PENGARUH MODAL SENDIRI, MODAL PINJAMAN, PEMBERIAN KREDIT DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI SEJAHTERA DI KABUPATEN DHARMASRAYA
1
Widya Maharani1, Nora Susanti2, Mona Amelia2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected], ABSTRACT
The type of research used is descriptive and associative research. Implementation of this research was conducted at KPRI Sejahtera located in Koto Baru Subdistrict, Dharmasraya Regency in July 2017. The data used in this research is secondary data in the form of Time Series data of Annual Members Meeting report KPRI Sejahtera from 2006-2015. Data analysis technique used is multiple linear regression analysis method by using Eviews 7. To test the hypothesis used t test technique and F test. The result of research show that (1) own capital have significant effect to SHU KPRI Sejahtera obtained by tcount value 5,511> ttable equal to 2.57. (2) loan capital significantly affect SHU KPRI Sejahtera obtained tcount value of 2,953> ttable of 2.57. (3) the provision of credit has a significant effect on SHU KPRI Sejahtera obtained tcount value of 4.422> ttable of 2.57. (4) number of significant member of SHU KPRI Sejahtera obtained by tcount of 5.085> ttable of 2.57. (5) there is a significant influence between own capital, loan capital, crediting and number of members to the rest of business result (SHU) with value Fcount 10.612> Ftabel 5,192 and significant value 0,000 <α = 0,05. This means Ha is accepted and H0 is rejected. Keywords: Own Capital, Loan Capital, Credit Grant, Total Member, Remaining Result of Business masyarakat dengan melaksanakan
PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara yang terus berkembang sudah semestinya berupaya
untuk
kualitas
dan
meningkatkan daya
saing
kebijakan pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan
di
bidang
perekonomian harus didasarkan pada
perekonomian bangsa agar tidak
demokrasi
ekonomi
yang
semakin tertinggal dengan negara
mengarahkan
bahwa
lain. Pemerintah melakukan upaya-
harus memegang peran aktif dalam
upaya meningkatkan kesejahteraan
kegiatan pembangunan. Maka dari
masyarakat
itu, pemerintah sangat mendorong
Oktober 1973. Tujuan koperasi ini
pertumbuhan
salah
ekonomi
disegala
satunya
adalah
bidang dengan mengambil langkah-
mensejahterakan anggotanya dengan
langkah dan menetapkan berbagai
melihat Sisa Hasil Usaha (SHU).
kebijakan guna menciptakan suasana
Di dalam koperasi tidak dikenal istilah “keuntungan”, karena kegiatan
yang sehat bagi dunia usaha. Salah satu upaya pemerintah
usaha
koperasi
tujuan utamanya
dalam mengambil langkah untuk
bukan mengejar keuntungan semata.
mendorong pertumbuhan ekonomi
Keuntungan di dalam koperasi biasa
adalah adanya koperasi. Koperasi
disebut dengan istilah “Sisa Hasil
merupakan wadah ekonomi yang
Usaha (SHU)”. Berdasarkan UU
mampu bertahan di tengah-tengah
No.17 Tahun 2012 Pasal 1 ” Sisa
situasi perekonomian di Indonesia.
Hasil Usaha merupakan surplus hasil
Undang-Undang Perkoperasian
usaha atau defisit hasil usaha atau
No.17 tahun 2012 menyebutkan
pendapatan
bahwa koperasi adalah badan usaha
tahun
yang
pengeluaran atas berbagai beban
didirikan
oleh
orang
perseorangan atau badan hukum koperasi,
dengan
koperasi
setelah
dalam
dikurangi
satu
dengan
usaha”.
pemisahan
Dalam setiap tahunnya SHU
kekayaan para anggotanya sebagai
yang diperoleh koperasi disisihkan
modal untuk menjalankan usaha,
dan
memenuhi aspirasi dan kebutuhan
cadangan koperasi, jasa anggota,
bersama dibidang ekonomi, sosial
dana pengurus, dana pegawai, dana
dan budaya sesuai dengan nilai dan
pendidikan, dana sosial dan dana
prinsip koperasi.
pembangunan daerah kerja. Adapun
dibagi
untuk
keperluan:
Salah satu koperasi yang berdiri
cara dan besarnya penyisihan SHU
lama yaitu KPRI Sejahtera yang
ditetapkan dalam Rapat Anggota
berada di Kabupaten Dharmasraya.
