KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN ISTILAH POLITIK ARAB-INDONESIA MAHASISWA JURUSAN TARJAMAH DAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB SEMESTER VI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S.)
Oleh Rezha Firmansyah NIM: 1070240001388
JURUSAN TARJAMAH FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
21
22
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berupa pencabutan gelar.
Jakarta, 5 Agustus 2011
Rezha Firmansyah NIM: 107024001388
23
24
ABSTRAK Rezha Firmansyah. 107024001388. “Kemampuan Menerjemahkan Istilah Politik Arab-Indonesia Mahasiswa Jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab Semester VI”. Jurusan Tarjamah, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui kemampuan mahasiswa jurusan Tarjamah semester VI dan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab semester VI dalam menerjemahkan istilah politik dan (2) mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan dan kemudahan dalam menerjemahkan istilah politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptifeksploratif dan menggunakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif. Sumber data adalah dokumen, informan kunci, dan responden, yaitu mahasiswa jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab. Dokumen yang dianalisis berupa kumpulan istilah-istilah politik, baik berupa kosakata maupun di dalam teks. Temuan penelitian sebagai berikut. Pertama, bahwa jurusan Tarjamah lebih unggul dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab dalam menerjemahkan istilah-istilah politik, akan tetapi untuk menerjemahkan secara keseluruhan teks, hasil terjemahan mahasiswa Tarjamah hanya sedikit mengungguli hasil terjemahan mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab yang seharusnya dapat lebih unggul jauh dalam hal menterjemah. Pada dasarnya mahasiswa Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab semester VI memiliki kemampuan yang baik, hanya saja sifat mahasiswa Tarjamah VI malas, dan sedangkan mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab mempunyai sifat yang bertolak belakang dengan mahasiswa Tarjamah VI, yaitu rajin, akan tetapi kendalanya ada pada kurangnya teori-teori yang mereka dapat. Kedua, faktor yang mempengaruhi mahasiswa Tarjamah VI mengalami kesulitan dalam menerjemahkan istilah politik adalah latar belakang sekolah mereka yang mayoritas berasal dari Madrasah Aliyah (MA) yang memberikan ilmu agama maupun bahasa Arab kurang, dibandingkan dengan ilmu pengetahuan umumnya. Selain itu, daya beli kamus mereka yang sangat kurang. Mereka tahu kamus apa yang harus di gunakan untuk menerjemahkan istilah politik, akan tetapi kamus yang ingin digunakan tidak mereka miliki. Sama halnya dengan mahasiswa PBA VI, kesulitannya adalah karena mayoritas mahasiswa berlatar belakang sekolah Madrasah aliyah (MA). Lalu, mereka juga baru mengenal atau mendapatkan mata kuliah penerjemahan di semester 5, beda dengan jurusan Tarjamah yang mendapatkannya dari semester 2. Selain itu, belum mengenal kamus istilah sehingga kebanyakan dari mereka tidak dapat menerjemahkan istilah politik dengan baik. Walau begitu, hasil terjemahan mereka tidak terlalu buruk karena sifat rajin dan rasa ingin tahu yang besar yang mereka miliki yang memberikan kemudahan dalam menterjemah.
25
KATA PENGANTAR Puji syukur, Alhamdulillah, Saya panjatkan kehadirat Allah SWT, untuk, oleh, dan karena keridhaan-Nya skripsi ini dapat terlesaikan. Kerja keras, semangat untuk tetap berjalan pada alur yang semestinya mampu menepis sekian banyak kesulitan dan hambatan selama penelitian. Dukungan moral, masukan, ide-ide brilian, dan kemudahan pelayanan birokrasi. Dengan segala kerendahan hati ucapan terima kasih yang tak terhingga, wajib Saya berikan kepada sejumlah nama yang telah turut berpartisipasi dalam proses pendidikan dan penyelesaian skripsi ini. Pertama sekali terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Prof. Dr. Achmad Satori, yang telah berkenan membimbing Saya dalam penulisan skripsi. Betapa arahan, petunjuk, dan bimbingan dari beliau telah banyak membantu penulisan skripsi ini. Kepada prof.dr.ismakun ilyas yang bersedia menjadi penguji skripsi ini, walaupun di akhir-akhir bulan puasa. Selanjutnya, ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada Ketua Jurusan Tarjamah, Dr. Ahmad Syaekhuddin, M.A., yang sangat berjasa sekali bagi Saya karena telah banyak sekali memberikan bantuan moril selama studi saya di jurusan Tarjamah. Begitu juga kepada Sekertaris Jurusan Tarjamah Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum., karena beliau Saya termotivasi dan tetap bertahan di jurusan Tarjamah. Selain itu, para staf pengajar Jurusan Tarjamah yang selalu sabar membimbing Saya.
26
Mamah dan Papah, orang tua saya, yang telah membesarkan dan mendidik saya. Saya mutlak berterima kasih dan sekaligus meminta maaf kepada beliau berdua karena selalu menyusahkan mereka. Karena beliau berdualah saya dapat melanjutkan pendidikan saya hingga perguruan tinggi dan karena beliaulah Saya terinspirasi untuk dapat seperti mereka kelak bahkan melebihinya. Begitu banyak pengorbanan yang beliau berikan kepada saya, dari kecil hingga dewasa. Pengorbanan serta kasih sayang yang tak terhitung dan tak terhingga banyaknya. Kepada kakak dan adik Saya Kawan-kawan di UIN:
yang membanggakan dan selalu menghibur.
Tohadi a.k.a Jawa, Aisyah, Anas, Wati, Ismy,
Ani,Hilman, Anas, Syukron a.k.a Buluk dan Rozak (teman yang hebat), Syifa, Khoas dan Rahmat(teman se SP) dan semuanya. Selanjutnya kepada kawan-kawan di Cordova: Akbar(yang mengerti dan respect sekali), Jhon, Andri, Aris, Bandhe yang telah memberikan tempat singgah sebelum Saya kembali ke rumah. Selanjutnya
kepada
teman-teman
yang
tidak
ada
duanya
dan
kesuksesannya yang membuat Saya ingin seperti mereka, Aldy, Renaldhy, Andhika, Victor, Angga, Ezha, Arda, Adi. Dan untuk seluruh Indonesian Skinheads, ini merupakan tahapan kecil untuk membanggakan Indonesia. Lalu, kepada Ust. Yusuf yang karena jasanya lah saya mampu mengejar pelajaran yang tertinggal di kampus dan mengenalkan Bahasa Arab yang sama sekali saya belum mengenalnya. Selanjutnya kepada para informan kunci, dan para responden yang telah bersedia mengisi kuesioner, yaitu teman-teman dari jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab, saya ucapkan terima kasih banyak. Kepada semua pihak
27
yang mustahil saya sebutkan satu per satu, yang telah berjasa kepada saya. Kiranya Allah lah yang pantas membalas kebaikan mereka. Semoga skripsi yang amat sederhana ini membawa manfaat, terutama kajian tentang penerjemahan. Semoga karya yang sederhana ini menjadi awal dari produktivitas pribadi saya di masa-masa mendatang. Amin.
Jakarta, 7 September 2011
Rezha Firmansyah
28
DAFTAR ISI ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
v
BAB I: PENDAHULUAN...........................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................................................5 C. Tujuan Penelitian......................................................................................................5 D. Manfaat Penelitian....................................................................................................5 E. Tinjauan Pustaka.......................................................................................................6 F. Metodologi Penelitian...............................................................................................6 G. Sistematika Penulisan...............................................................................................9
BAB II: KERANGKA TEORI.................................................................................10 A. Teori Penerjemahan................................................................................................10 1. Definisi Penerjemahan.............................................................................................11 2. Langkah-langkah Penerjemahan..............................................................................12 3. Metode Penerjemahan..............................................................................................14 4. Menilai Kualitas Terjemahan...................................................................................17 B. Definisi Istilah.........................................................................................................19 C. Makna Istilah...........................................................................................................20 BAB III: PROFIL JURUSAN..................................................................................21 A. Profil Program Studi Tarjamah...............................................................................21
29
I. Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah Prodi Tarjamah......................................................21 II. Kurikulum Program Studi Tarjamah.......................................................................23 III.Tenaga Pengajar......................................................................................................30 B. Profil Prodi Pendidikan Bahasa Arab.................................................................33 I. Visi, Misi, dan Tujuan Prodi Pendidikan Bahasa Arab...........................................33 II. Kurikulum...............................................................................................................34 III.Tenaga Pengajar.....................................................................................................37 Data Dosen Yang Keahliannya Sesuai Dengan PS.....................................................38 BAB IV: ANALISIS DATA......................................................................................41 A. Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Semester VI Dalam Menerjemahkan Istilah Politik..............................................................................................................41 1. Kemampuan Menerjemah Secara Umum................................................................41 2. Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan I............................42 3. Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan II..........................45 4. Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan III.........................48 B. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kemampuan Menerjemah Mahasiswa Jurusan Tarjamah Semester VI............................................................................................50 1. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Dalam Menerjemahkan......................................................................................................50 2. Tingkat Kesukaan Mahasiswa Terhadap Penerjemahan.........................................52 3. Respon Terhadap Mata Kuliah Penerjemahan........................................................53 C. Faktor Yang Membuat Mahasiswa Lemah Dalam Menerjemahkan Istilah Politik.....................................................................................................................53
30
1. Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa Tarjamah VI Sebelum Kuliah..................53 2. Jumlah Kamus Yang Dipakai Dalam Menerjemahkan Istilah dan teks Politik.....................................................................................................................55 3. Jenis Kamus Yang Dipakai Dalam Menerjemahkan Istilah teks Politik.....................................................................................................................56 D. Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Semester VI Dalam Menerjemahkan Istilah Politik...........................................................................57 1. Kemampuan Menerjemah Secara Umum...............................................................57 2. Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan I...........................58 3. Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan II..........................60 4. Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan III.........................63 E. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Kemampuan Menerjemah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Semester VI....................................................................65 1. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Dalam Menerjemahkan..........................................................................................65 2. Tingkat Kesukaan Mahasiswa Terhadap Penerjemahan.........................................65 3. Respon Terhadap Mata Kuliah Penerjemahan........................................................66 F. Faktor Yang Membuat Mahasiswa Lemah Dalam Menerjemahkan Istilah Politik.....................................................................................................................67 1. Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab VI Sebelum Kuliah.....................................................................................................................67 2. Jumlah Kamus Yang Dipakai Dalam Menerjemahkan Istilah dan teks Politik.....................................................................................................................68
31
3. Jenis Kamus Yang Dipakai Dalam Menerjemahkan Istilah teks Politik.....................................................................................................................69 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................70 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................73 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran : Kuesioner Yang Diberikan Kepada Responden
32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerjemahan adalah suatu kegiatan mengalihbahasakan makna teks sumber kedalam teks sasaran. Menurut Newmark penerjemahan yaitu menerjemahkan makna suatu teks kedalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud pengarah.19 Berbeda dengan Nida dan Taber yang dikutip oleh A.Widyamartaya , menurut mereka “translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source message, first in terms of meaning and secondly in terms of style” (menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam Bsu, pertama-tama mengungkapkan makna dan yang kedua mengungkapkan gaya.20 Menterjemah merupakan profesi paling tua, saking tuanya kita sulit menetapkan kapan profesi ini dimulai. Yang bisa dipastikan , aktifitas menterjemah muncul sejak adanya kebutuhan manusia mengadakan kontak sosial antara bangsa bangsa yang berbeda bahasa. Teks teks agama dan prasasti prasasti kuno yang mencatat hubungan antar negara termasuk produk terjemahan paling tua secara historis. Dari peninggalan sejarah, kita mengetahui adanya terjemahan bagian epic gilgamesh bahasa sumeria ke dalam empat atau lima bahasa bahasa Asia sekitar abad kedua sebelum masehi.21 Menterjemah merupakan seni yang rumit dan menuntut adanya bakat serta pengetahuan mendalam tentang bahasa Ibu dan bahasa sasaran yang akan diterjemahkan di samping menuntut penguasaan kosa kata bahasa sasaran , rasa basa , susunan dan strukturnya. Kendatipun amat sulit, terjemah masih belumpatkan penghargaan semestinya, sebagaimana dikatakan 19
Machali Rochayah, Pedoman Bagi Penerjemah (Grasindo, 2000) h. 5 A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yoyakarta: Kanisius, 1994) cet ke-4, h. 11 21 JM Cohen , Translation , The ensiclopedia America International Ed. New York American Corporation 1973,27:12-15 20
33
dalam peribahasa Inggris adalah “ A Thankless Job”
22
Suatu pekerjaan yang kurang
dihargai, padahal menterjemah relatif lebih sulit dari pada mengarang. Si penterjemah terikat dengan kata-kata pengarang teks asli dan maksud yang diinginkannya, dan ia tidak bebas dalam memilih kata-kata dan makna yang dikehendakinya. Karena rumitnya itulah seorang penterjemah sering terperosok dalam kekeliruan yang disebabkan keterbatasan pengetahuannya atau kurangnya sikap hati hati dalam memilih kata-kata dan makna., Sehingga wajarlah jika penterjemah acap kali dituduh sebagai penghianat, seperti yang dikatakan pepatah Itali “ATRADUTTORE TRADITORE”, Yang artinya “Penterjemah adalah Penghianat”, Karena si penterjemah sering tidak pas dalam memilih arti kata-kata sehingga menyimpang dari maksud yang dikehendaki pengarang teks Asli. 23 Sejak dahulu sampai sekarang terjemahan masih memiliki peran penting dalam menghubungkan manusia dan untuk memperdekat hubungan antar bangsa. Dia abad dua puluh satu ini , terjemah berkembang lebih pesat disebabkan meluasnya hubungan hubungan resmi dibidang perdagangan dan kebudayaan antar negara negara di dunia , disamping perkembangan sains dan teknologi dan melebarnya kontak kontak baru keluar batas geografis yang disertai dengan semakin bertumpuknya maklumat dan informasi yang terkadang sulit dijangkau tanpa media terjemah. Semua ini membangkitkan gerakan terjemah dan menjadikannya sebagai alat terpenting untuk pertukaran ilmu dan budaya antar bangsa dan negara. Dalam kegiatan menerjemah kita sering menemukan kesulitan, Kesulitan tersebut di antaranya, yaitu ditemukan saat menterjemahkan istilah pada bidang-bidang tertentu dalam sebuah teks, seperti pada bidang ekonomi, politik, kedokteran dan sebagainya. Dalam hal ini penulis hanya ingin mengkaji pada satu bidang saja, yaitu teks politik. Di 22
Ibrahim Zaki Khursyid, At tarjamah wa musykilatuhaa, Penerbit al Haiah al Misriyyah al Ammah lil kitaab, Kairo, 1985 hal. 5 23 Dr. Michel Shrym, Manhajut Tarjamah Attatbiqiyyah , hal.44 Dikutip dari G. Mounin , Linguistique Et traduction,p.65
34
dalam sebuah teks politik sudahlah pasti kita menemukan istilah-istilah yang berkaitan dengan politik. Hal ini sering sekali menyulitkan bila kita tidak mempunyai wawasan lebih mengenai bidang politik, sebab kita tidak bisa menerjemahkannya dengan kacamata yang masih umum, tetapi harus dengan yang khusus. Seperti yang terjadi pada beberapa kata berikut ini:
إﺑﺪال إﺳﺘﻘﻄﺎب
إﺷﻌﺎل
pada kata إﺑﺪال
bila kita melihat atau mencari arti kata tersebut dengan kaca mata
atau kamus umum maka kita dapatkan arti kata tersebut, yaitu “perubahan atau penggantian”24 tapi apabila kita sesuaikan dengan konteks politik arti kata tersebut dapat kita ganti dengan “amandemen”25. Kemudian kata إﺳﺘﻘﻄﺎبbila kita lihat atau mengartikannya dengan konteks umum, maka arti kata yang kita dapatkan adalah “penarikan atau pengumpulan”, tetapi bila kita mengartikannya dengan cara menyesuaikan konteks politik, kita dapat mengartikannya dengan “polarisasi” Kemudian juga terjadi pada kata إﺷﻌﺎلbila kita lihat lagi dengan konteks umum, arti yang kita dapatkan adalah “penyalaan atau pembakaran” tapi apabila kita sesuaikan dengan konteks politik, maka kita dapat mengartikan kata tersebut dengan kata “provokasi”. Hal ini bukan merupakan hal yang mudah bagi seorang penerjemah, karena perjuangan seorang penerjemah tidak hanya sebatas menerjemahkan istilah-istilah
24
Juaeni, H.M Napis, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi (Jakarta: Teraju, 2006) cet. ke-1, h. 5 25 Ali, Atabik dkk, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia (Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003) h. 8
35
politik(dalam hal ini Arab-Indonesia) yang terdapat dalam suatu teks politik, tetapi mereka harus mampu menampilkan istilah yang berlaku dalam Bsa karena terkadang istilah yang berlaku dalam Bsu tidak berlaku dalam Bsa. Maka dari itu, seorang penerjemah hendaknya orang yang benar-benar menguasai topik atau jenis teks yang akan diterjemahkan, hal tersebut dilakukan agar hasil terjemahannya layak untuk disebarluaskan kepada khalayak pembaca. Selain itu, hal seperti contoh di atas merupakan hal yang penting dan harus dikuasai oleh seorang penerjemah, karena seorang penerjemah tidak selalu menerjemahkan teks yang itu-itu saja, mereka harus mempunyai wawasan yang luas agar ia dapat menerjemahkan teks yang bertemakan apapun. Dan juga, hal ini juga mempengaruhi tingkat keterbacaan sebuah teks yang diterjemahkan, karena apabila kita salah menerjemahkan istilah-istilah yang ada, ini akan membuat para pembaca bingung. Sesuai dengan disiplin ilmu, ini merupakan tugas yang berat bagi jurusan Tarjamah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena jurusan tersebut mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menghasilkan penerjemah-penerjemah yang baik,
berkompeten yang berfungsi sebagai jembatan peradaban dunia. Dalam proses menghasilkan penerjemah-penerjemah yang baik, mahasiswa jurusan tersebut harus giat berlatih dan berani membandingkan hasil terjemahannya dengan jurusan-jurusan lain yang masih ada kaitannya dengan penerjemahan Arab-Indonesia. Hal ini dilakukan agar tidak timbul rasa sia-sia apabila keahlian menerjemahnya ternyata dapat dikuasai juga oleh mahasiswa jurusan lain. Dari latar belakang tersebut, penulis memilih judul “KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN ISTILAH POLITIK ARAB-INDONESIA MAHASISWA JURUSAN TARJAMAH DAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB SEMESTER VI”
36
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Dalam pembahasan judul tersebut, peneliti membatasi hanya pada kosa kata istilah politik saja. Dengan melihat pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalahnya pada: 1. Bagaimana kemampuan menerjemah istilah politik Arab-Indonesia mahasiswa Jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab semester VI ? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kesulitan dan kemudahan dalam menerjemahkan istilah politik tersebut ?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kemampuan mahasiswa Jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab semester VI dalam menerjemahkan istilah politik.. 2. Mengetahui faktor apa saja yang kesulitan dan kemudahan dalam menerjemahkan istilah-istilah politik. D. Manfaat Penelitian Dengan diketahuinya kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan istilah politik, kita mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh mahasiswa dan juga untuk jurusan agar lebih baik lagi dan dapat menghasilkan seorang penerjemah yang kompeten. Selain itu, hasil penelitian ini akan menyumbangkan karya ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan, yaitu bidang penerjemahan.
