IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STATISTIK PENDIDIKAN DENGAN BERBASIS KOMPUTERISASI DAN PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR MAHASISWA (Studi pada Mahasiswa Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung) Ida Fiteriani Dosen Prodi PGRA IAIN Raden Intan Lampung abstrak
The results of the study. Cycle I, material: Pearson Product Moment correlation test ((α) = 0.05) with a statistical computer program SPSS for windows. The average percentage of 66.6% participation learning and the average value of the learning outcomes of 55. Cycle II, material: validity and reliability tests with statistical computer program Microsoft Excel 2007. The average percentage of 80% of learning participation and average values -rata learning outcomes of 76. Cycle III, material: analysis of test items with statistical computer program ITEMAN (Item and Test analysis). The average percentage of 90% of learning participation and the average value of learning outcomes at 81. Keywords: Education Statistics, statistical computer program, and the participation of student learning A. Pendahuluan Dalam rangka menyongsong transformasi IAIN menjadi UIN pada tahun 2015, saat ini IAIN Raden Intan Lampung terus melengkapi dirinya dengan berbagai fasilitas yang memungkinkan para civitas akademikanya memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran dan pemberian layanan kepada mahasiswa. Berbagai fasilitas yang dimaksud antara lain berupa pengadaan perangkat komputer (laboratorium komputer), koneksi ke internet (internet connectivity), pengembangan website, dan pengembangan Local Area Network (LAN) intranet. Dalam pada itu, teknologi pendidikan telah berkembang Statistik Pendidikan adalah salah satu mata kuliah yang wajib 92 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
diambil oleh mahasiswa S1, tak tekecuali mahasiswa pada Prodi PGMI. Mata kuliah Statistik Pendidikan memberikan pemahaman dasar kepada mahasiswa mengenai statistika deskriptif dan statistika inferensial. Seorang ahli statistik, Horvath mengemukakan bahwa : Statistik berisi teknik untuk mengorganisasi, meringkas/menyarikan informasi dari data numerik. Sedangkan, statistik inferensial (ada yang menyebut statistik induktif) adalah kumpulan aturan dan prosedur di mana pernyataan umum tentang orang atau peristiwa dibuat berdasarkan observasi terhadap jumlah yang relatif sedikit. Dengan kata lain statistik inferensial ini merupakan penggeneralisasian penemuan di luar pengamatan yang dilakukan (Barbara M. Horvath, 1985:6). Pendapat di atas menyiratkan bahwa Statistik deskriptif adalah statistik yang berkaitan dengan cara pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data ke dalam suatu cara yang informatif sehingga data mudah dipahami. Sedangkan statistik inferensial adalah metode yang digunakan untuk menentukan sesuatu yang berkaitan dengan populasi berdasarkan sampel yang digunakan. Jadi statistik ini berfungsi untuk peramalan, pengujian, dan pengambilan keputusan dari suatu keadaan atau kejadian. Dalam perkuliahan statistik pendidikan di Prodi PGMI dipelajari tentang statistik deskriptif dan inferensial. Isinya meliputi: tujuan dan kegunaan statistik pendidikan, konsep statistik deskriptif, ukuran kecenderungan pusat/ tendensi sentral (mean, median, modus, kuartil, desil, dan persentil), penyajian data (daftar distribusi frekuensi, grafik, diagram); skala pengukuran data, dan ukuran variasi (rentang, rata-rata simpangan, simpangan baku dan varians); konsep statistik inferensial parametrik, seperti uji korelasi dan uji t disertai dengan cara membaca tabel ; pearson correlation dan t-test. Dipelajari juga cara perhitungan validitas dan reliabilitas melalui pengolahan data menggunakan komputer (excell dan SPSS) dan menganalisis butir soal tes pilihan ganda digunakan program iteman. Kemudian, secara detail Sugiyono mengemukakan peran statistik pendidikan (Sugiyono, 2003:12) 1. Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang diambil dari suatu populasi, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan akan lebih dapat dipertanggungjawabkan 2. Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen sebelum instrumen tersebut digunakan dalam penelitian. 3. Sebagai teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih komunikatif, misalnya melalui tabel, grafik, atau diagram 93 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
4. Alat untuk menganalisis data seperti menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Mencermati urgensitas di atas, maka cara penyelesaian tugas-tugas statistik yang masih dengan cara-cara manual dirasakan sudah tidak relevan lagi dalam mendukung keberhasilan pembelajaran berbasis teknologi. Peranan adanya program aplikasi statistik dalam aktivitas belajar mahasiswa pada saat ini begitu besar dan telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan pembelajaran statistik pendidikan yang dilaksanakan. Hal ini karena berbagai tugas-tugas mahasiswa umumnya harus diselesaikan dengan menggunakan komputer. Indikator di atas terlihat dari rendahnya nilai yang dicapai mahasiswa yang menempuh mata kuliah ini. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada kelas yang tidak mengimplementasikan CBI (Computer Based Instruction) dalam perkuliahan statistik pendidikan, TA 2013/2014 ditemukan bahwa nilai mata kuliah yang diperoleh mahasiswa untuk kelas ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan kelas yang mengimplementasikan CBI. Hal ini disebabkan karena rata-rata mahasiswa kurang mampu menjawab dengan tepat terhadap soal yang diberikan pada kegiatan evaluasi pembelajaran. Akibatnya nilai yang dicapai mahasiswa juga kurang memuaskan ( Hasil observasi Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, TA 2013/2014). Kelemahan ini semakin sangat dirasakan ketika mahasiswa menyusun proposal penelitian yang diseminarkan dimana pada bagian analisis data menunjukkan kurangnya penguasaan mahasiswa terhadap teknik analisis data statistik yang digunakan. Nilai akhir seminar proposal mahasiswa menunjukkan hasil yang tidak memuaskan karena mahasiswa gagal dalam mata kuliah Statistik Pendidikan. Rata-rata perolehan nilai Statistik Pendidikan mahasiswa tergolong rendah. Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu adanya suatu upaya untuk mengembangkan media pembelajaran yang efektif dan mampu menanggulangi masalah pembelajaran yang dihadapi mahasiswa. Pembelajaran statistik pendidikan dengan sistem komputerisasi bertujuan agar mahasiswa mempunyai kompetensi untuk melakukan analisis statistik menggunakan program komputer seperti Excel, Iteman, dan SPSS for windows, dan lain seterusnya. Pada mata kuliah statistik pendidikan ini mahasiswa diharapkan tidak hanya menguasai konsepnya secara teoretis melainkan juga dapat melakukan analisis data secara empirik 94 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
