KEYNOTE SPEECH MENTERI KEUANGAN RAPAT KERJA NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA Rabu, 8 Desember 2010
Yang kami hormati Bapak Direktorat jenderal Kekayaan Negara, dan hadirin sekalian. Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua Paling tidak lebih dari 100, kita punya pejabat senior yang bertanggung jawab atas lelang. Sekarang yang hadir di sini mewakili pejabat-pejabat lelang. Kami mohon berdiri. Yang berdiri ini adalah Kepala Kantor Lelang, karena Bapak-bapak dan Ibu-ibu mensupervisi kegiatan lelang yang ada di bawah organisasi dan ini masuk dalam kategori 70 kantor lelang dan 70-nya hadir di forum ini. Jadi Bapak semua ini, gak ada Ibunya ya. Ini maksudnya ngomong gini untuk Pak Dirjen. Bapak semua ini kepala kantornya.
Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu sampai datang ke Jakarta supaya kita bisa ketemu. Silahkan untuk duduk kembali. Kalau kita punya ± 120 pejabat untuk melakukan lelang, itu sebetulnya ada di bawah 70 kantor ini. Kalau kita melakukan kegiatan penilaian dan penilaian kita mungkin lebih dari 1.200 pejabat yang bisa memahami masalah penilaian, kantor penilaian itu ada di bawah Kantor KPKNL. Jadi, 1.200 pejabat itu ada di bawah supervisi Bapak dan Ibu sekalian. Jadi, Bapak dan Ibu dengan tadi ketemu, saya lebih mengetahui dan memahami organisasi karena belum ada kesempatan untuk bisa langsung hadir di masing-masing kantor Bapak dan Ibu. Tetapi kembali yang saya ungkapkan di awal, adalah tentang Kekayaan Negara. Di Kekayaan Negara, kita tahu bahwa kekayaan negara itu di dalam konsep Dirjen Kekayaan itu adalah terbagi atas 3, yaitu kekayaan negara yang dimiliki, yang pada saat ini tidak dipisahkan dari negara, kemudian kekayaan negara yang dimiliki tetapi dipisahkan dari negara seperti BUMN dan ada kekayaan negara yang potensial tetapi yang dikuasai, tetapi secara fisik itu tidak kita pegang, tetapi dikuasai. Sehingga tadi Undang-undang Pasal 33 sebetulnya merujuk kepada kekayaan negara yang potential. Jadi, seluruh air, pertambangan, dan hutan yang ada di Indonesia termasuk lahan pertanian sebetulnya adalah lingkup daripada kekayaan negara, tetapi istilah di Dirjen Kekayaan Negara adalah “dikuasai” tetapi tidak langsung dimiliki, tetapi prioritas utama dikuasainya adalah negara. Kita sama-sama paham bahwa di beberapa negara seperti di Australia, Kanada itu perihal minyak dan gas, dan mineral sudah ada Undangundang bahwa lahan itu semuanya jelas bagaimana itu merupakan kekayaan negara. Kita di Kementerian Keuangan sekarang ini juga mempersiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kekayaan Negara untuk membuat jelas hal itu. Kita membahas seperti ini adalah membahas sehubungan dengan kita akan melakukan rapat kerja dimana di dalam rapat kerja itu kita akan menekankan bagaimana kita melakukan perencanaan yang lebih baik, itu temanya, kita melakukan perencanaan lebih baik, tata kelola yang lebih baik supaya kita dalam mengelola kekayaan negara lebih baik dan mencapai visi kita. Bagaimana kita melakukan
1
RAPAT KERJA NASIONAL DJKN
perencanaan? Sangatlah utama, seperti yang tadi disampaikan oleh Pak Dirjen. Apalagi kalau kita mempunyai kantor yang begitu luas di seluruh Indonesia 17 Kanwil, lebih dari 70 KPKNL. Saya dalam kesempatan ini ingin menyampaikan bahwa di Kementerian keuangan, kita selama tahun 2010 ini melakukan semua kegiatan-kegiatan yang merupakan target kinerja kita di tahun 2010, tetapi kita juga menyadari bahwa kita ini sekarang sedang melakukan kegiatan konsolidasi pada organisasi kita supaya kita bisa betul-betul mencapai visi Kementerian Keuangan dimana salah satu pilarnya adalah Dirjen Kekayaan Negara. Kita menyadari bahwa visi kita untuk menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang akuntabel, yang terpercaya, bidang kerja daripada kekayaan negara pun sudah diangkat menjadi salah satu tujuan utama daripada Kementerian Keuangan. Jadi, saya ingin menyampaikan pada Bapak dan Ibu, Saudara-saudara sekalian. Ingat, kita itu di Kementerian Keuangan kadang kita bisa bekerja rutin dan menganggap semua kegiatan kita itu sudah datar dan kita enggan untuk meningkatkan komitmen kita sesuai values kita untuk betul-betul kita melakukan perbaikan yang menyeluruh dan tidak sadar kegiatan kita mengelola keuangan makin lama makin berkurang. Coba kita lihat, dulu ketika Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) semuanya menjadi satu, peran kita untuk melakukan perencanaan, tinggi sekali. Sekarang kita dalam melakukan perencanaan, banyak sekali kegiatan-kegiatan pembangunan dan kegiatan untuk merencanakan belanja yang tidak terikat itu tidak sepenuhnya di tangan kita, malah ada di Kementerian atau di Lembaga lain. Kita lebih melakukan perencanaan di anggaran-anggaran yang sudah mengikat. Waktu kita mempunyai pengembangan organisasi Dirjen Anggaran, kita menjadikan Dirjen Anggaran untuk perimbangan keuangan, pengelolaan organisasi, perencanaan kita untuk daerah ternyata lepas dari kita. Kita punya Dirjen Perimbangan Keuangan, tetapi pengelolaan pengendalian lebih banyak diserahkan kepada Kementerian yang lain. Malah ada UU Nomor 32 tentang peran daripada Kementerian Dalam Negeri, UU Nomor 33 Kementerian Keuangan, tetapi kegiatan perencanaan itu banyak sekali di tangan Kementerian yang lain. Apakah itu pemahaman kita tentang pengelolaan kekayaan negara dan keuangan negara? Apakah itu pemahaman kita tentang kalau kita ingin memajukan Kementerian Negara/Lembaga dan kemudian akhirnya Dirjen Anggaran hanya lebih mengurusi masalah anggaran rutin, yang pembangunan, non rutin itu di Bappenas, misalnya gitu atau daerah pada saat daerah sekarang menyusun APBD, APBD-nya lebih banyak dikonsultasikan kepada Kementerian Dalam Negeri dan kita menyerahkan dana dalam bentuk transfer ke daerah, apakah itu? Saya rasa tidak ada maksud kita untuk mengatakan benar atau salah, tetapi kalau sudah Kementerian Keuangan bertanggung jawab sebagai Bendahara Umum Negara (BUN), yang merupakan CFO dari negara ini, perencanaan adalah salah satu yang paling utama harus kita tingkatkan. Bagaimana kita merencanakan lebih baik, bagaimana kita melakukan penyiapan organisasi, bagaimana kita melakukan eksekusi sampai kita melakukan evaluasi. Jadi Bapak dan Ibu, nanti kalau saya lepas Bapak dan Ibu untuk berangkat ke Puncak, perihal perencanaan ini tolong dipikirkan dengan baik. Apa yang akan kita rencanakan, jangka menengah, jangka pendek untuk mencapai visi kita dan bukan visi dari Dirjen Kekayaan Negara saja tetapi visi dari Kementerian Keuangan. Bagaimana kita mengelola keuangan dan kekayaan negara sehingga kita mengelola itu dengan sangat terpercaya dan akuntabel kita terapkan best practices, untuk mewujudkan negara yang demokratis, adil, makmur dan sejahtera. Jadi, konsep tentang bagaimana kita akan menyusun beberapa undang-undang, UU Piutang Negara, UU Kekayaan Negara, UU Lelang, UU Penilaian itu semua ada di tangan kita dan pada saat 2
RAPAT KERJA NASIONAL DJKN
