriman
produk
karyawan
pelayanan
& spear
kurang
Pelayan
bertambah
part saat
konsisten
an tidak
Konsumen
mesin
dalam
tepat
kecewa
rusak
menjalankan
waktu
prosedur
Sarana
pemasakan
Produktivitas menurun
hiburan tidak berfungsi
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
52
8
Under
Kurangn Tidak ada
Ketidakpuas
Utilizati ya meeting jadwal meeting on
Jam
yang pasti
meeting
Manajer
tidak
schedule tidak
menentu
konsisten
1
an karyawan
Hampir
Waste hampir
Probilitas
tidak
tidak pernah
terjadinya
pernah
waste: < 1X / Hari
2
Rendah
Waste yang
Probilitas
Pengatur
terjadi pada
terjadinya
an
tingkat rendah
waste: 1 – 2 X / Hari
schedule tidak
3
Sedang
konsisten 9
Behavio Karyaw
Karyawan
Produkti
ral
an
kurang disiplin
vitas menurun
Waste
terlambat
Waktu
masuk
tunggu
kerja
pelayanan
Karyaw
bertambah
Waste yang
Probilitas
terjadi pada
terjadinya
tingkat sedang
waste: 2 – 3 X / Hari
4
Agak
Waste yang
Probilitas
tinggi
terjadi agak
terjadinya
tinggi
waste: 3 – 4 X / Hari
an tidak masuk
5
Tinggi
kerja/tidak
Waste yang
Probilitas
terjadi Tinggi
terjadinya
hadir
waste: > 5 X / Hari
Penentuan
Ranting
Occurrence,
Tabel
Severity, dan Detection Setelah diperoleh item waste maka
Dampak
Akibat
Waste
langkah berikutnya adalah penentuan rating probilitas terjadinya waste (occurrence),
Akibat pada Perusahaan Waste
Akibat /
Ekonomi
Customer
Employee
Servis
Skala
Effecct
(E)
Statisfaction
Statisfaction
Time
(CS)
(ES)
(ST)
dampak akibat waste (severity), dan deteksi waste (detection). Penentuan ketiga ranting tersebut akan sangat menentukan proses
1
Tidak ada
< Rp
Tidak ada
Tidak ada
<
pengaruh
50.000
pengaruh
pengaruh
30detik
Sedikit
Rp 50.000
Sedikit
Sedikit
30
berpengaruh
–
berpengaruh
berpengaruh
detik –
2
memprioritaskan daftar waste / penentuan waste kritis. Penentuan rating didapat
Rp 100.000 Rp 100.000
Cukup
Cukup
1–3
berpengaruh
– Rp
berpengaruh
berpengaruh
menit
Berpengaruh
Rp 200.000
Berpengaruh
Berpengaruh
3 – 10
200.000
4
– Rp
perusahaan.
Skala
Kejadian
menit
300.000
Tabel Probabilitas Terjadinya Waste Waste
1 menit
Cukup
3
melalui proses brainstorming dengan para karyawan yang disesuaikan dengan kondisi
Terjadinya
Kriteria Verbal
Sangat
> Rp
Sangat
Sangat
>10
berpengaruh
300.000
berpengaruh
berpengaruh
menit
5
Frekuensi Kejadian
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
53
Tabel Deteksi Terhadap Risiko Waste Waste Skala
Akibat
Kriteria
......... (2) 1
Tinggi
Pasti terdeteksi
2
Medium
Mudah terdeteksi
3
Rendah
Jarang terdeteksi
4
Sangat rendah
Sulit terdeteksi
5
Non-Detectable
Tidak dapat terdeteksi
Untuk menentukan Severity :
........... (3) Untuk detection adalah detection dari
4.3.
Analisis Data FMEA
penyebab.
Setelah
Catatan:
waste
teridentifikasi
Tabel Nilai Occurrence, Severity,
maka akan ditentukan nilai occurrence, severity,
dan
detection.
menentukan
nilai
menggunakan
kuesioner
Detection, dan WPN untuk Tiap Waste
Untuk tersebut
No
Kateg ori
pengisiannya
yang
dilakukan
Waste
Waste
melalui
kurang
Over 1
Produ ction
2.81
14.73
2.23
2.81
9.65
2.00
2.81
9.65
1.85
3.21
12.67
1.54
WP N
92.2 6
dalam menjalankan
54.2 1
prosedur FIFO Kurang
yang termasuk waste kritis. WPN
konsisten
persamaan
dalam menjalankan
berikut :
50.0 4
prosedur
Dalam menentukan WPN dapat
Untuk menentukan Occurrence :
D
konsisten
WPN akan diketahui prioritas waste
menggunakan persamaan (1)
S
Kurang
Perhitungan WPN merupakan bagian
menggunakan
O
sempurna
untuk tiap risiko dapat dilihat pada tabel
dihitung
Waste
penyajian
dan detection
penting dalam FMEA karena dari nilai
Penyebab
Cara
brainstorming maka didapatkan nilai occurrence, severity,
= waste ke 1, 2, 3.......n
FEFO
2
Over
Adanya
Proce
target
ssing
penjualan
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
62.4 6
54
Suhu kompor yang tidak
3
Defect s
yang pasti 3.21
12.67
1.85
74.9
Manajer
5
schedule
proper
tidak
Kurang
konsisten
telitinya
2.85
13.12
2.46
karyawan
91.8 9 9
Kurangnya informasi antar
2.90
12.26
2.69
Behav
Karyawan
ioral
kurang
Waste
disiplin
Invent
kurang
ory
konsisten dalam menjalankan
11.23
2.31
3.00
12.81
2.23
83.7 3
85.7 1
95.6 1
Berdasarkan waste yang telah
karyawan 4
3.23
terdaftar dan diketahui nilai WPN 2.90
12.26
2.31
81.9
masing-masing, maka dapat ditentukan
5
waste kritis. waste kritis tersebut yang
prosedur
akan dianalisis lebih lanjut sebagai
FEFO Kurang cermatnya Trans 5
3.15
12.00
2.38
3.15
12.00
2.54
2.77
12.38
2.15
2.85
14.15
2.31
2.85
14.15
2.46
karyawan Alamat customer kurang jelas
Motio n
Kehabisan bahan baku pada store Kurangnya tenaga ahli Lamanya proses
7
langkah awal dari tindakan penanganan
5
waste untuk mempertahan kan kinerja
por tation
6
90.2
Waitin g
pengiriman
96.0 7
73.8 7 92.9
restoran X. Suatu waste dikategorikan sebagai waste kritis jika memiliki nilai WPN di atas nilai kritis. Nilai kritis WPN ditentukan dari rata-rata nilai WPN dari seluruh waste.
