KURIKULUM NULOK BUDAYA DAERAH SD, SMP, SMA / SMK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE
DISUSUN OLEH
A. WALUKOW, S.Pd M. M. BAWELLE, S.Pd
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki keanekaragaman multikultur (adat istiadat, tata cara, bahasa, kesenian, kerajinan, keterampilan daerah, dll) merupakan ciri khas yang memperkaya nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Oleh karena itu keanekaragaman tersebut harus selalu dilestarikan dan dikembangkan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui upaya pendidikan. Pengenalan keadaan lingkungan, sosial, dan budaya kepada peserta didik memungkinkan mereka untuk lebih mengakrabkan dengan lingkungannya. Pengenalan dan pengembangan lingkungan melalui pendidikan diarahkan untuk menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pada akhirnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Kebijakan yang berkaitan dengan dimasukkannya program muatan lokal dalam Standar Isi dilandasi kenyataan bahwa di Indonesia terdapat beranekaragam kebudayaan. Sekolah tempat program pendidikan dilaksanakan merupakan bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tentang kekhususan yang ada di lingkungannya. Standar Isi yang seluruhnya disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mencakup muatan lokal tersebut. Sehingga perlulah disusun mata pelajaran yang berbasis pada muatan lokal.
B. Landasan 1. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2) 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
C. Tujuan Tujuan Umum Panduan ini dapat menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
Tujuan Khusus Mata pelajaran muatan lokal bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Lebih jelas lagi agar peserta didik dapat: 1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya, 2. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya, 3. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional. D. Pengertian Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahawa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal
E. Ruang Lingkup Ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut: 1. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah. Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan: -
lingkungan alam,
-
lingkungan sosial ekonomi,
-
dan lingkungan sosial budaya.
a. b. c. d.
Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat tersebut, yang disesuaikan dengan arah perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk: Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai dengan keadaan perekonomian daerah Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari, dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar lebih lanjut (belajar sepanjang hayat) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
2. Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa: -
bahasa daerah,
-
bahasa Inggris,
-
kesenian daerah,
-
keterampilan dan kerajinan daerah,
-
adat istiadat,
-
dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar,
-
serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
BAB II PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL Pemberlakuan KTSP membawa implikasi bagi sekolah dalam melaksanakan KBM sejumlah mata pelajaran, dimana hampir semua mata pelajaran sudah memiliki Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing pelajaran. Sedangkan untuk Mata Pelajaran Muatan Lokal yang merupakan kegiatan kurikuler yang harus diajarkan di kelas tidak mempunyai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasarnya. Hal ini membuat kendala bagi sekolah untuk menerapkan Mata Pelajaran Muatan Lokal. Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran Muatan Lokal bukanlah pekerjaan yang mudah, karena harus dipersiapkan berbagai hal untuk dapat mengembangkan Mata Pelajaran Muatan Lokal Ada dua pola pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal dalam rangka menghadapi pelaksanaan KTSP. Pola tersebut adalah:
A. PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SESUAI DENGAN KONDISI SEKOLAH SAAT INI Langkah dalam pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal bagi sekolah yang memang tidak mampu mengembangkannya, langkah tersebut adalah: 1. Analisis Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada di sekolah. Apakah masih layak dan relevan Mata Pelajaran Muatan Lokal diterapkan di Sekolah? 2. Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang diterapkan di sekolah tersebut masih layak digunakan maka kegiatan berikutnya adalah merubah Mata Pelajaran Muatan Lokal tersebut ke dalam SK dan KD 3. Bila Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ada tidak layak lagi untuk diterapkan, maka sekolah bisa menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal dari sekolah lain atau tetap menggunakan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang ditawarkan oleh Dinas atau mengembangkan muatan lokal yang lebih sesuai. B. PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL DALAM KTSP 1. Proses Pengembangan Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah.
Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari: 1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan jangka panjang, maupun pembangunan berkelanjutan (sustainable development); 2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan; 3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan daerahnya, serta konservasi alam dan pemberdayaannya b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk: 1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah; 2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu; 3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta; 4) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-hari; c. Menentukan bahan kajian muatan lokal Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat diangkat sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut: 1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik; 2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan; 3) Tersedianya sarana dan prasarana
4) 5) 6) 7)
Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah; Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi daerah.
d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP. 1) Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di sekolah. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut: a) Pengembangan Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan. b) Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai. 2) Pengembangan silabus secara umum mencakup: a) Mengembangkan indikator b) Mengidentifikasi materi pembelajaran c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran d) Pengalokasian waktu e) Pengembangan penilaian f) Menentukan Sumber Belajar Langkah-langkah tersebut dapat mengacu pada penyusunan silabus mata pelajaran.
2. Pihak yang Teribat dalam Pengembangan Sekolah dan komite sekolah mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan program muatan lokal. Bila dirasa tidak mempunyai SDM dalam mengembangkan sekolah dan komite sekolah dapat bekerjasama dengan dengan unsur-unsur Depdiknas seperti Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di daerah, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi dan instansi/lembaga di luar Depdiknas, misalnya pemerintah Daerah/Bapeda, Dinas Departemen lain terkait, dunia usaha/industri, tokoh masyarakat. Peran, tugas dan tanggung jawab TPK secara umum adalah sebagai berikut a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing; b. Menentukan komposisi atau susunan jenis muatan lokal; c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing; d. Menentukan prioritas bahan kajian muatan lokal yang akan dilaksanakan; e. Mengembangkan silabus muatan lokal dan perangkat kurikulum muatan lokal lainnya, yang dilakukan bersama sekolah, mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP Peran Perguruan Tinggi dan LPMP antara lain memberikan bimbingan dan bantuan teknis dalam: a. Mengidentifikasi dan menjabarkan keadaan, potensi, dan kebutuhan lingkungan ke dalam komposisi jenis muatan lokal; b. Menentukan lingkup masing-masing bahan kajian/pelajaran; c. Menentukan metode pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan jenis bahan kajian/pelajaran Peran instansi/lembaga di luar Depdiknas secara umum adalah: a. Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, kekayaan alam, dan sumber daya manusia yang ada di daerah yang bersangkutan, serta prioritas pembangunan daerah di berbagai sektor yang dikaitkan dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan; b. Memberikan gambaran mengenai kemampuan-kemampuan dan keterampilan yang diperlukan pada sektor-sektor tertentu; c. Memberikan sumbangan pemikiran, pertimbangan, dan tenaga dalam menentukan prioritas muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan norma setempat.
