STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN MADIUN (Studi pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun dan Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun) Robby Firmansyah, Ratih Nur Pratiwi, Riyanto Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang E-mail:
[email protected]
Abstract: Local Government Strategy for The Empowerment of Micro, Small and Medium Enterprises at Madiun District (Study of Cooperative, Industry, Trade and Tourism Official of Madiun District and Brem Industry Center at Kaliabu Village, Mejayan Subdistrict, Madiun District). In pursuance of the effect of Local Autonomy Act of 2004, the local government has function to optimize potentials they have. Madiun District then also has discretion to manage the local potentials. One of these potentials is brem industry in Kaliabu Village, , Madiun District. Brem represents a leading commodity of Madiun District. Kaliabu Village is the brem industry center in Madiun. The objective of research is to describe and to analyze the strategy used by the government of Madiun District to empower Micro, Small and Medium Enterprises (MSME), especially at Brem Industry Center in Kaliabu Village, Madiun District. The research type is descriptive with qualitative approach. The result of research indicates that the Cooperative, Industry, Trade and Tourism Official (Diskoperindagpar) of Madiun District has implemented some strategies for the empowerment of MSME at Brem Industry Center in Kaliabu Village, Madiun District. The strategies considered by Diskoperindagpar of Madiun District including (1) The strategy of financial capability improvement, (2) Marketing development, (3) Human resource development, and (4) The strategy of management and control. Keywords: local government, empowerment, micro small and medium enterprises Abstrak: Strategi Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Madiun (Studi Pada Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun dan Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun). Seiring dengan disahkan Undang-Undang Otonomi Daerah Tahun 2004, pemerintah daerah mempunyai fungsi untuk mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya. Kabupaten Madiun memiliki kewenangan dalam mengelola potensi derahnya. Salah satunya pemberdayaan Industri Brem Di Desa Kaliabu Kabuapten Madiun. Karena brem merupakan produk unggulan dari Kabupaten Madiun dan Desa Kaliabu sendiri merupakan pusat sentra industri brem yang ada di Kabupaten Madiun. Penelitian ini ingin mendiskripsikan dan Menganalisis strategi pemerintah Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya Di Sentra Industri Brem Desa Kabupaten Madiun. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata (Diskoperindagpar) Kabupaten Madiun telah melaksanakan strategi-strategi dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun. Strategi-strategi yang pernah dilakukan oleh Diskoperindagpar Kabupaten Madiun, antara lain: 1) Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial, 2) Pengembangan Pemasaran, 3) Pengembangan Sumber Daya Manusia, 4) Strategi pengaturan dan pengendalian. Kata kunci: pemerintah daerah, pemberdayaan, usaha mikro kecil dan menengah
Pendahuluan Otonomi daerah berdasarkan UndangUndang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah telah membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta dalam hubungan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Otonomi daerah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi daerah untuk mengoptimalkan segala potensi terbaiknya, karena setiap daerah pasti memiliki satu atau beberapa keunggulan tertentu.
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 154
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah di era otonomi daerah adalah dengan cara mamaksimalkan peran serta masyarakat dan melaksanakan pemberdayaan masyarakat. Menurut Sumodoningrat (2004, dikutip dari Mardikanto dan Soebianto, 2012, h. 32) menyatakan bahwa dalam dunia bisnis, pemberdayaan merupakan upaya pemberian kesempatan dan atau memfasilitasi kelompok miskin agar mereka memiliki modal, teknologi, informasi, jaminan pemasaran,dll. Mengacu pada hal tersebut dalam menentukan arah pembangunan dan secara praktis menunjuk pada upaya-upaya memberdayakan sektor Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang notabene pelakunya mayoritas adalah rakyat yang kurang dalam pengaksesan permodalan dan pengusaan pasar. Brem merupakan produk unggulan di Kabupatan Madiun. Industri brem kabupaten Madiun terpusat di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Industri brem di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun terdapat 54 unit yang terdiri dari 24 Usaha Mikro, 27 Usaha Kecil dan 3 Usaha Menengah. Dimana UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu dapat menyerap 207 tenaga kerja. Dari 54 UMKM yang ada, dalam mengembangkan usahanya masih memiliki beberapa kendala-kendala yang menyebabkan hasil produksinya kurang mksimal. Beberapa kendala yang dihadapi oleh pengusaha brem di Sentra Industri Brem Desa Kalaibu antara lain minimnya mendapatkan akses permodalan, akses pemasaran, lemahnya manjemen usaha dan jiwa kewirausahaan yang masih kurang. Serta masih banyak pengusaha brem yang belum memiliki ijin usaha perdagangan Pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu dilaksanakan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata (Diskoperindagpar) Kabupaten Madiun. Penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut mengenai strategi pemerintah Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah khususnya Di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Kaliabu Kabupaten Madiun? (2) Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam strategi pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun?
