Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
KESESUAIAN LOKASI INDUSTRI KECIL-MENENGAH (IKM) DI KABUPATEN KEBUMEN THE SUITABILITY OF SMALL AND MEDIUM INDUSTRIES LOCATION IN KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Eka Ari Purnami, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pola persebaran industri kecilmenengah di Kabupaten Kebumen, (2) menganalisis kesesuaian lokasi industri kecilmenengah di Kabupaten Kebumen, (3) menyusun arahan pengembangan industri kecil-menengah di Kabupaten Kebumen dengan mempertimbangkan aspek pola persebaran, kondisi fisik wilayah dan ketersediaan bahan baku industri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah IKM yang ada di Kabupaten Kebumen. Sampel penelitian ini adalah IKM yang ada di 3 kecamatan yang mewakili bentuk lahan di Kabupaten Kebumen yang merupakan kawasan peruntukkan industri yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kebumen. Variabel penelitian meliputi: pola persebaran, kondisi fisik wilayah dan ketersediaan bahan baku industri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data dengan analisis keruangan (model analisis tetangga terdekat), analisis Sistem Informasi Geografi (SIG) dengan teknik scoring dan overlay, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pola persebaran industri kecilmenengah di Kecamatan Petanahan adalah acak (random) dengan nilai T=0,85; Kecamatan Petanahan memiliki kondisi fisik yang sesuai untuk lokasi industri kecilmenengah tetapi diperlukan perbaikan fasilitas transportasi fasilitas sosial-ekonomi, peningkatan investasi dan peningkatan produktivitas bahan baku industri. (2) Pola persebaran industri kecil-menengah di Kecamatan Buayan adalah acak (random) dengan nilai T=0,70; Kecamatan Buayan kurang sesuai untuk lokasi industri sehingga perlu adanya perbaikan drainase, perbaikan kontur dengan pembuatan sengkedan, pemanfaatan sumber air dari PDAM Kabupaten Kebumen serta dengan perbaikan sarana-prasarana transportasi dan sosial-ekonomi, peningkatan investasi dan peningkatan produktifitas bahan baku industri. (3) Pola persebaran industri kecilmenengah di Kecamatan Petanahan adalah acak (random) dengan nilai T=1,22; Kecamatan Karanggayam kurang sesuai untuk lokasi industri sehingga perlu dilakukan pembuatan sengkedan, perbaikan sarana-prasarana transportasi dan sosial ekonomi, perbaikan saluran drainase serta pemanfaatan sumber air PDAM Kabupaten Kebumen, peningkatan investasi dan peningkatan penyediaan bahan baku industri. Kata kunci: Industri kecil-menengah, kesesuaian lokasi, Kabupaten Kebumen
i
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
ABSTRACT This study aims to: (1) determine the pattern distribution of small and medium industries in Kabupaten Kebumen, (2) analyze the suitability of small-medium industrial location in Kabupaten Kebumen, (3) compose directive developing of small-medium industries in Kebumen by considering the distribution pattern aspect, physical condition and availability the raw material industries. This research is categorized as descriptive research. The population was smallmedium industries in Kabupaten Kebumen. The sample was small-medium industries at 3 districts which represent landforms in Kabupaten Kebumen include: which is a designated industrial area listed in the Spatial Plan (RTRW) Kebumen. The research variables include: distribution patterns, topography, hydrology, geology, land use and availability the raw material industries. The data collection technique used was documentation and observation. Data analysis technique to the analysis are spatial analysis (nearest neighbor analysis model), Geographic Information System (GIS) analysis with scoring and overlay technique, and descriptive analysis. The results showed that: (1) small-medium industries distribution pattern in Kecamatan Petanahan was random with T value 0,85; Kecamatan Petanahan has the most suitable physical condition for the location of small-medium industries but need improvement of transportation facility and social-economic facility, increasing investment and increasing productivity of the raw material industries. (2) smallmedium industries distribution pattern in Kecamatan Buayan was random with T value 0,70; Kecamatan Buayan is less suitable for industrial location so the need for drainage improvements, improvements to the manufacturing contour swales to reduce the risk of landslides in Kecamatan Buayan, clean water can be supplied by using a source of water from the taps of Kebumen as well as improve the facility of transportation an social-economic, increasing investment, increasing productivity of the raw material industries. (3) small-medium industries distribution pattern in Kecamatan Karanggayam was random with T value 1,22; Kecamatan Karanggayam is less suitable for industrial location that need to manufacture the terracing, improve transport facility and social-economic, drainage improvements and utilize of water resources taps Kebumen as drought risk reduction efforts, increasing investment and improve availability the raw material industries. Keyword: Small-medium industries, location suitability, Kabupaten Kebumen.
mendukung
PENDAHULUAN Kabupaten Kebumen merupakan salah
satu
dikembangkan
kabupaten dalam
pembangunan
sektor
industri. Kabupaten Kebumen dibagi
yang
atas 26 kecamatan yang masing-
rangka
masing memiliki potensi industri kecilii
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
menengah
yang
berbeda.
dari
kondisi
fisik
maupun
Pengembangan sektor industri kecil-
pengembangan
menengah di Kabupaten Kebumen
Pengembangan industri yang optimal
memberikan dampak yang positif bagi
akan
masyarakat Kebumen sendiri, mulai
kuantitas hasil produksi baik yang
dari penyerapan tenaga kerja hingga
menjadi Produk Unggulan Daerah
peningkatan pendapatan masyarakat.
