BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
temuan lapangan
yang dikemukakan pada Bab IV di muka,
dan
pembahasan
maka dapat
ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Produktivitas Kerja Tenaga Edukatif IKIP Jakarta
a. Produktivitas Pendidikan dan Pengajaran
Tenaga
edukatif
IKIP
Jakarta
tugas pendidikan dan pengajaran
menunjukkan
produktivitasnya,
masih kurang.
(1)
meskipun secara
penampilan
jarnya
mengajar tenaga
pengajar
kualitatif
IKIP
Jakarta
terutama Dosen MKDK dan
mengajar ini berpengaruh
terhadap
kualitas
mengajar, yakni bagi dosen yang beban
banyak
telah
Hal ditunjukkan dengan hal-hal berikut:
Beban
Beban
melaksanakan
secara kuantitatif
banyak yang di atas beban minimal;
MKDU.
dalam
cenderung
menurun
kualitas
menga
mengajarnya
karena kesempatan untuk mempersiapkan diri juga berkurang. Disamping
itu adanya
tertentu,
menyebabkan
spesialisasi mengajar dosen
mengajar bidang tersebut,
merasa
mata
memiliki
kuliah keahlian
sehingga merasa tidak memerlukan
persiapan khusus. Dengan demikian pencapaian produktivitas
kerja dosen dalam mengajar masih bersifat kuantitatif, dan secara keseluruhan belum diikuti oleh produktivitas
2.1.1
kerja
secara
kualitatif.
(2)
Perencanaan
mengajar,
sudah
dilakukan
oleh
tenaga edukatif IKIP Jakarta dengan menggunakan SAP. Namun
demikian tidak semua SAP itu dibuat sendiri, ada juga yang menggunakan
SAP yang diperoleh dari dokumentasi
jurusan.
Struktur penulisannya pun berbeda-beda tetapi unsur
esen-
sialnya tetap dipertahankan. Kualitas SAP yang dibuat juga sangat
beragam,
tergantung kepada bobot
akademik
dosen
yang bersangkutan.
(3) Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar yang dilaku
kan tenaga edukatif IKIP Jakarta bervariasi. Ada dosen
yang
memiliki
kemampuan
penguasaan
beberapa
materi
yang
komprehensif, run tut, logis, jelas, terinci, didukung oleh fakta
dan kajian teoritik yang mendalam serta dapat
berikan dan membangkitkan pemikiran alternatif
mem
mahasiswa,
sehingga proses pengajaran berlangsung dinamis. Hal terse
but merupakan nilai akademik yang mencerminkan produktivi tas kerja dosen secara kualitatif.
Selain itu, pada sebagian tenaga edukatif yang lain,
masih terdapat kelemahan pemahaman dan penguasaan
materi,
hal ini ditunjukan dengan ketidakjelasan menguraikan pokok
bahasan
dan
sikap otoriter apabila
ada
mahasiswa
yang
bertentangan dengan pendapatnya.
Ceramah merupakan metode yang paling dominan diguna kan
dalam
proses belajar mengajar;
namun
demikian
beberapa dosen yang memadukan antara ceramah, tanya
dan diskusi. Terdapat pula tenaga edukatif yang
ada
jawab
mengguna-
kan
metode
role
playing, discovery
inquiry
dan
serta
metode seminar. Untuk membangkitkan partisipasi mahasiswa,
dosen memberikan tugas terstruktur, mandiri dan
kelompok.
Namun tidak semua dosen memeriksa dan mengembalikan
tugas
tersebut kepada mahasiswa.
Ditinjau
dari
referensi yang
digunakan,
beberapa
dosen mensyaratkan 3-4 buku untuk tiap mata kuliah salah
dengan
satunya text book berbahasa asing, bahkan ada
mewajibkan
lebih dari 5 buku, yang hampir
yang
keseluruhannya
berbahasa asing; tetapi ada juga yang hanya menggunakan buku.
Beragamnya referensi yang digunakan ditentukan
2
oleh
kebiasaan membaca dan budaya akademik dosen.
Media
pengajaran
yang seringkali
digunakan
papan
tulis. Grafik atau bagan-bagan langsung
papan
tulis itu. Media OHP, TV, slide,
yaitu
dibuat
komputer dan
di
tape
recorder hanya digunakan oleh beberapa dosen.
(4) Evaluasi dilakukan dosen dalam beberapa tahapan,
yakni dari hasil proses belajar sehari-hari, ujian dan akhir semester;
tengah
dengan penilaian akhir sesuai kriteria
yang
telah ditetapkan institut.
Adapun aspek yang
pada
umumnya bersifat koginitif. Penilaian aspek
diukur
afektif
dan motorik dilakukan hanya untuk beberapa kasus atau mata kuliah tertentu.
Soal untuk evaluasi tersebut dibuat
tenaga edukatif sendiri, tu,
yang
seperti
duplikasi
kecuali untuk mata kuliah terten
MKDK/MKDU dibuat oleh tim.
obyektif,
oleh
ada pula yang
essay.
Bentuk
Untuk
soal
menghindari
soal, dibuat bank soal. Pada kenyataannya
soal ini ada yang berjalan baik,
ada pula yang
ada
bank
tersendat-
sendat.
