Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2011 VOL. XI NO. 2, 221-238
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN Mawardi Dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Abstract In a teaching learning process, lecturers are the main factor. They need to be professional in their field. Therefore, they should have some special competences such as in the area of knowledge, teaching media, classroom management and evaluation. Lately, assistant lecturers play more dominant role in teaching learning than the lecturers. The real lecturers give full right to them. Actually, the lecturers and their assistant lecturers should work hand in hand to improve the quality of teaching learning process. This article describes the result of the research done at Tarbiyah Faculty entitled tracking the relationship of lecturers and assistant lecturers at IAIN Ar-raniry. It tries to analyze the recruitment process of lecturers and assistant lecturers. The result shows that from time to time the quality of teaching learning process is still low. The relationship between the lecturers and their assistants only occurs in the field of administrative only. The assistant lecturers run the class and do the evaluation without any control from the real lecturers. Then, the lecturers only sign the final form. From these findings, we can suggest that the leaders of Tarbiyah Faculty should control the teaching learning process continuously. The quality of the teaching learning process can be improved if both lecturers and their assistants work collaboratively. Abstrak Dalam proses perkuliahan, dosen merupakan faktor yang utama dan sangat penting, karena dosen berintegrasi langsung dengan mahasiswa. Selain dituntut memiliki kompetensi khusus yang meliputi kemampuan menguasai materi, media, pengelolaan kelas, evaluasi, dan lain-lain, dosen juga dituntut untuk terus menerus berusaha mengembangkan profesi dan profesionalismenya. Permasalahannya ialah, ternyata sebagian besar kegiatan perkuliahan tidak dikelola oleh tenaga edukatif/dosen tetap yang telah ada, tetapi lebih banyak dikelola oleh para asisten dosen. Memang ada peraturan yang membolehkan dosen untuk memiliki asisten, tetapi tetap harus mengelola perkuliahan secara bersama, dan dalam rangka membimbing asisten dosen. Tulisan ini berdasarkan hasil penelitian di Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry tahun 2005 yang berjudul “Menelusuri Hubungan Dosen dan Asisten Dosen di IAIN Ar-Raniry”, yang bertujuan untuk mendiskripsikan sekaligus menganalisis tentang bagaimana proses penetapan dosen dan asisten dosen serta bentuk kerjasama antara keduanya dalam mengelola perkuliahan di Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry. Yang menjadi kerangka teoritis sejalan dengan permasalahan dalam tulisan ini, yaitu para dosen dan asisten dosen diharapakan memiliki performance yang tinggi dalam mengelola kuliah. Mereka harus senantiasa bahu membahu untuk meningkatkan kualitas perkuliahan. Tetapi
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
ternyata, kenyataan lapangan menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun kualitas perkuliahan masih rendah. Kenyataannya hubungan dosen dan asisten dosen dalam pengelolaan kuliah pada umumnya hanya terjalin secara administrasi, dosen sepenuhnya menyerahkan kepada asisten untuk merencanakan dan melaksanakan perkuliahan serta membuat, memeriksa dan menetapkan hasil ujian mahasiswa. Dosen hanya menandatangani berita acara ujian. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan agar ada pengontrolan secara berkelanjutan oleh pimpinan Fakultas Tarbiyah terhadap pelaksanaan kuliah dan kepada para dosen agar dapat mengontrol dan membimbing para asisten dalam pelaksanaan perkuliahan, sehingga mutu perkuliahan dapat lebih ditingkatkan. Kata Kunci: Dosen, asisten dosen, IAIN Ar-Raniry PENDAHULUAN Secara formal, pendidikan berlangsung di lembaga sekolah melalui berbagai pendekatan pendidikan, di antaranya yang paling utama adalah melalui proses pembelajaran, sejak dari pendidikan dasar pada tingkat sekolah dasar sampai dengan pendidikan tinggi pada perguruan tinggi.1 Sesuai dengan judul yang diangkat, maka fokus perhatian dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor. Pendidikan tinggi yang diselenggarakan pada perguruan tinggi berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 19 ayat 1 dan pasal 20 ayat 1 dan 2).2 Penyelenggaraan pendidikan tinggi tersebut diharapkan akan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Untuk itu diperlukan staf pengajar yang berkualitas, sebagai salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi, sebagai penentu atau sarana yang dapat mengilhami mahasiswa dalam berpikir
aktif dan kreatif.3
Secara lebih tegas, Tilaar mengemukakan bahwa
pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia tingkat tinggi yang akan menjadi penggerak dan pemimpin
1
Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003). Bandung: Citra Umbara, 2003, hal. 12. 2
Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional...., hal. 14.
3
PAU-PPAI, Mengajar di Perguruan Tinggi, Bagian II, 1997, hal. 6.