37
E. Tinjauan Pustaka Skripsi mengenai kemampuan “Menerjemahkan Istilah Politik Arab-Indonesia Mahasiswa Jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab Semester VI, sebelumnya belum pernah diteliti di Fakultas Adab dan Humaniora, di jurusan Tarjamah. Yang ada hanya penelitian yang berjudul “Akurasi Padanan Istilah Politik dan Ekonomi” yang ditulis oleh Syukron Nurul Fajri mahasiswa jurusan Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora. Oleh karena itu, penulis terinspirasi untuk menulisnya dan dijadikan penellitian yang bersifat komparatif pada mahasiswa jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab semester VI. F. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif eksploratif. Metode penelitian tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang terkait dengan permasalahan ini. Adapun langkah-langkah penelitiannya sebagai berikut: 1.
Penyebaran Angket Angket merupakan alat pengumpul data yang biasa digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung26. Penyebaran angket disebarkan pada mahasiswa jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab semester VI. Penelitian ini bertujuan mendapatkkan data yang representatif. Oleh sebab itu, penulis mengambil data dengan menggunakan sampel. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini sebanyak 8 mahasiswa jurusan tarjamah 8 PBA.
26
Hermawan wasito, pengantar metodologi penelitian (jakarta: gramedia, 1993), h. 74
38
2.
Studi Literatur Studi literatur buku-buku yang terkait dengan penerjemahan yang telah disebutkan pada studi pustaka.
3.
Studi Dokumentasi Studi dokumentasi yaitu mempelajari buku yang berkaitan dengan jurusan Tarjamah dan jurusan Pendidikan Bahasa Arab yaitu buku borang akreditasi kedua jurusan. Adapun data yang dihasilkan berupa angka-angka yang dideskripsikan dengan kata-kata. Setelah data terkumpul dan tercatat dengan baik, langkah selanjutnya adakah analisis data yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel. proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber yaitu penyebaran angket kemudian data tersebut dipelajari dan di analisis lebih cermat.
4.
Teknik Pengumpulan Data Setelah data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data melalui beberapa tahap, yaitu: a. Editing Editing yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam analisis data. Dengan cara menganalisis berkas-berkas sehingga keseluruhan berkas itu dinyatakan baik, sehingga dapat disiapkan untuk proses berikutnya. b. Tabulating Yaitu mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabulasi atau tabel yang kemudian dicari prosentasenya untuk di analisis, adapun untuk memperoleh data angket yang telah di tabulasikan dan diprosentasekan dengan menggunakan rumus:
39
P= F X 100% N Keterangan P= Persentase. F= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya N= Jumlah frekuensi/banyaknya individu27 Selanjutnya hasil penelitian yang terdapat dalam tabel-tabel penelitian ini akan ditafsirkan menjadi28: 0%
: Tidak ada stupun
1-25%
: Sebagian kecil
26-49%
: Hampir setengahnya
50%
: Setengahnya
51-75%
: Sebagian besar
76-99%
: Hampir seluruhnya
100%
: Seluruhnya
Secara teknis, penulisan ini didasarkan pada buku pedoman penulisan karya ilmiah ( skripsi, tesis, dan disertasi) yang berlaku dilingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan.
27
Anas sudijono, pengantar statistik pendidikan (jakarta:raja grafindo persada, 1997), h. 41 Hermawan wasito, pengantar metodologi penellitian : buku panduan mahasiswa, (jakarta: gramedia pustaka utama, 1992), h.11 28
40
Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa jurusan Tarjamah semester VI
Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 8 dan sebagian mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab semester VI Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan yang berjumlah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 8 orang. 2. Sampel Mengingat populasi yang diambil dari jurusan yang berbeda dan jumlah mahasiswa kedua jurusan tersebut berbeda dan tidak seimbang, maka untuk jurusan Pendidikan Bahasa Arab, data diambil dengan menggunakan sampel. Untuk
mengetahui
bagaimana
kemampuan
mahasiswa
tersebut
dalam
menerjemahkan istilah politik dapat dilihat dari hasil survey yang diperoleh dari hasil angket yang penulis akan sebarkan. F. Sistematika Penulisan Berdasarkan karya ilmiah yang sistematis, maka peneliti memaparkan sistematika penulisan sbb: BAB I Pendahuluan; Yang di dalamnya terdapat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan pnelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan, dan daftar pustaka. BAB II Kerangka Teori; Dalam bab ini penulis menyajikan pembahasan tentang cara dan metode penerjemahan dan berbagai landasan teori yang akan dipakai peneliti untuk menganalisis objek.
41
BAB III Profil Jurusan; Dalam bab ini penulis menyajikan profil dari masing-masing jurusan dimulai dari visi dan misi, dosen, dan kurikulum.. BAB IV Analisis; Penulis dalam bab ini menganalisis data yang sudah penulis dapatkan melalui penyebaran angket/kuesioner yang akan diolah penulis menjadi sebuah informasi yang sesuai dengan fakta dan dapat dipertanggungjawabkan. BAB V Penutup; Di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran atau rekomendasi.
42
BAB II Kerangka Teori
A. Teori Terjemah Penerjemahan
merupakan
proses,
cara,
atau
perbuatan
penerjemah
(mengalihbahasakan). Penerjemahan dapat berupa lisan (interpreting) atau tulisan (translating). Penerjemahan lisan dilakukan secara langsung atau spontanitas dalam menerjemahkannya. Penerjemah disini berfungsi sebagai mediator antara bahasa sumber (pembicara) dengan bahasa sasaran (pendengar). Penerjemahan lisan biasanya digunakan untuik hal bisnis, dikarenakan rekan bisnisnya warga negara asing yang pembisnis tersebut tidak mengerti bahasa rekan bisnisnya. Jika penerjemahan
tulisan membutuhkan teori penerjemahan, Teori tersebut
berkedudukan sebagai mediator antara penulis dan pembaca. Selain itu, penerjemahan tulisan juga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menerjemahkannya. Hal tersebut dikarenakan penerjemahan harus menggunakan teori-teori penerjemahan dan biasanya penerjemahan berupa buku atau sebuah artikel. Terjemahan yang baik yaitu penerjemahan yang benar, jelas, dan wajar. Benar artinya makna yang terdapat dalam terjemahan adalah sama dengan makna pada bahasa sumber. Jelas berarti terjemahan itu mudah dipahami oleh pembaca. Adapun wajar berarti bahasa dan gaya terjemahan tidak seperti terjemahan. Namun, tidak keluar dari jalur bahasa sumber atau tidak mengurangi pesan yang terkandung dalam teks asli. Menerjemah memang lumayan sulit, karena harus mentransfer ide pikiran penulis, gaya bahasa penulis, dan karakter tulisannya. Oleh karena itu, penerjemah harus mengenal betul karakter penulis buku yang akan diterjemahkan.
43
1. Definisi Penerjemahan Penerjemahan memiliki banyak definisi dari setiap tokoh. Berikut definisi penerjemahan dari beberapa tokoh: a) Newmark Menurut newmark penerjemahan yaitu menerjemahkan makna suatu teks kedalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud pengarang.29 b) Nida dan Taber “translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source message, first in terms of meaning and secondly in terms of style” (menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima barang yang secara sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam Bsu, pertama-tama mengungkapkan makna dan yang kedua mengungkapkan gaya.30 c) Moeliono Moeliono berpandangan bahwa pada hakikatnya penerjemahan itu merupakan kegiatan mereproduksi amanat atau pesan bahsa sumber dengan padanan yang paling dekat dan wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti maupun gaya.31 d) Pinhhuck “Translation is a process of finding a TL equivalent for an SL untterance”. Dalam Bahasa Indonesia dikatakan bahwa “penerjemahan adalah proses penemuan padanan ujaran bahasa sumber di dalam bahasa sumber.32
29
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Grasindo, 2000) h. 5. A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yoyakarta: Kanisius, 1994) cet ke-4, h. 11. 31 Syihabuddin, Penerjemah Arab-Indonesia, h. 10. 32 Suryawinata dan Hariyanto, Translation, h.13. 30
44
Dari keempat tokoh tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa penerjemahan merupakan pengalihan bahasa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran tanpa mengubah pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya dengan menggunakan padanan yang tepat dan selaras dalam menerjemahkannya. 2. Langkah-langkah Penerjemahan untuk mendapatkan pemahaman, implikatur, dan pemadanan yang tepat, penerjemah harus mengikuti langkah-langkah penerjemahan. Dr. Ronald H. Bathgate, dalam karangannya yang berjudul “a survey of translation theory” mengemukakakn tuh langkah dalam penerjemahan: 1) Penjajagan (tuning) Pada tahap awal ini penerjemah menyelaraskan antara bahasa sumber dengan bahasa
sasaran.
Maksudnya,
penerjemah
mengetahui
bahasa
siapa
yang
diterjemahkan, bahasa seorang pujanggakah, seorang noveliskah, seorang penulis iklankah, dan sebagainya. Selain itu, cara menjajagi bahan yang akan diterjemahkan penerjemah harus membaca bahan secara berula-ulang, sesuai kebutuhan.33 Pada tahap ini penerjemah harus dapat menentukan sikap dan mental yang tepat, harus dapat membayangkan susunan kata atau susunan frase kalimat yang selaras. 2) Penguraian (analysis) Tiap-tiap kalimat dalam bahasa sumber diuraikan ke dalam satuan-satuan berupa kata-kata atau frase. Kemudian penerjemah menentukan hubungan sintaksis anatara berbagai unsur kalimat itu. Langkah ini mengacu pada leksikal, morfologi, dan sintaksis suatu kalimat. Pada langkah ini, penerjemah sudah bisa melihat hubungan antara unsur-unsur dalam bagian teks yang akan diterjemahkan dan mulai berpikir untuk menciptakan konsistensi dalam terjemahannya 33
Hidayatullah Moch.Syarif, Tarjim Al-An (Dikara:2010), h. 15.
45
3) Pemahaman(understanding) Pada bagian ini penrjemah harus dapat menangkap gagasan utama tiap paragraf, ide-ide pendukung dan pengembangannya. Ia harus dapat menangkap hubungan gagasan satu sama lain dalam tiap paragraf dan antar paragraf. Langkah ini ada dalam ruang lingkup semantik dan pragmatik sesuai konteks. Dalam hal ini penerjemah hendaknya satu bidang ilmu dengan pengarang, sehingga penerjemah mengetahui konteks naskah yang akan diterjemahkan. Namun, janganlah seorang penerjemah menjadi seorang pengarang sendiri yang mengabaikan pesan yang ditujukan pengarang kepada pembaca. 4) Peristilahan (Terminology) Setelah pemahaman isi dan bentuk bahasa sumber, penerjemah kemudian berpikir tentang pengungkapannya ke dalam bahasa sasaran. Berusaha terus dalam mencari istilah-istilah, ungkapan-ungkapan dalam bahasa sasaran yang tepat dan selaras. Kata-kata, ungkapan-ungkapan atau istilah yang digunakan jangan sampai menyesatkan pembaca. Oleh karena itu, sesuai pernyataan yang penulis nyatakan di atas, penerjemah diusahakan sebidang ilmunya dengan pengarang. Apabila masih terjadi kesulitan atau tidak satu bidang ilmunya, penerjemah dapat berkonsultasi kepada ahlinya. 5) Perakitan (restructuring) Pada langkah ini penerjemah mengolah dan menyusun komponen-komponen maknayang selaras dengan norma-norma dalam bahasa sasaran. 6) Pengecekan (checking) Untuk menghasilkan sebuah terjemahan yang baik dan efektif, penerjemah harus melakukan peninjauan atau penegecekan kembali dengan memeriksa kesalahan-
46
kesalahan yang mungkin terjadi pada penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan susunan kalimatnya. 7) Pembicaraan (discussion) Sebelum menyelesaikan langkah langkah penerjemahan, alangkah baiknya apabila penerjemah berdikusi kepada ahli Tsu dan penerjemah senior terkait hasil terjemahannya, baik menyangkut isi maupun menyangkut bahasa. Namun, menurut Mc Arthur, 1992:1052. Dia memandang bahwa langkah penerjemahan dapat dibagi menjadi tiga.34 1) Receptive phase = merujuk pada berusaha menegngkap ide atau pikiran dalam bahasa awal. 2) Code-switching = mencari padanan dalam bahasa sasaran. 3) Productive phase = hasil penyalinan ide tersebut diungkapkan sesuai norma atau aturan dalam bahasa sasaran. 3. Metode Penerjemahan Metode penerjemahan adalah teknik yang dipergunakan oleh seorang penerjemah saat hendak memutuskan menerjemahkan suatu Tsu. Banyak metode penerjemahan yang dikembangkan oleh para ahli. Namun, di antara metode yang ada, metode yang ditawarkan Newmark (1988) yang dianggap paling lengkap dan memadai35 Metode terjemahan yang dimaksudkan di atas, mengacu pada diagram V. 36
34
Muh. Arif Rokhman, Penerjemahan Teks Inggris: Teori dan Latihan, h. 10. Hidayatullah Moch.Syarif, Tarjim Al-An (Dikara:2010), h. 31. 36 Newmark, Peter. “A Textbook of Translation”. 1988, h. 45 35
47
Diagram V Bsu
Bsa
Kata demi kata
Adaptasi
Harfiah
Bebas
Setia
Semantik
Idiomatik
Komunikatif
Newmark membagi metode penerjemahan kedalam dua sisi, yang pertama, yaitu mementingkan keterjagaan Bsu (bahasa sumber) dan yang kedua, mementingkan pembacaan dalam Bsa (bahasa sasaran). Di dalam sisi yang mementingkan keterjagaan Bsu, Newmark membaginya kedalam empat metode, yaitu: Metode pertama, yaitu kata demi kata. Kata demi kata adalah metode penerjemahan yang mempertahankan susunan kata Bsu dan kata-kata diterjemahkan satu per satu dengan makna yang paling umum, di luar koteks. Kemudian kata-kata kultural atau kebudayaan diterjemahkan secara harfiah. Metode kedua, yaitu harfiah. Harfiah adalah metode penerjemahan yang mengkonversikan konstruksi gramatikal Bsu ke padanan Bsa yang paling dekat tetapi
48
kata-kata leksikal masih diterjemahkan kata per kata. Menurut Catford seorang penerjemah hendaknya mencari padanan yang sedekat mungkin dengan teks aslinya dalam Bsu, padanan itu harus sesuai dengan bahasa sasaran. Sebab jika tidak, yang terjadi bukanlah terjemahan melainkan pemindahan (transference).37 Metode ini mempermudah penerjemah melihat masalah yang harus diatasi. Metode ketiga, yaitu setia. Setia adalah metode penerjemahan yang berupaya menghasilkan kembali makna konstektual Bsu yang tepat. Dengan menggunakan metode penerjemahan ini, penerjemah mentransfer kata-kata kultural dan mempertahankan tingkat ketidakwajaran gramatikal dan leksikal (penyimpangan dari norma-norma Bsu) dalam penerjemahan. Metode keempat, yaitu semantik. Perbedaan antara penerjemahan setia dan semantik adalah bahwa metode penerjemahan setia lebih kaku dan tidak berkompromi dengan kaidah, sedangkan metode penerjemahan semantik lebih luwes. Di samping empat macam metode penerjemahan yang penekanannya pada Bsu, terdapat juga empat macam metode yang penekanannya pada Bsa, sebagaimana dipaparkan berikut ini yang penomorannya melanjutkan metode-metode sebelumnya. Metode kelima, yaitu adaptasi. Metode ini merupakan bentuk penerjemahan paling bebas. Pada umumnya jenis ini dipakai dalam penerjemahan drama atau puisi dimana tema, plot, dan karakter dipertahankan. Metode keenam, yaitu bebas. Metode ini merupakan penerjemahan yang mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks Bsu. Biasanya metode ini berbentuk parafrase yang dapat lebih pendek atau lebih panjang dari teks aslinya dan biasa dipakai di kalangan media massa.
