Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM MENGELOLA DESA WISATA PANGSAN DI KABUPATEN BADUNG Dewa Ayu Eka Maharini dan I Nyoman Sukma Arida Email:
[email protected] Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali ABSTRACT The purpose of this study was to determine the potential Pangsan Tourism Village as a tourist village in Badung regency and to know the community involvement in managing Pangsan Tourism Village. The target of this research is Pangsan Tourism Village and the manager is involved in managing Pangsan Tourism Village. Collecting data in this study, by observation, in-depth interviews, and literature study. Determination technique using purposive informan sampling is subjective determination based on the study with certain considerations. Analysis data in this study is descriptive qualitative. Based on this research, there is an overview of the potential of the Pangsan Tourism Village in the form of potential physical and non-physical. Physical potential offers several activities that can be enjoyed by tourists as trekking, rafting and cycling. In addition it also obtained data on community involvement in managing Pangsan Tourism Village and management aspects of the organization include: organizational structure, history institutions and legality, interaction with others and sharing system. Marketing aspects include: promotion, price and tourist arrivals. Aspects of human resources include: system / division of labor and education and training. Keywords : potential , management and community involvement.
PENDAHULUAN
sampai
Sebagai salah satu negara di Indonesia,
pariwisata
memiliki karakteristik
di
Indonesia
budaya dari
kesenian masyarakat, adat-istiadat, mata
fasilitas
yang
sehingga
pelayanan
berjalan
lancar
berkualitas,
yang dan
diberikan memuaskan
wisatawan. Seperti
halnya
pariwisata
di
pencaharian maupun kehidupan sehari-
Badung menawarkan banyak daya tarik
hari. Sehingga dapat dijadikan dalam
yang bisa dinikmati oleh wisatawan salah
mengembangkan daya tarik wisata dan
satunya adalah daya tarik desa wisata.
menarik
sekaligus
Desa wisata adalah desa yang memiliki
perekonomian
karakteristik khusus seperti keindahan
suatu negara. Pengembangan pariwisata
panorama alam yang asri, di mana
di suatu daya tarik wisata, setidaknya
penduduknya masih memiliki tradisi dan
harus memiliki kesiapan khusus mulai
budaya yang masih kuat, serta jauh dari
dari fisik atau mental, promosi, kegiatan
hiruk pikuk kota. Desa wisata yang ada di
yang ditawarkan, keterlibatan masyarakat
Badung
menambah
minat
wisatawan
pendapatan
terdiri
dari;
Desa
Pelaga 68
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
(Nungnung), Desa Kiadan, Desa Kertha, Desa
Pangsan,
Desa
Sangeh,
Rumusan masalah yang dapat
Desa
dikemukan dalam penelitian ini adalah
Bongkasa Pertiwi, Desa Baha, Kapal dan
bagaimana potensi Desa Pangsan sebagai
Desa Munggu serta desa-desa lainnya di
desa wisata di Kabupaten Badung dan
daerah Badung Utara memiliki pesona
bagaimana keterlibatan masyarakat dalam
wisata yang dapat dijadikan daya tarik
mengelola Desa Wisata Pangsan di
wisata.
Kabupaten Salah satu contohnya yang sedang
Badung.
Hasil
penelitian
bertujuan untuk mengetahui potensi Desa
berkembang adalah Desa Wisata Pangsan
Pangsan
sebagai
desa
wisata
di
yang menawarkan keindahan panorama
Kabupaten Badung dan untuk mengetahui
alam, serta ditunjang dengan suguhan
keterlibatan masyarakat dalam mengelola
atraksi yang ditawarkan oleh pihak
Desa Wisata Pangsan di Kabupaten
pengelola demi memuaskan wisatawan
Badung serta dapat dijadikan bahan
yang berkunjung ke Desa Wisata Pangsan
evaluasi bagi pengelolaan Desa Wisata
seperti trekking, cycling dan rafting.