222----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
masyarakat. Untuk meningkatkan mutu suatu pendidikan tinggi maka diperlukan tenaga-tenaga dosen yang bermutu.4 Dengan demikian, maka kualitas tenaga pengajar sangat menentukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi. Kualitas tenaga pengajar dapat dinilai dari jenjang pendidikan yang diperoleh, pengalaman bidang pendidikan, serta karya ilmiah yang dihasilkan dan dipublikasikan. Dosen yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam rangka mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional dalam membangun masyarakat dengan jiwa pengabdian dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara Perguruan Tinggi dengan tugas utama mengajar pada Perguruan Tinggi yang bersangkutan.5 Dengan demikian persoalan kualitas pendidikan tinggi akan banyak berkaitan dengan soal bagaimana kemampuan dosen dalam melaksanakan pembelajaran sebagai pendidik dan bagaimana kemampuan belajar mahasiswa. Permasalahannya ialah ternyata sebagian besar kegiatan perkuliahan tidak dikelola oleh tenaga edukatif/dosen tetap yang telah ada, tetapi lebih banyak dikelola oleh para asisten dosen. Memang ada peraturan yang membolehkan dosen untuk memiliki asisten, tetapi tetap harus mengelola perkuliahan secara bersama, dan dalam rangka membimbing asisten dosen.6 Sementara fenomena yang berkembang, justru asisten lebih banyak mengelola perkuliahan dibandingkan dosen, bahkan ada yang dikelola secara penuh oleh asisten dosen. Hal ini lebih diperparah lagi karena ternyata sebagian dari asisten tersebut adalah para alumni yang baru menyelesaikan studinya, baik pada program S-1 maupun S-2, dengan pengalaman mengajar yang masih minim. Hal ini tentu kurang baik terhadap upaya peningkatan kualitas perkuliahan. PEMBAHASAN Hakikat Dosen dan Asisten Dosen Dosen adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat oleh penyelenggara perguruan tinggi dengan tugas utama mengajar pada
4 5
HAR Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hal. 111.
SKB Mendiknas dan Kep. BAKN, No. 61409/MPR/K.P./99 dan No. 181 Tahun 99, pasal 1a.
6
Panduan Program S-1 dan D-3 IAIN Ar-Raniry Tahun Akademik 2004/2005, hal. 27.
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----223
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
perguruan tinggi yang bersangkutan.7 Sedangkan asisten dosen adalah orang-orang yang diangkat sebagai tenaga pengajar untuk membantu tugas-tugas dosen yang sudah menduduki jabatan fungsional lektor ke atas atau berijazah S3 dalam perkuliahan yang akan mendapat bimbingan dosen tersebut lebih lanjut.8 Jadi, dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi yang memiliki jabatan fungsional edukatif, mulai dari asisten ahli sampai guru besar, sedangkan asisten dosen adalah orang-orang yang diangkat untuk membantu tugas-tugas dosen dalam
perkuliahan.
Dalam
melaksanakan
fungsinya
dalam
pengelolaan
perkuliahan, maka dosen dan asisten melaksanakannya secara bersama-sama, mulai dari perencanaan perkuliahan, pelaksanaan perkuliahan sampai dengan penilaian hasil belajar mahasiswa. Dosen merupakan salah satu komponen penting yang menentukan kualitias pendidikan tinggi, karena peranan dosen dalam pembelajaran adalah sangat sentral sebagai fasilitator sekaligus motivator untuk pengembangan daya pikir mahasiswa, sebagai calon-calon pemimpin masyarakat. Salah satu masalah utama yang dihadapi dunia pendidikan tinggi di Indonesia pada saat ini adalah masalah peningkatan kualitas dosen perguruan tinggi. Kualitas dosen salah satunya ditentukan oleh kemampuan mereka di dalam mengajar. Di Perguruan Tinggi, mengajar merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan pendidikan dan pelatihan. Oleh karena itu, seorang dosen perlu menguasai berbagai kemampuan, baik kemampuan bidang ilmu maupun kemampuan mengajar. Semua kemampuan tersebut perlu diintegrasikan menjadi suatu wawasan yang utuh ketika seorang dosen mengajar di depan kelas.
Kedudukan Dosen dalam Pendidikan Tinggi Tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi tanggung jawab dosen, sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999 adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran 7
Tim Penilai Angka Kredit (TPAK), Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya, Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry, 2003, hal. 4. 8
Panduan S1 dan D3 …, hal. 26.
