ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS LOKASI INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR DI KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Oleh: ERMA WAHYUNINGRUM NIRM : E 100120042
FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
LAND SUITABILITY ANALYSIS FOR PRIORITY DETERMINATION OF MEDIUM AND LARGE INDUSTRIAL LOCATIONS IN THE GODEAN SUB DISTRICT, SLEMAN DISTRICT
Erma Wahyuningrum Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTARCT Land requirement for the provision of industrial locations increased in line with the development in other sectors are also growing rapidly, while the land area that is relatively fixed. The purpose of this study is 1) Knowing land characteristics suitable for determination of medium and large industrial locations in the Godean Sub District, 2) Determine of land suitability level for medium and large industrial locations in the Godean Sub District and 3) Determine development priority level of medium and large industrial locations in the Godean Sub District based Land Use Detail Plan (RDTR). The method used in this study is qualitative, it’s using parameters scoring and weighting all the land. Determination development priority of medium and large industrial location using matching method which integrate between two variables, that is land suitability map with Land Use Detail Plan (RDTR) map. Land characteristic of suitable for medium and large industrial locations in the Godean District is a fluvio volcanic plains with slope 0-8%, which is composed of soil texture SW, SP and SM with a slight level of vulnerability to erosion. In addition, it has a COLE index between 0,011 – 0,06 and soil drainage conditions with moderate to rapid drainage, soil bearing capacity 2,75 – >4,50 kg/cm2 with depth of water table 5 – <10 meters, type of land use is shrubs, vacant land, mixed gardens, pasture, settlements and field, distance to major road <200 – 400 meters and distance to infrastructure <300 – 500 meters. Godean districts have 5 land suitability classes that is: very suitable class (S1) area of 685 hectares located in the Sidorejo, Sidoluhur and Sidomulyo, moderate suitable class (S2) area of 1439 hectares located in the Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoluhur and Sidoarum, marginally suitable class (S3) area of 334 ha located in the Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidomoyo and Sidoarum, not suitable current class (N1) area of 78 hectares and not suitable permanent class (N3) area of 148 hectares located in the Sidorejo and Sidoluhur. Level development priority of medium and large industrial locations in the Godean Sub District that is first priority land area of 49 hectares contained in the Sidoluhur, Sidokarto, Sidomoyo and Sidoarum, second priority land area of 47 hectares contained in the Sidoluhur, Sidoagung, Sidomulyo and Sidokarto and not prioritized land area of 2588 hectares contained in the Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoluhur and Sidoarum. Keyword: land suitability, industrial locations priority, medium and large industries.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS LOKASI INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR DI KECAMATAN GODEAN, KABUPATEN SLEMAN
Erma Wahyuningrum Fakultas Geografi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
INTISARI Kebutuhan lahan untuk penyediaan lokasi industri meningkat selaras dengan pembangunan pada sektor-sektor lain yang juga semakin pesat, sedangkan luas lahan yang ada relatif tetap. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui karakteristik lahan yang sesuai untuk penentuan lokasi industri menengah dan besar di Kecamatan Godean, 2) Menentukan tingkat kesesuaian lahan untuk lokasi industri menengah dan besar di Kecamatan Godean dan 3) Menentukan tingkat prioritas pengembangan lokasi industri menengah dan besar di Kecamatan Godean berdasarkan Rencana Detil Tata Ruang (RDTR). Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu dengan menggunakan metode pengharkatan dan pembobotan semua parameter lahan. Penentuan prioritas pengembangan lokasi industri menengah dan besar dilakukan dengan menggunakan metode matching yang memadukan antara dua variabel yaitu peta kesesuaian lahan dengan peta Rencana Detil Tata Ruang (RDTR). Karakteristik lahan yang sesuai untuk lokasi industri menengah dan besar di Kecamatan Godean adalah lahan berupa dataran fluvio volkanik dengan kemiringan lereng 0 – 8% yang tersusun atas tekstur tanah SW, SP dan SM dengan tingkat kerawanan erosi ringan. Selain itu mempunyai nilai COLE antara 0,011 – 0,06 dan kondisi drainase dengan pengaliran sedang sampai cepat, daya dukung tanah 2,75 – >4,50 kg/cm2 dengan kedalaman muka air tanah 5 – <10 meter, serta jenis penggunaan lahan berupa semak belukar, lahan kosong, kebun campuran, tegalan, permukiman dan sawah yang mempunyai jarak terhadap jalan utama <200 – 400 meter dan jarak terhadap infrastruktur <300 – 500 meter. Kecamatan Godean mempunyai 5 kelas kesesuaian lahan yaitu: kelas sangat sesuai (S1) seluas 685 Ha yang terdapat di Kelurahan Sidorejo, Sidoluhur dan Sidomulyo, kelas cukup sesuai (S2) seluas 1439 Ha yang terdapat di Kelurahan Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoluhur dan Sidoarum, kelas sesuai marginal (S3) luas 334 Ha yang terdapat di Kelurahan Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidomoyo dan Sidoarum, kelas tidak sesuai saat ini (N1) seluas 78 Ha serta kelas tidak sesuai permanen (N3) seluas 148 Ha yang terdapat di Kelurahan Sidorejo dan Sidoluhur. Tingkat prioritas pengembangan lokasi industri menengah dan besar di Kecamatan Godean yaitu lahan prioritas I seluas 49 yang terdapat di Kelurahan Sidoluhur Sidokarto, Sidomoyo dan Sidoarum, lahan prioritas II seluas 47 Ha yang terdapat di Kelurahan Sidoluhur, Sidoagung, Sidomulyo dan Sidokarto serta lahan tidak diprioritaskan seluas 2588 Ha atau 96,9% yang terdapat di Kelurahan Sidorejo, Sidoluhur, Sidoagung, Sidomulyo, Sidokarto, Sidoluhur dan Sidoarum. Kata Kunci: kesesuaian lahan, prioritas lokasi industri, industri menengah dan besar.
