BARISTA, Volume 2, Nomor 2, Desember 2015
PENGEMBANGAN PAKET WISATA DI DESA WISATA LEBAKMUNCANG KABUPATEN BANDUNG Cucu Kurniati Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung Jalan Dr. Setiabudhi 186 Bandung Jawa Barat E-mail :
[email protected]
Abstract : The research objective is to develop more varied types of tour packages at Lebakmuncang Tourism Village through the study of the components of tour package consisting of tourist attractions, tourism facilities, accessibility and tourism activity. The development is also directed to the program offering and totourism activity as an effort to reach a more global potential market. The tour packages currently running based on traveler ratings are in good condition. Nevertheless, there are several components of a tour package that still need improvement, especially in determining the route of travel, as well as the determination of the timing of the overall program and activities. That organized tour packages can further optimize the traveler experience.Therefore, it is necessary that the program be set to suit to the needs of tourists who visit the Lebakmuncang tourism village. The tour package suggested is a ready-made half and one day tour, and for more than one day tour packages can still be carried out with the improvement of the tour route improvement. Keywords: tour packages, half daytour, one daytour, ready made tour
Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan jenis paket wisata di Desa Wiasata Lebakmuncang yang lebih bervariasi melalui kajian terhadap komponen paket wisata yang terdiri dari atraksi wisata, fasilitas wisata, aksesibilitas dan aktivitas wisata. Pengembangan juga diarahkan pada penawaran program dan aktivitas wisata sebagai upaya untuk meraih pasar potensial yang lebih luas. Paket wisata yang berjalan saat ini berada pada kondisi baik. Meskipun demikian terdapat beberapa komponen paket wisata yang masih memerlukan penyempurnaan khususnya dalam penentuan rute perjalanan, pengaturan waktu maupun penetapan program dan aktivitas secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan pengaturan program melalui aktivitas wisata yang lebih sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Adapun jenis paket wisata yang disarankan adalah dalam bentuk half daytour dan one daytour yang bersifat ready made tour. Paket wisata yang waktunya lebih dari satu hari tetap dapat dilaksanakan dengan perbaikan pada rute perjalanan. Kata kunci: paket wisata, half daytour, one daytour, ready made tour
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diharapkan mampu mendorong laju pertumbuhan pembangunan di Indonesia. Selain itu, pembangunan pariwisata diharapkan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dampak yang diharapkan adalah dengan terciptanya lapangan pekerjaan, peluang usaha yang baru, memberikan tambahan pendapatan, dan meningkatkan infrastruktur serta fasilitas dan pelayanan bagi masyarakat. Sesuai dengan UndangUndangKepariwisataan No. 10 Tahun 2009, pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan pendekatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan yang berorientasi pada pengembangan wilayah, bertumpu kepada masyarakat, dan bersifat memberdayakan masyarakat yang mencakupi berbagai aspek, seperti sumber daya manusia, pemasaran, destinasi, ilmu pengetahuan dan teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara, pemberdayaan usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber kekayaan alam dan budaya. Dalam kaitannya dengan UU No. 2 tahun 1999 tentang pelaksanaan Otonomi Daerah (Priasukmana dan Mulyadin, 2001:37), dinyatakan bahwa pembangunan akan difokuskan di daerah pedesaan, sehingga dengan demikian akan terjadi perubahan sosial kemasyarakatan dari urbanisasi ke ruralisasi (orang-orang kota senang/akan pergi ke desa untuk berekreasi). Berdasarkan hal tersebut, pembangunan desa wisata merupakan realisasi dari pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah. Oleh karena itu setiap Kabupaten perlu memprogramkan pembangunan desa wisata di daerahnya, sesuai dengan pola PIR. Pengembangan desa wisata umumnya diarahkan pada terciptanya produk wisata alternatif yang diharapkan
akan mendorong pada pembangunan pedesaaan yang berkelanjutan melalui pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada serta melibatkan masyarakat dalam pengembangan produk wisata agar memberikan manfaat positif secara ekonomis tanpa mengganggu lingkungan. Program yang dirancang di sebuah desa wisata biasanya ditampilkan melalui pola kehidupan masyarakatnya yang masih asli baik dari sisi sejarah dan budaya, aktivitas pencaharian sehari-hari, kondisi alam, jasa, pariwisata sejarah dan budaya, serta pengalaman yang unik dan eksotis khas daerah. Dengan demikianpengembangan produk wisata di desa wisata perludilakukan secara kreatif agar lebih menonjolkan identitas atau ciri khas daerah tersebut. Dengan didorongnya masyarakat untuk mengembangkan wisata desa, maka akan semakin meningkatnya kesejahteraan rakyat yaitu dengan diperolehnya keuntungan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat karena masyarakat sendiri yang menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh wisatawan. Kabupaten Bandung merupakan salah Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat dengan pusat pemerintahannya di Soreang.Sebagaimana wilayah kabupaten lainnya yang ada di Jawa Barat, Kabupaten Bandung memiliki beragam potensi baik alam maupun seni budaya yang kemudian berkembang menjadi daya tarik wisata. Dan dapat dikembangkan melalui produk agrowisata yang unik dan berkualitas, melalui diversifikasi produk agro yang kreatif, didukung oleh pengelolaan yang bertanggung jawab, strategi pemasaran yang efektif, oleh sumber daya manusia yang berkualitas.Daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Bandung menjadi suatu elemen yang penting dalam pariwisata Kabupaten Bandung.Daya tarik wisata tersebut memerlukan pengemasan hingga dapat menjadi suatu produk wisata.
