KINERJA CAMAT DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA APARATUR ( Stuiy Di Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud ) Oleh : Nyoman Parauba
ABSTRAK Tugas dan Peran Camat adalah sebagai Kepala Wilayah Kecamatan dan sebagai Perangkat Daerah yang mengembangkan tugas otonomi daerah, ialah dengan adanya Penyelenggaraan Pemerintahan dalam kerangka penyelenggaraan otonomi daerah/atau daerah atonom atau tugas lainnya dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis pelanggaran disiplin dan hukuman atas pelanggaran disiplin di kalangan Pegawai Negeri Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil di Kantor Kecmatan Beo Selatan. 2. Untuk mengetahui strategi dan kebijakan Camat dalam meningkatkan disiplin Kerja Perangkat Pemerintrah Kecamatan Beo Selatan. 3. Untuk mengetahui capaian Kinerja Camat Beo Selatan dalam pendisiplinan Perangkatnya di Kecamatan Beo Selatan.. Berdasarkan hasil penelitian dan Pembahasan menunjukan bahwa : 1. Kantor Camat Beo Selatan, tidak ditemukan Pelanggaran Disiplin Yang Menyolok dilakukan oleh Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan. 2. Dengan adanya tidak terdapat Pelanggaran Disiplin Yang Menyolok, maka hukuman disiplin terhadap pelanggaran disiplin terbatas pada “Peringatan Pimpinan” yakni, Peringatan Camat Beo Selatan. 3. Walaupun masih banyak kekurangan, dengan kepemimpinan Camat Beo Selatan pada saat ini, keadaan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan jauh lebih baik dibandingakan dengan keadaan disiplin sewaktu dipimpin oleh Camat sebelumnya. 4. Faktor Pendekan Percontohan atau Keteladanan Disiplin oleh Camat sebagai Pimpinan di Kantor Kecamatan Beo Selatan berkontribusi positif terhadap membangun kesadaran diri untuk berdisiplin bagi Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan. 5. Secara Nyata Camat Beo Selatan menggunakan Strategi dan Pendekatan untuk Meningkatkan 1
disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan dengan mengacu kepada Peraturan Perundang-Undangan dan Lebih Khusus mengacu Kepada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Kata Kunci : Kinerja Camat, Disiplin Kerja Aparatur
PENDAHULUAN Adapun yang menjadi latar belakang timbulnya tugas dan peran Camat sebagai Kepala Wilayah Kecamatan dan sebagai Perangkat Daerah yang mengemban tugas otonomi daerah, ialah dengan adanya Penyelenggaraan Pemerintahan dalam kerangka penyelenggaraan otonomi daerah/atau daerah atonom atau tugas lainnya dari Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indoensia telah menerapkan asas desentralisasi, asas dekonsentrasi dan asas tugas pembantuan. Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, asas penyelenggaraan pemerintahan daerah tersebut di atas, memiliki pengertian sebagai berikut : 1. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan / atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. 3. Tugas perbantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau desa dari Pemerintah Kabupaten Kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
Pelaksanaan asas desentralisasi secara otomatis, memperkecil bobot Sentralisasi Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan berbagai urusan pemerintahan dan urusan lainnya di daerah. Selanjutnya pelaksanaan asas desentralisasi adalah dalam kerangka pelaksanaan otonomi daerah (bagi daerah otonom). Otonomi daerah yang dimaksud, sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada pasal 10 butir (2) disebutkan bahwa : Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan daerah 2
menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Namun dalam hal pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya, Pemerintah Daerah tidak boleh melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah (Pemerintah Pusat) yang berupa : 1. Politik luar negeri, 2. Pertahanan, 3. Keamanan, 4. Yustisi, 5. Moneter dan fiskal nasional, dan 6. Agama. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian Adapun jenis
Penelitian adalah Penelitian Kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah
Kontrutivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman social yang diinterpretasikan oleh setiap individu (Sukmadinata,
dasar
penelitian kualitatif, 2005). Peneliti kualitatif percaya bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka (Danim, 2002). Penelitian kualitatif mengkaji Perspektif dan Partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrument kunci (Sugiyono, 2005). Bedasarkan jenis atau bentuk penelitian, maka yang dipakai adalah metode penelitian deskriptif, yaitu : prosedur pemecahan masalah yang di teliti dengan jalan menggambarkan peristiwa yang ada sekarang berdasarkan fakta-fakta yang aktual pada saat sekarang. Lokasi Penelitian dan Fokus Penelitian Lokasi penelitan adalah di Kantor Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud dan yang menjadi fokus penelitan adalah melihat Kinerja Camat dalam meningkatkan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. 3
