BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL JAKARTA
KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 414/KA/IX/1999 TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PATEN DAN PEMBERIAN IMBALAN ATAS PENEMUAN YANG TELAH MEMPEROLEH PATEN DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan motivasi para pegawai BATAN untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan serta memintakan Paten atas penemuannya, dengan Keputusan Kepala BATAN Nomor 07/KA/I/1999 telah ditetapkan Tata Cara Permintaan Paten dan Pemberian Imbalan atas Penemuan Yang Telah Memperoleh Paten; b. bahwa sehubungan dengan akan dibentuknya Pengelola Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) di BATAN, maka keputusan sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; Mengingat
: 1. Undang-undang RI Nomor 6 Tahun 1989 jo. Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 1997; 2. Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1997; 3. Keputusan Presiden RI Nomor 228/M Tahun 1996; 4. Keputusan Presiden RI Nomor 197 Tahun 1998; 5. Keputusan Kepala BATAN Nomor 73/KA/IV/1999 s/d 79/KA/IV/1999. MEMUTUSKAN : Dengan mencabut Keputusan Kepala BATAN Nomor 07/KA/I/1999 tentang Tata Cara Permintaan Paten dan Pemberian Imbalan atas Penemuan Yang Telah Memperoleh Paten di Lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional.
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL TENTANG TATA CARA PERMINTAAN PATEN DAN PEMBERIAN IMBALAN ATAS PENEMUAN YANG TELAH MEMPEROLEH PATEN DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
-2Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1.
Paten adalah hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.
2.
Penemuan adalah kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi, yang dapat berupa proses atau hasil produksi atau penyempurnaan dan pengembangan proses atau hasil produksi.
3.
Penemu adalah seorang pegawai BATAN yang secara sendiri atau beberapa orang secara bersama-sama melaksanakan kegiatan yang menghasilkan penemuan.
4.
Unit Kerja adalah unit kerja Eselon II tempat penemuan dihasilkan.
5.
Kantor Paten adalah Direktorat Paten, Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), Departemen Kehakiman Republik Indonesia.
6.
Pengelola HaKI adalah Tim yang dibentuk dengan Keputusan Kepala BATAN yang mempunyai tugas membantu Kepala BATAN dalam hal pengelolaan HaKI di lingkungan BATAN, dalam bidang manajemen, hukum, teknologi, dan pemasaran. Pasal 2
(1)
Penemu melaporkan penemuan yang akan dimintakan paten kepada Kepala Unit Kerja, untuk dievaluasi dan dikaji kelayakannya.
(2)
Kepala Unit Kerja menyampaikan surat permohonan untuk memproses permintaan paten kepada Sekretaris Utama selaku Ketua Pengelola HaKI dengan tembusan (tanpa lampiran) kepada Kepala BATAN dan Deputi Kepala atasan langsung Kepala Unit Kerja.
(3)
Untuk penemuan yang dihasilkan dari peneliti dan pengembangan yang melibatkan instansi lain, kecuali tidak diperjanjikan lain, Kepala Unit Kerja menyampaikan surat permohonan untuk memproses permintaan paten kepada instansi lain tersebut, dengan tembusan (tanpa lampiran)
-3kepada Kepala BATAN, Sekretaris Utama, dan Deputi Kepala atasan langsung Unit Kerja. Pasal 3 (1)
Permintaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 harus dilampiri dokumen sebagai berikut : a. Isian formulir surat permintaan untuk memperoleh paten, dengan contoh formulir seperti tersebut dalam Lampiran I Keputusan ini. b. Deskripsi (uraian penemuan). c. Satu atau lebih klaim yang terkandung dalam penemuan. d. Satu atau lebih gambar yang disebut dalam uraian yang diperlukan untuk memperjelas tentang deskripsi. e. Abstraksi.
(2)
Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) serta persyaratan fisik penulisannya seperti tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.
(3)
Penemu membantu Pengelola HaKI dalam proses permintaan paten dalam hal perbaikan-perbaikan yang diminta oleh Kantor Paten. Pasal 4
(1)
Pemegang paten yang penemuannya telah memperoleh paten adalah BATAN.
(2)
Pemegang paten atas penemuan yang telah memperoleh paten yang dihasilkan dari perjanjian kerjasama dengan Badan lain baik swasta maupun pemerintah dalam dan luar negeri ditetapkan sesuai dengan perjanjian dan apabila tidak diatur dalam perjanjian, maka akan ditetapkan secara musyawarah.
(3)
Penemu berhak untuk tetap dicantumkan namanya dalam surat pemberian paten. Pasal 5
(1)
Biaya yang diperlukan untuk proses permintaan paten ditanggung oleh BATAN.
(2)
Biaya untuk pemeliharaan paten dibatasi paling lama 3 (tiga) tahun setelah mendapatkan paten
-4-
(3)
Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dibebankan pada Anggaran Rutin Sekretariat Utama. Pasal 6
(1)
Penemu berhak untuk mendapatkan imbalan untuk paten yang digunakan oleh industri.
(2)
Pembayaran imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. 60% diberikan kepada Penemu; b. 40% diberikan kepada BATAN;
(3)
Dalam hal penemuan yang dihasilkan dari kerjasama dengan Badan lain baik swasta maupun pemerintah dalam negeri dan luar negeri, maka prosentase pembayaran imbalan apabila tidak diatur dalam perjanjian ditetapkan secara musyawarah. Pasal 7
(1)
BATAN akan memberikan penghargaan kepada Penemu yang hasil penemuannya telah diberikan paten.