Tahunan
KPRI ini berdiri dari tahun 1973.
koperasi.
Koperasi ini resmi di sahkan oleh badan
hukum
pada
tanggal
16
(RAT)
masing-masing
Jumlah SHU yang diperoleh
dalam setiap tahunnya tentu akan
secara teratur serta kecenderungan
memperkuat struktur keuangan pada
meningkat merupakan faktor yang
koperasi tersebut. Perolehan SHU
sangat penting yang perlu mendapat
yang besar setiap tahun dapat juga
perhatian dalam menilai keuntungan
sebagai pertanda bahwa koperasi
suatu koperasi. Semakin besar Sisa
yang bersangkutan telah dikelola dan
Hasil Usaha (SHU) yang diperoleh
berkembang dengan sangat baik.
koperasi
meningkatkan
Ditinjau dari laporan Sisa Hasil
kesejahteraan para anggotanya dan
Usaha (SHU) yang diperoleh KPRI
masyarakat pada umumnya. Oleh
Sejahtera,
sebab itu, apabila suatu koperasi
mengalami fluktuasi terlihat pada
dapat meningkatkan perolehan SHU
Tabel di bawah ini :
akan
perkembangan
SHU
Tabel 1. Informasi Data tentang Modal Sendiri, Modal Pinjaman, Pemberian Kredit dan Jumlah Anggota serta Sisa Hasil Usaha (SHU) KPRI Sejahtera pada Tahun 2007-2015
Tahun
Modal
Modal
Pemberian
Jumlah
Sendiri
Pinjaman
Kredit
Anggota
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Orang)
SHU (Rp)
2006
769.001.623
69.445.000
886.647.541
446
67.255.912
2007
898.364.377
6.113.000
776.050.035
475
73.989.688
2008
1.041.787.421
578.759.140
1.509.982.600
445
78.677.807
2009
1.186.959.928
264.734.500
1.013.656.600
390
98.725.562
2010
1.375.795.458
13.758.253
1.003.311.900
396
137.687.187
2011
1.459.407.244
10.758.253
1.112.525.580
415
108.212.116
2012
1.576.523.914
225.851.882
1.655.433.000
410
113.412.879
2013
1.541.261.079
376.769.834
2.125.440.000
434
96.041.162
2014
1.430.580.186
287.687.786
2.016.158.664
365
21.468.021
2015
1.137.524.714
176.547.578
1.317.988.000
373
27.220.268
Sumber : Laporan RAT KPRI Sejahtera Tahun 2007-2015(diolah)
Berdasarkan
Tabel
1.
mensejahterakan
anggota
adalah
Perkembangan Sisa Hasil Usaha di
dengan peningkatan SHU setiap
atas, menunjukkan bahwa jumlah
tahunnya, sehingga dalam pembagian
SHU mengalami fluktuasi. SHU
SHU kepada anggota nantinya akan
mengalami peningkatan drastis pada
sesuai dengan kontribusi anggota.
