PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME UNTUK SISWA SMAN 1 KEPANJEN KELAS XI Oleh Mohammad Charisun , Mimien Henie Irawati2, SitiImroatul Maslikah3 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5, Malang Email:
[email protected] 1
Abstract: The kind of the research is research and development. The development of this module used a model from Borg and Gall (1983).The development stages of this module include (1) Research and Information Collecting, (2) Planning, (3) Develop Preliminary Form of Product, (4) Preliminary Field Testing, and (5) Main Product Revision. The product validation involves 9 validators which consist of 2 Biology lecturer from Faculty of Science and Mathematic, State University of Malang, a Biology teacher from SMAN 1 Kepanjen, and 6 students class XI SMAN 1 Kepanjen.The validation result is used to revise the product.Validation result percentage by media experts 89.78%, 82.38% of field experts, 81.35% of square expert, and 89.73% of the students. Keywords: scientific approach, constructivist, Environmental Education, module. Abstrak: Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan modul ini menggunakan model pengembangan dari Borg dan Gall (1983). Tahap-tahap pengembangan modul meliputi (1) Research and Information Collecting, (2) Planning, (3) Develop Preliminary Form of Product, (4) Preliminary Field Testing, dan (5) Main Product Revision.Validasi produk melibatkan 9 validator yang terdiri dari dua orang dosen jurusan Biologi FMIPA UM, satu orang guru Biologi SMAN 1 Kepanjen, dan 6 siswa kelas XI SMAN 1 Kepanjen. Hasil validasi digunakan untuk revisi produk.Hasil validasi oleh ahli media sebesar 89,78%, ahli materi sebesar 82,38%, ahli lapangan sebesar 81,35%, dan oleh siswa sebesar 89,73%. Kata kunci: pendekatan saintifik, konstruktivisme, PendidikanLingkungan Hidup, modul. Kurikulum 2013 menurut Peraturan Menteri Nomor 69 tahun 2013, merupakankurikulum hasil pengembangan dan penyempurnaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pengembangan dan penyempurnaan KTSP menjadi Kurikulum 2013, yaitu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan pendekatan pembelajaran yang digunakan. SKL pada KTSP setiap mata pelajaran berbeda, sedangkan Kurikulum 2013 sama pada semua mata pelajaran. Standar Kompetensi (SK) pada KTSP, digantikan dengan Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan pada KTSP adalah pendekatan kontekstual dan konstruktivisme, sedangkan pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan ilmiah. Guru berperan penting sebagai fasilitator dan pendesain bahan ajar yang berupa media, LKS, dan modul
pembelajaran, sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Dasar (KD), dan Kompetensi Inti (KI) (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, 2013). Modul merupakan suatu unit program pengajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar. Modul bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya.Modul memiliki karakteristik tertentu, misalnya berbentuk unit pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus, dan memungkinkan siswa belajar mandiri (Suratsih dkk., 2010).Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar, akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya (Depdiknas, 2008). Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai salah satu mata pelajaran bermuatan lokal berbasis Ilmu Pengetahuan Alam yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami lingkungan sekitar. Pendidikan Lingkungan Hidup bertujuan untuk mengubah perilaku manusia yang tidak peduli dengan lingkungan menjadi perilaku peduli lingkungan (Menteri Lingkungan Hidup, 2012). Berdasarkan hasil observasi di SMAN 1 Kepanjen pada bulan Nopember 2013, ditemukan fakta bahwa kegiatan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup banyak dilakukan dengan metode diskusi dan presentasi. Berdasarkan observasi, peranan siswa dalam diskusi kelompok justru didominasi oleh siswasiswa yang pandai sedangkan siswa yang kurang pandai hanya menunggu jawaban dari siswa pandai. Kegiatan presentasi juga demikian, hanya siswa yang dianggap pandai dalam satu kelompok saja yang menyampaikan hasil diskusinya sedangkan anggota kelompok lainnya hanya diam di belakang saja.Fakta berikutnya adalah masih menggunakan satu buku LKS sebagai sumber belajar,sehingga ilmu dari siswa hanya terbatas pada satu buku ajar tersebut. Penyebab dari dua permasalahan utama tersebut yaitu pembelajaran yang menggunakan metode diskusi-presentasi dan keterbatasan bahan ajar dapat disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kesiapan siswa secara indidvidu yang kurang sebelum siswa bekerja dalam kelompok, sehingga siswa hanya bergantung dari penjelasan guru. Keterbatasan waktu di dalam kelas dapat ditutupi dengan proses pembelajaran yang dilakukan secara mandiri oleh masing-masing siswa (Purwanto, 2007). Belajar secara mandiri dapat memenuhi tujuan pembelajaran siswa. Salah satu pembelajaran mandiri yaitu dapat menggunakan pembelajaran modul. Masalah yang lain juga dapat disebabkan oleh strategi dalam pemberian ceramah, kegiatan diskusi, dan presentasi yang kurang melayani pembelajaran secara individual. Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan solusi untuk mengembangkan modul berpendekatan saintifik berorientasikan konstruktivisme yang dapat memberikan pelayanan pembelajaran secara individu kepada siswa, yaitu setiap siswa dapat memiliki bahan ajar yang digunakan untuk belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak tergantung
pada temannya. Siswa yang kurang pandai tidak perlu terburu-buru mengikuti pemahaman siswa yang pandai, sedangkan siswa yang pandai juga tidak perlu menunggu siswa yang kurang pandai. Modul yang berorientasi konstruktivisme juga dapat melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan memberi makna melalui pengalaman nyata (Nurhadi dkk., 2004). METODE Prosedur penelitian pengembangan menggunakan penelitian dan pengembangan Borg & Gall (1983) yang mengemukakan 10 langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: (1) Research and Information Collecting, (2) Planning, (3)Develop Preliminary Form of Product, Preliminary Field Testing, Main Product Revision, Main Field Testing, Operational Product Revision, Operational Field Testing, Final Product Revision, Dissemination and Implementation. Penelitian pengembangan ini hanya dibatasi hingga langkah ke-5, seperti yang akan dijelaskan pada prosedur penelitian pengembangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam pengembangan modul adalah angket. Angket yang digunakan terdiri (1) angket validasi ahli media, (2) angket validasi ahli materi, (3) angket validasi ahli lapang, dan (4) angket validasi siswa. Setiap angket memuat komentar atau saran terhadap modul yang sudah dikembangkaan. Data diperoleh dari hasil validasi ahli media, ahli materi, ahli lapangan dan siswa. Modul dianggap valid atau layak apabila hasil validasi ≥ 66%. HASIL 1. Data Kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari skor angket penilaian validator. Validator berjumlah sembilan orang yaitu satu validator ahli media (dosen),satu validator ahli materi (dosen), satu validator ahli lapangan (guru), dan enam siswa SMAN 1 Kepanjen. Validasi oleh ahli media dilakukan pada tanggal 26 Mei 2014 dengan rangkuman analisis hasil validasi ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan hasil validasi oleh ahli media pada Tabel 4.1 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 89,78% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh validator. Validasi oleh ahli materi dilakukan pada 22 Mei 2014 dengan rangkuman analisis hasil validasi ahli