Pangsan selanjutnya.
Selain itu dengan keterlibatan masyarakat dalam mengelola Desa Wisata Pangsan setidaknya
dapat
perekonomian
KEPUSTAKAAN
menambah
penelitian
ini
yang
khususnya
dimaksud dengan pengelolaan adalah (
Desa Wisata Pangsan di Kabupaten
Chulsum dan Novia, 2006), “pengelolaan
Badung.
diartikan
menambah
masyarakat
Dalam
Masyarakat wawasan
berkomunikasi
dan
juga
dapat
sebagai
dalam
bidang
memberikan pengawasan pada semua hal
berbaur
dengan
yang
terlibat
proses
dalam
yang
pelaksanaan
wisatawan dari berbagai dunia serta
kebijaksanaan dan pencapaian tujuan,
memahami karakteristik wisatawan. Jadi
proses
masyarakat tidak hanya sebagai karyawan
dengan menggerakan tenaga orang lain”.
yang bekerja di destinasi tersebut, tetapi
Disini pengelolaan yang dimaksud lebih
juga sebagai tuan rumah di daerahnya
mengarahkan
sendirinya.
sebagai proses atau penyelenggaraan
melakukan
pada
kegiatan
tertentu
pengorganisasian
suatu daya tarik yang akan dijalankan dan 69
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
menggunakan tenaga orang lain dalam
masih sangat sederhana. Hal tersebut
menggerakan suatu tujuan yang telah di
yang membuat minat dan ketertarikan
tentukan. Sehingga upaya yang dilakukan
wisatawan
dalam
mempelajari
mengelola
daya
tarik
wisata
khususnya desa wisata dapat berlanjut
berkunjung
kehidupan
serta
masyarakat
setempat.
hingga menjadi suatu kemasan untuk dijual.
untuk
Adanya potensi yang dimiliki desa wisata juga menjadi salah satu point
Desa
wisata
“suatu
penting dalam mengemas suatu daya tarik
dengan
wisata untuk dijual kepada wisatawan.
memanfaatkan unsur-unsur yang ada
Potensi Desa Wisata Pangsan dalam
didalam masyarakat desa untuk berfungsi
penelitian ini adalah segala sesuatu yang
sebagai perlengkap produk wisata, selain
dapat dikembangkan dalam suatu daya
itu menjadi suatu rangkaian kegiatan
tarik wisata, baik dari segi potensi fisik
pariwisata yang terpadu dan memiliki
maupun non fisik yang saling seimbang
tema”
satu
pengembangan
ialah
wilayah
(Prastyo,2005:25).
(Pitana,1994:52)
Sedangkan
lainnya
serta
dapat
wisata
dimanfaatkan sebagai pendukung atau
dan
unsur-unsur yang dapat dikembangkan
mempunyai bangunan khas Bali yang
sebagai daya tarik desa wisata. Selain itu
kental (khusus yang berciri khas desa
partisipasi masyarakat juga menjadi aktor
setempat), tetapi tetap memenuhi standar
utama dalam menunjang kegiatan desa
minimal
wisata.
memerlukan
akomodasi
dari
kenyaman”.
“desa
sama
segi
Jadi
tetap
kesehatan
desa
wisata
dan yang
Masyarakat
sebenarnya
diposisikan sebagai tuan rumah, bukan
dimaksud dalam penelitian ini adalah
sebagai
Desa Wisata Pangsan yang mempunyai
menikmati kegiatan kepariwisataan di
ciri khas tertentu atau belum pernah di
daerahnya.
kunjungi
peranan penting dalam mengelola daya
oleh
wisatawan
seperti
penonton
wisata.