tahun 2010 dan 2012, tetapi juga
Modal sendiri pada tahun 2006-
mengalami penurunan drastis pada
2012 mengalami peningkatan, namun
tahun 2014. Naik turunnya jumlah
pada
SHU setiap tahunnya juga akan
mengalami penurunan. Pada tahun
mempengaruhi lancar atau tidaknya
2015 modal sendiri mengalami lebih
usaha koperasi nantinya. Apabila
besar dibandingkan pada tahun 2014,
SHU
tahunnya
sedangkan SHU yang diperoleh pada
maka
tahun 2015 lebih besar dibandingkan
koperasi tersebut memperoleh laba,
dengan tahun 2014. Hal ini tidak
tetapi fenomena yang terjadi SHU
diharapkan oleh pihak koperasi serta
koperasi mengalami fluktuasi atau
tidak sesuai dengan teori Sitio &
naik turun, sehingga menyebabkan
Tamba (2001:87), yaitu “semakin
koperasi mengalami kerugian pada
besar transaksi usaha dan modal
tahun 2014. Tentunya hal ini tidak
anggota
diharapkan oleh pihak koperasi,
semakin besar SHU yang akan
sebab fenomena yang terjadi tidak
diterima”. Sedangkan fenomena yang
sesuai dengan salah satu tujuan
terjadi
koperasi menurut Pasal 5 UU No.
sendiri menyebabkan naiknya SHU
17/2012, yaitu untuk mmeningkatkan
koperasi.
koperasi
mengalami
kesejahteraan
setiap
peningkatan,
dalam
2013-2015
koperasi,
yaitu menurunnya
justru
maka
modal
pada
Modal pinjaman koperasi juga
khususnya dan masyarakat pada
mengalami fluktuasi, terlihat setiap
umumnya, sekaligus sebagai bagian
tahunnya
yang tidak terpisahkan dari tatanan
pinjaman tidak menentu, terkadang
perekonomian
yang
naik dan bahkan juga turun. Pada
berkeadilan.
tahun 2007 modal pinjaman lebih
Sedangkan salah satu cara untuk
kecil dibandingkan dengan tahun
demokratis
anggota
tahun
nasional dan
perkembangan
modal
2006, sedangkan Sisa Hasil Usaha
mengalami
yang diperoleh pada tahun 2007
sedangkan Sisa Hasil Usaha yang
lebih besar dibandingkan tahun 2006.
diperoleh
Begitu pula pada tahun 2010 modal
mengalami peningkatan drastis. Jadi,
pinjaman
penurunan
fenomena ini tidak sesuai dengan
drastis sebanyak Rp 13.758.253,-
teori Kasmir (2013:257) “Semakin
sedangkan Sisa Hasil Usaha yang
banyak
diperoleh justru meningkat secara
memperbesar keuntungan koperasi”.
drastis. Hal ini tidak sesuai dengan
Artinya, semakin tinggi pemberian
teori
kredit maka akan semakin tinggi pula
mengalami
Pachta
(2005:84)
bahwa
penurunan
tahun
uang
drastis,
2007
yang
justru
disalurkan
“semakin besar modal pinjaman yang
pendapatannya,
diperoleh, semakin besar pula unit
mempengaruhi
usaha yang dikembangkan oleh suatu
fenomena yang terjadi tidak sesuai
koperasi
dapat
dengan teori yang ada, melainkan
usaha
berkurangnya
sehingga
meningkatkan
sisa
hasil
koperasi”.
kepada
Jika
kita
lihat
dari
perkembangan modal sendiri dan
sehingga SHU.
akan
Sedangkan
pemberian
kredit
anggota
menyebabkan
koperasi
menurunnya
SHU
yang diperoleh.
modal pinjaman, pada tahun 2010
Pada jumlah anggota terlihat
mengalami penurunan drastis, tetapi
mengalami fluktuasi, dimana anggota
tidak
koperasi
tahu
kenapa
pada
SHU
justru
menentu naik ataupun turunnya. Hal
mengalami peningkatan. Hal ini juga
ini tidak sesuai dengan teori Baswir
terlihat
(2000:83),
yaitu
“semakin
menggambarkan bahwa pada tahun
berkembang
koperasi
biasanya
2007
kepada
semakin banyak jumlah anggotanya
anggota lebih kecil dibandingkan
dan semakin banyak pula jumlah
tahun 2006, sedangkan SHU yang
anggota masyarakat terlayani”.