37
Hanafi Nurrachman, Teori Dan Seni Menerjemahkan (Nusa Indah), h. 26
49
Metode ketujuh, yaitu idiomatis. Metode ini bertujuan meproduksi pesan dalam teks Bsu, tetapi sering dengan menggunakan kesan keakraban dan ungkapan idiomatis yang tidak didapati pada versi aslinya. Dengan demikian, banyak terjadi distorasi nuansa makna. Metode kedelapan, yaitu komunikatif. Metode ini merupakan metode yang sangat sempurna dalam penerjemahan, sebab metode ini berupaya memberikan makna konstektual Bsu yang tepat sedemikian rupa sehingga isi dan bahasanya dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. Menurut Machali, metode ini sesuai dengan namanya, memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi, yaitu khalayak pembaca dan tujuan penerjemahan. Menurut Newmark hanya metode semantik dan komunikatiflah yang dapat memenuhi tujuan utama penerjemahan, yaitu keakuratan dan keekonomisan. Menurutnya penerjemahan semantik ditulis pada tingkat linguistik penulis dan digunakan untuk teksteks ekspresif, sedangkan penerjemahan komunikatif pada linguistik pembaca dan digunakan untuk teks-teks vokatif dan informatif. 4. Menilai Kualitas Terjemahan Sebagai pembaca terjemahan, selain menikmati karya terjamahan, pertanyaan mengapa suatu terjemahan “baik” dan “kurang baik” sering muncul dan sering sulit dijawab. Apa alat ukur atau pedoman untuk menilai mutu atau kualitas terjemahan? Pertanyaan ini sampai sekarang belum dapat dijawab tuntas. Penilaian kualitas terjemahan tentu harus didasarkan pada norma-norma objektif. Berpedoman pada karya Nida & Taber (1969) dan Newmark (1988), maka suatu terjemahan dikatakan “baik”kalu berorientasi pada pendengar/pembaca Bsa. Penilaian terhadapa kualitas terjemahan terkait erat dengan fungsi terjemahan sebagai alat komunikasi ini pada umumnya dipahami sebagai upaya untuk mengalihkan
50
pengetahuan, teknologi, dan budaya dari suatu bahasa ke bahasa lainnya. Selain itu, penilaian terhadap kuallitas terjemahan akan memberikan manfaat bagi pembaca teks bahasa sasaran, penerjemah profesional, peneliti di bidang penerjemahan, dan peserta pelatihan penerjemahan. Bagi pembaca teks bahasa sasaran, hasil penilaian kualitas tejemahan dapat digunakan sebagai patokan apakah penerjemah yang menghasillkan terjemahan tersebut dipercaya ataukah tidak. Bagi penerjemah profesional, hasil penilaian kualitas terjemahan menjadi indikator perihal tingkat keterampilan mereka yang berpengaruh langsung terhadap penghasilan mereka. Dapat dipastikan bahwapenerjemah yang berkualitas tinggi akan mempunyai daya tawar menawar yang lebih tinggi pula. Bagi para peneliti di bidang penerjemahan, hasil penilaian terhadap kualitas terjemahan dapat digunakan sebagai masukan yang sangat berharga dalam menentukan arah penelitian selanjutnya. Bagi para peserta pelatihan penerjemahan, hasil penilaian terhadap kualitas terjemahan dapat digunakan dalam rangka meningkatkan kualitas terjemahan mereka secara sistematis (Honig, 1997:15). Menilai kualitas terjemahan merupakan salah satu aktivitas penting dalam penerjemahan. Ada tiga alasan menilai kualitas terjemahan: 1) Untuk melihat keakuratan 2) Untuk mengukur kejelasan 3) Untuk menimbang kewajaran suatu terjemahan Keakuratan berarti sejauh mana pesan dalam Tsu disampaikan dengan benar dalam Tsa. Kejelasan berarti sejauh mana pesan yang dikomunikasikan dalam Tsa dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Kewajaran berarti sejauh mana pesan dikomunikasikan dalam bentuk yang lazim. Karenanya, aspek yang dinilai, yaitu pesan terjemahkan atau tidak, kewajaran dan ketepatan pengalihan pesan (sesuai dengan bahasa sekarang), dan kesesuaian hal-hal teknis dalam kerja penerjemahan dengan tata bahasa dan ejaan yang berlaku.
51
Sesuai dengan tujuan tersebut, Moch. Syarif Hidayatullah menawarkan metode lain yang mungkin lebih sederhana. Menurutnya, penilaian terhadap kualitas terjemahan selain dapat dilakukan secara langsung dengan mengamati dan membaca secara cermat, juga dapat dilakukan dengan cara memberi penilaian secara matematis. Meski penilaian secara matematis bersifat subyektif-relatif, tetapi penilaian secara matematis dapat digunakan untuk memberi penilaian kepada mahasiswa atau penerjemah pemula. Penilaian ini juga bisa diterapkan oleh penerbit untuk menilai apakah suatu hasil terjemahan layak dikonsumsi atau tidak. Berikut pedoman penilaian yang ditawarkan oleh Moch. Syarif Hidayatullah: a. Terjemahan diberi nilai awal 100. b. Klausa atau kalimat yang tidak diterjemahkan, berakibat pada pengurangan skor sebanyak 10 poin. c. Terjemahan yang salah menyampaikan pesan, berakibat pada pengurangan skor sebanyak 5 poin. d. Frasa, diksi, kolokasi, konstruksi atau komposisi, dan tata bahasa yang tidak dialihkan secara tepat sesuai kaidah dalam Bsa, berakibat pengurangan skor sebanyak 2 poin. e. Kesalahan ejaan dan tanda baca, berakibat pengurangan skor sebanyak 1 poin. 38 B. Definisi istilah Istilah ialah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makana konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu istilah khusus dan istilah umum. Istilah khusus ialah istilah yang pemakaiannya, dan maknanya terbatas pada bidang tertentu, seperti istilah pidana dan diagnosis yang masing masing maknanya
38
atau iistilah tersebut
Hidayatullah Moch.Syarif, Tarjim Al-An (Dikara:2010), h. 71
52
digunakan pada bidang tertentu, yaitu istilah pidana digunakan pada bidang hukum, sedangkan istilah diagnosis digunakan pada bidang kedokteran. Kemudian istilah uimum, istilah umum ialah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum. Sumber istilah dapat bersumber dari kosakata bahasa Indonessia, kosakata bahasa serumpun, dan kosakata bahasa asing.39 C. Makna Istilah
Makna istilah adalah makna kata yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Pendek kata, makna istilah adalah makna terbatas. Makna ini terbatas pada bidang atau kegitan tertentu. Salah satu cara untuk mendapatkan makna istilah dalam bahasa Indonesia, yakni menambah kata, baik di depan maupun di belakangnya.
39
Mendikbud, Ejaan Yang Disempurnakan (Yogyakarta:Pustaka Widyatama,1987),h.
53
BAB III Profil Jurusan A.
Profil Program Studi Tarjamah.
I.
Visi, Misi, Tujuan, dan Sejarah Prodi Tarjamah
Visi Sesuai dengan visi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, maka visi prodi Tarjamah adalah membangun Prodi Tarjamah sebagai lembaga pendidikan tinggi berbasis riset dan agama terdepan dalam bidang penerjemahan dan kebahasaan. Misi Berdasarkan visi tersebut, maka misi Prodi Tarjamah adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dalam bidang kebahasaan dan penerjemahan. b. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang bahasa dan penerjemahan bagi kepentingan akademik dan masyarakat. c. Menyelenggarakan
pengabdian
masyarakat
dalam
bidang
bahasa
dan
penerjemahan. d. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. 40 Tujuan Mengacu kepada visi dan misi, Prodi Tarjamah secara umum bertujuan menghasilkan sarjana yang memiliki keterampilan professional di bidang penerjemahan 40
Borang akreditasi program studi Tarjamah
54
dan kemampuan akademik di bidang bahasa, yang dijiwai oleh ajaran-ajaran dan nilainilai keislaman dan keindonesiaan. Sedangkan secara khusus prodi ini bertujuan menghasilkan sarjana yang memiliki kompetensi sebagai berikut: a. Mampu melakukan penerjemahan dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia dan sebaliknya. b. Memahami sistem Bahasa Sumber (Bsu) dan Bahasa Sasaran (Bsa) dengan menggunakan metode berpikir sitematis, kritis, dan objektif; c. Mahir berbahasa Sumber (Bsu) dan bahasa Sasaran (Bsa); d. Menguasai dunia tulis-menulis/kepengarangan; e. Mampu melakukan penelitian tentang penerjemahan dan kebahasaan sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan teori-teori penerjemahan dan kebahasaan; f.
Mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, seperti komputer dan jaringan internet untuk kegiatan ilmiah penerjemahan dan kebahasaaan;
g. Menjadikan kemampuan menerjemah sebagai bekal untuk pengabdian kepada masyarakat. Sejarah Melihat besarnya peran penerjemahan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kebutuhan masyarakat untuk memahami wacana yang berbahasa Arab pada era globalisasi ini, pada tahun akademik 1997/1998 fakultas Adab Dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuka Program Studi Tarjamah. Dengan memperhatikan sumber daya manusia dan sarana yang dimiliki, pada tahun akademik tersebut Prodi Tarjamah hanya menerima 1 (satu) kelas. Seiring menjalankan kegiatan perkuliahan, Prodi Tarajamah terus berbenah diri dengan merekrut tenaga-tenaga pengajar yang professional dalam bidangnya melalui kerja sama dengan Prodi Bahasa dan Sastra Arab UIN Jakarta dan mengembangkan kurikulum yang dipedomani dan diikuti
55
dengan penyediaan sarana dan pra sarana yang banyak mendukung, seperti laboratorium bahasa dan multimedia lainnya. Setelah resmi mendapatkan izin pendirian dari Departemen Agama RI melalui surat nomor SK Dirjen Binbaga No. E/48/1999 tanggal 25 Februari 1999, animo masyarakat terhadap Prodi Tarjamah tampak bersifat fluktuatif.41 II.
Kurikulum Program Studi Tarjamah Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperanngkat rencana dan pengaturan
mengenai isi, bahan kajian, maupun bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi. Kurikulum seharusnya memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang mendukung tercapainya tujuan, terlaksananya misi, dan terwujudnya visi program studi. Kurikulum memuat mata kuliah, modul, dan blok yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan dan memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk memperluas wawasan dan memperdalam keahlian sesuai dengan minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, modul, blok, silabus, rencana pembelajaran, dan evaluasi. Oleh karena itu, idealnya setiap lembaga yang memiliki tujuan tertentu, mrmiliki kurikulum yang khas. Jumlah SKS
41
Jenis Mata Kuliah
SKS
Mata Kuliah Wajib
138
Mata Kuliah Pilihan
12
Jumlah total
150
Borang akreditasi program studi Tarjamah
56
Struktur kurikulum berdasarkan urutan mata kuliah semester demi semester:
Smt
Kode MK
Nama Mata Kuliah
Bobot SKS
Tujuan Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
I
DIK 3009
Civic Education
2
pembekalan terhadap mahasiswa tentang sebuah ilmu tentang kewarganegaraan. Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
QUR 3061
Ulum Al-Qur’an
2
pembekalan terhadap mahasiswa mengenai ilmu yang secara keseluruhan bersangkutan dengan al-Quran. Mata kuliah ini memberikan penjelasan macam-
HAD 3051
Ulum al-Hadits
2
macam hadis bersama dengan perawinya. Selain itu,
mahasiswa
juga
dituntut
untuk
menerjemahkan sebuah hadits. Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya BHS 3008
Bahasa Innggris I
3
pembekalan terhadap mahasiswa megenai tenses (struktur kalimat) dan bentuk lainnya yang ada dalam bahasa Inggris. Mengantarkan
mahasiswa
untuk
mengembangkan kemampuan, pemahaman serta
ABI 3082
IAD/ISD/IBD
2
penguasaan
tentang
kesederajatan,
dan
sebagai
individu,
keanekaragaman,
kemartabatan makhluk
manusia
sosial
yang
bertanggung jawab terhadap sumber daya alam dan lingkungannya dalam berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan. Mata kuliah ini diorientasikan pembekalan BHS 1076
Qawa’id I
3
terhadap
pada upaya
mahasiswa
mengenai
struktur kalimat Arab sederhana, sehingga mereka mampu memahami teks dan terbantu dalam proses menerjemahkan teks. Mata
BHS 3014
Dasar-Dasar Berbicara
3
kuliah
ini
mengantarkan
mahasiswa
mengenal dasar untuk berbicara bahasa Arab dengan tepat dan benar.
57
Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya terhadap mahasiswa mengenai karya tulis yang BHS 3040
Komposisi Bahasa Indonesia I
3
mencakup macam kalimat bahasa Indonesia dan penulisan yang benar sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Mata kuliah ini memberikan penjelasan kepada
II
SAR 3007
Ushul Fiqh
BHS 4008
Bahasa Inggris II
2
mahasiswa tentang proses atau cara terbentuknya sebuah hukum yang akan ditegakkan
3
Pada matakuliah ini mahasiswa diberikan cara untuk cepat dan mudah berbahasa Inggris. Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
SEJ 4017
Sejarah Peradaban Islam I
2
terhadap mahasiswa mengenai sejarah peradaban dan penyebaran agama islam pada zaman dahulu.
BHS 4076
Qawa’id II
3
Mata
kuliah
ini
mengantarkan
mahasiswa
mengenai struktur kalimat Arab perluasan. Melanjutkan pelajaran yang belum didapat
BHS 4014
Dasar-Dasar Berbicara II
3
sebelumnya pada mata kuliah yang sama dasar untuk berbicara bahasa Arab yang tepat. Masih
BHS 4040
Komposisi Bahasa Indonesia II
3
mengantarkan
mahasiswa
untuk
berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam bentuk sebuah tulisan yang sesuai dengan EYD. Mata kuliah ini mengajarkan mahasiswa tata
BHS 5047
Logika Dan Bahasa
2
cara berpikir yang tereprentasikan dalam bahasa, agar mahasiswa memiliki penalaran yang logis dalam melakukan penerjemahan.
BHS 2126
Teori dan Permasalahan Penerjemahan Arab >< Indonesia I
Mata 3
SAR 3005
Fiqh
ini
memberikan
teori
dan
memperkenalkan berbagai hambatan yang terjadi dalam dunia penerjemahan. Mata
III
kuliah
2
kuliah
ini
memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa tentang tata cara dan hukum yang da dalam setiap kegiatan manusia seharihari.
