36
KERAGAAN KACANG TANAH VARIETAS KANCIL DAN JERAPAH DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN TENGAH
Muhammad Saleh Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Jl. Kebon Karet Loktabat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Abstrak. Keragaan dilaksanakan di lahan gambut, Dadahup, Kalimantan Tengah pada MK 2006. Sebagai bahan percobaan adalah dua varietas kacang tanah yaitu Kancil dan Jerapah. Satuan percobaan seluas 10 x 35 m per varietas. Pengapuran dilakukan 15 hari sebelum tanam dengan dosis 1,0 t/ha, pupuk kandang diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 2,0 t/ha. Pupuk dasar yang digunakan adalah 45 kg N, 75 kg P2O5, dan 50 kg K2O per hektar yang diberikan pada saat tanam dalam larikan tanaman. Benih kedelai ditanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm, 1 biji per lubang tanam. Pemeliharaan yang meliputi pengendalian gulma, pengendalian hama, dan penyakit tanaman dilakukan secara intensif. Pengamatan dilakukan terhadap karakter karakter skor pertumbuhan vegetatif dan generatif, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong total, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, persentasi polong isi, dan hasil pertanaman dan hasil per hektar. Hasil keragaan menunjukkan bahwa pertumbuhan kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah di lahan gambut tergolong baik (skor 3), dengan hasill masing masing sebesar 3,450 dan 4,286 ton/ha. Katakunci: Kacang tanah, lahan gambut.
PENDAHULUAN Kacang tanah merupakan komoditas kacang-kacangan kedua yang ditanam secara luas di Indonesia setelah kedelai. Permintaan terhadap kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sedang peningkatan produksi tidak bisa mengimbangi, sehingga harus mengimpor. Sentral produksi kacang tanah adalah di Pulau Jawa. Semakin menyusutnya lahanlahan produktif di Pulau Jawa akibat pembangunan perumahan, industri, dan sarana lainnya, sehingga perluasan areal pertanian diarahkan ke lahan-lahan di luar Pulau Jawa. Lahan gambut sangat luas dan mempunyai prosfek yang baik untuk pengelolaan tanaman pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, telah di laksanakan pengembangan lahan gambut (PLG) di Kalimantan Tengah seluas 1.457.100 hektar, dimana 292.143 ha diperuntukkan untuk tanaman pangan (Suhartanto, 2007). Pengembangan lahan gambut didapati kendala biofisik lahan baik secara kimia, fisik, dan biologis. Kendala secara kimia dapat pH tanah masam sampai sangat masam (pH 3,0–4,0) serta kandungan Fe dan Al tinggi, yang dapat bersifat toksit terhadap tanaman. Kendala secara fisik antara lain disebabkan gambut bersifat kering dan tidak
429
M. Saleh
balik, gambut mengalami subsidence atau penurunan permukaan sehingga tanaman mudah rebah. Kendala secara biologi adalah rentan terhadap penyakit. Teknologi yang diperlukan dalam pengembangan lahan gambut adalah pengelolaan lahan dan air serta menanam varietas yang adaptif (Suhartanto, 2007). Pada lahan bergambut maupun pada lahan gambut tipis (51-110 cm) selain tanaman padi bisa dikelola dengan tanaman palawija dan kacang kacangan seperti kacang tanah. Usahatani kacang tanah di lahan rawa telah diusahakan petani secara turun temurun dengan menggunakan teknologi yang sangat sederhana dan varietas lokal. Kacang tanah ditanam pada bagian guludan atau sawah pada musim kemarau, Hasilnya sangat bervariasi, namun umumnya rendah, yaitu sekitar 0,97 ton polong kering per hektar (Maamun et al. 1996). Telah banyak varietas unggul kacang tanah yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dengan potensi hasil tinggi, di antaranya adalah Kancil dan Jerapah. Kedua varietas tersebut mempunyai potensi hasil yang tinggi, tetapi varietas Jerapah toleran masam. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi keragaan pertumbuhan dan hasil dua varietas kacang tanah yaitu Kancil dan Jerapah di lahan gambut Kalimantan Tengah.
