INFORMED CONSENT
Dedi Afandi
PENDAHULUAN • Yunani & Romawi Kuno consent (+) untuk tujuan terapetik • Awal abad 19 consent • 1957-1972, consent informed consent • Indonesia (1989) Permenkes
PENDAHULUAN Konsep hubungan dokter-pasien : < 1950-an > 1970-an paternalistik kontraktual dokter > pasien dokter = pasien otonomi (-) otonomi (+) Declaration of Lisbon Patient’s Bill of Right
Informed consent
FILOSOFI : HAK OTONOMI PASIEN • TERUTAMA HAK MENENTUKAN APA YANG BOLEH DILAKUKAN PADA DIRINYA (THE RIGHTS TO SELF DETERMINATION) • BILA DOKTER MELAKUKAN TINDAKAN / PROSEDUR MEDIS TANPA CONSENT PASIEN ATAU KELUARGANYA DIANGGAP ILLEGAL (TORT) • INFORMED CONSENT HARUS ADA – PENGECUALIAN : DARURAT
DEFINISI
Informed Consent memiliki 2 unsur : Informed informasi yang harus diberikan (dokter) Consent persetujuan (pasien) persetujuan yang diberikan pasien kepada dokter setelah diberi penjelasan Permenkes No.585 tahun 1989 Persetujuan Tindakan Medik/Informed consent adalah persetujuan yang diberikan pasien/keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
DEFINISI (2) (PTM)/Informed consent suatu proses ! informasi
dokter
pasien persetujuan
kesepakatan PTM / Informed consent
INFORMED CONSENT
• DASAR :
– HAK OTONOMI PASIEN – RIGHT TO SELF DETERMINATION
• ADALAH PROSES YG MENUNJUKKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN BERTEMUNYA PEMIKIRAN TENTANG APA YANG AKAN DAN TIDAK AKAN DILAKUKAN TERHADAP PASIEN • KONTRAK PERSETUJUAN SEPIHAK ATAS LAYANAN YANG DITAWARKAN
Indonesia Ethics (KODEKI) Revised UUD 1945
Health Regulation Ch. 45 on Medical Practice Regulation Permenkes No. 585/1989
TUJUAN PTM/INFORMED CONSENT Ada 2 tujuan utama : 1.Melindungi pasien 2.Perlindungan hukum terhadap dokter “risk of treatment” PTM/Informed consent kunci keberhasilan hubungan dokter-pasien, karena : • melindungi otonomi pasien • melindungi martabat manusia • pasien tidak dimanipulasi • suasana saling percaya • membantu kelancaran pemeriksaan-pengobatan
ELEMEN-ELEMEN •
•
•
THRESHOLD ELEMENTS (PRECONDITIONS) 1. COMPETENCE (TO UNDERSTAND & DECIDE) 2. VOLUNTARINESS (IN DECIDING) INFORMATION ELEMENTS 3. DISCLOSURE (OF MATERIAL INFORMATION) 4. RECOMMENDATION (OF A PLAN) 5. UNDERSTANDING (OF 3 AND 4) CONSENT ELEMENTS 6. DECISION (IN FAVOR OF A PLAN) 7. AUTHORIZATION (OF THE CHOSEN PLAN) BEAUCHAMP & CHILDRESS, 1994
ELEMEN KOMPETEN • DEWASA: – UU KES, KUH PER, PERTINDIK : USIA 21 TH – ATAU SUDAH PERNAH MENIKAH
• SADAR • KESEHATAN MENTAL YANG CUKUP – TIDAK RETARDASI MENTAL – TIDAK BERPENYAKIT JIWA SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA MAMPU MEMBUAT KEPUTUSAN (MEDIS)
ELEMEN VOLUNTARINESS • BEBAS DARI TIPUAN • BEBAS DARI MISREPRESENTASI DATA ATAU PERSONAL • BEBAS DARI PAKSAAN • BEBAS DARI “ANCAMAN” PERSUASI DIPERKENANKAN
ELEMEN PENGUNGKAPAN INFORMASI ADEKUAT ATAU TIDAKNYA DITENTUKAN: • TRADISI PRAKTEK PROFESIONAL • KEBUTUHAN INFORMASI PADA INDIVIDU PASIEN TERSEBUT • KEBUTUHAN INFORMASI BAGI REASONABLE PERSON TAK PERLU DISCLOSURE: GAWAT DARURAT, TAK KOMPETEN, WAIVER
