KEUANGAN INKLUSIF : CURRENT STATE DAN STRATEGI
Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif BANK INDONESIA Juni 2015
A G E N D A 7
1
6
2 5
3
TANTANGAN
4
LATAR BELAKANG
WHAT IF
CURRENT STATE
MENGAPA PERLU
ELEKTRONIFIKASI & LKD
STRATEGI 2
01
LATAR BELAKANG
3
LATAR BELAKANG Indonesia Adalah Negara Cash-Based Economy Persentase Transaksi Menggunakan Non-cash (check & payment)
Sumber : Bank Indonesia, Survey of Payment Behavioral Pattern in Indonesia (2013)
Channel yang Digunakan untuk Menerima Uang Hasil Penjualan oleh Petani (rural area)
Sumber: MasterCard Advisors Analysis, 2013 Sumber : Gallup, Remittances, Payments, And Money Transfers Behaviors Of South Asians And Indonesians,2013 4
LATAR BELAKANG Tingginya Unbanked (FINDEX 2014) Persentase Dewasa Punya Rekening di Formal Sektor Keuangan
2011 = 20%
Dewasa Indonesia >15th : 177,7 jt Sumber : Worldbank, Global Financial Inclusion Index, 2014
5
LATARBELAKANG Financial Exclusion Tinggi
Total kredit UMKM < 20%
dari total kredit perbankan Kredit sektor mikro < 19% dari total kredit UMKM Rata-rata suku bunga kredit UMKM cukup tinggi (>15%) source: World Bank, Global Financial Inclusion Index - 2011
Saver’s Financial Inclusion
> 68% masyarakat menabung > 48% hny menabung dilembaga keuangan sumber: Survei Neraca Rumah Tangga WB - 2011
Sumber : BI, diolah
Borrower’s Financial Inclusion
> 40% tidak bisa meminjam > 17% pembiayaan dari bank > 36% meminjam dari informal
6
LATAR BELAKANG Penyebab Unbanked
36% banked (org dewasa punya rekening di sektor keuangan formal)
Pendirian cabang mahal Proses kompleks Formalitas tinggi Persepsi nasabah grassroot tidak profitable IT belum mendukung Tidak efisien
Demand Side
Supply Side
Tidak ada uang Biaya produk mahal
penerima G2P
Jarak yang jauh
64%
unbanked
Tidak ada dok. identitas Mengandalkan tabungan anggota keluarga Tidak percaya bank Alasan keagamaan
The Bottom Of The Pyramid Miskin, Wanita, Sektor Informal, Petani, Nelayan, Etnis minoritas, Cacat, Lansia, Penerima G2P, Buruh, Marginal, Pedesaan.
7
LATAR BELAKANG Produk yang sesuai dengan Kebutuhan Masyarakat (Human Center Design)
46% Kebutuhan Keuangan
*)Lain-lain: biaya sekolah, biaya transportasi dan sewa rumah “Penghasilan saya biasanya hanya berakhir di dapur karena pengeluaran untuk kebutuhan makan sehari-hari hampir 30-40% dalam sebulan”
Lain-lain*) 14%
(Pulau Tidung, 28 tahun, Pria - Entrepreneur)
Pembayaran pengisian pulsa 7%
Basis responden: 1,080
Biaya Makanan 34% Pembayaran Tagihan 21%
Pembayaran angsuran pinjaman (motor, kredit, dll) 9%
Kebutuhan Non-Keuangan Rata-rata pengeluaran bulanan untuk kebutuhan pangan di pedesaan lebih tinggi dibanding perkotaan (Desa 36.53% dan Kota 31.71%) Kebutuhan non-keuangan lainnya termasuk sewa rumah, transportasi, biaya pendidikan, dll. 99% responden menggunakan uang tunai sebagai metode pembayaran baik kebutuhan keuangan maupun non-keuangan
Tabungan 9%
Pembayaran kebutuhan RT & elektronik 6%
54% Kebutuhan Non – Keuangan
Kebutuhan Keuangan Di pedesaan, alokasi tabungan cenderung lebih tinggi di banding di perkotaan. Hal ini merupakan peluang yang perlu dikaitkan dengan produk MFS yang ditawarkan Potensi Transaksi Masyarakat Unbanked yang menjadi target elektronifikasi adalah sebesar Rp2.741 Triliun
Sumber: Market research on the value proposition of offering a prepaid card linked to mobile branchless banking in Indonesia, presentation to NETHOPE/E--‐MITRA/BTPN/VISA, Juli 2014
8
02
WHAT IF?
