Hidup mahasiswa..!!! Assalaamu`alaikum.Wr.Wb. Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas izin-Nya Buletin Tinta Pena Sastra bisa terbit di bulan April ini. Dalam kepengurusan kedua Redaksi TIPIS ini, kami hadir dengan mengulas tema “Budaya” dalam edisi kali ini. Sehubungan dengan transformasi Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu budaya, tentunya bukan hal yang mudah untuk perubahan tersebut dilakukan tanpa dukungan berbagai pihak, baik internal maupun eksternal FIB sendiri.
transformasi itu? Di sini mahasiswa dituntut untuk bisa berpikir kritis dan bijaksana dalam memahami hal tersebut, tentunya terlepas dari pro dan kontra, karena perbedaan pendapat itu hal wajar. Yang tidak wajar adalah cara menyikapi perbedaan itu, karena sesungguhnya dengan perbedaan itu akan muncul ideide cemerlang yang menghantarkan kepada kemajuan. Selain itu mahasiswa adalah penggerak perubahan yang mempunyai andil besar dalam memajukan bangsa, khususnya di fakultas itu sendiri. Segenap Tim Redaksi Tinta Pena Sastra mengucapkan terima kasih atas perhatian dan dukungan yang kalian berikan sehingga buletin ini bisa terbit. Albert Einsten pernah berkata “Belajaralah dari masa lalu, lakukan hari ini, dan berharap untuk hari esok. Yang penting jangan pernah berhenti mempertanyakan sesuatu.”
Sesungguhnya tema yang kami hadirkan ini sangat berkaitan erat dengan transformasi itu sendiri, yaitu budaya. Namun apakah kita sebagai mahasiswa FIB sudah memahami tujuan dan dampak dari
Jatinangor, 11 April 2012 Pemimpin Redaksi
Redaksi Tinta Pena Sastra Pelindung Dr.Heriyanto, M.Hum Penasehat Ade Krisniawan (Indonesia 2009) Wandra (Sejarah 2009) Pemimpin Deni Hamdani (Jepang 2011) Redaktur Pelaksana Kusrianto Ryan (Sejarah 2011) Sekrtaris Fia angraini (Jerman 2010) Bendahara Nurul Magfira Rauf (Arab 2010) Redaksi Annisa Citradelita (Jepang 2011), Abrori Abdul Rozaq (Arab 2010), Anastasia Anggoro.S (Sejarah 2011), Denti Rahayu (Jerman 2011), Tia Yusmiati (Inggris 2010), Debby Citra Kristanti (Inggris 2011), Nurul Fathimah (Jepang 2010), Nurfathia Yasmin (Inggris 2011) Reporter Novita Yulisya (Jepang 2010), Rindi Astriani (Indonesia 2010), Rachman Tri Saptianto (Jepang 2010), Tsani Sofi Aini (Arab 2011),Dinda Puteri Alhumaira (Jepang 2011), Fitriayu (Jerman 2010), M. Agustian Ari Putra (Indonesia
2010),Hana Farhati (Jerman 2010), Eka Winda Rachmawati (Indonesia 2011), Khoerunnisa (Jerman 2011), Hani Dwi Meiliza (Jepang 2011), Rahmaniyar (Jepang 2010), Garry Tiopan. B (Rusia 2011), Fouzna (Jepang 2010) Editor Bahasa Asri Anugerah Gustini (Jepang 2010), M. Abid Ubaidillah (Indonesia 2011), Wirantika (Jepang 2011), Gita Ayu Inggarwangi (Inggris 2011), Abdul Toyib sodikin (Jerman 2010), Rama (Jerman 2011), Melvina Charitas (Jerman 2011), Angki Nurjajang (Jepang 2011), Nurasiyah Jamil (Indonedia 2011) Layouting Hanifah Hidayati Reswi (Jepang 2010), Probo Agung Laksono (Indonesia 2011), Ficca Oxy Putra Ridai (Arab 2011), Abu Dzar Al-Ghifari (Arab 2011) Photografer Dewi (Rusia 2011) Monica (Jepang 2011) Distribusi Anggota Buletin Tinta Pena Sastra Alamat Redaksi Student Center Lt.2, FIB Unpad CP:085659982561 E-mail :
[email protected] Blog http:/bemgamafasaunpad.wordpress.com/tipis
Feature >>
Indonesia merupakan sebuah negara dengan sejuta pesona yang telah dianugerahkan Tuhan. Setiap jengkal tanah dan setetes air yang terhampar dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Taulud hingga Pulau Rote, adalah mukjizat bagi penghuni bumi pertiwi ini. Indonesia adalah negara yang kaya akan keindahan alam dan budaya, yang terdiri dari sekitar 18 ribu pulau, 750 bahasa dan 1128 suku bangsa! Adakah negara lain di dunia ini yang memiliki kekayaan budaya seperti Indonesia?
budaya yang diwariskan nenek moyang kita tidak tergerus oleh kemajuan zaman. Menurut data dari Departemen Pariwisata mengenai jumlah kunjungan wisatawan asing di Indonesia pada tahun 2011, Bali dan Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata dengan angka kunjungan tertinggi di Indonesia. Padahal, jika kita telusuri masih banyak daerah yang memiliki pesona keindahan alam yang tidak kalah menarik.
Akan tetapi, ada satu hal yang telah dilupakan oleh generasi kita sekarang, yaitu budaya yang diwariskan nenek moyang kita. Budaya adalah sebuah harta yang sangat berharga dan merupakan jati diri bangsa kita di mata dunia. Setiap daerah di Indonesia memiliki khazanah budayanya masing-masing. Hal inilah yang harus dimanfaatkan untuk memperkenalkan bangsa kita kepada dunia internasional. Contohnya, pembaca mungkin sudah tidak asing lagi dengan tempat-tempat seperti Bali dan Yogyakarta, tetapi masih banyak yang bertanya mengapa daerah ini begitu istimewa dibandingkan tempat-tempat di daerah lain. Setiap orang yang pernah berlibur ke tempat ini pasti akan memiliki kesan yang mendalam dan merasa seperti berada di dunia yang berbeda, jauh dari hiruk-pikuk dan hedonisme kota metropolitan. Ya, Bali dan Yogyakarta merupakan tempat dimana tradisi dan budaya berpadu dengan modernisasi sehingga menghasilkan sebuah harmoni yang indah. Di sini, nilai-nilai
2
Keunikan dari daerah ini adalah pertunjukan seni budaya yang dijadikan sebagai alat utama untuk menarik wisatawan, terutama wisatawan mancanegara. Yogyakarta misalnya, hampir sepanjang tahunnya menggelar eventevent pertunjukan bertemakan seni budaya. Antara lain, Festival Kebudayaan Yogyakarta yang rutin diadakan tiap pertengahan bulan Juni setiap tahunnya. Pada ajang festival ini, wisatawan akan dimanjakan dengan berbagai macam pertunjukan seperti festival gamelan, pameran budaya, dan pameran kerajinan tangan khas masyarakat Yogyakarta. Selain itu ada juga festival sekaten yang rutin diadakan setiap menjelang perayaan Maulid Nabi, dimana pasar malam akan dibuka selama sebulan penuh.
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Kemudian, festival tersebut akan diikuti oleh pameran keraton Yogyakarta, dan akan ditutup dengan tradisi Grebeg Maulud. Tentu masih banyak yang belum mengetahui apa itu Grebeg Maulud, bukan? Tradisi ini merupakan bentuk cinta kasih raja kepada rakyatnya, dimana sultan memberikan 7 gunungan, yaitu 3 Gunungan Kakung, Putri, Gepak, Pawuhan, dan Dharat yang dikeluarkan dari dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kemudian, ketujuh gunungan tersebut diarak melewati Siti Hinggil, Pagelaran, Alun-Alun Utara hingga berakhir di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta. Setelah diarak, seluruh masyarakat yang mengikuti ritual ini akan berebut untuk mendapatkan isi gunungan itu.
Tidak kalah dengan di Yogyakarta, Bali juga memiliki pertunjukan seni budaya seperti upacara ngaben yang merupakan upacara penyucian atma (roh), sebuah fase pertama sebagai kewajiban suci umat Hindu Bali terhadap seseorang yang telah wafat. Pertunjukan tari kecak yang sering diadakan dan sangat menarik minat wisatawan, karena tarian ini mengandung unsur mistis. Satu lagi event yang tidak boleh dilewatkan adalah “Bali
musik tradisional, kerajinan tangan, dan segala kegiatan yang berhubungan dengan kebudayaan masyarakat Bali. Selain di kedua daerah tersebut, sebenarnya masih banyak tempat-tempat lain di Indonesia yang memiliki keunikan tradisi dan seni budaya sendiri. Seperti tradisi pemakaman Suku Toraja di Sulawesi Selatan, tradisi Hombo Batu Nias di Sumatera Utara, tradisi bakar batu di Papua, dan masih banyak lagi. Apabila pemerintah lebih serius untuk mengelola potensi yang dimiliki negara kita, tentu akan banyak keuntungan yang dapat diperoleh. Pertama, devisa negara dari sektor pariwisata sudah pasti akan terdongkrak, kemudian tradisi dan budaya bangsa kita akan semakin dikenal dunia internasional. Sayangnya, salah satu kelemahan negara kita adalah kurangnya perhatian pemerintah untuk menggali potensi yang ada di pelosok negeri. Sekarang, sebagai generasi pewaris dan penjaga budaya nusantara, kita semua memiliki kewajiban untuk melestarikan warisan-warisan itu. Tradisi dan budaya merupakan sebuah cipta karya manusia sebagai tanda jejak peradaban umat manusia dari masa ke masa. Seperti yang pernah dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa budaya merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia. Kita boleh hidup mengikuti kemajuan zaman akan tetapi kita tidak bisa begitu saja melupakan warisan budaya kita bukan? (TIPIS/IA/KY)
Arts Festival” yang dilaksanakan rutin setiap tahunnya, selama sebulan penuh. Festival tersebut diadakan pertunjukan seni tari dan TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
3
Seputar fIb >>
Forum Diskusi Mahasiswa (Fordisma) yang
menjadi FIB. Senat Unpad berinisiatif mengadakan
dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2012 di teras abu
sidang terbuka pada 3 Januari 2012 sebagai reaksi
Gedung C sebagai wadah sosialisasi perubahan nama
lamanya proses persetujuan pergantian nama oleh
Fakultas Sastra (Fasa) menjadi Fakultas Ilmu Budaya
kemendiknas. Hasilnya Bapak Ganjar Kurnia (Rektor
(FIB). Diundang Reza Dinaputra (Pembantu Dekan 1)
Universitas
dan M. Nasihuddin (ketua BEM GAMA FASA
mengesahkan Surat Keputusan Perubahan Nama Fasa
UNPAD periode 2010-2011) sebagai narasumber.
menjadi FIB pada tanggal 5 Januari 2012. Disaat yang
Acara serupa direncanakan akan diadakan setiap dua
hampir bersamaan Fakultas Ekonomi Universitas
bulan sekali, tentunya dengan mengangkat tema
Padjadjaran pun berganti nama menjadi Fakultas
berbeda setiap edisinya.
