w
w Jajat Burhanudin
com
m o c . f u saw
UH KEK a t u .ilm
w w w
ww
comPergumulan Elite Muslim dalam uf.com w a s a t u m l i . w}" w w i&
I
co m
m o c . uf
w a s a t u .ilm
w w w -*."
6
ff'ffi.ffi' =
ww
=*"1i 1::tr.::#:ffi;ii::.rr;,i
""'F*
co m
ww
m o c uf.
w a s uta
"ulama dan Kekuasasn adalah sebuah karya landmark y'ang mengungkapkan pergumulan elite Muslim secara komprehensif sejak akhir abad ke-19 sampai dekide awal abad ke-20, bahkan menjangkau era kontemporer. Karya ini memberi sumbangan signifikan ke arah pemahaman lebih baik dan akurat tentang arkeologi Islam lndonesia kontemporerl'
ww
m l i . w
Azra
-Azyumardi Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas lslam Negeri Syarif Hidayatullah (UlN), Jakarta
ww
w
w
m o peran penting memiliki dalam com c . flL,/Jtama f u lslam. Bermula dari pesantren dan madrasah-di w 'menjadi perhatian ,' membimbing a utama-ulama s a t u mperan strategis seperti' yang perjalanan bangsa; suatu l i . w elite di w w
sejarah umat mana umat kemudian tampil sebagai satu kekuatan sosial-politik yang ikut menentukan arah pernah diembannya saat menjadi kerajaan Nusantara pra-kolonial, di mana ulama menjadi rujukan penguasa terkait kebijakan negara. senantiasa
.'
ww
Buku ini berusaha menelusuri upaya para ulama membangun peran dan legitimasi sosio-intelektual dan budaya mereka di lndonesia. Satu 'poin penting untuk ditekankan adalah posisi strategis ulama ini tidak datang secara tiba-tiba. la merupakan hasil perjuangan panjang melewati berbagai proses perubahan sosial-politik dalam sejarah lndonesia-mulai dari masa awal perkembangan lslam, kolonialisme Belanda, jaringan dengan Timur Tengah, hingga zaman pergerakan; ,,, , s€rhudhya menjadi basis sosio'historis bagaimana elite Muslim initerus terlibat, dengan bahasa konseptual yang terus berubah, dalam penerjemahan dan peridefinisian lslam untuk kaum Muslim lndonesia, bahkan hingga kini.
co' m
co m
m o c . uf
w a s a t u .ilm
w w w
ww
m o c . uf
"tsuku ini bukanlah sebuah ensiklopedia, tetapi kekayaan informasi analitisnya bersifat ensiklopedis. Entah sambil lalu, entah secara mendalam, nyaris segala
w a s a t u .ilm lndonesia
dimensi dan dinamika keulamaan tidak dibiarkan berlilu begitu saja. 5emuanya dirangkai dalam format kesejarahan yang analitis; Sebuah 'sumbangan akademis yang sangat berharga dalam memahami sejarah intelektual lslam di tanah airi'
ww
Abdullah
-Taufik llmu Pengetahuan 'Ketua Komisi llmu Sosial,Akademi
w
co m
ww
"
m o c uf.
w a s uta
ww
mmrzan l i . w 4ft'
KHMANAH ILMU'ILMU ISLAM
5
ww
w
w
com a t u .ilm
m o c . f u saw
w w w
w
com
m o c . uf
w a s a t u v Kasih Ucapan Terima m l i . w xi Daftar Singkatan w w I
I
1. Pendahuluan | 1 . Tirjuan I 6 . Argumen Teoretis | 8 . Susunan Buku I 11
co m
m o c . uf
w a s a t u Angin: Ulama dan Bawah di 2. Islamisasi Negeri m l i . Politik Kerajaan w I . ww
co m
. .
. . . . .
w
15 Pembentukan Kerajaan |l17
Kontekstualisasi Bahasa Politik
Islam
123 Ashib al-Jhwiyindi Makkah: Menghubungkan Islam di Negeri Bawah Angin dengan Jantung Islam di Timur
w
m o c uf.