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
Produk wisata menurut Middleton (2001:86), “The tourism product may be seen as be seen as a bundle or package of tangible and intangible components, including destination, attraction and facilities, accessibility, image, and price, which combined to form the overall experience”. Produk wisata memiliki keterkaitan dengan paket wisata karena paket wisata pada dasarnya merupakan perpaduan dari produk wisata. Bojamic dan Calantone (2004:183) menyatakan bahwa paket wisata adalah kombinasi/gabungan dari komponen-komponen suatu produk wisata yang terdiri dari transportasi, penginapan, atraksi wisata, dan makanan yang dijual kepada wisatawan. Menurut Nuriata, (2011:16) paket wisata dapat dikategorikan sebagai suatu sistem, yaitu sebuah tatanan yang terdiri dari beberapa unsur penyusun tatanan tersebut, yang setiap unsur penyusunan tadi satu sama lain saling keterkaitan. Sistem tersebut terdiri dari wisatawan, atraksi wisata, fasilitas wisata dan waktu.” Pendapat lain dikemukakan oleh Semer dan Purzycki (2000:325) yang menyatakan,“ a tour package is a combination of elements that are sold and coordinated for a group or independent travelerers. These elemenst are put together by a travel or tour planner, planned for specific dates and sold at one price. This six elements of any type of tour as follows: Transportation, Accomodation, Meals, Sightseeing/Guide services, attractions and activities”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka paket wisata terbentukmenjadi sebuah perjalanan wisata yang disusun dari gabungan komponen produk pada umumnya yaitu mencakup unsur daya tarik (Attraction), Fasilitas wisata seperti penginapan, meals, guide service, pusat oleh-oleh (Facilities), sarana transportasi (Accsesibility) dan aktivitas wisata (Activities) Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 18 Tahun
2012,Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2012-2017 Desa Lebakmuncang merupakan salah satu kawasan strategis pariwisata, dalam hal sebagai Kawasan Agrowisata Edukatif wilayah Ciwidey, memiliki Tema Pendukung Wisata budaya perdesaan dan Spektrum ekowisata yang diterapkan pada kawasan Light Ecotourism. Dalam Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata tersebut, atraksi di Desa Lebakmuncang saat ini adalah sebagai tempat produksi kopi luwak, aktivitas trekking di kebun selada dan strawberry. Adapun sasaran rencana pengembangan di desa ini adalah pengembangan paket agrowisata edukatif yang saat ini telah ada dan pengembangan SDM yang terlibat dalam kegiatan pariwisata, khususnya agrowisata. Desa Lebakmuncang secara keseluruhan merupakan desa wisata dengan jenis agroekowisata. Konsep agroekowisata merupakan pengembangan dari agrowisata dengan ecotourism yang menawarkan pengalaman langsung kepada pengunjung tentang kehidupan daerah pertanian. Pengunjung mendapatkan kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh petani. Pengembangan objek dan daya tarik yang berbasis agroekowisata menekankan pada prinsip-prinsip pelestarian, pendidikan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal. Berkaitan dengan prinsip tersebut maka aktivitas wisata yang dilakukan pun lebih ditekankan pada keterlibatan masyarakat untuk mengelola dan melestarikan lingkungan sekitar dan memberikan proses eadukasi kepada pengunjung sesuai dengan rutinitas keseharian mereka sebagai petani. Aktivitas yang dapat dilakukan pada dasarnya dibentuk untuk mendapatkan prinsip ada sesuatu yang dilihat (something to see), sesuatu untuk dilakukan (something to do) dan sesuatu untuk dibeli (something to buy). Aktivitas wisata memiliki peranan yang penting dalam
BARISTA, Volume 2, Nomor 2, Desember 2015
