Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
Jurnal KBP Volume 1 - No. 2, September 2013
KETERKAITAN ANTARA STRES KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS KOPERINDAG DAN PASAR KABUPATEN PESISIR SELATAN Era Erman Deguci STIE ”KBP” Padang (
[email protected]) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar, yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah sampel 60 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang di dapat kemudian dianalisa dengan cara melakukan pengujian validitas dan realibilitas terlebih dahulu sehingga dapat diketahui kelayakan data primer untuk dianalisa lebih lanjut dalam bentuk analisa regresi, korelasi, determinasi, dan uji hipotesis. Dari penelitian yang dilakukan stres kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari nilai 0,321 yang berada diantara 0,210,40 dengan besarnya pengaruh variable stres kerja terhadap kinerja pegawai adalah 1,03% sedangkan sisanya 98,97% dipengaruhi oleh faktor lainnya selain model yang diteliti. Stres kerja secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan karna nilai Sig 0,012 lebih kecil dari levelof singnificant (a) 0,05. Hal ini berarti variabel stres kerja mempunyai pengaruh bearti/nyata terhadap kinerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Keyword: Stress Kerja, Kinerja Pagawai PENDAHULUAN Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menjadi hal yang sangat menarik dipelajari karena posisinya yang sangat penting yang berkaitan dengan produktifitas kerja pegawai. Hakekat MSDM merupakan suatu upaya pengintegrasian kebutuhan personil dengan tujuan organisasi kearah tercapainya tujuannya.selain itu MSDM mempunyai beberapa fungsi operasional, salah satu di antaranya
adalah pemeliharaan yang menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik pegawai yaitu keselamatan dan kesehatan kerja serta pemeliharaan sikap menyenangkan yaitu hubungan yang harmonis ( Swasto,1996 : 75) Menurut Hager (1999), stress sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan
123
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
dengan suatu stressor (sumber stress) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991). Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa. Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu dapat berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan muncul (Selye, 1956). Strategi dalam manajemen stress kerja dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stress kerja lebih dari sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secaa adplif dan efektif. Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus dicoba sebagian para penginap stress di tempat kerja akibat persaingan sering melam piskan dengan cara bekerja lebih keras dan berlebihan. Ini bukanlah cara yang efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk memecahkan stress justru akan menambah masalah lebih jauh sebelum masuk ke cara-cara yang lebih spesfik untuk mengatasi stress tertentu harus iperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan
124
penanggulangan Pemah aman prinsip dasar, menjadi bahagian penting agar seseorang mampu meran cang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang terkait dengan penyebab stress dalam hubumgannya ditempat kerja, dalam hubungannya ditempat kerja, stress dapat timbul dalam beberapa tingkat , berlajar dari ketidak mampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu karena kesalahpahaman atasan dan bawahan. Atau bukan dari sebab tidak adannya keterampilan (khususnya keterampilan Manajemen ) hingga sekedar tidak menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati,1999:76) Dinas kopperindag dan Pasar Kabu paten Pesisir Selatan mempunyai fungsi Penyelengaraan kegiatan pembi naanTugas Merumuskan dan mene tapkan program kerja, mengoor dinasikan, membina dan mengarahkan kegiatan Dinas Koperasi,UMKM, perin dustrian, Perdagangan dan Pasar, Memantau serta mengevaluasi perkem bangan kegiatan serta merumuskan kebijakan teknis di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, perdagangan dan pasar. Untuk mewujudkan kesejahteraan dalam bekerja, juga harus memper hatikan beberapa kondisi yang harus dihindari dan terhadap beberapa faktor yang menonjol terjadi di akhir-akhir ini yang menjadi penghambat dalam bekerja terjadinya stress dalam bekerja ini banyak terjadi pada PNS kantor Dinas Kabupaten Pesisir Selatan sehingga diharapkan akan mening katkan kinerja pegawai itu sendiri. Tinggi rendahnya Kinerja Pegawai akan terlihat dalam bentuk kepedulian pegawai tersebut terhadap tugas dan pekejaannnya. Dengan sering timbulnya stess kerja pada seorang pegawai cendrung tidak akan memiliki kepedulian terhadap tugasnya.