Tinjauan Pustaka 1. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Bedasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagai berikut: a. Dalam pasal 1 ayat 1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Dalam pasal 1 ayat 2 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang ini. c. Dalam pasal 1 ayat 3 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah dimaksud dalam pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga pendidikan dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap usaha mikro, kecil dan menengah sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pemberdayaan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat dilakukan dalam bentuk: a. pembinaan dan pendataan organisasi kelompok; b. pembinaan manajemen keuangan; c. pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis;
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 155
d. e. f. g. h.
perkuatan Permodalan; magang; pemasaran Produk; fasilitas kemitraan; fasilitasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI); i. pemantauan dan evaluasi perkembangan. 3. Peran Pemerintah Dalam Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pemerintah memiliki peran penting dalam pemberdayaan UMKM. Sjaifudin (1995, h. 66) menyatakan beberapa strategi pemberdayaan Industri Kecil antara lain: a. Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial Berkembangnya beberapa model penguatan finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini menunjukkan telah semakin menguatnya komitmen pemerintah, upaya pemerintah tersebut terwujud dengan membantu pengembangan usaha kecil melalui “pemberian modal sementara”. b. Pengembangan Pemasaran Pada era pasar bebas dimana dunia menjadi tanpa batas terdapat penyatuan pasar domestik dengan pasar internasional. Hal ini merupakan peluang, tantangan dan sekaligus ancaman bagi pengusaha kecil. Maka dari itu terdapat 2 cara dalam strategi pengembangan pemasaran, yaitu: 1) Meningkatkan Akses Usaha Kecil Kepada Pasar Caranya adalah menciptakan pola hubungan produksi subkontrak dan promosi yang berkaitan dengan pola subkontrak yang lebih diprioritaskan bagi usaha-usaha indusri secara vertikal. Pola yang subkontrak memberikan manfaat positif bagi pengusaha kecil karena secara ekonomi usaha kecil menjadi subkontraktor memperoleh jaminan pasar dan kontinuitas produksi. 2) Proteksi Pasar Bentuk produksi dalam hal ini melalui konsumsi sekitar 10% dari total anggaran pemerintah digunakan untuk mengkonsumsi produk-produk badan usaha kecil. c. Pengembangan Sumber Daya Manusia Diharapkan dapat terjadi melalui perbaikan sistem pendidikian formal, peningkatan keterkaitan dunia pendidikan dengan pasar kerja melalui
d.
sistem permagangan pada pusat-pusat penelitian dan pengembangan mengembangkan SDM dan teknologi seperti melakukan pembinaan terhadap industri kecil melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia secara rutin dan berkelanjutan harus ada dalam setiap program kerja pemerintah Strategi pengaturan dan pengendalian 1) Pengaturan perijinan Secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan memantau perkembangan usaha kecil. Ada 3 jenis perijinan yang harus dipenuhi antara lain: ijin tempat usaha (kelayakan, lokasi serta dampak terhadap lingkungan), ijin usaha industri serta ijin perdagangan. Pada lokasi tertentu usaha kecil tidak wajib memiliki Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), namun sertifikasi masih tetap harus dipenuhi antara lain malalui Surat Ijin Bebas Tempat Usaha (SIBTU) untuk usaha kecil yang terdeksi di Lokasi Industri Usaha (LIU) sertasurat tanda pendaftaran industri kecil untuk sentra-sentra produksi 2) Fungsi kelembagaan Fungsi kelembagaan terkait pembinanaan usaha kecil secara terpadu dan berjangka panjang harus lebih diefektifkan dengan cara: bidang pembinaan, pengawasan dan memberi peluang bagi swasta maupun lembaga non pemerintah lainnya untuk terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama
4. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Tambunan (2012, h. 2), menyatakan bahwa di negara sedang berkembang, UMKM sangat penting karena karakteristik-karakteristik utama mereka yang berbeda dengan usaha besar dan memiliki beberapa kelebihan, yakni: a. Jumlah perusahaan sangat banyak (jauh melebihi jmlah usaha besar), terutama dari kategori usaha mikro dan usaha kecil. Usaha mikro dan usaha kecil tersebar diseluruh pelosok pedesaan, termasuk kelompok usaha ini mempunyai signifikasi “lokal” yang khusus untuk ekonomi pedesaan. Dalam kalimat lain, kemajuan pembangunan ekonomi pedesaan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan UMKMnya.
