AB Three – Sujudku Acha dan Irwansyah – aku bersujud Acha dan Irwansyah – Menuju Puasa Acha dan Irwansyah – Puisi Ilahi Afgan – Padamu Ku Bersujud Andhika Kangen Band ft Eren – Jalan Menuju Surgamu Andra and The Backbone – Pujaan Hati AnAmkasa – Tak Semestinya Kita Lupa Ibunda Baim – Ya Allah Bimbo – Semoga Jalan Dilapangkan Tuhan Bintang – Kembali Dijalanmu Bonus Band – Kurebut Hatinya Kembali Cokelat – Pasrahkan Pada Nya Dang Faturrahman – Madah Rosul Daud – Dari Aku Untuk Dirimu Debu – Cinta Saja Gigi – AKhirnya Gigi – Jalan Kebenaran Gigi – Rinduku Cintamu Gigi – Tuhan Haddad Alwi Feat Duta SO7 – Insan Utama Haddad Alwi Ft Fadly Padi – Doaku Haddad Alwi – Salam Ramadhan
Ketika pena lebih tajam dari sebilah pedang “Menulis? Wah .. saya nggak bakat tuh. Mendingan berhadapan dengan anak-anak di kelas. Duh, kalau suruh nulis saya mah nggak punya ide, mesti semedi dulu cari wangsit. Malu ah, tulisan saya belum layak baca. Niat sih ada, tapi nggak tau mau mulai dari mana? “ … Kalimat ini biasa kita dengar
saat perbincangan tentang kebiasaan dan kebisaan menulis dilontarkan. Apakah semua orang bisa menulis? Aktivitas ini sesungguhnya sudah menjadi bagian kehidupan kita sejak bangku TK . Menulis tidak ada hubungannya dengan bakat, melainkan potensi. Tulisan merupakan salah satu media komunikasi massa. Agar berlangsung mulus, penulis harus melakukan perencanaan, perumusan dan penyusunan tulisan. Mulailah dengan Menemukan Ide! Ide adalah awal peradaban. Rekayasa sekecil apapun bermula dari ide. Sumber ide bisa berasal dari: 1. Fenomena yang tampak. Ketika mengajar, diskusi, praktikum, terima SK, ikut training, field trip, kenaikan gaji, semua dapat Anda hubungkan dengan fenomena keseharian 2. Pendengaran. Ketika bercakap, mendengar keluhan ortu, menyimak trainer bicara, dengarkan secara jeli. Pasti mengandung makna tertentu. Menurut pecinta seni, semua jenis suara mengandung arti. Selanjutnya tergantung sejauh mana kita membuka telinga dan dijadikan inspirasi tulisan.
3. Bacaan. Budaya membaca melahirkan perdebatan secara produktif (ini yang dilakukan teman-teman di De Brito). Sebuah tanggapan bisa menambah ilmu, membuka peluang ide baru. Saling sanggah antar penulis tentang sebuah tulisan adalah bukti kemajuan. 4. Hasil Diskusi. Cara pandang yang berbeda dan referensi yang lebih berbobot bisa memperkaya tulisan. 5. Pengalaman Hidup , baik diri kita sendiri maupun pengalaman orang lain. Kategori Tulisan 1. Kolom (esai) Hampir setiap media massa memilki rubrik ini. Tulisan kolom biasanya merupakan catatn refleksi seorang tokoh tentang hidup sehari-hari dengan tema penting. Pengemasannya dengan bahasa ringan, komunikatif dan kesederhanaan analisis. Disebut juga sebagai tulisanlepas, karena tidak terikat headline (untuk media harian) dan tema/tajuk (untuk media mingguan atau majalah). Tulisan mengalir dengan pengemasan bahasa sederhana
2. Opini (artikel populer) Memilki karakter subjektif karena didominasi subjektifitas penulis dan persuasif, karena usaha meyakinkan pembaca dengan ketajaman analisa dan argumentasi. Kelemahan opini adalah akurasi data. Kelebihannya adalah pada keterkaitan persoalan. 3. Artikel Akurasi data lebih kuat, karena tulisan lebih ilmiah. Artikel adalah jenis tulisan yang mempersempit sudut pandang, data yang digunakan juga harus bisa dipertanggungjawabkan. 4. Resensi Sesungguhnya ini adalah kritik buku. Sering juga merupakan komentar dan pertimbangan tentang sebuah buku. Kritik buku bisa secara ektrinsik, yakni dari jenis font (tipe huruf), judul, jenis kertas, ukuran, cover. Sedangkan dari sisi intrinsik meliputi tema pokok, sistematika berfikir, relevansi gagasan dihubungkan dengan konteks jama, dan sebagainya. 5. Berita (news) Tulisan ini berupa fakta, yang kerap didekati dengan bantuan prinsip 5W 1H. Tulisan berbentuk news umunya adalah tanggungjwab redaksi media yang bersangkutan, sehingga penulis luar tidak bisa berpartisipasi
Banyak hal yang perlu diketahui dan dipelajari bagi Guru untuk menjadi penulis. Namun sindiran yang mengatakan bahwa „sangat lucu jika seorang pendidikan menyuruh muridnya menulis, mengarang, sementara dirinya tidak mampu melakukannya”. Tersinggung ndak?.... Membaca karakter media juga perlu dicermati, agar tulisan Anda cocok dengan karakter media, agar faktor tertolak bisa diminimalkan. Contoh, jika Anda menulis tema keIslaman yang radikal, maka jangan harap akan dimuat di harian Kompas. Atau jika tulisan Anda bernada Islam Liberal lalu Anda kirim ke majalah Sabili, pasti akan tertolak. Visi misi media harus Anda pelajari. Banyak pakar memberi nasehat, janganlah motivasi awal menulis itu untuk mendapat honor, melainkan untuk sebuah agenda perubahan sosial ke depan. Kalau sebagai penulis pemula motivasinya uang, jadinya malahan tak konsisten menulis. Penulis yang memilki idealismen, ketika tulisannya tertolak, maka tak akan menyurutkan pena mengayun. Kirim tulisan Anda ke alamat Media (email) berikut: 1. Harian
[email protected]/
[email protected] 2. Koran Tempo
[email protected] 3. Harian Jawa
[email protected]/
[email protected]
4. Harian
[email protected] 5. Harian Suara
[email protected] 6. Harian Suara
[email protected] 7. Harian Pikiran
[email protected] 8. Harian Suara
[email protected] 9. Harian Sinar
[email protected] 10. Harian Media
[email protected] 11. Majalah
[email protected] 12.Harian Seputar
[email protected] 13. Harian Kedaulatan
[email protected] 14. Media Elektronikhttp://www.sekolahindonesia.com/ 15. Majalah
[email protected] 16. Majalah TEACHERS
[email protected]