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
Sehingga akan menimbulkan kerugian besar bagi Dinas dimana pegawai tersebut bekerja. Penyebab lain rendahnya Kinerja pegawai adalah adanya perasaan jenuh atau bosan pada suatu pekerjaan yang monoton dan bersifat rutinitas menjadi pemicu timbunya stress dalam pekerjaan,akibatnya akan timbul benturan kepentingan yang terjadi diantar sesama pegawai,yaitu pegawi yang tidak bekerja sama pegawai yang bekerja serius, stess kerja yang pada umumnya banyak dialami oleh pegawai yang tidak bekerja tersebut juga berdampak psikologis negatif terhadap pegawai yang bekerja sungguh-sungguh, dengan demikian timbul keinginan untuk pindah dari unit kerja ke unit kerja lain . Keinginan tersebut tentulah tidak mudah untuk diwujudkan, mengigat kondisi yang tidak memungkinkan bagi pegawai untuk pindah dari unit yang satu ke unit yang lain, akhirnya bentuk ketidak mampuan mereka untuk keluar dari unit kerja tersebut juga memacu kita terjadinya stress dalam bekerja, bentuk stress ini diwujudkan dengan memperlihatkan ketidak pedulian terhadap pekerjaan , seperti jarangnya masuk kantor, masuk kantor tetapi hanya duduk-duduk saja, tidak menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai pegawai, kondisi inilah yang sering dihadapi oleh Dinas Kopperindag dan Pasar Kabupaten pesisir Selatan. Menurut Gitosudarmo dan Suditta (1997:57) bahwa stress mempunyai dampak positif dan negatif, Dampak positif stress pada tingkat rendah sampai pada tingkat tinggi bersifat fungsional dalam arti berperan sebagai pendorong peningkatan kerja pegawai<. Sedangkan pada dampak negatif stress pada tingkat tinggi adalah
penurunan pada kinerja pegawai yang dratis. Penurunan kinerja pegawai terlihat disebabkan oleh adanya stress dan konflik pada pegawai tersebut, Hal ini dapat disebabkan oleh penempatan pegawai yang tidak sesuai dengan ahlinya.Sebagaimana misi dari kantor Dinas Kopperindag dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan yang berusaha memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Kantor Dinas Kopperindag dan Pasar kabupaten pesisir Selatan sebagai instabsi pemerintah daeah perlu pengelolaan SDM yag tepat sehingga memberikan pelayanan yang efektif dan effisien. Keberhasilan seseorang daam suatu tugas dan jabatan yang diberikan kepadanya, sangat ditentukan oleh tingkat keberhasilannya dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan Tugasnya masing- masing. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
Manajemen sumber Daya Manusia Drs. Malayu S.P. Hasibuan menge mukakan pengertian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Fungsi-fungsi MSDM : 1. Perencanaan Perencanaan adalah : merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan agar membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian. Program kepegawaian meliputi perorganisasian, pengerahan, pe ngendalian, pengadaan, pengem bangan,kompensasi, pengintegra sian, pemeliharaan, dan pember
125
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
2.
3.
4.
5.
hentian karyawan. Program kepe gawaian yang baik akan membantu tercapainya tujuan perusahaan, kar yawan, dan masyarakat. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua kar yawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang integrasi, dan organisasi dalam bagan organisasi. Organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan membantu terwujudnya secara efektif. Pengarahan Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efesien dalam membantu tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan dilakukan pemimpin dengan menugaskan bawahan agar menyelesaikan tugasnya dengan baik. Pengendalian Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dengan bekerja sesuai rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pegendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan. Pengadaan Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan
126
6.
7.
8.
9.
yang baik akan mewujudkan tujuan tujuan. Pengembangan Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan penelitian yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. Kompensasi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompen sasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah dan berda sarkan internal dan eksternal konsistensi. Pengintegrasian Pengintegrasian dalam kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercapainya kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahan memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang. Pemeliharaan Pemeliharaan adalah kegitan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sampai dengan pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi. 10. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan dalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. 11. Pemberhentian Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Pelepasan ini diatur oleh Undang - Undang No. 12 Tahun 1964. Pengertian Stres Kerja Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang (Dr Handoko.) Menurut Charles D, Spielberguer (dalam Handoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyekobyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang. Luthans (dalam Yulianti, 2000: 10) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi grogi, merasakan kecemasan yang berlebihan, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti: mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan dalam masalah tidur. Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam Margiati, 1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya sebagai respon efektif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan eksternal, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis. Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71) mema haminya sebagai ketidakseimbangan keinginan dan kemampuan meme nuhinya sehingga menimbulkan konse kuensi penting bagi dirinya. Robbins memberikan definisi stres sebagai suatu kondisi
127
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penling tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti, 2001:75). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dengan karak teristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi daya tahan stres seorang karyawan. Masalah stres adalah masalah yang hangat dibicarakan, dan posisinya sangat penting dalam kaitanya dengan peningkatan kinerja pegawai. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yag bersumber dari luar organisasi, stres juga banyak dipengaruhi oleh faktor – faktor yang berasal dari dalam organisasi. Oleh karenanya perlu di sadari dan dipahami keberadaannya. Pemahaman akan sumber- sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara- cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi pegawai dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi yang sehat dan efektif. Banyak diantara kita yang hampir pasti merupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang amat rendah. Siahaan (2004) dalam peneli tiannya yang berjudul Pengaruh Stres dalam Pekerjaan Terhadap Kinerja Karyawan (Suatu Kajian Terhadap Karyawan Dapartemen Plant PT. Nippon Indosar Corpindo, Cikarang Bekasi). Menunjukkan bahwa stres adalah suatu peristiwa, situasi, obyek, atau seseorang yang dirasakan sebagai unsur yang menekan sehingga
128
menimbulan reaksi stres. Stres pada penelitian ini adalah stres kerja, yang terdiri dari tekanan pekerjaan dan kurangnya dukungan . Stres kerja ini dinilai berdasar stres kerja yang dirasakan karyawan dapartemen plant PT.NIC selama 6 bulan terakhir dengan menggunakan konsep Charles D. Spielberger. Penelitian dilakukan menggu nakan metode studi kasus dengan pendekatan survei dengan cara obser vasi dan wawancara tertulis untuk menganalisis tingkat stres kerja dan kinerja keryawan. Obyek penelitian dan sekaligus populasi yang menjadi responden penelitian ini adalah kese luruhan karyawan dapartemen plant PT. NIC. Untuk pengambilan karyawan contoh dilakukan dengan kuisioner Berdasarkan hasil pengolahan dengan menggunakan analisis SEM diperoleh hasil bahwa stres dalam pekerjaan berpengaruh langsung dan bersifat positf terhadap kinerja karya wan. Artinya semakin tingginya tingkat stres dalam pekerjaan yang dirasakan atau dialami karyawan akan mempe ngaruhi kinerja karyawan, dimana semakin tinggi tingkat stres yang dimiliki karyawan maka akan semakin rendah kinerja yang dihasil kannya. Namun apabila ditinjau dari segi ki nerjanya, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kinerja yang dilakukan karyawan maka akan menyebabkan stres kerja karyawan juga meningkat. Selanjutnya, dalam membentuk stres yang nantinya akan mempengaruhi stres kinerja karyawan, indikator yang paling dominan adalah kurangnya du kungan. Joko Waluyo (2003) dalam peneli tannya yang berjudul pengaruh stres kerja, konflik dan dukungan sosial terhadap kepuasan kerja dinas Pertanian dan peternakan Kabupaten Purworejo, penelitian mengunakan data
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
primer yang diperoleh secara langsung dari kuesonier yang diisi oleh para karya wan. Teknik pengambilan sampel yang dengan teknik terjadinya seleksi. Teknik analisis data yang yang digunakan ada lah analisis mundur berganda. Mene mukan hasil penelitian bahwa : terdapat antara variabel stres kerja terhadap Ke puasan kerja pegawai Dinas Pertanian dan Peternekan Kabupaten Purworejo. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan diling kungan Dinas Koperindag dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan yang berlo kasi di Jl. H. Agus Salim Kabupaten Pesisir Selatan di Painan. Populasi dan Sampel Populasi Menurut Riduwan dan Akdon (2006) populasi merupakan satu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti. lebih lanjut dikatakan ada dua bentuk populasi penelitian yaitu: 1) populasi terbatas merupakan populasi yag jumlah anggota populasinya dapat diketahui. 2) populasi tidak terbatas adalah populasi yang ukuran populasinya tidak dapat diketahui sebelum penelitian dilaksanakan. Populasi yang dijadikan objek penelitian yang merupakan ukuran populasi adalah seluruh pegawai struktural dan fungsional yang berjumlah. 53 orang Pegawai Negeri Sipil 7 Orang pegawai honorer. Definisi Operasional Variabel Operasional variabel dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk memper mudah atau mengarahkan dalam menyu sun alat ukur data yang diperlukan
berdasarkan konsep-konsep teoritis yang diajukan dalam kerangka pemi kiran penelitian ini. Operasional va riabel penelitian ini adalahsebagai berikut : 1. Stres kerja sebagai variabel X Mendefinisikan stres sebagai reaksi emosional dan psikologis yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa mengatasinya 2. Kinerja Pegawai sebagai variabe Y Komitmen kerja pegawai adalah berjanji dan bertangung jawab untuk melaksanakan pekerjaan serta melaksanakan pengabdian kerja yang teliti terdiri dari indikator berusaha keras dalam bekerja, kesediaan untuk terlihat aktif, bertangung jawab terhadap pekerjaan, peduli terhadap pekerjaan. Variabel Pengukuran variabel Pengaruh Stres dan Kinerja Pegawai mengunakan instumen skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan prestasi seseorang atau kelompok tentang suatu kejadian atau gejala sosial, setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pertanyaan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut: a Sangat Tidak Setuju : skor 1 (STS) b Tidak Setuju (TS) : skor 2 c Netral (N) : skor 3 d Setuju (S) : skor 4 e Sangat Setuju (SS) : skor 5 Jenis dan sumber data 1. Data primer yaitu data yang diperoleh dalam bentuk baku dan masih membutuhkan pengolahan lebih lanjut. Data ini berisikan antara lain jawaban atau kuisioner yang disebarkan kepada
129
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
seluruh sampel penelitian sehingga sumber data berasal dari Dinas Koperindag dan Pasar kabupaten Pesisr Selatan. 2. Data sekunder yaitu data-data yang berhubungan dengan Dinas Koperindag dan Pasar Kabupaten Pesisir selatan. sumber data ini berasal dari Dinas Koperindag dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan berupa data sehubungan dengan aktivitas karyawan Dinas Koperindag dan Pasar kabupaten Pesisir Selatan. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara: 1. Study Kepustakaan (Library Research) Study kepustakaan merupakan suatu pengumpulan data dan informasi yang telah di dokumentasikan seperti buku literatur dan lainnya. 2. Study Lapangan ( Field Research) Metode pengumpulan data dengan dengan mengunakan Field research adalah : a. Wawancara dilakukan dengan tujuan memperoleh keterangan dengan melakukan tanya jawab langsung antara peneliti dengan pimpinan ataupun pegawai yang bersangkutan. b. Kuisioner dengan tujuan mendapatkan data primer yang berasalkan dari sample penelitian. Hasil kusioner akan ditranformasikan dalam angkaangka atau yang dinamakan dengan proses kuantifikasi yang menghasilkan statistik, uraian dan kesimpulan hasil penelitian. Teknik Analisa Data. Pada penelitian ini, data yang telah dikumpulkan dianalisa menggu
130
nakan SPSS dengan teknik analisa sebagai berikut : Uji Validitas Uji validitas menurut Nugroho (2005) digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendifisikan variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tersebut. Jadi dapat dikatakan, semakin tinggi validitas suatu alat ukur tersebut semakin mengenai pada sasaran atau semakin menunjukan apa yang harusnya diukur. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila dapat menjalankan fungsi ukurannya atau mamberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dan tujuan dari diadakannya tes atau penilaian tersebut. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output Statistical Program For Social Science (SPSS) pada tabel dengan judul ItemTotal Statistics. Menilaikevadilan masing –masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai dari Corrected Item-Total Correlation > 0,300. Uji vadilitas sebaiknya dilakukan secara terpisah pada lembar kerja yang berbeda antara satu konstruk variabel dengan konstruk variabel yang lain sehingga dapat diketahui butirbutir pertanyaan variabel mana yang banyak tidak valid. Sehingga pengambilan keputusan adalah: 1. jika Correctd Item Total Correlation >0,300 maka dimensi tersebut tidak valid 2. Corrected Item-Total Correlation < maka dimensi tersebut tidak valid.
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
Uji Realibilitas Menurut sekaran (2003 : 422) reliability is the consistency and stability of the measuring instrument. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa reabilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari pengukuran instru ment. Dengan demikian, reabilitas mencakup dua hal utama yaitu reabilitas ukuran dan konsistensi internal ukuran. Instrument memilih tingkat reabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60 (Nunally, 1978). Sejalan dengan hal tersebut, dalam sebuah penelitian yang berjudul Effec tivennes of the product confi guration task : theory formalitation and test, Salvador (2007) mengemukakan mengenai variable penelitiannya bahwa didapati nilai cronbach alpha sebesar 0,628. Walaupun nilai tersebut lebih rendah daripada yang biasanya diterima (0,700) tetapi atas rekomendasi dari nunally (1978) nilai ini dpat diterima. Uji Regresi Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan regresi terdapat satu variable dependent dan lebih dari satu variable independent (Algifari, 2000:62). Secara umum model regresi berganda dirumuskan sebagai berikut: Y = a + bX Keterangan : Y : kinerja pegawai e : Error A : konstanta X : stress kerja b2 : koefisien regresi faktor stress kerja Untuk mendapatkan kepastian dari persamaan regresi tersebut, tiap tiap variable diadakan test hipotesis dengan meggunakan variable independent (streskerja) berpengaruh terhadap variable dependent (kinerja
pegawai), oleh karenanya diadakan uji signifika statistik. Uji Korelasi Uji kolerasi adalah cara untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara variable (Hasan, 2003 : 328). Dalam penelitian ini, hubungan antara , stres kerja dengan kinerja pegawai dideteksi melalui kolerasi bivariat. Untuk mengetahui keeratan pengaruh stres terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kopperindag dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan , pengunaan datanya menggunakan data SPSS. Analisis Determinasi Koefisien determinasi (R2) menu rut Nugroho (2005) bertujuan untuk megetahui seberapa besar kemampuan variabel indipenden menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertuls R Square. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t Nungroho ( 2005) mene mukakan tujuan uji t adalah untuk mengetahui besarnya pengeruh masingmasing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel coefficientsa. Nilai dari uji dapatdilihat dari pvalue (pada kolom Sig) dengan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Ho diterima jika t-hitung ,t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig.> level of significant (a) yang menyatakan adanya pengaruh stres yang tidak significant antara kinerja pegawai Dinas
131
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
2.
Kopperindag dan Pasar Kebupaten Pesisir Selatan Ha diterima jika t-hitung > t-tabel, atau nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (a) yang menyatakan adanya pengaruh stres yang signifikan antara kinerja pegawai Dinas Kopperindag dan Pasar Kabupaten pesisir selatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Instrumen Penelitian
Sebelum hasil kuisioner digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen penelitian seperti berikut ini: Uji Validitas Hasil uji validitas dari instrumen penelitian adalah sebagai berikut : 1. Stres Kerja Dari data yang diperoleh berdasarkan jawaban responden untuk kuisioner stres kerja, maka nilai validitasnya adalah seperti yang dikemukakan pada tabel 7
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Stres Kerja Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan X1 0.524 Valid X2 0.554 Valid X3 0.624 Valid X4 0.223 Tidak Valid X5 0.549 Valid X6 0.595 Valid X7 0.440 Valid X8 0.650 Valid X9 0.609 Valid X10 0.538 Valid X11 0.529 Valid X12 0.399 Valid X13 0.536 Valid X14 0.544 Valid X15 0.446 Valid Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013 Dari tabel 7 dapat diambil kesimpulan bahwa 14 butir item variabel stres kerja dikatakan valid karena Corrected ItemTotal Correlation melebihi 0,300 sehingga dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
1. Kinerja Pegawai Dari data yang diperoleh berdasarkan jawaban responden untuk kuisioner kerjamaka nilai validitasnya adalah seperti yang dikemukakan pada tabel 8
Tabel 8. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan Y1 0.395 Valid Y2 0.371 Valid Y3 0.477 Valid Y4 0.461 Valid Y5 0.506 Valid
132
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
Butir Item Variabel Corrected Item-Total Correlation Y6 0.320 Y7 0.369 Y8 0.486 Y9 0.381 Y 10 0.499 Y 11 0.479 Y 12 0.472 Y 13 0.463 Y 14 0.563 Y 15 0.407 Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013 Dari tabel 8 dapat diambil kesimpulan bahwa 15 butir item variabel kinerja pegawai dikatakan valid karena Corrected Item-Total Correlation melebihi 0,300 sehingga dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Uji Reliabilitas Hasil uji reabilitas variabel stres kerja dan kinerja pegawai dikemukakan pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Stres Kerja Dan Kinerja Pegawai No Variabel Cronbach’s Alpha Reliabilitas 1. Stres Kerja (X) 0,871 Reliabilitas 2. Kinerja Pegawai ( Y ) 0,822 Reliabilitas Sumber : Hasil Pengolahan data, 2013 Dari hasil uji reliabilitas seperti yang dikemukakan pada tabel 4.9 dihasilkan nilai Cronbach’s Alpha untuk variabel stres kerja (X) 0,871 dan kinerja pegawai (Y) 0,822 memberikan hasil bahwa alat ukur ini memenuhi syarat konsistensi (reliabilitas) karena nilai Cronbach’s Alpha melebihi 0,600 sehingga dapat dipakai sebagai alat ukur dalam penelitian. Frekuensi Skor Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variabel yaitu variabel bebas adalah stres kerja dan variabel terikat adalah kinerja pegawai.
Variabel Stres Kerja Untuk memperoleh gambaran variabel stres kerja, maka deskripsi hasil penelitian akan dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori jawaban, yaitu : a. 1,00 – = Sangat Rendah 1,79 (SR) b. 1,80 – = Rendah (R) 2,59 c. 2,60 – = Sedang (S) 3,39 d. 3,40 – = Tinggi (T) 4,19 e. 4,20 – = Sangat Tinggi (ST) 5,00 Sebaran jawaban responden terhadap 15 butir pertanyaan variabel stres kerja dikemukakan pada tabel 10.
133
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
Tabel 10 Sebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Stres Kerja No. Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No : Pertanyaan SS = 1 S=2 N=3 TS = 4 STS = Total 5 X1 18 20 13 8 1 60 X2 15 24 10 11 0 60 X3 17 21 8 14 0 60 X4 14 24 17 5 0 60 X5 15 23 11 10 1 60 X6 9 19 11 20 1 60 X7 15 26 11 8 0 60 X8 14 16 7 21 2 60 X9 17 18 9 14 2 60 X10 21 19 10 10 0 60 X11 18 25 11 6 0 60 X12 13 21 8 13 0 60 X13 17 22 7 13 1 60 X14 19 26 7 7 1 60 X15 10 24 16 8 2 60 Skor Rata – Rata Variabel Sumber : Hasil pengolahan data 2013
RataRata 2.23 2.28 2.32 2.22 2.32 2.75 2.20 2.68 2.43 2.15 2.08 2.60 2.32 2.08 2.47 3,51