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Bismillahirrahmanirrahim Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Nama
: ERMA WAHYUNINGRUM
NIM
: E 100120042
Fakultas/Jurusan
: Geografi/Geografi
Jenis
: Skripsi
Judul
: ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENENTUAN PRIORITAS LOKASI INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR
DI KECAMATAN
GODEAN,
KABUPATEN
SLEMAN Dengan ini saya menyatakan bahwa saya menyetujui untuk: 1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk secara pribadi tanpa melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari semua tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguh-sungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Surakarta,
Agustus 2013
Yang Menyatakan
( Erma Wahyuningrum )
bagi
PENDAHULUAN
peningkatan
pendapatan
daerah.
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Kehadiran industri dalam skala besar yang
telah mampu meningkatkan taraf kehidupan
dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak
penduduknya berupa kenaikan pendapatan
juga menjadi faktor yang menyebabkan
wilayah
aktifitas perekonomian tinggi. Namun di
yang
pertumbuhan
ditunjukkan
kegiatan
dengan
produksi
dan
sisi lain, apabila pengembangan industri
konsumsi. Pertumbuhan ini juga membawa
tidak diarahkan, maka akibatnya dapat
dampak pada penggunaan sumberdaya alam
merugikan daya dukung lingkungan serta
yang lebih besar dan pengeksploitasian
menimbulkan
lingkungan untuk kebutuhan industri, bisnis
lingkungan
maupun kegiatan sosial.
pembangunan.
Permasalahan
dalam penggunaan lahan sifatnya umum di
masalah sehingga
Pemilihan
kerusakan
dapat
merugikan
lokasi
untuk
berbagai wilayah, terutama bagi suatu
pembangunan industri perlu diperhitungkan
wilayah yang sedang berkembang akan
sebaik-baiknya agar tidak terjadi degradasi
menjadi
dengan
lahan maupun gangguan terhadap kondisi
terjadinya peningkatan jumlah penduduk
sosial ekonomi di sekitarnya. Penentuan
dan proses industrialisasi (Sitorus, 1985).
lokasi
Menghadapi
memerlukan suatu analisis kesesuaian lahan
menonjol
bersamaan
tekanan
penduduk
yang
yang
tepat
industri
semakin tinggi, maka tantangan yang
yang
dihadapi adalah bagaimana dan seberapa
parameter lahan. Pemilihan lokasi yang
cepat
dilakukan
lapangan
pekerjaan
baru
dapat
menggunakan
untuk
secara
beberapa
data
terestrial
akan
diciptakan bagi para angkatan kerja yang
menghabiskan banyak waktu, tenaga dan
setiap tahunnya selalu bertambah.
biaya (Sutanto, 1986). Dengan teknik
Salah satu usaha untuk menekan jumlah pengangguran tingkat
mengurangi
penduduk
jauh,
hal
diminimalkan
karena
ini
selain
dapat efisien,
adalah
penggunaan citra satelit mampu mencakup
industri.
area yang luas. Pengolahan data dari hasil
Pembangunan industri akan memberikan
interpretasi citra satelit dapat dilakukan
dampak positif terhadap lingkungan dan
dengan menggunakan sistem informasi
masyarakat, seperti tersedianya jaringan
geografis
jalan, telekomunikasi, listrik, air bersih, dan
mempunyai kemampuan dalam mengelola,
kesempatan kerja yang mampu berperan
menyimpan, memproses/memanipulasi dan
dengan
kemiskinan
dan
penginderaan
pembangunan
(SIG),
karena
sistem
ini
1
menganalisis serta merepresentasikan data.
tahun 2007 ke tahun 2010 yaitu dari 8,14%
Mengingat kemampuan yang dimiliki oleh
menjadi 8,47% (BPS, 2010). Perkembangan
sistem informasi geografis (SIG) dalam
industri
menangani
yang
memungkinkan terjadinya peningkatan dari
bereferensi geografis dengan berbagai cara
industri kecil menjadi industri menengah
dan bentuk, maka peneliti memanfaatkan
sampai industri besar untuk beberapa tahun
sistem
dan
ke depan, terutama untuk industri genteng,
menganalisis lahan yang diperuntukkan
batubata maupun keramik. Hal tersebut
untuk lokasi pengembangan industri.
dikarenakan melihat dari potensi lahan di
ini
masalah
guna
Kecamatan
informasi
merencanakan
di
merupakan
Kota
Yogyakarta,
menyediakan bahan baku berupa tanah
sehingga di daerah tersebut banyak terdapat
lempung di daerah perbukitan denudaional
pusat pendidikan, perdagangan dan jasa.
dan bukit sisa seperti Gunung Butak
Kecamatan Godean dapat dijadikan wilayah
maupun Gunung Berdjo dengan kualitas
pengembangan industri dilihat dari sumber
cukup baik. Faktor sumberdaya alam inilah
daya manusianya yang cukup besar yaitu
yang dipergunakan sebagai modal dasar
63.642 jiwa dan luas wilayah 2.684 ha
untuk menarik para investor sehingga
(BPS, 2010). Selain itu perkembangan
industri mempunyai orientasi pemasaran
industri menengah dan besar di Kecamatan
yang lebih besar.
aglomerasi
Godean cukup mengalami peningkatan dari tahun 2000 sampai tahun 2010.
Godean
yang
Godean
Godean
wilayah
Kecamatan
Kecamatan
mampu
Pembangunan industri di Kecamatan Godean dapat dipergunakan sebagai salah satu
usaha
pemerataan
pembangunan
ekonomi pada wilayah tersebut. Melihat fakta
bahwa
masih
tingginya
jumlah
penduduk miskin di Kecamatan Godean yaitu
22,1% dari keseluruhan jumlah
penduduk serta pendapatan per kapita yang masih rendah yaitu 14,8% dibandingkan Gambar 1. Diagram Jumlah Unit Industi di Kecamatan Godean Tahun 2000-2010 Penyerapan tenaga kerja pada sektor
dengan kecamatan
lain di Kabupaten
Sleman (BPS, 2010). Berdasarkan latar
industri menengah dan besar di Kecamatan
belakang dan permasalahan tersebut, maka
Godean juga mengalami peningkatan dari
tujuan dari penelitian ini adalah:
2
1.
2.
3.
