128
KEPATUHAN PETUGAS KESEHATAN DALAM KELENGKAPAN PENGISIAN INFORMED CONSENT HEALTH WORKER OBEDIENCE IN COMPLETENESS OF INFORMED CONSENT FILLING Miftakhul Rohmah, Stefanus Supriyanto Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya E-mail:
[email protected]
ABSTRACT The accuracy of medical information must be completed beside to belief and clear in order to protect patient, doctor, and hospital consigning with low problem. One part of medical information is medical record related to with informed consent. This research was conducted to identify health workers adherence to the completeness of informed consent in ward Surgery’s room BDH Hospital in Surabaya. This research was descriptive research which use observational methods with cross sectional design. The population of this research was informed consent during March to May 2014 in ward surgery’s room of BDH hospital in Surabaya. Data was required by using the check list sheets of 66 informed consents. Moreover, this research was accompanied with the medical record staff and health worker in ward surgery’s room. The results of the research showed that the completeness fulfillment of informed consent in ward surgery’s room of BDHHospital were good. Implementation of monitoring system and the availability of the informed consents form were categorized very good. The obedience of health workers are good but the reward and punishment system were not good. The conclution are informed consent in surgery’s room is quite complete but there are not good reward and punishment system. Keywords: informed consent, incompleteness, obedience
PENDAHULUAN
Sehingga berkaitan dengan latar belakang, masalah
Rumah Sakit Umum Daerah Bhakti Dharma
yang
ditentukan
adalah
Informed
rendahnya
consentdi
capaian
Husada (RSUD BDH) Surabaya memiliki agenda
kelengkapan
RSUD
BDH
tahunan untuk menyajikan data tentang Standar
Surabaya pada tahun 2013 yang belum mencapai
Pelayanan Minimal yang dilakukan oleh masing-
target yaitu 70,84% dari target yang seharusnya
masing Unit Rumah Sakit, termasuk Unit Rekam
dicapai 100%.
Medik. Namun hasil pencapaian SPM pelayanan
Tujuan dari dilakukannya penelitian adalah
Rekam Medik bagian Informed consent RSUD BDH
menganalisis faktor kepatuhan dalam penyelesaian
Surabaya
kelengkapan informed consenttindakan operasi di
masih
dibawah
target.
Survei
yang
dilakukan secara acak pada tahun 2013 kepada 100
RSUD
informed
hasilkelengkapan
penelitiannya adalah menjadi bahan masukan dan
informed consentsebanyak 70,84% dari target yang
evaluasi untuk pihak rumah sakit mengenai penyebab
seharusnya dicapai 100%. Informed consent tersebut
ketidaklengkapan pengisianinformed consentdari segi
diberikan kepada tidakan bedah, non bedah dan
kepatuhan agar bisa dilaksanakan tindak lanjut yang
exam, namun tidakan bedah adalah tindakan yang
tepat dalam rangka peningkatan kualitas kelengkapan
lebih penting kelengkapannya, karena memiliki risiko
pengisian informed consentdi RSUD BDH Surabaya.
yang paling besar, dikarenakan tindakan tersebut
PUSTAKA
consent,
didapatkan
BDH
dapat menimbulkan efek yang paling berbahaya.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 2 April-Juni 2014
Surabaya.Sedangkan
manfaat
129
Berdasarkan penjelasan Peraturan Mentri
Status Lokasi
Kesehatan Republik Indonesia No. 290/ MENKES/
Menurut
Shaw
(1979)
PER/ III/ 2008 disebutkan bahwaInformed consent
kepatuhanberhubungan dengan prestige seseorang di
adalah pernyataan sepihak pasien atau yang sah
mataorang
mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas
lokasi.Eksperimen milgram dilakukan di lokasi yang
rencana tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
penting dan dihormati yakni di Universitas Yale
yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah
(Encina,
menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat
terhadap eksperimen milgram mendapat kepatuhan
persetujuan atau penolakan.
sebesar 68%, sedangkan ketika dilakukan di luar
(2006)
lain,
2004).