kita menyusun kita betul-betul harus berpikir yang dalam dan fokus dan pegang teguh values kita, yaitu integrity, commitment, sincerity. Nanti di tahun 2011, values daripada Kementerian Keuangan, kita akan wujudkan dan nanti kita akan lakukan penyelarasan di seluruh organisasi termasuk di Dirjen Keuangan Negara tapi nanti pada saat Bapak-bapak dan Ibu-ibu di Eselon II, Eselon III berdiskusi dengan Eselon I yang lain di Kementerian Keuangan, kita harus beragumentasi bagaimana pentingnya values dalam kehidupan kita sehari-hari kita, yaitu integritas, komitmen dan sincerity. Td saya sudah melihat selintas definisi daripada masing-masing values itu, tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah kita terapkan itu dalam keseharian kita. Apakah komitmen, integritas dan sincerity itu dijadikan sebagai sistem yang ada di dalam tubuh seluruh insan di lingkungan Dirjen Kekayaan Negara? Saya ingatkan ya. Pada kesempatan ini, saya sebagai Pimpinan Umum memberikan arahan. Saya dukung penuh values-mu dan saya minta itu diterapkan dan tidak hanya diterapkan dalam bentuk simbol ataupun ungkapan tapi cara berfikirmu, cara berucapmu, dan ketindak-perilakumu sehari-hari harus mencerminkan itu. Integritas, commitment dan sincerity. Integritas begitu utama karena seorang yang pandai dan ahli tidaklah cukup saya hormati, apabila dia tidak didukung oleh integritas yang tinggi dan kita tidak perlu orang yang pandai dan ahli tanpa didukung oleh integritas yang tinggi, itu karakter dan karakter menyebabkan kita menjadi profesional. Bapak dan Ibu, Saudara-saudara sekalian, Kami ingin menekankan pentingnya perencanaan. Oleh karena itu kami ungkapkan tadi bahwa di saat awal kita masih tahap konsolidasi, kita harus membangun kelembagaan kita, kita harus lakukan transformasi, kita harus melakukan koordinasi di antara individu di lingkungan DJKN dan juga dengan instansi-instansi lain bagi Bapak dan Ibu, Saudara-saudara yang bertanggung jawab di daerah harus bisa bekerja sama dengan stakeholders di daerah supaya bisa diterima baik di masyarakat, kita harus merubah mind set kita, perilaku kita, supaya betul-betul kita hidup dengan values kita. Kita adalah kelompok jajaran di bawah Dirjen Kekayaan Negara. Kita itu datang dari background yang berbeda. Ada yang dari Indonesia Barat, Indonesia Timur, Indonesia Tengah. Kita datang dari pendidikan yang beda, bahkan kita datang dari keluarga yang beda. Jadi, sangat mungkin apabila kita itu berbeda di dalam kita bekerja. Nah, values yang tadi diungkapkan oleh Pak Hadiyanto yang sudah kita pegang selama ini, harus kita pegang teguh. Selama ada di lingkungan Kementerian Keuangan, Bapak dan Ibu sebagai pegawai atau karyawan aktif harus pegang itu, commitment, integrity dan sincerity dalam bekerja. Bapak dan Ibu, Saudara-saudara sekalian, Kalau kita berbicara tentang kekayaan negara, kita bicara tentang Barang Milik Negara (BMN), dan BMN itu ternyata begitu luas dan kalau kita nanti kembangkan Undang-undang tentang Kekayaan Negara itu akan semakin luas dan salah satu tantangan kita adalah bagaimana saat kita bekerja dengan focus, setiap saat kita berusaha merapikan kekayaan negara sehingga kekayaan negara semakin baik dan memberikan nilai tambah. Saya hormat dan berterima kasih kepada Bapak dan Ibu sekalian yang menyelesaikan masalah administrasi, dokumen, maupun status harta negara. Saya menyimak tentang begitu banyak 3
RAPAT KERJA NASIONAL DJKN
satker-satker yang dibina supaya merapikan inventaris mereka, merapikan kekayaan negara sehingga menjadi lebih nyata kekayaan kita. Saya prihatin kalau lihat di Jawa Timur, di Pasuruan ada daerah grati, yang statusnya tanah negara tapi diduduki masyarakat, ada demo dan lain-lain. Jadi, Bapak dan Ibu, pejabat di lingkungan Kekayaan Negara kita harus jaga. Setiap catatan yang ada di dalam Laporan Keuangan Negara Republik Indonesia, yang merupakan kekayaan negara harus kita jaga dan kalau sekarang ini masih ada beberapa satker, saya dengar dari 22.500 satker yang sudah rapi, masih ada 440 satker yang belum rapi, tolong Bapak dan Ibu rapikan itu supaya semakin banyak kekayaan negara. Tapi kita punya begitu banyak aset, apakah aset itu bekas aset zaman dulu, aset rampasan