Mengetahui karakteristik lahan yang
drainase tanah, dan daya dukung tanah.
sesuai untuk penentuan lokasi industri
Dari penilaian dengan metode scoring dan
menengah dan besar di Kecamatan
pembobotan maka diperoleh nilai akhir
Godean.
untuk mengetahui kelas kesesuaiannya
Menentukan tingkat kesesuaian lahan
untuk lokasi industri menengah dan besar.
untuk lokasi industri menengah dan
Penentuan
besar di Kecamatan Godean.
tersebut dirumuskan sebagai berikut:
Menentukan
tingkat
pengembangan
prioritas
lokasi
interval
Tabel 1. Kelas Kesesuaian Lahan untuk Lokasi Industri Menengah dan Besar No.
Tata Ruang (RDTR). 1.
Kelas Kesesuaian Lahan Sangat Sesuai (S1)
METODE PENELITIAN
untuk lokasi industri menengah dan besar
2.
Cukup Sesuai (S2)
3.
Sesuai Marginal (S3)
4.
Tidak Sesuai Saat ini (N1)
5.
Tidak Sesuai Permanen (N2)
dalam penelitian ini menggunakan metode pengharkatan
(scoring)
dengan
mempertimbangkan faktor pembobot untuk setiap parameter. Faktor pembobot pada masing-masing parameter didasarkan atas tingkatan pengaruhnya terhadap kesesuaian lahan untuk penentuan lokasi industri menengah dan besar. Parameter
yang akan
diberikan
terhadap infrastruktur yang meliputi gardu listrik,
gardu
telepon
dan
PDAM,
kedalaman muka air tanah, bentuklahan, kemiringan lereng, kerawanan bencana, tekstur
tanah,
kembang
kerut
tanah,
Keterangan
Lahan memiliki pembatas ringan apabila digunakan untuk lokasi industri Lahan memiliki pembatas sedang apabila digunakan untuk lokasi industri Lahan memiliki pembatas berat apabila digunakan untuk lokasi industri Lahan memiliki pembatas sangat berat apabila digunakan untuk lokasi industri namun dapat diatasi hanya tidak dapat diatasi dengan pengetahuan sekarang dan membutuhkan biaya banyak Lahan mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk digunakan bagi suatu penggunaan yang lestari
Sumber : Sutanto (1992)
harkat dan bobot antara lain penggunaan lahan, jarak terhadap jalan utama, jarak
kelas
jumlah kelas
menengah dan besar di Kecamatan
Analisis tingkat kesesuaian lahan
setiap
KI = (skor tertinggi) – (skor terendah)
industri
Godean berdasarkan Rencana Detil
pada
Analisis lokasi
industri
prioritas
pengembangan
menengah
dan
besar
dilakukan dengan menggunakan metode matching
yaitu
suatu
metode
yang
memadukan antara dua variabel sehingga diperoleh suatu data baru. Penelitian ini akan
membandingkan
antara
peta
3
kesesuaian lahan dengan peta Rencana
endapan piroklastik, lahar dan endapan
Detil Tata Ruang (RDTR) yang berisi
alluvium rombakan vulkanik dengan tekstur
mengenai
yang
batuan yang halus dengan kemiringan
pengembangan
lereng 0% – 8% di Kelurahan Sidoagung,
alokasi
direncanakan
lahan-lahan
untuk
berbagai jenis kawasan termasuk lahan
Sidokarto,
Sidomulyo,
untuk pengembangan industri.
Sidoarum.
Tekstur tanah
Tabel 2. Hubungan Antara Kesesuaian Lahan dan RDTR Dengan Prioritas Pengembangan Lokasi Industri Menengah dan Besar Kelas Kesesuaian Lahan Sangat Sesuai (S1) Cukup Sesuai (S2) Sesuai Marginal (S3) Sangat Sesuai (S1) Cukup Sesuai (S2) Sesuai Marginal (S3) Tidak Sesuai Saat ini (N1) Tidak Sesuai Permanen (N2) Tidak Sesuai Saat ini (N1) Tidak Sesuai Permanen (N2)
RDTR
Prioritas Pengembangan
Selaras
Prioritas I
Selaras
Prioritas II
Selaras
Prioritas II
Tidak Selaras Tidak Selaras Tidak Selaras Selaras
Tidak Prioritas
berupa
pasir
Sidomoyo
bergradasi
dan
yang sesuai baik,
pasir
berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus (SW) yang tersebar di
di Kelurahan Sidoluhur,
Sidomulyo dan Sidoarum pasir bergradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak mengandung butiran halus (SP) yang tersebar di di Kelurahan Sidoagung, Sidokarto, Sidomoyo dan pasir berlanau,
Tidak Prioritas
campuran pasir lanau (SM) yang tersebar di
Tidak Prioritas
Kelurahan Sidorejo, Sidoluhur, Sidomoyo,
Tidak Prioritas
dan Sidoarum. Nilai kembang kerut yang
Selaras
Tidak Prioritas
paling sesuai adalah nilai COLE yang
Tidak Selaras Tidak Selaras
Tidak Prioritas
semakin kecil angkanya yaitu 0,011 – 0,03 yang terdapat di Kelurahan Sidomoyo,
Tidak Prioritas
Kelurahan Sidoagung, Kelurahan Sidorejo
Sumber : Pengolahan data
dan Kelurahan Sidoluhur. Kondisi drainase
HASIL DAN PEMBAHASAN
tanah yang sesuai adalah lahan dengan
Karakteristik
pengaliran cepat yang tersebar di Kelurahan
Lahan
di
Kecamatan
Godean
Sidomoyo, Kelurahan Sidoarum, Kelurahan
Karakteristik lahan di Kecamatan
Sidokarto, Kelurahan Sidomulyodan lahan
Godean yang sesuai untuk lokasi industri
dengan pengaliran sedang yang sedikit
menengah dan besar di Kecamatan Godean
terpengaruh
didasarkan atas kondisi fisik lahan pada 11
tersebar di Kelurahan Sidoagung dan
parameter
Parameter
Kelurahan Sidoluhur. Daya dukung tanah
berupa bentuklahan yang sesuai adalah
yang sesuai adalah daya dukung tanah yang
yang
digunakan.