BAHAN DAN METODE Keragaan dilaksanakan di lahan PLG Dadahup, Kalimantan Tengah pada MK 2006. Sebagai bahan percobaan adalah dua varietas kacang tanah yaitu Kancil dan Jerapah. Deskripsi kedua varietas disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah. Deskripsi Jumlah biji per polong Potensi hasil (ton/ha) Umur panen (hari) Ukuran biji Bobot 100 biji (g)
430
Kancil Dua biji
Jerapah Dua biji
3,5 90 -95 Kecil 35 – 40 Toleran klorosis daun Tahan bakteri layu Agak tahan bercak daun, karat, dan jamur A. flavus
4,0 90 -95 Sedang 45 – 50 Toleran masam Tahan bakteri layu Toleran bercak daun dan karat daun
Keragaan kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah
Satuan percobaan seluas 10x35 m per varietas. Pengapuran dilakukan 15 hari sebelum tanam dengan dosis 1,0 t ha-1, pupuk kandang diberikan sehari sebelum tanam dengan dosis 2,0 t/ha. Pupuk dasar yang digunakan adalah 45 kg N, 75 kg P 2O5, dan 50 kg K2O per hektar yang diberikan pada saat tanam dalam larikan tanaman. Benih kedelai ditanam dengan jarak tanam 20x20 cm, 1 biji per lubang tanam. Pemeliharaan yang meliputi pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan secara intensif. Pengamatan dilakukan terhadap karakter-karakter skor pertumbuhan vegetatif dan generatif, tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong total, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, persentasi polong isi, hasil pertanaman, dan hasil per hektar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan terhadap skor pertumbuhan vegetatif dan generatif, tinggi tanaman, dan jumlah cabang di sajikan pada Tabel 2. Kedua varietas menunjukkan pertumbuhan yang baik (skor 3), tanaman tumbuh subur, dengan vigoritas yang tinggi, daun berwarna hijau, tanpa terdapat gejala keracunan. Hasil pengamatan terhadap tinggi tanaman yang diperoleh untuk varietas Kancil dan Jerapah masing-masing mencapai 53,67 dan 49,33 cm. Tinggi yang dicapai varietas Kancil dan Jerapah pada keragaan ini tidak terlalu berbeda dengan pengujian di lahan kering masam yaitu sebesar 54,85 dan 43,8 cm (Saleh dan William, 2007). Sedang pengujian Pornomo dan Taufiq (2007), tinggi varietas Kancil hanya mencapai 23,7 cm. Tabel 2. Skor pertumbuhan vegetatif dan generatif, tinggi tanaman, dan jumlah cabang kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah di lahan PLG, Dadahup, Kalimantan Tengah MK 2006 Varietas Kancil Jerapah Rata rata
Skor pertumbuhan vegetatif
Skor pertumbuhan generatif
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah cabang
3 3 3
3 3 3
53,67 49,33 51,50
7,83 8,33 8,08
Hasil pengamatan terhadap jumlah cabang untuk varietas Kancil dan Jerapah masing-masing sebesar 7,83 dan 8,33. Jumlah cabang yang di capai lebih tinggi dibanding pengujian Pornomo dan Paidi (2008), dimana varietas Kancil hanya mempunyai 4 cabang. Hasil pengamatan terhadap karakter-karakter, jumlah polong total, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, dan persentasi polong isi disajikan pada Tabel 3. 431
M. Saleh
Varietas Kancil menghasilkan jumlah polong sebesar 21,16 polong, yang terdiri dari 18,33 polong yang berisi dan 2,67 polong yang hampa. Hasil yang dicapai dalam pengujian ini lebih tinggi dibanding pengujian di lahan kering masam di Banjarbaru, jumlah polong yang dihasilkan varietas Kancil sebesar 7,50 polong, yang terdiri dari 7,30 polong yang berisi dan 0,2 polong yang hampa (Saleh dan William, 2007). Hasil pengujian (Pornomo dan Taufiq, 2007) varietas Kancil menghasilkan jumlah polong sebesar 18,70 polong, yang terdiri dari 14,60 polong yang berisi dan 4,10 polong yang hampa. Tabel 3. Jumlah polong total, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, dan persentasi polong isi kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah di Menyapa di lahan PLG, Kalimantan Tengah MK 2006. Varietas Kancil Jerapah Rata rata
Jumlah polong total 21,16 24,16 22,663
Jumlah polong isi 18,33 21,83 20,08
Jumlah polong hampa 2,67 2,33 2,50
Persentasi polong isi (%) 86,62 90,33 88,47
Varietas Jerapah menghasilkan jumlah polong sebesar 24,16 polong, yang terdiri dari 21,83 polong yang berisi dan 2,33 polong yang hampa. Hasil yang dicapai pada pengujian ini lebih tinggi dibanding pengujian di lahan kering masam di Banjarbaru, varietas Jerapah menghasilkan polong sebesar 11,80 polong, yang terdiri dar 11,00 polong yang berisi dan 0,8 polong yang hampa (Saleh dan William, 2007). Persentasi polong isi varietas Jerapah lebih tinggi di banding Kancil, dimana persentasi polong isi Jerapah sebesar 90,329 persen, sedangkan Kancil sebesar 86,620 persen. Tabel 4. Hasil pertanaman (g) dan per hektar (t) kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah di lahan PLG, Kalimantan Tengah MK 2006 Varietas Kancil Jerapah Rata rata
Hasil pertanaman gram (g) 17,25 21,43 19,34
Hasil per hektar ton (t) 3,45 4,29 3,87
Hasil yang dicapai kedua varietas di sajikan pada Tabel 4.. Hasil pertanaman yang dicapai varietas Kancil dan Jerapah pada keragaan ini, masing masing sebesar 17,25 dan 21,43 g. Pengujian Pornomo dan Taufiq (2007), varietas Kancil memberikan hasil sebesar 15,5 g/tanaman.