demikian
Di
Universitas
juga
Yale
dengan
kepatuhan
Seperti yang disampaikan oleh Guwandi
universitas, tingkat kepatuhan menurun menjadi 20%.
bahwaInformed
Hal
consentmemiliki
beberapa
ini
menunjukkan
terhadap
organisasi
proteksi dari pasien dan subyek; mencegah terjadinya
seseorang patuh atau tidak terhadap suatu lokasi,
penipuan atau paksaan; menimbulkan rangsangan
dapat tergambarkan dengan kepedulian orang tersebut
kepada profesi medis untuk mengadakan intropeksi
terhadap lokasi yang bersangkutan dengan dirinya
terhadap diri sendiri (self security); promosi dari
sendiri ataupun orang lain yang terkait dengannya.
keputusan- keputusan yang rasional; keterlibatan
Tanggung Jawab Personal
sebagai
dalam
suatu
memajukan
nilai
sosial
prinsip dan
meningkatkan
prestise
fungsi, antara lain : promosi hak otonomi perorangan;
masyarakat
dapat
bahwa
kepatuhan.
Jadi
otonomi
Bertanggung jawab menurut kamus bahasa
mengadakan
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
pengawasan dalam penyelidikan bio- medik.
jawab,
menanggung
segala
sesuatunya,
atau
Menurut Sanjoyo (2007) Rekam medis yang
memberikan jawaban dan menanggung akibatnya.
bermutu adalahrekam medis yangmenggambarkan
Seseorang yang memiliki tanggung jawab adalah
proses keseluruhan pelayanan secara benar, lengkap,
seseorang yang bisa menerima dampaknya ketika
terpercaya,valid, tepat waktu, dapat digunakan untuk
mereka melakukan sesuatu. Tanggung jawab adalah
kajian
suatu tindakan yang dilakukan manusia atas perlakuan
analis
dan
pengambilan
keputusan,seragam,batasan sebutan tentang elemen
yang
yang
menjalani hidupnya.
dibakukankonsisten
dalam
penggunaannya,terjamin kerahasiaannya,serta mudah
disengaja
ataupun
Milgrammenyatakan
tidak
disengaja
bahwa
dalam
ketika
diperoleh melalui system komunikasi antar yang
tanggungjawab personal berkurang, maka ketaatan
berwenang. Menurut Milgram, terdapat beberapa
meningkat.
faktor tentang kepatuhan.
agencyMilgram yang menyatakan bahwa kepatuhan
Hal
ini
berhubungan
dengan
teori
130
dapat diciptakan melalui seseorang yang berstatus
(recognition) dari anggota masyarakat
itu sendiri.
sebagai agen, dimana seseorang tersebut tidak
Sehingga masyarakatlah yang menentukan tentang
melihat dirinya bertindak sebagai dirinya secara
pola perilaku yang harus diikuti oleh individu di dalam
mandiri, tetapi sebagai peraturan dari sebuah otoritas.
masyarakat tersebut.
Keutamaan dari seorang agen ini adalah pengalihan
Seseorang cenderung mematuhi orang lain
tanggung jawab dari seseorang agen yang dilepaskan
apabila orang lain tersebut memiliki otoritas yang sah
dan diberikan kepada figur otoritas selaku pemberi
atau legal (MCLeod, 2007). Adanya otoritas yang sah
perintah.
yang dimiliki atasan akan membuat bawahan taat Tanggung jawab personal dalam pengisian
kepada
atasan
dan
perintahnya.
Jika
bawahan
sebuah form dapat terlihat dari seberapa lengkap
menyadari akan otoritas sah pemimpinnya maka hal
seseorang penerima tanggung jawab melengkapi hal-
itu akan membuat anggota taat pada perintah dan
hal yang berhubungan dengan tanggung jawab yang
aturan yang ada. Keberadaan
diembannya.