Pengukuran kinerja Camat dalam meningkatkan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan, diukur dari : 1. Disiplin pribadi Camat Beo Selatan, 2. Strategi dan pendekatan yang dipakai oleh Camat untuk mendisiplinkan perangkatnya. 3. Penerapan disiplin masuk dan pulang kantor terhadap perangkatnya, 4. Penerapan disiplin jam kerja, urusan dinas dan penyelesaian tugas-tugas, 5. Penerapan disiplin penerimaan tamu (disiplin kesopanan dan keramatamahan) 6. Penerapan disiplin pelayanan dan penyelesaian urusan masyarakat dengan mengedepankan kualitas pelayanan dan kualitas hasil kerja. 7. Penerapan disiplin penggunaan inventaris kantor. 8. Penerapan disiplin ketaatan hukum, 9. Penerapan disiplin moralitas (penangkalan perbuatan-perbuatan amoral), 10. Pemberian sangsi pelanggaran disiplin, dan 11. Dampak penerapan disiplin (terkait dengan kewibawaan dan produktifitas kerja staf. Informan Penelitan Dalam penelitian ini responden dipilih secara sengaja (Purposive Sampling) sebanyak 10 orang yang dianggap memiliki pengetahuan yang baik tentang masalah disiplin di Kantor Kecamatan Beo Selatan. Adapun 10 (sepuluh) informan yang menjadi responden adalah sebagai berikut :
Camat Beo Selatan
: 1 Orang
Sekretaris Camat Beo Selatan : 1 Orang
Staf Pegawai /Administrasi
: 4 Orang
Anggota Masyarakat
: 4 Orang
Jumlah
: 10 Orang
Teknik Pengumpulan Data Teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data penelitian menggunakan tiga teknik, yaitu : Wawancara (interview), pengamatan (observasi), dan dokumentasi (pencatatan dokumen). a. Metode pengamatan (observasi) Observasi yaitu pengambilan data dengan melakukan pengamatan secara sistematik mengenai gejala yang timbul diantara keadaan wilayah penelitian sesuai kebutuhan penelitian. b. Metode wawancara (interview) Metode wawancara
dilakukan dengan menggunakan tanya jawab langsung secara lisan kepada 4
responden dengan maksud agar data menjadi lengkap. Teknik interview adalah cara pengambilan data dengan melakukan wawancara secara langsung dengan subyek penelitian sesuai kebutuhan permasalahan penelitian. Teknik interview digunakan untuk mendapatkan informasi berupa tanggapan, keyakinan, peranan, dan motivasi infornan.. c. Metode dokumentasi Metode pengumpulan data dengan memanfaatkan data sekunder yang sudah tersedia dalam perpustakaan, data sekunder ini antara lain berupa dokumentasi resmi seperu graft, arsip, data lokasi penelitian, geografis dan demografis. Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi yang bersifat konfimatif dari dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini, dokumen yang berkaitan dengan aspek-aspek administratif yang sebagainya. A.
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis yang bersifat kualitatif, dimana data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan indikator-indikator yang ada, serta didasarkan pada fakta-fakta, dan juga pada pemikiran-pemikiran kritis untuk memperoleh hasil yang berbobot. Karena penelitian ini bersifat kualitatif, maka dalam melakukan analisis data, digunakan teknik deskriptif-analitis, yaitu penguraiaan data secara lengkap dan ketat untuk menemukan kesimpulan yang final. Data tersebut kemudian dianalisis secara mendalam untuk menemukan suatu kesimpulan yang utuh. Dalam mengambil kesimpulan ditempuh cara berpikir sirkuler, yaitu kombinasi antara induktif, deduktif, dimana penyimpulan tidak dilakukan hanya satu arah, dari premis mayor dan minor. (Noeng Muhadjir, 1994 :8). Induktif artinya penulis mengamati berjalannya proses upayaupaya pendisiplinan aparat kecamatan Beo Selatan kemudian diambil suatu kesimpulan-kesimpulan. Deduktif artinya penulis berangkat dari teori-teori yang ada kemudian melakukan analisis terhadap proses lanjut dari akibat peningkatan disiplin aparatur kecamatan Beo Selatan yang terjadi di Kecamatan Boe Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud. Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan data dalam bentuk yang mudah dipahami dan dibaca, karena data yang digunakan kebanyakan dari interview atau wawancara, maka analisis data dalam penelitian ini memahami analisis kualitatif yaitu usaha mengambil data berdasarkan pemikiran logis atau data lebih diatur dan diorganisasikan dalam satuan pola, kategori, dan satuan dasar.