3. Rambu-rambu Berikut ini rambu-rambu untuk diperhatikan dalam pelaksanaan muatan lokal. a. Sekolah yang mampu mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila sekolah belum mampu mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar beserta silabusnya sekolah dapat melaksanakan muatan loka berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh sekolah, atau dapat meminta bantuan kepada sekolah yang terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Bila beberapa sekolah dalam satu daerah belum mampu mengembangkan dapat meminta bantuan TPK daerah, atau meminta bantuan dari LPMP di propinsinya. b. Bahan kajian hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diatur sedemikian rupa agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan pada kurikulum nasional. Oleh karena itu dalam pelaksanaan muatan lokal dihindarkan adanya pekerjaan rumah (PR). c. Program pengajaran hendaknya dikembangkan dengan melihat kedekatan dengan peserta didik yang meliputi dekat secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik maksudnya terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis maksudnya bahwa bahan kajian tersebut mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencernakan informasi sesuai dengan usianya. Untuk itu, bahan pengajaran hendaknya disusun berdasarkan prinsip belajar yaitu: (1) bertitik tolak dari hal-hal konkret ke abstrak; (2) dikembangkan dari yang diketahui ke yang belum diketahui; (3) dari pengalaman lama ke pengalaman baru; (4) dari yang mudah/sederhana ke yang lebih sukar/rumit. Selain itu bahan kajian/pelajaran hendaknya bermakna bagi peserta didik yaitu bermanfaat karena dapat membantu peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. d. Bahan kajian/pelajaran hendaknya memberikan keluwesan bagi guru dalam memilih metode mengajar dan sumber belajar seperti buku dan nara sumber. Dalam kaitan dengan sumber belajar, guru diharapkan dapat mengembangkan sumber belajar yang sesuai dengan memanfaatkan potensi di lingkungan sekolah, misalnya dengan memanfaatkan tanah/kebun sekolah, meminta bantuan dari instansi terkait atau dunia usaha/industri (lapangan kerja) atau tokoh-tokoh masyarakat. Selain itu guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam proses belajar mengajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. e. Bahan kajian muatan lokal yang diajarkan harus bersifat utuh dalam arti mengacu kepada suatu tujuan pengajaran yang jelas dan memberi makna kepada peserta didik. Namun demikian bahan kajian muatan lokal tertentu tidak harus secara terus-menerus diajarkan mulai dari kelas I s.d VI atau dari kelas VII s.d IX, dan X s.d XII. Bahan kajian muatan lokal juga dapat disusun dan diajarkan hanya dalam jangka waktu satu semester, dua semester atau satu tahun ajaran. f. Alokasi waktu untuk bahan kajian/pelajaran muatan lokal perlu memperhatikan jumlah minggu efektif untuk mata pelajaran muatan lokal pada setiap semester.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Contoh: Mata Pelajaran : Karawitan Kelas Semester
: IV :1 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Menabuh gamelan intro lagu
1. Menabuh saron 2. Menabuh demung 3. Menabuh bonang 4. Menabuh jenglong 5. Menabuh goong 6. Menabuh bersama-sama
2. Menabuh gamelan iringan lagu
1. Menabuh saron satu 2. Menabuh saron dua 3. Menabuh bonang 4. Menabuh demung 5. Menabuh jenglong 6. Menabuh goong 7. Menabuh gamelan bersama-sama
3. Menabuh gamelan intro lagu dan iringan lagu
1. Menabuh gamelan intro lagu bersama sesuai berdasarkan kelompok masing-masing 2. Menabuh gamelan iringan lagu bersama berdasarkan kelompoknya
5. Silabus Komponen silabus minimal memuat: a). identitas sekolah, b). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, c). Materi Pembelajaran, d). Indikator, e). Kegiatan Pembelajaran, f). Alokasi waktu, g). Penilaian, dan h). Sumber Belajar Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran. 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Setelah silabus selesai dibuat, maka guru perlu merencanakan pelaksanaan pembelajaran untuk satu kali tatap muka. Adapun komponen dari RPP minimal memuat: a). Tujuan pembelajaran, b). Indikator, c). Materi Ajar/Pembelajaran, d). Kegiatan Pembelajaran, e) Metode Pengajaran, f). Sumber Belajar 7. Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian. a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhka
BAB III PENGEMBANGAN POTENSI DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE UNTUK PROGRAM PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL DISEKOLAH Pola pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal dalam rangka menghadapi pelaksanaan KTSP yang terdiri dari : Pengembangan muatan lokal sesuai dengan kondisi sekolah dan pengembangan muatan lokal dalam KTSP. Dengan maksud, Sekolah dapat mengembangkan Muatan lokal sesuai dengan kondisi real sekolah, juga dapat mengembangkan Muatan Lokal berdasarkan KTSP yang disepakati oleh pihak - pihak berwenang, diantaranya Diknas Kabupaten. Jika kita harus mengacu dari program pengembangan Mulok berdasarkan KTSP maka ruang Lingkup isi/jenis muatan lokal, dapat berupa: -
Bahasa daerah,
-
Bahasa Inggris,
-
Kesenian daerah,
-
Keterampilan dan kerajinan daerah,
-
Adat istiadat,
-
Dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar,
-
Serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan ruang lingkup diatas, Muatan-muatan lokal yang dapat dikembangkan adalah : 1. Bahasa Inggris dengan materi bebas dalam arti, hanya sebatas percakapan Bahasa Inggris dalam rangka pengaktifkan kembali program “English day” yang pernah ada. Jika materi Bahasa Inggris diambil dari materi Mata Pelajaran Bahasa Inggris dalam paket kurikulum, maka hilanglah Muatan Lokal pada kurikulum Mulok KTSP. 2. Bahasa Daerah : Pengembangan Bahasa Daerah Sangihe sudah dilakukan oleh pihak terkait sejak lama, dengan tujuan : Menyelamatkan Bahasa daerah dari kepunahan secara umum. Menghindari semakin berkurangnya pengguna Bahasa daerah dikalangan Generasi muda Sangihe.