SEJ 5017
Sejarah Peradaban Islam II
2
Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya terhadap mahasiswa mengenai sejarah peradaban
58
dan penyebaran agama islam pada zaman dahulu. Masih BHS 4076
Qawa’id III
3
diorientasikan
terhadap
mahasiswa
mengenai kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Arab sehingga membantu dalam proses penerjemahan. Mata kuliah ini diorientasikan terhadap pada upaya
BHS 4037
Kemahiran Mendengar dan Membaca I
3
pembekalan
terhadap
mahasiswa
mengenai mendengar dan membaca, yaitu dengan cara membuat sebuah karangan cerita berbahasa
Arab
kemudian
dibaca
dan
diperdengarkan mahasiswa lainnya. Mata kuliah ini membantu mahasiwa untuk BHS 4036
Kemahiran Membaca I
3
mengetahui bacaan berbahasa Arab yang belum diketahui
cara
membacanya,
sehingga
mahasiswa terbantu dalam menerjemahkannya. Mata kuliah ini menjelaskan kepada mahasiswa BHS 5040
Komposisi Bahasa Indonesia III
3
tentang
Pengantar Linguistik
2
seperti
kuliah
ini
memberikan
penjelasan
mengenai berbagai macam yang menyangkut kebahasaan. Mata
BHS 3126
paragraf,
deskripsi,argumentasi, narasi, dan sebagainya. Mata
BHS 2066
macam-macam
Teori dan Permasalahan penerjemahan Arab >< Indonesia II
3
kuliah
ini
memberikan
teori
dan
memperkenalkan berbagai hambatan yang terjadi dalam dunia penerjemahan serta memberikan praktek dari teori yang diberikan.. Mata
kuliah
ini
memperkenalkan
kepada
mahasiswa tentang aliran-aliran dalam ilmu IV
AKI 3004
Ilmu Kalam
2
kalam, tokoh-tokoh dan ajaran-ajaran yang dibawakan oleh masing-masing aliran dalam rangka memperluas wawasan di bidang aqidah Islam. Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya
INF 5078
Komputer dan Informatika
2
pembekalan
terhadap
mahasiswa
mengenai
pembekalan ilmu komputer dan informatika
59
sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikannya dalam menulis suatu karya tulis maupun proses editing teks terjemahan. Mata kuliah ini mengajarkan ragam dan struktur BHS 4011
Balaghah I
3
gaya bahasa dalam bahasa Arab khususnya dalam tema kesusteraan. Pada mata kuliah ini masih diorientasikan pada upaya
BHS 5037
Kemahiran Mendengar dan Berbicara II
3
pembekalan
terhadap
mahasiswa
mengenai mendengar dan membaca, yaitu dengan cara membuat sebuah karangan cerita berbahasa
Arab
kemudian
dibaca
dan
diperdengarkan mahasiswa lainnya. Mata kuliah ini membantu mahasiwa untuk mengetahui bacaan berbahasa Arab yang belum BHS 5036
Kemahiran Membaca II
3
diketahui
cara
membacanya,
sehingga
mahasiswa terbantu dalam menerjemahkannya dan menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan teks. Mata kuliah ini mengajarkan tentang morfologi dan sintaksis karena mempunyai kaitan yang
BHS 3056
Morfo-sintaksis I
2
sangat erat. Pada mata kuliah morfo-sintaksis yang pertama ini hanya menjelaskan morfologi atau pembentukan kata terlebih dahulu. Dalam mata kuliah ini mahasiswa belajar menerjemahkan
BHS 4068
Peristilahan I
3
teks
politik
dan
ekonomi
berbahasa Arab, sehingga mahasiswa dapat menemukan
istilah-istilah
politik
maupun
ekonomi dan dapat mengetahui padanannya dalam bahasa Indonesia. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan BHS 4065
Penerjemahan I (ArabIndonesia)
3
latihan menerjemahkan berbagai macam teks yang ada dalam sebuah diktat yang diberikan dosen yang bersangkutan.
V
FIL 0039
Filsafat Islam
2
60
Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep, proses, dan metodologi penelitian khususnya bidang linguistik dan penerjemahan yang pada ABI 3077
Metode Penelitian
3
gilirannya rancangan
mahasiswa
mampu
penelitian
dengan
membuat menganalisis
beberapa perilaku bahasa dan karya-karya penerjemahan. Mata kuliah ini mengajarkan ragam dan struktur BHS 5011
Balaghah II
3
gaya bahasa dalam bahasa Arab khususnya dalam tema kesusteraan. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan
BHS 4038
Kemahiran Menulis I
3
latihan mengarang suatu cerita dengan tata bahasa yang benar yang berlaku pada bahasa Arab. Mata kuliah ini mengajarkan tentang morfologi dan sintaksis karena mempunyai kaitan yang
BHS 4056
Morfo-Sintaksis II
2
sangat erat. Pada mata kuliah morfo-sintaksis yang kedua ini menjelaskan tentang sintaksis, yaitu hubungan antar kalimat. Dalam mata kulliah ini mahasiswa belajar menerjemahkan
BHS 5068
Peristilahan II
3
teks
politik
dan
ekonomi
berbahasa Arab, sehingga mahasiswa dapat menemukan
istilah-istilah
politik
maupun
ekonomi dan dapat mengetahui padanannya dalam bahasa Indonesia. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan BHS 5065
Penerjemahan II (ArabIndonesia)
3
latihan menerjemahkan berbagai macam teks yang ada dalam sebuah diktat yang diberikan dosen yang bersangkutan. Mata kuliah ini mengantarkan mahasiswa untuk
VI
AKH 4001
Akhlak Tasawuf
2
mengenal tokoh-tokoh filsafat Islam dan ajaranajaran yang mereka bawa dalam hal perpaduan antara nash dan akal.
BHS 5038
Kemahiran Menulis II
3
Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan latihan mengarang suatu cerita dengan tata
61
bahasa yang benar yang berlaku pada bahasa Arab. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan BHS 3082
Semantik I
2
pengetahuan dasar dalam mengartikan makna dlam suatu kata, kalimat, maupun teks dalam bahasa Indonesia. Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya terhadap mahasiswa mengenai menerjemahkan
BHS 5119
Penerjemahan Dokumen Akademik
3
suatu dokumen akademik, seperti ijazah maupun yang
lainnya
yang
bersangkutan
dengan
akademik. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan BHS 4015
Dasar-Dasar Korespondensi Arab
3
latihan membuat surat resmi maupun tidak dengan kerangka surat yang berlaku dalam budaya Arab. Dalam mata kuliah ini mahasiswa diberikan
VII
BHS 4082
Semantik II
2
pengetahuan dasar dalam mengartikan makna dlam suatu kata, kalimat, maupun teks dalam bahasa Arab. Dalam mata kuliah ini mahasiswa menyiapkan judul
yang
akan
diteliti,
kemudian
mempresentasikannya untuk diberikan koreksi ABI 8041
Seminar Skripsi
2
maupun masukan agar peneliannya lebih baik, setelah itu judul yang dinyatakan lolos oleh dosen mata kuliah tersebut, mahasiswa akan diberikan acc untuk kemudian diteliti. Mata
BHS 4127
Penerjemahan Dokumen Non- Akademik
3
kuliah
ini
memeberikan
latihan
menerjemahkan dokumen non-akademik seperti catatan buku harian seseorang dan biografi seseorang. Mata kuliah ini memberikan latihan mahasiswa
BHS 6129
Penerjemahan Prosedur Keparlementeran
BHS 6017
Editing
3
dalam
menerjemahkan
teks-teks
keparlementeran. 3
Mata kuliah ini diorientasikan pada upaya terhadap mahasiswa mengenai pengeditan suatu
62
tulisan
baik
karya
ilmiah
maupun
terjemahan agar sesuai dengan EYD. VIII
ABI 6016 ABI 9042
KKS Skripsi Total sks
III.
4 6 138
Tenaga Pengajar (dosen tetap) Dosen tetap dalam borang akreditasi BAN-PT adalah dosen yang diangkat dan
ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PT (Perguruan Tinggi) yang bersangkutan; termasuk dosen penugasan kopertis, dan dosen yayasan pada PTS dalam bidang yang relevan dengan keahlian bidang studinya. Seorang dosen hanya dapat menjadi dosen tetap pada satu perguruan tinggi, dan mempunyai penugasan kerja minimum 36 jam/minggu. Dosen tetap dipilah dam dua kelompok, yaitu: 1. Dosen tetap yang bidang keahliannya sesuai dengan PS (program studi) 2. Dosen tetap yang budang keahliannya di luar PS.
63
hasil
Data dosen yang bidang keahliannya sesuai dengan PS:
No.
Nama Dosen tetap
NIDN
Tgl. Lahir
Jabatan Akademik
Gelar Akademik
1
Achmad Satori
2006125501
6-12-1955
Guru Besar
Doktor
2
Ahmad Syatibi
2007075501
3-7-1955
Lektor Kepala
M. Ag.
3
Abdullah
2025086101
25-8-1961
Lektor Kepala
Doktor
4
Ikhwan Azizi
2016085701
16-8-1957
Lektor
MA
5
Sukron Kamil
2015066901
15-4-1969
Guru Besar
Doktor
6
7
8
Karlina Helmanita
Akhmad Saaehudin
M. Syarif Hidayatullah
2021017001
2005057001
2029127901
21-1-1970
5-5-1970
29-12-1979
Lektor
Lektor
Lektor
M. Ag.
Doktor
M. Hum.
Pendidikan S1 S2, S3 dan Asal PT S1Pendidikan Bahasa Arab IAIN Bandung S2 S3 Konsentrasi Bahasa Arab Universitas El- Menya Mesir S1 Sastra Arab IAIN Jakarta S2 Studi Islam UMJ S1 Sastra Arab IAIN Jakarta S2 Ilmu Agama Islam S3 Pengkajian Islam Kons. BSA UIN Jakarta S1 Sastra Arab IAIN Jakarta S2 BSA UIN Jakarta S1 Sastra Arab IAIN Jakarta S2 Islam dan Modernitas IAIN Jakarta S3 Pengkajian Islam Kons. BSA UIN Jakarta S1 Sastra Arab IAIN Jakarta S2 Pendidikan Islam IAIN Yogyakarta S1 Sastra Arab IAIN Jakarta S2 Kajian Islam kons. Tafsir Hadits IAIN Jakarta S3 Kajian Islam kons. BSA UIN Jakarta S1 BSA IAIN Jakarta
Bidang Keahlian Untuk Setiap Jenjang Pendidikan -Pend. Bahasa Arab -Bahasa Arab
-Bahasa Arab -Pemikiran Islam -Sastra Arab -Pemikiran Islam -Sastra Arab -Sastra Arab -Sastra Arab -Sejarah Islam -Sastra Arab -Bahasa Arab -Pendidikan Islam -Bahasa Arab -Tafsir Hadits -Linguistik Arab -Bahasa Arab
64
9
Darsita S
2007086101
7-8-1961
Lektor
M. Hum.
10
Abdul Wadud Kasyful Anwar
2001065701
1-6-1957
Asisten Ahli
M. Ag.
S2 Linguistik UI S1 Sastra Indonesia UI S2 Linguistik Univ. Samrarulangi S1 Bahasa dan Sastra Asing kons.Terjemah Univ. Al-Azhar Kairo S2 Kajian Islam Kons. Tafsir Hadits IAIN Jakarta
-Linguistik -Sastra Indonesia -Linguistik -Tarjamah
-Tafsir Hadits
Data dosen tetap yang bidang keahliannya di luar bidang PS:
No.
Nama Dosen
NIDN
Tgl. Lahir
Jabatan Akademik
Gelar Akademik
1
Ahmad Ismakun Ilyas
2005074901
5-7-1949
Lektor
Doktor
2
Imam Subchi
2010086701
10-8-1967
Lektor
M. Hum
Pendidikan S1,S2, S3, dan Asal PT S1 Syariah Univ. Al-Azhar Mesir S2 Pemikiran Islam IAIN Jakarta S3 Pengkajian Islam kons. Pemikiran Islam UIN Jakarta S1 SPI IAIN Jakrta S2 Antropologi UI
Bidang Keahlian Untuk Setiap Jenjang Pendidikan -Syariah -Pendidikan Bahasa Arab -Pemikiran Islam -SPI -Antropologi
65
B.
Profil Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
I.
Visi, Misi, dan Tujuan Prodi Pendidikan Bahasa Arab Penyusunan visi, misi, dan tujuan jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
diajukan oleh pihak jurusan pada rapat konsorsium jurusan PBA pada tanggal 08 April 2010 dengan agenda rapat pembahasan visi, misi dan evaluasi jurusan PBA. Penyusunan visi misi jurusan PBA merupakan perubahan dari visi misi sebelumnya. Perubahan inni merupakan usulan dari pihak jurusan, dosen, dan stakeholder dari sekolah-sekolah yang kemudian didiskusikan sebagai kelangsungan perbaikan dan pengembangan jurusan PBA. Visi Visi prodi Pendidikan Bahasa Arab adalah menjadi jurusan percontohan di bidang konten dan metodologi pembelajaran se-Indonesia dalam pengembangan pendidikan bahasa Arab pada tahun 2015. Misi Berdasarkan visi tersebut, maka misi prodi Pendidikan Bahasa Arab adalah sebagai berikut: 1. Mencetak lulusan yang berkapsitas intelektual terdepan dan memiliki keterampilan yang profesional serta memiliki keluhuran moral. 2. Menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran Bahasa Arab yang unggul, kompetitif dan profesional. 3. Memajukan Pendidikan Bahasa Arab sebagai institusi akademik yang terkemuka.
66
4. Mengembangkan Bahasa Arab sebagai wacana keilmuan, pengembangan studi Islam yang berbasisi penguasaan literatur Arab, kemampuan berkomunikasi, tradisi penelitian, dan profesi kependidikan masa depan dalam lingkup nasional.24
Tujuan Mengacu pada visi dan misi yang sudah dipaparkan di atas, maka prodi Pendidikan Bahasa Arab mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Menghasilkan tenaga kependidikan atau guru yang unggul, kompetitif dan profesional di bidang Bahasa Arab. 2. Terwujudnya jurusan Bahasa Arab yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil. 3. Menghasilkan lulusan yang menguasai Bahasa Arab secara aktif-produktif dalam kominikasi, baik lisan maupun tulisan. 4. Menghasilkan lulusan yang mampu meneliti dan mengembangkan ilmu bahasa Arab. 5. Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan model pembelajaran bahasa Arab yang efektif di lembaga pendidikan.25 II.
Kurikulum Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi, bahan kajian, maupun bahan pelajaran serta cara penyampaiannya, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi. Kurikulum seharusnya memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang mendukung tercapainya tujuan, terlaksanya misi, dan terwujudnya visi program studi. Kurikulum 24 25
Borang akreditasi program studi Pendidikan Bahasa Arab Borang akreditasi Jurusan Pendidikan Bahasa arab
67
memuat mata kuliah, modul, dan blok yang mendukung pencapaian kompetensi lulusan dan memberikan keleluasaan pada mahasiswa untuk memperluas wawasan dan memperdalam keahlian sesuai dengan minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi matakuliah, modul, blok, silabus, rencana pembelajaran, dan evaluasi. Oleh karena itu, idealnya setiap lembaga yang memiliki tujuan tertentu, mrmiliki kurikulum yang khas. Struktur kurikulum berdasarkan urutan mata kuliah semester demi semester:
Smt. I
II
Kode
Nama Mata Kuliah
Mata Kuliah
Bobot SKS
INF 3005
Apikasi Komputer (sertifikat)
0
BHS 5007
Bahasa Indonesia
2
BHS 3008
Bahasa Inggris I
2
ABI 3005
Ilmu Alamiah Dasar
2
BHS 4034
Istima
2
SAG 4041
Metodologi Studi Islam
2
BHS 3058
Muhadasah I
2
BHS 3060
Mutala’ah I
2
BHS 3061
Nahwu I
2
DIK 4069
Pendidikan Kewarganegaraan
2
BHS 3087
Sharf I
2
AKH 4001
Akhlak Tasawuf
2
BHS 4007
Bahasa Indonesia
0
BHS 4008
Bahasa Inggris II
2
BHS 4026
Ilm al-Ashwat
2
AKI 4004
Ilmu Kalam
2
BHS 3058
Muhadasah II
2
BHS 4060
Mutala’ah II
2
BHS 4061
Nahwu II
2
BHS 4087
Sharf II
2
HAD 4047
Ulumul Hadits (Takhrij al-Hadits)
2
QUR 4061
Ulumul Qur’an
2
SAR 6072
Ushul Fiqh
2
68
III
IV
V
BHS 5008
Bahasa Inggris III
2
DIK 4023
Filsafat Pendidikan
2
SAR 4005
Fiqh
2
DIK 4027
Ilmu Pendidikan Islam
2
BHS 5058
Muhadasah III
2
BHS 5060
Mutala’ah III
2
BHS 5061
Nahwu III
2
DIK 4073
Pengantar Ilmu Pendidikan
2
PSI 4061
Psikologi Umum
2
SEJ 4017
Sejarah Peradaban Islam
2
BHS 5087
Sharf III
2
BHS 6008
Bahasa Inggris IV (penguatan)
0
BHS 3011
Balaghah
2
DIK 4018
Evaluasi Pengajaran Bahasa Arab I
2
FIL 4011
Filsafat Ilmu
2
BHS 3031
Insya’i
2
DIK 4052
Metode Khusus Pendidikan Bahsa Arab
2
BHS 5058
Muhadasah IV
2
BHS 6060
Mutala’ah IV
2
BHS 6061
Nahwu
2
DIK 4097
Psikologi Pendidikan
2
STA 4013
Statistik Pendidikan
2
BHS 4011
Balaghah II
2
DIK 4018
Evaluasi Pengajaran Bahasa Arab II
2
BHS 4031
Insya’ II
2
ABI 4012
Kepramukaan
0
DIK 4048
Media Pengajaran Bahasa Arab
2
DIK 5052
BHS 4051
Metode Khusus Pendidikan Bahasa Arab II Metode Penelitian Bahasa dan Sastra Arab
2
2
BHS 6058
Muhadasah V
2
BHS 4059
Muqaddimah Ilm al-Lughah
2
BHS 4098
Tarjamah I
2
69
DIK 4122 VI
2
Balaghah III
2
BHS 4022
Fiqh al-Lughah I
2
BHS 4028
Ilm al-Dilalah
2
BHS 4030
Ilm al-Lughah al-Tathbiqi
2
BHS 5031
Insya’ III
2
DIK 5076
Pengembangan Kurikulum
2
DIK 5086
Perencanaan Pengajaran Bahasa Arab
2
BHS 4074
Psikologi Belajar Bahasa
2
BHS 5098
Tarjamah II
2
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa Arab II
2
ABI 3078
Bahsul Lughawi
2
BHS 5022
Fiqh al-Lughah II
2
SEN 4002
Kesenian (Khar’Araby)
2
DIK 5076
DIK 6091 ABI 6039
Pengembangan Kurikulum (Teks Bahasa Arab) Praktek Pengalaman Lapangan(Pengajaran Mikro)
2
2
Seminar Proposal Skripsi
0
Tadribas Lughawiyah
2
DIK 6093
Praktek Profesi Keguruan Terpadu
6
ABI 9042
Skripsi
6
VIII
Arab
BHS 5011
DIK 5122 VII
Telaah Kurikulum dan Buku Teks Bahasa
Total SKS
150
70
III.