5
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian yaitu Kantor Kecamatan Beo Selatan Kabupaten Kepulauan Talaud, terdiri dari dua bagian yaitu : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara dengan Anggota
Masyarakat Beo Selatan, Camat, Sekretaris, dan Staf / Pegawai di Kantor Camat Beo Selatan yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pengumpulan dan pencatatan dokumen-dokumen di Kantor Camat Beo Selatan atau di tempat lainnya yang berhubungan dengan materi / atau objek penelitian. Sebagian besar data sekunder telah dicantumkan dalam Bab IV tentang Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Data Primer hasil wawancara terhadap responden yang menjadi sampel penelitian yaitu : Camat Beo Selatan, Sekcam Beo Selatan, 3 (tiga) orang Staf Pegawai / Administrasi dan 4 (empat) orang Anggota Masyarakat Beo Selatan. Pembahasan Hasil Penelitian Dengan mengacu pada hasil wawancara kepada responden sebagaimana telah diuraikan dalam tabel (10) dan observasi di lapangan, maka Kinerja Camat Dalam Meningkatkan Disiplin Aparatur di Kecamatan Beo Selatan dapat dibahas sebagai Disiplin Pribadi Camat Beo Selatan Camat Beo Selatan adalah seorang pemimpin di wilayah kecamatan yang membawahi Perangkat Aparatur di Kantor Camat Beo Selatan, Perangkat Aparatur Desa serta seluruh lapisan Masyarakat di wilayah Kecamatan Beo Selatan. Olehnya itu, Camat Beo selatan harus menjadi contoh atau teladan bagi semua pihak tersebut di atas, yang dalam kepemimpinan di Indonesia disebut dengan istilah “ingarso sung tulodo” yang berarti seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh atau teladan bagi orang yang dipimpinnya. Hasil wawancara khusus tentang integritas disiplin pribadi Camat Beo Selatan sebagaimana terlihat dalam tabel (10) hasil wawancara dengan responden ditemukan bahwa : -
Camat Beo Selatan sangat setuju dan mengharuskan penerapan disiplin dalam lingkungan kerjanya;
-
Camat Beo Selatan sebagai Pimpinan berusaha menjadi contoh dalam berdisiplin; 6
-
Camat Beo Selatan mendapatkan apresiasi dari Aparatur di Kantor Camat Beo Selatan, karena kemampuan pembinaan, komunikasi persuasif, dan keteladanan atau kecontohan dalam berdisiplin;
-
Camat Beo Selatan mendapat pengakuan masyarakat dalam hal berdisiplin lebih baik daripada Camat sebelumnya. Dari keempat hasil wawancara tersebut menjadi petunjuk bahwa Camat Beo Selatan pada saat ini memiliki disiplin pribadi dan komitmen berdisiplin yang lebih baik dibandingkan dengan Camat sebelumnya; dengan disiplin pribadi tersebut, memungkinkan Camat Beo Selatan memiliki kinerja baik dalam peningkatan disiplin Aparatur Kecamatan Beo Selatan yang dipimpinnya. Stategi dan Pendekatan Yang Dipakai Camat Untuk Mendisiplinkan Perangkatnya. Dengan diperolehnya informasi tentang penerapan strategi dan pendekatan oleh Camat Beo Selatan dalam meningkatkan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan, yaitu :
-
Camat Beo Selatan dalam penerapan strategi mengacu kepada peraturan perundang-undangan, lebih khusus mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
-
Camat Beo Selatan dalam mendisiplinkan
Aparatur di Kantor Camat Beo Selatan melakukan
tindakan preventif, korektif dan progresif; Maka kinerja Camat Beo Selatan dalam pendisiplinan Aparatur di Kantor Camat telah sejalan dengan prinsip penyelenggaraan negara dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian dalam setiap tindakan Camat Beo Selatan harus berdasar pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dalam peningkatan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan
Beo Selatan mulai dari pemberitahuan/peringatan, penggunaan strategi dan
pendekatan bersama prosesnya, evaluasi, dan sampai tindakan atas pelanggaran disiplin harus benarbenar sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil atau peraturan perundang-undangan lainnya. Demikian juga pendekatan tindakan Preventif, tindakan Korektif dan Progresif
oleh Camat Beo Selatan harus sungguh-sungguh dilaksanakan untuk