yang
Masyarakat Karena
tidak
dapat
mempunyai
panorama alam yang masih alami, jauh
tarik
tanpa
adanya
dari hiruk pikuk kota dan bebas dari
keterlibatan masyarakat daya tarik yang
polusi udara, mempunyai adat-istiadat
dikelola akan tidak berjalan lancar bahkan
yang kental dan kehidupan masyarakat
tidak bisa bertahan lama karena tanpa 70
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
adanya dukungan dan keterlibatan dari
Wisata Pangsan dan data sekunder berupa
masyarakat setempat. Sehingga dalam
arsip yang pernah dicetak oleh Dinas
penelitian ini masyarakat di Desa Pangsan
Pariwisata
bisa
didalam
pengumpulan data yang digunakan dalam
kegiatan pariwisata dari awal hingga kini
penelitian ini adalah observasi, studi
Desa Pangsan dapat berkembang sebagai
kepustakaan (brosur, dokumen maupun
desa wisata di Kabupaten Badung.
website yaitu surya dewata rafting) serta
METODE PENELITIAN
wawancara mendalam kepada informan
ikut
terlibat
langsung
Badung.
Teknik
Metode
Penelitian ini mengambil batasan
pangkal adalah pengelola Desa Wisata
lokasi yaitu di Desa Pangsan Banjar
Pangsan dan informan kunci adalah
Sekarmukti,
Petang,
kepala
lingkup
Pangsan dengan menggunakan metode
Kabupaten
Kecamatan Badung.
Ruang
desa
dan
Desa
masalah adalah potensi yang dimiliki
purposive
Desa Pangsan baik fisik maupun non
penentuan informan yang berdasarkan
fisik. Selain itu mengenai keterlibatan
pada
masyarakat lokal dalam mengelola Desa
pertimbangan
Wisata
keterlibatan masyarakat dalam mengelola
Pangsan
pengelolaannya
serta dilihat
bagaimana dari
aspek
Data
ini
menggunakan
pengambilan
subjektif
penelitian tertentu
atau atas
mengenai
Desa Wisata Pangsan.
organisasi, aspek promosi dan aspek sumber daya manusia.
yaitu
masyarakat
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis
dilakukan
metodelogi
dengan
deskriptif kualitatif yaitu analisis yang
penelitian
berupa pemaparan serta menguraikan
kualitatif. Jenis data yang digunakan
secara
adalah data kualitatif berupa lokasi Desa
sebelumnya dan menganalisis dinamika
Pangsan
antar
dan
demografi
data
dan
kuantitaf
data
kejadian
yang
yang
diklarifikasi ada
dengan
kedatangan
menggunakan logika ilmiah. Data yang
wisatawan ke Desa Wisata Pangsan,
muncul dalam analisis ini lebih banyak
sedangkan sumber data yang digunakan
berupa
adalah data primer meliputi potensi,
gambaran
keterlibatan
mengenai keterlibatan masyarakat dalam
serta
jumlah
adalah
rinci
pengelolaan
Desa
deskripsi yang
atau jelas
gambarandan
objektif
71
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
mengelola Desa Wisata. Sedangkan teori
Pangsan dan empat Banjar Dinas serta
yang digunakan adalah teori pengelolaan
lima Banjar Adat, Desa Pangsan dipimpin
sumberdaya berbasis komunitas dimana
oleh I Made Suarjana sampai sekarang.
peran
masyarakat
lokal
khusunya
Meski
Desa
Wisata
Pangsan
masyarakat Desa Pangsan yang tinggal
terbilang baru dan belum banyak yang
disektor pariwisata terlibat bersama-sama
mengetahui adanya potensi desa wisata.
dalam mengelola desa wisata Pangsan di
Namun Desa Wisata Pangsan sudah
Kabupaten Badung.
meraih juara II untuk lomba Kelompok Sadar Wisata Tingkat Provinsi pada tanggal 27 Juli 2011. Sedangkan Desa Wisata Pangsan diresmikan Oktober 2010
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
Badung No.47. Sedangkan tanggal 22
Berdasarkan Nunung
tempat
yang dikeluarkan oleh Peraturan Bupati
sejarah ini
Paruman
diberi
nama
Februari 2010 terbentuklah Kelompok Sadar
Wisata
Mekar
Buana
yang
“Pangsan” yang berasal dari : Pengesahan
dikeluarkan oleh Keputusan Perbekel
(karena Pengesahan Paruman Nunung),
No.5 Tahun 2010 yang diketuai oleh I
Depangsan (biarkan sudah) selembar
Nyoman Kitha sampai sekarang.