Legitimasi adalah seberapa jauh masyarakat menerima
dan
mengakui
kewenangan,
keputusan ataupun kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin.
dalam
Informed
consentdapat terlihat dari ada atau tidaknya aturan
Legitimasi Figur Otoritas
dapat
legitimacy
Kekuasaan bisa menjadi sah
yang berhubungan dengan kelengkapan pengisian Informed consent Status Figur Otoritas Status
adalah
sebuah
tingkatan
akan
(legitimate)apabila diterima oleh anggota masyarakat.
pengakuan dari suatu kelompok. Seseorang yang
Menurut Anderson (2008), kekuasaan bisa menjadi
memiliki status dan kekuasaan tinggi akan lebih
legitimate (sah) apabila diterima olehanggota dari
dipatuhi daripada seseorang yang memiliki status serta
masyarakat.
kekuasaan
yang
sama.
Percobaan
Milgram
Otoritas adalah kekuasaan yang diterima orang
menemukan bahwa seseorang akan lebih patuh jika
lain sebagai keabsahan atau sesuatu yang sah yang
yang memberikan perintah adalah orang yang lebih
muncul dari pelaksanaan kekuasaan dan kepercayaan
terlihat professional dalam bidangnya.
secara konsisten jika kekuasaan tersebut sah.
Simbol status adalah penggunaan simbol
Otoritas yang sah berhubungan erat dengan kekuasaan.
Pada
dasarnya
kekuasaan
atau lambang untuk menunjukkan seseorang dalam
adalah
masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk tingkah
kapasitas untuk mempengaruhi perilaku dari suatu
laku sesuai dengan status yang dimilikinya. Hal ini
masyarakat. Namun otoritas tidak hanya mencakup
dapat dilihat dari cara hidup kesehariannya, seperti
kekuasaan saja, karena tergantung kepada pengakuan
131
cara berpakaian, cara berbicara, gaya hidup dan
karena lebih mudah untuk menolak perintah dari figur
sebagainya.
otoritas yang jauh dari pada yang berada dekat
Teori Milgram membuktikan bahwa saat seseorang diberikan perintah oleh kepatuhan
mereka
menggambarkan
menurun
bahwa
peran
orang
20%.
biasa,
Hal
seseorang
ini yang
dengan kita. Hal lain yang dapat terlihat dengan kedekatan figur otoritas adalah adanya dukungan dari figur saat pihak pelaksana melaksanakan kegiatannya. Kedekatan
dengan
figur
otoritas
sangat
memiliki kewenangan yang cukup prestise untuk
mempengaruhi kinerja seseorang. Jika seseorang
mengamankan ketaatan, terlepas dari konteks sosial
tersebut dapat menciptakan kedekatan dengan figur
memberikan
yang memiliki otoritas, maka kemungkinan besar tugas
ketaatan
dampak
dari
yang
cukup
seseorang yang
tinggi
dikenai
terhad ketaatan
yang
dimiliki
orang
tersebut
bisa
lebih
baik,
tersebut. Seseorang yang memiliki status figur otoritas
dikarenakan dia tidak memiliki rasa canggung jika
juga memiliki arti sebagai seseorang yang berhak
membutuhkan arahan serta bantuan dari figur yang
untuk melaksanakan segala sesuatu dalam lingkup
memiliki otoritas tersebut, begitu pula sebaliknya.
otoritasnya tersebut.
METODE
Dukungan Sesama Rekan
Penelitian yang digunakan adalah penelitian
Salah satu faktor ketidakpatuhan adalah
deskriptif yang bersifat observasional. Berdasarkan
kehadiran atau keberadaan rekan yang menolak untuk
waktunya, maka penelitian ini merupakan penelitian
patuh
Jika
cross sectional. Unit analisis dari penelitian ini adalah
seseorang memiliki dukungan sosial dari teman
Instalasi Bedah Sentral dengan sumber informasi
mereka yang tidak patuh maka kepatuhan juga
berupa berkas informed consentdan kuesioner yang
cenderung rendah. Kepatuhan seorang rekan dapat
diberikan kepada kepala Unit Rekam Medis serta
dilihat dari andil seorang rekan dalam penyelesaian
tenaga kesehatan di Instalasi Bedah Sentral. Populasi
tugas yang dimiliki oleh sesama rekannya, selain itu
dari penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien
juga terlihat dari terlaksanakannya kewajiban rekan
Instalasi Bedah Sentral di Rumah Sakit Umum Daerah
yang seharusnya dilaksanakan pada tugas rekan
Kota Surabaya bulan Maret 2014 sampai Mei 2014
lainnya.
