Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
ASSESMENT TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI PRESS TOOL DI PT. KENZA PRESISI PRATAMA DENGAN PENDEKATAN TEKNOMETRIK Akbar Arsyad, Udisubekti Cipto Mulyono, Haryono Program Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ABSTRAK Perkembangan teknologi yang dilakukan oleh suatu perusahaan selalu didasarkan atas perencanaan bisnis dan perencanaan teknologi yang diformulasikan oleh pihak manajemen. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka langkah-langkah strategi manajemen teknologi perlu dibuat dengan cermat, sehingga tujuan akhir yang diharapkan dapat tercapai. Untuk menentukan nilai tingkat kepentingan komponenkomponen teknologi digunakan metode Analytical Hierarchi Process (AHP). Berdasarkan identifikasi dan studi literatur yang telah dilakukan maka komponen teknologi dibagi menjadi empat, yaitu Technoware, Humanware, Inforware, dan Orgaware menurut klasifikasi ESCAP (1998). Kata kunci: Manajemen teknologi, Teknometrik, Technologi Contribution Coefficient (TCC), Analytical Hierarchi Process (AHP). ABSTRACT The development of technology that’s done by the company always based on the bussiness planning and technology planning which’s formulated by the management. To get that aim, the steps of technology management strategy need to be made accurately, so the final goal can be reached. The Analytical Hierarchi Process (AHP) model is used to determine the value of technology components hierarchi of need. Based on identification and literature study, according classification of ESCAPP (1998), the component of technology consist of 4 elements, Technoware, Humanware, Infoware and Orgaware. Keywords:
Technology management, Technometric, Technologi Coefficient (TCC), Analytical Hierarchi Process (AHP).
Contribution
PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang industri manufaktur seperti di PT. Kenza Presisi Pratama yang membuat peralatan Press Tool harus dilaksanakan dengan menyelaraskan antara empat komponen teknologi yang ada (Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware). Ketersediaan dan kombinasi yang unik dari keempat komponen teknologi akan sangat mempengaruhi penguasaan teknologi yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan strategik terhadap teknologi merupakan sebuah proses berpikir paralel terhadap bentuk suatu perusahaan dan perencanaan teknologi didalam perusahaan tersebut. Dengan adanya input teknologi diharapkan dapat membantu kerangka dasar srategi bisnis perusahaan, dan kemudian strategi teknologi ikut memberikan konstribusi dalam suatu implementasi srategi bisnis tersebut.Tidd (1988)
ISBN : 979-99735-0-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
menyatakan bahwa setiap rencana bisnis srategik seharusnya terdapat konsep dasar teknologi, termasuk sejumlah data dan asumsi-asumsi yang mendasari pemilihan suatu teknologi. Pendekatan teknometri membagi komponen-komponen kedalam 4 perspektif menurut klasifikasi ESCAP (1988) yaitu: Technoware, Humanware, Infoware, dan Orgaware. Setiap dimensi diukur dalam perspektif dan intensitas pemanfaatan komponen teknologi yang luas. Sehingga dalam melakukan penilaiannya diperlukan pemberian bobot pada tiap komponen dengan Analitical Hierarchi Process (AHP), yang satu kriteria dengan kriteria yang lain bisa saling independent atau dependent serta kompleks, karena diperlukan pendekatan AHP untuk bisa memperoleh solusi pembobotan yang memuaskan keseluruhan pengambil keputusan. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, dengan didasarkan dari latar belakang perusahaan tersebut diatas, maka perumusan masalah dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Bagaimana konstribusi setiap komponen teknologi di PT. Kenza Presisi Pratama. 2. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan PT. Kenza Presisi Pratama ditinjau dari ke empat perspektif teknologi (Technoware, Humanware, Infoware, Orgaware). 