milik Cina dulu, apakah itu aset bekas BPPN, apakah itu aset bekas bank dalam likuidasi, apakah itu aset yang dimiliki negara karena kontraktor minyak asing itu bekerja memakai dana cost recovery (K3S) itu semua harus dirapikan. Dan kita perlu ada perencanaan yang kongkrit, tadi itu yang disampaikan Pak Hadiyanto, gak bisa kita bekerja, kita jalan slow-slow saja, biasa-biasa saja tercapai target kita. Itu tidak membuat hidup kita indah. Kita tuch harus stretch target, dan harus ada beban supaya organisasi kita bisa bergerak lebih baik. Kita betul-betul harus optimalkan kegiatan kita. Begitu banyak aset yang musti diurus dan kita juga mengurus piutang negara, kita mengurus piutang negara begitu banyak piutang negara yang musti harus kita tangani dan ingat, saya kembali ke tadi “values” kita. Bapak dan Ibu, Kalau tadi saya katakan bahwa kita masih dalam tahap konsolidasi, itu saya ingin konsolidasi dalam arti sebenarnya, dan konsolidasi itu adalah untuk menyamakan pandangan, menyamakan frekuensi, membangun tim, tetapi begitu kita sudah masuk ke dalam perencanaan, perencanaan itu harus didukung supaya tercapai dengan baik. Dan saya ingatkan masalah integritas, Bapak dan Ibu kalau sudah saya sudah sampaikan begitu nanti kalau pulang ke kantor masing-masing, Bapak dan Ibu punya kewajiban untuk bicara dengan anak buahmu perihal integritas, komitmen dan sincerity dan ingatkan mereka untuk bekerja profesional, bekerja dengan penuh integritas, bekerja dengan cerdas, bekerja keras dan tentu ikhlas, sincerity tadi. Kita sebagai orang yang beragama tidak hanya bisa memberikan arahan secara kedinasan tapi secara akhlak pun Bapak dan Ibu harus ingatkan. Kalau itu diberikan, artinya mengikat diri kita bahwa kita harus bekerja bersih, kita harus kerja jujur, kita harus kerja dengan penuh integritas dan saya ingatkan Bapak dan Ibu sekalian, kita ini di Kementerian Keuangan harus bersyukur lebih dibandingkan rekan-rekan kita Pegawai Negeri Sipil yang jumlahnya 45 juta di seluruh Indonesia. Kenapa? Karena kita memperoleh kesempatan lebih dahulu untuk menyelenggarakan reformasi birokrasi termasuk penyesuaian remunerasi dan beda, kita dibandingkan dengan yang lain itu beda dan jaraknya mungkin sudah 2-3 tahun kita nikmati, mereka belum nikmati. Bapak dan Ibu paham yang kami maksud? Paham. Kita pada saat bekerja di Pegawai Negeri Sipil, satu kebanggaan kita, pengabdian, rasa patriotisme kita bahwa kita adalah insan terpilih yang dipilih oleh Indonesia untuk menjadi Pegawai Negeri dan melakukan pengabdian kita bekerja untuk negara. Oleh karena itu, saya ingatkan kepada Bapak dan Ibu sekalian, perihal integritas tadi, values kita tadi dan ingatkan ke anak buah kita. Karena saya janjikan kepada Bapak dan Ibu dan ini merupakan janji kita semua bahwa ke depan kita akan melakukan proses peningkatan disiplin yang lebih tinggi. Kita harapkan semua jajaran organisasi, betul-betul bekerja fokus, perhatikan tupoksi kita. Saya tidak perkenankan Bapak dan Ibu melakukan kegiatan-kegiatan yang kemudian agak besar 4
RAPAT KERJA NASIONAL DJKN
porsinya untuk kegiatan non-tupoksimu, ada yang aktif di sini, ada yang aktif di sana, itu kembali fokus. Dan saya titip sama Pak Dirjen Kekayaan Negara, Bapak harus supervisi, Bapak-bapak dan Ibu-ibu Eselon II harus supervise. Karena kalau tidak, nanti Bapak dan Ibu yang tanggung jawab. Kepada seluruh kantor harus juga arahkan ke bawah seperti itu. Karena kita Indonesia tidak bisa kalau kita hanya maju pelan-pelan karena besarnya inflasi, besarnya persaingan di global, ancaman Free Trade Area itu sangat mengancam kita. Jadi, kita di Kementerian Keuangan yang sudah mendapatkan kesempatan lebih dahulu melakukan reformasi, harus teruskan reformasi kita dan