Bahasa adalah Identitas Bangsa,tetapi jika tujuan pembelajaran bahasa hanya untuk menghindari kepunahan Bahasa, maka kita perlu mengubah tujuan pelaksanaan program Mulok Bahasa Daerah dari menghindari kepunahan bahasa karena semakin berkurangnya pengguna bahasa di kalangan Generasi Muda dengan tujuan lain misalnya : Penerapan Mulok Bahasa Daerah sangihe sebagai bagian dari kebanggaan Budaya sangihe. Bahasa Sangihe dapat mempererat kembali hubungan sejarah antara sub ethnis yang sedang dipisahkan oleh kepentingan Otonomi Daerah dan migrasi.Seperti terpisahnya Siau, Taghulandang, Biaro,Manado tua,Lembe, Likupang,Lolak dan tempat lain. Penerapan Mulok Bahasa Daerah Sangihe untuk memperkuat Identitas Bahasa Sangihe sebagai bagian penting dari bahasa Indonesia. Sampai saat ini kita tidak pernah menghitung berapa banyak kosa – kata bahasa sangihe yang diserap dan disadur menjadi Bahasa Indonesia Baku. Hal ini membuktikan bahwa betapa bahasa Sangihe bukan bagian penting dari khasanah Kosa kata Bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa Jawa. Penerapan Mulok Bahasa Daerah sebagai bagian dari penanaman kecintaan akan budaya sendiri. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan program Mulok Bahasa daerah berhubungan dengan luasnya ruang lingkup Bahasa diantaranya adalah : o Pengembangan Bahasa Sangihe yang mengacu sepenuhnya kepada Ilmu Bahasa. Ditinjau dari : Rumpun Bahasa Struktur Kata Penulisan Dialek Dll o Pengembangan Bahasa Sangihe sebagai bagian dari Budaya Sangihe. Sampai saat ini pengguna Bahasa Sangihe Aktif dan Pasif meliputi 1. Pulau Sangihe Besar dan pulau diseitarnya. 2. Kepulauan Siau,Taghulandang,Biaro,Makalehi,Duang,Buhias, 3. Pulau – pulau kecil Selatan Philliphina 4. Komunitas Sangihe di Talaud 5. Komunitas Sangihe Di Pulau Manado tua,Naen,Siladen,Mentehage,Lembe,Batang dua 6. Komunitas Sangihe dipantai utara dan selatan Bolaang Mongondow
7. 8. 9.
Komunitas Sangihe di pesisir Minahasa terutama Likupang dan Wori. Komunitas sangihe transmigran Sulawesi tengah. Komunitas sangihe di beberapa kota besar di Indonesia yang terbentuk dalam kerukunan keluarga.
Dari latar belakang pengguna Bahasa Sangihe diatas dapat diketahui, apa tujuan pembuatan program Mulok Bahasa Daerah. Pengguna Bahasa Sangihe pasif dan aktif yang sebegitu banyak ini tidak akan mengantar Bahasa Sangihe kepada kepunahan. Hal yang sangat kurang dimengerti oleh generasi muda saat ini justru bukan pada Bahasa Sangihe sehari-hari tetapi pada Bahasa Sangihe Tua atau Bahasa Sasahara.Dengan kelemahan ini kita perlu menyusun program pembelejaran Bahasa / Sastra Sangihe, yang meliputi : o Pengembangan Puisi dan Prosa Sangihe seperti Sasalamate,Pantun,Tatinggung/tatika,mantera sebagai syair sastera, dongeng, legenda/cerita rakyat, dll. Sasalamate dapat dibedakan menjadi : Sasalamate Bebas Sasalamate Sastera Pantun Bahasa Daerah dapat dibedakan menjadi : Pantun Umum Pantun Sastera daerah Pantun Pendidikan Tatika atau Teka-teki dapat dibedakan menjadi : Teka – teki umum Teka - teki sastera daerah. Teka – teki pendidikan. Mantera berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi : Syair Mantera menyembuhkan orang sakit Syair Membuat sakit orang sehat Syair Membunuh orang Syair Mantera papianaung Dongeng Legenda / Cerita rakyat Cerita rakyat, Angsuang Bake Cerita rakyat, Bangkoang
dll o Penguasaan kosa kata bahasa Sangihe sasahara Kosa-kata Bahasa Sangihe yang hampir punah o Penggunaan Bahasa Sangihe sastera dalam kegiatan yang bermuatan adat. 3. Kesenian Daerah Pengembangan Kesenian Asli Daerah sangihe yang meliputi ; o Seni Musik o Seni Rupa o Seni Tari o Seni Theater Seni Musik Yang termasuk Seni musik asli daerah Sangihe : o Mebawalase Sambo o Mebawalase Kantari o Sampregening (paduan suara gereja dengan gaya masamper) dikembangkan oleh Ny. Steller sejak Tahun 1904 o Mebowo o Mangumbaede o Mekalanto o Melagu (menyanyikan lagu tua) o Musik Lide / musik Oli’ (musik purba) o Musik Kakalumpang dikembangkan dimasa penguasaan kesultanan Tidore terhadap wilayah Kerajaan Siau dan dimasa Pemerintahan kolonial Belanda. o Musik tetabuhan tagonggong o Musik Tunta o Musik Bambu Melulu o Musik Puhe o Menganding o Masamper modern / masamper komersil o Orkes o Hadrah Manggut
Seni Rupa Yang perlu dikembangkan dalam Seni rupa sebagai kegiatan seni rupa asli sangihe adalah : o Penerapan pembuatan miniatur Perahu Tradisional Sangihe,seperti : Bininta,Konteng,Tumbilung dan kora-kora. o Penerapan pembuatan miniatur rumah tradisional Sangihe. o Penerapan pembuatan Kain Tenun Tradisional Sangihe o Penerapan pembuatan model pakaian tradisional masyarakat Sangihe seperti, Laku tepu,kofo,baniang,pakaian dan atribut istana kerajaan. Seni Tari Tarian tradisional sangihe dapat dibedakan dalam beberapa bagian yaitu o Tarian Istana / kerajaan o Tarian Rakyat Yang termasuk Tarian istana adalah ; Tari Alabadiri diciptakan oleh raja Tabukan Tari Dangsang sahabe diciptakan oleh raja Sahabe Tari Gunde ( tari para selir atau Gundik kerajaan ) lahir dari kalangan Istana Kerajaan Manganitu Tari Upase / Tari opas Lahir dari Tabukan Yang termasuk Tarian rakyat adalah Sese Madunde Ampawayer Tari Salo Seni Theater Seni theater rakyat bentuk Mebio Dolanan anak atau barong 4. Keterampilan dan kerajinan daerah, Pembutan bahan-bahan keterampilan dan kerajinan yang berhubungan dengan kekayaan Sangihe, seperti ; Keterampilan :
Pembuatan Terasi dan bakasang dari bahan ikan
Pembuatan ikan asin dan ikan asap
Pembuatan Manisan pala,anggur pala,syrup pala,slay pala,permen pala,dll.
