KERAGAMAN DAN KEPADATAN POPULASI FAUNA TANAH PADA AREAL PERTANAMAN TEBU TRANSGENIK PS IPB 1 DI KEBUN PENELITIAN PG JATIROTO JAWA TIMUR
FALENTINA MARETHA KUNU
PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
KERAGAMAN DAN KEPADATAN POPULASI FAUNA TANAH PADA AREAL PERTANAMAN TEBU TRANSGENIK PS IPB 1 DI KEBUN PENELITIAN PG JATIROTO, JAWA TIMUR
FALENTINA MARETHA KUNU
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Ilmu Tanah
PROGRAM STUDI ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Judul : Keragamanan dan Kepadatan Populasi Fauna Tanah pada Areal Pertanaman Tebu Transgenik PS IPB 1 di Kebun Penelitian PG Jatiroto, Jawa Timur Nama : Falentina Maretha Kunu NRP : A24102027
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr.Ir. Dwi Andreas Santosa, MS
Dr. Rahayu Widyastuti, MSc
NIP. 19620927 198811 1 001
NIP. 19610607 199002 2 001
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir.Didy Sopandie, MAgr NIP. 19571222 198203 1 002
Tanggal Lulus :
RINGKASAN FALENTINA M.K. Keragaman dan Kepadatan Populasi Fauna Tanah pada Areal Pertanaman Tebu Transgenik PS IPB 1 di Kebun Penelitian PG Jatiroto, Jawa Timur. Dibimbing oleh DWI ANDREAS SANTOSA dan RAHAYU WIDYASTUTI. Keragamanan fauna tanah sangat menakjubkan baik dalam jumlah populasi maupun jenisnya (Wallwork, 1976). Penurunan keragaman dan kepadatan populasi fauna tanah dapat mengakibatkan perubahan regulasi dekomposisi biologi dan menurunkan ketersediaan hara tanah (Matson, 1998). Salah satu faktor yang mempengaruhi keragaman dan kepadatan populasi fauna tanah adalah vegetasi penutup lahan (Sugiyarto et al., 2007). Indonesia saat ini sedang berusaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan teknik rekayasa genetik pada tanaman pertanian. Menurut Yayasan IDEP (2009), tanaman transgenik atau tanaman hasil rekayasa genetik dapat menimbulkan beberapa dampak negatif seperti pencemaran genetika, mempengaruhi mikrob berguna bagi tanah yang akan menimbulkan keseimbangan ekologi tanah terganggu, menimbulkan hama dan gulma super, dapat memunculkan mutasi virus baru, berdampak negatif pada organisme non-target, keanekaragaman hayati menurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati distribusi keragaman dan kepadatan populasi fauna tanah pada lahan tebu transgenik PS IPB 1 dibandingkan dengan lahan tebu non-transgenik PS 851. Ekstraksi fauna tanah menggunakan sampel tanah yang berasal dari areal pertanaman tebu tebu non-transgenik PS 851 dan transgenik PS IPB 1 (klon PS IPB 1-1,2,3,4,5,6,7,8,10,12, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 25, 32, 34, 36, 38, 39, 40, 43, 46, 50, 53, 56, 60, 64, 69, 70, 71) di kebun penelitian PG Jatiroto, Jawa Timur. Pengekstrakan fauna tanah dilakukan menggunakan Berlese funnel extractor, sedangkan pengamatan dan identifikasi dilakukan dengan menggunakan stereomikroskop. Keragaman fauna tanah dihitung menggunakan Shannon’s diversity index (Ludwig dan Reynolds, 1988). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan lahan tebu transgenik dengan kepadatan populasi tertinggi adalah PS IPB 1-8 yang didominasi oleh Acari dan Hymenoptera,sedangkan untuk biomassa tertinggi terdapat pada PS IPB 1-7. Dilihat dari indeks keragamannya, hampir seluruh klon PS IPB 1 dapat dikategorikan memiliki keragaman yang rendah hingga sedang, begitu pula dengan tebu PS 851. Mesofauna tanah yang dominan baik pada klon PS IPB 1 maupun PS 851 adalah Acari, sedangkan makrofauna tanah yang dominan adalah Hymenoptera.Pada lahan tebu transgenik PS IPB 1, terdapat fauna tanah dengan frekuensi kehadiran tinggi yang tidak ditemukan pada lahan PS 851, yaitu Symphyla. Berdasarkan hasil penelitian ini tidak terlihat perbedaan keragaman dan kepadatan populasi fauna tanah yang cukup signifikan antara lahan yang ditanami tebu non-transgenik PS 851 dan tebu transgenik PS IPB 1. Kata Kunci : Fauna tanah, keragaman, Shannon’s diversity index, tebu transgenik