3. Bagaimana kebijakan-kebijakan strategis yang perlu diambil oleh pihak manajer atau pengambil keputusan terkait dengan teknologi. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Menghitung besarnya konstribusi setiap komponen teknologi di PT. Kenza Presisi Pratama. 2. Kekuatan dan kelemahan PT. Kenza Presisi Pratama. ditinjau dari ke empat perspektif teknologi (Technoware, Humanware, Infoware, Orgaware). 3. Menentukan kebijakan-kebijakan strategis yang perlu diambil oleh pihak manajer atau pengambil keputusan terkait dengan teknologi. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian diharapkan dapat memberikan konstribusi yang bernilai tambah bagi manajemen khususnya kepada manager/pengambil keputusan juga memperkenalkan alat bantu pengambil keputusan yang “rasional” untuk pengukuran teknologi sehingga kualitas suatu manajemen teknologi dapat ditingkatkan. 2. Untuk mengetahui aspek-aspek dari pengukuran teknologi yang akan dilakukan. 3. Mengusulkan model pengukuran teknologi secara komprehensif pada level perusahaan dengan mempertimbangkan aspek/kriteria kuantitatif dan kualitas TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Teknometrik untuk mendapatkan tingkat kecanggihan (kemutakhiran) komponen yang dipergunakan,
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
keempat komponen teknologi yang diukur adalah: Technoware, Humanware, Inforware dan Orgaware. Model pengukuran yang digunakan yaitu Technology Contribution Coefficient (TCC) yang merupakan pendekatan teknomerik dengan tujuan untuk mengukur kontribusi gabungan dari keempat komponen teknologi dalam suatu proses transformasi input menjadi output. Keseluruhan komponen secara bersama-sama menentukan kandungan teknologi dari proses transformasi yang kemudian diukur dari dalam koefisien kontribusi teknologi. Kontribusi teknologi atau Technology Contribution Coefficient (TCC) diformulasikan sebagai fungsi multiplikatif berikut: (2.1) TCC T βt . H βh . I Bi . O Bo dimana: T, H, I, O = kontribusi technoware, humanware, inforware, maupun orgaware. t, h, I, o = intensitas kontribusi T, H, I, O terhadap TCC, Intensitas kontribusi setiap komponen teknologi ini diestimasi dengan menggunakan pendekatan AHP. Adapun langkah-langkah proses hirarki analitik (AHP) dapat dilihat dibawah ini: a. Menyusun Matriks Perbandingan Berpasangan Persiapan yang perlu dilakukan dalam pengolahan data AHP adalah dengan menyusun matriks perbandingan berpasangan untuk semua level hirarki. Pengolahan data baru dapat dilakukan setelah ada penilaian tingkat kepentingan untuk setiap level hirarki. Penilaian perbandingan antar elemen dari hirarki tersebut menggunakan skala penilaian dari 1 sampai 9. b. Penilaian Tingkat Kepentingan Penilaian tingkat kepentingan ini dilakukan dengan metode wawancara yang dilakukan terhadap para pengambil keputusan atas permasalahan yang terkait. c. Menyusun Matriks Data Awal Hasil penilaian para pengambil keputusan tersebut disusun dalam suatu matriks perbandingan berpasangan, sehingga didapatkan sebuah matriks yang telah terisi lengkap, yang biasa disebut dengan matriks data awal. d. Normalisasi Matriks Masing-masing matriks data awal dalam setiap level hirarki tersebut kemudian dinormalisasi dengan cara: Menjumlahkan nilai-nilai setiap kolom dalam matriks Membagi setiap entri dalam setiap kolom dengan jumlah pada kolom tersebut Matriks data awal tersebut telah dinormalisasi e. Bobot Prioritas Adapun cara untuk mendapatkan bobot prioritas adalah: Jumlahkan nilai-nilai setiap baris dalam matriks Membagi hasil penjumlahan setiap baris tadi dengan banyaknya entri dari setiap baris f. Uji Konsistensi Matriks Dalam melakukan uji konsistensi matriks, hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung besarnya labda maksimum ( maks.), kemudian menghitung indeks konsistensi, dan terakhir adalah menghitung rasio konsistensi.
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
LANGKAH PENELITIAN Identifikasi Variabel dan Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang terkait dengan derajat sophisticated diperoleh secara aktual dengan wawancara serta pengamatan langsung ke lapangan. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dalam menentukan derajat shopisticated masing-masing elemen setiap komponen teknologi yang diteliti. Pengumpulan data dapat dilakukan melalui metode wawancara maupun melalui data sekunder, untuk mendapatkan informasi mengenai: Tahapan proses transformasi dan kategorinya. Tingkat shopisticated komponen teknologi. State-of-the-art setiap komponen teknologi Nilai bobot masing-masing elemen komponen teknologi. Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan pengolahan data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Dalam melakukan pengolahan data ini menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (AHP) untuk menghitung nilai kontribusi teknologi, dan intensitas konstribusi setiap komponen teknologi. Selain itu dalam pengolahan data juga dilakukan perhitungan nilai koefisien kontribusi teknologi (TCC). Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan proses hirarki analitik (AHP), perhitungan kontribusi teknologi, penentuan intensitas konstribusi, dan perhitungan koefisien kontribusi teknologi (TCC). a. Bobot Elemen Teknologi Bobot dari elemen teknologi dihitung dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), dengan cara membandingkan tingkat kepentingan dari masig-masing elemen teknologi. Tabel 1 berikut menunjukkan bobot dari masingmasing elemen teknologi. Tabel 1. Bobot Elemen Teknologi Elemen Bobot AHP TECHNOWARE 0,599 HUMANWARE 0,171 INFORWARE 0,062 ORGAWARE 0,168 Inconsistensi Ratio = 0,048 Dari tabel di atas terlihat bahwa komponen Technoware mempunyai bobot terbesar, yaitu sebesar 0,599, di ikuti oleh komponen Humanware dengan bobot sebesar 0,171, selanjutnya komponen Inforware dengan bobot 0,168, dan yang terakhir komponen Orgaware dengan nilai 0,062. b. Bobot Elemen Technoware Bobot dari elemen technoware dihitung dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Tabel 2 berikut menunjukkan bobot dari masing-masing elemen technoware.
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Tabel 2. Bobot Elemen Technoware Elemen Bobot AHP Tahap Persiapan 0,069 Proses Permesinan 0,418 Quality Control 0,225 Utilitas Pabrik 0,173 Pengolahan Limbah 0,066 Utilitas Material 0,049 Inconsistensi Ratio 0,087 Dari tabel di atas terlihat bahwa elemen proses permesinan mempunyai bobot terbesar yaitu sebesar 0,418, di ikuti oleh elemen quality control dengan bobot sebesar 0,225, selanjutnya diikuti oleh elemen utilisasi pabrik dengan bobot 0,173, berikutnya elemen tahap persiapan dengan bobot 0,069, dan elemen pengolahan limbah dengan bobot 0,066, serta yang terakhir elemen utilitas pabrik dengan nilai 0,049. c. Agregasi Rating Elemen Humanware Bobot untuk elemen Humanware, untuk setiap tipe tenaga kerja didapatkan berdasarkan jumlah dari tenaga kerja yang tersedia, perbandingan tingkat kepentingan hanya diukur pada tingkat paling bawah yaitu mengenai kualifikasi dan keahlian tenaga kerja. Untuk agregasi rating elemen Humanware dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung, dan nilai agregasi rating dari kedua elemen tersebut dapat dilihat pada tabel 3 dibawah berikut ini: Tabel 3. Agregasi Rating Elemen Humanware Elemen Tenaga kerja langsung Tenaga kerja tak langsung
Rating
Bobot
0,629 0,900
0,815 0,185
Agregasi Rating (rating x bobot) 0,513 0,167
