KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM
“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih ( sebelum dua tahun ) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. Surat Al-Baqarah ayat 233 Dari surat Al-Baqarah ayat 233 tersebut menurut penulis ada beberapa kandungan pengertian yang menyangkut masalah Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana Telah menjadi suatu cita-cita yang mutlak dari suatu keluarga untuk mempunyai keturunan yang sehat jasmani dan rohani. Orang tua menginginkan anaknya sehat jasmani, kuat dan terampil dengan otak yang cerdas dengan hati nurani yang lembut dan bertaqwa, sehingga orang tua selalu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dikarunia anak yang sehat jasmani, anak soleh, anak yang berbudi pekerti. 1. Kesehatan Reproduksi dan KB Air susu Ibu atau yang biasanya disebut ASI menurut penelitian kedokteran mengandung “zat taurin” bermanfaat bagi proses pembentukan kecerdasan otak anak dan kesehatan karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit, bersih dan mudah diberikan secara cepat serta tidak membeli. Ada sebagian ibu yang mempunyai pandangan salah bahwa ASI dapat diganti dengan dengan susu botol atau makanan lainnya karena memberikan ASI kepada bayi sangat merepotkan tidak ada waktu sangat capek serta akan mempengaruhi bentuk badannya . ASI bukan saja bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibunya
menyangkut
Kesehatan Reproduksi Ibu yaitu membuat ibu sehat secara fisik, mental dan sosial secara menyeluruh menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi.. Dengan
1
menyusui akan memulihkan kesehatan ibu
mempelancarkan pencernaan dalam
perut dan terhindar dari penyakit kanker payudara serta akan mencegah kehamilan selama masih menyusui. Memberikan ASI selama dua tahun merupakan proses pengaturan kelahiran atau lebih dikenal Keluarga Berencana, bila kita hitung dari proses menyusui yang selama dua tahun ditambah dengan proses calon bayi dalam kandungan selama 9 bulan 10 hari maka jarak kelahiran antara anak satu ke anak berikutnya dari suatu keluarga selama kurang lebih 3 tahun dan hal ini sesuai dengan Program KB Nasional dimana jarak kelahiran antara 3 sampai 5 tahun, sehingga bagi anak, ibu dan keluarga siap secara fisik dan mental. “seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya, Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya dan warispun berkewajiban demikian. Berdasarkan penelitian dari Conde Agudelo di Negara berkembang, bagi ibu yang jarak kelahiran dibawah dua tahun akan mengalami resiko terjadinya pendarahan pada trimester ketiga, plasenta pevia, anemia, ketuban pecah awal, endometriosis masa nifas, kematian ibu saat melahirkan, bagi bayi terganggunya perkembangan fisik dan mental. Sedangkan untuk jarak diatas 2 atau 3 tahun akan mengalami keuntungan selamat dari proses kehamilan, memiliki anak sehat, membantu perempuan memelihara kesehatan fertilitas atau kesuburan, meningkatkan derajat kualitas hidup perempuan, memiliki waktu untuk memelihara karena masa tiga tahun merupakan masa perkembangan kecerdasan dan kemampuan sosial bagi anak. Masalah Kesehatan Reproduksi dalam Islam telah lama diajarkan dan diperjuangkan sebelum adanya pertemuan ICPD di Kairo 1994 yang menyangkut Kesehatan Reproduksi. Hak-hak reproduksi menyangkut Kesehatan Ibu, anak, Keluarga Berencana, telah diakui. Peran aktif Suami/bapak untuk mengatur kehamilan dengan cara ber-KB dalam agama Islam dikenal dengan AZAL yaitu menumpahkan air mani laki-laki (suami) diluar mulut rahim atau Coitus Interruptus.. Dari Jabir “ Kami telah melakukan Azal dimana Rasulullah SAW masih hidup, padahal ayat Al-Qur’an masih diturunkan, kalau sekiranya terlarang ( melakukan azal), niscaya ayat-ayat Al-Qur’an akan melarang kami “ ( diriwayatkan Bukhori dan Muslim ) Fatwa 10 Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1983 mengenai kependudukan, kesehatan, lingkungan hidup dan KB mengatakan bahwa Keluarga Berencana (KB) 2
adalah suatu ikhtiar untuk mengatur kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum agama, Undang-Undang negara dan Moral Pancasila demi untuk mendapatkan kesejahteraan keluarga khususnya dan kesejahteraan bangsa pada umumnya.Agama Islam membenarkan pelaksanaan KB untuk menjaga kesehatan ibu dan anak, pendididkan agar menjadi anak yang sehat, cerdas dan soleh. 2. Keluarga Berkualitas. Manfaat menyusui selain dari segi kesehatan juga menimbulkan rasa kasih sayang dalam keluarga sehingga terbentuk keluarga Sakinah, dalam Program KB Nasional disebut Keluarga Berkualitas yaitu keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melasanakan 8 fungsi keluarga.. Cinta kasih sayang dalam keluarga merupakan modal dasar kehidupan keluarga muslim dengan tidak boleh membelokkan tujuan hidup akhirat yang abadi. Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (Kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu.(Al-Qashash. Ayat 77) Keluarga Sakinah dalam agama Islam artinya tentram atau damai pada penghuni keluarga tersebut, dengan menciptakan keluarga yang mawaddah membangkitkan kemauan, menimbulkan kehendak untuk memadu kasih sayang, menyatunya hati dan jiwa yang tidak terbatas antara suami isteri tetapi seluruh keluarga. Selain mawaddah juga menciptakan rasa kasih sayang pada keluarga sehingga akan timbul Rahmah artinya saling menyantuni antara suami dan isteri, yang dijalin kasih sayang. Peranan musyawarah dalam keluarga sangat penting dengan memberikan tanggung jawab, hak berpendapat bersama dalam keluarga pada isteri dalam mengatur anak, rumah tangga, ekonomi dll. Kesulitan akan hilang bila dilakukan diskusi dengan akal sehat serta keterbukaan yang jujur untuk dapat disepakati rumusan pemecahaan yang dititik beratkan pada kemaslahatan bersama. Hubungan suami isteri harus bermakna dan bernilai luhur, penuh kasih sayang, kesadaran akan kepentingan bersama, mendidik anak-anak. Sedangkan hubungan orang tua dan anak secara vertikal dalam mewujudkan mawaddah dan rahmah berujung pada ketaatan dan berbuat baik pada orang tua atau birul birrul walidaiin
3
Dan sembahlah Allah dan jangan sekutukan Dia dengan apapun dan bersikap serta berbuat baiklah terhadap kedua orang tua (An Nisaa 36) Kewajiban orang tua terhadap anak tidak hanya bersifat materiil tetapi juga spirituil sebagaimana dalam sabda Rasulullah Hak anak atas orang tuanya adalah memberikan nama yang baik, mendidik dengan baik, mengajarkan menulis, berenang, melepaskan anak panah dan tidak memberi rizki kelcuali yang halal dan mengawinkannya bila telah dewasa ( Al Hadits) Marilah kita bangun keluarga berkualitas dengan menghormati hak-hak kesehatan reproduksi sesuai dengan moral agama sehingga keluarga kita selamat didunia dan akhirat. Sumber Bahan dari BKKBN Pusat dan sumber lainnya, Bahan Sosialisasi tahun 2005(AGUS.S)
4
5