Ekonomik dan Bisnis. Dengan nama yang sudah
Padjadjaran)
menyetujui
untuk
berubah maka mulai tahun ajaran 2012 akan diterapkan Berdasarkan penuturan Bapak Reza Dinaputra, Fakultas Sastra berdiri pada tanggal 1 November 1958 dengan tiga progam studi Ilmu Sejarah, Sastra Indonesia/Daerah, dan Satra Inggris. Kemudian dibuka program studi Sastra Mandarin dan Antropologi. Pada tahun 1965 Prodi Sastra
Mandarin dibubarkan
sedangkan prodi Antropologi dipindahkan ke Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Tahun 1987 dibuka program studi Usaha Perjalanan Wisata untuk jenjang Diploma
III. Penambahan kurikulum kajian budaya dan
filologi pada tahun 2000. Perubahan nama dan
sebuah kurikulum yang berbasis kompetensi dengan ditambahkannya empat kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap mahasiswa yaitu: kepariwisataan, kewirausahaan,
kajian
budaya,
dan
diplomatik.
Diharapkan nantinya mahasiswa akan lebih aktif dan aplikatif dalam berkomunikasi menggunakan bahasa yang telah dipelajari di kampus. Akan dibuka juga program studi Arkeologi dan Kepariwisataan untuk jenjang S1, S2 dan S3. Serta setelah pengesahan Surat Keputusan oleh Kementrian Pendidikan, lulusan FIB akan bergelar Sarjana Humaniora (S.Hum).
kurikulum berarti pula adanya kebutuhan tenaga pengajar yang tidak hanya punya
pengetahuan
kesusastraan saja tetapi juga mengenai kebudayaan.
Pembenahan
sarana
dan
prasarana
juga
dilakukan: pembangun gedung perkuliahan baru dan renovasi laboratorium bahasa. “Pada tanggal 10 April
Menurut beliau gagasan tentang pergantian nama ini sudah berhembus sejak 2002 namun tak mendapatkan perhatian serius. Usulan ini masih sebatas semangat perubahan menuju arah yang lebih baik. Memerlukan proses yang panjang agar perubahan nama ini bisa direalisasikan sekarang pada saat Bapak Dadang Suganda menjabat sebagai Dekan FIB.
2012 nanti akan diadakan peluncuran FIB yang diharapkan diikuti oleh semua [mahasiswa] jenjang (D3 dan S1) dari semua program studi. Dan mulai dari saat ini saya harapkan kalian semua [mahasiswa FIBred] akan menyuarakan bahwa kalian bangga menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya!” pungkas Bapak Reza.
Tahun 2010 Senat Universitas Padjadjaran menyetujui rencana terkait perubahan nama Fasa
4
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Seputar fIb >>
Diubahnya nama Fasa menjadi FIB
fakultas. Hasilnya diturunkannya Izin Prinsip
seperti penuturan Prof. Dr. Dadang Suganda
Direktur
sebenarnya sudah lama digagas oleh Bapak
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Nomor
Prof. Dr. Edi S. Ekajadti ketika menjabat
921/D5.1/T/12 tanggal 21 Februari 2011 dan
sebagai Dekan Fasa Unpad periode 1995-2002
Surat
silam. Hal tersebut hanya menjadi wacana yang
350/UN6.RKT/PP/2012 tanggal 5 Januari 2012
tidak direalisasikan. Tetapi perubahan nama
yang meresmikan perubahan nama Fakultas
dirasakan
seiring
Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Dampak
berjalannya waktu. Dan pada kenyataannya
dari perubahan nama ini dalam berbagai bidang
yang di pelajari setiap hari tidak hanya ilmu
yaitu sebagai berikut:
menjadi
sangat
perlu
kebahasaannya saja tetapi juga kebudayaan masing-masing jurusan.
Kelembagaan
Keputusan
dan
Kerjasama
Rektor
Nomor
1. Akademik. Penambahan Mata Kuliah Umum (MKU) diplomasi, kewirausahaan, pariwisata, dan kajian budaya dengan mengurangi bobot SKS
MKU
yang
diambil
tetapi
tidak
menghapus MKU yang sudah ada. Kebijakan ini akan mulai diberlakukan pada tahun ajaran 2012/2013. Bagi mahasiswa angkatan 2008, 2009, 2010, dan 2011 diberikan kebebasan untuk mengambil atau tidak MKU baru Alasan-alasan lain, pertama adanya kekhawatiran
akan
lulusan
Fasa
kurang
memiliki kompetensi di masyarakat. Kedua terkait akan ada banyak akses program kejasama lapangan kerja dengan alumni. Serta perlunya
penyesuaian
kurikulum
dengan
tersebut. Terkait dengan penambahan Mata Kuliah Jurusan, itu tergantung kebijakan setiap jurusan. Namun yang pasti MKJ baru tersebut harus menititikberatkan pada aspek kebudayaan. 2. Tenaga dengan
dinamika masyarakat saat ini.
pengajar. FIB akan bekerjasama beberapa
instansi
untuk
mendatangkan tenaga pengajar bagi tiga Tahun 2008 dimulailah upaya-upaya
MKU tambahan: pakar budaya untuk MKU
realisasi perubahan nama fakultas ini. Diawali
Kajian Budaya, NHI untuk MKU Pariwisata,
dengan
tim
KADIN untuk MKU Kewirausahaan, dan
perubahan
FISIP Unpad untuk MKU Diplomasi. Selain
pengurus
sosialisasi seluruh
dan
pembentukan
persyaratan
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
5
itu
juga
meningkatkan
wawasan
dosen
pengajar FIB dengan mengikutkan pada seminar setiap bulan serta les bahasa Inggris. 3. Fasilitas. Fasilitas-fasilitas tambahan sebagai penunjang pembelajaran akan dipusatkan di Gedung D
yang sedang dalam
proses
pembangunan, meliputi Pusat Linguistik, Budaya, dan Bahasa di lantai 2 dan Museum di lantai pertama. Peemenuhan fasilitas di bidang kepariwisataan akan berkerjasama dengan NHI.
yang berhubungan dengan kebudayaannya. 8. Visi, misi, dan Hymne Fakultas. Sudah ada
4. Perubahan nama program studi. Masih dalam proses, namun Prodi Sastra Sunda sudah mengusulkan menjadi Prodi Kajian Sunda.
revisi visi misi, dan hymne Fakultas dan akan disosialisasikan pada saat peluncuran FIB Unpad pada tanggal 10 April 2012. 9. Selain perubahan-perubahan tersebut, muncul
5. Gelar. Perubahan nama gelar lulusan dari sebelumnya Sarjana Sastra (S.S) menjadi Sarjana Humaniora (S.Hum) belum dapat dilakukan untuk saat ini, masih menunggu pengakuan dari nomenklaktur kepegawaian. 6. Penjurusan akademik.
Diluar penjurusan
wacana penambahan program studi baru di fakultas ini yaitu Program Studi Filsafat, Perfilman (Dokumenter) dan Program Studi Seni (Kotemporer/Tradisional). Tetapi belum dapat
direalisasikan
karena
masih
diperlukannya proses pembangunan fisik dan
yang sudah terlebih dulu ada (linguistik, sastra,
non fisik pada FIB ini. Tulisan “Fakultas
dan filologi) akan ditambah dengan diplomasi,
Sastra” di Gedung A direncanakan akan tetap
kewirausahaan, pariwisata, kajian budaya. Bagi angkatan-angkatan sebelum tahun 2012 dipersilakan untuk mengambil penjurusan baru atau mengambil tema skripsi jurusan yang baru.
menguasai dan berkomunikasi dengan bahasa yang telah dipelajari dengan langkah konkrit mengadakan
dipertahanknan
untuk
mengingat
nilai
histotris yang mendalam yang terkandung di dalamnya. 10. Beliau pun berharap setelah perubahan nama fakultas ini, mahasiswa mampu memperkaya
7. Prospek kerja. Jaminan lulusan FIB dapat
tes
DELF/DALF, diselengglarakan
6
lulusannya mampu bekerja dalam ranah kerja
kebahasaan dan oleh
lain-lain) FIB,
(TOEFL, yang
kegiatan yang berbasis budaya secara luas guna mengembangkan diri serta siap bahumembahu dalam pembangunannya ke depan sehingga
masyarakat
tidak
ragu
untuk
menerima lulusan FIB Unpad kelak. (TIPIS/FA)
sehingga
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Seputar fIb >>
Gelaring Fakultas Ilmu Budaya (10/4)
lagu,
Lili Suparti M.sn selaku pencipta
yang bertempat di Pelataran Parkir Fakultas
karategan FIB dan Kunto Sofianto, Ph.D selaku
Ilmu Budaya di hadiri oleh Rektor Universitas
pencipta Mars FIB kepada Dekan FIB, Prof.
Padjadjaran, Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA.,
Dr. Dadang Suganda, M.Hum .
serta para undangan yaitu Dekan FMIPA, FTIP,
Setelah itu beranjak ke sesi acara
Fakultas Keperawatan, Fakultas Farmasi serta
berikutnya yaitu
Dirut Bank BNI. Acara diawali dengan arak-
(Piala Dekan 2012) oleh dekan FIB, Prof. Dr.
arakan
arak-arakan
Dadang Suganda, M.Hum yang diawali dengan
merupakan perwakilan jurusan-jurusan FIB dan
parade perwakilan atlet dari setiap cabang
lembaga-lembaga
kemahasiswaan. Dimulai
olahraga yang di lombakan yaitu cabang bulu
pukul 08.00 WIB para perserta arak-arakan
tangkis, bola basket, futsal dan sepak bola.
beranjak dari Balai Santika menuju Fakultas
Kemudian para undangan, dosen, staf, dan
Sastra, sesampainya rombongan arak-arakan di
mahasiswa melukis bersama di atas sebuah
Fakultas Sastra
kanvas
yang
meriah,
peserta
dilaksanakanlah pengguntian
besar
pembukaan PILDEK 2012
dalam
rangka
Berekspresi
pita FIB yang menandakan bahwa Fakultas
bersama FIB dalam bahasa rupa. Tidak
Ilmu
ketinggalan
Budaya
telah
diresmikan
dengan
juga
partisipasi
mahasiswa
dan
himpunan-
penandatanganan prastasti dan peresmian tugu
himpunan
LK
(lembaga
FIB oleh rektor dengan di iringi oleh tarian
kemahasiswaan) yang turut menyemarakkan
merak yang sangat indah, maka resmilah
gelaring FIB dengan menampilkan pentas
Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya.
kreativitas seni.