Dari tabel di atas terlihat bahwa elemen tenaga kerja langsung mempunyai nilai agregasi rating terbesar yaitu sebesar 0,513 dan diikuti oleh elemen tenaga kerja langsung dengan nilai 0,167. d. Bobot Elemen Orgaware Bobot untuk empat elemen Orgaware adalah sama. Untuk rating elemen Orgaware dibagi menjadi empat yaitu organisasi kerja, fasilitas kerja, evaluasi kerja dan modifikasi kerja, dan nilai rating dari keempat elemen tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Tabel 4. Bobot Elemen Orgaware Elemen Kriteria Bobot AHP 0,109 Utilisasi Kapasitas 0,351 Prosedur Perawatan I. Organisasi Kerja Prosedur Perencanaan dan Pengendalian Produksi 0,351 0,189 Perencanaan Inventori Inconsistensi Ratio 0,000 0,750 Perencanaan Pengembangan Keahlian II. Fasilitas Kerja Penyebaran Informasi 0,250 Inconsistensi Ratio 0,000 0,667 Mekanisme Jaminan Kualitas III. Evaluasi Kerja Mekanisme Pengontrolan Biaya-Biaya 0,333 Inconsistensi Ratio 0,000 0,333 Kualifikasi IV. Evaluasi Kerja Keahlian 0,667 Inconsistensi Ratio 0,000 e. Rating Elemen Inforware Perhitungan rating elemen inforware dengan menggunakan data performance dari perusahaan untuk setiap kriteria dari masing-masing elemen inforware. Tabel 5 dibawah berikut menunjukan rating dari masing-masing elemen Inforware. Tabel 5. Rating Elemen Inforware Kriteria Rating 0,761 Inforware yang berhubungan dengan Technoware 0,800 Inforware yang berhubungan dengan Humanware 0,733 Inforware yang berhubungan dengan Orgaware Dari tabel di atas terlihat bahwa elemen inforware yang berhubungan dengan humanware mempunyai nilai rating terbesar yaitu sebesar 0,800, berikutnya elemen inforware yang berhubungan dengan technoware dengan nilai rating sebesar 0,761 dan terakhir adalah elemen inforware yang berhubungan dengan orgaware dengan nilai rating sebesar 0,733. f. Pengukuran Rating Performansi Beberapa data performansi yag diperoleh secara kuantitatif tidak dilakukan dengan pendekatan pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP), tetapi dilakukan rating secara langsung. Batasan penetapan rating dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Jika nilai indikator performansi 0,5* SOA, maka Rating = nilai indikator performansi/SOA Sedangkan untuk kriteria efisiensi material: Rating = SOA/nilai indikator performansi 2. Rating = 0, jika nilai indikator performansi < 0,5*SOA
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Tabel 6. Pengukuran Indikator Performansi PT. KENZA PRESISI PRATAMA Kriteria
6 0,600 6
State-of the art 10 0,909 10
104,170
100
Performansi
Kapasitas Kapasitas perbulan Utilisasi Kapasitas Prosentase Output Output perbulan Konsumsi Raw Material per unit Effisiensi Utilisasi produk Material Scrap Konsumsi Listrik
Rating 0,600 0,660 0,600
Rating keseluruhan 0,600 0,660 0,600
0,960 0,814
2,08 30
1 30
0,481 1
g. Perhitungan Technologi Contribution Coefficient (TCC) Nilai Technologi Contribution Coefficient (TCC) diperoleh melalui perumusan TCC = Tt * Hh * Ii * Oo T, H, I, dan O menunjukkan nilai kontribusi individual dari technoware, humanware, inforware, dan orgaware. menunjukkan nilai intensitas kontribusi dari tiap komponen T, H, I, dan O terhadap TCC. Nilai diperoleh dengan menggunakan metode pembobotan Analytical Hierarchy Process (AHP). Sebelum dilakukan perhitungan nilai Technologi Contribution Coefficient (TCC), maka nilai derajat dari komponen Technoware, Humanware, Orgaware, dan Inforware harus diketahui terlebih dahulu: Derajat Kecanggihan Technoware Derajat kecanggihan technoware dihitung dengan cara: 1. Mencari rating terbobot dengan cara mengalikan rating dengan bobot 2. kemudian derajat kecanggihan diperoleh dengan cara menjumlahkan rating terbobot setiap elemen technoware. Tabel 7 berikut adalah hasil perhitungan derajat kecanggihan Technoware. Tabel 7. Derajat Kecanggihan Technoware Kriteria
I. Tahap Persiapan II. Proses Permesinan III. Quality Control IV. Utilisasi Pabrik V. Pengolahan Limbah VI. Utilisasi Material
Rating
Bobot
Rating terbobot
Derajat kecanggihan
0,750 0,687 0,500 0,188 0,759 0,813
0,069 0,418 0,225 0,173 0,066 0,049
0,051 0,287 0,113 0,033 0,050 0,040
0,574
Derajat Kecanggihan Humanware Untuk mencari nilai derajat kecanggihan dari humanware langkah perhitungannya juga sama seperti yang dilakukan pada technoware. Tabel 8 berikut adalah hasil perhitungan derajat kecanggihan Humanware.