Tenaga Pengajar (Dosen Tetap) Dosen tetap dalam borang akreditasi BAN-PT adalah dosen yang diangkat dan
ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PT (Perguruan Tinggi) yang bersangkutan; termasuk dosen penugasan kopertis, dan dosen yayasan pada PTS dalam bidang yang relevan dengan keahlian bidang studinya. Seorang dosen hanya dapat menjadi dosen tetap pada satu perguruan tinggi, dan mempunyai penugasan kerja minimum 36 jam/minggu.
71
Nama dosen tetap institusi yang terdaftar sebagai dosen tetap PS berdasarkan SK 034/DIKTI/Kep/2002 No.
Nama Dosen tetap
NIDN
Tgl. Lahir
Jabatan Akademik
Gelar Akademik
Pendidikan S1 S2, S3 dan Asal PT S1 IAIN Alaudin Makasar
1
2
3
4
5
Ahmad Thib Raya
D. Hidayat
Aziz Fahrurrozi
Moh. Matsna HS
Ahmad Dardiri
2021045501
2025014401
2009065201
2007085101
2001025401
21-4-1955
25-1-1944
9-6-1953
7-8-1951
1-2-1954
Guru Besar
Guru Besar
Guru Besar
Guru Besar
Lektor Kepala
Prof. Dr. MA
Prof. Dr. MA
Prof. Dr. MA
Prof. Dr. MA
Dr. MA
S2 IAIN Syarif Hdayatullah Jakarta S3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta S1 Bahasa Arab IAIN Jakarta S2 Ma’had Khortoum ad-Dauly li al-Lughah al-Arabiyah S3 Pasca Sarjana IAIN Jakarta S1 Pendidikan Bahasa Arab IAIN Jakarta S2 Pemikiran Islam IAIN Jakarta S3 Pemikiran Islam IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta S1 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta S2 Ma’had Khartoum International institut, Sudan S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta S1 Institut Pendidikan Darussalam dan IAIN Jakarta S2 IAIN Jakarta S3 Jamia Millia Islamia, New Delhi, India
Bidang Keahlian Untuk Setiap Jenjang Pendidikan -Bahasa dan Sastra Arab -Bahasa dan Sastra Arab -Bahasa dan Sastra Arab -Bahasa Arab -Bahasa Arab
-Bhasa Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Pemikiran Islam -Pemikiran Islam (kons. Bahasa Arab) -Pendidikan Bahasa Arab -Bahasa Arab -Bahasa Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Studi Islam -Arabic Department
72
6
Ahmad Sayuti Anshari N
2028085401
28-8-1954
Lektor Kepala
Dr. MA
7
Muhbib Abdil Wahab
2023106801
23-10-1968
Lektor Kepala
Dr. M. Ag
8
9
10
Syamsul Arifin
Zainal Mutaqqin
Ahmad Royani
2025105901
2031107201
2028046901
25-10-1959
21-10-1972
28-4-1969
Lektor
Lektor
Lektor
M. Pd
MA
M. Hum.
11
Siti Uriana Rahmawati
2004087002
4-8-1970
Lektor
M. Ag
12
Mukhson Nawawi
2013117301
13-9-1973
Asisten Ahli
MA
S1 Syariah Univ. Al-Azhar, Kairo, Mesir S2 Khartoum Internasional Institut for Arabic, Sudan S3 al-Quranul Karim and Islamic Sciences University, Sudan S1 Bahasa Arab Tarbiyah IAIN Jakarta S2 Studi Isla IAIN Jakarta S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
-Syariah Islamiyah
S1 Bahasa Arab Tarbiyah IAIN Jakarta S2 Pendidikan Bahasa UNJ
-Pendidikan Bahasa Arab
S1 Bahasa Arab Tarbiyah IAIN Jakarta S2 PPs UIN Jakarta S3 UIN Bandung (sedang Proses)
S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakrta S2 Linguistik UI S3 UIN Malang (dalam proses) S1 IAIN Sunan Ampel Malang S2 IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta S3 Universitas Negri Jakarta S1 Bahasa Arab Tarbiyah IAIN Jakarta
-Pendidikan Bahasa Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Pemikiran Islam -Pemikiran Islam (kons. Bahasa Arab)
-Pendidikan Bahasa -Pendidikan Bahasa Arab -Bahasa dan Sastra Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Linguistik -Pendidikan Bahasa Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Pendidikan Islam -Teknologi Pendidikan -Pendidikan Bahasa Arab
73
S2 PPs. UIN Jakarta Kons. BSA S3 UIN Malang (dalam proses)
13
14
15
Maswani
Toto Edidarmo
Ubaid Ridlo
2005057301
-
-
5-5-1973
25-2-1976
29-7-1977
Asisten Ahli
Asisten Ahli
Asisten Ahli
MA
MA
MA
S1 Bahasa Arab Tarbiyah IAIN Jakarta S2 PPs. UIN Jakarta kons. BSA S1 Bahasa Arab Tarbiyah IAIN Jakarta S2 PPs. UIN Jakarta kons. BSA S1 Bahasa Arab Tarbiyah IAIN Jakarta S2 PPs. UIN Jakarta kons. BSA
-Bahasa dan Sastra Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Bahasa dan Sastra Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Bahasa dan Sastra Arab -Pendidikan Bahasa Arab -Bahasa dan Sastra Arab
74
BAB IV Analisis Kemampuan Mahasiswa Jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab Semester VI Dalam Menerjemahkan Istilah Politik
A. Kemampuan Mahasiswa Tarjamah Semester VI Dalam Menerjemahkan Istilah Politik Dari pengalaman mahasiswa, hampir 100% mengatakan bahwa dalam menerjemahkan istilah politik mahasiswa merasa kesulitan. Tabel 1 Kesulitan dalam menerjemahkan istilah politik No. 15.
Pertanyaan
Jawaban
J
P
Ya
7
87,5%
Sedikit
1
12,5%
Tidak
-
-
8
100%
Tarjamah
VI
Apakah anda menemukan kesulitan ketika menerjemahkan istilah-istilah politik yang anda temukan dalam teks politik?
Jumlah Total
Dapat
disimpulkan
bahwa
mayoritas
mahasiswa
yang
mendapatkan kesulitan dalam menerjemahkan istilah politik yaitu sebanyak 87,5%. Penulis dapat berpandangan bahwa, mahasiswa masih belum dapat menerjemahkan istilah politik dengan baik.
41
1. Kemampuan Menerjemah Secara Umum Dalam hal ini,berikut data yang didapat penulis dalam meneliti kemampuan menerjemah secara umum. Tabel 2 Kemampuan mahasiswa dalam menerjemah Pertanyaan
No. 6.
Kemampuan mahasiswa
Jawaban
J
P
Sudah
1
12,5%
Sedikit
7
87,5%
Belum
-
-
8
100%
dalam menerjemahkan setelah berada di semester VI ?
Jumlah Total
Mahasiswa Tarjamah VI di dalam menerjemah mayoritas belum mampu, sehingga belum mencapai target rata-rata mahasiswa pada umumnya yang telah menginjak semester VI. Terlihat jelas dalam tabel yang sedikit menguasai persentasenya sebesar 87,5%.
Hal ini disebabkan malasnya
mahasiswa dalam latihan menerjemahkan, membuka kamus,dan bertanya pada dosen terkait. Mahasiswa biasanya menyerah sebelum berperang, dalam artian belum mencoba tapi sudah mengatakan tidak bisa. Pada tabel di atas penulis mengatakan bahwa, mayoritas mereka belum dapat menerjemahkan istilah politik dengan baik. Hal ini juga terjadi dalam menerjemahkan selain istilah politik, mereka juga mengalami kesulitan. Kenyataan ini dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
42
2. Kemampuan menerjemah istilah politik berdasarkan latihan I Dalam latihan I, penulis memberikan istilah-istilah politik untuk diterjemahkan. 5 dari 8 responden tidak mampu menerjemahkannya. Hal ini sama dengan data yang penulis dapat dari responden. Responden mengatakan bahwa dirinya memang sulit, tetapi ada yang berkata pada angket sulit, dalam kenyataannya dia mampu menerjemahkannya. Berikut adalah soal latihan yang diberikan oleh penulis kepada responden:
= ﻣﺤﺴﻮﺑﯿّﺔ
= إﺑﺪال
= ﺣﻤﻠﺔ
= إﺳﺘﻘﻄﺎب
= ﻣﺠﺪ ّد = اﻟﻤﺠﻠﺲ اﻟﻌﺴﻜﺮي اﻟﺤﺎﻛﻢ
= إﺷﻌﺎل = ﺗﺨﻮﯾﻒ
Berikut salah satu hasil terjemahan mahasiswa Tarjamah VI yang mampu menerjemahkan sesuai dengan isilah politik yang dimaksud: Amandemen Polarisasi Provokasi Intimidasi Nepotisme Kampanye Reformis Dewan militer
43
Ada juga mahasiswa yang mampu menerjemahkannya, akan tetapi belum sesuai dengan istilah politik yang dimaksud:
Mengganti
Menarik
Penyalaan
Ketakutan
Pilih Kasih
Penyerangan
Pembaharu
AKMIL
Memang dalam menerjemahkan istilah politik agak sulit, karena istilahistilah itu berangkat dari kata-kata yang umum kemudian dicari istilah yang dekat/sesuai dengan istilah-istilah politik yang berlaku. Letak kesalahan yang terjadi pada terjemahan di atas, yaitu pada semua kata yang diterjemahkannya masih menggunakan cara harfiah yang menyebabkan muncul terjemahan seperti di atas. Sesuai dengan bukti yang penulis temukan, bahwa penyebabnya ada pada penggunaan kamus yang tidak sesuai dengan apa yang seharusnya digunakan. Memang tidak dapat dipungkiri apabila kita menggunakan kamus yang tidak sesuai, maka akan muncul terjemahan seperti di atas. Seperti pada kata إﺷﻌﺎلyang diterjemahkan oleh salah satu dari mereka dengan terjemahan “penyalaan”, terjemahan tersebut jelas sekali terdapat dalam kamus seperti al ashri, al munawwir, dan kamus-kamus lain yang bersifat umum. Dilihat dari kejadian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa memang masalah yang terjadi ada pada kamus yang mereka pakai. Hal ini terjadi karena daya beli
44
mahasiswa terhadap kamus yang menurut penulis penting dimiliki oleh seorang penerjemah sangat kurang, sehingga mereka menerjemahkan dengan kamus yang mereka punya, meski tahu bahwa kamus yang mereka punya bukanlah kamus yang tepat. Tabel 3 Hasil dari jawaban latihan I No.
Pernyataan
21.
Mampu menerjemahkan sesuai dengan istilah politik yang
J
P
3
37,5%
3
37,5%
2
25%
8
100%
dimaksud. Mampu menerjemahkan tetapi belum sampai pada istilah politik yang dimaksud.
Tidak mampu menerjemahkan sama sekali. Jumlah total
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Jurusan Tarjamah Semester VI mayoritas dari mereka ada pada tahap mampu menerjemahkan, akan tetapi belum sampai pada istilah politik yang dimaksud. Hal ini terlihat bahwa persentasenya paling besar, yaitu sebesar 37,5%. 3. Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan II Dalam latihan II, penulis memberikan teks politik dengan istilah-istilah politik di dalamnya. Ini dilakukan agar penulis mengetahui apakah mereka mampu menerjemahkan teks politik beserta istilah-istilah politik dengan 45
tepat. Berikut teks politik yang diberikan penulis pada angket dalam latihan II beserta terjemahannya:
اﺳﺘﻔﺘﺎء ﺗﻌﺪﻳﻼت دﺳﺘﻮر ﻣﺼﺮ ﻫﺬا اﻟﺸﻬﺮ إن ا ﻠﺲ، ﺑﻌﺪ ﻟﻘﺎء ﻣﻊ ا ﻠﺲ اﻟﻌﺴﻜﺮي اﳊﺎﻛﻢ،ﻗﺎل ﻋﻀﻮ ﺑﺎﺋﺘﻼف ﺛﻮرة اﻟﺸﺒﺎب ﰲ ﻣﺼﺮ اﻻﺛﻨﲔ آذار اﳉــﺎري وإﺟـﺮاء اﻧﺘﺨﺎﺑــﺎت ﺑﺮﳌﺎﻧﻴــﺔ/ ﻣــﺎرس۱۹ ﻗــﺮ ر إﺟـﺮاء اﺳــﺘﻔﺘﺎء ﻋﻠــﻰ اﻟﺘﻌــﺪﻳﻼت اﻟﺪﺳــﺘﻮرﻳﺔ ﰲ .ﺣﺰﻳﺮان اﻟﻘﺎدم واﻧﺘﺨﺎﺑﺎت رﺋﺎﺳﻴﺔ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﺑﺴﺘﺔ أﺳﺎﺑﻴﻊ/ﰲ ﻳﻮﻧﻴﻮ Terjemahan: Referendum Amandemen Konstitusi Mesir Dilaksanakan Bulan Ini Salah satu anggota partai revolusi pemuda di Mesir setelah bertemu dengan dewan militer, pada hari senin menyatakan bahwa dewan militer telah memutuskan untuk mengadakan referendum untuk mengamandemen konstitusi pada tanggal 19 Maret, kemudian pelaksanaan pemilihan parlemen pada juni mendatang dan pemilihan presiden enam minggu berikutnya. Dan berikut adalah salah satu hasil terjemahan mahasiswa yang mampu menerjemahkan akan tetapi banyak kesalahan entah struktur maupun istilah politiknya:
Anggota anak muda menyetujui setelah pertemuan dengan dewan militer dalam dua batas, dewan telah menentukan pelaksanaan peraturan permintaan fatwa pada tanggal 19 Maret, pelaksanaan pemilihan berlin pada bulan juni dan pemilihan wakil. Letak kesalahan yang terjadi pada terjemahan di atas adalah tida k diterjemahkannya judul yang merupakan istilah-istilah politik, menerjemahkan istilah politik yang terdapat di dalam teks tidak tepat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya wawasan mahasiswa terhadap istilah-istilah politik, seperti pada kata “referendum” diartikan olehnya
46
“permintaan fatwa” hal ini membuat canggung, sehingga penulis merasa bahwa terjemahan tersebut tidak “total politik”. Selain itu pada kata ﺑﺮﳌﺎﻧﻴﺔyang olehnya diartikan “berlin” bukan “parlemen”. Kemudian kesalahan juga terjadi dalam menerjemahkan kata
ﻓﻲ ﻣﺼﺮ اﻻﺛﻨﻴﻦyang diartikan “dalam dua batas” yang seharusnya diterjemahkan “ pada hari senin” Dan berikut hasil terjemahan mahasiswa yang mampu menerjemahkan secara keseluruhan:
Salah satu anggota koalisi partai revolusi pemuda di Mesir setelah bertemu dengan departemen pertahanan pada hari senin mengatakan, bahwa departemen pertahanan telah menetapkan langkah-langkah referendum untuk mengamandemen undang-undang yang berlangsung pada 19 Maret. Departemen pertahanan juga menetapkan jadwal pemilihan parlemen pada Juni mendatang dan pemilihan presiden enam minggu pasca pemilihan parlemen. Tabel 4 Hasil jawaban dari latihan II No. 22.