menggunakan program komputer. Oleh sebab itu, dalam kegiatan pembelajaran banyak dilakukan praktikum mengingat kegiatan analisis atau pengolahan datanya dilakukan secara intensif dengan komputer. Namun demikian, kegiatan pembelajaran secara teori juga ditekankan guna membahas hasil olah data dan menguatkan konsep mahasiswa terhadap teori statistika yang digunakan. Dengan itu pula diharapkan, para mahasiswa akan melek teknologi yang bertujuan untuk semakin mempermudah pencapaian tujuan perkuliahan mata kuliah Statistik Pendidikan itu sendiri, yakni selesai mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan memahami konsep statistik deskriptif dan inferensial serta mampu mengaplikasikannya untuk kepentingan pengolahan data dan pengujian hipotesis dalam penelitian/penilaian di bidang pendidikan. Dengan demikian, memanfaatkan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik dalam kegiatan pembelajaran Statistik Pendidikan merupakan solusi alternatif sebagai pemanfaatan sumber belajar mandiri. Dengan itu, akhirnya diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas sehingga membantu memecahkan masalah belajar yang dihadapi mahasiswa dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal B.
Landasan Teori Pendekatan pembelajaran klasikal dengan menggunakan metode ceramah sampai saat ini masih sangat disukai oleh sebagian besar dosen, karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode yang lain. Keunggulan metode ceramah antara lain hemat dalam penggunaan waktu dan media dan praktis serta ekonomis dalam menyampaikan isi pembelajaran. Di samping itu juga, dosen akan mudah mengontrol kecepatan mengajar sehingga mudah menentukan kapan selesainya penyampaian seluruh isi pelajaran. Terkait dengan ini Muhibbin Syah mengatakan metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literature ( Muhibbin Syah, 2000 :21). Secara detail, Arif menyampaikan juga kelebihan metode berceramah, yaitu 1) suasana kelas berjalan tenang, 2) tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, 3) pelajaran bisa dilakukan dengan cepat. 4) melatih para pelajar untuk menggunakan pendengaranya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat (Armai Arief, 2002:140). 95 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
Namun harus diakui tidak selamanya pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dapat berlangsung dengan baik. Gejala negatif yang sering dikeluhkan dosen adalah mahasiswa menjadi cepat bosan dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Mahasiswa saling berbicara dengan temannya tanpa menghiraukan dosen yang sedang berceramah, menunjukkan ekspresi diam dan tidak perduli terhadap kegiatan kelas merupakan pemandangan kelas yang biasa. Fakta di atas menunjukkan bahwa penerapan metode ceramah sangat dipengaruhi oleh pribadi dosen yang bersangkutan untuk mampu memodifikasi secara kreatif pelaksanaan metode ceramah dalam proses belajar di kelas. Ini diungkapkan oleh Dimyati dkk bahwa metode ceramah itu sangat dipengaruhi oleh personalitas dosen, yaitu terkait suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, keteraturan dosen dalam memberikan penjelasan yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap dosen (Dimyati Mahmud, 2002: 28). Dalam konteks demikian, tuntutan tersebut membawa konsekuensi pada perubahan paradigma dalam belajar mengajar menjadi pembelajaran. Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada dosen tetapi berorientasi pada mahasiswa sebagai subyek (student centered). Dosen bukan lagi menjadi satusatunya sumber belajar bagi mahasiswa. Tanpa dosen, pembelajaran tetap dapat dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain. Berdasarkan beberapa kajian teori dan empiris, maka penggunaan Teknologi Informasi (TI) dalam pembelajaran dianggap salah satu pemecahan yang sesuai untuk mengatasi kelemahan dalam pembelajaran yang menggunakan dosen sebagai sumber belajar utama. Apapun bentuknya, pemanfaatan TI dalam pembelajaran membawa perubahan tradisi atau budaya pembelajaran ke arah yang lebih inovatif dan kreatif. Komputer merupakan satu produk TI yang dapat didesain dan dikembangkan untuk membantu mahasiswa dalam menjalankan aktivitas belajarnya. Komputer saat ini bukan lagi menjadi barang yang langka, tapi sudah menjadi barang yang murah, dan mudah diakses di mana saja. Menurut Arsyad, komputer mampu melibatkan berbagai indra dan organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik) yang dengan perlibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah dimengerti (Azhar Arsyad,2006: 3). Penekanannya terletak pada upaya yang berkesinambungan untuk memaksimalkan aktifitas belajar mengajar sebagai interaksi 96 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
