“Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan Tidore Kabupaten Kepulauan Sangihe” Oleh : Juliyanti lahabir ABSTRAK Dalam penyelenggaraan pemerintahan kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin sangatlah menentukan keberhasilan dari organisasi yang dipimpinnya. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Seiring dengan perkembangan zaman, tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas terus meningkat dari waktu ke waktu. Tuntutan tersebut semakin berkembang seiring dengan tumbuhnya kesadaran bahwa warga negara memiliki hak untuk dapat diberikan pelayanan. Penyediaan pelayanan publik merupakan kewajiban yang harus diselenggarakan pemerintah untuk masyarakat, namun dalam penyelenggaraan pelayanan publik tersebut kenyataannya masih belum terlaksana secara maksimal. Di kelurahan Tidore Kecamatan Tahuna Timur efektivitas kerja aparatur kelurahan dalam pelayanan publik belum maksimal. Hal ini terlihat dari kurangnnya disiplin kerja yang ditunjukan aparatur yang ada dikelurahan Tidore. Berdasarkan hasil temuan tersebut kepemimpinan lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur yang ada di kelurahan Tidore belum maksimal. Key words : Kepemimpinan Lurah, Disiplin Kerja, Aparatur Kelurahan.
PENDAHULUAN Kepemimpinan merupakan topik menarik yang sering dibicarakan oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam organisasi yang besar.Setiap satuan organisasi, baik formal maupun informal selalu ada pemimpin yang memimpinnya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Keberhasilan maupun kegagalan suatu organisasi, apakah perusahaan, lembaga pemerintah, ataupun lembaga sosial lainnyaakan selalu dikaitkan dengan pemimpin organisasi dimaksud. Kepemimpinan merupakan unsur kunci dalam menentukan keefektifan maupun tingkat produktifitas suatu organisasi. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya. Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.Negara Republik
Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan, kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Lurah dalam hal ini sebagai pimpinan pada unit organisasi kelurahan sebagaimana dimaksud dalam PP No. 73 tahun 2005 Pasal 3 ayat (2) mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Dalam melaksanakan urusan – urusan tersebut tentu saja seorang lurah tidak dapat melalukannya seorang diri tapi di bantu oleh orang lain dalam hal ini perangkat kelurahan. Sebagai tingkatan pemerintahan terendah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah kelurahan merupakan sub sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional yang berada langsung dibawah pemerintah kabupaten, atau bisa dikatakan pemerintah kelurahan adalah ujung tombak pelaksanaan pemerintahan didaerah karena pemerintah kelurahan berhubungan atau bersentuhan langsung dengan masyarakat. Sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah kelurahan setiap harinya selalu berinteraksi dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan publik, sebagai contoh, seperti pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), akta kelahiran, akta nikah, akta kematian, dan lain sebagainya membutuhkan surat keterangan dan pengantar dari kelurahan. Penyediaan pelayanan publik merupakan kewajiban yang harus diselenggarakan pemerintah untuk masyarakat, namun dalam penyelenggaraan pelayanan publik tersebut kenyataannya masih belum terlaksana secara maksimal. Di kelurahan Tidore Kecamatan Tahuna Timur efektivitas kerja aparatur kelurahan dalam pelayanan publik belum maksimal. Hal ini terlihat dari adanya keluhan masyarakat yang masih menemui berbagai kendala dalam proses pengurusan surat menyurat yang memakan waktu cukup lama, serta pelayanan yang sulit diakses karena aparatur kelurahan yang datang terlambat atau tidak berada di tempat pada jam – jam kerja. Kurang maksimalnya kinerja dan pelayanan kepada masyarakat adalah akibat dari kurangnya disiplin yang dimiliki oleh para aparatur kelurahan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, salah satunya adalah disiplin kerja. Seorang lurah harus dapat memberikan motivasi dan dorongan serta teladan kepada para pegawainya untuk secara sadar melakukan tugas dan pekerjaannya sehingga dapat mempengaruhi disiplin kerja aparatur kelurahan untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang telah ditentukan dalam peraturan kedinasan atau undang - undang.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut : Bagaimana kepemimpinan Lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore KabupatenKepulauan Sangihe? Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana disiplin kerja aparatur yang ada di kelurahan Tidore, serta bagaimana cara kepemimpinan lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur yang ada di kelurahan Tidore kabupaten kepulauan Sangihe. Manfaat Penelitian a. Diharapkan melalui penelitian ini akan memberikan kontribusi dan pemikiran yang positif berkaitan dengan pengembangan ilmu pemerintahan, terlebih khusus dalam kepemimpinan lurah. b. Sebagai masukan kepada lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur keluran. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Kepemimpinan Kepemimpinan adalah terjemahan dari kata “leadership” yang berasal dari kata “leader”.Pemimpin (leader) adalah orang yang memimpin, sedangkan pimpinan merupakan jabatannya. Dalam pengertian lain, secara etimologi istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing atau tuntun. Dari “pimpin” lahirlah kata kerja “memimpin” yang artinya membimbing dan menuntun. Beberapa pergertian kepemimpinan menurut pendapat para ahli, sebagaimana dikutip dari buku “Pemimpin dan Kepemimpinan” karya Dr. M. Sobry Suktino (2014:15&16) berikut ini : Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling). Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H. Koontz dan C. Donnell). Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang diinginkan (Ordway tead). Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang – orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun
diarahkan oleh orang yang memimpinnya. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut. Sobry Suktino (2014:16) Konsep Pemerintah Kelurahan Secara etimologi pemerintah berasal dari kata “perintah” yang memiliki dua pihak yang terkandung dan saling memiliki hubungan, yaitu pihak yang memerintah memiliki wewenang, dan pihak yang diperintah memiliki ketaatan.Perintah berarti melakukan pekerjaan menyeluruh, dan terdiri dari dua unsur, yaitu rakyat dan pemerintah yang keduanya ada hubungan.Setelah ditambah awalan “pe-” menjadi pemerintah yang berarti badan atau organisasi yang mengurus. Inu Kencana (2013:8). Pemerintah dalam definisi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya, W.S. Sayre (1960). Sedangkan menurut David Apter (1965) pemerintah itu merupakan satuan anggota yang paling umum yang (a) memiliki tanggungjawab tertentu untuk mempertahankan system yang mencangkupnya, itu adalah bagian dan (b) monopoli praktis mengenai kekuasaan paksaan. Inu Kencana (2001:22) Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kelurahan dibentuk di wilayah kecamatan. Kelurahan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di wilayah kecamatan. Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2005 dipimpin oleh Lurah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Lurah adalah pimpinan di kelurahan yang merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota yang berkedudukan di wilayah kecamatan. Lurah diangkat oleh Bupati/Walikota atas usul Camat dari Pegawai Negeri Sipil. Konsep Disiplin Kerja Disiplin berasal dari bahasa latin“disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Veithzal Rivai (2011:825) mengemukakan bahwa, disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para menejer untuk dapat berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesedian seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma – norma sosial yang berlaku. Disiplin pegawai negeri sipil menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2010 adalah kesanggupan pegawai negeri sipil untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang – undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas – tugas yang diberikan kepadanya, hal ini mendorong gairah kerja dan mendukung terwujudnya tujuan. Salah satu tolok ukur kedisiplinan dapat dilihat dari kehadiran dan kepulangan pegawai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diberikan. Bentuk disiplin yang lain adalah ketepatan dalam melaksanakan tugas kerja atau lebih menekankan pada output. Pegawai dituntut untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai jadwal yang ditentukan. Miftah Thoha (2014:80) Konsep Pelayanan Publik Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Sampara Lukman (2000:8). Sementara itu, istilah publik berasal dari Bahasa inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara.Lijan Poltak Sinambela (2006:5). Publik juga didefinisikan sebagai sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik berdasarkan nilai – nilai norma yang mereka miliki. Inu Kencana (2004:17) Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Kurniawan (2005:4) dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin“descriptivus” yang berarti uraian. Penilaian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu periode tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah, Kepemimpinan Lurah dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan yang dinilai dari penjabaran poin – poin dalam Bab II pasal (3) PP No. 