perkembangan
pada
pemberian
pemberian
kredit
kredit
diperoleh pada tahun 2007 lebih
Ada
setiap
banyak
tahunnya
faktor
tidak
yang
besar dibandingkan tahun 2006. pada
mempengaruhi SHU, menurut Pachta
tahun
(2005:56)
2010
pemberian
kredit
faktor-faktor
yang
mempengaruhi SHU terdiri dari 2
anggota
faktor, yaitu faktor dari dalam dan
sebaliknya, semakin kecil modal
faktor dari luar. Faktor dari dalam
anggota maka akan semakin kecil
terdiri
pula SHU atau laba yang akan
dari:
jumlah
partisipasi
modal
anggota,
sendiri,
kinerja
pengurus, jumlah unit usaha yang
koperasi.
Begitupun
diterima oleh anggota koperasi. Dengan
adanya
modal
dari
dimilki, kinerja manejer, dan kinerja
anggota,
maka
koperasi
dapat
karyawan.
berjalan
dengan
lancar
untuk
Sedangkan faktor dari luar terdiri
menjalankan berbagai usahanya guna
dari: modal pinjaman dari luar, para
mendapatkan laba atau SHU. Modal
konsumen dari luar selain anggota
ini merupakan investasi anggota
koperasi,
pemerintah.
yang nanti dapat dipinjamkan oleh
Berdasarkan penelitian Iramani dan
anggota itu sendiri sesuai dengan
Kristijadi
&
kebutuhannya masing-masing, dan
Yolamalinda, 2014:9) faktor-faktor
harus dikembalikan sesuai dengan
yang mempengaruhi SHU, yaitu:
kewenangan pihak koperasi yang
jumlah anggota koperasi, volume
meminjamkannya.
dan
(dalam
Ariesta
usaha, jumlah simpanan, jumlah
Selain faktor modal sendiri,
hutang. Jadi, penulis menduga bahwa
modal pinjaman juga berpengaruh
modal sendiri, modal
terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU).
pinjaman,
pemberian kredit (pinjaman) dan
Menurut
jumlah anggota merupakan faktor
menyatakan bahwa Sisa Hasil Usaha
yang mempengaruhi SHU di KPRI
(SHU) dipengaruhi oleh dua faktor
Sejahtera.
yakni faktor dalam dan faktor luar,
Jumlah
dimana faktor luar salah satunya
dihimpun anggota dalam koperasi
terdiri dari modal pinjaman dari luar
akan berpengaruh terhadap jumlah
yang diperoleh koperasi tersebut.
SHU
oleh
Semakin besar modal pinjaman yang
anggota, karena semakin besar modal
diperoleh, maka semakin besar pula
anggota maka akan semakin besar
unit usaha yang dikembangkan oleh
SHU
suatu
yang
akan
akan
sendiri
(2005:56)
yang
yang
modal
Pachta
diterima
diterima
oleh
koperasi
sehingga
dapat
meningkatkan
sisa
hasil
usaha
koperasi.
sukarela,
sedangkan
sebagai pengguna jasa dapat mereka
Koperasi bekerja hanya pada satu
simpanan
lapangan
yaitu
dalam memanfaatkan jasa yang ada
menyimpan uang, menyediakan, dan
pada koperasi. Kekuatan koperasi
mengusahakan pinjaman atau kredit
terletak pada banyaknya anggota dan
bagi anggota-anggotanya. Harapan
kemampuan mereka untu memikul
setiap
adalah
kewajiban dan melaksanakan hak
memperoleh keuntungan. Hal ini
sebagai anggota. Semakin banyak
sesuai
anggota
usaha
dengan
usaha,
lakukan dengan cara berperan aktif
koperasi
teori
Kasmir
yang
mampu
memikul
(2013:257) bahwa “Semakin banyak
kewajiban
uang yang disalurkan memperbesar
haknya, maka semakin besar pula
keuntungan koperasi”. Jadi, selain
kesempatan
modal sendiri dan modal pinjaman,
berkembang.