Kemudian acara dilanjutkan dengan
Rangkaian acara gelaring FIB selesai
menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne
pada pukul 15.00 WIB, acara ini sekaligus
Unpad dan Hymne Sastra yang ditembangkan
menjadi tonggak sejarah perubahan Fakultas
untuk terakhir kalinya. Setelah itu dilanjutkan
Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya yang
oleh sambutan dr.Reiza D. Diena Putra selaku
diharapkan dapat menjadi fakultas yang lebih
ketua panitia Gelaring FIB. Di acara ini di
baik dan membawa perubahan positif bagi
perkenalkan juga Karategan FIB dan Mars FIB
seluruh
yang di nyanyikan oleh perwakilan civitas FIB
FIB.(TIPIS/FA/DR)
elemen
civitas
akademia
kemudian secara simbolis teks Karategan FIB dan Mars FIB
yang diserahkan dari pencipta
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
7
“ Spektakuler, sebuah sejarah yang spektakuler,
Testimoni acara gelaring FIB:
perubahan ini harus disyukuri oleh mahasiswa Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA. Rektor
dan dosen, acara ini spektakuler karena dari
Unpad
sekian banyak rumpun bisa bersatu”
“ Perubahan sedianya membawa perubahanperubahan lainya, apalah arti sebuah nama,
Damayanti Priatin, M.hum, Dosen Sastra
seperti bunga rose mau di ganti menjadi apapun
Jerman
namanya
Semoga
“ Perubahan nama itu bagus dan harus menjadi
perubahan ini akan membawa semangat dan
lebih baik, kurikulum dan akademik harus
juga jangan hanya namanya saja yang berubah”
disesuaikan
harus
tetap
semerbak.
dengan
nama,
acara
ini
menyenangkan yang menandai adanya sebuah Prof. Dr. Anas Subarnas, MSc., Apt., Dekan
perubahan”
Farmasi
8
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Profile >>
Narasumber: Aquarini Priyatna Prabasmoro, M.A., M.Hum., PhD. Bu Atwin, begitulah beliau biasa disapa, adalah dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran dan dosen tamu di Universitas Indonesia kelahiran Bogor pada tanggal 1 Juni 1968. Beliau adalah seorang penulis dimana kedua bukunya yang berjudul “Becoming White : Representasi Ras, Kelas, Feminitas dan Globalitas dalam Iklan Sabun” dan “Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra dan Budaya Pop” direspon baik oleh para pembaca. Aquarini Prabasmoro menyandang gelar sarjana setelah lulus dari jurusan Sastra Inggris di Universitas Padjadjaran (UNPAD) pada tahun 1991. Lalu melanjutkan pendidikan S2nya delapan tahun kemudian di Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999. Dalam jeda waktu delapan tahun sebelum melanjutkan pendidikannya di UI, beliau memutuskan untuk menikah kemudian kuliah mengambil jurusan Kajian Wanita ketika anak pertamanya berusia 1,5 tahun. Bu Atwin kemudian mendapatkan beasiswa short course untuk British Studies selama tiga bulan di Inggris. Namun pada akhirnya, karena prestasinya dan juga bantuan dari British Council beliau mendapatkan beasiswa untuk meraih Master Degree di Lancaster University (UK) untuk bidang Feminist Cultural Theory & Practice. Sebelum menyusun tesisnya di UI itu, beliau memutuskan untuk berangkat ke Inggris. Pada tahun 2002, beliau menyelesaikan studinya
dalam kurun waktu kurang dari setahun dan lulus dengan pujian di Lancaster University. Barulah setelah pulang dari Inggris Bu Atwin menyusun tesis di UI dan untuk kedua kalinya menyandang gelar Master Degree. Akhir Tahun 2004 beliau mendaftarkan diri untuk melanjutkan S3 nya di Australia melalui jalur beasiswa Monash Research Graduate Scholarship di Monash University. Namun, Pada awal tahun 2005 beliau kembali mendapatkan beasiswa yaitu ADS (Australian Development Scholarship), sehingga beasiswa yang sebelumnya beliau dapatkan sengaja dibatalkan. Tetapi, keberangkatannya harus di tunda selama satu tahun karena sedang mengandung anak keduanya. Setelah kelahiran putra keduanya pada tahun 2006, Bu Atwin berangkat untuk melanjutkan studinya lagi-lagi mengambil Feminist Cultural Studies sebagai bidangnya. Alasan Bu Atwin sangat tertarik dengan Feminist Studies atau Gender Studies karena kepeduliannya akan perempuan. Hal ini bermula ketika awal tahun 1993 sering mengikuti seminar, workshop, dan training di luar negeri yang mengkaji tentang perempuan, dari situlah beliau sering bertemu dengan orang-orang dari berbagai negara dan akhirnya sadar akan adanya ketimpangan sosial antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan yang ternyata memang bukan hanya terjadi di Indonesia. Islam, yang sering disebut sebagai agama yang menomor duakan kaum perempuan ternyata tidak benar adanya, karena di negara
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
9
maju yang sering disebut menyetarakan gender seperti Amerika sekalipun nyatanya masih saja memberi ruang antara laki-laki dan perempuan. Hal inilah yang pada akhirnya menarik hati beliau untuk mengkaji Cultural Studies mengenai Feminist Studies atau Gender Studies. Hasil kajiannya kemudian beliau tulis dalam bentuk beberapa esai untuk tugas kuliah dan dimuat di media massa. Kemudian hasil dari kumpulan esai-esai tersebut beliau kumpulkan sehingga menjadi buku yang kemudian diterbitkan. Kepeminatan Menulis
Beliau
Terhadap
Buku dengan judul Becoming White ini mendapatkan respon yang baik dari para pembaca. Mereka sangat mendukung Bu Atwin untuk kembali menulis buku. Sehingga, pada tahun 2006 beliau menerbitkan buku keduanya yang berjudul Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra dan Budaya Pop. Buku keduanya lahir dari hasil beberapa esai beliau yang dimuat di koran. Kedua bukunya yang sudah ia terbitkan dinilai positif oleh masyarakat.
Bidang
Menurutnya, menulis adalah sebuah kemewahan yang sangat luar biasa, terutama bagi kaum perempuan. “Ketika marah saya menulis,” itulah yang beliau katakan. Ketika marah beliau dapat mengungkapkan seluruh kegelisahan, apa yang sedang beliau rasakan serta hal-hal yang menurut beliau harus diungkapkan dalam bentuk tulisan. Beda halnya ketika beliau sedang bahagia dimana beliau telah merasa nyaman dan terkadang merasa tidak ada hal yang harus di ungkapkan. Hal inilah yang kemudian menurut beliau menjadi suatu kelemahan yang ada dalam dirinya ketika akan menulis. Sejak masih duduk di bangku SMP, beliau sudah mulai menulis diary. Kebiasaannya itu masih berlangsung hingga sekarang. Namun, beliau baru menemukan ruang yang menyenangkan untuk menulis ketika kuliah di Inggris karena selama kuliah tidak ada keluarga yang menemaninya disana, sehingga beliau menyibukkan diri dengan menulis beberapa esai untuk tugas kuliahnya. Setelah menyelesaikan kuliahnya di Lancester University beliau menerbitkan sebuah buku
10
yang berjudul Becoming White yang merupakan hasil disertasi Master Degree (S2) nya.
Berhasil menerbitkan buku pertama, beliau kembali menulis di kolom Pikiran Rakyat yang dimuat dua minggu sekali setiap hari kamis dan beberapa artikel yang dimuat di berbagai media cetak lainnya hingga tahun 2006. Kemudian pada tahun 2007 beliau juga mulai menulis fiksi di The Jakarta Post, yaitu Something Sensitive (21 Januari 2007), On Searching for an Answer (28 Oktober 2007), dan Alone in Glasgow
. Pandangannya terhadap FIB Unpad Fakultas Ilmu Budaya atau sebelumnya dikenal dengan nama Fakultas Sastra harusnya adalah tempat lahirnya para penulis-penulis muda. Namun ironisnya penulis yang ada
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
kebanyakan bukanlah dari FIB melainkan dari fakultas-fakultas lain seperti Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan, dll. Menurut pendapat Bu Atwin, hal itu dikarenakan mahasiswa FIB sendiri kurang memiliki minat dalam membaca serta keinginan untuk melahirkan suatu karya, dan para pengajarnya jarang menghasilkan suatu karya, sehingga sedikit pula yang dapat menjadi contoh bagi mahasiswanya. Selain itu, rendahnya penghargaan dari fakultas terhadap kegiatan menulis dosen juga adalah salah satu penyebabnya.
Menerbitkan buku bukan hanya membutuhkan waktu dan tenaga, tapi juga materi. “Contohnya, bukan hanya di FIB, bagaimana bisa seorang dosen bisa menerbitkan karyanya ketika ketidakjelasan penghargaan finansial terhadap kontribusi akademik dosen masih seringkali terjadi,” tuturnya. Intinya, pihak fakultas bahkan universitas harus memberikan apresiasi dan penghargaan yang pantas khususnya untuk penerbitan suatu karya atau buku sehingga bidang sastra tidak akan pernah pudar di tengah-tengah generasi muda zaman sekarang.(TIPIS/NV/FR)
Biodata Narasumber Nama Lengkap
: Aquarini Priyatna Prabasmoro, M.A., M.Hum., PhD.