Pembuatan tepung kelapa,kue kelapa,minyak kelapa murni / Virgin Coconut Oil.
Pembuatan tepung sagu, kue tradisional berkwalitas ekspor.
Penggalian resep obat tradisional Sangihe.
Kerajinan :
Kerang
Pasir putih
Tempurung
Lidi baru
Lidi Kelapa
Sabut kelapa
Tempurung kelapa
Anyaman bika
Anyaman Ginto
Anyaman lidi kelapa
Anyaman lidi bobo
Pelestarian 16 Jenis ketupat adat sangihe
Anyaman perangkap ikan
Jaring ikan
Pandai besi , khususnya penggarapan alat tradisional sangihe.
Hal – hal lain yang termasuk dalam cabang seni rupa.
5. Adat istiadat, Tata krama adat Sangihe Susunan acara adat Teknik membawakan acara adat Jenis-jenis Upacara adat o Upacara adat perkawinan adat Sangihe o Upacara adat Menondo Sakaeng o Upacara adat menolak Bala, Tulude o Upacara adat penobatan raja. o dll Pakaian adat, atribut dan asesesoris Sejarah kerajaan – kerajaan di Sangihe Situs – situs sejarah sangihe Olah raga tradisional 6. Pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar, Penerapan materi mulok spesifik yang bersesuain dengan keadaan sekolah dan keadaan alam sekitar sekolah.
Budidaya Tanaman Pertanian
Budidaya Tanaman Obat
Budidaya Rumput laut
dll
BAB IV MATERI AJAR MULOK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE A. Tujuan Umum : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ __________________________________________________________________________________________________________________ Keadaan dan kebutuhan daerah 1. Rencana pembangunan daerah (jangka pendek maupun jangka panjang; 2. Pengembangan ketenagakerjaan (kemampuan dan keterampilan) 3. Aspirasi masyarakat (pelestarian alam dan pengembangan daerahnya) 4. Wiraswasta
Fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal 1. Keterampilan dalam berbahasa Inggris. 2. Keterampilan dalam berbahasa Daerah sangihe 3. Pelestarian kesenian Daerah 5. Pengembangan keterampilan dan kerajinan daerah 6. Pelestarian Adat Istiadat
7. pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar,
Bahan kajian
Kegiatan pembelajaran
Keterampilan percakapan seharihari dengan bahasa inggris Keterampilan percakapan seharihari dengan bahasa Daerah Sangihe Menggali dan mengembang kan kesenian asli Sangihe Keterampilan membuat bendabenda keterampilan dan kerajinan khas sangihe. Pelestarian Kegiatan adat dan upacara adat. Pengembangan pengolahan bahan alam sekitar sangihe.
Kegiatan pembelajaran dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilainilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
Program muatan lokal Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan program muatan lokal. Substansi program muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.
B.
Tujuan khusus Tujuan khusus dimuat disetiap penyusunan mata pelajaran mulok. Selanjutnya dilakukan perumusan silabus dengan contoh format sebagai berikut: Sekolah dapat menentukan format sendiri dan komponen2 nya. -
Bahasa daerah,
-
Bahasa Inggris,
-
Kesenian daerah,
-
Keterampilan dan kerajinan daerah,
-
Adat istiadat,
-
Pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar,
a. Pengembangan Mulok Bahasa Daerah Tujuan Mulok Bahasa Daerah : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ _______________________________________________________________________________________________________________________________________________ Program Mulok Bahasa dan Sastera Sangihe untuk Pendidikan Dasar Standar Kompetensi Kompetensi dasar
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber belajar
b. Pengembangan Mulok Kesenian Daerah Tujuan Mulok Kesenian Daerah : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________
Standar Kompetensi
Kompetensi dasar
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber belajar
c. Pengembangan Mulok Keterampilan dan Kerajinan Daerah. Tujuan Mulok Keterampilan dan Kerajinan Daerah : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ Standar Kompetensi
Kompetensi dasar
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber belajar
d. Pengembangan Mulok Adat Istiadat Sangihe. Tujuan Mulok Adat Istiadat Sangihe : ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________
Standar Kompetensi
Kompetensi dasar
Kegiatan pembelajaran
e.Pengembangan Mulok yang berhubungan dengan keadaan alam sekitar Seperti : - Budidaya Tanaman (mencari tanaman yang bersesuaian dengan daerah dimana sekolah itu berada) Contoh : budidaya tanaman padi di Laine dan Tamako. - Teknologi Kelautan Contoh : Pembudidayaan ikan goropa di Para - Teknologi budidaya ikan air tawar (didaerah yang bersesuaian) - Kerajinan Contoh : Kerajinan Pandai Besi di Kampung lenganeng, Salurang,Kaluwatu. Kerajinan Anyam lidi Bobo di kampung Kaluwatu Tenun Tradisional di Batunderang dan Manumpitaeng
Indikator
Penilaian
Sumber belajar
Tujuan Mulok ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________________________________________________________________________________ ______________________________________________________________________________________________________
Standar Kompetensi
Kompetensi dasar
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber belajar
Setelah melakukan perancangan program seperti diatas maka akan diperoleh berapa banyak Muatan lokal di Seluruh Wilayah kerja Kantor DIKNAS Kabupaten kepulauan Sangihe disamping muatan Lokal wajib yang sudah disepakati yaitu Mulok Bahasa Daerah
BAB V RANCANGAN SILABUS MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL KAB. KEPL. SANGIHE Penerapan mulok Bahasa Daerah hanya dilakukan pada semester pertama dalam tiap tingkatan kelas. Untuk semester dua ditiap tingkatan kelas dapat ditentukan sendiri oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan dan keadan lingkungan sekitar yang dapat mendukung terlaksananya pembelajaran mulok dengan muatan potensi daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan bersesuaian dengan muatan KTSP.
