Kepala BKKBN SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI KELUARGA XX TINGKAT NASIONAL TAHUN 2013 DI SELURUH INDONESIA Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera untuk kita semua, Om suasti astu. Pada kesempatan yang berbahagia ini, seraya mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih atas partisipasi Saudara dalam upacara peringatan Hari Keluarga XX. Mudah-mudahan peran aktif Saudara sekalian dalam membangun keluarga dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi terselenggaranya pembangunan keluarga bahagia sejahtera, yang akhirnya dapat memberikan andil pada upaya membangun bangsa dan negara Indonesia. Kami yakin bahwa hanya keluarga yang tangguhlah yang menghasilkan bangsa yang tangguh. Puncak acara Hari Keluarga XX Tingkat Nasional, dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2013 di Kota Kendari – Provinsi Sulawesi Tenggara dan dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI Bapak Boediono beserta Ibu Herawati Boediono, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, para Gubernur, Bupati/Walikota, jajaran mitra kerja TNI, POLRI, PKK dan organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, tokoh masyarakat serta masyarakat dari berbagai wilayah di Indonesia. Harapan kita bahwa momentum Peringatan Hari Keluarga dapat membuka nurani keluarga dan masyarakat Indonesia untuk lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi masingmasing anggota keluarga, baik sebagai ayah, ibu ataupun sebagai anak dalam suasana komunikasi dan interaksi yang harmonis yang 1
pada akhirnya akan memberikan ketahanan keluarga yang lebih baik. Untuk itu, perlu diwujudkan budaya komunikasi yang lebih terbuka namun tetap santun dan beretika diantara anggota keluarga itu sendiri maupun antara keluarga dengan masyarakat di lingkungannya. Dengan keluarga kecil hal tersebut akan lebih mudah dilakukan sehingga cita-cita untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera bukan sebuah impian, namun dapat menjadi kenyataan. Peringatan Hari Keluarga XX tahun ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk terus menerus memasyarakatkan pentingnya fungsi dan peran keluarga dalam memperkokoh ketahanan nasional serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk itu tema HARI KELUARGGA XX adalah “MELALUI HARI KELUARGA KITA BANGKITKAN KELUARGA INDONESIA MEWUJUDKAN KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA”, dengan MOTTO : “KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA KELUARGA HARAPAN BANGSA”. Tema tersebut hendaknya dapat dijadikan sebagai pemicu bagi keluarga Indonesia untuk terus menerus meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya. Keluarga yang berketahanan diharapkan mampu memberikan pengaruh positif di dalam keluarga sendiri maupun lingkungan sekitar. Dalam kehidupan berkeluarga apabila telah melaksanakan 8 fungsi keluarga yang terdiri dari fungsi agama, cinta kasih, pendidikan, reproduksi, perlindungan, Sosialisasi dan Pendidikan, lingkungan serta ekonomi diharapkan akan melahirkan keluarga yang berkualitas dan akan lahir generasi yang lebih baik. Para Hadirin yang kami hormati, Namun disisi lain Kejadian-kejadian yang timbul dalam lingkup keluarga dan masyarakat, acap kali sangat memprihatinkan. Masih sering kita mendengar dan melihat konflik dan kekerasan di dalam rumah tangga, tingginya angka perceraian, penyalahgunaan Narkoba/NAFZA dan HIV/AIDS khususnya dikalangan generasi muda, fenomena brokenhome, aksi pembunuhan antar anggota keluarga, perilaku seks bebas di kalangan remaja, siswa tawuran, korupsi terkait dengan tuntutan gaya hidup anggota keluarga. Kejadian tersebut besar kemungkinan dikarenakan keluarga-keluarga Indonesia tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Oleh 2
karena itu kita harus memperkuat kembali pelaksanaan fungsi keluarga sebagai wahana utama pengenalan budaya bangsa dalam upaya pembangunan ketahanan keluarga Indonesia. Permasalahan dan isu yang timbul tersebut disebabkan karena jumlah penduduk yang masih besar. Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan Sensus penduduk (2010) menunjukkan bahwa jumlah penduduk mencapai 237,6 juta jiwa, dengan rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika pertumbuhan penduduk tetap 1,49%, maka diperkirakan setiap tahun penduduk akan bertambah sekitar empat juta jiwa. Menurut perkiraan begawan ekonomi kita yaitu Prof. Dr. Widjojonitisastro pada tahun 1970 yang lalu, diperkirakan jumlah penduduk pada tahun 2000 akan menjadi 285 juta. Namun sejak program KB digalakkan oleh pemerintah dan mendapat dukungan dari semua pihak, hasil sensus penduduk tahun 2000 hanya tercatat sebanyak 206 juta. Berarti program KB bisa mencegah sekitar 80 juta bayi yang tidak jadi lahir. Begitu juga pada tahun 2010, diperkirakan jumlah penduduk mencapai 340 juta, ternyata hanya tercatat sebanyak 237,6 juta. Berarti ada kelahiran yang dapat dicegah lebih dari 100 juta kelahiran. Apabila 100 juta jiwa tadi lahir di negara kita, pemerintah pasti akan kewalahan dalam memenuhi hak dasar penduduk seperti pendidikan, kesehatan, gizi, sandang dan pangan, perumahan, lapangan pekerjaan, transportasi dan lain-lain. Dengan jumlah penduduk besar apabila berkualitas akan menjadi potensi sumber daya manusia yang luar biasa. Namun kualitas penduduk Indonesia masih memprihatinkan, karena berdasarkan HDI tahun 2011 Indonesia menduduki urutan 124 dari 187 negara disebabkan karena masih perlunya peningkatan dibidang akses dan mutu pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan serta peningkatan produktivitas sehingga lebih sejahtera. Dengan jumlah penduduk yang besar dan kualitas penduduk yang rendah akan berpengaruh terhadap daya dukung dan daya tampung lingkungan, seperti global warming, pencemaran udara, perusakan lingkungan yang ujungnya banjir dimana-mana, longsor, meletusnya gunung merapi dan tsunami. Selain itu, untuk menciptakan SDM yang berkualitas, keluarga mempunyai peran yang sangat strategis, karena keluarga merupakan basis dari bangsa.