kita harus menjadi contoh transformasi di Indonesia dan kita semua tahu bahwa ternyata kegiatan-kegiatan di Indonesia, mayoritas itu selalu terkait dengan Kementerian Keuangan, apapun yang dilakukan di daerah kalau sudah menyinggung masalah kekayaan negara, harta negara, piutang negara itu pasti meminta persetujuan kita. Jadi, Bapak dan Ibu sekalian, di daerah kita nanti akan lebih menekankan pentingnya pengelolaan kantor keuangan negara. Jadi, tidak lagi menekankan bahwa di daerah itu kita mewakili kekayaan negara, nanti Perbendaharaan mewakili perbendaharaan negara, nanti Pajak mewakili pajak negara, nanti Bea dan Cukai mewakili bea cukai. Itu semua harus lebih menjadi satu, itu adalah kantor keuangan negara. Dan kita harus berkoordinasi, sinergi untuk betul-betul peningkatan, kerja sama yang baik dengan Bea Cukai dan Pajak, itu akan membuat keuangan negara semakin meningkat nilainya. Bapak dan Ibu, Perencanaan itu penting, tetapi insan manusia yang paling penting karena kita bekerja melalui manusia. Bapak dan Ibu bekerja tidak bisa sendiri, harus dibantu oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di bawahmu dan SDM yang mempunyai integritas, komitmen dan sincerity yang tinggi akan membawa kita menuju visi Dirjen Kekayaan Negara dan Kementerian Keuangan. Bapak dan Ibu, Saudara-saudara sekalian, Saya ucapkan terima kasih karena saya selama beberapa bulan ini juga merasa peningkatan nilai itu terwujud. Kita diskusi tentang beberapa kekayaan negara, termasuk kemarin bicara tentang PT Inalum, yang sebetulnya masih dipegang sama asing ini, kalau kita berusaha kerja dengan baik nanti kita bisa jadikan itu sebagai kekayaan negara dan kalau itu bisa kembali ke pangkuan ibu pertiwi itu nilainya paling tidak USD 1 Milyar. Jadi, kita menambah kekayaan Indonesia dengan 89 Triliun. Kalau nanti Bapak bisa beresin masalah K3S, Bapak bisa beresin masalah bank dalam likuidasi, itu semua aset-asetnya akan membuat kita lebih baik. Tapi begitu banyak urusan yang lain yang harus kita tangani. Kita kemarin secara intensif memberikan arahan tentang Dirgantara Indonesia. Indonesia punya pesawat produksi dalam negeri diterima di Eropa, ijin sertifikasinya ada, yang kita lakukan malah beli dari negara lain, yang belum punya ijin sertifikasi di Eropa. Kalau kita bisa sehatkan, kita sehatkan. Kenapa itu PT PAL, PT PINDAD begitu terbatas modalnya padahal kita punya anggaran 1.100 Triliun dan anggaran untuk alutsista tidak kurang 30 Triliun mau dialokasikan, kok semua dibelanjakan ke luar negeri, kenapa tidak bisa ditangani oleh kita sendiri, harus aktif. Dirjen Kekayaan Negara yang mensupervisi 2 (dua) institusi yang besar termasuk Pertamina dan PLN. Kalau kita memilih diri kita untuk diam-diam saja, ya akhirnya Pertamina tidak bisa membanggakan seperti Petronas. Dan PLN baru meningkatkan power 10.000 MegaWatt saja, masalahnya sudah banyak dan begitu banyak subsidi mesti kita keluarkan. Kita sama-sama tahu bahwa di anggaran kita 1.100 Triliun itu, 200 Triliun untuk subsidi energi, listrik dan BBM. Jadi, Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berada di lingkungan Dirjen Kekayaan Negara, supervisi juga itu yang namanya Pertamina dan PLN bahwa itu supervisinya harus melalui Menteri BUMN, tidak berarti bahwa kita tidak melakukan kajian. Bagaimana itu yang namanya road map 5
RAPAT KERJA NASIONAL DJKN
energy Indonesia, bagaimana itu yang namanya governance di masing-masing institusi itu, kita mesti periksa. Kita dengar tentang Krakatau Steel go public menjadi rame, Garuda Indonesia mau go public, itu kekayaan negara dan itu masuk dalam perencanaan nasional yang perlu kita diskusikan di Puncak kalau kita akan 2 (dua) hari di sana, kita mesti paham akan hal itu.