fluktuasi
air
tanah
yang
dataran fluvio volkanik yang tersusun atas 4
nilainya >4,50 kg/cm2 – 4,50 kg/cm2 yang
skor total 126– 150, kelas sesuai marginal
tersebar di Kelurahan Sidorejo, Sidokarto,
(S3) dengan skor total 102 – 125, kelas
Sidoarum dan Sidomoyo.
tidak sesuai saat ini (N1) dengan skor total
Parameter berupa kedalaman muka
77 – 101 dan kelas tidak sesuai permanen
air tanah yang sesuai adalah antara 5 – 15
(N2) dengan skor total 52 – 76.
meter
Tabel 3. Luas Lahan Menurut Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Lokasi Industri Menengah dan Besar di Kecamatan Godean
yang
terdapat
di
Kelurahan
Sidoagung, Sidokarto, Sidomoyo Sidoarum, Sidorejo dan Sidoluhur. Lahan yang sesuai dijadikan lokasi industri menengah dan besar adalah lahan yang mempunyai tingkat kerawanan yang rendah. Daerah dengan tingkat erosi ringan sampai sangat ringan terdapat
di
Sidokarto,
Kelurahan
Sidoarum,
Sidomulyo,
Sidomoyo
dan
Sidorejo bagian selatan, Sidoluhur dan Sidoagung. Jenis penggunaan lahan yang paling sesuai digunakan untuk lokasi
Sumber: Pengolahan Data Lahan
di
Kecamatan
Godean
industri menengah dan besar adalah lahan
masuk ke dalam kelas sangat sesuai (S1)
yang masih berupa semak belukar, lahan
karena mempunyai daya dukung fisik yang
kosong, kebun campuran dan, tegalan
sangat baik berupa dataran fluvio vulkanik
dengan
keterjangkauan
utama
<200
terhadap
jalan
dengan kemiringan lereng datar (0 – 2%)
meter
dan
sampai landai (2 – 8%) yang tersusun oleh
infrastruktur
pasir bergradasi baik, pasir berkerikil,
berupa gardu listrik, gardu telepon dan
sedikit atau sama sekali tidak mengandung
PDAM <300 – 500 meter.
butiran halus (SW) dan pasir bergradasi
Analisis Kesesuaian Lahan untuk Lokasi
buruk, pasir berkerikil, sedikit atau sama
Industri Menengah dan Besar
sekali tidak mengandung butiran halus
keterjangkauan
–
400
terhadap
Berdasarkan hasil pengharkatan dan pembobotan dari 11
parameter
(SP). Kondisi kembang kerut tanah pada
maka
lahan ini antara 0,011 – 0,06 dengan daya
diperoleh 5 kelas kesesuaian lahan yaitu
dukung tanah yang besar yaitu >4,50 – 4,50
kelas sangat sesuai (S1) dengan skor total
kg/cm2 dan drainase tanah yang mempunyai
151 – 174, kelas cukup sesuai (S2) dengan
pengaliran sedang sampai cepat. Kondisi
5
kedalaman muka air tanah antara 5 – 10
kerawanan erosi yang ringan sampai sangat
meter dengan tingkat kerawanan erosinya
ringan. Jenis penggunaan lahan pada kelas
sangat ringan. Jenis penggunaan lahan pada
ini meliputi: kebun campuran, tegalan,
kelas ini meliputi: semak belukar, lahan
permukiman,
kosong,
tegalan,
keterjangkauan
dengan
utama berupa jalan yaitu <200 meter –
keterjangkauan terhadap jalan yaitu <200–
>800 meter dan keterjangkauan terhadap
400 meter dan keterjangkauan terhadap
yaitu <300 meter – >900 meter. Faktor
infrastruktur yaitu <300 – 500 meter.
pembatas dalam kelas ini adalah kedalaman
kebun
permukiman,
campuran, lahan
jasa
lahan
jasa
terhadap
dengan
infrastruktur
Lahan di Kecamatan Godean masuk
muka air tanah yang terlalu dangkal dan
ke dalam kelas cukup sesuai (S2) karena
keterjangkauan terhadap jalan utama serta
mempunyai kondisi fisik yang cukup
kurangnya ketersediaan infrastruktur.
mendukung tetapi terdapat faktor pembatas
Lahan kelas sesuai marginal (S3) di
yang sifatnya sedang. Kelas lahan ini
Kecamatan
merupakan dataran fluvio vulkanik dengan
mendukung, tetapi pada lahan ini terdapat
dengan kemiringan lereng datar (0 – 2%)
faktor pembatas yang berat sehingga lebih
sampai landai (2 – 8%) yang lebih banyak
menyulitkan untuk pengembangan lokasi
bertekstur pasir berlanau, campuran pasir –
industri menengah dan besar. Lahan kelas
lanau
berlempung,
ini merupakan dataran fluvio vulkanik dan
campuran pasir – lempung (SC). Beberapa
lereng kaki perbukitan denudasional dengan
wilayah juga mempunyai jenis tekstur tanah
kemiringan lereng yang berkisar antara 2 –
berupa
pasir
15% dengan jenis tekstur tanah berupa pasir
berkerikil, sedikit atau sama sekali tidak
berlempung, campuran pasir – lempung
mengandung butiran halus (SW) maupun
(SC) dan lanau organik atau lempung
pasir bergradasi buruk, pasir berkerikil,
berlanau organik (OL). Kondisi drainase
sedikit atau sama sekali tidak mengandung
tanah pada kelas ini mempunyai pengaliran
butiran halus (SP). Kondisi kembang kerut
sedang – lambat dengan kedalaman muka
tanah antara 0,011 sampai 0,06, drainase
air tanah antara 10 – 15 meter dan tingkat
tanah pada kelas lahan ini didominasi oleh
kerawanan
kondisi pengaliran yang sedang sampai
penggunaan lahan berupa lahan galian,
cepat, daya dukung tanah antara 1,75
sawah,
kg/cm2 sampai 4,50 kg/cm2 dan tingkat
beberapa lahan permukiman dengan jarak
(SM)
pasir
dan
pasir
bergradasi
baik,
Godean
erosi
sebenarnya
yang
kebun campuran,
sedang.