kognitif antara mahasiswa, materi subjek, dan instruktur. Sistemsistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara langsung kepada mahasiswa melalui cara berinteraksi dengan mata kuliah yang diprogramkan CBI (Computer Based Instruction) adalah sebuah pembelajaran terprogram yang menggunakan komputer sebagai sarana utama atau alat bantu yang mengkomunikasikan materi kepada mahasiswa ((http://indrockz.blogspot.com/2014/08/). Pada CBI, komputer menjadi pusat pembelajaran (center of learning) dimana mahasiswa berperan lebih aktif dalam mempelajari suatu materi dengan media utama komputer. Dalam hal ini materi pengajaran disusun secara sistematis dan dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman, perangkat lunak atau software. Pemrograman materi pembelajaran tersebut meliputi penyampaian informasi, pemberian contoh soal, tugas-tugas dan soal-soal latihan Dengan content yang sama, pengertian pembelajaran berbasis komputer adalah bentuk penyajian atau menyampaikan materi perkuliahan dan keahlian atau keterampilan oleh dosen dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Melalui piranti sistem komputer yang sengaja dirancang atau lebih tepatnya yang dimanfaatkan oleh dosen, mahasiswa didorong dapat berinteraksi langsung dengan sistem komputer untuk mempelajari dan memahami informasi atau materi kuliah yang diajarkan. Secara konsep Robert Heinich, Molenda dan James D. Russesl menyatakan bahwa: "computer system can delivery instruction by allowing them to interact with the lesson programmed into the system: this is referred to computer based intruction"(Robert Heinich, 1985:226 ). Sistem komputer dapat menyampaikan pembelajaran secara individual dan langsung kepada para mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan mata kuliah yang diprogramkan ke dalam sistem komputer, inilah yang disebut dengan pembelajaran berbasis komputer. Kemudian, Kemp & Dayton menyatakan Computer Based Instruction refers to any application of computer technology to the instructional process. It includes using a computer to present information, to tutor a learner, to provide practice for developing a skill, to simulate a process which is being studied, and manipulate to solve problem (Kemp, J.E. dan Dayton, D.K, 1985: 40). Dari pendapat di atas, pembelajaran berbasis computer (Computer Based Instruction) menunjuk pada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer dimana mahasiswa dapat 97 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran kepada mahasiswa baik berupa informasi maupun latihan soal untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan mahasiswa melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi dengan sistem komputer. UNESCO (2002) dalam Chaeruman menyatakan bahwa pengintegrasian CIB ke dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan utama, yaitu: 1) untuk membangun“ knowledge-based soci et y habit s” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengolah/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada orang lain; 2) untuk mengembangkan keterampilan menggunakan ICT literacy; dan 3) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (http://fakultasluarkampus.net/teknologi-pendidikan-instructio- nal technology/prinsip -belajar-mandiri, 2007). Menurut Jonassen (1995) dalam Chaeruman kembali, secara teoretis teknologi komputer memainkan peran yang sangat luar biasa untuk mendukung terjadinya proses belajar yang: 1. Active; memungkinkan mahasiswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna. 2. Constructive; memungkinkan mahasiswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginantahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya. 3. Collaborative; memungkinkan mahasiswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya. 4. Intentional; memungkinkan mahasiswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 5. Conversational; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana mahasiswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun di luar sekolah. 6. Contextualized; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan “ problem-based atau case-based learning” Reflective; memungkinkan mahasiswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah 98 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri (Kemp, J.E. dan Dayton, D.K, 1985: 52).
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran berbasis komputer bisa memberikan nilai-nilai positif seperti: (1) melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan dan keterlibatan dalam proses ini membantu melancarkan pembelajaran, (2) mahasiswa bisa meneruskan pelajaran sesuai dengan tingkat kecepatan dan kemampuan belajar sendiri yang berarti memberi peluang untuk maju, baik mereka yang lambat maupun yang cepat (cemerlang), (3) penguatan (reinforcement) yang dalam teori belajar merupakan salah satu faktor yang mendukung pembelajaran yang efektif, dapat ditampilkan dengan segera dan sistematis, (4) pengajaran remedi atau pengulangan bagi mahasiswa yang belum mencapai prestasi yang memadai misalnya, PBK untuk mengejar ketinggalannya dengan belajar dan bekerja sendiri, dan 5) dapat berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat digunakan secara mandiri oleh mahasiswa dengan menampilkan berbagai komponen media, sehingga dapat merangsang lebih banyak indra dan memberikan pengalaman nyata yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan mahasiswa lebih mudah memahami materi. Magnesen dalam DePorter mendukung hal tersebut dengan menyatakan; “Kita belajar : 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita lakukan (Bobbi DePorter, 2004. : 57. Dengan rancangan pembelajaran komputer yang bersifat interaktif, akan mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi mahasiswa dalam belajar, memberikan umpan balik secara langsung, memberikan kesempatan mahasiswa menentukan sendiri percepatan belajarnya dan dapat melakukan self evaluation (evaluasi diri). Jadi, secara umum tujuan pembelajaran berbasis komputer adalah bagaimana program komputer digunakan sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi dalam perkuliahan statistik pendidikan guna mencapai ketuntasan belajar (mastery learning). Melalui sistem komputer kegiatan perkuliahan dilakukan dengan melatih mahasiswa secara terus menerus sampai mencapai ketuntasan dalam belajar. Latihan yang diberikan dosen dimaksudkan untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam berinteraksi dengan materi perkuliahan dengan menggunakan komputer terutama dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Dalam latihan, 99 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