A. SILABUS MATA PELAJARAN MULOK UNTUK SEKOLAH DASAR a. Sub Mata Pelajaran : Bahasa Dan Satera Sangihe Kelas Semester
: I ( satu ) : 1
Standar Kompetensi 1. Memahami kosa kata sederhana bahasa Sangihe
Kompetensi Dasar 1. Menyimak cerita umum dalam bahasa sangihe. 2. Membaca cerita umum melalui wacana dengan bahasa sangihe.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator - Mengelompokan tokoh dalam cerita - Meniru peran tokoh dalam cerita - Mengorganisasikan kata-kata yang baru dikenal. - Mengklasifikasikan hal-hal baru yng dianggap menarik dari cerita yang dibaca. - Melafalkan kata-kata baru atau sulit dengan lafal bahasa sangihe yang tepat.
Penilaian
Sumber belajar
3. Menuliskan kata-kata sulit dari cerita
-
4. Menelaah gambar yg berhubungan dengan cerita.
Kelas Semester
-
Mengorganisasikan kata-kata sulit dari cerita. Menuliskan kata-kata sulit dari cerita dengan teknik penulisan berdasarkan aturan tulis bahasa sangihe. Membedah gambar dalam cerita. Menentukan kesesuaian gambar dengan cerita.
: II ( dua ) : 1
Standar Kompetensi 2. Memahami kosa kata umum bahasa Sangihe
Kompetensi Dasar 5. Mendalami gambar atau cerita tentang lingkungan sekitar.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator -
-
6. Membaca cerita rakyat sangihe dengan bahasa sangihe
-
-
Penilaian Mengidentifikasi benda dan keadaan lingkungan sekitar dalam bahasa sangihe. Mengkomunikasikan hubungan antar kata bahasa sangihe terhadap benda di lingkungan sekitar. Mengorganisasikan kata-kata yang baru dikenal. Mengklasifikasikan hal-hal baru yng dianggap menarik dari cerita yang dibaca. Melafalkan kata-kata baru atau
Sumber belajar
7. Menuliskan kata-kata sulit dari cerita
-
-
Kelas Semester
sulit dengan lafal bahasa sangihe yang tepat. Mengorganisasikan kosa kata sangihe yeng menggunakan tanda pada huruf. Menuliskan kosa kata bahasa sangihe yang menggunakan tanda.
: III ( tiga ) : 1
Standar Kompetensi 3. Memahami Kalimat umum bahasa Sangihe
Kompetensi Dasar 8. Menyimak ungkapan dan pribahasa umum.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator -
-
9. Membaca ungkapan dan pribahasa umum dalam bahasa sangihe.
-
-
10. Menuliskan ungkapan dan pribahasa umum
-
Penilaian Mengidentifikasi kata baru pada ungkapan dan pribahasa umum dalam bahasa sangihe Mengorganisasikan jenis ungkapan dan pribahasa umum dalam bahasa sangihe. Mengkomunikasikan diri melalui ungkapan dan pribahasa umum dalam bahasa sangihe dengan lafal yang tepat. Melafalkan pribahasa umum dalam bahasa sangihe yg dianggap baru dan sulit. Menuliskan pribahasa umum dalam bahasa sangihe dengan
Sumber belajar
dalam bahasa sangihe -
Kelas : IV ( empat ) Semester : 1 Standar Kompetensi 4. Memahami kalimat yang memiliki unsur puitis dalam bahasa sangihe
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
11. Menyimak kalimat yang memiliki unsure puitis. dalam bahasa sangihe.
-
12. Membaca kalimat yang memiliki unsure puitis. dalam bahasa sangihe
-
-
-
13. Mengadaptasi kata puitis dari cerita rakyat sangihe.
aturan tulis yang tepat. Mengorganisasikan kata baru dan sulit pada ungkapan dan pribahasa umum dalam bahasa sangihe.
-
-
Penilaian Mengidentifikasi kata baru pada kalimat yang memiliki unsure puitis. dalam bahasa sangihe. Mengorganisasikan kalimat yang memiliki unsure puitis. dalam bahasa sangihe. Mengkomunikasikan diri melalui kalimat yang memiliki unsure puitis. dalam bahasa sangihe. Melafalkan kalimat yang memiliki unsure puitis. dalam bahasa sangihe dengan benar. Menuliskan kata baru yang bernilai puitis dengan kata bahasa sangihe Mengorganisasikan kata baru dan sulit yang bernilai puitis dari cerita rakyat sangihe dalam bahasa sangihe.
Sumber belajar
Kelas : V ( lima ) Semester : 1 Standar Kompetensi 5. Mengekspresikan diri melalui kalimat puitis dalam bahasa sangihe.
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
14. Membaca dengan ekspresi kalimat puitis dalam bahasa sangihe
-
15. Menentukan kalimat yang bermuatan puitis dalam bahasa sangihe
-
-
-
16. Mengadaptasi puisi umum ke bahasa Sangihe.
-
Penilaian Membaca puisi umum dalam bahasa sangihe dengan ekspresi. Membedakan kosa kata yg bernilai puitis dengan kosa kata yg tidak bernilai puitis. Menulis kalimat puitis dengan aturan tulis bahasa sangihe yg tepat. Mengorganisasikan kalimat bahasa sangihe yang bernilai puitis. Mengkomunikasikan puisi sangihe. Membuat tanggapan tentang perbedaan kalimat-kalimat yang bermuatan puitis dengan kalimat-kalimat yang tidak bernmuatan puitis
Sumber belajar
Kelas : VI ( Enam ) Semester : 1 Standar Kompetensi 6. Memahami penggunaan kalimat bahasa Sangihe melalui kegiatan mendengarkan cerita lisan, dan atau lagu.
