TESIS
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA KELAS VIII DI SMP ANGKASA KUTA BADUNG
SI PUTU AGUNG AYU PERTIWI DEWI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 ii
TESIS
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA KELAS VIII DI SMP ANGKASA KUTA BADUNG
SI PUTU AGUNG AYU PERTIWI DEWI NIM 1190161066
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN BAHASA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 iii
KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA KELAS VIII DI SMP ANGKASA KUTA BADUNG
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana
SI PUTU AGUNG AYU PERTIWI DEWI NIM 1190161066
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI LINGUISTIK PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN BAHASA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI Tanggal 12 Desember 2013
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. NIP. 19530107 198103 1 002
Dr. Made Sri Satyawati, S.S, M.Hum. NIP. 19710318 199403 2 001
Mengetahui
Ketua Program Magister Linguistik Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M.Hum. NIP. 19620310 198503 1 005
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K). NIP. 19590215 198510 2 001
iii
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 12 Desember 2013
Panitia Penguji Tesis, berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana No. 3369/UN14.4/HK/2013. Tanggal 12 Desember 2013
Ketua
: Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A.
Anggota
: 1. Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum. 2. Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A. 3. Dr. NL Ketut Mas Indrawati, M.A. 4. Dr. Ni Wayan Sukarini, M.Hum.
iv
Pernyataan Keaslian
Saya yang bertanda tangan di bawah ini. Nama
: Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
NIM
: 1190161066
Jurusan/Program Studi
: Program Studi Linguistik
Strata/Program
: Strata/Program Magister
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bebas dari peniruan terhadap karya orang lain. Kutipan pendapat dan tulisan orang lain dirujuk sesuai dengn cara-cara penulisan karya ilmiah yang berlaku. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 1 Desember 2013
( Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi )
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Mahaesa, karena atas asung kerta wara nugraha-Nya tesis yang berjudul ― Kemampuan Menulis Recount Text Dengan Menggunakan Teknik Picture Series Pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta‖ ini dapat diselesaikan. Penyelesaian penulisan tesis ini dapat terjadi karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1) Rektor Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis dalam menempuh pendidikan pascasarjana di institusi yang beliau pimpin; 2) Direktur
Program
Pascasarjana
Universitas
Udayana
yang
telah
memberikan kesempatan kepada penulis lewat pengajaran dan bimbingan para pengajar pada Program Studi Linguistik, Konsentrasi Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa; 3) Ketua Program Studi Magister Linguistik, Universitas Udayana Prof. Dr. I Nyoman Suparwa, M. Hum. yang telah banyak member arahan dan bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa; 4) Dr. Ni Luh Nyoman Seri Malini, S.S, M.Hum. selaku Pembimbing Akademik yang banyak memberikan motivasi, bimbingan, dan perhatian mendalam bagi penulisan tesis ini;
vi
5) Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A. dan Dr. Made Sri Satyawati, S.S., M.Hum., selaku pembimbing I dan II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, saran, dan semangat kepada penulis. Terima kasih pula penulis ucapkan kepada penguji tesis yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, serta koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud; 6) para dosen pada Konsentrasi Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, Program Studi Magister Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah banyak memberikan ilmu dan motovasi selama penulis mengikuti perkuliahan; 7) staf administrasi, Pak Ebuh, Bu Komang, Pak Sadra, dan Bu Gung yang telah banyak membantu segala kelengkapan administrasi selama penulis mengikuti perkuliahan; 8) teman-teman konsentrasi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa angkatan 2011, terima kasih atas kerjasama, motivasi, dan dukungannya selama perkuliahan. 9) Drs. I Wayan Suarwinaya, S.AP selaku Kepala Sekolah SMP Angkasa Kuta, para guru dan siswa SMP Angkasa Kuta yang telah memeberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah SMP Angkasa Kuta. 10) orang tua tercinta Si Ketut Mandira Natha, S.H, Jero Made Miasa, dan Ida Ayu Oka. Saudaraku, kakak dan adik-adikku tersayang Rah Agung, Gek
vii
Agung, Gung Ratih, Gung Bintang, dan Gung Candra serta kekasih yang selalu memberikan semangat dan dorongan demi selesainya tesis ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa melimpahkan rahmat-Nya atas segala amal baik kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini. Akhir kata, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk pencapaian kualitas penulisan yang lebih baik di masa datang khusunya bagi pembelajaran dan pengajaran bahasa.
Denpasar, 1 Desember 2013
Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewi
viii
ABSTRAK KEMAMPUAN MENULIS RECOUNT TEXT DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PICTURE SERIES PADA KELAS VIII DI SMP ANGKASA KUTA BADUNG
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan teknik picture series dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis recount text pada siswa SMP Angkasa Kuta tahun ajaran 2012/2013 yang menjadi subjek penelitian ini. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas A yang terdiri atas 31 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri atas tiga siklus, yaitu satu siklus yang disebut dengan siklus pratindakan yang digunakan untuk mempersiapkan tes akhir sebelum penerapan teknik dilakukan. Kemudian dua siklus berikutnya, yaitu siklus I dan siklus II dilaksanakan untuk mengaplikasikan teknik ini. Pengumpulan data menggunakan empat instrumen, yaitu tes, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik juga dengan penjelasan deskripsi. Hasil dari data kuantitatif dilihat dari penerapan teknik picture series dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas VIII SMP Angkasa Kuta. Ini dapat dilihat dari hasil evaluasi tes dan hasil observasi yang selalu mengalami peningkatan selama penenerapan teknik ini dilakukan. Hasil evaluasi sebelum diterapkannya teknik ini adalah 70,22 yang mengindikasikan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori kurang dan belum memenuhi standar nilai KKM. Setelah penerapan model ini pada siklus I nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,15. Dengan diadakannya siklus II sebagai perbaikan dari siklus I, nilai ratarata siswa mengalami peningkatan menjadi 79,54 dengan kategori baik. Peningkatan yang terjadi pada setiap siklusnya juga didukung dengan data kualitatif. Kata Kunci : menulis, recount text, teknik, picture series
ix
ABSTRACT This study aimed at finding out whether the use of picture series technique could improve the writing skill of recount text in eighth graduate students of SMP Angkasa Kuta as subjects of this study. The sampling were purposely taken from class A consisting of 31 students. This study was designed in the form of action-class research involving four steps in each cycles that were planning, action, observation, and reflection. This study consists of three cycles, pre-action cycles was used to obtain the data before treatment. Then two cycles more were to obtain data after treatment and applied the techniques. To collect data, four instruments were used; test, observation, questionnaires and documentations. The data analysis was presented in the table and chart of progressive analysis, and also in descriptive explanation. The result of quantitative analysis showed that using of picture series could improve the passive simple present tense ability of the eight grade student of SMP Angkasa Kuta. It could be seen from the result of the student‘s achievements tests and the student‘s involvement which increased continuously during the application techniques. The mean score of students was 70.22 before techniques applied as the indications that this score categorized into a insufficient level. After having treatment in the first cycles, the student‘s mean score improved to 75.15 which categorized into a sufficient level. In the second cycles, the student‘s mean score improved to 79.54 which was categorized good level. This improvement was supported by qualitative data. Keywords : writing, recount text, techniques, picture series
x
DAFTAR ISI Halaman
SAMPUL DALAM ......................................................................................
i
PRASYARAT GELAR ................................................................................
ii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................
iii
LEMBAR PENETEPAN PANITIA PENGUJI ...........................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................
v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................
vi
ABSTRAK ...................................................................................................
ix
ABTRACT ...................................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ..............................................
xix
LAMPIRAN .................................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................
3
1.3.1 Tujuan Umum .........................................................................
4
1.3.1 Tujuan Khusus ........................................................................
4
xi
1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................
4
1.4.1 Manfaat Teoritis .....................................................................
5
1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN .............................................................................
6
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................
6
2.2 Konsep ............................................................................................
12
2.2.1 Menulis ...................................................................................
13
2.2.2 Recount Text ...........................................................................
13
2.2.3 Picture Series ..........................................................................
15
2.3 Landasan Teori .................................................................................
17
2.3.1 Teori Pembelajaran Bahasa .....................................................
17
2.3.2 Teori Menulis .........................................................................
20
2.3.3 Teori Tata Bahasa .................................................................
22
2.4 Model Penelitian .......................................................................................
25
BAB III METODE PENELITIAN ...........................................................
27
3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................
27
3.1.1 Proses Siklus I .........................................................................
29
3.1.2 Proses Siklus II........................................................................
30
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ..........................................
30
xii
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................
31
3.3.1 Populasi ...................................................................................
31
3.3.2 Sampel .....................................................................................
31
3.4 Jenis dan Sumber Data .....................................................................
32
3.4.1 Jenis Data ................................................................................
32
3.4.2 Sumber Data ............................................................................
32
3.5 Instrumen Penelitian.........................................................................
32
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...........................................
41
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data ...................................................
41
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif .........................................................
42
3.7. 2 Analisis Data Kualitatif ..........................................................
47
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .........................
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................
49
4.1 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Sebelum Menggunakan Teknik Picture Series Pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung
.............................................................................................
49
4.1.1 Siklus Pratindakan...................................................................
49
4.1.2 Hasil Pratindakan Secara Kuantitatif dan Kualitatif ...............
49
4.1.2.1 Analisis Kuantitatif (Pratindakan)........................................
50
4.1.2.2 Analisis Kualitatif (Pratindakan) .........................................
53
4.1.3 Hasil Kuesioner Pratindakan ..................................................
67
4.1.4 Refleksi Pratindakan ..............................................................
68
xiii
4.2 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Setelah menggunakan Teknik Picture Series Pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung
69
4.2.1 Siklus I ...................................................................................
69
4.2.1 1 Perencanaan Siklus I ............................................................
69
4.2.1 2 Pelaksanaan Siklus I.............................................................
70
4.2.1 3 Observasi Siklus I ................................................................
74
4.2.2 Hasil Siklus I Secara Kuantitatif dan Kualitatif ......................
76
4.2.2 1 Analisis Kuantitatif (Siklus I) ..............................................
77
4.2.2 2 Analisis Kualitatif (Siklus I) ................................................
80
4.2.3 Refleksi Siklus I ......................................................................
94
4.2 4 Siklus II ...................................................................................
95
4.2.4 1 Perencanaan Siklus II ...........................................................
95
4.2.4 2 Pelaksanaan Siklus II ...........................................................
96
4.2.4 3 Observasi Siklus II ...............................................................
98
4.2.5 Hasil Siklus II Secara Kuantitatif dan Kualitatif ....................
101
4.2.5 1 Analisis Kuantitatif Siklus II................................................
102
4.2.5 2 Analisis Kualitatif Siklus II .................................................
104
4.2.5.3 Refleksi Siklus II ..................................................................
120
4.2.6 Hasil Kuisioner Siklus II .........................................................
121
4.2.6.1 Perbandingan Siklus Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ....
122
4.2.6 2 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan Siklus I dan Siklus II
124
xiv
4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Penerapan Teknik Picture Series Dalam Menulis Recount Text Pada Siswa Kelas VI di SMP Angkasa Kuta Badung ......................
126
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...........................................................
128
5.1 Simpulan ..........................................................................................
128
5.2 Saran ..............................................................................................
130
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
131
xv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Generic / Schematics Structure of Recount Text .........................
14
Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Organisasi ......
42
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Pengembangan Ide .......................................................................
43
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Recount Text, AspekPenilaian Tata Bahasa .....
44
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Mekanik .........
45
Tabel 3.5 Level Kemampuan dan Ketercapaian KKM ................................
46
Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Pratindakan ...........................
50
Tabel 4.2 Nilai Siswa Berdasarkan 4 Aspek Penilaian Pratindakan ............
52
Tabel 4.3 Kesalahan Tata Bahasa S01 (Pratindakan) ..................................
56
Tabel 4.4 Kesalahan Mekanik S01 (Pratindakan) ........................................
59
Tabel 4.5 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Pratindakan) ..................................
62
Tabel 4.6 Kesalahan Mekanik S11(Pratindakan) .........................................
62
Tabel 4.7 Kesalahan Tata Bahasa S05 (Pratindakan) ..................................
65
Tabel 4.8 Kesalahan Mekanik S05 (Pratindakan) ........................................
66
Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Pratindakan .......................................................
67
Tabel 4.10 Hasil EvaluasiBelajar Siklus I....................................................
77
Tabel 4.11 Nilai Siswa Berdasarkan 4 Aspek Penilaian Siklus I.................
78
Tabel 4.12 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus I) .......................................
82
Tabel 4.13 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus I).............................................
83
xvi
Tabel 4.14 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Siklus I) .......................................
86
Tabel 4.15 Kesalahan Mekanik S11 (Siklus I).............................................
87
Tabel 4.16 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus I) .......................................
91
Tabel 4.17 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus I).............................................
92
Tabel 4.18 Hasil Evaluasi Belajar Siklus II .................................................
102
Tabel 4.19 Nilai Siswa Berdasarkan 4 Aspek Penilaian Siklus II ..............
103
Tabel 4.20 Kesalahan Tata Bahasa S14 (Siklus II) ......................................
108
Tabel 4.21 Kesalahan Mekanik S14 (Siklus II) ...........................................
109
Tabel 4.22 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus II) ......................................
113
Tabel 4.23 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus II) ...........................................
114
Tabel 4.24 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus II) ......................................
118
Tabel 4.25 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus II) ...........................................
119
Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Siklus II ...........................................................
121
Tabel 4.27 Perbandingan Perolehan Skor Siswa Pada Pra-tindakan Siklus I dan Siklus II ...................................................................
122
Tabel 4.28 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan Siklus I dan Siklus II ..
124
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Diagram Model Penelitian .......................................................
26
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................
28
Grafik 4.1 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan) 52 Grafik 4.2 Nilai Rerata Empat Aspek Penilaian (Pratindakan)....................
53
Grafik 4.3 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus I) ...... 79 Grafik 4.4 Nilai Rerata Empat Aspek Penilaian (Siklus I) .......................... 79 Grafik 4.5 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus II) ..... 104 Grafik 4.6 Perbandingan Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan, Siklus I dan Siklus II) .......................... 125
xviii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
--
: Sampai
∑
: Jumlah keseluruhan
N
: Jumlah siswa
X
: Hasil Siswa
X
: Rata-rata siswa
HP
: Hand Phone
KBBI
: Kamus Besar Bahasa Indonesia
KTSP
: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
PTK
: Penelitian Tindakan Kelas
RPP
: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
S01
: Siswa nomor absen 1 dan seterusnya
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SNPI
: Standar Nasional Pendidikan Indonesia
MGMP
: Musyawarah Guru Mata Pelajaran
xix
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perkembangan
dalam
dunia
pendidikan
menuntut
siswa
untuk
meningkatkan empat kemampuan dasar, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menulis dan berbicara merupakan productive skills, sedangkan membaca dan mendengarkan merupakan receptive skills. Dari kedua keterampilan di atas kemampuan menulis dan berbicara membutuhkan banyak latihan dan upaya yang harus dilakukan secara bertahap. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis adalah melalui penyajian picture series dalam penulisan recount text. Kegiatan menulis dalam pengajaran bahasa kedua biasanya dianggap sebagai keterampilan sekunder yang nilai pentingnya terletak di bawah kemampuan menyimak, berbicara, dan membaca. Menulis banyak digunakan sebagai
cara
untuk
mempraktikkan
unsur-unsur
linguistik
atau
untuk
mengekspresikan hal-hal yang bersifat personal bagi siswa (Ghazali, 2012:295). Selanjutnya, menurut Ghazali (2010:295) pengembangan kemampuan menulis bahasa kedua, sama seperti keterampilan berbahasa lisan, yaitu memerlukan pemahaman tentang cara menggabungkan komponen-komponen linguistik (pengetahuan tentang kosakata, tata bahasa, ortografi, struktur (genre)) agar dapat menghasilkan sebuah teks. Recount text adalah teks yang bertujuan untuk menceritakan kembali kejadian-kejadian yang telah lewat atau lampau secara terurut.
1
2
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa kelas VIII di SMP Angkasa Kuta masih memiliki kemampuan yang sangat rendah dalam penggunaan past tense. Ini dapat dilihat dari tes awal yang telah dilakukan bahwa siswa masih kebingungan menggunakan past tense. Sementara, dalam penulisan recount text, siswa dituntut untuk menggunakan perubahan bentuk verb dan to be ke dalam bentuk past atau lampau. Contohnya, dalam menulis kata walk. Kata walk itu merupakan regular verb yang perubahan bentuk penulisan ke dalam past tense-nya harus ditambah suffix –ed sehingga menjadi walked, tetapi siswa masih menulis bentuk dasarnya. Hal inilah yang mendorong penelitian ini dilakukan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini ialah teknik picture series, yaitu dengan cara menayangkan gambar secara terurut yang memperlihatkan kronologi peristiwa yang terjadi. Teknik ini dapat memberi kemudahaan kepada siswa dalam menuangkan ide-ide mereka dalam bentuk tulisan yang terarah dan tersusun secara kronologis. Setelah diobservasi kemampuan siswa pada sekolah ini, diketahui bahwa siswa kelas VIII SMP Angkasa Kuta memiliki kemampuan yang rendah dalam pelajaran menulis berbahasa Inggris. Kemampuan yang rendah ini disebabkan oleh siswa kurang paham ketika diberikan tugas menulis. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kertas kosong dalam waktu yang lama ketika siswa diberikan sebuah tugas, kekurangan ide, dan lainnya karena tidak adanya stimulus yang diberikan, sehingga siswa mengalihkan kegiatan mereka dengan bermain handphone, makan di kelas, serta mengobrol dengan temannya. Hal tersebut
3
menjadi pendorong penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa terutama dalam menulis karangan bahasa Inggris khususnya recount text. Teknik picture series digunakan dalam upaya memberikan stimulus kepada siswa agar daya nalar siswa tentang suatu peristiwa lebih terarah yang dapat untuk memunculkan respons berupa ide-ide yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Pemilihan recount text sebagai bahan penelitian ini mengacu pada kurikulum, silabus, dan RPP pada sekolah ini karena recount text diajarkan dalam mata pelajaran bahasa Inggris pada siswa kelas VIII semester II di sekolah ini.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, ada tiga permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis recount text sebelum teknik picture series diterapkan di kelas VIII SMP Angkasa Kuta Badung ? 2.
Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series di kelas VIII SMP Angkasa Kuta Badung?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung? Mengapa?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini mencakup dua hal, yakni tujuan umum dan tujuan khusus.
4
1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series. Mengingat kemampuan siswa dalam menulis masih tergolong rendah, teknik ini bertujuan memberikan stimulus kepada siswa dan memfokuskan konsentrasi siswa tentang peristiwa yang terjadi pada gambar tersebut. Selanjutnya ide dengan mudah dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan khususnya menulis recount text.
1.3.2 Tujuan Khusus Ada tiga tujuan khusus penelitian ini yang dijelaskan sebagai berikut. 1.
Mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text sebelum menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung.
2.
Mendeskripsikan hasil pembelajaran dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung.
3.
Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoretis dan praktis yang dapat dijabarkan sebagai berikut.
5
1.4.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoretis penelitian adalah sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan teknik picture series dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis recount text pada siswa kelas VIII semester II di SMP Angkasa Kuta. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu bentuk evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dan sumbangsih bagi pengelola lembaga pendidikan menengah dan para pendidik secara khusus guru bahasa Inggris yang tertarik menggunakan teknik picture series dalam meningkatkan kemampuan menulis peserta didiknya. Selain itu, pengaplikasian teknik picture series ini juga dapat meningkatkan daya nalar siswa dalam menyusun suatu cerita secara teratur. Peningkatan pemahaman dan kemampuan menulis siswa dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan siswa.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
2.1 Kajian Pustaka Menganalisis keterampilan menulis dalam penguasaan berbahasa telah banyak dilakukan. Namun, pemilihan dan penerapan prosedur sebagai sebuah strategi pembelajaran haruslah tepat dan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang guru.
Sesuai dengan topik penelitian ini, yaitu ―Kemampuan
Menulis Recount Text dengan Menggunakan Teknik Picture Series pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung‖ ditulis untuk melengkapi penelitianpenelitian yang telah dilakukan sebelumya. Beberapa penelitian yang digunakan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Pertama, penelitian dalam bentuk tesis yang dilakukan oleh Milati (2011) dengan judul ―Peningkatan Keterampilan Menulis kalimat Passive Simple Present Tense Siswa SMPN 1 Tegallalang dengan Pendekatan Chain and Card Game‖. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas yang terdiri atas empat tahapan dalam setiap siklus yang diterapkan. Kelebihan penelitian Milati adalah hasil analisis data kuantitatif yang digunakan menunjukkan bahwa pendekatan chain and card game dapat meningkatkan kemampuan menulis kalimat passive simple present tense pada siswa di SMP N 1 Tegallalang. Sebaliknya, kelemahannya adalah pendekatan chain and card game yang digunakan tidak dijelaskan secara terperinci sehingga menyulitkan pembaca untuk mengerti teknik-teknik dalam permainan kartu tersebut. Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan adalah mengkaji peningkatan kemampuan menulis 6
7
dalam bahasa Inggris. Perbedaan penelitian sebelumya dan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya menggunakan kalimat passive simple past tense dan pendekatan chain and card game, sedangkan penelitian ini menganalisis penggunaan kalimat simple past tense dengan teknik picture series. Kajian pustaka kedua merujuk penelitian tesis oleh Astika (2012) yang berjudul “Improving The Ability To Use Verbs In Paragraph Writing Through Grammar Transformational Teaching Method” yang mengambil penelitian tindakan kelas serta menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Penelitian itu menunjukkan bahwa penerapan metode tata bahasa transformasional berhasil dilakukan karena analisis ini memilih kata kerja yang tidak tepat dengan teori kesalahan (error analysis) yang digunakan untuk mengatasi masalah siswa. Di samping itu, dapat mengurangi kesalahan di dalam menggunakan kata kerja dalam menulis paragraf. Kelemahannya ialah metode transformasi grammar ini membutuhkan waktu yang lama dalam menganalisis kesalahan yang dilakukan. Peneliti maupun siswa tidak memiliki waktu yang cukup di kelas karena jam pelajaran Bahasa Inggris yang terbatas. Relevansinya adalah penelitian ini menganalisis kesalahan menulis bahasa Inggris dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penelitian sebelumnya menggunakan verba dalam menulis paragraf melalui grammar transformational teaching method, sedangkan penelitian ini menganalisis penggunaan kalimat simple past tense dengan teknik picture series. Kajian pustaka ketiga yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Hidayati (2011) dengan judul tesis ―Peningkatan
8
Kemampuan Menulis Wacana Narasi Melalui Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Visual Gambar Berseri pada Mahasiswa FKIP-KMM‖. Dalam analisis penelitian tindakan kelas yang dilakukan, media visual gambar berseri digunakan sebagai media yang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi pada mahasiswa FKIP-UMM. Analisis wacana yang dilakukan berdasarkan format kriteria penelitian menulis wacana narasi dengan menggunakan media visual gambar berseri, yaitu kesesuaian judul, tingkat kerincian wacana narasi yang sesuai dengan urutan kronologi, kesesuaian kalimat, pilihan kata, serta kohesi dan koherensi. Kelemahannya, teknik gambar berseri yang diterapkan kurang tepat karena objek penelitiannya adalah mahasiswa. Dilihat dari faktor usia, mahasiswa sudah dapat berpikir secara kritis, memiliki daya imajinasi dan fokus pikiran yang tinggi serta mampu berpikir mandiri. Relevansinya adalah picture series merupakan teknik yang sama yang juga diterapkan dalam penelitian ini, tetapi teks yang diberikan dan cara penyajian gambar yang dilakukan berbeda. Perbedaan lainnya adalah pengguanan teknik picture series pada keterampilan menulis recount text yang dianalisis adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Keempat, rujukan kajian pustaka penelitian ini adalah jurnal yang berjudul ―Upaya Meningkatkan Kemampuan dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan dengan Media Gambar pada Siswa Kelas IX SMPN 01 Ombe Baru Tahun Pelajaran 2008/2009‖ yang dilakukan oleh Jauhariyah (2009). Dalam penelitiannya, media gambar digunakan sebagai media yang efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa dan dibuktikan berdasarkan hasil
9
penelitiannya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemerolehan nilai siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yang dilakukan, yaitu siklus I tanpa menggunakan media gambar dan siklus II dengan menggunakan gambar. Kelemahannya, tidak dijelaskan secara spesifik kriteria dalam penulisannya, baik prosedur skematis dalam penulisan laporan perjalanan yang dimaksud maupun ketentuan tense yang digunakan, sedangkan pada penelitian ini digunakan picture series, planning organizer, and composing organizer. Relevansinya adalah baik penelitian yang dilakukan oleh Jauhariyah maupun penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Namun penelitian ini mengetengahkan recount text dengan menggunakan teknik picture series sebagai media pembelajaran yang efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penelitian yang kelima, merujuk sebuah jurnal penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Emilia (2006) dengan judul ―Pendekatan Genre Based dalam Kurikulum Bahasa Inggris Tahun 2006: Penelitian Tindakan Kelas di Sebuah SMP Negeri di Bandung‖. Dalam penelitian ini, recount text merupakan genre yang menjadi fokus analisis dalam penelitian. Pendekatan yang digunakan ialah mengadopsi pendekatan genre-based linguistik sistemik fungsional yang dikembangkan di Australia oleh Christie, Martin, dan Rothery (1994) yang menyatakan bahwa pendekatan ini masih relevan dengan kurikulum 2006. Penelitian ini dibagi menjadi tiga siklus. Siklus I dijadikan sebagai sumber acuan pelaksanaan perencanaan untuk perbaikan tindakan yang dilakukan dalam siklus berikutnya hingga siklus ketiga. Pendekatan itu memberikan kontribusi yang cukup besar, baik kepada siswa maupun guru di sekolah tersebut. Genre-Based
10
digunakan untuk memperbaiki struktur penulisan teks yang dilakukan oleh siswa dan terbukti mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa khususnya dalam menulis recount text yang sesuai dengan struktur teks itu sendiri. Kelemahannya, teori yang dipaparkan sangat banyak dan begitu rumit sehingga sulit dipahami oleh pembaca. Selain itu, tidak disertakannya rubrik penilaian sebagai dasar penentuan nilai yang diperoleh siswa. Relevansinya dengan penelitian ini adalah melakukan penelitian tindakan kelas dan recount text menjadi fokus acuan dalam penelitian. Perbedaanya adalah penelitiaan sebelumnya menggunakan pendekatan genre-based sedangkan penelitian ini menggunakan picture series. Penelitian berikutnya yang menjadi kajian pustaka keenam dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Testiana (2009) dengan judul tesis “A Comparative Study on Student’s Recount Writings Using Role Play and Pictures as Media”. Dalam penelitian yang dilakukakan, peneliti membandingkan penggunaan teknik role play dan gambar dalam menulis sebuah recoun text pada siswa kelas 8 I SMPN 2 Purworejo‖. Peneliti membagi siswa menjadi dua kelompok. Perlakuan kelompok pertama adalah bermain peran, sedangkan kelompok kedua adalah dengan gambar. Metode yang penelitian yang dipakai adalah penelitian eksperimental khususnya intact group comparison design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik peran dibuktikan lebih efektif daripada menggunakan gambar sebagai media yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text. Kelemahannya, perlakuan dengan membagi siswa secara berkelompok dan hanya menerapkan satu teknik dalam satu kelompok diragukan dapat mewakili kemampuan siswa dalam satu kelas
11
tersebut karena kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa berbeda. Relevansinya dengan penelitian yang dilakukan ini adalah melakukan penelitian tindakan kelas. Namun yang difokuskan dalam penelitian ini hanya menggunakan satu teknik untuk meningkatkan kemampuan menulis recount text dengan menggunakan media gambar tanpa membandingkan dengan teknik lainnya demi keakuratan hasil analisis penelitian ini. Selanjutnya, kajian pustaka yang ketujuh adalah penelitian yang dilakukan oleh Maryani (2009) berupa artikel dengan judul ―Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Menggunakan Media Gambar Seri di Kelas V SD Cibulan‖. Keunggulan tulisan ini adalah membahas secara terperinci pemanfaatan media gambar sebagai sarana pembelajaran yang efektif kepada siswa khusunya dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis sebuah karangan. Kelemahanya, tidak dipaparkannya rubrik penilaian sebagai pedoman penilaian dengan jelas dalam penelitian yang dilakukan yang mampu menunjukkan keberhasilan penerapan teknik yang digunakan.