mahasiswa dibiasakan untuk menggunakan komputer soptimal mungkin dan membentuk kebiasaan yang dapat memperkuat daya tanggap mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang diterimanya. Dengan kata lain, pada dasarnya pembelajaran berbasis komputer ini menuntut kepada setiap mahasiswa yang terlibat di dalam kegiatan pembelajaran untuk bukan hanya dapat mempelajari tentang materi pembelajaran saja tetapi lebih dari itu mereka diharuskan untuk dapat mengoperasikan komputer. Dengan kemampuan mengoperasikan komputer dan penguasaan materi yang didapatkan sekaligus dalam kegiatan pembelajaran ini maka diharapkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa dapat berjalan lebih efektif. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer, peran dosen tidak semuanya hilang namun dalam hal ini komputer hanya berperan sebagai pendamping dosen dalam menyampaikan materi pelajaran. Dalam konteks ini, pelaksanaan pembelajaran dengan CBI, antara lain: 1. Dosen sebagai pembimbing atau manajer sumber belajar 2. Mahasiswa menjadi lebih independen dan mengelola dirinya untuk belajar 3. Mahasiswa bekerja secara kolaboratif dengan teman yang lain, namun tidak kompetitif Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis komputer adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh dosen dengan komputer sebagai alat bantu dalam menyampaikan materi pembelajaran agar mahasiswa tidak bosan dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam ruang kuliah Mengenai fungsinya, perangkat lunak dalam pembelajaran berbasis komputer bisa dimanfaatkan sebagai sistem pembelajaran individual (individual learning). Maksudnya dimana mahasiswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Dalam hal ini, Hick dan Hyde mengatakan bahwa dengan pembelajaran berbasis komputer mahasiswa akan berinteraksi dan berhadapan langsung dengan komputer secara individual sehingga apa yang dialami oleh seorang mahasiswa akan berbeda dengan apa yang dialami oleh mahasiswa lain (Made Wena, 2011: 203). Singkatnya, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi mahasiswa yang lambat (slow learner) dan sebaliknya juga
100 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
dapat memacu efektivitas belajar bagi mahasiswa yang lebih cepat (fast learner). Berikut prinsip-prinsip pembelajaran berbasis computer: (1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran, (2) Berorientasi pada pembelajaran individual, (3) Berorientasi pada pembelajaran mandiri, (4) Berorientasi pada pembelajaran tuntas Pembelajaran berbasis komputer mempunyai beberapa kelebihan, Wena menyebutkan kelebihan tersebut, yaitu: (Made Wena, 2011: 204). Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memecahkan masalah secara individual 1. Mampu membangkitkan motivasi mahasiswa dalam belajar 2. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan baik 3. Meningkatkan pengembangan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disajikan 4. Merangsang mahasiswa belajar dengan penuh semangat, materi yang disajikan mudah dipahami oleh mahasiswa. 5. Mahasiswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret, retensi mahasiswa meningkat 6. Memberi umpan balik secara langsung 7. Mahasiswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran 8. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi diri Selain itu, Wankat & Oreonovicz mengatakan bahwa pembelajaran berbasis komputer memiliki beberapa keuntungan, antara lain: 1. Dapat mengakomodasi mahasiswa yang lamban karena dapat menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih individual. 2. Dapat merangsang mahasiswa untuk mengerjakan latihan karena tersedianya aplikasi software yang mendukung. 3. Kendali berada pada mahasiswa sehingga kecepatan belajar dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan. (Made Wena, 2011: 205). Mengacu pada beberapa keuntungan yang diperoleh tersebut, maka penggunaan komputer dalam pembelajaran diyakini dapat meningkatkan hasil dan motivasi belajar mahasiswa. Dengan berbagai fitur dan aksesoris pendukungnya, maka kegiatan proses
101 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
belajar mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi mahasiswa. Hal tersebut sama yang dinyatakan Warsita bahwa pembelajaran berbasis komputer adalah salah satu media pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik ( Bambang Warsita, 2008:137). Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran berbasis komputer dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dilakukan oleh dosen dan secara langsung merupakan indikator efektivitas dan efisiensi pelaksanaan perkuliahan. C. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini sebagai upaya perbaikan pembelajaran (research for the improvement of instruction) di Perguruan Tinggi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan berbasis kelas (classroom-based action research), yang dalam istilah Mc. Niff (1988) disebutnya “Educational Action Research” memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang terjadi di kelas. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil perkuliahan pada mata kuliah statistik pendidikan di Prodi PGMI, khususnya di kelas B Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Untuk itu, dalam penelitian di kelas maka dosen secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Meskipun demikian, dalam pelaksanaan pengamatan tetap dibantu oleh seorang observer. Observer berfungsi sebagai mitra kerja di lapangan bagi peneliti. 1 Dosen mitra dan peneliti akan bersama-sama berdiskusi mulai dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi dari hasil tindakan. 2. Setting Penelitian Kegiatan PTK dilakukan di Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Partisipan penelitian adalah mahasiswa Program Studi PGMI kelas B pada semester IV tahun akademik 2013/2014 yang berjumlah 30 orang, dengan rincian 23 orang perempuan dan 7 orang laki-laki.