(5) Bimbingan Mahasiswa,
maupun
pembuatan
baik yang bersifat akademis
karya ilmiah
kurang
intensif.
semua tenaga edukatif mengemban tugas bimbingan
yang
dikenal
sebagai Pembimbing
Akademik
Hampir
akademik,
(PA).
Tetapi
tugas ini umumnya dilakukan hanya menjelang kontrak kredit
dan
berupa
Hanya ini
penandatanganan Kartu
beberapa beberapa
Rencana
dosen yang
Studi
melakukan
secara sungguh-sungguh, yakni dengan
memecahkan masalah pribadi dan akademis;
(KRS).
bimbingan
turut
membantu
bahkan mencarikan
peluang beasiswa. Untuk meningkatkan peran PA, mulai tahun 1992
institut
memberikan
insentif
sebesar
Rp.
15.000
rupiah setiap semester.
Adapun
bimbingan pembuatan karya
ilmiah
dilakukan
oleh tenaga edukatif yang memenuhi kriteria pangkat akade
mik
tertentu. Mekanisme bimbingan tergantung
antara
pembimbing
dan mahasiswa.
Materi
kesepakatan
yang
dibimbing
berkaitan dengan pembuatan karya ilmiah atau skripsi untuk ujian sarjana.
(6) Administrasi Akademik, yang menjadi bagian tugas
dosen
dalam
masyarakat
mengajar
mengajar,
penelitian
dan
pengabdian
dapat dilaksanakan dengan cukup
terlihat
dari dokumentasi
baik.
persiapan
yang
terlambat
dibina. Namun demikian masih ada dalam menyerahkan nilai ujian
Dalam
mengajar,
jumlah kehadiran, dan rekapitulasi data perkuliahan
siswa
pada
dosen
akhir,
maha
yang
sehingga
merepotkan mahasiswa untuk mengambil kontrak kredit semes-
ter berikutnya.
Dalam
penelitian
dan pengabdian
pada
masyarakat,
kegiatan administrasi berkaitan dengan pembuatan proposal, pelaksanaan, hingga pembuatan laporan. Pada sebagian besar
dosen, hal tersebut berjalan dengan baik, sebagian lainnya ada
yang terlambat. Bagi yang terlambat, lembaga
peneli
tian mengenakan sangsi, dari mulai teguran secara tertulis
hingga ditarik kembali dana penelitiannya, bahkan ada
be
berapa dosen terkena sangsi untuk mengembalikan uang pene litian yang telah diberikan.
(7)
Profil penampilan mengajar
tentang penampilan mengajar,
dap
merupakan
gambaran
yang memberikan arah
terha
produktivitas mengajar baik secara kualitatif
kuantitatif. Terdapat empat profil yang dapat
maupun
digambarkan
ke dalam kerucut produktivitas mengajar dosen, yakni: Area 1 yang berada pada puncak kerucut,
kan
menggambar
tingkat produktivitas dosen yang paling tinggi,
telah
mencapai
kinerja tertinggi, yang
disebut
tenaga edukatif yang mau dan mampu. Artinya tenaga
atau
sebagai eduka
tif ini produktif baik dari segi kualitatif maupun kuanti tatif (lihat profil I).
Area
2
berada di tengah kerucut,
disebut
sebagai
tenaga edukatif yang mau tetapi tidak mampu. Tenaga eduka
tif ini memiliki komitmen yang tinggi dalam bekerja tetapi kurang
di dukung oleh kemampuan akademiknya.
Artinya
ia
produktif secara kuantitatif tetapi scara kualitatif masih kurang (lihat profil II).
Area
bagian: Secara
3 berada di dasar kerucut,
a) tenaga edukatif yang mampu tetapi akademik
ia
memiliki
kurang memiliki komitmen.
maupun dan
kemampuan
dalam
tidak
memadai
Artinya baik secara
dua
mau.
tetapi
kuantitatif
kualitatif ia kurang produktif (lihat profil
III)
tidak mau dan tidak mampu, yaikni
baik
b) Dosen yang
secara
terbagi
kuantitatif maupun kualitatif ia
tidak
produktif
(lihat profil IV).
b.
Produktivitas Penelitian
Produktivitas penelitian secara kuantitatif up:
laporan penelitian,
buku ini
ke
mencak
pembuatan makalah, diktat
serta publikasi lainnya. Selama tiga tahun
maupun
terakhir
usulan penelitian (mandiri atau kelompok) yang
Lembaga
Penelitian
cukup banyak.
Dengan
masuk
kata
aspirasi atau minat meneliti tenaga edukatif IKIP
lain
Jakarta
cukup tinggi. Namun karena keterbatasan dana dari institut maka minat tersebut belum seluruhnya dapat ditampung
atau
direalisasikan.
Setiap
kali
dosen
penelitian
secara
umumnya hanya dapat
dalam tiap
kuantitatif,
tahunnya.
penelitian
yang
mengadakan
Dengan
demikian,
dilakukan
edukatif IKIP Jakarta belum sepenuhnya produktif;
satu
tenaga dan
ini
dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitasnya. Kuali tas
lah,
ini antara lain tercermin dalam:
(a) Perumusan
yakni identifikasi masalah tidak jelas karena
masa
tidak
didukung oleh fakta, studi pendahuluan maupun penggambaran
latar
belakang yang mengungkapkan permasalahan
(b) Metodologi penelitian,
sungguhnya; tan
kuantitatif
metodologinya
sangat dominan,
masih
belum
yang
se
penggunaan pendeka
tetapi
menyeluruh,
pemahaman terutama
akan dalam
pembuatan dan pengujian instrumen penelitian dan kesesuaian
teknik analisis data dengan masalah yang
dan (c) Pembahasan hasil penelitian,
sangat
sederhana,
diungkapkan;
sebagian besar
masih
yakni kurang dukungan teoritik,
bahkan
kurang mewakili permasalahan dan hipotesis yang diangkat.