Kompetensi Dasar 17. Membuat kesimpulan dari isi cerita lisan.
18. Menuliskan kembali isi cerita lisan atau lagu yang didengarkan.
7. Mengadaptasi cerita umum ke bahasa sangihe
19. Menterjemahkan satu paragraph cerita umum ke bahasa sangihe
20. Bercerita dalam bahasa sangihe dengan cerita lisan atau dengan ungkapan.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator - Mengidentifikasi pokok-pokok cerita. - Menceritakan kembali inti dari cerita pada cerita atau lagu. - Menyampaikan kesimpulan dari cerita sekuarng-kurangnya satu paragraph. - Menuliskan inti cerita atau lagu dalam bahasa dan aturan tulis bahasa sangihe] - Mengorganisasikan kata baru dari cerita atau lagu dalam bahasa sangihe. - Menulis cerita sangihe yang diterjemahkan dari cerita umum. - Menentukan kata yang menggunakan tanda bahasa sangihe - Menemukan kata baru. - Membedakan kalimat yang sulit dan yang mudah. - Menceritakan pengalaman sehari – hari dalam bahasa sangihe. - Memaparkan ungkapan dalam bahasa Sangihe.
Penilaian
Sumber bel.
b. Sub Mata Pelajaran Kesenian Daerah Untuk Kelas 1 Sampai Dengan Kelas 3 Sekolah Dasar Kelas Semester
: I ( SATU ) : 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Mengenal permainan 2. Mengidentifikasi yang berakar dari adat permainan khas istiadat dan sangihe yang berakar kebudayaan sangihe dari adat , budaya sangihe,serta bermuatan pendidikan pendidikan.
3. Mendemonstrasikan permainan khas sangihe yang berakar dari adat , budaya sangihe,serta bermuatan pendidikan pendidikan.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator - Membedakan beberapa jenis permainan khas sangihe - Mengorganisir teknik bermain dari satu jenis permainan khas sangihe. - Menyimpulkan nama-nama gerakan atau peran yang terkandung dalam permainan khas sangihe dalam bahasa sangihe. - Bermain peran dalam permainan khas sangihe dalam lingkungan kecil - Bermain peran dalam permainan khas sangihe melalui kompetisi - Mempergelarkan permainan dikhalayak ramai.
Penilaian
Sumber belajar
Kelas Semester
: II ( DUA ) : 2
Standar Kompetensi 2. Mengenal Musik tradisional Kakalumpang.
Kompetensi Dasar -
-
-
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Mendeskripsikan sejarah singkat lahirnya music tradisional kakalumpang
-
Mengidentifikasi teknik bermain dan irama music kakalumpang
-
Memainkan alat music Kakalumpang
-
-
-
-
Penilaian Mengidentifikasi manfaat alat kukuran kelapa dalam kehidupan sehari-hari Mendefinisikan secara singkat sejarah lahirnya music kakalumpang Mengklasifikasi teknik bermain alat music kakalumpang Menentukan irama lagu music kakalumpang Mendemonstrasikan teknik bermain alat music kakalumpang Mempergelarkan permainan alat music kakalumpang dikhalayak ramai.
Sumber belajar
Kelas Semester
: III ( TIGA ) : 2
Standar Kompetensi 3.Mengenal Musik Tradisional Tagonggong.
Kompetensi Dasar - Mendeskripsikan sejarah singkat lahirnya music tradisional Tagonggong
-
Mengidentifikasi teknik bermain dan irama music Tagonggong
-
Mengekspresikan diri melalui alat music tagonggong
Kegiatan Pembelajaran
Indikator - Mengidentifikasi penggunaan alat music Tagonggong dalam kehidupan adat sangihe - Mendefinisikan secara singkat sejarah lahirnya music Tagonggong. - Mengklasifikasi teknik bermain alat music Tagonggong. - Menentukan irama lagu dalam permainan music tagonggong. - Mendemonstrasikan teknik bermain Tagonggong - Mempergelarkan pementasan music Tagonggong.
Penilaian
Sumber belajar
c. Sub Mata Pelajaran Keterampilan Dan Kerajinan Daerah Untuk Kelas 4 Sampai Dengan Kelas 6 Sekolah Dasar Kelas Semester
: IV ( EMPAT ) : 2
Standar Kompetensi 4. Mengeksplorasi sumber alam sangihe menjadi karya kerajinan dan keterampilan.
Kompetensi Dasar - Merangkai bahan alam sangihe menjadi benda hias
-
Kelas Semester
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Sumber belajar
Mengapresiasikan diri melalui karya keterampilan marangkai benda hias
: V ( LIMA ) : 2
Standar Kompetensi 5. Mengenal keragaman karya kerajinan anyaman khas sangihe
Kompetensi Dasar - Mengidentifikasi anyaman dasar.
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian - Mendefinisikan pengertian anyaman - Membuat anyaman tikar dari bahan pandan atau hote. - Membuat prosedur kerja pengolahan bahan dan teknik pembuatan
Sumber belajar
-
Membuat anyaman sederhana tatalumping
-
-
Membuat Anyaman dasar kurung ayam.
-
-
Membuat dasar anyaman tempat bertelur ayam.
-
Kelas
: VI ( ENAM )
Mengorganisasi teknik pengolahan bahan. Membuat dasar anyaman tatalumping. Mendefinisikan kegunaan anyaman tatalumping Membuat prosedur kerja anyam tatalumping Mengorganisasi teknik dan pengolahan bahan. Membuat dasar anyaman kurung ayam. Mendefinisikan kegunaan anyaman kurung ayam Membuat prosedur kerja anyam kurung ayam Mengorganisasi teknik dan pengolahan bahan. Membuat dasar anyaman kurung ayam. Mendefinisikan kegunaan anyaman kurung ayam Membuat prosedur kerja anyam kurung ayam
Semester
: 2
Standar Kompetensi 6. Mengkolaborasikan bentuk ragam hias sangihe menjadi motif pada tekstil dengan teknik tertentu.