yaitu 440 berkas Informed consent. Data tersebut
Kedekatan Figur Otoritas
digunakan
(rebellious
Kehadiran
peers)
pengawas
(Encina,
secara
2004).
langsung
sebagai
panduan
dalam
menentukan
sangat
jumlah sampel. Untuk subyek penelitian atau populasi
mempengaruhi hasil dari percobaan Milgram. Saat
yang besar (lebih dari 100), maka pengambilan sampel
figur otoritas keluar dari ruangan dan memberikan
dapat di ambil 10-15 % dari populasi (Arikunto, 2010).
instruksinya lewat telpon, kepatuhan akan menurun,
Besar sampel yang diambil sebesar 15 % yaitu 66 dari
132
440
dokumen
informed
consentdengan
teknik
pengambilan sampel secara random sampling.
pada setiap bulan. Berdasarkan laporan tiga bulan terakhir, menunjukkan bahwa kelengkapan pengisian informed consentdi Instalasi Bedah Sentral sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN cukup baik, terlihat dari data yang didapatkan bahwa Kelengkapan formulir Informed consent kelengkapan pada tiap- tiap komponen mendapatkan Kelengkapan Formulir informed consentdi hasil yang berbeda dan cenderung mendekati angka Instalasi Bedah Sentral RSUD BDH Kota berbeda 100%. Tabel 1 Kelengkapan formulir Informed consentdi Instalasi Bedah Sentral RSUD BDH Surabaya Komponen Pengisian Formulir
Kelengkapan
Tidak lengkap
Nama Pemberi IC Umur Pemberi IC Jenis Kelamin Pemberi IC
Jumlah 65 55 62
persen 98% 83% 94%
Jumlah 1 11 4
persen 2% 17% 6%
Nomor Identitas Pemberi IC
25
38%
41
62%
66
Nomor Telpon Pemberi IC
28
42%
38
58%
66
Alamat Pemberi IC
60
91%
6
8%
66
Nama Pasien
60
91%
6
8%
66
Umur Pasien
49
74%
17
26%
66
Jenis Kelamin Pasien
50
76%
16
24%
66
Ruangan Asal Pasien No Rekam Medis
66 66
100% 100%
0 0
0% 0%
66 66
Jenis Tindakan Pembedahan
63
95%
3
5%
66
Nama dan Tanda Tangan Saksi 1
48
73%
18
27%
66
Nama dan Tanda Tangan Saksi 2
56
85%
10
15%
66
Nama dan Tanda Tangan Pemberi IC
65
98%
1
2%
66
Nama dan Tanda Tangan Dokter
61
92%
3
5%
66
Kelengkapan
pengisain
mengacu
pada
Jumlah formulir 66 66 66
consentharus 100%, maka hasil yang didapatkan
SPM yang ditetapkan oleh bagian rekam medik
masih
RSUD BDH Surabaya, yaitu 100%. Melalui indikator
komponen yang paling banyak tidak terisi, yaitu
tersebut maka dapat dilakukan perbandingan antara
nomer identitas dan telepon pemberi informed
angka indikator dengan jumlah kelengkapan yang
consent. Sehingga masih diperlukan evaluasi lebih
dicapai oleh Instalasi Bedah Sentral di RSUD BDH
lanjut agar target yang ditentukan oleh Rekam Medis
Surabaya.
bisa
Jika dibandingkan dengan target SPM
belum
lengkap,
tercapai
dan
karena
terdapat
kelengkapan
dua
informed
consentmeningkat.
