Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
KETENTUAN TENTANG HARTA PENINGGALAN (TARIKAH) DALAM HUKUM ISLAM OLEH: ELVIANA SAGALA, SH,. M.Kn Dosen Tetap STIH Labuhanbatu
ABSTRAK Tarikah atau dalam bahasa arab yang artinya harta peninggalan. Tarikah adalah harta yang ditinggalkan oleh Pewaris atau orang yang telah meninggal dunia. Sebagaimana diketahui bahwa Rukun Waris Islam itu terbagi 3, antara lain : 1. Maurust, yaitu harta benda yang ditinggalkan oleh simati yang bakal dipusakai oleh para ahli waris setelah diambil untuk biaya-biaya perawatan, melalui hutang-hutang dan melaksanakan wasiat. Harta peninggalan ini oleh faradhiyun disebut juga dengan tirkah atau turats. 2. Muwarrits, yaitu orang yang meninggal dunia, baik mati hakiki maupun mati hukumnya. 3. Warrist, yaitu orang yang akan mewarisi harta peninggalan si pewaris lantaran mempunyai sebab-sebab untuk mempusakai, seperti adanya ikatan perkawinan, hubungan darah (keturunan) dan hubungan hak perwalian dengan si pewaris. Bagi yang beragama islam ahli waris dan porsi ahli waris telah ditetapkan dalam QS Annisa ayat (11, 12, dan 176), yang harus dipatuhi oleh setiap yang beragama Islam sebab itu adalah perintah Allah, dan sebagaimana yang dimaksud dalam QS Annisa ayat (59) yaitu :” Hai orangorang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Akan tetapi bila para ahli ingin merubah porsi ahli waris dengan musyawarah dan mufakat, setelah mengetahui terlebih dahulu bahagian menurut Al-qur’an dan Hadist, dan mengesahkan perubahan tersebut ke Pengadilan Agama dimana warisan terbuka agar tidak ada masalah mhukum dikemudian hari, sesungguhnya Allah menyukai hamba-hambanya yang menyelesaikan masalah dengan damai dan dengan musyawarah serta mufakat. Kata kunci : Tarikah, peninggalan, agama islam, adil
baik dalam Hukum Islam yaitu Al-qur’an,
I. PENDAHULUAN Tarikah (tirkah) adalah bahasa
Kompilasi Hukum Islam, Hukum Adat
Arab yang artinya harta peninggalan.
dan Hukum Perdata yang merupakan
Harta
dapat
peraturan yang berlaku di Indonesia. Di
menimbulkan permasalahan hukum sebab
Indonesia tidak ada kesatuan hukum sebab
harta kekayaan yaitu sesuatu yang karena
tidak
didalamnya
dalamnya
peninggalan
(tirkah)
menimbulkan
hak
dan
mungkin adalah
dilakukan suatu
karena yang
di
wajib
kewajiban bagi ahli waris dan wajib di
dilaksanakan secara hukum Islam bagi
bagi pada yang
yang beragama Islam yang telah ada di
peninggalan
berhak atas harta setelah
tegaskan tentang pembagian dan juga hak-
wajib
hak serta kewajiban ahli waris yang dalam
dilakukan ahli waris karena telah diatur
kitab suci al-qur’an dan porsinya diatur
dilakukan
tersebut pemotongan
yang yang
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 34
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
tegas dalam Kitab Suci Al-qur’an yaitu
kewajiban-kewajiban ahli waris juga perlu
QS. Annisa ayat (11, 12 dan 176), begitu
diketahui agar tidak ada pihak-pihak yang
juga undang-undang lain yang akan
dirugikan dan kematian itu menjadi
terlihat perbedaan dan persamaannya di
kematian yang di Ridhoi Allah, sebab
dalam penulisan ini.
kematian tidak melepas kemungkinan apa
Sebagaimana
diketahui
bahwa
yang menjadi kewajiban si pewaris lepas
Rukun Waris Islam itu terbagi 3, antara
begitu saja terkecuali dalam hal-hal
lain :
tertentu, semuanya adalah agar tidak
1. Maurust, yaitu harta benda yang
bertentangan dengan syariat islam.
ditinggalkan oleh simati yang bakal dipusakai oleh para ahli waris setelah
II. PERMASALAHAN
diambil untuk biaya-biaya perawatan, melalui
hutang-hutang
melaksanakan peninggalan
wasiat. ini
oleh
Berdasarkan uraian diatas maka
dan
dapat diambil suatu perumusan masalah
Harta
dalam penulisan karya ilmiah ini sebagai
faradhiyun
berikut:
disebut juga dengan tirkah atau turats. 2. Muwarrits,
yaitu
orang
1. Bagaimanakah tarikah dan macammacam tarikah?
yang
meninggal dunia, baik mati hakiki
2. Bagaimanakah hak-hak yang berkaitan
maupun mati hukumnya. 3. Warrist,
yaitu
orang
dengan warisan dan kewajiban ahli yang
akan
waris?
mewarisi harta peninggalan si pewaris lantaran
mempunyai
3. Bagaimanakah kaitan pusaka (harta
sebab-sebab
peninggalan) dengan Pasal 189 KHI?
untuk mempusakai, seperti adanya
4. Bagaimanakah analisis dan contoh-
ikatan perkawinan, hubungan darah (keturunan)
dan
hubungan
contoh kasus?
hak
perwalian dengan si pewaris.