Tengah 129
Kadi dan Syaikhul Islam 137 Penghulu 142 Islamisasi Politik Kerajaan: Teks 145 Islamisasi Polidk Kerajaan: Diskursus 149 Ulama dan Raja 156
w a s uta
ww
m l i . w
w vii
w
w Jajat Burhanudin
m o com 3. Membangun Ranah: Ulama di NegeriufBawah c . Angin yangBerubah w a s . Berubah a t . u Baru m l . i Jawa lZl . w . . ww
w
4. Jaringan Timur Tengah dan Mengu^tny^ m m o o Diskursus Islam Berorientasi-Syariat . c c 195 f . u Madinah w . a s . a Haji I04 t u . Makkah m l i . . w w Termas .w
w
co m
co m
I 61
Kerajaan yang Sedang
I 61
Munculnya Panorama |169 Kasus Khusus di Membangun Ranah: Ulama Jawa dan Pesantren I 33
.
Surau: Pengalaman Minangkabau I 87 Dayah di Aceh I qt
Mendefinisikan Ulang Makkah dan
. . .
195 OrangArab di Nusantara | 101 Respons Kolonial terhadap I Terbentuknya Komunitas Jawi di | 108 Ulama Jawi di Makkah: Nawawi Banren dan Mahfudz | 113 Memperluas Jaringan: Catatan Awal Kehadiran Komunitas Jawi di Kairo | 118 Percetakan dan Penerbitan Kitab | 122 flansmisi dan Pembentukan Diskursus Islam Berorientasi-Fiqih 1127 Vernakularisasi Islam: Ulama dan tadisi Syarah I I34
m o c . uf
w a s a Elite Muslim 5. Kolonialisme dan Pembentukan t u Baru | 139 m l i . w Contoh ' . ww ,
. . . . . .
I I40
Aktivisme Anti-Kolonial: Beberapa Arus Radikal dalam Neo-Sufisme I I47 Sebuah Misi ke Makkah | 151 Kolonisasi Islam I I59 K.F. Holle | 161 Snouck Hurgronje I 165 Pusat Diskursus Kolonial: Penghulu I Said Oesman dan Orang Arab | 180
w
m o c uf.
tlZ
w a s uta
ww
m l i . w
w VIII
w
w lsi Buku
m o com6. Menjadi Komunitas Berbeda: DimensiuHistorisc . f Sosiologis Pesantren I lS7 w a s . a t u Darat m l . i . Jawa w . ww Ideal Menghubungkan Makkah dengan Lingkungan Pesantren;
.
com 7
.
. .
Islam
1208
Ulama dan Pembentukan Kaum Sanrri | 2I3 Makna islam bagi Praktik-praktik Ritual | 219
m o c . uf
w a s a t u .ilm Berubah
. . . .
Hindia Belanda yang Tengah Ide Kemajuan | 230
w w w
| 225
Islam dalam Diskursus Kemajuan | 235 Komunitas Jawi yang Berubah dan Tbmpilnya Ahmad
.
| 241 Membuka Gerbang Reformisme 1244 Kairo: Kota Modern dan Reformisme Islam | 252 Al-Afgani, Abduh, dan Ridha | 255 Dari Makkah ke Kairo: Pencarian Otoritas Keagamaan
m o c . uf
yang
Baru
1253
Komunitas Jawi di
Kairo
I ZZO
|
Menghubungkan Reformisme Kairo ke Asia Tenggara:
. . . . . . .
w
Khatib
w a s a t u .ilm Islam dan Terciptanya Ruang 8. Reformismew w Publik 279 w .
co m
w
Munculnya Arena Barur Hindia Belanda Modern dan Jaringan yang Berubah | 225
. . . .