1
David Hopkins. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open University Press, 1993. hlm. 21
102 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
Sementara waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April, Mei, dan Juni tahun 2014 semester empat tahun ajaran 2013-2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik institut, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian a. Hasil Penelitian Pra Siklus Pada tahap awal perkuliahan diberikan pengantar yakni berupa pendahuluan untuk mensosialisasikan sistem perkuliahan yang akan dilakukan serta menggali kondisi awal mahasiswa. Pada tahap ini, selain mahasiswa memperoleh penjelasan dari dosen mengenai kegiatan perkuliahan Statistik Pendidikan yang akan dilaksanakann, juga dilakukan tanya jawab secara lisan guna mengetahui kesiapan mahasiswa khususnya dalam penggunaan komputer. Berdasarkan hasil tanya jawab menunjukkan bahwa mahasiswa sudah cukup siap untuk mengikuti kegiatan perkuliahan dengan memanfaatkan teknologi komputer. Berdasarkan observasi peneliti, keuntungan pelaksanaan secara manual membuat mahasiswa terdorong untuk lebih teliti, tekun, dan penuh konsentrasi mengerjakan tugas yang diberikan. Namun sisi negatifnya, banyak juga mahasiswa pada saat proses perkuliahan berlangsung kurang bergairah, merasa bosan, mengantuk, dan tampak tidak siap menerima pelajaran. Hanya sebagian kecil saja mahasiswa yang bisa memahami dan mengerjakan tugas statistik dengan semangat. Sebagian besar mahasiswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan perasaan terpaksa, takut, dan malas. Hal ini menyebabkan tugas yang diberikan, hasilnya kurang memuaskan, terkesan asal jadi, dan bahkan banyak yang hanya mem-plagiat/copy paste pekerjaan tugas temannya. Ini tentunya kondisi yang memprihatinkan. Untuk itu, guna memperoleh data secara otentik-kuantitatif, maka pada pra siklus ini peneliti melakukan penilaian awal. Berdasarkan data dari angket partisipasi belajar mahasiswa, diperoleh besarnya persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa pada pra siklus hanya sebesar 46,6% dan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa hanya sebesar 55. Artinya dari sebanyak 30 orang mahasiswa di jurusan PGMI Kelas B, hanya 14 orang yang menunjukkan partisipasi belajar yang baik dan sisanya 16 orang masih belum. Kemudian dari nilai rata-rata hasil belajar, 103 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
nilai sebesar 55 belum memenuhi nilai ketuntasan belajar yang diharapkan yakni ≥ 70. b. Hasil Penelitian Siklus I Kegiatan siklus I diawali dengan perencanaan yang disusun sebelum pelaksanaan tindakan siklus I yakni meliputi menyiapkan SAP, materi, dan tugas-tugas yang akan diberikan pada mahasiswa dengan menggunakan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik. Dipersiapkan pula lembar observasi kegiatan kelas untuk mengetahui keterlaksanaan tindakan dan alat penilaian untuk mengetahui peningkatan partisipasi belajar dan hasil belajar mahasiswa. Selanjutnya tahap pelaksanaan, merupakan pelaksanan tindakan berupa penggunaan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik seperti Excel, Iteman, dan SPSS for windows dalam proses perkuliahan Statistik Pendidikan. Proses ini selalu dimonitor oleh dosen berupa pemberian konsultasi, komentar dan pemeriksaan terhadap hasil kerja mahasiswa pada tugas-tugas yang diberikan. Berdasarkan observasi peneliti, keuntungan pelaksanaan perkuliahan dengan memanfaatkan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik SPSS for windows membuat mahasiswa lebih cepat, praktis, dan mudah dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Mahasiswa lebih bergairah, semangat, tidak cepat merasa bosan, mengantuk, dan tampak lebih siap menerima pelajaran. Terbukti mahasiswa tampak cukup aktif berinteraksi dengan dosen untuk menanyakan pengoperasian program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik yang digunakan. Adapun dari hasil penilaian terhadap partisipasi belajar dan hasil belajar mahasiswa pada siklus I ini masing-masing diperoleh besarnya persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa pada Siklus I sebesar 66,6% dan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa sebesar 68. Artinya dari sebanyak 30 orang mahasiswa di jurusan PGMI Kelas B, sebanyak 20 orang telah menunjukkan partisipasi belajar yang baik dan sisanya 10 orang masih belum. Kesimpulannya, dalam siklus I ini terjadi peningkatan partisipasi belajar siswa yang semula sebesar 46 % pada pra siklus menjadi 66,6 % pada Siklus I. Pada pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 55 dan meningkat pada Siklus I menjadi sebesar 68, meskipun dilihat dari target ketuntasan belajar yang diharapkan yakni ≥ 70 belum tercapai, tetapi ini menjadi bukti bahwa pembelajaran statistik
104 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