III. PEMBAHASAN.
Dalam hal ini akan dibahas apa yang
merupakan
rukun
waris
1. Tarikah
islam
dan
warisan
menurut
Macam-macamnya.
tarikah atau mauruts sebab untuk sebelum
A. Tarikah dan warisan menurut
di bagi harta pewaris maka harta itu masih
hukum Islam.
berbentuk harta peninggalan yang hanya
Tarikah
(tirkah)
adalah
dapat dibagi apabila dipenuhi semua
bahasa Arab yang artinya harta
rukun-rukunnya sehingga menjadi harta
peninggalan. Harta peninggalan
warisan yang dapat dibagi kepada para
memiliki
ahli warisnya. Untuk itu hak-hak dan
sebagai berikut :
beberapa
pengertian
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 35
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
1) Menurut
kalangan
Fuqaha
simati yang mencakup seluruh
Hanafiah.
harta atau tanggungan yang
Harta peninggalan adalah harta
berpautan dengan hak orang
benda yang ditinggalkan si
lain, biaya-biaya perawatan,
mati yang tidak mempunyai
pelunasan-pelunasan
hubungan dengan orang lain
baik utang ainiyah maupun
(dengan pilih ketiga).
muthlaqah,
2) Menurut Ibnu Hazm (Ahli
sisa
utang,
yang
diwasiatkan dan diterimakan kepada ahli waris.1
Hukum Islam). Harta peninggalan yang harus
5) Menurut Kompilasi
dipusakakan itu ialah berupa
Islam Indonesia.
harta benda melulu, sedangkan
Dalam
yang berupa hak-hak tidak
Kewarisan Bab I Ketentuan
dapat
dipusakakan,
kecuali
Umum Pasal 171 poin d : harta
kalau
hak-hak
tersebut
peninggalan adalah harta yang
mengikuti kepada bendanya,
ditinggalkan oleh pewaris baik
seperti
mendirikan
yang berupa harta benda yang
menanam
menjadi miliknya maupun hak-
di
haknya.
hak
bangunan
atau
tumbuh-tumbuhan
atas
tanah. 3) Menurut
Buku
II
Hukum
hukum
6) Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ulama
Malikiyah,
Harta
peninggalan
adalah:
Syafi’iyah dan Hambaliyah.
sesuatu yang di tinggalkan
Menurut
ulama-
oleh seseorang yang meninggal
dimaksud
dunia, baik yang berbentuk
dengan harta peninggalan itu
benda (harta benda) dan hak-
adalah
hak kebendaan, serta hak-hak
ulama
pendapat ini
yang
segala
yang
ditinggalkan oleh si mati, baik
yang bukan hak kebendaan.
berupa harta benda, maupun
Dari defenisi di atas
hak-hak. Baik hak-hak tersebut
dapat
hak-hak kebendaan maupun
peninggalan itu terdiri dari:
bukan kebendaan.
1) Benda dan sifat-sifat yang
4) Menurut
Undang-Undang
diuraikan
bahwa
harta
mempunyai nilai kebendaan.
Hukum Waris Mesir.
Adapun yang termasuk dalam
Harta peninggalan itu adalah 1
Fatchur Rahman, 2005, Ilmu Waris, PT. Alma,arif, Bandung, hal. 37-40 Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017
segala yang ditinggalkan oleh
36
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
kategori
ini
adalah
benda
bergerak,
benda
bergerak,
piutang-piutang
diserahkan sampai mati dan
tidak
lain sebagainya. Harta
peninggalan
(juga termasuk diyah wajibah /
Pewaris sebelum dibagi kepada
denda wajib, uang pengganti
ahli waris maka harus dikeluarkan
(qishash)).
hak-hak yang berhubungan dengan
2) Hak-hak kebendaan.
harta peninggalan simayit terdiri
Adapun yang termasuk dalam
dari:
kategori hak-hak kebendaan ini
1) Zakat atas harta peninggalan
seperti sumber air minum,
2) Biaya pemeliharaan mayat
irigasi
dan
3) Biaya utang-utang yang masih
perkebunan, dan perkebunan,
ditagih oleh Kreditor (pemberi
dan lain-lain.
pinjaman)
pertanian
3) Hak-hak
yang
bukan
4) Wasiat.
kebendaan.
Maka setelah dikeluarkan
Adapun yang termasuk dalam
keempat hal tersebut barulah harta
kategori hak-hak yang bukan
tersebut berbentuk harta warisan,
hak
jadi dapat diambil kesimpulan
kebendaan
ini
seperti
khiyar, hak syuf’ah (hak beli
harta
yang diutamakan bagi salah
yaitu:
Harta
peninggalan
Pewaris
setelah
seorang anggota syarikat atau
dikeluarkan
hak-hak
yang
hak
berhubungan
dengan
harta
tetangga
atas
tanah
pekarangan, dan lain-lain). 4) Benda-benda bersangkutan
dengan
peninggalan, biaya pemeliharaan
yang
mayat, biaya utang-utang yang
hak
masih ditagih oleh Kreditor dan
orang lain. Seperti
warisan
wasiat.
benda-benda
yang
B. Tarikah dan warisan menurut
sedang digadaikan oleh simati, barang-barang
yang
Kompilasi Hukum islam (KHI).
telah
Dalam Kompilasi Hukum
dibeli oleh simati sewaktu
Islam (KHI) menyangkut harta
hidup yang harganya sudah
peninggalan dan harta Warisan ini
dibayar
barangnya
dapat dijumpai dalam Buku II
belum diterima, barang-barang
tentang Hukum Kewarisan pada
yang dijadikan mas kawin
Bab I tentang Ketentuan Umum
isterinya
Poind
tetapi
yang
belum
d
dan
poind
e
yang
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 37
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
mengemukakan sebagai berikut:
dengan
-
Poind d.