Relevansinya dengan penelitian yang
dilakukan ini adalah menggunakan teknik yang sama dan melakukan penelitian tindakan kelas. Namun penelitian yang dilakukan ini lebih mengacu kepada karangan yang memiliki struktur skematis yang relevan dengan penerapan teknik picture series, yaitu recount text. Perbedaanya terletak pada sumber data, dimana pada penelitian sebelumnya adalah siswa kelas IV SD sedangkan penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP. Dari ketujuh penelitian di atas tentang penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis berbahasa Inggris belum ada yang
12
melakukan pengombinasian teknik picture series dengan instrumen baru yaitu penggunaan planning organizer dan composing organizer dalam proses belajar di kelas. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena menggunakan media gambar dengan teknik picture series yang dikombinasikan dengan penggunaan instrumen tambahan sebagai terobosan baru dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text. Picture series yang ditayangkan menggunakan slide untuk menarik perhatian siswa serta memfokuskan pikiran mereka terhadap kejadian-kejadian ataupun peristiwa yang terjadi pada gambar yang berurutan. Dengan menggunakan slide yang diperlihatkan di hadapan mereka maka sangat memudahkan pengajar dalam membangun daya nalar siswa untuk berpikir lebih kritis dan terarah tentang ide-ide yang ditulis dan dikembangkan dalam recount text.
2.2 Konsep Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul ―Kemampuan Menulis Recount Text dengan Menggunakan Teknik Picture Series pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung‖ ada tiga konsep, yaitu menulis, recount text, dan picture series. Ketiga konsep tersebut dijelaskan seperti berikut ini.
2.2.1 Menulis Menulis adalah menuturkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang
13
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar dan grafik (Tarigan, 2000:21). Lebih lanjut Tarigan (1986:15) mengatakan bahwa menulis merupakan kegiatan mengungkapkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampainya. Menurut Gie (2002:9), mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain.
2.2.2 Recount Text Dalam recount text siswa dituntut untuk membangun sebuah teks yang terorganisasi atau terstruktur yang dirangkai untuk menceritakan kejadiankejadian pada masa lalu. Dengan kata lain, siswa menceritakan kejadian yang dialami kepada orang lain yang dapat diungkapkan melalui bentuk tulisan yang di dalamnya dituliskan kronologis peristiwa-peristiwa yang terjadi. Recount text adalah jenis teks yang berisi tentang pengalaman pribadi seseorang yang disampaikan secara terurut (Fadlun, 2011: 98). Menurut Anderson & Anderson, (1997:48) recount text bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang sebuah peristiwa yang terjadi menurut waktu dan tempat kejadiannya yang difokuskan adalah kejadian yang ditulis secara berurutan. Terdapat tiga jenis recount text, yaitu
(1) personal
recount: menceritakan kembali pengalaman di mana penulis telah terlibat secara langsung; (2) factual recount: menceritakan kembali kejadian atau insiden seperti berita koran, laporan kecelakaan ; dan (3) imaginative recount: menceritakan
14
peran
yang bersifat
imajinatif dan menghubungkan kejadian khayalan
(Emilia dkk, 2008:16). Organisasi recount text biasanya dimulai dengan orientation yang memasukkan unsur-unsur informasi latar belakang untuk membantu pembaca memahami cerita. Biasanya ada penjelasan mengenai siapa, kapan, di mana, dan mengapa yang biasanya ditulis dalam paragraf pertama. Selanjutnya diikuti dengan kejadian penting (important events) yang dijelaskan dan biasanya disusun dalam urutan waktu dari kejadian pertama sampai dengan kejadian terakhir. Teks ini banyak mempunyai komentar evaluatif atau pernyataan simpulan yang mungkin hanya berupa komentar mengenai kejadian yang telah terjadi sebelumnya. Akan tetapi, ini bersifat opsional yang sering merupakan komentar yang merefleksikan perasaan penulis tentang kejadian-kejadian yang disebutkan sebelumnya.
Tabel 2.1 Generic / Schematics Structure of Recount Text Sumber: Rangkuman Intisari bahasa Inggris (Fadlun,2011 : 98) Generic Function structure/Schematics structure Orientation Sequences of Events Re-orientation/ Conclusion
Pembukaan (pengenalan tokoh, tempat, waktu dan kejadian/aktifitas si pelaku) Kejadian (rangkaian kejadian yang dilakukan) Simpulan (penutup yang menjelaskan tentang persaan si pelaku dengan kejadian atau aktifitas yang dilakukan)
Recount text memiliki tata bahasa dalam penulisannya seperti penggunaan past tense, adverb of sequence time (kata keterangan urutan waktu) seperti: first, then, next, finally, etc.; memakai personal pronoun (pronomina) seperti : he, we,
15
they, etc. (Fadlun, 2011:98). Menurut Anderson & Anderson (1997) terdapat dua ciri recount text, yaitu sebagai berikut. 1. Menggunakan descriptive words untuk menggambarkan detail mengenai siapa, apa, kapan, di mana dan bagaimana. 2. Menggunakan proper noun untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat di dalam recount.
2.2.3 Picture Series Menurut Harmer (2007:177), pengajar biasanya menggunakan gambar atau grafik yang diambil melalui buku, koran, dan majalah atau fotografi untuk memfasilitasi pembelajaran. Gambar dapat berupa bentuk dari flashcard, gambar besar di dinding, fotografi (khususnya textbook) dan beberapa guru juga menggunakan slide proyektor. Gambar dari keseluruhan dapat digunakan dalam berbagai cara seperti berikut ini: a. Drills : dengan kelas siswa tingkat terendah, flashcard khususnya digunakan untuk memilah grammar sebagai isyarat kalimat yang berbeda dan mempraktikkan tata bahasa. b. Communication : gambar sangat berguna untuk berbagai aktivitas komunikasi. Pengajar sering kali menggunakan gambar untuk kreativitas menulis. Mereka ingin menyampaikan kepada siswa sebuah cerita dengan menggunakan setidaknya tiga gambar di depan kelas. Dia bisa menyampaikan kepada siswanya untuk membuat sebuah percakapan secara spesifik mengenai topik dari gambar tersebut.
16
c. Understanding : yang paling cocok dalam penggunaan gambar adalah untuk menjelaskan dan menganalisis maknanya. Dalam hal ini dapat memudahkan guru dalam mengetahui kemampuan siswa akan suatu pemahaman melalui media gambar. d. Ornamentation : berbagai jenis gambar sering digunakan utuk membuat pekerjaan menjadi lebih menarik. Dalam buku-buku teks modern, contohnya teks bacaan yang dihiasi dengan foto-foto sangat diperlukan seperti dalam majalah, koran dan artikel karena hal ini dapat menarik minat siswa dalam kelas disamping itu guru dapat memiliki kekuatan untuk menyatukan pikiran siswa. e. Prediction: gambar sangat berguna untuk memberikan prediksi kepada siswa tentang topik apa yang akan menjadi pelajaran selanjutnya. Siswa dapat melihat gambar dan mencoba untuk menafsirkan apa yang dilihat. Ini sangat besar memberikan keuntungan dengan melibatkan siswa kepada sebuah tugas. f. Discussion: gambar dapat memberikan simulasi pertanyaan, seperti apa yang diperlihatkan, apa yang dirasakan, apa yang dimaksudkan dan sebagainya. Dengan memberikan simulasi-simulasi seperti itu maka pengajar dapat menyuruh siswa untuk menulis sebuah deskripsi dari gambar tersebut. Munadi (2013:89) mengatakan bahwa gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab gambar dapat mengganti kata verbal, mengongkretkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh
17
kata-kata. Berkaitan dengan definisi tersebut picture series adalah media, sarana, atau alat berupa gambar yang disusun secara berseri dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara cepat dan tepat dengan memperlihatkan rangkaian gambar di hadapan siswa dalam aktivitas pembelajaran keterampilan menulis khususnya recount text.
2.3 Landasan Teori Dalam penelitian ini ada tiga teori yang digunakan yaitu (1) teori pembelajaran bahasa, (2) teori menulis, dan (3) teori tata bahasa. 2.3.1 Teori Pembelajaran Bahasa Menurut Brown (1987:6) pembelajaran adalah (proses) memeroleh atau mendapatkan pengetahuan tentang subjek atau keterampilan yang dipelajari melalui belajar, pengalaman atau instruksi (“learning is acquiring or getting knowledge of a subject or skill by study, experience or instruction”). Selanjutnya, pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang (“Learning is relatively permanent change in a behavioral tendency and is the result of reinforced practice”). Menurut Cahyo (2012:27) dalam teori pembelajaran ada dua aliran, yaitu (1) aliran pembelajaran klasik (behavioristik) dan (2) aliran pembelajaran kontemporer (konstruktivisme). Behavioristik adalah peritiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dan respons (R) yang diberikan atas stimulus tersebut. Sedangkan, aliran konstruktivisme
18
adalah memandang subjek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif interaksi dengan lingkungannya. Dari dua aliran ini yang sesuai dengan penelitian ini adalah aliran behavioristik dimana stimulus diberikan kepada siswa berupa teknik picture series dan respons yang diberikan siswa adalah recount text dalam bentuk simple past tense. Skinner adalah ahli pembelajaran behavioristik yang menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar jika telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Dalam kutipan bukunya dinyatakan bahwa teknik pendidikan yang menekankan pada penghafalan bahan lisan bersandar berat pada dorongan atau motivasi. Sebagai contoh, beberapa baris puisi yang diberikan kepada anak dan dia diperintahkan untuk ―belajar‖. Guru kemudian meminta siswa untuk membaca puisi. Penghargaan atau pujian akan diberikan jika ia melakukannya dengan benar. Sebaliknya, guru akan menghukumnya jika siswa
salah mengucapkannya. Hal itu dilakukan dalam
rangka menghasilkan tanggapan yang kemudian dapat diperkuat. “Educational techniques which emphasize the memorization of verbal material lean heavily upon prompting. How the grade-school child aquires verbal behavior is often of little concern to the teacher. For example, a few lines of poem are given to the child is usually left to “learn” them. In some little-understood fashion which the child is usually left discover for himself, he must convert texture. The teacher then asks the child to recite the poem, rewards him if does so correctly, and punishes him if he is unable to recite it or recites it correctly. In order to generate responses which may then be reinforced, the teacher may resort of promts. A partially learned poem is thus evoked and reinforced”. (Skinner, 1957:255) Pandangan behavioristik mengakui pentingnya masukan (input) yang berupa stimulus dan keluaran (output) yang berupa respons. Penguatan
19
(reinforcement) adalah faktor penting dalam belajar. Penguatan adalah apa saja yang memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement), maka respons akan semakin kuat. Demikian juga jika penguatan dikurangi (negative reinforcement, maka respons juga akan lemah. Efek prosedur dalam memberikan respons dari kondisi pengendalian tertentu biasanya dilakukan dengan cara lain. Selain menggunakan berbagai macam penguatan, suatu ketergantungan diatur dengan respons verbal dan penguat umum. Setiap perstiwa yang bersifat mendahului suatu ganjaran berbeda dapat digunakan sebagai penguat untuk membawa perilaku bawah kontrol seseorang pada semua kondisi yang kurang tepat dan rangsangan yang buruk (Skinner, 1957:54). Menurut Iskandarwassid (2009:4), pembelajaran dimaknai sebagai proses menuju ke arah yang lebih baik. Variasi belajar dapat diamati melalui proses tingkah laku atau penampilan anak didik. Ada enam jenis tingkah laku, yaitu (1) suatu kegiatan belajar peserta didik yang ditampilkan melalui proses stimulus (S) – respons (R), S adalah situasi yang memberikan stimulus, sedangkan R adalah respons dari stimulus, (2) untaian dan rangkaian, suatu kegiatan belajar terjadi berdasarkan rentetan atau rangkaian respons yang dihubung-hubungkan, (3) perbedaan yang beragam, proses belajar terjadi atas serangkaian respons yang khusus, (4) penggolongan, jenis belajar yang terjadi di atas penggolongan suatu benda, keadaan, atau perbuatan yang sesuai dengan situasi, (5) menggunakan urutan, suatu kecakapan untuk berbuat atau bertindak tidak sesuai dengan landasan komponennya, dan (6) memecahkan masalah, kemampuan berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah.
Sesuai dengan definisi behavioristik,
20
maka penelitian ini sangat erat kaitannya dengan teori behavioristik. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan picture series yang merupakan stimulus (S) untuk mendapatkan respons (R) berupa karangan siswa yaitu recount text. Penguatan (reinforcement) yang diberikan dalam penelitian ini adalah pengulangan materi dan latihan menggunakan teknik picture series dalam menulis sebuah recount text sebelum tes diberikan. Penelitian ini diberikan penguatan positif berupa pujian yang diberikan kepada siswa yang mampu memeroleh hasil yang baik dalam penulisan recount text. Penguatan positif ini bertujuan untuk mendapatkan respons yang baik pada hasil kegiatan menulis recount text di tahap berikutnya.
2.3.2 Teori Menulis Menulis adalah mengeluarkan dan mengekspresikan isi hati dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis tidak langsung datang dengan sendirinya, tetapi harus melalui banyak latihan dan praktik secara teratur. Menulis juga diartikan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa (Tarigan, 2000:21). Menurut Harmer (2007:325), terdapat berbagai tahap dalam proses menulis yaitu penyusunan, peninjauan, menyusun kembali, dan terakhir adalah
21
menulis yang dilakukan secara rekursif sehingga pada tahap pengeditan mungkin dirasa perlu untuk kembali ke fase pramenulis dan berpikir kembali. Potongan tulisan dapat diedit seperti yang disusun sebelumnya. Tahap menulis di antaranya adalah (a) periksa penggunaan bahasa, (b) periksa tanda baca dan tata letak, (c) periksa ejaan Anda, (d) periksa tulisan Anda untuk pengulangan yang tidak perlu, (e) tentukan informasi untuk setiap paragraf, (f) tulislah berbagai ide, (g) pilih ide-ide terbaik untuk dimasukkan, (h) menulis salinan bersih dari versi yang dikoreksi, (i) tulislah versi kasar. Hal itu sesuai dengan kutipan seperti berikut. “In reality of writing process is more comples than this, of course and the various stages of drafting, re-drafting and writing, etc, are done in recursive, thus at editing stage we may feel the need to go back to a pre-writing phase and think again. We may edit bits of our writing as we draft it. That are various stage of writing : (a) Check language use (grammar, vocabulary, linkers), (b) check punctuation (and layout), (c) check your spelling, (d) check your writing for unnecessary repetition of words and or information, (e) decide the information for each paragraph and the other paragraph should go in, (f) note down various ideas, (g) select the best ideas for inclusion, (h) write a clean copy of the corrected version, (i) write out a rough version”. (Harmer, 2007:326)
Salah satu kunci seseorang dapat berkomunikasi dengan baik dan benar menggunakan bahasa terutama dalam hal menulis adalah karena mereka mengerti akan genre. Genre adalah jenis teks yang mempunyai konstruk sosial dan teridentifikasi sebagai konstruk, struktur, dan fungsi sosialnya. Ketika siswa belajar menulis subuah genre maka mereka harus memerhatikan tentang topiknya, jenis teks apa yang akan dibuat, bagaimana struktur skematisnya dan fungsi sosialnya (Harmer 1968: 30). Teori menulis yang dijabarkan oleh beberapa ahli tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini karena siswa melakukan kegiatan menulis. Tulisan
22
siswa berupa recount text merupakan salah satu bentuk genre yang memiliki konstruk, struktur dan fungsi sosial serta memiliki ketentuan-ketentuan pada tahap penulisannya.
Pada proses menulis tersebut siswa dituntut untuk memahami
ketentuan-ketentuan yang ada seperti memeriksa penggunaan bahasa, tanda baca, ejaan, pengembanganan ide dalam tulisan dan mengoreksi hasil tulisan mereka. Terkait dengan hal tersebut maka proses menulis yang dilakukan memerlukan latihan dan praktik secara teratur. Dimana dalam penelitian ini siswa diberikan latihan-latihan sebelum praktik menulis cerita imajinatif recount text dilakukan. Teori ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat digunakan untuk membedah rumusan masalah pertama dan kedua, yaitu mengungkap tentang kemampuan menulis sebelum dan setelah diberi tindakan secara kualitatif.
2.3.3 Teori Tata Bahasa Menurut Yule (2010: 83), tata bahasa adalah proses menggambarkan struktur frasa dan kalimat sedemikian rupa semua unsur tata bahasa dalam suatu bahasa dan mengatur urutan nontata bahasa. Lebih lanjut Yule membagi tata bahasa dalam dua bagian, yaitu kelas kata dan kesesuaian. Yule menggolongkan kelas kata ke dalam delapan kelas kata, yaitu sebagai berikut. 1. Nomina adalah kata-kata yang merujuk kepada orang (boy), objek (backpack), makhluk hidup (dog), tempat (school), kualitas (roughness), fenomena (earthquacke), dan ide abstrak (love). 2. Artikel adalah kata-kata (a, an, the) yang digunakan dengan nomina untuk membentuk frasa nomina (You can have a banana or an apple) atau
23
mengidentifikasikannya sebagai sesuatu yang telah diketahui sebelumnya (I’ll take the apple) 3. Adjektif adalah kata-kata yang umumnya digunakan dengan nomina untuk memberikan informasi tambahan tentang benda yang dirujuknya (happy people, large objects, a strange experience). 4. Verba adalah kata-kata yang digunakan pada sejumlah aksi (go, talk) dan keadaan (be, have) yang melibatkan orang dan benda dalam suatu kejadian (Jessica is ill and has a sore throat so she can’t talk or go anywhere). 5. Adverbial adalah kata-kata yang digunakan dengan verba untuk memberikan informasi tambahan tentang aksi, keadaan, dan kejadian (slowly, yesterday). Beberapa adverbial (really, very) dapat juga digunakan dengan adjektif untuk memodifikasi informasi tentang benda (Really large objects move slowly. I had a very strange experience yesterday). 6. Preposisi adalah kata -kata (at, in, on, near, with, without) yang digunakan dengan nomina dalam frasa untuk memberikan informasi tentang waktu, (at five o’clock, in the morning), tempat (on the table, near the window), dan lainnya (with a knife, without a thought) termasuk aksi dan benda 7. Pronomina adalah kata-kata (she, herself, they, it, you) yang digunakan pada frasa nomina yang merujuk kepada orang dan benda yang telah diketahui (She talks to herself. They said it belonged to you).
24
8. Konjungsi adalah kata-kata (and, but, because, when) yang digunakan untuk menghubungkan dan mengindikasikan hubungan antarkejadian (Chantel’s husband was so sweet and he helped her a lot because she couldn’t do much when she was pregnant). Dalam tata bahasa juga digunakan istilah untuk empat kategori yaitu jumlah, orang, kala (tense), dan jender. Pengategorian ini akan sangat jelas perannya ketika membicarakan kesesuaian. Contohnya, kata kerja loves ―memiliki kesesuaian dengan‖ nomina Cathy dalam kalimat Cathy loves her dog. Kesesuaian ini terjadi berdasarkan jenis jumlah, apakah nomina tunggal atau jamak. Hal ini juga dapat berdasarkan kategori orang, yang terdiri atas tiga jenis, yaitu orang pertama (melibatkan pembicara), orang kedua (tidak termasuk pembicara), dan orang ketiga (melibatkan orang lainnya). Perbedaan bentuk pronomina bahasa Inggris dapat dilakukan berdasarkan jenis kata ganti/orang atau benda dan jumlah. I digunakan untuk diri pertama tunggal, you untuk diri kedua tunggal dan he, she, it (or Cathy) untuk diri ketiga tunggal. Jadi, dalam kalimat Cathy loves her dog tersebut terdapat nomina Cathy, yang merupakan orang ketiga tunggal, dan menggunakan verba loves (not love) yang bersesuaian dengan nomina. Lebih lanjut, bentuk verba harus digambarkan dalam kategori bentuk yang lain yaitu tense. Pada kalimat di atas, verba loves adalah bentuk present tense. Kalimat di atas adalah bentuk kalimat aktif yang menggambarkan apa yang dilakukan Cathy (Cathy does (i.e. she performs the action of the verb). Kesesuaian antara Cathy dan her didasarkan pada perbedaan yang ada dalam bahasa Inggris
25
yang membedakan jender perempuan tunggal (she, her), laki-laki (he, his), dan benda atau hal lainnya yang tidak diketahui secara pasti (it, its). Menurut Baehaqi (2009:35), past berarti lampau, past tense digunakan untuk menyatakan peristiwa atau aktivitas masa lampau. Peristiwa masa lampau bisa disimpulkan dari waktu yang tersirat dalam kalimat“When did you park your car?”
Tanpa
menggunakan
keterangan
waktu,
kalimat
tersebut
harus
menggunakan past tense karena menanyakan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Akan tetapi, terkadang diperlukan keterangan waktu yang memperjelas bahwa suatu peristiwa terjadi pada masa lampau, seperti yesterday, last night, last week, two days ago, dan lainnya. Terkait dengan teori tata bahasa, recount text bertujuan untuk menceritakan kembali kejadian yang terjadi di masa lampau, maka past tense digunakan dalam karangan tersebut. Selanjutnya, teori ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan karena dapat digunakan untuk memevah permasalahan pertama dan kedua, yaitu mengungkap tentang kemampuan siswa dalam menggunakan tata bahasa Inggris khususnya dalam penggunaan simple past tense sebelum dan setelah diberi tindakan secara kualitatif.