materi dapat dilihat pada Tabel 4.2.Hasil validasi oleh ahli materi yang tercantum pada Tabel 4.2 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 82,38% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh validator. Validasi oleh ahli lapangan dilakukan pada tanggal 26 Juni2014 dengan rangkuman analisis hasil validasi ahli lapangan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Berdasarkan hasil validasi oleh ahli lapangan pada Tabel 4.3 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 81,35% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh validator. Penilaian oleh siswa dilakukan pada tanggal 18 Juni2014 dengan rangkuman analisis hasil keterbacaan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4. Hasil validasi oleh siswa yang tercantum pada Tabel 4.4 diketahui bahwa aspek yang dinilai dalam modul ini menunjukkan kriteria sangat valid dengan persentase 89,73% yang berarti tidak perlu revisi dan modul ini dapat dikatakan layak untuk diterapkan dalam pembelajaran, namun tetap dilakukan perbaikan berdasarkan tanggapan, kritik, dan saran yang diberikan oleh siswa. Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Analisis Validasi Ahli Media
No 1 2 3 4 5 6 Rerata
Aspek yang Dinilai Cover Daftar Isi Kata Pengantar Petunjuk Penggunaan Modul Glosarium Kegrafisan
Persentase 95,83 100 75 75
Keterangan Sangat Valid Sangat Valid Valid Valid
100 92,86 89,78
Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Analisis Validasi Ahli Materi
No 1
Aspek yang Dinilai Kesesuaian Materi dengan SK dan KD
2 3 4
Keakuratan Materi Kemutakhiran Materi Kebenaran Konsep
5 6
Keruntutan Pengkajian Materi Kemudahan Materi untuk Dipahami
7 8 9 10 Rerata
Kelengkapan materi Kekontekstualan Materi Keterkinian Materi Keakuratan Referensi
Persentase
Keterangan
90
Sangat Valid
90 93,75 100
Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
75 75
Valid Valid
75 75 75 75 82,38
Valid Valid Valid Valid Sangat Valid
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Analisis Validasi Ahli Lapangan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rerata
Aspek yang Dinilai Cover Daftar Isi Kata Pengantar Petunjuk Penggunaan Modul Glosarium Kegrafisan Kesesuaian Materi dengan SK dan KD Tujuan Pembelajaran Soal Evaluasi
Persentase
Keterangan
75 75
Valid Valid
75 75
Valid Valid
75 82,14
Valid Sangat Valid
75
Valid
100 100 81,35
Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Analisis Keterbacaan Siswa
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rerata
Aspek yang Dinilai
Persentase
Keterangan
Cover Daftar Isi Kata Pengantar Petunjuk Penggunaan Modul Tujuan Pembelajaran Soal Evaluasi Umpan Balik Glosarium
83,33 79,17 95,83 81,94 89,58 93,75 95,83 89,58
Sangat Valid Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
Daftar Pustaka Bahan Penarik Perhatian
95,83 92,5 89,73
Sangat Valid Sangat Valid Sangat Valid
2. Data Kualitatif Data kualitatif berupa kritik, tanggapan, dan saran dari validator dan siswa dapat digunakan sebagai perbaikan. Kritik, tanggapan, dan saran dari ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.5. Kritik, tanggapan, dan saran dari ahli materi dapat dilihat pada Tabel 4.6. Kritik, tanggapan, dan saran dari praktisi pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.7. Kritik, tanggapan, dan saran dari siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.5 Tanggapan, Kritik, dan Saran Ahli Media
No
Bagian/Halaman
1.
Halaman 19
2.
Bagian mencoba
Tanggapan, Kritik, dan Saran Gambar terlalu kecil, kurang jelas Ukuran pot Campuran tanah Banyaknya pupuk Jenis pupuk
Tabel 4.6 Tanggapan, Kritik, dan Saran Ahli Materi
No 1. 2.
Bagian/Halaman
Tanggapan, Kritik, dan Saran
Bagian SK dan KD Halaman 18
Pembuatan Indikator/Tujuan Kalimatnya diganti supaya jelas
Tabel 4.7 Tanggapan, Kritik, dan Saran AhliLapangan
No
Bagian/Halaman
1.
Cover
2.