Pernyataan Mampu menerjemah secara keseluruhan
J
P
2
25%
2
25%
3
37,5%
Mampu menerjemah hanya istilah politiknya saja Mampu menejemah tapi banyak yang salah(struktur & istilah politik)
47
Tidak mampu menerjemah sama sekali
1
12,5%
Jumlah Total
8
100%
Dapat disimpulkan, dari 8 responden, 2 responden yang tidak mampu menerjemah , 5 responden mampu menerjemah hanya istilah politik saja, dan 1 responden yang mampu menerjemah secara keseluruhan.
4. Kemampuan menerjemah berdasarkan latihan III Dalam latihan III, penulis memberikan kembali teks politik, tapi kali ini tingkat kesulitannya lebih dari teks politik yang sebelumnya pada latihan II. Hal ini dilakuakan agar tampak lebih jelas kemampuan menerjemah teks dan istilah politik yang mereka milliki. Berikut teks yang penulis cantumkan pada latihan III:
دﻋﻮات ﻟﻠﺘﻈﺎﻫﺮ ﻣﺠﺪدا ﺑﻄﺮاﺑﻠﺲ ﰲ،دﻋﺎ ﺷﺒﺎب ﰲ اﻟﻌﺎﺻﻤﺔ اﻟﻠﻴﺒﻴﺔ ﻃﺮاﺑﻠﺲ إﱃ اﻟﺘﻈﺎﻫﺮ ﻟﻠﻤﻄﺎﻟﺒﺔ ﺑﺈﺳﻘﺎط ﻧﻈﺎم اﻟﻌﻘﻴﺪ ﻣﻌﻤﺮ اﻟﻘﺬاﰲ وﺗﺸﻬﺪ ﻣﺪﻳﻨﺔ اﻟﺰاوﻳﺔ )ﻏﺮب( ﺗﺄﻫﺒﺎ،ﺣﲔ ﳜﻮض اﻟﺜﻮار ﰲ ﻣﺪﻳﻨﺔ ﻣﺼﺮاﺗﺔ ﻏﺮب ﻟﻴﺒﻴﺎ ﻣﻌﺎرك ﻛﺮ وﻓﺮ .ﻟﺼﺪ أي ﻫﺠﻮم ﳏﺘﻤﻞ ﻣﻦ اﻟﻘﻮات اﳌﻮاﻟﻴﺔ ﻟﻠﻘﺬاﰲ
Terjemahan: Seruan Demonstrasi Menuntut Revolusi di Tripoli Para pemuda di ibu kota Libya, Tripoli, berunjuk rasa demi menuntut jatuhnya rezim Khadafi. Pada saat terjadi pertempuran dengan pemberontak di kota Misrata bagian barat Libya, para muda berlarian, dan setiap sudut kota Zawiyah (barat) ikut bersiapsiap guna mengusir setiap serangan yang mungkin datang dari pasukan pro Khadafi. Berikut salah satu hasil terjemahan mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam menerjemahkannya:
48
- Seruan aksi dari akademisi bitrabilis Kalangan pemuda libia, trabilis menyerukan aksi untuk melawan kolonial jajakan Muammar Khadafi’ dalam aksi kali ini terlihat pemberontakan dibeberapa kota seperti Musratal, kejadian ini diperhatikan lebih oleh tentara kolonial militer milik Muammar Khadafi, mereka mencegah penyerangan aksi dari beberapa sudut. Dalam terjemahan di atas ada beberapa kesalahan yang terjadi, di antaranya tidak menguasai istilah politik dan teknik menerjemahkan nama diri. Hal itu bisa kita lihat pada kata
ﻣﺠﺪدا
yang diterjemahkan olehnya “akademisi” yang seharusnya diterjemahkan
“revolusi”. Kemudian menerjemahkan kata
ﺑﻄﺮاﺑﻠﺲ
menjadi “bitrabilis” yang
seharusnya diterjemahkan “di Tripoli”. Kedua kesalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya menguasai teori-teori penerjemahan khususnya teori cara menerjemahkan nama diri serta kurangnya antusias kepada mata kuliah penerjemahan yang berdampak pada kurangnya kosakata yang dimiliki, baik kata maupun istilah. Selain itu, seperti yang penulis katakan sebelumnya bahwa, salah menerjemahkan istilah politik penyebab pokoknya, yaitu salah menggunakan jenis kamus dan kurangya wawasan mengenai istilah-istilah politik yang berlaku di Indonesia. Dan berikut hasil terjemahan mahasiswa yang mampu menerjemahkan:
- Seruan unjuk rasa menuntut revolusi di Tripoli Para pemuda menyerukan unjuk rasa menuntut penggulingan rezim diktator Muammar Khadafi di ibu kota Libia, Tripoli. Ketika bergulingnya seruan-seruan revolusi di kota Misrata, bagian barat Libya, pertempuran kembali terjadi. Sedangkan di kota Zawiya bagian barat terlihat kesiagaan untuk mencegah terjadinya serangan dari pasukan pendukung khadafi.
49
Tabel 5 Hasil jawaban dari latihan III No. 23.
Pernyataan Mampu menerjemah secara keseluruhan
J
P
1
12,5%
Mampu menerjemah hanya istilah politiknya saja Mampu menejemah tapi banyak yang 6
75%
Tidak mampu menerjemah sama sekali
1
12,5%
Jumlah Total
8
100%
salah(struktur, istilah politik, dan pesan)
Dari 8 responden, hampir seluruhnya mengalami kesulitan dalam menerjemahkan teks politik yang diberikan oleh penulis.
B. Hal-hal yang Mempengaruhi Kemampuan Menerjemah Mahasiswa Jurusan Tarjamah semester VI 1. Faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa Tarjamah dalam menerjemahkan Hal yang menjadi faktor kemampuan mahasiswa adalah dosen, diri sendiri, kurikulum, salah masuk jurusan dan fasilitas. Mayoritas mahasiswa mengatakan, hal itu merupakan faktor dosen yang telah banyak memberikan kontribusi besar terhadap mahasiswa, seperti memberi tugas-tugas kepada mahasiswa, memberi motivasi agar tetap semangat belajar mata kuliah yang telah ditetapkan oleh jurusan, membangun keistiqomahan dalam diri mahasiswa agar tetap berada dalam jurusan tarjamah dan sebagainya.
50
Disamping itu juga, tugas yang diberikan per
individual. Jadi, setiap
mahasiswa mempunyai tanggung jawab sendiri-sendiri, tidak mengandalkan teman-teman yang sudah mampu menerjemahkan. Ada yang mengatakan bahwa yang menjadi faktor kemampuannya adalah diri sendiri/mahasiswa. Hal ini terjadi, karena sedikit sekali yang berbasic kebahasaaan atau boleh jadi karena ketekunan mahasiswa dalam belajar dan selalu melatih keterampilannya dalam menerjemahkan setiap hari, karena untuk bisa mencapai tahap mahir, kita butuh kesabaran, keuletan, dan kemauan untuk bisa. Selain itu, ada juga yang mengatakan faktor yang mempengaruhinya adalah salah masuk jurusan. Hal ini terjadi karena ilmu yang mereka kuasai tidak sejalan atau berbeda dengan apa yang diberikan dalam jurusan tarjamah, sehingga mereka merasa tertinggal dengan yang lainnya dan tidak ada kemauan untuk mengejar ketertinggalannya sehingga menumbuhkan sikap acuh terhadap mata kuliah penerjemahan yang diberikan karena sudah tertanam perasaan mustahil baginya untuk dapat menguasai ataupun mampu menerjemah. Tabel 6 Faktor Kemampuan Menerjemah No. 7
Pertanyaan J
P
a. Faktor dosen
-
-
b. Diri sendiri
6
75%
Faktor apa yang mempengaruhi kemampuan menerjemah anda ?
51
c. Salah masuk jurusan
2
25%
d. Fasilitas
-
-
8
100%
Jumlah Total
Dapat disimpulkan bahwa, mereka mengaku faktor yang mempengaruhi kemampuan menerjemah mereka adalah diri mereka sendiri. 2. Tingkat kesukaan mahasiswa terhadap penerjemahan. Rasa suka terhadap mata kuliah penerjemahan juga dapat berpengaruh pada kemampuan mahasiswa. Karena semakin mereka merasakan suka terhadap penerjemahan semakin mereka termotivasi untuk mengkaji lebih dalam ilmu tentang penerjemahan kemudian menghasilkan terjemahan yang baik. Akan tetapi,
hal ini agak sedikit aneh dengan data yang penulis
dapatkan, karena mayoritas mahasiswa Tarjamah VI suka terhadap mata kuliah penerjemahan, tapi hasil terjemahan yang mereka hasilkan belum tercermin dengan apa yang mereka katakan bahwa ia menyukai mata kuliah penerjemahan. Dari penglihatan penulis, mahasiswa Tarjamah VI sebenarnya mampu menerjemah dengan baik karena penulis melihat dasar-dasar bahasa Arab yang mereka miliki sangatlah mumpuni, akan tetapi penulis melihat mereka mempunyai tingkat kemalasan yang sangat tinggi. Hal ini terbukti dalam tabel di bawah ini.
52
Tabel 7 No. 2.
Pertanyaan J
P
a. Suka
7
87,5%
b. Sedikit Suka
1
12,5%
c. Tidak Suka
-
-
8
100%
Apakah anda menyukai mata kuliah penerjemahan?
Jumlah Total
3. Respon terhadap mata kuliah penerjemahan. Setelah mengetahui tingkat kesukaaan mahasiswa Tarjamah semester VI, agar lebih jelas kita menegetahui respon yang diberikan dalam mata kuliah penerjemahan, karena apabila hanya suka pada mata kuliah penerjemahan saja, tetapi tidak diikuti dengan respon yang baik, entah itu karena sikap dosennya atau yang lainya, itu akan berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa tersebut. Mahasiswa jurusan Tarjamah VI (semester enam) umumnya sangat antusias terhadap mata kuliah penerjemahan, tetapi ada beberapa yang merespon biasa saja. Ini yang harus dihindari karena dengan respon yang biasa saja, berarti kita tidak bersungguh-sungguh dalam mendalami ilmu tersebut.
53
Tabel 8
No. 3.
Pertanyaan Bagaimana respon anda J
P
a. Antusias
5
62,5%
b. Biasa Saja
3
37,5%
c. Tidak Suka
-
-
8
100%
terhadap mata kuliah penerjemahan ?
Jumlah Total
Dari data yang didapat, dapat disimpulkan bahwa mereka antusias pada mata kuliah penerjemahan. Hal ini terlihat dari persentasenya sebesar 62,5%.
C. Faktor yang Membuat Mahasiswa Lemah Dalam Menerjemahkan Istilah Politik. 1. Latar belakang pendidikan mahasiswa tarjamah VI sebelum kuliah. Dilihat dari latar belakang pendidikan, mahasiswa Tarjamah semester VI mayoritas berlatar belakang pendidikan Madrasah Aliyah (MA) dan SMA. Hal ini yang menjadi salah satu faktor ketidakmampuan mahasiswa dalam menerjemah, sedangkan yang dari pesantren hanya sedikit(37,5%). Hal ini juga menyebabkan sedikitnya mahasiswa yang mampu dalam menerjemah. Jika di pesantren bahasa Arab merupakan santapan sehari-hari, apalagi yang namanya ilmu nahwu dan sharaf yang menjadi ilmu alatnya. Ditunjang dengan
54
setiap harinya santri berbicara dengan menggunakan bahasa asing (Arab dan Inggris) yang biasanya diterapkan pada pondok pesantren modern. Namun jika non pesantren atau aliyah dan SMA, ilmu bahasa dan ilmu umum seimbang. Terkadang ada yang lebih banyak menerima ilmu umumnya dari pada ilmu agama dan bahasanya. Untuk mengatasi masalah tersebut adakalanya apabila kita malas membaca dalam bahasa arab setidaknya dibayar dengan membaca apa saja yang berbahasa Indonesia sebagai penggantinya karena untuk menerjemahkan istilah politik harus benar-benar mempunyai wawasan yang luas agar dapat mengetahui istilah politik apa yang dimaksud. Tabel 9
Latar belakang pendidikan mahasiswa Tarjamah VI No.
Pertanyaan
8.
Sebelum anda masuk jurusan ini,
J
P
a. SMA
2
25%
b. Pesantren
3
37,5%
c. MA
2
25%
d. Dll
1
12,5%
8
100%
apa latar belakang sekolah anda ?
Jumlah Total
2. Jumlah kamus yang dipakai dalam menerjemahkan istilah dan teks politik. Mahasiswa tarjamah semester VI masih belum mengetahui fungsi jumlah kamus yang dipakai, mereka beranggapan bahwa di dalam satu kamus banyak 55
berisi jenis kata. Jadi, mereka hanya membutuhkan satu jenis kamus untuk mengartikan semua jenis kata yang ada pada semua macam teks. Anggapan seperti itu sangat fatal akibatnya apabila mereka ingin menjadi seorang penerjemah. Dalam kegiatan menerjemah, jumlah kamus yang dipakai haruslah banyak(berbagai macam), karena dengan begitu kita mempunyai diksi yang banyak untuk memilah-milah kata untuk dialihkan sedekat-dekatnya sesuai dengan apa yang dimaksud dan sesuai dengan macam/jenis teks yang sedang diterjemahkan. Selain itu, mereka juga harus meningkatkan daya beli kamus yang sangat rendah karena apabila setelah lulus nanti mereka bercita-cita menjadi seorang penerjemah, kamus merupakan senjata yang selalu dipakai dan dibawa oleh seorang penerjemah. Tabel 10 Jumlah Kamus yang Dipakai No.
Pertanyaan
16.
Berapa biasanya anda J
P
a. Satu
5
62,5%
b. Dua
2
25%
c. Tiga atau lebih
1
12,5%
Jumlah Total
8
100%
menggunakan kamus dalam menerjemahkan istilah politik ?
Dapat disimpulkan bahwa, kebanyakan dari mereka menggunakan satu kamus dalam menerjemahkan, hal ini terlihat pada tabel di atas.
56
3. Jenis Kamus yang Dipakai dalam menerjemahkan istilah dan teks politik Mahasiswa tarjamah VI umumnya sudah mengenal kamus apa yang harus digunakan dalam menerjemahkan istilah-istilah dan teks politik hanya saja masih ada beberapa dari mereka memakai kamus yang seharusnya digunakan untuk menerjemahkan kata yang masih umum seperti al-Munawir dan Mahmud Yunus yang berimbas pada penerjemahan istilah-istilah politik yang sangat buruk. Tidak disalahkan apabila mahasiswa menggunakan kamus tersebut untuk menerjemahkan istilah politik, akan tetapi alangkah baiknya tidak langsung memakai terjemahan yang disajikan kamus tersebut, karena kebanyakan terjemahan kamus tersebut masih bersifat umum yang hanya boleh digunakan untuk mencari patokan atau padanan yang sesuai dengan istilah politik yang dimaksud. Tabel 11 No. 17.
Pertanyaan Kamus apa yang anda gunakan J
P
4
50%
3
37,5%
c. Mahmud Yunus
1
12,5%
Jumlah Total
8
100%
dalam menerjemahkan istilah politik ? sebutkan! a. Kamus istilah politik dan ekonomi b. Al-Munawir, al-Ashri, al- Wasit
57
D. Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Semester VI Dalam Menerjemahkan Istilah Politik Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab semester VI (PBA VI) juga hampir 100% mengatakan bahwa dalam menerjemahkan istilah politik mengalami kesulitan. Dari 40 responden, 29 responden mengatakan sulit.
Tabel 1 Kesulitan dalam menerjemahkan istilah politik No. 15.
Pertanyaan Apakah anda
Jawaban
J
P
Ya
5
62,5%
Sedikit
2
25%
Tidak
1
12,5%
8
100%
menemukan kesulitan ketika menerjemahkan istilah-istilah politik yang anda temukan dalam teks politik
Jumlah Total
Dilihat dari tabel di atas, penulis dapat beranggapan bahwa mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab belum mampu untuk menerjemahkan istilah-istilah politik dengan baik.
58
1.
Kemampuan menerjemah secara keseluruhan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab mayoritas juga masih belum baik dalam menerjemahkan di luar istilah-istilah politik untuk mahasiswa semester VI. Tabel 2
Kemampuan Mahasiswa dalam Menerjemah Pertanyaan
No. 6.