(2)
Apabila penemuan tersebut dinilai sangat bermanfaat bagi negara, maka selain mendapat penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga dapat dipertimbangkan untuk diberikan kenaikan pangkat istimewa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 8
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan
di
J a k a r t a
pada tanggal 17 September 1999 KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL -ttdM. IYOS R. SUBKI
-5BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL JAKARTA LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 414/KA/IX/1999 TANGGAL : 17 SEPTEMBER 1999 A. URAIAN TENTANG DESKRIPSI, KLAIM, GAMBAR, DAN ABSTRAKSI 1. Deskripsi atau uraian penemuan adalah penjelasan tertulis mengenai cara melaksanakan suatu penemuan sehingga dapat dimengerti oleh seorang ahli di bidang penemuan tersebut. Deskripsi memuat hal-hal sebagai berikut : a. Judul penemuan, yang dinyatakan secara singkat dan jelas, serta menunjukkan bidang teknik, sesuai dengan judul dalam surat permintaan paten; b. Latar belakang teknis dari penemuan, yang diperlukan untuk pemahaman dan penelusuran dokumen; c.
Keunggulan dan manfaat teknik penemuan, bila dibandingkan dengan penemuan teknologi dibidang yang sama yang telah ada sebelumnya;
d. Cara penerapan penemuan tersebut dalam industri, atau cara pemakaiannya apabila karena sifatnya penemuan tersebut sulit dijelaskan secara deskriptif; e. Tidak berisi kata-kata yang bersifat meragukan. 2. Klaim adalah uraian tertulis mengenai inti penemuan atau bagian-bagian tertentu dari penemuan yang dimintakan perlindungan hukum dan hak paten. Klaim ditulis dalam 2 (dua) bagian yang terdiri dari : a. Pernyataan yang menunjukkan bidang teknik dari penemuan sebelumnya; b. Pernyataan teknis mengenai penemuan dan merupakan peningkatan atas penemuan yang telah ada. Dalam hal klaim tidak ditulis dalam dua bagian maka klaim hanya berisikan pernyataan tungal yang memuat penjelasan mengenai inti dari penemuan. 3. Gambar adalah gambar teknik dari penemuan yang memuat tandatanda, simbol, huruf, angka, bagan, atau diagram yang menjelaskan bagianbagian dari penemuan.
-64. Abstraksi adalah uraian singkat mengenai penemuan yang merupakan ringkasan, tidak lebih dari 200 (duaratus) kata, berisi tentang pokokpokok penjelasan deskripsi, klaim, atau gambar. Uraian dalam abstraksi langsung menunjuk tentang inti penemuan, dan tidak boleh memuat pernyataan yang bersifat spekulatif yang tidak menunjukkan kepastian dari penemuan yang bersangkutan, dan tidak boleh membuat pernyataan yang menunjukkan penilaian lebih baik atau lebih berharga dari sebelumnya. B. PERSYARATAN FISIK MENGENAI PENULISAN DESKRIPSI, KLAIM, ABSTRAKSI, DAN PEMBUATAN GAMBAR 1. Deskripsi, klaim, abstraksi, dan pembuatan gambar harus menggunakan kertas HVS, berwarna putih (tidak mengkilat), ukuran A-4, berat minimum 90 gram, kecuali untuk pembuatan gambar minimum 100 gram. 2. Setiap lembar kertas hanya salah satu mukanya saja yang boleh dipergunakan, dengan menempatkan sisi-sisinya yang pendek dibagian atas dan bawah, kecuali jika dipergunakan untuk gambar. 3.
Pengetikan dilakukan dengan menggunakan tinta warna hitam, ukuran antara 1,5 spasi, dengan huruf tegak yang berukuran tinggi huruf besarnya minimum adalah 0,21 cm, diberi nomor halaman dengan angka Arab pada bagian tengah atas dan tidak pada batas, dengan batas sebagai berikut : − dari pinggir atas : 2 cm − dari pinggir bawah : 2 cm − dari pinggir kiri : 2,5 cm − dari pinggir kanan : 2 cm
4. Setiap lima baris pengetikan uraian dan klaim, harud diberi nomor baris yang disetiap halaman baru selalu dimulai dari awal dan ditempatkan disebelah kiri uraian atau klaim serta tidak pada batas. 5. Gambar harus menggunakan tinta hitam pada kertas gambar putih (tidak mengkilat), ukuran A-4. Tanda-tanda dengan garis, rumus-rumus kimia atau matematikan dan tanda tertentu dapat ditulis dengan tangan atau dilukis, dengan batas sebagai berikut : − dari pinggir atas : 2,5 cm − dari pinggir bawah : 1 cm − dari pinggir kiri : 2,5 cm − dari pinggir kanan : 1,5 cm 6. Seluruh dokumen permintaan paten yang diajukan tidak boleh dalam keadaan sobek, terlipat, atau rusak.
-77. Setiap istilah yang dipergunakan dalam deskripsi, klaim, abstraksi, dan gambar harus konsisten satu sama lain. KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL -ttdM. IYOS R. SUBKI