mendorong
Aparatur Kecamatan Beo Selatan agar memiliki disiplin yang tinggi, mengoreksi tindakan undisipliner agar tidak terjadi pelanggaran yang besar dan pemberian hukuman
dengan maksud
memperbaiki sebelum terjadi hukuman yang lebih berat dijatuhkan. Selanjutnya, pendekatan tindakan Preventif, tindakan Korektif dan Progresif oleh Camat Beo Selatan harus sungguh-sungguh menghindarkan terjadinya pelanggaran disiplin, dan lebih diarahkan kepada peningkatan disiplin; atau dengan dengan kata lain tindakan pencegahan terjadi pelanggaran disiplin, tindakan koreksi atas 7
setiap tindakan Aparatur di Kantor Camat Beo Selatan yang berkaitan dengan disiplin, dan tindakan evaluasi tentang pelaksanaan disiplin terus diaktualisasikan dalam kerangka peningkatan kualitas disiplin yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerapan Disiplin Masuk dan Pulang Kantor Salah satu unsur mengukur tingginya produktifitas kerja Aparatur di Kantor Camat Beo Selatan adalah banyaknya waktu yang diperlukan untuk bekerja atau untuk melaksanakan tugas. Sesuai dengan jawaban para responden yang memberikan keterangan, yakni : -
Responden, Camat sendiri menyampaikan bahwa jam kerja hari Senin sampai Kamis adalah jam 07.45 – 16.00 Wita, dan pada hari Jumat dan Sabtu jam 06.30 – 13.30 Wita;
-
Responden, Anggota Masyarakat masih menilai disiplin jam masuk dan pulang kantor belum optimal karena pegawai masih sering terlambat masuk kantor dan pulang tidak sesuai waktu jam pulang; Hal ini menjadi petunjuk bahwa bahwa jam kerja bagi Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan sangat banyak dan telah berjumlah 6 (enam) hari kerja. Dengan demikian apabila sejumlah waktu tersebut ditepati untuk dipergunakan yakni masuk kantor tepat waktu dan pulang kantor juga tepat waktu sangat progres untuk peningkatan produktifitas kerja bagi Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan. Sorotan Anggota Masyarakat tentang disiplin masuk dan pulang kantor, perlu diperhatikan dengan serius oleh Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan
Beo Selatan sebagai
penyelenggara pelayanan publik. Penerapan Disiplin Jam Kerja dan Penyelesaian Tugas-Tugas. Dengan diperoleh informasi dari keterangan responden Anggota Masyarakat yang terkesan bahwa, hasil kerja Aparatur / Pegawai di Kantor Camat Beo Selatan belum memuaskan karena dalam pengurusan Akta Jual Beli sering terjadi kesalahan data, terjadi saling melempar tanggung jawab dan tumpang - tindih antar Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan karena motivasi uang; maka Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan harus meningkatkan disiplin jam kerja dan tidak boleh menunda-nunda pekerjaan, waktu kerja harus digunakan dengan semaksimal mungkin, bekerja dengan teliti dan menghindari motif pelayanan yang berorientasi terus kepada uang. Biaya yang timbul atas suatu urusan masyarakat harus sesuai dengan peraturan yang berlaku, tidak boleh memasang tarif sendiri atau mark up biaya pelayanan demi keuntungan, karena perbuatan tersebut adalah bentuk Korupsi – Pemerasan (penyalahgunaan wewenang). Pada saat bertugas dalam kantor setiap hari, Camat bersama Aparat di Kantor Kecamatan Beo Selatan harus stand by melayani masyarakat pada jam kantor, kecuali jam istirahat makan siang sebagaimana telah diatur sebelumnya (tidak diatur sendiri). Saat jam kerja di Kantor Kecamatan Beo 8
Selatan bersama Aparatur tetap dalam posisi melayani masyarakat sekalipun tidak ada anggota masyarakat yang datang berurusan di kantor. Penerapan Disiplin Penerimaan Tamu (Disiplin Kesopanan dan Keramah Tamahan). Salah satu keberhasilan suatu institusi atau lembaga baik lembaga pemerintahan maupun lembaga swasta ialah pada sisi pelayanan publik atau pelayanan kepada masyarakat luas. Pelayanan publik
berurusan dengan masyarakat luas dari berbagai elemen yang memiliki pola pikir dan