(PUD) ataupun produk industri yang
Hal
lain yang memiliki potensi dan nilai
ini
juga
peningkatan
berpengaruh kualitas
pada
kehidupan
industrinya.
meningkatkan
ekonomis
kualitas
dan
yang tinggi. Kabupaten
masyarakat Kabupaten Kebumen serta
Kebumen memiliki 11 PUD yang
dapat
saing
meliputi: gula kelapa, emping mlinjo,
dibandingkan
lanting, batik, sabut kelapa dan keset,
meningkatkan
Kabupaten
Kebumen
daya
kabupaten-kabupaten yang lain. Pengembangan
industri
anyaman pandan, anyaman bambu, tas kecil-
dan peci, genteng, minyak atsiri, dan
menengah tercantum dalam Rencana Tata
Ruang
Wilayah
batu mulia.
(RTRW)
Industri kecil-menengah akan lebih
Kabupaten Kebumen tahun 2011-
cepat
2031. Di dalam RTRW disebutkan
berada pada wilayah dengan kondisi
bahwa kawasan peruntukan industri
yang sesuai
meliputi
kecamatan,
industri. Pola persebaran, kondisi fisik
Buayan,
wilayah serta ketersediaan bahan baku
8
diantaranya: Kecamatan Kebumen,
wilayah Kecamatan Petanahan, Kecamatan
berkembang
jika
untuk
lokasinya
pengembangan
Kecamatan
mempengaruhi
kesesuaian
lokasi
Alian,
pengembangan
industri
kecil-
Kecamatan Karanggayam, Kecamatan
menengah. Kajian kesesuaian lokasi
Prembun, Kecamatan Sempor, dan
industri
Kecamatan
penting demi tercapainya peningkatan
yang
Gombong.
dijadikan
peruntukan
sebagai
industri
Kecamatan
kecil-menengah
kawasan
produktivitas
memiliki
meningkatkan
karaketristik yang berbeda-beda baik iii
industri
dan
menjadi
untuk
kesejahteraan
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
masyarakat
demi
tercapainya
wilayah yang berbeda-beda kondisi
keberhasilan pembangunan nasional. Pola
persebaran
bentang
alamnya.
Wilayah
kecil-
Kabupaten Kebumen bagian utara
menengah tidak merata di seluruh
bentang alamnya berupa perbukitan-
wilayah
pegunungan
di
industri
fisik/
Kabupaten
Ketidakmerataan
Kebumen.
sebaran
struktural
yang
industri
merupakan bagian dari Perbukitan
kecil-menengah akan berdampak pada
Serayu Selatan. Bagian barat bentang
timbulnya ketimpangan dalam laju
alamnya
pertumbuhan ekonomi di masing-
pegunungan karst yang dikenal dengan
masing wilayah terutama dari sektor
nama
industri. Terdapat tiga jenis pola
Selatan (KKGS), sedangkan di bagian
persebaran,
mengelompok,
selatan didominasi oleh bentang alam
seragam dan acak. Pola persebaran
berupa dataran rendah dan pesisir
yang mengelompok dan seragam akan
pantai. Kondisi fisik yang berbeda-
lebih
berkembang
beda akan berdampak pada perbedaan
dibandingkan dengan pola persebaran
pengembangan indutri kecil-menengah
yang acak karena pola persebaran yang
di masing-masing bentang alam, yang
mengelompok akan memudahkan para
berhubungan dengan pola persebaran
pelaku
yaitu
mudah
industri
aktivitas
berupa
Kawasan
perbukitan-
Karst
Gombong
dalam
melakukan
dan ketersediaan bahan baku industri
serta
membantu
yang
industri
nantinya
akan
berpengaruh
pemerintah daerah dalam menyusun
terhadap kesesuaian lokasi industri
perencanaan
kecil-menengah
dan
pengembangan
selanjutnya serta jika pola persebaran industri
kecil-menengah
di
Kabupaten
Kebumen.
seragam,
Lokasi
industri
kecil-menengah
artinya pola persebaran industri kecil-
yang sesuai akan mampu memberikan
menengah sudah merata di seluruh
dampak
wilayah.