(2) Publikasi Ilmiah,
Dalam kel/buku, rendah.
tersebut disebabkan
membaca yang kurang,
positip,
gris,
menulis
menerjemahkan dan membuat diktat Hal
kurang
seperti:
antara
masih
lain:
sangat
kebiasaan
persepsi terhadap kemampuan diri yang
rendahnya tingkat penguasan
Bahasa
dan budaya akademik yang belum merata pada
tenaga
edukatif.
arti-
Selain
itu dari
segi
Ing
seluruh
lembaga,
belum
sepenuhnya memberikan kesempatan yang merata kepada tenaga edukatif
untuk
terlibat aktif dalam
berbagai
pertemuan
ilmiah.
c.
Produktivitas Pengabdian Pada Masyarakat
Tenaga
edukatif IKIP Jakarta telah menunjukan
duktivitas kerjanya dalam bidang pengabdian pada
kat, Hal
terpisah dari tugas utama dosen, itu
masyara
meskipun secara keseluruhan masih tergolong itu dikarenakan kegiatan ini dianggap
sebagai
yakni mengajar.
waktu,
tetapi nilai kredit yang
rendah. tugas
Disamping
pelaksanaannya memerlukan persiapan khusus dan
menyita
pro
diberikan
cukup untuk
218
kenaikan pangkat tidak sepadan.
Dalam pelaksanaan kegiatannyapun sikap dan pandangan dosen
bervariasi.
sungguh-sungguh,
bahan
Ada
dosen
yang
melakukanya
dengan
hingga kegiatannya memiliki dampak
perilaku pada masyarakat.
besar tenaga edukatif yang lain,
Sementara
peru
itu,- sebagian
melakukan kegiatan terse
but hanya bersifat "bakti sosial". Hal tersebut
menunjuk
kan
perhatian
bahwa kualitas kegiatan belum
yang sungguh-sungguh,
mendapatkan
terutama bila ditinjau dari kriteria
berikut:
(1) Relevansi bentuk kegiatan.
Sebagian besar
dosen
tidak melakukan studi pendahuluan untuk menentukan
kegia
tan yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
masya-
ratkat,
sehingga kegiatan hanya memberikan dampak
sesaat.
Hanya beberapa tenaga edukatif yang melaksanakan dengan
perencanaan
karakteristik masyarakat
yang matang
daerah
dan
sehingga dapat
setempat, misalnya
kegiatan
disesuaikan memenuhi
keterampilan
dengan
kebutuhan
memanfaatkan
barang bekas.
(2)
jawab
dan
tanggung jawab.
Sikap
dalam melakukan kegiatan pengabdian
tinggi; tenaga
Sikap
tetapi
belum dilakukan
secara
dan
tanggung
tampak
menyeluruh
edukatif. Masih didapati sikap dan tanggung
cukup
oleh jawab
dalam melaksanakan kegiatan yang mendua.
(3) Kebermaknaan kegiatan.
bagi
masyarakat,
hanya tingkat
Cukup memberikan manfaat
kedalamannya
Kegiatan yang direncanakan dengan matang,
bervariasi.
bersifat
akade-
mik dan berisi ketrampilan dapat memberikan manfaat
nyata
sebagai bekal hidup mandiri bagi masyarakat.
Pusat
Pengabdian Pada Masyarakat
jawab terhadap kegiatan PPM,
yang
bertanggung
pada hakekatnya selalu
beru
saha untuk meningkatkan mutu kegiatan, yakni dengan menga dakan
seminar,
dengan
fihak
sesuai
dengan
penataran,
kegiatan.
melakukan
pembicaraan
secara
Pemda guna menyusun program karakteristik
dan
mengadakan
daerah
Bahkan diupayakan untuk
kegiatan
binaan,
monitoring
intensif
yang
melakukan
terhadap
setiap
mengaplikasikan
hasil
penelitian pendidikan dalam kegiatan nyata. d.
Kemampuan Akademik
Saat
ini
kualifikasi akademik dosen
mengalami kemajuan cukup pesat.
tenaga
edukatif
diharapkan. yang
berpendidikan
IKIP
Jakarta
Namun demikian belum semua
minimal
Untuk itu IKIP Jakarta
S2
sebagaimana
memberikan
kesempatan
terbuka kepada mereka untuk melanjutkan studi
Sarjana
baik
didasarkan
secara
di dalam maupun di luar
negeri.
keyakinan bahwa kualifikasi akademik
kuantitatif maupun kualitatif,
Pasca
Hal ini
berpengaruh
ini baik
secara
langsung terhadap produktivitas kerja dosen.
e. Pengembangan Profesional
(1) Studi Lanjut.
jenjang pada
Peluang untuk melanjutkan studi ke
Pascasarjana baik di dalam maupun di luar
umumnya
dosen muda.
ditanggapi sangat
positif,
terutama
negeri oleh
Tetapi pada sisi yang lain peluang ini ditang-
gapi biasa saja,
khususnya oleh dosen senior yang sebagian
waktunya tersita untuk kegiatan lain dan lebih
mempriori-
taskan pendidikan anak-anak atau keluarganya.