tingkahlaku yang berbeda-beda. Untuk menghadapi pola pikir dan tingkahlaku yang berbeda-beda dan menghindari terjadi bentrokan demi pencapaian tujuan pelayanan, maka diperlukan berbagai strategi pendekatannya. Pendekatan dan strategi yang paling ampuh dalam menyelenggarakan pelayan publik atau pelayanan kepada masyarakat luas adalah kesopanan dan keramahtamahan pihak pelayan publik. Dengan memperhatikan tanggapan responden Anggota Masyarakat yang menyampaikan bahwa mereka telah menyaksikan Aparatur di Kantor Camat Beo Selatan mulai ramah melayani masyarakat, tetapi dalam menyelesaikan urusan masyarakat kadang cepat dan kadang lambat, diharapkan mendapat perhatian serius dari Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan untuk senantiasa dengan tulus dan terus meningkatkan kesopanan dan keramahtamahan dalam melayani masyarakat serta menyelesaikan urusan masyarakat dengan cepat. Penerapan Disiplin Pelayanan dan Penyelesaian Urusan Masyarakat Dengan Mengedepankan Kualitas Pelayanan dan Kualitas Kerja Memperhatikan jawaban responden atas kinerja Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan di dalam mengerjakan urusan masyarakat yakni : Terjadi kelambatan penyelesaian sejumlah urusan masyarakat, ketidaktelitian dalam pengurusan Akta Jual Beli, terjadi tumpang-tindih dalam melaksanakan tugas pelayanan dan masalah lainnya, maka Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo selatan harus menerapkan disiplin pelayanan dengan cara berfokus pada tugas pelayanan, berfokus pada penerimaan, pemprosesan dan penyelesaian setiap urusan masyarakat. Fokus pelayanan harus diiringi oleh penataan birokrasi pelayanan, dimana ditata sedemikian rupa bidang-bidang pelayanan dengan tugas dan fungsi masing-masing mulai dari penerimaan sampai finalisasi suatu urusan. Fokus pelayanan ini harus diiringi oleh kualitas kerja mulai dari kesopanan dan keramahtamahan peyanan kepada masyarakat, ketelitian pemeriksaan persyaratanpersyaratan pengurusan suatu urusan / atau dokumen, pemberkasan, penyerahan kepada meja / atau pelaksana lanjutan, finalisasi penyelesaian urusan, pemungutan biaya yang sesuai peraturan yang berlaku serta penyerahan hasil kerja kepada masyarakat. Peran Camat sangat penting kepada Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan berupa 9
pemberiaan contoh-contoh pelayanan,
penjelasan/instruksi tentang tata cara pelayanan dengan
berpedoman pada peraturan yang berlaku, penerapan standart pelayanan, pembagian tugas dan fungsi tiap meja / atau bidang tugas, pengawasan proses kerja dan pemeriksaan hasil kerja yang sesuai dengan standart kualitas kerja sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam kerja, saling melempar tanggung jawab, mencari keuntungan diri sendiri dan terjadi kesalahan-kesalahan tulisan dan isian data dalam dokumen-dokumen. Fungsi Camat tersebut juga berlaku pada tugas-tugas pelayanan urusan masyarakat yang tidak berkaitan dengan pembuatan dokumen. Penerapan Disiplin Penggunaan Inventaris Kantor Disiplin tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan unsur kerja atau hubungan antar manusia, tetapi disiplin juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan, pemeliharaan dan perawatan inventaris kantor atau aset kantor yang merupakan aset daerah. Memperhatikan jawaban responden yakni Camat sendiri bahwa, Keadaan disiplin Pegawai Kantor Camat Beo Selatan sudah sangat baik, karena didukung oleh perannya sebagai pemimpin yang terus memberi contoh dalam disiplin serta menerapkan tindakan preventif, tindakan korektif dan tindakan progresif; dan ditindaklanjuti oleh kesadaran akan disiplin Aparatur Kecamatan Beo Selatan sebagaimana diutarakan oleh responden staf / pegawai di Kantor Kecamatan Beo Selatan; menjadi petujuk bahwa disiplin penggunaan inventaris Kantor Camat Beo Selatan telah berjalan dengan baik. Penerapan Disiplin Ketaatan Hukum Penerapan disiplin dalam ketaatan hukum terukur dari cara berpikir, sikap dan bertindak selalu memperhatikan peraturan perundang-undangan
dan norma-norma yang berlaku.