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dari poin – poin tersebut diambil beberapa indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore, seperti : 1. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. 2. Memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya kepada masyarakat. 3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. 4. Penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor. Selanjutnya dari 4 (empat) indikator tersebut akan dilihat bagaimana kepemimpinan lurah dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore. Informan Informan dipilih untuk mendapatkan informasi yang jelas dari objek penelitian sesuai dengan masalah yang diamati. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan bahwa informan memiliki pemahaman terhadap masalah yang diamati.Prosedur pengambilan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu peneliti menetapkan sendiri siapa saja yang menjadi informan berdasarkan pada pertimbangan tertentu.Informan – informan yang menjadi sumber data dalam penlitian ini adalah masyarakat kelurahan Tidore, aparatur kelurahan dan lurah. Berikut ini uraian dari informan yang menjadi sumber data : Masyarakat kelurahan 4 orang Aparatur kelurahan 4 orang Lurah 1 orang Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dikenal dengan data penelitian.Pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan metode yang umumnya digunakan pada pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi (Mukhtar 2013 : 109). Observasi adalah proses keterlibatan peneliti dalam situasi sosial, kemudian dia mengungkapkan seluruh apa yang dilihat, dialami, dan dirasakan langsung oleh peneliti. Bagi peneliti sosial dan budaya, dirinya sendiri adalah instrument atau alat observasi secara langsung, karena seluruh indra peneliti pada hakekatnya adalah instrument observasi. Sedangkan wawancara adalah proses tanya jawab antara peneliti dengan subjek dalam situasi sosial untuk mendapatkan sejumlah informasi atau data yang dibutuhkan. Dokumentasi adalah data – data tertulis atau gambar yang ada pada satu situasi sosial yang dibutuhkan peneliti, sebagai pendukung datanya dalam mengemas laporan penelitian.
Teknik Analisa Data Karena penelitian ini kualitatif deskriptif, maka teknik analisa data yang relevan adalah teknik analisa data yang deskriptif analisis yaitu hasil pengumpulan data direduksi.Istilah dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai merangkum data, memilih hal – hal yang pokok, dan mengfokuskan kepada hal – hal yang penting. Maka secara rinci dapat digambarkan teknik analisa data yang dilakukan yaitu setelah data dikumpulkan, maka selanjutnya data akan dipadukan, digambarkan, dalam bentuk uraian kalimat dengan memberikan penafsiran berdasarkan hasil wawancara dan observasi di tempat penelitian. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang akan disajikan merupakan hasil yang diperoleh daripara informan yang terpilih sebagai sumber data melalui wawancara danpengamatan peneliti dilapangan. Pertanyaan – pertanyaan yang disampaikan dalam wawancara penelitian oleh peneliti, sehubungan dengan Kepemimpinan Lurah dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur di Kelurahan Tidore Kabupaten Kepulauan Sangihe berpedoman pada rancangan panduan wawancara yang telah disusun terlebih dahulu. Berikut ini adalah empat indikator yang peneliti jadikan sebagai tolok ukur disiplin kerja aparatur kelurahan dikelurahan Tidore, yaitu : a. b. c. d.
Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja. Memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya kepada masyarakat. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor
A. Masuk Kerja Dan Mentaati Ketentuan Jam Kerja Sudah keharusan bagi setiap pegawai negeri sipil untuk masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja, namun keadaan yang seharusnya terjadi tersebut belum sepenuhnya terpenuhi. Setiap pegawai negeri sipil berkewajiban untuk masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja, wajib datang, melakukan tugas, dan pulang sesuai ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas.Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilapangan, peneliti mendapati aparatur kelurahan Tidore belum sepenuhnya mentaati ketentuan jam kerja yang berlaku, hal tersebut terlihat dari adanya aparatur kelurahan yang datang terlambat ke kantor ataupun meninggalkan kantor sebelum waktunya pulang. Untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dan benar, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa aparatur kelurahan yang ada di kelurahan Tidore. Berikut ini adalah penuturan dari hasil wawancara yang dilakukan dengan aparatur kelurahan Tidore.