Prasasti pengesahan lembar ke-5 ditinggal di depan Kantor Kepala Desa Pangsan. Dari tersebut
sejarah
sebelumnya
POTENSI
DESA DESA
PANGSAN
Desa
Pangsan
SEBAGAI
WISATA
adalah
menjadi
KABUPATEN BADUNG
DI
bagian dari Desa Petang. Untuk memberi
Potensi yang ada dalam suatu
pelayanan yang lebih efektif dan efisien
destinasi wisata merupakan hal yang bisa
dengan memperhatikan wilayah cukup
dijadikan
luas maka pada tahun 1997 diadakan
memperoleh
pemekaran dan sebagai Desa Difinitip
meningkatkan perekonomian masyarakat
pada tanggal 27 Juli 1999, sehingga
dengan tidak mengesampingkan aspek
berdirilah Desa Pangsan yang didukung
sosial budaya yang ada dalam lingkungan
oleh satu Desa Adat yaitu Desa Adat
tersebut. Desa Wisata Pangsan memiliki
modal
atau manfaat
harta
untuk dalam
72
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
potensi menjadi
yang
dapat
dikembangkan
kegiatan
memanjakan
wisata
wisatawan
ISSN: 2338-8811
Keagamaan merupakan potensi pariwisata
untuk
di Desa Pangsan yang erat kaitannya
selama
dengan bangunan pura yang dimiliki Desa
berkunjung ke destinasi. Adapun potensi
Pangsan.
fisik dan non fisik yang terdapat di Desa
diyakini berkaitan erat dengan sejarah
Wisata Pangsan sebagai berikut :
pemerintah Raja Jaya Pangus pada abad
1. Potensi Fisik meliputi (1). Panorama
XII (ke dua belas). (4). Aksesibilitas
sawah dan perkebunan yang mempunyai
menjadi salah satu syarat sebuah daya
hamparan sawah hijau. Selain sawah
tarik
terdapat juga perkebunan masyarakat
daerah tersebut. Desa Wisata Pangsan
seperti cengkeh, kopi, coklat dan masih
sudah membangun jalan beraspal menuju
banyak
(2).
lokasi yang bisa dilalui kendaraan seperti
Akomodasi yang ditawarkan berupa home
motor, mobil, bahkan bus. Selain itu
stay dilengkapi dengan tujuh kamar yang
terdapat
nyaman, kamar mandi, kolam renang,
ditawarkan antara lain : trekking, cycling
restoran, serta gratis WIFI. (3). Bangunan
dan rafting.
2.
jenis
Potensi
tanaman
lainnya.
Keberadaan
untuk
pura
memudahkan
beberapa
Gambar 2
Sumber: survey 2013
Sumber: survey 2013
yang
meliputi
dinamakan “Sekaa” antara lain Sekaa
(1).Kehidupan sosial budaya Desa Wisata
Gong, Sekaa Angklung, Sekaa Shanti,
Pangsan
Sekaa Teruna dan Sekaa Topeng. Selain
terdapat
Fisik
mencapai
kegiatan
Gambar 1
Non
tersebut
berkumpulan
yang
73
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
itu, juga terdapat keunikan pada saat
Peran masyarakat Desa Pangsan dalam
kematian, setiap orang yang datang
pembangunan
melayat diwajibkan membawa busung
wisata
(janur) 10 buah, selepan (daun dari pohon
pendekatan
jaka) 15 buah, beras 1 kg, kelapa 1 buah
yang
dan uang sebesar 5000 rupiah. (2).