Memperhatikan jawaban responden dari Anggota Masyarakat dimana, masih terdapat Pegawai / Aparatur Pemerintah di Kantor Kecamatan Beo Selatan yang belum tertib waktu pada saat masuk dan pulang kantor; dan jawaban responden Camat sendiri bahwa, sangsi pelanggaran disiplin pada saat ini masih bersifat peringatan; menjadi petunjuk bahwa Aparatur di Kecamatan Beo Selatan tingkat kerawanan akan pelanggaran hukum masih berkategori rendah. Olehnya itu Camat sebagai Pimpinan harus terus berupaya mendisiplinkan Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan agar terus mengurangi pelanggaran disiplin walaupun masih berkategori ringan; sebab kalau dibiarkan tidak menutup kemungkinan terjadi pelanggaran lebih berat atau terjadi perbuatan pidana yang lebih berat di kalangan Aparatur Kecamatan Beo Selatan. Untuk itu peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian, disiplin pegawai dan amat terlebih peraturan perundang-undangan lainnya di Indonesia harus ditaati agar tidak terjerumus 10
dalam berbagai tindak kejahatan seperti tindak kejahatan korupsi, kejahatan kekerasan dan kekejaman, pembunuhan, kejahatan moral seperti persinahan, narkoba dan lain-lain. Agama dan ajaran yang bersumber dari Tuhan harus ditaati guna pengendalian diri; demikian juga norma-norma kesusilaan dan adat budaya yang baik di tengah-tengah masyarakat harus dihormati dan ditaati. Penerapan Disiplin Moralitas Moral atau mores adalah berkaitan dengan suatu perbuatan atau tingkah laku yang baik. Moral atau tingkah laku yang baik seseorang tercermin dalam cara berpikir yang bersih, tutur kata yang baik (tidak kotor dan senono), dan dalam setiap perbuatan yang baik berupa : jujur, setia, taat pada aturan, menghormati orang lain, memiliki loyalitas tinggi, mau berempati dengan orang lain, peduli lingkungan, peduli orang banyak, suka menolong, dll. Dengan adanya sangsi pelanggaran disiplin yang bersifat teguran yang diberikan oleh Camat terhadap Aparatur di Kecamatan Beo Selatan dan belum ditemukan informasi atau laporan masyarakat Kecamatan Beo Selatan tentang “tindak amoral” Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan menjadi petunjuk bahwa Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan masih memiliki moral yang baik. Pemberian Sangsi Disiplin Semakin disiplin suatu intitusi pemerintahan dapat terlihat pada rendahnya pelanggaran dan hukuman terhadap pelanggaran disiplin; dan sebaliknya
melihat tingkat ketidakdisiplinan suatu
institusi pemerintahan terlihat pada banyaknya sangsi atau hukuman yang diberikan kepada pelanggar disiplin pada institusi pemerintahan tersebut. Memperhatikan pemberian sangsi disiplin oleh Camat di Kantor Kecamatan Beo Selatan masih sebatas peringatan, dan diperkuat dengan kesadaran disiplin oleh Aparatur di kantor Kecamatan Beo Selatan menjadi petunjuk bahwa belum ditemukan sangsi atau hukuman yang lebih nyata atau berklasifikasi sedang dan berat terhadap Aparatur di Kantor Camat Beo Selatan. Pemberian hukuman disiplin kepala pelanggar disiplin adalah tindakan disiplin. Olehnya itu apabila pimpinan institusi pemerintahan tidak memberikan hukuman disiplin apabila terjadi pelanggaran disiplin sekalipun pelanggaran disiplin ringan, maka pimpinan tersebut adalah tidak disiplin dan juga sebagai pelanggar disiplin sebagai kelalaian atau kesengajaan. Olehnya itu, Camat Beo Selatan sebagai pimpinan di Kantor Kecamatan Beo Selatan harus memberikan hukuman disiplin kepada Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan sekalipun dalam pelanggaran ringan sesuai dengan kewenangannya sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Ketegasan dalam pemberian hukuman disiplin kepada Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan adalah dalam rangka menghentikan suatu 11
bentuk pelanggaran disiplin yang telah dilakukan dan mencegah terjadi pelanggaran disiplin yang lebih berat; dan dengan demikian tindakan preventif, korektif dan progresif dalam membina disiplin berjalan secara serentak. Dampak Penerapan Disiplin (Terkait Dengan Kewibawaan dan produktifitas Staf Pegawai) Penerapan disiplin dan budaya disiplin secara tepat berdampak positif pada kewibawaan dan tingginya produktifitas kerja seseorang atau suatu institusi. Dengan demikian