9
WHAT IF Kemudahan berbank
1
Aktivasi Konsumen
Bagaimana jika: Kita dapat mengubah proses pendaftaran dari 3 jam menjadi 3 menit?
4
Proses Pembayaran Back-End
Bagaimana jika: Proses pembayaran dilakukan secara instant dan biaya yang dikeluarkan hampir tidak berarti?
2
Distribusi
3
Bagaimana jika: Seseorang dapat mengirim atau menerima uang dg dengan mudahnya?
Bagaimana jika: Dalam jarak <15 menit ada layanan keuangan ?
5
Integrasi
Bagaimana jika: Dapat mengirim uang kepada siapa saja, kapan saja dan dimana saja ?
Proses Pembayaran Front-End
6
Produk
Bagaimana jika: Setiap nomor telepon genggam menjadi sebuah rekening?
10
03
MENGAPA PERLU?
11
MANFAAT Manfaat Keuangan Inklusif di Beberapa Negara
NEPAL
KENYA
PERU
Rumah Tangga (RT) di Nepal mampu meningkatkan aset tunai mereka hingga lebih dari 50% dan total aset sebesar 16% ketika mereka diberikan akses pada rekening simpanan. Pemegang rekening di Kenya menabung 40% lebih banyak ketika mereka diberikan kartu ATM yang dapat menurunkan biaya transaksi untuk mengakses rekening bank mereka. Sebaliknya, nasabah Wanita yang memiliki posis tawar RT yang rendah menggunakan rekening mereka lebih jarang ketika disediakan kartu ATM. Peningkatan kredit mikro berbasis HP dan asuransi bagi kalangan bawah Penabung di Filipina, Peru, dan Bolivia meningkatkan nilai tabungan mereka sebesar 6% ketika mereka menerima SMS yang mengingatkan mereka untuk menabung. Di Peru, tabungan meningkat sebsar 16% pada saat pesan yang dikirim mengingatkan penabung akan tujuan tertentu.
PHILIPINE
Sumber : www.poverty-action.org/financial inclusion
• •
Penyedia Jasa Keuangan
• • •
Mengurangi biaya pengelolaan uang tunai dan uan palsu Fakta di retail bank di negara berkembang: berdasarkan pengelolaan uang tunai, biaya di kantor cabang > USD 1, sementara penggunaan ATM & agen menimbulkan biaya 25 – 50c.tergantung dari channel yang digunakan. Sumber dana retail baru Market baru untuk micro loan 12 Mengurangi volatilitas tabungan
04
STRATEGI
13
STRATEGI Perubahan Perilaku Secara Gradual
Kemampuan Keeping | Payment | Transfer pengelolaan keuangan/ kesejahteraan
Kredit
Produk Lainnya
Tabungan
Account Based Uang elektronik
Unbanked People
Cash Based
Waktu
Elektronifikasi
14
STRATEGI Dual Kebijakan: Elektronifikasi dan LKD From/To Government Business Person
Government TIDAK1 YA2 YA2
Bussines YA2 YA2 YA2
Person YA2 YA2 YA2
Point of Service
Debit Card
Credit Card U-Nik ELEKTRONIFIKASI ATM
Agen
Kantor Bank
LKD
Bank, Asuransi, dll
Keuangan Inklusif
e-Banking
CASH BASED
Unbanked
Bank
Layanan Keuangan Digital ACCOUNT BASED
unbanked Keeping/ Transfer
Menabung
Kredit Program
Produk keuangan lainnya
15
05
ELEKTRONIFIKASI
16
ELEKTRONIFIKASI DEFINISI ELEKTRONIFIKASI
ELEKTRONIFIKASI ADALAH SUATU UPAYA YANG TERPADU DAN TERINTEGRASI UNTUK MENGUBAH PEMBAYARAN DARI TUNAI MENJADI NON TUNAI “Electronification is changing something from a paper based system to an electronic system” (Urban Dictionary) “Electronification is the movement or conversion of information and/or funds through electronic means” (Jeffery, Craigh A, The Impact of Electronification on the Balance Sheet, 2005)
“Electronic payments can be widely defined as payments that are initiated, processed and received electronically, which is regulated and supervised by central bank” (E-payment Without Frontier, ECB, 2014)
