SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012 Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food and Energy Crisis Surabaya, 10 July 2012
PENENTUAN JUMLAH DAN JENIS POTENSI TIMBULAN SAMPAH ELEKTRONIK DARI RUMAH TANGGA DI WILAYAH SURABAYA UTARA TOTAL AMOUNT AND VARIETY DETERMINE OF POTENTIAL ELECTRONIC WASTE FROM HOUSEHOLD IN NORTH SURABAYA Herdayuli * dan Ellina S. Pandebesie ** *
Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP - ITS,
[email protected] ** Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP - ITS,
[email protected]
Abstrak Pengelolaan sampah elektronik di Indonesia hingga saat ini masih mengacu pada PP nomor 18 tahun 1999 dan PP nomor 85 tahun 1999. Belum adanya peraturan yang lebih spesifik mengenai penanganan sampah elektronik dari rumah tangga mengakibatkan belum terkelolanya sampah ini secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi sampah elektronik dari rumah tangga di wilayah Surabaya Utara. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung kepada 150 responden dengan menggunakan kuisioner. Metode yang digunakan untuk pemilihan responden adalah dengan stratified random sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan tiap orang per tahunnya untuk wilayah Surabaya Utara adalah sebesar 3,90 kg/orang.tahun. Potensi timbulan sampah elektronik rumah tangga di wilayah Surabaya Utara untuk tahun 2015 adalah sebesar 2.440 ton/tahun. Barang elektronik yang paling dominan yang dimiliki oleh rumah tangga yang persentasinya lebih dari 50% adalah TV (100%), handphone (100%), kipas angin (100%), rice cooker (97%), setrika (97%), kulkas (87%), DVD/VCD (75%), Mesin cuci (63%), laptop (63%), blender (63%), dispenser (56%) dan air conditioner (55%). Kata kunci: potensi timbulan sampah elektronik, sampah elektronik, stratified random sampling, Surabaya Utara Abstract Electronic waste management in Indonesia still refers to government regulations No 18/1999 and No 85/1999. There is no spesific regulation regarding the electronic waste management from household, so that the electonic waste cannot be managed yet. This research is aimed to know the potential of electronic waste from household in North Surabaya. This research used interview techniques directly to the 150 respondents using the questionnaire. The method used for the selection of respondents is a stratified random sampling. The result from this research shows that potential of electronic waste generated per person per year for North Surabaya is amounted to 3.90 kg / orang.year. Potential of electronic waste from household in North Surabaya in 2015 is 2.400 ton/year. The most dominant electronic equipment owned by the percentage of households over 50% is TV (100%), phone (100%), fan (100%), rice cooker (97%), iron (97%), refrigerator (87%), DVD/VCD (75%), washing machine (63%), laptop (63%), blender (63%), dispensing (56%) and air conditioner (55%). Keywords: potential of electronic waste, electronic waste, stratified random sampling, North Surabaya 1. Pendahuluan Sampah elektronik termasuk ke dalam kategori limbah B3. Sampah elektronik dikelompokkan sebagai limbah berbahaya dari sumber spesifik dengan kode limbah yaitu D219 dengan sumber pencemar yaitu dari manufaktur dan perakitan komponen peralatan ISBN XXXX-XXXX
1
ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY SCIENTIFIC CONFERENCE IX - 2012 Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food and Energy Crisis Surabaya, 10 July 2012
elektronik (Anonim, 1999). Bahan-bahan pembuat dan bekas spare part aneka gadget ini merupakan limbah B3 karena dalam komponen barang elektronik disusun oleh komponen berbahaya yaitu fraksi berupa besi, tembaga, alumunium, emas dan logam berat lainnya yang kadarnya melebihi 60% (Sinha-Khetriwal, dkk ; Widmer dkk., 2005). Meningkatnya penggunaan gadget dan peralatan elektronik yang sudah semakin maju di kalangan masyarakat dunia akan memicu peningkatan jumlah sampah elektronik (Cui dan Zhang, 2008). Sampah elektronik merupakan peralatan elektronik yang tidak dapat digunakan lagi dan dibuang seperti perangkat komputer, handphone yang jumlahnya melimpah dikarenakan waktu pakai yang pendek (Yong Kang dan Schoenung, 2005 ; Robinson, 2009). Sikap masyarakat yang konsumtif terhadap pemakaian barang