sebuah paket wisata karena pada dasarnya apa yang menjadi fokus pengunjung adalah pada aktivitas yang dapat dilakukan di tempat tujuan. Agroekowisata menurut Ismayanti (2010: 169) merupakan perjalanan yang disengaja ke kawasan-kawasan alamiah untuk memahami ekologi alam dan sosial, dimana usaha agro (agribisnis) menjadi objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman dan rekreasi, sambil menjaga agar keutuhan kawasan tidak berubah dan menghasilkan peluang untuk pendapatan masyarakat di sekitarnya. Kegiatannya mengandung muatan pendidikan, nasihat, pengendalian serta mengutamakan keterlibatan masyarakat di sekitarnya. Desa wisata Lebakmuncang menekankan beberapa aspek yang menjadi ciri khas dan juga potensi yang dimiliki oleh desa ini diantaranya adalah aspek edukasi seperti memberikan pengetahuan mengenai bagaimana cara bercocok tanam melalui praktek langsung, dalam aspek sosial dan budaya seperti memperkenalkan budaya lokal dalam keseharian masyarakat, pembelajaran alat musik dan tarian tradisional yang diajarkan langsung oleh penduduk desa wisata. Berdasarkan survey awal diketahui bahwa Desa Wisata Lebakmuncang telah menyediakan satu buah paket wisata agroekowisata dengan tagline paketnya yaitu“Back to Kampoeng”.Program yang disiapkan dalampaket ini adalah pengetahuan dalambercocok tanam, trekking mengitari alam Lebakmuncang serta mendapatkan ilmu tentang proses pembuatan teh dan kopi.Selama ini pengelolaan maupun pelaksanaan untuk paket wisata tersebut dilaksanakan secara khusus oleh POKJA Desa Wisata Lebakmuncang dan secara keorganisasian telah memiliki struktur organisasi. Permasalahan yang terjadi yaitu saat ini paket wisata yang tersedia hanya paket Back to Kampoeng dengan program wisata selama 2 hari 1 malam dan
programnya masih tetap sama sejak pertama kali dibuat. Program dalam paket ini bersifat tailor made, dalam arti program akan selalu menyesuaikan dan akan dibuat saat ada pengunjung. Pihak pengelola menyampaikan bahwa saat ini mereka belum memiliki paket wisata yang sifat nya ready madesehingga program hanya terpaku pada paket untuk menginap di rumah pengelola pokja atau rumah penduduk yang disiapkan sebagai home stay bagi para pengunjung. Hal ini berdampak pada belum tersedianya pilihan paket wisata bagi wisatawan terutama yang tidak berniat untuk menginap di desa wisata lebakmuncang. Demikian pula hal nya dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa Lebakmuncang mengalami penurunan utamanya mulai tahun 2013 dan untuk tahun 2014 kunjungan wisatawan baru ada pada bulanNovember 2014. Berdasarkan data hasil penelitian Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung mengenai Kajian Segmen Pasar dan Pola Promosi Pariwisata Kabupaten Bandung (2013:V-1) dapat diketahui bahwa berdasarkan data lapangan, wisatawan yang berwisata ke Kabupaten bandung berasal dari berbagai daerah yaitu Bandung dan sekitarnya (56,40%), Jabodetabek (27,20%) dan Priangan Timur seperti Sumedang, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis (14%) Data hasil penelitian lainnya dari dalam kajian yang sama, untuk aspek lama kunjungan, dominan bahwa rata-rata wisatawan tidak menginap saat berkunjung ke tempat wisata di Kabupaten Bandung (2013:IV-36). Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat kelompok pasar potensial yang secara geografis dapat diraih agar mengunjungi desa wisata dengan kondisi perjalanan yang tidak perlu menginap. Pengembangan produk merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi kemungkinan perubahan suatu produk kearah yang lebih
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
baik, sehingga dapat memberikan daya guna dan daya pemuas yang lebih besar. Pengembangan produk khususnya paket wisata dilakukan sebagai upaya untuk menjadikan perubahan suatu produk ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan manfaat dan memberikan kepuasan yang lebih besar kepada para wisatawan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler et.al dalam Janhager (2005:21), bahwa “pengembangan produk dilakukan untuk memberikan kepuasan kepada pemakai produk tersebut sesuai dengan yang mereka inginkan”. Morrison (2013:172) menyatakan, “Packaging in tourism is unique and there us no other economic sector that has anything quite like it. Tourism packages combine several travel and hospitality offers together at a single price. Package play very important role in tourisn since the capacity of different components of destination product is fix ”