adalah harta yang diperoleh
Harta peninggalan adalah harta
selama
yang ditinggalkan oleh Pewaris
berlangsung,
baik yang berupa harta benda
Buku I Pasal 91 dikemukakan
yang
sebagai berikut:
menjadi
miliknya
maupun hak-haknya. -
ini
perkawinan yang
menurut
1. Harta
bersama
sebagaimana
Harta Warisan adalah: harta
dalam Pasal 85 diatas dapat
bawaan ditambah bagian harta
berupa
bersama
digunakan
berwujud
Pewaris
berwujud.
setelah keperluan
selama
sakit
pengurusan pembayaran
tersebut
benda
tidak
dan
tidak
sampai
2. Harta bersama berwujud
biaya
dapat meliputi benda tidak
jenazah,
bergerak, benda bergerak
meninggalnya,
utang,
dan
dan surat-surat berharga.
pemberian untuk kerabat.
3. Harta bersama yang tidak
Menyangkut harta bawaan
berwujud dapat berupa hak
harta
maupun
dan
bersama
yang
dikemukakan pada poind e dapat
kewajiban
bersama.
dijelaskan sebagai berikut:
4. Harta
bersama
dapat
adapun yang dimaksud dengan
dijadikan sebagai barang
harta bawaan dalam Buku I
jaminan oleh salah satu
tentang Perkawinan Bab XIII
pihak
Pasal 87 ayat (1) dikemukakan
pihak lainnya.
sebagai berikut: harta bawaan
Dengan
dari
-
bersama
poind e
untuk
-
harta
masing-masing
Suami
atas
persetujuan
demikian
harta
yang diperoleh selama perkawinan
Isteri dan harta yang diperoleh
berlangsung
maasing-masing
bersama (apabila tidak diatur lain
sebagai
merupakan
hadiah atau warisan ada harta
dalam
yang diperoleh masing-masing
Sedangkan
sepanjang para pihak tidak
harta bersama ini apabila terjadi
menentukan lain.
cerai karena kematian
Harta bersama
kedudukan harta bersama adalah
Adapun
yang
dimaksud
perjanjian
harta
tentang
perkawinan). kedudukan
maka
sebagai berikut: separuh harta Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 38
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
bersama
adalah
menjadi
hak
2) Usaha
suami/isteri
yang
pasangan (suami atau isteri) yang
diperoleh sebelum dan selama
masih hidup lebih lama (Pasal 96
perkawinan.
ayat (1)). Maka dari hal tersebut
3) Hadiah
diatas dapat dikemukakan bahwa
dunia
itu
suami/isteri
pada waktu perkawinan.
harta peninggalan seseorang yang meninggal
kepada
4) Usaha suami/isteri dalam masa
menurut
perkawinan.
Kompilasi Hukum Islam (KHI)
Keanekaragaman tersebut
adalah terdiri dari:
seperti Minangkabau
1) Harta bawaan.
sistem matrilinier, daerah Batak
2) Separuh harta bersama (jika
menganut
tidak ada perjanjian kawin)
daerah
sistem
jawa
menganut
patrilineal,
menganut
sistem
bilateral atau parental. Dalam hal
C. Tarikah dan warisan Menurut
porsi
Hukum Adat.
dibagi
berdasarkan
asas
Di Indonesia hukum adat
musyawarah mufakat, kelayakan,
adalah merupakan sumber hukum
kepatutan, dan juga kebutuhan
yang tidak tertulis, namun dipatuhi
masing-masing ahli waris, dan bila
atau
terjadi perselisihan maka dapat
ditaati
oleh
masyarakat
tersebut. Berbeda dengan sistem
diselesaikan
pewarisan
adat
Ketua adat bila ada, dan bila tidak
memiliki kekhasan tersendiri yang
ada atau tidak di temukan titik
tidak mengenal pembagian yang
temunya maka dapat diajukan ke
ditentukan. Dalam hukum adat
Pengadilan
harta yang dapat dibagi adalah
beragama
harta
lain,
hukum
secara
Negeri Islam
adat
oleh
dan
bila
dapat
juga
peninggalan
setelah
mengajukan ke Pengadilan Agama
dengan
biaya
yang tak terlepas kemungkinan ke
dikurangi
pemakaman serta hutang-hutang
Pengadilan
yang ditinggalkan pewaris.
permasalahan
Maka harta peninggalan
yang
ada
bila
dua pilihan
penyelesaian dalam adat yang
dalam hukum adat adalah: 1) Harta
Negeri
berbeda.
diperoleh
Harta
peninggalan
suami/isteri yang merupakan
memiliki pengertian yang berbeda
warisan atau hibah/pemberian
karena tidak semua harta pusaka
dari yang dibawa kedalam
atau peninggalan dapat dibagikan
keluarga.
sebab ada harta peninggalan itu Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 39
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
sifatnya turun menurun seperti
wanita yang dianggap sebagai
pusaka tinggi di Minangkabau.
moyangnya
Dan setiap daerah memiliki istilah
Ibunya
untuk
keturunannya, semua mereka
harta
peninggalan,
dan
dimana
klan
berasal
dalam hukum adat harta warisan
menganggap
terdiri dari:
ibunya.
dan
klan
(suku)
2) Sistem kewarisan individual.
