Kesan Pertama Memakai KDE Fadlun Akbar 11 Januari 2014
1. Awal Ketertarikan Sistem operasi linux saat ini sedang naik daun, tidak terkecuali di Indonsia. Kalau kita adalah seorang pengguna linux (mungkin lebih tepatnya distro linux) pasti sudah tidak asing dengan yang namanya DE (Desktop Environtment). DE berfungsi sebagai user interface distro linux kita. Ada berbagai macam DE yang tersedia, seperti Gnome, KDE, Xfce, MATE, Cinnamon,dll. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi pengalaman saat memakai KDE di laptop pribadi saya. Sebelumnya saya adalah pemakai Gnome. Lantas, apa yang membuat saya ingin mencoba KDE? Bukankah KDE merupakan DE yang membutuhkan resource yang banyak? Sebelumnya saya juga berpendapat bahwa KDE merupakan DE yang berat, makanya dari dulu saya malas untuk mencoba. Yang membuat saya ingin mencoba KDE adalah banyaknya pengguna linux ubuntu yang sharing pengalaman dan screenshot KDE mereka. Melihat semua itu, saya malah tertari untuk mencobanya. Alhasil, laptop saya dengan linux fedoranya saya pasangkan KDE. Sekedar info, saya memakai single boot linux Fedora 20 Heisenbug.
2. Tampilan Desktop Kesan pertama saat setelah saya install KDE adalah tampilan desktopnya lumayan menarik dibandingkan dengan DE lain seperti Gnome, Xfce, dan MATE pada saat pertama kali setelah diinstall. Tapi coba anda perhatikan desktop saya berikut ini. Bagaimana menurut anda? Bukankah tampilannya begitu eyecandy dan kelihatan fresh? Kita cuman membutuhkan beberapa langkah untuk merubah semua tampilan itu. Semua itu bisa kita lakukan dengan KDE System Settings.
1
Di KDE, kita juga dapat menambahkan berbagai widget ke desktop kita, seperti jam analog, kalender, system monitor, hardware info, dan masih banyak lagi. Kalau masih kurang, kita bisa menambahkannya dengan mengklik tombol Get New Widgets seperti yang ada pada screenshot 2. Di screenshot juga anda bisa melihat ada sebuah dock di bagian atas desktop saya. Nah, itu saya buat dengan menambahkan panel baru pada desktop. Bedanya, panel yang ditambahkan bersifat kosong (empty panel). Cara menambahkannya: 1. Klik tombol Tool Box yang ada bagian pojok atas desktop. Biasanya tombol tersebut berlabel Desktop. Kemudian nanti muncul menu seperti pada secreenshot. Pilih Add Panel, nanti muncul lagi menu lagi, pilih Empty Panel. Kalau ada muncul dialog konfirmasi, pilih yes/ok. Setelah itu panel yang akan dijadikan dock akan muncul di desktop.
2
2. Untuk menambahkan shortcut ke panel tersebut, silahkan buka menu kemudian cari aplikasi apa saja yang diinginkan. Kalau sudah, silahkan drag ke panel. Tambahlah sesuai dengan yang diinginkan. Berikut ini screenshot dock saya yang terbuat dari empty panel tersebut.
3
3. Untuk mengatur panel tersebut, silahkan klik tombol Panel Tool Box yang berada di bagian paling kanan dari panel tersebut. Jika sudah, silahkan klik tombol More Settings. Nah, disitu akan muncul berbagai pilihan pengaturan. Silahkan disesuaikan dengan keinginan. Atur juga ukuran panel agar ideal, tidak menyisakan space kosong.
4. Kalau ingin memindahkan panel tersebut, pada menu Panel Tool Box ada tombol Screen Edge. Klik dan tahan tombol tersebut, kemudian drag ke posisi yang diinginkan. Kita juga bisa mengatur besarnya panel dengan tombol Height. 5. Bermainlah dengan Panel Tool Box tersebut untuk mendapatkan hasil yang dinginkan. Silahkan dieksplorasi berbagai menu dan tombol yang ada di dalamnya.
4
Setelah membuat dock, sekarang saya ingin merubah tema dan icon KDE saya. Silahkan buka KDE System Settings melalui menu. Biasanya di menu namanya System Settings. Nah, jika KDE System Settings sudah terbuka, maka akan banyak sekali menu yang tersedia. Anda bisa menjajalnya sendiri. Untuk mengganti tema dan icons silahkan anda jajal menu Application Appearance dan Workspace Appearance. Untuk mendapatkan berbagai efek seperti saat memakai compiz, silahkan jajal menu Desktop Effects. Sangat mudah bukan? Anda bisa mencari tema dan icons langsung di pengaturannya dengan syarat terhubung akses internet. Jadi kita tidak usah direpotkan membuka website kde-look. Kalau sudah tema dan iconnya, anda tinggal mengimportnya saja. Untuk settingan lainnya silahkan anda jajal sendiri, sehingga tidak terpaku pada artikel ini.
5
Sekedar info saja, untuk melakukan customize desktopnya, KDE mempunyai fitur yang lengkap dan cukup detail. Dan semua itu sudah tersedia di KDE System Settings. Tidak seperti Gnome yang memerlukan Gnome Tweak Tool serta shell extensionnya untuk melakukan customize.
3. Aplikasi Bawaan KDE Untuk masalah ini, saya tidak terlalu mereviewnya karena yang saya install pada Fedora saya hanya KDE standard. Jadi, aplikasi bawaan yang terinstall tidaklah banyak. Untuk file managernya, KDE memakai Dolphin sebagai defaultnya. Tampilan Dolphin tidaklah menarik pada saat pertama kali setelah menginstall KDE. Tapi setelah anda merubah tema dan icons pada KDE anda, maka Dolphin akan menjadi begitu cantik. Untuk terminal, KDE memakai Konsole. Aplikasi burning CD/DVD memakai K3b. Dan masih banyak lagi. Silahkan anda jajal sendiri.
6
4. Resource Yang Dipakai Untuk masalah resource, menurut saya KDE yang sekarang sudah agak ringan, tidak seperti versi-versi sebelumnya. Ini adalah screenshot system monitor pada laptop saya. Saya memakai Fedora 20 Heisenbug. Resource yang dipakai oleh masing-masing distro linux berbeda. Jadi, silahkan coba pasang KDE di linux anda dan rasakan sendiri bagaimana sensasinya.
Mungkin itu saja kesan pertama saya setelah menjajal KDE dalam waktu seharian. Bisa saja masih banyak fitur-fitur yang ditawarkan KDE yang belum diketahui oleh banyak orang. Semoga dengan adanya artikel ini dapat membantu pengguna linux yang sedang bingung mencari DE yang cocok dengan keinginannya atau sedang mencari DE yang elegan dan mempunyai fitur customize yang detail, maka KDE cocok untuk anda.
5. Kumpulan Screenshot
Dolphin File Manager 7
Aplikasi Gwenview
Aplikasi Pembakar CD/DVD K3b
8
KGet Download Manager
Knotes
9
Web Browser Konqueror
Konsole (Terminal)
10
Kwrite Text Editor
Okular Document Viewer
11
KSysGuard System Monitor
12
Penutup Tulisan ini dapat anda sebarkan kepada siapapun secara free (bebas dan gratis). Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda yang membacanya. Tulisan ini dibuat menggunakan LATEX dengan bantuan software Texmaker 4.0.3 yang berjalan di linux Fedora-20-Heisenbug.
Malang, 11 Januari 2014 Fadlun Akbar Penulis
13