yang
Kelengkapan form informed consentyang
menyatakan bahwa kelengkapan pengisian informed
terkategori tidak baik dapat disebabkan oleh banyak
Rekam
Medik
RSUD
BDH
Surabaya,
133
faktor, antara lain adalah faktor kepatuhan dari
menyelesaikan pengisian Informd Consent dengan
petugas kesehatan, faktor organisasi rumah sakit
baik. Adakalanya pengisi Informed consent ditegur jika
ataupun faktor pasien. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pengisiannya tidak lengkap, namun jika pengisian
untuk melaksanakan ketetapan tentang kelengkapan
lengkap tidak ada pujian ataupun reward lain yang
form informed consentsemua pihak harus teribat dan
diberikan.
saling menjalin koordinasi agar target yang ditetapkan
Sistem seperti ini seharusnya mendapatkan perbaikan,
dapat tercapai. Sistem Reward and Punishment masih belum
antara
Reward
and
Punishment
dilaksanakan dengan seimbang, karena kedua hal
diterapkan dengan baik di RSUD BDH Surabaya,
tersebut
terlihat dari hasil penelitian bahwa atasan ataupun
seseorng, jika seseorang hanya diberikan sanksi
sesama rekan hanya memberikan sanksi berupa
saja tanpa adanya penghargaan terhadap sesuatu
teguran jika informed consenttidak terisi secara
yang telah dikerjakan dengan baik, maka orang
lengkap.
Sedangkan
tersebut cenderung tidak memiliki semangat untuk
dengan
lengkap,
jika
Informed
petugas
consentterisi
kesehatan
tidak
mendapatkan penghargaan apapun.
adalah
bentuk
dari
apresiasi
kinerja
menyelesaikan segala sesuatunya dengan baik begitu pula sebaliknya.
Reward and Punishment adalah sebuah
Sistem pengawasan yang diselenggarakan
sistem yang diterapkan untuk menghargai kinerja
oleh RSUD BDH Surabaya di Instalasi Bedah Sentral
pekerjanya. Reward and punishment terdapat dua hal
adalah cenderung sangat baik. Hasil menujukkan
yang
bahwa
sangat
bertolak
belakang,
yaitu
adanya
terdapat
sistem
pengawasan
yang
penghargaan terhadap hasil kinerja serta adanya
dilaksanakan oleh atasan ataupun sesama rekan
hukuman terhadap hasil kinerja. Kedua hal tersebut
dalam kelengkapan pengisian Informed consent.
sangat diperlukan, karena pada dasarnya manusia
Sistem pengawasan yang terbentuk di Instalasi
memang sangat senang jika hasil kerjanya dihargai
Bedah Sentral adalah pengawasan yang dilakukan
begitu pula sebaliknya, sanksi diperlukan untuk
oleh sesama rekan perawat Instalasi Bedah Sentral.
mereka yang hasil kinerjanya kurang baik agar
Jadi jika ditemukan form Informed consentyangtidak
terpacu untuk menjadi lebih baik.
lengkap, maka perawat yang mengecek ulang form
Hasil kuesioner yang disebarkan,
petugas
akan memberitahukan kepada yang bersangkutan
kesehatan mengaku membutuhkan keseimbangan
untuk melengkapinya. Namun jika rekan sesama
antara Reward and Punishment, sebab selama ini
perawat tidak ada yang melakukan pengecekan
hanya sistem punishment saja yang diberlakukan,
tersebut, maka form yang kurang lengkap akan tetap
seolah tidak ada penghargaan jika petugas kesehatan
menjadi kurang lengkap.
134
Sistem pengawasan adalah sebuah sistem
RSUD BDH Surabaya tergolong memiliki
yang dibentuk untuk mengawasi sebuah proses
kinerja yang baik dalam hal penyediaan formulir
suatu
Informed consent, karena tidak pernah terjadi
kegiatan
ataupun
tindakan.
Sistem
pengawasan dapat dilakukan sesama rekan ataupun
keterlambatan
dengan
consentdi suatu ruangan yang memerlukan form
orang
lain
yang
memiliki
wewenang
Informed
mengawasi. Sistem pengawasan yang diterapkan oleh RSUD BDH sudah baik, namun masih dibutuhkan
penyediaan
consent.