pendidikan berbasis komputerisasi, efektif dan berpengaruh besar dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. c. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II Dalam membuat perencanaan pada siklus II mengacu pada hasil refleksi siklus I. Oleh karena itu, perencanaan yang telah dipersiapkan pada siklus II dimodifikasi dan disempurntakan antara lain dengan: (1) menambah waktu untuk pengayaan materi statistik dengan menggunakan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik. (2) mendorong mahasiswa belajar kelompok di rumah sehingga mahasiswa berdiskusi dalam menyelesaikan masalah/tugas, (3) sebelum perkuliahan dimulai, melalui ketua kelas, dosen sudah memastikan bahwa program statistik yang digunakan telah ter-install dengan sukses, (4) umpan balik terhadap tugas mahasiswa perlu segera diberikan, dan (5) pada perkuliahan tatap muka lebih banyak diisi dengan diskusi atau bahkan presentasi dari mahasiswa, dan komunikasi mahasiswa dengan dosen dimanfaatkan dan ditingkatkan lagi. Pada siklus II ini, proses pelaksanaan perkuliahan menggunakan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik dengan Microsoft Excel 2007, dengan materi statistik menghitung validitas dan reliabilitas tes. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r ≥ 0,30, sedangkan kriteria reliabel dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach pada kisaran 0.70-0.95. Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan tindakan kegiatan perkuliahan pada siklus II relatif sudah semakin lancar dan mahasiswa tampak lebih senang, terbiasa, dan antusias mengikuti perkuliahan dengan menggunakan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik dengan Microsoft Excel 2007. Ini tergambar ketika menghitung validitas dan reliabitas tes dimana perhitungan ini oleh kebanyakan mahasiswa dianggap paling sulit, memakan waktu, dan fikiran, namun dengan bantuan komputer jauh terasa menjadi sangat mudah, ringan, cepat, akurat, dan perhitungannya dapat dipercaya. Diketahui juga berdasarkan observasi, hasil kerja mahasiswa menghitung validitas dan reliabilitas tes selanjutnya dibahas secara bersama-sama di muka di kelas melalui kegiatan presentasi dan diskusi. Untuk iti dapat dilihat dari hasil partisifasi belajar mahasiswa sebagai berikut. Secara keseluruhan dapat dikatakan mahasiswa sudah semakin terbiasa dengan sistem perkuliahan yang dilakukan. Adanya beberapa penyempurnaan rencana 105 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
perkuliahan membuat partisipasi dan hasil belajar mahasiswa meningkat dibandingkan Siklus I. Besarnya persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa pada Siklus II sebesar 80 % dan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa sebesar 76. Artinya dari sebanyak 30 orang mahasiswa di jurusan PGMI Kelas B, sebanyak 24 orang telah menunjukkan partisipasi belajar yang baik dan hanya tersisa 6 orang yang masih belum. Kesimpulannya, dalam siklus II ini terjadi peningkatan partisipasi belajar siswa yang semula sebesar 46 % pada pra siklus dan sebesar 66,6 % pada siklus I menjadi meningkat sebesar 80 % pada Siklus II ini. Kemudian dari nilai rata-rata hasil belajar, juga menunjukkan peningkatan setelah diimplemetasikannya pembelajaran statistik dengan menggunakan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik dengan Microsoft Excel 2007. Pada pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 55, siklus I meningkat menjadi sebesar 68, dan semakin meningkat pada Siklus II menjadi sebesar 76. Meskipun dilihat dari target ketuntasan belajar yang diharapkan yakni ≥ 70 sudah tercapai, tetapi diharapkan dapat ditingkatkan lagi pencapaian hasil belajar siswa, sehingga penelitian ini dilanjutkan ke siklus III. d. Hasil Penelitian Tindakan Siklus III Dalam membuat perencanaan pada siklus III mengacu pada hasil refleksi siklus II, dengan cara belajar dari pengalaman yang ada dan meningkatkan kegiatan yang terbukti berhasil efektif. Jadi semua kegiatan di siklus III ini merupakan modifikasi, inovasi, dan kreatifitas dalam memecahkan masalah. Pada siklus ini, materi perkuliahan adalah menganalisis butir soal tes dengan menggunakan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik yakni ITEMAN (Item and Test Analysis). Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan tindakan kegiatan perkuliahan pada siklus III semakin lancar dan mahasiswa semakin antusias untuk mempelajari mata kuliah statistik pendidikan. Tampak ekspresi mereka menunjukkan rasa ingin tahu dan motivasi yang besar untuk dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin. Bahkan terlihat kompetisi yang sehat untuk menjadi yang lebih unggul dengan bersaing siapa yang lebih cepat menyelesaikan tugas. Pada materi analisis butir soal dengan program ITEMAN ini, mahasiswa sangat senang mengetahui bahwa ternyata dalam membuat soal yang baik harus memenuhi 3 kriteria: (1) tingkat kesukaran, (2) daya beda, dan (3) berfungsi tidaknya pilihan 106 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