setempat. Di sini keterlibatan masyarakat
Keagamaan khas Desa Pangsan terdapat
sangat penting dan utama diperlukan
Upacara Ngenar adalah upacara yang
untuk menggerakan kepariwisataan di
dilakukan oleh anak-anak wanita yang
Desa Wisata Pangsan yang sesuai dengan
belum dewasa. Upacara Kekembangan
teori pengelolaan sumberdaya berbasis
adalah upacara yang dilakukan oleh para
komunitas. I Wayan Jarwa selaku Kelian
remaja di Desa Pangsan setiap Rahinan
Banjar Pundung, mengatakan bahwa :
serta
merupakan
mengelola salah
pembangunan
menekankan
pada
desa
satu
dari
pariwisata masyarakat
Purnama yang diadakan di Pura Puseh Pingit. Upacara Nyerahang Saye adalah
“ Keterlibatan masyarakat Desa Pangsan baru 30 persen, ini membuktikan tingkat kesadaran masyarakat dalam kegiatan pariwisata masih kurang. Semoga 30 persen masyarakat yang ikut dalam kegiatan pariwisata di Desa Pangsan bisa mempengaruhi masyarakat yang lain agar Desa Wisata Pangsan bisa berkembang untuk seterusnya”. (Juni,2013).
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pangsan yang telah berkeluarga atau dewasa. KETERLIBATAN
MASYARAKAT
DALAM
MENGELOLA
DESA
WISATA
PANGSAN
DI
KABUPATEN BADUNG Pengembangan pariwisata di suatu kawasan wisata tidak hanya ditentukan oleh potensi fisik maupun non fisik yang menarik dan bervariasi yang dimiliki oleh daya tarik wisata serta sarana pendukung yang tersedia, tetapi juga ditentukan oleh bagaimana
pengelolaan
kegiatan
pariwisata dilakukan agar tetap lestari.
Masih
minimnya
keterlibatan
masyarakat di Desa Pangsan berkaitan erat
dengan
kesempatan
kerja
dan
kemampuan mereka dalam mengelola desa wisata Pangsan. Masyarakat Desa Pangsan kebanyakan mengais rejeki di kota besar seperti Denpasar, Kuta dan Nusa Dua. Mereka bekerja di kota untuk mencari kehidupan lebih baik dengan gaji 74
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
yang tidak seberapa dibandingkan dengan
Desa Pangsan memang masih sangat
pengorbanan mereka merantau ke Kota.
kurang
Padahal jika mereka bisa ikut terlibat
didalam kegiatan pariwisata. Masyarakat
didalamnya tanpa disadari itu termasuk
masih menganggap bekerja di kota lebih
sudah
banyak mendapatkan gaji dari pada
memperkenalkan
dan
akan
di
kesadarannya
desanya.
terlibat
mempromosikan desa mereka sebagai
bekerja
Seperti
yang
desa wisata. Dengan banyak
memiliki
dikemukan oleh I Nyoman Kitha sebagai
potensi fisik maupun non fisik di Desa
ketua Kelompok Sadar Wisata Mekar
Wisata Pangsan yang cukup bagus untuk
buana, mengatakan :
dapat di kemas sebagai produk untuk dijual.