Kinerja
formulir
seperti
Informed
ini
perlu
dipertahankan agar didapatkan juga kinerja yang baik dari bagian lain yang membutuhkannya. Kepatuhan
kerjasama antar rekan agar pengawasan tersebut
pengisian
formulirInformed
selalu terlaksana sehingga hasil yang didapatkan
consentmenurut locationmendapatkan hasil yang
tetap
sangat baik, karena petugas kesehatan cenderung
baik
dan
kelengkapan
form
Informed
consentdapat tercapai.
patuh terhadap lokasi pasien berasal. Kepatuhan
Hasil penelitian menujukkan bahwa formulir
pengisian formInformed consentmenurut location
Informed consentyang berada di Instalasi Bedah
dapat
Sentral RSUD BDH Surabaya mendapatkan hasil
consentterhadap lokasi pasien berasal. Jika lokasi
100% atau selalu tersedia. Sehingga tidak ditemukan
pasien berasal tidak diisi, bisa dikatakan jika
kendala
kepatuhan petugas kurang baik terhadap lokasi,
terhadap
ketika
pengisian
form
Informed
Ketersediaan
formulir
akan
dilaksanakan
consent
yang
selalu
tersebut. ada
juga
dilihat
dari
terisinya
lembar
Informed
karena mereka dianggap cenderung mengabaikan lokasi dimana pasien berasal.
mencerminkan sebuah kinerja yang sangat baik,
Kepatuhan petugas kesehatan terhadap
karena dapat menunjang kinerja petugas selanjutnya
lokasi sudah sangat baik, karena mendapatkan nilai
dalam
sempurna. Hal ini disebabkan karena sebelum
menjalankan
kewajiban
sebagai
pengisi
formInformed consent.
melakukan operasi, pasien dikumpulkan menjadi
Ketersediaan formulir disuatu rangan sangat mempengaruhi
kelengkapan
pengisian
formulir.
satu di suatu ruangan khusus yang disebut ruang Arjuna.
Ketersediaan formulir yang selalu tersedia akan
Personal responsibility adalah kepatuhan
memperlancar pengisian formulir, namun sebaliknya
petugas kesehatan dalam hal ini dokter sebagai
jika formulir tidak selalu tersedia saat dibutuhkan,
penanggung jawab terhadap pembedahan yang
maka
ataupun
dilakukan. Dokter specialis adalah pihak yang paling
akan
mengerti tindakan dan memiliki peran yang sangat
kelancaran
pengisian terganggu.
formulir
dalam
pencatatan
Informed
consent
besar terhadap pembedahan.
135
Kepatuhan dan tanggung jawab seorang dokter
dalam
penyelesaian
form
Informed
consentdapat terlihat pada terisinya bagian tanda tangan,
penyertaan
nama
dan
tindakan
Operating Procedure. Peraturan tersebut disertai dengan sosialisasi yang dilakukan oleh pihak rekam medis setelah peraturan selesai dibuat.
yang
Peraturan
yang
dibuat
dalam
bentuk
diberikan kepada pasien. Semua komponen tersebut
peraturan tetap atau Standard Operating Procedure
penting, karena pasien perlu mengetahui dokter yang
ini sudah cukup baik dan cukup jelas. Dalam
menangani dan risiko akibat tindakan yang dilakukan
peraturan diterangkan pula harus ada minimal dua
dokter.
saksi sebelum tindakan pembedahan dilakukan. Dari
hasil
penelitian
didapatkan
hasil
bahwa kepatuhan dokter terhadap penulisan nama di
Selain
itu
juga
diterangkan
bagaimana
cara
pengisianInformed consent yang baik dan benar.
lembar Informed consent, cenderung cukup baik.
Tujuan
diberlakukannya
peraturan
ini
Sedangkan untuk tanda tangan dokter cenderung
adalah agar didapatkan hasil yang baik terhadap
kategori baik dan untuk penjelasan tindakan yang
pengisian form Informed consent di RSUD BDH
diberikan kepada pasien cenderung baik.
Surabaya.