cukup
Jenis
tegalan dan
6
terhadap jalan yaitu <200– >800 meter dan
Kelas tidak sesuai permanen (N2)
jarak terhadap infrastruktur yaitu <300 –
merupakan lahan yang tidak mendukung
>900 meter. Faktor yang menjadi pembatas
apabila digunakan sebagai lokasi industri
dalam kelas sesuai marginal adalah kondisi
menengah dan besar, karena mempunyai
kembang kerut tanah yang besar yaitu ,031
faktor pembatas sangat berat yang tidak
– 0,09 dan daya dukung tanah yang rendah
dapat diatasi. Lahan pada kelas ini adalah
yaitu 1,75 – 2,75 kg/cm2. Lahan pada kelas
daerah perbukitan denudasional baik yang
ini lebih cocok apabila digunakan sebagai
terkikis kuat, sedang maupun lemah dan
kawasan budidaya jenis lain.
bukit sisa dengan kemiringan lereng 15 -
Kelas tidak sesuai pada saat ini (N1)
>30%, sehingga tingkat kerawanan erosinya
merupakan lahan dengan kualitas yang
berat. Kondisi tersebut menyebabkan lahan
tidak mendukung dan mempunyai faktor
pada
pembatas sangat berat apabila digunakan
dibangun sebagai lokasi industri menengah
sebagai lokasi industri menengah dan besar.
dan besar seperti robohnya bangunan
Namun faktor pembatas tersebut masih
industri karena terjadi longsoran lahan
dapat
galian di daerah perbukitan yang dijadikan
diatasi
dengan
membutuhkan
kelas
lebih
berisiko
sebagai
besar
waktu
sebagai bahan baku industri setempat.
perbaikan yang lama. Morfologi lahan dari
Selain itu juga tingkat erosi yang berat
kelas ini adalah lereng kaki perbukitan
menyebabkan lahan menjadi kritis karena
denudasional
erosi menyebabkan lapisan tanah bagian
dan
membutuhkan
bukit
sisa
dengan
paling
kerawanan erosi
yang sedang sampai
menyisakan tanah yang tandus, sehingga
dengan berat. Faktor pembatas yang kelas
mampu meretakkan dan menghancurkan
ini adalah kondisi tekstur tanahnya yang
dinding batuan. Lahan pada kelas tidak
tersusun atas lanau organik atau lempung
sesuai permanen (N2) lebih sesuai apabila
berlanau
lempung
dimanfaatkan sebagai penggunaan yang
organik dengan plastisitas sedang sampai
lestari seperti kawasan konservasi ataupun
tinggi (OH) serta kondisi drainase yang
kawasan penyangga, karena lahan tersebut
lambat sampai sangat lambat. Lahan kelas
harus
ini lebih sesuai apabila dijadikan sebagai
konservasi tanah dan air untuk menjaga
kawasan penyangga.
kelangsungan lahan potensialnya.
(OL)
dan
menjadi
lempung
kemiringan 8 – 30% dengan tingkat
organik
atas
pertambangan
untuk
teknologi yang canggih dan biaya yang sehingga
area
ini
mendapat
terkelupas
pengelolaan
dan
atau
7
Analisis
Penentuan
Pengembangan
Prioritas
dikembangkan menjadi industri menengah
Industri
dan besar di Kecamatan Godean. Penetapan
Lokasi
lokasi industri menengah dan besar pada
Menengah dan Besar
kelas
Berdasarkan hasil matching antara
Peta Rencana Detil Tata Ruang (RDTR)
kesesuaian
Kecamatan Godean tahun 2010 – 2030 di
Rencana
Detil
lahan Tata
dengan
Ruang
Peta
(RDTR)
wilayah
ini
didasarkan
dengan
Kecamatan Godean tahun 2010 – 2030
memperhatikan masalah kepadatan pada
maka
lahan
kelas
prioritas
untuk
lokasi
pengembangan industri menengah
terbangun
yang
sudah
ada
di
dan
Kecamatan Godean terutama pada daerah
terbagi
permukiman penduduk dan lahan jasa.
menjadi 3 kelas yaitu lahan prioritas I,
Lahan pada prioritas I khususnya yang
lahan prioritas II dan lahan tidak prioritas.
terdapat
besar
di
Kecamatan
Godean
Tabel 4. Luas Lahan Menurut Prioritas Pengembangan Lokasi Industri Menengah dan Besar Di Kecamatan Godean
di
Kelurahan
Sidoluhur
dan
Kelurahan Sidokarto menempatkan lokasi pengembangan
industri menengah dan
besar pada lahan yang masih berupa tegalan, kebun campuran dan permukiman yang
kepadatan
bangunanannya
tidak
terlalu tinggi. Pemilihan lokasi industri menengah dan besar pada lahan yang tidak terlalu padat tersebut diperhitungkan untuk menghindari terjadinya dampak sosial yang Sumber: Pengolahan Data
berat seperti penggusuran tanah. Selain itu
Lahan prioritas I sebagai lokasi
industri memang seharusnya ditempakan
industri menengah dan besar terdapat di
pada lahan-lahan yang mempunyai jarak
Kelurahan Sidoluhur, Kelurahan Sidokarto,
tertentu dari area permukiman. Hal ini
Kelurahan
terkait
Sidomoyo
dan
Kelurahan
dengan
masalah
limbah
yang
Sidoarum. Selain mempunyai kondisi fisik
dihasilkan dari sebuah industri menengah
lahan
lahan
maupun besar. Selama ini limbah yang
prioritas I pada Kelurahan Sidoluhur dan
dihasilkan dari industri menengah dan besar
Kelurahan Sidokarto tersebut juga menjadi
di Kecamatan Godean paling banyak
salah satu lokasi yang direncanakan oleh
berupa limbah cair berupa zat warna dari
pemerintah
pabrik tekstil, abu terbang (fly ash) dari
yang sangat mendukung,
daerah
setempat
untuk
8
industri genteng, zat kromium pada industri
telah bekerja di Kelurahan Sidomoyo
keramik
sebanyak
yang
tidak
dapat
diuraikan.
