perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah mortalitas ibu dan anak karena dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi (Hartanto, 2004). Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas,menurunkan tingkat / angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas (Arum, 2009) . Badan Pusat Statistik tahun 2011 menunjukkan angka kelahiran kasar di Indonesia tahun 2011 yaitu sebesar 18,5% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia yaitu sebanyak 236.954.100 orang, yang terdiri atas 118.591.100 laki-laki dan 118.363.000 perempuan. Untuk menekan terjadinya ledakan penduduk di Indonesia akibat angka kelahiran yang tinggi, pemerintah mencanangkan Program Keluarga Berencana Nasional yang memiliki visi baru yakni “Menuju Keluarga Berkualitas 2015“ (BKKBN, 2011). Berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2013 menunjukkan bahwa secara nasional jumlah peserta KB tercatat sebanyak 32.260.513, sedangkan PUS sebanyak 45.189.997, sehingga tingkat kesertaan ber-KB dari seluruh pasangan usia subur (PUS) sebesar 71,39% (BKKBN, 2011).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persentase peserta KB aktif menurut alat/metode kontrasepsi tahun 2013 yaitu suntik 47,19%, pil 26,81%, IUD 11,03%, implan 8,26%, MOW 3,53%, kondom 2,50%, dan MOP 0,68%. Akseptor KB implan secara nasional 8,26 % dan Provinsi Jawa Tengah menempati urutan ke-4 yakni 15,38%, sedangkan untuk Kota Sragen menempati urutan ke-5 yaitu sebesar 7,56% (Depkes RI, 2011 ; BKKBN, 2011 ; Dinkes Sragen, 2013). Implant merupakan salah satu metode kontrasepsi terpilih yang memilkiki durasi kerja sangat panjang ( 1-5 ) dengan efektifitas kontrasepsi yang sangat tinggi tanpa memerlukan tindakan dari pihak pemakai. Akan tetapi pemasangan dan pengeluaran implant memerlukan operasi kecil dibawah kulit lengan atas dengan efek samping paling sering adalah gangguan tidak mengalami menstruasi pada bulan pertama setelah pemasangan.Kesuburan akan pulih setelah implant dicabut (Glasier dan Gebbie, 2006). Di poliklinik Puskesmas Ngoesan merupakan Puskesmas tipe A yang melayani pasien rawat jalan. Puskesmas ini melayani poli klinik bedah, poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik KIA, poli klinik penyakit kulit dan kelamin, poli klinik gigi dan poli klinik umum. Berdasarkan data dari poli klinik kandungan Puskesmas Ngoresan Surakarta sejak Juni 2013 hingga Desember 2013 akseptor KB implant yang mengalami amenorea sebanyak 5,31 %. Walaupun angka kejadian kasus KB implan dengan efek samping amenore tergolong sedikit, tetapi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka dapat menimbulkan komplikasi pada akseptor yaitu terjadinya gangguan jiwa. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 900/Menkes/SK/VII/2002
tentang
wewenang bidan dalam pelayanan penanganan efek samping pemakaian kontrasepsi, bidan mempunyai wewenang untuk memberikan pelayanan efek samping dari pemakaian kontrasepsi dengan melakukan pertolongan yang bersifat pertolongan pertama yang perlu mendapatkan pengobatan oleh dokter apabila gangguan berlanjut. Asuhan kebidanan pada akseptor KB implan dengan amenore ini sebelumnya juga pernah dilakukan oleh salah satu mahasiswa D III Kebidanan UNS bernama Dewi Nugraheni dengan judul “ Asuhan Kebidanan akseptor KB implant dengan spotting di RSUD Karanganyar”. Namun studi kasus ini memiliki perbedaan dengan yang pernah dilakukan oleh Dewi Nugraheni antara lain terletak pada tempat,waktu,subjek dan permasalahannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk memilih judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. X Akseptor KB Implan Dengan Amenorhoe ” di Puskesmas Ngoresan Surakarta sehingga jika ditemui kasus yang serupa bidan dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif sehingga pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat untuk menurunkan angka morbiditas dan meminimalkan komplikasi yang terjadi akibat tidak terjadinya menstruasi ( amenore ) .
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
masalah
permasalahan
diatas
penelitian
,maka
penulis
dapat
merumuskan
“Bagaimana asuhan kebidanan keluarga
berencana pada Ny D akseptor KB implan dengan amenore Di Poliklinik Puskesmas Ngoresan Surakarta?” C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mempelajari dan
memahami asuhan kebidan keluarga
berencana pada ibu akseptor implant dengan amenore di Puskesmas Ngoresan Surakarta secara komprehensif dengan pendekatan manajemen Varney. b. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami penerapan 7langkah varney pada kasus akseptor Kb Implant dengan amenore pada Ny.D umur 38 tahun di Puskesmas Ngoresan 1. Mengumpulkan data dasar secara subjektif dan objektif pada khasus asuhan kenidanan akseptor KB implant dengan amenore. 2. Melakukan interprestasi data klien untuk kasus asuhan kebidanan akseptor KB implant dengan amenore 3. Menetapkan diagnosis potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari kasus asuhan kebidanan akseptor KB implant dengan amenore
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Menetapkan kebutuhan/tindakan segera untuk konsultasi, kolaborasi,merujuk kasus asuhan kebidanan akseptor KB implant dengan amenore. 5. Menetapkan rencana asuhan kebidanan untuk kasus asuhan kebidanan akseptor KB implant dengan amenore. 6.
Menetapkan pelaksanaan tindakan untuk kasus asuhan kebidanan akseptor KB implant dengan amenore.
7.
Menetapkan evaluasi efektifitas asuhan yang diberikan dan memperbaiki tindakan yang dipandang perlu.
8.
Identifikasi adanya kesenjangan teori dan praktik pada kasus asuhan kebidanan akseptor KB implant dengan amenore.
D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat aplikatif dari studi kasus ini : 1. Institusi Puskesmas Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai pertimbangan penyempurnaan penangan kasus ibu akseptor KB implan dengan amenore di Puskesmas Ngoresan Surakarta. 2. Profesi Dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan layanan bagi profesi bidan dalam asuhan kebidanan pada kasus akseptor keluarga berencana implant dengan amenorhoe.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Klien dan Masyarakat Agar klien maupun masyarakat mampu memahami efek samping dari KB implant dengan amenore.