INFORMASI • YANG HARUS DIUNGKAPKAN DAN DIPAHAMI (JUJUR DAN BENAR) – KEADAAN KESEHATAN PASIEN – RENCANA TERAPI DAN ALTERNATIFNYA – MANFAAT DAN RISIKO MASINGMASING ALTERNATIF TINDAKAN – PROGNOSIS – KEMUNGKINAN KOMPLIKASI PERMENKES 585: MEMBOLEHKAN PERTIMBANGAN MERUGIKAN PASIEN
ELEMEN PEMAHAMAN • UNDERSTANDING: – DIPENGARUHI OLEH: • ILLNESS, IRRATIONALITY, IMMATURITY
– MASALAH: • NONACCEPTANCE : Menolak informasi sebagai suatu kebenaran • FALSE BELIEF: Keyakinan yang salah atau irrasional • BAHASA atau ISTILAH • WAIVER
ELEMEN CONSENT • PEMBUATAN KEPUTUSAN – – – – –
INFORMASI HARUS BENAR & LENGKAP DIPAHAMI OLEH PEMBUAT KEPUTUSAN PEMBUAT KEPUTUSAN : KOMPETEN KEPUTUSAN RASIONAL UTAMAKAN : OLEH PASIEN SENDIRI
• OTORISASI – PEMBERIAN IJIN KEPADA TENAGA MEDIS – TERTULIS BILA DIPERLUKAN
JENIS CONSENT • EXPRESSED (dinyatakan) – LISAN – TERTULIS: • BILA DIBUTUHKAN BUKTI, • TINDAKAN INVASIF & BERRISIKO CUKUP
• IMPLIED (tidak dinyatakan) – TINDAKAN PASIEN (tersirat)
LINGKUP CONSENT • TERBATAS PADA HAL-HAL YANG TELAH DINYATAKAN SEBELUMNYA (mis. jenis tindakan medis tertentu, sebagaimana dibicarakan sebelumnya) • DOKTER DAPAT BERTINDAK MELEBIHI YANG TELAH DISEPAKATI HANYA APABILA GAWAT-DARURAT DAN BUTUH WAKTU SINGKAT
PROXY CONSENT • DIBERIKAN OLEH ORANG LAIN • SYARATNYA : – PASIEN TAK MAMPU MEMBERIKANNYA SECARA PERSONAL – CONSENT TSB HARUS MENDEKATI APA YG SEKIRANYA AKAN DIBERIKAN OLEH PASIEN (BAIK BUAT PASIEN, BUKAN BAIK BUAT ORANG BANYAK)
• URUTAN : SPOUSE, ANAK, ORTU, SDR KANDUNG, DLL
SIAPA KE SIAPA ? • DIJELASKAN OLEH DOKTER – PERAWAT : KOMPLEMENTER – PERMENKES 585: OLEH DOKTER YANG MERAWAT ATAU TENAGA KESEHATAN
• KEPADA PASIEN LANGSUNG – KELUARGA / SPOUSE HANYA • BILA PERLU • BILA DIIJINKAN PASIEN • BILA PASIEN TAK KOMPETEN
PENGECUALIAN DIPERKENANKAN TANPA CONSENT: • KEADAAN GAWAT DARURAT MEDIS • ANCAMAN TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT • PELEPASAN HAK MEMBERI CONSENT (WAIVER) • PASIEN TAK KOMPETEN (TANPA PENDAMPING) • CLINICAL PRIVILEGE, HANYA PADA WAIVER THOMAS MAY
PENGARUH SITUASIKONDISI • UMUMNYA DIANGGAP TAK CAKAP UNTUK MENERIMA DAN MEMAHAMI INFORMASI – MINORS – PIKUN (DEMENSIA) – KESEHATAN FISIK / MENTAL LEMAH, SEHINGGA DITAKUTKAN AKAN MEMPERBURUK KESEHATAN
• HATI-HATI MENGGUNAKANNYA
PENGARUH BUDAYA • BUDAYA TIMUR : – LEBIH BERSIFAT KOLEKTIF
• KAZUMASA HOSHINO : – CENDERUNG MENYERAHKAN KEPADA KELOMPOK, KEPUTUSAN MEDIS = PROSES KELUARGA, KEHARMONISAN KELUARGA
• INDONESIA: – KELUARGA LEBIH DOMINAN – KASUS DI JKT: PASIEN MENUNTUT KARENA CONSENT DIBERIKAN OLEH ANAKNYA
• KELUHAN PASIEN: – – – –
BAHASA TERLALU TEKNIS PERILAKU DOKTER “ENGGAN” PASIEN SEDANG STRESS EMOSIONAL PASIEN DALAM KEADAAN TAK SADAR ATAU NGANTUK – TAK ADA WAKTU UNTUK TANYA-JAWAB
• KELUHAN DOKTER: – PASIEN TAK MAU DIBERITAHU – PASIEN TAK MAMPU MEMAHAMI – RISIKO TERLALU UMUM, ATAU TERLALU JARANG TERJADI – SITUASI GAWAT-DARURAT (WAKTU SANGAT PENDEK)
Terima kasih
[email protected]