Tempat Tanggal lahir
: Bogor, 1 Juni 1968
Alamat
: Jl. Saturnus no. 5 Turangga Bandung 40275 Indonesia
E-mail
:
[email protected]
Harian 1) Mencium Sastrawangi, Menubuhi Diri, Media Indonesia, 11 Januari 2004. 2) Membaca [Lagi] Seksualitas Perempuan, Media Indonesia, 9 Mei 2004. 3) Korban Ideologi Langsing, Media Indonesia, 29 Agustus 2004. 4) Dua Novel Pembunuh Bapak, Koran Tempo, 29 Agustus 2004. 5) Panggung Politik dan Panggung Hiburan, Pikiran Rakyat, 5 September 2004. 6) Perempuan, Tradisi dan Resistensi, Media Indonesia, 12 Desember 2004. 7) “Cermin Merah”, Sederhana tapi Berasa”, Pikiran Rakyat, 4 Juni 2005. 8) Teknologi dan Reproduksi Kebutuhan, Pikiran Rakyat, 22 September 2005. 9) Hamil, Pikiran Rakyat, 20 Oktober 2005. 10) “Kita” dan “Mereka”, Pikiran Rakyat, 1 Desember 2005. 11) Offline, Online, Pikiran Rakyat, 5 Januari 2006. 12) Ibu, Istri dan Mahasiswa, Pikiran Rakyat, 9 Februari 2006. 13) Kekerasan di Sekitar Kita, Pikiran Rakyat, 16 Maret 2006. Penelitian yang sudah selesai 1) Representasi Subjektivitas Perempuan dalam Enam Cerita Pendek Bahasa Inggris (dengan Eva Tuckytasari dan Ekaning Krisnawati), didanai DIKS., 2004. 2) Representasi Femininitas dalam Novel and Film “Sense and Sensibility” dan “The Age of Innocence” (dengan Ekaning Krisnawati dan Ida Farida Sachmadi) didanai SP4, 2004. 3) Konstruksi Identitas Kulit Hitam dan Homoseksual dalam Karya Autobiografis James Baldwin dan Audre Lorde (dengan Tisna Prabasmoro, Rasus Budhyono and Taufiq Hanafi), didanai SP4, 2005. TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
11
opini >>
Menggapai Asa Untuk Menjadi Bahasawan Oleh : Winci Firdaus*) Penerima Beasiswa (S2) dari Program Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kemdiknas Jakarta. Benar apa yang dikatakan oleh Prof.
Proses penempaan lahir dan batin
Dr. Hj. T. Fatimah Djajasudarma, guru besar
di”`kawah candradimuka” tentu tidak semulus
di FIB Unpad, bahwa kuliah di FIB Unpad
yang
khususnya di Pascasarjana Unpad adalah
mahasiswa tentu tidak semuanya akan lulus
“perjuangan lahir dan batin”. Hal itu tidak
dengan membawa gelar kesarjanaan yang
bisa disangkal, ternyata menjadi sarjana
diharapkan.
berkualitas
yang
memuaskan, namun ada juga yang putus dan
panjang dan cukup melelahkan baik lahir
hilang entah kemana. Untuk menggapai
maupun batin. Namun, setelah semua itu
keberhasilan tentu diperlukan kerjasama dari
terlampaui dengan baik maka kita akan
berbagai pihak. Jangan sampai mahasiswa
merasakan kenikmatan yang luar biasa dalam
yang berkualitas putus di tengah jalan karena
menggali bidang ilmu kebahasaan yang kita
persoalan yang sudah dianggap biasa yaitu
tekuni.
tidak sanggup membayar uang kuliah atau
membutuhkan
proses
Menjadi seorang bahasawan tidak
diharapkan.
Ada
Dari
yang
sekian
berhasil
banyak
dengan
persoalan lainnya.
semudah yang kita impikan karena setiap
Perlu dukungan dari berbagai pihak,
calon bahasawan tentu perlu ditempa terlebih
baik orang tua, pemerintah, swasta, pengelola
dahulu di “kawah candradimuka” FIB Unpad.
kampus, dan civitas akademika yang terlibat
Ada juga orang yang mengatakan “satria
di dalamnya dan juga perlu dibuat program
harus diuji” artinya pada zaman dahulu
yang tepat sasaran seperti program beasiswa
apabila ada seseorang ingin menjadi satria
mahasiswa
maka dia harus diuji dengan ujian yang cukup
Program Beasiswa Unggulan yang digulirkan
berat baik secara lahir maupun batin. Namun,
oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar
seiring dengan bergulirnya waktu, “ujian”
Negeri (BPKLN) Kemdiknas yang lebih
yang
berorientasi pada motivasi dan prestasi,
diberikan
zaman
sekarang jelaslah berbeda.
12
dahulu
dengan
berprestasi
di
kampus,
atau
sehingga akan menghasilkan sarjana bahasa
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
yang berkualitas baik dan siap untuk bersaing di dunia nyata.
Program beasiswa seperti ini perlu lebih diperbanyak dan diperluas jangkauannya.
Dukungan untuk peningkatan profesi
Pada prinsipnya sudah menjadi hak bagi
dan bidang ilmu di Unpad, penulis dapatkan
generasi bangsa, khususnya para mahasiswa,
secara langsung lewat Program Beasiswa
bisa mendapatkan pembelajaran yang layak
Unggulan BPKLN Kemdiknas (info tentang
dan pemerolehan ilmu yang berkualitas tanpa
beasiswa
harus memikirkan biaya perkuliahan sehingga
lihat:
www.beasiswaunggulan.kemdiknas.go.id).
akan tercipta manusia-manusia berkarakter
Sungguh sebuah anugerah yang tidak bisa
dan bahasawan-bahasawan terbaik yang lahir
diucapkan dengan kata-kata tatkala bisa
dari kampus dalam negeri sendiri.
menyelesaikan Program Pascasrjana di FIB Unpad. Kita bisa menimba ilmu di FIB Unpad
*) Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana
dengan tenang tanpa harus memikirkan biaya
FIB Unpad, Pemerhati Bahasa, dan Peneliti pada Balai
perkuliahan, cukup belajar dan mengikuti
Bahasa Banda Aceh, Kemdiknas.
proses perkuliahan dengan serius.
QUOTES: ”Agar
bisa eksis harus berubah, agar bisa berubah harus dewasa, untuk menjadi dewasa jadilah diri sendiri tanpa berhenti.” - Henri Bergson (1859–1941)
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
13
KisaH inspiratif >>
Kebudayaan Tradisional adalah Aset Negara yang Berharga Hardyanti Pratiwi
Sebagai duta budaya,
Tiwi sering
-biasa dipanggil Tiwi-
mengikuti berbagai acara, baik dalam kota
salah satu mahasiswi
maupun luar kota bahkan luar negeri untuk
Unpad, Fakultas Ilmu
memperkenalkan dan mengangkat kembali
Budaya, jurusan sastra
kebudayaan tradisional. Bagi dirinya, budaya
Perancis
ini,
tradisional bangsa merupakan aset yang
merupakan seorang duta
paling berharga sebagai identitas negara.
budaya
Jawa
Dengan kebudayaan tradisional, kita bisa
dalam
bidang
2011
Barat tari
tradisional. Gadis kelahiran 28 Oktober 1993, dari masa kecil hyper active. Ia pun menekuni dunia tari sejak usia dini. Kegiatan ini didukung oleh kedua orang tuanya yang notabene adalah seniman juga.
menunjukkan
kepada
negara-negara
lain
bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan seni. Bulan September tahun 2012 ini, Tiwi bersama teman-teman penari lainnya akan mengikuti acara yang diselenggarakan oleh BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Muhibah Seni Budaya Jawa Barat Indonesia ke Kongo, Afrika, untuk menghibur
Pertama kali ia tampil menari di panggung
yakni
dalam
acara
yang
masyarakat
yang
ada
di
sana
serta
memperkenalkan budaya Jawa Barat.
diselenggarakan oleh Disbudpar Jawa Barat.
“Jangan
memandang
Saat itu Tiwi merasa grogi, tegang, dan
kebudayaan
bahkan sempat berpikir untuk mengundurkan
melalui kebudayaan tradisional kita bisa lebih
diri, tidak mau tampil. Akan tetapi, berkat
mengetahui wawasan mancanegara” pesan
dukungan dan semangat dari keluarga dan
Tiwi.
tradisional
sebelah karena
mata terbukti
teman-temannya, dia berhasil mengalahkan
Marilah mulai dari diri kita sendiri
rasa grogi dan tegang itu. Bagi Tiwi menari
sebagai generasi muda penerus bangsa, mulai
adalah profesi, selain itu menari pun bisa
melestarikan dan merawat aset negara kita
menunjang pendidikannya hingga memasuki
terutama kebudayaan tradisional Indonesia.
perguruan tinggi.
(Tipis/RSA)
14
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
KisaH inspiratif >>
Korea Dahulu, lalu Amerika “Yang penting kita harus berani
derajat celsius bukan lagi hambatan untuk
melangkah, berani mengambil resiko, siap
perempuan kelahiran 24 Mei 1991 ini,
untuk pedih, dan nikmati aja.” tegas Evi Fuji
buktinya dia tetap melaksanakan kuliah dari
Fauziyah penerima beasiswa exchange dari
Senin sampai Kamis bahkan dia sempat
Ajou University tahun 2011.
mengikuti acara-acara international atau acara
Berawal dari iseng-iseng mendaftar karena didorong oleh rasa penasaran dengan proses seleksi dan interview, akhirnya ia berhasil
lulus
dan
berhak
mengikuti
kampus juga acara di luar kampus seperti children day yaitu festival yang berfokus pada anak-anak, age ceremony yaitu upacara khusus buat pemuda-pemudi yang lahir di
pendidikan di Korea pada bulan Februari sampai
Juni
2011.