2.4 Model Penelitian Model penelitian ini adalah model penelitian tindakan kelas (PTK) yang diaplikasikan dalam mengkaji aspek linguistik dan linguistik terapannya dalam hal ini pembelajaran dan pengajaran bahasa. PTK ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif di mana penyajian datanya berupa tabel dan presentase yang disajikan secara deskriptif dalam mengukur tingkat pemahaman tata bahasa
26
Inggris siswa. Metode deskriptif kualitatif disajikan melalui deskriftif interpretatif yang mengukur tingkat pemahaman menulis siswa dengan pengaplikasian picture series. Model penelitian dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Kemampuan Menulis Recount Text Dengan Menggunakan Teknik Picture Series Pada Kelas VIII SMP Angkasa Kuta Badung
Siklus PTK yang dilakukan secara berulang dalam proses pembelajaran melalui empat tahapan menurut Arikunto
Teori Behavioristik
Teknik Picture Series
Deskriptif kuantitatif
Deskriptif kualitatif
Tabel dan persentase yang disajikan secara deskriptif
Deskriptif interpretatif
Linguistik terapan
Linguistik
Penerapan tata bahasa
Peningkatan keterampilan menulis
Hasil Penelitian
Gambar 2.1 Diagram Model Penelitian
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian tindakan (action research) dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengkaji data kuantitatif dari aspek lingustik terapannya dalam hal ini pembelajaran dan pengajaran bahasa dan data kualitatif dari aspek linguistiknya. Menurut Zuriah (2006:92), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-oang atau perilaku yang diamati. Analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif analisis yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik atau menyeluruh dan sistematis. Dalam penelitian ini, siklus digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan kemampuan siswa sebelum dan setelah menggunakan teknik picture series dalam upaya meningkatkan kemampuan menulis recount text pada kelas VIII SMP Angkasa Kuta. Menurut Arikunto (2012: 16), ada empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model model tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
27
28
perencanaan
refleksi
pelaksanaan
siklus I
pengamatan
perencanaan
refleksi
siklus II
pelaksanaan
pengamatan
?
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Arikunto (2012:16)
Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan dua siklus karena pada siswa.
siklus
kedua
telah
tampak
tejadinya
peningkatan
hasil
Adapun proses dalam tiap-tiap siklus dibagi sebagai berikut.
tulisan
29
3.1.1 Proses siklus I Proses siklus I dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut dijabarkan seperti berikut ini.
1. Perencanaan Pada tahap perencanaan, disiapkan rancangan tindakan dalam bentuk rencana pembelajaran (RPP), rencana evaluasi dalam bentuk tes untuk mengukur dan mengetahui kemampuan siswa dalam menulis recount text, menyiapkan kelengkapan instrumen dan sarana penelitian lainnya.
2. Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dibagi menjadi tiga pertemuan mengingat keterbatasan jam pelajaran bahasa Inggris. Pertemuan pertama dilaksanakan pemberian materi, pertemuan kedua siswa diberikan sebuah contoh yang telah dikombinasikan dengan teknik picture series, dan pertemuan ketiga siswa diminta untuk membuat karangan recount text berupa teks imajinatif yang dibangun dengan menggunakan teknik picture series.
3. Observasi Pengamatan
dilakukan
sewaktu
proses
pelaksanaan
pembelajaran
berlangsung. Pengamatan dapat dilakukan dengan observasi langsung sehingga dapat mengamati seluruh perilaku siswa.
30
4. Refleksi Observasi, catatan penelitian dan hasil karangan siswa pada siklus I dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembenahan pada tindakan siklus II.
3.1.2 Proses Siklus II Pelaksanaan siklus II merupakan refleksi dari siklus I untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Sama halnya dengan siklus I, tindakan siklus II ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Namun, terdapat perbedaan dalam langkah-langkah pelaksanaanya yang dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa diberikan contoh yang sama, tetapi disajikan dengan mengombinasikannya dengan menambahkan dua instrumen baru. Kedua instrumen tersebut adalah lembaran planning organizer dan composing organizer. Kemudian pada pertemuan kedua siswa diberikan penugasan kembali untuk mengetahui hasil yang diperoleh.
3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah SMP Angkasa yang beralamat di Jalan Nusantara No. XX, Tuban, Kuta Selatan dengan waktu penelitian selama lebih kurang tiga bulan, yaitu
bulan Maret sampai dengan Mei 2013. Kegiatan
observasi awal dilaksanakan selama satu kali pertemuan di kelas pada Kamis, 14 Maret 2013. Pelaksanaan siklus I dilakukan selama tiga kali pertemuan pada Kamis, 11 April 2013, Jumat 12 April 2013 dan Kamis, 18 April 2013. Siklus II
31
dilakukan selama dua kali pertemuan, yaitu pada Kamis, 9 Mei dan Jumat, 10 Mei 2013.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013 SMP Angkasa Kuta, Badung yang terdiri atas empat kelas, yaitu kelas VIII A , VIII B, VIII C, dan VIII D. Dalam setiap kelas terdapat 28--34 siswa. Jadi total populasi yang terdapat dalam penelitian ini kurang lebih 120 siswa.
3.3.2 Sampel Dalam penelitian ini digunakan total sampling, artinya hanya satu kelas yang diteliti yaitu, kelas VIII A yang berjumlah 31 siswa yang terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan sekaligus dijadikan sampel penelitian. Terpilihnya Kelas VIII A karena dari data tes awal yang diperoleh, nilai rerata siswa lebih rendah dibandingkan kelas lainnya. Oleh karena itu dalam penelitian ini diputuskan untuk memilih kelas tersebut dan treatment dengan teknik picture series yang diberikan membuktikan bahwa nilai rerata kelas VIII A meningkat dalam penguasaan menulis recount text.
32
3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ada dua, yaitu jenis data primer dan data sekunder. 1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari siswa kelas VIII A SMP Angkasa Kuta. Dalam penelitian ini data diambil berupa metode observasi, kuesioner, dan tes, baik dalam kegiatan tes awal maupun tes akhir pada tindakan yang ada di dalam siklus 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari SMP Angkasa Kuta dengan daftar hadir siswa, daftar nilai, silabus dan RPP, serta bahan ajar yang ada.
3.4.2 Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah tulisan siswa kelas VIII A SMP Angkasa Kuta tahun ajaran 2012/2013. Pemilihan sumber data ini didasarkan pada kenyataan bahwa siswa kelas VII A semester II tahun ajaran 2011/2012 memiliki pemahaman tata bahasa Inggris yang rendah khususnya dalam keterampilan menulis. Ini dibuktikan dari hasil tes awal di mana dari 31 siswa terdapat 5 siswa yang memenuhi KKM sedangkan 26 siswa lainnya tidak.
3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
33
1. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mencatat perilaku guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Berikut ditampilkan lembaran observasi proses pembelajaran guru dalam pembelajaran menulis recount text kelas VIII SMP Angkasa Kuta Badung Bali. LEMBAR OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN GURU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS RECOUNT KELAS VIII SMP ANGKASA KUTA BADUNG BALI Siklus : . . . . . . . . . Hari/Tanggal : . . . . . . . . . Petunjuk : Kurang : bila 1 Indikator yang tampak Cukup : bila 2 Indikator yang tampak Baik : bila 3 Indikator yang tampak Sangat Baik : bila 4 Indikator yang tampak No Variabel Indikator 1.
Persiapan guru memulai kegitan pembelajaran
1. Guru menyiapkan rencana pembelajaran. 2. Guru menyampaikan garis besar materi. pelajaran. 3. Guru menyampaikan ruang lingkup materi. 4.
2.
3.
Kemampuan guru mengelola kelas Kemampuan mengelola waktu pelajaran
1. 2. 3. 4. 1. 2.
Guru menyampaikan lama pembelajaran. Guru mengondisikan siswa. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan pembagian peralatan yang digunakan dalam pembelajaran . Guru membimbing siswa berdiskusi. Guru memulai pelajaran tepat waktu. Guru memberikan batas waktu dalam melakukan diskusi .
3. Guru menggunakan waktu secara efisien. 4. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana.
Skor Penilaian
34
4.
5.
6.
Memberikan Apersepsi
1. Guru mendorong siswa untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas . 2. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan konsep. 3. Guru mendorong siswa untuk mengomunikasikan. 4. Guru mengilustrasikan pemahaman tentang konsep yang akan dibahas . Menyampaikan 1. Guru memberi waktu untuk berdiskusi. Materi 2. Guru memberikan tugas yang harus diselesaikan saat berdiskusi. 3. Guru membimbing siswa dalam situasi diskusi. 4. Guru berkeliling mengamati dan membantu siswa yang mengalami kesulitan saat berdiskusi. Ketrampilan 1. Guru berusaha memancing siswa untuk guru bertanya. mengajukan 2. Guru dapat menjawab pertanyaan siswa. pertanyaan .
7.
Perhatian guru terhadap siswa
8.
Pengembangan aplikasi
9.
Kemampuan menutup pelajaran
3. Guru menjawab pertanyaan sesuai dengan materi yang diajarkan. 4. Guru menjawab pertanyaan siswa secara urut dan jelas. 1. Guru memusatkan perhatian pada siswa secara menyeluruh. 2. Guru menghargai perbedaan pendapat siswa. 3. Guru menghargai perbedaan untuk memberikan penjelasan. 4. Guru menumbuhkan motivasi siswa. 1. Guru memberikan soal post test pada setiap siswa. 2. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal. 3. Guru memberikan penguatan. 4. Guru mengoreksi jawaban dari soal yang diberikan. 1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan. 2. Guru bersama siswa membuat rangkuman.
35
3. Guru memberikan motivasi siswa untuk belajar. 4. Guru berpesan pada siswa untuk mengulang pelajaran yang telah disampaikan di kelas ketika siswa tiba di rumah.
2. Kuesioner Kuesioner adalah instrumen yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa untuk memeroleh data tentang kegiatan menulis recount text di dalam kelas. Kuesioner ini terdiri atas dua kuesioner, yaitu kuesioner pratindakan dan pascatindakan. Lembar kuesioner peserta didik pratindakan LEMBAR KUESIONER PESERTA DIDIK PRATINDAKAN Identitas Siswa Nama : Kelas/no : Mata Pelajaran: Bahasa Inggris Materi : Recount text Petunjuk Menggunakan Angket 1. Identitas Anda pada lembar angket yang telah disediakan. 2. Berilah tanda centang(√) pada kolom pendapat yang menurut Anda benar tanpa pengaruh orang lain. Setelah angket diisi secara lengkap, mohon lembar angket diserahkan kembali.
No
Pernyataan
Pendapat SS
1.
Saya senang melakukan kegiatan menulis recount text dengan metode ceramah.
2.
Diterapkannya metode ceramah memudahkan saya dalam menulis recount text.
3.
Metode ceramah yang diterapkan dapat memudahkan saya dalam membuat judul recount text.
S
R
TS
36
4.
Pemaparan materi dengan metode ceramah yang diterapkan sangat membantu saya dalam menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut dan terarah
5.
Menulis recount text dengan metode ceramah yang biasa diterapkan guru melatih saya terampil dalam menulis.
6.
Dalam menulis recount text, menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang menyenangkan.
7.
Pembelajaran menulis dengan ceramah sangat menyenangkan sehingga saya merasa bersemangat melakukan kegiatan menulis
8.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya merasa suasana kelas saat pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membosankan.
Lembar kuesioner peserta didik pascatindakan LEMBAR KUESIONER PESERTA DIDIK PASCATINDAKAN Identitas Siswa Nama : Kelas/no : Mata Pelajaran: Bahasa Inggris Materi : Recount text Petunjuk Menggunakan Angket 1. Identitas Anda pada lembar angket yang telah disediakan. 2. Berilah tanda centang(√) pada kolom pendapat yang menurut Anda benar tanpa pengaruh orang lain. Setelah angket diisi secara lengkap, mohon lembar angket diserahkan kembali.
No
Pernyataan
Pendapat SS
1.
Saya senang melakukan kegiatan menulis recount text dengan teknik picture series yang
S
R
TS
37
diterapkan oleh guru. 2.
Diterapkannya teknik picture series memudahkan saya dalam menulis recount text.
3.
Dengan teknik picture series yang diterapkan dapat memudahkan saya dalam membuat judul recount text.
4.
Teknik picture series yang diterapkan sangat membantu saya dalam menulis kronologis kejadian/peristiwa secara kronologis.
5.
Menulis recount text dengan teknik picture series yang diterapkan guru melatih saya terampil dalam menulis.
6.
Dalam menulis recount text, menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang menyenangkan setelah diterapkannya tenik picture series.
7.
Pembelajaran menulis dengan teknik ini sangat menyenangkan sehingga saya merasa bersemangat melakukan kegiatan menulis
8.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya merasa suasana kelas saat pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membosankan.
3. Picture Series Picture series merupakan rangkaian gambar yang digunakan dalam memberikan stimulus berupa gambar kepada siswa untuk memudahkan siswa memunculkan ide-ide yang ada serta siswa dapat menulis karangan secara terurut dan teratur. Berikut ini ditampilkan rangkaian gambar imajinatif yang digunakan dalam penerapan teknik picture series pada penelitian ini.
38
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
(sumber: Disney enterprise (2012))
39
4. Planning Organizer Planning Organizer adalah perencanaan sebuah recount text yang berisikan struktur organisasi dan ketentuan-ketentuan yang mendukung teks itu sendiri. Penambahan instrumen ini bertujuan untuk mengingatkan siswa tentang fungsi recount text.
PLANNING ORGANIZER Planning an imaginative recount
What is recount?
-use of past tense = VII
Recount is the text to retell the past events
- linking word to do with time = first, second, then, next, finnaly -participants: I, she, he, Rio, Trisa, Totti
TITTLE
ORIENTATION Who? what?, when? what? where?
SEQUENCE OF EVENTS Event 1
Event 2
RE-ORIENTATION (conclusion and commentary)
Event 3
40
5. Composing Organizer Composing Organizer adalah instrumen yang digunakan untuk mencatat peristiwa-peristiwa penting yang ditayangkan. Kolom-kolom yang tersedia dalam lembaran instrumen ini dituliskan hal-hal penting sesuai dengan urutan gambar yang berisikan ide pokok yang nantinya akan dikembangkan menjadi paragraf. Tujuan digunakannya instrumen ini agar alur cerita tersusun sesuai dengan kronologis kejadian yang ada. COMPOSING ORGANIZER
Composing an imaginative recount Take the ideas from your plan then write down the important points and more details according to the picture series.
41
3.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan pengamatan langsung. Peneliti melakukan pengamatan dan melihat langsung ke lokasi penelitian untuk memeroleh data. Menurut Sudaryanto (1993:133), metode simak ini dapat disejajarkan dengan metode observasi. Tahapan-tahapan dalam pengumpulan data adalah seperti di bawah ini. 1. Mengamati kelas dan staf pengajar yang dipilih selama + tiga bulan. 2. Mengamati dan mencatat teknik mengajar dan tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran. 3. Memberikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan. 4. Menanyakan kesulitan yang dialami oleh siswa.
3.7 Metode dan Teknik Analisis Data Analisis data adalah upaya peneliti menangani langsung masalah yang terkandung dalam data. Metode analisis adalah cara yang ditempuh peneliti untuk memahami permasalahan pemahaman tata bahasa Inggris yang menjadi objek penelitian (Sudaryanto, 1993:6). Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan berupa metode analisis kuantitatif dan metode kualitatif. Kedua metode analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil pada setiap siklus yang dilakukan. Menurut Cohen dkk (2007:461), metode kuantitatif adalah metode yang menggunakan analisis angka (numerical analysis), sedangkan metode kualitatif adalah pengorganisasian dan penjelasan data terkait situasi, pola, tema, kategori, dan kebiasaan.
42
Pada metode analisis kuantitatif penelitian ini, data yang dianalisis adalah hasil kuantitatif dari siswa. Hasil yang diperoleh siswa dikoreksi dengan memberikan nilai yang dihitung untuk mengetahui nilai rerata yang diperoleh siswa guna mengukur kemampuan siswa. Sebaliknya, dalam metode analisis kualitatif data yang diperoleh berupa data observasi, hasil tes, dan dokumentasi dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap siswa dalam
menulis
recount
text
sebelum
dan
setelah
menggunakan
teknik picture series melalui tahapan siklus yang diberikan.
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif Data kuantitatif yang diperoleh dari kegiatan menulis siswa dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan rubrik penilaian menulis yang diadaptasi dari skala rubrik analitik untuk penilaian tes menulis menurut Brown dan Bailey (1984:254). Rubrik penilaian yang digunakan terdiri atas empat kriteria penilaian yang berbeda. Kriteria tersebut adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide (3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Keempat kriteria penulisan tersebut dijabarkan ke dalam tabel rubrik penilaian recount text berikut ini: Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Organisasi Skor Kategori Keterangan - judul yang sesuai 25—22 Sangat Baik - pendahuluan paragraf yang efektif, topik disebutkan dan mengarah pada isi, pengaturan materi mengacu pada perencanaan (harus dapat digeneralisasi oleh pembaca), memberikan bukti yang mendukung dan simpulan bersifat logis dan lengkap - judul yang sesuai 2 21—17 Baik - pendahuluan dan simpulan dari isi
No 1
43
karangan dapat diterima, tetapi ada beberapa ide yang tidak dikembangkan dengan baik. Urutannya logis, tetapi ekspresi transisionalnya tidak tampak - pendahuluan atau simpulan masalah dengan 3 16—12 Cukup urutan isi, generalisasi tidak didukung oleh bukti yang ada, masalah pengorganisasi dan isi karangan - pendahuluan yang diketahui terbatas 4 11—6 Kurang - pengorganisasian dapat dikenal secara langsung - masalah yang tidak lazim dengan pengorganisasian ide, kurangnya bukti pendukung, dan simpulan tidak logis dan organisasi yang tidak cocok - tidak adanya pendahuluan dan simpulan 5 5—1 Sangat - tidak ada organisasi yang terlihat dalam Kurang isi/struktur karangan, kurangnya bukti dan penulis tidak membuat pengorganisasian komposisi (tidak dapat dilihat oleh pembaca) Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254) Pada rubrik penilaian tabel 3.1 penilaian kategori sangat baik misalnya, berkurang nilainya dari 25—22 jika aspek-aspek penilaian seperi judul yang sesuai, pendahuluan paragraf yang efektif, topik disebutkan dan mengarah pada isi, pengaturan materi mengacu pada perencanaan (harus dapat digeneralisasi oleh pembaca), memberikan bukti yang mendukung, dan simpulan bersifat logis dan lengkap tidak disebutkan. Hal ini juga berlaku pada kategori penilaian baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Indikator penilaian ini sangat memengaruhi nilai siswa.
No. 1
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Pengembangan Ide Skor Kategori Keterangan - karangan menggambarkan topik 25—22 Sangat Baik - ide karangan nyata dan dikembangkan secara utuh - materi yang relevan dan isi
44
merefleksikan ide karangan menunjukkan masalah tetapi kehilangan beberapa poin - ide dapat dikembangkan lebih utuh - beberapa ide yang kurang relevan ditunjukkan - pengembangan ide tidak lengkap 3 16—12 Cukup atau karangan cenderung mengacu pada topik - ide tidak lengkap 4 11—6 Kurang - karangan tidak merefleksikan pemikiran yang teliti atau ditulis secara tergesa-gesa dan upaya yang tidak seimbang pada isi ide tidak lengkap 5 5—1 Sangat Kurang - karangan tidak merefleksikan yang teliti atau ditulis dengan tergesagesa dan ketidakseimbangan isi Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254) 2
21—17
Baik
-
Tabel 3.2 menggambarkan rubrik penilaian recount text dari aspek penilaian penegmbangan ide. Skor 5—1 berkurang jika siswa menyebutkan jika pada karangan siswa terdapat ide tidak lengkap, karangan tidak merefleksikan yang teliti atau ditulis dengan tergesa-gesa, dan ketidakseimbangan isi. Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Recount Text, Aspek Penilaian Tata Bahasa No Skor Kategori Keterangan - kefasihan tata bahasanya seperti 1 25—22 Sangat Baik penutur asli - penggunaan relative clause, prepositions, modals, articles, verb, pronoun, conjunction, adverb, forms and tense sequencing, dan lainnya dengan benar dan tidak ada pemisahan dalam kalimat. - keahlian tata bahasa lebih baik 2 21—17 Baik - beberapa masalah tata bahasa tidak memengaruhi komunikasi walaupun penulis menyadari hal tersebut dan tidak terdapat pemisahan dalam kalimat - ide diketahui oleh pembaca tapi 3 16—7 Cukup masalah tata bahasa nampak
45
-
pemasalahan tata bahasa terlihat dan memberikan efek negatif dalam komunikasi dan adanya pemisahan kalimat - adanya sejumlah masalah tata bahasa 4 11—6 Kurang yang serius terkait dengan ide - membutuhkan beberapa kajian ulang beberapa pokok bahasan tata bahasa - kalimat susah dibaca - masalah tata bahsa yang tidak lazim 5 5—1 Sangat Kurang ditemukan pada pesan - pembaca tidak dapat memahami ide penulis dan struktur kalimat tidak dapat dipahami Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254) Tabel 3.3 menunjukkan bahwa pada aspek penilaian tata bahasa, pemberian skor 11—6 berkurang jika dalam karangan siswa ditemukan adanya sejumlah masalah tata bahasa yang serius terkait dengan ide, membutuhkan beberapa kajian ulang beberapa pokok bahasan tata bahasa, kalimat susah dibaca. Pemberian skor pada rentang nilai lainnya disesuaikan dengan kategori yang ada.
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Recount Text, Kriteria Penilaian Mekanik Skor Kategori Keterangan - penggunaan pangtuasi/tanda baca dan 25—22 Sangat ejaan bahasa Inggris benar Baik - penggunaan penulisan bahasa Inggris yang lazim - batasan kiri dan kanan, semua huruf kapital yang dibutuhkan, spasi paragraf, tanda baca dan ejaan sangat rapi - terdapat beberapa masalah tanda baca 2 22—17 Baik dalam penulisan - kesalahan ejaan yang kadang-kadang terjadi - rata kiri benar, kertas rapi, dan dapat dibaca - menggunakan penulisan yang umum 3 16—12 Cukup
No 1
46
tetapi memiliki masalah mengecoh pembaca kesalahan tanda baca mengganggu ide masalah yang serius dengan format 4 11—6 Kurang penulisan - bagian-bagian karangan tidak dapat dibaca kesalahan penulisan tanda baca - tidak dapat mengedukasi pembaca - kelalaian penuh dalam penulisan bahasa 5 5—1 Sangat Inggris yang lazim Kurang - tulisan tidak dapat dipahami - tidak adanya penggunaan huruf kapital, tidak ada margin, dan kesalahan ejaan yang parah Sumber adaptasi: Brown & Bailey (1984:254) -
Tabel 3.4 berisikan rubrik penilaian recount text aspek mekanik. Rentang nilai 16—12 dalam kategori cukup berkurang skornya jika ditemukan kesalahankesalahan berikut, yaitu menggunakan penulisan yang umum tetapi memiliki masalah, mengecoh pembaca, dan kesalahan tanda baca mengganggu ide. Penilaian yang sama juga berlaku pada kategori yang lainnya dengan mempertimbangkan unsur-unsur penilaian per kategori. Selanjutnya perolehan skor siswa dianalisis berdasarkan rubrik penilaian tersebut yang dianalisis menggunakan teori statistik deskriptif dengan level kemampuan dan ketercapaian dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diterapkan oleh SMP Angkasa Kuta sebagai berikut. Tabel 3.5 Level Kemampuan dan Ketercapaian KKM Jumlah Skor Kriteria Kemampuan Ketercapaian KKM 90—100
Excellent (sangat baik)
Terlampaui KKM
79—89
Good (baik)
Terlampaui KKM
78
Sufficient (cukup)
Tercapai KKM
60—77
Insufficient (kurang)
Belum tercapai KKM
40—59
Poor (sangat kurang)
Beum tercapai KKM
47
Sumber : Kurikulum SMP Angkasa Kuta tentang Penetapan Penilaian dan ketercapaian KKM
Setelah menentukan nilai siswa berdasarkan level kemampuan dan ketercapaian KKM langkah berikutnya adalah mengukur tingkat partisipatif siswa dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Purwanto (2010:90) untuk menentukan rerata kelas (mean) dan persentase respons dari kuisioner siswa siswa. Adapun rumus tersebut adalah: ∑X X
= N
Keterangan : Mean ( X ) X N ∑
: rerata siswa : hasil siswa : jumlah siswa : jumlah keseluruhan
Jumlah siswa yang memilih jawaban % respons :
X 100% Jumlah seluruh siswa
3.7.2 Analisis Data Kualitatif Data kualitatif yang diperoleh berupa observasi, tes, dan dokumentasi dianalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap siswa dalam menulis recount text sebelum dan setelah teknik picture series diberikan. Data hasil analisis siklus I menjadi refleksi untuk silkus II sehingga dapat
48
dilaksanakan perbaikan dalam proses pembelajaran tentang metode yang digunakan.
3.8 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Dalam penyajian data dapat disajikan dalam metode formal, yaitu dengan menampilkan simbol-simbol, gambar, catatan, dan sebagainya. Sebaliknya metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa atau menggunakan bahasa yang sejelas-jelasnya (Sudaryanto, 1993:146). Menurut Sugiyono (2011: 249) penelitian kuantitatif penyajian data ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian sigkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan sejenisnya.
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Sebelum Menggunakan Teknik Picture Series pada Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung Kemampuan siswa menulis recount text sebelum menggunakan teknik picture series pada kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) pratindakan, (2) hasil pratindakan secara kuantitatif dan kualitatif, dan (3) hasil kuesioner yang dijabarkan sebagai berikut. 4.1.1 Pratindakan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada kelas VIII A di SMP Angkasa Kuta tahun ajaran 20012/2013 dengan topik kemampuan menulis recount text menggunakan teknik picture series. Hasil dan pembahasan yang ditemukan di lapangan diuraikan dan bertujuan untuk memperkuat penelitian yang telah dilaksanakan di kelas tersebut. Pelaksanaan pratindakan dilakukan pada Kamis, 14 Maret 2013 diikuti oleh 31 orang siswa. Pada pelaksanaan pratindakan ini picture series belum diaplikasikan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, peneliti bertindak sebagai pengamat dan menuliskan hasil pengamatan pada lembaran observasi yang telah disiapkan.