Dengan inisial, Ibu M. A Kedisiplinan dikantor Lurah Tidore pada dasarnya sudah cukup baik, hanya saja masih ada aparatur kelurahan yang datang ke kantor tidak sesuai jam masuk kantor atau terlambat. Tidak bisa dipungkiri adapulah aparatur kelurahan yang meninggalkan kantor sebelum jam pulang kantor karena alasan pribadi. Dari daftar hadir dapat dilihat bahwa ada juga aparatur kelurahan yang tidak masuk kantor tanpa adanya berita. Kedisiplinan di kantor lurah kelurahan Tidore sebenarnya sudah cukup baik tapi harus ditingkatkan guna pelayanan yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Dengan inisial Ibu S. M. M Sama halnya dengan yang disampaikan oleh informan pertama ibu S. M. M juga mengatakan bahwa ada aparatur dikelurahan Tidore yang sering datang tidak sesuai dengan jam masuk kantor atau dengan kata lain ada aparatur yang datang terlambat masuk kantor, baik dengan alasan yang jelas maupun tanpa alasan. B. Memberikan Pelayanan Yang Sebaik – Baiknya Kepada Masyarakat Memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya kepada masyarakat sudah menjadi tanggung jawab pemerintah yang tidak bisa ditawar – tawar lagi.Salah satu tolok ukur keberhasilan pemerintah dalam hal ini pemerintah kelurahan Tidore dapat dilihat dari kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilapangan pelayanan yang diberikan oleh aparatur kelurahan di kelurahan Tidore sudah baik hanya saja ada beberapa kendala yang masih ditemui oleh peneliti dan masyarakat. Dengan inisial Bapak R. H Pelayanan yang diberikan belum cukup baik, karena saat dibutuhkan oleh masyarakat, aparatur kelurahan tidak berada di kantor padahal saat ini masih jam kerja. Seperti saat ini, bagaimana aparatur kelurahan dapat memberikan pelayanan sedangkan kantor saja dalam keadaan kosong, padahal ada masyarakat yang datang membutuhkan pelayanan. Dari keadaan ini dapat dikatakan pelayanan yang diberikan aparatur kelurahan belum cukup baik. Dengan inisial Ibu J. L. K Menurut pengalaman saya, pelayanan yang diberikan oleh aparatur kelurahan Tidore sudah baik. Hal ini saya katakan karena berdasarkan pengalaman saya yang sudah beberapa kali berurusan dengan aparatur kelurahan. Saat saya datang melakukan pengurusan seperti kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga, saya langsung dilayani oleh aparatur kelurahan dan tidak perlu menunggu terlalu lama. C. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sangatlah penting agar pekerjaan dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan tidak terjadi penumpukan pekerjaan.Berdasarkan penelitian dilapangan yang di lakukan oleh peneliti, ketika ada masyarakat yang datang membutuhkan pelayanan, aparatur kelurahan Tidore selalu cekatan dalam memproses perijinan, kependudukan atau dokumen lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Walaupun ketepatan waktu aparatur kelurahan dalam menyelesaikan pekerjaannya sudah baik namun ada saja kendala – kendala yang tidak terduga.Kendala – kendala yang sering terjadi menurut penuturan Lurah Tidore adalah padamnya aliran listrik dan terganggunya system komputer yang sangat mengganggu kelancaran pekerjaan dikelurahan Tidore. Kendala lainnya yang juga sangat berdampak pada ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan adalah keterlambatan atau ketidak hadiran aparatur kelurahan Tidore. D. Penggunaan Pakaian Dinas Dan Atribut Ketika Datang Kekantor Pakaian dinas adalah pakaian seragam yang dipakai untuk menunjukan identitas Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas. Atribut adalah tanda – tanda yang melengkapi pakaian dinas. Pemakaian atribut pakaian dinas harian dilingkungan provinsi dan kabupaten/kota terdiri atas nama dan lambang daerah provinsi dan lambang daerah kabupaten/kota, lencana korpri, papan nama dan tanda pengenal. Adapun pemakaian atribut pakaian dinas harian lurah terdiri atas nama dan lambang kabupaten/kota, lencana korpri, papan nama, tanda pengenal, peci, tanda jabatan, tanda pangkat harian, dan pita tanda jasa. Berdasarkan pemantauan peneliti dilapangan mengenai pemakaian pakaian dinas dan atribut, baik lurah dan aparatur kelurahan Tidore terlihat beberapa kali tidak menggunkan pakaian dinas, dan hanya menggunakan pakaian biasa yang hanya dilengkapi dengan lencana korpri dan papan nama saja. Kepemimpinan Lurah Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Aparatur Kelurahan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya melalui 4 (empat) indikator yang peneliti jadikan sebagai tolok ukur disiplin kerja Aparatur kelurahan Tidore, peneliti akan membahas bagaimana kepemimpinan lurah menghadapi fenomena – fenomena tersebut dalam meningkatkan disiplin kerja aparatur kelurahan Tidore. Masuk Kerja dan Mentaati Ketentuan Jam Kerja Berdasarkan penelitian yang dilakukanoleh peneliti, berikut ini kepemimpinan Lurah dalam menanggapi masalah keterlambatan dan ketidak disiplinan aparatur kelurahan di kelurahan Tidore yang sering datang terlambat : 1. Lurah dengan tegas mencoret daftar hadir yang ada. Jika aparatur datang terlambat, namun sebelumnya sudah menyampaikan terlebih dahulu kepada Lurah bahwa aparatur tersebut akan datang terlambat dengan alasan yang jelas, maka lurah akan memberikan keterangan isin pada daftar hadir tapi jika tanpa alasan maka Lurah tidak akan segan – segan mencoret daftar hadir aparatur tersebut.