ABSTRACT FALENTINA M.K. The Diversity and Density of Soil Fauna in Transgenic Sugarcane PS IPB 1 Plantation at PG Jatiroto Trial Field, East Java. Under supervision of DWI ANDREAS SANTOSA and RAHAYU WIDYASTUTI. The diversity of soil fauna is quite remarkable in its population density and groups (Wallwork, 1976). The decrease of soil fauna diversity and population density can reduce soil nutrients availability and changes in biological decomposition regulation (Matson, 1998). Vegetation is one of the factors that can affect soil diversity and population density (Sugiyarto et al, 2007). Recently, Indonesia is trying to improve agricultural production by using genetic engineering technique on crops. According to IDEP Foundation (2009), transgenic plants have negative side-effect on environment, such as genetical pollution, affecting soil beneficial microbes which will cause disturbance in soil ecology balance, creating super pests and weeds, creating new virus mutation, affecting negatively on non-target organism, and decreasing biodiversity. This research’s aim is to explore soil fauna diversity and population density in transgenic sugarcane PS IPB 1 plantation and non-transgenic sugarcane PS 851 plantation. Soil fauna were collected from soil samples from non-transgenic sugarcane PS 851 plantation and transgenic sugarcane PS IPB 1 plantation (clones of PS IPB 1-1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, , 8, 10, 12, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 25, 32, 34, 36, 39, 40, 43, 46, 50, 53, 55, 56, 60, 64, 69, 70, 71) at PG Jatiroto trial field, East Java. Soil fauna were then extracted by using Berlese funnel extractor, and identified using stereomicroscope. The diversity of soil fauna was calculated using Shannon’s diversity index (Ludwig and Reynolds, 1988). The result showed that the highest soil fauna population density in transgenic sugarcane PS IPB 1 plantation was found in PS IPB 1-8 plantation, which dominated by Acari and Hymenoptera. The highest soil fauna biomass in transgenic sugarcane PS IPB 1 was found in PS IPB 1-7 plantation. Based on its diversity index, almost all clones of PS IPB 1 plantation were catagorized having a low to medium soil fauna diversity, and non-transgenic sugarcane PS 851 plantation as well. Soil mesofauna in transgenic sugarcane PS IPB 1 plantation and non-transgenic sugarcane PS 851 was dominated by Acari, while the soil macrofauna was dominated by Hymenoptera. Based on the result of this research, there were no significant difference on soil fauna diversity and population density between transgenic sugarcane PS IPB 1 plantation and non-transgenic PS 851. Keywords : diversity, Shannon’s diversity index, soil fauna, transgenic sugarcane.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 29 Maret 1984 dari pasangan Bapak Baltasar Yohosua Kunu dan Ibu Hendrika Tupalessy. Penulis merupakan anak tertua dari dua bersaudara. Pada tahun 1996 penulis lulus dari SD Katolik Yuwati Bhakti Sukabumi kemudian melanjutkan ke SMP Katolik Yuwati Bhakti Sukabumi dan lulus pada tahun 1999. Tahun 2002 penulis lulus dari SMU Katolik Mardi Yuana Sukabumi. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa di IPB, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Tanah, Biologi Tanah, Bioteknologi Tanah dan Sistem Informasi Geografis. Selain itu, penulis juga terlibat dalam organisasi kemahasiswaan PMK (Persekutuan Mahasiswa Kristen) sebagai anggota Komisi Kesenian.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Keragaman dan Kepadatan Populasi Fauna Tanah pada Areal Pertanaman Tebu Transgenik PS IPB 1 di Kebun Penelitian PG Jatiroto, Jawa Timur”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, MSc selaku dosen pembimbing utama dan Dr. Rahayu Widyastuti, MSc selaku dosen pembimbing kedua yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan kritik serta saran kepada penulis selama penelitian dan penulisan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Suwarno, MSc selaku dosen penguji. 3. Kedua orangtuaku atas doa, kasih sayang, kesabaran dan dukungan yang tiada henti kepada penulis. Terutama terima kasih atas kepercayaan yang selalu diberikan. Maaf lama ma, pa. 4. Staf laboratorium Bioteknologi Tanah (Bu Asih, Bu Jul, Pak Jito) atas segala bantuan dan dukungan semangat selama ini. 5. Staf laboratorium Indonesian Center for Biodiversity and Biology (Bu Yanti, Monic, Nunu, Teteh, Mbak Salma, Mas Puput, Mas Kis) yang selalu menerima
saya
kembali
dengan
tangan
terbuka
dan
memberikan
dukungannya. 6. Temanku yang paling setia Aninda Puspasari yang selalu ada untuk memberi semangat, dukungan, bahkan omelan. Terima kasih selama ini mau meminjamkan telinga untuk mendengar semua keluhan dan masalahku, dan menjadi perawat pribadi sewaktu sakit parah. 7. Soiler 39 (Juju, Nisa, Ita) yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam berbagai bentuk. Kalian semua alasanku senang menjadi bagian dari jurusan tanah. Viva soil !
8. Teman-teman Komisi Kesenian yang selalu memberi dukungan dan doanya. 9. Teman-teman kos di Perwira 45 yang memberikan keceriaan saat sedang suram, Tuhan berkati. 10. Pihak-pihak lain yang turut membantu penelitian dan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, Desember 2009
Penulis