Sebuah Paket wisata menjadi populer dikalangan wisatawan karena perjalanan yang dikemas dalam sebuah paket akan dapat memberikan kenyamanan dan nilai lebih baik bagi wisatawan maupun sektor pariwisatanya. Paket wisata dapat dikategorikan sebagai suatu sistem, yaitu sebuah tatanan yang terdiri dari beberapa unsur penyusun tatanan tersebut, yang setiap unsur penyusunan tadi satu sama lain saling keterkaitan. Sistem tersebut terdiri dari wisatawan, atraksi wisata, fasilitas wisata dan waktu. Pendapat lain dikemukakan oleh Semer dan Purzycki (2000:325) yang menyatakan, “ a tour package is a combination of elements that are sold and coordinated for a group or independent travelerers. These element are put
together by a travel or tour planner, planned for specific dates and sold at one price. This six elements of any type of tour as follows: Transportation, Accomodation, Meals, Sightseeing/Guide services, attractions and activities”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka paket wisata terbentuk menjadi sebuah perjalanan wisata yang disusun dari gabungan komponen produk pada umumnya yaitu mencakup unsur daya tarik (Attraction), Fasilitas wisata seperti penginapan, meals, guide service, pusat oleh-oleh (Facilities), sarana transportasi (Accsesibility) dan aktivitas wisata (Activities) Dengan demikian agar paket wisata yang disiapkan dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak khususnya dari sisi kepentingan wisatawan maka wisatawan yang datang ke Desa Wisata Lebakmuncang perlu diberikan penawaran guest activities untuk memanfaatkan potensi yang ada di desa wisata ini. Keuntungan dari aktivitas wisatawan yang diperoleh dari pengembangan program dalam sebuah paket wisata menurut Mill (2007:261), “They may experience one or more of the following benefits : (a) Feelling good about getting exercise, (2) Enjoyment of the sight and sound of nature, (3) Mental relaxation, (4) Learning something about the natural environment, (4) Feeling closer to their partner. Pendekatan yang dapat digunakan untuk pengembangan paket wisata dapat dilakukan dengan mempertimbangkan model pemrograman aktivitas wisatawan yang dikemukakan Mill (2014:264) sebagai berikut.
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
Sumber : Resort Management and Operation, Gambar 1. Guest activity programming models
Berdasarkan model tersebut maka dalam pengembangan program perlu mempertimbangkan kebutuhan wisatawan, menentukan tujuan, menentukan aktivitas yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, pengalaman aktivitas wisatawan dan evaluasi. Disamping itu pengembangan program tersebut juga akan dipengaruhi oleh beberapa faktor esternal yaitu keterlibatan aspek historis, lingkungan, kebudayaan, sosial serta organisasi yang terdapat di sebuah destinasi. Untuk kepentingan perencanaan dan pengembangan program tersebut Mill (2007:273) mengemukan bahwa akan meliputi beberapa tahapan yaitu: (1) Leadership, (2) Budgeting, (3) Scheduling, (4)Facility availability, (5) Promoting. Berdasarkan kondisi yang ditemui di lapangan, maka dari kelima tahapan tersebut maka unsur scheduling dan facility availability menjadi dua hal yang paling dominan sebagai faktor yang dipertimbangkan dalam upaya pengembangan paket wisata di Desa Wisata Lebakmuncang. Scheduling atau penjadwalan dimaksudkan sebagai upaya untuk menyelaraskan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan dan aktivitas di destinasi dengan kebutuhan wisatawan.
Menurut Mill (2007:279) Terdapat 3 pola yang dapat dipertimbangkan dalam penjadwalan sebuah aktivitas yaitu : 1. Pertimbangan Musim (seasonal) 2. Pertimbangan berdasarkan waktu penyelenggaran dalam hitungan minggu atau bulan (weekly or mothly) 3. Pertimbangan berdasarkan waktu penyelenggaraan dalam hitungan harian (daily time schedule : morning, early morning, afternoon activity at lower level, late afternoon, early evening, late evening).
Facility Availability, dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi wisatawan. Fasilitas yang disiapkan diupayakan agar memberikan keamanan bagi wisatawan selama melakukan aktivitasnya.Untuk itu segala standard fasilitas yang dibutuhkan dalam memberikan pelayanan yang optimal. Kedua tahapan tersebut akan terlihat dalam jenis paket wisata yang dapat disiapkan untuk pasar yang secara potensial dapat diraih untuk meningkatkan jumlah pengunjung serta pengaturan program yang sesuai dengan kondisi di desa ini. Fasilitas yang terlibat lebih dominan pada fasilitas yang berhubungan dengan kebutuhan wisatwan untuk menginap, makanan dan minuman maupun pelayanan dari pemandu selama
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
melakukan aktivitas wisata.Adapun bentuk program, aktivitas maupun kelompok wisatawan yang dapat menjalankan program atau aktivitas wisata tersebut akan sangat bervariasi dan akan sangat tergantung dari potensi yang
dimiliki sebuah destinasi.Berikut ini kubus yang dapat dijadikan sebagai patokan untuk mengembangkan program dan aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan di sebuah destinasi:
Sumber : Mill, 2007 : 27
Gambar 2.The programmers cube Untuk kepentingan pengembangan paket wisata maka telaahan dilakukan terhadap komponen yang membentuk suatu paket wisata yaitu atraksi wisata, fasilitas wisata, aksesibilitas dan aktivitas wisata dengan penjabaran: (1) Atraksi Wisata (alam dan Budaya), (2) Fasilitas wisata: Homestay, Restaurant/meals, Sight Seeing/Guide Service, (3) Aksesibilitas: Sarana Transportasi, Aksesibilitas, (4) Aktivitas wisata: Aktivitas Aktif, dan Aktivitas Pasif. Berdasarkan uraian serta beberapa indikator tersebut, maka peneliti tertarik untuk memaparkan dan mengkaji secara lebih jauh mengenai paket wisata desa tersebut melalui penelitian dengan judul“Pengembangan Paket Wisata di Desa Wisata Lebakmuncang Kabupaten Bandung”
METODE Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau untuk membuat pengidentifikasian secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang terdapat di lokus. Metode penelitian deskriptif menurut Sugiyono (2008:29) adalah, “Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabe mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain.” Berdasarkan metode tersebut, peneliti akan mendeskripsikan paket wisata yang ada di desa wisata Lebakmuncang serta penanganan tur yang dilakukan saat kunjungan berlangsung untuk kemudian dianalisis dan diperoleh alternatif pengembangan paket wisata sesuai dengan
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
fakta yang ditemukan di lapangan.Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, penyebaran kuesioner dan studi dokumentasi Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap fakta, keadaaan, femomena, variable dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalaan dan menampilkan apa adanya. Masalah yang diteliti dan diselidiki dalam penelitian deskriptif kualitatif studi kuantitatif, studi komparatif, serta dapat juga menjadi sebuah studi korelasional. Biasanya kegiatan penelitian ini meliputi pengumpulan data, menganalisis data, menginterpretasi data dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang mengacu pada penganalisisan data tersebut.
penarik utama yang mendorong seseorang untuk mengunjungi atraksi wisata.Kekuatan Atraksi wisata yang dimiliki desa ini terletak pada kondisi sumber daya alam maupun budaya. Kondisi lingkungannya sendiri masih alami dengan tata letak tanah yang memadukan antara dataran dan perbukitan sehingga menjadi daya tarik tersendiri dari sisi pemandangan alamnya. Karakteristik atraksi wisata yang dimiliki Desa Wisata Lebakmuncang dapat memberikan kesempatan bagi wisatawan lebih aktif saat berada di lokasi, tidak hanya untuk menikmati pemandangan saja tetapi juga dapat melakukan aktivitas wisata pertanian seperti yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari para petani.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Fasilitas wisata Komponen fasilitas dalam hal ini terdiri atas fasilitas homestay, pemandu, serta makanan dan minuman. Berdasarkan hasil penelitian untuk komponen fasilitas wisata dalam aspek homestay diperoleh nilai 1543 yang berarti berada pada rentang cukup.