Perjalananya
untuk
berangkat ke Korea tidaklah mudah, mulai dari masalah birokrasi dan sempat dipandang sebelah mata karena berasal dari jurusan sastra sunda hingga
tertatih dalam urusan
pembiayaan. Akan tetapi, optimisme serta kerja kerasnya tidak surut. Untuk masalah pendanaan
misalnya
uji
sapaanya
rela
berjualan pulsa, membantu orang tuanya berdagang pakaian hingga sampai meminta bantuan dari fakultas, pemerintah Jawa Barat, DIKTI. itu semua rela dilakukan agar dirinya
1991,
bisa menginjakan kaki di negeri gingseng
"protection of cultural heritage and global
tersebut.
communication”, yaitu
Ia mengenang bagaimana saat dirinya pertama kali tiba di Korea setelah melalui 6
seminar
program
mengetahui
international
host untuk
bagaimana
mengenai
family
program
mengunjungi kehidupan
dan orang
Korea dan seperti apa mereka tinggal.
jam dan 30 menit perjalanan udara dan harus terjangkiti flu dan alergi dingin karena
Lalu dia sempat juga mengikuti lotus
temperature menunjukan angka -1 derajat
lantern festival yaitu festival tahunan, dalam
celcius. Cuaca yang menyentuh angka -1
rangka ulang tahun Budha, dan juga Hyundai
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
15
company
visit
yang
acaranya
berupa
Banyak pengalaman, wawasan, mengenal
workshop dan keliling pabrik Hyundai. ”Aku
karakter orang yang berbeda Negara dan
juga sempat mengambil ekskul astronomi,
budaya
loh.” Tambah perempuan yang bercita-cita
manusia di belahan dunia yang berbeda
menjadi seorang ahli bahasa ini. Sulung dari
merupakan hikmah dari perjalanan 4 bulanya
tiga bersaudara ini juga mengisahkan
ke Korea. Kesibukan Fuji saat ini kuliah di
dengan semangat apa saja pelajaran
jurusan sastra Sunda dan sedang aktif
akademis yang dia pelajari di sana, antara
serta
memiliki
koneksi
dengan
melakukan penelitian dan ikut serta dalam kegiatan
PKM
(Program
Kreativitas
Mahasiswa) dan juga sedang mempersiapkan dirinya untuk kembali mengikuti student exchange ke Amerika Mei-Juli nanti melalui program IELSP. “Tidak ada yg spesial dengan saya, kita masih hidup di tempat yang sama bernama planet bumi. Saya manusia, kamu manusia, kita semua manusia yg diberikan akal untuk berpikir, hati untuk merasa, kaki untuk melangkah. Tinggal bagaimana kita berani melangkahkan kaki saja, pedih dan duka itu lain tourism and culture di pelajaran ini dia mempelajari
tentang
beragam
budaya
termasuk Korea, Current issue in Korean Society pelajaran
ini
mancakup
bidang
ekonomi, politik social di Korea, Korean
resiko, suka dan senang itu hasilnya, dan sungguh-sungguh
serta
berusaha
itulah
jalannya. Tidak ada yg tidak mungkin.” Kutipnya
dalam
blog
pribadinya
fujifauziyahvi.blogspot.(Tipis/AAS)
Language yaitu mempelajari bahasa Korea, Organizational Behavior yaitu mata kuliah yang mempelajari tentang menejemen bisnis, dan English Conversation 2 yaitu mata kuliah yang
khusus
untuk
melatih
kemahiran
berbicara menggunakan bahasa inggris.
16
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Kajian Budaya >>
Cha-no-yu, tradisi unik dari tanah sakura Cha-no-yu ( 茶 の 湯 ) atau yang juga
Cha-no-yu juga tidak hanya mengatur
dikenal dengan nama chado, sado, atau ocha
tata cara membuat teh, tetapi mengatur sikap
adalah upacara minum teh yang berasal dari
orang-orang yang bertindak di dalamnya
negeri Sakura, Jepang. Tradisi yang telah
seperti
dilaksanakan oleh kekaisaran pertama Jepang
ruangan yang disebut dengan Chashitsu (茶
ini juga dikenal dengan nama The Way of Tea
室 ), tempat penyelenggaraan Cha-no-yu.
yang merupakan tradisi yang cukup tua di
Terdapat sejumlah 140 gerakan khusus yang
dunia.
tak boleh salah dalam memasuki Chashitsu.
mengatur
cara
memasuki
suatu
Gerakan-gerakan tersebut harus dikerjakan secara berurutan, seperti cara berjalan di luar maupun di dalam dapur, cara duduk, hingga cara menyiapkan dan meminum teh. Saat ini tujuan pelaksanaan Cha-no-yu berbeda. Jika dulu tradisi ini diadakan sebagai bentuk penghormatan kepada Bushi, kini Chano-yu diadakan untuk perwujudan rasa syukur. Dosen yang tak lepas dengan senyum Tidak
hanya
teh,
ramahnya ini mengatakan, kini Cha-no-yu
pelaksanaan Cha-no-yu juga memiliki tujuan
diadakan untuk syukuran kelulusan perguruan
dan tata cara khusus. Menurut Ibu Tiny
tinggi atau sekolah, kelahiran anak, atau
Risniwati, dosen senior di jurusan Sastra
setelah menikah. Tata cara Cha-no-yu pun
Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
telah berubah karena saat ini Cha-no-yu dapat
Padjadjaran, Cha-no-yu merupakan tradisi
diselenggarakan tanpa harus melakukan 140
yang dikhususkan untuk kaum Bushi (武士)
gerakan yang harus dikerjakan seperti tradisi
atau
terdahulu.
Samurai
upacara
setelah
minum
memenangkan
peperangan. Ibu yang pernah belajar langsung tentang
Cha-no-yu
di
Jepang
ini
juga
Namun, menyelenggarakan
orang-orang Cha-no-yu
yang masih
mengatakan bahwa tradisi tersebut diadakan
diharuskan untuk memakai baju tradisional
untuk orang-orang besar yang dihormati.
Jepang, yaitu kimono yang bercorak ringan
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
17
dengan warna yang tidak terlalu mencolok.
Makna pelaksanaan Cha-no-yu sendiri adalah
Penyelenggara
untuk kesederhanaan, kesabaran, dan rasa
Cha-no-yu
juga
tidak
diperkenankan untuk menggunakan perhiasan.
syukur kepada yang Kuasa.(TIPIS/VN/AGT)
Trivia 1. Secara harfiah, sado atau chado dalam bahasa Inggris berarti the way of tea. 2. Pertemuan untuk upacara meminum teh disebut chaji atau chakai.
7. Dalam upacara ini, tuan rumah dan para tamu duduk dengan Ryurei style. 8. Jika upacara ini diadakan pada malam hari, jenis gambar kaligrafi yang sesuai untuk
3. Terdapat chakin, yaitu sebuah pakaian
ditempel di dinding adalah gambar kelinci
yang digunakan untuk menyeka bagian
karena dalam tradisi Jepang, kelinci
luar dari cangkir teh dalam Upacara
diasosiasikan sebagai bulan. Bintik hitam
Meminum Teh Jepang.
pada
4. Pengaduk teh disebut chasen, terbuat dari
kelinci
bulan
diinterpretasikan
yang
membuat
sebagai
nasi
mochi.
bambu. Sendok teh disebut chashaku,
Kaligrafi atau lukisan dapat menunjukkan
sedangkan cangkir teh disebut chawan.
puisi,
5. Sebelum upacara dimulai, sake biasanya ditawarkan
kepada
tamu
bersamaan
dengan keiseki, makanan utama.
deskripsi
dari
tempat,
kata,
ungkapan, dan apapun yang berhubungan dengan upacara. 9. Makanan yang disajikan saat Upacara
6. Biasanya, para tamu menyesap teh dan memujinya. Jika tehnya bening (usucha),
Meminum Teh Jepang adalah nimono, sup miso, dan sashimi.
maka mereka meminumnya hingga habis
10. Cara duduk masyarakat Jepang dalam
dan mengembalikan cangkir yang kosong
acara formal seperti upacara meminum teh
kepada tuan rumah agar mereka membuat
dinamakan seiza.
teh seperti itu lagi di dalam cangkir yang
11. Tembakau biasanya disajikan bersamaan
sama kepada tamu selanjutnya. Tetapi jika
dengan
teh
yang
tehnya kental (koicha), maka para tamu
sedangkan
hanya menyesap dua kali, mengelap
bersamaan dengan teh yang cair.
gula
kental
(koicha),
(higashi)
disajikan
pinggiran cangkir, dan memberikannya kepada
tamu
selanjutnya
dengan
membungkuk.
18
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Info Akademik dan Beasiswa >>
Mengulik Beasiswa yang Ada di Fakultas Ilmu Budaya narasumber : Moch.Syaiful,Drs Sebenarnya banyak sekali beasiswa
umumnya diberikan untuk mahasiswa yang
yang ada di Unpad. Beasiswa yang disediakan
kurang
bukan diberikan oleh pihak Universitas,
mengajukannya
melainkan diberikan oleh Kementerian yang
Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari RT
mengatas
dan RW setempat. Sedangkan beasiswa BPA
namakan
Unpad.
Sedangkan
mampu, perlu
sehingga
untuk
memberikan
Surat
diberikan untuk mahasiswa berprestasi, salah satu syaratnya adalah memiliki IPK minimal 3,00. Siapa pun berhak mendaftar beasiswa ini
jika
memenuhi
syarat.
Sedangkan
beasiswa nonreguler diberikan oleh donatur atau perusahaan tertentu. Syarat dari beasiswa nonreguler ini pun tergantung dari pihak donatur. Meskipun berasal dari keluarga yang beasiswa yang diberikan oleh Unpad itu
mampu, tapi jika dapat memenuhi syarat yang
diberikan
putra/i
pegawai
yang
ditentukan kita tentu dibolehkan mendaftar.
yang
diberikan
oleh
Jadi, jangan salah paham bila ada teman kamu
kementerian pun tidak dijelaskan secara jelas,
yang mengendarai mobil mahal ke kampus,
dalam artian kuota beasiswa dibuat secara
tapi dapat beasiswa karena beasiswa itu tidak
samar tergantung dari fakultas dan setiap
hanya untuk mahasiswa yang kurang mampu.
berprestasi.
kepada Kuota
tahunnya kuota beasiswa yang ada di Fakultas
Banyaknya
keluhan
dari
para
Ilmu Budaya meningkat. Menurut data yang
penerima beasiswa bidik misi karena sering
ada,
terlambat
Fakultas
Ilmu
Budaya
merupakan
menerima
uang
beasiswa,
fakultas dengan penerima beasiswa terbanyak.
menggelitik kami untuk mengetahui sebabnya.
Ada pun jenis beasiswa yang tersedia adalah
Menurut Pak Syaiful (Sub Bag. SBK),
reguler dan nonreguler.
ternyata prosesnya tidak semudah yang kita dan
kira karena beasiswa bidik misi berasal dari
nonregular itu? Beasiswa reguler terbagi dua
pemerintah serta mengeluarkan biaya yang
jenis, yaitu BBM dan BPA. Beasiswa BBM
tidak sedikit maka prosesnya cukup rumit.