Kemampuan mahasiswa
Jawaban
J
P
Sudah
1
12,5%
Sedikit
4
50%
Belum
3
37,5%
8
100%
dalam menerjemahkan setelah berada di semester VI ?
Jumlah Total
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Mengakui masih sedikit memiliki kemampuan menerjemah. . Hal ini disebabkan oleh mata kuliah penerjemahan yang baru mereka dapatkan di semester VI. Sehingga mereka masih belum terlalu banyak mengetahui teoriteori serta langkah-langkah yang dipergunakan dalam proses penerjemahan.
2.
Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan I Dalam latihan I, penulis memberikan istilah-istilah politik untuk kemudian diterjemahkan oleh responden. Berikut istilah-istilah politik yang diberikan penulis kepada responden:
59
= ﻣﺤﺴﻮﺑﯿّﺔ
= إﺑﺪال
= ﺣﻤﻠﺔ
= إﺳﺘﻘﻄﺎب
= ﻣﺠﺪ ّد
= إﺷﻌﺎل
= اﻟﻤﺠﻠﺲ اﻟﻌﺴﻜﺮي اﻟﺤﺎﻛﻢ
= ﺗﺨﻮﯾﻒ
Berikut hasil terjemahan mahasiswa yang kurang mampu menerjemahkan istilah politik dengan tepat pada angket yang diberikan penulis : -
Pengganti
-
Penguasa
-
Pembakaran
-
Ancaman
-
Fanatik
-
Perang
-
Pembaharuan
-
Mahkamah agung
Seperti yang sudah dikatakan oleh penulis sebelumnya, bahwa memang dalam menerjemahkan istilah politik agak sulit, karena istilah-istilah itu berangkat dari katakata yang umum kemudian dicari istilah yang dekat/sesuai dengan istilah-istilah politik yang berlaku. Seperti yang penulis katakan bahwa, hal ini terjadi pula pada mahasiswa PBA VI, yaitu penggunaan kamus yang tidak tepat. Akan tetapi, mahasiswa PBA VI memang belum dikenalkan kamus yang seharusnya digunakan untuk menerjemahkan istilah politik. Sehingga mereka menerjemahkan mengunakan kamus umum atau menerjemahkan dengan kata apa yang mereka ketahui sebelumnya.
60
Seperti kata
ﺣﻤﻠﺔ
yang diterjemahkan olehnya dengan kata “perang”. Memang tidak
dapat disalahkan secara mutlak bahwa benar adanya
ﺣﻤﻠﺔ
diterjemahkan “perang”,
akan tetapi penulis meminta responden untuk menerjemahkannya ke dalam istilah politik, bukan menerjemahkan dengan terjemahan yang bersifat umum/luas. Tabel 3
Hasil dari jawaban latihan I No.
Pernyataan
21.
Mampu menerjemahkan sesuai dengan istilah politik yang
J
P
-
-
8
100%
-
-
8
100%
dimaksud. Mampu menerjemahkan tetapi belum sampai pada istilah politik yang dimaksud.
Tidak mampu menerjemahkan sama sekali. Jumlah total
Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab semester VI pada angket yang diberikan penulis, bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menerjemahkannya. Hal ini terbukti dari 8 responden hampir seluruhnya tidak mampu menerjemahkannya.
61
3.
Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan II Dalam latihan II, penulis memberikan teks politik dengan istilah-istilah politik di dalamnya. Ini dilakukan agar penulis mengetahui apakah mereka mampu menerjemahkan teks politik beserta istilah-istilah politik dengan tepat. Berikut teks dan terjemahan yang diberikan penulis:
اﺳﺘﻔﺘﺎء ﺗﻌﺪﻳﻼت دﺳﺘﻮر ﻣﺼﺮ ﻫﺬا اﻟﺸﻬﺮ إن ا ﻠﺲ، ﺑﻌﺪ ﻟﻘﺎء ﻣﻊ ا ﻠﺲ اﻟﻌﺴﻜﺮي اﳊﺎﻛﻢ،ﻗﺎل ﻋﻀﻮ ﺑﺎﺋﺘﻼف ﺛﻮرة اﻟﺸﺒﺎب ﰲ ﻣﺼﺮ اﻻﺛﻨﲔ آذار اﳉــﺎري وإﺟـﺮاء اﻧﺘﺨﺎﺑــﺎت ﺑﺮﳌﺎﻧﻴــﺔ/ ﻣــﺎرس۱۹ ﻗــﺮر إﺟـﺮاء اﺳــﺘﻔﺘﺎء ﻋﻠــﻰ اﻟﺘﻌــﺪﻳﻼت اﻟﺪﺳــﺘﻮرﻳﺔ ﰲ .ﺣﺰﻳﺮان اﻟﻘﺎدم واﻧﺘﺨﺎﺑﺎت رﺋﺎﺳﻴﺔ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﺑﺴﺘﺔ أﺳﺎﺑﻴﻊ/ﰲ ﻳﻮﻧﻴﻮ Terjemahan: Referendum Amandemen Konstitusi Mesir Dilaksanakan Bulan Ini Salah satu anggota partai revolusi pemuda di Mesir setelah bertemu dengan dewan militer, pada hari senin menyatakan bahwa dewan militer telah memutuskan untuk mengadakan referendum untuk mengamandemen konstitusi pada tanggal 19 Maret, kemudian pelaksanaan pemilihan parlemen pada juni mendatang dan pemilihan presiden enam minggu berikutnya.
Berikut hasil terjemahan mahasiswa yang mampu menerjemahkan, tetapi banyak terjadi kesalahan:
-
Pertemuan rancangan undang-undang Mesir Anggota revolusi pemuda Mesir mengatakan setelah bertemu dengan pengadilan militer, pengadilan militer melaporkan pertemuan membahas undang-undang pada 19 Maret.
62
-
Fatwa tentang keadilan bulan ini di Mesir Seorang anggota mengatakan, 2 orang pemuda Mesir telah bertemu dengan departemen pertahanan, mereka mengatakan fatwa terhadap UU peradilan dilakukan pada tanggal 19 Maret.
Kesalahan yang terjadi pada terjemahan di atas, yaitu pada kata اﺳﺘﻔﺘﺎءyang mereka terjemahkan “pertemuan” dan “fatwa”. Hal ini dapat terjadi karena banyak dari mereka yang merasa mempunyai pengetahuan yang baik tentang arti dari kata-kata yang terdapat pada teks, sehingga mereka merasa percaya diri menerjemahkan katakata tersebut sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki, walaupun kata-kata tersebut bersifat umum bahkan salah. Hal ini terlihat pada saat mereka melakukan kegiatan penerjemahan pada latihan-latihan yang terdapat pada angket, kebanyakan dari mereka tidak memakai kamus. Selain itu kesalahan terjadi pada kata
ﺗﻌﺪﯾﻼت
yang diartikan/diterjemahkan olehnya “rancangan” dan “peradilan”. Tabel 4 Hasil jawaban dari latihan II No. 22.
Pernyataan
J
P
-
-
4
50%
3
37,5%
Tidak mampu menerjemah sama sekali
2
25%
Jumlah Total
8
100%
Mampu menerjemah secara keseluruhan Mampu menerjemah hanaya istilah politiknya saja Mampu menejemah tapi banyak yang salah(struktur, istilah politik, dan pesan)
63
Dari 8 responden, 2 orang tidak mampu sama sekali menerjemah, 4 mahasiswa yang mampu menerjemahkan istilah politiknya saja, dan 3 orang mampu menerjemahkan, tetapi banyak terjadi kesalahan.
4.
Kemampuan Menerjemah Istilah Politik Berdasarkan Latihan III Dalam latihan III, masih pada angket/kuesioner yang sama, yaitu teks politik yang berisi istilah-istilah politik di dalamnya. Dibandingkan dengan teks yang ada pada latihan II, tingkat kesulitan teks politik yang terdapat pada latihan III lebih sulit. Berikut teks politik yang diberikan penulis pada latihan III:
دﻋﻮات ﻟﻠﺘﻈﺎﻫﺮ ﻣﺠﺪدا ﺑﻄﺮاﺑﻠﺲ ،دﻋﺎ ﺷﺒﺎب ﰲ اﻟﻌﺎﺻﻤﺔ اﻟﻠﻴﺒﻴﺔ ﻃﺮاﺑﻠﺲ إﱃ اﻟﺘﻈﺎﻫﺮ ﻟﻠﻤﻄﺎﻟﺒﺔ ﺑﺈﺳﻘﺎط ﻧﻈﺎم اﻟﻌﻘﻴﺪ ﻣﻌﻤﺮ اﻟﻘﺬاﰲ ( وﺗﺸﻬﺪ ﻣﺪﻳﻨﺔ اﻟﺰاوﻳﺔ )ﻏﺮب،ﰲ ﺣﲔ ﳜﻮض اﻟﺜﻮار ﰲ ﻣﺪﻳﻨﺔ ﻣﺼﺮاﺗﺔ ﻏﺮب ﻟﻴﺒﻴﺎ ﻣﻌﺎرك ﻛﺮ وﻓﺮ .ﺗﺄﻫﺒﺎ ﻟﺼﺪ أي ﻫﺠﻮم ﳏﺘﻤﻞ ﻣﻦ اﻟﻘﻮات اﳌﻮاﻟﻴﺔ ﻟﻠﻘﺬاﰲ Berikut ini hasil terjemahan mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab yang hanya mampu menerjemah istilah politiknya saja: -
Seruan demonstrasi pembaharuan di Tripoli Pemuda di ibu kota Libia (Tripoli) menyeru untuk melakukan demonstrasi untuk menghentikan pemerintahan Muammar Khadafi.......... Selain itu, inilah hasil terjemahan mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab VI yang
mampu menerjemahkan, tetapi banyak kesalahan:
64
-
Dakwah terang-terangan pembaharu Pemuda ibu kota Libya mengajak secara terang-terangan untuk berikrar kepada peraturan aqidah Muammar Khadafi..... Kesalahan yang terjadi pada kedua terjemahan di atas alaha pada kata
ﻣﺠﺪدا
yang diartikan “pembaharuan” dan “pembaharu”. Untuk kata
“pembaharuan” penulis merasa tidak terlalu jauh, hanya kurang pas atau tidak “total politik”. Sedangkan untuk terjemahan “pembaharu” agak sedikit jauh, karena yang dimaksud adalah tindakan revolusi bukan orang yang merevolusi (revolusioner). Kemudian kata دﻋﻮات
yang diterjemahkan “dakwah” dan
“seruan”. Hal ini disebabkan oleh kurangnya responden dalam memahami konteks. Menerjemahkan kata دﻋﻮاتdengan terjemahan “seruan” sebenarnya tidak salah, hanya saja menurut penulis lebih pasditerjemahkan dengan kata “ajakan”. Tabel 5 Hasil jawaban dari latihan III No. 23.
Pernyataan
J
P
-
-
1
12,5%
6
75%
Tidak mampu menerjemah sama sekali
1
12,5%
Jumlah Total
8
100%
Mampu menerjemah secara keseluruhan Mampu menerjemah hanaya istilah politiknya saja Mampu menejemah tapi banyak yang salah(struktur, istilah politik, dan pesan)
65
Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Semester VI kurang menguasai teori-teori penerjemahan. Terbukti dari 8 responden mahasiswa pendidikan bahasa Arab VI, 1 responden mampu menerjemahkan istilah politik saja, 6 responden mampu menerjemahkan, tetapi banyak kesalahan, dan 1 responden yang tidak mampu sama sekali.
E. Hal-hal yang Mempengaruhi Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Semester VI 1. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menerjemah Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan menerjemah diantaranya, faktor dosen, diri sendiri, salah masuk jurusan, kurikulum, dan fasilitas. Tabel 6 Faktor Kemampuan Menerjemah No. 7
Pertanyaan J
P
a. Faktor dosen
2
25%
b. Diri sendiri
3
37,5%
c. Salah masuk jurusan
1
12,5%
d. Fasilitas
2
25%
8
100%
Faktor apa yang mempengaruhi kemampuan menerjemah anda ?
Jumlah Total
Dilihat dari data yang didapat oleh penulis, mayoritas mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab VI mengatakan bahwa kemampuannya dalam menerjemah itu sedikit, hal itu dikarenakan oleh dirinya sendiri. Karena
66
memang pengkoreksian kemampuan harus dimulai dari diri sendiri, jangan kita langsung menyalahkan orang yang ternyata memang kita yang tidak mampu. Akan tetapi, ada beberapa mahasiswa yang mangatakan bahwa ia hanya mempunyai sedikit kemampuan menerjemah dikarenakan oleh faktor dosen.
2. Tingkat Kesukaan Mahasiwa pada Mata Kuliah Penerjemahan Pada umumnya, untuk bisa atau mampu kita harus suka dengan apa yang sedang kita kerjakan, begitu juga menerjemah. Untuk mencapai kemampuan menerjemah yang maksimal hal yang bisa mendorong adalah rasa suka atau rasa cinta kita terhadap kegiatan menerjemah tersebut. Penulis melihat tingkat kesukaan
mahasiswa pendidikan
bahasa
Arab terhadap
mata kuliah
penerjemahan cukup tinggi. Hal ini dapat terbukti pada tabel dibawah ini. Tabel 7 No. 2.
Pertanyaan J
P
a. Suka
5
62,5%
b. Sedikit Suka
2
25%
c. Tidak Suka
1
12,5%
8
100%
Apakah anda menyukai mata kuliah penerjemahan?
Jumlah Total
Dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan mahasiswa
Pendidikan
Bahasa Arab Semester VI cukup tinggi dan untuk menguasai dunia
67
penerjemahan mereka hanya tinggal mengaplikasikannya atas apa yang mereka dapat dalam mata kuliiah penerjemahan tersebut. 3. Respon Terhadap Mata Kuliah Penerjemahan Respon terhadap mata kuliah juga dapat mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan. Respon mahasiswa PBA VI pada mata kuliah penerjemahan mayoritas mengatakan biasa saja. Dari data itulah penulis beranggapan
bahwa
masalah kemampuan menerjemah
yang dihadapi
mahasiswa PBA VI ada pada respon mereka terhadap mata kuliah penerjemahan yang biasa saja, karena rasa suka terhadap mata kuliah penerjemahan yang tidak dibarengi oleh respon yang baik akan berdampak pada kemampuan terjemahan yang kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8 No. 3.
Pertanyaan Bagaimana respon anda J
P
a. Antusias
2
25%
b. Biasa Saja
6
75%
c. Tidak Suka
-
-
8
100%
terhadap mata kuliah penerjemahan ?
Jumlah Total
68
F. Faktor yang Membuat Mahasiswa Lemah Dalam Menerjemahkan 1. Latar Belakang Pendidikan Mahasiswa Hampir seluruh latar belakang pendidikan mahasiswa PBA VI adalah Madarasah Aliyah (MA). Ini yang menjadi faktor mengapa mahasiswa tersebut lemah dalam menerjemahkan, karena didalamnya mayoritas berasal dari MA yang pengetahuan tentang bahasa dan pengetahuan umumnya seimbang bahkan lebih condong kepada pengetahuan umumnya. Berikut data bukti latar belakang PBA VI. Tabel 9
Latar belakang pendidikan mahasiswa PBA VI No.
Pertanyaan
8.
Sebelum anda masuk jurusan ini,
J
P
a. SMA
2
25%
b. Pesantren
2
25%
c. MA
3
37,5%
d. Dll
1
12,5%
8
100%
apa latar belakang sekolah anda ?
Jumlah Total
Dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari mereka berlatar belakang sekolah umum, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA). Dan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam penerjemahan.
69
2. Jumlah Kamus yang Dipakai Jumlah kamus yang dipakai oleh mahasiswa jurusan PBA VI dalam menerjemahkan istilah politik tergolong lumayan, karena kebanyakan dari mereka menggunakan 2 (dua) kamus untuk menerjemahkan istilah politik. Tetapi, yang sangat disayangkan penulis, kamus yang dipakai mereka sangat kurang membantu dalam menerjemahkan istilah politik. Berikut data jumlah kamus yang dipakai mahasiswa jurusan PBA VI dalam menerjemahkan istilah politik. Tabel 10 Jumlah Kamus yang Dipakai No.
Pertanyaan
16.
Berapa biasanya anda J
P
a. Satu
2
25%
b. Dua
5
62,5%
c. Tiga atau lebih
1
12,5%
Jumlah Total
8
100%
menggunakan kamus dalam menerjemahkan istilah politik ?
3. Jenis Kamus yang Dipakai Inilah yang menurut penulis menjadi pangkal persoalan lemahnya terjemahan mahasiswa jurusan PBA VI, karena penulis melihat mereka belum banyak yang menegetahui keberadaan kamus yang harusnya digunakan dalam menerjemahkan istilah politik, yaitu kamus kontemporer istilah politik-
70
ekononomi. Seperti yang dikatakan penulis sebelumnya,
kebanyakan dari
mereka menggunakan kamus yang masih bersifat umum seperti, al-Munawir, al-Ashri, al-Bisri, verbace, dll. Kaberadaan kamus tersebut memang membantu, akan tetapi hanya mampu menemukan arti dari sebuah kata itu saja tanpa melihat istilah yang digunakan dalam dunia politik. Berikut data yang memperlihatkan kamus yang dipakai mahasiswa jurusan PBA VI dalama menerjemahkan istilah politik. Tabel 11 No.
Pertanyaan
17.
Kamus apa yang anda gunakan J
P
1
12,5%
6
75%
c. Mahmud Yunus
1
12,5%
Jumlah Total
8
100%
dalam menerjemahkan istilah politik ? sebutkan! a. Kamus istilah politik dan ekonomi b. Al-Munawir, al-Ashri, al- Wasit, al-Bisri
71
BAB V PENUTUP
Kesimpulan Mahasiswa Tarjamah semester VI umumnya berada pada level cukup dalam menerjemahkan istilah politik, akan tetapi untuk mahasiswa semester VI yang bergelut di bidang penerjemahan, kata “cukup” itu kurang pas diberikan untuk mereka yang harusnya dapat mencapai level istimewa atau sangat baik. Faktor yang mempengaruhi kesulitan mahasiswa Tarjamah VI dalam menerjemahkan istilah politik adalah latar belakang sekolah mereka yang mayoritas berasal dari SMA dan madrasah aliyah (MA), yang memberikan ilmu bahasa Arab maupun agama sedikit, dibandingkan ilmu pengetahuan umum. Selain itu, daya beli kamus mereka yang kurang, sehingga kamus yang mereka pakai untuk menerjemahkan istilah politik yang harusnya menggunakan kamus kontemporer istilah ekonomi-politik, terpaksa mereka menggunakan kamus yang bukan digunakan untuk menerjemahkan istilah maupun teks politik, meskipun mereka tahu jenis kamus yang harus dipakai adalah kamus kontemporer istilah ekonomi-politik. Hal itu terjadi karena kamus istilah tersebut tidak tersedia di perpustakaan fakultas. Hal lain yang mereka hadapi, yaitu pemakaian jumlah kamus yang sedikit, bahkan bergantung pada satu kamus yang seharusnya sebagai seorang penerjemah memakai banyak kamus sebagai referensi untuk diksi yang lebih banyak. Pemahaman ilmu nahwu dan semantik juga perlu dimiliki dalam menerjemahkan jenis teks maupun istilah apa saja, penulis melihat bahwa pemahaman ilmu nahwu mereka cukup mumpuni, akan tetapi pemahaman ilmu semantik mereka yang belum mumpuni. Sedangkan mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab semester VI (PBA VI) belum dapat menerjemahkan istilah dengan baik sesuai dengan apa yang dimaksud.
Sama
72
halnya dengan mahasiswa Tarjamah VI, faktor yang mempengaruhi sulitnya menerjemahkan istilah politik mahasiswa PBA VI, yaitu mayoritas mahasiswa mereka mempunyai latar belakang pendidikan berasal dari madrasah aliyah (MA) sehingga mereka kurang mampu menerjemahkan karena ilmu bahasa mereka yang tidak dipelajari secara mendalam dan tidak dipraktekan. Berbeda dengan jurusan Tarjamah VI, jurusan PBA VI memiliki kurikulum dimana mata kuliah penerjemahan, baru mereka dapat pada semester V. Hal ini merupakan salah satu sebab dimana mereka belum dapat menerjemahkan istilah maupun teks politik secara tepat, karena untuk mahir dalam menerjemah, kita harus menguasai teori kemudian sering dipraktekan. Selain itu, hal yang sama juga dialami oleh mahasiswa PBA VI, yaitu jenis kamus yang digunakan. Mereka menggunakan kamus yang bukan dipakai untuk mencari istilah politik yang pas dengan apa yang dimaksud. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan mereka tentang keberadaan kamus kontemporer istilah ekonomi-politik, tetapi perlu digaris bawahi bahwa bukan tidak boleh menggunakan kamus selain kamus kontemporer istilah tersebut. Hal lain yang dialami, yaitu jumlah pemakaian kamus mayoritas mahasiswa PBA VI yang minimal 2 kamus, hal ini sangat positif, akan tetapi kamus yang mereka pakai tidak satupun kamus istilah melainkan kamus yang mempunya arti atau makna yang masih luas atau umum. Setelah menyimpulkan kemampuan dan faktor yang mempengaruhi kesulitan dan kemudahan menerjemah istilah politik mahasiswa Tarjamah dan PBA VI dan melihat data yang didapat dalam menerjemahkan latihan I, II, dan III pada angket, kita dapat melihat bahwa jurusan Tarjamah “sedikit” lebih baik dibandingkan dengan jurusa PBA VI dalam menerjemahkan istilah politik. Akan tetapi,
hasil ini sama sekali tidak
membanggakan untuk jurusan Tarjamah malah justru sedikit mengecewakan karena, seharusnya mahasiswa Tarjamah VI dapat jauh lebih unggul dibandingkan mahsiswa PBA VI yang baru mendapatkan mata kuliah penerjemahan pada semester V dan tidak mengetahui keberadaan dari kamus kontemporer istilah ekonomi-politik. Hal ini harus
73
segera diperhatikan karena dengan hasil yang seperti ini, jurusan Tarjamah seperti sia-sia dibuat karena keahlian menerjemah Bahasa Arabnya tidak benar dimiliki oleh mahasiswanya, melainkan jurusan lain pun mampu memiliki keahlian tersebut, dalam hal ini mahasiswa Jurusan PBA VI. Walaupun secara pengetahuan penerjemahan jurusan lain tidak akan mendapatkannya lebih, dibandingkan dengan apa yang didapatkan dalam kelas Tarjamah, tetapi itu semua berujung pada satu muara, yaitu hasil terjemahan. Kemudian untuk mengatasi persoalan-persoalan yang nampak pada kedua jurusan tersebut, kedua jurusan haruslah memperbaiki sedini mungkin, agar tercapai visi serta misi yang masing-masing jurusan inginkan sebagaimana mestinya. Solusi yang dianjurkan penulis untuk jurusan Tarjamah, yaitu jurusan harus benar-benar memperhatikan perkembangan mahasiswanya, karena yang penulis lihat mahasiswa Tarjamah semester VI lebih mementingkan kegiatan mahasiswanya (UKM) di banding urusan kuliahnya, sehingga urusan kuliah mereka terbengkalai. Hal ini sangatlah mudah dilakukan mengingat jumlah mahasiswanya yang tidak terlalu banyak. Kemudian dosen atau tenaga pengajar mampu menciptakan suasana yang menarik antusias mahasiswa terhadap materi ataupun matakuliah yang sedang diberikan. Selain itu, penulis mengusulkan agar jurusan menyediakan layanan pembelian kamus secara kredit untuk meningkatkan daya beli kamus mahasiswa, karena tidak dapat dipungkiri bahwa harga 1(satu) buah kamus lumayan mahal dan tidak semua mahasiswa sanggup membelinya. Sedangkan solusi untuk jurusan PBA VI adalah dengan mengenalkan kamus istilah kepada mahasiswanya dan mengenalkan lebih dalam teori-teori penerjemahan.
74
DAFTAR PUSTAKA Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi. al-Ashri Kamus Kontemporer ArabIndonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 2003. Arif rokhman, Muh. Penerjemahan Teks Inggris: teori dan latihan. Yogyakarta: pyramid publisher, 2006. Borang Akreditasi Program Studi Pendidikan Bahasa Arab. Borang Akreditasi Program Studi Tarjamah. Buku Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Cohen, JM. Translation ‘The Ensiclopedia America International Ed’. New York: American Corporation, 1973. Hanafi, Nurrachman. Teori dan seni menenerjemahkan. NTT: Nusa Indah, 1986. Cet. Ke-1 Hidayatullah, Moch. Syarif. Tarjim al-An. Jakarta: Dikara, 2010. http://aljazeera.net Juaeni, M. Napis. Kamus Kontemporer Arab-Indonesia Istilah Politik-Ekonomi. Jakarta: Teraju, 2006. Kep. Mendikbud No. 0543a th. 1987. Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. Yogyakarta: pustaka widyatama, 2007.
75
Khursyid, Ibrahim Zaki. At Tarjamah wa Musykilatuhaa. Kairo: al Haiah al Misriyyah al Ammah lil kitaab, 1985. Michel, Dr. Shrym. Manhajut Tarjamah Attatbiqiyyah. Munawaroh. Skripsi, “kemampuan mahasiswa tarjamah dalam menerjemahkan nama diri”. Jurusan tarjamah fakultas adab dan humaniora universitas islam negeri syarif hidayatullah jakarta. Tahun 2008. Newmark, Peter, A Textbook of Translation. London: Prentice-Hall, 1998. Nida E. Dan Taber, charles A. The Theory and practice of translation. Leiden: E. J. Brill, 1969. Vol VIII. Panitia pengembangan Bahasa Indonesia Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1975. Pateda, Prof. Dr. Mansoer. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Rochayah, Machali. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo, 2000. Satori, Prof. Dr. Achmad. Problematika Menterjemah (Suatu Tinjauan Linguistik Kontrastif). Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997. Suryawinata, Zuchridin dan Hariyanto, sugeng. Translation:bahasa teori dan penuntun praktis menerjemahkan. Yogyakarta: kanisius, 2003.
76
Syihabuddin. Penerjemahan Arab Indonesia (teori dan praktek). Bandung: Humaniora, 2005. Wasito, Hermawan. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992. Widyamartaya, W. Seni Menerjemahkan. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
77
1. Identitas Responden Nama
:
Nim
:
Jurusan
:
Jenis Kelamin
:
2. Tujuan Kuisioner Dalam rangka tugas penyelesaian tugas skripsi, saya mohon kepada mahasiswa/I semester enam jurusan Tarjamah dan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk mengisi daftar pertanyaan ini sesuai dengan keadaan sebenarnya dan kemampuan Anda. 3. Petunjuk Pengisian Bacalah setiap pertanyaan secara teliti dan pahami, kemudian silanglah jawaban yang menurut Anda tepat dan sesuai kepribadian Anda dan isilah pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kemampuan Anda. 4. Pertanyaan 1. Sejauh mana Anda menguasai teori tarjamah ? a. Menguasai
b. Sedikit Menguasai
c. Tidak Menguasai
2. Apakah Anda menyukai mata kuliah penerjemahan ? a. Suka
b. Sedikit Suka
c. Tidak Suka
3. Bagaimana respon Anda terhadap mata kuliah penrjemahan ? a. Antusias
b. Tidak suka
c. Biasa saja
4. Menurut Anda, apakah mata kuliah penerjemahan itu sulit dipahami ?
78
a. Sulit
b. Sedikit sulit
c. Tidak sullit
5. Bagaimana dosen menyampaikan materi perkuliahan penerjemahan ? a. Memberi tugas kelompok
b. Tugas individu
c. Hanya
menyampaikan teori-teori 6. Setelah duduk di semester VI, apakah Anda sudah merasa bisa Menerjemahkan ? a. Sudah
b.Sedikit
c. Belum
7. faktor apa yang mempengaruhinya ? a. Faktor dosen
b. Diri sendiri
d. Kurikulum
e. Fasilitas
c. Salah masuk jurusan
8. Sebelum Anda masuk jurusan ini, apa latar belakang sekolah Anda ? a. SMA
b. Pesantren
c. MA
d. Dll : ……
9. Jurusan apa yang Anda ambil ketika masih duduk di bangku sekolah ? A. IPA
b. IPS
c. Bahasa
d. dll : ……
10. Menurut Anda, kesulitan apa yang sering Anda alami saat Menerjemahkan ? a. Padanan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Arab
b. Nahwu
c. Kasus budaya 11. sejauh mana anda mengetahui ilmu sharaf ?
79
a. Paham
b. Sedikit paham
c. Tidak paham
12. Tipe teks seperti apa yang sering diberikan dosen ? a. Mudah
b. Sulit
c. Sangat sulit
13. Apakah dosen pernah memberikan meteri tentang penerjemahan teks/istilah politik ? a. Pernah
b. Tidak pernah
14. Apakah anda pernah/mencoba menerjemahkan teks politik ? a. Pernah
b. Tidak pernah
15. Apakah Anda nenemukan kesulitan ketika menerjemahkan istilah-istilah Politik yang anda temukan dalam teks politik ? a. Ya
b.Sedikit
c. Tidak
16. Berapa biasanya Anda menggunakan kamus dalam menerjemahkan istilah Politik ? a. Satu
b. Dua
c. Tiga atau lebih
17. Kamus apa yang anda gunakan dalam menerjemahkan istilah politik ? Sebutkan ! …….. 18. sejauh mana pemahaman Anda terhadap ilmu semantik/dilalah a. Paham
b. Sedikit paham
?
c. tidak paham
19. Sejauh mana Anda mengetahui ilmu nahwu ? a. Paham
b. Sedikit paham
c. Tidak paham
80
20. Menurut Anda, kurikulum yang ada pada jurusan Anda sudah membantu Mahasiswa dalam menerjemah? a. Sudah
b. Sedikit membantu
c. Tidak membantu
Berilah Tanda Baca (Syakal) & Terjemahkanlah Kalimat-Kalimat Berikut Ini Sesuai Kemampuan Anda!
= إﺑﺪال
= إﺳﺘﻘﻄﺎب
= إﺷﻌﺎل
= ﺗﺨﻮﯾﻒ
= ﻣﺤﺴﻮﺑﯿّﺔ
= ﺣﻤﻠﺔ
= ﻣﺠﺪ ّد
= اﻟﻤﺠﻠﺲ اﻟﻌﺴﻜﺮي اﻟﺤﺎﻛﻢ
81
.22اﺳﺘﻔﺘﺎء ﺗﻌﺪﯾﻼت دﺳﺘﻮر ﻣﺼﺮ ھﺬا اﻟﺸﮭﺮ ﻗﺎل ﻋﻀﻮ ﺑﺎﺋﺘﻼف ﺛﻮرة اﻟﺸﺒﺎب ﻓﻲ ﻣﺼﺮ اﻻﺛﻨﯿﻦ ،ﺑﻌﺪ ﻟﻘﺎء ﻣﻊ اﻟﻤﺠﻠﺲ اﻟﻌﺴﻜﺮي اﻟﺤﺎﻛﻢ ،إن اﻟﻤﺠﻠﺲ ﻗﺮر إﺟﺮاء اﺳﺘﻔﺘﺎء ﻋﻠﻰ اﻟﺘﻌﺪﯾﻼت اﻟﺪﺳﺘﻮرﯾﺔ ﻓﻲ 19ﻣﺎرس/آذار اﻟﺠﺎري وإﺟﺮاء اﻧﺘﺨﺎﺑﺎت ﺑﺮﻟﻤﺎﻧﯿﺔ ﻓﻲ ﯾﻮﻧﯿﻮ/ﺣﺰﯾﺮان اﻟﻘﺎدم واﻧﺘﺨﺎﺑﺎت رﺋﺎﺳﯿﺔ ﺑﻌﺪ ذﻟﻚ ﺑﺴﺘﺔ أﺳﺎﺑﯿﻊ.
...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... ...................................................................................................... 23دﻋﻮات ﻟﻠﺘﻈﺎھﺮ ﻣﺠﺪدا ﺑﻄﺮاﺑﻠﺲ دﻋﺎ ﺷﺒﺎب ﻓﻲ اﻟﻌﺎﺻﻤﺔ اﻟﻠﯿﺒﯿﺔ طﺮاﺑﻠﺲ إﻟﻰ اﻟﺘﻈﺎھﺮ ﻟﻠﻤﻄﺎﻟﺒﺔ ﺑﺈﺳﻘﺎط ﻧﻈﺎم اﻟﻌﻘﯿﺪ ﻣﻌﻤﺮ اﻟﻘﺬاﻓﻲ ،ﻓﻲ ﺣﯿﻦ ﯾﺨﻮض اﻟﺜﻮار ﻓﻲ ﻣﺪﯾﻨﺔ ﻣﺼﺮاﺗﺔ ﻏﺮب ﻟﯿﺒﯿﺎ ﻣﻌﺎرك ﻛﺮ وﻓﺮ ،وﺗﺸﮭﺪ ﻣﺪﯾﻨﺔ اﻟﺰاوﯾﺔ )ﻏﺮب( ﺗﺄھﺒﺎ ﻟﺼﺪ أي ھﺠﻮم ﻣﺤﺘﻤﻞ ﻣﻦ اﻟﻘﻮات اﻟﻤﻮاﻟﯿﺔ ﻟﻠﻘﺬاﻓﻲ.
................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ................................................................................................................. ..........................................................................
!Tuliskan kamus yang anda gunakan dalam menerjemahkan teks di atas ..........................................................................................................................................
82