pemberian kredit juga mempengaruhi
dan
melaksanakan
koperasi
itu
untuk
Apabila anggota koperasi secara
SHU, sebab semakin banyak pihak
bersama-sama
koperasi
kewajiban dan melaksanakan haknya
memberikan
pinjaman
kepada para anggotanya, maka akan
sebagai
memperoleh keuntungan bagi pihak
koperasi
koperasi.
berkembang dengan baik. Hal ini
Anggota koperasi mempunyai
anggota
menjalankan
koperasi,
tentu
mampu
juga
tersebut
akan menguntungkan anggota itu s
peranan yang berbeda dengan badan
endiri
usaha
Ikatan
kenaikan perolehan SHU koperasi.
Akuntansi Indonesia (PSAK No.27)
Hal tersebut menjelaskan bahwa
“Anggota koperasi memiliki identitas
jumlah
ganda, yaitu sebagai pemilik dan
terhadap SHU.
lainnya.
Menurut
pengguna jasa koperasi”. Sebagai
Dari
terutama
dengan
anggota
uraian
adanya
berpengaruh
di
atas
dapat
pemilik adalah anggota koperasi
disimpulkan bahwa modal sendiri,
menyetorkan modal pada koperasi
modal pinjaman, pemberian kredit
berupa simpanan, baik simpanan
dan jumlah anggota berpengaruh
pokok, simpanan wajib, maupun
terhadap SHU. Semakin besar modal
sendiri, yang disetor diharapkan
Teknik pengumpulan data yang
koperasi dapat memperoleh SHU
digunakan
dalam
penelitian
yang besar, semakin besar kredit
adalah teknik dokumentasi. Menurut
yang diberikan koperasi maka akan
Arikunto (2010:201) dokumentasi
semakin besar pula SHU yang
adalah barang-barang tertulis berupa
diterima koperasi tersebut, begitu
buku-buku,
juga halnya bila jumlah anggota
peraturan-peraturan, notulen rapat,
meningkat apalagi diiringi dengan
catatan harian dan sebagainya.
majalah,
ini
dokumen,
peran aktif anggota tersebut akan lebih
memperkokoh
kedudukan
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
Analisis Regresi Linier Berganda
koperasi.
Berdasarkan hasil olahan data, METODE PENELITIAN Jenis
diperoleh persamaan regresi linear
penelitian
ini
menggunakan penelitian deskriptif dan asosiatif.
Menurut
berganda : Y= -50,467 + 3,841X1 + 0,304X2 –
Arikunto
2,774X3 + 6,773X4
(2010:3) penelitian deskriptif adalah
Dari model persamaan regresi
penelitian yang dimaksudkan untuk
linear
berganda
menyelidiki keadaan, kondisi, atau
diketahui bahwa:
hal-hal lain terhadap suatu objek atau
1.
di
atas
dapat
Nilai konstan sebesar -50,467
wilayah yang diteliti. Sedangkan
berarti tanpa adanya pengaruh
penelitian
menurut
dari variabel bebas maka nilai
Sugiyono (2011:11) adalah suatu
variabel terikat nilainya hanya
penelitian
untuk
sebesar -50,467. Hal ini berarti
ataupun
bahwa apabila variabel bebas
mengetahui
asosiatif
yang
bertujuan
pengaruh
hubungan antara dua variabel atau
nilainya
lebih.
variabel SHU (Y) hanya sebesar
Penelitian ini telah dilaksanakan pada 15 Juli 2017 dilakukan di KPRI
konstan maka
nilai
-50,467. 2.