1.925
jiwa
dimana
mata
Limbah tersebut membawa dampak buruk
pencaharian sebagai buruh industri kecil
apabila lokasi industri letaknya terlalu dekat
juga
dengan permukiman yang padat. Sehingga
Pendapatan rata-rata per bulan penduduk
pemilihan lokasi industri menengah dan
miskin di Kelurahan Sidoarum adalah Rp.
besar
352.000,00 dan di Kelurahan Sidomoyo
di
Kelurahan
Sidoluhur
dan
Kelurahan Sidokarto cukup tepat, karena
Kelurahan
Sidomoyo
dan
Kelurahan
yaitu
694
jiwa.
Pengembangan industri diharapkan dapat
Lahan prioritas I juga terdapat di
tinggi
yaitu Rp. 457.000,00 (BPS, 2010).
mempertimbangkan aspek sosial dan daya dukung lingkungan.
paling
meningkatkan
penduduknya lapangan
dengan
kesejahteraan cara
pekerjaan
membuka
yang
sistem
Sidoarum yang mempunyai kondisi fisik
pembayaran pekerjanya sudah mengikuti
yang mendukung. Selain itu juga karena
upah
daerah tersebut merupakan lokasi yang
mengurangi
direncanakan dalam Rencana Detil Tata
terutama bagi buruh industri kecil. Tercatat
Ruang (RDTR) Kecamatan Godean tahun
bahwa penyerapan tenaga kerja pada sektor
2010
pengembangan
industri menengah dan besar di Kecamatan
industri menengah dan besar. Pertimbangan
Godean mengalami peningkatan dari tahun
yang diambil dalam penentuan lokasi
2007 ke tahun 2010 yaitu dari 8,14% atau
tersebut lebih didasarkan pada masalah
4.959 jiwa menjadi 8,47% atau 5.389 jiwa
pemerataan ekonomi penduduk. Kelurahan
(BPS,
Sidomoyo dan Sidoarum menjadi lahan
pengembangan lokasi industri menengah
yang diprioritaskan untuk lokasi industri
dan besar di Kelurahan Sidoarum dan
menengah dan besar mengingat jumlah
Kelurahan
penduduk miskinnya
memberikan dampak positif seperti pada
–
2030
sebagai
paling tinggi di
minimum
sehingga
tingkat
2010).
membantu
penduduk
miskin
Diharapkan
Sidomoyo
menengah
dengan
akan
Kecamatan Godean 3.666 jiwa dan 2.562
industri
jiwa. Penduduk miskin yang telah bekerja
sebelumnya
di Kelurahan Sidoarum sebanyak 2.531
meningkatnya pendapatan penduduk maka
jiwa dimana mata pencaharian sebagai
semakin meningkat pula kesejahteraan
buruh industri kecil paling tinggi yaitu 703
penduduk di daerah tersebut.
telah
dan
mampu
ada.
besar
yang
Semakin
jiwa. Sedangkan penduduk miskin yang
9
Lahan
di
Sidoagung yaitu Rp. 2.017.002.459,00.
Sidoagung,
Tingginya dana investasi dikedua daerah
Sidomulyo dan Sidokarto. Lahan prioritas
tersebut dapat menjadi peluang besar dalam
II di Kelurahan Sidoluhur dan Kelurahan
menaikkan jumlah investor baik dalam
Sidoagung mempunyai kondisi fisik cukup
negeri maupun asing untuk lebih banyak
mendukung dengan faktor pembatas lahan
lagi dalam menanamkan modalnya ke
berupa kembang kerut tanah yang besar,
sektor industri terutama skala menengah
kedalaman muka air tanah yang terlalu
dan besar. Jumlah invetasi pada sektor
dangkal
industri
Kelurahan
prioritas
II
terdapat
Sidoluhur,
dan
kurangnya
ketersediaan
ini
akan
membantu
infrastruktur. Pertimbangan utama yang
meningkatkan
diambil dalam mengalokasikan industri di
penyediaan lapangan kerja, pengembangan
kedua daerah tersebut adalah terkait dengan
industri yang mendukung kegiatan ekspor
investor. Para investor biasanya akan lebih
dan dapat membantu pembangunan daerah
banyak
yang tertinggal.
menananamkan
modal
untuk
sebuah industri yang lokasinya lebih dekat
pertumbuhan
dalam
ekonomi,
Lahan prioritas II yang terdapat di
dengan sumberdaya alam sebagai bahan
Kelurahan
baku utama. Sehingga lokasi industri di
Sidokarto mempunyai kondisi fisik cukup
dalam
pemanfaatan ruang di
mendukung dengan faktor pembatas lahan
Kecamatan Godean tahun 2010 – 2030
berupa kedalaman muka air tanah yang
ditempatkan di Kelurahan Sidoluhur dan
terlalu dangkal dan kurangnya ketersediaan
Kelurahan Sidoagung. Kedua kelurahan
infrastruktur. Pertimbangan utama yang
tersebut letaknya dekat dengan perbukitan
diambil dalam mengalokasikan industri di
denudasional
kedua
rencana
dan
bukit
sisa
yang
Sidomulyo
daerah
dan
tersebut
Kelurahan
terkait
dengan
merupakan daerah sumberdaya lempung
masalah pemerataan industri. Kelurahan
yang
untuk
Sidomulyo belum mempunyai jenis industri
keramik
menengah dan besar sampai pada tahun
selama
kebutuhan
ini
industri
dimanfaatkan genteng,
maupun pasir semen di Kecamatan Godean.
2013,
sedangkan
Selain itu menurut data yang tercatat
hanya
mempunyai satu
menyebutkan bahwa jumlah investasi pada
menengah
sektor industri menengah dan besar yang
Diharapkan dengan pembangunan lokasi
tertinggi terdapat di Kelurahan Sidoluhur
industri menengah dan besar yang baru di
yaitu Rp. 3.186.537.404,00 dan Kelurahan
kedua daerah tersebut dapat membantu
sampai
Kelurahan
pada
Sidokarto
jenis tahun
industri 2013.