4.1.2 Hasil Pratindakan Secara Kuantitatif dan Kualitatif Pelaksanaan pratindakan di kelas VIII A SMP Angkasa Kuta terdiri atas dua bagian analisis, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
49
50
4.1.2.1 Analisis Kuantitatif (Pratindakan) Dari lembar observasi yang ada dapat dicatat bahwa penyampaian materi ajar yang dilakukan oleh guru kurang efektif karena hanya dilakukan dengan metode ceramah. Dalam penyampaian materi dalam pembelajaran dengan metode ini, siswa terlihat kurang antusisas menerima pelajaran. Ini disebabkan karena stumulus yang diberikan guru kurang sehingga respons yang didapatpun minimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil karangan siswa. Hanya 5 orang siswa yang mampu memeroleh nilai KKM 78 sedangkan siswanya tidak. Hasil karangan siswa kurang maksimal karena tidak adanya acuan dalam menulis kronologis cerita yang dijelaskan oleh guru.
Pada kegiatan pratindakan guru hanya
menyampaikan sebuah contoh cerita dengan judul
“Miss the Bus” tanpa
mengaplikasikannya dengan picture series. Selanjutnya siswa menuliskan karangan mereka sesuai dengan judul yang diinginkan. Hasil karangan siswa secara kuantitatif dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tabel 4. 1 Hasil Evaluasi Belajar Pratindakan Perincian Nilai Nama Siswa Judul Recount Text 1 2 3 21 Agus Ariawan Vacation in the Village 18 17 18 Alfran Hasan A New Year Holiday 16 16 17 Bujangga Gede Holiday 16 16 Dandy C. B. T. Kebun Raya Bedugul 18 18 16 16 Ezra Aprilia H. Chased The Dog 15 15 21 Fadly Reza A. Holiday and New Year 18 19 20 Greatta Agatha New Year 16 16 16 Hendrawan H. New Year and Holiday 13 17 17 Kadek Susrama New Year Holiday 19 17 17 Kinanti Anggia New Year 17 15 Nesya Listi Holiday and New Year 18 17 17 20 Ni K. Santi M. Holiday and New Year 16 18
4 22 20 20 20 16 21 20 20 20 20 18 18
Skor 78 70 69 72 62 79 72 66 73 69 70 72
51
13
Nina Jihan D.
14
Nungky K.
15 16 17
Nurhadi Octaviano M. M. Prahasta N.
18 19
Rama Sandya Rio Agustino
Accident BMW death son Hatta Rajasa Call Soon KPK Agriculture Minister KPK not neet police investigate case srindik Happy New Year Holiday Roy Marten Angry Because Not Allowwed to see Raffi Ahmad Holiday and New Year Accident in Banyumas Central Java Aurora The Wild Cycling at Renon My Teddy Bear Ants and Grasshopper Fishing Holiday The Tails Goat Holiday in the beach Holiday Bedugul Vacation Vacation
15
17 18 18 16
15
16
19
65
16
17
20
70
15 17 16
15 18 17
19 18 20
67 71 69
19 14
15 16
20 19
64 63
10 14
20 Safira 18 19 21 20 Santi Noviyanti 18 18 20 21 Shabilla 19 18 21 16 Shinta Diah K. 14 15 19 17 Tita Vionita 15 15 19 20 Titian Eka P. 20 17 21 Umu Kalsum 21 18 16 18 18 Wahyu Aditya 19 18 20 19 Wulan Tri A. 19 16 16 15 Wulandari N.P. 16 14 18 Yuni Antari 20 15 15 18 Idah Hayati 17 15 14 19 Rata-rata Kelas 18 17 16 19 Keterangan: (1)organisasi, (2) pengembangan ide,(3) tata bahasa, dan (4) mekanik 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nilai tertinggi siswa menulis recount text pada tabel 4.1 adalah 79 yang mampu diraih oleh 2 orang siswa. Selanjutnya 3 orang siswa mampu memeroleh nilai 78. Hal ini berarti siswa telah mampu mencapai KKM dan nilai terendah adalah 62 yang diperoleh oleh 1 orang siswa. Hanya 5 orang siswa dalam pratindakan yang mampu memenuhi nilai KKM sedangkan 26 siswa lainnya tidak. Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini.
78 76 79 64 66 78 73 75 70 63 68 65 70
52
Tabel 4.2 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan) Nilai Yang Aspek Penilaian diperoleh Siswa 1 2 3 4 25--22 21--17 16--12 11--6 5--1
0 22 6 1 0
0 15 16 0 0
0 15 16 0 0
1 28 2 0 0
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 21 (4 orang siswa) dan 10 (1 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 2 (pengembangan ide) adalah 20 (1 orang siswa) dan 14 (1 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 19 ( 2 orang siswa) dan 14 (2 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik) adalah 22, (1 orang) dan 16 (2 orang siswa). Nilai rerata 18 untuk aspek 1, 16 untuk aspek 2, 16 untuk aspek 3, dan 19 untuk aspek 4. Selanjutnya pemerolehan nilai siswa pada pratindakan dapat digambarkan pada dua grafik di bawah ini.
Grafik 4.1 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan)
53
Grafik 4.2 Nilai Rerata Empat Aspek Penilaian (Pratindakan) Dari grafik 4.1 dan 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 6% siswa memeroleh nilai baik yang mengindikasikan bahwa mereka mampu memeroleh nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu pada skor 78, selanjutnya 9,6% dari 31 siswa memeroleh nilai cukup, dan 83% mendapat nilai kurang. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 70.22. Berdasarkan
penetapan KKM SMP Angkasa Kuta, nilai pratindakan ini
menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text masih rendah dan ke depannya diperlukan peningkatan dengan menggunakan picture series. Dari empat aspek penilaian pada grafik 4.2 dapat disimpulkan bahwa aspek penilaian nomor 2 dan 3 memiliki nilai rerata yang paling rendah, yaitu 16 yang selanjutnya menjadi perhatian utama dalam pelaksanaan siklus I.
4.1.2.2 Analisis Kualitatif (Pratindakan) Penilaian
pada
penulisan
recount
text
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Brown & Bailey
54
(1984:254)
yang
membagi
kriteria
penilaian
menjadi
(1)
organisasi,
(2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Pada aspek organisasi karangan siswa dianalisis berdasarkan empat dimensi, yaitu (1) judul /tittle, (2) pendahuluan / orientation, (3) isi / events, dan (4) simpulan/ re-orientation. Pada aspek penilaian 1, judul harus sesuai dengan isi karangan; pada aspek penilaian 2 harus ada pendahuluan yang terdiri atas pengenalan tokoh, waktu, dan tempat; pada aspek penilaian 3 yaitu isi harus ada kronologis cerita yang ditulis secara teratur; dan pada aspek penilaian 4, simpulan harus berisikan komentar pribadi penulis. Aspek pengembangan ide karangan siswa dianalisis berdasarkan dua dimensi, yaitu (1) karangan yang ditulis siswa harus menggambarkan topik dan (2) ide cerita dikembangkan secara utuh yang dalam setiap paragraf yang dibuat harus disertakan kalimat utama dan kalimat pendukung. Lebih lanjut aspek tata bahasa dilihat dari ada tidaknya kesalahan tata bahasa yang dilakukan, contohnya kesalahan penggunaan bentuk tenses, kesalahan penggunaan verb, kesalahan penggunaan gerund, kesalahan penggunaan pronominal, kesalahan penggunaan nomina, kesalahan penggunaan bentuk jamak, dan kesalahan tata bahasa lainnya. Terakhir aspek mekanik, yang menganalisis kesalahan-kesalahan yaitu kesalahan ejaan, diksi, pola kalimat, tanda baca, dan kesalahan mekanik lainnya. Lebih lanjut analisis kualitatif dapat dilihat pada karangan siswa di bawah ini.
55
Contoh Karangan S01 Vacation in the Village Monday, December 31, My Family and I rushed for new year holiday in my village in Buleleng. We set out to use the car band go from house to Buleleng at 08.00 A.M, Along the car we just sat and meals. When we’ve been through Bedugul, We see from inside the car is very beautiful scenery, and a few moments later I had overslept. After I woke up it turned out we arrived in the village. there I met grandfather, grandmother and cousin. I was happy because me had not meet with them. the day was getting late, I quickly showered and Rushed to prepare the tools for new year. We only burn corn and chicken. I am very Happy to be with them to blame the fireworks. Perbaikan karangan S01. Vacation in the village On Monday, December 31, my family and I rushed for new year holiday in my village in Buleleng. We set out using the car band went out from house to Buleleng at 08.00 A.M. Along the way we just sat and had meals. Along the way to Bedugul, We saw from the car, the scenery was very beautiful, and a few moments later I overslept. When I woke up, we arrived in the village. There I met grandfather, grandmother and cousin. I was happy because I had not met with them for long time. It almost late in the afternoon, I quickly showered and rushed to prepare the tools for new year. We only grilled corn and chicken. I was very happy being with them to have the fireworks.
Judul Pendahuluan
Isi
Simpulan
Judul Pendahuluan
Isi
Simpulan
Pada karangan siswa S01 di atas ditemukan bahwa judul yang dituliskan telah sesuai dengan isi karangan.
Pada dimensi pendahuluan, ada Monday,
December 31 (waktu), my family and I (tokoh), dan Buleleng (tempat).
Hal ini
membuktikan bahwa siswa ini telah mampu menjabarkan tiga bagian dari pendahuluan dengan baik. Selanjutnya, pada bagian isi, siswa telah mampu menjabarkan kronologis cerita dengan baik yang diawali dengan cerita keberangkatan, kegiatan selama di desa, dan penjelasan akhir perayaan tahun
56
baru.
Pada bagian simpulan siswa menceritakan bahwa dia merasa gembira
merayakan tahun baru di desa (I am very happy to be with them to blame the fireworks). Pada aspek nomor 2, karangan siswa selanjutnya dianalisis apakah karangan tersebut telah menggambarkan topik yang ide cerita dikembangkan secara utuh dan setiap paragraf berisikan kalimat utama dan kalimat pendukung. Karangan S01 telah memiliki topik yang sesuai dengan judul karena alur ceritanya dirangkai secara teratur dari keberangkatan sampai ke tempat tujuan, yaitu sebuah desa di Buleleng. Kalimat utama pada paragraf dua adalah ―We set out to use the car and go from the house to Buleleng at 08.00 A.M.” Kalimat pendukungnya adalah ―Along the car ……. I had overslept. Pada aspek tata bahasa ditemukan empat jenis kesalahan, yaitu (1) kesalahan penggunaan preposisi, (2) kesalahan penggunaan gerund, (3) kesalahan tense, dan (4) kesalahan kata kerja.
No. 1.
2.
Tabel 4.3 Kesalahan Tata Bahasa S01 (Pratindakan) Jenis Karangan Siswa Perbaikan Kesalahan Kesalahan Monday, December 31, My On Monday, December Penggunaan Family and I rushed for 31, my family and I Preposisi new year holiday in my rushed for new year village in Buleleng. holiday in my village in Buleleng.
Kesalahan Penggunaan Gerund
When we’ve been through Bedugul.
Along the way to Bedugul
We set out to use the car band go from house to Buleleng at 08.00 A.M
We set out using the car band went out from house to Buleleng at 08.00 A.M
57
3.
4.
Kesalahan Tenses
Kesalahan Kata Kerja
We set out to use the car band go from house to Buleleng at 08.00 A.M
We set out using the car band went out from house to Buleleng at 08.00 A.M
Along the car we just sat and meals.
Along the way we just sat and had meals
We see from inside the car is very beautiful scenery, and a few moments later I had overslept.
We saw from the car, the scenery was very beautiful, and a few moments later I overslept.
the day was getting late, I quickly showered and Rushed to prepare the tools for new year.
It almost late in the afternoon, I quickly showered and rushed to prepare the tools for new year.
I am very Happy to be with them to blame the fireworks
I was very happy being with them to have the fireworks.
a few moments later I had overslept.
a few moments later I overslept.
Merujuk pada tabel 4.3 tentang aspek tata bahasa, kesalahan penggunaan preposisi yang dilakukan siswa, preposisi ditempatkan sebelum atau sesudah nomina (Leech, 2007; 71). Terkait dengan pendapat tersebut, kesalahan yang dilakukan oleh S01 adalah siswa tidak menggunakan on yang ditempatkan sebelum nomina untuk penyebutan waktu dalam kalimat ―Monday, December 31 my family and I rushed for new year holiday in my village in Buleleng”. Kesalahan penggunaan gerund. Menurut Leech (2007:20) gerund adalah penjelas yang digunakan untuk menjelaskan kata benda. Pelengkap dapat berupa subjek, objek atau pelengkap dalam kalimat yang berdiri sendiri tanpa kata kerja
58
bantu. Kesalahan penggunaan gerund yang dilakukan oleh S01 terletak pada kata to use seharusnya yang benar adalah using sehingga kalimat tersebut menjadi ―We set out using the car band went out from house to Buleleng at 08.00 A.M”. Selanjutnya, kesalahan tenses yang dilakukan oleh S01 yang terdiri atas kesalahan penggunaan auxiliary dan verb. Menurut Dykes (2006:49) auxiliary berasal dari kata auxilium yang berarti “bantu”. Dalam grammar, merujuk pada verbs yang digunakan dalam bentuk waktu. Kata bantu diambil dari verbs to be dan to have. Kesalahan to be yang dilakukan siswa terletak perubahan bentuk present ke past pada kata is yang seharusnya diubah menjadi was dan am menjadi was. Kemudian, menurut Leech (2006:119) verbs berasal dari bahasa Latin verbun yang berarti kata ―kata‖ dalam artian melakukan atau memiliki. Verbs dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu regular dan irregular verb. Kebanyakan dari verbs adalah regular verb yang memiliki empat bentuk seperti; help (infinitif), helps (present yang bersesuai dengan orang ketiga tunggal), helped (past form) dan helping (continuous). Irregular verb termasuk dalam bentuk verba umum dan auxiliarly verbs. Fungsi kedua bentuk yang verb yang ada dibagi menjadi infinite dan non-finite verb.
Finit dan non-finite yang berarti tidak lengkap karena
mereka tidak memiliki sebuah subjek atau benda yang melakukan aksi. Non-finite verb juga tidak menunjukkan waktu. Finit verb memiliki subjek contohnya, “I hope (present) John hoped (past)”. Bentuk yang paling umum dapat dikenali dari non-finite verb adalah to-infinitive contohnya, to drink, to be, to laugh (Dykes, 2007:42).
Merujuk pengertian verb, kesalahan penggunaan yang
59
dilakukan oleh S01 yang terletak pada had overslept, seharusnya overslept sehingga kalimat tersebut menjadi ―a few moments later I overslept”. Dari aspek mekanik pada karangan S01 ditemukan tiga jenis kesalahan, yaitu seperti dibawah ini.
No 1.
Tabel 4.4 Kesalahan Mekanik S01 (Pratindakan) Jenis Karangan Siswa Perbaikan Kesalahan Kesalahan My Family and I my family and I Penggunaan there I met grandfather, There I met grandfather, Huruf grandmother and cousin. grandmother and cousin. Kapital
2.
Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
A.M,
A.M.
3.
Kesalahan Diksi
Along the car we just sat and meals.
Along the way we just sat and had meals
the day was getting late
It was almost late in the afternoon
We only burn corn and chicken
We only grilled corn and chicken
Kesalahan mekanik yang dilakukan oleh S01 adalah kesalahan penggunaan huruf kapital. Huruf kapital biasanya ditulis pada awal kalimat namun siswa menggunakannya di tengah kalimat pada kata family. Selanjutnya kesalahan penggunaan tanda baca dalam penulisan kalimat A.M, seharunya ditulis A.M. yang merupakan singkatan dari ante meridian. Kemudian kesalahan diksi juga terjadi pada aspek mekanik dalam contoh kalimat “we only burn corn and grilled chicken”. Kata burn (bakar) seharusnya diganti menggunakan grilled (panggang).
60
Selanjutnya, analisis kualitatif kesalahan yang dilakukan siswa dengan nomor urut 11 (S11)
pada pratindakan.
Analisis kualitatif karangan S11
dianalisis dengan cara yang sama dengan karangan sebelumnya. Analsis karangan S11 adalah sebagai berikut. Contoh karangan S11 Holiday and New Year I get the vacation for two weeks. I spent the holiday and new year with walking trails with friend and family. I went to friend wo celebrat Christmas with friend there share the joy together. In my house just watching. TV and playing games. Five days before school I went to stationary shop fruit pen and books. At the time the new year didn’t go anywhere but but my friends picked me up me to go way street. day and night. I was freasy preparing his show for new year eve with roasted corn and grilled chicken I am also very happy with them to enliven the new year eve with fireworks and firecrackers turn of the year is was time to set of fireworks and firecrackers and all were very happy.
Perbaikan karangan S11 Holiday and New Year I had a vacation for two weeks. I spent the holiday and new year by wondering with friend and family. I went to friend’s house to celebrate Christmas together. In my house I was watching TV and playing games. Five days before school, I went to stationary shop bought some fruit, pen and books. In the new year, I didn’t want to go out but my friend wanted to pick me up and went to the street. The day went so fast. I prepared the roasted chicken and grilled some corn for new year with family and friends. I was very happy with them by setting on the fireworks and firecrackers.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Judul Pendahuluan
Isi
Simpulan
61
Pada karangan S11, judul yang dituliskan sudah sesuai dengan isi karangan. Pada dimensi pendahuluan, ada I, friend, dan family (tokoh), in my house (tempat), holiday and new year (waktu). Keterangan tokoh, waktu, dan tempat yang dituliskan pada dimensi pendahuluan tersebut menunjukkan bahwa siswa telah mampu menjabarkan tiga bagian pendahuluan. Namun, pada keterangan waktu, tulisan yang dibuat siswa tidak berisikan waktu yang pasti berupa tanggal, bulan dan tahun kejadian tersebut berlangsung karena karangan siswa pada pratindakan dibuat berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Pada dimensi isi, siswa menjabarkan kronologis cerita, tetapi kegiatan yang dilakukan tidak koheren. Hal tersebut dapat dilihat pada awal cerita, yaitu siswa menceritakan bahwa ia libur dalam dua minggu dalam kalimat ―I get the vacation for two weeks”, kemudian merayakan natal bersama teman hingga merayakan tahun baru. Tidak koherennya bagian isi tersebut dilihat dari rentang waktu yang dituliskan. Natal dan perayaan tahun baru memiliki rentang waktu lima hari, sedangkan pada bagian awal karangan siswa menuliskan dua minggu. Pada dimensi simpulan, siswa telah menyertakan komentar simpulan yang berisikan perasaan yang gembira menyambut tahun baru dengan menyalakan kembang api dalam kalimat “I am also very happy……fireworks and firecrackers and all were very happy”. Dalam aspek pengembangan ide, terjadi kerancuan pengembangan ide yang dibuktikan dalam penggalan kalimat “I went to my friend house…… In my house just watching TV and playing games”. Dalam kalimat tersebut, siswa menceritakan pengalamannya selama liburan menjelang tahun baru berlangsung.
62
Hal yang dilakukan adalah pergi ke rumah temannya namun di kalimat berikutnya siswa mengatakan bahwa ia sedang di rumah menonton televisi dan bermain game. Berikutnya “At the time the new year did not go anywhere…..but my friend pick me up to go away street”. Dalam kalimat tersebut, siswa menyatakan dirinya tidak keluar rumah, tetapi temannya mengajaknya keluar. Hal tersebut menunjukkan bahwa kalimat utama yang dibuat dalam setiap paragrafnya tidak didukung oleh anak-anak kalimat sebagai keutuhan sebuah paragraf. Selanjutnya dalam aspek tata bahasa, ditemukan tiga jenis kesalahan yang dapat dijabarkan pada tabel berikut.
No 1.
2. 3.
Tabel 4.5 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Pratindakan) Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan Kesalahan to set of fireworks by setting on fireworks Penggunaan Preposisi Kesalahan to set of fireworks by setting on fireworks Penggunaan Gerund Kesalahan Tenses I am also very happy I was also very happy
Kesalahan penggunaan preposisi dan kesalahan juga terjadi pada S11, siswa S11 dalam penggalan kalimat ―to set of fireworks” seharunya yang benar menjadi “by setting on fireworks”. Selanjutnnya pada kesalahan tenses, terjadi kesalahan penggunaan to be dalam kalimat “I am also very happy”. To be am seharusnya diganti menjadi was dengan subjek I. Aspek terakhir, yaitu aspek mekanik pada karangan siswa S11 di temukan tiga kesalahan, yaitu sebagai berikut.
No 1.
Tabel 4.6 Kesalahan Mekanik S11 (Pratindakan) Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan Kesalahan In my house just watching. In my house just
63
2.
Penggunaan Tanda Baca Kesalahan Ejaan
3.
Kesalahan Diksi
TV and playing games I went to friend wo celebrat Christmas shop fruit pen and books.
watching TV and playing games. I went to friend wo celebrat Christmas bought fruit pen and books
Kesalahan penggunaan tanda baca juga terjadi pada karangan S11. Siswa menggunakan tanda titik (.) di tengah kalimat, seharusnya (.) diletakkan di akhir kalimat. Kemudian kesalahan ejaan terdapat pada kata wo dan celebrat yang maksud siswa menulis kata to dan celebrate. Selanjutnya kesalahan diksi, pemilihan kata shop kurang tepat dalam kalimat “shop fruit pen and books” seharusnya diganti menggunakan kata bought (past form) yang berarti membeli. Karangan siswa lainnya yang kurang baik dapat dilihat dibawah ini. Contoh Karangan S05 Chased the Dog Last year I once in chased the dog in street Kubu anyar and hours 06.00 Am My mother already planned wisn went to market. But I waked up late because very night to slept. Next day continued as wont although my mother just angry. Night also arrive I straighted slpeted on o’clock 09.00 PM. I hurry up to reset alarm to o’clock 06.00 Am. Morning also finally just to p’clock 06.00 Am. First made drank to parents and direct bath and went to market. On street saw a dog just slepated in roadside. Not purpose on overaode tail. So that the dog chased. me, I fear the dog caused me trauma to dog. I not fear the dog because I had two dogs with named Choky and Molly.
Judul Pendahuluan
Isi
Simpulan
64
Perbaikan karangan S05 Chased the dog Last year, I was chased by dog in Kubu Anyar Street at 06.00 AM. My mother already planned to go to market. I wake up late because I went to bed late last night. On the next day I woke up late again and my mother was angry. I reset alarm at 06.00 AM then I went to bed at 09.00 PM. In the morning I woke up at 06.00 AM. I prepared the morning coffee for my parents directly took a bath and went to the market. On the way to the market I saw a dog slept at the road side. Unconsciously, I stepped on its tail and the dog chased me. I had traumatic experience with the dog. I love the dog because I had two dogs named Choky and Molly.
Judul Pendahuluan
Isi
Simpulan
Contoh karangan S05 di atas merupakan recount text yang disusun kurang baik, misalnya pada kalimat ―Last year I once in chased the dog in street Kubu anyar and hours 06.00 Am. Bagian pendahuluan sudah cukup dalam penyampaian informasi kepada pembaca bahwa penulis dikejar anjing pada pukul 6.00 pagi tahun lalu di Jalan Kubu Anyar. Di samping itu, pada dimensi isi, peristiwa atau rangkaian kejadian masih rancu. Kurangnya bukti pendukung, simpulan yang tidak logis dan tidak sesuai dengan isi karangan dan dapat dilihat pada judul Chased the Dog. Kemudian pada simpulan ditulis bahwa trauma dengan anjing sedangkan pada kalimat berikutnnya ditulis bahwa ia tidak takut dengan anjing karena memiliki dua ekor anjing yang bernama Choky dan Molly pada kalimat “I fear the dog because me trauma to dog. I not fear the dog because I had two dog with named Choky and Molly”. Hal ini menunjukkan tidak adanya koherensi antar kalimat.
Selain permasalahan tersebut juga terdapat banyak masalah dalam
pemilihan kata, tata bahasa, ejaan serta tanda baca sehingga pembaca sulit untuk memahami maksud isi karangan tersebut.
65
Berikutnya pada aspek tata bahsa ditemukan tiga kesalahan yang diuraikan lebih lanjut pada tabel di bawah ini.
No 1.
2.
3.
4.
Tabel 4.7 Kesalahan Tata Bahasa S05 (Pratindakan) Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan Kesalahan Next day continued as wont On the next day I Penggunaan although my mother just angry. woke up late again Preposisi and my mother was angry Kesalahan Last year, I was Last year I once in chased the Tenses chased by dog in dog in street Kubu anyar and Kubu Anyar Street at hours 06.00 Am 06.00 AM.
Kesalahan Penggunaan Kata Kerja
Kesalahan Pola Kalimat
My mother already planned wisn went to market.
My mother already planned to go to market.
I waked up very night to slept.
I wake up late last night.
my mother just angry
My mother was angry
Night also arrive I straighted slpeted on o’clock 09.00 PM.
I reset alarm at 06.00 AM then I went to bed at 09.00 PM.
Not purpose on overaode tail.
Unconsciously, I stepped on its tail
I not fear the dog
I love the dog
street Kubu anyar
Kubu Anyar Street
Contoh kesalahan yang tampak pada S05 adalah kesalahan penggunaan kata kerja.