Petunjuk penggunaan modul
Tanggapan, Kritik, dan Saran Warna judul buku, kemenarikan gambar cukup baik Cukup baik
Tabel 4.8 Tanggapan, Kritik, dan Saran Siswa
No 1 2
3
Bagian/Halaman Cover Petunjuk penggunaan untuk siswa Glosarium
Tanggapan, Kritik, dan Saran Gambar-gambar yang ada di cover diperbesar Dengan adanya petunjuk penggunaan modul siswa lebih mudah mempelajari dan memahami isi modul Sebaiknya kata-kata sulitnya/kata asingnya ditambah
PEMBAHASAN Produk akhir yang dihasilkan berupa modul modul berpendekatan saitifik berorientasi konstruktivisme yang telah direvisi. Modul ini dikembangkan dengan tujuan untuk melayani siswa belajar secara mandiri dalam rangka melaksanakan pembelajaran individu. Revisi dilakukan berdasarkan komentar dan saran dari validator dan siswa. Revisi modul dilakukan pada bagian cover, kegiatan mencoba, indikator, tujuan pembelajaran, kalimat dalam materi, gambar ilustrasi dalam modul dan glosarium. Modul yang dikembangkan secara keseluruhan telah memenuhi komponen modul. Modul berisi tujuan pembelajaran, daftar isi, petunjuk penggunaan, materi, uji kompetensi, rangkuman, umpan balik, glosarium, dan daftar pustaka. Setiap kegiatan belajar memuat serangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. Materi pencemaran air merupakan salah satu materi yang tidak terlalu sulit untuk dipahami. Materi ini dapat diajarkan melalui pendekatan saintifik berorientasi konstruktivisme, karena pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat mengasah ketrampilan proses sains siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kriteria yang digunakan untuk memutuskan bahwa media pembelajaran yang dibuat memiliki derajat validitas yang memadai adalah nilai valid untuk keseluruhan aspek pada media minimal berada dalam kategori “valid”. Jika tidak demikian, maka perlu dilakukan revisi berdasarkan saran para validator atau dengan melihat kembali aspek-aspek yang nilainya kurang, selanjutnya dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kembali demikian seterusnya sampai memenuhi kategori valid (Ramdani & Dini, 2011).
Hasil validasi oleh ahli media menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 89,78%. Hasil validasi oleh ahli materi menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 82,38%. Hasil validasi oleh ahli lapangan menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 81,35%. Hasil validasi oleh siswa menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan layak digunakan dengan revisi pada beberapa bagian, yaitu dengan persentase 89,73%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil paparan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa modul pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup dengan Pendekatan Saintifik Berorientasi Konstruktivisme untuk Siswa SMAN 1 Kepanjen Kelas XI memiliki kriteria sangat valid dengan rata-rata persentase validitas sebesar 85,81%. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan bagi penelitian lain yaitu: 1. Pengembangan modul dapat dilanjutkan pada tahap Main Field Testing, Operational Product Revision, Operational Field Testing, Final Product Revision,dan Dissemination and Implementation. 2. Modul yang dikembangkan dapat dijadikan acuan bagi guru untuk mengembangkan modul pada materi yang lain.
DAFTAR RUJUKAN Borg, W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research: An Introduction, Fourtth Edition. New York: Longman. Depdiknas.2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembianaan Sekolah Menengah Atas. Menteri lingkungan hidup. 2012. Informasi Mengenai Adiwiyata. (Online), (http://www.menlh.go.id/category/program-unggulan/adiwiyata/), diakses 1 april 2014. Nurhadi, Yasin, A., & Senduk, G. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM PRESS. Permendiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: Badan Standart Nasional Pendidikian. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.69 Tahun 2013 tentang Standar Isi. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Badan Standart Nasional Pendidikan. (Online). (http://muna.staff.stainsalatiga.ac.id/wp-content uploads/sites/65/2013/03/dokumen-kurikulum-2013.pdf), diakses 2 Oktober 2013. Purwanto. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta. PUSTEKKOM Depdiknas.
Ramdani & Dini, I. 2011. Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Mindjet Manager Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Kimia Organik II. (Onlie), Jurnal Chemica,12 (1): 44-53, (http://ojs.unm.ac.id/index.php/chemica/.../pdf), diakses tanggal 1 Juli 2014. Suratsih, Budiwati, Suhandoyo, & Wibowo, Y. 2010. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Potensi Lokal dalam Kerangka Implementasi KTSP SMA di Yogyakarta. (Online), (http://eprints.uny.ac.id/263/), diakses tanggal 5 Maret 2014.