1. Atraksi wisata Berdasarkan hasil penelitian untuk komponen atraksi wisata diperoleh nilai 2039 yang berarti berada pada rentang sangat baik Atraksi wisata sebagai salah satu komponen dalam paket wisata adalah komponen yang seringkali menjadi 1543 STB 485
TB 873
CB 1261
Penilaian cukup terhadap fasilitas homestay dapat terjadi karena beberapa hal yaitu dari sisi kebersihan dan fasilitas yang dimiliki belum sepenuhnya memenuhi keinginan wisatawan.Standar fasilitas homestay di desa wisata Lebakmuncang memang berbeda satu sama lain, akan tetapi hal ini
SB
B 1649
2037
2425
dapat menjadi kekuatan karena kondisi rumah tidak diubah sesuai dengan kondisi asli dan tidak menyesuaikan dengan homestay yang mengacu pada unsur bisnis murni yang akan mengubah keaslian gaya hidup di pedesaaan. Berdasarkan hasil penelitian untuk komponen fasilitas wisata dalam aspek pemandu diperoleh nilai
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
1638 yang berarti berada pada
rentang cukup. 1638
STB 485
TB 873
CB 1261
SB
B 1649
Berdasarkan pengamatan peneliti saat program wisata berlangsung, pemandu belum sepenuhnya dapat mengatur perjalanan yang telah direncanakan.Perhatian pemandu terhadap anggota kelompoknya belum terpola dengan baik sehingga berdampak pada ketidaklengkapan anggota saat kegiatan berlangsung.Penyampaian informasi oleh pemandu untuk setiap edukasi pertanian kurang berjalan dengan baik karena komunikasi yang terjadi cenderung
2425
2037
satu arah dan perhatian wisatawan pun menjadi tidak fokus pada tujuan edukasi pertanian yang ingin disampaikan. Sistematika untuk menjelaskan setiap langkah dalam proses edukasi pertanian menjadi kurang tertata dan berdampak pada tidak terjalinnya interaksi pemandu dengan wisatawan. Berdasarkan hasil penelitian untuk komponen fasilitas wisata dalam aspek makanan dan minuman diperoleh nilai 1885 yang berarti berada pada rentang cukup 1885
STB 582
TB 1048
CB 1574
1980
Hal-hal yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk aspek ini adalah pada aspek kebersihan, pelayanan yang diberikan, variasi makanan, kelengkapan fasilitas makan serta citarasa makanan dan minuman. Secara umum pada dasarnya pihak pengelola telah menyiapkan dan menyesuaikan makanan dan minuman sesuai kebutuhan, namun mengingat makanan disiapkan oleh
SB
B
2910
2444
masing-masing homestaymaka akan terdapat perbedaan untuk setiap aspek yang menjadi perimbangan penilaian oleh wisatawan. 3. Aksesibilitas Berdasarkan hasil penelitian untuk komponen aksesibilitas diperoleh nilai 223 yang berarti berada pada rentang cukup baik.
1543 STB 485
TB 873
1261
SB
B
CB 1649
2037
2425
Aksesibilitas untuk menuju Desa Wisata Lebakmuncang dari sisi kondisi jalan pada dasarnya sudah dapat memberikan kenyaman untuk pengunjung hal ini karena kondisi jalan yang sudah di beton sehingga dari sisi kecepatan untuk mencapai tempat tujuan dapat terbantu.Untuk mencapai lokasi wisata yang menjadi titik awal kegiatan wisata jika menggunakan kendaraan seperti bis, maka jalur yang dapat dilalui adalah hanya melalui tiga jalur yang telah disampaikan sebelumnya yaitu jalur Panundaan, Legok Kondang dan Lebakmuncang sendiri. Kondisi jalan utama di lokasi wisata
memiliki lebar yang cukup baik dan jalurnya dapat dilalui kendaraan dari kedua arahnya.Kontur tanah yang memiliki perbedaan ketinggian dapat menjadi daya tarik tersendiri karena di tempat-tempat tertentu dapat menjadi spot khusus untuk berfoto atau menikmati pemandangan dan keindahan bentang alam (landscape) di sekitarnya. 4. Aktivitas Berdasarkan hasil penelitian untuk komponen aktivitas wisata diperoleh nilai 1368 yang berarti berada pada rentang Baik
1368 STB 388
TB 698
CB 100 8
SB
B 131 8
Aktivitas wisata dapat menjadi komponen yang paling menentukan keberhasilan sebuah paket wisata. Sesuai dengan tujuan wisatawan yang pada umumnya untuk menambah pengetahuan, maka setiap proses yang dilakukan di lahan edukasi pertanian stroberi, seledri maupun selada air lebih ditekankan pada interaksi dan partisipasi aktif wisatawannya. Aktivitastracking mendapat penilaian yang paling tinggi yaitu sangat baik, dimungkinkan mengingat jalur yang dilewati untuk sampai ke puncak Pasir Tugu
194 0
162 8