3
Para Hadirin yang kami hormati, Jumlah penduduk yang semakin tinggi akan membawa pengaruh terhadap seluruh aspek pembangunan nasional. Hal tersebut membawa konsekuensi bagi upaya-upaya pengendalian penduduk ke depan yang harus lebih ditingkatkan karena apabila laju pertumbuhan penduduk tidak dapat dikendalikan secara signifikan maka dalam kurun waktu empat puluh tahun penduduk Indonesia akan menjadi dua kali lipat dari jumlah saat ini. Ini merupakan beban yang amat berat bagi pemerintah Indonesia untuk menyediakan kebutuhan dasar penduduk. Beban tersebut bahkan akan menjadi ganda karena jumlah lansia juga akan meningkat pada sekitar tahun 2025 yang akan mencapai 80 juta yang juga memerlukan pelayanan khusus. Situasi ini masih diperberat dengan masalah kemiskinan yang antara lain mengakibatkan rendahnya tingkat pendidikan, menjadi kendala tersedianya sumberdaya manusia. Dampak dari kondisi ini akan meningkatkan beban pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam penyediaan kebutuhan dasar seperti penyediaan pangan, energi, transportasi, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan lainlain. Keluarga miskin pada umumnya mempunyai anggota keluarga cukup banyak. Menurut hasil Pendataan Keluarga tahun 2012 jumlah keluarga miskin yang masuk dalam kriteria keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I (keluarga miskin) mencapai sekitar 28 juta keluarga. Kemiskinan menjadikan keluarga relatif tidak memiliki akses dan bersifat pasif dalam meningkatkan kualitas diri dan keluarganya. Demikian pula tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembinaan ketahanan keluarga, terutama pembinaan tumbuh kembang anak, masih lemah. Hal di atas akan menghambat pembentukan keluarga kecil yang berkualitas.
Namun berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010, kalau kita cermati pada struktur penduduk pada golongan umur 0-4 tahun jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan kelompok umur 5-9 tahun. Ini berarti bahwa upaya-upaya yang dilakukan pada kurun waktu 5 tahun terakhir ini sudah menampakkan hasil. Oleh karena itu, dimasa mendatang upaya-upaya tersebut tidak boleh mengendor
4
justru harus lebih ditingkatkan agar kejadian penduduk lipat dua di tidak akan pernah terjadi. Para hadirin yang kami hormati, Untuk mengatasi masalah kependudukan di negara kita yang demikian serius, saya harapkan semua komponen bangsa baik unsur pemerintah, pemerintah daerah, LSOM, tokoh masyarakat, tokoh agama, Swasta dan organisasi kemasyarakatan termasuk para kader keluarga berencana untuk dapat saling bahu membahu memperhatikan masalah kependudukan yang kita alami dewasa ini. Revitalisasi Program Kependudukan dan Keluarga Berencana yang sudah dicanangkan oleh Bapak Presiden RI hendaknya dapat dijalankan dengan komitmen yang sungguh-sungguh, agar apa yang ditargetkan dapat dicapai. Melalui kesempatan ini, marilah kita bersama-sama menggerakkan kembali program kependudukan, keluarga berencana dan keluarga sejahtera di tanah air yang kita cintai ini. Program ini selain mengendalikan penduduk dan mengatur kelahiran, pengasuhan anak secara sehat, pemberdayaan ketahanan para remajanya, serta pemberdayaan para lansianya juga peningkatan pendapatan keluarga merupakan hal yang sangat penting. Setelah norma keluarga kecil tercapai, keluarga yang bahagia dan sejahtera hanya dapat dibentuk bila keluarga tersebut memperoleh pendapatan yang memadai untuk kehidupannya, baik untuk mencukupi kebutuhan dasar yaitu sandang, pangan dan papan maupun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak di keluarga tersebut. Saya percaya, bahwa apabila keluarga-keluarga Indonesia menjadi keluarga yang tangguh, maka bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tangguh dan pada gilirannya Negara kita menjadi Negara yang tangguh.
5
Para hadirin yang berbahagia, Akhirnya, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah ikut berperan aktif dan mendukung penyelenggaraan program KKB Nasional selama ini. Mari kita jadikan Hari Keluarga XX ini sebagai momentum untuk membangkitkan keluarga-keluarga Indonesia agar dapat memperkuat budaya silaturahmi dan kebersamaan sebagai sebuah keluarga. Kita berharap peran keluarga mulai bangkit meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya, sehingga dapat membangun Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Selain itu juga dapat digunakan sebagai momentum untuk memberikan apresiasi kepada keluarga Indonesia dan para pengelola serta pelaksana program Kependudukan dan Keluarga Berencana yang telah berhasil dalam pembangunan keluarga sejahtera. Momentum Hari Keluarga sekaligus sebagai daya dorong yang besar untuk lahirnya komitmen baru bagi penyempurnaan pelayanan program pembangunan keluarga berkualitas di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi keselamatan dan keharmonisan keluarga Indonesia. SELAMAT MEMPERINGATI HARI KELUARGA XX TAHUN 2013 DIRGAHAYU KELUARGA-KELUARGA INDONESIA Sekian dan terima kasih. Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Om, santi, santi, om Jakarta, 29 Juni 2013 Kepala BKKBN
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D. SpGK
6