Hasil akhir kepatuhan petugas kesehatan menurut personal responsibility adalah cenderung
Tujuan
lain
adalah
agar
petugas
kesehatan lebih memperhatikan kelengkapan form Informed consentsaat melaksanakan tugasnya.
kategori baik. Walaupun kepatuhan yang didapat
Status of Authority Figure adalah pihak yang
sudah mendapat kategori baik, namun petugas
memiliki otoritas dalam memberikan consent kepada
kesehatan masih perlu menigkatkannya lagi. Karena
pasien. Didalam Status of Authority Figure ada 7
ketiga hal tersebut sangat riskan jika suatu saat nanti
komponen. Yaitu nama, umur, jenis kelamin, nomer
terdapat hal yang tidak berkenan dari pasien.
identitas, telpon, alamat dan status terhadap pasien.
Sehingga pertanggungjawaban pasti akan dapat
Semua komponen tersebut adalah penting, karena
dilihat dari form Informed consent yang sudah terisi
rumah sakit harus mengetahui pasti siapa latar
secara
belakang yang memberi consent terhadap pasien.
lengkap
tersebuut,
yaitu
siapa
yang
melaksanakan tindakan dan tercantum jelas tindakan apa saja yang sudah dilakukan.
Kepatuhan
petugas
terhadap
pengisian
nama pasien cenderung baik dengan mengisi hampir
Legitimacy Figure adalah kelegalan dari
semua nama pasien di Informed consent. Umur
peraturan yang mengikat tentang pengisian form
pemberi
Informed consent. Dari hasil penelitian didapatkan
cenderung baik, begitu pula dengan jenis kelamin
bahwa
Informed
sebesar 94%. Sedangkan nomer identitas pemberi
consentyang berupa peraturan tetap atau Standard
consent cenderung tidak baik, padahal identitas
adanya
peraturan
pengisian
consent
terhadap pasien
juga
sudah
136
adalah penanda penting dari seseorang dan tidak
ditingkatkan, karena dalam SOP dijelaskan harus
akan sama identitas satu pasien dengan pasien yang
ada 2 saksi dari kedua belah pihak yaitu dari rumah
lain. pengisian nomer telpon sudah terisi dan dalam
sakit dan pasien sebelum tindakan dilasanakan.
kategori kurang baik, hal ini perlu diperhatikan
Selain itu adanya saksi juga merupakan bentuk dari
karena pemberi consent adalah orang yang penting
adanya dukungan dan kepatuhan terhadap sesama
untuk dihubungi jika suatu saat nanti terjadi hal yang
rekan saat melaksanakan tugasnya.
tidak dikehendaki oleh pasien. Terakhir untuk alamat
Kepatuhan terhadap pengisian Informed
dan status terhadap pasien sudah mendapatkan
consent dapat dilihat dari terisinya tanda tangan dari
hasil cenderung baik. Dari semua komponen yang
pihak saksi pasien. Saksi dari pihak pasien ditujukan
disebutkan,kepatuhan menurut Status of Authority
jika tindakan yang akan dilakukan kepada pasien
Figure mendapatkan rata- rata kategori cenderung
disetujui oleh keluarga pasien dan membuktikan
baik. Nilai ini perlu ditingkatkan karena pemberi
bahwa pihak pasien sudah mengerti tindakan yang
consent memiliki posisi yang penting dalam tindakan
akan dilaksanakan kepada pasien.
yang akan dilaksanakan. Selain itu pemberi consent
Hasil penelitian didapatkan kecenderungan
adalah orang yang memiliki tanggungjawab terhadap
kategori baik. Jadi dari beberapa formulir yang diteliti
tindakan
melalui check list, sebagian besar pihak pemberi
kepada
pasien,
sehingga
diperlukan
informasi yang jelas.