10
dalam pemerataan sektor industri di seluruh
dan besar karena tidak mempunyai daya
wilayah Kecamatan Godean sesuai dengan
dukung yang baik dan terdapat faktor
tujuan
arahan
pembatas berat berupa kemiringan lereng
pembangunan Rencana Detil Tata Ruang
yang terjal dengan tingkat kerawanan erosi
(RDTR) tahun 2010 – 2030. Pemerataan
berat. Selain itu dalam arahan kebijakan
sektor
yang
RDTR Kecamatan Godean tahun 2010 –
skalanya menengah dan besar akan lebih
2030 menyebutkan bahwa pembangunan
bermanfaat
industri tidak akan meliputi Kelurahan
yang
tertera
dalam
industri terutama
terutama
meningkatkan
indutri
dalam
pendapatan
membantu per
kapita
Sidorejo dan Sidoluhur bagian barat karena
wilayah Kecamatan Godean yang masih
akan
rendah dibandingkan dengan kecamatan
persawahan dan area lahan galian. Kedua
lain di Kabupaten Sleman yaitu 14,8% atau
kelurahan ini telah banyak dilakukan
Rp. 8.533.405,00 per tahun (BPS, 2010).
eksploitasi berupa aktifitas penambangan
Lahan yang tidak diprioritaskan sebagai
pengembangan
terhadap
sebagai
sumberdaya
alamnya
area
yang
industri
dijadikan sebagai bahan baku industri yaitu
menengah dan besar merupakan daerah
tanah lempung. Apabila tidak dilakukan
dimana secara aspek fisik tidak mempunyai
pengendalian maka dikhawatirkan dalam
daya dukung lahan yang baik serta di dalam
beberapa waktu kedepan akan merusak
Rencana
ekosistem
Detil
Tata
Kecamatan Godean pemerintah
daerah
lokasi
dikembangkan
Ruang
(RDTR)
yang dibuat oleh setempat
tidak
lingkungan.
Sehingga
demi
mempertahankan industri menengah dan besar yang mempunyai kontribusi cukup
diperuntukkan untuk kegiatan industri.
besar
Lahan tidak prioritas di Kecamatan Godean
58.183.962.000
yang mempunyai lahan terluas terdapat di
Kecamatan Godean namun juga untuk
Kelurahan Sidoluhur yaitu 544 Ha dan
mengurangi kerusakan lingkungan, maka di
Kelurahan Sidomoyo mempunyai lahan
kedua kelurahan tersebut selain sebagai
paling kecil yaitu 245 Ha. Lahan yang
area lahan galian akan lebih banyak
mempunyai kelas tidak sesuai baik saat ini
difungsikan
(N1) maupun permanen (N2) terutama di
sehingga pembangunan tetap berkelanjutan
Kelurahan
(sustainable development).
Sidoluhur
Sidorejo tidak
dan
Kelurahan
diperuntukkan
untuk
pengembangan lokasi industri menengah
yaitu
17,19% (BPS,
sebagai
area
atau
Rp.
2010)
pada
persawahan
Selain kondisi fisik, masalah sosial ekonomi
di
Kelurahan
Sidorejo
dan
11
Kelurahan perhatian
Sidoluhur khusus
juga
dalam
menjadi
telah
ada
sebelumnya.
Lahan
yang
pembangunan
mempunyai daya dukung baik namun tidak
lokasi industri menengah dan besar di
dialokasikan sebagai lokasi industri di
Kecamatan Godean.
dalam RDTR ini sebagian besar telah
Mata pencaharian
penduduk yang paling banyak di kedua
menjadi
wilayah tersebut adalah sebagai petani,
Apabila pengembangan industri menengah
penambang dan bergerak di bidang industri,
dan besar dibangun pada lahan tersebut
perdagangan dan jasa (BPS, 2010). Apabila
maka dapat menimbulkan dampak sosial
di kedua wilayah tersebut dijadikan sebagai
yaitu
lokasi pengembangan industri menengah
Masalah pembebasan lahan tentunya bukan
dan besar, maka akan dikhawatirkan dapat
hal
menimbulkan kesenjangan ekonomi dengan
banyaknya penduduk miskin di Kecamatan
wilayah lain di Kecamatan Godean. Seluruh
Godean, sehingga akan menambah jumlah
aktivitas
tunawisma dan mengganggu pembangunan
utama
yang
selama
ini
memberikan kontribusi besar di Kecamatan
kawasan
permukiman
penggusuran
yang
rumah
mudah
padat.
penduduk.
mengingat
masih
di sektor yang lain.
Godean akan lebih terpusat di kedua
Selain itu kebijakan pemerintah
wilayah tersebut, sedangkan wilayah yang
dalam merencanakan lokasi industri yang
lain
akan
pembangunan.
mengalami
ketertinggalan
telah diatur dalam Rencana Detil Tata
Sehingga
pembangunan
Ruang (RDTR)
tahun 2010 –
2030
industri pada Rencana Detil Tata Ruang
menyebutkan bahwa lahan untuk sektor
(RDTR) tahun 2010 – 2030 akan lebih
industri difokuskan pada jenis industri
diperuntukkan secara merata di seluruh
menengah dan besar yang menggunakan
kelurahan terutama Sidoluhur bagian timur,
pendekatan sosial budaya (culture and
Sidoagung,
social approach), pendekatan ekonomi
Sidomoyo,
Sidokarto,
Sidomulyo dan Sidoarum. Lahan di kelurahan – kelurahan
(economic
approach),
dan
pendekatan
teknis (technical approach). Kelemahan
tersebut tidak semuanya diperuntukkan
dari
rencara
pemanfaatan
sebagai lokasi untuk industri menengah dan
Kecamatan
besar, walaupun secara fisik masuk ke
kurangnya
dalam kelas sangat sesuai (S1), kelas cukup
lahan.
sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Hal
mengkaji lahan yang digunakan sebagai
ini terkait dengan pemanfaatan lahan yang
lokasi industri menengah dan besar dengan
Godean
tersebut
memperhatikan
Sehingga
pada
ruang
di
adalah
aspek penelitian
fisik ini
12
menekankan pada pendekatan lingkungan yang
menyangkut
menempatkan
pada
lahan untuk lokasi industri menengah dan
dengan
besar
dukung
diperoleh 5 kelas kesesuaian yaitu: kelas
lingkungan atau daya dukung lahannya agar
sangat sesuai (S1) seluas luas 685 Ha atau
degradasi lingkungan dapat dikurangi dan
25,5%
konsep keberlanjutan dapat tetap terjaga.