17
TUJUAN ELEKTRONIFIKASI POTENSI PEMBAYARAN NON TUNAI : DAMPAK NON TUNAI TERHADAP PEREKONOMIAN Survey di beberapa negara pada negara menunjukkan bahwa peningkatan transaksi electronic sebesar 10% berdampak korelasi pada peningkatan pembelanjaan konsumen sebesar 0,5%. Belanja konsumen merupakan penyumbang bagi pertumbuhan ekonomi, hal ini meningkatkan prospek terjadinya siklus positif (virtuous cycle) antara transaksi elektronik dengan pertumbuhan ekonomi. Sumber : Global Insight. (2003). The Virtuous Circle: Electronic Payments and Economic Growth. San Francisco: Visa International
Prosentasi Transaksi Tunai (2013)
Sumber : McKinsey & Company, Asia Pacific Payments Trend, Global Payment Summit (2013)
54,776
GDP Perkapita 2013 (USD)
3.499
6.572
12.242
Sumber : World Development Indicator, World Bank, 2014
18
CAKUPAN ELEKTRONIFIKASI POTENSI PEMBAYARAN NON TUNAI : MAPPING TRANSAKSI PEMBAYARAN MASYARAKAT
From/To
Government
Bussines
Government Dana Bagi Hasil ke Pemda E
Business
Person
(pajak, SDA, suspen) DAU (murni, koreksi, tambahan) Dana Alokasi Khusus Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian Dana darurat Hibah Pembayaran bunga hutang kepada BI Pajak dari instansi pemerintah
E E E E E E E E
Pajak/Pajak Daerah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pengembalian pinjaman daerah Hibah Pajak BUMN/BUMD kepada pemerintah
E/T E/T
E/T E/T E/T E/T E/T
Pajak/Pajak Daerah PNBP* Retribusi Daerah Hasil pengelolaan daerah Hibah E = elektronik, T = Tunai
E
Belanja barang dan jasa, termasuk kepada BUMN/BUMD Belanja modal Pembayaran bunga hutang Subsidi/PSO* Hibah Subsidi kepada BUMN Pinjaman daerah Belanja Hibah Belanja Pemeliharaan Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pinjaman
Person E/T
E E E/T E E E E E/T E/T E
Jaringan supplier – retailer Pembayaran barang dan jasa Pembayaran hutang Pembayaran barang/jasa kepada BUMN/BUMD
E/T E/T
Pembayaran barang dan jasa baik kepada unit bisnis, termasuk BUMN/BUMD Pembayaran barang dan jasa kepada institusi bisnis
E/T
E/T E/T
Bansos Belanja pegawai (gaji, insentif, honorarium PNS/tenaga kontrak) Pembayaran bunga hutang Subsidi/PSO* Hibah
E/T E/T
Gaji/Upah/ Honorarium Insentif/Bonus Pembayaran barang dan jasa
E/T
Pembayaran barang dan jasa Gaji/Upah/ Honorarium Hadiah Transfer dana Remitansi
E/T
E/T E/T E/T
E/T E/T
E E
E/T
E/T
E/T E E/T
06
LAYANAN KEUANGAN DIGITAL
20
LAYANAN KEUANGAN DIGITAL Starting Point of Access Agen : 1. Penduduk setempat 2. Mempunyai usaha utama ditempat permanen 3. Lulus fit & proper 4. Lulus training 5. Deposit
Bank Kantor Pusat
Jaringan USSD PKS
2 Call Center: Nasabah dan Agen
Kantor Cabang
Deposit AGEN
(full cover)
PKS AGEN Individu
Kantor Cabang
PKS AGEN Individu
Supervisi
TELCO
AGEN
AGEN
Individu
Individu
Enkripsi
Setelmen Real time Notifikasi Dual Otentikasi
Kartu
Layanan sistem pembayaran dan keuangan dengan berbasis teknologi (HP atau kartu) dan agen.
21
FAKTORPENDUKUNG
SEKTOR INFORMAL BESAR Penetrasi Kepemilikan HP)
>15 Tahun Bekerja di Sektor Informal
313 juta pengguna HP
Sumber: Telco’s Market Intelligence, posisi Agustus 2014 Sumber: National Statistic, August 2013.