Studi
(2) berbagai kursus
Non Gelar.
Studi
ini
dilakukan
bentuk seperti: penataran peningkatan Bahasa Inggris,
dalam
mengajar,
program alih kepakaran,
pembinaan
dosen yunior dan pengiriman ke berbagai forum ilmiah dilakukan
secara terus menerus.
Pada umunya dosen
merasakan
manfaat program tersebut,
sayangnya
yang sangat
studi
non
gelar ini belum dapat dirasakan secara merata oleh dosen. Pembinaan
(3)
Kepribadian.
Aspek
ini
berkaitan
dengan pembinaan tanggung jawab pribadi dalam melaksanakan tugas, yang meliputi: disiplin, kan
obyketivitas,
sikap positif mahasiswa dan memiliki
mengembang
komitmen
yang tinggi. Dari segi kedisiplinan,
tenaga edukatif
Jakarta
menunjukan
cukup
tingkat
kehadiran
ketaatan
Selain
tinggi
bimbingan
Fakultas
atau konsultasi
dengan
ditegur
mulai
Institut. Bagi dosen yang
%,
untuk
mahasiswa. tanggal
rapat dan pertemuan yang diadakan di
dan
75
dan menyediakan waktu
itu mengikuti upacara bendera setiap
menghadiri
IKIP dengan
dalam mengajar umumnya di atas
mengajar tepat pada waktunya, mengadakan
yang
moral
kurang
secara lisan hingga tertulis,
17,
Jurusan,
disiplin
bahkan
ada
yang diminta untuk mengundurkan diri secara hormat sebagai sangsi dari ketidakdisiplinannya dalam bekerja.
Ditinjau sikap
dari keterlibatan dosen untuk
positif mahasiswa dalam belajar
menumbuhkan
menunjukan
gejala
yang beragam. Pada dosen tertentu yang memiliki kredibili
tas akademik yang tinggi, serta memiliki perhatian
kepada
mahasiswa
penum
yang cukup dapat memberikan dampak pada
buhan sikap positif mahasiswa dengan belajar lebih terlibat aktif dalam proses belajar, dan berusaha
tekun, menger
jakan tugas yang diberikannya dengan baik. Ada juga
dosen
memperlakukan
seja-
jar,
mahasiswa sebagai mitra diskusi yang
hingga menumbuhkan rasa percaya diri dan
mahasiswa.
Namun diakui, pada sebagian besar
lain, penumbuhan sikap positif mahasiswa
keberanian
dosen
yang
belum sepenuhnya
disadari oleh dosen.
Tenaga
edukatif
obyektivitasnya
dengan
IKIP Jakarta
berusaha
baik meskipun
belum
menunjukan menyeluruh.
Keterbukaan menerima kritik, saran, keadilan dalam rikan
penilaian
tenaga
masih
prestasi
mahasiswa
adalah
edukatif dalam bersikap obyektif.
membe
manifestasi
Namun
demikian
didapati juga dosen yang belum sepenuhnya
bersikap
obyektif,
terutama dalam menerima kritik atau
menanggapi
pendapat/pemikiran mahasiswa yang berbeda dengan dirinya.
Tenaga
edukatif IKIP Jakarta
menyadari
profesinya
sebagai pendidik, hingga komitmen moral merupakan tanggung jawab
yang
senantiasa dijaga baik di
lingkungan
kampus
atau pun ditengah masyarakat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja a.
Faktor Internal
(1) Tingkat pendidikan. Tenaga edukatif yang berpen-
didikan S2/S3 cenderung memiliki produktivitas kerja lebih
tinggi dibandingkan dosen yang hanya
yang
berpendidikan
SI. Hal ini dimungkinkan karena wawasan keilmuannya
luas,
secara
psikologis tenaga edukatif
ini
lebih
tertantang
untuk bekerja lebih baik, serta adanya pengakuan
masyara
kat
demikian
ilmiah akan kemampuan akademisnya. Meskipun
ada juga dosen yang hanya berpendidikan SI tetapi tivitas
kerjanya cukup tinggi, karena
produk
berpengalaman
dan
keinginan belajarnya tinggi. (2) Motivasi. Motivasi kerja tenaga edukatif
riasi.
berva
Pada sebagian dosen muda cukup tinggi. Bagi
dosen
yang memiliki aktivitas di luar cukup tinggi, akan memper-
lihatkan
motivasi
yang
sedang saja dan
ada
pula
yang
kurang
memiliki motivasi kerja. Hal tersebut turut
meng
hambat
produktivitas kerja, terutama
karya
dalam bidang
ilmiah dan pengabdian pada masyarakat.
(3)
relatif.
Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja bersifat
sangat
Ada
karena
tenaga edukatif yang
merasa
puas
bekerja sesuai dengan cita-citanya dan berkesempatan untuk berkembang
dibandingkan bila menjadi guru
sekolah.
sebagian lain merasa tidak puas karena merasa
Pada
aspirasinya
tidak tertampung dan penghasilan yang kecil. Tenaga eduka
tif yang
yang merasa puas bekerja, menunjukkan perilaku produktif, sebaliknya ketidak puasan yang
kerja
dirasakan
dosen menyebabkan ia tidak bersemangat dalam bekerja. Komitmen. Komitmen kerja tenaga
(4)
Jakarta
edukatif
cukup variatif. Ada sebagian yang kurang
ditunjukkan
dengan kerja yang "asal-asalan", atau
IKIP
seperti "alon-
alon
asal kelakon". Ada juga sebagian dosen yang
jung tinggi komitmen kerjanya dengan
menjun-
senantiasa
bekerja
keras, bertanggung jawab, memiliki loyalitas yang
tinggi,
menyiasati
dirinya
berbagai
peluang untuk
pengembangan
serta menempatkan kepentingan pekerjaan di atas
kepentin
gan pribadinya.
(5)
Etos Kerja. Tenaga edukatif IKIP Jakarta etos
menunjukan
kerjanya,
meskipun
secara
telah
keseluruhan
belum menjadikannya sebagai bagian integral dalam melaksa
nakan tugasnya. Etos kerja yang dilaksanakan dengan
baik,
mencerminkan
seba
produktivitas kerja yang tinggi. Bagi
gian dosen yang tidak memahami etos kerja, maka
cenderung
melaksanakan tugas seadanya.
b.
Faktor Eksternal
(1) Keluarga. Keluarga dirasakan oleh tenaga eduka tif
sebagai
kerja.
jawab
faktor yang banyak
mendorong
Hal tersebut dimungkinkan sebagai
dan
produktivitas wujud
keinginan untuk memberikan yang
tanggung
terbaik
bagi
keluarganya.
(2) IKIP
Tingkat Penghasilan. Sebagian
Jakarta menyatakan bahwa penghasilan
tenaga
edukatif
yang
diterima
tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini
dijadikan alasan untuk mencari tambahan luar,
sehingga
lebih
produktif di
lain menganggap
dengan bekerja di
luar
Sebagian
yang
tingkat
diterima
sebagai tantangan untuk lebih
IKIP
Jakarta.
pendapatan
produktif,
yang
yakni
dengan
bekerja
wawasan.
keras,
senantiasa
belajar
dan
menambah
Dengan cara ini terbuka peluang untuk mendapatkan
insentif
lebih
besar,
utamanya
yakni mengajar,
tanpa
harus
mengabaikan
bahkan dengan cara
tugas
seperti
ini
kualitas kerja tetap terjaga.
(3) Iklim kerja. sif.
Selain
terbuka
Iklim kerja, dirasakan cukup kondu
itu peluang untuk
mengembangkan
diri
dan hubungan kerja (yang tidak terlampau
yang dibina unsur pimpinan juga turut memberikan
yang
formal) dorongan
untuk bekerja secara produktif.
Meskipun begitu ada juga dosen yang merasakan
kerja dari
dan
yang
tidak kondusif sehingga mereka
berbagai kegiatan,
pertemuan.
tidak menghadiri
iklim
menarik
diri
undangan
Mereka hanya melaksanakan
tugas
rapat
mengajar
sebaik-baiknya.
Fasilitas.
(4)
Belum semua tenaga
edukatif
meman
faatkan fasilitas mengajar dengan efektif sehingga produk
tivitas kerjanya belum maksimal, an tujuan mengajar.
tas
khususnya dalam pencapai
Hanya pada fakultas tertentu,
tersebut dijadikan media utama dalam
mengajar,
proses
fasili
belajar
dan terbukti kontributif bagi pencapaian
tujuan
pengajaran .
(5) manusiawi
Hubungan dirasakan
Antar Manusia. dapat
Hubungan
mempertebal
kerja
yang
kebersamaan
dan
menjadi sarana yang efektif untuk saling bertukar informa si
sehingga sangat menunjang produktivitas
kerja.
Namun
demikian ada juga tenaga edukatif yang menganggap hubungan interpersonal,
terutama antara pimpinan dan tenaga
eduka-
tif kurang terbina dengan baik.
Dosen seperti ini biasanya
tetap menjalankan tugas mengajar, namun menarik diri dalam berbagai kegiatan lain.
Hal tersebut,
tentu saja mempenga
ruhi produktivitasnya dalam bekerja.
(6) Kepemimpinan. Tenaga edukatif memandang kepemim
pinan
IKIP
Jakarta cukup terbuka
dan
cukup
memberikan
kesempatan untuk berkembang. Hal tersebut dirasakan
seba
gai peluang untuk bekerja lebih produktif. Beberapa tenaga edukatif
lain memandang keterbukaan
yang
saja
tidaklah
cukup, masih perlu perencanaan yang matang dalam pembinaan dan
pengembangan personil agar pengembangan
edukatif
menjadi
jelas dan tidak
tiap
terjadinya
tenaga
penumpukan
tugas pada orang-orang tertentu.
B.
Saran
1. Untuk
untuk
mencapai produktivitas kerja yang
menjaga
optimal,
konsistensi mutu tenaga
pengajar
dan
maka
secara umum IKIP Jakarta perlu:
(a) memberikan akademik
kesempatan seluas-luasnya
bagi
untuk melanjutkan studi ke program
sarjana baik di dalam maupun di luar negeri
tenaga pasca
dengan
substansi bidang studi yang beragam.