otoritas dari pasien memiliki kedekatan yang cukup
Peer Support adalah dukungan sesama
baik dengan pihak rumah sakit, tercerminkan dengan
rekan dalam persetujuan Informed consent.Peer
tanda tangan keluarga pasien yang sebagian besar
Support dapat terlihat pada terisinya saksi dari pihak
dapat terisi dengan baik oleh saksi dari pasien,
rekan atau dari pihak rumah sakit pada lembar
artinya pihak rumah sakit sudah menjalin komunikasi
Informed consent. Tanda tangan dari saksi penting
yang baik dengan keluarga pasien. Namun, hal ini
dibutuhkan karena dapat menjelaskan jika tindakan
masih perlu dievaluasi dan diberikan solusi sehingga
yang akan dilakukan telah disaksikan oleh pihak
saksi dari pasien berkenan memberikan tanda
saksi yang berarti tindakan tersebut bukan tindakan
tangannya
main- main dan merupakan tindakan yang disetujui
Sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki,
oleh orang lain.
pihak rumah sakit memiliki bukti pasti dan sah
Didapatkan
hasil
dengan
kategori
tentang
sebelum
adanya
cenderung cukup baik dari pengisian form dengan
menyetujui
tanda
kepadapasien.
tangan saksi dari rekan kerja. Namun
kepatuhan
menurut
peer support
masih
perlu
SIMPULAN
pasien
saksi
tindakan
diberikan
yang
operasi
secara yang
tindakan.
tersurat dilakukan
137
Kelengkapan pengisian form Informed consent di
dicapai.Perbaikan
Instalasi Bedah Sentral RSUD BDH Surabaya selama
melakukan
upgrading
petugas
Bulam Maret - Mei 2014 sudah baik, dengan rata- rata
kerjasama
semama
rekan
kelengkapan pengisian diatas 50%. Namun ada dua
tanggungjawab dari tenaga kesehatan juga lebih baik
komponen pengisian informed consent yang masih
dari sebelumnya. Karena tanggungjawab yang baik
bernilai rendah yaitu pengisian nomer identitas dan
akan menghasilkan kepatuhan yang baik pula.
nomer
DAFTAR PUSTAKA Anderson, Margaret L. .(2008). Sosciology,Understanding a Diverse Society. ThompsonLearning, Inc. : California 2008. Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Edisi Revisi. PT Rineka Cipta: Jakarta Encina, G.B. 2004 Milgram's Experiment on Obedience to authority. Retrivied from http://nature.barkeley.edu/ucce50/aglabor/7art icle/article35.htm. Guwandi, J. 2006. Informed consent& Informed Refusal. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta KBBI. (n.d.). Retrieved 2 23, 2014, from http://kbbi.web.id/ McLeod, S. A. 2007. The Milgram Experiment. Retrieved from http://www.simplypsychology.org/milgram.htm l Menteri Kesehatan, R.I. 1989. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 585. Menteri Kesehatan. Jakarta Menteri Kesehatan R.I. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.Nomor 290/MENKES/PER/III/2008. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada Surabaya. 2014. Profil Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada Surabaya. Surabaya. Sanjoyo, R 2007. Aspek Hukum Rekam Medis. http://yoyoke.web.ugm.ac.id/ download/aspekhukumrekammedis.pdf (Sitasi 2 Februari 2014) Shaw, M.E. The Psychology Of Small Group Behavior (1979). New Delhi: The McGraw-HillPublising Company Ltd.
telpon
pemberi
consent,
padahal
kedua
komponen tersebut sangat penting, karena hal ini yang
dapat
membedakan
antar
orang
pemberi
consent.Sehingga diharapkan adanya evaluasi dan sosialisasi
ulang
terkait
kelengkapan
informed
consenttersebut. Faktor lain yang menyebabkan kepatuhan dalam
kelengkapan
berasal
dari
faktor
pengisian organisasi,
informed yaitu
consent
penerapan
sistemreward and punishmentyang belum seimbang, karena hanya terdapat punishment saja tanpa adanya reward.Sehingga hal ini perlu mendapatkan evaluasi, agar didapatkan sistem reward and punishment yang seimbang. Kepatuhan
petugas
kesehatan
dalam
pengisian informed consent secara keselurusan sudah cukup baik, namun hanya ada satu komponen yang mendapatkan nilai sempurna 100% dan yang lain masih dibawah 100%. Sehingga perbaikan perlu dilakukan
agar
target
yang
ditentukan
dapat
yang
dapat
dilakukan kesehatan lebih
baik,
seperti agar dan