224----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
pada perguruan tinggi, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Tugas pendidikan dan pengajaran pelaksanaannya berbentuk kegiatan pemberian kuliah, bimbingan kuliah kerja, seminar mahasiswa dan bimbingan tugas akhir (skripsi). Pelaksanaan tugas penelitian dan pengembangan ilmu berbentuk kegiatan penelitian, baik mandiri atau sebagai anggota kelompok penelitian, menulis naskah buku, menterjemahkan atau menyadur buku, menyunting buku, tugas studi lanjut gelar atau tugas belajar Akta V. Tugas pengabdian pada masyarakat pelaksanaannya berbentuk pelayanan pada masyarakat dan usaha kerja sama, baik secara perguruan maupun lembaga luar perguruan tinggi yang pelaksanaan, pengawasan dan pembiayaannya ditanggung secara bersama-sama. Tugas pembinaan civitas akademika berupa bimbingan akademik mahasiswa, bimbingan dan konseling, pembinaan unit kegiatan mahasiswa serta pimpinan organisasi sosial yang sifatnya internal. Tugas administrasi dan manajemen adalah melaksanakan jabatan struktural, jabatan non struktutral, menjadi pimpinan kepanitiaan baik yang sifatnya insindental maupun tetap. Sejalan dengan jabatannya sebagai tenaga edukatif, maka tugas administrasi diarahkan pada kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.9 Tugas-tugas pokok dosen berdasarkan surat keputusan MENPAN sebagai berikut: a. Tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab asisten ahli (IIIa dan III/b) adalah sebagai berikut: (1) membantu tenaga pengajar dalam rangka pendidikan dan pengajaran mahasiswa pada pendidikan Diploma (S0) dan pendidikan sarjana (S1) atau dalam keadaan tertentu dapat ditugaskan atas tanggung jawab tenaga pengajar yang telah senior; (2) membantu dan atau melaksanakan kegiatan penelitian dalam rangka pendidikan dan pengajaran mahasiswa pada S0 dan S1 atau dalam pengembangan ilmu; (3) ditugaskan melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam rangka pendidikan dan pengajaran mahasiswa pada S0 dan S1 atau dalam kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. b. Tugas pokok Lektor adalah: (1) melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran mahasiswa pada S0 dan S1 secara mandiri; (2) melaksanakan
9
Tim Penilai Angka Kredit (TPAK), Petunjuk Pelaksanaan…, hal. 41-43.
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----225
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
kegiatan penelitian dalam rangka pendidikan dan pengajaran mahasiswa pada S0 dan S1 atau dalam kegiatan pengembangan ilmu secara mandiri; (3) melaksanakan kegiatan pengabdian pada S0, S1, S2 dan S3 atau dalam kegiatan lain
yang
menunjang
pelaksanaan
tugas
umum
pemerintahan
dan
pengembangan secara mandiri; (4) ditugaskan melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran serta penelitian dalam rangka pendidikan dan pengajaran mahasiswa pada S2 atau dalam kegiatan pengembangan ilmu; (5) membantu melakukan kegiatan pendidikan dan pengajaran mahasiswa S3; (6) membantu dan atau melaksanakan penelitian dalam rangka pendidikan dan pengajaran mahasiswa pada S3 atau dalam rangka pengembangan ilmu; (7) membina tenaga pengajar yang lebih muda. c. Tugas pokok Lektor Kepala adalah: semua tugas-tugas lektor juga menjadi tugas lektor kepala, hanya saja pada poin (5) dan (6) tugasnya tidak sebagai pembantu tapi ditugaskan. d. Tugas pokok Guru Besar Muda, Guru Besar Madya dan Guru Besar meliputi pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran, kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat pada jenjang S0, S1, S2 dan S3 serta membina tenaga pengajar yang lebih muda, dimana bertanggung jawab secara mandiri.10 Dari rincian tugas di atas jelas bahwa dosen mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Sehubungan dengan tugas-tugas dosen tersebut, dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa tugas yang harus dilaksanakan dosen sebagian besar diarahkan pada kegiatan pendidikan dan pengajaran, terutama dalam rangka membantu mengembangkan proses belajar mahasiswa. Maka dalam hal inilah, dosen yang telah menduduki jabatan fungsional lektor ke atas atau berpindidikan S3 dibenarkan mempunyai dan membimbing asisten untuk membantunya dalam pengelolaan perkuliahan. Tugas yang berkaitan dengan pengembangan belajar mahasiswa adalah mulai dari kegiatan rutin masuk ke kelas sesuai jadwal, memberikan bantuan kepada mahasiswa yang memerlukan, memeriksa hasil ujian, sampai kepada penataan sarana belajar dan pengorganisasian ruang kuliah 10
Tim Penilai Angka Kredit (TPAK), Petunjuk Pelaksanaan…, hal. 43-45.