(b) membuat
jelas
perencanaan
pengembangan
personil
dan terpadu untuk jangka pendek
yang
dan
jangka
(c) memberikan iklim kerja yang kompetitif agar
tenaga
panjang.
edukatif terpacu untuk berkembang baik.
Langkah
strategis
yang bersifat kualitatif
di
atas,
diperlukan sebagai antisipasi terhadap tuntutan perkem bangan
ilmu
sekaligus akademik
dan teknologi di masa yang
akan
datang,
sebagai pengejawantahan dari tanggung
jawab
IKIP Jakarta yang dikenal sebagai salah
satu
dari sepuluh perguruan tinggi pembina di tanah air. Secara
khusus,
saran ditujukan
produktivitas
Pengajaran,
terhadap
Penelitian
peningkatan
dan
Pengabdian
Pada Masyarakat.
2. Produktivitas pendidikan dan pengajaran, tatif memang cukup tinggi,
tetapi belum diikuti
produktivitas secara kualitatif.
(a) Perencanaan unsur
Mengajar,
pimpinan
secara kuanti dengan
Untuk itu dalam:
diperlukan
yang menangani
ketegasan
masalah
dari
akademik,
untuk lebih ketat mewajibkan tenaga edukatif menyu sun
silabus
dan SAP
dengan
memperhatikan
unsur
esensial penulisan SAP.
(b) Pelaksanaan bangkan
Proses Belajar Mengajar
kesadaran
pemikiran
individu dosen untuk
dan wawasannya serta untuk
kemampuan mengajarnya. melakukan
dengan:
perlu
terobosan
dikem
memperluas
meningkatkan
Untuk itu IKIP Jakarta dapat kreatif
dan
bersifat
nyata
(1) memberikan kesempatan yang merata untuk
mengikuti berbagai penataran kemampuan mengajar,
serta
menularkannya
belum mendapat kesempatan,
bagi
ketrampilan mereka
(2) mengaktifkan
muan rutin pada tiap Jurusan atau fakultas
yang
perte sebagai
wahana
dosen
bertukar pengalaman
dan
informasi,
(3) menciptakan dan mengaktifkan gugus kendali mutu secara sukarela, dan (4) mengefektifkan pelaksanaan
program studi non gelar. Kegiatan tersebut
kan
bagian dari rencana jangka
itu
rencana
pada
jangka panjang
peningkatan
pendek,
tetap
kualifikasi
merupa
sementara
diorientasikan
akademis
melalui
dengan
kalender
jenjang studi gelar.
(c) Evaluasi,
yang
terjadwal sesuai
akademik hendaknya menjadi perhatian tenaga tif,
eduka
agar tidak mengganggu proses penilaian
siswa. Diperlukan pula peningkatan kemampuan
maha
dosen
dalam mengevaluasi hasil belajar mahasiswa, teruta
ma
dalam penyusunan test serta
pengujian
tingkat
validitas dan reliabilitasnya.
(d) Bimbingan
Mahasiswa, baik yang
bersifat
akademik
maupun karya ilmiah perlu ditingkatkan kualitasnya.
Dibutuhkan wawasan baru bagi PA agar tidak
terpaku
pada
menjadi
tugas adminstratif,
tempat
melainkan dapat
berkonsultasi demi prestasi akademik
maha
siswa. Tenaga edukatif disarankan mempunyai catatan
pribadi
tiap
mahasiswa yang
dibimbingnya.
Upaya
lembaga dengan memberikan insentif bagi PA selayaknya
ditindak lanjuti dengan memberikan
pengarahan
tentang tugas PA. Dalam pelaksanaanya, dapat beker
ja
sama dengan Lembaga Bimbingan Konseling
(LBK).
Adapun untuk bimbingan karya ilmiah, perlu difikir-
kan
pembagian tugas secara merata pada dosen
dipandang
mampu melaksanakan tugas ini.
yang
Mengingat
banyaknya dosen muda yang potensial, dengan reputasi
akademik
tidak
Pasca Sarjana, maka
harus
diberikan
kepada
tugas dosen
bimbingan yang
hanya
didasarkan pada pangkat semata.
(e) Administrasi
Akademik, kelemahan
keterlambatan
utamanya
penyerahan nilai akhir,
dan
lenggaraan ujian yang tidak sesuai dengan
akademik.
Hal ini perlu diperbaiki,
meningkatkan petugas
penyekalender
misal
dengan
efektivitas kerja sama antara
dosen,
pemasok
Komputer,
adalah
data di tiap
sehingga
kalau
Jurusan
terjadi
dan
Pusat
keterlambatan,
ketiganya tidak saling melemparkan tugas dan
tang
gung jawabnya.