Kompetensi Dasar - Menorganisasikan berbagai macam ragam hias khas sangihe dan ragam hias modifikasi.
-
B.
Mengadaptasi ragam hias Sangihe ke dalam bahan tekstil dengan teknik cetak batik sederhana
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian - Mengelompokan ragam hias sangihe. - Mendesain ragam hias sangihe. - Mendesain ragam hias yang dimodifikasi dari keadaan alam sangihe. - Menyiapkan bahan utuk membatik - Mendesain ragam hias sangihe pada cetakan. - Mencetak ragam hias sangihe diatas permukaan kain. - Membuat prosedur kerja cetak batik sederhana dengan motif sangihe. - Memamerkan karya cetak batik sederhana.
SILABUS MATA PELAJARAN MULOK UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Sumber belajar
a. Sub Mata Pelajaran : Bahasa Dan Sastra Daerah Kelas Semester
: VII ( tujuh ) : 1
Standar Kompetensi Mengenal sastra sangihe melalui sasalamate dalam ruang lingkup bahasa sangihe.
Kompetensi Dasar - Memahami sastra lisan sangihe dalam bentuk ;Sasalamate
Kegiatan Pembelajaran -
-
Menerapkan aturan baca dan tulis bahasa sangihe melalui penyajian Sasalamate.
-
-
Kelas
: VIII ( delapan )
Indikator Mengorganisir bermacammacam sasalamate Mengklasifikasikan bentukbentuk sasalamate. Mendefinisikan peran sasalamate dalam lingkungan adat sangihe dan tatanan hidup masyarakat sangihe]
Menulis sasalamate dengan memperhatikan aturan tulis dalam bahasa sangihe Membaca sasalamate dengan aturan baca bahasa sangihe. Mempergelarkan pembacaan sasalamate dikhalayak ramai.
Penilaian
Sumber belajar
Semester
: 1
Standar Kompetensi Mengapresiasi sastra sangihe melalui Cerita rakyat,legenda,pantun,Tekateki,syair mantera, dalam ruang lingkup bahasa sangihe.
Kompetensi Dasar - Memahami sastra lisan sangihe dalam bentuk : Cerita rakyat,legenda,pant un, teka-teki,syair mantera, dalam bahasa sangihe
Kegiatan Pembelajaran -
-
-
-
Menerapkan aturan baca dan tulis bahasa sangihe melalui penyajian Sasalamate.
-
-
-
Indikator Mengorganisir bermacammacam Cerita rakyat, legenda,pantun, teka-teki,syair mantera. Mengklasifikasikan bermacammacam Cerita rakyat, legenda,pantun, teka-teki,syair mantera. Mendefinisikan peran Cerita rakyat, legenda,pantun, tekateki,syair mantera dalam kehidupan adat dan tatanan hidup bermasyarakat. Menulis bermacam-macam Cerita rakyat, legenda,pantun, teka-teki,syair mantera dalam bahasa sangihe Membaca bermacam-macam Cerita rakyat, legenda,pantun, teka-teki,syair mantera dalam bahasa sangihe Mempergelarkan bermacammacam Cerita rakyat, legenda,pantun, teka-teki,syair mantera dalam bahasa sangihe dikhalayak ramai.
Penilaian
Sumber belajar
Kelas : IX ( sembilan ) Semester : 1 Standar Kompetensi Mengapresiasi sastra sangihe melalui cerita rakyat dan legenda dalam ruang lingkup bahasa sangihe.
Kompetensi Dasar - Membedah isi cerita rakyat dan legenda sangihe.
Kegiatan Pembelajaran -
-
-
-
Menceritakan Legenda dan cerita rakyat
-
-
Indikator Mengklasifikasikan tokoh dalam cerita rakyat atau legenda sangihe Mendefinisikan hal-hal menarik dalam cerita atau legenda. Mengemukakan peran cerita rakyat/legenda dan pengaruhnya terhadap lingkungan adat dan kebudayaan sangihe. Menentukan pokok-pokok cerita rakyat atau legenda. Merangkai pokok cerita menjadi menjadi urutan cerita yang menarik Bercerita dengan aturan bahasa sangihe yang benar.
Penilaian
Sumber belajar
b. Sub Mata Pelajaran : Kesenian daerah Kelas : VII ( tujuh ) Semester : 2 Standar Kompetensi Mengapresiasikan diri melalui music tagonggong.
Kompetensi Dasar Memahami permainan music tagonggong.
Kegiatan Pembelajaran -
-
Menabuh tagonggong berdasarkan fungsinya dalam setiap kegiatan adat sangihe
-
Indikator Megklasifikasikan penggunaan tagonggong dalam komunitas adat sangihe Mengorganisasikan bentuk irama tagonggonng. Menabuh tagonggong dalam irama “lagung Bawine” Menabuh tagonggong dalam irama “lagung Sonda ” Menabuh tagonggong dalam irama “lagung sasahola ” Menabuh tagonggong dalam irama “lagung Balang ” Menabuh tagonggong dalam irama khusus.
Penilaian
Sumber belajar
Kelas : VIII ( delapan ) Semester : 2 Standar Kompetensi Mengapresiasikan diri melalui tari tradisional sangihe
Kompetensi Dasar - Mengenal berbagai macam tari tradisional sangihe
Kegiatan Pembelajaran -
-
-
-
Mengekspresikan diri melalui tari tradisional sangihe
Mempergelarkan tari tradisional sangihe
Indikator Mengorganisir tari tradisional sangihe Mendalami makna disetiap tari dan fungsinya dalam lingkungan adat sangihe. Mendefinisikan kegunaan setiap tari tradsisional dalam kegiatan adat sangihe.
-
Menglasifikasikan pola lantai tari tradisional sangihe
-
Mengidenifikasi setiap gerakan pada tari tradisional sangihe.
-
Mempersiapkan kelompok tari untuk pementasan
-
Pementasan tari tradisional sangihe.