seseorang atau
institusi yang disiplin dipandang sebagai pihak yang berwibawa dan memiliki produktifitas kerja yang tinggi pula. Selanjutnya penerapan disiplin oleh Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan berdampak posistif pada hal-hal sebagai beriktu : 1. Menghasilkan kewibawaan pemerintah kecamatan, mulai Camat sampat Aparatur di Kantor Kecamatn Beo Selatan akan disegani dan dihormati oleh seluruh elemen masyarakat Beo Selatan maupun masyarakat wilayah lainnya. 2. Kewibawaan, keseganan dan rasa hormat masyarakat terhadap Pemerintah Kecamatan Beo Selatan akan berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas-tugas Pemerintah Kecamatan Beo Selatan serta pelaksanaan berbagai program-program di tingkat kecamatan. Mencapai kewibawaan ini, Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan harus konsisten membangun disiplin pribadi, Camat harus serius secara kontinue mengembangkan strategi dan pendekatan untuk pendisiplinan Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan, Camat Bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan harus disiplin waktu pada saat masuk dan pulang kantor, Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan harus disiplin pada saat jam kerja dan penyelesaian tugas-tugas dengan menghentikan segala bentuk ngerumpi dan main-main, berdisiplin dan penuh kesopanan dan keramahtamahan saat menerima tamu, berdisiplin dalam menerima dan menyelesaikan urusan masyarakat, berdisiplin dan bertanggungjawab dalam menggunakan inventaris kantor, taat hukum, berdisiplin menjaga moral, dan Camat harus disiplin menegakkan aturan dalam pemberian sangsi / hukuman terhadap pelanggaran disiplin; 3. Keseganan dan rasa hormat akan meningkatkan ketaatan dan partisipasi masyarakat Beo Selatan terhadap Pemerintah Kecamatan Beo Selatan. Dengan demikian setiap program yang berhubungan dengan masyarakat, akan terjadi penerimaan baik disertai oleh tingginya partisipasi masyarakat; 4. Penerapan disiplin pada aspek-aspek tersebut diatas akan menghindarkan Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo selatan terhindar dari berbagai praktek pelanggaran disiplin yang mengakibatkan hukuman disiplin mulai dari hukuman ringan, sedang dan berat yang berakibat pada pemecatan; 12
5. Dengan menerapakan disiplin, produktifitas akan meningkat karena setiap hari Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan berfokus dan terkonsentrasi untuk kerja dan menyelesaikan semua tugas. 6. Dengan menerapkan disiplin, Camat bersama Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan akan mampu memikul tanggung jawab dalam mengemban tugas Umum Camat dan tugas penyelenggaraan otonomi daerah yang dilimpahkan oleh Bupati Kabupaten Talaud. 7. Dengan menerapkan disiplin di Kantor Kecamatan Beo Selatan akan mendidik dan membangun bagi Camat dan Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan dalam kerangka kenaikan pangkat dan job karir selanjutnya sebagai tujuan karir pegawai negeri sipil. 8. Dengan menerapkan disiplin di Kantor Camat Beo selatan akan meningkatkan integritas Pemerintah Kecamatan Beo Selatan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Di lokasi penelitian yaitu Kantor Camat Beo Selatan, tidak ditemukan Pelanggaran Disiplin Yang Menyolok dilakukan oleh Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan;
2.
Dengan adanya tidak terdapat Pelanggaran Disiplin Yang Menyolok, maka hukuman disiplin terhadap pelanggaran disiplin terbatas pada “Peringatan Pimpinan” yakni, Peringatan Camat Beo Selatan;
3.
Walaupun masih banyak kekurangan, dengan kepemimpinan Camat Beo Selatan pada saat ini, keadaan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan jauh lebih baik dibandingakan dengan keadaan disiplin sewaktu dipimpin oleh Camat sebelumnya;
4.
Faktor Pendekan Percontohan atau Keteladanan Disiplin oleh Camat sebagai Pimpinan di Kantor Kecamatan Beo Selatan berkontribusi positif terhadap membangun kesadaran diri untuk berdisiplin bagi Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan.
5.