elektronik mengakibatkan meningkatnya jumlah sampah elektronik yang dihasilkan (Cui dan Zhang, 2008). Sampah elektronik diakui sampah yang paling cepat berkembang di Uni Eropa (EU), dengan perkiraan hingga 20 kg per orang tiap tahunnya dengan estimasi pertumbuhan 16-28% setiap 5 tahun (Darby dan Obara, 2005 ; Ongondo dkk., 2011) dan di Hongkong sebesar 11,5 kg/orang.tahun (Chung dkk., 2011). Secara global, sampah elektronik yang paling banyak dihasilkan berasal dari negara Eropa, seperti Amerika Serikat dan Australia, China, Eropa Timur dan Amerika Latin, yaitu memproduksi sampah elektronik sebesar 20 – 25 juta ton per tahunnya (Robinson, 2009). Apabila keadaan ini terus berlanjut akan dapat dipastikan berapa banyak limbah berbahaya yang dihasilkan dan berpotensi membahayakan kesehatan kesehatan manusia dan lingkungan (Streicher dkk., 2005). Penganganan sampah elektronik di Indonesia hingga belum mendapatkan perlakuan yang spesifik (Widyarsana dkk., 2010). Belum adanya peraturan yang lebih spesifik mengenai penanganan terhadap sampah elektronik dari rumah tanga ini mengakibatkan belum terkelolaany sampah ini secara baik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah potensi timbulan sampah elektronik dari rumah tangga di wilayah Surabaya Utara dan menentukan jenis barang elektronik yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. 2. Metodologi Pemilihan responden adalah dengan menggunakan metode stratified random sampling. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara langsung kepada 150 responden. Untuk mengumpulkan informasi terkait, didapatkan dari data sekunder dan data primer. Data sekunder didapatkan dari dinas terkait seperti BPS Kota Surabaya yaitu berupa jumlah penduduk di wilayah Surabaya Utara. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner. Data yang didapatkan adalah jenis dan jumlah barang elektronik yang dimiliki oleh setiap rumah tangga. Seluruh data yang telah didapatkan kemudian dilakukan perhitungan. Penentuan jumlah sampel apabila jumlah penduduk ≤ 106 jiwa dapat ditentukan dengan menggunakan rumus di bawah ini : (SNI 19 – 3694 – 1994). S
.......................................................................................................................(2.1)
Dimana , S = Jumlah Sampel Cd = Kategori Kota P = Jumlah Penduduk Potensi timbulan sampah elektronik dari rumah tangga ditentukan dengan menggunakan persamaan dari Chung dkk (2011) sebagai berikut: E=
...................................................................................................................................... (2.1)
Dimana: E = Estimasi jumlah sampah elektronik yang dihasilkan (kg/tahun) N = Jumlah unit elektronik yang digunakan (Unit) L = Rata-rata usia pakai tiap barang (tahun) 2 ISBN XXXX-XXXX
SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012 Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food and Energy Crisis Surabaya, 10 July 2012
W = Berat tiap jenis sampah elektronik (kg) 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Jenis dan jumlah Barang Elektronik di Wilayah Surabaya Utara Barang-barang elektronik yang dimiliki oleh setiap rumah di wilayah studi bermacam-macam jenisnya, mulai dari barang elektronik skala besar seperti kulkas, mesin cuci, TV hingga barang elektronik skala kecil seperti blender, magic com, mixer, handphone dan lain sebagainya. Jenis Barang elektronik yang dimiliki oleh setiap rumah berbeda-beda sesuai dengan tingkat ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk 150 kuisioner yang disebar di wilayah studi, didapatkan persentase untuk setiap jenis dan jumlah barang elektronik yang dimiliki oleh masyarakat di Surabaya Utara. Dari penelitian yang dilakukan, jenis dan jumlah barang elektronik yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat dan persentasenya lebih dari 50% adalah barang-barang yang biasa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Persentase Jenis dan Jumlah Barang Elektronik Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat bahwa barang elektronik yang dominan dimiliki masyarakat masyarakat di Surabaya Utara adalah jenis barang elektronik seperti TV (100%), handphone (100%), kipas angin (100%), setrika (97%), magic com (97%), kulkas (87%), DVD/VCD (75%), mesin cuci (63%), laptop (63%), blender (63%), mouse (57%), dan AC (55%) dan lain-lain sebanyak 16%. Jumlah total barang elektronik yang lebih dari 50% ini berjumlah 13 unit. 3.2 Rata-rata Potensi Timbulan Sampah Elektronik Tiap Orang Berdasarkan Kategori Rata-rata potensi sampah elektronik yang dihasilkan tiap orang berdasarkan kategori per tahunnya dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, rata-rata potensi sampah elektronik yang dihasilkan tiap orang berdasarkan kategori jumlahnya berbeda-beda. Hal ini ternyata salah satunya dipengaruhi oleh tingkat ekonomi seseorang. Semakin tinggi pengeluaran seseorang, maka potensi sampah elektronik yang dihasilkan juga akan semakin besar.. Setelah diketahui rata-rata potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan tiap orang berdasarkan kategori, selanjutnya dapat diketahui rata-rata potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan tiap orang untuk wilayah Surabaya Utara. Rata-rata potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan tiap orang per tahunnya di Surabaya Utara adalah sekitar 3,90 kg/orang.tahun. Rata-rata potensi timbulan sampah elektronik di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan negara lain. Rata-rata potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan di Hongkong adalah sebesar 11,5 kg/orang.tahun (Chung dkk., 2011) dan Uni Eropa sekitar 20 kg/orang.tahun. Berdasarkan penelitian, potensi timbulan sampah yang dihasilkan di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan negara Hongkong dan Uni Eropa. Hal ini dikarenakan barang elektronik yang telah rusak diperbaiki kembali ISBN XXXX-XXXX
3
ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY SCIENTIFIC CONFERENCE IX - 2012 Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food and Energy Crisis Surabaya, 10 July 2012
sehingga dapat memperpanjang usia pakai dari barang elektronik tersebut. Setelah diperbaiki, maka barang elektronik tersebut dapat digunakan kembali sesuai fungsinya. Sehingga kegiatan ini dapat mengurangi sampah elektronik yang dihasilkan. Tabel 1 Potensi Timbulan Sampah Elektronik Tiap Orang Jumlah KK
E responden (kg/tahun)
73
127,04
1,74
33
47,32
1,43
141
650,52
4,61
Morokrembangan
115
333,09
2,90
Perak Barat Krembangan Selatan Krembangan Utara
62
274,22
4,42
53
263,15
4,97
49
84,06
1,72
75
422,60
5,63
39
299,93
7,69
Kecamatan
Kelurahan
Kategori
Bulak Banteng Kenjeran
Krembangan
Pabean Cantikan
Tambak Wedi Tanah Kali Kedinding
Perak Utara
Miskin
Sedang
Kaya
Bongkaran
E (kg/ orang. tahun)
E ratarata (kg/orang. tahun) 2,60
4,09
5,01
3.3 Potensi Timbulan Sampah Elektronik Tiap Kelurahan Setelah didapatkan timbulan sampah elektronik tiap orang pertahunnya berdasarkan kategori, kemudian dapat dihitung potensi timbulan sampah elektronik tiap kelurahan. Hasil dari potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan tiap kelurahan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2 Potensi Timbulan sampah Elektronik yang di Hasilkan Tiap Kelurahan
Kecamatan
Kenjeran
Krembangan
Pabean Cantikan
Kelurahan
Jumlah penduduk (jiwa)
E (kg/orang. tahun)
E (kg/tahun)
Bulak Banteng
25.332
1,74
44.084,62
Tambak Wedi
10.645
1,43
15.264,28
Tanah Kali Kedinding
45.295
4,61
208.973,78
Morokrembangan
41.997
2,90
121.641,57
Perak Barat
19.648
4,42
86.901,20
Krembangan Selatan
16.892
4,97
83.870,37
Krembangan Utara
17.536
1,72
30.083,19
Perak Utara
27.716
5,63
156.170,42
Bongkaran
12.673
7,69
97.461,87
3.4 Potensi Timbulan Sampah Elektronik Tahun 2015 Potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan oleh wilayah Surabaya Utara dihitung hingga tahun 2015. Untuk mengetahui potensi yang dihasilkan, maka perlu diketahui jumlah penduduk hingga tahun 2015. Untuk itu perlu dilakukan proyeksi penduduk dengan menggunakan metode geometrik. Setelah dilakukan proyeksi penduduk untuk wilayah Surabaya Utara, kemudian dapat dihitung potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan oleh masyarakat di Surabaya 4
ISBN XXXX-XXXX
SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX - 2012 Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food and Energy Crisis Surabaya, 10 July 2012
Utara. Lebih lengkapnya untuk hasil perhitungan potensi timbulan sampah elektronik di wilayah Surabaya Utara dari tahun 2011 hingga tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Potensi Timbulan Sampah Elektronik di Surabaya Utara
Tahun
Jumlah Penduduk (orang)
2011
589.782
2012
598.511
Rata-rata Timbulan/ orang.tahun
Potensi Timbulan (kg/tahun) 2.300.151,67 2.334.193,91
3,90
2013
607.369
2.368.739,98
2014
616.358
2.403.797,33
2015
625.480
2.439.373,53
Berdasarkan pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa potensi timbulan sampah elektronik mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan tiap tahun jumlah penduduk meningkat sehingga menyebabkan potensi sampah elektronik yang dihasilkan juga meningkat. Jumlah potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan oleh masyarakat di Surabaya Utara pada tahun 2015 adalah sebesar 2.440 ton/tahun. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu: 1. Jumlah potensi timbulan sampah elektronik yang dihasilkan dari rumah tangga rata-rata untuk wilayah Surabaya Utara adalah sebesar 3,90 kg/orang.tahun. Potensi timbulan sampah elektronik untuk tahun 2015 di wilayah Surabaya Utara adalah 2.439.373,53 kg/tahun atau sekitar 2.440 ton/tahun. 2. Jenis barang elektronik yang dominan yang dimiliki oleh masyarakat di wilayah studi dan jumlahnya lebih dari 50% adalah TV (100%), handphone (100%), kipas angin (100%), setrika (97%), magic com (97%), kulkas (87%), DVD/VCD (75%), mesin cuci (63%), laptop (63%), blender (63%), mouse (57%), dan AC (55%) dan lain-lain sebanyak 16%. Jumlah total barang elektronik yang lebih dari 50% ini berjumlah 13 unit. 4.2 Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah rata-rata umur pakai dari setiap jenis barang elektronik berasal dari data lapangan, bukan dari jurnal maupun textbook. Selanjutnya adalah melakukan penelitian di wilayah lain sehingga dapat dilihat perbedaan rata-rata potensi sampah elektronik yang dihasilkan tiap wilayah dengan metode Life Cycle Essessment (LCA). Hal ini dikarenakan sampah elektronik termasuk sampah yang berbahaya sehingga perlu diketahui berapa besarnya kontribusi pencemaran terhadap lingkungan. 5. Daftar Pustaka Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah No. 85 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah No.18 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Jakarta : Presiden Republik Indonesia. Badan Standarisasi Nasional. 1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. SNI 19-3694-1994.
ISBN XXXX-XXXX
5
ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY SCIENTIFIC CONFERENCE IX - 2012 Advances in Agricultural and Municipal Waste Technology to Anticipate Food and Energy Crisis Surabaya, 10 July 2012
Chung, S., Lau, K., dan Zhang, C. 2011. Generation of and control measure for e-waste in Hongkong. Waste Management . 31, 544-554. Cui, J. dan Zhang, L. 2008. Metallurgical recovery of metals from electronic waste : A review. Journal of Hazardouse Materials. 158, 228-256. Darby, L. dan Obara, L. 2005. Household recycling behaviour and attitutes towards the disposal of smalll electrical and electronic equipment. Resource, Conversation and Recycling. 44, 17-35. Ongondo, F.O., Williams, I.D., dan Cherrett, T.J. 2011. How are WEEE doing? A global review of the management of electrical and electronic wastes. Waste Management. 31, 714-730. Robinson, B.H. 2009. E-Waste : An assessment of global production and environmental impacts. Science of the Total Environmment. 408, 183-191. Sinha-Khetriwal, D., Kraeuchi, P., dan Schwaninger, M. 2005. A comparison of electronic waste recycling in switzerland and in India. 25, 492-504. Streicher-Porte, M., Widmer, R., Jain, A., Bader, H.P., Sceidegger, R., dan Kytzia, S. 2005. Key drivers of the e-waste recycling system : Assesing and modelling e-waste processing in the informal sector in delhi. Environmental Impact Assesment. 25, 472-491. Widmer, R., Oswald-Krapf, H., Sinha-Khetriwal, D., Schanellmann, M., dan Boni, H. 2005. Global perspective on e-waste. Environmental Impact Assesment. 25, 436-458. Widyarsana, I.M.W., Winardy, D., Damanhuri, E., dan Padmi, T. 2010. Identifikasi material E-waste komputer dan komponen daur ulangnya di lokasi pengepulan E-waste (Studi kasus : Kota Bandung). Surabaya. Yong Kang, H. dan Schoenung, J.M. 2005. Electronic waste recycling: A review of U.S. Infrastucture and Technology Options. 45, 368-400.
6
ISBN XXXX-XXXX