Koefisien regresi modal sendiri
Sejahtera yang berada di Kecamatan
(X1)
sebesar
3,841
yang
Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.
bertanda positif. Hal ini berarti
adanya pengaruh positif modal
nilai variabel SHU sebesar -2774
sendiri terhadap SHU, apabila
dalam setiap satuannya. Dengan
nilai
asumsi
variabel
modal
sendiri
meningkat sebesar satu satuan
mengalami
maka akan meningkatkan nilai
konstan.
variabel SHU sebesar 3,841
Koefisien
tidak
perubahan
atau
regresi
jumlah
anggota (X4) sebesar 6,773 yang
asumsi
bertanda positif. Hal ini berarti
variabel
lain
tidak
perubahan
atau
konstan.
adanya
pengaruh
positif
pemberian kredit terhadap SHU,
Koefisien
regresi
modal
apabila nilai variabel pemberian
pinjaman (X2) sebesar 0,304
kredit meningkat sebesar satu
yang bertanda positif. Hal ini
satuan maka akan meningkatkan
berarti adanya pengaruh positif
nilai variabel SHU sebesar 6,773
modal pinjaman terhadap SHU,
dalam setiap satuannya. Dengan
apabila nilai variabel modal
asumsi
pinjaman meningkat sebesar satu
mengalami
satuan maka akan meningkatkan
konstan.
nilai variabel SHU sebesar 0,304 dalam setiap satuannya. Dengan asumsi
variabel
mengalami
lain
tidak
perubahan
atau
konstan. 4.
5.
lain
dalam setiap satuannya. Dengan
mengalami
3.
variabel
Koefisien
regresi
pemberian
kredit (X3) sebesar -2.774 yang bertanda negatif. Hal ini berarti adanya
pengaruh
negatif
pemberian kredit terhadap SHU, apabila nilai variabel pemberian kredit meningkat sebesar satu satuan maka akan menurunkan
variabel
lain
tidak
perubahan
atau
Koefisien Determinasi (R2) Berdasarkan hasil olahan data dengan bantuan Eviews 7 maka diperoleh
hasil
nilai
R
Square
sebesar 0,89 yang artinya 89 % perubahan pada variabel dependen (SHU) dapat dijelaskan oleh variabel independen (modal sendiri, modal pinjaman,
pemberian
kredit
dan
jumlah anggota). Sedangkan sisanya sebesar 11 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak termasuk
anggota
termasuk
simpanan
dalam penelitian ini.
pokok dan simpanan wajib) dan transaksi anggota terhadap
Hasil Uji Hipotesis
pembentukan
Hasil Uji t
koperasi.
Pengaruh masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi Sisa Hasil Usaha adalah : a.
yang signifikan antara modal sendiri (X1) terhadap Sisa Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Dimana nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 3,841 dan nilai thitung sebesar 5,511 > ttabel sebesar 2,57 dengan nilai signifikan <
0,05,
berarti
Ha
diterima dan H0 ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan
secara
parsial antara modal sendiri terhadap SHU KPRI Sejahtera. Hal
ini
b. Hipotesis 2, terdapat pengaruh yang signifikan antara modal pinjaman (X2) terhadap Sisa
Hipotesis 1, terdapat pengaruh
0,002
pendapatan
berarti
semakin
bertambah modal sendiri akan semakin bertambah SHU. Hasil ini sesuai dengan teori Sitio & Tamba (2001:87) jumlah SHU yang akan diterima anggota akan berbeda tergantung pada partisipasi modal (simpanan
Hasil Usaha KPRI Sejahtera (Y). Dimana nilai ini signifikan karena diperoleh nilai koefisien sebesar 0,304 dan nilai thitung sebesar 2,953 > ttabel sebesar 2,57 dengan nilai signifikan 0,031
<
0,05,
berarti
Ha
diterima dan H0 ditolak. Jadi, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan
secara
parsial antara modal pinjaman terhadap SHU KPRI Sejahtera. Hal
ini
bertambah
berarti
semakin
modal
pinjaman
akan semakin bertambah SHU. Hasil ini sesuai dengan teori Pachta (2005:84) menyatakan bahwa semakin besar modal pinjaman yang diperoleh, maka semakin besar pula unit usaha yang dikembangkan oleh suatu koperasi
sehingga
dapat
meningkatkan sisa hasil usaha
yang
koperasi.