maupun bagi masyarakat terutama para
Industri
kecil-menengah
di
pelaku
Kabupaten Kebumen tersebar pada
positif
industri,
memberikan iv
bagi
pemerintah
sehingga
mampu
kemudahan
untuk
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
melakukan aktivitas memudahkan
industri
konsumen
serta
Berdasarkan
hal
tersebut, untuk
maka
untuk
peneliti
tertarik
melakukan
memperoleh informasi terkait industri
sebuah
penelitian
kecil-menengah. Ketika lokasi industri
“Kesesuain Lokasi Industri Kecil-
berada di wilayah yang sesuai maka
Menengah (IKM) di Kabupaten
industri akan lebih cepat berkembang
Kebumen”.
yang
berjudul
dan juga akan mendorong peningkatan interaksi antara pengrajin, konsumen,
METODE PENELITIAN
investor serta pemerintah daerah di
Penelitian ini merupakan penelitian
dalam menumbuhkembangkan industri
deskriptif
yaitu
penelitian
yang
kecil-menengah.
bertujuan
untuk
menganalisis
dan
lokasi dilakukan
Kajian
industri
kesesuaian
kecil-menengah
menggunakan
menjabarkan lokasi industri kecil-
parameter
menengah di Kabupaten Kebumen.
pola persebaran, kondisi fisik wilayah
Penelitian
dan ketersediaan bahan baku tanpa
mendeskripsikan segala sesuatu yang
mengesampingkan RTRW yang ada di
ada di lokasi penelitian terutama kajian
wilayah
tentang kesesuaian lokasi
tersebut.
Parameter
yang
ini
industri
digunakan akan menunjukkan apakah
kecil-menengah
lokasi industri sudah sesuai untuk
Kebumen. Penelitian ini menggunakan
lokasi pengembangan industri kecil-
teknik analisis dengan menggunakan
menengah itu sendiri.
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Berkaitan dengan pengembangan
di
berusaha
Kabupaten
yaitu teknik klasifikasi (scoring) dan
sektor industri, maka perlu dilakukan
tumpang susun
studi, penelitian dan analisis geografi
keruangan yang meliputi analisis pola
secara mendalam. Studi ini dapat
persebaran industri kecil-menengah
dijadikan suatu bahan pertimbangan
dan dengan menggunakan analisis
bagi pemerintah Kabupaten Kebumen
deskriptif. Penelitian ini dilakukan
dalam
dengan
penyusunan
penyempurnaan
dan kebijakan.
cara
menganalisis v
(overlay),
analisis
mengumpulkan data
sekunder
dan dari
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
instansi
yang
penelitian
relevan
serta
terhadap
didukung
struktural (Kecamatan Karanggayam),
dengan
yang
menghasilkan
11
pengamatan langsung di lapangan
Unggulan
untuk menganalisa kesesuaian lokasi
meliputi: gula kelapa, emping mlinjo,
industri kecil-menengah serta arahan
lanting, batik, sabut kelapa dan keset,
atau strategi pengembangan industri
anyaman pandan, anyaman bambu, tas
kecil-menengah yang ada.
dan peci, genteng, minyak atsiri, dan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini
keruangan,
adalah yakni
Daerah
(PUD)
Produk yang
batu mulia.
pendekatan menerangkan
HASIL
PENELITIAN
DAN
sebaran fenomena fisik (geografis)
PEMBAHASAN
wilayah
A. Kesesuaian lokasi Industri Kecil-
penelitian
mempengaruhi
yang
kesesuaian
lokasi
Menengah
di
industri kecil-menengah yang tidak
Kebumen
terlepas
1. Pola Persebaran
dari
adanya
aspek
fisik
wilayah (topografi, kondisi hidrologis, kondisi
geologis
dan
Kabupaten
Berdasarkan penghitungan pola
penggunaan
persebaran industri kecil-menengah
lahan) dan aspek ketersediaan bahan
dengan
baku industri.
tetangga terdekat, maka diperoleh
Populasi dalam penelitian ini adalah
menggunakan
hasil: Tabel 2. Hasil penghitungan nilai indeks persebaran
industri kecil-menengah di Kabupaten Kebumen. Sampel dalam penelitian ini adalah industri kecil-menengah yang
No.
Kecamatan
1.
Buayan
Nilai T 0,70
2.
Petanahan
0,85
3.
Karanggayam
1,22
tersebar di tiga bentuk lahan yang ada di Kabupaten Kebumen, yaitu bentuk lahan
perbukitan-pegunungan
analisa
karst
Pola persebaran Acak (Random) Acak (Random) Acak (Random)
Sumber: hasil analisis, 2015 Dari Tabel 2, maka diketahui
(Kecamatan Buayan), bentuk lahan dataran (Kecamatan Petanahan) dan
bahwa
bentuk lahan perbukitan-pegunungan vi
nilai
T
di
Kecamatan
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
Buayan sebesar 0,70 sehingga pola
bambu
persebaran industri kecil-menengah
Karanggayam.
di Kecamatan Buayan adalah acak
2. Kondisi Fisik Wilayah
(random).