Sehingga
wisatawan
yang
menarik
minat
mempunyai
minat
khusus seperti wisata perdesaan dan juga ikut menjaga kelestarian budaya yang ada di Desa Pangsan. Modal untuk bekerja di daerah
sendiri
mengeluarkan
tidak
biaya
banyak
mahal,
yang
diutamakan adalah kesiapan mental dan fisik
masyarakat
kedatangan
dalam
wisatawan,
menyambut tentu
akan
membawa pengaruh yang berbeda dari kehidupan mereka sehari-hari. Hal yang harus bisa diperhatikan oleh masyarakat Desa Pangsan adalah tidak mengikuti gaya hidup wisatawan. Masyarakat harus bisa memilah dan
“Saya sendiri sudah berupaya mengikut sertakan masyarakat secara keseluruhan dengan cara mengadakan rapat (sangkem) setiap bulannya dengan menayangkan video desa wisata yang sudah sukses di daerah Badung misalnya Desa Pelaga dan Desa Baha, dan juga ikut dalam pameran yang diadakan di Desa Pelaga setiap setahun sekali, untuk menyadarkan masyarakat manfaat yang diterima jika terlibat dalam kegiata tersebut. Masyarakat sebenarnya setuju adanya desa wisata di Desa Pangsan, tetapi yang menghambat adalah tindakan mereka yang kurang tanggap untuk terlibat langsung, masih sebatas kata-kata yang belum bisa dibuktikan dengan tindakan dan kebanyakan masyarakat lebih menyukai bekerja di tempat luar dari pada di tempatnya sendiri”. (Juni,2013).
Di
sisi
lain
tidak
semua
memilih mana yang perlu untuk dikuti
masyarakat bekerja diluar desa, ada
mana yang tidak, agar tidak terpengaruh
beberapa
oleh arus globalisasi yang semakin
berpartisipasi
merajelela. Keterlibatan masyarakat di
pengelolaan Desa Wisata Pangsan. Sejak
masyarakat langsung
yang
ikut
terhadap
75
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
adanya kegiatan pariwisata di Desa
dilakukan komponen masyarakat. Adapun
Wisata
partisipan yang terlibat berasal dari siswa
Pangsan
setidaknya
dapat
berdampak postif bagi masyarakat dengan
dari
adanya
sekitaran Desa Pangsan dan masyarakat
meningkatan
pendapatan
sekolah-sekolah Desa
yang
Pangsan,
ada
di
ekonomi. Menurut Dewa Ayu Loji
sekitar
kegiatan
sebagai petani mengatakan bahwa :
kebersihan dilakukan di kawasan Desa Pangsan. Sehingga bermanfaat untuk
“Sangat senang dengan adanya desa wisata di Desa Pangsan dan berimbas pada perekonomian saya dengan adanya kedatangan wisatawan, karena wisatawan akan memberikan uang 50.000 rupiah sampai 100.000 rupiah kepada saya, pada saat wisatawan melihat sawah sambil berfoto dengan saya”. (Juni, 2013).
memotivasi masyarakat Desa Pangsan lebih memiliki tanggung jawab terhadap alam dan menjaga lingkungan sekitarnya serta membantu membangun akomodasi untuk wisatawan seperti memberbaiki jalan, selokan maupun fasilitas umum seperti kamar mandi maupun tempat parkir untuk kendaraan. Selanjutannya
Pendapat yang hampir senada juga dikatakan oleh I Wayan Gama sebagai peternak sapi :
“ Senang dengan adanya desa wisata di Desa Pangsan, dan bisa bertemu wisatawan, apalagi wisatawannya baik dan sangat ramah dengan saya dan kadang memberikan saya uang”. (Juni, 2013).
bentuk partisipasi ketrampilan dengan menyumbang keahlian yang dimiliki masyarakat melakukan
Desa
Pangsan
pertunjukkan
seperti
tarian
Bali,
wayang kulit serta mejejahitan dihadapan wisatawan maupun memasak makanan tradisional seperti memasak lawar, sate lilit maupun khas masakan bali dengan
Bentuk
partisipasi
masyarakat
Desa Pangsan adalah berupa partisipasi tenaga di mana bentuk kegiatan yang melibatkan masyarakat Desa Pangsan adalah kegiatan gotong royong dalam membersihkan
lingkungan
yang
kemampuan yang mereka miliki. Dengan
adanya
kegiatan
kepariwisata di Desa Pangsan dapat memberikan pengaruh bagi masyarakat untuk terlibat didalamnya, dari awal pengelolaan
hingga
menjadi
suatu
kemasan produk daya tarik wisata untuk 76
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
dijual kepada wisatawan yang tertarik
Bupati
pada
Kabupaten
panorama
masyarakat sebagai
tidak penonton
Badung,
Kadis
alam.