432
Keragaan kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah
Potensi hasil yang dikonversi dalam luasan hektar dari kedua varietas yang diuji yaitu Kancil dan Jerapah masing-masing sebesar 3,450 dan 4,29 t ha-1. Hasil yang dicapai pada pengujian ini lebih tinggi dibanding pengujian di lahan kering di Kebun Percobaan Banjarbaru, yaitu untuk varietas Kancil dan Jerapah masing-masing sebesar 1,98 dan 2,55 t ha-1 (Saleh dan William, 2007). Pengujian Pornomo dan Taufiq (2007), varietas Kancil memberikan hasil sebesar 3,10 t ha-1. Varietas Jerapah yang diuji di lahan masam memberikan hasil sebesar 1,52 t ha-1 (Koesrini et al. 2005), sedangkan pengujian di lahan rawa lebak memberikan hasil sebesar 1,53 t ha-1 (Ningsih et al. 2007). Hasil yang dicapai oleh varietas Kancil dan Jerapah pada pengujian ini lebih tinggi dari hasil yang dicapai petani dengan menggunakan varietas lokal. yaitu sekitar 0,97 ton polong kering per hektar (Maamun et al. 1996).
KESIMPULAN Hasil keragaan menunjukkan bahwa pertumbuhan kacang tanah varietas Kancil dan Jerapah di lahan gambut tergolong baik (skor 3), dengan hasill masing-masing sebesar 3,450 dan 4,286 ton ha-1.
DAFTAR PUSTAKA Koesrini, Aidi Noor, Sumanto, dan Mukarji. 2005. Keragaan daya toleransi dan hasil kacang tanah di lahan masam alam Ar-Riza, I., U.Kurnia, I.Noor, dan A. Jumberi (eds) Proseding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan Rawa dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Badan Litbang. Puslitbang Tanah dan Agroklimat. Hal : 229 - 241 Maamun, M.Y., M. Damanik, dan M. Wilis. 1996. Sistem produksi dan pengembangan kacang tanah di Kalimantan Selatan. Risalah Semina Nasional Prosfek Pengembangan Kacang Tanah di Indonesia. Ningsih, RD., M. Sabran, dan Koesrini. 2007. Evaluasi galur-galur harapan kacang tanah di lahan rawa lebak Kalimantan Selatan. Dalam Mukhlis, M.Noor, A. Supriyo,I.Noor, dan R.S.Simatupang (eds). Proseding Seminar Nasional Pertanian Lahan Rawa. Revitalisasi Kawasan PLG dan Lahan Rawa lainnya untuk Membangun Lumbung Pangan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pemerintah Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Hal 413 – 421. Purnomo, J. dan Taufiq. 2007. Keragaan genotipe kacang tanah pada ragam pH tanah. Dalam N.K. Wardhani, Rob.M., M.Fathurrochim, Masyhudi, E.Jamal, H.Wirianata, Suroso, R.M. Hartati, Hermantoro, dan A.S. Sayekti (eds). Proseding Seminar Nasional Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Pertanian dalam Upaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat. BPTP Yogyakarta dan Instiper Yogyakarta. Hal 105 – 111. 433
M. Saleh
Purnomo, J., dan Paidi. 2008. Keragaan genotipe kacang tanah Mc/7-04C-186 Hasil tinggi, tahan penyakit karat dan becak daun Dalam Arief Harsono et al., (eds). Inovasi Teknologi Kacang Kacangan dan Umbi-umbian Mendukung Kemandirian Pangan dan Kecukupan Energi. Badan Litbang. Puslitbangtan. Hal 145 – 151. Saleh, M. dan E.William. 2007. Daya hasil genotipe kacang tanah di lahan kering Kalimantan Selatan. Dalam N.K. Wardhani, Rob.M., M.Fathurrochim, Masyhudi, E.Jamal, H.Wirianata, Suroso, R.M. Hartati, Hermantoro, dan A.S. Sayekti (eds). Proseding Seminar Nasional Inovasi Teknologi dan Kelembagaan Pertanian dalam Upaya Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat. BPTP Yogyakarta dan Instiper Yogyakarta. Hal 63 – 66. Suhartanto. 2007. Rencana implementasi tentang percepatan rehabilitasi dan revitalisasi kawasan PLG propinsi Kalimantan Tengah Dalam Mukhlis, M. Noor, Agus. S, Izzuddin.N., dan R.S. Simatupang (eds). Proseding Seminar Pertanian Lahan Rawa. Revitalisasi Kawasan PLG dan Lahan Rawa Lainnya untuk Membangun Lumbung Pangan Nasional. Buku I. Badan Litbang Pertanian dan Pemerintah Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Hal 17 – 27.
434