berkurangya SHU.
c. Hipotesis 3, terdapat pengaruh yang
signifikan
dapat
mempengaruhi
d. Hipotesis 4, terdapat pengaruh
antara
yang signifikan antara jumlah
pemberian kredit (X3) terhadap
anggota (X4) terhadap Sisa
Sisa
Hasil Usaha KPRI Sejahtera
Hasil
Usaha
KPRI
Sejahtera (Y). Dimana, nilai ini
(Y).
signifikan
signifikan
karena
diperoleh
Dimana,
nilai
karena
ini
diperoleh
nilai koefisien sebesar -2,774
nilai koefisien sebesar 6,773
dan nilai thitung sebesar 4,422
dan nilai thitung sebesar 5,085 >
> ttabel sebesar 2,57 dengan nilai
ttabel sebesar 2,57 dengan nilai
signifikan 0,006 < 0,05, berarti
signifikan 0,031 < 0,05, berarti
Ha diterima dan H0 ditolak.
Ha diterima dan H0 ditolak.
Jadi, dapat dikatakan bahwa
Jadi, dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh signifikan
terdapat pengaruh signifikan
secara parsial antara pemberian
secara parsial antara jumlah
kredit terhadap SHU KPRI
anggota terhadap SHU KPRI
Sejahtera.
Sejahtera.
Hal
ini
berarti
Hal
ini
berarti
bertambah
jumlah
semakin bertambah pemberian
semakin
kredit akan semakin berkurang
anggota
akan
SHU. Hasil ini sesuai dengan
bertambah
SHU.
teori
sesuai dengan teori Baswir
Rusmana,
Bagia
Yudiaatmaja menyatakan
bahwa
&
“semakin
bahwa
berkembang koperasi biasanya
kredit
anggotanya
dalam
ini
(2000:83)
semakin
kesulitan
Hasil
(2014)
kredit bermasalah merupakan yang
semakin
mengalami pelunasan
akibat adanya kesengajaan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kreditur seperti kondisi ekonomi yang buruk
banyak dan
jumlah semakin
banyak pula jumlah anggota masyarakat terlayani”.
meningkatkan SHU sebesar Rp
Hasil Uji F Dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan
3.841 dengan asumsi variabel
program
lain tidak ada perubahan atau
eviews 7 dapat dilihat pada Tabel di
tetap. Sedangkan nilai thitung
atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung
sebesar 5,511 > ttabel sebesar
10,612 > Ftabel 5,192 dan nilai
2,7764 dengan nilai signifikan
signifikan 0,000 <
= 0,05. Hal ini
0,002 < 0,05 berarti Ha diterima
berarti H0 ditolak dan Ha diterima.
dan H0 ditolak. Jadi, semakin
Dengan demikian dapat dikatakan
bertambah modal sendiri akan
bahwa
semakin bertambah SHU.
terdapat
signifikan
pengaruh
antara
modal
yang sendiri,
2.
Terdapat pengaruh signifikan
modal pinjaman, pemberian kredit
antara modal pinjaman (X2)
dan jumlah anggota terhadap Sisa
terhadap Sisa
Hasil
KPRI Sejahtera (Y). Hal ini
Usaha
(SHU).
Artinya,
Hasil
semakin tinggi modal sendiri, modal
ditunjukkan
pinjaman,
sebesar 0,304 artinya, apabila
pemberian
kredit
dan
nilai
Usaha
pinjaman
koefisien
jumlah anggota maka akan semakin
modal
meningkat
tinggi SHU.
sebesar Rp 1 maka SHU juga akan meningkat sebesar Rp
KESIMPULAN
304 dengan asumsi variabel
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dapat
lain tidak ada perubahan atau
disimpulkan
tetap. Sedangkan nilai thitung
bahwa : 1.
sebesar 2,953 > ttabel sebesar
Terdapat pengaruh signifikan antara
modal
terhadap Sisa
sendiri Hasil
2,7764 dengan nilai signifikan
(X1)
0,031
Usaha
nilai
koefisien
sebesar 3,841 artinya, apabila modal
sendiri
meningkat
sebesar Rp 1 maka
akan
0,05,
berarti
Ha
diterima dan H0 ditolak. Jadi,
KPRI Sejahtera (Y). Hal ini ditunjukkan
<
semakin
bertambah
pinjaman
akan
modal semakin
bertambah SHU. 3.