Sehingga
hanya
diposisikan
Kapolsek
Petang,
kegiatan
Perbekel
Pangsan,
dari
Badung,
Pariwisata,
Camat
Petang,
Danramil
Petang,
Bendesa
Adat
pariwisata, tetapi juga sebagai tuan rumah
Pangsan, Ketua BPD Desa Pangsan, dan
dan berperan aktif untuk memperoleh
Ketua LPM Desa Pangsan. (4). Sistem
manfaat
menunjang
bagi hasil, sisa hasil usaha terdapat pasal
kesejahteraan masyarakat, serta muncul
19 Tahun 2010. Sesuai kesepakatan
adanya interaksi antara pengelola desa
bersama
wisata di Desa Pangsan, masyarakat dan
Pangsan dan pihak pengelola Desa Wisata
wisatawan yang berkunjung ke Desa
Pangsan yang dikelola oleh Kelompok
Wisata Pangsan.
Sadar Wisata Mekar Buana.
ekonomi
dalam
antara
pihak
Kepala
Desa
2. Aspek Pemasaran : (1). Promosi sudah Sedangkan
Desa
dilakukan secara bertahap baik melalui
Wisata Pangsan memiliki beberapa aspek
stasiun tv, website maupun brosur. (2).
antara lain :
Harga untuk kegiatan rafting, cycling dan
1. Aspek Organisasi : (1). Sejarah
trekking yang ditawarkan terbilang murah
Lembaga
ditetapkan
rata-rata berkisar 250.000/orang. (3).
sebagai desa wisata berawal dari apresiasi
Jumlah kunjungan wisatawan, kunjungan
Gubernur Bali I Made Mangku Pastika
wisatawan ke Desa Pangsan paling
untuk mengelola potensi yang ada di
banyak adalah wisatawan mancanegara
Desa Pangsan sebagai wadah kegiatan
yang berasal dari Eropa, Perancis dan
pariwisata dan telah ditetapkan sejak
Denmark serta kegiatan yang sering
Oktober 2010 sesuai Peraturan Bupati
diminati oleh wisatawan adalah Rafting.
Badung No.47. (2). Stuktur Organisasi,
3. Aspek sumber daya manusia : (1).
adanya struktur tersebut dapat membantu
Sistem/pembagian tugas tenaga kerja,
pengelolaan desa wisata sesuai bidangnya
mengenai sistem kerja dibagi menjadi 2
masing-masing dan jumlah anggota ada
shift yaitu shift pagi jam 8 sampai 4 dan
88 orang sampai saat ini. (3). Interaksi
shift sore jam 3 sampai 11 malam. (2).
dengan pihak lain, bekerjasama dengan
Pendidikan
dan
pengelolaan
Legalitas,
dan
pelatihan
karyawan, 77
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
pihak pengelola Desa Pangsan melakukan
sebagai salah satu syarat dari Community
pelatihan untuk ibu PKK (Pembinaan
Based
Kesejahteraan Keluarga) setiap sebulan
pembangunan
sekali
pada
untuk
memberikan
informasi
Tourism
(pendekatan
pariwisata
masyarakat).
menekankan Keterlibatan
bagaimana menyambut tamu dengan
masyarakat di Desa Wisata Pangsan
sopan, ramah dan dapat berkomunikasi
berupa partisipasi tenaga dan partisipasi
dengan baik dan benar walaupun tidak
ketrampilan.
begitu pasif dalam berbahasa.
memiliki beberapa aspek yaitu aspek
Sedangkan
pengelolaan
organisasi, aspek pemasaran dan aspek PENUTUP
sumber daya manusia.