Kalimat siswa “I not fear the dog” tidak menggunakan to do (did)
untuk kalimat negatifnya sedangkan untuk kalimat positifnya adalah “I love the
66
dog”. Kemudian kesalahan pola kalimat juga tampak pada kalimat “street Kubu Anyar”. Kalimat tersebut tidak sesuai dengan pola kalimat bahasa Inggris dengan pola diterangkan menerangkan (DM) sehingga kalimat tersebut seharusnya “Kubu Anyar street”. Analisis kesalahan mekanik pada karangan S05 dijabarkan sebagai berikut.
No 1.
Tabel 4.8 Kesalahan Mekanik S05 (Pratindakan) Jenis Kesalahan Karangan Siswa Perbaikan Kesalahan Ejaan o’clock 06.00 Am. at 06.00 AM.
2.
Kesalahan Diksi
made drank to parents
3.
Kesalahan format paragraf
Penulisan paragraf baru tidak menjorok ke dalam.
prepared the morning coffee for my parents Penulisan paragraf baru menjorok ke dalam.
Contoh kesalahan pada aspek mekanik yang tampak adalah kesalahan format paragraf. Pada karangan S05, siswa tidak menuliskan karangan sesuai dengan kaidah penulisan pargaraf yang berlaku yaitu penulisan alenia baru dalam karangan harus menjorok ke dalam. Dari karangan 31 orang siswa yang mengikuti kegiatan pratindakan dari aspek organisasi ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 14 orang siswa karena tidak menuliskan secara lengkap tokoh, waktu, dan tempat. Dari aspek pengembangan ide ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 18 orang siswa karena pada karangan mereka tidak ditemukan adanya kalimat pendukung yang membuat suatu paragraf menjadi utuh dan memiliki koherensi. Dalam aspek tata bahasa ditemukan empat kesalahan, yaitu (1) kesalahan penggunanaan preposisi, (2) kesalahan penggunaan gerund, (3) kesalahan tenses, (4) kesalahan kata kerja.
67
Selanjutnya, dari aspek mekanik ditemukan lima kesalahan yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf kapital; (2) kesalahan ejaan; (3) kesalahan diksi; (4) kesalahan format paragraf; dan (5) kesalahan pola kalimat. Dari keempat kesalahan ini dapat dijabarkan berupa 45% organisasi, 58% kesalahan pengembangan ide, 80% kesalahan tata bahasa, dan 25% kesalahan mekanik.
4.1.3 Hasil Kuesioner Silkus Pratindakan Tabel 4.9 Hasil Kuesioner Pratindakan No Pernyataan Pendapat 1 Saya senang melakukan kegiatan menulis SS recount text dengan metode ceramah. S
2
Diterapkannya metode ceramah memudahkan saya dalam menulis recount text.
3
Metode ceramah yang diterapkan dapat memudahkan saya dalam membuat judul recount text.
4
Pemaparan materi dengan metode ceramah yang diterapkan sangat membantu saya dalam menulis kronologis kejadian/peristiwa secara terurut dan terarah. Menulis recount text dengan metode ceramah yang biasa diterapkan guru melatih saya terampil dalam menulis.
5
6
Dalam menulis recount text, menyusun struktur organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal yang benar merupakan hal yang menyenangkan.
R TS SS S R TS SS S R TS SS S R TS
Pemilih 3 5 8 15 2 2 9 18 0 3 10 18 2 7 7 15
SS
3
S R TS SS
8 7 13 2
S R TS
4 9 16
68
7
Pembelajaran menulis dengan ceramah sangat menyenangkan sehingga saya merasa bersemangat melakukan kegiatan menulis
SS S R TS
0 5 2 24
8
Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya merasa suasana kelas saat pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak membosankan.
SS S R TS
4 6 8 13
Dari hasil kuesioner dapat dilihat bahwa pertanyaan nomor 1 (Saya senang melakukan kegiatan menulis recount text dengan metode ceramah ditemukan 15 jawaban siswa yang TS (Tidak Setuju). Contoh lainnya adalah pada pertanyaan nomor 7 (Pembelajaran menulis dengan ceramah sangat menyenangkan sehingga saya merasa bersemangat melakukan kegiatan menulis) ditemukan 24 orang siswa yang menjawab TS. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah kurang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis recount text siswa. Dengan demikian dipandang perlu mengaplikasikan teknik picture series
dalam upaya
meningkatkan kemampuan menulis siswa.
4.1.4 Refleksi Pratindakan Dari hasil pratindakan dapat disimpulkan bahwa dari kajian kuantitatif ada lima orang siswa yang telah memenuhi KKM dan 26 orang siswa tidak memenuhinya. Pada hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa dari empat jenis kesalahan, kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa adalah kesalahan tata bahasa sebanyak 80%. Hasil kuesioner menunujukkan bahwa pembelajaran dengan metode ceramah kurang efektif dalam meningkatkan kemampuan menulis
69
recount text siswa. Selanjutnya kesalahan tata bahasa dan pengaplikasian picture series menjadi perhatian khusus pada pelaksanaan siklus I.
4.2 Kemampuan Siswa Menulis Recount Text Setelah Menggunakan Teknik Picture Series pada kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kelas VIII di SMP Angkasa Kuta dalam pembelajaran menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I (11 April 2013-18 April 2013 ) dan siklus II (9 Mei 2012-10 Mei 2013 ).
4.2.1 Siklus I Proses pelaksanaan siklus I dirancang dengan menyesuaikan desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikombinasikan dengan teknik picture series. Ada empat tahapan dilaksanakan dalam proses pembelajaran siklus I, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. 4.2.1.1 Perencanaan Siklus I ( Rabu, 3 April 2013) Perencanaan siklus I disusun untuk merencanakan beberapa persiapan yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis recount text. Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan siklus I adalah sebagai berikut: 1. Memilih materi Dalam memilih materi pada tahap ini disiapkan materi dan contoh karangan recount text yang akan digunakan untuk pembelajaran menulis recount text.
70
Pemilihan materi yang diajarkan pada setiap siklus diambil berdasarkan kurikulum KTSP untuk sekolah menengah pertama (SMP). Pada siklus ini diajarkan pengembangan karangan recount text dengan menggunakan teknik picture series dan kriteria yang dinilai dalam karangan. 2. Mempersiapkan Rencana Pada pelaksanaan pembelajaran, peneliti yang juga sekaligus guru yang mengajarkan materi recount text bersama dua orang observer, yaitu guru bahasa Inggris dan wali kelas VIII A yang mengidentifikasi permasalahan yang muncul
dalam
pembelajaran
menulis
sehingga
permasalahan
dapat
terpecahkan. Kemudian, menyusun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang
akan dilakukan untuk
memeroleh data yang diperlukan serta
menentukan waktu pelaksanaan tindakan yang dibagi menjadi tiga pertemuan. 3. Menyiapkan instrumen penelitian Dalam perencanaan ini dilakukan persiapan administrasi mengajar seperti silabus dan RPP yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan media gambar (picture series). Selanjutnya menyiapkan buku catatan guru, laptop, LCD projector, dan slide picture series.
4.2.1.2 Pelaksanaan Siklus I Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan yang dijabarkan sebagai berikut:
71
1. Pertemuan Pertama (Kamis, 11 April 2013) Pertemuan pertama pada siklus I ini, kegiatan awal guru memberikan salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, dan mengapersepsi dengan tanya jawab mengenai materi pembelajaran terdahulu kemudian menghubungkanya dengan materi recount text. Pada kegiatan inti, siswa diberikan materi recount text yang dijelaskan secara terperinci dan mendetail. Materi yang dijelaskan berupa definisi recount text, kegunaan, struktur (generic structure), serta ciri-ciri linguistik yang mendukung teks tersebut. Setelah menjelaskan materi tersebut, siswa diberikan pertanyaan seputar recount text untuk memancing respons siswa dan mengetahui sejauh mana daya serap siswa tentang materi yang diajarkan. Guna meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan tata bahasa, siswa diberikan materi berupa penjelasan tentang tenses yang digunakan, penggunaan articles, pronoun, adverbial, conjuction, preposition, noun, verb, dan lainnya. Pola perubahan tenses dijelaskan lebih terperinci karena siswa masih kesulitan dalam mengubah kalimat present menjadi kalimat past terutama pada perubahan kata kerja atau verb. Pada kegiatan akhir pertemuan siklus I itu, siswa diberikan waktu untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti tentang penjelasan yang diberikan. Kemudian mereka diberikan pengumuman bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diberikan pembelajaran yang berbeda dalam menulis recount text dengan teknik pengajaran yang biasa diterapkan sebelumya yang sesuai dengan gambar yang ditayangkan dalam picture series. Dalam hal ini gambar yang ditayangkan berupa cerita imajinatif yang sesuai dengan jenis-jenis recount text yang diajarkan.
72
2. Pertemuan Kedua ( Jumat, 12 April 2013) Pada awal pertemuan kedua siklus I, guru memberikan salam pembuka kepada
siswa,
kemudian
memulai
pembelajaran
recount
text
dengan
menggunakan picture series yang telah disiapkan sebelumnya. Siswa diberikan penjelasan ulang tentang materi sebelumnya secara singkat sebelum masuk ke tahap selanjutnya. Kemudian, guru memberikan sebuah contoh picture series yang ditayangkan dengan menggunakan LCD projector. Terlihat antusiasme siswa ketika rangkaian gambar ditayangkan. Tema yang diberikan pada contoh dalam pertemuan kedua ini adalah seorang anak yang ketinggalan bus ketika akan berangkat ke sekolah karena terlambat bangun dengan judul ―Miss the Bus”. Pada pertemuan itu pula, setelah penayangan slide picture series, guru memberikan penjelasan tentang gambar tersebut. Guru mengajak siswa untuk berpikir bersama tentang kejadian-kejadian yang penting yang terdapat pada gambar. Kemudian, guru memberikan pertanyaan kepada siswa berupa bagianbagian pendahuluan (orientation), isi
(sequence of events), dan simpulan
(re-orientation) pada gambar tersebut. Selanjutnya, untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang rangkaian gambar yang dijadikan karangan recount text, maka guru berinisiatif untuk menayangkan ulang. Ketika gambar pertama ditayangkan, guru memberikan jeda dan menugasi siswa untuk memahami serta mencatat kejadian-kejadian penting yang ada pada gambar tersebut. Kejadiankejadian penting yang dicatat merupakan ide-ide pokok kalimat yang akan dikembangkan menjadi paragraf. Pada gambar-gambar berikutnya dilakukan
73
dengan cara yang sama hingga gambar terakhir. Setelah penayangan gambar terakhir, siswa ditugasi untuk mengembangkan setiap ide pokok yang ditulisnya menjadi paragraf. Selanjutnya siswa diiminta menyimpulkan peristiwa yang terjadi untuk menentukan judul yang sesuai dengan gambar. Setelah penugasan pada pertemuan kedua selesai, guru meminta siswa untuk menukarkan hasil tulisan mereka dengan teman sebangkunya untuk dikoreksi dan diperbaiki berdasarkan kriteria penilaian dalam empat penilaian recount text. Keempat aspek tersebut adalah (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Hal tersebut dilakukan agar siswa lebih teliti dalam mengoreksi dan memperbaiki karangan temannya daripada karangan mereka sendiri sehingga mereka dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Pada akhir kegiatan pembelajaran pertemuan kedua itu, guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran dan membimbing siswa membentuk sebuah simpulan sebagai rangkuman hasil belajar. Guru juga mengumumkan kepada siswa bahwa pada pertemuan berikutnya, siswa diberi penugasan serupa guna meningkatkan kemampuan mereka dalam menulis khususnya recount text dengan tema yang berbeda
3. Pertemuan Ketiga ( Kamis, 18 April 2013) Seperti pertemuan sebelumnya, memberikan salam pembuka sebagai rutinitas yang biasa dilakukan pada setiap awal pembelajaran. Pada pertemuan terakhir pada siklus I, guru kembali memberikan arahan secara singkat tentang
74
proses pembelajaran yang serupa dengan pertemuan kedua siklus I. Pada pertemuan itu, siswa difokuskan pada praktik menulis recount text secara individu. Siswa diharapkan untuk berkonsentrasi pada gambar yang ditayangkan. Tema picture series pada pertemuan terakhir siklus I adalah tentang persahabatan binatang yang tersesat di dalam hutan. Rangkaian gambar pada slide itu merupakan imaginative recount text karena merupakan cerita khayal berkisah tentang kehidupan binatang. Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan menayangkan picture series yang telah ditentukan. Ketika tayangan gambar dimulai, siswa tampak antusias menyimak gambar dan mulai berkonsentrasi untuk menulis kejadian-kejadian penting yang ada pada slide tersebut tanpa arahan guru seperti pada pertemuan kedua. Ketika penayangan gambar berakhir, siswa mengembangkan kalimatkalimat yang ditulis menjadi beberapa paragraf. Setelah menyelesaikan tugas menulis recount text secara individu, guru menyarankan siswa untuk mengoreksi kembali tulisan mereka sendiri sebelum dikumpulkan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Pada akhir pembelajaran guru dan siswa
merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
4.2.1.3 Observasi Siklus I Pengamatan siklus I yang telah dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan pada jam pelajaran bahasa Inggris dengan alokasi waktu 120 menit (3 jam pelajaran). Dalam pelaksanaan siklus I pada setiap pertemuan, dua orang observer yang merupakan guru pengampu pelajaran bahasa Inggris dan wali kelas VIII A
75
mengamati proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan, baik dalam kegiatan siswa maupun guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP yang digunakan telah dimodifikasi ke dalam desain pembelajaran yang menggunakan teknik picture series. Seluruh rangkaian pembelajaran mengalami banyak perubahan mulai dari tahap pembukaan sampai dengan tahap penutup yang terjadi pada setiap siklusnya. Terjadi perubahan yang signifikan ketika proses pembelajaran dimulai. Pada proses pelaksanaan siklus terlihat antusisame siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan teknik baru yang dikenalkan. Pada proses awal pertemuan kedua dan ketiga, siswa disuguhi gambar yang ditayangkan menggunakan LCD projector. Ketika gambar ditampilkan, siswa menaruh perhatian penuh terhadap media tersebut dan mengamati serta mencatat setiap hal menarik dalam rangkaian picture series dalam slide. Setelah penayangan picture series tersebut, siswa mulai mengerjakan tugas yang diarahkan sebelumnya oleh guru. Siswa mulai berpikir kritis, untuk langkah awal mereka membuat beberapa kalimat inti yang akan dikembangkan menjadi pokok pikiran dalam setiap paragaraf
yang dibuat yang disesuaikan dengan kronologis cerita yang ada.
Kemudian, siswa mulai mengembangkan ide atau gagasan yang muncul dalam pikiran mereka berdasarkan kalimat-kalimat inti yang dibuat sebelumya menjadi beberapa paragraf. Selanjutnya, setelah tulisan mereka menyerupai sebuah karangan, siswa mulai memikirkan judul yang sesuai dengan rangkaian picture series yang ditayangkan. Dalam tahap ini, siswa tidak memerlukan waktu yang lama dalam menyusun kalimat yang disesuaikan dengan teks yang dibuat. Pada
76
akhir kegiatan guru memberikan tahapan-tahapan dalam menulis recount text dengan gerenic structure teks tersebut, menampilkan stuktur gramatika guna mengingatkan siswa untuk tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang dibuat sebelumnya, yaitu pada tahap pratindakan. Reaksi-reaksi positif yang ditunjukkan siswa dalam keterampilan menulis mulai terlihat pada pelaksanaan siklus I. Mereka mulai bisa membangun sebuah karangan sendiri dalam waktu yang relatif singkat walaupun ada beberapa di antara mereka yang masih memerlukan waktu yang lama dalam mengerjakannya. Peningkatan mulai terjadi dalam hasil evaluasi belajar siswa kelas VIII A dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series yang dapat dilhat dari minimalisasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pratindakan.
4.2.2. Hasil Siklus I Secara Kuantitatif dan Kualitatif Penyampaian materi menggunakan teknik picture series yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa pemberian materi dengan teknik ini adalah efektif. Ini dibuktikan dengan peningkatan nilai yang dihasilkan siswa pada siklus I. Hasil karangan siswa mengalami peningkatan, baik dalam struktur organisasi, pengembangan ide, tata bahasa, maupun mekanik. Penugasan yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series pada siklus I digunakan untuk mengetahui hasil evaluasi belajar siswa yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kulitatif.
77
4.2.2 1 Analisis Kuantitatif Tabel 4. 10 Hasil Evaluasi Belajar Siklus I NO
N A M A SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Agus Ariawan Alfran Hasan Bujangga Gede Dandy C. B. T. Ezra Aprilia H. Fadly Reza A. Greatta Agatha Hendrawan H. Kadek Susrama Kinanti Anggia Nesya Listi Ni K Santi M. Nina Jihan D. Nungky Kumala Nurhadi Octaviano M. M.
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Prahasta Naplando Rama Sandya Rio Agustino Safira Santi Noviyanti Shabilla Shinta Diah K. Tita Vionita Titian Eka Pangestu Umu Kalsum Wahyu Aditya G. Wulan Tri Agustina Wulandari Ni Putu Yuni Antari L. P. Idah Hayati
JUDUL RECOUNT TEXT The Lost The Lost of Animals Pig Lost Lost of Pigglet Faraway from the house of Pigglet Lost We are Lost Animals Lost A Herd Lost Lost Adventure of three animals A flock of Lost Animals The Animal Lost Lost Animals were Lost Lost In The Forest Lost Lost In The Jungle Adventure The Animals Lost Lost of Animals Lost The Astray of Pigglet Pig Adventure of three companions Best friend were Lost The Lost Story Lost of Animals Piglet Animals Story Animals in the forest
PERINCIAN NILAI SKOR 1 2 3 4 23 20 19 20 82 20 20 18 20 78 20 18 15 20 73 21 20 18 19 78 20 16 15 19 70 20 18 19 22 79 20 17 18 20 75 20 19 18 22 79 21 17 16 20 74 20 20 16 18 74 18 17 18 19 72 20 18 18 20 76 18 18 17 19 72 20 20 18 20 78 18 17 19 20 74 20 19 16 20 75 20 18 17 18 73 21 20 17 20 78 18 16 17 20 71 22 20 20 21 83 20 20 18 20 78 22 21 20 22 85 19 17 15 20 71 18 18 16 20 72 21 20 18 20 79 21 20 19 18 78 20 17 19 23 79 20 18 18 20 76 16 15 15 16 62 16 18 16 19 69 17 17 15 18 67
Rata-rata Kelas
Keterangan: (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, (4) mekanik
75.54
78
Nilai tertinggi siswa menulis recount text pada tabel 4.10 di atas adalah 85 yang mampu diraih oleh 1 orang siswa, 2 orang siswa mampu memeroleh nilai 83, 6 orang siswa mampu memeroleh nilai 78. Hal ini berarti bahwa siswa telah mampu mencapai KKM dan nilai terendah adalah 62 yang diperoleh oleh 1 orang siswa. Peningkatan nilai terjadi pada siklus I, 13 orang siswa mampu memenuhi nilai KKM sedangkan pada pratindakan hanya 5 orang. Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini. Tabel 4.11 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian Nilai Yang Aspek Penilaian diperoleh Siswa 1 2 3 4 25--22 21--17 16--12 11--6 5--1
3 28 2 0 0
0 28 3 0 0
0 22 9 0 0
4 25 2 0 0
Nilai tertinggi dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 23 (3 orang siswa) dan 16 (2 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 2 (pengembangan ide) adalah 21 (1 orang siswa) dan 15 (1 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 20 ( 2 orang siswa) dan 15 (5 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik) adalah 23 (1 orang) dan 16 (1 orang siswa). Nilai rerata aspek 1 adalah 20, aspek 2 adalah 18, aspek 3 adalah 17, dan aspek 4 adalah 20. Selanjutnya pemerolehan nilai siswa pada pratindakan dapat digambarkan pada dua grafik di bawah ini.
79
Grafik 4.3 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus I)
Grafik 4.4 Nilai Rerata 4 Aspek Penilaian (Siklus I)
Dari grafik 4.3 dan 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 41% siswa mampu memenuhi nilai KKM, yaitu 78 dan 49% dari 31 siswa belum memenuhi. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 75,54. Berdasarkan penetapan KKM SMP Angkasa Kuta, nilai siklus I ini menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text sudah meningkat tetapi hasil nilai rerata belum memenuhi nilai 78 dan dianggap masih kurang.
80
4.2.2 2 Analisis Kualitatif Penilaian pada recount text dapat dilakukan dengan menggunakan indikator penilaian yang diadaptasi dari Brown & Bailey (1984:254) yang membagi kriteria penilaian menjadi (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, dan (4) mekanik. Karangan siswa dianalisis sama seperti pada kegiatan pratindakan yang menggunakan empat kriteria penilaian tersebut. Analisis karangan pertama pada siklus I adalah karangan dari S22 dengan judul “Lost”. Karangan ini dipilih karena siswa mendapat nilai tertinggi pada siklus I setelah pengaplikasian teknik picture series. Analisis kualitatif karangan S22 dijabarkan seperti berikut. Contoh karangan S22 LOST Uwa is a monkey, Pitto is a rhino and Mica is a tiger, they three were good friends. One day when Uwa, Pitto and Mica resting after eat fruits, they heard that somebody crying and when they looked for it, they found a pig named Bolboi who lost and did not know the way home. Uwa, Pitto and Mica want help, and they built a map from a leaf. Firstly, they had to through the thorn forest. Bolboi, Uwa, Pitto and Mica was afraid to enter the forest, but they had to pass it. Their bodies were puctured by thorns, except Bolboi who had small body. After the thorn forest, they through the durian forest. They saw a lot of durian. Pitto and Uwa wanted to take it but the bees came up and stung Uwa. They finally hid in the bushes and after the bees were gone, they continued their journey. Then they arrived at Bolboi’s home. Uwa, Mica, Bolboi and Pitto were happy. They did not know the land they stood cracked, and they all fell at the river. They got up and met the family of Bolboi. Bolboi’s mother thanked Uwa, Pitto and Mica who helped Bolboi to find his home. Uwa, Mica and Pitto then said goodbye to return to their home. But the leaf map they had made was gone, because of Pitto carelessnes. They did not remember the way back home. Mica and Uwa cried whilst Pitto just laughed. Finally, it was Pitto, Mica and Uwa who were lost.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
81
Perbaikan karangan S22 LOST Uwa was a monkey, Pitto was a rhino and Mica was a tiger, they three were good friends. One day when they were resting after eat fruits, they heard that somebody was crying and when they looked for it, they found a pig named Bolboi who was lost and did not know the way home.They wanted to help, and they built a map from a leaf. Firstly, they had to through the thorn forest. Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest, but they had to pass it. Their bodies were tortured by thorns, except Bolboi who had small body. After the thorn forest, they through the durian forest. They saw a lot of durian. Pitto and Uwa wanted to take it but the bees came and stung Uwa. They finally hid in the bushes and after the bees were gone, they continued their journey. Then they arrived at Bolboi’s home. They were happy. They did not know the bridge they stood cracked, and they all fell at the river. They got up and met the family of Bolboi. Bolboi’s mother thanked They who helped Bolboi to find his home. Then they said goodbye to return to their home. But the leaf map they had made was gone, because of Pitto’s carelessness. They did not remember the way back home. Mica and Uwa cried whilst Pitto just laughed. Finally, it was Pitto, Mica and Uwa who were lost.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Pada karangan S22 di atas ditemukan judul yang telah sesuai dengan isi karangan. Dalam aspek organisasi, dibagi ke dalam tiga dimensi analisis, yaitu dimensi pendahuluan, isi, dan simpulan. Pada dimensi pendahuluan, adanya pengenalan tokoh cerita (Uwa, Mica, Pitto, dan Bolboi), penjelasan tentang hal yang sedang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut (One day when Uwa, Pitto and Mica resting after eat fruits), dan waktu (one day). Namun, dalam dimensi ini tidak ditemukan adanya penjelasan berupa tempat terjadinya cerita tersebut. Kemudian pada dimensi isi, siswa telah menuliskan kronologis kejadian secara teratur yang ditunjukkan dengan kata firstly, after, dan then yang dituliskan setiap
82
awal paragraf. Pada dimensi simpulan, siswa telah mampu menyimpulkan akhir cerita yang ditulisnya (One day when Uwa, Pitto, and Mica resting after eat fruits). Namun, dalam simpulan yang dibuat, siswa belum mencantumkan komentar secara pribadi. Pada aspek pengembangan ide, karangan yang ditulis siswa telah menggambarkan ide cerita yang dikembangkan secara utuh dalam setiap paragraf yang dikerjakan. Kalimat utama pada paragraf satu adalah Uwa is a monkey, Pitto is a rhino, and Mica is a tiger dan anak kalimat they three were good friends. Dalam paragraf tersebut siswa mengenalkan tokoh yang ada dalam cerita kemudian
diperjelas
bahwa
ketiga
tokoh
tesebut
adalah
bersahabat.
Pengembangan ide yang dituliskan dalam setiap paragrafnya sudah cukup baik dan koheren dengan isi cerita. Pada aspek tata bahasa ada dua kesalahan yang masih dilakukan dan dijabarkan berikut ini:
No 1.