Secara Nyata Camat Beo Selatan menggunakan Strategi dan Pendekatan untuk Meningkatkan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan dengan mengacu kepada Peraturan PerundangUndangan dan Lebih Khusus mengacu Kepada Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, yaitu :
-
Berusaha menjadi contoh dalam berdisiplin kepada Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan,
-
Sebagai Pimpinan berusaha menciptakan iklim kerja yang berdisiplin dengan cara memberikan informasi kepada seluruh pegawai mengenai standart dan peraturan yang harus ditegakkan,
-
Pemberian sangsi peringatan sebagai tindakan disiplin yang bersifat mendidik dan memperbaiki prilaku guna mencega pegawai melakukan hal serupa demi mempertahankan standart disiplin yang 13
konsisten dan efektif, -
Dalam penegakan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan, Camat menerapkan tindakan preventif yaitu upaya mendorong Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan agar memiliki disiplin yang tinggi; tindakan korektif yaitu tindakan koreksi setelah terjadi pelanggaran; dan tindakan progresif yaitu pemberian hukuman disiplin demi mencegah pengulangan pelanggaran disiplin atau hukuman disiplin yang lebih berat sampai berujung pada pemecatan;
6. Kinerja Camat Beo Selatan dalam meningkatkan disiplin Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan telah memuaskan. Kinerja Camat Beo Selatan dilihat secara komprehensif, yang meliputi : (1). Disiplin pribadi Camat sebagai pemimpin dan sebagai contoh atau teladan bagi Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan, (2). Strategi dan pendekatan yang dipakai untuk pendisiplinan sebagaimana tersebut pada poin 5 di atas, (3). Penerapan disiplin masuk dan pulang kantor terhadap Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan, (4). Penerapan disiplin jam kerja dan penyelesaian tugas-tugas oleh Aparatur di Kantor Kecamatan Beo Selatan, (5). Penerapan disiplin dalam penerimaan tamu (disiplin kesopanan dan keramahtamahan), (6). Penerapan disiplin pelayanan dan penyelesaian urusan masyarakat dengan mengedepankan kualitas pelayanan dan kualitas hasil kerja, (7). Penerapan disiplin penggunaan inventaris kantor, (8). Penerapan disiplin ketaatan hukum, (9). Penerapan disiplin moralitas (penangkalan perbuatan-perbuatan amoral), (10). Pemberian sangsi pelanggaran disiplin, (11). Dampak penerapan disiplin (terkait dengan kewibawaan dan produktifitas kerja)
14
DAFTAR PUSTAKA Agus Dwiyanto. 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Agus Dwiyanto dkk, 2002.Reformasi Birokrasi UGM, Yogyakarta A.S. Moenir, Pendekatan Manusia dan organisasi Terhadap pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarata Boodans dan Taylor, 1992, Metode Penelitian Survey.PT Rinika Cipta Eko, Sutoro. 2004. Reformasi Politik dan Pemberdayaan Masyarakat. APMDPress. Fakih 2000. Pergulatan Politik Indonesia. PT. Pustaka Pelajar Offiset, Yogyakarta. Gafar, Afan. 2001. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi. PT. PustakaPelajar, Jakarta. Hasibuan, Melayu, SP., 1997, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktifitas, Bumi Aksara, Cetakan Pertama, Jakarta. Hasibuan,Melayu,SP.,2000,Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. I.S. Livine 1980, Teknik Mempin Pegawai dan Pekerja, Terjemahan oleh Iral Soedjono Camerlang, Jakarta. Juhro, R.Muchamad,1989, Jurnal dan Praktek 2,Kanisius , Yogyakarta. Kumorotono 1996.Reformasi Birokrasi. UGM, Yogyakarta. Lateiner, Alfred R, 1983, Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja, Aksara Baru, Jakarta. Musanef, 1994, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Gunung Agung, Jakarta. Musanef, 1994, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Gunung Agung, Jakarta. Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Moleong, Lexy. 1995. Metodologi Penelitian, Remaja Rosdakarya. Bandung Michael Braton dan Donal Rothchilde 1993.Birokrasi dalam Pemerintahan, LP3S Jakarta. Muhtar Masud 2000. Masyarakat Sipil dan Reformasi Sosial, PTPustakaPelajar Offiset,Yogyakarta. Mustafa Delly, DR, 2013, Birokrasi Pemerintahan, Alfabeta Bandung. Monier 2002.Managemen Pelayanan Umum, PT. Burni Aksara Jakarta Noeng Muhadjir, 1994 . Trend Perkembangan Penelitian
deskriptif.
Makalah Sarasehan
,Penelitian Dosen FIP UNY. Saydam, Ghozali,1996,Manajemen Sumber Daya Manusia, Binarupa, Jakarta. Singa ribaun Masri dan Sofyan Efendi. 1987. Metode Penelitian Survey LP3S, Jakarta
15
Suyadi Prawirosentono, 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan: Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. BPFE UGM. Edisi 1 Yogyakarta. Simo Roger. 1999. Memahami Politik Gramsci. PT. Pustaka Pelajar Fisset Yogyakarta. Triguno, 2000, Budaya Kerja, PT Golden Terayon Press, Jakarta Wursanto,IC,1985,Dasar-dasar Manajemen Personalia,Pustaka Dian, Jakarta. Sumber Lain : Undang-Undang No.32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009. Tentang Pelayanan Publik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun2008. Tentang Informasi Publik. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999. Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Peraturan Pemerintah (PP) No.53 Tahun 2010. Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Pemerintah (PP) No.19 Tahun 2008. Tentang Kecamatan.
16