Dari tabel 10 diketahui pada umumnya responden memberikan jawaban dengan kategori setuju untuk pertayaan variabel stres kerja karena nilai rata – ratanya 3,51 yang berada diantara 3,40 sampai dengan 4,19 yang berarti variabel stres kerja tergolong tinggi. Kinerja Pegawai Sebaran jawaban responden terhadap 15 butir pertanyaan komitmen kerja dikemukakan pada tabel 11. Tabel 11. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Pegawai Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No : No. RataPertanyaan SS = 1 S = 2 N=3 TS = 4 STS = 5 Total Rata Y1 21 35 4 0 0 60 1.72 Y2 18 32 7 3 0 60 1.92 Y3 17 27 13 3 0 60 2.03 Y4 22 32 5 1 0 60 1.75 Y5 19 37 3 1 0 60 1.77 Y6 21 29 9 1 0 60 1.83 Y7 17 33 10 0 0 60 1.88 Y8 17 26 17 0 0 60 2.00 Y9 22 28 8 1 1 60 1.85 Y10 21 36 2 1 0 60 1.72
134
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
No. Pertanyaan Y11 Y12 Y13 Y14 Y15
Skor Jawaban Responden untuk Pertanyaan No : SS = 1
S=2
N=3
23 15 20 19 16
TS = 4
28 6 3 29 5 10 34 5 1 27 10 4 31 9 3 Skor Rata – Rata Variabel Sumber : Hasil pengolahan data 2001 Dari tabel 11 diketahui pada umumnya responden memberikan jawaban dengan kategori setuju untuk pertayaan variabel kinerja pegawai karena nilai rata – ratanya 2,72 yang berada diantara 2,60 sampai dengan 3,39 yang berarti variabel kinerja pegawai tergolong sedang. Analisis Data Analisis Regresi Nilai persamaan regresi linear sederhana variabel stres kerja terhadap kinerja pegawai seperti dikemukakan pada lampiran 8 adalah sebagai berikut : Y = 1,328 + 0,174 X Dari persamaan regresi linear sederhana diatas, dapat diinterprestasikan sebagai berikut : 1. a=1,328 artinya tanpa variabel bebas (stres kerja) maka komitmen kinerja pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan adalah 1,328 satuan 2. b= 0,174 koefisien bertanda positif artinya jika stres kerja meningkat sebesar 1 satuan maka komitmen kinerja pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan juga akan menurun sebesar 0, 174 satuan.
STS = 5
Total
0 1 0 0 1
60 60 60 60 60
RataRata 1.82 2.22 1.78 1.98 2.03 2,72
Analisis Korelasi Analisa korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows diperoleh hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yaitu R = 0,321 seperti yang dikemukakan pada lampiran 8 dimana nilai R ini berada 0,21 – 0,40 berarti bahwa hubungan variabel bebas (stres kerja) terhadap variabel terikat (kinerja pegawai) secara parsial adalah lemah dan positif yang menunjukan peningkatan variabel bebas (stres kerja) akan diikuti oleh penurunan variabel terikat (kinerja pegawai). Koefisien Determinasi Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dihasilkan nila R Square yang mempunyai nilai 0,103 yang berarti variasi perubahan yang terjadi pada variabel stres kerja dapat menjelaskan 1,03 % terhadap variasi perubahan kinerja pegawai, artinya 98,97 % dijelaskan oleh variabel lain yang ada diluar model. Kesimpulan dari analisa ini menunjukan bahwa variabel stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Uji Hipotesis Untuk menguji apakah ada pengaruh yang signifikan variabel stres kerja terhadap kinerja pegawai Dinas
135
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
Koperasi, UMKM, Perindustrian, pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Pesisir Selatan dilakukan uji hipotesis Kabupaten Pesisir Selatan seperti pada dengan menggunakan uji t. Hasil uji t tabel 12. variabel stres kerja terhadap kinerja Tabel 12 Hasil Uji t No Variabel Signifikan Keterangan 1 Stres Kerja 0,012 Signifikan (X) Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2013 Dari tabel 12 diketahui nilai signifikan t yang dihasilkan adalah 0,012. Hal ini berarti signifikan t lebih kecil dari level of significant (α) 0,05. Hal ini menunjukan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel stres kerja terhadap variabel kinerja pegawai. Jadi hipotesis yang berarti variabel stres kerja mempunyai pengaruh yang nyata atau menentukan terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Pembahasan Variabel stres kerja pada Dinas Koperasi, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan tergolong tinggi yang berakibat kepada tingginya kinerja pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Dari analisa pengaruh variabel stres kerja terhadap kinerja pegawai dihasilkan nilai koefisien regresi untuk variabel stres kerja adalah 0,174 dan nilai koefisien regresi bertanda positif. Hal ini berarti jika terjadi peningkatan stres kerja sebesar 1 satuan maka kinerja pegawai akan mengalami penurunan sebesar 0,638 satuan. Dari hasil uji t didapatkan hasil signifikan t untuk stres kerja sebesar 0,012 berarti nilai signifikan t stres kerja lebih kecil dari level of signifikan