Tabel 4.12 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus I) Jenis Karangan Siswa Perbaikan kesalahan Kesalahan Uwa is a monkey, Pitto is a Uwa was a monkey, Pitto Tense was a rhino and Mica was rhino and Mica is a tiger a tiger One day when Uwa, Pitto and Mica resting after eat fruits, they heard that somebody crying and when they looked for it, they found a pig named Bolboi who lost and did not know the way home
One day when they were resting after eat fruits, they heard that somebody was crying and when they looked for it, they found a pig named Bolboi who was lost and did not know the way home.
83
2.
Kesalahan pronominal
Bolboi, Uwa, Pitto and Mica was afraid to enter the forest, but they had to pass it.
Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest, but they had to pass it.
They saw a lot of durian. Pitto and Uwa wanted to take it but the bees came up and stung Uwa.
They saw a lot of durian. Pitto and Uwa wanted to take it but the bees came and stung Uwa.
Uwa, Pitto and Mica want help
They wanted to help
Uwa, Mica and Pitto then said goodbye to return to their home
Then they said goodbye to return to their home.
Contoh kesalahan tenses yang nampak pada karangan S22 adalah kesalahan penggunaan to be plural pada kalimat ―Bolboi, Uwa, Pitto and Mica was afraid to enter the forest, but they had to pass it”. Kata was diganti dengan were karena subjeknya adalah orang ketiga jamak.
Kemudian kesalahan pronominal juga
tampak, ketiga nama tokoh yang disebutkan sebelumnya tidak menggunakan pronominal they. Pada aspek mekanik ditemukan tiga kesalahan, yaitu sebagai berikut.
No 1. 2. 3.
Tabel 4.13 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus I) Jenis kesalahan Karangan siswa Perbaikan Kesalahan diksi the land they stood cracked the bridge they stood cracked Kesalahan ejaan Their bodies were puctured Their bodies were by thorns tortured by thorns Kesalahan But the leaf map they had But the leaf map they penggunaan ‘s made was gone, because of had made was gone, Pitto carelessnes. because of Pitto’s carelessness.
84
Contoh kesalahan mekanik S22 adalah kesalahan aphosthrope (‗s) dalam kalimat ―But the leaf map they had made was gone, because of Pitto carelessness. Dalam kalimat tersebut, adanya penyebutan nama (Pitto) yang melakukan kecerobohan (carelessness). Jadi, kalimat yang benar adalah ―But the leaf map they had made was gone, because of Pitto’s carelessness”. Selanjutnya, analisis kualitatif kesalahan yang dilakukan S11 dijabarkan sebagai berikut. Contoh karangan S11 Adventure of three Animal One day, in the forest there are three best friend who called Uwa the monkey, Pitto the mino, and Mica the tiger. They was finish eating and was satisfied, they were sleepy because satisfied. When at rest, Suddwenly the heard a vaice arying in the fores. because curious, they search origin the sound of arying, and turns that crying is a little pig. Uwa have an Idea to maked a map from the leaf. Bolboi home for passing thirn forest. they went the reached thorm forest. They are confused and it tired because not knowing where the riad shald pas through as many thorn. They find the Bolboi house and the father of Bolboi say good bye.
Judul Pendahuluan
Perbaikan karangan S11 Adventure of three animals One day, in the forest there were three best friend who called Uwa the monkey, Pitto the rhino, and Mica the tiger. They finished eating and satisfied, they were sleepy because satisfied. When at rest, suddenly the heard a voice of crying in the forest. They were curious, and searched from where the sound of crying was and turned that crying is a little pig. Uwa had an idea to make a map from the leaf. Going to Bolboi’s home had to for passing thorn forest. They went the reached thorn forest. They were confused and they were tired because not knowing where they should pass through as many thorns. They find the Bolboi house and the father of Bolboi say good bye.
Isi
Simpulan
Judul Pendahuluan
Isi
Simpulan
85
Pada contoh karangan yang ditulis oleh S11, dalam menuliskan aspek organisasi, tiga dimensi dalam aspek pendahuluan sudah disebutkan berupa pengenalan waktu sudah disertakan (one day), ada tempat (in the forest) dan pengenalan tokoh cerita (Uwa, Pitto, Mica, dan Bolboi). Pada dimensi isi, kronologis kejadian yang ada pada slide tidak dijelaskan secara terperinci dan tidak adanya koherensi pada bagian simpulan. Ini dapat dilihat dari awal cerita yang menceritakan bahwa tiga sahabat karib sedang berada di hutan dan telah selesai makan buah-buahan kemudian mengantuk karena terlalu kenyang (One day, in the forest there are three best… they were sleepy because satisfied). Pada paragraf satu cerita sudah diceritakan dengan baik, tetapi pada paragraf berikutnya diceritakan tidak begitu terperinci karena dalam tayangan slide disebutkan tiga tempat yang harus dilewati untuk menemukan rumah Bolboi. Namun, siswa menyebutkannya hanya satu, yaitu dalam paragraf tiga (Uwa have an Idea to maked a map……. they went the reached thorm forest…) yang kemudian langsung ditutup dengan simpulan, yaitu pada paragraf terakhir. Akan tetapi, simpulan yang dituliskan tidak logis karena tidak mengacu kepada isi cerita yang harusnya disesuaikan dengan slide picture series yang ditayangkan. Di samping itu, judul yang dibuat kurang sesuai dengan isi karangan. Aspek penilaian selanjutnya adalah aspek pengembangan ide. Dalam paragraf yang dibuat siswa juga dituliskan tentang kegiatan yang dilakukan oleh ketiga tokoh (Uwa, Pitto, Mica) dalam karangannya dalam kalimat ―There was finish eating and was satisfied, they were sleepy because satisfied. When at rest, Suddwenly the heard a vaice arying in the fores. because curious, they search
86
origin the sound of arying, and turns that crying is a little pig”. Kemudian aspek penilaian selanjutnya adalah tata bahasa. Ada dua kesalahan yang dilakukan oleh S11 yang dijelaskan dalam tabel berikut. Tabel 4.14 Kesalahan Tata Bahasa S11 (Siklus I) No Karangan Siswa Jenis Kesalahan Perbaikan 1. Kesalahan Tense One day, in the forest there One day, in the forest there were three best are three best friend friends They was finish eating and They finished eating and satisfied was satisfied Because curious, they search origin the sound of arying, and turns that crying is a little pig.
They were curious, and searched from where the sound of crying was and turned that crying is a little pig.
Uwa have an Idea to maked Uwa had an Idea to make a map from the leaf. a map from the leaf.
2.
Kesalahan Bentuk Jamak
5. They are confused and it tired because not knowing where the riad shald pas through as many thorn.
They were confused and they were tired because not knowing where they should pass through as many thorns.
The father of Bolboi say good bye.
The father of Bolboi said good bye.
Adventure of three Animal
Adventure of three animals
as many thorn.
as many thorns.
Contoh kesalahan tata bahasa S11 yang tampak, terletak pada kesalahan penggunaaan pola past tense dalam kalimat ―They was finish eating and was satisfied” dan kalimat yang benar adalah “they finished eating and satisfied”.
87
Kemudian, kesalahan bentuk jamak juga
tampak pada contoh
kalimat
―Adventure of three Animal”. Kata three merupakan jamak karena menerangkan lebih dari satu sehingga noun harus jamak dengan menambahkan s pada kata animals. Aspek mekanik pada karangan S11, ditemukan tiga jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa yang dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel 4.15 Kesalahan Mekanik S11 (Siklus I) No Karangan Jenis Kesalahan Perbaikan Siswa 1. Kesalahan Adventure of three Animal. Adventure of three penggunaan animals huruf kapital 2. Kesalahan Pitto the mino Pitto the rhino Ejaan the heard a vaice of crying in they heard a voice of the fores crying in the forest
3.
Kesalahan Penggunaan ‘s
When at rest, Suddwenly
When at rest suddenly
They find the Bolboi house
They find the Bolboi’s house
Contoh kesalahan yang nampak serupa dengan kesalahan-kesalahan sebelumnya. Kesalahan ejaan terjadi pada kata voice yang ditulis vaice dan kata forest ditulis fores.
Kesalahan-kesalahan ejaan tersebut dapat mengaburkan
makna kata yang dimaksud sehingga kalimat menjadi kurang dipahami. Analisis karangan S25 memiliki kesalahan-kesalahan yang hampir sama dengan karangan lainnya dalam siklus I yang dianalisis berdasarkan empat aspek penilaian recount text. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh S25 dijabarkan sebagai berikut.
88
Contoh karangan S25 Adventure of three companions Animals were together, four animal there are monkey, tiger, rhino and pig. the monkey named Uwa, the Rhino name Pitto and down a tiger name Mica, they are best friend.
Judul Pendahuluan
During the day the ate the fruit, the fruit was so greedy they eat to much and they lay on the gress due to gult. There is noise in the bushes and than came a young little pig who looks confused, with no strings attached anymore Mica went directly to the piglets, then Mica asked “what is your name?”, piglets Bolboi answered “my name is”. The Mica told the Pitto and Uwa about Bolboi lost. Uwa had the idea to drive home the Bolboi, Pitto use the leaves to be made in the map, then they go into Thorn Forest, when they get in their confusion they see brambles, because the body he could pass small Bolboi brambles and Pitto finally came out with a full body injury. Finally the reached the forest of durian. the Pitto shake a tree because he wanted to take the durian fruit, it turns out that beeheve, than chased them in a bunch of bees, bee sting Uwa. And finally they reached the edge of the forest, Bolboi see her, but there is a river. the Mica uses trees to cros the river, and eventually they all survived and the mother returned to her home Bolboi greateful, as they all wanted to go home to his house, the map is on hold Pitto lost and eventually they were lost.
Isi
Simpulan
89
Perbaikan karangan S25 Adventure of three companions
Judul
Animals were together, four animal there were monkey, tiger, rhino and pig. The monkey named Uwa, the Rhino name Pitto and then a tiger name was Mica, they were best friend.
Pendahuluan
During the day they ate the fruit, the fruit was so delicious they eat too much and they lay on the grass because they were full . There was noise in the bushes and then came a young piglet who looked confused, with any doubt Mica went directly to the piglets, then Mica asked “what is your name?”, “My name is Bolboi” answered the piglet. The Mica told the Pitto and Uwa about Bolboi’s lost. Uwa had the idea to go home the Bolboi, Pitto used the leaves to become the map, then they went into Thorn Forest, when they got in, they were confused seeing the brambles, because the body of Pitto was too big so he could not pass it. Finally he came out with a full body of injury. Three other friends could pass because their bodies were smaller. Finally they reached the forest of durian. The Pitto shaked a tree because he wanted to take the durian fruit, it turned out that beehive , thenchased them in a bunch of bees, bee stung Uwa. And finally they reached the edge of the forest, Bolboi see her house, but there was a river. Then Mica used trees to cross the river, and eventually they all survived. The mother took her home. Bolboi was grateful. They all wanted to go home. The map that was with Pitto is lost and eventually they were lost.
Isi
Simpulan
Aspek penilaian satu, yaitu organisasi pada karangan di atas adalah dalam pembentukan organisasi cerita terdapat tiga dimensi yang dianalisis. Pertama, dimensi pendahuluan dalam karangan yang ditulis, siswa sudah mencantumkan tokoh cerita (Uwa, Pitto, Mica), hal yang dilakukan “During the day the ate the fruit, the fruit was so greedy”. Tetapi, dalam dimensi pendahuluan ini siswa belum menuliskan latar belakang berupa tempat dan waktu kejadian dalam cerita.
90
Kedua, dimensi isi. Dalam penulisan kronologis kejadian cerita, siswa sudah menuliskan setiap kejadian yang ada dengan baik. Kejadian-kejadian penting diceritakan sesuai dengan alur cerita, yaitu pada awal cerita mereka menemukan seekor babi yang sedang kebingunan (There is noise in the bushes and than came a young little pig who looks confused) kemudian mereka membuat sebuah peta untuk menemukan rumah babi dengan melewati hutan duri, hutan durian, dan sebelum sampai ke rumah Bolboi mereka harus menyeberangi sungai (Pitto use the leaves to be made in the map, then they go into Thorn Forest….. Finally the reached the forest of durian……. And finally they reached the edge of the forest, Bolboi see her, but there is a river. the Mica uses trees to cros the river….). Ketiga adalah dimensi simpulan. Simpulan yang dibuat siswa dalam karangan tersebut adalah logis karena siswa mampu menyimpulkan akhir dari kisah yang dialami oleh tokoh dalam cerita yang telah sesuai dengan judul karangan. Kutipan simpulan karangan siswa adalah “And finally they reached the edge of the forest” Aspek kedua adalah pengembangan ide. Gagasan-gagasan utama dalam setiap paragraf yang dibuat sudah mewakili isi. Terdapat kalimat utama yang kemudian
didukung
oleh
kalimat-kalimat
pendukung,
Kutipan
yang
meggambarkan pengembangan ide tersebut adalah “Finally the reached the forest of durian” (kalimat utama). The Pitto shake a tree because he wanted to take the durian fruit, it turns out that beeheve, than chased them in a bunch of bees, bee sting Uwa. And finally they reached the edge of the forest” (kalimat pendukung).
91
Kesalahan pada aspek tata bahasa dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.16 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus I) No. Jenis Karangan siswa Perbaikan Kesalahan 1. Kesalahan Animals were together, four Animals were together, Tenses animal there are monkey, four animal there were tiger, rhino and pig monkey, tiger, rhino and pig. the monkey named Uwa, the Rhino name Pitto and down a tiger name Mica, they are best friend. There is noise in the bushes and than came a young little pig who looks confused
The monkey named Uwa, the Rhino name Pitto and then a tiger name was Mica, they were best friend There was noise in the bushes and then came a young piglet who looked confused
then they go into Thorn Forest when they get in their confusion
then they went into thorn forest when they got in they were confused
The Pitto shake a tree because he wanted to take the durian fruit, it turns out
The Pitto shaked a tree because he wanted to take the durian fruit, it turned
The Mica uses trees to cros the Then Mica used trees river to cross the river 2 3. 4.
Kesalahan Pronominal Keslahan Preposisi
During the day the ate the fruit a full body injury.
During the day, they ate the fruit a full body of injury
Kesalahan Nomina
Bolboi see her, but there is a river
Bolboi see her house, but there was a river.
92
Contoh kesalahan pada aspek tata bahasa pada karangan S25 adalah kesalahan penggunaan tenses pada kalimat ―then they go into thorn forest when they get in their confusion”. Dalam kalimat tersebut kata go (irregular verb present form) seharusnya diubah menjadi were (irregular verb past form) kemudian kata get in diubah menjadi got in. Selanjutnya kesalahan pada aspek mekanik dalam karangan yang ditulis S25 dijabarkan ke dalam tabel berikut.
No. 1
2.
3.
4.
Jenis Kesalahan Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital Kesalahan Ejaaan Kesalahan Diksi
Kesalahan Pola Kalimat
Tabel 4.17 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus I) Karangan siswa Perbaikan the monkey named Uwa
The monkey named Uwa
2. they eat to much and they lay on the gress
they eat too much and they lay on the grass
During the day the ate the fruit, the fruit was so greedy they eat to much and they lay on the gress due to gult.
During the day they ate the fruit, the fruit was so delicious they eat too much and they lay on the grass because they were full .
There is noise in the bushes and than came a young little pig who looks confused, with no strings attached anymore Mica went directly to the piglet.
There was noise in the bushes and then came a young piglet who looked confused, with any doubt Mica went directly to the piglets
Pitto use the leaves to be made in the map
Pitto used the leaves to become a map
piglets Bolboi answered “my name is”
My name is Bolboi” answered the piglet
93
5.
Kesalahan Penggunaan ‘s
they see brambles, because the body he could pass small Bolboi brambles and Pitto finally came out with a full body injury.
they were confused seeing the brambles, because the body of Pitto was too big so he could not pass it. Finally he came out with a full body of injury.
4. the map is on hold Pitto lost and eventually they were lost.
4. The map that was with Pitto is lost and eventually they were lost.
about Bolboi lost
about Bolboi’s lost.
Contoh kesalahan yang dilakukan S25 pada aspek mekanik adalah kesalahan pola kalimat. Kesalahan pola kalimat nampak pada kalimat ―piglets Bolboi answered “my name is”” seharusnya siswa menulis kalimat yang benar ―My name is Bolboi” answered the piglet”. Dari karangan 31 orang siswa yang mengikuti kegiatan siklus I dari aspek organisasi ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 8 orang siswa karena tidak menuliskan secara lengkap tokoh, waktu, dan tempat. Dari aspek pengembangan ide ditemukan kesalahan yang dilakukan oleh 10 orang siswa karena pada karangan mereka tidak ditemukan adanya kalimat pendukung yang membuat suatu paragraf menjadi utuh dan memiliki koherensi. Dalam aspek tata bahasa ditemukan lima kesalahan, yaitu (1) kesalahan tenses, (2) kesalahan penggunaan pronominal, (3) kesalahaan penggunaan preposisi, (4) kesalahan nomina, dan (5) kesalahan penulisan bentuk jamak. Sedangkan dari aspek mekanik ditemukan lima kesalahan yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf kapital, (2) kesalahan ejaan,
94
(3) kesalahan diksi, (4) kesalahan penulisan apostrop (‘s), dan (5) kesalahan pola kalimat.
Dari keempat kesalahan ini dapat dijabarkan, yaitu 25% kesalahan
organisasi, 32% kesalahan pengembangan ide, 45 % kesalahan tata bahasa, dan 16% kesalahan mekanik.
4.2.3 Refleksi Siklus I Dari hasil siklus I dapat disimpulkan bahwa kajian kuantitatif ada 13 orang siswa yang telah memenuhi KKM dan 22 orang siswa tidak memenuhinya. Pada hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa dari empat jenis kesalahan, yaitu kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa adalah kesalahan tata bahasa sebanyak 48%. Kesalahan mekanik yang pada hasil hasil pratindakan ditemukan lima kesalahan, tetapi pada hasil siklus I ada enam kesalahan. Kesalahan yang tidak ditemukan pada siklus I adalah kesalahan penggunaan gerund, sedangkan kesalahan baru pada siklus I adalah penggunaan apostrop (‗s) dan bentuk jamak. Jumlah kesalahan ini bertambah karena karangan siswa lebih jauh berkembang karena adanya picture series. Perbandingan hasil
pratindakan dan siklus I
menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan menulis siswa di mana jumlah siswa yang memenuhi KKM meningkat dari lima menjadi tiga orang. Hal itu berarti jumlah siswa yang tidak memenuhi KKM berkurang dari 26 menjadi 18 orang siswa. Masih banyaknya kesalahan mekanik pada siklus I menjadi alasan perlu dilakukannya siklus II.
95
4.2.4 Siklus II Proses pelaksanaan siklu II dirancang dengan menyesuaikan desain RPP yang dikombinasikan dengan teknik picture series. Pelaksanaan siklus II memiliki sedikit perbedaan dengan siklus I yang terletak pada penambahan instrumen baru, yaitu planning organizer dan composing organizer karena pada hasil siklus I pengorganisasian karangan belum dilakukan dengan baik. Ada empat tahapan dilaksanakan dalam proses pembeajaran siklus II, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
4.2.4.1 Perencanaan Siklus II (Senin, 6 Mei 2013) Tahapan perencanaan siklus II bertujuan untuk meningkatkan nilai siswa pada kriteria penilaian yang masih kurang pada siklus I dan meningkatkan nilai, baik rerata kelas maupun individu. Perencanaan siklus II dibagi menjadi tiga tahapan yang hampir serupa dengan siklus I karena adanya penambahan planning organizer dan composing organizer. 1. Memilih materi, pemilihan materi pada tahapan perencanaan siklus II ini, disiapkan contoh recount text yang sama dengan siklus I berjudul “Miss the Bus”. Namun, dalam upaya meningkatkan perolehan nilai terutama dalam struktur organisasi (generic structure) dari recount text maka contoh tersebut dikombinasikan dengan lembaran planning organizer dan composing organizer yang akan diberikan pada tahapan pelaksanaan. 2. Mempersiapkan rencana pembelajaran. Dalam mempersiapkan rencana pembelejaran ini, peneliti bersama guru bahasa Inggris dan guru wali kelas
96
menentukan waktu pelaksanaan tindakan yang dibagi menjadi dua pertemuan dan menyusun langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran tersebut 3. Menyiapkan instrumen penelitian, dalam perencanaan ini dilakukan persiapan administrasi mengajar seperti silabus dan RPP yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan media gambar (picture series). Selanjutnya peneliti menyiapkan laptop, LCD projector, slide picture series, planning organizer dan composing organizer.
4.2.4.2 Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II memiliki kemiripan dengan siklus I, yaitu siswa diberikan materi recount text secara singkat dan jelas. Pemberian alokasi waktu yang lebih untuk menjelaskan kembali generic structure, materi struktur gramatika, dan penugasan yang dilakukan selama dua kali pertemuan.
1. Pertemuan Pertama (Kamis, 9 Mei 2013) Pada pertemuan pertama siklus II, guru memberikan salam kepada siswa, mengecek kehadiran siswa, dan mengapersepsikan materi pembelajaran terdahulu dengan tanya jawab untuk memberikan stimulus terhadap siswa. Kedua siswa diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang yang perlu ditekankan dalam penulisan sebuah recount text untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi tersebut. Pemahaman generic structure dan gramatika khususnya perubahan verb masih perlu ditingkatkan. Guna meningkatkan kualitas penulisan siswa tentang
97
struktur sebuah recount text yang benar maka sesuai dengan tahapan perencanaan diberikan lembaran planning organizer dan composing organizer. Penggunaan planning organizer dan composing organizer dijelaskan secara terperinci. Selanjutnya dijelaskan beberapa poin penting pada pertemuan ini. Di samping itu, guru membagikan lembaran planning organizer dan composing organizer serta menyajikan sebuah contoh yang sama dengan siklus I dengan judul “Miss the Bus”. Contoh tersebut dikombinasikan dengan penggunaannya. Ketiga, siswa diajak bersama-sama untuk menyimak picture series dari cerita tersebut kemudian mengombinasikannya dengan lembaran planning organizer dan composing organizer. Setelah gambar tayangan picture series berakhir, siswa dituntun dalam mengembangkan ide-ide yang telah mereka tulis dalam kedua instrumen tersebut. Pada akhir pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kesulitankesulitan yang dihadapi dalam proses penulisan serta membimbing mereka untuk dapat menulis secara baik dan benar.
2. Pertemuan Kedua (Jumat, 10 Mei 2013) Pada awal kegiatan guru memberikan salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, dan menyiapkan instrumen yang diperlukan serta membagikan lembaran planning organizer dan composing organizer kepada siswa. Kemudian guru menugasi siswa untuk menggunakan kedua instrumen tersebut memudahkan mereka dalam menyusun kronologis kejadian atau peritiwa yang ada. Selain itu, juga
mengembangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk tulisan serta
98
memerhatikan struktur gramatika yang digunakan agar menjadi karangan yang baik dan benar. Dalam kegiatan selanjutnya sebelum penayangan picture series siswa diarahkan untuk mengisi lembaran planning organizer sebuah recount text yang berisikan kolom-kolom perencanaan recount text berupa definisi,
generic
structure, dan syarat-syarat yang mendukung teks tersebut. Kemudian picture series dengan tema yang masih sama, yaitu kisah imajinatif berupa persahabatan binatang di dalam hutan yang tersesat ditayangkan. Siswa mulai menulis kejadiankejadian yang ada pada gambar kemudian ditulis ke dalam kolom-kolom composing organizer untuk mengomposisikan cerita dalam karangan yang akan dibuat. Setelah tahapan itu dilakukan siswa mulai mengembangkan ide-ide mereka, menarik simpulan, memberikan komentar kemudian menentukan judul karangan. Penugasan yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus II ini, siswa melaksanakan kegiatan menulis tersebut tanpa melihat hasil karangan yang telah dibuat pada siklus sebelumnya. Pada akhir pembelajaran, guru menanyakan kesulitan yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran dan membimbing mereka untuk membentuk simpulan hasil belajar pada siklus II ini.
4.2.4.3 Observasi Siklus II Observasi siklus II sama dengan yang dilaksanakan pada siklus sebelumnya, yaitu pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan alokasi waktu 120 menit (3 jam pelajaran). Dua orang observer yang merupakan guru pengampu
99
mata pelajaran bahasa Inggris dan wali kelas VIII A mengamati proses pembelajaran dan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penerapan siklus I sebelumnya, penerapan siklus II ini dilaksanakan dengan lebih teliti dan maksimal untuk memeroleh hasil yang lebih baik. Perencanaan pembelajaran dilakukan lebih cermat dan teliti dengan instrumen yang lebih lengkap. Pada proses awal pembukaan guru membahas kembali kelemahankelemahan pada generic structure dan penggunaan stuktur gramatika yang telah dikerjakan sebelumnya dengan menjelaskan kembali secara runut penggunaannya. Pembahasan materi struktur gramatika meliputi penggunaan kata kerja bantu atau auxiliary verb, penggunaan regular and irregular verb, perubahan bentuk present tense menjadi past tense, penggunaan artikel dan pronominal. Proses selanjutnya, guru menampilkan gambar imaginative recount text yang ditampilkan dalam slide picture series yang sama dengan siklus I. Kisah persahabatan binatang di dalam hutan yang tersesat masih menjadi tema dalam rangkaian gambar tersebut. Ketika penayangan gambar kembali ditampilkan, terlihat antusiasme siswa terhadap media tersebut dan mereka mengamati serta menulis kronologis peristiwa berdasarkan planning organizer dan composing organizer sebuah recount text. Dalam penggunaan planning organizer, siswa mulai merencanakan tulisan yang akan dibuat dengan menulis generic structure dari recount text yaitu tittle, orientation, series of events, dan re-orientation. Dalam composing organizer, siswa menuliskan ide-ide mereka sebelum dikembangkan menjadi sebuah
100
paragraf berdasarkan perencanaan pada planning organizer yang dibuat sebelumnya. Pemberian planning dan composing organizer ini bertujuan untuk memudahkan mereka dalam menentukan perencanaan penulisan recount text tersebut serta menentukan ide-ide mereka sebelum mengembangkannya menjadi sebuah paragraf. Penambahan instrumen dalam siklus II ini lebih bermanfaat dan positif terhadap peningkatan kemampuan menulis siswa. Terlihat dalam lembaran composing organizer, mereka menulis rangkaian urutan peristiwa secara kronologis dan tersusun sesuai dengan picture series yang ditayangkan. Siswa terlihat mudah menentukan ide-ide yang ada dalam rangkaian gambar yang ditampilkan. Setelah penayangan gambar selesai, siswa mulai mengembangkan ide mereka menjadi paragraf hingga akhirnya menjadi sebuah recount text. Setelah karangan selesai dibuat, guru mengingatkan siswa untuk mengoreksi kembali tulisan mereka agar tidak mengulang kembali kesalahan yang terjadi pada sikus I. Terlihat reaksi-reaksi positif yang ditunjukkan pada siklus II ini, yaitu siswa sudah bisa membangun karangan dengan pikiran mereka sendiri yang tersusun sesuai dengan urutan kejadian yang ada. Tidak diperlukannya waktu yang lama dalam mengembangkan ide-ide yang dimiliki dalam menulis recount text. Penggunaan struktur gramatika bahasa Inggris sudah mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik dan penulisan paragraf sudah terlihat rapi sesuai dengan kaidah yang berlaku. Peningkatan ini dibuktikan dengan hasil evaluasi belajar siklus II di mana kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat diminimalisasi. Pelatihan dan
101
pengayaan yang dilaksanakan mendapatkan hasil yang positif terutama dalam penguasaan struktur gramatika. Ketercapaian KKM sudah mengalami peningkatan dari 75,4 pada siklus I menjadi 79,54 pada siklus II. Reaksi ini dapat membuktikan bahwa penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik picture series dalam menulis memberikan dampak positif pada evaluasi belajar siswa kelas VIII A SMP Angkasa Kuta. Oleh karena itu, diputuskan bahwa penelitian tindakan kelas ini diselesaikan pada siklus kedua.
4.2.5 Hasil Siklus II Secara Kuantitatif dan Kualitatif Penyampaian materi menggunakan teknik picture series yang dilakukan guru menunjukkan bahwa pemberian materi dengan teknik ini adalah efektif. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan nilai yang dihasilkan siswa pada siklus II. Hasil karangan siswa mengalami peningkatan, baik dalam struktur organisasi, pengembangan ide, tata bahasa maupun mekanik. Penugasan yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series pada siklus I digunakan untuk mengetahui hasil evaluasi belajar siswa yang dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.
102
4.2.5.1 Analisis Kuantitatif Siklus II Table 4.18 Hasil Evaluasi Belajar Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NAMA SISWA
JUDUL RECOUNT TEXT
Agus Ariawan Alfran Hasan Bujangga Gede Dandy C. B. T. Ezra Aprilia H. Fadly Reza A. Greatta Agatha Hendrawan H. Kadek Susrama Kinanti Anggia Nesya Listi Ni K Santi M. Nina Jihan D. Nungky K. Nurhadi Octaviano M. Prahasta N. Rama Sandya Rio Agustino Safira Santi Noviyanti Shabilla Shinta Diah K. Tita Vionita Titian Eka P. Umu Kalsum Wahyu Aditya Wulan Tri A. Wulandari N. P. Yuni Antari Idah Hayati
The Lost The Lost of Animals Pig Lost Lost of Pigglet Faraway from the house of Pigglet Lost We are Lost Animals Lost A Herd Lost Lost Adventure of Animals Lost A flock of Lost Animals The Animal Lost Lost Animals were Lost Lost In The Forest Lost Lost In The Jungle Animals The Animals Lost Lost of Animals Lost The Astray of Pigglet Pig Adventure of three companions Best friend were Lost The Lost Story Lost of Animals Piglet Animals Story Animals in the forest
PERINCIAN NILAI
SKOR
1
2
3
4
23 20 21 21 21 20 21 20 21 20 21 20 22 22 22 21 20 21 21 23 20 22 22 21 19 22 23 21 21 21 21
20 20 18 20 19 18 17 19 18 20 18 18 18 20 17 17 18 20 18 22 20 22 19 18 20 19 20 18 19 17 18
19 18 17 18 17 19 19 18 18 17 18 20 17 20 19 18 18 18 18 20 18 22 17 18 18 20 19 18 17 18 18
20 20 23 19 21 22 21 22 21 22 21 20 21 22 20 22 22 20 21 22 20 24 20 21 22 22 22 21 21 22 21
Rata-rata kelas
Keterangan: (1) organisasi, (2) pengembangan ide, (3) tata bahasa, (4) mekanik
82 78 79 78 78 79 78 79 78 79 78 78 78 84 78 78 78 79 78 87 78 90 78 78 79 83 84 78 78 78 78 79.54
103
Nilai tertinggi siswa menulis recount text pada tabel 4.18 adalah 90 yang mampu diraih oleh 1 orang siswa. Terdapat 7 orang memeroleh nilai 89-79. Selanjutnya 18 orang siswa mampu memeroleh nilai 78. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaplikasian teknik picture series mampu meningkatkan kemampuan menulis recount text siswa. Jadi tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya karena nilai KKM terpenuhi. Lebih terperinci, nilai siswa berdasarkan empat aspek penilaian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. 19 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian Siklus II Nilai Yang diperoleh Siswa 25—22 21--17 16--12 11--6 5--1
Nilai tertinggi
Aspek Penilaian 1 9 22 0 0 0
2 2 29 0 0 0
3 1 30 9 0 0
4 13 18 0 0 0
dan terendah dari aspek penilaian 1 (organiasasi) adalah 23
(3 orang siswa) dan terendah 19 (1 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 2 (pengembangan ide) adalah 22 (2 orang siswa) dan 17 (4 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 3 (tata bahasa) adalah 22 (1 orang siswa) dan 15 (6 orang siswa). Nilai tertinggi dan terendah aspek penilaian 4 (mekanik) adalah 23 (1 orang) dan 19 (1 orang siswa). Nilai rerata aspek 1 adalah 21, aspek 2 adalah 19, aspek 3 adalah 18, dan aspek 4 adalah 21. Selanjutnya pemerolehan nilai siswa pada siklus II dapat digambarkan pada dua grafik di bawah ini.
104
Grafik 4.5 Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Siklus II) Dari grafik 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa 100% siswa mampu memenuhi nilai KKM, yaitu 78. Nilai rerata kelas yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah 79.55. Berdasarkan penetapan KKM SMP Angkasa Kuta, nilai siklus II ini menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis recount text sudah meningkat dan hasil nilai rerata KKM 78 telah terpenuhi.
4.2.5.2 Analisis Kualitatif Siklus II Karangan siswa dianalisis sama seperti analisis pada pratindakan dan siklus I yang dinilai berdasarkan rubrik penilaian recount text yang sama dengan menetapkan empat aspek penilaian berupa penilaian organisasi, pengembangan ide, tata bahasa dan mekanik. Analisis karangan S14 merupakan analisis karangan pertama di siklus II yang dijabarkan seperti berikut ini.
105
Contoh karangan S14 Lost Uwa, Pito and Mica were best friends and they stayed in forest together. In the afternoon, they ate a lot of fruits in the forest, and they were satisfied. They heard a sound of cried of piglet. Mica had introgated him about his lost and they have an idea to made a map from a leaf. The four of them walked and saw a very long thorn trees. Bolboi, Mica, Uwa and pitto on tears and confusion of the way to passed the thorn forest. Then they walked into thorn forest. Mica asked Bolboi why he can passed it at last. he replied because he was small and uwa responed with a word oh.. They kept walking, Mica said hap-hap, Bolboi tap-tap and Uwa jump, at the final of the thorny forest they jumped together while shouted “yeapii”. They were very happy. Then they heard the sound of “bug-bug” and they laughed. Pitto appearance with his body full of thorn and bushes because he was big and very paintful. Uwa, Mica and Bolboi saw durians tree are very much fruit, and they want to take it but they either took turns which is taken honey comb and chased them and chased the monkey tell and his but bee found him and said hahaha and stinging uwa, and finally they got home boiboi, but mica and pitto confused see the pain Uwa go boiboi excited to meet her parent, see a puddle of and boiboi find her parents, because watness slipped past uwa, mica, and pitto laufhed of then mother boiboi thanks uwa. when they want to go home mica asked the map uwa and potto, then mica falling screaming OMG pitto and three of them cried because of missing. So we have don’t follow their carelessness.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
106
Perbaikan karangan S14 Lost Uwa, Pito and Mica were best friends and they stayed in forest together. In the afternoon, they ate a lot of fruits in the forest, and they were satisfied. They heard a sound of cried of piglet. Mica had interrogated him about his lost and they have an idea to made a map from a leaf. The four of them walked and saw a very long thorn trees. Bolboi, Mica, Uwa and Pitto on tears and got confuse of the way passing the thorn forest. Then they walked into thorn forest. Mica asked Bolboi why he could passed it at last. he replied because he was small and uwa responded with a word oh.. They kept walking, Mica said hap-hap, Bolboi taptap and Uwa jump, at the end of the thorny forest they jumped together while shouted “yeapii”. They were very happy. Then they heard the sound of “bug-bug” and they laughed. Pitto’s body full of thorn and bushes because he was big and very painful Uwa, Mica and Bolboi saw durians tree were very much fruit, and they wanted to take it but they either took turns which is taken honey hive and chased them and chased the monkey tell and his but bee found him and said hahaha and stung Uwa, and finally they got bolboi’s house, but Mica and Pitto were confused seeing the Uwa’s pain went boiboi excited to meet her parent, saw a puddle of and Boiboi find her parents, because watness slipped past Uwa, Mica, and Pitto laughed of then Bolboi’s mother thanked Uwa. When they wanted to go home Mica asked the map Uwa and Pitto, then Mica falling screaming OMG Pitto and three of them cried because of the missing map. So we don’t have to follow their carelessness.
Judul
Pendahuluan
Isi
Simpulan
Pada karangan S14 di atas ditemukan judul yang telah sesuai dengan isi karangan. Dalam aspek organisasi, ditemukan adanya pengenalan tokoh secara lengkap (Uwa, Mica, dan Pitto), penjelasan berupa tempat (in forest), waktu (in the afternoon), dan hal yang sedang dilakukan (they ate a lot of fruits in the forest, and they were satisfied) yang merupakan dimensi pendahuluan. Selanjutnya pada
107
dimensi isi siswa telah menuliskan cerita secara teratur dan rapi sesuai dengan gambar yang ada pada slide. S14 mampu menuliskan cerita secara lengkap dan jelas karena dalam setiap peristiwa yang ada terdapat penjelasan secara lengkap. Hal ini diperkuat dengan peristiwa pertama yang ditulis dimulai dari awal pengenalan tokoh, kegiatan yang sedang dilakukan, dan perjalanan yang dimulai dengan melewati hutan duri, hutan durian, dan menyeberangi sungai telah berisikan penjelasan-penjelasan yang logis. Kemudian pada dimensi simpulan, siswa telah mampu menyimpulkan cerita dan komentar pribadi penulis telah dicantumkan dalam simpulan tersebut (when they want to go home mica asked the map uwa and potto, then mica falling screaming OMG pitto and three of them cried because of missing. So we have don’t follow their carelessness). Pada aspek pengembangan ide, karangan yang ditulis siswa telah menggambarkan ide cerita dalam penggalan paragraf “The four of them walked and saw a very long thorn trees. Bolboi, Mica, Uwa and pitto on tears and confusion of the way to passed the thorn forest. Then they walked into thorn forest……. Pitto appearance with his body full of thorn and bushes because he was big and very paintful”. Dalam contoh tersebut siswa mengembangkan paragraf dengan baik. Siswa menerangkan kalimat utama yang diperjelas dengan kalimat pendukung, yaitu empat dari mereka berjalan dan melihat pohon duri yang sangat panjang dan itu harus dilewati. Pitto memiliki tubuh besar sehingga ia tidak bisa melewati hutan tersebut, sedangkan teman-temannya sudah masuk terlebih dahulu dan bisa melewatinya. Namun, Pitto berinisiatif
untuk tetap
108
memaksakan dirinya masuk dan ketika sampai di ujung hutan ia kesakitan dengan tubuh penuh duri. Terdapat dua kesalahan dalam aspek tata bahasa yang dijabarkan sebagai berikut.
No 1.
2.
Tabel 4.20 Kesalahan Tata Bahasa S14 (Siklus II) Jenis Karangan siswa Perbaikan Kesalahan Kesalahan Bolboi, Mica, Uwa and pitto Bolboi, Mica, Uwa and Tense on tears and confusion of the Pitto on tears and got way to passed the thorn forest confuse of the way passing the thorn forest.
Kesalahan Gerund
Mica asked Bolboi why he can passed it at last
Mica asked Bolboi why he could passed it at last.
Uwa, Mica and Bolboi saw durians tree are very much fruit, and they want to take it but they either took turns which is taken honey comb and chased them and chased the monkey tell and his but bee found him and said hahaha and stinging uwa, and finally they got home boiboi,
Uwa, Mica and Bolboi saw durians tree were very much fruit, and they wanted to take it but they either took turns which is taken honey hive and chased them and chased the monkey tell and his but bee found him and said hahaha and stung Uwa, and finally they got bolboi’s house,
but mica and pitto confused see the pain
but Mica and Pitto were confused seeing the Uwa’s pain
Contoh kesalahan tata bahasa yang nampak pada karangan S25 adalah kesalahan auxiliary verb. Auxiliary verb are digunakan untuk present tense. Kemudian verb2 yang benar dalam menulis simple past tense adalah wanted yang merupakan irregular verb bukan want. Kesalahan lain yang nampak dalam aspek tata bahasa
109
adalah penggunaan gerund dimana gerund yang digunakan adalah subjek dalam kalimat pendukung. Pada aspek mekanik ditemukan lima kesalahan seperti dalam tabel beikut ini. Tabel 4.21 Kesalahan Mekanik S14 (Siklus II) No. Jenis Kesalahan Karangan siswa Perbaikan 1. Ejaan Mica had introgated him Mica had interrogated because watness slipped past uwa, mica, and pitto laufhed of
because watness slipped past Uwa, Mica, and Pitto laughed of
2.
Penggunaan huruf kapital
he replied because he was small and uwa responed with a word oh
3.
Penggunaan diksi
at the final of the thorny forest they jumped together while shouted “yeapii”.
he replied because he was small and uwa responded with a word oh. at the end of the thorny forest they jumped together while shouted “yeapii”
4.
Penggunaan ‗s
5.
Pola kalimat
then mother boiboi thanks uwa three of them cried because of missing. So we have don’t follow their carelessness.
Then Bolboi’s mother thanked Uwa three of them cried because of the missing map So we don’t have to follow their carelessness.
Contoh kesalahan yang dilakukan oleh S25 pada siklus II adalah kesalahan pola kalimat. Kata missing (gerund) harus diikuti oleh objek/nomina (map). Selanjutnya, pola kalimat past tense yang benar adalah S + did + not + O + ket maka kalimat yang benar adalah ―we don’t have to follow their carelessness”. Kemudian kesalahan penggunaan aphostrophe (‗s) juga masih nampak dalam
110
kalimat ―then mother bolboi thanks uwa”, kalimat yang benar adalah ―Then Bolboi’s mother thanked Uwa” karena kalimat tersebut menyatakan milik. Lebih lanjut, analisis kualitatif kesalahan yang dilakukan oleh S22 Contoh karangan S22 Lost There were three good friends in the forest. Uwa was a monkey, Pitto was a rhino and Mica was a tiger. One day when they were resting after ate a lot of fruits under the tree, they heard that somebody was crying. They found a little pig named Bolboi. He was confused to find his house and he did not know the way home. Uwa, Pitto and Mica wanted to help him. Then they had a good idea. Uwa took a big leaf and drew it as a map.
Judul
Pendahuluan
Firstly, they had passed a thorn forest. They were confused how to pass it. Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest, but they had to passing it. Mica, Uwa and Bolboi could passing it faster except Pitto. He had a big body so hard for him to passing the forest. Then his body was full with thorns and leafs. Secondly, after the thorn forest, they had passed through the durian forest. They saw a lot of durians there. Pitto and Uwa wanted to took some of them. Pitto took a long bamboo for hit the durians unfortunately he hit a beehive. The bees were angry and they run faster. a bee stung Uwa that hide in the bushes. After the bees were gone, they continued their journey.
Isi
Then, They found a river. They walked on the thin wooden bridge. But the wood was broken and they felt into the river. They did not realize that it was shallow. Finally they arrived at Bolboi’s house. Uwa, Mica, Bolboi and Pitto were happy. They met the family of Bolboi. Bolboi’s mother thanked to Uwa, Pitto and Mica who helped Bolboi to found his home. Finally Uwa, Mica and Pitto said goodbye to them. Mica asked to pitto about the map. But the map they had made was gone, because of his carelessness. They did not remember the way back home. They screamed together “now we are lost”. If they didn’t losing the mad they had not to made a map again.
Simpulan
111
Perbaikan karangan S22 Lost There were three good friends in the forest. Uwa was a monkey, Pitto was a rhino and Mica was a tiger. One day when they were resting after eating much fruits under the tree, they heard that somebody was crying. They found a little pig named Bolboi. He was confused to find his house and he did not know the way home. They wanted to help him. Then they had a good idea. Uwa took a big leaf and drew it as a map.
Simpulan
Pendahuluan
Firstly, they had passed a thorn forest. They were confused how to pass it. They were afraid to enter the forest, but they had to pass it. Mica, Uwa and Bolboi could passing it faster except Pitto. He had a big body so hard for him to passing the forest. Then his body was full with thorns and leafs. Secondly, after the thorn forest, they had passed through the durian forest. They saw a lot of durians there. Pitto and Uwa wanted to take some of them. Pitto took a long bamboo for hit the durians unfortunately he hit a beehive. The bees were angry and they run faster. a bee stung Uwa that hide in the bushes. After the bees were gone, they continued their journey.
Isi
Then, They found a river. They walked on the thin wooden bridge. But the wood was broken and they felt into the river. They did not realize that it was shallow. Finally they arrived at Bolboi’s house. They were happy. They met the family of Bolboi. Bolboi’s mother thanked to Uwa, Pitto and Mica who helped Bolboi to found his home. Finally they said goodbye to them. Mica asked to Pitto about the map. But the map they had made was gone, because of his carelessness. They did not remember the way back home. They screamed together “now we are lost”. If they didn’t losing the mad they had not to make a map again.
Simpulan
112
Aspek organisasi yang berisikan latar belakang cerita berupa tokoh (Uwa, Mica, Pitto), tempat kejadian peristiwa (in the forest), dan keterangan waktu (one day) serta peristiwa yang sedang berlangsung saat itu (they were resting after ate a lot of fruits under the tree, they heard that somebody was crying. They found a little pig named Bolboi) yang merupakan dimensi pendahuluan. Kemudian pada dimensi isi siswa mampu menjelaskan kejadian cerita yang dimulai dari awal kisah cerita, yaitu persahabatan binatang ketika tiga sekawan sedang beristirahat di bawah pohon, tiba-tiba mendengar tangisan seekor babi yang dilanjutkan dengan menolong babi tersebut untuk menemukan rumahnya. Dalam isi juga siswa mampu menggunakan kata firstly, secondly, then, dan finally yang mengindikasikan bahwa rangkaian kegiatan atau prose situ berlangsung dalam beberapa urutan waktu (sequencing of the paragraph). Pada dimensi simpulan, simpulan yang ditulis telah koheren dengan judul karangan tersebut. Aspek pengembangan ide tampak dalam setiap paragraf yang ditulis. ―Firstly, they had passed a thorn forest. They were confused how to pass it. Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest, but they had to passing it. Mica, Uwa and Bolboi could passing it faster except Pitto. He had a big body so hard for him to passing the forest. Then his body was full with thorns and leafs.” Dalam paragraf tersebut terdapat induk kalimat yang menerangkan bahwa mereka tiba di hutan duri (Firstly, they had passed a thorn forest), kemudian diperjelas dengan kalimat-kalimat berikutnya, yaitu bahwa mereka bingung untuk melewati hutan tersebut hingga akhirnya mereka menemukan cara untuk melewatinya, kecuali Pitto yang memiliki tubuh yang besar.
113
Selanjutnya masih pada aspek pengembangan ide. Dalam paragraf tiga ―Then, they found a river. They walked on the thin wooden bridge. But the wood was broken and they felt into the river. They did not realize that it was shallow”. Dalam pargraf tersebut, siswa sudah mampu mengembangkan ide dengan baik. Adanya pengembangan ide dari induk kalimat “they found a river” yang didukung oleh anak-anak kalimat yang menerangkan bahwa mereka menemukan sebuah sungai sebagai tanda bahwa mereka akan sampai ke rumah Bolboi. Namun, sebelum sampai, mereka harus menyeberangi sebuah jembatan yang terbuat dari kayu yang kecil. Ketika mereka menyeberang, jembatan tersebut patah sehingga mereka jatuh ke dalam sungai yang dangkal. Aspek tata bahasa karangan S22 pada siklus II ini masih nampak tiga jenis kesalahan yang dijabarkan dalam tabel berikut. Tabel 4.22 Kesalahan Tata Bahasa S22 (Siklus II) No. Jenis Karangan Siswa Perbaikan Kesalahan 1. Penggunaan Bolboi, Uwa, Pitto and Mica They were afraid to enter Tense were afraid to enter the forest, the forest, but they had to but they had to passing it pass it.
2
Pitto and Uwa wanted to took some of them.
Pitto and Uwa wanted to take some of them.
If they didn’t losing the mad they had not to made a map again.
If they didn’t losing the mad they had not to make a map again.
Penggunaan Uwa, Pitto and Mica wanted Pronomina to help him. Bolboi’s mother thanked to Uwa, Pitto and Mica who helped Bolboi to found his home
They wanted to help him. Bolboi’s mother thanked to them who helped Bolboi to found his home.
114
3
Penggunaan One day when they were Gerund resting after ate a lot of fruits under the tree, they heard that somebody was crying.
One day when they were resting after eating much fruits under the tree, they heard that somebody was crying.
Contoh kesalahan yang tampak pada karangann yang ditulis oleh S22 adalah kesalahan penggunaan tenses, yaitu pada kalimat ―Pitto and Uwa wanted to took some of them”. Kata took seharusnya diubah menjadi take (verb1) sesuai dengan pola kalimat past tense.
Kemudian kesalahan penggunaan proniminal juga
tampak pada kalimat ―Uwa, Pitto and Mica wanted to help him.” dan ―Bolboi’s mother thanked to Uwa, Pitto and Mica….”. Subjek Uwa, Pitto and Mica yang berada di awal kalimat diganti menjadi they yang merupakan pronominal subjek ketiga jamak. Sedangkan, kata Uwa, Pitto and Mica yang berada di tengah kalimat tersebut merupakan pronominal objek bentuk jamak. Selanjutnya, pada aspek mekanik hanya ditemukan satu kesalahan yaitu kesalahan penggunaan diksi yang dibuat oleh S22.
No. 1.
Jenis Kesalahan Diksi
Tabel 4.23 Kesalahan Mekanik S22 (Siklus II) Karangan Siswa Perbaikan Bolboi, Uwa, Pitto and Mica were afraid to enter the forest, but they had to passing it.
They were afraid to enter the forest, but they had to pass it.
Kesalahan diksi yang tampak pada karangan S22 adalah penggunaan kata passing it seharusnya kalimta yang benar adalah ―They were afraid to enter the forest, but they had to pass it”.
115
Berikutnya, analisis karangan S25 yaang merupakan analisis karangan terakhir pada siklus II ini dijelaskan sebagai berikut. Adventure of three Companions There were four animals in the forest. They are Uwa was the monkey that had a brown color. Mica the tiger that she had a yellow with some brown lines colour, Rhino named Pitto that was so big and a pinky pig. In the afternoon the three best friend Uwa, Mica and Pitto ate so many much fruits. They sit together under the tree in the forest. They ate was so greedy. Banana, durian, melon, mangos teen that the fruit they ate.
Judul
Pendahuluan
They sleep over after had a fruit party because of eat to much. They sleept bay lay on the grass together. A minutes later, they heard a noise in the back of the tree. Then look for it. Then the little pig show up. The little pig named Bolboy. Mica talk to Bolboy and he cry. Mica told her friend that Bolboy cannot find his house. he lost. Uwa had an idea for made a map. Then they made it from a leaf. The first journey is they had to enter the thorn forest. They confused to enter so they found away. Mica, Uwa, and bolboy was small and easy to pass it. But Pitto at the end with full body injury. The second journey was the Durian forest. they had ti pass it. They saw so many durian tree. Pitto want to took a durians by shake the tree. The durian was not felt down but beehive. Then the bees angry and chased them. A bee stung Uwa when they hide on the bushes. Then finally the third journey was they found a river. Mica took a small tree as a bridge. But when they pass on the bridge that’s cracked and they fall to river but the river is not deep so they can cross it. Finally they saw Bolboy’s family. A mother of Bolboy said thank to them and also his father. After that Mica, Uwa, and Pitto want to back home. Then Mica asked to Pitto about the map. Oh my God, map is ruined by Pitto when they cross the river. Then they crying because they forgot the way to home. From the story we can learn that don’t forget the important things.