(f) Profil Penampilan Mengajar. Penampilan mengajar ini sangat
beragam
karenanya
disarankan
untuk:
a) mereka yang berada pada area 1 diusahakan untuk; senantiasa
dijadikan
menjaga
konsistensi
mutu
mengajar,
kelompok pembina untuk dapat
mengasemi-
nasikan kemampuannya pada kelompok dibawahnya
yang
kurang produktif misalnya melalui diskusi mingguan, seminar,
atau membuat tulisan yang
dipublikasikan
untuk kalangan sendiri.
b)
kelompok
dalam area 2
perlu
dipupuk
kelompok kader institut. Kepadanya perlu kesempatan yang seluas-luasnya untuk
diri,
yakni:
melanjutkan studi ke
sebagai diberikan
mengembangkan
Pasca
Sarjana,
mengikuti
berbagai seminar dan
kursus-kursus
dan
menciptakan iklim yang kondusif untuk berkembang. c)
kelompok
dalam area 3 a perlu
didekati
dengan
cara memberikan perhatian yang merata, dialog persuasif,
pribadi.
iklim kerja yang kondusif dan
Untuk
diperlukan
mereka yang berada di
perhatian
khusus,
yang
pembinaan
area
yakni:
3
dari
akademik dengan pengayaan, dan pengembangan
b,
segi profe
sional khususnya dalam pengembangan pribadi seperti disiplin, obyektivitas dan komitmen moral tugas
terhadap
dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.
tersebut diharapkan dapat mengantisipasi profil
mengajar
yang tidak sesuai
Hal
tumbuhnya
dengan
tujuan
lembaga.
3. Produktivitas penelitian tenaga edukatif terus menunju kan
peningkatan
dibarengi
itu
secara kuantitatif,
yang
selayaknya
dengan peningkatan secara kualitatif.
kelemahan tersebut perlu diperbaiki dengan
Untuk
adanya
perhatian, pembinaan dan koreksi baik pada saat usulan,
seminar
maupun
laporan
penelitian,
khususnya
yang
berkaitan dengan kemampuan konsepsional dan metodologis terutama dalam:
(a) Perumusan masalah, sebagai sentra keajegan tian
perlu
didukung oleh latar
belakang
yang jelas, studi pendahuluan, serta adanya dan
kegunaan
penelitian
baik
untuk
peneli masalah
tujuan
kepentingan
pendidikan maupun kepentingan praktis lainnya.
2 3 0
(b) Metodologi saanya.
penelitian, perlu ditingkatkan
pengua-
Untuk itu program-program penataran
bentuk
'refreshing course' dan dalam
terpadu
yang
dilanjutkan
dilakukan dan
Lembaga
dalam
bentuk
yang
Penelitian
dievaluasi hasilnya.
perlu
Selain
itu
perlu reorientasi baru tentang kemungkinan metodol ogi
penelitian kualitatif yang selama
ini
banyak
umumnya
tidak
ditinggalkan.
(c) Pembahasan
disertai
hasil penelitian,
dengan
pada
dukungan teoritik
yang
memadai.
Untuk itu diperlukan kesadaran dosen untuk katkan dan
dan melatih diri dalam
membaca,
mening mengamati
menganalisis permasalahan dari berbagai
sudut
pandang.
(d) Untuk
mendukung
hal di
atas
Lembaga
harus
lebih
topik
penelitian yang bermutu dan
kebutuhan
plikasi
terbuka dan ofensi f
lembaga maupun
dalam
menjaring
relevan
masyarakat.
pada pemberian kesempatan
Penelitian
Hal
dengan
ini berim
meneliti
tanpa
membedakan status senior atau yunior.
4. Pengabdian pada masyarakat masih dianggap sebagai tugas yang
terpisah
memberikan
dukungan
karir akademis. galkan,
dari mengajar,
bahkan
yang berarti
dianggap
dalam
tidak
pengembangan
Pandangan ini sudah sepantasnya diting
karena dharma ini akan
mencerminkan
jawab sosial dosen bagi masyarakatnya.
tanggung
Selain itu
agar
231
pengabdian
ini
(a) Sebelum
lebih produktif maka:
melaksanakan kegiatan sebaiknya
studi
pendahuluan
untuk
melihat
daerah
dan kegiatan yang dibutuhkan.
melakukan
karakteristik
jang efektivitas kegiatan tersebut,
Untuk
menun
tenaga edukatif
dapat bekerja sama dengan aparat kelurahan, masyarakat
bahkan dengan
memanfaatkan
pemuka
komunikasi
informal dengan masyarakat setempat.
(b) Tenaga edukatif harus dapat menumbuhkan sikap posi tif
dan
tanggung jawabnya terhadap
dilaksanakan. daerah
masyarakat
yang masih memerlukan
dianggap
spirasi but.
Bagi
kegiatan
luas,
terutama
pembinaan;
sebagai tokoh yang dapat
mengayomi,
memberikan
keteladanan
kesan
yang
mendalam
bagi
masyarakat,
in-
terse
dan
contoh perilaku yang positif akan dapat
di
pendidik
bagi perubahan perilaku masyarakat
Sikap
yang
memberi memberikan
sehingga
kegiatan pun dengan mudah dapat diserap dan peruba han
perilaku yang kita harapkan bukan sesuatu
hal
yang mustahil untuk dicapai.
(c) Kegiatan pemberian
yang dilakukan hendaknya berupa
kegiatan
bekal untuk meningkatkan kualitas
masyarakat secara mandiri.
Kegiatan tersebut
hidup
dapat
berupa ketrampilan yang berguna dan sedapat mungkin menghindari kegiatan bakti sosial;
apabila
lebih baik
lagi
kegiatan tersebut merupakan aplikasi
dari
hasil penelitian sebelumnya. (d) Dalam
rangka
meningkatkan
efektifitas
dan
mutu
kegiatan,
Pusat Pengabdian pada
Masyarakat
menjabarkan programnya lebih nyata,
serta
perlu
mengada
kan monitoring dan evaluasi kegiatan secara
konti-
nyu dan terpadu.