Desa Wisata Pangsan memiliki
Beberapa pemikiran yang bisa
potensi fisik dan non fisik yang sangat
disarankan
indah dan perlu ditingkatkan dalam
masyarakat
pengelolaannya. Potensi yang dimiliki
Wisata Pangsan di Kabupaten Badung
oleh Desa Wisata Pangsan adalah potensi
adalah sebagai berikut :
fisik meliputi panorama sawah dan perkebunan
maupun
1.
mengenai dalam
Kepada
keterlibatan
mengelola
pihak
Desa
pemerintah,
bangunan
sebaiknya melakukan promosi
keagamaan yang mempunyai arsitektur
secara kontinyu (terus-menerus)
yang khas Desa Pangsan serta terdapat
baik melalui media eloktronik
akomodasi dan aksesibilitas. Selain itu,
maupun cetak dan menyebarkan
kegiatan yang ditawarkan adalah cycling,
brosur-brosur,
rafting, dan trekking. Potensi non fisik
Pangsan dapat dikenal sebagai
dalam penelitian ini adalah kehidupan
desa wisata oleh wisatawan baik
sosial budaya masyarakat setempat serta
domestik maupun mancanegara
keagamaannya yang terdiri dari Upacara
serta sediakan kalender event
Ngenar,
(kegiatan) terutama daya tarik
Upacara
Kekembang
dan
Upacara Nyerahang Saye. Keterlibatan merupakan
hal
yang
agar
Desa
khas keagamaan Desa Pangsan masyarakat utama
untuk menarik minat wisatawan
dalam
berkunjung ke Desa Pangsan.
membangun serta mengelola pariwisata
Selain itu juga pihak pemerintah 78
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 1, 2014
ISSN: 2338-8811
perlu mengadakan pelatihan atau
sampah
penyuluhan untuk masyarakat
wisata.
agar
masyarakat
makna
sadar
wisata
dan
untuk menopang wisata desa Pangsan. 2. Kepada pihak pengelola yang mengelola Desa Wisata Pangsan yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata Mekar Buana, pihak
pengelola
melakukan studi banding dengan desa wisata lain yang sudah maju seperti
Taman
Sari
Buana
Marga, Desa Cau Belayu, dan Desa Belimbing Tabanan. 3. Kepada pihak masyarakat Desa Pangsan,
sebaiknya
berpartisipasi
dari
ikut awal
terbentuknya desa wisata sampai pengelolaannya serta lebih aktif dalam memperkenalkan potensi produk lokal yang dimiliki Desa Pangsan. Sehingga masyarakat tidak perlu mencari pekerjaan diluar Desa Pangsan dan selalu menjaga
kebersihan
dengan
melakukan gotong royong serta menyediakan
area
desa
memahami
meningkatkan kualitas pelayanan
sebaiknya
disekitar
tempat-tempat
DAFTAR PUSTAKA Chulsum, U. & Novia, W. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko. Conyers, Diana. (1991). Perencanaan Sosial di Dunia ketiga. Yogyakarta: UGM Press. Korten, David C. 1986. Community Management: Asian Experience And Perspective.Connecticut: Kumarian Press. Lofland, john & Lyn H. Lofland.1984. Analyzing Social Setting: A Guide To Qualitive Observation And Analysis, Belmont, Cal Wadswort Publishing Compony. Shadly, Hasan. 1998, Kamus Besar Bahasa Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia. Scheyvens, Regina. 2002. tourism For Development (Empowering Communities).England. Pearson Education Ltd. Sadjaya dan Heriyanto. 2006. Metodelogi Penelitian dalam Bidang Kepariwistaan. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Pendit, Nyoman S. 1986. Ilmu Pariwisata sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT Pradnya Paramita. Pitana, I Gede. 1994. Dinamika Masyarakat Dan Kebudayaan Bali. Denpasar, Bali Post. Prastyo, 2005. Pelestarian Potensi Wisata Budaya Di Desa Wirun Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur.
79