Apa
sih,
beasiswa
reguler
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
19
Pertama, rektor mengeluarkan SK yang
tersebut jelas menghambat pelamar lainnya
diberikan kepada bagian kemahasiswaan. Lalu,
yang sudah mengumpulkan berkas-berkas
bagian kemahasiswaan memberikan data-data
yang disyaratkan. Maka dari itu, sebagai
kepada bagian keuangan, setelah itu data-data
pelamar beasiswa lebih baik sering bertanya
tersebut dikirim ke instansi di luar Unpad
ke
yang biasanya biasanya adalah bank, setelah
memberitahukan apabila mengganti nomor
itu data-data tersebut diajukan ke KPBN, jika
HP atau nomor rekening bank karena sangat
sub
bagian
kemahasiswaan
dan
disayangkan kalau kita sudah dapat beasiswa, tapi karena hal kecil seperti ganti nomor HP atau tidak bisa dihubungi, beasiswa tersebut tidak berhasil teman-teman dapatkan. (TIPIS/ DA/ MNC)
QUOTES: sudah diverifikasi baru dananya bisa cair. Itu sebabnya uang beasiswa bidik misi sering terlambat. Ada juga hambatan-hambatan yang sering membuat bagian kemahasiswaan itu
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.” -Albert Einstein-
kesal kepada para pelamar beasiswa. Yang paling sering terjadi adalah nomor handphone para pelamar beasiswa yang sering berganti tanpa
pemberitahuan
sehingga
bagian
kemahasiswaan sulit menghubungi pihak yang bersangkutan. Selain itu, sikap cuek dan kurang
responsif
mengumpulkan
pelamar
berkas-berkas
dalam persyaratan
“Jangan menjadi pohon kaku yang mudah patah. Jadilah bambu yang mampu bertahan melengkung melawan terpaan angin.” - Bruce Lee-
beasiswa secara tepat waktu juga menjadi hambatan
dalam
mendapatkan
beasiswa.
Walaupun hanya satu orang yang belum mengumpulkan
20
berkas,
maka
kelalaian
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Info Akademik dan Beasiswa >>
FIB, Harapan yang Menjadi Kenyataan Narasumber : Dr. Reiza D. Dienaputra (PD I FIB) Ide perubahan nama Fakultas Sastra (Fasa) menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sebenarnya bukan merupakan wacana baru, melainkan sudah tercetus sejak tahun 2002. Namun demikian, baru sejak tahun 2008 atau ketika dekan dijabat Prof. Dr. Dadang Suganda, gagasan perubahan nama memperoleh perhatian serius untuk dapat direalisasikan. Untuk itu, berbagai langkah strategis dilakukan, tidak hanya untuk memperoleh persetujuan senat universitas tetapi juga untuk memperoleh persetujuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buah dari kerja keras tersebut pada akhirnya diperoleh pada pertengahan tahun 2011, saat Kemendiknas secara implisit mengeluarkan ijin prinsip sebagaimana tersirat dari surat yang dikeluarkan Sekjen Kemendiknas, Dodi Nandika, No. 61783/A.A5/OT/2011, tertanggal 14 Juli 2011, kepada Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nasional. Pemberian ijin prinsip ini kemudian diikuti oleh keluarnya pengesahan nama Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya oleh Senat Universitas Padjadjaran pada tanggal 5 Januari 2012. Berbekal ijin prinsip dan pengesahan Senat Universitas itulah, pada tanggal 10 April 2012 diadakan Gelaring atau Launching Fakultas Ilmu Budaya. Perubahan nama Fasa menjadi FIB dikarenakan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berupa perubahan-perubahan yang sangat dinamis yang terjadi di Fasa seperti pengembangan program studi dan konsentrasi. Sebagai contoh, pada program Diploma 3, sejak tahun 1998 fakultas membuka Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, sementara pada program pascasarjana dibuka Program Studi Kajian Budaya, Program Magister Museologi dan Program Doktor Kajian Budaya. Perkembangan tersebut memerlukan wadah yang lebih besar untuk menampung seluruh perkembangan ilmu dan konsentrasi yang ada di Fasa. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kompetisi yang semakin intens yang memerlukan adanya performance fakultas yang lebih marketable, persepsi masyarakat yang kurang menguntungkan tentang mahasiswa dan lulusan Fakultas Sastra, serta
perubahan yang terjadi pada fakultas sejenis di perguruan tinggi lain. Mengiringi perubahan nama tersebut, berbagai program pengembangan fakultas juga telah dan tengah dipersiapkan. Di samping pembukaan program studi dan konsentrasi baru pada jenjang sarjana dan pascasarjana serta perluasan kerjasama dengan berbagai institusi, baik di dalam maupun di luar negeri, juga dilakukan perubahan kurikulum mulai tahun 2012 berupa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Untuk itu, mulai tahun 2012, di samping kompetensi utama, ada empat kompetensi pendukung yang akan diberikan kepada para mahasiswa, yakni, 1) Kompetensi Kajian Budaya 2) Kompetensi Kepariwisataan 3) Kompetensi Diplomasi 4) Kompetensi Kewirausahaan Hal lain yang tidak kalah penting, khusus untuk kompetensi utama, bagi mereka yang berada pada prodi sastra asing, diwajibkan memiliki capaian pembelajaran mampu berkomunikasi secara aktif, lisan dan tulisan, sesuai bahasa yang dipelajarinya, pada akhir semester 4, dengan juga memenuhi parameter kapasitas yang berlaku pada bahasa yang dipelajari (seperti TOEFL atau IELTS untuk bahasa inggris). Sementara, untuk para mahasiswa dari tiga prodi non sastra asing, yaitu Sastra Indonesia, Ilmu Sejarah, dan Sastra Sunda diberikan mata kuliah Bahasa Inggris Aplikatif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan untuk membantu meraih hasil akhir skor ELT (English Language Test) 500. Di luar itu, di setiap prodi sudah digagas pula bahwa untuk tugas akhir pada program sarjana tidak harus selalu berbentuk skripsi, jadi bisa berupa produk/karya yang lebih aplikatif seperti: novel, karya terjemahan, cerpen, atau artikel ilmiah dalam jurnal terakreditasi. Di luar itu semua, dengan payung budaya berarti semakin banyak hal yang bisa dilakukan. Begitu juga dengan ruang lingkup riset yang otomatis akan bertambah luas dan lebih menjanjikan. (TIPIS/DA/MNC)
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
21
Info Akademik dan Beasiswa >>
Kalender Akademik SEMESTER GENAP 2011/2012 (15 Februari 2012 – 14 Agustus 2012) 1. Mahasiswa Lama a. Masa Pemutakhiran Data Tagihan Biaya Penyelenggaraan - Program S1 dan Diploma Senin, 26 Desember 2011 s.d.Jumat, 27 Januari 2012 - Program Pascasarjana, Profesi, dan Spesialis Senin, 02 Januaris.d.Jumat, 3 Februari 2012 b. - Masa Pelaksanaan Pembayaran Biaya Penyelenggaraan Pendidikan - Program S1 dan Diploma Senin, 30 Januari 2012 s.d .Jumat, 20 Februari 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 8 Februari 2012 s.d .Jumat,17 Februari 2012 c. Batas Akhir Penerbitan SK Cuti Akademik/Penghentian Studi - Program S1 dan Diploma Rabu, 15 Februari 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Rabu, 22 Februari 2012 d. Masa Bimbingan Akademik Mahasiswa Peralihan/Perwalian - Program S1 dan Diploma Senin, 13 Februari 2012 s.d .Rabu,15 Februari 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 20 Februari 2012 s.d .Rabu, 22 Februari 2012 2. Batas Akhir Penyerahan dan Penayangan Data Roster Perkuliahan - Program S1 dan Diploma Senin, 6 Februari 2012 - Program Pascasarjana, Profesi, dan Spesialis Senin, 13 Februari 2012 3. Masa Perkuliahan - Pra Pascasarjana Senin, 2 Januari 2012 s.d. Jumat, 24 Februari 2012 - Program S1 dan Diploma Senin, 20 Februari 2012s.dJumat, 8 Juni 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 27 Februari 2012 s.d .Jumat, 15 Juni 2012 4. Wisuda Gelombang II T.A. 2011/2012 - Batas Akhir Pendaftaraan Peserta Wisuda Selasa, 24 Januari 2012 - Prosesi Wisuda Selasa, 7 Februari 2012 s.d. Kamis, 9 Februari 2012 5. Batas Akhir Perubahan KRS - Program S1 dan Diploma Jumat, 2 Maret 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Jumat, 9 Maret 2012 6. Ujian Tengah Semester - Program S1 dan Diploma Senin, 16 April 2012 s.d. Jumat, 27 April 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 23 April 2012 s.d. Jumat, 4 Mei 2012
22
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
-
7. Batas Akhir Penerbitan Surat Keputusan Status Kemahasiswaan Senin, 2 April 2012 8. Wisuda Gelombang III T.A. 2011/2012 - Batas Akhir Pendaftaraan Peserta Wisuda:Selasa,24 April 2012 - Prosesi Wisuda:Selasa, 8 Mei 2012s.d.Kamis, 10 Mei 2012 9. Minggu Tenang - Program S1 dan Diploma Senin, 11 Juni 2012 s.d. Jumat, 15 Juni 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 18 Juni 2012 s.d. Jumat, 29 Juni 2012 10. Ujian Semester - Program S1 dan Diploma Senin, 18 Juni 2012 s.d. Jumat, 29 Juni 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 25 Juni 2012 s.d. Jumat, 6 Juli 2012 11. Masa Pengumuman Ujian - Program S1 dan Diploma Senin, 25 Juni 2012s.d.Jumat, 6 Juli 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 2 Juli 2012s.d.Jumat, 13 Juli 2012 12. Semester Alih Tahun (SAT) - Masa BimbinganAkademik Mahasiswa/Perwalian Senin, 25 Junis.d.Rabu,27 Juni 2012 - Masa Pembayaran Registrasi Selasa, 25 Juni 2012s.d.Kamis, 28 Juni 2012 Masa Perkuliahan:Senin, 2 Juni 2012s.d.Jumat, 17 Agustus 2012 13. Batas Akhir Pelaporan Data Self Assesment PDPT - Program S1 dan Diploma Senin, 6 Agustus 2012 - Program Pascasarjana, Profesi dan Spesialis Senin, 13 Agustus 2012 14. Masa KKN Gelombang II Senin, 2 Juli 2012s.d.Rabu, 1 Agustus 2012 15. Masa Pengaktifan Kembali dan Keputusan Kasus Masa Studi Senin, 16 Juli 2012s.d.Jumat, 3 Agustus 2012 16. Wisuda Gelombang IV T.A. 2011/2012 - Batas Akhir Pendaftaraan - Peserta Wisuda Selasa,24 Juli 2012 - Prosesi Wisuda Selasa, 7 Agustus 2012s.d.Jumat, 9 Agustus 2012 17. Batas Akhir Semester Genap Selasa, 14 Agustus 2012