Nilai
T
Kecamatan
persebaran
industri
Tabel 3. Kondisi kemiringan lereng di Kecamatan Buayan, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Karanggayam
kecil-
menengah di Kecamatan Petanahan adalah acak (random). Nilai T
No.
Kecamatan
1. 2. 3.
Buayan Petanahan Karanggayam
Kecamatan Karanggayam sebesar 1,22
sehingga
pola
persebaran
industri
kecil-menengah
Kecamatn
Karanggayam
Kecamatan
a. Kemiringan Lereng
Petanahan sebesar 0,85 sehingga pola
di
Kemiringan dominan (%) >40 0-2 >40
Persen tase 41,39 100 72,55
Sumber: data sekunder, 2015
di
Tabel 3 menunjukkan bahwa
adalah
acak (random). Ketiga kecamatan
wilayah
memiliki pola persebaran industri
didominasi oleh kemiringan > 40
kecil-menengah
%
artinya
acak
industri
(random),
Kecamatan
yang
luasnya
Buayan
mencapai
2.885,40 hektar atau 41,39 %
kecil-menengah
yang ada di Kecamatan Buayan,
dari
Kecamatan
dan
Buayan. Kecamatan Petanahan
Kecamatan Karanggayam letaknya
memiliki kemiringan lereng yang
berpencar dan tidak membentuk
berkisar antara 0 – 2 % merata di
cluster-cluster industri. Akan tetapi,
seluruh
dilihat
sentra
Kecamatan
masing-masing
didominasi
kecenderungan
lebih dari 40% yang luasnya
Petanahan
dari
industri
banyaknya di
kecamatan,
ada
perkembangan
luas
total
Kecamatan
wilayahnya.
Wilayah
Karanggayam oleh
kemiringan
mencapai 7.852,31 hektar atau
industri
kecil-
menengah,
diantaranya:
industri
72,55
lanting
Kecamatan
Buayan,
Kecamatan Karanggayam.
di
industri gula kelapa di Kecamatan Petanahan dan industri anyaman vii
%
dari
luas
total
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
Tabel 5 menunjukkan bahwa
b. Ketinggian Tempat Tabel 4. Kondisi ketinggian tempat di Kecamatan Buayan, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Karanggayam No.
Kecamatan
1. 2. 3.
Buayan Petanahan Karanggayam
Ketinggian dominan (mdpl) 0-100 0-100 >500
Kecamatan tingkat
ketergenangan
yang
Kecamatan Buayan, 13 desa dinyatakan sebagai desa rawan
62,42 100 75,07
banjir,
diantaranya:
Desa
Karangbolong, Desa Jladri, Desa
Tabel 4 menunjukkan bahwa Kecamatan
memiliki
tinggi. Dari 18 desa yang ada di
Persen tase
Sumber: data sekunder, 2015
wilayah
Buayan
Rangkah, Desa Geblug, Desa
Buayan
Wonodadi, Desa Pakuran, Desa
didominasi oleh ketinggian 0-
Rogodadi, Desa Buayan, Desa
100 mdpl adalah 4.350,77 hektar
Karangsari,
atau 62,42 % dari total luas
Desa
Kecamatan Buayan. Kecamatan
Jogomulyo
Petanahan memiliki ketinggian 0
Purbowangi.
– 100 mdpl merata di seluruh
Petanahan
wilayahnya
sedangkan
ketergenangan yang rendah. Dari
Kecamatan
Karanggayam
21 desa yang ada semuanya
didominasi oleh ketinggian 100-
merupakan desa bebas banjir.
500
Kecamatan
mdpl
luasnya
8.125,71
Desa
Rogodono,
Mergosono, dan
Desa Desa
Kecamatan memiliki
tingkat
Karanggayam
hektar atau 75,07 % dari luas
memiliki tingkat ketergenangan
total Kecamatan Karanggayam.
sedang. Dari 19 desa yang ada di
c. Kondisi
Kecamatan
Ketergenangan
Wilayah
Kecamatan Buayan Petanahan Karanggayam
8
desa dinyatakan sebagai desa
Tabel 5. Kondisi ketergenangan wilayah Kecamatan Buayan, Petanahan dan Karanggayam No. 1. 2. 3.