1) Harta asal atau harta bawaan Harta asal berasal dari warisan
Sistem kewarisan dimana para
orang tua, pencarian sebelum
ahli
perkawinan
perorangan.
berlangsung,
maupun hadiah. 2) Harta gono-gini
waris
mewarisi
Seperti
terdapat
Gayo,
Nias,
di
Batak,
Lampung,
Harta yang diperoleh selama
Buru,Seram,
dan
lain-lain.
masa perkawinan.
Sistem yang menarik garis
Harta asal dan harta gono
keturunan dimana hanya laki-
gini akan menjadi satu kesatuan
laki atau keturunan laki-laki
jika dalam keluarga terdapat anak
saja yang tampil sebagai ahli
(keturunan).
waris.
Namun pada kasus
3) Sistem kewarisan mayorat.
tertentu, bila tidak mempunyai anak, harta gono
mayorat
laki-laki,
hukum adat dapat dipisahkan. 3
apabila
anak
sistem
tertua pada saat pewaris
yang
gini dalam
terdapat
-
dalam
yaitu
laki-laki
hukum adat yaitu:
meninggal
dunia
1) Sistem kewarisan kolektif
(keturunan
laki-laki)
Dimana para ahli waris secara
merupakan
kolektif
tunggal.
mewarisi
(bersama-sama) harta
peninggalan
-
ahli
waris
mayorat perempuan, yaitu
yang tidak dapat dibagi-bagi
apbila
pemilikannya
tertua pada saat pewaris
kepada
ahli
waris. Misalnya
Minangkabau,
Enggano, dan Timor,
akan
perempuan
meninggal
dunia
adalah
merupakan
ahli
waris
tunggal.
terlihat dimana setiap orang itu menghubungkan
anak
Jadi dalam hukum adat
dirinya
harta warisan adalah harta yang
kepada ibunya, sampai kepada
telah di selesaikan kewajibanJurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 40
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
kewajiban sipewaris berupa sisa harta
peninggalan
1) Biaya pemeliharaan/perawatan
dikurangkan
mayat (Pewaris)
dengan harta yang dibayarkan
Sebagai langkah pertama yang
untuk pelunasan hutang dan harta
harus dilakukan oleh ahli waris
ini
bila
adalah menyelesaikan fardhu
kesepakatan para ahli waris tidak
kifayah si Pewaris dari semua
dibagi dan sebaliknya dapat dibagi
kewajiban yang akan di penuhi
bila sepakat agar dibagi kepada
oleh ahli waris. Sesuai dengan
ahli waris.
al-hadist
dapat
tidak
dibagi
2. Hak-hak yang berkaitan dengan
yaitu
Hadist
Rasulullah
saw
yang
diriwayatkan
oleh
Imam
warisan dan kewajiban ahli waris.
Bukhari dari Khatab, yang
A. Hak-hak yang berkaitan dengan
mengatakan:
warisan
dan
kewajiban
”Penulis berhijrah bersama-
ahli
sama dengan Rasulullah saw
waris menurut Hukum Islam. Harta peninggalan Pewaris
diantara mereka ada seorang
sebelum dibagi kepada ahli waris
bernama Masha’ab bin Nuamir
maka harus dikeluarkan hak-hak
yang terbunuh di waktu perang
yang berhubungan dengan harta
uhud. Di saat itu Penulis tidak
peninggalan simayit terdiri dari:
mendapatkan
1) Biaya
mengkafaninya,
pemeliharaan
mayat
(pewaris).
kain
untuk selain
selembar selimut (bulu) yang
2) Membayar utang-utang yang
bila kami tutupkan kepalanya,
masih ditagih oleh Kreditor
nampak kedua kakinya dan
(pemberi pinjaman)
bila mi ktutupkan kakinya
3) Wasiat.
nampak
4) Hibah.
Muhammad saw (tahu keadaan
Kewajiban
ahli
waris
itu)
kepalanya,
lalu
nabi
memerintahkan,
adalah melaksanakan apa yang
sabdanya: “tutuplah kepalanya
menjadi hak-hak si pewaris Agar
dengan selimut itu dan buatkan
tidak menjadi beban untuk pewaris
untuknya dari idkhir (rumput
dunia dan akhirat, demikian juga
yang
ahli waris terlepas dari dosa karena
semerbak baunya).
tidak
Para
menjalankan
apa
yang
merupakan kewajiban ahli waris.
hijau
ahli
warnanya
hukum
dan
Islam
akhirnya berpendapat bahwa Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 41
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
biaya
untuk
manusia, atau dalam istilah
pemeliharaan/perawatan mayat
hukum Islam disebut juga
(Pewaris) adalah dari harta
dengan dain al-‘ibad.
peninggalan
si
Pewaris
b. Utang kepada Allah SWT
menurut uluran yang wajar.
atau dalam istilah hukum
2) Membayar utang-utang yang
Islam .
masih ditagih oleh Kreditor
Setelah utang-utang tersebut
(pemberi pinjaman).
dibayar sesuai dengan dapat
Utang adalah suatu tanggungan
dibuktikan
yang wajib dilunasi sebagai
tersebut,
imbalan dari dari prestasi yang
pembayaran
pernah
oleh
memberi kemudhoratan pada
seseorang. Setelah kewajiban
para ahli waris sebab itu
ahli
pembayaran
diterima
waris selesai
untuk
hutang-hutang dengan
pengertian
tidak
boleh
hutang
menyelesaikan fardhu kifayah
sebatas
maka langkah kedua adalah
pewaris saja, maka barulah di
membayar hutang si Pewaris
lihat apakah ada wasiat dari si
dengan harta peninggalan si
Pewaris.
Pewaris sebelum memenuhi wasiat
dari
si
harta
harus
peninggalan
3) Wasiat.