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 156
b.
Karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai potensi pertumbuhan kesempatan kerja sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai elemen penting dari kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin. c. UMKM bisa menjadi titik awal bagi mobilasi tabungan/investasi di pedesaan; sementara, pada waktu yang sama, kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai tempat pengujian dan peningkatan kemampuan berwirausaha dari orang-orang desa. Pengembangan UMKM menghadapi beberapa kendala seperti lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia yang dapat dikategorikan kedalam dua aspek, yaitu aspek struktural dan aspek kultural (Harjanto, 2010, h. 61) yang antara lain sebagai berikut: a. Aspek kelemahan struktural, yaitu kelemahan dalam struktur perusahaan, misalnya kelemahan dalam bidang manajeman dan organisasi, kelemahan dalam penyediaan mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan dan terbatasnya akses pasar. b. Kelemahan kultural merupakan kelemahan yang menyebabkan kele-mahan struktural, seperti kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan, pemasaran dan bahan baku. Sedangkan Irianto (1996, h. 165), menyatakan kendala-kendala yang dihadapi oleh pengusaha kecil menyangkut empat hal antara lain: a. Permasalahan Permodalan Permasalahan ini berkaitan dengan upaya pengembangan usaha. Selama ini nyaris tidak ada akses ke lembaga keuangan formal (perbankan) sehingga sulit baginya untuk memperoleh kredit usaha. Kalaupun ada, lembaga kuangan tempat mereka mencari modal bersifat tidak formal dan umumnya berbiaya murah. b. Masalah Produksi Banyak pihak berkeyakinan bahwa sisi produksi merupakan faktor penentu bagi kelangsungan usaha. Khususnya dalam era bisnis saat ini, tuntutan kepuasan konsumen menjadi persoalan ayng harus dipenuhi oleh setiap unit usaha. Dengan kualitas produksi yang terbatas,
c.
d.
sangat mungkin produk yang dihasilkan akan ditinggalkan oleh pelanggan. Masalah Sumber Daya Manusia Serapan industri kecil yang tinggal terhadap tenaga kerja hanya sekedar terbatas pada sisi kuantitasnya. Oleh karena intu, mudah dibayangkan bagaimana kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam proses produksi industri kecil. Kalaupun ada yang berkualitas, umumnya hanya dalam jumlah kecil, dan itu pun hanya berkaitan dengan faktor keahlian dan ketrampilan seperti dapat dijumpai pada industri kerajinan rakyat. Masalah Akses Pemasaran Keterbatasn modal, tekonologi produksi dan sumber daya teakumulasi pada mutu produk yang dihasilkan, pada akhirnya menyulitkan pengusaha kecil untuk memasarkan produknya. Persoalan ini menjadi semakin lebih runyam karena barang yang dihasilkan pengusaha kecil harus berhadapan dengan produk industri besar di pasaran.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nazir (2009, h. 54) penelitian deskriptif adalah Suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kilas balik pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktorfaktor, sifat-sifat serta lingkungan antara fenomena yang diselidiki. Penggunaan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif ini merupakan hal yang paling tepat untuk menjangkau permasalahan dalam mengetahui strategi pemerintah daerah dalam pemberdayaan UMKM pada sentra industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun secara mendalam yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Madiun. Sedangkan situs penelitian yang ditetapkan adalah Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun dan Sentra Industri Brem di Desa Kaliabu Kabupaten Madiun Fokus penelitian ini adalah : (1) Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun yang terdiri dari : a) strategi Peningkatan Kemampuan Finansial, b) Pengembangan Pemasaran, c) Pengembangan Sumber Daya
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 157