• Data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011, sebanyak ± 481 ribu atau 51% rumah tangga peserta PKH memiliki HP (TNP2K). • Data PPLS tahun 2011, sebanyak ± 13 juta atau 52% rumah tangga miskin memiliki HP (TNP2K). • Hasil survey remitansi sementara kepada TKI 2014, hampir 100% TKI memiliki HP (BI). • Hasil survey kepada 408 petani (padi, jagung, kentang, cabe), hampir 73% petani memiliki HP (Mercy Corps Indonesia ). • Hasil Survey BI, 93% petani punya HP (BI, 2014)
LKD Mekanisme Penarikan Layanan Keuangan Digital
1
Permintaan Penarikan dana 7
Serahkan dana
2
Permintaan
Agent Screens mBanking Platform Wallet
Notifikasi
Layanan Penarikan Penarikan Keuangan Cash Cash-–{ll] {ll] {ll] lllllll {ll] {ll] Rp Digital 75000 Banking: dari rekening Layanan Keuangan Digital: 017150987652 Penarikan Penarikan Rp -Cash 75000 Penarikan Cash: 75000 56455 1 1.Rp Penarikan RpPenarikan 75000 dr rek nomor dari rekening 01750987652. Masukan 1. jumlah. 2.Masukan Deposit 01750987652. 017150987652 Masukan Jumlah. Masukan Nomor 3. Saldo Masukan rekening 2. Deposit PIN, confirm Masukan PIN, nasabah. berhasil. rekening nasabvah. 4.transaksi Remittance confirm 5.TransID:12345678. Tagihan Dan 3. kirim. danSaldo kirim. *5678# OK Cancel Cancel OK Cancel Reply OK OK Reply Cancel Cancel OK Cancel Reply Cancel OK Clear 4. Remittance 5. Bill Payment 6b
LLLlLlLLllllllll
Value
Agent
+ 75000
Customer
- 75000
Konfirmasi 3
Confirmed Notifikasi
Fees Commission
6a
Penarikan –konfirmasi. Penarikan Rp75000 Settlement Database dari rekening 017150987652. Masukan PIN untuk persetujuan. Customer Screens 5
Customer
4
{ll] {ll] {ll]
lllll
LLlLll
Penarikan Penarikan 45637 Rp –7500 dari A/C 017150987652 konfirmasi. berhasil. Penarikan Rp 75000 TransID:12345678. reksaldo 017150987652. Sisa seebsar Rp 243000. Masukan PIN unt
persetujuan.
OK OK Reply
Cancel Cancel Cancel
23
07
CURRENT STATE
24
CURRENT STATE Penguatan Ekosistem
GNNT TELAH DICANANGKAN PADA TANGGAL 14 AGUSTUS 2014 PT Kereta Api Indonesia (Commuter Line): • Interkoneksi e-ticketing yang dilakukan oleh 4 bank. • Alignment e-ticketing dan perparkiran 4 bank (Oktober 2014). • Edukasi uang elektronik untuk e-ticketing di KCJ. Kementerian Sosial: • Pilot Project bansos PKH menggunakan uang elektronik dan agen LKD. • Penyaluran bansos PKH kepada 2.100 KSM di 4 provinsi. • Penyaluran bansos Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) menggunakan uang elektronik.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta: • Implementasi e-payment unt retribusi pedagang kaki lima dan e-parking • Fully e-ticketing transjakarta Kementerian Kelautan dan Perikanan: • Rancangan Bisnis Model untuk layanan pembayaran Nelayan BNP2TKI & Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi: • Implementasi pembayaran non tunai untuk jasa penempatan dan perlindungan TKI. • Program edukasi keuangan kepada TKI dan Keluarga TKI. • Pengembangan remitansi TKI .
25
ELEKTRONIFIKASI RENCANA KERJASAMA YANG AKAN DILAKUKAN TAHUN INI
Rencana Elektronifikasi layanan pemerintah pada tahap awal akan diprioritaskan dengan kementerian yang berada dibawah Koordinator Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Kerjasama yang menjadi prioritas tahun ini Kemenko Perekonomian
Kemenko Pengembangan Manusia dan Kebudayaan
Kementerian Sosial
Kementerian Keuangan
Kementerian Agama
Kementerian Hukum dan HAM
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Perdagangan
Kementerian Pertanian
34 Pemerintah Provinsi
26
08
TANTANGAN
27
TANTANGAN
01
Mengubah mindset dan kebiasaan masyarakat perlu proses dan waktu yang lama, serta biaya yang besar.
Perlunya political will stakeholder dan kurangnya koordinasi antara instansi terkait
03
Perlunya regulasi yang proporsional pada BI, Kementerian terkait, dan Pemerintah Daerah
Pengembangan KI & elektronifikasi bukan program CSR tapi merupakan bagian dari pengembangan bisnis
05
04
Perlunya membangun ekosistem dan infrastruktur yang handal, terpercaya dan interoperable Belum optimalnya sinergi antara bank dengan telco
07
02
06
Infrastruktur pembayaran yang belum merata, termasuk jaringan telekomunikasi 28
TERIMA KASIH
29