jawaban atau pengecoh (distractors). Soal yang baik harus memiliki pengecoh yang relatif homogen, sehingga tidak mudah ditebak. Konstruksi soal yang memiliki option pengecoh yang heterogen membuat soal kurang berarti atau menjadi lemah, karena siswa cenderung lebih mudah menebak jawaban yang benar. Hal ini berarti, soal tidak bisa membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai atau siswa yang belajar dengan siswa yang tidak belajar. Secara keseluruhan dapat dikatakan pelaksanaan perkuliahan statistik pendidikan dengan menggunakan programprogram statistik berhasil secara optimal, efektif, dan efesien. Besarnya persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa pada Siklus III sebesar 90 % dan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa sebesar 81. Artinya dari sebanyak 30 orang mahasiswa di jurusan PGMI Kelas B, sebanyak 27 orang telah menunjukkan partisipasi belajar yang baik dan hanya tersisa 3 orang saja yang masih belum. Kesimpulannya, dalam siklus III ini terjadi selesih peningkatan partisipasi belajar mahasiswa yang sangat signifikan yakni sebesar 44 %, jika dibandingkan dengan hasil pada pra siklus yang hanya sebesar 46 % keikutsertaan/partisipasi belajar mahasiswa. 2. Analisa Hasil Penelitian Tindakan a. Analisa Partisipasi Belajar Mahasiswa Pada pra siklus persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa hanya sebesar 46,6%, cukup jauh rentangannya jika dibandingkan siklus I sebesar 66,6%, siklus II sebesar 80 % dan siklus III sebesar 90 %. Menurut analisa peneliti hal ini terjadi karena penyelesaian tugas-tugas statistik mahasiswa masih menggunakan cara-cara manual, belum berbasis komputerisasi. Pola ini membuat proses pembelajaran statistik pendidikan mahasiswa menjadi terhambat, kurang lancar, dan tidak efesien. Selain itu juga secara psikologis, mahasiswa menjadi kurang berminat dan termotivasi untuk meraih hasil belajar yang lebih baik. Dampaknya secara akademis, tugas-tugas yang dihasilkan mahasiswa kurang memuaskan, terkesan asal jadi, dan bahkan banyak yang hanya mem-plagiat/copy paste pekerjaan tugas temannya. Karenanya, keakuratan hasil kerja mahasiswa menjadi dipertanyakan. Pada siklus I persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa sebesar 66,6%, meningkat 20 % dibandingkan sebelum tindakan (pra siklus) yang hanya sebesar 46,6%. Peningkatannya 107 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
relatif besar, sebab menurut analisa peneliti, pada siklus I ini perkuliahan telah memanfaatkan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik. Secara psikologis, mahasiswa menjadi senang, terkurangi bebannya dengan rumus-rumus yang rumit dan sulit, dan terpenting pengerjaan tugas menjadi terbantu, lebih cepat, praktis, dan keakuratan/kebenarannya dapat terjamin. Dampak negatifnya, interaksi pembelajaran di dalam kelas menjadi sangat kurang. Mahasiswa belum berani/masih malu-malu ataupun takut untuk bertanya, mengemukakan pendapat maupun saran-sarannya. Mahasiswa kebanyakannya cenderung hanya menjadi pendengar dan tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kalaupun ada, hanya sebagian kecil bahkan sangat kecil persentasenya, mahasiswa yang aktif aktif berinteraksi dengan dosen untuk menanyakan pengoperasian program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik yang digunakan. Bercermin dan belajar dari permasalahan pada Siklus I, maka dengan beberapa penyempurnaan pada siklus II, maka persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa pada siklus II ini meningkat sebesar 80 %. Jika dibandingkan dengan siklus I peningkatannya sebesar 13,4 %. Peningkatan ini relatif stabil, tidak terlalu besar atau terlalu kecil sebab menurut analisa penulis kegiatan perkuliahan pada siklus II relatif sudah semakin lancar. Mahasiswa sudah lebih enjoy, terbiasa, dan familiar dengan berbagai langkah-langkah dalam mengoperasikan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik yang digunakan. Kemudian, pada siklus III, persentase rata-rata partisipasi belajar mahasiswa semakin meningkat yakni menjadi sebesar 90 %. Menurut analisa penulis, pada siklus III pelaksanaan pembelajaran statistik pendidikan dengan menggunakan programprogram statistik sudah semakin lancar dan stabil. Kendalakendala yang dihadapi selama ini oleh mahasiswapun telah bisa teratasi. Dari uraian di atas, berdasarkan hasil pengembangan tindakan yang dilakukan dalam bentuk penelitian ini, yakni dengan mengimplementasikan pembelajaran statistik pendidikan dengan berbasis komputerisasi, maka pada siklus I, siklus II, maupun pada Siklus III dapat dikatakan bahwa kegiatan perkuliahan Statistik Pendidikan dengan berbasis komputerisasi dapat berjalan dengan lancar. Berbagai peningkatan atau perubahan ke arah yang lebih baik mampu tercapai terkait dengan kualitas pembelajaran ditinjau dari aspek keterlaksanaan oleh dosen dan tingkat partisipasi belajar 108 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
mahasiswa. Berikut ini ditampilkan gambar peningkatan partisipasi belajar mahasiswa dari pra siklus hingga siklus III. Untuk melengkapi uraian di atas, berikut dikemukakan rekapitulasi kegiatan pembelajaran statistik pendidikan dari pra siklus hingga siklus III. Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Mahasiswa Setiap Siklus Nilai Partisipasi Belajar 46,6 %
Nilai Ratarata Hasil Belajar 55
66,6 %
68
Microsoft Excel 2007
80 %
76
ITEMAN (Item and Test Analysis).
90 %
81
Materi Perkuliahan
Program Statistik
Pra Siklus
Tendency central (mean, median, modus, SD, dst)
Siklus I
Uji korelasi Pearson Product Moment Perhitungan validitas dan reliabilitas tes
Tanpa mediaperhitungan manual SPSS for windows.