136
(α) 0,05. Hal ini menunjukan secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel stres kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian yang didapat di Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan diperkuat pula dengan didapatnya penelitian yang sejenis dari peneliti lainnya, seperti yang diteliti oleh Supono (2008) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh stres kerja terhadap kinerja pegawai pada Bank Jabar Cabang Jakarta yang dibuktikan dengan didapatnya nilai signifikan t adalah 0,001 lebih kecil dari level of significant (α) 0,05. Dari hasil penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Supono (2008) kemudian dikaitkan dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti mengenai pengaruh variabel stres kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan maka dapat disimpulkan stres kerja mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai. Hal ini berarti variabel stres kerja merupakan faktor yang menentukan kinerja pegawai yaitu dengan semakin tingginya variabel
Keterkaitan Antara Stress...(Era Erman Deguci)
stres kerja maka kinerja pegawai akan mengalami penurunan. SIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan maka dikemukakan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat stres kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai berikut : Tingkat stres kerja pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan tergolong tinggi karena tingginya tingkat stres kerja dalam melakukan pekerjaan. 1. Kinerja pegawai Dinas Koperasi, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan tergolong rendah karena tingginya tingkat stres kerja dalam melakukan pekerjaan. 2. Tingkat stres kerja mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini terlihat dari nilai koefisien korelasi (R) 0,321 yang berada diantara 0,21 – 0,40 dengan besarnya pengaruh variabel stres kerja yang diteliti seperti lingkungan kerja, pendidikan dan keahlian yang dimiliki, kompensasi, disiplin kerja dan lain – lain. 3. Tingkat stres kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Koperasi, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan karena sig. 0,0012 lebih kecil dari level of signification (α) 0,05. Hal ini berarti variabel sters kerja mempunyai pengaruh berarti/nyata untuk meninngkatkan kinerja pegawai pada Dinas Koperasi,
Perdagangan dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. DAFTAR PUSTAKA Adisty, Suwito. 2004. Stres Kerja dan kepuasan : Tinjauan Herberg panerbit Pustaka Binaan Jakarta Cary, L cooper. 1983. Stress Research : issues for the eighties. Universitas Michigan: Wiley Gibson, J.L, Ivancevich, J. M dan Donelly, J.jr. 1996.Organisasi dan Perilaku struktur, dan proses. Terjemahan,. Jakarta : Bina Rua Akasa Handoko Hani T. 2001. Manajemen personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE Yogyakarta Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara Margiati, lulus. 1999. Stres kwerja: Latar Belakang Penyebab dan Altltas Keseernatif Pemecahannya, Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 3: 71-80 Surabaya: Fakultas Masyarakat Universitas Erlangga. Nungroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPPS. Yogyakarta : Andi Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi (Terjemahan). Jakarta : Penerbit Salemba Empat Riduwan, Akdon. 2006. Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistik. Jakarta : Alfabeta Rincian Uraian Tugas Jabatan Struktual Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, Perdagangan Dan Pasar Kabupaten Pesisir Selatan. Swasto Bambang. 2003. Pengembangan Sumber Daya
137
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 123 - 138
Manusia: Pengaruhnya Terhadap kinerja Dan Imbalan. Malang : Bayu Media Swasto Raharjo. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE Yogyakarta Suprihanto, Jhon, et al. 2003. Perilaku Organisasi, Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Siagian, Sondang (2005) Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Gunung Agung Reksohadiprodjo , Sukanto dan Handoko, T Hani. 2003. Organisasi Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
138