Pewaris,
Wasiat berasal dari bahasa
sebagaimana terdapat dalam
arab, yaitu Washiyyah yang
QS Annisa (4): ayat 11, dan
menurut fikih Islam terdapat
Hadist
bermacam-macam
riwayat
Ad-Daru
Quthny, katanya: “Rasulullah
antara lain:
saw
-
bersabda:
hutang
dilunasi
itu
sebelum
Imam
pengertian
Abu
Hanifah
memberikan
pengertian
melaksanakan washiyat dan
Wasiat
bagi orang yang berhak waris
sebagai
tidak
berikut:”memberikan
ada
hak
menerima
(Washiyyah)
washiyat”.
memiliki
Menurut para ahli Hukum
suka rela (tabarru) yang
Islam mengelompokkan utang
pelaksanaannya
seseorang itu kepada 2 (dua)
ditangguhkan
kelompok:
adanya peristiwa kematian
a. Utang
terhadap
sesama
dari
sesuatu
hak
yang
secara
setelah
memberikan,
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 42
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
baik sesuatu itu berupa
tersebut.
barang maupun manfaat. -
-
-
menurut ulama mahdzab
Kata hibah berasal dari bahasa
Syafi’iyah
arab
dan
ulama
yang
artinya
Malikiyah, berwasiat pada
menyalurkan.
ahli
wasiat sama-sama pemberian
waris
sah
apabila
ahli waris, sesuai dengan
perbedaan yang menonjol dari
Riwayat Ad-daru Qunthny.
keduanya
Hazairin:”berwasiat
hibah memberikan pada saat
(washiyyah) kepada ahli
pemberi hibah masih hidup,
waris boleh bila terpaksa
sedangkan
karena di antara para ahli
pada
waris kehidupan ahli waris
masih hidup dan dilaksanakan
yang
pada
wasiat
lain,
dan
dari
beri
orang
Hibah
mendapat persetujuan para
namun
adalah
wasiat
saat
saat
pemberi
diberikan
pemberi
wasiat
pemberi
wasiat
dunia.
Dan
(washiyyah) tersebut sangat
meninggal
susah.
perbedaan lain yaitu kalau hibh
Hadist
Rasulullah
saw
tidak dapat ditarik kembali
(diriwayatkan oleh Bukhari
sedangkan wasiat dapat ditarik
dan Muslim):
sipembuat wasiat.
“tidak ada hak seorang
Ada
muslim yang mempunyai
mengenai hibah yaitu:
sesuatu,
-
yang
diwasiatkan malam,
-
4) Hibah
pantas
sampai
dua
bebarapa
pendapat
Mazhab Hanafi:”memberikan
melainkan
hakmemilliki suatu benda
hendaknya wasiatnya telah
dengan tanpa ada syarat
tertulis disisi kepalanya.
harus mendapat imbalan
maka para ulama wasiat
ganti, pemberian dilakukan
(washiyyah)
pada saat pemberi masih
besarnya
maksimal 1/3 (sepertiga).
hidup. Benda yang dimiliki
Dalam hal wasiat sesuai hadist
yang akan diberikan itu
hanya boleh 1/3 dari harta
adalah sah milik pemberi.
peninggalan si pewaris dan bila
-
mahzab syafi’i:” pemberian
lebih, lebihnya itu dimasukkan
sifatnya
kedalam
dilakukan
harta
peningalan
sunah dengan
yang ijab
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 43
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
kabul waktu orang yang
pertolongan) dan orang-
memberi
orang yang meminta-minta
masih
hidup.
Pemberian
tidak
dan
dimaksudkan
untuk
hamba sahaya.
mendapatkan pahala dari
-
-
(memerdekakan)
QS.Al-Maidah ayat 2: dan
Allah atau karena menutup
tolong menolonglah kamu
kebutuhan
dalam
orang
yang
(mengerjakan
diberikannya.
kebajikan dan takwa, dan
Hazairin,1962:44):selain
jangan
daripada
dalam berbuat dosa dan
hibah
atau
tolong-menolong
penghibahan menurut adat
pelanggaran.
itu, ada pula perbuatan si
bertakwalah kamu kepada
pemilik di masa hidupnya
Allah, sesungguhnya Allah
yang
amat berat siksa-Nya.
dinamakan
wasiat,
hibah
yaitu
suatu
-
Hadist
Dan
rasulullah
saw
pernyataan dihadapan para
riwayat
calon ahli warisnya dan
sekiranya saya diundang
dihadapan anggota-anggota
untuk makan sepotong kaki
keluarga
kambing,
lainnya
bahwa
al-Bukhari:
niscaya
akan
suatu barang tertentu kelak
saya kabulkan undangan
sesudah
itu,
amtinya
diperuntukkan
dan
seandainya
untuk
sepotong daging kambing
seoraang ahli waris terentu
itu dihadiahkan kepadaku
atau seorang tertentu yang
niscaya akan aku terima.
sekali-kali
bukan
ahli
-
Hadist
Rasulullah Abu
saw
warisnya. Hibah wasit ini
riwayat
Hurairah:
telah mendekati pengertian
hendaklah
kamu
saling
wasiat.
memberi
hadiah
maka
Dasar hukum hibah:
kamu
-
QS.Al-Baqarah ayat 117 :
mencintai dan bersalam-
dan
salamanlah
memberikan
harta
yang dicintainya kepada kerabatnya,
akan
kamu,
saling
akan
hilang rasa kebencianmu.
anak-anak
Apabila
diperhatikan
yatim, orang-orang miskin,
ketentuan-ketentuan
musafir, (yang memerlukan
Islam
tentang
hukum
pelaksanaan
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 44
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
hibah ini,maka hibah tersebut
benda milik seseorang semasa
harus
hidupnya dan pembagian itu
dilaksanakan
dengan
cara sebagai berikut:
baru berlaku sejak saat matinya
a) penghibahan dilaksanakan
sipemberi hibah. Dan hibah
semasa juga
hidup,demikian
penyerahan
wasiat ini lazimnya dibuat
barang
tertulis dan biasanya dibuat
yang dihibahkan.
atas persetujua ahli waris dan
b) berlihnya hak atas barang
ikut
yang dihibahkan pada saat penghibahan
menandatangani
surat
hibah wasiat tersebut.
dilakukan,
B. Hak-hak
yang
berkaitan
dan kalau sipenerima hibah
dengan
dalam keadaan tidak cakap
kewajiban
bertindak dalam keadaan
menurut Kompilasi Hukum
tidak
bertindak
islam (KHI).
dalam hukum (misalnya
Dalam
cakap
warisan
dan
ahli
waris
Kompilasi
dewasa atau kurang sehat
Hukum Islam (KHI) mengenai
akalnya), mak penerimaan
hak dan kewajiban ahli waris
dilakukan oleh walinya.
diatur pada Pasal 175 KHI
c) dalam
melaksanakan
yang berbunyi:
penghibahan haruslah ada
(1) Kewajiban
ahli
waris
pernyataan, terutama sekali
terhadap pewaris adalah:
oleh pemberi hibah.
a) mengurus
dan
d) penghibahan
hendaknya
menyelesaikan sampai
dilaksanakan
dihadapan
pemakaman jenazah.
beberapa
orang
seksi
b) menyelesaikan
baik
(hukumnya sunnah), hal ini
hutang-hutang
berupa
dimaksudkan
untuk
pengobatan, perawatan
menghindari
silang
termasuk
sengketa di belakang hari. Selain
lembaga
indonesia
hibah,
kewajiban
pewaris
di
maupun
menagih hutang.
dikenal juga apa
c) menyelesaikan
yang disebut dengan lembaga
wasiat
pewaris
hibah wasiat. Adapun yang
d) membagi harta warisan
dimaksud hibah wasiat adalah
diantara ahli waris yang
penetapan
berhak.
pembagian
harta
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 45
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
(2) Tanggung jawab ahli waris terhadap
hutang
sesuai
atau
Pasal
175 KHI ayat 1 sub a,b
kewajiban pewaris hanya
dan c.
terbatas pada jumlah atau
(2) sisa
nilai harta peninggalan.
dari
dimaksud
Yang dimaksud biaya pemeliharaan/perawatan
dengan
pengeluaran diatas
adlah
merupakan harta warisan
si
yang
harus
dibagikan
mayat (Pewaris) adalah mulai
kepada ahli waris yang
saat
berhak.
meninggalnya
sampai
dikuburkan. Sebagaiman yang
Dalam hal pembagian
dimaksud dalam Pasal 187
harta
KHI:
kompilasi hukum islam (KHI)
(1) bilamana
warisan
menurut
pewaris
para ahli waris dapat membagi
harta
harta warisan setelah apa yang
peninggalan maka pewaris
menjadi kewajiban ahli waris
semasa hidupnya atau oleh
diselesaikan dan ada sisa harta
para
dapat
yang dibagikan, dan bila tidak
ditunjuk beberapa orang
ada kesepakatan maka dapat
sebagai
pelaksana
diajukan ke Pengadilan Agama
pembagian harta warisan
yang akan di putuskan oleh
dengan tugas.
hakim
a) mencatat dalam suatu
secara faraid (hukum islam)
meninggalkan
ahli
waris
pengadilan
daftar
harta
sebgaimana
peninggalan
baik
pasal 178 KHI, namun dalam
berupa benda bergerak
hal lain apa bila dihunjuk
maupun tidak bergerak
Pengadilan
yang
kemudian
menyelesaikan pembagian dan
disahkan oleh para ahli
setelah jelas porsi masing-
waris
yang
masing berdasarkan penetapan
besangkutan, bila perlu
pengadilan maka para ahli
dinilai harganya dengan
waris di luar pengadilan dapat
uang.
membagi
b) menghitung
jumlah
pengeluaran
untuk
kepentingan
pewaris
terdapat
agama
Agama
lain
pada
unutk
sesuaik
kesepakatan ahli waris dan mendaftarkan
pembagian
tersebut, karena telah terjadi Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 46
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
perubahan,
hal
ini
dapat
pewaris
dilihat pada padal 183 KHI. 1) Mengurus menyelesaikan
Masalah
wasiat
dan
dalam Kompilasi hukum
sampai
Islam (KHI) diatur mulai
pemakaman jenazah.
pasal 194 KHI sampai
Dalam hal ini para
dengan
210
KHI.
ahli waris harus terlebih
Kompilasi Hukum Islam
dahulu
(KHI) itu bersumber pada
menyelesaikan
fardhu kifayah si pewaris.
hukum
Islam,
dalam
Sehingga hak-hak dari si
hukum
Islam
juga
pewaris
terlaksana
dianjurkan
selesai.
Adapun
kifayah
yang
adalah
dan fardhu
untuk
dituliskan perjanjian dan
dimaksud
mulai
untuk
memakai
saat
saksi
sebagaimana
terdapat
meninggal hingga sampai
dalam QS.Al-Baqarah 2
kepemakaman.
ayat (282).
2) Menyelesaikan
baik
Setelah
hutang-hutang
berupa
dimaksud dalam pasal 175
pengobatan,
perawatan
KHI maka harta peninggalan
termasuk
kewajiban
itu sudah merupakan harta
pewaris maupun menagih
warisan
hutang.
dibagi-bagi Dalam
yang
apa
yang
sudah
sesuai
dapat
porsinya
hal
sebagaimana diatur dalam Bab
pembayaran hutang harus
III Pasal 176 KHI sampai Pasal
memang dapat dibuktikan,
193 KHI dan telah dibahas
tentang
itu
minggu lalu siapa-siapa saja
termasuk diambil dari harta
yang merupakan ahli waris.
peninggalan,
Dan
pengobatan
dan
merupakan
hak
dari
merupakan kewajiban para
sipewaris agar semua hal-hal
ahli waris jadi bila masih
yang wajib diselesaikannya di
ada
lagi
dengan
sangkut
paut
dunia harus di selesaikan ahli
hutang
harta
waris, dan hal itu telah diatur
peninggalan
belumlah
dan dilindungi.
berbentuk harta warisan. 3) Menyelesaikan
wasiat Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 47
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
menjadi milik Negara, maka lahan
3. Kaitan Pusaka Dengan Pasal 189 KHI
pertanian tersebut harus dimanfaatkan
Dalam Buku II Hukum kewarisan Bab
untuk
I Ketentuan Umum Pasal 189 KHI
sekiranya salah satu dari ahli tersebut
yaitu:
mengalihkan
(1) bila harta warisan yang akan di
butuhkan
kepentingan
bersama,
bagiannya
uang),
maka
dan
(karena sebaiknya
bagi berupa lahan pertanian yang
dijual atau dialihkan kepada ahli waris
luasnya kurang dari 2 hektar,
yang lain sesuai dengan harga yang
supaya dipertahankan kesatuannya
disepakati
sebagaimana
dan
pertanian yang luasnya kurang dari 2
dimanfaatkan untuk kepentingan
hektar tersebut tidak beralih menjadi
bersama para ahli waris yang
milik Negara.
semula,
bersangkutan.
agar
keutuhan
lahan
Bunyi Pasal 189 KHI ini
(2) Bila ketentuan tersebut pada ayat
sebenarnya merujuk dari ketentuan
(1) pasal ini tidak dimungkinkan
pertanahan pemerintah di indonesia,
karena diantara para ahli waris
dalam hal ini Peraturan pemerintah
yang
Pengganti undang-undang (PERPU)
bersangkutan
ada
yang
memerlukan uang, maka lahan
nomor
tersebut
oleh
penetapan Luas Tanah Pertanian jo
seorang atau lebih ahli waris yang
Peraturan pemerintah nomor 24 tahun
dengan cara membayar harganya
1997 tentang Pendaftaran tanah. Jadi
kepada ahli waris yang dengan
keberadaan Kompilasi Hukum Islam
cara membayar harganya kepada
ini juga telah disesuaikan dengan
ahli waris yang berhak sesuai
aturan-aturan hukum di indonesia agar
dengan bagiannya masing-masing.
tidak terjadi benturan hukum.
dapat
dimiliki
56
tahun
1960
tentang
Maka kaitan antara pusaka dengan pasal 189 KHI tersebut diatas
4. Analisa Dan Contoh-Contoh Kasus
adalah dalam hal pembagian harta
Pada saat menganalisa kasus
warisan (pusaka)nya berupa lahan
maka yang diperhatikan adalah ahli
pertanian yang dimiliki oleh lebih dari
waris yang berhak untuk menerima
satu orang ahli waris yang luas lahan
harta warisan, dan sebagaimana telah
pertaniannya kurang dari 2 hektar.
kita bahas pada minggu yang lalu
Dan
tepatnya tanggal 07 Oktober 2011 hari
untuk
pemilikan
menjaga
keutuhan
lahan pemillikan
lahan
Jumat
pertanian tersebut agar tidak beralih
berikiut
porsinya
masing-
masing berdasarkan dari beberapa Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 48
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
pandangan hukum baik Hukum Islam,
rupiah (RP.14.000.000), hitung bagian
Kompilasi
masing-masing ahli waris.
Hukum
Hukum Islam (KHI), Keluarga
Mesir,Hukum
JAWAB:
Perdata dan juga Hukum Adat.
Pembagian
Contoh Kasus :
Kompilasi Hukum Islam adalah sama.
Seorang dengan
suami
meninggal
meninggalkan
ahli
warisan
Islam
dan
dunia
Ahli waris adalah janda, 1 anak laki-
waris
laki,ayah ,ibu
janda, 1 orang anak laki-laki, ayah dan
Harta pusaka Rp.75.000.000;-
ibu, harta pusaka tujuh puluh lima juta
Biaya-biaya:
rupiah
Rp.1.000.000;- ditambah biaya rumah
(RP.75.000.000;-).
urusan
jenazah
satu
Biaya juta
biaya
jenazah
Rp. 14.000.000.-
(Rp.1.000.000;-), biaya peraawatan
Harta warisan = harta pusaka – biaya
selama sakit sebesar empat belas juta
biaya (tidak ada wasiat dan hibah).