226----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
sehingga perkuliahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Tugas dosen tersebut secara sederhana meliputi kegiatan-kegiatan persiapan, pelaksanaan proses perkuliahan, dan evaluasi hasil perkuliahan. Persiapan atau perencanaan perkuliahan, kegiatannya dilakukan dari mulai mempersiapkan bahan, merencanakan media serta mempersiapkan metode yang relevan, perencanaan bahan kuliah, persiapan perkuliahan, hadir di kelas sesuai jadwal, mengemukakan syarat-syarat perkuliahan secara jelas, serta memberi nilai dengan objektif sesuai dengan ketentuan lembaga serta menyadari bahwa mahasiswa sebagai individu harus dihormati dan mempunyai hak-hak yang harus dilindungi. Hal ini menuntut adanya perhatian pada masalah-masalah akademik dan pribadi yang dihadapi mahasiswa dengan memberi nasehat, memperlakukan mereka dengan baik di kelas, menyimpan rahasia pribadi mahasiswa yang mereka kemukakan pada saat mereka konsultasi; menyadari bahwa dosen adalah teladan bagi mahasiswa dan berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan pemikiran mahasiswa. Oleh karena itu harus selalu ditunjukkan keteladanan kepada mahasiswa dalam hal kemampuan akademik, intelektualitas, integritas, pribadi dan etika profesi; menyadari bahwa dosen tidak dibenarkan menggunakan kedudukan dan pengaruhnya di kelas (perkuliahan) untuk menyampaikan materi dan masalah yang di luar lingkup mata kuliah dan di luar kompetensi profesinya. Dosen yang profesional adalah dosen yang melaksanakan tanggung jawab pengajaran, bimbingan dan latihan keterampilan bagi para mahasiswanya secara tepat dan benar. Dalam kaitan dengan tugas pendidikan tersebut, dapat dikatakan bahwa penguasaan materi dan keterampilan teknis dalam proses belajar merupakan suatu hal yang mutlak harus ada pada dosen.11 Karena melalui penguasaan materi danketerampilan teknis mengajar para dosen, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dapat
dilaksanakan.
Pelaksanaan
pembelajaran
ini
menempati
kedudukan sentral sebab pada kegiatan ini terjadi titik temu antara pendidik dengan terdidik dalam tugas pelaksanaan misi pendidikan. Selain itu, dalam hal tanggung jawab profesi dosen mempunyai tanggung jawab untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dalam disiplin akademika dengan membaca literatur yang baru berupa buku atau jurnal, dan mengikuti kajian ilmiah berupa diskusi atau seminar, mengenai bidang studinya; 11
Sanusi Uwes, Manajemen Pegembangan…, hal. 32.
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----227
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
selalu berusaha meningkatkan keefektifan mengajar, mencari cara-cara baru dalam menyampaikan materi kuliah, memotivasi mahasiswa dan memperbaiki metode evaluasi prestasi mahasiswa; bertanggung jawab untuk ikut serta mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang studinya melalui penelitian, analisis dan penulisan secara kreatif serta menyajikan makalah pada kesempatan diskusi dan seminar; bertanggung jawab untuk membantu kolega dosen dan membantu lembaga dalam kegiatan pengembangan kurikulum, kegiatan ilmiah jurusan, fakultas dan universitas serta berpartisipasi di dalamnya, serta kegiatan kepanitiaan yang diselenggarakan oleh jurusan, fakultas dan sebagainya; bertanggung jawab untuk melindungi dan meningkatkan gengsi akademik dan profesi dosen antara lain dengan membantu merekrut dosen baru yang berkualitas, memberikan rekomendasi yang objektif dalam kenaikan jabatan akademik kolega dosen lain, merekomendasi kolega dosen yang nyata-nyata tidak memiliki kemampuan akademik, tidak memiliki integritas pribadi, berkelakuan buruk; bertanggung jawab untuk memberi contoh menghormati hak orang lain untuk berbeda pendapat. Selanjutnya dosen juga mempunyai tanggung jawab institusional yaitu dengan selalu melaksanakan tugas kelembagaan dengan baik; menggunakan dana yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan anggaran yang ditetapkan; selalu berusaha sesuai dengan kemampuan profesi dan kemampuan pribadinya untuk mencegah terjadinya kerugian finansial atau hal lain yang merugikan nama baik lembaga secara illegal maupun sosial; mencegah terjadinya penggunaan sumber dana dan daya untuk keuntungan dan kepentingan pribadi, seperti dalam proyek penelitian, proyek konsultasi, kecuali dengan izin khusus; memberikan dukungan yang baik pada kegiatan-kegiatan lembaga dengan berpartisipasi aktif di dalamnya; mempunyai komitmen yang mantap dalam pengembangan perpustakaan, laboratorium; serta bersedia menyampaikan ide pribadinya kepada masyarakat sebagai cendekiawan atau warga negara dalam rangka pembangunan masyarakat dan negara. Tugas dosen tidak hanya di bidang pendidikan dan pengajaran akan tetapi juga di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat sesuai Tri Dharma perguruan tinggi. Pentingnya pemahaman dan melakukan penelitian mengingat perkembangan ilmu dan teknologi senantiasa diperoleh melalui kegiatan penelitian. Kemampuan melaksanakan penelitian berpangkal dari adanya disiplin