Karanggayam,
rawan banjir yang meliputi: Desa Karanggayam,
Ketergenangan Tinggi Rendah Sedang
Desa
Desa
Kajoran,
Kebakalan,
Desa
Karangrejo,
Sumber: data sekunder, 2015 viii
Desa
Wonotirto,
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
Desa Gunungsari, Desa Selogiri
dibandingkan
dan Desa Clapar.
penghujan.
d. Kondisi
Kerawanan
Sungai-sungai
di
juga mengalami penurunan debit
Tabel 6. Kondisi kerawanan air bersih Kecamatan Buayan, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Karanggayam 1. 2. 3.
musim
wilayah Kecamatan Petanahan
Air
Bersih
No.
ketika
Kecamatan Buayan Petanahan Karanggayam
selama musim kemarau tetapi tidak sampai kering. Kecamatan Karanggayam memiliki tingkat
Kerawanan air bersih Sedang Rendah Sedang
kerawanan air bersih sedang. Sungai-sungai yang mengalir di Kecamatan Karanggayam selalu
Sumber: data sekunder, 2015
mengalir
Tabel 6 menunjukkan bahwa
karena
wilayahnya
memiliki
merupakan daerah tangkapan air
tingkat kerawanan air bersih
hujan. Sungai Luk-Ulo yang
yang sedang. Dari 18 kecamatan
merupakan sungai terbesar di
yang
Kabupaten Kebumen mengalir di
Kecamatan
ada,
Buayan
5
diantaranya
dinyatakan sebagai desa rawan
wilayah
air bersih, desa-desa tersebut
Karanggayam tetapi wilayahnya
diantaranya Desa Tugu, Desa
termasuk
Jogomulyo, Desa Nogoraji, Desa
langka.
Banyumudal,
e. Tekstur
Desa
Jatiroto.
yang rendah. Kebutuhan akan air bersih ketika musim kemarau
No.
masih tercukupi. Produktivitas
1. 2. 3.
air tanahnya sedang walaupun
debitnya
musim lebih
air
tanah
Tanah
dan
Tabel 7. Kondisi kerawanan longsor Kecamatan Buayan, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Karanggayam
tingkat kerawanan air bersih
saat
daerah
Kerawanan Longsor
Kecamatan Petanahan memiliki
pada
Kecamatan
Kecamatan Buayan Petanahan Karanggayam
Kerawanan longsor Tinggi Rendah Rendah
Sumber: data sekunder, 2015
kemarau rendah
ix
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
Tabel 8. Kondisi tekstur tanah Kecamatan Buayan, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Karanggayam No. 1. 2. 3.
Kecamatan
lerengnya sebagian besar > 40 % tetapi tekstur tanahnya yang solid dan saling terikat masing-
Tekstur tanah Pasir Liat Lempung
Buayan Petanahan Karanggayam
masing partikelnya menjadikan daerah ini memiliki kerawanan longsor yang rendah tetapi tidak
Sumber: data sekunder, 2015 Tabel
7
dan
Tabel
menutup
8
kemungkinan
menunjukkan bahwa Kecamatan
terjadinya bencana tanah longsor
Buayan merupakan kecamatan
di Kecamatan Karanggayam.
yang
f. Penggunaan Lahan
memiliki
longsor
kerawanan
tinggi.
Kecamatan
Tabel 9. Penggunaan lahan di Kecamatan Buayan, Kecamatan Petanahan dan Kecamatan Karanggayam
Wilayah
Buayan
yang
sebagian besar tekstur tanahnya
No.
Kecamatan
pasir dan memiliki kemiringan lereng
>
40
%
membuat
1.
Buayan
2.
Petanahan
3.
Karanggayam
daerahnya sering terjadi tanah longsor. Kecamatan Petanahan memiliki
kerawanan
rendah.
Tektur
longsor tanahnya
didominasi dengan tekstur tanah liat (halus) kemiringan 0 - 2 % membuat
daerahnya
hampir
61,60
56,36 70,47
Tabel 9 menunjukkan bahwa wilayah
Kecamatan
didominasi
Karanggayam tingkat
Persen tase
Sumber: data sekunder, 2015
tidak pernah terjadi longsor.
memiliki
Penggunaan lahan dominan Semak belukar, tegalan dan kebun campuran Sawah dan hutan Semak belukar, tegalan dan kebun campuran
Kecamatan jenis
Buayan
penggunaan
kerawanan
lahan semak belukar, tegalan dan
longsor yang rendah, tekstur
kebun campuran seluas 4.293.9
tanahnya
dengan
hektar atau 61,60 % dari total
lempung. Walaupun kemiringaan
luasnya. Kecamatan Petanahan
didominasi
x
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
didominasi dengan penggunaan
tanaman semusim dengan periode
lahan berupa sawah dan hutan
pencahayaan
seluas 2.578.58 hektar atau 56,36
sekitar 12 jam, kurang dari itu akan
% dari luas totalnya. Kecamatan
berpengaruh
Karanggayam
didominasi
penyimpanan pati. Singkong salah
dengan penggunaan lahan semak
satu jenis tanaman herbal tumbuh
belukar,
kebun
terbaik pada tanah liat berpasir
campuran dengan luas 7.627.79
ringan atau pada pasir lempung
hektar atau 70,47 % dari luas
yang lembab, sampai tanah yang
totalnya.
sangat subur, tetapi tidak baik pada
tegalan
3. Ketersediaan
dan
Bahan
optimum
yaitu
adalah
menghambat
tanah bertekstur dari pasir ke tanah
Baku
liat dan pada kesuburan tanah yang
Industri Kecamatan
Buayan
kecenderungan
memiliki
relatif
pengembangan
rendah.