2. Tindakan disiplin lain yang dilakukan oleh Lurah adalah memanggil aparatur yang sering terlambat dan tidak masuk kantor, untuk menanyakan alasan mengapa mereka berbuat demikian dan selanjutnya di berikan teguran, arahan dan motivasi untuk bekerja lebih giat lagi. 3. Hal yang tak terelakan adalah pemotongan uang kinerja, melalui pemotongan ini diharapkan seluruh aparatur kembali tersadar akan setiap tanggung jawab dan tugasnya. Tindakan disiplin tersebut diberlakukan bagi seluruh aparatur di kelurahan Tidore tanpa terkecuali. Memberikan Pelayanan Yang Sebaik – Baiknya Kepada Masyarakat Berdasarkan pantauan peneliti, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sudah baik dan cukup fleksibel, hal ini terlihat saat ada aparatur yang tidak masuk kantor dan ada salah satu seksi yang kosong maka aparatur yang lain dengan segera akan mengisi kekosongan tersebut agar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat tidak terganggu. Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat kepemimpinan lurah dalam mempengaruhi serta menggiatkan aparatur untuk mencapai tujuan bersama dalam memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya kepada masyarakat sudah baik. Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Menurut hasil wawancara peneliti dengan aparatur kelurahan Tidore, hampir seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh aparatur kelurahan Tidore terselesaikan tepat pada waktunya tanpa ditunda – tunda.Hal tersebut terlihat dari respon yang diberikan aparatur kelurahan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan.Dari penelitian yang dilakukan di lapangan lurah sudah dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan dan kemasyarakatan dengan baik. Penggunaan Pakaian Dinas Dan Atribut Ketika Datang Ke Kantor Tingkat kedisiplinan aparatur dalam penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang ke kantor masih sangat kurang. Hal tersebut terlihat saat peneliti berkunjung ke kantor kelurahan baik lurah maupun aparatur beberapa kali kedapatan hanya menggunakan pakaian biasa dilengkapi dengan lencana korpri dan papan nama saja. Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa kepemimpinan lurah dalam mendisiplinkan diri sendiri maupun aparatur dalam penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor masih sangat kurang. PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Disiplin kerja aparatur kelurahan dalam hal masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja masih kurang. Kurangnya disiplin waktu aparatur kelurahan sangat berpengaruh terhadap pelayanan kepada masyarakat dan ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan. Hal tersebut peneliti sampaikan berdasarkan data yang didapat dilapangan dari hasil wawancara dengan masyarakat. Terbatasnya sumber daya manusia yang ada di kelurahan Tidore disertai dengan kurangnya kehadiran dari aparatur yang ada, membuat penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan Tidore menjadi kurang maksimal. b. Kepemimpinan lurah dalam mempengaruhi serta menggiatkan aparatur untuk mencapai tujuan bersama dalam memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya kepada masyarakat sudah baik dan cukup fleksibel. Namun demikian, masih dibutuhkan ketegasan yang lebih lagi dari lurah dalam menyikapi persoalan – persoalan yang terjadi dilingkungan pemerintah kelurahan Tidore terlebih khusus yang berhubungan dengan disiplin kerja. c. Ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan di kelurahan Tidore pada dasarnya sudah baik, hanya saja perlu ditingkatkan demi pelayanan yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. d. Pakaian dinas adalah pakaian seragam yang dipakai untuk menunjukan identitas Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas oleh sebab itu Penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang ke kantor sangatlah penting. Kurangnya perhatian lurah dalam penggunaan pakaian dinasdan atribut ketika datang kekantor sangat disayangkan. A. Saran Sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan didaerah, pemerintah kelurahan setiap harinya selalu berinteraksi dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Beberapa poin penting yang harus dibenahi sehubungan dengan disiplin kerja aparatur kelurahan dikelurahan Tidore yang perlu digaris bawahi oleh peneliti antara lain : 1. Aparatur kelurahan diharapkan menyadari betapa penting tugas dan tanggungjawab yang di embannya sebagai pelayan masyarakat,sehingga masuk kerja dan mentaati ketentuan jam kerja adalah hal yang wajib dilakukan.Lurah sebagai pimpinan dikelurahan Tidore, harus lebih tegas lagi terhadap disiplin kerja aparatur yang ada. Selain memberikan teguran dan arahan, sanksi yang tegas juga diperlukan agar aparatur yang tidak disiplin menjadi jerah. 2. Kepemimpinan lurah merupakan unsur kunci dalam menentukan tercapainya tujuan organisasi. Sebagai masyarakat tentunya menginginkan tersedianya pelayanan yang maksimal dari pemerintah, oleh karena itu diharapkan pemerintah kelurahan Tidore selalu berbenah dari masa kemasa dan bercermin dari kekurangan –
kekurangan yang pernah terjadi guna suatu kemajuan dimasa yang akan datang. 3. Keberhasilan kepemimpinan lurah dapat dilihat secara jelas saat aparatur maupun lurah dapat menyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya. Oleh karena itu diharapkan lurah dan aparatur kelurahan harus lebih kreatif lagi dalam menghadapi kendala – kendala yang terjadiagar pekerjaan terlaksana tepat pada waktunya. 4. Lurah maupun aparatur harus menyadari pentingnya penggunaan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor, karena pakaian dinas dan atribut adalah identitas bagi pegawai negeri sipil. Oleh sebab itu diharapkan lurah dapat mendisiplinkan aparatur yang ada dikelurahan tidore agar menggunakan pakaian dinas dan atribut ketika datang kekantor. DAFTAR PUSTAKA 1. Ali, Eko Maulana.2012. Kepemimpinan Transformasional dalam Birokrasi Pemerintahan, Jakarta : Multicerdas Publishing, Cetakan ke-1 2. Badudu, J.S,. Sutan Mohammad Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan 3. Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik, Yokyakarta : Pembaruan 4. Lukman Sampara. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press 5. Mukhtar, Prof. Dr. M.Pd. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, Jakarta : Referensi 6. Rivai Veithzal. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta : Rajawali Pers 7. Sinambela, Lijan, Poltak Dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik Teori, Kebijakan dan Implementasi, Jakarta : Bumi aksara 8. Suradji, Gatot dan Martono, Engelbetus. 2013. Ilmu dan Seni Kepemimpinan, Jakarta : Pustaka Reka Cipta 9. Sutikno, Sobry. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan, Lombok : Holistica 10. Syafiie, Inu Kencana. 2013. Ilmu Pemerintahan, Jakarta : Bumi Aksara 11. Syafiie, Inu Kencana. 2001. Pengantar Ilmu pemerintahan, Jakarta : Refika Aditama 12. Syafiie, Inu Kencana. 2004. Ilmu Administrasi, Jakarta : Binaman Pressindo 13. Thoha, Miftah. 2014. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Yokyakarta : Kencana 14. Widjaja, HAW. 2014. Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, Jakarta : rajawali Pers 15. Wursanto, I, G. 1989. Managemen Kepegawaian, Yogyakarta : Kenisisus Sumber – Sumber Lain
PP NO. 73 Tahun 2005 Tentang Kelurahan
PP NO. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Bandung : Intimedia PP NO. 43 Tahun 2014 tentang Desa Tidore Dalam Angka 2012, Tahuna : Kantor Kelurahan Tidore UU NO. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, Bandung : Fokusmedia UU NO. 6 Tahun 2014 Tentang Desa UU NO. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik