SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI BAKTI RIMBAWAN TAHUN 2013 Jakarta, Senin, 18 Maret 2013
Assalamualaikum warakhmatullah wabarakatuh. Yang saya hormati Gubernur beserta Muspida, Para Bupati/Walikota beserta Muspida, Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan, Pimpinan BUMN/BUMS, Kepala UPT Kementerian Kehutanan, Para Rimbawan serta Undangan yang berbahagia. Salam sejahtera bagi kita semua, Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas ridho dan rahmatNya, hari ini kita dapat berkumpul bersilaturahmi untuk memperingati Hari Bakti Rimbawan Tahun 2013. Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal afiat.
2
Bangsa Indonesia bersyukur dianugerahi sumber daya hutan yang kaya akan keanekaragaman hayati, dan oleh karena itu wajib disyukuri sebagai amanah dari Allah SWT untuk diurus, dilindungi, dikelola, dimanfaatkan serta direboisasi bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat baik sekarang dan generasi yang akan datang. Oleh karena itu sebagai amanah yang harus diemban oleh Negara, Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 16 Maret 1983 membentuk Departemen Kehutanan yang saat ini menjadi Kementerian Kehutanan dan tanggal 16 Maret di syukuri sebagai lahirnya Hari Bakti Rimbawan yang diperingati setiap tahun. Sekarang pada tahun 2013, Hari Bakti Rimbawan sudah berusia 30 tahun dan para rimbawan melalui berbagai peranannya telah memberikan sumbangan dan bakti dalam Pembangunan Nasional di manapun mereka berada. Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih kepada para rimbawan yang selama ini telah mencurahkan tenaga maupun pikiran, dengan semangat dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas di bidang kehutanan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan kehutanan. Semoga pengabdian dan perjuangan para rimbawan diterima sebagai ibadah dalam menjalankan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa.
3
Saudara-saudara sekalian, Peringatan Hari Bakti Rimbawan pada setiap tahun, hendaknya menjadi momentum yang penting dan strategis bagi upaya pembinaan rimbawan, khususnya dalam peningkatan profesionalisme, disiplin, moral, kesejahteraan dan jiwa korsa, sehingga memiliki kesiapan dan kesiagaan dalam menghadapi berbagai tantangan tugas. Jadikanlah peringatan ini sebagai wahana kontemplasi untuk mengukur sejauh mana upaya yang telah dilaksanakan dan hasil yang dicapai guna mewujudkan pengelolaan hutan lestari dan masyarakat sejahtera sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang No. 41 Tahun 1999. Saudara-saudara yang saya banggakan, Bakti Rimbawan tahun 2013 ini sangat penting bagi saya dalam masa jabatan Menteri Kehutanan dalam Kabinet Indonesia Bersatu II. Tentulah kepemimpinan saya yang 5 tahunan ini harus memberi arti dalam sejarah pembangunan kehutanan sekarang dan masa yang akan datang. Kita sadar bahwa bangsa Indonesia dan warga dunia memiliki cita-cita untuk hidup di sebuah planet yang mampu mendukung kehidupan yang serba berkecukupan sandang, pangan dan papan serta mensejahterakan, dan tidak disesaki oleh bencana alam akibat perbuatan manusia. Bangkitnya kesadaran akan keharmonisan hidup antara manusia dengan lingkungan terus berlanjut sejak tahun 1972
4
melalui konferensi PBB tentang lingkungan manusia di Stockholm Swedia, diikuti KTT Bumi di Rio de Janeiro Brazil tahun 1992, di Johanesburg tahun 2002 dan terakhir di Rio+20 tahun 2012 yang lalu. Jadi jelas bahwa peran rimbawan termasuk sentral dalam menjaga dan mempraktekkan pembangunan berkelanjutan yaitu mengelola dua paradoks antara pembangunan ekonomi dan keseimbangan lingkungan hidup. Oleh karena itu rimbawan punya kewajiban moral untuk membangun masa depan bangsa Indonesia dan tanah airnya dari kehancuran ekologis. Salah satu solusi yang ditawarkan dalam KTT Bumi Rio+20 yang lalu adalah green economy yang pada intinya berisi valuasi jasa lingkungan. Rimbawan sudah saatnya terus menerus mengembangkan jasa lingkungan hutan seperti jasa tata air, jasa keindahan alam, jasa keanekaragaman hayati, jasa penyimpanan dan penyerapan karbon yang sudah ada pasarnya maupun yang belum ada pasarnya. Demikian juga dalam pemanfaatan kekayaan sumber daya hayati, kita punya kewajiban moral untuk mengawal pengaturan akses dan pembagian keuntungannya yang diatur dalam Protokol Nagoya. Selain itu juga dalam perundingan mengenai pemanasan global, kehadiran rimbawan mulai nampak dalam menjalin jaringan di tingkat dunia berkaitan isu REDD+ dan ini kesempatan bagi rimbawan untuk
5
meningkatkan kompetensi dan kapasitas rimbawan. Kita juga mengamati bahwa dalam keadaan krisis ekonomi di negara-negara maju, maka konsep green economy dalam perundingan perubahan iklim global oleh negara-negara maju akan terus didekati melalui pasar dan institusi finansial dengan ilstilah-istilah yang telah ada di meja perundingan yaitu carbon offset dan perdagangan karbon. Oleh karena itu sekali lagi menjadi kewajiban rimbawan Indonesia bagaimana kita tetap menyikapi agar kearifan/pengetahuan lokal serta upaya pemberdayaan masyarakat setempat terus dikemukakan sehingga konflik lahan di kawasan hutan dapat diantisipasi sejak dini dalam arus global perubahan dunia sekarang dan yang akan datang. Saudara-saudara yang saya hormati, Selain masalah global yang saya kemukakan di atas, tentu saya juga ingin mengajak para rimbawan untuk ikut menyukseskan program Kementerian Kehutanan pada Kabinet Indonesia Bersatu II yang segera berakhir tahun 2014 yang akan datang. Program yang langsung terkait dengan kontrak kinerja Kementerian Kehutanan adalah penanaman dalam rangka Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang sampai tahun 2012 telah tercapai 1.148.289,14 hektar dari target 2,5 juta hektar pada tahun 2014. Oleh karena itu pada tahun 2013 ini akan ditanam 748.285 hektar dan pada tahun 2014 sekitar 603.426 hektar sangat
6
memerlukan partisipasi, kompetensi dan disiplin para rimbawan. Tentulah saya berbahagia beberapa capaian kontrak kinerja Kementerian Kehutanan dengan Presiden telah tercapai sebagaimana evaluasi dari Bappenas barubaru ini semua program sudah on the track, bahkan opini WTP sudah tercapai di tahun 2011, penurunan hotspot 20% per tahun di 10 provinsi, dan pembentukan KPH. Namun tentu masih ada program yang perlu upaya kerja keras yaitu pembangunan hutan tanaman dan pembangunan Hutan Kemasyarakatan serta Hutan Desa yang masih menghadapi kendala di lapangan. Selain kontrak kinerja tersebut Kementerian Kehutanan juga harus menyelesaikan tantangan dan arahan pembangunan 2014 yaitu penciptaan lapangan kerja (creating job) dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tentu dalam keadaan perekonomian global yang masih melambat, maka selain program-program pembangunan dengan sumber dari APBN, kita juga terus melakukan relaksasi regulasi sehingga ekonomi dapat tumbuh dan lapangan kerja baru khususnya bagi rimbawan juga tersedia. Oleh karena itu sesuai dengan tema Hari Bakti Rimbawan ke 30 yaitu “Memperkokoh Jiwa Korsa Rimbawan dalam Mewujudkan Pelayanan Prima” sangat relevan. Dengan demikian para rimbawan yang bekerja di birokrasi dituntut untuk melakukan pelayanan prima.
7
Pelayanan prima kepada masyarakat diwujudkan dan terus dilakukan agar hutan sebagai sumberdaya semakin memberikan dampak besar untuk pertumbuhan ekonomi yang tentunya akan menyediakan lapangan kerja yang besar tanpa merusak lingkungan hidup. Tentunya tidak cukup pelayanan prima tanpa diikuti dengan perbaikan tata kelola birokrasi di pemerintahan (good governance); di pelaku usaha (good corporate governance) dan di LSM (good participation governance) sehingga masyarakat mendapatkan manfaat kehadiran para rimbawan untuk mencapai tujuan pembangunan kehutanan. Demikian beberapa hal yang ingin saya sampaikan, akhir kata saya ucapkan Selamat memperingati dan merayakan Hari Bakti Rimbawan Tahun 2013. Semoga kita semua senantiasa mendapat bimbingan dan lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh. MENTERI KEHUTANAN Ttd. ZULKIFLI HASAN