Kecamatan
Kondisi Buayan
fisik yang
industri kecil-menengah pembuatan
merupakan perbukitan-pegunungan
lanting yang merupakan salah satu
karst yang kering dan memiliki
Produk Unggulan Daerah (PUD)
tekstur tanah pasir sangat cocok
Kabupaten
dengan
untuk budidaya tanaman singkong.
jumlah 92 unit. Bahan utama
Keterdapatan perkebunan singkong
pembuatan lanting ialah singkong/
terbanyak berada di Desa Buayan,
ubi
Desa
Kebumen
kayu.
Perolehan
singkong
sebagai bahan baku pembuatan
Buayan
dan
Desa
Adiwarno.
lanting didominasi dari wilayah Kecamatan
Wonodadi
Kecamatan Petanahan memiliki
sendiri.
kecenderungan
pengembangan
Tanaman Singkong tahan terhadap
industri kecil-menengah pembuatan
kekeringan di mana sebagian besar
gula
tanaman pangan lainnya tidak dapat
Produk Unggulan Daerah (PUD)
tumbuh atau mati. Sebagai tanaman
Kabupaten
tropis,
jumlah 158 unit. Bahan utama
singkong
merupakan xi
kelapa
yang
Kebumen
merupakan
dengan
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
pembuatan gula kelapa ialah nira.
penyinaran matahari yang lebih
Bahan baku pembuatan gula kelapa
tinggi khas daerah pantai.
(nira) berasal dari pohon kelapa
Kecamatan
yang perolehannya didominasi dari
memiliki
Kecamatan
pengembangan
Petanahan
sendiri
Karanggayam kecenderungan industri
terutama dari Desa Karangrejo,
menengah
Desa
Desa
bambu. Bahan utama pembuatan
dari
anyaman bambu ialah bambu itu
kebun-kebun pribadi masyarakat
sendiri yang lebih banyak diperoleh
Kecamatan
dari dalam wilayah Kecamatan
Karanggadung
Tegalretno
dan
dan
diperoleh
Petanahan.
Kondisi
pembuatan
kecil– anyaman
fisik Kecamatan Petanahan yang
Karanggayam.
merupakan dataran yang bagain
Karanggayam
selatannya
langsung
kondisi fisiknya berupa dataran
memungkinkan
tinggi dan banyak terdapat tebing
tanaman kelapa bisa tumbuh subur
yang curam, karena akarnya yang
sehingga dapat dimanfaatkan untuk
serabut dan kokoh mampu menahan
memperoleh bahan baku pembuatan
longsor.
gula kelapa. Masyarakat Kecamatan
memiliki
Petanahan sendiri memiliki kebun-
pencegah erosi, mengingat Wilayah
kebun kelapa yang letaknya di
Kecamatan
bagian selatan wilayah Kecamatan
merupakan
Petanahan. Pohon kelapa mampu
keterdapatan
sungainya
beradaptasi
pada
Bambu
tahan
kondisi fisik wilayah merupakan
namun
dataran pesisir pantai karena pohon
sumber tangkapan air yang sangat
kelapa tahan terhadap suhu yang
baik,
tinggi, angin yang kering dan panas,
meningkatkan
kondisi air tanah yang minim dan
(cadangan air bawah tanah) secara
dengan
berbatasan pantai
dengan
baik
nyata, xii
Kecamatan sebagian
Tanaman
besar
bambu
kemampuan
juga
sebagai
Karanggayam wilayah
juga
mampu
tinggi.
kekeringan, memperbaiki
sehingga
meningat
yang
mampu
water
kondisi
storage
fisik
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
Kecamatan Karanggayam memiliki
produksi yang dikeluarkan para
kerawanan kekeringan yang tinggi,
pelaku industri.
budidaya tanaman bambu sebagai
4. Analisis
tanaman konservasi dapat menjadi
Industri
pertimbangan. Bambu merupakan
dengan Menggunakan Analisis
tanaman yang mudah ditanam serta
Overlay
memiliki pertumbuhan yang sangat
Analisis
cepat,
tidak
membutuhkan
analisis
Kesesuaian
Lokasi
Kecil-Menengah
overlay yang
merupakan menggunakan
perawatan khusus, dapat tumbuh
beberapa tema yang digabungkan
pada semua jenis tanah,
atau ditumpangsusunkan menjadi
membutuhkan
tidak
investasi besar,
satu tema peta baru dengan melalui
sudah dewasa pada umur 3 – 5
proses
tahun dan dapat di panen setiap
Kesesuainan lahan untuk lokasi
tahun
rumpun,
industri kecil-menengah diperoleh
sehingga budidaya tanaman bambu
dari proses overlay. Peta yang
cocok di daerah ini karena tanaman
dioverlay
bambu sebagai bahan baku utama
peruntukan
pembuatan anyaman bambu mampu
kemiringan lereng, peta ketinggian
beradaptasi dengan kondisi fisik
tempat,
yang sedemikian rupa termasuk di
geologis dan peta penggunaan lahan
wilayah Kecamatan Karanggayam.