228----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
berpikir yang sesuai dengan prosedur pelaksanaan penelitian. Disiplin berpikir yang diperlukan itu adalah berpikir reflektif. Berpikir reflektif itu berlangsung dalam
langkah-langkah
sebagai
berikut:
merasakan
adanya
kesulitan,
merumuskannya dalam bentuk perumusan masalah, munculnya sebuah hipotesis, kesimpulan dan teori sebagai suatu gagasan penyelesaian sementara, analisis secara rasional tentang suatu gagasan dengan memperhatikan implikasinya dengan bantuan pengumpulan data, dan perumusan keyakinan yang sedang disimpulkan melalui verifikasi eksprimental terhadap hipotesis. Penelitian yang memenuhi syarat dengan prosedur penelitian, yakni permasalahan dengan latar belakangnya, tujuan yang hendak dicapai, kerangka pemikiran, premis dan hipotesis, metode penelitian, hasil serta kesimpulan penelitian. Langkah-langkah penelitian yang telah disebutkan harus ada keterkaitan di antaranya komponen-komponennya, yakni antara masalah, metode, kesimpulan dan saran harus ada satu kebulatan. Sementara dalam hal permasalahan, penelitian berkaitan dengan kejelasan tema sentral, mekanisme proses munculnya masalah, identifikasi masalah, tingkat kepentingan atau kegunaan permasalahan bagi kehidupan masyarakat, peluang fakta untuk diobservasi secara objektif, sehingga menghasilkan data yang cukup dan valid, keluasan dampak terhadap aspek-aspek kehidupan lain, kemungkinan pelaksanaan kegiatan serta tinggi rendahnya urgensi pemecahan masalah. Masalah itu hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok atau hubungan antara konsep-konsep yang pokok; masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara-cara mentes suatu teori; masalah itu memberi sumbangan kepada pengembangan metodologi penelitian dengan menemukan alat, teknik atau metode baru; memanfaatkan konsep-konsep, teori atau data dan teknik dari disiplin ilmu yang berlainan; hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan uraian yang teliti mengenai variabel-variabel serta menggunakan metode yang paling serasi. Sedangkan untuk tujuan penelitian terletak pada kejelasan identifikasi tujuan tersebut, pada prinsipnya terdapat satu atau lebih konsep-konsep, berupa perumusan kesimpulan atas kecenderungan umum, generalisasi atau ketentuan suatu eksistensi, esensi, sifat-sifat khusus dan umum, hubungan suatu proses perilaku. Namun dapat juga berupa suatu alat atau suatu sistem, atau berupa kesimpulan sebagai hipotesis, gagasan prinsip atau dengan teoretis. Hal ini erat kaitannya dengan metode. Diperlukan konsistensi metodologis, sehingga terdapat
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----229
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
benang merah yang terbentang lurus antara paradigma, kisi-kisi dan instrumen data, selain cara pengujian akurasi data dan verifikasinya.12 Keseluruhan langkah-langkah di atas mencerminkan kemampuan meneliti yang pada garis besarnya dapat dikelompokkan pada tiga kelompok yaitu: penyusunan
rancangan penelitian,
pelaksanaan
penelitian
dan pelaporan
penelitian. Dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus dilaksanakan oleh setiap dosen adalah pengabdian pada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat menurut pedoman dari Direktorat Pembinaan dan Pengabdian Masyarakat dirumuskan sebagai pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan oleh perguruan tinggi secara lembaga dan langsung kepada masyarakat untuk mensukseskan pembangunan dan mengembangkan manusia pembangunan menuju tercapainya masyarakat Indonesia yang maju, adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila serta meningkatkan pelaksanaan misi dan fungsi perguruan tinggi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat di perguruan tinggi difungsikan dan diarahkan juga untuk menunjang pembangunan di berbagai lapisan masyarakat. Pengabdian pada masyarakat merupakan kegiatan yang menghubungkan hasil penelitian dan penguasaan disiplin ilmu dalam bidang pendidikan di satu sisi, dengan peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan masalah penelitian pada sisi lain. Tujuan penyelenggaraan pengabdian pada masyarakat disebutkan dalam Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980, sebagai berikut: Pengembangan sumber daya manusia ke arah tercapainya manusia pembangunan, mengembangkan masyarakat ke arah terbinanya masyarakat belajar, meningkatkan kepekaan sosial para tenaga akademik dan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, serta mengembangkan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Tolok ukur keberhasilan pengabdian pada masyarakat tidak hanya berkaitan dengan keilmuan saja, namun berkaitan secara kompleks dengan kelembagaan dan kemasyarakatan, berarti menyangkut masalah pengadministrasian kegiatan warga kampus di luar kampus. Di samping itu juga peningkatan pelaksanaan pengabdian pada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan, maka dituntut
12
Sanusi Uwes, Manajemen Pegembangan…, hal. 35.