Ahli waris
bagian
AM (asal masalah) = 24
Janda
1/8
3
3/24 x Rp.60.000.000 = Rp. 7.500.000;-
Ayah
1/6
4
4/24 x Rp.60.000.000 = Rp. 10.000.000;-
Ibu
1/6
4
4/24 x Rp.60.000.000 = Rp. 10.000.000;-
13/24
13/24xRp.60.000.000 = Rp. 32.500.000,-
Anak laki- laki ashobah
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
ayat-ayat yang mengatur tentang tarikah
4.1 Kesimpulan : 1. Bahwa hukum kewarisan Islam
sesuai
peruntukannya
namun
dengan tidak
bersumber dari Al-Qur’an sebagai
menyimpang dari Al-qur’an dan
wahyu Allah yang diturunkan
Hadist dan dapat lagi di ijtihadkan
melalui Malaikat Jibril kepada
oleh orang-orang yang memiliki
Muhammad Rasulullah saw, yang
keyakinan yang kuat sehingga
menetapkan
yang
hasilnya nanti tidak menyimpang
dibutuhkan ummatnya di dunia,
dari Ajaran Al-Qur’an dan Al-
yang
Hadist. Dan arti serta makna dan
masih
hal-hal
memerlukan
tarikah
pengembangan
dalam
tujuan
menerapkannya
untuk
sama, yang membedakan adalah
sebab
masalah porsinya untuk beragama
masa kerasulannya Rasulullah juga
Islam sesuai dengan QS Annisa
terus
ayat (11,12 dan 176).
menyelesaikan
tarikah,
mengembangkan
makna
adalah
hampir
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 49
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
tidak beragam Islam, sebab tarikah
2. Dalam hukum islam tentang hakhak dan kewajiban ahli waris
adalah
sangat dijaga sebab dengan adanya
membutuhkan
tarikah
yang tidak bisa terlepas dari
tidak
kewajiban
ada
si
kewajiban-
pewaris
hingga
yang
menciptakan
ada
hanyalah
suatu
keadilan
satu
yang
pengalihan
hak
peraturan perundang udangan yang
membuat para ahli waris makin melarat,
salah
ada dan masih berlaku. 4. Dalam
hal
penyelesaian
tarikah
pembagian
setelah
dimuka bumi, karena apa yang
diselesaikan semua hak-hak si
menjadi kewajiban
pewaris,
si
pewaris
Hukum
Islam
dan
masa hidupnya harus diselesaikan
hukum-hukum lain yang dibahas
oleh ahli waris dan ahli waris juga
dalam makalah ini tidak jauh
dapat menikmati apa yang menjadi
perbedaannya,
tarikah tersebut untuk dimiliki dan
perbedaan
dinikmati
ada
beragama Islam tarikah diatur
pengecualian tetap para ahli waris
dalam Al-qur’an, Al-hadist dan
terlepas dari beratnya beban yang
Ijtihad
tidak boleh melebihi dari jumlah
beragama
tarikah.
undang-undang atau hukum adat.
walaupun
3. Dalam Hukum Kompilasi hukum Islam
juga
perkembangan
telah
yaitu
bagi
ada yang
sedangkan selain
yang
Islam di atur oleh
4.2 Saran :
mengikuti
hukum
walaupun
Kesimpulan
dari
keempat
di
permasalahan tersebut agar kiranya
Indonesia, seperti Pasal 189 KHI
apa yang dimaksud dalam pasal 183
yang bunyi pasal tersebut tak lepas
KHI di pertegas dan disosialisasikan ,
dari
agar seluruh ummat beragama Islam di
Undang-undang
Pokok
Agraria yang mengatur tentang
Indonesia
peralihan hak dan makna dari
tarikah dan juga porsinya sesuai
menguasai tanah atau benda tetap,
dengan Al-Qur’an yaitu QS Annisa
dan juga hukum Adat, sebab
ayat (11, 12, 176) telebih dahulu
Undang-undang
pada
karena apa yang telah ditetapkan
dari
dalam Al-qur‘an adalah perintah Allah
masalah
yang wajib dipatuhi, sebagaimana
kewarisan juga masih mengakui
bunyi QS Annisa ayat (59) yaitu :”
penyelesaian dengan Hukum Adat
Hai
yang beraneka macam yang bagi
taatilah Allah dan taatilah Rasul
kenyataannya Hukum
Adat
bersumber dan
menyelesaikan
orang-orang
yang
masalah
beriman,
Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 50
Elviana Sagala
ISSN Nomor 2337-7261
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika
kamu
pendapat
tentang
Alma’arif, Bandung
berlainan
sesuatu,
Idris Ramulyo, M., 1992, Perbandingan Hukum Kewarisan Islam Di Pengadilan Agama dan Kewarisan Menurut Undang-Undang Hukum Perdata (BW D Pengadilan Negeri) (Studi Kasus), CV. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.
maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan
hari
kemudian.
Yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. Karena itu alangkah lebih baiknya setelah mengetahui semua hak-hak dan kewajiban juga porsinya masingmasing ahli waris sesuai Al-qur’an maka bila ingin dilakukan perubahan porsi para ahli waris berdasarkan musyawarah dan mufakat dan dengan ikhlas setelah itu maka hendaklah perubahan harus mendapat penetapan atau
pengesahan
dari
Pengadilan
Agama di mana warisan itu terbuka agar tidak menimbulkan permasalah hukum
dikemudian
Sesungguhnya
Allah
sesuatu
dihasilkan
yang
hari. menyukai dengan
musyawarah dan mufakat dengan keikhlasan karena Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA Kitab Suci Al-qur’an Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Kompilasi Hukum Islam Lubis, Suhrawardi K., 2007, Hukum Waris Islam, Sinar Grafika, Jakarta. Rahman, Fatchur., 2005,
Ilmu Waris, PT. Jurnal Ilmiah “Advokasi” Vol. 05. No. 01 Maret 2017 51