sehingga
Peningkatan
produktivitas
kesesuaian lokasi industri kecil-
dan
bambu
menengah. Proses overlay dari peta-
memenuhi
peta parameter kesesuaian lokasi
tanpa
singkong, penting
merusak
kelapa agar
dapat
pemberian
yaitu
bobot
peta
nilai.
kawasan
industri,
peta
peta
hidrologis,
peta
menghasilkan
kebutuhan akan bahan baku industri
industri
yang
dikalikan dengan bobot nilai pada
ada
di
masing-masing
kecil-menengah
peta
setelah
kecamatan karena jika bahan baku
masing-masing
diperoleh dari wilayah setempat
menghasilkan
maka
lokasi industri kecil-menengah.
akan
menghemat
biaya xiii
parameter peta
akan
kesesuaian
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
Tabel 10. Klasifikasi wilayah yang sesuai untuk industri kecilmenengah dengan analisis kondisi fisik wilayah 1.
Keunggulan potensi Sangat sesuai
2.
Kurang sesuai
3.
Tidak Sesuai
No
1. Kecamatan Petanahan Kecamatan Petanahan memiliki kondisi fisik yang sesuai untuk
Kecamatan
lokasi
Petanahan Buayan, Karanggayam -
industri
kecil-menengah
tetapi diperlukan perbaikan fasilitas transportasi seperti kondisi jalan
Sumber: hasil analisis, 2015
dan pembuatan terminal bus tipe C di Kecamatan Petanahan, perbaikan
Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa kecamatan yang memiliki
fasilitas
kondisi fisik wilayah paling sesuai
peningkatan
untuk
peningkatan produktifitas tanaman
lokasi
menengah
industri
adalah
kecil-
kelapa
Kecamatan
sosial-ekonomi investasi
sebagai
pembuatan gula kelapa.
lahan
2. Kecamatan Buayan
dataran
rendah.
Kecamatan
sedangkan Kecamatan Buayan yang memiliki
bentuk
lahan
sesuai
berupa
untuk
dan
bahan
Petanahan yang memiliki bentuk berupa
serta
baku
Buayan
kurang
lokasi
industri
perbukitan-pegunungan karst dan
sehingga perlu adanya perbaikan
Kecamatan
drainase, perbaikan kontur dengan
memiliki
Karanggayam bentuk
lahan
yang
pembuatan
berupa
sengkedan
untuk
perbukitan pegunungan struktural
mengurangi resiko tanah longsor di
kurang sesuai untuk lokasi industri
Kecamatan Buayan agar aktivitas
kecil-menengah.
industri
tidak
terhambat.
Pemenuhan kebutuhan akan air B. Arahan
dan
bersih
Strategi
bisa
ditopang
pengembangan
memanfaatkan
Arahan dan strategi pengembangan
PDAM Kabupaten Kebumen serta
kawasan
di
Kabupaten
sumber
dengan air
dari
dengan perbaikan sarana-prasarana
Kebumen
transportasi
sebagai berikut:
peningkatan xiv
dan
sosial-ekonomi, investasi
dan
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
peningkatan produktifitas tanaman
sebelumnya,
singkong sebagai bahan baku utama
kesimpulan:
pembuatan lanting.
maka
1. Analisis
3. Kecamatan Karanggayam Kecamatan
dapat
ditarik
keruangan
untuk
mengetahui kesesuaian lokasi
Karanggayam
industri
kecil-menengah
kurang sesuai untuk lokasi industri
dilakukan dengan mencari nilai
sehingga
perlu
indeks persebaran industri kecil-
pembuatan
sengkedan
dilakukan untuk
menengah.
mengurangi resiko tanah longsor,
industri
perbaikan
Kecamatan
sarana-prasarana
Indeks
persebaran
kecil-menengah Petanahan
di 0,85;
transportasi dan sosial ekonomi,
Kecamatan buayan 0,70; dan
perbaikan saluran drainase serta
Kecamatan Karanggayam 1,22
pemanfaatan sumber air PDAM
yang artinya ketiga kecamatan
Kabupaten Kebumen sebagai upaya
tersebut
pengurangan
persebaran
resiko
kekeringan,
peningkatan kualitas dan kuantitas hasil
produksi
peningkatan
dengan investasi
memiliki
pola
industri
kecil-
menengah acak (random).
cara
2. Berdasarkan analisa kondisi fisik
dan
wilayah, kecamatan yang sesuai
peningkatan penyediaan bahan baku
untuk
industri anyaman bambu sehingga
Kabupaten
kebutuhan
Kecamatan Petanahan dengan
akan
bahan
baku
pembuatan anyaman bambu dapat
lokasi
industri
Kebumen
di
adalah
nilai kondisi fisik wilayah.
terpenuhi.