co m
Khalil Bangkalan dan Saleh | 190 Mengintegrasikan Pesantren dengan Budaya | 196 Verbalisasi Kitab dan Terciptanya Sebuah Hubungan GuruMurid yang | 202 Asnawi Kudus dan tadisi Lisan dalam Pengajaran
w
Thaher Djalaluddin dan al-Imim 1279 Memperkenalkan Budaya Cetak dan Modernitas I zt+ Al-Munir dan Kaum Muda Sumatera Barat lZBT Munculnya Organisasi-organisasi Islam Modern I Z'lt Reformisme Islam Bergerak: Diskursus | 295
m o c uf.
w a s ta uKoran)
Sekolah I Aot
Media Cetak (Majalah dan | 305 Meningkatkan Reformisme: Penerbitan Buku-brrku
m l i . w
Islam I at t
ww
ix
w
com
com
w
w Iajat Burhanudin
' r
m o c 3I5 . f u saw
Reformisme Islam dan Terciptanya Ruang Publik | Kepemimpinan dan Suara Islam Baru: Sebuah
a t u m l i Modernitas: Gerakan Ulama di 9. Menegosiasikan . w Hindia wBelanda 1323 .w Contoh latl
Menghubungkan Ulama dengan Modernitas: Hasyim Asy'ari
. . . . . . .
dan'W'ahab
Hasbullah
I Zz+
Nahdhatul Ulama (NU): Lembaga Modern Muslim
tadisionalis
1331
Kaum Tua Sumatera Barat dan Jawa
m o c . uf
Barat | 339
Pembentukan Islam Thadisional: Ahlussunah wal
w a s a t u .ilm
Jamaah I YA
Praktik Ritual: Beberapa Contoh I ZSZ Kitab kuning | 357 Melestarikan Penulisan Kitab: Ihsan Jampes dan Ahmad
wXl w w Sanusi
I
Modernisasi Pesantren: Pembaruan Kaum tadisionalis dalam Pengajaran
Islam
w
1367
10.Ulama di Indonesia Kontemporer: Reflelsi ke m m Depan lZt o co c . f . Baru u w . a s NU ta . Lain mu il . .Depan w w w Catatan Akhir 1399
co m
w
I
Thntangan-tantangan lZZe Menegakkan Kembali Otoritas: Beberapa Pengalaman dari
1383 Ulama Refeksi ke
I
Zgt
| 395
Daftar Pustaka | 423 Indeks | 467 Biografi Penulis | 4Sl
w
m o c uf.
w a s uta
ww
m l i . w
w
w
w
com a t u .ilm
m o c . f u saw
w w w
com
w
ISLAM.'IsASI NEGERI DI
m o c . uf
BAWAH ANGIN:
w a s Kerajaan Ulama dan Politik a t u m l i . w w w
... Kadi, atau Uskup Agung, dengan otoritas dan petrgaruhnya, membujuk mereka lpara orang kay6 yaitu elite ekonomil urruk
co m
memperhatikan kebijaksanaan yang akan r-nenghilangkan semua kecemburuan mereka, yaitu meletakkan mahkota di atas kepala orang ha1,a tertentu, orang yang dalam semua pembagian ini ddak menggerakkan atau memengaruhi siapa pun bagi diti atau keluarganya, tetapi hidup dalam reputasi sebagai seorang lelaki yang aril berusia 70 tahun, dan menurunkan salah satu keluarga terhormat di antara orang Aceh (Beaulieu, 1744: I,
m o c . uf
w a s a t u .ilm
w w w /4/
co m
w
).
w
m o c uf.
i
Nusantara pra-kolonial-secara tradisional disebut "negeri di bawah angin" (the lands belou, the uirtd)-
w a s uta
hubungan erat ulama dan raja (penguasa) merupakan satu karakteristik menonjol. Gambaran Kerajaan Aceh dari Komodor Beaulieu, yang mengunjungi kerajaan tersebut pada
m l i . w
162!, sebagaimana dikutip di atas, hanyalah satu contoh. Di
ww
l5
w