230----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
pula peningkatan kemampuan para pelaksananya termasuk dosen untuk mensukseskan program pengabdian pada masyarakat. Berbagai aspek pengukuran kegiatan pengabdian pada masyarakat yakni: kegiatan atas nama perguruan tinggi; usaha bersama antara perguruan tinggi dengan masyarakat tempat kegiatan tersebut dilaksanakan; seimbang dengan kegiatan pendidikan dan penelitian; atas inisiatif subjek pelaksanaan kegiatan; bermanfaat
bagi
masyarakat
tempat
kegiatan
dilakukan;
menunjang
pengembangan ilmu di sisi lain; merupakan pengamalan ilmiah dari ilmu yang dikaji, sehingga merupakan kegiatan yang efisien dan efektif serta produktif.13 Dari pendapat-pendapat di atas dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan pengabadian pada masyarakat merupakan suatu hal yang sangat penting. Sebelum kegiatan pengabdian pada masyarakat dilaksanakan perlu direncanakan secara matang, melihat dan menganalisis situasi di lapangan, baik kondisi yang mendukung berjalannya program, atau kondisi-kondisi yang dapat dimanfaatkan dan juga kondisi-kondisi yang dapat melemahkan program pengabdian pada masyarakat, sehingga dapat diatasi sebelum program dilaksanakan. Bentuk-bentuk program pengabdian masyarakat adalah melalui kuliah kerja nyata
(KKN),
bertugas
untuk
memperkenalkan
dunia
masyarakat
yang
sesungguhnya kepada mahasiswa sehingga peserta KKN tidak harus berdasarkan disiplin ilmu yang digelutinya. Tugas-tugas dosen sebagaimana uraian di atas, tentunya menuntut dosen untuk memiliki beberapa kompetensi. Ada tiga aspek utama kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap dosen dari disiplin ilmu manapun yaitu: rencana pembelajaran (teaching plan and materials), prosedur mengajar (classroom procedures) dan hubungan antar pribadi (interpersonal skills)".14 Kompetensi yang harus ditampilkan oleh dosen dalam membuat rencana pembelajaran
yakni:
merencanakan
pengorganisasian
bahan
pengajaran,
merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, merencanakan pengelolaan kelas; merencanakan penggunaan media dan sumber pembelajaran, merencanakan penilaian prestasi mahasiswa untuk kepentingan pengujian. Kompetensi di bidang prosedur mengajar dilihat melalui kemampuan penampilan yakni: menggunakan metode, media dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pengajaran, 13
Sanusi Uwes, Manajemen Pegembangan…, hal. 35.
14
Sanusi Uwes, Manajemen Pegembangan…, hal. 33.
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----231
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
berkomunikasi dengan mahasiswa; menerapkan berbagai metode mengajar; mendorong dan menggalakkan keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran; mendemonstrasikan mengorganisasikan
penguasaan waktu
evaluasi
pembelajaran. Sedangkan hubungan
suatu
pelajaran
pencapaian
dan
mahasiswa
antar pribadi
relevansinya; dalam
dapat dilihat
proses melalui
kemampuan yakni: membantu mengembangkan sikap positif pada diri mahasiswa, bersikap terbuka dan luwes terhadap mahasiswa dan orang lain, menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan pembelajaran mengelola interaksi pribadi dalam kelas. Kompetensi-kompetensi itu, sebenarnya sudah diperoleh sejak dosen belajar pada lembaga pendidikan tenaga kependidikan, yang dikenal dengan fase pre– service. Namun bagi dosen yang bukan dari kependidikan, tentunya banyak hal yang belum didapat megenai kompetensi-kompetensi tersebut. Oleh karena itu, pada fase setelah seseorang itu menjadi dosen dan telah memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, perlu
mendapatkan pengembangan dan pembinaan
guna
memenuhi keurangan-kekurangan pada saat ia belum menjadi dosen dan memantapkan kemampuan-kemampuan yang telah dimilikinya. Pengembangan tersebut berlaku bagi semua dosen baik dia berasal dari kependidikan ataupun non kependidikan, terlebih bagi dosen muda yang belum memiliki pengalaman dan wawasan yang memadai, dan pada akhirnya mencapai kriteria profesional dalam melakukan tugas-tugasnya. Pemantapan bagi dosen itu dikenal dengan fase inservice training.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Keberhasilan suatu organisasi atau lembaga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun yang datang dari lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain ke arah efektivitas kerja. Dalam hal tertentu, motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Setiap dosen memiliki karakteristik khusus, yang satu sama lain berbeda. Hal tersebut memerlukan perhatian dan pelayanan khusus pula dari pemimpinnya, agar mereka dapat memanfaatkan waktu untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Perbedaan dosen tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga alam
232----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
psikisnya, misalnya motivasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas kerja, perlu diupayakan untuk membangkitkan motivasi para dosen dan faktorfaktor lain yang mempengaruhinya. Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan efektivitas kerja. Motivasi merupakan bagian penting dalam setiap kegiatan. Tanpa motivasi tidak ada kegiatan yang nyata. Motivasi adalah tenaga pendorong dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu atau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis motivasi, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.15 Motivasi instrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, misalnya dosen melakukan suatu kegiatan karena ingin menguasai suatu keterampilan tertentu yang dipandang akan berguna dalam pekerjaannya, profesi mengajar yang ia tekuni memang suatu kebutuhan yang selalu ingin ia penuhi, dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari lingkungan di luar diri seseorang misalnya dosen bekerja karena ingin mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pemimpinnya, dosen mangajar karena pertimbangan imbalan yang diterima dalam melaksankan profesinya itu, juga kondisi dan situasi lingkungan tempat ia mengajar, dan lain-lain. Dalam kaitan ini, pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan memotivasi dosen agar mau dan mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Hal ini terutama dibutuhkan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan peningkatan produktivitas kerja dosen.