Bapak dan Ibu, Saudara-saudara sekalian, Kita juga harus menyimak di bawah organisasi kita ada institusi, pegawai kita mungkin ada sekitar 1.200 pegawai yang bertanggung jawab atas penilai dan penilaian itu dengan jalannya waktu globalisasi, penilai swasta akan sama dengan penilai dari negara. Jadi, kita mesti menyiapkan transformasi. Bagaimana kita akan mempersiapkan unit penilaian negara kita, jangan seperti kantor pos yang terlambat melakukan transformasi pada saat perkembangan dunia mengarah kepada elektronik pos atau electronic mail. Dan akhirnya kegiatan fisik menjadi kurang karena semuanya sudah dilakukan melalui jaringan elektronik dan akhirnya kekayaan negara itu terlambat mentransformasi diri dan akhirnya terpaku dalam pola yang lama sehingga sekarang asetnya yang begitu besar, ada ekuitas yang negatif dan lain-lain dan sebagainya. Jadi, Bapak dan Ibu perlu pikirkan apa yang perlu kita berdayakan di unit penilaian kita supaya semakin baik dan semakin menjadi center of excellence bagi kegiatan penilaian yang ada karena belum banyak institusi yang menggunakan, memanfaatkan penilaian kita. Lelang, kita mempunyai satu soko guru di bidang lelang di Dirjen Kekayaan Negara Pengelolaan Kekayaan Negara, Pengelolaan Piutang Negara dan Lelang. Kita punya lelang, penerimaan kita dari lelang berapa? Tahun lalu 60 Milyar, tahun ini 44 Milyar dan mungkin lebih akan mencapai 60 Milyar lebih. Tapi 60 Milyar untuk sesuatu yang ditangani oleh Dirjen Kekayaan Negara itu tidak berarti nilainya. Kita punya begitu banyak pejabat-pejabat yang melakukan lelang dan mereka itu adalah authorized dan mereka itu adalah mempunyai sertifikasi. Kita harus bangun industri, kita harus mempersiapkan diri mereka, mentransform sehingga betul-betul menjadi motor pembaharuan dan akan membawa kita menuju visi keuangan negara. Jangan didiamkan apalagi kalau sampai kita di lingkungan kekakayaan negara tidak hati-hati dan tidak memperbaiki service kita. Kita itu adalah perusahaan publik, institusi publik dan institusi publik di dunia demokrasi itu tidak ada rahasia, semua orang tahu, semua orang bisa akses. Bapak dan Ibu berkewajiban untuk mengingatkan pejabat-pejabat kita yang berhubungan dengan masyarakat untuk jaga integritas. Karena masih banyak informasi yang kita peroleh tentang tidak dijaganya standard bekerja dengan tata kelola yang tinggi di kegiatan-kegiatan pelelangan kita, penilaian kita, pengelolaan piutang negara, pengelolaan kekayaan negara. Ingat lho, kalau kita melakukan lelang, itu pada saat kita tanda tangan itu tanggung jawab kita mulai di situ. Iya kan? Dan kita tahu sekarang ada banyak pejabat-pejabat yang setelah selesai masa tugas mulai dipanggil sama penegak hukum, untuk mempertanggungjawabkan hal-hal yang dia masukkan ke dalam kategori pernyataan dia ketika melakukan lelang. Bapak dan Ibu, saya sebagai pimpinanmu, saya selalu ingin kenal kamu lebih dekat, ingin bersatu dengan dirimu dan ingin menjaga dirimu dari hal-hal yang tidak kita inginkan bersama. Terima kasih, tapi saya juga mesti mengingatkan bahwa yang bisa saya jaga adalah yang tidak salah. Jadi, Bapak dan Ibu harus jaga dirimu dan jaga organisasimu untuk jangan melakukan kesalahan. Jadi ini penting ya karena saya anggap ini sebagai suatu konsolidasi, saya ingin kita sama-sama bicara di depan masalah hal yang penting ini, kemudian kita dorong organisasi kita ke depan untuk bekerja dengan satu perencanaan yang baik, satu target kinerja yang stretch, 6