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
23
TRANSPARANSI KEUANGAN BEM Gama FIB Unpad (Desember 2011-Maret 2012)
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PROGRAM KERJA BEM GAMA FIB UNPAD PERIODE 2011/2012 NO
WAKTU
DESEMBER 1 2012 16 MARET 2 2012 22 MARET 3 2012 30 MARET 4 2012
PENERIMAAN
PENGELUARAN
SURPLUS/DEFIS IT
DEPARTEMEN
PROGRAM KERJA
BEM
RAPAT KERJA
1.500.000,00
3.298.000,00
1.798.000,00
MEDFO
DIKLAT JURNALISTIK
1.000.000,00
699.400,00
300.600,00
PEMIKAT
PIALA DEKAN
1.500.000,00
BELUM TEREALISASI
TFF
PSDMO
1.000.000,00
BELUM TEREALISASI
LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEUANGAN BEM GAMA FIB UNPAD PERIODE 2011/2012 N O
WAKTU
A 1 2 3 4 5 B 1 2 3 4
29 29 30 FEBRUARI 2012 10 14 14 28
BEM DEPLU DEPKEU BEM DEPKEU
BEM DEPKEU
KETERANGAN
DEBET
DANA AWAL RAKER PKM JILID II MODAL AWAL PULSA BEM RAKER BEM INVENTARIS DEPKEU (NOTA & KWITANSI)
3.000.000,00
DAGRI
SEWA AULA RAKOR MODAL AWAL WUK MODAL AWAL WARTEP OPEN HOUSE BEM & BPM
MEDFO DEPKEU
PEMINJAMAN DANA DIKLAT JURNALISTIK PELUNASAN TEH
DEPKEU
KREDIT
SALDO
100.000,00
3.000.000,00 2.900.000,00
300.000,00 463.000,00
2.600.000,00 2.137.000,00
12.000,00
2.125.000,00
50.000,00 300.000,00
2.075.000,00 1.775.000,00
1.000.000,00
775.000,00
110.000,00
665.000,00
215.000,00 100.000,00
450.000,00 350.000,00
KET
MARET 2012
C 1 2
24
DESEMBER 2011 19 24
DEPARTE MEN
5 6
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
3 4 5 6 7 8
10 12 14 14 15 16
DEPSEK PSDMO SOSKEM DEPLU BEM PEMIKAT
16 9 10
19
MEDFO DEPKEU
20 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
DEPKEU 21 22 24 24 26 26 27 27 28 28
PEMIKAT DEPKEU BEM DEPLU PSDMO SOSKEM BEM BEM MEDFO DEPKEU
28 22 23 24
MEDFO 28 31
DEPLU DAGRI
BOTOL WARTEP GORO #1 DANA AWAL TFF PROPOSAL PKM JILID III KUNJUNGAN DEPLU SPANDUK PKM FAKULTAS PIALA DEKAN PENGEMBALIAN DANA DIKLAT JURNALISTIK BELANJA #4 WUK PENGEMBALIAN DANA TEH BOTOL WARTEP SISA DANA ACARA OZ RADIO SETORAN UANG KAS BEM FEBRUARI KARPET SEKRE KUNJUNGAN ILMIBSI (UGM & UI) PENGEMBALIAN DANA AWAL TFF DANA AWAL SOUL INVENTARIS BEM (KERTAS HVS) SPANDUK UCAPAN SELAMAT UAS SURPLUS DIKLAT JURNALISTIK SASTRA BERBAGI PEMBAGIAN DANA SURPLUS DIKLAT JURNALISTIK PLAKAT KUNJUNGAN BEM (UGM & UI) DANA AWAL PUBLIC RELATION
50.000,00 50.000,00
300.000,00 250.000,00
50.000,00 50.000,00
200.000,00 150.000,00
80.000,00 50.000,00
70.000,00 20.000,00
260.000,00
235.000,00 -25.000,00
215.000,00
100.000,00
75.000,00
180.000,00
255.000,00
305.000,00 65.000,00
560.000,00 495.000,00
76.000,00
419.000,00
50.000,00
469.000,00 419.000,00
100.000,00
319.000,00
60.000,00
259.000,00
8.000,00
559.600,00 551.600,00
87.600,00
464.000,00
20.000,00
444.000,00
50.000,00
394.000,00
50.000,00
300.600,00
SALDO (tertanggal 31 Maret 2012) Rp. 394.000,00
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
25
Karya sastra >>
Semangkuk Bakso, I’m in Love
BY : Hani (Jepang 2011)
Ia mempunyai bibir merah yang kecil dan tipis, rambut hitam berkilau, lurus dan panjang sebahu. tepatnya di atas ketek. Hidungnya mancung, dan matanya bak sinar bulan purnama. Sempurna, salam super!!! (lhoo…???). Devon terus membayangi cewek itu, cewek yang baru dikenalnya sewaktu nongkrong bareng Yogi, sahabatnya, di salah satu Mall di kota Medan, ternyata eh ternyata cewek yang terus menghantui pikiran Devon itu juga bersekolah di tempat yang sama dengannya. Cewek itu tak lain dan tak bukan adalah Bianka Kusuma. “Alamak, sedang apa pula kau disini Von? Capek aku panggil-panggil kau, tapi kau tidak mendengarkannya. Huft, buang-buang tenaga sajalah aku ini teriak-teriak panggil-panggil nama kau” tiba-tiba Yogi datang sambil menepuk pundakku dan membuyarkan semua lamunanku tentang Bianka. “Kau ini, bikin aku kaget saja.” ucapku sedikit kesal. “Apa yang sedang kau pikirkan teman?” Tanya Yogi penasaran. “Menurut kau apa yang paling indah dilihat di dunia ini?” “Hmmm… menurutku adalah semur jengkol bikinan mamakku, selain indah dipandang juga enak dimakan dan dinikmati.…” tawa Yogi berderai.
26
“Apa pula kau ini, serius aku ini. Tak taukah kau kalau aku sekarang ini lagi jatuh cinta pada makhluk indah yang diciptakan Tuhan di bumi ini?” tutur Devon sambil senyum-senyum sendiri dan menatap kosong ke arah langit-langit kamarnya. “Bah, sedang jatuh cinta rupanya temanku ini. Siapa gerangan cewek yang kau suka itu?” “Namanya Bianka Kusuma, anak kelas XI IPA 3, kelahiran Yogyakarta 6 Februari 1993, ibunya bernama Resti dan bapaknya bernama Pak Budi. Bianka juga mempunyai tiga orang saudara lakilaki yang masih kecil-kecil, rumahnya di Jl.Walikota No.4, bapaknya menejer di sebuah cafe dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.” jelas Devon panjang lebar kepada Yogi. Yogi yang mendengarkan penjelasan Devon tentang Bianka hanya bisa terdiam, terpaku menatap langit. Tidak hanya diam, Yogi juga hanya bisa mangap dan sesekali menelan ludahnya. “Woi teman, kau ini apa-apaan, apa kau sudah berubah profesi menjadi sensus penduduk? Kalau begitu apa kau tau juga biodata para pembantu-pembantunya si Bianka itu?” ucap Yogi sambil menggaruk-garuk kepalanya walaupun kepalanya tidak gatal. “Nanti akan aku cari tau.” balas Devon. “Alamak, sudah gila rupanya temanku ini.” sahut Yogi lagi sambil garuk-garuk kepala, kali ini kepalanya benar-benar gatal.
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7 April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
*** “Devon, mana PR yang sudah kau buat? Kenapa tidak kau kumpulkan?” tanya Bu Lela guru pelajaran Matematika yang “beueehh” galak sangat. Saking galaknya, anak-anak kelas Devon pernah iseng membuat papan tulisan “AWAS ADA BU LELA GALAK” di depan ruang guru, otomatis gara-gara kejadian itu, satu kelas dijemur sampai jam pulang sekolah. “Alamak lupa pula aku buatnya, Bu” jawabku dengan santai, walaupun sebenarnya jantung sudah mau loncat dari tempat asalnya. “APAAA ……. BERDIRI KAU DI LAPANGAN SANA!” teriak Bu Lela mengguncang satu sekolah dengan muka merah penuh amarah. “Bu, aku ini sedang jatuh cinta. Sampai-sampai aku lupa buat PR, tolonglah Ibu mengerti” ucapku memohon kepada Bu Lela, walaupun aku tau usahaku kan sia-sia. “TIDAKKK… CEPAT KAU KELUAR. MUAK PULA AKU LIAT MUKA KAU ITU.” amarah Bu Lela tampaknya sudah mulai memuncak. Hujan lokal yang dikeluarkan dari dalam mulut Bu Lela membuatku tak ingin berdiri lebih lama lagi di hadapannya. Aku segera meluncur ke luar dan berdiri di lapangan sambil hormat kepada sang merah putih
*** Bakso, somay, mie goreng, nasi pecel lele, gorengan, rujak semua ada di kantin. Tapi, Devon dan Yogi bingung memilih makanan apa yang akan mereka beli. Tiba-tiba dari arah belakang, sang putri, Bianka, datang untuk memesan makanan. Devon yang berdiri tepat disampingnya hampir hancur pertahanan. Kakinya yang cungkring hampir tidak dapat lagi menopang beban tubuhnya. Yogi yang sudah mengerti keadaan langsung bersiap siaga berdiri di belakang sahabatnya itu.
Yogi berjaga-jaga takutnya Devon pingsan karena disampingnya saat ini ada Bianka, tapi tak lama jantung Devon berhenti berdetak, tiba-tiba ada cahaya dan kekuatan yang datang dari -????- ga tau lah asalnya dari mana, yang penting ada aja kekuatan yang datang, sehingga Devon berani mengunjukan giginya sambil sekaligus mengeluarkan suaranya. Clinnnggggg… “Hai, mau pesan apa? Biar aku saja yang pesanin, di sini ramai sekali. Kau tunggu saja di sana.” ucap Devon sambil menunjuk ke salah satu meja yang kosong. “Bagaimana?” tambahnya lagi, ingin mendapat kepastian dari Bianka. Bianka hanya tersenyum manis dan mengangguk. ” Aku mau pesan bakso tapi tanpa mie nya, oke!!” “Beres tuan putrid.” balas ku lagi dengan senyuman ga kalah manisnya. Yogi yang berdiri di belakangku hanya menatap penuh tanda tanya. ”Yang benar saja kau ini, bakso kan harganya Rp.5000. Apa uang kau cukup traktirin bakso untuk si Bianka?” Sambil merogoh sakunya, Devon seperti mendapatkan ide dengan lambang lampu neon berwarna kuning di atas kepalanya.”Uangku cuma ada Rp.3500, berarti kurang Rp.1500. Sini, aku pinjam uang kau dulu.” pintanya kepada Yogi. “Enak saja kau ini, aku makan apa nanti? Mamakku lagi ke tempat sodara, jadi hari ini mamak ku tak masak.” ucap Yogi sambil melindungi sakunya dari Devon. “Ahh, kau ini. Kau kan temanku, kau bantulah aku. Aku janji nanti akan aku ganti uang kau itu, jangan worry!” rayu Devon sambil menaik-naikkan alisnya…bersambung….