Perkuliahan pada Fakultas Tarbiyah Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah bertujuan mendidik sarjana muslim yang
bertakwa,
ahli
pendidikan
dan
pengajaran
Islam
yang
mampu
mengembangkan dan cakap menerapkan pengetahuannya dalam berbagai lembaga pendidikan. Fakultas Tarbiyah sekarang ini mempunyai 8 Jurusan Program S1 dan dua Program Diploma II, yaitu: 1. Jurusan Pendidikan Agama Islam (TPA) 15
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 37.
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----233
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
2. Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (TBA) 3. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (TEN) 4. Jurusan Pendidikan Matematika (TMA) 5. Jurusan Kependidikan Islam (TKI) 6. Jurusan Pendidikan Fisika (TFS) 7. Jurusan Pendidikan Biologi (TBL) 8. Jurusan Pendidikan Kimia (TKM) 9. Program Diploma II/GPAI 10. Program Diploma II/PGMI
Proses Penetepan Dosen dan Asisten Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Adapun yang berkaitan khusus tentang penetapan tugas mengajar bagi dosen dan asisten dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry ditempuh kebijaksanaan sebagai berikut: a. Menetapkan pembagian jenis mata kuliah, sesuai dengan kelompok mata kuliah. Kelompok mata kuliah pada Fakultas Tarbiyah ada 3, yaitu: 1) Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu jenis mata kuliah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa IAIN Ar-Raniry. Dalam penerapannya biasa diberi kode dengan INU, seperti: INU 2001 Bahasa Indonesia. 2) Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), yaitu jenis mata kuliah yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa Fakultas Tarbiyah. Dalam penerapannya biasa diberi kode INK dan TAR, seperti: INK 3002 Ilmu Kalam dan TAR 6001 Micro Teaching. 3) Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu jenis mata kuliah yang harus diikuti oleh
seluruh
mahasiswa
pada
masing-masing
jurusan.
Dalam
penerapannya biasanya diberi kode dengan singkatan masing-masing jurusan, seperti: TPA 5005 Perencanaan Sistem PAI, TBA 7702 Tarjamah– II, TMA 5703 Kalkulus, dan lain-lain.
234----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
b. Menetapkan dosen dan asisten dosen pengasuh untuk masing-masing mata kuliah. Untuk penetapan dosen dan asisten dosen dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Untuk penetapan dosen dan asisten dosen yang akan mengasuh kuliah pada jenis Mata Kuliah Umum (MKU) dan Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) ditangani langsung oleh Pembantu Dekan I Bidang Akademik yang dibantu oleh staf Subbag. Akademik dan kemahasiswaan. 2) Penetapan dosen dan asisten dosen yang akan mengasuh kuliah pada jenis Mata Kuliah Keahlian (MKK) diberikan wewenangnya kepada Ketua Jurusan masing-masing. Selanjutnya, dalam penetapan dosen dan asisten dosen, baik untuk jenis Mata Kuliah Umum (MKU) dan Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) maupun jenis Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) dilakukan dengan cara: a. Melihat kembali pada arsip pembagian tugas mengajar dosen/asisten dosen sebelumnya. b. Merekrut alumni yang berprestasi. c. Mempertimbangkan untuk diterima mengajar berdasarkan permohonan yang masuk baik secara lisan maupun tulisan. d. Penetapan asisten dosen melalui penunjukan langsung dari Dosen
Bentuk Kerja Sama antara Dosen dan Asisten Dosen dalam Mengelola Perkuliahan Bentuk kerjasama antara dosen dan asisten dosen pada umumnya hanya dalam bentuk hubungan secara administratif, yaitu berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pembantu Dekan I Bidang Akademik tentang pembagian tugas mengajar pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry. Di samping itu, ada beberapa bentuk hubungan kerja sama antara dosen dan asisten dosen, yaitu: a. Perencanaan Kuliah Berdasarkan urutan banyaknya model hubungan yang terjalin adalah sebagai berikut : 1) Dosen menyerahkan sepenuhnya kepada asisten untuk merencanakan perkuliahan
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----235
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
2) Dosen membimbing asisten dalam merencanakan perkuliahan pada pertemuan pertama. 3) Dosen membimbing asisten dalam perencanaan perkuliahan secara berkelanjutan. b. Pengelolaan Kuliah: Berdasarkan urutan banyaknya model hubungan yang terjalin adalah sebagai berikut : 1) Sejak awal sampai akhir hanya asisten yang mengelola perkuliahan secara keseluruhan. 2) Dosen masuk mengelola kuliah pada hari pertama, selanjutnya dikelola oleh asisten. 3) Dosen dan asisten mengelola kuliah secara bersama. c. Pengelolaan Ujian Berdasarkan urutan banyaknya model hubungan yang terjalin adalah sebagai berikut : 1) Asisten yang membuat dan memeriksa menandatangani berita acara ujian.