masih sangat alami dan memiliki tantangan yang cukup tinggi. Jenis aktivitas wisata edukasi pertanian berupa edukasi stoberi, seledri dan selada air seluruhnya mendapat penilaian baik. Meskipun secara pengaturan masih belum terkoordinasi dengan baik, namun memberikan manfaat yang baik untuk wisatawan. Secara umum penilaian wisatawan terhadap paket wisata adalah Baik, sebagaimana hasil penelitian berikut ini :
1317 STB 329 8
TB 593 6
CB 857 4
B 1121 2
SB 1385 0
1649 0
Secara keseluruhan paket wisata yang disiapkan oleh pengelola/Pokja Desa Wisata Lebakmuncang pada dasarnya memenuhi kriteria sebagai sebuah paket wisata. Dalam paket wisata tersebut, elemen/komponen yang membentuk sebuah paket wisata yaitu atraksi wisata, fasilitas, aksesibilitas dan aktivitas satu sama lain saling berkaitan sehingga diharapkan akan memberikan pengalaman yang lengkap pula bagi wisatawan. Namun demikian dalam pelaksanaannya masih terjadi perubahan dari segi aktivitas yang akan dilakukan sehingga berdampak pada kurang optimalnya pengalaman yang diperoleh wisatawan. Hal ini pada umunya terjadi karena keterlambatan wisatawan saat tiba di lokasi serta terdapat beberapa teknis pelaksanaan atau koordinasi kegiatan dari pihak Pokja yang belum dapat berjalan sebagaimana yang telah direncanakan. Berdasarkan kondisi yang ditemui di lapangan, maka waktu memiliki peranan yang penting untuk sebuah kegiatan yang telah terjadwal. Hal ini mengingat bahwa berjalannya seluruh program akan sangat tergantung pada ketersediaan waktu. Waktu yang kurang tersedia dengan baik berdampak pada aktivitas wisata yang dilaksanakan menjadi kurang terstuktur dan pada akhirnya pengalaman yang diterima oleh wisatawan menjadi tidak optimal. SIMPULAN Merujuk pada hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa: (1) Atraksi Wisata yang terdapat di Desa Wisata Lebakmuncang adalah atraksi wisatayang berbasis wisata alam berupa wisata agro yang menampilkan keragaman jenis
pertanian sebagai atraksi wisata edukasi pertanian di Desa Wisata Lebakmuncang. Untuk atraksi wisata budaya yang berkembang dan menjadi daya tarik di Desa Wisata Lebakmuncang ini adalah kesenian tradisional Bangkong Reang yang memiliki keunikan tersendiri karena menjadi ciri khas dari desa ini. Atraksi Bangkong Reang memiliki keunikan yang berbeda terutama dari suara yang dihasilkan oleh alat musiknya yang terbuat dari bamboo, (2) Fasilitas wisata yang diperoleh wisatawan dari paket wisata yang diikuti adalah fasilitas akomodasi (homestay) yang disiapkan untuk wisatawan nusantara, fasilitas makan dan minum serta pemandu. Berdasarkan karakteristik wisata yang diikuti maka akomodasi yang digunakan wisatawan nusantara selama menginap di Desa Wisata Lebakmuncang adalah rumah penduduk yang dijadikan homestay. Pemanfaatan rumah penduduk sebagai tempat menginap selain memberikan nilai tambah secara ekonomis bagi pemilik rumah, juga dapat memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk bersosialisasi dan mengenal lebih baik kehidupan dan keseharian masyarakat setempat. Untuk fasilitas restoran dalam paket wisata ini lebih ditekankan pada makanan dan minumanyang disiapkan oleh pemilik homestay.Hal ini tentu berbeda jika dibandingkan dengan paket wisata yang umumnya memanfaatkan restoran sebagai tempat makan wisatawan. Komponen pemandu sebagai salah satu komponen fasilitas paket wisata yang diperoleh wisatawan dinilai baik karena pada saat tur berlangsung seluruhnya di tangani oleh pemandu sesuai dengan pembagian tugas masing, (3) Untuk mencapai lokasi Desa Wisata Lebakmuncang pada dasarnya tidak terlalu sulit. Untuk jalur utama ditunjukan melalui papan penunjuk yang terletak di pinggir di jalan raya Ciwidey. Kondisi jalan menuju lokasi wisata relatif baik dengan permukaan jalan yang telah di beton sehingga dapat memberikan tambahan
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
kenyamanan. Ketersediaan jenis sarana transportasi dan kemudahan dalam memperoleh moda transportasi untuk memasuki Desa Wisata Lebakmuncang memang terbatas, akan tetapi hal ini tidak menjadi faktor yang menghambat seseorang atau wisatawan untuk berkunjung, (4) Aktivitas wisata yang dilakukan wisatawan di Desa Wisata Lebakmuncang terdiri dari kegiatan tracking, edukasi pertanian dan pelatihan kesenian. Berdasarkan penilaian dari wisatawan, aktivitas tracking memperoleh penilaian tertinggi yaitu sangat baik, sementara untuk edukasi pertanian mendapat penilaian baik dan untuk Activities Environmental Activities Music Adventure/Education Travel and Tourism