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
Tabel 8. Derajat Kecanggihan Humanware Kriteria
I. Tenaga Kerja Langsung II. Tenaga Kerja Tak Langsung
Bobot
Rating Terbobot
Derajat Kecanggihan
0,629 0,900
0,815 0,185
0,513 0,167
0,679
Derajat Kecanggihan Orgaware Untuk mencari nilai derajat kecanggihan dari orgaware adalah dengan cara menjumlahkan masing-masing kriteria orgaware lalu dibagi dengan jumlah kriteria orgaware tersebut. Tabel 9. Derajat Kecanggihan Orgaware Kriteria
I II III IV
Rating
Organisasi Kerja Fasilitas Kerja Evaluasi Kerja Modifikasi Kerja
Rating
Derajat kecanggihan
0,591 0,767 0,833 0,778
0,742
Derajat Kecanggihan Inforware Untuk mencari nilai derajat kecanggihan dari inforware cara yang digunakan sama dengan perhitungan derajat kecanggihan orgaware. Tabel 10. Derajat Kecanggihan Inforware Kriteria
I II III
Inforware yang berhubungan dengan Technoware Inforware yang berhubungan dengan Humanware Inforware yang berhubungan dengan Orgaware
Rating
Derajat kecanggihan
0,761 0,800 0,733
0,765
Dari nilai derajat kecanggihan keempat komponen diatas, maka dapat dilakukan perhitungan Nilai Technologi Contribution Coefficient (TCC), Nilai Technologi Contribution Coefficient (TCC) selengkapnya dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini. Tabel 11. Nilai Technology Contribution Coefficient (TCC) Kriteria
Kontribusi Komponen Teknologi
Intensitas Kontribusi Komponen Teknologi
Koefisien Kontribusi Teknologi
TECHNOWARE HUMANWARE ORGAWARE INFORWARE
0,574 0,679 0,742 0,765
0,599 0,171 0,062 0,168
0,630
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Technology Contribution Coefficient (TCC) dari PT. KENZA PRESISI PRATAMA adalah sebesar 0,630.
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005
KESIMPULAN Secara umum telah ditunjukkan bahwa pendekatan metode Analytical Hierarchi Process (AHP) sangat membantu dalam menentukan penilaian tingkat kepentingan komponen-komponen teknologi. Dari uraian pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Komponen Technoware memegang peranan yang penting dalam kontribusi teknologi secara keseluruhan dengan nilai kontribusi sebesar 0,599. Sub kriteria dibawah kriteria utama technoware yang memegang peranan penting adalah proses permesinan, selanjutnya quality control, utilitas pabrik, tahap persiapan, pengolahan limbah dan peranan yag terakhir utilisasi material. 2. Komponen Humanware memegang peranan kedua setelah technoware dengan nilai kontribusi terhadap teknologi sebesar 0,171. Penilaian untuk komponen ini dilakukan dengan membandingkan antara kualifikasi dan keahlian dari para pekerja, sedangkan untuk pembobotan dilakukan berdasarkan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kriterianya. Sub kriteria dibawah Humanware adalah tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung, tenaga kerja langsung mempunyai peranan yang lebih penting dibandingkan dengan tenaga kerja tidak langsung. 3. Komponen Inforware memegang peranan ketiga dengan nilai kontribusi terhadap teknologi sebesar 0,168. Sub kriteria dibawah Inforware adalah Inforware yang berhubungan dengan Technoware, Inforware yang berhubungan dengan Humanware, dan Inforware yang berhubungan dengan Orgaware. 4. Komponen Orgaware memegang peranan ketiga dengan nilai kontribusi terhadap teknologi sebesar 0,062. Sub kriteria dibawah Orgaware adalah organisasi kerja, fasilitas kerja, evaluasi kerja, dan modifikasi kerja. 5. PT. KENZA PRESISI PRATAMA memiliki nilai Technologi Contribution Coefficient (TCC) sebesar 0,630. DAFTAR PUSTAKA Ciptomulyono,U., “Integrasi Metode Delphi dan Prosedure Analisis Hierarkhis (AHP) untuk indentifikasi dan penetapan prioritas Objektif /Kriteria Keputusan”, Majalah IPTEK, FTI, ITS, 2000). Ciptomulyono,U., Model Multi Criteria Making (MCDM) dan Teknometrik Untuk Pengukuran Teknologi di Sektor Industri. FTI,ITS,2003). Haryono, Technology Audit Model, Modul Manajemen Teknologi. MMT-ITS, 2004. Khalil , T., “Management of Technology: The key to competitive and wealth Creation”, McGraw-Hill International Edition, Singapore, 2000. Alkadri, Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah : Konsep dasar, Contoh Kasus, dan inplikasi kebijakan, Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah, BPPT,2001. Ramanathan, K., Fundamentals of Measurement of Technology, Handout, Asian Institut of Technology, Thailand, 1998. Pandey, B.R., “Measurement of Technology: A Case Study in a Sugar Factory in Nepal”, Tesis, Asian Institut of Teknology, Thailand, 1998. Saaty, T.L. “Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks”, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1993.
ISBN : 979-99735-0-3
A-18-9