soal ujian,
dosen
yang
2) Asisten yang membuat, memeriksa dan menandatangani berita acara ujian. 3) Dosen yang membuat soal ujian, asisten yang memeriksa, dosen yang menandatangani berita acara ujian.
SIMPULAN Dalam rangka penetapan dosen mengajar pada setiap semester, dapat ditempuh dengan kebijakan administrasi secara tepat dan tegas, yaitu perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, supervisi dan evaluasi.16 Perencanaan perkuliahan hendaknya sudah dimulai sejak jauh hari, setahun sebelum perkuliahan sebelum dimulai. Di samping juga perlu penyempurnaan pada setiap awal semester. Jadi perlu perencanaan tahunan dan juga semesteran, di samping harian ataupun insidental. Organisasi harus jelas struktur wewenang dan tanggung jawabnya, sehingga jelas pembagian tugasnya (job description). Komunikasi harus selalu dijalin, baik dengan subbag Akademik dan Kemahasiswaan maupun dengan 16
M. Ngalim Purwanto, dkk. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara, 1984, hal. 25.
236----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011
Mawardi
dosen dan asisten pengasuh sehingga persoalan-persoalan yang menyangkut dengan perkuliahan dapat diketahui dan diatasi secara tepat. Supervisi agar senantiasa dilakanakan untuk memantau kegiatan akademik, baik pada tingkat Subbag. Akademik dan Kemahasiswaan maupun kegiatan pada ruang kuliah. Evaluasi sangat diperlukan untuk perbaikan dan penyempurnaan program selanjutnya. Menyangkut dengan perkuliahan, hendaknya perlu peningaktan kerja sama dosen dan asisten dosen yang menjalin kerja sama dalam pengelolaan perkuliahan. Dalam hal ini selayaknya seorang dosen tidak melepaskan sepenuhnya pengelolaan perkuliahan kepada asisten dosen, karena para asisten dosen tersebut masih memerlukan bimbingan. Dan hal ini juga diperlukan untuk menjaga mutu perkuliahan. Dalam aturan perkuliahan di IAIN Ar-Raniry17 ditegaskan agar dosen dan asisten dosen dapat mengajar dengan tahap tatap muka sebagai berikut: -
Tahap pertama
: dosen 60% dan asisten dosen 40%
-
Tahap kedua
: dosen 40% dan asisten 60%
-
Tahap ketiga
: dosen 25% dan asisten 75%
Akhirnya, perlu adanya pencerahan pemahaman, bahwa posisi dosen dan asisten dosen hendaknya bukan seperti fungsi dosen dengan pembantunya, karena kalau demikian maka asisten dosen harus mengerjakan semua pekerjaan dosen, sementara dosen cukup duduk-duduk saja. Tetapi hendaknya terjalin sebagai mitra kerja, dimana keduanya senantiasa saling berkomunikasi dalam mengelola perkuliahan yang bertanggung jawab.
17
Panduan Program S-1 dan D-3 IAIN Ar-Raniry Tahun Akademik 2004/2005, hal. 27
Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011----|----237
DOSEN DAN ASISTEN DOSEN DALAM PENGELOLAAN PERKULIAHAN
DAFTAR PUSTAKA Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004. PAU-PPAI, Mengajar di Perguruan Tinggi, Bagian II, 1997. Purwanto, M. Ngalim, dkk. Administrasi Pendidikan, Jakarta: Mutiara, 1984. SKB Mendiknas dan Kep. BAKN, No. 61409/MPR/K.P./99 dan No. 181 Tahun 99, pasal 1a. Tilaar, HAR, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Tim Penilai Angka Kredit (TPAK), Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya, Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry, 2003. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003), Bandung: Citra Umbara, 2003.
238----|--- Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XI, No. 2, Februari 2011