6 99.1 6
Berdasarkan nilai kritis WPN
kurang konsisten dalam menjalankan
yang menunjukan nilai 81.38, dapat 2.85
14.15
1.92
77.4 7
prosedur
diketahui waste-waste yang termasuk waste kritis, dapat dilihat pada diagram.
pemasakan
8
Under
Tidak ada
Utiliza
jadwal
tion
meeting
3.23
11.23
2.23
80.9 4
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
55
Berdasarkan Hasil pengolahan data dan analisis menggunakan metode FMEA
maka
penulis
mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan
diagram
Terdapat 16 jenis waste yang terdeteksi pada restoran X dengan
diatas
dapat diketahui waste yang melebihi
nilai
nilai kritis, terdapat 10 waste yang
diantaranya yaitu: Lamanya proses
melebihi nilai kritis, dapat dilihat pada
pengiriman dengan nilai WPN
tabel berikut.
99.16, Alamat customer kurang
Ranking
paling
Kurangnya Kategori Waste
Penyabab Waste
WPN
1
Waiting
Lamanya proses pengiriman
99.16
2
Transportation
Alamat customer kurang jelas
96.07
Kurangnya informasi antar
besar
3
jelas dengan nilai WPN 96.07,
Tabel Daftar Waste Kritis Waste
WPN
informasi
antar
karyawan dengan nilai WPN 95.61. DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. Menu.
3
Inventory
4
Waiting
5
Overproduction
6
Defects
Kurang telitinya karyawan
91.89
7
Transportation
Kurang cermatnya karyawan
90.25
https://id.wikipedia.org/wiki/7_p
8
Behavioral
Karyawan kurang disiplin
85.71
emborosan Diakses tanggal 11
9
10
5.
Under utilization
Inventory
karyawan Kurangnya tenaga ahli Cara penyajian kurang sempurna
95.61
http://www.mcdonalds.co.id/me
92.96
nu Diakses tanggal 28 Oktober
92.26
2016
Anonimous. Waste.
Manajer schedule tidak konsisten dalam hal penentuan jadwal karyawan kurang konsisten dalam menjalankan prosedur FEFO
83.73
Oktober 2016
Yumaida. 81.95
Kesimpulan
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
2011.
Analisis
Risiko
Kegagalan Pemeliharaan Pada Pabrik Pengolahan Pupuk Npk Granular (Studi Kasus : Pt. Pupuk
Kujang
Cikampek)
56
(Skripsi). Depok: Universitas
the
Indonesia.
Engineering
Adisaputra, Muhammad Fuad, dkk. 2014. Penerapan Inovasi dan Manajemen
Surabaya:
Institut
Roland R. Cavanagh, “The Six
(Makalah).
Sigma Way: How GE, Motorola,
Teknologi
And Other Top Companies Are Honing
the
Management
Project
Body
Of
Project
Management
Their
Performance”,
McGraw-Hill, New York, Tahun 2000. Project Risk Management Handbook.
Knowledge (3rd ed.). Newtown Square:
Management
Peter S. Pande, Robert P. Neuman,
American National Standard. (2004). A to
FMEA
Journal. Vol 16, No.4. hal 31.
Sepuluh Nopember
Guide
Risk
di
Produk
McDonald’s
Project
(2003). Sacramento: Caltrans. Robin
Institute.
E
McDermott,
Raymond
J
Mikulak, dkk. 2010. The Basics
Braglia, Marcello. 2000. MAFMA : Multi-attribute Failure Mode
Of Fmea, @nd Edition. Sutrisno, Agung., Kwon,
H. M.,
Analysis. International Journal
Gunawan. I., Steven, Eldridge.,
Of
reablibility
Lee. T. R. (2016) Integrating
Management, Vol. 17 No. 9,
SWOT analysis into the FMEA
2000, pp. 1017-1033.
Methodology
Quality
&
Cayman Business System. 2002. Failure
corrective
to
improve
action
decision
Mode and Effect Analysis. juni
making. Int. J. of Productivity
11,
and Quality Management. Vol
2012.
http://www.fmeainfocentre.com/
17. No1 PP 104-126.
handbooks/FMEA-N.pdf Carbone, T & Tippett, D. (2004). Project Risk Management Using
Jurnal Online Poros Teknik Mesin Volume 6 Nomor 1
57