Terdapat pengaruh signifikan antara pemberian kredit (X3)
terhadap Sisa
Hasil
Usaha
KPRI Sejahtera (Y). Hal ini
ditolak.
Jadi,
semakin
ditunjukkan
bertambah
jumlah
anggota
sebesar
nilai
koefisien
-2,774
artinya,
pemberian kredit meningkat sebesar Rp 1 maka
4.
0,05 berarti Ha diterima dan H0
akan
akan semakin bertambah SHU . 5.
Terdapat
pengaruh
yang
signifikan antara modal sendiri,
menurunkan SHU sebesar Rp
modal
2.774 dengan asumsi variabel
kredit dan jumlah anggota
lain tidak ada perubahan atau
secara bersama-sama terhadap
tetap. Sedangkan nilai thitung
SHU KPRI Sejahtera. Hal ini
sebesar
ditunjukkan nilai Fhitung 10,612
4,422 > ttabel sebesar
pinjaman, pemberian
2,7764 dengan nilai signifikan
>
0,006 < 0,05 berarti Ha diterima
signifikan 0,000 <
dan H0 ditolak. Jadi, semakin
Selain itu, berdasarkan hasil
bertambah pemberian kredit
analisis koefisien determinasi
akan semakin berkurang SHU.
(R2) diperoleh nilai R Square
Terdapat pengaruh signifikan
sebesar 0,89 yang artinya 89 %
antara jumlah anggota (X4)
perubahan
pada
terhadap Sisa
Usaha
dependen
(SHU)
KPRI Sejahtera (Y). Hal ini
dijelaskan
oleh
variabel
ditunjukkan
independen
(modal
sendiri,
Hasil
nilai
koefisien
Ftabel
5,192
dan
nilai
= 0,05.
variabel dapat
sebesar 6,773 artinya, apabila
modal
jumlah
meningkat
kredit dan jumlah anggota).
sebanyak 1 orang maka SHU
Sedangkan sisanya sebesar 11
juga akan meningkat sebanyak
% dipengaruhi oleh variabel
6.773 orang dengan asumsi
lain yang tidak termasuk dalam
variabel
ada
penelitian ini. Hal ini berarti
tetap.
bahwa semakin tinggi modal
anggota
perubahan
lain
tidak atau
pinjaman, pemberian
Sedangkan nilai thitung sebesar
sendiri,
5,085 > ttabel sebesar 2,7764
pemberian kredit dan jumlah
dengan nilai signifikan 0,031 <
modal
pinjaman,
anggota akan semakin tinggi pula Sisa Hasil Usaha (SHU). DAFTAR PUSTAKA Ariesta, Ferline & Yolamalinda. (2014). Pengaruh Jumlah Anggota Dan Simpanan Anggota Terhadap Peningkatan Sisa Hasil Usaha ( Shu ) Pada Pkp-Ri Propinsi Sumatera Barat. Economic and Economic Education, 2(2). Arifin Sitio, & Haloman Tamba. (2001). Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Arikunto, S. (2010). prosedur penelitian suatu pendekatan praktik-revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Kasmir. (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali. Revrison Baswir. (2000). Koperasi Indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Rusmana, I Made Agus, Bagia, I Wayan & Yudiaatmaja, Fridayana. (2014). Pengaruh Pertumbuhan Kredit Bermasalah dan Simpanan Anggota Koperasi Terhadap SHU pada Koperasi Simpan Pinjam. Manajemen, 2(1). Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
W Andjar Pachta, dkk. (2005). Hukum Koperasi Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Group.