5. Untuk
pengembangan profesional, seperti
bergelar maupun non gelar;
studi
lanjut
selain membuka peluang
yang
selebar-lebarnya, juga perlu disertai dengan:
(a) perencanaan yang matang dari lembaga. Hal ini demi pemerataan dan untuk menghindari terjadinya pukan
dosen yang mengambil bidang studi
(b) memberikan
sarana
untuk
penum
tertentu.
meningkatkan
kemampuan
berbahasa Inggris maupun dukungan finansial.
(c) untuk
meningkatkan efektivitas usaha
pengembangan
tersebut diperlukan monitoring yang memadai.
6. Dengan
memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi
produktivitas di muka maka:
(a) IKIP
Jakarta harus mampu mendorong
edukatif untuk melanjutkan studinya.
rencana jangan
yang berkesinambungan
kepada
tenaga
tenaga
Dalam hal
sangat
sampai terjadi keinginan
kesempatan
setiap
untuk
edukatif
ini
diperlukan, memberikan melanjutkan
studi, menjadikan proses belajar mengajar terhambat karena kekosongan tenaga pengajar.
(b) Rendahnya
motivasi --kerja
pada
sebagian
terutama dalam pembuatan karya ilmiah
dosen,
perlu menda
pat perhatian. Berbagai cara dapat dilakukan
untuk
meningkatkan motivasi kerja, antara lain: pemberian
kesempatan yang
untuk berkembang,
memadai
penyediaan
serta adanya iklim
fasilitas
organisasi
yang
membuat perasaan betah dalam bekerja.
(c) Pada
tenaga edukatif perlu dipupuk terus
cinta
dan bangga akan profesi,
dapat
memberikan
kepuasaan
yang
perasaan
sehingga
kepuasaan batin;
pekerjaan
sementara
bersifat material
dapat
dipenuhi
oleh tenaga edukatif dengan ketrampilan yang likinya.
Untuk
itu
semangat
untuk
itu
dimi-
meningkatkan
kemampuan diri perlu senantiasa digelorakan.
(d) Komitmen kerja seharusnya sudah melekat dalam sejak
memutuskan
edukatif.
Hal
sebagai
dan
tenaga
ditingkatkan
produktivitas kerjanya.
meningkatkan
suasana
bekerja
ini perlu dibina
untuk meningkatkan
(e) Untuk
untuk
diri
etos kerja
perlu
menciptakan
kerja yang kompetitif dengan tidak
mento-
lerir kebiasaan menunda pekerjaan dan sikap
berma-
las-malasan.
Berbagai kegiatan dapat diadakan untuk
merangsang orang bekerja, (f) Keluarga
berfikir dan bertindak.
terbukti banyak memberikan dorongan
peningkatan produktivitas kerja. an
Untuk itu pemberi-
kesempatan untuk berdarmawisata
informal
perlu
lain
untuk
diperhatikan.
mengadakan
memperkuat
Pembinaan
bagi
dan
pertemuan
ikatan
keluarga
keluarga
ceramah keagamaan juga dapat
untuk memperkokoh kesatuan keluarga.
dengan
dilakukan
(g) Perlu perubahan pemikiran bahwa keterbatasan hasilan
bukan
merupakan
hambatan
peng
bekerja,
akan
tetapi justru menjadi tantangan untuk mengembangkan
kemampuan mencari
diri
sehingga
penghasilan lain,
teks bidang kerjanya,
dapat
digunakan
untuk
tetapi tetap dalam
kon-
seperti dengan menjadi
penu
lis.
(h) Iklim
kerja
yang
kondusif
perlu
dipertahankan,
bahkan ditingkatkan dengan pengertian yang mendalam
khususnya
antara
pimpinan
dan
Ketegasan
melaksanakan kebijakan
tenaga yang
edukatif. digariskan
lembaga dipadukan dengan penampungan aspirasi kerja dosen,
akan menciptakan suasana kerja yang
menye-
nangkan.
(i) Efektifitas
penggunaan fasilitas,
terutama
sarana
belajar mengajar perlu ditingkatkan. Disamping
upaya mutu
lembaga fasilitas
edukatif
untuk mengadakan, yang ada
dapat
dan
itu
memperbaiki
mendorong
untuk memanfaatkannya secara lebih
tenaga opti
mal .
(j) Pimpinan hubungan
institut manusiawi
hendaknya
dapat
antar tenaga
mengembangkan
edukatif,
hubungan yang tidak terlampau dibatasi oleh dan
jabatan,
guna
memperlancar
komunikasi
meningkatkan relasi kolegial sehingga dapat
yakni status dan
mendo
rong tenaga edukatif untuk bekerja lebih produktif.
(k) Kepemimpinan yang terbuka, bahan
serta
kampus
sangat
kebiasaan
responsif terhadap peru
mengutamakan
dinamisasi
dibutuhkan. Pada
sisi
kehidupan
yang
mengadakan dialog dan tatap muka
lain, secara
bergilir perlu tetap dipertahankan.
Demikianlah beberapa kesimpulan dan saran yang dapat
diajukan
pulkan
sebagai hasil pembahasan data yang telah
selama penelitian. Kesimpulan dan saran ini
bersifat final, untuk itu masih dimungkinkan untuk ulang.
;unie>—
dikum
tidak dikaji