Isi
Simpulan
116
Perbaikan karangan S25 Adventure of three Companions There were four animals in the forest. They were, Uwa, the monkey that had a brown color. Mica the tiger that she had a yellow with some brown lines colour, Rhino named Pitto that was so big and a pinky pig. In the afternoon the three best friend Uwa, Mica and Pitto ate so many much fruits. They sit together under the tree in the forest. They ate was so greedy. Banana, durian, melon, mangos teen the fruit they ate.
Judul
Pendahuluan
They sleep over after had a fruit party because of eating too much. They slept bay lay on the grass together. Some minutes later, they heard a noise in the back of the tree. Then look for it. Then the little pig showed up. The little pig named Bolboy. Mica talked to Bolboy and he cried . Mica told her friend that Bolboy cannot find his house. he got lost. Uwa had an idea for made a map. Then they made it from a leaf. The first journey is they had to enter the thorn forest. they got confuse to enter so they found away. Mica, Uwa, and Bolboy were small and easy to pass it. But Pitto at the end with full body injury. The second journey was the Durian forest. they had ti pass it. They saw so many durian trees. Pitto wanted to take a durians by shake the tree. The durian did not fall down but beehive. Then the bees were angry and chased them. A bee stung Uwa when they hide on the bushes. Then finally the third journey was they found a river. Mica took a small tree as a bridge. But when they passed on the bridge that was cracked and they fall to river but the river was not deep so they can cross it. Finally they saw Bolboy’s family. A mother of Bolboy said thank them and also his father. After that Mica, Uwa, and Pitto want back home. Then Mica asked Pitto about the map. Oh my God, map was ruined by Pitto when they crossed the river. Then they were crying because they forgot the way going home. From the story we can learn that don’t forget the important things.
Isi
Simpulan
Aspek penilaian organisasi dibagi menjadi tiga dimensi. Dalam dimensi pendahuluan karangan tersebut, yaitu pada paragraf pertama telah disebutkan
117
pengenalan tokoh dalam cerita (Uwa, Mica, Pitto, pinky pig). Pada dimensi isi, siswa telah menuliskan isi karangan yang sesuai dengan rangkaian gambar yang ada dalam slide picture series. Isi yang ditulis telah tersusun dengan baik dan sesuai dengan urutan yang terjadi dalam gambar yang dimulai dari pengenalan tokoh dalam cerita yang dilanjutkan dengan permasalahan yang terjadi hingga akhirnya pada dimensi simpulan siswa mampu menarik sebuah simpulan dan menyatakan komentarnya yang mengajak pembaca untuk tidak ceroboh dan melupakan hal penting (From the story we can learn that don’t forget the important things). Kemudian, pada aspek pengembangan ide siswa mampu menjelaskan secara mendetail tentang ciri-ciri tokoh yang ada yang terdapat dalam kalimat ―They are, Uwa was the monkey that had a brown color. Mica the tiger that she had a yellow with some brown lines colour, Rhino named Pitto that was so big and a pinky pig”. Hal ini menyatakan bahwa ide yang ada dalam setiap paragraf dapat dikembangkan dengan baik. Kalimat utama yang ada dalam paragraf didukung oleh anak-anak kalimat yang menggambarkan keutuhan sebuah paragraf dalam karangan. Selanjutnya penilaian aspek tata bahasa, kesalahan-kesalahan yang tampak pada karangan yang ditulis oleh S25 adalah kesalahan tense, penggunaan gerund, dan penggunaan bentuk jamak yang dijabarkan dalam tabel di bawah ini.
118
No. 1.
Tabel 4.24 Kesalahan Tata Bahasa S25 (Siklus II) Jenis Karangan siswa Perbaikan Kesalahan Penggunaan They are Uwa was the They were, Uwa, the Tense monkey that had a brown monkey that had a brown color. Mica the tiger that she color. Mica the tiger that she had a yellow with some had a yellow with some brown lines colour, Rhino brown lines colour, Rhino named Pitto that was so big named Pitto that was so big and a pinky pig. and a pinky pig.
2.
Gerund
3.
Penggunaan bentuk jamak
Then the little pig show up
Then the little pig showed up.
Mica talk to Bolboy and he cry. Mica told her friend that Bolboy cannot find his house.
Mica talked to Bolboy and he cried . Mica told her friend that Bolboy cannot find his house.
Then the bees angry and chased them.
Then the bees were angry and chased them.
The durian was not felt down but beehive.
The durian did not fall down but beehive.
Then they crying because they forgot the way to home.
Then they were crying because they forgot the way going home.
They sleep over after had a fruit party because of eat to much. A minutes later, they heard a noise in the back of the tree.
They sleep over after had a fruit party because of eating too much. Some minutes later, they heard a noise in the back of the tree.
They saw so many durian tree.
They saw so many durian trees
Contoh kesalahan S25 adalah kesalahan bentuk jamak, Siswa menulis salah dalam menulis bntuk jamak pada kata tree pada kalimat ―They saw so many durian
119
tree”. Kata so many yang ada dalam kalimat tresebut menunjukkan jamak pada tree (pohon) dan harus ditambah s sehingga kalimat yang benar adalah ―They saw so many durian trees” Terakhir pada aspek mekanik, hanya ditemukan satu kesalahan yaitu kesalahan diksi yang dijabarkan sebagai berikut. Tabel 4.25 Kesalahan Mekanik S25 (Siklus II) No. Jenis Karangan siswa Perbaikan Kesalahan 1. Penggunaan Then they crying because they Then they were crying Diksi forgot the way to home. because they forgot the way going home. Kesalahan diksi yang ditulis oleh S25 pada kalimat ―Then they crying because they forgot the way to home”. Kata yang dipilih salah karena setelah kata the way harus diikuti oleh going to (gerunds) dan home (noun). Dari karangan 31 orang siswa yang mengikuti kegiatan siklus II dari aspek organisasi dan pengembangan ide masih ditemukan kesalahan dari aspek organisasi yang berkurang dari 25% pada siklus I menjadi 9% pada siklus II. Kesalahan pengembangan ide berkurang dari 32% pada siklus I menjadi 16% pada siklus II. Kesalahan ini berkurang karena telah diterapkannya planning organizer dan composing organizer. Pada aspek tata bahasa ditemukan empat kesalahan, yaitu (1) kesalahan tenses,
(2) kesalahan penggunaan pronominal,
(3) kesalahaan gerund, dan (4) kesalahan penggunaan bentuk jamak. Sedangkan dari aspek mekanik ditemukan lima kesalahan yaitu (1) kesalahan penggunaan huruf kapital, (2) kesalahan ejaan, (3) kesalahan diksi, (4) kesalahan penulisan apostrop (‘s), dan (5) kesalahan penulisan pola kalimat.
Dari
kesalahan-
120
kesalahan ini dapat dijabarkan, yaitu keasalahan organisasi 9%, kesalahan pengembangan ide 16%, kesalahan tata bahasa 25%, dan kesalahan mekanik 16%.
4.2.5.3 Refleksi Siklus II Dari hasil siklus II dapat disimpulkan bahwa dari kajian kuantitatif semua siswa telah memenuhi KKM. Pada hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa dari empat jenis kesalahan yang sama seperti pada siklus II dengan presentase yang lebih sedikit dibandingkan dengan siklus I. Empat kesalahan tersebut adalah kesalahan organisasi, kesalahan pengembangan ide, kesalahan tata bahasa, dan kesalahan mekanik. Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh siswa pada siklus II adalah kesalahan tata bahasa sebanyak 25% yang terdiri atas empat kesalahan yaitu kesalahan tenses, gerund, pronomina, dan penggunaan bentuk jamak. Kesalahan mekanik pada siklusII adalah 6% yang terdiri atas lima kesalahan yaitu kesalahan ejaan, penggunaan huruf kapital, penggunaan diksi, kesalahan penggunaan apostrop (‗s), dan pola kalimat. Presentase kesalahan karangan siswa berkurang karena pada pelaksaanan siklus II ditambahkan planning organizer dan composing organizer yang membuat siswa lebih mampu mengorganisasikan struktur karangan dan mengembangkan ide ceritanya. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya kesalahan pengorganisasian dan pengembangan ide pada karangan siswa.
121
4.2.6 Hasil Kuesioner Siklus II
No 1
2
3
4
5
6
7
8
Tabel 4.26 Hasil Kuesioner Siklus II Pernyataan Pendapat Saya senang melakukan kegiatan menulis SS recount text dengan teknik picture series yang S diterapkan oleh guru. R TS Diterapkannya teknik picture series SS memudahkan saya dalam menulis recount text. S R TS Dengan teknik picture series yang diterapkan SS dapat memudahkan saya dalam membuat judul S recount text R TS Teknik picture series yang diterapkan sangat SS membantu saya dalam menulis kronologis S kejadian/peristiwa secara kronologis. R TS Menulis recount text dengan teknik picture series SS yang diterapkan guru melatih saya terampil S dalam menulis. R TS Dalam menulis recount text, menyusun struktur SS organisasi teks dan kalimat dengan gramatikal S yang benar merupakan hal yang menyenangkan R setelah diterapkannya tenik picture series. TS Pembelajaran menulis dengan teknik ini sangat SS menyenangkan sehingga saya merasa S bersemangat melakukan kegiatan menulis R TS Setelah mengikuti pembelajaran ini, saya merasa SS suasana kelas saat pembelajaran sangat S menyenagkan dan tidak membosankan. R TS
Pemilih 11 18 2 0 10 18 3 0 12 15 4 0 12 19 0 0 10 18 3 0 9 17 5 0 13 17 1 0 7 23 1 0
122
Dari hasil kuesioner setelah pelaksanaan siklus II dapat dilihat bahwa pada pernyataan ―Saya senang melakukan kegiatan menulis recount text dengan teknik picture series yang diterapkan oleh guru‖ dari 31 siswa, 11 siswa menyatakan sangat setuju, 18 siswa setuju, dan 2 siswa ragu-ragu. Contoh lainnya adalah pada pernyataan ―Diterapkannya teknik picture series memudahkan saya dalam menulis recount text‖ dari 31 siswa, 10 siswa menyatakan sangat setuju, 18 siswa setuju, dan 3 siswa ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan teknik picture series lebih efektif daripada metode ceramah dalam mengembangkan kemampuan menulis recount text siswa.
4.2.6.1 Perbandingan Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Berikut ini disajikan perbandingan perolehan nilai siswa dari siklus pratindakan, siklus I dan siklus II, seperti tabel berikut 4.27.
Tabel 4.27 Perbandingan Perolehan Skor Siswa pada Pratindakan, Siklus, I dan Siklus II Skor Level N a m a siswa Ket Siklus KKM Pratindakan I II Agus Ariawan 78 82 82 Tetap Terlampaui Alfran Hasan 70 78 78 Tetap Tercapai Bujangga Gede A. 69 73 79 Meningkat Terlampaui Dandy C. B. T. 72 78 78 Tetap Tercapai Ezra Aprilia H. 62 70 78 Meningkat Tercapai Fadly Reza A. 79 79 79 Tetap Terlampaui Greatta Agatha 72 75 78 Meningkat Tercapai Hendrawan H. 66 79 79 Tetap Terlampaui Kadek Susrama 73 74 78 Meningkat Tercapai
123
Kinanti Anggia Nesya Listi Ni K Santi M. Nina Jihan D. Nungky Kumala Nurhadi Octaviano M.M. Prahasta Naplando Rama Sandya Rio Agustino Safira Santi Noviyanti Shabilla Shinta Diah K Tita vionita Titian Eka P Umu Kalsum Wahyu Aditya G. Wulan Tri A Wulandari Ni Putu Yuni Antari Idah Hayati Rata-rata Kelas
69 70 72 65 70 67 70 69 74 63 78 76 79 64 66 78 73 75 70 63 68 66 70.22
74 72 76 72 78 74 75 73 78 72 83 78 85 71 72 79 78 79 76 73 70 67 75.54
79 78 78 78 84 78 78 78 79 78 87 78 90 78 78 79 83 84 78 78 78 78 79.54
Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Tetap Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Terlampaui Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Tercapai Terlampaui Tercapai Terlampaui Tercapai Terlampaui Tercapai Tercapai Terlampaui Terlampaui Terlampaui Terlampaui Tercapai Tercapai Tercapai Terlampaui
Perbandingan hasil evaluasi yang tertera pada tabel di atas menunjukkan perolehan nilai siswa selama siklus penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Tampak bahwa nilai rerata kelas meningkat pada setiap siklus yang diadakan. Berdasarkan perolehan nilai individu siswa tampak bahwa beberapa siswa pada siklus I dan siklus II memeroleh nilai tetap. Namun terjadi peningkatan dari nilai pratindakan ke siklus berikutnya setelah treatmen diberikan. Ini berarti bahwa peningkatan kemampuan menulis siswa dengan teknik picture series berhasil diterapkan dalam kegiatan menulis recount text.
124
4.2.6.2 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Tabel 4.28 Perbandingan Nilai Rerata Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Perbandingan Nilai No Kriteria Penilaian PraSiklus Siklus tindakan I II 1 Organisasi 17.8 19.68 21.16 2 Pengembangan ide 16.68 18.35 18.87 3 Tata Bahasa 16.39 17.35 18.35 4 Mekanik 19.35 19.77 21.16 Jumlah 70.22 75.54 79.54
Berdasarkan tabel perbandingan di atas diketahui bahwa kriteria penilaian menulis yang diadaptasi dari rubrik penilaian menulis Brown & Bailey (1984:254) dapat dijabarkan sebagai berikut. 1. Pada kriteria penilaian organisasi (pendahuluan, isi, dan simpulan) yang ditunjukkan pada tabel perbandingan nilai pratindakan, siklus I, dan siklus II tampak bahwa siswa mampu meningkatkan pemahaman mereka tentang generic structure dari recount text itu sendiri. Siswa mampu menentukan urutan kejadian secara kronologis sesuai dengan rangkaian peristiwa yang ada pada slide picture series. 2. Pada kriteria penilaian pengembangan ide, terjadi peningkatan ke arah yang lebih baik seperti pada tabel perbandingan di atas. Siswa mampu mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka dengan cara mencatat terlebih dahulu poin-poin penting yang ada pada gambar, kemudian dikembangkan menjadi paragraf hingga membentuk sebuah karangan. 3. Peningkatan juga terjadi pada tata bahasa sesuai dengan yang tertera pada tabel perbandingan di atas yang berarti bahwa pemahaman penggunaan tata
125
bahasa oleh siswa mulai bertambah karena ditekankan pengulangan materi tentang struktur gramatika pada setiap pertemuan disetiap siklusnya sebelum penugasan menulis dilakukan. 4. Pada aspek mekanik, siswa mampu menggunakan aspek-aspek penilaian tersebut dengan baik. Mereka memberikan perhatian yang lebih tentang hal tersebut sehingga kesalahan-kesalahan penulisan yang dilakukan dapat diminimalisasi. Dari hasil perbandingan hasil belajar siswa pada siklus yang telah dilaksanakan, penilaian setiap kriteria yang dinilai berdasarkan rubrik penilaian menulis recount text tersebut dapat digambarkan nilai rerata kelas untuk 31 orang siswa adalah sebagai berikut.
Gambar 4.6 Perbandingan Nilai Siswa Berdasarkan Empat Aspek Penilaian (Pratindakan, Siklus I dan Siklus II)
126
4.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Penerapan Teknik Picture Series dalam Menulis Recount Text pada Siswa Kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan tersebut, dapat diidentifikasikan tiga temuan yang bermakna yang berkaitan dengan rumusan masalah. Temuan tersebut adalah kemampuan siswa dalam menulis recount text sebelum menggunakan teknik picture series, kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik piture series dan faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text pada siswa kelas VIII di SMP Angkasa Kuta Badung. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penggunaan picture series yang ditampilkan dengan menggunakan slide projector dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pada suatu materi baru. Meningkatnya perhatian siswa disebabkan adanya stimulus yang diberikan berupa picture series. Adanya penayangan gambar yang berwarna pada picture series memberi daya tarik dalam pembelajaran khususnya dalam menulis recount text yang memudahkan siswa untuk memunculkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka sehingga dapat mudah tertuang dalam tulisan. 2. Terdapat instrumen-instrumen baru berupa planning organizer yang bertujuan untuki memberi gambaran perencanaan recount text dan composing organizer yang bertujuan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang ada pada recount text. Penggunaan instrumen tersebut memudahkan siswa untuk
127
mencatat ide-ide penting yang ada. Ide-ide penting yang dicatat dalam composing organizer dikembangkan menjadi sebuah recount text . 3. Adanya motivasi yang diberikan guru saat siswa sulit membuat judul yang sesuai dengan tema yang berhubungan dengan picture series yang ditayangkan. Pemberian motivasi ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat siswa dalam berpikir secara kritis untuk menentukan sebuah judul yang bertitik tolak dari simpulan yang ditulis siswa. 4. Adanya pengulangan materi dengan tujuan untuk lebih mengingatkan siswa untuk menulis recount text dengan menggunakan teknik picture series. Pengulangan materi yang diberikan secara berkala berupa penjelasan tentang penggunaaan simple past tense dalam karangan membantu siswa memahami pola kalimat simple past tense yang ada pada karangan recount text mereka. 5. Adanya penguatan (reinforcement) berupa pengulangan materi, pelatihanpelatihan menulis dan pujian yang diberikan guru memberikan respons baik sehingga terjadi peningkatan dalam hasil tulisan recount text siswa. 6. Adanya ketertarikan siswa untuk menulis tidak hanya sebatas menulis pengalaman atau wacana berita yang ditulis dalam bentuk lampau, siswa sudah mampu menulis karangan sendiri dengan imajinasi yang dikembangkan setelah melihat gambar yang ada. Keenam faktor yang memengaruhi hasil evaluasi belajar siswa tersebut dapat dilihat pada karangan siswa yang meningkat setelah setelah pengaplikasian picture series dalam pembelajaran menulis recount text yang menuntut siswa untuk menggunakan simple past tense pada karangan tersebut
128
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, simpulan hasil penelitian yang terkait dengan kamampuan siswa dalam menulis recount text adalah sebagai berikut. 1) Sebelum menggunakan teknik picture series dari 31 orang siswa hanya lima orang yang memenuhi nilai KKM 78. Artinya, terlampauinya nilai KKM yang ditentukan, yaitu 78. Hasil tes awal (pratindakan) menunjukkan bahwa pada hasil karanag siswa masih banyak ditemukan kesalahan, yaitu terdapat pada struktur organisasi, pengembangan ide, tata bahasa, dan mekanik yang menjadi perhatian lebih ke depannya. Hal paling utama yang sering menjadi perhatian adalah kesalahan tata bahasa yang dilakukan oleh siswa. Contohnya, mereka masih kesulitan memahami perubahan verb dari present menjadi past. 2) Kemampuan siswa dalam menulis recount text setelah menggunakan teknik picture series dapat dibagi menjadi dua siklus, yaitu seperti di bawah ini. a) Pada siklus I, teknik picture series diterapkan, hasilnya menunjukkan sebanyak 22% siswa mampu memeroleh nilai baik, 19,35% mendapat nilai cukup, dan 48% mendapat nilai di bawah KKM. Peningkatan ini dapat dilihat dari aspek tata bahasa dimana kalimat-kalimat yang dihasilkan siswa pada setiap paragrafnya sudah menunjukkan peningkatan karena siswa sudah memerhatikan pola perubahan verb dan keterangan waktu yang dapat mengindikasikan bahwa kalimat yang dibuat adalah past. Akan 128
129
tetapi,
masih
ditemukan
kurangnya
kemampuan
siswa
dalam
mengembangkan ide-ide dalam paragraf, yang ada menjadi sebuah paragraf yang dibuat serta kalimat utama belum didukung oleh anak-anak kalimat sebagai keutuhan sebuah paragraf. Peningkatan yang terjadi pada siklus I belum dapat memenuhi standar nilai KKM 78 karena beberapa diantara siswa masih belum mampu memeroleh nilai KKM yang ditentukan sehingga perlu dilaksanakan siklus II. b) Pada siklus II, untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa ditambahkan dua instrumen baru yaitu planning organizer yang berguna dalam perencanaan recount text dan composing organizer yang membantu mengembangkan ide mereka secara terorganisir.
Hasil
karangan siswa pada siklus II memenuhi KKM. Presentase kesalahan organisasi pada kegiatan pratindakan, siklus I dan siklus II adalah pada kesalahan organisasi berkurang dari 45% menjadi 25%
dan 9%,
kesalahan pengembangan ide berkurang dari 58% menjadi 32%
dan
16%, kesalahan tata bahasa berkurang dari 80% menjadi 48% dan 25%, dan kesalahan mekanik berkurang dari 25% menjadi 16% dan 6%,. 3. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil evaluasi pada penerapan teknik picture series dalam menulis recount text yang ditampilkan dengan menggunakan slide dapat memberikan stimulus kepada siswa tentang pembelajaran baru khususnya dalam menulis recount text. Dengan demikian, memudahkan siswa untuk memunculkan ide-ide yang ada dalam pikiran mereka yang akan dituangkan menjadi sebuah tulisan. Penambahan instrumen-instrumen baru
130
dapat memudahkan siswa untuk menulis sebuah recount text dengan teknik picture series yang diterapkan. Di samping itu, dengan adanya pengulangan materi yang diberikan dan penguatan (reinforcement) yang memberikan respons baik terhadap hasil menulis siswa serta motivasi yang diberikan guru ketika pembelajaran berlangsung menyebabkan siswa bersemangat dalam menulis.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis recount text dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Guru bahasa Inggris Dalam proses pembelajaran bahasa inggris hendaknya disusun beberapa model pembelajaran yang dikombinasikan dengan teknik baru yang mampu memberikan warna baru dalam proses pembelajaran dikelas sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya dalam menulis. 2. Siswa Penerapan teknik picture series harus tetap dilaksanakan semaksimal mungkin agar hasil yang diperoleh lebih meningkat. 3. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian yang menggunakan teknik picture series sangat memungkinkan apabila dilakukannya penelitian lanjutan guna menyempurnakan penelitian ini.
131
DAFTAR PUSTAKA Anderson, M. & Anderson, K. 1997. Text Types in English 1. Melbourne: Macmillan Education Australia. Arikunto dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asthika, I Made Dharma. 2012. Improving The Ability To Use Verbs In Paragraph Writing Through Grammar Transformational Teaching Method. Denpasar: Universitas Udayana. Baehaqi, Imam. 2009. A Handbook of English Grammar, Panduan Lengkap dan Praktis Belajar Tata Bahasa Inggris. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu. Brown, J.D & Bailey, M. 1984. A Categorical Instrument for Scoring Second Language Writing Skills. Language Learning Reasearch Club. University of Michigan. Brown, J.D . 1978. Prinsiple of Language and Teaching. Englewood Clift, N.J.: Prentice-Hall. Cahyo, Agus N. 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press. Disney Enterprises. 2013. Lost. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Dykes, Barbara. 2007. Grammar for Everyone: Victoria: Acer Press Emilia, Hermawan & Tati, 2008. Pendekatan Genre Based dalam Kurikulum Bahasa Inggris Tahun 2006: Penelitian Sebuah Tindakan Kelas di Sebuah SMP Negeri di Badung. Bandung : Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FPBS UPI. Fadlun, Bahasa. 2011. Rangkuman Intisari Bahasa Inggris. Surabaya : Pustaka Agung Harapan. Gie, The Liang. Terampil Mengarang Bahasa Indonesia Siswa Sekolah Dasar. Yogyakarta : Andi. Ghazali, H. A Syukur 2010. Pembelajaran keterampilan Berbahasa. Malang : Aditama. Leech, Geoffery. 2006. Glossary of Englsih Grammar: Edinburgh United Kingdom: Edinburgh University Press.
131
132
Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of English Language Teaching. Cambrigde : Longman. Hidayati. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Wacana Narasi Melalui Pengguanaan Media Gambar Berbasis Visual Gambar Berseri pada Mahasiswa FKIP UMM. Denpasar: Universitas Udayana. Iskandarwassid dan Dadang Suendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Milati, Ni Made. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Kalimat Passive Simple Presnt Tense Siswa SMPN 1 Tegalallang dengan Pendekatan Chain Card Game‖. Denpasar : Universitas Udayana. Munadi, Yudi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Nurgiyantoro, Burhan. 2001 Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Paizaluddin dan Ermalinda. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta. Permana, Maryani T. 2009. ―Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Karangan Melalui Penggunaan Media gambar Seri Di Kelas V SD Cibulan II Desa Cibulan Kecamatan Lemahsugih Kabupaten Majalengka‖. Semedang: Universitas Pendidikan Indonesia. Purwanto. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Skinner. 1957. Verbal Behavior. New York: Appleton-Century-Crofts, Inc. Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Jakarta: Indonesian Linguistics Development Project. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2000. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Widiadnya, I.G. A. Vina. 2012. Silabus dan RPP Bahasa Inggris Kelas III Tahun Pelajaran 2011/2012. Tuban: SMP Angkasa. Yule, George. 2010. The Study Of Language Fourth Edition. New York. Cambridge University Press.
133
Zuriah, N. 2006, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.