pelatihan kesenian serta pentas seni mendapat penilaian cukup baik. Aktivitas tracking dan edukasi pertanian mendapat respon yang lebih tinggi karena wisatawan secara umum terlibat secara aktif dan cenderung memperoleh pengalaman yang berbeda dari setiap aktivitas yang dilakukan. Secara umum jenis dan manfaat aktivitas yang telah dilaksanakan berada pada kondisi yang baik, namun dari sisi waktu dan fasilitas untuk melaksanakan aktivitas belum sesuai dengan kebutuhan wisatawan Sesuai dengan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka bentuk paket wisata yang disarankan didasarkan atas hal-hal berikut ini :
Format Structure Instruction
Aktivitas yang dilakukan lebih cenderung pada aktivitas yang melibatkan lingkungan sekitar, seni musik dan unsur edukasi selama tur berlangsung. Bentuk penyelenggaraan lebih bersifat instruksional mengingat muatan edukasi yang lebih tinggi sehingga pada dasarnya hampir semua kelompok usia dapat mengikuti program yang disiapkan. Berikut ini beberapa paket wisata yang dapat ditawarkan kepada konsumen/pasar dan dilaksanakan di Desa Wisata Lebakmuncang: a. Paket Half Day Tour : 1) Edukasi Pertanian ( Rute : Stroberi Seledri - Selada Air) Paket ini fokus pada program edukasi pertanian yang sekarang telah ada. Pelaksanaan program ini dapat dimulai pada pukul 08.00 sampai saat makan siang. 2) Tracking Paket ini fokus pada Aktivitas Tracking untuk wisatawan yang hanya memiliki waktu setengah hari. Pelaksanaan program ini dapat
Life Stages School age Adolescence Young adult Adulthood
dimulai pada pukul 08.00 sampai saat makan siang atau tanpa makan siang. 3) Tracking dan Edukasi Stroberi Paket ini memadukan antara aktivitas Tracking dengan Edukasi Stroberi untuk wisatawan yang hanya memiliki waktu setengah hari. Pelaksanaan program ini dapat dimulai pada pukul 08.00 sampai saat makan siang. b. Paket One Day Tour : Untuk paket one day tour dapat menggunakan penggabungan dari paket half day tour seperti yang telah diuraikan di atas. Adapun pilihannya adalah: Tracking dan Edukasi Pertanian (2 pilihan) Paket ini memadukan antara aktivitas tracking dengan edukasi pertanian. Pola yang dapat dipilih yaitu : (1) Pola 1 : Sanggar - Tracking - Kebun Stroberi kebun Seledri – Sanggar, (2) Pola 2 : Sanggar - Tracking - Kebun Stroberi kebun Selada Air – Sanggar. Edukasi Pertanian dan Pelatihan Kesenian Paket ini memadukan antara aktivitas edukasi pertanian dengan pelatihan kesenian. Untuk paket edukasi
Cucu Kurniati Pengembangan paket wisata di desa wisata Lebak Muncang
pertanian yang akan diikuti dapat memilih 2 jenis edukasi pertanian berdasarkan kebutuhan atau waktu yang dimiliki wisatawan. Pola kunjungan yang dapat dilakukan adalah mengikuti aktivitas edukasi pertanian terlebih dahulu baru diikuti dengan pelatihan kesenian. DAFTAR PUSTAKA Bojamic, D., & Calantone, R. (2004). Annuals of Tourism Research. Canberra: Pearson Education Holloway, J. C.(2002). The Business of Tourism. Pearson Education Limited: Harlow. Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Bandung: Grasindo. Janhager, J.(2005).Early Stages of Product Development-Theories and Methods. Stockholm: Royal Institute of Technology. Middleton, V.T.C. & Clarke, J. (2001). Marketing in Travel and Tourism. Bodmin: Britain MPG BooksLtd. Mill, R.C. (2008). Resort Management And Operation. New Jersey: John Willey & Sons Inc. Nuriata. (2014). Paket Wisata, Penyusunan Produk dan Penghitungan Harga. Bandung: Alfabeta. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No. 18 Tahun 2012.Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2012-1017. Kabupaten Bandung Priasukmana, S, & Mulyadin, R. M. (2001). Pembangunan Desa Wiasata: Pelaksanaan UndangUndang Otonomi Daerah, Info Sosial Ekonomi, vol 2, No. 1, 2001. Semer & Purzycki. (2000). Travel vision. New Jersey: Upper Saddle River.
Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta. Swarbrooke, J.(2002). The Development and Management of Visitor Attractions. Great Britain: Butterworth Heinemann. Undang-Undang Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009 UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini dan ucapan terima disampaikan pula kepada redaksi jurnal BARISTA atas dimuatnya artikel hasil penelitian ini.