Penilaian
Sumber belajar
C. Sub Mata Pelajaran Keterampilan dan kerajinan derah Kelas : IX ( sembilan) Semester : 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Mengapresiasikan diri melalui - Mengenal berbagai keterampilan anyam macam anyaman khas tradisional sangihe sangihe
Kegiatan Pembelajaran -
-
-
-
Mengekspresikan diri melalui karya kerajinan anyam khas sangihe
Memamerkan karya
Indikator Mengorganisir berbagai anyaman khas tradisional sangihe Mendalami makna disetiap benda anyam dan fungsinya dalam lingkungan adat sangihe.
-
Mendefinisikan kegunaan setiap benda anyam dalam kegiatan adat sangihe.
-
Menglasifikasikan jenis-jenis anyaman tradisional sangihe
-
Mengidentifikasi setiap bentuk anyaman tradisional sangihe.
-
Membuat anyaman tradisional sanghihe
-
Membuat prosedur kerja pembuatan anyaman khas tradisional sangihe.
Penilaian
Sumber belajar
kerajinan khas sangihe.
-
Mempersiapkan pameran karya ketrampilan anyam.
-
Pameran karya anyam tradisional sangihe.
C.
SILABUS MATA PELAJARAN MULOK UNTUK SEKOLAH MENENGAH UMUM
a. Sub Mata Pelajaran : Bahasa Dan Sastra Daerah Kelas Semester
: X ( Sepuluh ) : 1
Standar Kompetensi Mengekspresikan sastra sangihe melalui sasalamate, dalam ruang lingkup bahasa sangihe.
Kompetensi Dasar - Menginfentarisasi karya sastra sangihe bentuk sasalamate.
Kegiatan Pembelajaran -
-
Menulis karya sasalamate dala bentuk saduran atau karangan sendiri, dengan aturan tulis bahasa sangihe.
-
Indikator Mengorganisir bermacammacam sasalamate. Mengkaji unsure-unsur sasalamate. Mendefinisikan bentuk sasalamate. Mendeskripsikan bentuk sasalamate dalam kegiatan adat dan tatanan hidup masyarakat adat sangihe. Mengidentifikasi teknik penulisan sasalamate. Menulis sasalamate untuk memoto tamo. Menulis sasalamate untuk acara kematian. Menulis sasalamate menahulending banua. Menulis sasalamate menondo sakaeng.
Penilaian
Sumber belajar
-
Membaca karya sasalamate dalam bentuk saduran atau karangan sendiri, dengan aturan baca bahasa sangihe.
-
-
Mempergelarkan pembacaan sasalamate dalam sebuah acara pergelaran.
-
Menulis sasalamate untuk pernikahan. Menulis sasalamate khusus.
Mengidentifikasi teknik membaca sasalamate. Membaca sasalamate untuk memoto tamo. Membaca sasalamate untuk acara kematian. Membaca sasalamate menahulending banua. Membaca sasalamate menondo sakaeng. Membaca sasalamate untuk pernikahan. Membaca sasalamate khusus.
Menginventarisasi karya yang akan dipergelarkan. Persiapan pergelaran sasalamate. Pergelaran sasalamate
Kelas Semester
: XI ( sebelas ) : 1
Standar Kompetensi Mengapresiasikan diri dalam Bahasa dan satera sangihe melalui Tata cara, ritual adat sangihe
Kompetensi Dasar - Menerapkan tata aturan adat pembacaan sasalamate memoto tamo. Dalam ruang lingkup bahasa dan sastera sangihe
-
Menerapkan tata aturan adat pembacaan sasalamate menahulending banua.. Dalam ruang lingkup bahasa dan sastera sangihe
Kegiatan Pembelajaran -
-
-
-
-
-
Indikator Identifikasi sasalamate yg bersesuaian dengan pemotongan kue adat Tamo. Mendemonstrasikan tata cara memoto tamo. Mendeskripsikan muatan sastera dalam ritual memoto tamo Mengekspresikan teknik membaca sasalamate tamo menurut bahasa sangihe pada saat memoto tamo.
Identifikasi sasalamate yg bersesuaian dengan ritual menahulending banua. Mendemonstrasikan tata cara menahulending banua. Mendeskripsikan muatan sastera dalam ritual menahulending banua. Mengekspresikan teknik membaca sasalamate menahulending banua menurut aturan bahasa sangihe.
Penilaian
Sumber belajar
-
-
Menerapkan tata aturan adat pembacaan sasalamate menahulending sake. Dalam ruang lingkup bahasa dan sastera sangihe
-
Menerapkan tata aturan, ritual pembacaan sasalamate menondo sakaeng. Dalam ruang lingkup bahasa dan sastera sangihe
-
-
-
-
-
Identifikasi sasalamate yg bersesuaian dengan ritual menahulending sake. Mendemonstrasikan tata cara menahulending sake. Mendeskripsikan muatan sastera dalam ritual menahulending sake. Mengekspresikan teknik membaca sasalamate menahulending sake menurut aturan bahasa sangihe.
Identifikasi sasalamate yg bersesuaian dengan ritual menondo sakaeng. Mendemonstrasikan tata cara menondo sakaeng. Mendeskripsikan muatan sastera dalam ritual menondo sakaeng. Mengekspresikan teknik membaca sasalamate menondo sakaeng menurut aturan bahasa sangihe.
Kelas : XII ( duabelas ) Semester : 1 Standar Kompetensi Memahami keanekaragaman bentuk karya sastera sangihe.
Kompetensi Dasar - Mengekspresikan diri melalui karya Sasalamate.
Kegiatan Pembelajaran -
-
-
Mengekspresikan diri melalui karya Pantun.
-
Mengekspresikan diri melalui karya Tatinggung / teka - teki.
-
Mengekspresikan diri melalui karya Syair mantera.
-
Mengekspresikan diri melalui karya Kakumbaede.
Indikator Membedah sasalamate. Mengidentifikasi Thema dan teknik penulisan Mengarang sasalamate singkat dalam bahasa sangihe sehari-hari. Mendefinisikan peran sasalamate terhadap khasana sastera sangihe dan Indonesia.
Penilaian
Sumber belajar
-
Mengekspresikan diri melalui karya Cerita rakyat dan legenda.