Siklus
Siklus II Siklus III
Analisis butir soal tes
Dari tabel di atas, sangat tergambar peningkatan partisipasi dan hasil belajar mahasiswa dari siklus ke siklus. Untuk itudapat kita lihat secara grafik sebagai berikut: Gambar 2 Grafik Peningkatan Partisipasi Belajar Mahasiswa Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
109 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00%
80%
46,60% 66,60%
Pra Siklus Siklus I
Siklus II
90%
Siklus III
b. Analisa Hasil Belajar Mahasiswa Peningkatnya hasil belajar mahasiswa pada masing-masing siklus juga diikuti dengan meningkatnya hasil belajar mahasiswa. Pada pra siklus, nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa sebesar 55 sedangkan pada siklus I sebesar 68. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan menjadi 76 dan siklus III semakin mengalami peningkatan menjadi sebesar 81. Peningkatan hasil belajar mahasiswa dari masing-masing siklus digambarkan dalam diagram di bawah ini Gambar 3 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Prodi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
100 80 60 40 20 0
55
Pra Siklus
68
Siklus I
76
Siklus II
81
Siklus III
Peningkatan hasil belajar mahasiswa dapat terlihat dari lancarnya proses pembelajaran yang dilakukan. Pelaksanaan perkuliahan Statistik Pendidikan dengan berbasis komputerisasi 110 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
memang sangat potensial untuk membuat proses belajar lebih efektif sebab peluang mahasiswa untuk berinteraksi dengan dosen, teman, maupun bahan belajarnya terbuka lebih luas. Mahasiswa dapat belajar mandiri kapan saja dan di mana saja. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa mahasiswa tampak bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugasnya dengan berusaha untuk selalu mengumpulkan tepat waktu. Selain itu, kesungguhan ini tampak pada kemauan mahasiswa untuk belajar agar mahir/bisa mengoperasikan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik yang digunakan. Selain itu, kemudahan program aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik yang digunakan yang mudah di-install memudahkan mahasiswa dalam mempergunakan program tersebut. Melalui penggunaan aplikasi perhitungan dan pengolahan data statistik, para mahasiswa dimungkinkan untuk tetap dapat belajar sekalipun tidak hadir secara fisik di dalam kelas. Kegiatan belajar menjadi sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan ketersediaan waktu para mahasiswa. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan komputer membuat pembelajaran lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional (perhitungan statistik secara manual). Hal ini disebabkan mahasiswa merasakan pengalaman belajar melalui media elektronik seperti berada dalam suatu lingkungan bersama. Dengan mengembangkan suatu komunitas dan hidup di dalamnya, mahasiswa menjadi tidak lagi merasakan terisolasi di dalam media elektronik. Bahkan, mereka bekerja saling bahu-membahu untuk mendukung satu sama lain demi keberhasilan bersama. 3. Temuan Penelitian Tindakan Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan temuan-temuan penelitian, sebagai berikut: Temuan pertama, partisipasi belajar mahasiswa meningkat karena dalam membuat perencanaan dosen sudah memberi gambaran terutama tentang materi yang akan diajarkan dengan menggunakan program komputer statistik. Hal ini terjadi karena dosen sudah merencanakan yang akan dituangkan dalam SAP sehingga dosen memiliki kesiapan tentang materi yang akan dibahas dan program komputer statistik apa yang akan digunakan Temuan kedua, hasil belajar mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran statistik pendidikan juga meningkat. Hal ini sebagai 111 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
dampak dari partisipasi belajar mahasiswa yang meningkat. Karena secara langsung atau tidak dengan partisipasi yang aktif dari mahasiswa membawa dampak positif pada pemahaman mahasiswa dalam belajar Temuan ketiga, dosen dan mahasiswa secara bersama-sama mampu mengidentifikasi kendala-kendala yang muncul dalam implementasi pembelajaran statistik pendidikan dengan berbasis komputer, sehingga dari itu dapat mengantisipasi dan mencari solusi penyelesaiannnya secara dini. Dengan begitu, pelaksanaan pembelajaran menjadi lancar, kondusif, dan sesuai rencana. E.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Penelitian tindakan kelas diperoleh kesimpulan sebagai berikut 1. Implementasi pembelajaran statistik pendidikan dengan berbasis komputerisasi merupakan wahana yang sangat strategis untuk membangun budaya belajar yang menekankan pada pengembangan penggunaan teknologi informasi (TI) dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu, harus dikembangkan berbagai pendekatan, metode/model, dan pola pembelajaran yang memadukan penggunaan berbagai software aplikasi komputer statistik dalam inovasi pembelajaran. 2. Dosen harus mampu mengubah paradigma pembelajaran dari yang berpusat pada dosen (lecturer centred) menjadi berpusat pada mahasiswa (student centred); bersifat terbuka terhadap perubahan penyampaian bahan ajar dengan cara menginformasikan SAP, materi yang diajarkan, pola CBI yang diterapkan, serta mampu menempatkan diri sebagai fasilitator, moderator, director dan motivator; 3. Dosen sebagai bagian dari sumber belajar mahasiswa, harus banyak belajar agar kreatif mengembangkan berbagai sofware komputer statistik yang relevan dengan kondisi mahasiswa, materi yang diajarkan, dan kemajuan teknologi pembelajaran, sehingga ketika dosen menyampaikan materi statistik pendidikan, mahasiswa merasa belajar statistik itu bukan sesuatu yang sulit dan membosankan, tetapi sebaliknya dapat merasakan bahwa 112 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
belajar statistik itu sesuatu yang sangat menyenangkan dan mengasyikkan. Daftar Pustaka Armai Arief (2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press. Azhar Arsyad (2006), Media Pembelajaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bambang Warsita.( 2008.) Teknologi Pembelajaran : Landasan & Aplikasinya. Jakarta :Rineka Cipta, Barbara M. Horvath (1985), Variation in Australia English. The Sociolects of Sydney Cambridge:Cambridge University Press, Bobbi DePorter (2004), Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon, David Hopkins. (1993), A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open University Press. Dimyati Mahmud (2002), Belajar dan Pembelajaran ,Rineka Cipta, Jakarta, Indro. Computer Based Instruction. (http://indrockz.blogspot.com/2014/08/ ComputerBased-Instruction-cbi.htm) Robert Heinich, Molenda dan James D. Russesl. Instructional Media 1985. hlm. 226and The New Technologies. 2nd ed. New York : John Wiley & Sons, Kemp, J.E. dan Dayton, D.K.( 1985), Planning and Producing Instructional Media. Cambridge: Harper & Row Publishers, New York, Made Wena, (2011) Strategi Pembelajaran Inovatif Kotemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Muhibbin Syah (2000 )Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Sugiyono (2003) Statistika untuk Penelitian, Bandung. Alfabeta, Uwes Anis Chaeruman. Prinsip Pembelajaran dengan Sistem Belajar Mandiri: http://fakultasluarkampus.net/teknologi-pendidikan113 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014
instructio- nal - technology/prinsip -belajar-mandiri, 2007/. Diakses 13 Oktober 2014.
114 Terampil, Vol 3, Nomor 3, Desember 2014