Manusia, d) Strategi pengaturan dan pengendalian; (2) Faktor-faktor yang mem-pengarui strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun dalam Pemberdayaan UMKM di sentra industri Brem Desa Kaliabu Pembahasan 1. Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun dalam Pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun a) Strategi Peningkatan Kemampuan Finansial Kemampuan finansial melalui perkuatan modal merupakan salah satu strategi Diskoperindagpar Kabupaten Madiun dalam memberdayakan UMKM. Selanjutnya menurut Sjaifudin (1995, h. 66) salah satu strategi pemberdayaan industri kecil adalah Peningkatan kemampuan finansial yang menyatakan bahwa Berkembangnya beberapa model pengutan finansial bagi usahawan kecil akhir-akhir ini menunjukkan telah semakin menguatnya komitmen pemerintah, upaya pemerintah tersebut terwujud dengan membantu pengembangan usaha kecil melalui “pemberian modal sementara”. Dalam memberikan modal sementara, Diskoperindagpar Kabupaten Madiun telah bekerja sama dengan PT. INKA dengan memfasilitasi Industri Brem yang ada di Desa Kalaiabu untuk mendapatkan modal sementara. Dalam pemberdayaan Industri Brem di Desa Kaliabu, Diskoperindagpar Kabupaten Madiun berhasil memfasilitasi para pengusaha brem dengan PT. INKA Madiun dalam suatu jalinan program kemitraan. Dari Sentra Industri Brem Desa kaliabu, diwakili oleh pengusaha brem yang tergabung dalam kelompok usaha “Jaya Makmur” yang diikuti oleh 8 pengusaha brem yang memiliki ijin perdagangan. Pemilihan kelompok usaha “Jaya Makmur” karena pihak PT. INKA mengajukan syarat bahwa yang akan mendapatkan bantuan pinjaman permodalan harus UMKM yang tergabung dari suatu kelompok usaha. Kerjasama ini dalam hal pemberian bantuan modal berupa peminjaman modal dan pelatihan kemasan. Setiap pengusaha brem mendapatkan bantuan sebesar 10-20 juta rupiah. Dengan jangka waktu pinjaman yaitu 2 tahun dengan bunga 6% per tahun. b) Pengembangan Pemasaran Salah satu strategi Diskoperindagpar Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan UMKM adalah dengan cara Mengembangkan dan meningkatkan akses pemasaran. Salah satunya dengan cara meningkatkan akses
UMKM kepada pasar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sjaifudin (1995, h. 66) yang menyatakan bahwa pengembangan pemasaran salah satunya dengan cara meningkatkan akses usaha kecil kepada pasar. Caranya adalah menciptakan pola hubungan produksi subkontrak dan promosi yang berkaitan dengan pola subkontrak yang lebih diprioritaskan bagi usaha-usaha indusri secara vertikal Diskoperindagpar telah memfasilitasi pengusaha brem yang ada di Desa Kaliabu dengan membantu para pengusaha brem dengan cara memberikan bantuan informasi pasar, memberikan bantuan promosi, membantu para pengusaha brem dengan cara menjalin kerjasama dengan para pemilik supermarket dan toko-toko oleh-oleh makanan khas Kabupaten Madiun sehingga brem dapat masuk kedalamnya serta mengikut sertakan hasil-hasil produksi brem dalam suatu pameran baik pameran lokal, regional maupun Nasional. Diskoperindagpar Kabupaten Madiun pernah mengikuti pameranpameran di Kota Madiun, Nganjuk, Jakarta, Jombang, Sumenep dan Kota Malang. c) Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengembangan Sumber Daya Manusia dilakukan pemerintah daerah dengan cara strategi Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pelatihan dan pembinaan UMKM. Pendidikan dan Pelatihan serta bimbingan teknis telah diatur dalam Perda Kabupaten Madiun No. 16 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah. Sedangkan Sjaifudin (1995, h. 66).menyatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia diharapkan dapat terjadi melalui perbaikan sistem pendidikian formal, peningkatan keterkaitan dunia pendidikan dengan pasar kerja dan melakukan pembinaan terhadap industri kecil melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia secara rutin Diskoperindagpar Kabupaten Madiun. Selama tahun 2012 hingga 2013, telah melakukan 3 kali kegiatan pembinaan dan pelatihan. Selain itu Diskoperindagpar Kabupaten Madiun telah menjalin kerja sama dengan beberapa instansi tertentu untuk membantu masalah pembinaan dan pelatihan bagi pengusaha brem di Desa Kaliabu, salah satunya adalah kerja sama dengan PT. INKA Madiun yang diwujudkan dalam bentuk pelatihan masalah pengemasan.
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 158
d) Strategi Pengaturan dan Pengendalian Strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan oleh Diskoperindagpar Kabupaten Madiun terkait dengan Pemberdayaan industri brem di Desa Kaliabu Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun meliputi pengaturan Perijinan dan Fungsi Kelembagaan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sjaifudin (1995, h. 66) yang menyatakan bahwa Pengaturan Perijinan Secara formal dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur dan memantau perkembangan usaha kecil. Diskoperindagpar Kabupaten Madiun selalu memfasilitasi dan mempermudah pengusaha brem untuk mendapatkan Ijin Usaha Industri (IUI) dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu, dari 54 pengusaha brem yang ada, 35 sudah memiliki ijin usaha perdangan dan dari 35 pengusaha tersebut sudah ada 19 pengusaha yang memiliki merk dagangnya sendiri. Selanjutnya dalam strategi pengaturan dan pengendalian terdapat fungsi kelembagaan. Hal ini senada dengan pendapat Sjaifudin (1995, h. 66) yang menyatakan bahwa Fungsi kelembagaan terkait pembinanaan usaha kecil secara terpadu dan berjangka panjang harus lebih diefektifkan dengan cara: bidang pembinaan, pengawasan dan memberi peluang bagi swasta maupun lembaga non pemerintah lainnya untuk terlibat dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama. Diskoperindagpar Kabuapten Ma-diun memberi peluang bagi pihak swasta untuk terlibat dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun. Salah satunya dengan cara bekerja sama dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun dalam pengembangan usaha kecil secara bersama-sama. Kerja sama ini dalam bentuk pemberian pinjaman modal, pembinaan dan pelatihan terutama tentang pelatihan kemasan. 2. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Strategi Pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu Kabupaten Madiun a. Faktor Pedorong 1) Brem Sebagai Faktor Pendorong Suatu wilayah pasti memiliki kekhasannya tersendiri yang dimiliki termasuk Kabupaten Madiun yang telah dikenal masyarakat luas sebagai kota penghasil Brem.
Hal ini tercipta atas dukungan dari pemerintah Kabupaten Madiun untuk menjadikan Brem sebagai Produk Unggulan. Terkenalnya produk brem Desa Kaliabu di pasaran dapat dijadikan faktor pendorong oleh Dinas Kopersi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam pemberdayaan UMKM khususnya industri Brem yang ada di Desa Kaliabu. 2) Dukungan Dari Pihak-Pihak Terkait Faktor pendorong Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam pemberdayaan Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah khususnya di sentra industri Brem Desa Kaliabu antar lain adanya dukungan dari pihak-pihak terkai atau adanya kemitraan. Hal tersebut sesuai dengan Perda Kabupaten Madiun No. 16 Tahun 2011 pasal 15 yang mengungkapkan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah salah satunya dengan memfasilitasi kemitraan. Diskoperindagpar Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan UMKM khususnya Sentra Industri Desa Kaliabu telah memfasilitasi kemitraan dengan menggandeng PT.INKA untuk melaksanakan pemberdayaan industri brem di Desa Kaliabu. b. Faktor Penghambat 1) Memiliki Permasalahan dalam Permodalan Permasalahan permodalan merupakan salah satu permasalahan yang cukup klasik, karena selama ini para penusaha Brem kesulitan untuk mencari tambahan modal usahanya. Untuk melakukan pinjaman kepada bank maupun lembaga keuangan lainnya, masih banyak pengusaha brem yang mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Irianto (1996, h. 146) yang menyatakan bahwa rendahnya akses industri-industri kecil Indonesia terhadap kredit dari lembagalembaga keuangan formal telah menyebabkan mayoritas dari mereka cenderung menggantungkan pembiayaan perusahaannya kepada modal sendiri ataupun sumber-sumber lainnya seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara bahkan rentenir. Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata hanya sebagai fasilitator, pihak dinas hanya memfasilitasi para pengusaha brem untuk memperoleh pinjaman permodalan. 2) Pengelolaan Manajemen Yang Kurang Di Desa Kaliabu kebanyakan pengusaha brem dan para pekerjanya hanya menempuh pendidikan 6 tahun. Sehingga mempunyai