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
27
Karya sastra >>
Stand Up Comedy, Sebuah Permainan Linguistik Jenis komedi di Indonesia kini cukup
beberapa video youtube yang menayangkan comic
beragam. Stasiun-stasiun TV pun kini ramai
(sebutan bagi stand up comedian) yang sedang
menyiarkan acara yang didalamnya mengandung
beraksi di depan audience untuk menyajikan
unsur komedi. Cara penyajian lawakan yang
hiburan. Di kalangan mahasiswa pun kini stand up
bermacam-macam
comedy mulai menjadi salah satu pilihan baru
turut
menyemaraki
dunia
komedi di Indonesia. Mulai dari penyajian lawakan
untuk melepas rasa penat di kala kuliah.
yang menggunakan konsep pewayangan, hingga
Sebagai masyarakat Fakultas Ilmu Budaya, yang kajiannya tidak bisa lepas dari kajian kebahasaan, merupakan suatu hal yang wajar untuk berpikir mengapa bahasa yang digunakan bisa membuat orang-orang tertawa dengan candaan yang sesungguhnya merupakan fakta yang terjadi sehari-hari dan berada di sekitar kita. Oleh karena itu, stand up comedy ialah jenis komedi yang dibawakan oleh satu orang (one man show) yang lawakannya diambil dari peristiwaperistiwa yang (baik itu telah maupun sedang)
kumpulan kata-kata gombal yang diangkat ke layar
terjadi di sekitar kita. Adalah Ano Jumisa yang
kaca dan menjadi jenis komedi yang baru yang
melalui
cukup digemari oleh para penikmat komedi di
menulis tentang stand up comedy ditinjau dari sisi
Indonesia. Ada pun satu bentuk komedi yang
linguistik. Mahasiswa Sastra Jerman angkatan
sudah lama ada namun tidak banyak diketahui
2009 ini menuliskan karya pikirnya ke dalam
oleh khalayak umum yang kini booming di situs
tulisannya yang berjudul “Stand Up Comedy,
youtube. Ialah stand up comedy. Stand up comedy
sebuah
merupakan
mulanya
“comic menampilkan stand up comedy dengan
berkembang di Eropa dan Amerika pada abad ke-
teknik penyampaian humor secara on-liner atau
18. Stand up comedy mulai ramai digandrungi oleh
cerita yang terdiri dari beberapa kalimat singkat
kalangan remaja di Indonesia melalui beredarnya
yang terdiri dari beberapa premis. Premis ini pun
bentuk
komedi
yang
blognya
permainan
(anojumisa.blogspot.com)
Linguistik”,
bahwasannya
terdiri dari setup dan punchline. Setup dan
28
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
punchline inilah yang akhirnya mampu membuat
Tulisannya ini pun ternyata mendapat
kelucuan-kelucuan yang membuat orang yang
apresiasi yang di luar dugaan. Ada lebih dari lima
mendengarnya menjadi terhibur.”
puluh komentar pembaca dalam tulisan ini. Setiap
Setelah kami temui dan kami wawancarai, mahasiswa yang dalam beberapa bulan nanti akan terbang ke Jerman untuk melakukan pertukaran mahasiswa selama sebulan ini, menjelaskan alasannya menulis tema ini di blognya. Ia menjelaskan bahwa awalnya ia mengikuti mata kuliah yang mengamati fenomena bahasa dalam pragmatik bahasa dalam konteks tertentu. Setelah mengikuti mata kuliah itu, ia selalu terngiangngiang bahasan tersebut dan jika ada seseorang
komentar yang diberikan oleh pembaca berisikan pernyataan kesalutan dan apresiasi positif. Banyak dari mereka meminta izin share tulisannya bahkan ada yang meminta izin tulisannya ini untuk digunakan sebagai referensi bahan makalah. Menariknya, dan tanpa diduga-duga, tulisannya ini dibaca dan di-tweet langsung oleh comic ternama dan salah satu comic yang mengangkat tren stand up comedy di Indonesia. Siapa lagi kalau bukan Raditya Dhika!
yang berbicara ia langsung mengaplikasikan
Di akhir wawancara, Ano berharap agar
kuliahnya itu dan mencari makna dan konteks
mahasiswa terus semangat dalam menulis. Ia pun
mana dari pembicaraan yang ia dengar. Kemudian
menuliskan sebuah kutipan menarik dalam bahasa
ia melihat hal yang menarik dalam fenomena
Jerman, “Gott gab uns die Sprache, damit wir
linguistik dalam stand up comedy. Akhirnya ia
aneinander
mencoba menerapkan apa yang ia dapat dari
memberi kita bahasa agar kita dapat berbicara
perkuliahannya dengan mengamati fenomena
satu sama lain). Sudah menjadi tugas kita semua
bahasa yang ada dalam stand up comedy
sebagai mahasiswa untuk memberikan inspirasi
kemudian dituliskannya
bagi masyarakat guna menciptakan peradaban
miliknya.
dalam
sebuah
blog
yang
lebih
vorbeireden
cemerlang.
koennen”
Oleh
(Tuhan
karena
itu,
Berkaryalah mahasiswa!(TIPIS/Abr,Hna,Hni)
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
29
Karya sastra >> Rumahku! Oleh Ivan Supandi (Perancis 2010)
Memang hari itu tak seperti biasanya, aku ingin memasuki peneduhku dari hujan dan terik matahari beramai-ramai. Tapi itu memang rumah kami, jadi tidak masalah aku pikir. Namun……………………………………………………. Aku tak tahu kenapa kami dihalangi oleh para lelaki berseragam dan berbadan besar waktu itu. Rumahku yang memang megah, yang dibangun bersama atas nama kami bukan aku seorang. Aku tertahan di beranda bersama pemilik rumahku yang lain, aku tak sendiri. Hingga aku harus memaksa masuk untuk ke rumahku sendiri padahal aku tak menggadainya, juga tak menjualnya, apalagi menghibahkannya untuk mereka yang membual. Mengapa? Mengapa kita berbeda hemat dalam hal ini? Bukankah kalian membela aku di dalam rumah yang kita bangun di sana? Rumahku! Rumah kita sayang, rumah rakyat.
30
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
Tips &trick >>
Kesalahan Umum yang Membuat Proposal Ditolak Sebagai
mahasiswa,
kita
akan
menemukan dunia baru, salah satunya dunia
membuat proposal, tanyakan dulu pada yang ahli mengenai bidang ini ya!
organisasi. Dalam organisasi, kita dituntut belajar menjadi organisator yang baik. Nah, biasanya dalam
3. Kesalahan Penulisan Gelar
organisasi, kita akan mengadakan acara dan satu di
Inilah kesalahan yang termasuk kecil namun fatal.
antara modal awal yang utama adalah proposal.
Sebelum membuat proposal, kita harus mengetahui
Tidak jarang juga proposal yang kita buat malah
dengan lengkap, nama beserta gelar pihak-pihak
ditolak oleh pihak dekanat. Terus, bagaimana nasib
yang terlibat dalam proposal. Salah-salah proposal
kelanjutan acara kita? Tenang, untuk edisi kali ini
kita bakal dicoret-coret dan disuruh menggantinya
Tinta
dengan penulisan gelar yang benar. Selalu teliti
Pena
Sastra
akan
membahas
tentang
kesalahan-kesalahan umum yang biasanya membuat
sebelum mengetik, oke?
proposal ditolak. Apa aja sih? 4. Kesalahan Perincian Dana 1. Kesalahan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Dalam membuat acara, setiap panitia ingin acaranya
Kesalahan EYD merupakan satu hal yang harus
sukses. Saat merencanakan acara yang sukses pasti
diperhatikan dalam pembuatan proposal. Kaidah-
dibutuhkan dana yang biasanya tidak sedikit,
kaidah EYD yang baik dan benar seringkali menjadi
tergantung dengan konsep acara yang kita buat.
penilaian proposal oleh pihak dekanat. Jadi, sebelum
Usahakan membuat anggaran dana yang rasional.
memberikan proposal kepada pihak dekanat,
Alokasi dana yang terlalu membengkak akan sulit
usahakan tidak ada masalah pada EYD
dikabulkan pihak dekanat. Biar hemat asal meriah
.
loh, hehe….
2. Kesalahan Sistematika
Nah, tadi adalah beberapa kesalahan umum yang
Suatu proposal yang baik pasti mempunyai format
sering menjegal panitia dalam penerimaan proposal
sistematika yang teratur dan sesuai dengan
di pihak dekanat. Mudah-mudahan bisa membantu
sistematika yang diinginkan oleh dekanat. Salah satu
teman-teman dalam pembuatan proposal. Oh iya,
sistematika yang sering salah adalah penulisan tanda
jika proposal kita ditolak oleh dekanat, jangan
tangan pengesahan. Pada lembar tanda tangan,
langsung berkecil hati. Pelajari kesalahan kita dan
seharusnya posisi ketua pelaksana dan sekretaris
pergunakanlah untuk pembelajaran proposal-
sejajar, lalu ketua BEM di bawahnya, kemudian di
proposal berikutnya. Semoga acara-acara yang
baris bawah selanjutnya adalah Pembantu Dekan 3.
sedang kita rencanakan bisa sukses ya!
Kesalahan-kesalahan kecil mengenai sistematika
(TIPIS/DNT/GG)
seringkali menjegal. Oleh karena itu, sebelum
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD
31
Logo Baru BEM Gama FIB Unpad Tahun 2012
Edisi Buletin yang telah terbit dari 1-6
32
TIPIS (Buletin Tinta Pena Sastra) Edisi #7, April 2012 BEM GAMA FIB UNPAD