3. Berdasarkan ketersediaan bahan baku
industri,
Kecamatan
KESIMPULAN DAN SARAN
Buayan
A. Kesimpulan
pengembangan industri lanting,
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan
Kecamatan
yang telah dilakukan
cocok
untuk
Petanahan
cocok
untuk pengembangan industri gula xv
kelapa
dan
Kecamatan
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
Karanggayam
cocok
untuk
lokasi industri sehingga perlu
pengembangan industri anyaman
adanya
bambu. 4. Berdasarkan identifikasi/ arahan pengembangan
kawasan
peruntukan
industri
perbaikan
drainase,
perbaikan
kontur
dengan
pembuatan
sengkedan
untuk
mengurangi resiko tanah longsor
di
di
Kecamatan
Buayan
Kabupaten Kebumen meliputi:
aktivitas
menyusun arahan atau strategi
terhambat.
pengembangan
masing-
kebutuhan akan air bersih bisa
Kecamatan
ditopang dengan memanfaatkan
masing
di
wilayah
industri
agar tidak
Pemenuhan
Petanahan, Kecamatan Buayan
sumber
dan Kecamatan Karanggayam
Kabupaten
dengan memperhatikan kondisi
dengan
fisik wilayah dan analisis spasial.
prasarana transportasi dan sosial-
(1)
ekonomi, peningkatan investasi
Kecamatan
memiliki sesuai
kondisi
untuk
Petanahan fisik
lokasi
kecil-menengah diperlukan
perbaikan
air
dari Kebumen
perbaikan
PDAM serta sarana-
yang
dan peningkatan produktifitas
industri
tanaman singkong sebagai bahan
tetapi
baku utama pembuatan lanting.
fasilitas
(3)
Kecamatan
transportasi seperti kondisi jalan
kurang
dan pembuatan terminal bus tipe
industri sehingga perlu dilakukan
C
pembuatan
sengkedan
untuk
mengurangi
resiko
tanah
di
Kecamatan
perbaikan
Petanahan,
fasilitas
sosial-
sesuai
Karanggayam untuk
ekonomi
serta
peningkatan
longsor,
investasi
dan
peningkatan
prasarana transportasi dan sosial
produktifitas
perbaikan
sebagai bahan baku pembuatan
drainase
serta
gula
sumber air PDAM Kabupaten
(2)
kelapa
sarana-
ekonomi,
kelapa.
tanaman
perbaikan
lokasi
Kecamatan
Buayan kurang sesuai untuk
Kebumen xvi
saluran
pemanfaatan
sebagai
upaya
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
pengurangan resiko kekeringan, peningkatan
kerjasama
antar
dan
daerah agar tercapai keberhasilan
kuantitas hasil produksi dengan
pembangunan regional terutama
cara peningkatan investasi dan
dalam
peningkatan penyediaan bahan
kemampuan daerah pada bidang
baku industri anyaman bambu
industri.
sehingga kebutuhan akan bahan
4. Pemerataan
baku
kualitas
3. Peningkatan
pembuatan
anyaman
upaya
meningkatkan
kegiatan
pembangunan
bambu dapat terpenuhi.
berdasarkan
potensi yang dimiliki masingmasing wilayah dengan cara
B. Saran Saran dari penelitian ini adalah
peningkatan
sebagai berikut:
sarana-prasarana
terutama difokuskan ke daerah
1. Meningkatkan
dan
memiliki
ketersediaan
mengembangkan potensi industri
sarana-prasarana
yang rendah
yang
sehingga mendorong kegiatan
terdapat
di
Kebumen
tidak
termasuk
ke
yang
Kabupaten
hanya
dalam
yang
pengembangan wilayah.
Produk
Unggulan Daerah (PUD) saja,
DAFTAR PUSTAKA
tetapi
A. Buku Bintarto & Surastopo H. (1991). Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES
juga
industri
lain
potensi-potensi yang
ada
di
Kabupaten Kebumen. 2. Peningkatan
peran
kawasan
Eddy Prahasta. (2001). KonsepKonsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika
peruntukan industri di kabupaten Kebumen
agar
menjalankan meningkatkan wilayah
perannya daya
terutama
dapat
Ernan R, dkk. (2009). Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
dalam saing dengan
Hadi Sabari Yunus. (2010). Metodologi Penelitian Wilayah.
mempertimbangkan kondisi fisik dan analisa spasial. xvii
Kesesuaian Lokasi…..(Eka Ari Purnami)
18