Sidorejo, Sidoluhur dan Sidomulyo, kelas
Diharapkan dengan informasi baru yang
cukup sesuai (S2) seluas 1439 Ha atau
dihasilkan dari seluruh pendekatan tersebut
53,6%
maka dapat ditentukan lokasi strategis
Sidorejo,
untuk pengembangan industri menengah
Sidomulyo, Sidokarto, Sidoluhur dan
besar dan dapat dijadikan sebagai masukan
Sidoarum, kelas cukup sesuai (S3) luas
dalam menentukan lokasi yang sesuai baik
334 Ha atau 12,6% yang terdapat di
secara fisik maupun sosial ekonomi.
Sidorejo,
KESIMPULAN PENELITIAN
Sidomoyo dan Sidoarum, kelas tidak
1.Karakteristik lahan yang sangat sesuai
sesuai saat ini (N1) 78 Ha atau 3% serta
untuk lokasi industri menengah dan besar
kelas tidak sesuai permanen (N3) seluas
di Kecamatan Godean adalah lahan
148 Ha atau 5,7%
berupa dataran fluvio volkanik dengan
Kelurahan Sidorejo dan Sidoluhur.
memperhatikan
industri
upaya
2.Berdasarkan hasil penilaian kesesuaian
konsep
daya
kemiringan lereng 0 – 8% yang tersusun
di
Kecamatan
yang
yang
Godean
terdapat
terdapat
di
Kelurahan
di
Sidoluhur,
maka
Kelurahan Sidoagung,
Sidoluhur,
Sidoagung,
yang terdapat di
3.Berdasarkan hasil matching antara peta
tekstur tanah SW, SP dan SM dengan
kesesuaian
tingkat kerawanan erosi ringan. Selain itu
pemanfaatan ruang Kecamatan Godean
mempunyai nilai COLE antara 0,011 –
maka
0,03 dan kondisi drainase sedang sampai
pengembangan lokasi industri menengah
cepat, daya dukung tanah >4,50 – 4,50
dan besar yaitu lahan prioritas I seluas 49
2
lahan
diperoleh
dengan
3
tingkat
rencana
prioritas
kg/cm dengan kedalaman muka air tanah
Ha atau 1,9% yang terdapat di Kelurahan
5 – <15 meter, jenis penggunaan lahan
Sidoluhur,
berupa semak belukar, lahan kosong,
Sidoarum, lahan prioritas II seluas 47 Ha
kebun campuran, tegalan dan perkebunan
atau 1,8% yang terdapat di Kelurahan
yang mempunyai jarak terhadap jalan
Sidoluhur, Sidoagung, Sidomulyo dan
utama <200 – 400 meter dan jarak
Sidokarto serta lahan tidak diprioritaskan
terhadap infrastruktur <300 – 500 meter.
seluas 2588 Ha atau 96,9% yang terdapat
Sidokarto,
Sidomoyo
dan
13
di
Kelurahan
Sidoagung,
Sidorejo,
Sidomulyo,
Sidoluhur,
maupun faktor fisik lahannya (5) Penelitian
Sidokarto,
ini dapat digunakan untuk studi industri
Sidoluhur dan Sidoarum.
selanjutnya terkait dengan evaluasi industri.
SARAN (1)
UCAPAN TERIMA KASIH
Pengembangan
industri
Bapak Drs. Priyono, M.Si selaku
menengah dan besar di Kecamatan Godean
Dekan Fakultas Geografi, Bapak Drs. H.
pada
di Kelurahan
Muhammad
Musiyam,
M.TP
selaku
Sidoarum sebaiknya tidak menggunakan
pembimbing
I
telah
banyak
lahan jasa yang telah terbangun karena
memberikan
masukan
dapat mengganggu pertumbuhan sektor
menyempurnakan
penyusunan
lainnya (2) Pengembangan lokasi industri
Bapak Aditya Saputra, S.Si, M.Sc yang
menengah dan besar di Kecamatan Godean
telah banyak meluangkan waktunya dan
pada lahan prioritas II di Kelurahan
mengarahkan
Sidoluhur,
skripsi ini, Ibu Dra. Hj. Umrotun, M.Si
lahan prioritas
Sidokarto
Sidoagung, diperlukan
lokasi
I
Sidomulyo perbaikan
dan
terkait
selaku
yang
sehingga
penguji
yang
guna skripsi,
terselesaikannya
telah
banyak
kondisi kembang kerut tanah yang besar
memberikan saran dan kritik.
dan kondisi kedalaman muka air tanah yang
DAFTAR PUSTAKA
terlalu dangkal (3) Penentuan lahan sebagai
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
lokasi industri menengah dan besar tidak
Sleman. 2010. Godean dalam Angka
hanya membutuhkan 11 parameter seperti
Tahun 2010. Sleman : Badan Pusat
pada penelitian ini, tetapi masih terdapat
Statistik Kabupaten Sleman.
kondisi
fisik
lahan
dipertimbangkan
(4)
lain
yang
Penentuan
perlu lokasi
industri menengah dan besar di dalam Rencana Kecamatan
Detil
Tata
Godean
Ruang
(RDTR)
sebaiknya
mempertimbangankan aspek
juga
lingkungan
Sitorus. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung : Tarsito. Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh Dasar Jilid I. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sutanto BR. 1992. Evaluasi Kesesuaian
melalui pendekatan lingkungan (ecological
Lahan
Untuk
approach) yang merujuk pada pendekatan
Kursus Evaluasi Kesesuaian Lahan.
keruangan (spatial approach) sehingga
Yogyakarta
seimbang antara faktor sosial ekonomi
Universitas Gadjah Mada.
:
Kawasan
Fakultas
Industri.
Geografi
14
15
Gambar 2. Peta Prioritas Pengembangan Lokasi Industri Menengah dan Besar di Kecamatan Godean
15