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 159
keterbatasan pengetahuan informasi pasar, keterbatasan memperluas jaringan dan akuntansi pembukuan yang masih sederhana. Oleh karena itu, diperlukan peran Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata dalam memberikan pembinaan dan pelatihan tentang kewirausahaan. Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan yang pernah dilakukan antara lain motivasi berwirausaha, teknik pemasaran, pengembangan pasar serta Pemberian pelatihan mengenai Manajemen Usaha Kecil bagi UMKM Kesimpulan 1. Pada umumnya Industri Brem di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu merupakan usaha perorangan yang mengandalkan modal milik pribadi dengan jumlah yang sangat terbatas. Maka dari itu, Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun memfasilitasi beberapa industri brem yang ada di Desa Kaliabu dengan PT. INKA Madiun dalam memberikan bantuan, baik berupa pinjaman permodalan 2. Salah satu strategi pemerintah daerah dalam pemberdayaan Usaha Kecil, Mikro dan menengah di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu adalah pengembangan pemasaran. Diskoperindagpar Kabupaten Madiun memberikan bantuan promosi dengan cara mengikut sertakan hasil-hasil produksi brem dalam suatu pameran, membantu para pengusaha brem dengan cara menjalin
kerjasama dengan para pemilik supermarket dan toko-toko oleh-oleh makanan khas Kabupaten Madiun. 3. Strategi Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Kabupaten Madiun dalam pemberdayaan UMKM di Sentra Industri Brem Desa Kaliabu berikutnya adalah pengembangan sumber daya manusia. Selama tahun 2012-2013 Diskoperindagpar telah melaksankan 3 kali pembinaan dan pelatihan. Selain itu Diskoperindagpar Kabupaten Madiun telah menjalin kerja sama dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun 4. Strategi pengaturan dan pengendalian yang dilakukan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan, dan Pariwisata Kabupaten Madiun meliputi Pengaturan Perijinan dan Fungsi Kelembagaan. Diskoperindagpar telah memfasilitasi pengusaha brem Desa Kaliabu dalam memperoleh perizinan. Serta Diskoperindagpar telah melaksankan kemitraan salah satunya dengan PT. INKA yang ada di Kota Madiun 5. Faktor pendorong dalam melaksanakan pemberdayaan di Sentra Industri Brem Desa kaliabu antara lain : a) brem sebagai produk unggulan, b) dukungan dari pihakpihak terkait. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain: a) memiliki permasalahan dalam permodalan, b) pengelolaan manajemen yang kurang.
Daftar Pustaka Hardjanto, Imam. (2010) Entepreneurship Kewirausahaan. Malang, Universitas Brawijaya. Irianto, Yusuf. (1996) Industri Kecil Dalam Perspektif Pembinaan Dan Pengembangan. Surabaya, Airlangga Universitas Press. Mardikanto, Totok dan Soebianto, Poerwoko. (2012) Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung, ALFABETA Nazir, Moh. (2009) Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia. Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (c. 9). Madiun, Pemerintah Daerah Madiun. Sjafudin, Hetifah. (1995) Strategi dan Agenda Pengembangan Usaha Kecil. Bandung, Yayasan Akgita Tambunan, Tulus. (2012) Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia Isu-isu Penting. Jakarta, LP3ES. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (c. 1). Jakarta, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Jakarta, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah.
Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 1, Hal. 154-160 | 160