RAPAT KERJA NASIONAL DJKN
yang cukup challenging istilahnya yang memang bisa terukur, yang cukup menantang, yang bisa masuk dalam kategori SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely) dan itu harus kita jaga. Dan selanjutnya kita buat organisasi kita penyesuaian untuk mengarah ke sana. Untuk yang lelang, kita punya banyak potensi bisnis yang terkait dengan UU Hak Tanggungan misalnya, karena begitu banyak aset negara atau aset yang harus dilelang. Tetapi kalau seandainya masalah itu merupakan potensi, kita mesti punya kegiatan untuk mengarah ke sana dan kita harus menciptakan satu aura dimana masyarakat itu merasa kok sudah kerja dengan Kementerian Keuangan itu sudah yang paling terpercaya. Saya mengulang-ulang masalah karakter, masalah terpercaya, integritas, komitmen, itu karena itu. Kalau kita sudah menjadi orang yang terpercaya atau institusi yang terpercaya itu hidup indah sekali karena pengabdian kita menjadi bernilai, karena kita mempunyai martabat. Tadi yang ingin saya sampaikan bahwa, Bapak dan Ibu selamat untuk menjalankan rapat kerja, visi dijaga yang baik, perencanaan dilakukan yang baik, tata kelola dilakukan yang baik, dan kalau bicara tata kelola itu artinya bicara tentang fairness, accountability, responsibility, independency, itu kita mesti jaga, kemudian kita bikin perencanaan yang baik dan kita juga titip kepada seluruh Bapak dan Ibu untuk kelola sumber daya manusiamu diarahkan ke visi yang sudah kita sepakati. Harapan saya, peningkatan kekayaan negara terus dapat terwujud. Kita bisa menyelesaikan beberapa UU yang tadi saya sampaikan mulai dari UU Piutang Negara, UU Kekayaan Negara, UU Lelang, UU Penilaian, saya ingin kita bisa dapatkan potensi kekayaan negara. Kita sakit hati kalau seandainya kita lihat perusahaan-perusahaan besar, aset besar beralih menjadi kepemilikan asing tanpa ada suatu governance dan pertanggungjawaban publik yang memadai, kita terus melakukan transformasi lembaga, kita melakukan kegiatan dengan service level yang tinggi, standard pelayanan yang tinggi, standard pelayanan itu dimulai dengan standard pelayanan yang tulus, banyak bilang terima kasih kepada masyarakat, minta maaf untuk terus bisa meningkatkan kualitas kita dan kita juga jaga recovery asset kita, aset piutang negara yang bermasalah ataupun yang tidak, kita perbaiki. Bapak dan Ibu sekalian, Mungkin ini yang saya ingin sampaikan. Saya ucapkan terima kasih bahwa pagi hari ini bisa hadir untuk mendengarkan arahan dari kami. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu bahwa semua pekerjaan yang baik selama ini dilaksanakan dan juga di tahun 2010 dilakukan dengan baik dan saya mengucapkan selamat melakukan Rapat Kerja dan semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melindungi kita, melindungi keluarga kita dan melindungi Indonesia yang kita cintai. Demikian Rapat Kerja saya buka. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
7
RAPAT KERJA NASIONAL DJKN